Materi Suko HD 785-7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI INTERVIEW SUKO POWER LINE SPECIFICATION & GENERAL COMPONENT KODE UNIT & ENGINE Kode Unit HD 785-7 : HD : Heavy Duty Dump Truck (Kode Unit Komatsu) 785 : Kapasitas Muat = 785 x 0,1 = 78,5 Ton 7 : Modifikasi Kode Engine SAA12V140E-3 : S : Super Charger AA : Air to Air 12 : Jumlah Cylinder Liner V : V Engine 140 : Diameter Cylinder Liner E : Low Emition 3 : Modifikasi



GENERAL VIEW .



Page 1 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 2.1.1



DIMENSI4



Page 2 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO



Page 3 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO POWER TRAIN POWER TRAIN SKELETON 1 . Engine ( SAA12V140E- 3 ) 2 . Out put shaft. 3 . Front drive shaft. 4 . Brake cooling pump ( SAR(4)180+180 5 . Torque Converter Transmision Charge pump and brake cooling brake control pump 6 . PTO 7 . Torque Converter 8 . Transmisi 9 . Rear drive shaft 10. Differential gear 11. Drive shaft 12. Brake 13.Tire 14. Final drive 15. Parking brake 16. Steering hoist and hoist control pump (4)180+180(1)(6)



Page 4 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO ENGINE PENGERTIAN UMUM ENGINE (DASAR ENGINE) Devinisi Engine adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses tertentu,dimana proses thermis dirubah menjadi tenaga mekanis. Machine. Suatu unit secara keseluruhan yang mencakup dari engine sampai ke power train. Prinsip kerja diesel engine. Piston menghisap udara luar dan udara tersebut dimasukkan kedalam cylinder liner dan dikompressikan. Hasil kompressi tersebut mampu menaikkan temperature udara normal menjadi sangat tinggi yaitu berkisar antara 300 0 C s/d 4000 C, kemudian diinjeksikan bahan bakar, sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan tekanan sekitar 60 - 80 kg/cm2 dengan temperature 600 - 8000 C. Prinsip kerja gasoline engine. Udara luar yang dihisap piston akan dicampur dengan bahan bakar dalam cylinder liner oleh carburator dan dikompressikan oleh piston hingga mencapai temperature 100 - 1500 C, kemudian dipercikan api dari busi (spark plug), maka terjadilah pembakaran yang menghasilkan tekanan sebesar 30 – 60 kg/cm2 dengan temperature sekitar 1500 0 C. PRINSIP DASAR KERJA MOTOR DIESEL



Page 5 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Langkah kerja mesin 4 tak. 1. Intake stroke Intake valve terbuka, piston turun dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) menghisap udara kedalam cylinder. 2. Compressi stroke. Setelah piston turun sampai titik mati bawah (TMB), piston akan naik kembali ke (TMA) untuk memampatkan udara yang telah dihisap tadi. 3. Power stroke Setelah piston mencapai titik point yang telah ditentukan, bahan bakar di injeksikan kedalam ruang bakar dan terjadilah ledakan (power) yang mana piston pada kondisi ini turun kebawah. 4. Exhaust stroke Setelah langkah ini, piston akan naik kembali ke (TMA) untuk membuang gas / asap hasil dari pembakaran tadi. SISTEM ENGINE Dalam proses kerja engine, yang dimulai dari sejak pertama hidup, sampai dengan operasi penuh dan bisa bertahan lama, seperti yang kita saksikan selama ini pada operasionalnya hingga mencapai puluhan ribu jam kerja, dilengkapi dengan 5 sistem, yang saling mendukung dan sama sama sangat diperlukan. Andaikata salah satu sistem atau satu komponennya saja yang tidak bekerja normal, maka engine tersebut tidak bisa dioperasikan lagi. Adapun masing2 sistem mempunyai komponen2 tersendiri yang jumlahnya bervariasi. Sistem2 tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Sistem mekanis / gerakan (mekanisme system) Sistem udara (air intake & exhaust system) Sistem bahan bakar (fuel system) Sistem pelumasan (lubricating sistem) Sistem pendinginan (cooling system) Sistem kelistrikan (Electric sytem)



Komponen-komponen sistem mekanis diantaranya : 1. Crank shaft 6. Rocker arm 2. Connecting rod 7. Valve mekanis 3. Piston 8. Push rod 4. Timing gear 9. Pump2 oil, fuel dan air 5. Cam shaft 10. Dll.



Page 6 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Komponen-komponen sistem udara 1. Pre cleaner 2. Air cleaner 3. Turbo charger 4. Intake manipold 5. After / air cooler 6. Intake valve Komponen-komponen sistem bahan bakar. 1. Fuel tank 2. Fuel pump supply 3. Fuel filter 4. Over flow valve 5. Common rail 6. Pressure limiter Komponen-komponen sistem pelumasan. 1. Oil pan 2. Oil strainer 3. Oil pump 4. Relief valve 5. Oil cooler 6. Thermo valve 7. Oil filter 8. Safety valve 9. Main galery 10. Piston cooling nozzle. Komponen-komponen sistem pendingin 1. Radiator 2. Water pump 3. Oil cooler 4. Water jacket / cyl liner 5. Cylinder liner



7. Cylinder liner 8. Piston 9. Exhaust valve 10. Mufflart 11. Exhaust pipe 12. Dust indicator 7. Flow damper 8. Injector 9. Fuel cooler 10. ECU (engine control unit) 11. NE revolution sensor 12. Return line. 11. Crank shaft 12. Piston 13. Cam shaft 14. Cam follower 15. Rocker arm 16 Intake & exhaust valve 17. Timing gear 18. Turbo charger 19. Fuel supply pump 20. Cooling water. 6. Cylinder head 7. Water manifold 8. Thermostat 9. Corrosion resistor 10. Fan



NAMA & FUNGSI KOMPONEN NO



KOMPONEN Valve



1



2



Camshaft



FUNGSI a. Untuk mengatur masuknya udara dan gas bekas. b. Mencegah kebocoran kompresi. c. Meneruskan panas pembakaran ke pendinginan melalui valve guide dan dinding cylinder head. Meneruskan putaran dari timing gear ke push road Page 7



Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO



3



4



Flywheel Vibration damper : -- Rubber damper. -- Viscous damper.



5



Cylinder head



6



Electrical intake air heater



7)



Rocker arm



8



Push rod



9



Priming Pump



10



Suplay Pump



11



Common Rail



Sebagai penerus output / putaran engine ke rangkaian penggerak (power train) Sebagai peredam getaarn yang di hasilkan dari cranshap Mengimbangi getaran torsional yang terjadi pada crank shaft



Tempat kedudukan valve dan injector Tempat masuk dan keluarnya gas buang. Mengatur sirkulasi pendingin disekitar valve dan injector / nozzle. Menahan tekanan pembakaran Untuk memanaskan udara di intake manifold, saat kondisi cuaca dingin Meneruskan gerakan dari push rod ke valve, untuk mengatur buka dan tutupnya intake dan exhaust valve. Meneruskan gerakan naik turun dari cam follower atau tappet ke rocker lever untuk menggerakkan valve dan injector. Untuk mengisi fuel filter ( Low pressure ) . Dilengkapi dengan elektrik priming pump. Untuk menyuplay fuel bertekanan ke Common Rail .Pressure antara 480 kg/ cm2 s/d 1200 kg/cm2 Mengirim dan membagi bahan bakar dengan tekanan tinggi ke masing-masing silinder. Common rail dilengkapi dengan fuel sensor, flow damper dan pressure limiter.



Page 8 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO DASAR SISTIM ENGINE AIR INTAKE & EXHAUST PENGELUARAN UDARA)



Ket gambar 1. Pre cleaner 2. Air clenaer 3. Intake valve 4. Piston 5. Cylinder liner 6. Exhaust valve



SYSTEM



(SISTEM



PEMASUKAN



DAN



8. Exhaust pipe 9. Dust indicator 10. Turbo charger 11. Air cooler



FUNGSI KOMPONEN SISTEM UDARA 1. Pre cleaner Untuk memisahkan kotoran - kotoran kasar yang terdapat dalam udara yang akan masuk kedalam air cleaner, dimana daya saring dari pre cleaner ini menurut para penelitinya melebihi dari 60 %. 2. Air cleaner Sebagai alat penyaring udara secara maximal, diharapkan udara yang sampai diruang bakar harus dalam kondisi yang paling bersih. Daya saring dari air cleaner ini memiliki kemampuan yang sangat halus, berkisar antara 2 – 5 micron. 3. Intake manifold Sebagai saluran udara masuk kedalam sistem atau engine,dimana saluran ini khusus untuk dipergunakan oleh udara bersih dan dingin. 4. Turbo charger Berperan untuk menaikkan jumlah pemasukan udara kedalam ruang bakar,agar semakin banyak bahan bakar yang dapat dibakar dan tujuan akhirnya mampu menaikkan tenaga engine sampai beberapa % serta Page 9 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 5. Air cooler Komponen ini berfungsi untuk mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar, agar melekul udara menjadi lebih padat, menjadikan pembakaran lebih sempurna dan mampu juga menaikkan tenaga engine beberapa persen lagi. 6. Intake valve Mengatur udara yang akan masuk keruang bakar (cylinder liner) dengan mekanisme kerja membuka dan menutup yang dicontrol oleh rocker arm. 7. Cylider liner Sebagai tempat terjadinya proses pembakaran,dimana lokasi pertemuan antara udara terkompressi yang bertemperature tinggi dengan bahan bakar yang sudah berbentuk kabut (gas) 8. Piston Fungsi nya sudah dijelaskan diatas (di materi yang lalu) 9. Exhaust valve Mengatur udara / gas bekas yang keluar dari cylinder. 10. Mufflart Meredam suara engine, mengurangi percikan api, menurunkan temperature gas buang dll sebagainya. 11. Exhaust pipe Sebagai saluran terakhir gas buang / bekas yang akan keudara bebas. FUEL SYTEM



Page 10 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



NE speed sensor Engine controller Injector Fuel tank Pre fuel filter Main fuel filter Overflow valve Fuel supplay pump PCV



10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.



High pressure pump Feed pump Relief valve G speed sensor Common rail Flow damper Pressure limiter High presure injection pipe Priming pump



A. NAMA & FUNGSI KOMPONEN 1. Fuel tank Tempat penampungan dan penyimpanan bahan bakar serta tempat pengendapan kotoran yang terkandung didalamnya. 2. Fuel supply pump Fuel supply pump terdiri dari priming pump, feed pump dan high pressure pump. Berfungsi untuk mengirim / meneruskan bahan bakar yang bertekanan ke dalam common rail yang dikontrol oleh fuel dis-charger amount. a. PCV (Discharger control valve) Mengatur jumlah bahan bakar yang dikeluarkan dari fuel supply pump ke common rail serta mengatur tekanannya. b. High pressure pump Sebagai pompa yang bertekanan tinggi c. Priming pump Untuk melakukan pemompaan sacara manual (pakai tangan) saat engine mati. Yaitu memompakan bahan bakar dari fuel tank ke fuel filter d. Feed pump Memompakan bahan bakar yang bertekanan dari fuel tank ke filter langsung ke high presure pump. e. By pass valve f. G revolution sensors Mengatur urutan pembakaran pada semua silinder. 3. Fuel filter Menyaring bahan bakar dari kotoran-kotoran sebelum dikirim ke common rail. 4. Over flow valve Membatasi tekanan maksimum fuel di dalam fuel supply pump



Page 11 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 5. Common rail Mengirim dan membagi bahan bakar dengan tekanan tinggi ke masing-masing silinder. Common rail dilengkapi dengan fuel sensor, flow damper dan pressure limiter 6. Pressure limiter Membagi tekanan yang berlebihan pada bahan bakar yang terdapat pada common rail. 7. Flow damper Memperkecil tekanan bahan bakar yang ada dalam pipa / saluran, sehingga dapat menstabilkan aliran bahan bakar ke injector. 8. Injector assembly Mengabutkan bahan bakar ke silinder linner dari bentuk cair ke bentuk gas dengan tekanan yang tinggi 9. Fuel cooler Mendinginkan bahan bakar sebelum ke sistem dengan menggunakan media pendingi udara luar. 10. ECU (Engine control Unit) Mengontrol sistem electronic pada engine 11. NE revolution sensor Mengatur jumlah bahan bakar yang akan dikirim ke injector.



Structure dan fungsi CRI Sistem CRI terdiri dari fuel suplay, common rail dan injector. Sedangkan pengontrolnya adalah : ECU dan sensor. Fuel supply pump meneruskan bahan bakar yang bertekanan kedalam common rail. Tekanan bahan bakar di kontrol oleh jumlah bahan bakar yang dikeluarkan oleh sending signal kelistrikan pada kelistrikan dari ECU ke switch PVC (discharge control valve) Sistem CRI dibagi menjadi dua fungsi yaitu: 1. Fuel sistem Bahan bakar yang bertekanan tinggi diteruskan oleh fuel supply pump keluar dari common rail dan didistribusikan ke setiap silinder, sedangkan start dan finishnya penginjeksian di control melalui membuka dan menutupnya jarum valve nozzle dengan menggunakan valve electromagnetic di dalam injector.



Page 12 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 2. Control sistem ECU (Engine control unit) melakukan kontrol terhadap lamanya waktu dan saat pengiriman arus ke injector dengan menggunakan signal dari sensor yang terpasang pada engine dan kompone-komponen yang ada pada unit agar bahan bakar di injeksikan dengan jumah, tekanan dan saat yang tepat. Sistem kontrol dan peralatan kelistrikan dapat terbagi ke dalam sensor, computer dan actuator B. PRINSIP KERJA Fuel yang ditampung di fuel tank akan disaring oleh water separator dan pre filter kemudian dipompa oleh priming pump . Dari priming pump fuel disaring lagi oleh main filter dan dimasukkan ke Suplay pump untuk dinaikkan tekanannya menjadi 480 kg/cm2 s/d 1200 kg/cm2 .Kemudian baru dimasukkan ke Common Rail dan selanjutnya fuel tersebut disalurkan ke injector.Common Rail sendiri berfungsi sebagai penampung sementara bahan bakar yang bertekanan , tetapi Common Rail tidak menentukan waktu pengabutan . ECM yang akan menentukan waktu pengabutan fuel tersebut . LUBRICATION SYSTEM (SISTEM PELUMASAN) ALUR LUBRICATION SYSTEM



Page 13 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Oil pan Oil strainer Oil pump ( Triple gear pump ) Main relief valve Oil cooler Regulator valve Oil cooler by-pass valve Oil filter



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Oil filter safety valve Main gallery Crankshaft Camshaft Rocker arm Cam follower Air Intake & exhaust valve Piston



17. 18. 19. 20.



Piston cooling nozzle Timing gear Turbocharger Fuel supplay pump



W = Air pendingin (coolant)



A. Oil pan. Sebagai alat penampung oil B. Oil strainer Sebagai penyaring awal (kasar) oil yang terdapat dalam oil pan / sebelum ke



pompa.



C. Oil pump Menyuplai oil dari oil pan ke sistem dengan tekanan. D. Relief valve Membatasi tekanan oil maximum didalam sistem, dengan cara mengembalikan sebagian oil yang berlebihan ke oil pan E. Oil cooler Mendinginkan oil engine sebelum melumasi komponen - komponen yang perlu dilumasi dengan media pendingin air radiator. F. Thermo valve Mengatur suhu oil engine supaya tetap konstan antara 85 – 1000 C dimana saat oil masih punya suhu rendah, oil tersebut tidak masuk kedalam oil cooler, tapi begitu suhu oil telah mencapai angka tersebut, maka thermo valve nya terbuka dan oil masuk kedalam oil cooler untuk didinginkan. G. Oil filter Menyaring kotoran kotoran yang terdapat dalam oil engine, sebelum oil tersebut melumasi komponen yang membutuhkan. H. Safety valve Sebagai katup pengaman apabila terjadi kebuntuan pada oil filter supaya oil tetap bisa bersirkulasi didalam sistem sekali pun oil tersebut tidak tersaring. I. Crank shaft Komponen yang membutuhkan pelumasan



Page 14 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO J. Piston cooling nozzle Berfungsi mendinginkan piston dengan menggunakan oil engine. K. Piston Komponen yang membutuhkan pendinginan dari oil engine tersebut. L. Cam shaft Komponen yang membutuhkan pelumasan dari oil engine. M. Cam follower Komponen yang membutuhkan pelumasan dari oil engine. N. Rocker arm Komponen yang membutuhkan pelumasan dari oil engine. O. Intake, exhaust valve Komponen yang membutuhkan pelumasan dari oil engine P. Timing gear Komponen yang membutuhkan pulumasan juga dari oil engine Q. Turbocharger. Komponen yang pelumasan nya juga dari oil engine R. Fuel supply pump Komponen yang membutuhkan pulumasan yang sama. S. Main galery Sebagai tempat pendistribusian oil keseluruh komponen yang membutuhkan pelumasan dan tempat diukurnya tekanan / pressure oil engine tersebut. T. Cooling water. Jalur air radiator yang akan mendinginkan oil engine. PRINSIP KERJA Oil pan sebagai penampung dan pendingin oli pelumas merupakan komponen utama. Oli dialirkan ke dalam sistem pelumasan untuk melumasi semua komponen engine oleh oil pump. Agar tekanan oli tidak melebihi standard, maka digunakan main regulator valve. Suhu oli dipertahankan juga oleh air pendingin engine melalui komponen oil cooler. Komponen engine yang dilumasi antara lain : Crank shaft, cam shaft, piston, ring piston, turbocharger, mekanisme valve dan lain-lain. Page 15 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Setelah melumasi semua komponen, oli akan mengalir kembali ke oil pump dan disaring agar kotoran yang terbawa tidak dialirkan kembali ke sistem. Viskositas Minyak Pelumas  



Viskositas menunjukkan derajat kekentalan minyak pelumas. Makin besar viskositas minyak, maka pelumas tersebut makin kental. Viskositas dinyatakan dalam SAE (Society of Automotive Engineer).



Contoh : SAE 10, SAE 40, dll. Klasifikasi Minyak Pelumas  



Klafisikasi minyak pelumas dinyatakan dengan API service (American Petroleum Institute) Klasifikasi ini menunjukan kualitas dari minyak pelumas. Semakin berada pada urutan bawah berarti semakin baik (semakin banyak memenuhi fungsinya). Contoh : Diesel Engine. Kelas Baru Lama CA DG CB DH CC DM CD DS



Penggunaan Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi Ringan Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi Menengah Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi Menengah Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi Berat



COOLING SYSTEM (SISTEMPENDINGINAN)



Page 16 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO A. ALUR COOLING SYSTEM



NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN a. Radiator Sebagai tempat penampungan air pendingin engine dan sebagai tempat mendinginkan nya. a. Water pump Menyuplai air pendingin engine dengan tekanan dari radiator kesistem. b. Oil cooler Mendinginkan oil engine dengan menggunakan air radiator c. Cylinder liner / water jacket Mendinginkan ruang bakar (cylinder liner) dari bagian luar Page 17 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO d. Cylinder head Mendinginkan bagian-bagian dalam cylinder head e. Water manifold Tempat akhir sirkulasi dari air pendingin engine, juga tempat diukurnya tersebut



temperature air



f. Thermostat switch Sebagai alat sensor untuk mengukur temperature / suhu air pendingin engine dan akan dihubungkan dengan monitor yang terdapat di instrument panel g. Thermostat Mengatur suhu air pendingin engine supaya tetap konstan, untuk product Komatsu biasanya berkisar antara 70 - 900 C h. Corrosion resistor Sebagai bahan anti karat yang dicampurkan ke air radiator guna untuk mencegah karat dalam sistem ini. i. Fan / kipas pendingin Menghisap atau menghembus udara panas yang ada dalam radiator dan untuk dump truck ada bantuan dari udara luar A.Oil in let Sebagai sisi masuk oil ke dalam oil cooler A.Oil out let Sebagai sisi keluar oil dari dalam oil cooler . B. PRINSIP KERJA Air pendingin yang tersimpan didalam radiator akan dialirkan ke sistem pendinginan oleh water pump. Air akan mengalir untuk mendinginkan komponen-komponen engine seperti : cylinder liner, cylinder block, cylinder head, turbocharger, dan lain-lain. Setelah mendinginkan komponen, akan melewati thermostat housing, untuk dipisahkan antara air pendingin yang perlu didinginkan dan yang bisa dialirkan kembali ke dalam sistem. Air akan melalui thermostat jika suhu air diatas 70 oC dan masuk kedalam radiator untuk didinginkan. Suhu air akan berada stabil diantara 70 – 90 oC. Jika air belum mencapai 70 oC, air akan dialirkan kembali ke sistem oleh water pump untuk mendinginkan komponen engine. ISTILAH ISTILAH TEKNIS TENTANG ENGINE Page 18 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 1.



Oil up Merupakan kasus naiknya oil engine / tertinggalnya oil diruang bakar dan berakhir dengan terbakar, sehingga warna asap engine agak berubah warna menjadi putih . Hal ini dikarenakan ring oil pada piston sudah mulai aus dan tidak mampu lagi membersihkan oil – oil yang menempel didinding liner dan terbakar.



2.



Oil down Kasus ini sebaliknya, yaitu oil turun keruang bakar dan juga akan terbakar,karena adanya keausan yang melebihi toleransi terdapat pada valve guide atau valve insert.



3.



Blow by Karena keausan yang terjadi pada ring compressi melebihi toleransinya,maka saat terjadi proses kompressi, ada kebocoran udara kompressi yang menuju ke oil pan dan menyebabkan oil dalam oil pan akan menguap secara berlebihan keluar melalui breether.



4.



Engine hunting Tidak stabilnya suara engine dikarenakan supply bahan bakar nya tidak normal. Penyebabnya ada kemungkinan kebocoran pada sistem bahan bakar dan lain sebagainya.



5.



Engine knocking Adanya kelainan suara didalam engine, yang disebabkan oleh bermacam – macam hal (kondisi yang tidak normal). Kasus ini sangat membahayakan engine



Page 19 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO ELECTRICAL SYSTEM (SISTEM KELISTRIKAN) Sistem kelistrikan pada unit terdiri dari : 1. Starting system 2. Charging system 3. Preheating system 4. Lighting system 1. STARTING SYSTEM (SISTEM MENGHIDUPKAN ENGINE) A. GAMBARAN UMUM



B. FUNGSI Untuk menghidupkan engine pertama kali dengan cara memutar flywheel. C. PRINSIP KERJA Saat starting switch di posisikan START, maka aliran listrik akan mengalir dari battery ke starting motor. Starting motor akan merubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak sehingga dapat memutarkan flywheel dan engine akan hidup. Saat engine sudah hidup/putar, safety relay akan memutuskan arus listrik ke starting motor sehingga starting motor berhenti berputar dan disengaged dari flywheel. Page 20 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 2. CHARGING SYSTEM (SISTEM PENGISIAN BATTERY) 1. GAMBARAN UMUM



2. FUNGSI Untuk mengisi kapasitas battery unit sehingga tetap dalam kondisi full charge. 3. PRINSIP KERJA



. Saat engine sudah hidup, altenator juga mulai berputar dan menghasilkan arus listrik untuk disupply ke battery. Agar voltage dan arus yang keluar dari alternator tetap stabil, maka diatur oleh regulator



Page 21 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 3. PREHEATING SYSTEM (SISTEM PEMANASAN AWAL) a. GAMBARAN UMUM



b. FUNGSI Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar, sehingga saat udara dingin, engine mudah untuk dihidupkan. c. PRINSIP KERJA Saat preheating switch di-ON-kan, arus listrik akan mengalir dari battery ke glow plug. Glow plug merubah listrik menjadi tenaga panas sehingga udara yang ada di intake manifold menjadi panas dan engine mudah untuk dihidupkan pada saat cuaca dingin. Jika terjadi short pada sirkuit ini, maka circuit breaker akan memutus arus sehingga mencegah terjadinya kebakaran pada sistem kelistrikan unit. Sistem preheating yang lain :  Ribbon heater  Thermostart 



: sama dengan glow plug. : bahan bakar (solar) dibakar dengan menggunakan igniter. APS (Auto priming system) : sama dengan thermostart. 4. LIGHTING SYSTEM (SISTEM PENERANGAN)



1. FUNGSI Untuk menyalakan monitor dan lampu kerja yang ada pada unit. 2. PRINSIP KERJA Saat salah satu switch lampu / monitor diaktifkan, maka arus dari battery akan mengalir ke lampu, sehingga lampu akan menyala. Page 22 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 5. NAMA & FUNGSI KOMPONEN NO



KOMPONEN



GAMBAR



FUNGSI



Battery



Sebagai penyimpan arus, dengan merubah tenaga kimia mejadi tenaga listrik.



Alternator



Sebagai sumber listrik untuk mensuplay battery pada saat engine operasi, dengan merubah tenaga mekanik mejadi tenaga listrik.



Starting motor



Untuk memutar / menghidup-kan engine dengan jalan merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik (putaran starting motor).



4.



Starting switch



Untuk menghubungkan dan memutus arus dari sumber listrik (battery/ alternator) dengan komponen sistem kelistrikan lainnya.



5.



Fuse



Sebagai pengaman arus listrik



2.



3.



Page 23 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 6.



7.



Battery relay



Safety relay



-



Sebagai pemutus/ peng-hubung battery dengan ground secara otomatis. Mencegah atau memper-kecil hubungan singkat bila battery tidak digu-nakan.



­ Sebagai pengaman / untuk mencegah agar starting motor tidak berputar pada saat engine hidup (starting switch pada posisi START). ­ Memutuskan arus listrik ke starting motor secara otomatis sehingga starting motor disengaged dari flywheel setelah engine hidup dan starting switch pada posisi START. -



-



Menjaga agar voltase yang keluar dari alternator ke battery tetap konstan (28-29 V) pada rpm engine tinggi. Menjaga agar arus yang keluar dari alternator agar tidak melebihi 13 A. Menghubungkan alternator dengan battery bila voltase alternator lebih tinggi dari battery dan memutuskan hubungan jika voltase battery lebih tinggi dari alternator.



8.



Regulator



-



9.



Work lamp



Sebagai penerang saat unit bekerja malam.



Page 24 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO INSTRUMEN PANEL GENERAL VIEW UNTUK CONTROLS & GAUGES



SWITCH CONTROLS



Page 25 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO MACHINE MONITOR TERDIRI DARI :



1.



CHARACTER DISPLAY



Page 26 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 2. EMERGENCY



STOP ITEM



3. METER DISPLAY



Page 27 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 4. METER



CONTROL LEVERS DAN PEDAL



Page 28 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 1.



LATAR BELAKANG



PPMS



 Perkembangan Pama dengan proyek-proyeknya yang semakin pesat mengakibatkan :  Jumlah dan type alat semakin banyak dan beragam.  Sumberdaya manusia (karyawan) semakin bertambah dan frekwensi rotasi-nya semakin banyak/sering.  Lingkup pekerjaan semakin luas, tidak hanya terbatas pada penggalian O/B dan transportasi komoditas melainkan meliputi semua pekerjaan bisnis tambang (Pit to Port Activity).  Secara kuantitas Pama mampu memenuhi target produksi dari pihak Customer, namun secara kualitas pelaksanaan kegiatan proyek masih terdapat kekurangan atau kelemahan, sehingga Continues Improvement terhadap hasil yang telah dicapai harus terus dilaksanakan.  Sistem Operational yang ada jumlahnya sangat banyak namun belum mencakup semua aktivitas untuk pekerjaan Pit to Port Activity. Di setiap distrik pelaksanaan aktivitasnya belum standard/seragam (dikembangkan masing-masing distrik) padahal sebagian besar sistem tersebut tujuannya adalah sama. 2. Latar Belakang Pedoman / Standar Minimum untuk Operasional Tools/Sistem Operasional yang didisain sesuai kebutuhan dan kondisi PAMA dan mencakup semua aktivitas penambangan (Pit to Port Activity) untuk mendukung kesinambungan perkembangan perusahaan serta mempertahankan dan meningkatkan kualitas. Sistem Manajemen Produksi terbaik dari Distrik Sistem operasional terbaik yang diambil dari distrik dengan proses kerja yang standard/baku dan penugasan yang jelas, serta dapat diimplementasikan di seluruh distrik secara konsisten dan penuh tanggungjawab sehingga menghasilkan output yang optimum dan konsisten. Media untuk berbagi pengalaman / benchmark Dengan Sistem Manual dan sosialisasi yang menyeluruh ke semua bagian terkait, PPMS dapat dengan mudah dijalankan secara konsisten, menjadi suatu aktivitas yang terbiasa dan menjadi habbit. Juga dapat mempermudah adaptasi karyawan operation bila ada rotasi/mutasi kerja, karena sistem sudah standard di semua distrik.



Page 29 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO TUJUAN Melaksanakan Continues Improvement secara konsisten berdasarkan sistem yang terbaik/standard untuk mencapai PRODUKTIVITAS dan UTILISASI yang optimal sehingga menghasilkan PRODUKSI yang optimal serta memberikan pelayanan bagi customer dengan kualitas yang excellent. (OPERATION EXCELLENCE). ISI PPMS  Sistem yang dibuat terdiri dari 10 Elemen. Tiap Elemen terdiri dari :  Standard Operation Prosedur (SOP)  Instruksi Kerja (INK)  Standard Parameter (STD)  Formulir  Operation Manual  Audit  SOP menggambarkan hubungan antar Departemen  INK, penjabaran mengenai Peran & Kontribusi dalam Departemen  Standard Parameter dibuat lebih detail dan lebih jelas sesuai dengan kaidah penambangan, sehingga setiap aktivitas dikerjakan dengan baik dan benar.  Formulir dibuat sesuai kebutuhan sehingga selain sebagai dokumentasi juga dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai ELEMEN PPMS 1. Planning & Meeting 2. Land Clearing & Soil Management 3. Drilling and Blasting 4. Loading and Hauling 5. Pit Service 6. Commodity Transport 7. Commodity Process 8. Rehabilitation & Reclamation 9. Man Power Management 10. Proses management STANDAR JALAN HAULING



Page 30 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO STANDAR JALAN TAMBANG



JENIS KERUSAKAN JALAN



STANDAR DISPOSAL Disposal adalah lokasi pembuangan material hasil penambangan. Adapun standart parameter ini sebagai pedoman para pengawas operasional dalam memonitor pelaksanaan dumping material hasil penambangan, adapun penentuannya adalah sbb



Page 31 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO LIGHTING TAMBANG Lighting Tambang adalah penerangan minimum yang diadakan untuk membantu operasional dalam melaksanakan aktivitas di malam hari Adapun minimum tingkat pencahayaanya adalah :



Keterangan : Pengukuran menggunakan alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter) Sebagai Perbandingan : Besarnya pencahayaan 50 Lux adalah - Tingginya +/- 7 M ( harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi ). - Jumlah lampu  6. - Jenis lampu Halogen atau Mercury 1000 - 1500 Watt. - Sudut kemiringan 30° - 60°. Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau samping, tidak dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan kesilauan atau bayangan.



Page 32 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Macam-macam Pelanggaran dan Sanksi-sanksinya sesuai PKB I.



Pelanggaran dg Sanksi SP I, di antaranya : 1) Mangkir 2 hari kerja berturut-turut atau 3 hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 bulan 2) Meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atasan sebanyak 3 kali dalam 1 bulan 3) Tidak menunjukkan kemampuan dan kesungguhan bekerja 4) Tidur di waktu jam kerja (di luar jam istirahat) 5) Tidak menggunakan seragam pada jam kerja 6) Terlambat hadir sebanyak 5 kali dalam 1 bulan 7) Pulang lebih cepat sebanyak 3 kali dalam 1 bulan 8) Tidak menggunakan APD 9) Merokok di lokasi yang diberi tanda DILARANG MEROKOK 10) Menentang penugasan atasan tanpa alasan yang bisa diterima 11) Tidak melakukan tindakan atas pelanggaran yang dilakukan anak buah Dan lain-lain sesuai PKB Pasal 86 SP I berlaku selama 3 bulan II. Pelanggaran dg Sanksi SP II, di antaranya : 1) Melakukan pelanggaran SP I pada masa SP I masih berlaku 2) Sengaja memperlambat pekerjaan 3) Mangkir 3 hari kerja berturut-turut atau 4 hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 bulan 4) Mengoperasikan mobil atau alat berat melebihi kecepatan yang diperbolehkan 5) Mengoperasikan mesin, peralatan, mobil, sarana atau alat berat dengan sembrono sehingga berpotensi membahayakan 6) Mencoret-coret, merobek, atau mengambil pengumuman atau pemberitahuan dari perusahaan Dan lain-lain sesuai PKB Pasal 87 SP II berlaku selama 4 bulan II. Pelanggaran dg Sanksi SP III, di antaranya : 1) Melakukan pelanggaran SP I atau SP II pada masa SP II masih berlaku 2) Mangkir 4 hari kerja berturut-turut atau 5 hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 bulan 3) Masih tetap tidak cakap dalam bekerja meskipun sudah dicoba dipindahkan ke beberapa pekerjaan 4) Menyebarkan berita/isu yang tidak benar yang menimbulkan keresahan 5) Melepaskan atau memindahkan tanda bahaya tanpa ijin 6) Mengadakan propaganda baik secara lisan maupun tertulis yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban Dan lain-lain sesuai PKB Pasal 88 Masa berlaku SP III adalah 6 bulan Page 33 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Pelanggaran dg Sanksi PHK, di antaranya : 1) Melakukan pelanggaran SP I, SP II atau SP III pada masa SP III masih berlaku 2) Menolak mutasi tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasan 3) Mengoperasikan mobil sarana atau alat berat tanpa license 4) Melepaskan atau memindahkan alat pengaman tanpa ijin 5) Berkelahi di lingkungan perusahaan 6) Menyebarluaskan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia 7) Dengan ceroboh atau lalai menyebabkan keadaan bahaya yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan Dan lain-lain sesuai PKB Pasal 89 IV.



Macam-macam Pelanggaran K3LH dan Sanksi-sanksinya sesuai GOLDEN RULES



I.



II.



III.



ATURAN UMUM : 1) Dengan sengaja merusak rambu lalu lintas, peringatan dan rambu lainnya di lingkungan perusahaan : SP 1 2) Melanggar rambu lalu lintas atau rambu lainnya selain yang sudah diatur secara khusus : SP 1 3) Menggunakan tools/peralatan (power tools, sling/rantai, hook/shackle, stand, tangga/perancah, peralatan listrik, alat las, hammer) tidak sesuai standar PSMS Elemen 10, serta tools/peralatan yang dimodifikasi atau buatan sendiri yang belum disetujui : SP 2 4) Tidak memiliki Surat Ijin Kerja (Work Permit) untuk pekerjaan yang mewajibkannya : SP 3 5) Merokok atau menyalakan api terbuka pada area fuel tank, gudang handak, area peledakan aktif, kendaraan handak, gudang tabung gas dan gudang kimia mudah terbakar/meledak : SP 3 6) Melanggar SOP Blasting yaitu melanggar jarak aman evakuasi, lalai dalam mengisolasi area peledakan, menerobos blocker, melakukan atau memerintahkan orang melakukan kegiatan blasting tanpa lisensi, lalai dalam melakukan pemeriksaan hasil peledakan : PHK ATURAN ALAT PELINDUNG DIRI : 7) Tidak memakai APD dan peralatan keselamatan yang ditentukan kecuali yang sudah diatur khusus : SP 1 8) Tidak memakai APD pada saat pekerjaan khusus, yaitu jaket pelampung pada saat bekerja dekat air, full body harness pada saat bekerja di ketinggian, dosimeter pada pekerjaan yang berhubungan dengan radiasi : SP3 ATURAN PENGANGKATAN & PENYANGGAAN BEBAN : 9) Melanggar prosedur pengangkatan dan penyanggaan beban, yaitu tidak ada rigger, tidak menggunakan alat pengangkat yang sesuai, tidak mengisolasi Page 34



Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO lokasi dan menggunakan penyangga yang tidak sesuai dengan SWL : SP 1 IV.



ATURAN PENGOPERASIAN PERALATAN : 10) Tidak menjalankan prosedur P2H dengan benar pada peralatan yang mengharuskan adanya P2H : SP 1 11) Menumpang/membawa penumpang di alat produksi dan alat support (kecuali dalam rangka training & observasi) : SP 1 12) Menumpang/membawa penumpang melebihi kapasitas tempat duduk/seat belt : SP 1 13) Tidak melaporkan kondisi fatigue ke atasan dan tetap mengoperasikan unit yang berpotensi menyebabkan kecelakan : SP 2 14) Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor yang belum lulus komisioning : SP 2 15) 15) Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor yang dinyatakan tidak layak pakai (terpasang tanda “tidak aman”) : SP 2 16) Mendahului kendaraan lain tidak sesuai prosedur : SP 2 17) Melanggar jarak aman antar kendaraan : SP 2 18) Melanggar prosedur mendekati alat produksi atau jarak aman parkir dekat alat produksi : SP 2 19) Overspeed 6 – 10 km/jam dari kecepatan yang ditentukan : SP 1 20) Overspeed 11 – 20 km/jam dari kecepatan yang ditentukan : SP 2 21) Overspeed 21 – 30 km/jam dari kecepatan yang ditentukan : SP 3 22) Overspeed 31 km/jam atau lebih dari kecepatan yang ditentukan : PHK 23) Melanggar jarak aman dumping ke air/lumpur dan atau dumping di ketinggian : SP 3 24) Menggunakan handphone & headset pada saat mengoperasikan unit : SP 3 25) Mengoperasikan unit tanpa lisensi/SIMPER : PHK 26) Memerintahkan bawahannya untuk mengoperasikan unit tanpa lisensi/SIMPER : PHK 27) Mengoperasikan unit dalam keadaan fatigue sehingga menyebabkan terjadinya kecelakan : PHK



Page 35 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO A. Pama Safety Management System ( PSMS ) 1.



Filosofi Dari Management Keselamatan Kerja



@. Prinsif Umum Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedoteran sebelum tahun 1800 Ramuzini ( 1633 – 1714 ) dikenal sebagai Bp. Dari pengobatan kerja ( Occupational Medicine ).



Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa, terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzini adalah orang yang pertama merekomendasikan penyeledikan kedalam sejarah Keselamatan Kerja dari pasien. Dengan kemajuan revolusi industri, permesinan alat mecanikal, dan listrik telah menjadi bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi didiringi pula dengan meningkatnya resiko penyakit, dan cidera pada orang yang terpapar padanya. Pewnggunaan bahan – bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita gunakan sehari – hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan – bahan ini bisa membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup. Dengan adanya hal – hal yang hanya merugikan diatas, maka timbullah suatu pencegahan bahaya – bahaya yang muncul ditempat kerja tersebut dalam bentuk program kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan management modern, maka muncul pula apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja. Orang yang selamat, tidak akan berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA, keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ). Selain itu, disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntunan dunia yang gencar akan penyelamatan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral memadukan pengelolahan K3 dan lingkungan hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH. Sebelum adanya program pencegahan kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insident yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4  dari keseluruhan tenaga kerja. Pada tahun 1993, angka ini menjadi 1,7. Hal ini disebabkan salah satunya oleh sistem ( NOSA - STAR ) yang mengindetifikai sebab – sebab dari insiden serta menunjukan didaerah mana diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan. Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak ( Manajemen, Karyawan dan Pemerintah ) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka kerugian, baik berupa cidera pada manusia, kerusakan harta benda, proses maupun lingkungan. Page 36 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Tanggung jawab moral harus disadari dan dipahami oleh kedua belah pihak ( Manajemen dan Karyawan ) sebagai bonus dari turunnya angka kerugan ini, sebenarnya bisa didapatkan : -



Produktivitas yang meningkat Semangat kerja yang lebih tinggi Kesehatan karyawan yang lebih terjamin Ketenangan bagi keluarga karyawan



Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya mempunyai dampak sosial dan psikologi yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi perusahaan sendiri, kerugian harta benda dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi. Prinsip Khusus. Adanya Manjemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja Keselamatan Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam Keselamatan Kerja untuk mengidentifikasi bahaya resiko, sampai dapat diterapkan pada semua karyawan, dan mencapai tujuan yang sama dapat digambarkan sebagai I S S M E C.. I - Identifi ( Identifikasi ) semua penyebab yang mungkin dari insiden, S – Set Standars of Pratice and Procedures ( Menetapkan standar dari praktek dan prosedur ), S - Set Standards of Accountablity ( Menetapkan standar dari pertanggungan gugat ), M - Measure performance against standards ( Mengukur kinerja terhadap standar ), E - Evaluate compliance with standards ( Evaluasi pemenuhan terhadap standar ), C - Correct deficiencies and deviations ( Koreksi terhadap kekuragan dan deviasi ) Setiap orang yang ada diperusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk didalamnya : Manajer, Kontraktor dan Sub – Kontraktor, Karyawan ( Full Time maupun Part Time ) dan Tamu. Setiap orang harus memahami standar dan prosedur yang harus diikuti. Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan pencegahan – pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya – bahaya tersebut. Semua orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik. Perwakilan K3 mempunyai Peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan karyawan tentang masaalah yang ada.



Page 37 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 2. Keuntungan Adanya Program Yang Terstruktur Sistem Keselamatan Kerja ( PSMS ) PSMS adalah sistem Keselamatan Kerja yang dirancang khusus untuk PT. PAMAPERSADA NUSANTARA. Sistem PSMS diambil dari sistem – sistem yang telah sukses di dunia. Sistem PSMS diambil dari sistem – sistem yang telah sukses didunia. Sistem dalam PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety manapun yang ada di dunia, seperti : NOSA, IRS, dan DUPONT. Didalam industri mana saja terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3. Oleh karena itu jika digunakan sebuah sistem yang mengurangi resiko ditempat kerja, maka tingkat kejadian ( Insiden ) dapat diturunkan secara drastis, selain itu dengan adanya sistem, maka kita dapat mengukur kinerja Keselamatan Kerja disuatu perusahaan. Satu hal yang pasti ialah, suatu sistem dapat dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak sampai operator, dengan partisipasi yang luas. Pada dasarnya sistem ini mengindentifikasi daerah – daerah utama yang harus menjadi perhatian manajemen . Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen – elemen yang pro – aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri atas 15 Elemen utama dan 120 Sub Elemen itu ialah : 1. Kepemimpinan dan Organisasi 2. Komunikasi 3. Inspeksi Terencana 4. Inventaris Tugas Keritis 5. Penyelidikan Insiden 6. Satandar, Prosedur, dan Disiplin. 7. Penanganan Keadaan Darurat 8. Pelatihan 9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi 10. Rekayasa dan Pengendalian Desain 11. Seleksi dan Penempatan 12. Alat Pelidung Diri 13. Evaluasi Sistem 14. Perlindungan Lingkungan 15. Keselamatan di Luar Pekerjaan. Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit terus menerus dengan menggunakan ceklis yang telah ditentukan.



Page 38 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Peran PSMS dalam mencegah kecelakaan. Peran PSMS ialah memberikan panduan bagaimana manajement karyawan harus bertindak dalam mencegah kecelakaan ( insiden ) sebelum hal itu menimbulkan kerugian yang lebih besar. Selain itu, dengan adanya PSMS, maka pendidikan dan pelatihan yang diperlukan telah disusun dalam suatu kurikulum, bagi setiap tingkat dari karyawan. Hasil yang dinginkan ialah akan ada sekelompok orang, dengan pengatahuan dan keterampilan yang tepat, yang bersemangat untuk bekerja dalam tim mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja, peningkatan produktifitas dan profil margin. Pelatihan ini dalam bentuk apapun : ditempat kerja, melalui pemutaran video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit / study kasus, maupun catatan – catatan kerja dan hasil inspeksi. Oleh karena itu disusun suatu program pelatihan yang dapat mencakup seluruh karyawan, mulai dari Manajement puncak sampai tingkat operator. Berikut adalah beberapa angka fisik insiden ditempat kerja. KATAGORI PRESENTASI LUKA Patah tulang 30% Keseleo 14% Amputasi 11% Luka multiple 9% Terbakar 6% Keracunan 1% Tersengat listrik 1% Tidak siuman 1% Lain - lain 1%



BAGIAN TUBUH TERKENA



Jari Kaki Tungkai Bokong Berganda Tangan Lengan Kepala Bagian dalam Mata Lain - lain



PRESENTASI LUKA 25% 14% 13% 10% 10% 8% 8% 6% 3% 2% 1%



Page 39 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Catatan : Perusahaan seharunya mempunyai catatan tersendiri tentang rekor kecelakaan ditempat kerja mereka. Untuk PAMA, data diatas harus dikompilasi oleh Safety Dept tiap job site dan dianalisis tiap tahun oleh Head Office



3. Pencegahan Kecelakaan Secara Ilmiah



Apa itu insiden ? Insiden adalah hasil dari dua atau lebih berinteraksi dengan cara yang tidak direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insident. PAMA tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak dinginkan, yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden. Hal ini disebabkan karena adanya teori piramida Kecelakaan. Teori ini pada dasarnya mengemukakan bahwa kita perlu mengetahui dan mencegah insiden – insiden yang nyaris menimbulkan korban ( Near – Miss ) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan insiden besar / fatal – agar kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.



Efek & dampak INSIDEN FATAL



1



LUKA RINGAN PROPERTY DAMAGE



NYARIS CELAKA



10 30



600



Sebab – sebab insiden Jika dua ( atau lebih ) bahaya beriteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden. Bahaya ( hazard ) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki potensial mendekat dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau mengganggu suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara mendekat akan terjadi satu dari tiga cara. A A A



B B B Page 40



Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa, entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi saat dua bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak – dapat – kembali ( point – of – no return ) kemudian bertabrakan. Study menunjukkan bahwa insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap langkah dan mengidentifikasi hal – hal didalam tiap kategori. Keenam domino, dari kiri kekanan ( 1 ) kurangnya kendali ( Lack of Control ), 2 Faktor orang dan pekerjaan ( Pesonal dan Job faktor ), 3 Tindakan dan kondisi tidak aman ( Unsafe & acts & Conditions ), 4 Insiden ( Insident ), 5 Cedera ( Injury ), 6 Biaya ( Cost ). 1. Kurangnya Pengawasan / Pengendalian Pengendalian adalah fungsi dari karyawan, pengawas dan manajemen pengendalian yang baik hanya mungkin apabila terdapat standart kerja yang baik, terencana dan terbukti efektif, dapat diperatekkan didaerah dimana diperlukan pengendalian dimulai dari lingkungan kerja, kemudian peralatan, proses, methodologi, pelatihan, seleksi dan penempatan, observasi tugas dan bimbingan. Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk memperbaiki keadaa. Job Safety Analysis ( JSA ), Written Safework Procedure ( WSWP ), pengawasan tugas, pelatihan dan pelatihan kembali serta penilaian kinerja yang efektif adalah beberapa metode yang diperlukan untuk menangani faktor pengawasan / pengendalian ini. 2. Faktor Pribadi Dan Pekerjaan ( Sebab Dasar ) Oranglah yang terlibat dalam insident. Insident tidak “ begitu saja terjadi “ yang termasuk dalam faktor pribadi diantaranya ialah : -



Kurangnya pengetahuan atau keterampilan Solusinya : Pelatihan atau bimbingan yang sesuai Kurangnya motivasi atau sikap terhadap pekerjaan Solusinya : Komunikasi pelatihan untuk mencapai tujuan yang sama Ketidak mampuan fisik atau mental Solusinya : Deskrifsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan, seleksi prajabatan dan pemeriksaan kesehatan priodik.



Page 41 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO Yang termasuk dalam faktor pekerjaan diantaranya ialah : - Kekurangan mekanikal - Lingkungan kerja yang tidak sesuai - Kurangnya atau tidak tepatnya standart kerja. Solusinya : Survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi yang terus menerus. Funsi plannin, Organising, Leading dan Controlling ( POLC ) atau dalam terminolgi Astra : PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian terhadap fase ini. Sebuah fase tersturktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan untuk memastikan Bahwa Standart kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian. 3. Tindakan tidak Aman Dan Kondisi Tidak Aman ( Sebab Langsung ) Tindakan Tidak Aman ( Faktor Manusia ) Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter yang bermacam – macam dan mereka mempunyai tindakan / respon berbeda – beda walupun ditempatkan pada situasi yang sama. Hal ini tidak terlalu peraktis jika diterapkan dilinkungan kerja. Kerja membutuhkan disiplin agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai. Beberapa contoh kasus adalah : Menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih dahulu, tanpa memastikan bahwa rekan kerja dalam posisi aman : Melepaskan pelindung mesin, bergurau ataui bercanda disekitar alat yang bergerak, Dll. Solusi : Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal – hal yang mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa kewajiban karyawan antara lain : Menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan prosedur, melaporkan bahaya atau kekhawatiran, dan memastikan hal – hal ini dikerjakan. Kondisi Tidak Aman ( faktor engineering ) Perusahaan mempunyai tanggung jawab bahwa tempat kerja dan semua peralatannya aman, bebas dari resiko sejauh mungkin. Hal ini berarti bahwa rancangan, instalasi dan operasi harus diselidiki, kecocokannya diteliti dan dievaluasi. Beberapa contoh ialah perlindungan mesin, sistem lock – out, pencahayaan, ventilasi ekstraksi, pengendalian bising, Dll. Solusi : Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam keselamatan karyawan atau membahayakan masyarakat sekitar . Contoh penanggulangan ialah dengan sistem ventilasi. Ekstrasi, pencahayaan yang baik, dan pengendalian bising. Perusahaan juga harus mepunyai peralatan dan prosedur yang baik.



Page 42 Robi nurjaman



MATERI INTERVIEW SUKO 4.



Insident



Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa ini tidak mengikuti pola operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa bervariasi. Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik, kerugian harta benda, kerugian material atau gangguan pada proses. 5. Cedera Atau Penyakit Akibat Kerja / Intrupsi Proses Hasil dari peristiwa yang tidak diinginkan sangat bervariasi, sebuah insiden yang tidak dilaporkan barulah merupakankerugian yang tidak teratur, misalnya sebuah near miss/ kejadian nyaris. Bisa juga hal yang tidak terukur ialah interupsi bisnis karena waktu untuk membersihkan atau waktu mesin diam. Situasi yang sama dengan keadaan yang sedikit berbeda bisa – bisa jadi menimbulkan hasil yang berbeda ( insiden yang dilaporkan ). Oleh karena itu perlu dilakukan : ( 1 ) Identifikasi terhadap kerugian potensial, ( 2 ) Menyelidiki dan mengidentifikasi sebab dasar, dan ( 3 ) menetapkan langkah perbaikan untuk mencegah terulangnya insiden. 6. Biaya Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi menutup sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi dari biaya yang diasuransi atau biaya yang jelas. Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu henti, kerugian properti, mesin dan produk.



Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab – sebab kecelakaan, terbukti faktor manusia memegang peranan penting. Yakni 88 dari semua kecelakaan. Faktor engineering berkostribusi 10  dan hanya 2  yang disebabkan oleh “ Takdir “ atau tak dapat dijelaskan.



Page 43 Robi nurjaman