Maya Fardhilla - Askeb KDPK Suntik Im [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER (I.M) DI PUSKESMAS TEGALSIWALAN



Disusun Oleh :



MAYA FARDHILLA INDRASWARI NIM : 15901.03.21046



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO JAWA TIMUR TAHUN AKADEMIK 2021



LEMBAR PENGESAHAN



LAPORAN PENDAHULUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER DI PUSKESMAS TEGALSIWALAN



Disusun Oleh:



MAYA FARDHILLA INDRASWARI NIM : 15901.03.21046



Di setujui dan disahkan oleh :



Pembimbing Akademik



WAHIDA YULIANA, SST.M.Keb



Pembimbing Lahan



LAPORAN PENDAHULUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER (I.M)



1. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular Pengertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan. (Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang 2019 , ILMU DASAR KEPERAWATAN II ) Mekanisme fisiologis Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat  setelah di injeksikan, obat akan masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana obat akan di absorbsi oleh tubuh,  Setelah di absorbsi partikel obat yang telah terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik, antipiretik, antiemesis, dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah obat di distribusikan ke seluruh tubuh, karena obat belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di hati ini obat akan dipisahkan berbagai komponenenya, partikel obat yang dibutuhkan oleh organ target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai dengan masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang tidak dibutuhkan tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine, dan lain sebagainya. Obat-obat yang diberikan secara injeksi intramuskuler adalah obat-obat yang menyebabkan iritasi jaringan lemak subkutan dengan onset aksi obat relatif cepat dan durasi kerja obat cukup panjang. Obat yang diinjeksikan ke dalam otot membentuk deposit obat yang diabsorpsi secara gradual ke dalam pembuluh darah. Teknik injeksi intramuskuler adalah teknik injeksi yang paling mudah dan paling aman, meski teknik injeksi intramuskuler memerlukan otot dalam keadaan relaksasi sehingga sangat penting pasien dalam keadaan rileks. (Ilmu Dasar Keperawatan II th 2019 ) 2. Tujuan pemberian obat secara intramuskular Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh dengan cepat.



3.  Indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter. 4. Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu: infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. 6. Daerah penyuntikan dalam pemberian obat secara intramuscular a.         Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi/paha 1/3 tengah pada sisi lateral b.        Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. c.         Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah. d.        Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi. 7.



Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara  IM a.       Tempat injeksi b.      Jenis spuit dan jarum yang digunakan c.       Kondisi atau penyakit klien d.      Obat yang tepat dan benar e.       Dosis yang diberikan harus tepat f.       Pasien yang tepat g.      Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar



8.



Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular a.       Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat b.      Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya) c.       Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa panjangnnya 2,5-3 cm dan untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm. d.      Kapas alcohol e.       Cairan pelarut/aquabidest steril f.       Bak instrument/ bak injeksi g.      Gergaji ampul (bila diperlukan)



h.      Nierbekken i.        Handscoon 1 pasang 9. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular a.       Mencuci tangan b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan c.       Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi. d.      Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan) e.       Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi. f.       Lakukan penyuntikan:   Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.   Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.   Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.   Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi. g.      Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (900). h.      Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahan hingga habis. i.        Setelah selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok. j.        Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian k.      Cuci tangan 10. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan Pasien Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan efektif. a.       Tahap PraInteraksi   Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada   Mencuci tangan   Menyiapkan obat dengan benar   Menempatkan alat di dekat klien dengan benar b.      Tahap Orientasi   Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik



  Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien   Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan c.       Tahap Kerja d.      Tahap Terminasi   Melakukan evaluasi tindakan   Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya   Membereskan alat-alat   Berpamitan engan klien   Mencuci tangan   Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan



DAFTAR PUSTAKA Faradilla, W, 2014. Laporan pendahuluan injeksi Intramuscular, Nganjuk: Akbid Wiyata Mitra Husada Hermasari, Bulan Kakanita, 2019, Buku pedoman ketrampilan klinis injeksi dan punksi, Surakarta, Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Sriami, 2016, Ketrampilan dasar kebidanan, Jakarta, Kemenkes RI Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang 2019 , ILMU DASAR KEPERAWATAN II



ASUHAN KEBIDANAN PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER (I.M) DI PUSKESMAS WANGKAL      PENGKAJIAN DATA              Tanggal : 10-10-2021, Jam 10.00 WIB IDENTITAS                                                       Nama istri



: Ny. N                                            



Umur



: 42 Tahun                                         



Agama



: Islam              



Suku /Bangsa



: Madura/Indonesia                               



Pendidikan



: SD



Pekerjaan



       



           : Ibu Rumah Tangga                         



Alamat



: Dusun Polay 011/003 Ds Gunung Bekel Kec Tegalsiwala



Nama suami



: Tn R



Umur



: 44 th



Agama



: Islam



Suku/Bangsa



: Madura/ Indonesia



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: Petani



Alamat



: Dusun Polay 011/003 Ds Gunung Bekel Kec Tegalsiwala



A.  Data Subyektif 1. Keluhan utama Ibu datang untuk kunjungan ulang suntik KB 3 bulanan Depo progestin.      2. Riwayat KB Ibu mengatakan telah memakai KB suntik selama 11 Tahun dengan jenis KB 3 bulan (depo progestin )              B.  Data Obyektif 1.  Pemeriksaan Umum Keadaan umum           : baik Kesadaran                   : composmentis Tanda vital sign Nadi



: 80x/menit



Pernafasan



: 20x/menit                  



Suhu



: 36,3oC



Pengukuran Antopometri Berat badan



: 49 kg



Tinggi badan



: 147 m



2. Pemeriksaan Fisik Inspeksi



: Tidak ada cloasma



Palpasi



: Tidak ada pembesaran perut, tidak ada nyeri tekan



         C. ANALISA      Akseptor KB suntik 3 bulanan D. PENATALAKSANAAN\ 1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang KB hormonal (suntik) dengan menggunakan lembar balik ABPK 2. Menyiapkan alat  handscoen  spuit 3 cc  depo progestin  kapas dan alcohol  bak instrument 3. Persiapan pasien  Jelaskan tindakan yang akan dilakukan  Atur posisi pasien  Atur pencahayaan secukupnya  Tutup sampiran 4. Langkah kerja  Mencuci tangan  Menyiapkan dosis obat  Mendekatkan alat-alat ke dekat psaien  Memakai kandscoen  Menentukan area yang akan di injeksi (1/3 sias – coxygeus)  Mendesinfeksi daerah yang akan diinjeksi dengan kapas alcohol dengan arah dari dalam ke luar  Menyiapkan spuit yang sudah berisi obat membuka penutup jarumnya dengan hati hati dan mengeluarkan udara dari spuit  Menggunakan tangan kanan yang tidak memegang spuit untuk membentangkan kulit pada area yang akan di injeksi, pegang spuit antara jempol dan jari jari secara tegak lurus 90



 Melakukan aspirasi bila spuit muncul darah makasegera cabut spuit untuk dibuang dan diganti spuit yang baru. Bila tidak muncul darah masukkan obat perlahan lahan  Cabut spuit pelan-pelan dengan kapas antiseptic dan massage are injeksi( bila local injeksi mengeluarkan darah maka tekan agak lama)  Merapikan pasiendan mengatur dalam posisi nyaman  Membuang spuit dan jarum ke tempat yang benar  Membereskan alat- alat  Mencuci tangan 5. Mendokumentasikan hasil tindakan di buku register KB, kartu KB (K1 dan K4) dan register Pasien 5. Mengajurkan pada ibu untuk kembali pada jadwal penyuntikan selanjutnya yaitu tgl 10 Januari 2022 atau sewaktu waktu bila ada keluhan