Maya Sandita, Elly Suryanti, Tri Utami Lestari 2019 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Novan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) PENGARUH FRAUD PENTAGON TERHADAP KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017) -----------------------------------------------------------------------------------------------------------Maya Sandita Nasution, Elly Suryani, Tri Utami Lestari Universitas Telkom Bandung (Naskah diterima: 1 Juni 2019, disetujui: 28 Juli 2019) Abstract This study aims to determine fraud pentagon factors (pressure, opportunity, rationalization, ability, and arrogance) and fraudulent financial statements. This study also aims to investigate the influence of the fraud pentagon on fraudulent financial statements in food and beverage sub sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2013-2017. This study uses secondary data from the annual report of food and beverage sub sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2013-2017. The number of samples used was 14 companies and data processing was carried out using Eviews version 9. Based on the test results, fraud pentagon simultaneously has a significant effect on fraudulent financial statements. Partially it can be concluded that rationalization has a positive effect on fraudulent financial statements. While the variables of pressure, opportunity, capability, and arrogance do not affect the fraudulent financial statement. Keywords: Fraud Pentagon; Fraudulent Financial Statement. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor fraud pentagon (tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan, dan arogansi) dan kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. Penelitian ini menggunakan data dari laporan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 14 perusahaan dan pengolahan data dilakukan menggunakan Eviews versi 9. Berdasarkan hasil pengujian, fraud pentagon secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel rasionalisasi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan variabel tekanan, kesempatan, kemampuan dan arogansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan Kata kunci: Fraud Pentagon; kecuragan laporan keuangan.



153



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Survei



I. PENDAHULUAN



M



industri



yang



dilakukan



oleh



enurut ACFE (2016:34) pada



Association of Certified Fraud Examiner



tahun 2016 industri manu-



(ACFE, 2016:13) dengan melibatkan lebih



faktur merupakan salah satu



dari seribu CFE (Certified Fraud Examiner)



yang



paling



mewakili



kasus



menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun rata-



kecurangan di dunia. Kasus kecurangan yang



rata organisasi selalu kehilangan 5% dari



terjadi di industri manufaktur mencapai 8,8%



pendapatannya karena tindakan kecurangan



dan memiliki kerugian rata-rata sebesar $



(fraud). Terdapat tiga jenis kecurangan (fraud)



194.000.



Kinerja



yang diteliti oleh ACFE, yaitu penyalah-



Kementerian Perindustrian pada tahun 2016



gunaan aktiva, korupsi, kecurangan laporan



mengungkapkan bahwa salah satu industri



keuangaan.



yang memberikan kontribusi terbesar terhadap



kecurangan laporan keuangan yaitu skandal



produk



pada Forum Investor Retail PT Tiga Pilar



Berdasarkan



domestik



Laporan



bruto



nasional



ialah



Kasus



yang



terjadi



akibat



perusahaan-perusahaan industri pengolahan



Sejahtera



(manufaktur)



perlindungan dari Otoritas Jasa Keuangan



yaitu



sebesar



20,51%



(Kemenperin, 2017:29). Kementerian Perindustrian (Kemen-



Food



Tbk



(AISA)



meminta



(OJK) serta mengajukan surat pengaduan kepada



otoritas



terkait



adanya



dugaan



perin) dalam siaran pers 2017, mengung-



pelanggaran yang dilakukan oleh direksi



kapkan bahwa kontribusi industri makanan



emiten AISA. 1) terkait kondisi direksi yang



dan minuman mencapai 34,17%. Industri



tidak dapat mempertanggungjawabkan kinerja



makanan dan minuman nasional mencatatkan



perseroan di sidang Rapat Umum Pemegang



pertumbuhan sebesar 7,19% pada triwulan II



Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Juli 2018.



tahun 2017. Capaian tersebut turut beperan



2) adanya transaksi material seperti belum



dalam kontribusi manufaktur andalan ini



dilunasinya



terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)



berdampak pada penurunan kinerja perseroan



industri non-migas yang mencapai 34,17%



3) adanya transaksi afiliasi dan transaksi



atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya



dengan



(Kemenperin, 2017:29).



Terlihat dari laporan keuangan 2017 di mana



GOLL



indikasi



beserta



benturan



bunga



yang



kepentingan.



transaksi afiliasi ditulis sebagai transaksi



154



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) pihak 10 dan belum mendapat persetujuan



untuk menipu para pemakai laporan keuangan



pemegang



Terakhir,



(Hery, 2017:197). F-Score adalah suatu



pelanggaran



ukuran yang diklaim dapat digunakan untuk



Keterbukaan Informasi, seperti inkonsistensi



mengukur terjadinya salah saji material dalam



pernyataan tentang berita simpang siur ke



laporan keuangan (Akbar, 2017). F-Score



Bursa Efek Indonesia (BEI) (Sari dan Narita,



diperkenalkan oleh



2018).



Kecurangan laporan keuangan diukur dengan



II. KAJIAN TEORI



menggunakan F-Score sebagai berikut:



2.1.1 Kecurangan (Fraud)



F-Score = Accrual Quality + Financial



diduga



saham



independen.



adanya



indikasi



Kecurangan atau fraud adalah suatu penyajian laporan keuangan suatu perusahaan yang



dengan



(mengandung dilakukan



sengaja salah



karena



hal



Performance Rumus F-Score Model mencakup dua



keliru



komponen yang dapat dilihat dalam laporan



tersebut



keuangan, yaitu kualitas akrual dan kinerja



ingin



keuangan. Kualitas akrual diproksikan dengan



dibuat



saji),



Dechow et al. (2011).



manajemen



melaporkan berita positif dan hasil keuangan



akrual RSST sebagai berikut:



yang



RSST Accrual =



mengesankan



serta



dapat



mengendalikan harga saham ke harga yang lebih tinggi (Tuanakotta,



2015:195). ACFE



telah mengembangkan Occupational Fraud and Abuse Classification System atau dikenal pula sebagai Pohon Kecurangan (Fraud Tree) yang terdiri atas tiga kategori utama yaitu penyalahgunaan



aktiva,



korupsi



dan



2.1.2 Kecurangan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan dapat dikatakan ketika



adanya



kesalahan



penyajian atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara sengaja dengan tujuan



155



WC (Working Capital) (Current Assets – Current Liability) NCO (Non Current Operating Accrual) (Total Assets – Current Assets – Invesment and advances) – (Total Liabilities – Current Liabilities – Long Term Debt)



kecurangan laporan keuangan.



menyesatkan



Di mana:



FIN (Financial Accrual) Total Investment – Total Liabilities ATS (Average Total Assets)



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Komponen kedua dari F-Score Model adalah



mengungkapkan terdapat tiga faktor yaitu



kinerja keuangan. Kinerja keuangan diukur



tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi yang



dengan perubahan pada piutang, perubahan



berpengaruh terhadap tindakan kecurangan



pada akun persediaan, perubahan pada akun



(fraud) yang kemudian disebut fraud triangle



penjualan tunai, dan perubahan pada EBIT



(Rahmawati et al., 2017:2716). Pada tahun



sebagai berikut:



2004 teori ini pun berkembang, perkembangan



Financial performance = change in receivable +



model fraud tersebut ditemukan oleh David T.



change in inventories + change in cash sales +



Wofe dan Dana R. Hermanson dengan



change in earning



menambahkan kemampuan sebagai salah satu



Di mana:



faktor yang juga berpengaruh terhadap tindak



Change in Receivable



kecurangan (fraud) yang kemudian disebut dengan fraud diamond (Zaki, 2017:2417). Teori kecurangan berkembang lagi pada tahun



Change in Inventories



2009 yang kemudian disajikan kembali pada tahun 2012, perkembangan model fraud terbaru ditemukan oleh Jonathan Marks yang



Change in Cash Sales



mengungkapkan lima faktor yang mem-



-



pengaruhi kecurangan dengan penambahan Change in Earnings



faktor arogansi yang disebut sebagai The







Crowe’s Fraud Pentagon (Aprilia, 2017:105). 2.2.1 Tekanan Tekanan (dorongan) bagi entitas untuk



2.2 Teori Kecurangan Salah satu teori yang terus berkembang



memanipulasi laporan keuangan yang timbul



terkait



ketika terjadinya penurunan atau ketidak



faktor-faktor



stabilan dalam prospek keuangan entitas,



pendorong terjadinya suatu tindak kecurangan



tekanan (dorongan) dapat diakibatkan oleh



(fraud) yang dimulai dengan dinyatakannya



kondisi ekonomi, industri, ataupun operasi



teori fraud oleh Donald R. Cressey pada tahun



entitas (Hery, 2017:200).



1953 (Aprilia, 2017:104). Teori tersebut



LEV =



dalam



bidang



pengidentifikasian



156



keuangan mengenai



ialah



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) memberi kesempatan dalam melakukan fraud



2.2.2 Kesempatan Kesempatan timbul karena lemahnya



(Siddiq et al., 2017). Kemampuan diproksikan



pengendalian internal untuk mencegah dan



dengan pergantian direksi ataupun perekrutan



mendeteksi



direksi baru pada periode penelitian yang



terjadinya



kecurangan. karena



dilambangkan dengan DCHANGE dan diukur



lemahnya sanksi, dan ketidakmampuan untuk



menggunakan variabel dummy; “kode 1



menilai



sehingga



diberikan jika terjadi perubahan susunan



kecurangan



direksi ataupun perekrutan direksi baru pada



Kesempatan



juga



dapat



kualitas



menimbulkan



terjadi



kinerja



terjadinya



periode penelitian sedangkan, jika sebaliknya



(Karyono, 2013:9).



maka, diberikan kode 0” (Akbar, 2017:110). 2.2.5 Arogansi 2.2.3 Rasionalisasi Rasionalisasi



Arogansi merupakan sifat kurangnya merupakan



tindakan



yang dilakukan seseorang dalam melakukan kecurangan (fraud) yang dilakukan dengan cara pelaku menentramkan diri atau ketika seseorang melakukan



kecurangan



(fraud)



merasa dirinya tidak melakukan sebuah kesalahan



tersebut



(Tuanakotta,



2013).



Rasionalisasi diproksikan dengan perubahan auditor eksternal (Akbar, 2017:108) yang dilambangkan dengan AUDCHANGE dan diukur menggunakan variabel dummy yaitu dengan memberikan kode 1 jika terjadi pergantian auditor eksternal



pada periode



penelitian sedangkan, jika sebaliknya maka, diberikan kode 0.



Capability adalah kemampuan se-



157



dalam



atau adanya sifat congkak pada seseorang yang percaya bahwa pengendalian internal tidak



dapat



diberlakukan



secara



pribadi



(Aprilia, 2017:100). Arogansi diproksikan dengan menghitung total foto CEO yang terpampang dalam sebuah laporan tahunan yang dilambangkan dengan CEOPIC (Siddiq et al., 2017:5). III. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek



2.2.4 Kemampuan



seorang



hati nurani yang merupakan sikap superioritas



suatu



perusahaan



untuk



Indonesia periode 2013-2017 baik secara simultan maupun secara parsial.



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Penelitian



ini



14



statistik deskriptif dari variabel kecurangan



perusahaan dengan periode 5 tahun sehingga



laporan keuangan (f-score), tekanan (LEV),



jumlah unit sampel yang diobservasi adalah



kesempatan



70 unit sampel. Model analisis data dalam



(CEOPIC)



penelitian ini adalah regresi data panel.



rasio.



Metode



Tabel 1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Berskala Rasio FSCORE LEV BDOUT CEOPIC Mean 0,11717 0,47391 0,37767 2,85714 Median 0,09391 0,51589 0,33333 3,00000 Max 2,42733 0,75178 0,57143 8,00000 Min -1,32882 0,14632 0,20000 0,00000 Std. 0,46539 0,13842 0,08170 1,85945 Dev. Observa 70 70 70 70 tion Sumber: Data sekunder dan diolah oleh penulis, 2019 Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa



analisis



yang



menggunakan



digunakan



dalam



penelitian ini adalah analisis data panel yang persamaannya



dapat



dituliskan



sebagai



berikut: Persamaan analisis model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah



Keterangan: Y ߙ



,



t i



,



,



,



= Kecurangan Laporan Keuangan = Konstanta = Tekanan = Kesempatan = Rasionalisasi = Kemampuan = Arogansi = Koefisien regresi masing masing variabel independen = Error term = Waktu = Perusahaan



IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan menjelaskan deskripsi data dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut adalah hasil pengujian 158



(BDOUT), dan arog ansi yang



masing-masing



berskala



variabel kecurangan laporan keuangan (fscore) memiliki nilai mean sebesar 0,11717 < dari standar deviasi sebesar 0,46539, hal ini menunjukan bahwa data bervariasi. Pada variabel tekanan (LEV) memiliki nilai mean sebesar 0,47391 > dari standar deviasi sebesar 0,13842 ini menunjukan bahwa data tidak



bervariasi.



Kesempatan



(BDOUT)



memiliki nilai mean sebesar 0,37767 > dari standar deviasi sebesar 0,08170 sehingga menunjukan bahwa data tidak bervariasi, dan arogansi (CEOPIC) memiliki nilai mean sebesar 2,85714 > dari standar deviasi



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) sebesar 1,85945, sehingga menunjukan bah-



dan minuman pada tahun 2013-2017 sebanyak



wa data tidak bervariasi.



19 atau 27,14% sampel penelitian melakukan



Tabel 2 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Berskala Nominal Variabel



AUD CHANGE



D CHANGE



Jumlah Sampel (Tahun 20132017)



Kriteria Terjadi Pergantian Auditor Eksternal Tidak Terjadi Pergantian Auditor Eksternal Terjadi Pergantian Direksi Tidak Terjadi Pergantian Direksi



10



Total



variabel



85,71%



19



sebanyak 51 (72,86%) sampel penelitian tidak melakukan pergantian direksi selama tahun



4.2.1



Uji Multikolinearitas Menurut



70 (100%) 51



72,86%



rasionalisasi



(AUD-



2013-2017 sebanyak 10 atau 14,29% sampel melakukan



pergantian



auditor



korelasi



antara



(2018:107)



uji



sampel



penelitian



yang



tidakmelakukan pergantian auditor eksternal selama tahun penelitian. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang ditunjukkan pada Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistik deskriptif variabel kemampuan (DCHANGE). Dapat dilihat bahwa perusahaan sub sektor makanan



variabel



bebas



atau



independen. Apabila nilai VIF > 10 maka dalam model regresi terjadi multikolinieritas (Basuki dan Prawoto, 2016:108). Berikut ini merupakan hasil uji multikolinearitas yang dinyatakan pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factors Date: 05/03/19 Time: 16:02 Sample: 1 70 Included observations: 70



eksternal. Sedangkan sisanya sebanyak 60



159



Ghozali



apakah model regresi ditemukan adanya



27,14%



subsektor makanan dan minuman pada tahun



(85,71%)



sisanya



multikolinearitas bertujuan untuk menguji



CHANGE). Dapat dilihat bahwa sampel pada



penelitian



Sedangkan



4.2 Pengujian Asumsi Klasik



14,29%



Sumber: Data sekunder dan diolah oleh penulis, 2019 Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistik deskriptif



direksi.



penelitian.



70 (100%) 60



pergantian



Variable C LEV BDOUT



Coefficien t Uncentered Centered Variance VIF VIF



0,106598 0,155360 0,434038 AUDCHANGE 0,024301 DCHANGE 0,014752 CEOPIC 0,000888



37,99225 13,48182 23,08233 1,237307 1,427049 3,662396



Sumber: Hasil output Eviews 9



NA 1,045745 1,017814 1,060548 1,039707 1,078695



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada



4.3 Hasil Uji Data Panel 4.3.1 Uji Chow



variabel yang memiliki nilai VIF (Variance



Pengujian ini digunakan untuk menen-



Inflation Factor) yang lebih besar dari 10,



tukan model yang cocok antara model



sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak



common effect dan model fixed effect. Berikut



terjadi multikolinieritas.



ini merupakan hasil uji chow yang dinyatakan



4.2.2



pada tabel 5 sebagai berikut:



Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali



(2018)



Heteros-



Tabel 5 Uji Signifikansi Fixed Effect (Uji



kedastisitas terjadi karena adanya ketidak-



Chow)



samaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Jika Prob.



Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects



Chi-Square > 0,05 maka data tersebut tidak



Effects Test



terjadi heteroskedastisitas (Sarwono, 2016:-



Cross-section F Cross-section square



161-162). Berikut ini merupakan hasil uji



Statistic



d.f.



Prob.



1,05918 (13,51) 0,4138 Chi16,73052



13 0,2119



heteroskedastisitas yang dinyatakan pada tabel



Sumber: Hasil output Eviews 9



4 sebagai berikut:



Hasil uji signifikansi fixed effect menun-



Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas



jukkan, nilai prob (Cross-section Chi-square) sebesar 0,2119 > 0,05. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi data panel yang digunakan adalah model common effect dimana lebih baik daripada model fixed effect.



Sumber: Hasil output Eviews 9



4.3.2 Uji Hausman



heteroskedastisitas



Pengujian kedua ini digunakan untuk



dengan uji white pada Tabel 4 menunjukkan



menentukan model yang cocok antara model



bahwa nilai Prob. Chi-Square sebesar 0,6248



fixed effect dan model random effect. Berikut



> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa



ini merupakan hasil uji hausman yang



data dalam penelitian ini terbebas dari



dinyatakan pada Tabel 6 sebagai berikut:



Berdasarkan



hasil



heteroskedastisitas.



160



uji



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Tabel 6 Uji Signifikansi Random Effect (Uji Hausman) Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects



Tabel 7 Hasil Uji Lagrenge Multiplier (LM) Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives



Chi-Sq. Chi-Sq. Statistic d.f. Prob.



Test Summary



Cross-section random 6,498297



Test Hypothesis Crosssection



0,260 7



5



Breusch-Pagan



Sumber: Hasil output Eviews 9 Hasil



uji



Hausman



menunjukkan,



nilai



pada prob



Tabel



6



hasil



breusch-pagan



sesuai



ketentuan



1,040569 2,497360 3,537929 (0,3077) (0,1140) (0,0600)



Hasil uji Langrange Multiplier pada



(Cross-section Tabel



maka



Both



Sumber: Hasil output Eviews 9



random) sebesar 0,2607 > 0,05. Berdasarkan tersebut,



Time



7



menunjukkan, sebesar



nilai



probability



0,3077



>



0,05.



pengambilam keputusan bahwa H0 diterima,



Berdasarkan hasil tersebut, maka sesuai



sehingga model yang digunakan adalah model



ketentuan pengambilan keputusan bahwa H0



random effect. Selanjutnya akan dilanjutkan



diterima, sehingga model yang digunakan



dengan uji lagrange multiplier.



adalah model common effect.



4.3.3 Uji Lagrenge Multiplier (LM)



4.4 Uji Koefisien Determinasi (



Pengujian



ketiga



dilakukan



Menurut



untuk



Widarjono



) (2013:179)



menentukan model yang cocok antara model



koefisien determinasi (



common effect dan model random effect.



mengukur seberapa jauh kemampuan model



Berikut ini merupakan hasil uji Lagrenge



dalam



Multiplier yang dinyatakan pada Tabel 7



independen. Berikut ini merupakan hasil uji



sebagai berikut:



koefisien determinasi (



menerangkan



) dilakukan untuk



variasi



variabel



) yang dinyatakan



pada Tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (



)



Sumber: Hasil output Eviews 9 Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat nilai Adjusted R-Square sebesar 0,093 atau 9,3%



161



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Tabel



di



atas



berarti



bahwa



variabel



independen penelitian ini dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 9,3% sedangkan



4.5.2 Pengujian Secara Parsial 1. Pengaruh Tekanan Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan



sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh



Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat



variabel lain diluar dari penelitian.



bahwa nilai probability variabel tekanan yang



4.5 Pengujian Hipotesis



diukur menggunakan rasio leverage (LEV)



4.5.1



Pengujian Secara Simultan



sebesar



Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat



menunjukkan bahwa



bahwa



nilai



probabilitas



(F-statistic)



0,2050



lebih



besar



dari



0,05



diterima dan



ditolak sehingga dapat disimpulkan tekanan



penelitian sebesar 0,045216 < 0,05, sehingga



yang



dapat



berpengaruh signifikan terhadap kecurangan



disimpulkan



bahwa



penelitian



ini



diukur



menggunakan



LEV



menerima Ha dan menolak H0. Hal tersebut



laporan keuangan.



berarti bahwa seluruh variabel independen



2. Pengaruh Kesempatan Terhadap



yaitu



tekanan,



kesempatan,



rasionalisasi,



tidak



Kecurangan Laporan Keuangan



kemampuan, dan arogansi secara simultan



Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan



berpengaruh signifikan terhadap kecurangan



bahwa nilai probability variabel kesempatan



laporan keuangan.



yang diukur menggunakan perhitungan rasio



Tabel 9 Hasil Pengujian Menggunakan Model Common Effect



jumlah dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris (BDOUT) sebesar 0,5510 > 0,05 yang menunjukkan bahwa diterima dan disimpulkan



ditolak sehingga dapat kesempatan



yang



diukur



menggunakan perhitungan rasio jumlah dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris



(BDOUT)



signifikan



terhadap



keuangan.



Sumber: Hasil output Eviews 9



162



tidak



berpengaruh



kecurangan



laporan



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) 3. Pengaruh Rasionalisasi Terhadap



5. Pengaruh Arogansi Terhadap



Kecurangan Laporan Keuangan



Kecurangan Laporan Keuangan



Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat nilai



Berdasarkan Tabel 9 nilai probability



probability variabel rasionalisasi yang diukur



variabel arogansi yang diukur menggunakan



menggunakan pergantian auditor eksternal



frekuensi



(AUDCHANGE) sebesar 0,0078 < 0,05



perusahaan dalam laporan tahunan (CEOPIC)



ditolak sehingga dapat disimpulkan AUDCHANGE



berpengaruh



positif



gambar



CEO



sebesar 0,0851 > 0,05 menunjukkan bahwa



diterima dan



menunjukkan bahwa



kemunculan



signifikan



diterima dan disimpulkan



ditolak. Sehingga dapat



bahwa



CEOPIC



tidak



terhadap kecurangan laporan keuangan.



berpengaruh signifikan terhadap kecurangan



4. Pengaruh Kemampuan Terhadap



laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki jumlah frekuensi kemunculan gambar CEO



Kecurangan Laporan Keuangan Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat



yang tinggi atau rendah tidak selalu menjadi



bahwa nilai probability variabel kemampuan



suatu alasan bagi perusahaan untuk melakukan



dengan



fraud.



indikator



perubahan



direksi



(DCHANGE) sebesar 0,3561 > 0,05. Hal ini



V. KESIMPULAN



menunjukkan bahwa



Berdasarkan



diterima dan



hasil



penelitian



yang



telah



ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa



dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa



variabel



hal sebagai berikut:



kemampuan



dengan



indikator



DCHANGE tidak berpengaruh signifikan



1.



Tekanan



tidak berpengaruh



terhadap



terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal



kecurangan



laporan



ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan



perusahaan



manufaktur



direksi belum tentu menunjukkan bahwa



makanan dan minuman yang terdaftar di



perusahaan



Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun



telah



melakukan



fraud



dan



sub



pada sektor



2013-2017.



mencoba menutupinya dengan mengganti susunan direksi perusahaan. Semakin tinggi



keuangan



2.



Kesempatan tidak berpengaruh terhadap



atau rendah perusahaan melalukan pergantian



kecurangan



laporan



direksi tidak selalu menjadi suatu tekanan bagi



perusahaan



manufaktur



perusahaan untuk melakukan fraud.



makanan dan minuman yang terdaftar di



163



keuangan sub



pada sektor



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. 3.



Rasionalisasi



berpengaruh



positif



terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. 4.



Kemampuan tidak berpengaruh terhadap kecurangan



laporan



keuangan



perusahaan



manufaktur



sub



pada sektor



makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. 5.



Law,



Aprilia. 2017. Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Beneish Model. Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 9(1), 101–132. Basuki, A. T., & Prawoto, N. 2016. Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Dechow, P. M., Ge, W., Larson, C. R., & Sloan, R. G. 2011. Predicting Material Accounting Misstatements. Contemporary Accounting Research, 28(1), 17–82. https://doi.org/10.1111/j.19113846-.2010.01041.x



Arogansi tidak berpengaruh terhadap kecurangan



laporan



keuangan



perusahaan



manufaktur



sub



pada sektor



makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017.



DAFTAR PUSTAKA ACFE. (2016). Report To The Nation On Occupational Fraud and Abuse. Retrieved from https://-www.-acfe.com/rttn2016/docs/2016-report-to-thenations.pdf. Akbar, T. (2017). The Determination of Fraudulent Financial Reporting Causes by Using Pentagon Theory On Manufacturing Companies In Indonesia. International Journal of 164



Business, Economics and 14(December), 106–113.



Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (9th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS. Hery. 2017. Auditing dan Asurance : Pemeriksaan Berbasis Audit Iternasional. Jakarta: PT. Grasindo. Husmawati, P., Septriani, Y., Rosita, I., & Handayani, D. 2017. Fraud Pentagon Analysis in Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial Statement ( Study on Manufacturing Firms Listed in Bursa Efek Indonesia Period 20132016 ). International Conference of Applied Science on Engineering, Business, Linguistics and Information Technology(ICo-ASCNITech).



EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2019 (153-165) Kahfi. 2018. Terjerat Kasus Kredit Fiktif Bank Mandiri, Begini Kondisi Pabrik Tirta Amarta. Retrieved January 26, 2019,fromhttps://kabar24.bisnis.com/read/20180521/16/ 797735/terjerat-kasus-kredit-fiktifbank-mandiri-begini-kondisi-pabriktirta-amarta



Rahmawati, A. D., Nazar, M. R., & Triyanto, D. N. 2017. Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle Terhadap Financial Statement Fraud (Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). EProceeding of Management, 4(3), 2715–2722.



Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta: CV. Andi.



Sari, I. N., & Narita. 2018. Banyak dugaan pelanggaran di Tiga Pilar (AISA), investor minta perlindungan OJK. Retrieved April 28, 2019, from https://investasi.kontan.co.id/news/ban yak-dugaan-pelanggaran-di-tiga-pilaraisa-investor-minta-perlindungan-ojk.



Kemenperin. 2017a. Kemenperin: Kontribusi Industri Manufaktur Melesat. Retrieved November 22, 2018, from http://www.kemenperin.go.id/artikel/1 4532/Kontribusi-Industri-ManufakturMelesat Kemenperin. 2017b. Kemenperin: Tertinggi, Kontribusi Industri Makanan dan Minuman Capai 34,17 Persen. Retrieved November 22, 2018, from http://www.kemenperin.go.id/artikel/1 7984/Tertinggi,-Kontribusi-IndustriMakanan-dan-Minuman-Capai-34,17Persen. Nurmulina, A., & Sasongko, N. 2017. Analisis Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud. Nucleic Acids Research, e77–e77. Oktarigusta, L. 2017. Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015). Jurnal Daya Saing, 19(2), 93–108.



165



Sarwono, J.2016. Prosedur-prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset Skripsi dan Tesis dengan EViews. Penerbit Gava Media. Siddiq, F. R., Fatchan, A., & Zulfikar. 2017. Fraud Pentagon Dalam Meneteksi Financial Statement Fraud. Seminar Nasioanal DanThe 4thCall for Syariah Paper, 1–14. Tuanakotta, T. M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Jakarta: Salemba Empat. Ulfah, M., Nuraina, E., & Langgeng. 2017. Pengaruh Fraud Pentagon dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting. Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi, 5(September), 399–417. Widarjono, A. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya. Jakarta: Ekonosia.