Media 1598878230 LAKIP Kemenpar 2019 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RINGKASAN EKSEKUTIF Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada tanggal 16 Februari 2015 bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional. Kementerian Pariwisata telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) sebagai standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, Indikator Kinerja Utama tersebut digunakan sebagai ukuran keberhasilan/kegagalan dalam penyusunan perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Target dan Realisasi Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 adalah sebagai berikut :



No 1



1



2



3.



Sasaran Strategis (SS)



No



2



3



2019



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



Target



Realisasi



Capaian (%)



4



5



6



7



100



Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata



1



Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun RP)



280



280*)



2



Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)



5,5



5,5*)



100



Meningkatnya kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus)



3



Pertumbuhan jumlah Wisman (%)



17



1,88



11,6



- Jumlah Wisman (juta orang)



20



16,1



80,50



Peningkatan pergerakan Wisnus (%)



1,85



3



162



- Jumlah Pergerakan Wisnus (juta pergerakan)



275



312,5



113



Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)



#30



#40



Meningkatnya daya saing pariwisata nasional



4



5



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



-



iii



No 1



Sasaran Strategis (SS)



No



2



3



2019



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



Target



Realisasi



Capaian (%)



4



5



6



7



2.500



840,66**



33,63



4



Meningkatnya investasi sektor pariwisata



6



Jumlah investasi sektor pariwisata (US$ juta)



5



Bertumbuhnya industri pariwisata nasional



7



Pertumbuhan industri pariwisata nasional (%)



3



3*)



100



6



Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional



8



Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%)



3



1.85



61.67



7



Meningkatnya kualitas SDM pariwisata nasional



9



Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional (%)



2,5



2,8



112



8



Dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional



10



Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional (%)



30



52



173,33



9



Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata



11



Nilai RB Kementerian Pariwisata Penanggngjawabnya (1-100)



80



80*



100



*) Data Proyeksi **) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)



Dilihat dari pencapaian target IKU pada tahun 2019, secara umum sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 11 IKU level Kementerian, terdapat 7 IKU yang memenuhi target, antara lain Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata, Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, Peningkatan pergerakan Wisnus, Pertumbuhan industri pariwisata nasional, Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional, Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional dan Nilai RB Kementerian Pariwisata. Adapun kendala dalam pencapaian target di atas disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



iv



Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan Kerusuhan Papua b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk perjalanan insentifnya c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8, dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian bencana alam di tahun 2018 Dalam mendukung pencapaian target kinerja di atas, Kementerian Pariwisata memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp



3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan



ratus tiga puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu rupiah) dan pada akhir tahun 2019 sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam ratus tiga puluh dua miliar delapan ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu tiga ratus delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata. Atas capaian ini, Kementerian Pariwisata tetap berkomitmen dalam melaksanakan upaya perbaikan secara terus-menerus atas pengelolaan kinerja di tengah lingkungan yang terus berubah secara dinamis baik dari segi peraturan perundang-undangan maupun harapan pemangku kepentingan.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



v



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



…………………………………………………...………………………….……………



RINGKASAN EKSEKUTIF



i



……………………..……………………………………………………………



iv



……………………..……………………………………………………..………………….……



vi



DAFTAR TABEL …………………..……………………………………………………..………………….……



viii



DAFTAR ISI



DAFTAR GAMBAR



……………..……………………………………………………..………………….……



x



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



……………………………………………….………………………………………



1



1.2 Gambaran Umum Organisasi …………………………………………………………………….



2



1.3 Aspek Strategis Organisasi



5



…………………………………………………….………………



BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis



…………………………………………………………………..……………..



8



2.2 Perjanjian Kinerja Kementerian Pariwisata …………………………….………………..



11



BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi



……………………………………………………………………



13



1.



Jumlah Penerimaan Devisa Dari Sektor Pariwisata …………………………..



16



2.



Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional ………………………..



18



3.



Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara (wisman) ………………..



22



4.



Peningkatan Pergerakan Wisatawan Nusantara (Wisnus)



……………….



47



5.



Travel and Tourism Competitives Index (TTCI) …………………………………



62



6.



Jumlah Investasi sektor pariwisata ………………………………………………….



66



7.



Pertumbuhan industri pariwisata nasional ………………………………………



72



8.



Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional



9.



……………………………………………………………………….



77



Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata nasional



………………………………………………………………



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



83



vi



10. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Pariwisata Nasional



………………………………………………………………………………………



11. Nilai RB Kementerian Pariwisata



…………………………………………………..



92



………………………………………………………………………………..



93



…………………………………………………………………………………………



95



3.2 Realisasi Anggaran



BAB IV PENUTUP



87



LAMPIRAN Publikasi Branding melalui Media Ruang



…………………………………………………………..



Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 Perjanjian Kinerja



95



………………………………….



96



…………………………………………………………………………………………….



96



Pernyataan Hasil Evaluasi



………………………………………………………………………………..



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



97



vii



DAFTAR TABEL



Tabel 1.1



Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional ……………………………..



7



Tabel 3.1



Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019 …………………………..….………………



12



Tabel 3.2



Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 …………………………………………………………………………………..



14



Tabel 3.3



Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019 ……………



16



Tabel 3.4



Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Tahun 2018 dan 2019 ……………………………………………………



Tabel 3.5



Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dengan Penerimaan Devisa



Tabel 3.6



……………………………………………………………..……..



17



Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional tahun 2019 ………………………………………………………….…………..



Tabel 3.7



17



18



Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019 …………………………………



19



Tabel 3.8



Jumlah Wisman dari Januari s.d November 2019 ……………………………..



22



Tabel 3.9



Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019 ……………………………



23



Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman Tahun 2018 dan 2019 ……………………………………………………………………………………………..



23



Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik …………………………………



24



Tabel 3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang ………………………………………



28



Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019 …………………………………………….



43



Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019 ……………………..



48



Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus Tahun 2019



48



Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI ………………………………………………



63



Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN ………..



64



Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019



………………………………………………………………….



64



Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019 ……..



66



Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019



67



………………………….



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



viii



Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi ………………………….. (Januari – Juni TA 2019 ………………………………………………………………….



69 68



Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA (Januari – Juni TA 2019) ………………………………………………………………….



70



Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS (Periode 1 Januari – 31 Desember 2019) …………………………………………



73



Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019…………..



74



Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional….…



74



Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi Terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 ………………………….



77



Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional …………………………………………………………….



78



Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata ……



79



Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014 yang direviu TA 2019 ……



80



Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019 berdasarkan Bidang Sertifikasi ……………………………………………………………………………



84



Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi ….



84



Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 …………………………………………………………..



85



Tabel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 – 2019 …………………



85



Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019 ……………………………



87



Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019 ………………………………



91



Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019 ……



92



Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi ………………………………………



92



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



ix



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1



Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata ……………….……….……



4



Gambar 2.1



Visi dan Misi Kementerian Pariwisata



……………………………………



9



Gambar 2.2.



Peta Strategis



………………………………………………………………………



10



Gambar 2.3.



Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata ……………………



10



Gambar 3.1



Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik



………………………



25



Gambar 3.2



Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor ………………………



27



Gambar 3.3



Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial



27



Gambar 3.4



Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Inggris



Gambar 3.5



……………………………………………………………………………..



……………………………………………………….……………………..



………………………….………………………….…………………..



…………………………………………………………………………………..



…………………………………………………………….……………………..



30



31



Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di De Telegraaf dan FVW Daily ………………………………………………………………………..…….…………



Gambar 3.11



30



Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di Emirates dan Cathay Dragon



Gambar 3.10



39



Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar India



Gambar 3.9



29



Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Korea Selatan



Gambar 3.8



………………………………………………………………………



Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Amerika



Gambar 3.7



28



Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Timur Tengah



Gambar 3.6



……………..……………



31



Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di TravTalk Middke East dan Travel + Leisure India



…………………………………..……………………



32



Gambar 3.12



Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion …………………………………….



43



Gambar 3.13



Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent



……………….



44



Gambar 3.14



Bukti Tayang Publikasi in Flight Magazines ………………………………..



45



Gambar 3.15



Publikasi Placement Bus dan Van



46



Gambar 3.16



Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri



Gambar 3.17



Publikasi melalui Media Digital di TV Dalam Negeri



……………..……………….…………….. ……………



49



……….………



49



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



x



Gambar 3.18



Branding Wonderful Indonesia pada media sosial ……………..………



50



Gambar 3.19



Publikasi Pariwisata Indonesia pada Media Cetak



……………………..



51



Gambar 3.20



Event Daerah di 3 wilayah Regional



…………………..……………………..



53



Gambar 3.21



Jumlah100 event dan 10 top event …………………..………………….……..



54



Gambar 3.22



Joint Promotion dan Pembukaan rute baru



…..……..…………..……..



56



Gambar 3.23



Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019



…..………................………..



57



Gambar 3.24



Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019 …………………



59



Gambar 3.25



Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia …………………………….



60



Gambar 3.26



Kunjungan Wisman melalui Border Tourism ………………………………



60



Gambar 3.27



Komponen TTCI ………..………..…………………………………………………..…



62



Gambar 3.28



Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019



………..………..………



63



Gambar 3.29



Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata …....



81



Gambar 3.30



Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM



94



……….…..



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



xi



BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan terbentuknya susunan Kabinet Indonesia Maju, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara, dan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019 – 2024, Kementerian Pariwisata secara resmi berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya terbit Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 tentang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan dari kedua Peraturan Presiden tersebut mengamanatkan bahwa dalam rangka menjaga keberlangsungan pelaksanaan program dan anggaran tahun 2019, susunan organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mulai berlaku sejak tanggal 31 Desember 2019.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



1



Dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 dan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tersebut di atas, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Kementerian TA 2019, disusun secara terpisah antara Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ekonomi Kreatif. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 disusun dalam rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 sebagai penjelasan atas sasaran strategis Kementerian Pariwisata dan capaiannya, berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata tahun 2018-2019.



1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata, sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2017, Kementerian Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan, kementerian Pariwisata memiliki fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengembangan destinasi dan



industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, pengembangan



pemasaran



pariwisata



nusantara,



dan



pengembangan



kelembagaan kepariwisataan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan



destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara,



pengembangan



pemasaran



pariwisata



nusantara,



dan



pengembangan kelembagaan kepariwisataan;



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



2



c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik



wisata dalam rangka pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan pengembangan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing pariwisata; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan



pemerintahan di bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, pengembangan pemasaran pariwisata nusantara, dan pengembangan kelembagaan kepariwisataan; e. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur



organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata; f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab



Kementerian Pariwisata; dan g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata.



Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden di atas, dalam rangka mengatur tugas dan fungsi pada masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata telah ditetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata. Struktur organisasi Kementerian Pariwisata pada tahun 2019 terdiri dari empat deputi dengan 3 (tiga) fungsi strategis yaitu (1) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona I, (2) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona II, (3) Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, serta (4) Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Pariwisata. Secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



3



Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata



Fungsi customer management dijalankan oleh Deputi Pengembangan Pemasaran. Struktur Deputi Pengembangan Pemasaran disusun dengan menempatkan dimensi area sebagai dimensi utama (area-based structure). Area mewakili originasi wisatawan atau lebih tepatnya mewakili pelanggan. Di dalam deputi ini terdapat Country Manager yang akan menjadi ujung tombak Kementerian Pariwisata dalam melakukan penetrasi pasar ke negara-negara yang menjadi target pasar. Country Manager diharapkan untuk memahami pasar-pasar target LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



4



(customer management) dengan melihat kondisi demografi, psikografi, dan perilaku wisatawan serta terlatih dalam meramu dan menjalankan strategi promosi/penjualan (marketing management) dengan mengacu pada konsep DOT (Destination,Origination, Time) dan BAS (Branding, Advertising, Selling). Fungsi product development dijalankan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata. Struktur Deputi ini disusun dengan menempatkan area sebagai dimensi utama dimana terdapat tiga area kerja yaitu: Regional I (wilayah Barat), Regional II (wilayah Tengah), dan Regional III (wilayah Timur). Di samping mengembangkan destinasi pariwisata di tiga regional tersebut, deputi ini juga bertanggung jawab mengembangkan investasi pariwisata dan mengembangkan infrastruktur/ekosistem kepariwisataan. Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata akan bertanggung jawab mengembangkan industri, regulasi, dan kebijakan pariwisata. Di samping itu deputi ini bertanggung jawab di bidang SDM pariwisata dan kerjasama antarlembaga, serta bertanggung jawab dalam pembuatan Business Plan pariwisata, melaksanakan deregulasi untuk meningkatkan daya saing serta melakukan sertifikasi SDM, produk dan unit usaha industri pariwisata. 1.3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Sektor



pariwisata



pembangunan,



memiliki



khususnya



posisi



bagi



strategis



negara



dalam



Indonesia



berbagai yang



kebijakan



memiliki



aset



kepariwisataan, untuk diperkuat dan diberdayakan sebagai pilar ekonomi negara. Perekonomian nasional ke depan tidak lagi dapat mengandalkan sektor minyak dan gas sebagai andalan penyumbang devisa yang menopang perekonomian, karena cadangan minyak dan gas pada saatnya akan habis dan tidak dapat tergantikan lagi. Karena itu, sektor pariwisata menjadi sektor kunci yang diharapkan mampu menyandang fungsi penyumbang devisa terbesar di atas sektor – sektor lainnya. Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



5



Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada tanggal 16 Februari 2015 bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional. Beberapa agenda strategis Pemerintahan Republik Indonesia periode 2015-2019 tertuang



dalam



agenda



prioritas



NAWACITA. Nawa



Cita,



Dalam butir



yang



terkait



pariwisata



adalah



butir keenam yang menyebutkan “Kami



Presiden RI – Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Bidang Pariwisata, Istana Bogor, 16 Februari 2015



akan meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, yakni industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim dan pariwisata”. Atas dasar pemikiran itulah bahwa kepariwisataan Indonesia dapat meningkatkan



daya



saing



Indonesia



di



mancanegara,



terutama



dengan



memanfaatkan potensi yang selama ini belum terkelola dengan baik, yakni potensi maritim, untuk mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Pariwisata menjadi penyumbang devisa, PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. Pada tahun 2018 sektor pariwisata telah memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 5,25%, dengan jumlah devisa sebesar 229,50 Triliun rupiah dan menyerap 12,7 juta tenaga kerja di sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 15,81 juta kunjungan dan 303,4 juta perjalanan wisatawan nusantara. Lebih detil dapat dilihat pada Tabel 1. 1



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



6



Tabel 1.1 Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional 2015



2016



2017



2018



INDIKATOR TARGET



REALISASI



TARGET



REALISASI



TARGET



REALISASI



TARGET



REALISASI



KONTRIBUSI PADA PDB NASIONAL (%)



4,23



4,25



4,50



4,13



5



4,11



5,25



5,25



DEVISA (TRILIUN Rp)



144



175,71



172



176,23



182



198,89



223



229,50



JUMLAH TENAGA KERJA (JUTA ORANG)



11,4



10,36



11,8



12,28



12,0



12,60



12,6



12,7*



INDEKS DAYA SAING (WEF)



#50



#50



n.a



n.a



#40



#40



n.a



n.a



WISATAWAN MANCANEGARA (JUTA ORANG)



10



10,23



12



11,52



15



14,04



17



15,81



WISATAWAN NUSANTARA (JUTA PERJALANAN)



255



256,42



260



264,33



265



270,82



270



302,4



Kementerian



Pariwisata



memberikan



kontribusi



yang



signifikan



bagi



perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian sektor pariwisata, di mana jumlah devisa meningkat dari Rp 175,71 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



7



BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Dalam rangka mencapai visi dan sasaran strategis tahun 2019 yang diukur melalui kontribusi PDB, target kunjungan wisman, dan pergerakan wisatawan nusantara, Kementerian Pariwisata melakukan perubahan struktur organisasi yang berfokus kepada pelanggan (customer-centric organization) sesuai dengan strategi Kementerian Pariwisata, maka melalui Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 Tahun 2018 ditetapkan Rencana Strategis Tahun 2018-2019, mengganti Rencana Strategis berjalan Tahun 2015-2019. Dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut, Kementerian Pariwisata menetapkan visi dan misi tahun 2018 - 2019 yang digambarkan pada Gambar 2.1:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



8



Gambar 2.1 Visi dan Misi Kementerian Pariwisata



Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Pariwisata pada renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2018-2019 ditetapkan sasaran – sasaran strategis yang digambarkan menjadi peta strategi (strategy map) yang dapat dilihat pada gambar 2.2.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



9



Gambar 2.2 Peta Strategi Kementerian Pariwisata



Kementerian Pariwisata memiliki 9 (sembilan) sasaran strategis yang terdiri dari 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran strategis (IKSS), yang dipetakan kedalam 4 (empat) perspektif Balance Score Card (BSC). Perspektif pertama yaitu: stakeholder/financial; perspektif kedua yaitu customer; perspektif ketiga yaitu internal process; dan perspektif keempat yaitu learning & growth. 1. Perspektif



pertama



yaitu



stakeholders/financial.



Pada



perspektif



stakeholders, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata”. Capaian sasaran strategis ini diukur oleh 2 (dua) indikator kinerja sasaran strategis (IKSS). 2. Perspektif kedua yaitu customer. Pada prespektif ini Kementerian Pariwisata memiliki 2 (dua) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya kunjungan Wisman dan Wisnus” dan “Meningkatnya daya saing pariwisata nasional”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 3 (tiga) IKSS. 3. Perspektif ketiga yaitu internal process. Pada perspektif ini, Kementerian LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



10



Pariwisata memiliki 5 (lima) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya investasi sektor



pariwisata”,



“Bertumbuhnya



industri



pariwisata



nasional”,



“Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional”, “Meningkatnya kuallitas SDM pariwisata nasional”, dan “dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 5 (lima) IKSS. 4. Perspektif ke-empat yaitu learn and growth merupakan perspektif yang menggambarkan aset strategis Kementerian Pariwisata yang digunakan untuk menjalankan proses pada perspektif internal process. Pada perspektif ini, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu “Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) IKSS.



2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA Salah satu alat ukur keberhasilan Kementerian Pariwisata dalam mencapai sasaran strategis adalah penetapan Indikator Kinerja sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan perencanaan kinerja yang dituangkan dalam perjanjian kinerja berikut:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



11



Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



12



BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Buku II Agenda Pembangunan Bidang telah ditetapkan sasaran pembangunan pariwisata, yaitu: 1) Kontribusi terhadap PDB Nasional (%), 2) Wisatawan Mancanegara (orang), 3) Wisatawan Nusantara (kunjungan), 4) Devisa (triliun rupiah) dengan capaian sasaran pembangunan pariwisata TA 2018 – 2019 seperti dilihat pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019 URAIAN SASARAN Kontribusi terhadap PDB Nasional (%) Wisatawan Mancanegara (Orang) Wisatawan Nusantara (pergerakan) Devisa (triliun rupiah)



2018



2019



Target



Realisasi



Target



Realisasi



5,25



5,25*



5,5



5,5*



17



15,81



20



16,1



270



303,54



275



312,5



223



229,50



280



280*



*) data proyeksi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



13



Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa dari Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa tersebut seiring dengan Capaian Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1) kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, dan (3) jumlah wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan. Berdasarkan sasaran pembangunan pariwisata dalam RPJMN 2015 – 2019, Kementerian Pariwisata telah menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Stategis (IKSS) sebagai standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, IKSS tersebut digunakan



sebagai



ukuran



keberhasilan/kegagalan



dalam



penyusunan,



perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Realisasi IKSS Kementerian Pariwisata Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019



No 1



1



No



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



2



3



4



5



6



7



1



Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun RP) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%) Pertumbuhan jumlah Wisman (%) (Target Jumlah Wisman (juta orang)) Peningkatan pergerakan Wisnus (%) (Target Jumlah Pergerakan Wisnus (juta orang))



280



280



100



5,5



5,5



100



17



1,88



11,6



20



16,1



80,50



Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata



2



2



2019



Sasaran Strategis (SS)



Meningkatnya kunjungan Wisman dan Wisnus



3



4



Target Realisasi



Capaian



1,85



3



162



275



312,5



113



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



14



Sasaran Strategis (SS)



No



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



1



2



3



4



3.



Meningkatnya daya saing pariwisata nasional Meningkatnya investasi sektor pariwisata Bertumbuhnya industri pariwisata nasional



5



6



Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional



8



7



Meningkatnya kualitas SDM pariwisata nasional



9



No



4



5



8



6



7



Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) Jumlah investasi sektor pariwisata (US$ juta) Pertumbuhan industri pariwisata nasional (%) Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%) Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional (%) Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional (%)



10 Dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata Nasional 9 Terwujudnya reformasi 11 Nilai RB Kementerian birokrasi di Pariwisata lingkungan (1-100) Kementerian Pariwisata *) Data proyeksi **) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)



2019 Target Realisasi 5



#30



Capaian



6



7



#40



-



2.500 840,66**



33,63



3



3*



100



3



1.85



61.67



2,5



2,8



112



30



52



173,33



80



80*



100



Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk Tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut diuraikan capaian dari indikator kinerja sasaran strategis (berdasarkan urutan pada kolom 3) yang menjadi tolak ukur terlaksananya sasaran strategis (kolom 2) Kementerian Pariwisata yang telah ditetapkan:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



15



1



JUMLAH PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA



Penetapan Pariwisata sebagai leading sector, menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan



dalam



memperoleh



devisa



yang diharapkan dapat meningkatkan



pertumbuhan ekonomi. Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata digunakan untuk mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa nasional. Devisa yang dimaksud didapat dan dicatat dari pengeluaran wisatawan yang berwisata ke destinasi di Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 yaitu diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, telah meningkatkan jumlah penerimaan devisa sebesar Rp 224 triliun penerimaan devisa tahun 2018 menjadi Rp 280 triliun penerimaan devisa pada tahun 2019 (Tabel 3.3) Tabel 3.3 Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun Rp)



Target



Realisasi



%



280



280*



100*



*) data proyeksi



Berdasarkan data tersebut di atas, jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara pada tahun 2019 diproyeksi mencapai target yaitu dengan capaian 100 % dari target Rp 280 triliun. Perbandingan dengan jumlah devisa pada tahun sebelummya dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Tahun 2018 dan 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Jumlah penerimaan devisa (Triliun Rp)



2018



2019



229,50



280*



Peningkatan



25%



*) data proyeksi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



16



Tabel 3.5 Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dengan Penerimaan Devisa Tahun



Jumlah wisman (juta orang)



Jumlah Penerimaan Devisa (Triliun Rp)



2018



15,81



229,50



2019



16,1



280*



* ) data proyeksi Dari jumlah wisman yang meningkat dari tahun 2018 dengan jumlah wisman 15,81 juta orang menjadi 16,1 juta orang pada tahun 2019 sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penerimaan devisa yang diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019 atau meningkat 25% dari capaian devisa pada tahun 2018. Upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dalam upaya meningkatkan devisa adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara 2. Meningkatkan length of stay wisatawan mancanegara



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



17



2



KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) NASIONAL



Indikator Kinerja kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional bertujuan mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB



nasional.



Nilai



PDB



sektor



pariwisata memperhitungkan kontribusi PDB yang bersifat langsung maupun tak langsung. Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas. Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional Tahun 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)



Target



Realisasi



Capaian



5,5



5, 5*



100%



*) Data Proyeksi Dari tabel 3.6 di atas terlihat bahwa indikator kinerja untuk Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional sesuai dengan target sebesar 5,5% (data proyeksi). PDB dari sektor pariwisata mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan capaian tahun 2018-2019, dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



18



Tabel 3.7. Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)



2018



2019



5,25



5,5



Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisman, perjalanan wisnus, investasi pariwisata, dan alokasi anggaran pemerintah untuk pariwisata. Untuk mencapai target kontribusi sektor pariwisata 5,5% pada akhir Renstra TA 2019, Kemenpar melakukan strategi sebagai berikut : 1. Pengembangan destinasi pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata melalui Penyusunan Masterplan dan Rencana Detail KSPN/KPPN (dekonsentrasi); koordinasi strategis lintas sektor pembangunan KSPN serta sinergi program dengan K/L terkait, Pemerintah Daerah; pengembangan kawasan ekonomi khusus zonasi pariwisata melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Dewan KEK Nasional dalam mempersiapkan



proposal



Pariwisata;



pengembangan



pendukung



infrastruktur



penetapan



Kawasan



Ekonomi



destinasi



prioritas;



koordinasi



aksesibilitas



dan



amenitas



Khusus



Zonasi



lintas



sektor



pariwisata



dengan



Kementerian terkait. b. Pengembangan investasi pariwisata melalui pemetaan kawasan strategis, pemetaan iklim investasi pariwisata, penyusunan skema dan proposal investasi pariwisata daerah, partisipasi investment forum, promosi investasi, koordinasi penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, serta fasilitasi koordinasi percepatan pembangunan fasilitas dan konektivitas (pembangunan pelabuhan, bandara, dan marina). c. Pengembangan dan penataan atraksi, aksesibilitas, amenitas destinasi pariwisata di Indonesia melalui dukungan kapasitas atraksi wisata (attraction management



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



19



dan visitor management), penerapan destinasi berkelanjutan, data dan informasi digital. d. Koordinasi pembangunan destinasi pariwisata regional melalui dukungan lintas sektor (Kementerian/Lembaga terkait) dan sinergi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah melalui pendukungan pembangunan destinasi, perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pariwisata, fasilitasi kerja sama lintas sektor, dan koordinasi regional pengembangan destinasi pariwisata daerah. 2. Pengembangan pemasaran pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan pemasaran pariwisata yang telah dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Program Ordinary (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot Deals, dan Competing Destination Model) dan Super Extra Ordinary (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). b. Branding Wonderful Indonesia sebagai Destinasi Utama Wisata Dunia melalui media elektronik, digital/non digital serta media sosial untuk pasar mancanegara. c. Perumusan Isi Pesan (Content) Promosi Pariwisata Terintegrasi antara Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. d. Permasaran pariwisata dengan pendekatan BAS (Branding, Advertising, Selling), DOT (Destination, Origin, Time), POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media, Endorser). e. Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event, antara lain: Festival Danau Toba, Festival Danau Sentani, Festival Raja Ampat, Festival Keraton Ambon, Festival Kuliner Nusantara di beberapa ibukota provinsi, Tour de Singkarak (TdS) di Sumatera Barat, Jakarta Maraton, Festival Bahari Tambora dan sebagainya. f. Pendataan dan Pengembangan Strategi Pemasaran Segmen Pasar Wisatawan Nusantara.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



20



3. Pengembangan industri pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan industri pariwisata yang telah dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Peningkatan kemitraan industri pariwisata melalui penerapan pedoman green hotel, pedoman pariwisata berkelanjutan, penyusunan SNI usaha jasa dan usaha sarana pariwisata, fasilitasi investasi usaha pariwisata, pengembangan dan peningkatan jenjang keterampilan tenaga kerja lokal dalam bidang pariwisata. b. Dukungan peningkatan kapasitas usaha dan industri pariwisata. c. Penyusunan standar usaha pariwisata. d. Penyusunan materi dan uji sertifikasi usaha jasa, sertifikasi produk pariwisata, serta sarana pariwisata. e. Peningkatan kapasitas organisasi/asosiasi di sektor usaha jasa dan sarana pariwisata. 4. Pengembangan kelembagaan kepariwisataan Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja kepariwisataan melalui sertifikasi kompetensi. b. Peningkatan kualitas dan kuantitas lulus perguruan tinggi pariwisata. c. Optimasi penelitian dan pengembangan sebagai dasar perumusan arah kebijakan kepariwisataan. d. Pengembangan wisata budaya, alam dan buatan melalui diversifikasi, diferensiasi, peningkatan dan pengembangan wisata kuliner dan spa, pengembangan wisata sejarah dan religi, pengembangan wisata tradisi dan seni budaya, pengembangan wisata perdesaan dan perkotaan, pengembangan wisata bahari, pengembangan wisata



ekologi



dan



petualangan,



pengembangan



kawasan



wisata,



dan



pengembangan wisata konvensi, olahraga dan rekreasi. e. Penguatan kapasitas masyarakat melalui kelompok sadar wisata, peningkatan kapasitas usaha masyarakat, serta internalisasi sadar wisata dan sapta pesona.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



21



3



PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA (WISMAN)



Pertumbuhan jumlah wisman merupakan indikator yang bertujuan untuk mengukur jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia. Adapun definisi wisatawan mancanegara pada indikator ini adalah setiap orang yang berasal dari luar wilayah Indonesia, yang mengunjungi Indonesia, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi, dengan lama tinggal minimal 24 jam dan maksimal 6 (enam) bulan, dengan tujuan: (a) berlibur, rekreasi, dan olah raga; (b) bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan keagamaan. Jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 dapat dilihat pada tabel 3.8: Tabel 3.8 Jumlah Wisman 2019 Bulan



Jumlah Wisatawan Mancanegara



Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember



2018 1.097.839 1.197.503 1.363.426 1.302.321 1.242.705 1.322.674 1.547.231 1.511.021 1.370.943 1.291.605 1.157.483 1.405.554



2019 1.201.735 1.243.996 1.311.911 1.274.231 1.249.536 1.434.103 1.468.173 1.530.268 1.388.719 1.346.434 1.280.781 1.377.067



Total



15.810.305



16.106.954



Pertumbuhan (%) 10,45 5,56 -1,68 -0,35 1,33 9,94 -4,1 3,09 2,15 4,86 11,55 -2,03 1,88



Sumber : BPS dan Kemenpar



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



22



Jumlah wisman tahun 2019 adalah 1.377.067 orang, dengan pertumbuhan jumlah wisman sebesar 1,88%. Perbandingan Pertumbuhan Jumlah wisman tahun 2019, dengan tahun dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



Target



Realisasi



%



Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisman (%)



17



1,88



11,06



Target Jumlah Wisman (Juta Orang)



20



16,1



80,50



Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman Tahun 2018 dan 2019



Tahun



Jumlah Wisman (Juta Orang)



Pertumbuhan (%)



2018



15,81



12,61



2019



16,1



1,88



Berdasarkan data di atas, pertumbuhan jumlah wisman tahun 2019 sebesar 1,88%. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan Kerusuhan Papua b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk perjalanan insentifnya c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8, dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



23



f. Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian bencana alam di tahun 2018. Dalam pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki tiga senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary Effort (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary Effort (Incentive, Hot Deals) dan Super Extra Ordinary Effort (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). 1. Ordinary Effort 1) Branding a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik Pada tahun 2019, telah dilaksanakan publikasi media elektronik dengan total 5.406 spot tayang di berbagai international channel, antara lain: Al Arabiya, AXN, BBC, Bloomberg, CCTV, CNN, FOX, JTBC, National Geographic, Phoenix, Sky, Talpa TV, dan TLC. Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik NO



CHANNEL



1



CNN



2



BBC



3 4



National Geographic CCTV



5



FEED Asia, EMEA, South Asia, North America Asia Pasific, Europe, South Asia Japan, Korea, Taiwan



TOTAL SPOT 500 spot 365 spot 605 spot



WAKTU TAYANG Januari Mei Februari Mei Maret - Mei



China



100 spot



Phoenix TV



China



68 spot



6



FOX



698 spot



7



TALPA



Taiwan, China, Korea, Japan Belanda



8



SKY



Germany, UK



442 spot



9



TLC



India



800 spot



10



JTBC



Korea



620 spot



11



Bloomberg



US, Asia



207 spot



12



AXN



India, Taiwan



700 spot



Februari Mei Januari Maret Februari April Februari Mei Maret - Mei



13



Al Arabiya



United Arab Emirates



50 spot



Mei - Juni



251 spot



Januari Mei Maret - Mei Januari Mei Maret



-



KONTEN (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba)



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



24



Bukti Tayang di media elektronik dapat dilihat pada Gambar 3.1 CNN



BBC



National Geographic



CCTV



Phoenix



TALPA



FOX



SKY



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



25



TLC



BLOOMBERG



JTBC



AXN



Gambar 3.1 Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik



Publikasi Media Elektronik pada tahun 2019 ini memiliki 13 channel dengan total spot sejumlah 5.406 spot dan sudah tayang seluruh spot dari setiap channel b. Publikasi Branding melalui Media Digital Media Digital (Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, TongCheng, MakeMyTrip, SkyScanner, Amobee, iClick, Inmobi, WeChat)



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



26



Gambar 3.2 Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor



c. Publikasi Branding melalui Media Sosial Instagram : @indtravel, Twiter : @indtravel, Facebook indonesiatravel



Gambar 3.3 Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial



d. Publikasi Branding melalui Media Ruang Publikasi media ruang dilakukan diberbagai negara antara lain Amerika, Belanda, Tiongkok, India, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Singapura dan United Emirates Arab. Detailnya dapat dilihat pada Lampiran 1 pada halaman belakang laporan ini.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



27



3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang No



Negara



Media



Total Unit



1



China



Digital Screen, Light Box



14 unit



2



Jerman



Hotel Shuttle Bus, Open Great Bus



10 unit



3



Inggris



Open Great Bus, Taxi, LED



257 unit



4



Timur Tengah



Digital Screen, LED Banner Board,



327 unit



LCD Screen 5



India



Hoarding



6



Perancis



Open Great Bus, Taxi



7



Rusia



Open Great Bus, Digital Screen



8



Korea



Digital Billboard, Billboard, One



6 unit 24 unit 1195 unit 8 unit



Way Vision 9



Amerika



LED Billboard, Open Great Bus



4 unit



10



Belanda



Classic Banner, Digital Screen



11 unit



11



Singapura



Coach Tour Bus, Mini Bus (Van)



12 unit



Rincian lebih detailnya dapat dilihat pada Lampiran 2. pada bagian laporan ini.



Gambar 3.4 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Inggris



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



28



Gambar 3.5 Bukti Pemasangan Digital Screen dan LED Banner di Pasar Timur Tengah



Gambar 3.6 Bukti Pemasangan Publikasi Branding LED Billboard dan Open Great Bus di Pasar Amerika



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



29



Gambar 3.7 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar Korea Selatan



Gambar 3.8 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar India



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



30



2) Advertising a. Publikasi Advertising melalui Media Cetak a. Inflight Magazine (Air China, Cathay Dragon, Cathay Pacific, China Eastern, China Southern, China Southern, Emirates, Qatar, dan KLM)



Gambar 3.9 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di Emirates dan Cathay Dragon



b.



Newspaper Newspaper (De Telegraaf, fvw Daily, Shukan Asahi, Wing Travel Weekly)



Gambar 3.10 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di De Telegraaf dan FVW Daily



c.



Magazine Magazine (CREA Traveler, Lonely Planet India, Tokyo Jin, Travel + Leisure India, TravTalk Middle East, VIRJ, China Travel Agent, dan City Living Nagoya Edition)



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



31



Gambar 3.11 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di TravTalk Middke East dan Travel + Leisure India



Rekapitulasi kegiatan publikasi media cetak tahun 2019 dapat dilihat dalam lampiran 2 pada halaman akhir laporan ini 3) Selling a. Partisipasi pada Pameran (Travel Mart) Internasional Sepanjang tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah ikut serta dalam 49 pameran pariwisata internasional. Berikut laporan beberapa top pameran yang telah diikuti tersebut. a) International Tourismo Borse (ITB) Berlin, Jerman



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



32



ITB Berlin merupakan merupakan pameran pariwisata B2B dan B2C terbesar di dunia. Pada 2019, kegiatan yang dilaksanakan di Messe Berlin, Jerman ini, diikuti oleh lebih dari 10.000 exhibitor dari 180 negara serta dikunjungi oleh 160.000 pengunjung. b) Arabian Travel Mart (ATM) Dubai, Uni Emirates Arab



Arabian Travel Market Dubai (ATM Dubai) merupakan bursa pariwisata terkemuka di Timur Tengah yang pada tahun ini diikuti oleh 3.285 eksibitor dari 86 negara. Pada ATM Dubai 2019, Kementerian Pariwisata memfasilitasi 85 sellers untuk melakukan transaksi bisnis dengan buyers setempat baik yang telah memiliki appointment sebelumnya maupun on the spot (walk in buyers).



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



33



c) World Travel Mart (WTM) London, Inggris W T M L o n d o n Partisipasi Kemenpar pada WTM London 2019 bertujuan untuk memfasilitasi industri pariwisata Indonesia (travel operator/ travel agent, hotel, DMC) untuk dapat membangun dan menguatkan hubungan bisnis dengan industri pariwisata dunia yang diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan kunjungan wisman asal Inggris, penambahan devisa sektor pariwisata, dan penguatan citra dan brand Wonderful Indonesia di pasar Inggris. d) China International Travel Mart (CITM) Kunming, Tiongkok CITM merupakan bursa pariwisata internasional tahunan terbesar di China yang dilaksanakan ke-13 kalinya tahun ini, kegiatan CITM bersifat B to B (tanggal 15 – 16 November 2019) dan B to C (17 November 2019). Tahun ini, CITM diikuti oleh 75 negara, 3.866 exhibitors dan 50.000 target pengunjung.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



34



e) South Asia Travel and Tourism Exhibition (SATTE) Greater Noida, India



Kegiatan SATTE 2019 telah dilaksanakan pada tanggal 16-18 Januari 2019 di India Expo Mart, Greater Noida, New Delhi, India. Pada partisipasi tahun ini, Indonesia menjadi Feature Destination di pameran tersebut, sehingga mendapat kesempatan oleh memberikan lebih banyak exposure pada media-media. f) IMEX Las Vegas, Amerika



Program acara yang dilaksanakan pada IMEX America 2019 adalah pameran B to B (Business to Business) dengan sistem PSA (prescheduled appointment), group presentation dengan narasumber Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata MICE, pelayanan informasi, raffle hadiah, penampilan karnival dan coffee corner.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



35



g) Asian Tourism Forum (ATF) Asian



Tourism



Forum



merupakan event pameran B to B tahunan di wilayah ASEAN yang memberikan kesempatan



kepada para



pelaku industri pariwisata ASEAN untuk mempromosikan destinasi-destinasi ASEAN kepada buyers dari seluruh dunia. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat event Asian Tourism Forum adalah publikasi pariwisata Indonesia melalui media ruang dengan pemasangan iklan pariwisata Indonesia yang tayang pada tanggal 12 – 18 Januari 2019. h) NATAS Travel Fair 2019



Natas Travel Fair merupakan pameran B to C yang diselenggarakan di Singapura. Aktivasi ya dilaksanakan di booth antara lain adalah sesi B to C, Hot Deals Kepri Counter, Belitung counter, pelayanan informasi



pariwisata,



mixologist



&



coffee



corner,



gimmick,



pertunjukan kesenian, dll.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



36



i) Matta Fair Matta fair merupakan pameran B to C yang rutin diselenggarakan setiap tahun di Malaysia dengan jumlah pengunjung lebih dari 110.000 exibitor. Tahun 2019 penyelenggaraan event Matta Fair terbagi dalam beberapa kali penyelenggaraan dan di beberapa negara bagian di Malaysia. •



Matta fair Kuala Lumpur I Matta fair Kuala Lumpur I diselenggarakan tanggal 15-17 Maret 2019.







Matta Fair Sabah Matta fair Sabah



dilaksanakan tanggal 10-12 Mei 2019 dan



berlokasi di ITTC Penampang Kota Kinabalu. Hasil transaksi dari total 261 pax adalah senilai MYR 198.895 atau sekitar IDR 693.745.760,- dengan spending value USD 187.839, atau sekitar IDR 2.723.666.805. •



Matta fair Kuala Lumpur II Matta fair Kuala Lumpur II diselenggarakan tanggal 6-8 September 2019. Kemenpar melibatkan 31 industri pariwisata dengan jumlah transaksi 5.153 pax.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



37



j) Festival Wonderful Indonesia



Kegiatan ini menampilkan program aktivasi yang disesuaikan dengan preferensi target pasar milenial antara lain : Cultural & Carnival Performance. Salah satu contoh adalah festival Wonderful Indonesia yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City Vietnam yang merupakan kegiatan promosi destinasi wisata yang menampilkan unsur keunikan budaya indonesia dengan momentum promosi untuk memperkenalkan beragam destinasi wisata, kesenian dan budaya khas Indonesia yang mampu menarik minat masyarakat di Vietnam. b. Misi Penjualan Pada tahun 2019, Kemeneterian Pariwisata telah menggelar 112 kegiatan misi penjualan. Berikut beberapa laporan misi penjualan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata: a) Misi Penjualan di kota Munich, Praha dan Budapest Misi Penjualan dilaksanakan di tiga kota, antara lain di Munich pada tanggal 26 februari 2019, di Praha pada tanggal 28 Februari 2019 dan Budapest pada tgl 4 Maret 2019. Munich merupakan salah satu kota terbesar di Jerman dengan kondisi perekonomian dan standart hidup paling tinggi di Jerman. Sedangkan Praha dan Budapest meskipun bukan pasar utama, namun dengan adanya penerbangan Praha - Istambul sebanyak 2 kali sehari dan Budapest - Istambul sebanyak 3 kali sehari akan sangat memungkinkan untuk menjaring wisatawan di Eropa Timur. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



38



Buyers terbesar dan paling berpotensi dalam mendatangkan wisman pada kegiatan ini sebagai berikut: 1. Munich: Asian Dream, Touristik, FTI Touristik, Dertouristik Munich 2. Praha: Dertouristik Prague, Cedok 3. Budapest: Angkor, Dertouristik Budapest



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



39



b) Misi Penjualan MICE Pasar Korea Paket I, Seoul – Korea Selatan Sales Mission ini dimaksudkan untuk memaksimalkan promosi mengenai potensi Indonesia untuk menjadi destinasi pasar MICE sehingga dapat menambah jumlah wisatawan Korea Selatan yang berkunjung ke Indonesia.



Kegiatan ini bersifat Business to Business (B to B) dengan memfasilitasi pertemuan antara industri MICE di Indonesia dan industri MICE di Korea Selatan. Pada 2018 Korea MICE Association telah membawa 2.500 pax yang terbagi dalam beberapa tahap ke Bali dan Jakarta. Tahun 2020 mereka menargetkan 3.000 kunjungan ke Bali dan Jakarta. Korea MICE Association juga akan mempromosikan destinasi MICE Indonesia kepada 150 travel agent yang tergabung dalam member. c) Misi Penjualan di Kuwait dan Oman Misi



Penjualan



di



Kuwait



dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019 di Crowne Plaza Hotel dan misi penjualan di Oman dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 di Intercontinental Hotel. Kegiatan ini dihadiri oleh 55 buyer (20 buyers di Kuwait dan 35 buyers di Oman) yang terdiri dari travel agent dan wholeseller yang diundang dan telah diseleksi oleh KBRI di masing-masing negara. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



40



c. Festival berkerjasama dengan KBRI/KJRI. Penyelenggaraan festival untuk Promosi Wonderful Indonesia di Amerika I, 31 Agustus 2019 di New York- Amerika Serikat melalui pendukungan pada kegiatan Indonesian Street Festival yang diselenggarakan oleh KJRI New York yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Festival ini mengusung konsep festival jalanan atau pasar malam dengan menutup sebuah jalan di pusat kota Manhattan. Konsep ini disebut juga dengan single block festival dan digelar di pusat kota New York dengan menutup jalan 68 th Street antara 5th Avenue dan Madison Avenue di Manhattan, New York pada tanggal 31 Agusttus 2019 dengan tema “Celebrating 70th Anniversary of US-Indonesia Relationship”. d. Perjalanan Wisata Pengenalan (Familiarization Trip) a) Famtrip Media TV dan Influencer Arab Saudi. Famtrip ini merupakan kerja sama dengan KBRI Riyadh dengan mendatangkan Media TV dan Influencer di sosial media Snapchat, Twitter dan Instagram dimana media tersebut adalah media yang paling sering digunakan di Arab Saudi. Peserta mengeksplore Bali dan Malang selama 5 hari, mulai 21 s/d 25 April 2019.



b) Famtrip Penyedia Bisnis Pasar Belanda Bekerjasama dengan Singapore Airlines Kerja sama ini merupakan salah satu langkah strategi Tourism Hub di originasi Eropa, khususnya Belanda dengan menawarkan twinning destination memanfaatkan konektivitas Singapore Airlines. Tujuan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



41



dari kegiatan ini adalah mengenalkan destinasi sekaligus memberikan gambaran produk bagi para penyedia bisnis, dalam hal ini Tour Agent/Tour Operator partner Singapore Airlines, agar mendapatkan pembaruan informasi dalam pembuatan paket. Famtrip berlangsung selama 6 hari, mulai dari tanggal 23 sampai dengan 28 Mei 2019 dengan destinasi yang dikunjungi di antaranya Makassar, Medan, Yogyakarta dan Bandung.



2. Extra Ordinary Effort 1) Insentif Akses Telah



dilaksanakan



kerjasama



terpadu



-



Cash



Incentive,



dengan



bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program blocked seat dan chartered flight untuk pasar Tiongkok. Program Insentif Akses pada tahun 2019 telah menghasilkan 161.833 pax.



2) Joint Promotion Telah dilaksanakan program kerjasama terpadu – joint promotion dengan wholesaler untuk pasar Tiongkok, Jepang, Korea, Amerika, Taiwan, India, Timur Tengah dan Eropa, dengan commitment pax dari masing-masing mitra.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



42



Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019 No.



1 2 3 4 5 6 7



Nama Airlines/Wholesalers WHOLESALERS PT. Loka Indira Amarta (Tuniu.com) PT. Eka Tour (Royal Sino Aviation & Ankeyunda) PT. Surya Dirgantara Sukses (Tripean & New Comfort Int'l Travel) PT. Wenang Wahana Wisata (GZL) PT. Arkian Intrawisata (Cocos Tour) PT. Kemilau Cahaya Lestari (Grand China) AIRLINES PT. SriwijayaAir



161.833 145.525 60.740



Total Insentif (Rp) 44.846.106.250 40.289.651.050 16.970.756.000



25.489



7.121.626.600



34.521



9.683.830.920



14.837 6.949 2.989 16.308 16.308



3.733.412.650,00 1.941.550.600,00 838.474.280,00 4.556.455.200,00 4.556.455.200,00



Total Pax



Gambar 3.12 Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion



3) Digital Marketing Optimalisasi pemasaran melalui: •



Media berbayar (Google, Facebook, Instagram, TripAdvisor, Baidu, WeChat)







Owned media (Indonesia.travel)







Media Sosial (Instagram, Facebook, twitter)







Strategic Partnership dengan Online Travel Agent dan maskapai penerbangan.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



43



3. Super Extra Ordinary Effort 1) Tourism Hub Program ini memanfaatkan Singapura sebagai hub mengingat sebesar 70% wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia melalui konektivitas udara. Program ini menyasar wisatawan yang sudah akan ke Singapura untuk melakukan perjalanannya ke Batam dan Bintan, dengan memanfaatkan Paket Hot-Deals yang terjangkau menggunakan promosi online (Online Travel Agent/OTA) dan offline. Melalui program ini, diharapkan dapat meningkat dan menghasilakan incremental pax kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Tourism Hub dilaksanakan melalui beberapa program, antara lain: a. Kerjasama dengan Wholesaler/TA/TO Kerjasama Tourism Hub dilakukan dengan Wholesaler, Travel Agent dan Tour Operator di originasi dan di Singapura, seperti: Luxury, Chariot, dan lain sebagainya. b. Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA) Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA) dilakukan untuk pasar Tiongkok (Trip.com, Tuniu dan TongCheng) dan India (MakeMyTrip).



Gambar 3.13. Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent



c. Pembukaan Extended Counter Untuk memperkenalkan dan menjual paket Tourism Hub, telah diresmikan Tourism Hub Extended Counter di Changi Airport, Little LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



44



India Singapore dan Chinatown Singapore, serta untuk menjaring Johor Bahru sebagai hub destination, maka diresmikan juga Tourism Hub Extended Counter di Senai International Airport



d. Publikasi di In-flight Magazine Telah dilakukan pemasangan publikasi di in-flight magazine di maskapai Scoot Airlines untuk menyasar pasar Tiongkok dan India.



Gambar 3.14 Bukti Tayang Publikasi in Flight Magezines



e. Publikasi/Placement Bus dan Van Telah dilakukan pemasangan placement destinasi Batam-Bintan di Bus dan Van Travel Agent di Singapore yang lalu Lalang di Changi Airport dan iconic spots di Singapura.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



45



Gambar 3.15 Publikasi Placement Bus dan Van



2) Low Cost Carrier Terminal (LCCT) Dukungan Kemenpar dalam pengembangan LCCT (Terminal 2F) yaitu memberikan bantuan promosi / publikasi kepada maskapai LCC yang mau membuka rute baru ke terminal 2F. Dukungan kepada Citilink diberikan untuk rute CGK (Cengkareng) – NRT (Narita), yang dijadwalkan dibuka pada pertengahan tahun 2020.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



46



4



PENINGKATAN PERGERAKAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS)



Peningkatan pergerakan wisnus merupakan indikator yang bertujuan untuk mengukur pergerakan wisatawan nusantara. Yang dimaksud dengan pergerakan wisnus adalah jumlah frekuensi kunjungan wisatawan nusantara ke destinasi pariwisata nasional. Sedangkan definisi dari wisnus sendiri adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji), serta sifat perjalanannya bukan rutin, dengan kriteria: (1) mereka yang melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial tidak memandang apakah menginap atau tidak menginap di hotel/penginapan komersial atapun perjalanannya lebih/kurang dari 100 km (PP), (2) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial tetapi menginap di hotel/penginapan, walaupun jarak perjalanannya kurang dari 100 km (PP); dan (3) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial dan tidak menginap di hotel/penginapan komersial tetapi jarak perjalannya lebih dari 100 km (PP). Peningkatan pergerakan wisnus diformulasikan sebagai berikut:



Pergerakan wisnus tahun 2019 – pergerakan wisnus tahun 2018 X 100% Pergerakan wisnus tahun 2018



Jumlah wisnus TA 2018 adalah 303.403.888 pergerakan, sedangkan wisnus TA 2019 diperkirakan mencapai 312.506.000 pergerakan, sehingga peningkatan pergerakan wisnus tahun 2019 mencapai 3% seperti yang terlihat pada tabel 3.14 dan 3.15 di bawah ini.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



47



Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019



Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



Target



Realisasi



Capaian (%)



Peningkatan Pergerakan Wisnus (%)



1.85



3



162



Jumlah Pergerakan Wisnus (Juta Pergerakan)



275



312,5



113



Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus Tahun 2018 dam 2019



Tahun



Jumlah Wisnus (Juta Pergerakan)



Pertumbuhan (%)



2018



303,50



12,07%



2019



312,50



3%



Peningkatan pertumbuhan wisnus TA 2018 diformulasikan sebagai berikut : ((303.403.888



-



270.882.003)/



270.882.003)*



100%,



sedangkan



peningkatan



pertumbuhan wisnus TA 2019, diformulasikan sebagai berikut: ((312.506.000 303.403.888)/ 303.403.888)* 100%. Dalam usaha pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki tiga senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot Deals, dan Competing Destination Model) dan Super Extra Ordinary (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). 1. Ordinary Effort 1) Branding a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik Penayangan Pariwisata Indonesia pada TV Dalam Negeri pada tahun 2019, melalui publikasi media elektronik di berbagai channel dalam dan luar negeri, seperti : TV One, Kompas TV, I News TV, Metro TV, TVRI, SCTV, dan Indosiar,



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



48



Gambar 3.16 Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri



b. Publikasi Branding melalui Media Digital Publikasi branding dilakukan melalui portal berita online di dalam negeri maupun di luar negeri antara lain Detikcom, Sindonews, Liputan6.com, Merdeka, Kumparan, Portal berita Singapura (The Straits Times), Portal berita Malaysia (The Star), Travel Blog Influencer Malaysia (Pojiegraphy) Portal berita Australia (The Australian), Travel Blog Australia (Escape), Amobee Singapura, Sinar Harapan (SH).



Gambar 3.17 Publikasi melalui Media Digital di Dalam Negeri



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



49



c. Publikasi Branding melalui Media Sosial Publikasi dilakukan melalui : • Instagram pesonaid_travel • Facebook : pesonaid_travel • Twitter : pesonaid_travel • Youtube : Pesona Indonesia



Gambar 3.18 Branding Wonderful Indonesia pada media sosial



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



50



d. Publikasi Advertising melalui Media Cetak Publikasi advertising melalui media cetak seperti Radar Bali, Serambi Indonesia, Kompas, Indopos, dan Media Indonesia



Gambar 3.19 Publikasi Pariwisata Indonesia pada Media Cetak



e.



Calender of Event Berdasarkan arahan Presiden RI, agar setiap event dikelola dengan standard internasional, baik itu koreografi, fashion, music arrangement, tata panggung, lighting dan hal penunjang lain dalam event. Selain itu juga perlu



diperhitungkan



Cultural/Creative



Value,



Communication/



Commercial Value dan Consistency/ CEO Commitment. Selain itu menurut Menteri Pariwisata RI, agar setiap event kita punya kriteria-kriteria yang dikemas dalam sebuah SOP untuk dapat menjadi rujukan bagi penyelenggara event. Output penyelenggaraan Calendar Of Events adalah standar operasional prosedur (SOP) penyelenggaraan event dan event yang masuk ke dalam Calendar of Events Wonderful telah melalui proses kurasi dengan kriteria 3C yaitu Creative / Cultural Value, Commercial / Communication Value, dan Consistency / CEO Commitment. Tujuan adanya atau diselenggarakannya Calendar of Events adalah sebagai salah satu bentuk tindak lanjut arahan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



51



Presiden RI, untuk mengelola event agar memiliki standard Nasional hingga Internasional, untuk menjadi rujukan penyelenggaran event, untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara dan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Komposisi penyelenggaraan event adalah 50% pre event, 20% post event dan 30% post event. Se lain itu COE merupakan bagian dari 3A, sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan. f.



Event Daerah Kementerian pariwisata melakukan melakukan pendukungan event yang dilakukan oleh Pemerintah daerah, komunitas dan asosiasi. Pada Gambar 3.20 digambarkan sebaran event berdasarkan wilayah regional dengan tema tersebut.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



52



WILAYAH REGIONAL 1



WILAYAH REGIONAL 2



WILAYAH REGIONAL 3



Gambar 3.20 Event Daerah di 3 wilayah Regional



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



53



g.



Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event. Promosi 100 Wonderful event dan 10 top event diselenggarakan di 34 Provinsi di Seluruh Indonesia, dengan sebaran sebagai berikut:



JUMLAH EVENT DI TIAP REGIONAL Regional 1



Regional 2



Provinsi Jumlah Event Aceh Sumatera Utara Riau Kepulauan Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Jambi Bengkulu Lampung



Total Regional 1



3 3 3 6 3 2 3 2 2 2



29



Provinsi DKI Jakarta Banten JAWA BARAT Jawa Tengah D.I.Y Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Utara



Total Regional 2



Regional 3



Jumlah Event 7 3 6 6 3 7 2 2 2 2 2



42



Provinsi NTB NTT Bali Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua



Jumlah Event



Total Regional 3



Total Event



4 3 8 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2



39 110



Gambar 3.21 Jumlah100 event dan 10 top event



2) Misi Penjualan di Kota Kinabalu



Misi Penjualan Destinasi Branding dan Prioritas di Kota Kinabalu 2019 mengangkat tema Borobudur, dilaksanakan di Le Meridien Hotel Kota Kinabalu. Total sellers yang berpartisipasi adalah sebanyak 5 industri TA/TO dari Provinsi Jogja, Kaltara, dan Bali, serta 54 buyers member MATTA, MCTA, & SATTA yang merupakan rekomendasi dari pihak KJRI Kota Kinabalu. Pada kegiatan ini potensial transaksi yang tercatat adalah sebesar 4.772 pax, dengan nilai MYR 5.894.263 atau IDR 20.629.920.500,dan dengan jumlah devisa sekitar USD 3.434.361 atau IDR 49.798.229.860,-. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



54



Dari hasil potensial transaksi tersebut, destinasi terfavorit adalah Derawan, Kaltim. Destinasi ini dipilih terutama dikarenakan kedekatan jarak serta variatif atraksi nya seperti berenang diantara stingless jellyfish, memberi makan whale shark, berenang di kejernihan danau Labuan Cermin, melepas tukik penyu, dll. 2. Extra Ordinary Effort 1) Insentif Akses Saat ini hal yang sangat berpengaruh untuk mendatangkan wisatawan asing adalah konektivitas udara. Konektivitas udara adalah faktor keberhasilan penting untuk meningkatkan inisiatif kedatangan wisatawan asing, karena saat ini hampir 70% turis asing datang menggunakan transportasi udara. Sejalan dengan hal tersebut strategi yang dikeluarkan adalah Insentif Akses dengan bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program blocked seat dan chartered flight, joint promotion dan pembukaan rute baru.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



55



Gambar 3.22 blocked seat dan chartered flight, joint promotion dan pembukaan rute baru



2) Hot Deals Hot Deals dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang menganggur (idle capacity). Ketika idle capacity di 3A (accessibility, accomodation, dan attraction) digabungkan dalam sebuah platform maka akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Paket Hot Deals dijual saat low season dengan melakukan paket bundling yang memiliki komponen transportasi. Paket bundling ini bisa mengurangi harga hingga 70%. Paket Hot Deals dipromosikan melalui berbagai program pemasaran di Kementerian Pariwisata yaitu sales mission, consumer selling, penjualan tiket pada counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik, dan online. Consumer selling merupakan kegiatan aktivasi program Hot Deals Batam dan Bintan yang dilakukan di Singapura. Setiap Consumer Selling diikuti oleh sekitar 17 industri yang menjual paket wisata. Rangkaian kegiatan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



56



biasanya berupa pemberian souvenir untuk setiap transaksi pembelian paket hotdeals, cultural performance, games dan gimmick. Lokasi biasanya dilaksanakan di pusat-pusat perbelanjaan atau mall.



Gambar 3.23 Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019



3. Super Extra Ordinary Effort 1) Program Co-Branding Untuk mewujudkan brand Wonderful Indonesia (WI) di pasar global dan brand Pesona Indonesia (PI) di pasar domesik dibutuhkan kebersamaan dan sinergi seluruh elemen bangsa dalam kerangka Indonesia Incorporated. Melalui co-branding partnership, diharapkan kolaborasi dan sinergi brand WI/PI dengan brand/perusahaan di seluruh Tanah Air akan semakin intensif lagi. Dengan demikian partisipasi brand/perusahaan dalam mempromosikan sektor pariwisata melalui jaringan/channel brand mitra co-branding juga akan semakin besar. Beberapa kegiatan Co-Branding yang dilakukan tahun 2019 antara lain Re-signing Perjanjian Kerja Sama antara LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



57



Kementerian Pariwisata dan PT Pelayaran Wisata Laut Virana Sakti (Sea Safari Cruise), kegiatan tersebut adalah program co-creation antara Kemenpar, tiket.com, dan Telkomsel sebagai komitmen nyata untuk mendorong promosi wisata bawah laut Indonesia, Co-Branding Launching tiket.com dan banyak lagi perusahaa yang melakukan kerjasama ataupun resigning perjanjian seperti Lauching Visa WorldWide, CO-Branding dengan Tiktok, Dusun Bambu, Johnson&Johnson, Blue Bird, dll. Inisiatif co-branding partnership dilakukan Kemenpar untuk mencapai dua tujuan strategis. Pertama, untuk semakin mendongkrak brand equity dari brand WI di pasar global dan brand PI di pasar domestik dalam menopang terwujudnya sektor pariwisata sebagai core economy Indonesia. Kedua, melakukan penetrasi pasar dan memperluas exposure brand Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh brand/perusahaan baik di pasar domestik maupun global. Tujuan kerjasama Co Branding adalah efisiensi anggaran APBN terbatas melalui cost sharing dengan anggaran mitra co-branding (swasta), Sinergi co-creation brand Wonderful Indonesia dengan brand dari mitra cobranding melalui kegiatan promosi bersama dan Jangkauan (exposure) brand Wonderful Indonesia semakin luas dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh mitra co-branding.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



58



Gambar 3.24 Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019



2) Border Tourism Kegiatan Crossborder merupakan tindak lanjut dari Nawa Cita Presiden RI yang ke 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.



Border



Tourism menjadi salah satu senjata pamungkas Kemenpar untuk merebut target wisman.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



59



Gambar 3.25 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia



Gambar 3.26 Kunjungan Wisman melalui Border Tourism



3) Low Cost Carrier Terminal (LCCT) LCC merupakan vehicle yang diharapkan mampu meraih pertumbuhan 20% kunjungan wisman per-tahun melalui fasilitas LCC-Terminal. T2F sebagai LCCT di Bandara CGK diharapkan dapat meningkatkan jumlah trafik inbound melalui pintu masuk Bandara CGK. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan wisman melalui udara pada kurun waktu 2015-2018 hampir mencapai 40%, dan juga diperoleh melalui upaya mendorong LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



60



airports dan airlines untuk meningkatkan kapasitasnya. Mengingat kepadatan Main Airports, maka sejak 2016 Kemenpar mendorong airlines untuk membuka penerbangan langsung ke Secondary Airports yang sudah berstatus Bandara Internasional



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



61



5 5



TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX (TTCI)



Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang terdapat pada Travel and Tourism Competitiveness Report (TTCR) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) setiap 2 tahun sekali, memberikan gambaran posisi Indonesia di pasar global terkait daya saing kepariwisataannya. Indeks ini dikeluarkan oleh WEF, yang didalamnya terdapat indikator-indikator kebijakan suatu negara yang memungkinkan pengembangan berkelanjutan dari sektor perjalanan (travel) dan pariwisata, yang pada akhirnya, akan berkontribusi terhadap pengembangan dan daya saing suatu negara. TTCI menyediakan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 subindeks yang membentuk nilai TTCI. Subindeks pertama yaitu enabling environment, subindeks kedua yaitu travel and tourism policy and enabling conditions, subindeks ketiga yaitu infrastructure, dan subindeks keempat yaitu natural and cultural resources.



Gambar 3.27 Komponen TTCI



Dari masing-masing subindeks diatas, memiliki beberapa pilar dan subpilar yang akan membentuk nilai subindeks yang akan terakumulasi menjadi TTCI.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



62



Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI Indikator Kinerja Sasaran Strategis (Ikss) Travel And Tourism Competitiveness Index (TTCI)



Target #30



Realisasi #40



Target dari IKSS TTCI Indonesia tahun 2019 adalah peringkat #30. Meskipun realisasi peringkat daya saing Pariwisata Indonesia hanya mampu berada pada posisi #40, namun peringkat tersebut naik 2 tingkat dari tahun 2017 yang saat itu berada pada peringkat #42. Performansi TTCI Indonesia periode 2008 s.d 2019 dapat dilihat pada gambar berikut:



Gambar 3.28 Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019



Pada tahun 2017, Indeks TTCI Indonesia berada di peringkat 42 dari 136 negara, sedangkan tahun 2019 Indonesia naik ke peringkat 40 dari 140 negara. Penilaian TTCI tidak hanya terbatas pada nilai Indonesia, melainkan perbandingan terhadap negaranegara kompetitor. Lingkup kompetitor dalam hal ini adalah beberapa negara penyelenggara pariwisata di kawasan ASEAN, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



63



dan Vietnam. Perbandingan peringkat TTCI dari 5 (lima) negara dapat dilihat pada tabel 3.17 Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN No



Negara



1



Peringkat 2017



2019



Singapura



13 (dari 136)



17 (dari 140)



2



Malaysia



26



29



3



Thailand



34



31



4



Indonesia



42



40



5



Vietnam



67



63



Sumber: WEF, 2019



Tolok Ukur TTCI 2019 (5 negara di kawasan ASEAN), dapat dilihat pada tabel 3.18 di bawah ini. Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019 INDONESIA Travel & Tourism Competitiveness Index Enabling environment subindex Business environment Safety and security Health and hygiene Human resources and labour market ICT readiness T&T policy and conditions subindex Prioritization of Travel & Tourism International Openness Price competitiveness Environmental sustainability Infrastructure subindex Air transport infrastructure Ground and port infrastructure Tourist service infrastructure Natural and cultural resources subindex Natural resources Cultural resources and business travel



Best Rank Poor Rank



40 72 50 80 102 44 67 4 10 16 6 135 71 38 66 98 18 17 24 5 131



SINGAPURA



17 7 2 6 60 5 15 2 6 3 102 61 3 7 2 36 66 120 38 2 120



MALAYSIA



29 34 11 34 75 15 44 11 62 10 5 105 35 25 27 57 31 37 37 5 105



THAILAND



VIETNAM



31 63 37 111 88 27 49 42 27 45 25 130 32 22 72 14 21 10 35 14 130



63 73 67 58 91 47 83 79 100 58 22 121 87 50 84 106 26 35 29 22 106



Sumber: WEF, 2019



Berdasarkan tabel 3.18, pemeringkatan TTCI bagi beberapa negara di atas mengalami peningkatan, kecuali Singapura, dan Malaysia. Singapura turun 4 peringkat, sementara Malaysia turun 3 peringkat. Selebihnya Thailand, Indonesia, dan Vietnam mengalami peningkatan. Dari hasil perbandingan pemeringkatan TTCI untuk 5 negara tersebut, LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



64



telah dilakukan tolok ukur dengan hasil sebagai berikut: A. Strenghts (Kekuatan): 1.



Cultural Resources Indonesia (#24) merupakan yang tertinggi di ASEAN



2.



Price Competitiveness Indonesia (#6) hanya kalah dari Malaysia (#5)



3.



Prioritization of T&T Indonesia (#10) hanya kalah dari Singapura (#6)



4.



Natural Resources Indonesia (#17) hanya kalah dari Thailand (#10)



B. Opportunities (Peluang): Performansi peningkatan peringkat TTCI Indonesia tahun 2019, lebih baik dari pada Singapura (-4), dan Malaysia (-3) C. Weaknesess (Kelemahan): 1.



Environmental Sustainability Indonesia (#135) merupakan yang terendah



2.



Health & Hygiene Indonesia (#102) merupakan yang terendah di ASEAN



3.



Tourist Service Infrastructure Indonesia (#98) merupakan yang terendah ke-2 setelah Vietnam (#106)



4.



Safety & Secutity Indonesia (#80) merupakan yang terendah ke-2 setelah Thailand (#111)



5.



ICT Readiness Indonesia (#67) merupakan yang terendah di ASEAN



D. Threats (Ancaman): 1.



TTCI negara Vietnam naik +4 peringkat, jumlah kenaikan yang lebih tinggi dari Indonesia



2.



Price Competitiveness yang pada tahun 2015 lalu merupakan keunggulan utama Indonesia, sudah 2 periode penilaian digeser oleh Malaysia



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



65



6 5



JUMLAH INVESTASI SEKTOR PARIWISATA



Prospek dan peluang investasi bidang pariwisata di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi bisnis dan ekonomi nasional yang terus membaik, membuat kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia semakin bagus, sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi yang prospektif. Investasi yang cukup besar dibutuhkan Indonesia dalam rangka mengembangkan destinasi pariwisata yang berkualitas, yaitu: meliputi pengembangan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A). Untuk itu, investasi sektor pariwisata perlu ditingkatkan sebagai modal utama dalam pengembangan destinasi pariwisata. Jumlah investasi sektor pariwisata menjadi IKSS Kementerian untuk mengukur besarnya jumlah investasi sektor pariwisata yang diukur dalam juta USD yang merupakan akumulasi dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Target jumlah investasi sektor pariwisata TA 2019 dapat dilihat pada Tabel 3.19. Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019 INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS)



Jumlah Investasi Sektor Pariwisata (juta USD)



TARGET



2500



REALISASI



CAPAIAN



840,66*



33,63%



*) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni) Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019



Dari tabel di atas, jumlah realisasi investasi sektor pariwisata pada bulan Januari – Juni 2019 sebesar USD 840,66 Juta. Nilai realisasi investasi pariwisata tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang meliputi realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Data realisasi investasi pariwisata tahun 2019 diambil dari Sistem Online Single Submission (OSS) yang terdiri dari 2 digit KBLI sehingga LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



66



tidak dapat diperoleh data pariwisata secara detail. Total realisasi investasi Tahun 2018 dan 2019 yang akumulasi dari investasi PMA dan PMDN dapat dilihat pada tabel 3.20. Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019



TAHUN



2018 952,95



326,51*



655,7



514,15*



1608,65



840,66*



PMA PMDN TOTAL



2019



*Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)



Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019



Total realisasi investasi TA 2019 adalah US$ 840,66 merupakan akumulasi dari investasi PMA sebesar US$ 326,51 juta dan investasi PMDN sebesar US$ 514,15 juta. Sedangkan realisasi investasi pada Top 10 Provinsi dengan realisasi investasi PMA dan PMDN TA 2019 dapat dilihat pada tabel 3.21. Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi (Januari – Juni TA 2019) PMA NO



PMDN



1.



TOP 10 PROVINSI Bali



2



Kepulauan Riau



61,62



924.239,78



Jawa Tengah



3



Jawa Barat



36,28



544.181,13



DKI



43



644.949,72



4



NTB



33,72



505.733,82



NTB



39,01



585.135,35



5



DKI



29,63



444.402,14



Sumatera Barat



35,35



530.224,16



6



NTT



10,54



158.140,14



Jawa Timur



35,29



529.424,81



7



Banten



6,57



98.524,58



Kalimantan Timur



26,59



398.841,80



8



Sulawesi Utara



3,25



48.731,65



Banten



23,53



352.908,35



9



Sumatera Utara



2,78



41.638,61



Jawa Barat



21,04



315.670,47



10



Jawa Timur



1,26



18.828,96



DIY



16,94



254.072,93



US$ JUTA



RUPIAH



134,4



2.015.958,75



TOP 10 PROVINSI



US$ JUTA



RUPIAH



Bali



134,57



2.018.495,00



64,44



966.588,84



Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019



Provinsi dengan realisasi investasi yang menjadi Top 10 untuk PMA dan PDN adalah Bali, Jawa Barat, NTB, DKI, Banten dan Jawa Timur, dengan jumlah investasi tertinggi di Bali. Sedangkan Top 10 realisasi sektor pariwisata tertinggi (USD Juta) berdasarkan negara asal PMA untuk bulan Januari – Juni 2019 dapat dilihat pada tabel 3.22 di bawah ini. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



67



Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA (Januari – Juni TA 2019) Negara



USD (Juta)



IDR (Juta)



Singapura



88,8



27,20



British Virgin Islands



61,21



18,75



Hongkong, RRT



35,67



10,92



Jepang



29,92



9,16



Perancis



15,1



4,62



Cayman Islands



11,19



3,43



Inggris



10,81



3,31



Panama



10,71



3,28



Australia



8,89



2,72



Belanda



7,91



2,42



*Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019



Singapura adalah negara asal PMA dengan realisasi investasi tertinggi yaitu USD 88,8 juta atau 27,20 juta rupiah. Untuk mendukung peningkatan investasi pariwisata, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan kegiatan promosi investasi pariwisata sebagai berikut: 1. Fasilitasi Dukungan Indonesia Pavilion di Davos-Swiss tanggal 22 s.d 25 Januari 2019. 2. Regional Investment Forum (RIF) di ICE BSD, Tangerang tanggal 11 s.d 12 Maret 2019. 3. Focus Eastern Indonesia di Sydney, Australia tanggal 21 s.d 22 Maret 2019. 4. Hotel Investment Conference South Asia (HCISA) di Mumbai, India tanggal 3 April 2019. 5. Sosialisasi dan Coaching Clinic KUR di beberapa daerah sebagai berikut: a. FGD dan Coaching Clinic Pembiayaan Pariwisata Pasca Tsunami di Provinsi Banten, Aston Anyer Beach Hotel tanggal 13 Februari 2019. b. Bimbingan Teknis Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro dan Kecil Pariwisata di Ambon Hotel Marina, Ambon tanggal 15 Maret 2019. c. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara Hotel Marsaringar tanggal 13 Februari 2019.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



68



d. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tanggal 29 April 2019. e. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata di Kota Batam Hotel Da Vienna, Batam tanggal 2 Mei 2019. 6. Kegiatan untuk menunjang percepatan KEK Bidang Pariwisata, sebagai berikut: a. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Ijen Suites Hotel, Malang tanggal 16 Januari 2019. b. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sukabumi dan Pangandaran di Bandung tanggal 1 Februari 2019. c. Profiling Usulan KEK Cikidang-Sukabumi di Sukabumi tanggal 20-22 Februari 2019. d. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Selayar di Makassar tanggal 4 Maret 2019. e. Pameran Promosi Investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Australia Indonesia Tourism Forum di Makassar tanggal 4-5 Maret 2019. f. Focus Group Discussion (FGD) Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Sintesa Peninsula, Manado tanggal 6 Maret 2019. g. Profiling Usulan KEK Maguwoharjo di Yogyakarta tanggal 6-8 Maret 2019. h. Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Percepatan Pengusulan KEK Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Aryaduta, Manado tanggal 15 Maret 2019. i.



Profiling Usulan KEK Samas di Yogyakarta tanggal 21-24 Maret 2019.



j.



Rapat Verifikasi Dokumen Pengusulan KEK Tanjung Pulisan-Likupang di Jakarta tanggal 15 April 2019.



k. Sosialisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara di Hotel Grand Vilia, Langgur tanggal 25 April 2019. Selain kegiatan promosi investasi di atas, Kementerian Pariwisata juga telah melaksanakan kegiatan penunjang sebagai berikut:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



69



1.



Melaksanakan penyederhanaan perizinan berusaha melalui Omnibus Law sebagai strategi reformasi regulasi. Omnibus Law digunakan untuk mengganti dan/atau mencabut beberapa materi hukum dalam berbagai undang-undang.



2.



Untuk



mencapai



target



deviasi



skema



usulan



KEK



Pariwisata



untuk



disetujui/ditetapkan oleh Dewan Nasional KEK melalui advokasi, koordinasi, dan fasilitasi ke setiap pengusul KEK dengan stake holder terkait dan Dewan Nasional KEK. 3.



Mensosialisasikan pembiayaan modal usaha sektor pariwisata melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) sektor pariwisata kepada para pelaku usaha pariwisata khususnya UMKM



pariwisata



berdasarkan



Peraturan



Menteri



Koordinator



Bidang



Perekonomian Nomor 8 Tahun 2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat guna meningkatkan realisasi penyaluran oleh perbankan dan memudahkan masyarakat dalam mengakses kredit usaha.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



70



7



PERTUMBUHAN INDUSTRI PARIWISATA NASIONAL



IKSS Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional bertujuan untuk melihat peningkatan/ penurunan jumlah usaha sektor pariwisata di Indonesia. Jumlah pelaku usaha baru sektor pariwisata nasional dihitung berdasarkan jumlah usaha pariwisata nasional baru yang terdaftar melalui Online Single Submission (OSS) berdasarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) bidang pariwisata yang mendaftar. NIB yang dilihat berdasarkan status permodalan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan data yang didapatkan dari OSS yang ada di BKPM, jumlah usaha pariwisata PMA baru sebanyak 3.039 usaha pariwisata dan jumlah usaha pariwisata PMDN baru sebanyak 101.094 usaha pariwisata. Saat ini masih diperlukan upaya untuk mengidentifikasi kategori usaha pariwisata terhadap KBLI dalam OSS saat melakukan pendaftaran usahanya. Berdasarkan data OSS yang diperoleh dari BKPM tahun 2019, tidak terlihat jenis usaha yang baru mendaftar atau jenis usaha yang memperbaharui datanya. Adapun rekapitulasi data usaha pariwisata PMDN yang tercatat melalui OSS dapat dilihat pada Tabel 3.23



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



71



Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS (Periode 1 Januari – 31 Desember 2019)



No 1



2 3



4 5



Bidang Pariwisata



Jumlah No KBLI



Daya Tarik Wisata



1.002



Kawasan Pariwisata Jasa Transportasi Wisata



2.050



Jasa Perjalanan Wisata



12.305



Jasa Makanan dan Minuman



41.229



Judul KBLI



Jumlah Usaha



91022 PENGELOLAAN MUSEUM 91024 PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH & PURBAKALA 93221 PEMANDIAN ALAM (PENGELOLAAN PEMANDIAN AIR PANAS ALAMI) 93222 WISATA GUA (PENGELOLAAN GOA) 93231 WISATA AGRO 93239 DAYA TARIK WISATA BUATAN/BINAAN MANUSIA LAINNYA (PENGELOLAAN PERMUKIMAN DAN/ATAU LINGKUNGAN ADAT/PENGELOLAAN OBJEK ZIARAH) 68120 KAWASAN PARIWISATA 49221 ANGKUTAN BUS PARIWISATA (ANGKUTAN JALAN WISATA) 49442 ANGKUTAN JALAN REL WISATA (ANGKUTAN WISATA DENGAN KERETA API) 50113 ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI UNTUK WISATA LAUTLUAR WISATA DALAM NEGERI) 50123 (ANGKUTAN ANGKUTAN LAUT NEGERI UNTUK WISATA (ANGKUTAN LAUT INTERNASIONAL WISATA) 50213 ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU UNTUK WISATA DAN YBDI (ANGKUTAN WISATA DI SUNGAI DAN DANAU) 79111 AKTIVITAS AGEN PERJALANAN WISATA 79120 AKTIVITAS BIRO PERJALANAN WISATA 56101 RESTORAN / RUMAH MAKAN 56210 JASA BOGA UNTUK SUATU EVENT TERTENTU (EVENT CATERING) 56290 PENYEDIAAN MAKANAN LAINNYA (PUSAT PENJUALAN MAKANAN) 56301 BAR/PUB 56303 RUMAH MINUM/KAFE



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



69 37 210 59 319 308 1.439 87 309 99 116 5.726 6.579 10.017 17.555 7.561 1.689 4.407



72



No 6



7



Bidang Pariwisata Penyediaan Akomodasi



Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi



Jumlah 17.318



7.947



No KBLI



Judul KBLI



Jumlah Usaha



55111 HOTEL BINTANG LIMA 55112 HOTEL BINTANG EMPAT 55113 HOTEL BINTANG TIGA 55114 HOTEL BINTANG DUA 55115 HOTEL BINTANG SATU 55120 HOTEL MELATI 55130 PONDOK WISATA 55192 BUMI PERKEMAHAN 55193 PERSINGGAHAN KARAVAN 55194 VILA 55195 APARTEMEN HOTEL (KONDOMINIUM HOTEL/APARTEMEN SERVIS 55199 PENYEDIAAN AKOMODASI JANGKA PENDEK LAINNYA (RUMAH WISATA) 55900 PENYEDIAAN AKOMODASI LAINNYA (JASA MANAJEMEN HOTEL/HUNIA WISATA SENIOR/LANJUT USIA) 90001 AKTIVITAS SENI PERTUNJUKAN (SANGGAR SENI) 90004 JASA IMPRESARIAT BIDANG SENI 93191 PROMOTOR KEGIATAN OLAHRAGA 90006 AKTIVITAS OPERASIONAL FASILITAS SENI (GALERI SENI/GEDUNG PERTUNJUKAN SENI) 93111 FASILITAS BILLIARD (RUMAH BILYAR) 93112 LAPANGAN GOLF 93113 GELANGGANG BOWLING 93114 GELANGGANG RENANG 93115 LAPANGAN SEPAK BOLA 93116 LAPANGAN TENIS LAPANGAN 93119 AKTIVITAS FASILITAS OLAHRAGA LAINNYA (WISATA OLAHRAGA MINAT KHSUSUS) 93199 AKTIVITAS LAINNYA YANG BERKAITAN DENGAN OLAHRAGA 93223 WISATA PETUALANGAN ALAM 93210 AKTIVITAS TAMAN BERTEMA ATAU TAMAN HIBURAN



576 936 1.400 780 568 2.578 1.607 238 123 965 467 2.027 5.053 1.055 571 201 399 220 91 35 396 291 74 470 258 223 354



93232 TAMAN REKREASI/TAMAN WISATA



716



93291 KELAB MALAM DAN ATAU DISKOTIK



176



93292 KARAOKE



8



5.095



9



Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan insentif, Konferensi, dan Pameran Jasa Informasi Pariwisata



10 11 12



Jasa Konsultan Pariwisata Jasa Pramuwisata Wisata Tirta



13 SPA Jumlah



1.444 1.836



1.199



93293 USAHA ARENA PERMAINAN



366



96121 AKTIVITAS PANTI PIJAT/RUMAH PIJAT



852



82301 PENYELENGGARA PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN



5.095



79911 JASA INFORMASI PARIWISATA 70201 AKTIVITAS KONSULTASI PARIWISATA



1.444 1.836



859 625



79921 JASA PRAMUWISATA 93241 ARUNG JERAM 93242 WISATA SELAM 93249 WISATA TIRTA LAINNYA WISATA DAYUNG, WISATA SELANCAR, WISATA OLAHRAGA TIRTA) 93233/ WISATA MEMANCING 93199 93243 DERMAGA MARINA (DERMAGA WISATA) 1.035 96122 AKTIVITAS SPA (SANTE PAR AQUA) 92.745



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



859 85 240 235 65 1.035 92.745



73



Pertumbuhan industri pariwisata nasional TA 2019 diformulasikan sebagai berikut: (Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2019 – Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018) X 100% Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018



Pertumbuhan industri pariwisata nasional masih menggunakan angka perkiraan, dikarenakan data jumlah industri pariwisata nasional TA 2018 sedang dihitung kembali (data industri pariwisata TA 2018 masih menggunakan data yang dikumpulkan melalui survai industri pariwisata, belum terdaftar di OSS). Perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata terhadap target, dapat dilihat pada tabel 3.24. Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Pertumbuhan Industri Pariwisata



Target



3



Realisasi



Capaian



3*)



100



Nasional (%) *) Data proyeksi



Capaian IKSS pertumbuhan industri pariwisata nasional diproyeksi mencapai target 3%, dengan perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata dapat diliat pada tabel 3.25 di bawah ini.



Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional Tahun



Jumlah industri pariwisata nasional (usaha pariwisata)



Pertumbuhan (%)



2018



n.a *)



2%



2019



101.094



3%**



*)data masih dalam proses penghitungan **) data sementara LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



74



Pertumbuhan industri pariwisata TA 2019 diproyeksi mengalami kenaikan 1% dibandingkan dengan pertumbuhan industri pariwisata pada TA 2018. Dalam upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mendorong pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional, Kementerian Pariwisata telah melakukan beberapa hal antara lain: 1. Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor dan Daerah Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor, dan Daerah pada tahun 2019 dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: 1) Rapat Koordinasi Nasional Industri Pariwisata di Sentul, Bogor, Jawa Barat tanggal 18-19 Maret 2019 2) Forum Koordinasi di Provinsi NTB tanggal 30 April 2019 3) Focus Group Discussion per bidang usaha pariwisata yang dilaksanakan selama bulan Agustus-September 2019 2. Penyusunan Profil Industri Pariwisata Kegiatan ini merupakan kerjasama lanjutan (yang ke-2) dari tahun sebelumnya antara Kementerian Pariwisata dan BPS. Pelaksanakan Kegiatan Penyusunan Profil Industri Pariwisata ini meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk penyusunan kebijakan pengembangan industri pariwisata. 3.



Menyusun Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Pariwisata.



4.



Sosialisasi Perijinan Berusaha Sektor Pariwisata, dalam upaya mendorong pelaku usaha untuk mendaftarkan usahanya, serta mendorong Pemerintah daerah menerapkan Online Single Submission.



5. Melakukan penataan KBLI untuk sektor pariwisata bersama dengan BPS, dan stakeholder terkait lainnya, sehingga didapatkan kode KBLI yang sesuai dengan Jenis Usaha Pariwisata sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2018 tentang Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik untuk Sektor Pariwisata. 6.



Monitoring dan koordinasi dengan BKPM untuk mengetahui perkembangan industri pariwisata baru.



7.



Fasilitasi dan koordinasi industri pariwisata lintas sektor dan daerah. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



75



Peningkatan Pertumbuhan industri pariwisata akan diharapkan signifikan dengan upaya yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain sebagai berikut: 1.



Penciptaan bentuk kemitraan dan kolaborasi yang tepat antara industri pariwisata dengan skala menengah besar (UMB) dan pemerintah.



2.



Membuat formulasi dalam bentuk forum kemitraan untuk mensosialisasikan kebijakan misalnya melalui bimtek kepada pelaku usaha pariwisata mengenai pentingnya penerapan standar usaha pariwisata (misalnya membangun usaha pariwisata yang ramah lingkungan/berkelanjutan) dalam rangka peningkatan kualitas layanan untuk wisatawan.



3.



Menyusun profil industri pariwisata yang uptodate guna pengambilan kebijakan dalam pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



76



8



RASIO USAHA PARIWISATA YANG TERSERTIFIKASI TERHADAP TOTAL USAHA PARIWISATA NASIONAL



Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional merupakan indikator IKSS untuk membandingkan jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata di Indonesia. Sertifikasi yang dimaksud sebagai prasyarat usaha sektor pariwisata yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana usaha pariwisata dapat memenuhi standar usaha yang telah ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang 10 Tahun 2009 yang menyatakan setiap pengusaha pariwisata wajib menerapkan standar usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional di formulasikan sebagai berikut: Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi X 100 % Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di OSS



Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di aplikasi Online Single Submission (OSS) pada TA 2019 adalah sebanyak 101.094 usaha pariwisata dari 13 bidang usaha pariwisata. Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi TA 2019 adalah sebanyak 1.870 usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 adalah 1,85% dengan formulasi (1.870/101.094) x 100%. Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%)



Target 3



Realisasi



Capaian



1,85



61,67



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



77



Capaian IKSS rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional adalah 1,85 dari target 3% dengan realisasi adalah 1.870 usaha pariwisata



yang tersertifikasi.



Perbandingan



realisasi



pertumbuhan



industri



pariwisata dapat diliat pada tabel 3.27 di bawah ini. Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional Indikator



2018 (%)



2019 (%)



Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar



1,82



1,85



Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar TA 2019 meningkat 1,65% dari TA 2018 (dengan formulasi: ((1,85-1,82)/1,82)*100%). Dalam upaya meningkatkan realisasi indikator ini, Kementerian Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Koordinasi Penyusunan NSPK Sinergitas antara Pemerintah, Industri dan masyarakat untuk mengelola 13 jenis usaha pariwisata telah dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan wisatawan selama di destinasi dengan mengimplementasikan Standar Usaha Pariwisata. Metode yang dilaksanakan juga dilakukan dengan melalui Focus Group Discussion dengan melibatkan stakeholder terkait. 2. Tata Kelola Industri Pariwisata Sebagai media komunikasi antara LSUP, dengan Regulator untuk membahas isuisu dalam pengembangan Sertifikasi Usaha Pariwisata, serta sosialisasi kebijakankebijakan terkait Sertifikasi Usaha diselenggarakan Forum Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata, serta pengembangan Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata (SISUPAR). Rekapitulasi pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata dapat dilihat pada Tabel 3.28



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



78



Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata No.



Kegiatan



1



Forum LSUP I



Keterangan • Membahas mengenai Regulasi Komite Akreditasi Nasional terbaru • Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata pada tahun 2018 • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata



2



Forum LSUP II



• Sosialisasi Regulasi KAN U-01 dan KAN U-02 • Konsultasi untuk pengembangan Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata



3



Forum LSUP III



• Sosialisasi Regulasi Kebijakan Industri Terbari (Standar Usaha SPA, dan Perubahan Standar Usaha Hotel) • Sosialisasi Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata



4



Penyusunan Sistem Informasi



Menyusun database terkait Sertifikasi



Sertifikasi Usaha Pariwisata



Usaha Pariwisata, meliputi Data LSUP, Data Usaha yang memiliki sertifikat, serta data auditor



3. Reviu standar usaha pariwisata TA 2014 Reviu ulang atas standar usaha pariwisata dilakukan untuk mengetahui apakah standar usaha masih relevan dengan kondisi usaha pariwisata saat ini. Daftar usaha pariwisata yang telah direviu antara lain sebagai berikut :



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



79



Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014 yang direviu TA 2019 No. 1



Bidang Usaha



Jenis Usaha



Jasa Makanan dan



- Restoran



Minuman



- Rumah Makan - Jasa Boga - Bar/Pub - Pusat Penjualan Makanan - Cafe



2



Penyediaan



- Hotel



Akomodasi



- Pondok Wisata - Bumi Perkemahan - Villa



3



Wisata Tirta



- Wisata Arum Jeram - Wisata Selam - Wisata Memancing



4. Penyusunan JUKNIS Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Penyusunan Juknis Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Pariwisata yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan. Pada Tahun 2019, telah melakukan pembahasan rancangan Petunjuk Teknis pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Pariwisata meliputi Usaha SPA. Kegiatan ini dilakukan dengan aktivitas sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pelatihan Calon Auditor Usaha Pariwisata untuk usaha Arena Permainan, Kawasan Pariwisata, Pusat Penjualan Makanan, dan Angkutan Jalan Wisata. b. Optimalisasi Pengawasan dan Pembinaan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata Bersama dengan Komite Akreditasi Nasional, serta implementasi Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata (SISUPAR). c. Sosialisasi Kebijakan Industri Pariwisata (Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata) terhadap Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha di daerah, serta Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata). LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



80



5. Sosialisasi Online Single Submission (OSS) Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang dikenal pula sebagai onlinesingle submission (OSS). Kegiatan Sosialisasi Online Single Submission (OSS) diselenggarakan di 5 (lima) kota, yaitu di Jawa Barat (15 Maret 2019), Serang Banten (22 April 2019), Sumatera Selatan (27 Maret 2019), Jawa Tengah (1 April 2019) dan di Mataram (29 April 2019). Kegiatan Sosialisasi OSS di masing-masing daerah dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Dinas Pariwisata, DPMPTSP dan pelaku usaha pariwisata. 6. Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata dilaksanakan di Makassar ( 11 April 2019), Tanjung Pinang (18 April 2019), dan di Labuan Bajo (25-27 September 2019). Peserta kegiatan: 1) Perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), 2) Kab/Kota, 3) Dinas Pariwisata Kab/Kota, 4) Pelaku usaha hotel dan restoran di Provinsi, 5) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pelaku usaha dapat lebih mempersiapkan diri untuk menerapkan standar usaha dan melakukan sertifikasi terhadap usahanya sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha pariwisata.



Gambar 3.29 Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata



Untuk meningkatkan jumlah usaha pariwisa yang tersertifikasi pada tahun 2020, kedepannya Kementerian Pariwisata akan melakukan berbagai macam inisiatif rekomendasi guna memaksimalkan standar usaha pariwisata melalui sertifikasi usaha. Rekomendasi tersebut antara lain:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



81



1. Diseminasi kebijakan industri pariwisata yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 2. Mendorong Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) untuk membuka ruang lingkup usaha pariwisata yang belum tersedia, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata serta melakukan sertifikasi terhadap usaha pariwisata selain hotel, restoran dan SPA. 3. Meningkatkan jumlah auditor usaha pariwisata pada ruang lingkup yang kurang diminati LSUP dengan cara melakukan pelatihan Calon Auditor, dimana diharapkan melalui pelatihan tersebut, LSUP dapat melakukan perluasan ruang lingkup serta menambah jumlah auditornya. 4. Mendorong Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha untuk memenuhi kewajiban Sertifikasi Usaha Pariwisata. 5. Melakukan



perubahan



beberapa



kebijakan



terkait



Sertifikasi



Usaha



Pariwisata khususnya untuk usaha hotel dan usaha SPA. 6. Menyusun Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



82



9



RASIO SDM PARIWISATA NASIONAL YANG TERSERTIFIKASI TERHADAP TOTAL SDM PARIWISATA NASIONAL



Peningkatan produk pariwisata dalam rangka memenangkan persaingan global, harus diimbangi oleh ketersediaan SDM yang kompeten, yang tidak hanya berada pada tataran operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tatanan akademis, teknorat,



dan



profesional.



Penambahan



jumlah



lembaga



pendidikan



tinggi



kepariwisataan sebagai Unit Pelaksanaan Teknis yang berada di bawah Kementerian Pariwisata diharapkan akan mampu menjawab kebutuhan SDM yang kompeten disetiap tatanan dan



meningkatkan



pengetahuan



dan



wawasan dari SDM



Kepariwisataan. Selain itu, pelaksanaan pelatihan, penyiapan piranti pelaksanaan sertifikasi kompetensi, pembekalan, workshop, sosialisasi, beserta penyerapan kurikulum dalam modul pelatihan merupakan bagian dari pengembangan SDM Kepariwisataan. Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kebutuhan SDM dapat dilakukan melalui jalur formal dan jalur informal. Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten tersebut, telah disiapkan sertifikasi kompetensi SDM bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi sebagai bukti nyata bahwa SDM tersebut telah memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan siap bersaing. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari SDM Pariwisata Nasional, sehingga akan dihitung rasio SDM Pariwisata Nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM Pariwisata Nasional.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



83



Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019 berdasarkan Bidang Sertifikasi No



Bidang Sertifikasi



A. Sertifikasi Industri 1 Bidang Hotel dan Restoran 2 Bidang Kepemanduan Wisata 3 Bidang Spa 4 Bidang Biro Perjalanan Wisata (Bpw) 5 Bidang Mice B. Sertifikasi Pendidikan C. Sertifikasi Mandiri LSP P1/P3 Total Jumlah SDM kepariwisataan tersertifikasi



Jumlah 70.000 53.490 6.558 6.059 3.393 500 2.136 35.455 107.591



Realisasi SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi adalah 107.591 orang, yang terdiri dari 70.000 orang dari Industri, 2.136 orang dari Pendidikan dan 35.455 orang dari Mandiri (sertifikasi mandiri tidak dibiayai oleh Kementerian Pariwisata). Jumlah SDM pariwisata Nasional yang dimaksud adalah tenaga kerja pariwisata langsung sebanyak 3.900.000 orang. Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



84



Jumlah SDM Pariwisata Nasional yang terdaftar 3.900.000 orang, dengan jumlah SDM Pariwisata yang tersertifikasi sebanyak 107.591 orang, akan diformulasikan Rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional sebagai berikut: Jumlah SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi X 100 % Total SDM pariwisata nasional yang terdaftar



Dari formulasi diatas, diperoleh Rasio SDM pariwisata yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional TA 2019 adalah 2,8% (formulasi = (107.591/3.900.000) x 100%). Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)



T a



Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional (%)



TARGET REALISASI 2.5



CAPAIAN (%)



2.8



112



bel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 - 2019 Indikator Jumlah SDM pada disertifikasi (orang)



sektor



pariwisata



yang



Jumlah SDM pariwisata nasional (orang) Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional (%)



2018



2019



75.000



107.591



3.780.000



3.900.000



1.98



2.8



Realisasi rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM Pariwista Nasional TA 2019 telah melebihi target dan meningkat 41.41% dari capaian TA 2018, untuk meningkatkan capaian tersebut pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



85



1.



Melakukan Reviu Dokumen Standar Kompetensi (SKKNI) yang masa berlakunya telah melebihi 5 tahun bersama dengan industri dan pihak terkait.



2.



Melakukan Penyusunan Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional (KKNI) sektor pariwisata bersama dengan industiy dan pihak terkait.



3.



Melakukan Diseminasi SKKNI dan KKNI kepada para stakeholder dalam hal ini para pihak industri pariwisata.



4.



Berkoordinasi dengan intensif dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga terjalin hubungan mitra kerja yang harmonis dalam mengahasilkan SDM Pariwisata yang kompeten dan unggul.



5.



Menyusun kurikulum pelatihan kepariwisataan berbasis kompetensi



6.



Melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri di lapangan.



7.



Menyusun mekanisme pengelolaan data dan informasi terkait sertifikasi SDM Pariwisata.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



86



10



INDEKS PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL



Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata Nasional bertujuan untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional. Hasil penelitian dan pengembangan yang dimaksud adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan Kementerian Pariwisata maupun perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pariwisata berupa penelitian kelompok dan institusi. Pemanfaatan hasil penelitian digunakan sebagai bahan pengambilan



keputusan/kebijakan



pengembangan



pariwisata



di



lingkungan



Kementerian Pariwisata secara umum dan sebagai referensi bagi mahasiswa pariwisata secara khusus. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional diformulasikan sebagai berikut:



Jumlah penelitian tahun 2019 yang telah dilakukan di lingkungan Kementerian Pariwisata terdiri dari 75 penelitian (67 penelitian kelompok dan 8 penelitian institusi), adapun yang termanfaatkan sebanyak 39 penelitian (38 penelitian kelompok dan 1 penelitian institusi) adalah sebagai berikut:



Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019 NO



INSTANSI



JUDUL PENELITIAN



PENELITIAN INSTITUSI 1.



Poltekpar Bali



1. World Happiness Index On Tourism In Indonesia : Perspective On World Heritage Site In Bali, Labuan Bajo And Borobudur



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



87



PENELITIAN KELOMPOK 2. Penelitian Pengembangan Jalur Wisata Kapal Tradisional (Tradisional Cruise) 1.



Penelitian



3. Kajian Pengembangan Pariwisata Perbatasan di Indonesia



Litbang



Penelitian Wisata 4. Petualangan:



“Pemetaan



(Mapping)



dan



Penilaian



(Assesment) Potensi Produk Wisata Terpadu di Daerah” NO 5.



INSTANSI Poltekpar Bali



JUDUL PENELITIAN 5.



Analisis Manajemen Pengunjung Di Destinasi Pariwisata Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung



6. Model Pengembangan Desa Wisata Di Bali 7. Kajian Empiris Penentu Niat Pemuda Untuk Berwirausaha Di Desa Wisata Jatiluwih 8. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Usaha Pemulihan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Agung Di Kawasan Amed Dan Jemeluk Kabupaten Karangasem 9. Event Berkelanjutan Di Ubud Bali 10. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli Dalam Menerima Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pasca Letusan Gunung Agung Tahun 2017 11. Ekspektasi Dan Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi Pariwisata Mandalika 12. Analisis



Kebutuhan



Pelatihan



Bahasa



Asing



Untuk



Menunjang Kegiatan Pariwisata Di Nusa Penida 13. Model Pengelolaan Keuangan Desa Wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan 14. Strategi Penetapan Harga Jual Produk Desa Wisata (Studi Kasus Pada Desa Wisata Di Provinsi Bali) 6.



STP Bandung



15. 10 As Of Successful Tourism Destination Model: Kajian



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



88



Dalam Rangka Mengembangkan Alat Ukur Keberhasilan Destinasi Pariwisata 16. Analisis Dimensi Pelayanan Homestay Di Destinasi Wisata Kepulauan Seribu DKI Jakarta 17. Kajian Tenaga Kerja Milenial Bidang Hospitality 18. Pengaruh Kualitas Makanan, Harga Dan Lokasi Restoran Terhadap



Kepuasan



Konsumen



Dalam



Membangun



Pariwisata Berkelanjutan Dikawasan Candi Borobudur 19. Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Produk Kuliner Tradisional di Destinasi Pariwisata Prioritas Kawasan Borobudur Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 20. Kajian Ekosistim Bisnis Pariwisata Di Kawasan Candi Borobudur 21. Optimalisasi Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi dalam Menarik Wisman dan Wisnus ke Labuan Bajo 22. Pengaruh Unggahan Foto Di Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur 23. Penerapan Mitigasi Bencana Tsunami Dan Gempa Bumi Pada The Jayakarta Resort & Spa Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat 24. Kemitraan Strategis Antar Pemangku Kepentingan Dalam Pengembangan Desa Wisata Yang Berkelanjutan: Studi Fenomenologis di Desa Gubugklakah Kawasan Wisata Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur 25. Kesadaran Masyarakat Dalam Penanganan Sampah



Di



Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kab. Malang - Jawa Timur 26. Pengembangan Plat Form Webqual 4.0 Sebagai Media Promosi Penjualan Produk Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Di Jawa Timur 27. Potensi Dark Tourism Pasca Bencana : di Kawasan Ekonomi



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



89



Khusus Tanjung Lesung 28. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Metode Quality Function Deployment Bagi Pramusaji Restoran di Daerah Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah 29. Push and Pull Motivation Factor: Studi Kasus Drama Korea di Mata Calon WIsatawan di Indonesia 30. Pengaruh Kualitas Makanan Dan Dinescape Terhadap Kepuasan Tamu Restoran Pada Kawasan Tanjung Kelayang 31. Menentukan



Preferensi



dan



Faktor-



Faktor



Yang



Menyebabkan Wisatawan Berkunjung di Objek Wisata Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung 32. Pengaruh Atraksi Wisata Di Tanjung Kelayang Terhadap Room Revenue Hotel Bintang 3 33. Pengembangan Wisata Halal Pada Kawasan Tanjung Kelayang 34. Profil Sensori Chilled Cheese Cake yang Terbuat dari Keju Tradisional Dali Ni Horbo Dalam Persepsi Konsumen 35. Perencanaan Gastronomy Tourism di Destinasi Pariwisata Kab. Samosir, Sumatera Utara 36. Pengembangan Aktivitas Wisata Sungai Asahan Dalam Mendukung KSPN Danau Toba 37. Pemasaran Wisata Kuliner Solo 38. Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Pelanggangan pada Hotel Bintang Empat di Yogyakarta 39. Respon Masyarakat Terhadap Perkembangan Desa Wisata Kaki langit Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta



Capaian IKSS Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata Nasional 52% diperoleh dari formulasi berikut: (39/75) x 100%. Penelitian tersebut merupakan penelitian dilakukan dan dimanfaatkan berasal dari tahun anggaran yang sama. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



90



Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019 NO



INDIKATOR KINERJA UTAMA



TARGET



REALISASI



CAPAIAN (%)



1



Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional (%)



30



52



173,33



Capaian yang signifikan dari indikator Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional disebabkan tingginya antusiasme khususnya para dosen di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata untuk dapat melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitianya. Hal ini sesuai dengan kebijakan Kementerian Pariwisata bahwa seluruh penelitian yang dihasilkan harus di publikasikan agar penelitian



tersebut



dapat



langsung



dimanfaatkan.



Publikasi



dapat



berupa



desiminasi/sosialisasi/jurnal/buku dsb. Hasil penelitian tersebut juga berguna untuk meningkatkan kinerja dosen, referensi bahan ajar, status perguruan tinggi dan hilirnya performa kepariwisataan nasional akan terus meningkat.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



91



11



NILAI RB KEMENTERIAN PARIWISATA



Nilai RB Kementerian Pariwisata bertujuan untuk mengukur implementasi reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata. Reformasi Birokrasi merupakan program nasional yang bertujuan untuk mengubah birokrasi di Indonesia menuju birokrasi yang profesional. Nilai RB dikeluarkan oleh KemenPAN RB setiap tahun untuk setiap K/L/P dalam rangka evaluasi performa birokrasi Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019 NO 1



INDIKATOR KINERJA UTAMA



TARGET



REALISASI



CAPAIAN (%)



80



80*



100



Nilai RB Kementerian Pariwisata



*) Data Proyeksi



Realisasi nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019, akan dikeluarkan oleh KemenPAN RB dan pada saat laporan ini disusun, sedang dalam proses penilaian RB oleh KemenPAN RB. Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi



No A



Komponen Penilai



2018



2019



Bobot



Nilai



Nilai



Komponen Pengungkit



1



Manajemen Perubahan



5



4,06



-



2



Penataan Peraturan Perundang-undangan



5



3,44



-



3



Penataan dan Penguatan Organisasi



6



4,68



-



4



Penataan Tatalaksana



5



3,82



-



5



Penataan Sistem Manajemen SDM



15



11,55



-



6



Penguatan Akuntabilitas



6



4,92



-



7



Penguatan Pengawasan



12



8,03



-



8



Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik



6



4,63



-



60



45,13



-



Total Komponen Pengungkit (A)



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



92



No



Komponen Penilai



2018



2019



Bobot



Nilai



Nilai



B



Komponen Hasil



1



Nilai Akuntabilitas Kinerja



14,00



10,62



-



2



Survei Internal Integritas Organisasi



6,00



4,37



-



3



Survei Eksternal Persepsi Korupsi



7,00



5,88



-



4



Opini BPK



3,00



3,00



-



5



Survei Sekternal Pelayanan Publi



10,00



7,90



-



Sub Total Komponen Hasil



40,00



31,77



-



Indeks Reformasi Birokrasi



100



76,90



-



Secara detail hasil capaian dan realisasi target beberapa indikator terkait pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata akan disajikan setelah data resmi dikeluarkan oleh KemenpanRB. Sebagai implementasi strategi meningkatkan nilai RB, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan: 1. Kegiatan Pelaksanaan Sosialisasi Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata adalah dengan adanya zona integritas. Pada tahun 2019 yang diusulkan untuk menjadi zona integritas di Kementerian Pariwisata adalah Biro Komunikasi Publik. Setelah melakukan serangkaian proses pembangunan zona integritas akhirnya Biro Komunikasi Publik berhasil lolos menjadi zona integritas di Kementerian Pariwisata dan ini merupakan zona integritas pertama yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata. 2. Pembekalan Agen Perubahan sebanyak 40 orang. 3. Sosialisasi Peningkatan Manajemen Perubahan sebanyak 300 orang; 4. Diklat WinWayChampion sebanyak 174 orang.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



93



Gambar 3.30 Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM



3.1. Realisasi Anggaran Anggaran Kementerian Pariwisata yang dialokasikan untuk Kementerian Pariwisata sebesar Rp 3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan ratus tiga puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu rupiah) dan pada akhir tahun 2019 sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam ratus tiga puluh dua miliar delapan ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu tiga ratus delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



94



BAB IV PENUTUP Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa dari Rp 175,71 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa tersebut seiring dengan Capaian Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1) kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, (3) jumlah wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan, dan (4) daya saing, pariwisata Indonesia menurut WEF (World Economic Forum) berada di ranking 40 dunia. Untuk meningkatkan devisa, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional, jumlah wisman, jumlah wisnus dan daya saing pariwisata Indonesia pada tahun 2020, Kementerian Pariwisata mempunyai stategi strategis sebagai berikut:



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



95



1. Menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010 – 2025. Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS yang tertuang sebagai Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2011 akan diperkuat oleh Rencana Induk Pariwisata Nasional Terpadu RIPANDU agar bisa menjadi panduan bagi seluruh stakeholders kepariwisataan nasional supaya lebih sesuai dengan perkembangan waktu dan zaman. 2. Pengembangan 11 Destinasi Pariwisata Prioritas ( 5 Destinasi Super Prioritas), yaitu: Danau Toba, Tanjung Lesung, Kep. Seribu dan Kota Tua, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Likupang, dan Morotai. 3. Meningkatkan Devisa dengan stategi Peningkatan ASPA/ Length of Stay, yaitu: 1) Keselamatan dan Keamanan Keselamatan & Keamanan merupakan faktor krusial yang menentukan pertimbangan kunjungan Wisman ke negara tujuan. Safety and security menjadi salah satu TOP OF MIND ketika memilih tujuan wisata. Sehingga Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk kerja sama keamanan dengan K/L terkait agar wisatawan dapat berlibur dengan nyaman. 2) Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi Produk Pariwisata Destinasi Wisata Produk Kreatif dan Layanan kepada wisman. 3) Peningkatan kualitas SDM dan Partisipasi Masyarakat Pilot Project dengan pengembangan Creative Hub untuk Industri Kreatif, Pelatihan Vokasi, Inkubasi/Pendampingan Masyarakat, Pelestarian lingkungan, Pengelolaan Limbah, Pengelolaan Air, Energi dan Gender. 4) Pengembangan Pemasaran Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan dioptimalkan melalui kanal kanal digital. 5) Pengembangan Ekonomi Kreatif di lokasi Pariwisata : Contoh, lokasi Nusa Dua, Wedding Photographer & Videographer dikembangkan agar pengembangan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif berlangsung paralel.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



96



6) Stategi pemasaran yang menyesuaikan target pasar dan perkembangan zaman & teknologi. a.



Digital Micro Targeting untuk menyasar quality tourism



b.



Optimalkan pengaruh content Creator dan Influencer



c.



Kerjasama dengan pembuat film internasional dan lokasi sebagai sarana promosi secara tidak langsung



4. Kerja sama dengan Perwakilan RI di Luar Negeri 1) Memperbaiki Persepsi Keselamatan & Keamanan Indonesia di Mata Dunia 2) Mendukung Nation Branding 3) Mendukung Promosi Produk Kreatif dan Brand Indonesia Go Internasional 4) Mengoptimalkan Visit Indonesia Tourism Officers (VITO) 5) Standar Tampilan Booth Indonesia di Pameran Internasional Dengan strategi strategis Kementerian Pariwisata TA 2020, diharapkan dapat meningkatan capaian kinerja Kementerian Pariwisata yang akan berdampak positif dalam pembangunan perekonomian nasional, pengembangan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyrakat.



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



97



Lampiran 1 Publikasi Branding melalui Media Ruang NO 1



NEGARA China



JENIS



WILAYAH



UNIT



PENAYANGAN



a



Digital Screen



Beijing



1



unit



5 - 11 Februari 2019



7 Hari



b



Digital Screen



Shanghai



1



unit



5 - 11 Februari 2019



7 Hari



c



Digital Screen



Beijing



1



unit



7 - 20 Juni 2019



2 minggu



d



Digital Screen



Shanghai



1



unit



7 - 20 Juni 2019



2 minggu



e



Digital Screen



Beijing



1



unit



14 - 20 Juni 2019



7 hari



f



Lightbox



Beijing



9



unit



7 - 21 Juni 2019



14 hari



g



LED



Beijing



1



unit



24 – 30 Nov 2019



7 hari



h



LED



Beijing



2



unit



12 – 18 Nov 2019



7 hari



i



Subway Charter



Beijing



6



unit



26 Nov – 24 Des 2019



minggu



Beijing



63



unit



23 Nov – 7 Des 2019



2 minggu



Beijing



363



unit



28 Nov – 12 Des 2019



2 minggu



Airport



Shenzhen; N ҅ anjing҅ ;



410



unit



26 Nov – 24 Des 2019



4 minggu



Convenience



Ningbo; Hangzhou;



Screen Brusher



Qingdao; Changchun҅ ;



Advertising j



Elevator Advertising



k



Airport



Screen



Brusher l



Nanning; ҅Lanzhou҅ ; Xiame; ҅Xian҅ ; Changsha҅ ; Fuzho



2



Jerman



m



LED Screen



Shanghai



1



unit



7 - 13 Desember 2019



7 hari



n



LED Screen



Shanghai



1



unit



7 - 13 Desember 2019



7 hari



o



LED Screen



Shanghai



1



unit



7 - 13 Desember 2019



7 hari



a



Hotel



Shuttle



Berlin



4



unit



6 – 10 Maret 2019



5 hari



Open Great Bus



Berlin



4



unit



1 – 31 Maret 2019



1 bulan



Berlin



2



unit



1 – 31 Maret 2019



bulan



London



2



unit



1 - 31 Maret 2019



1 bulan



Bus b



(full wrapping) c



Open Great Bus (mega rear)



3



Inggris



a



Open Great Bus (full wrapping)



4



Timur Tengah



b



Open Great Bus



London



4



unit



1 - 30 November 2019



1 bulan



c



Taxi



London



250



unit



28 Okt - 24 Nov 2019



1 bulan



d



LED



London



1



unit



4 – 10 Nov 2019



7 hari



a



Digital



Dubai Mall



1



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



15



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



130



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



LED



Board / Ice Rink Display b



Digital



LED



Board / Linked Bridges c



Digital Board



LED /



Lift



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



99



NO



NEGARA



JENIS



WILAYAH



UNIT



PENAYANGAN



Lobby d



Digital



LED



Dubai Mall



80



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



14



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



5



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



29



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Dubai Mall



1



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Burjuman Mall - Dubai



6



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Burjuman Mall - Dubai



2



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Burjuman Mall - Dubai



4



unit



18 April – 1 Mei 2019



2 minggu



Digital Screen /



Arabian Centre Mall -



8



unit



Dupi



Dubai



Digital Screen /



Al Ghurair Centre -



6



unit



Dupi



Dubai



LED Banner



Al Ghurair Centre -



2



unit



24



unit



Board / Store Directory Display e



LCD Screen / Internal



Metro



Link f



LED Banner / Grand



Dive



Banners g



LCD Screen / Food



Court



Screens h



LED Screen / Lower



Ground



Waterfront Display i



Digital Screen / Dupi



j



Digital Screen / LED



Link



Bridges k



Digital Screen / Food



Court



Pillarscreens l



m



n



Dubai o



5



6



7



India



Perancis



Rusia



Digital Screen /



Al Ghurair Centre -



Pillarscreens



Dubai



a



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



b



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



c



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



d



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



e



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



f



Hoarding



Mumbai



1



unit



26 Mei - 23 Juni 2019



4 minggu



a



Open Great Bus



Paris



4



unit



1 Juni – 31 Juli 2019



2 bulan



b



Taxi



Paris



20



unit



1 – 30 September 2019



1 bulan



a



Open Great Bus



Moscow



2



unit



15 Juni - 14 Juli 2019



4 minggu



b



Open Great Bus



Saint Petersburg



2



unit



15 Juni - 31 Juli 2019



6 minggu



c



Digital Screen



Moscow



1



unit



1 - 31 Agustus 2019



31 hari



d



Digital Screen



Moscow



3



unit



27 Juli - 4 Agustus 2019



9 hari



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



100



NO



8



NEGARA



Korea



JENIS



WILAYAH



UNIT



PENAYANGAN



e



Digital Screen



Moscow



9



unit



27 Juli - 4 Agustus 2019



9 hari



f



Digital Screen



Moscow



726



unit



27 Juli - 4 Agustus 2019



9 hari



g



Digital Screen



Moscow



452



unit



27 Juli - 4 Agustus 2019



9 hari



a



Digital Billboard



Gangnam - Seoul



1



unit



1 Juli – 31 Sep 2019



3 bulan



b



Digital Billboard



Yeongdeungpo - Seoul



1



unit



1 Juli – 31 Sep 2019



3 bulan



c



Digital Billboard



Gwangju



1



unit



1 Juli – 31 Sep 2019



3 bulan



d



Digital Billboard



Yeosu-si



1



unit



1 Juli – 31 Sep 2019



3 bulan



e



Digital Billboard



Dongdaemun - Seoul



1



unit



1 Juli – 31 Agustus



2 bulan



f



Digital Billboard



Jongno - Seoul



1



unit



1 Juli – 31 Sep 2019



3 bulan



g



Billboard



Buk-gu - Busan



1



unit



1 Juni – 31 Des 2019



7 bulan



h



One Way Vision



Buk-gu - Busan



1



unit



1 Juni – 31 Des 2019



7 bulan



a



LED Billboard



New York



1



unit



1 – 31 Juli 2019



1 bulan



b



Open Great Bus



New York



1



unit



1 – 31 Juli 2019



1 bulan



c



Open Great Bus



Los Angeles



2



unit



1 – 31 Juli 2019



1 bulan



a



Classic Banner



Amsterdam



1



unit



1 – 29 Sep 2019



4 minggu



b



Digital Screen



Amsterdam



1



unit



1 – 29 Sep 2019



4 minggu



c



Digital Screen



Amsterdam



4



unit



1 – 29 Sep 2019



4 minggu



d



Digital Screen



Amsterdam



1



unit



1 – 29 Sep 2019



4 minggu



e



Digital Screen



Amsterdam



1



unit



24 Sep – 3 Okt 2019



10 hari



f



Digital Screen



Amsterdam



1



unit



24 Sep – 3 Okt 2019



10 hari



g



Digital Screen



Amsterdam



2



unit



24 Sep – 8 Okt 2019



15 hari



a



Coach Tour Bus



Changi Airport



8



unit



Mei – Agustus 2019



4 bulan



b



Mini Bus (van)



Changi Airport



4



unit



Mei – Agustus 2019



4 bulan



c



Digital Banner



Tokyo



4



unit



29 Nov - 12 Des 2019



2 minggu



2019



9



10



11



Amerika



Belanda



Singapura (Pendukungan Tourism Hub)



12



Jepang



Lampiran 2. Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



101



NO



PASAR



NAMA MEDIA



KATEGORI



UKURAN



FREKUENSI TAYANG



JADWAL TAYANG



1



CHINA



China Agent



Travel



Travel and Tourism Magazine



Full Page Full Color



2 kali



April Mei



2



INDIA



Travel + Leisure India



Travel and Lifestyle Magazine



Full Page Full Color



3 kali



April Mei Juni



Lonely India Wing Weekly



Planet



Magazine



Full Page Full Color



1 kali



Mei



Travel



Tabloid



Pure Advertisment



1 kali



22 Maret



5



City Living Nagoya Editon



Tabloid



Pure Advertisment



1 kali



22 Maret



6



Shukan Asahi



Full Page Full Color



3 kali



7 8



Tokyo Jin CREA Traveler



Generalinterest Magazine Magazine Magazine



Full Page Full Color Full Page Full Color



1 kali 1 kali



24 Mei 14 Juni 5 Juli Juni Juni



3 4



JEPANG



9



TIMUR TENGAH



TravTalk Middle East



Magazine



Full Page Full Color



2 kali



April Mei



10



JERMAN



FVW Dailies



The trade show daily at ITB Berlin



Title Page Foot



3 kali



6 Maret 7 Maret 8 Maret



11



BELANDA



De Telegraaf



Newspaper



1/2 Page Full Color



4 kali



VRIJ



Magazine



Full Page Full Color



6 kali



Full Page Advertisement Guaranteed Right Hand Full Page Full Color



1 kali



13 Juli 20 Juli 27 Juli 3 Agustus 13 Juli 20 Juli 27 Juli 17 Agustus 24 Agustus 31 Agustus 4 – 6 November



1 kali



Mei



Full Page Full Colo



1 kali



Mei



Full Page Full Colo



2 kali



Mei Juni



12



13



INGGRIS



WTM Book



Guide



Official Event Guide



14



INFLIGHT MAGAZINE



KLM (Holland Herald)



Travel and Tourism Magazine



15 16



Cathay Pacific (Discovery) Cathay Dragon (Silkroad



KONTEN Batu Kelayang Island, Belitung Islands Bunaken National Park Kanto Lampo Waterfall, Bali Pink Beach, Labuan Bajo Bintan Kelingking Beach, Bali Legong Dancer (Bali) / Promo Garuda Narita - Jakarta Legong Dancer (Bali) / Promo Garuda Narita - Jakarta Borobudur Komodo Bali Borobudur Bintan Gili Kedis Island, Lombok Raja Ampat, Papua Jawa Tengah (Borobudur) Bali (Legong) NTT (Waerebo) Borobudur Ulun Danu Beratan Padar Lombok Wayag – Raja Ampat Lovina Beach – Bali Belitung Legong Dancer Borobudur Lake Toba Likupang



Pulau Padar, NTT Komodo, Pink Beach, Waerebo, NTT Lake Toba Batu Berlayar Island, Belitung Islands NTT,



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



102



NO



PASAR



NAMA MEDIA



KATEGORI



UKURAN



FREKUENSI TAYANG



JADWAL TAYANG



KONTEN



17



Air China (Wings of China)



Full Page Full Colo



1 kali



April



18



China Eastern (Connection) China Southern (Gateway China Southern (Nihao)



Full Page Full Colo



1 kali



April



Pulau Padar Tanjung Kelayang, Belitung Islands Komodo



Full Page Full Colo



1 kali



April



Lake Toba



Full Page Full Colo



1 kali



April



21



Emirates (Openskies)



Full Page Full Colo



2 kali



April Mei



22



Qatar (Oryx)



Full Page Full Colo



2 kali



April Mei



Kelor Island, Komodo National Park Pink Beach, Komodo National Park Raja Ampat, Papua Bali Kelor



19 20



LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019



103