5 0 8 MB
RINGKASAN EKSEKUTIF Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada tanggal 16 Februari 2015 bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional. Kementerian Pariwisata telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) sebagai standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, Indikator Kinerja Utama tersebut digunakan sebagai ukuran keberhasilan/kegagalan dalam penyusunan perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Target dan Realisasi Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
No 1
1
2
3.
Sasaran Strategis (SS)
No
2
3
2019
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
Target
Realisasi
Capaian (%)
4
5
6
7
100
Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata
1
Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun RP)
280
280*)
2
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)
5,5
5,5*)
100
Meningkatnya kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus)
3
Pertumbuhan jumlah Wisman (%)
17
1,88
11,6
- Jumlah Wisman (juta orang)
20
16,1
80,50
Peningkatan pergerakan Wisnus (%)
1,85
3
162
- Jumlah Pergerakan Wisnus (juta pergerakan)
275
312,5
113
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)
#30
#40
Meningkatnya daya saing pariwisata nasional
4
5
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
-
iii
No 1
Sasaran Strategis (SS)
No
2
3
2019
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
Target
Realisasi
Capaian (%)
4
5
6
7
2.500
840,66**
33,63
4
Meningkatnya investasi sektor pariwisata
6
Jumlah investasi sektor pariwisata (US$ juta)
5
Bertumbuhnya industri pariwisata nasional
7
Pertumbuhan industri pariwisata nasional (%)
3
3*)
100
6
Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional
8
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%)
3
1.85
61.67
7
Meningkatnya kualitas SDM pariwisata nasional
9
Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional (%)
2,5
2,8
112
8
Dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional
10
Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional (%)
30
52
173,33
9
Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata
11
Nilai RB Kementerian Pariwisata Penanggngjawabnya (1-100)
80
80*
100
*) Data Proyeksi **) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)
Dilihat dari pencapaian target IKU pada tahun 2019, secara umum sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 11 IKU level Kementerian, terdapat 7 IKU yang memenuhi target, antara lain Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata, Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, Peningkatan pergerakan Wisnus, Pertumbuhan industri pariwisata nasional, Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional, Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional dan Nilai RB Kementerian Pariwisata. Adapun kendala dalam pencapaian target di atas disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
iv
Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan Kerusuhan Papua b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk perjalanan insentifnya c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8, dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian bencana alam di tahun 2018 Dalam mendukung pencapaian target kinerja di atas, Kementerian Pariwisata memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp
3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan
ratus tiga puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu rupiah) dan pada akhir tahun 2019 sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam ratus tiga puluh dua miliar delapan ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu tiga ratus delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata. Atas capaian ini, Kementerian Pariwisata tetap berkomitmen dalam melaksanakan upaya perbaikan secara terus-menerus atas pengelolaan kinerja di tengah lingkungan yang terus berubah secara dinamis baik dari segi peraturan perundang-undangan maupun harapan pemangku kepentingan.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………...………………………….……………
RINGKASAN EKSEKUTIF
i
……………………..……………………………………………………………
iv
……………………..……………………………………………………..………………….……
vi
DAFTAR TABEL …………………..……………………………………………………..………………….……
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
……………..……………………………………………………..………………….……
x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
……………………………………………….………………………………………
1
1.2 Gambaran Umum Organisasi …………………………………………………………………….
2
1.3 Aspek Strategis Organisasi
5
…………………………………………………….………………
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis
…………………………………………………………………..……………..
8
2.2 Perjanjian Kinerja Kementerian Pariwisata …………………………….………………..
11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi
……………………………………………………………………
13
1.
Jumlah Penerimaan Devisa Dari Sektor Pariwisata …………………………..
16
2.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional ………………………..
18
3.
Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara (wisman) ………………..
22
4.
Peningkatan Pergerakan Wisatawan Nusantara (Wisnus)
……………….
47
5.
Travel and Tourism Competitives Index (TTCI) …………………………………
62
6.
Jumlah Investasi sektor pariwisata ………………………………………………….
66
7.
Pertumbuhan industri pariwisata nasional ………………………………………
72
8.
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional
9.
……………………………………………………………………….
77
Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata nasional
………………………………………………………………
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
83
vi
10. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan Pariwisata Nasional
………………………………………………………………………………………
11. Nilai RB Kementerian Pariwisata
…………………………………………………..
92
………………………………………………………………………………..
93
…………………………………………………………………………………………
95
3.2 Realisasi Anggaran
BAB IV PENUTUP
87
LAMPIRAN Publikasi Branding melalui Media Ruang
…………………………………………………………..
Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 Perjanjian Kinerja
95
………………………………….
96
…………………………………………………………………………………………….
96
Pernyataan Hasil Evaluasi
………………………………………………………………………………..
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
97
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional ……………………………..
7
Tabel 3.1
Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019 …………………………..….………………
12
Tabel 3.2
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 …………………………………………………………………………………..
14
Tabel 3.3
Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019 ……………
16
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Tahun 2018 dan 2019 ……………………………………………………
Tabel 3.5
Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dengan Penerimaan Devisa
Tabel 3.6
……………………………………………………………..……..
17
Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional tahun 2019 ………………………………………………………….…………..
Tabel 3.7
17
18
Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019 …………………………………
19
Tabel 3.8
Jumlah Wisman dari Januari s.d November 2019 ……………………………..
22
Tabel 3.9
Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019 ……………………………
23
Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman Tahun 2018 dan 2019 ……………………………………………………………………………………………..
23
Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik …………………………………
24
Tabel 3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang ………………………………………
28
Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019 …………………………………………….
43
Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019 ……………………..
48
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus Tahun 2019
48
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI ………………………………………………
63
Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN ………..
64
Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019
………………………………………………………………….
64
Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019 ……..
66
Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019
67
………………………….
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
viii
Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi ………………………….. (Januari – Juni TA 2019 ………………………………………………………………….
69 68
Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA (Januari – Juni TA 2019) ………………………………………………………………….
70
Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS (Periode 1 Januari – 31 Desember 2019) …………………………………………
73
Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019…………..
74
Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional….…
74
Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi Terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 ………………………….
77
Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional …………………………………………………………….
78
Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata ……
79
Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014 yang direviu TA 2019 ……
80
Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019 berdasarkan Bidang Sertifikasi ……………………………………………………………………………
84
Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi ….
84
Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 …………………………………………………………..
85
Tabel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 – 2019 …………………
85
Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019 ……………………………
87
Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019 ………………………………
91
Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019 ……
92
Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi ………………………………………
92
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata ……………….……….……
4
Gambar 2.1
Visi dan Misi Kementerian Pariwisata
……………………………………
9
Gambar 2.2.
Peta Strategis
………………………………………………………………………
10
Gambar 2.3.
Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata ……………………
10
Gambar 3.1
Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik
………………………
25
Gambar 3.2
Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor ………………………
27
Gambar 3.3
Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial
27
Gambar 3.4
Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Inggris
Gambar 3.5
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………….……………………..
………………………….………………………….…………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………….……………………..
30
31
Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di De Telegraaf dan FVW Daily ………………………………………………………………………..…….…………
Gambar 3.11
30
Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di Emirates dan Cathay Dragon
Gambar 3.10
39
Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar India
Gambar 3.9
29
Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Korea Selatan
Gambar 3.8
………………………………………………………………………
Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Amerika
Gambar 3.7
28
Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Timur Tengah
Gambar 3.6
……………..……………
31
Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di TravTalk Middke East dan Travel + Leisure India
…………………………………..……………………
32
Gambar 3.12
Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion …………………………………….
43
Gambar 3.13
Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent
……………….
44
Gambar 3.14
Bukti Tayang Publikasi in Flight Magazines ………………………………..
45
Gambar 3.15
Publikasi Placement Bus dan Van
46
Gambar 3.16
Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri
Gambar 3.17
Publikasi melalui Media Digital di TV Dalam Negeri
……………..……………….…………….. ……………
49
……….………
49
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
x
Gambar 3.18
Branding Wonderful Indonesia pada media sosial ……………..………
50
Gambar 3.19
Publikasi Pariwisata Indonesia pada Media Cetak
……………………..
51
Gambar 3.20
Event Daerah di 3 wilayah Regional
…………………..……………………..
53
Gambar 3.21
Jumlah100 event dan 10 top event …………………..………………….……..
54
Gambar 3.22
Joint Promotion dan Pembukaan rute baru
…..……..…………..……..
56
Gambar 3.23
Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019
…..………................………..
57
Gambar 3.24
Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019 …………………
59
Gambar 3.25
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia …………………………….
60
Gambar 3.26
Kunjungan Wisman melalui Border Tourism ………………………………
60
Gambar 3.27
Komponen TTCI ………..………..…………………………………………………..…
62
Gambar 3.28
Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019
………..………..………
63
Gambar 3.29
Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata …....
81
Gambar 3.30
Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM
94
……….…..
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan terbentuknya susunan Kabinet Indonesia Maju, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara, dan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019 – 2024, Kementerian Pariwisata secara resmi berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya terbit Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 tentang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan dari kedua Peraturan Presiden tersebut mengamanatkan bahwa dalam rangka menjaga keberlangsungan pelaksanaan program dan anggaran tahun 2019, susunan organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mulai berlaku sejak tanggal 31 Desember 2019.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
1
Dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2019 dan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2019 tersebut di atas, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Kementerian TA 2019, disusun secara terpisah antara Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ekonomi Kreatif. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 disusun dalam rangka pelaksanaan amanah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019 sebagai penjelasan atas sasaran strategis Kementerian Pariwisata dan capaiannya, berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 tahun 2018 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata tahun 2018-2019.
1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata, sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2017, Kementerian Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan, kementerian Pariwisata memiliki fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengembangan destinasi dan
industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, pengembangan
pemasaran
pariwisata
nusantara,
dan
pengembangan
kelembagaan kepariwisataan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara,
pengembangan
pemasaran
pariwisata
nusantara,
dan
pengembangan kelembagaan kepariwisataan;
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
2
c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik
wisata dalam rangka pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan pengembangan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing pariwisata; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, pengembangan pemasaran pariwisata nusantara, dan pengembangan kelembagaan kepariwisataan; e. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata; f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pariwisata; dan g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden di atas, dalam rangka mengatur tugas dan fungsi pada masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata telah ditetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata. Struktur organisasi Kementerian Pariwisata pada tahun 2019 terdiri dari empat deputi dengan 3 (tiga) fungsi strategis yaitu (1) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona I, (2) Deputi Pengembangan Pemasaran Zona II, (3) Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, serta (4) Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Pariwisata. Secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
3
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata
Fungsi customer management dijalankan oleh Deputi Pengembangan Pemasaran. Struktur Deputi Pengembangan Pemasaran disusun dengan menempatkan dimensi area sebagai dimensi utama (area-based structure). Area mewakili originasi wisatawan atau lebih tepatnya mewakili pelanggan. Di dalam deputi ini terdapat Country Manager yang akan menjadi ujung tombak Kementerian Pariwisata dalam melakukan penetrasi pasar ke negara-negara yang menjadi target pasar. Country Manager diharapkan untuk memahami pasar-pasar target LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
4
(customer management) dengan melihat kondisi demografi, psikografi, dan perilaku wisatawan serta terlatih dalam meramu dan menjalankan strategi promosi/penjualan (marketing management) dengan mengacu pada konsep DOT (Destination,Origination, Time) dan BAS (Branding, Advertising, Selling). Fungsi product development dijalankan oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata. Struktur Deputi ini disusun dengan menempatkan area sebagai dimensi utama dimana terdapat tiga area kerja yaitu: Regional I (wilayah Barat), Regional II (wilayah Tengah), dan Regional III (wilayah Timur). Di samping mengembangkan destinasi pariwisata di tiga regional tersebut, deputi ini juga bertanggung jawab mengembangkan investasi pariwisata dan mengembangkan infrastruktur/ekosistem kepariwisataan. Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata akan bertanggung jawab mengembangkan industri, regulasi, dan kebijakan pariwisata. Di samping itu deputi ini bertanggung jawab di bidang SDM pariwisata dan kerjasama antarlembaga, serta bertanggung jawab dalam pembuatan Business Plan pariwisata, melaksanakan deregulasi untuk meningkatkan daya saing serta melakukan sertifikasi SDM, produk dan unit usaha industri pariwisata. 1.3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Sektor
pariwisata
pembangunan,
memiliki
khususnya
posisi
bagi
strategis
negara
dalam
Indonesia
berbagai yang
kebijakan
memiliki
aset
kepariwisataan, untuk diperkuat dan diberdayakan sebagai pilar ekonomi negara. Perekonomian nasional ke depan tidak lagi dapat mengandalkan sektor minyak dan gas sebagai andalan penyumbang devisa yang menopang perekonomian, karena cadangan minyak dan gas pada saatnya akan habis dan tidak dapat tergantikan lagi. Karena itu, sektor pariwisata menjadi sektor kunci yang diharapkan mampu menyandang fungsi penyumbang devisa terbesar di atas sektor – sektor lainnya. Arah kebijakan dan strategi nasional terkait penyelenggaraan pariwisata tercantum dalam 3 (tiga) hal, yaitu 100 janji Presiden, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019) dan Rencana Induk
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
5
Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS). Ketiganya diperkuat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bidang pariwisata pada tanggal 16 Februari 2015 bertempat di Istana Bogor, terkait peran strategis pariwisata sebagai leading sector dalam pembangunan nasional. Beberapa agenda strategis Pemerintahan Republik Indonesia periode 2015-2019 tertuang
dalam
agenda
prioritas
NAWACITA. Nawa
Cita,
Dalam butir
yang
terkait
pariwisata
adalah
butir keenam yang menyebutkan “Kami
Presiden RI – Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Bidang Pariwisata, Istana Bogor, 16 Februari 2015
akan meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, yakni industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim dan pariwisata”. Atas dasar pemikiran itulah bahwa kepariwisataan Indonesia dapat meningkatkan
daya
saing
Indonesia
di
mancanegara,
terutama
dengan
memanfaatkan potensi yang selama ini belum terkelola dengan baik, yakni potensi maritim, untuk mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Pariwisata menjadi penyumbang devisa, PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. Pada tahun 2018 sektor pariwisata telah memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 5,25%, dengan jumlah devisa sebesar 229,50 Triliun rupiah dan menyerap 12,7 juta tenaga kerja di sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 15,81 juta kunjungan dan 303,4 juta perjalanan wisatawan nusantara. Lebih detil dapat dilihat pada Tabel 1. 1
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
6
Tabel 1.1 Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional 2015
2016
2017
2018
INDIKATOR TARGET
REALISASI
TARGET
REALISASI
TARGET
REALISASI
TARGET
REALISASI
KONTRIBUSI PADA PDB NASIONAL (%)
4,23
4,25
4,50
4,13
5
4,11
5,25
5,25
DEVISA (TRILIUN Rp)
144
175,71
172
176,23
182
198,89
223
229,50
JUMLAH TENAGA KERJA (JUTA ORANG)
11,4
10,36
11,8
12,28
12,0
12,60
12,6
12,7*
INDEKS DAYA SAING (WEF)
#50
#50
n.a
n.a
#40
#40
n.a
n.a
WISATAWAN MANCANEGARA (JUTA ORANG)
10
10,23
12
11,52
15
14,04
17
15,81
WISATAWAN NUSANTARA (JUTA PERJALANAN)
255
256,42
260
264,33
265
270,82
270
302,4
Kementerian
Pariwisata
memberikan
kontribusi
yang
signifikan
bagi
perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian sektor pariwisata, di mana jumlah devisa meningkat dari Rp 175,71 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
7
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Dalam rangka mencapai visi dan sasaran strategis tahun 2019 yang diukur melalui kontribusi PDB, target kunjungan wisman, dan pergerakan wisatawan nusantara, Kementerian Pariwisata melakukan perubahan struktur organisasi yang berfokus kepada pelanggan (customer-centric organization) sesuai dengan strategi Kementerian Pariwisata, maka melalui Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 Tahun 2018 ditetapkan Rencana Strategis Tahun 2018-2019, mengganti Rencana Strategis berjalan Tahun 2015-2019. Dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut, Kementerian Pariwisata menetapkan visi dan misi tahun 2018 - 2019 yang digambarkan pada Gambar 2.1:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
8
Gambar 2.1 Visi dan Misi Kementerian Pariwisata
Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Pariwisata pada renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2018-2019 ditetapkan sasaran – sasaran strategis yang digambarkan menjadi peta strategi (strategy map) yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
9
Gambar 2.2 Peta Strategi Kementerian Pariwisata
Kementerian Pariwisata memiliki 9 (sembilan) sasaran strategis yang terdiri dari 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran strategis (IKSS), yang dipetakan kedalam 4 (empat) perspektif Balance Score Card (BSC). Perspektif pertama yaitu: stakeholder/financial; perspektif kedua yaitu customer; perspektif ketiga yaitu internal process; dan perspektif keempat yaitu learning & growth. 1. Perspektif
pertama
yaitu
stakeholders/financial.
Pada
perspektif
stakeholders, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata”. Capaian sasaran strategis ini diukur oleh 2 (dua) indikator kinerja sasaran strategis (IKSS). 2. Perspektif kedua yaitu customer. Pada prespektif ini Kementerian Pariwisata memiliki 2 (dua) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya kunjungan Wisman dan Wisnus” dan “Meningkatnya daya saing pariwisata nasional”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 3 (tiga) IKSS. 3. Perspektif ketiga yaitu internal process. Pada perspektif ini, Kementerian LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
10
Pariwisata memiliki 5 (lima) sasaran strategis yaitu “Meningkatnya investasi sektor
pariwisata”,
“Bertumbuhnya
industri
pariwisata
nasional”,
“Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional”, “Meningkatnya kuallitas SDM pariwisata nasional”, dan “dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 5 (lima) IKSS. 4. Perspektif ke-empat yaitu learn and growth merupakan perspektif yang menggambarkan aset strategis Kementerian Pariwisata yang digunakan untuk menjalankan proses pada perspektif internal process. Pada perspektif ini, Kementerian Pariwisata memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu “Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata”. Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) IKSS.
2.2 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA Salah satu alat ukur keberhasilan Kementerian Pariwisata dalam mencapai sasaran strategis adalah penetapan Indikator Kinerja sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan perencanaan kinerja yang dituangkan dalam perjanjian kinerja berikut:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
11
Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Menteri Pariwisata
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Buku II Agenda Pembangunan Bidang telah ditetapkan sasaran pembangunan pariwisata, yaitu: 1) Kontribusi terhadap PDB Nasional (%), 2) Wisatawan Mancanegara (orang), 3) Wisatawan Nusantara (kunjungan), 4) Devisa (triliun rupiah) dengan capaian sasaran pembangunan pariwisata TA 2018 – 2019 seperti dilihat pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Target dan Sasaran RPJM 2018 - 2019 URAIAN SASARAN Kontribusi terhadap PDB Nasional (%) Wisatawan Mancanegara (Orang) Wisatawan Nusantara (pergerakan) Devisa (triliun rupiah)
2018
2019
Target
Realisasi
Target
Realisasi
5,25
5,25*
5,5
5,5*
17
15,81
20
16,1
270
303,54
275
312,5
223
229,50
280
280*
*) data proyeksi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
13
Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa dari Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa tersebut seiring dengan Capaian Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1) kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, dan (3) jumlah wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan. Berdasarkan sasaran pembangunan pariwisata dalam RPJMN 2015 – 2019, Kementerian Pariwisata telah menetapkan Indikator Kinerja Sasaran Stategis (IKSS) sebagai standar kinerja organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor KM.98/UM.001/MP/2017 tanggal 15 Maret 2017, IKSS tersebut digunakan
sebagai
ukuran
keberhasilan/kegagalan
dalam
penyusunan,
perencanaan, penganggaran kinerja, pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Realisasi IKSS Kementerian Pariwisata Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2019
No 1
1
No
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
2
3
4
5
6
7
1
Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun RP) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%) Pertumbuhan jumlah Wisman (%) (Target Jumlah Wisman (juta orang)) Peningkatan pergerakan Wisnus (%) (Target Jumlah Pergerakan Wisnus (juta orang))
280
280
100
5,5
5,5
100
17
1,88
11,6
20
16,1
80,50
Meningkatnya pendapatan nasional dari sektor pariwisata
2
2
2019
Sasaran Strategis (SS)
Meningkatnya kunjungan Wisman dan Wisnus
3
4
Target Realisasi
Capaian
1,85
3
162
275
312,5
113
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
14
Sasaran Strategis (SS)
No
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
1
2
3
4
3.
Meningkatnya daya saing pariwisata nasional Meningkatnya investasi sektor pariwisata Bertumbuhnya industri pariwisata nasional
5
6
Meningkatnya kualitas usaha pariwisata nasional
8
7
Meningkatnya kualitas SDM pariwisata nasional
9
No
4
5
8
6
7
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) Jumlah investasi sektor pariwisata (US$ juta) Pertumbuhan industri pariwisata nasional (%) Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%) Rasio SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional (%) Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional (%)
10 Dimanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan pariwisata Nasional 9 Terwujudnya reformasi 11 Nilai RB Kementerian birokrasi di Pariwisata lingkungan (1-100) Kementerian Pariwisata *) Data proyeksi **) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)
2019 Target Realisasi 5
#30
Capaian
6
7
#40
-
2.500 840,66**
33,63
3
3*
100
3
1.85
61.67
2,5
2,8
112
30
52
173,33
80
80*
100
Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk Tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut diuraikan capaian dari indikator kinerja sasaran strategis (berdasarkan urutan pada kolom 3) yang menjadi tolak ukur terlaksananya sasaran strategis (kolom 2) Kementerian Pariwisata yang telah ditetapkan:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
15
1
JUMLAH PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA
Penetapan Pariwisata sebagai leading sector, menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan
dalam
memperoleh
devisa
yang diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata digunakan untuk mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa nasional. Devisa yang dimaksud didapat dan dicatat dari pengeluaran wisatawan yang berwisata ke destinasi di Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019 yaitu diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, telah meningkatkan jumlah penerimaan devisa sebesar Rp 224 triliun penerimaan devisa tahun 2018 menjadi Rp 280 triliun penerimaan devisa pada tahun 2019 (Tabel 3.3) Tabel 3.3 Target dan realisasi Jumlah Penerimaan Devisa Tahun 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata (Triliun Rp)
Target
Realisasi
%
280
280*
100*
*) data proyeksi
Berdasarkan data tersebut di atas, jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara pada tahun 2019 diproyeksi mencapai target yaitu dengan capaian 100 % dari target Rp 280 triliun. Perbandingan dengan jumlah devisa pada tahun sebelummya dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Jumlah Penerimaan Devisa dari Sektor Pariwisata Tahun 2018 dan 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Jumlah penerimaan devisa (Triliun Rp)
2018
2019
229,50
280*
Peningkatan
25%
*) data proyeksi LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
16
Tabel 3.5 Perbandingan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dengan Penerimaan Devisa Tahun
Jumlah wisman (juta orang)
Jumlah Penerimaan Devisa (Triliun Rp)
2018
15,81
229,50
2019
16,1
280*
* ) data proyeksi Dari jumlah wisman yang meningkat dari tahun 2018 dengan jumlah wisman 15,81 juta orang menjadi 16,1 juta orang pada tahun 2019 sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penerimaan devisa yang diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019 atau meningkat 25% dari capaian devisa pada tahun 2018. Upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dalam upaya meningkatkan devisa adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara 2. Meningkatkan length of stay wisatawan mancanegara
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
17
2
KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) NASIONAL
Indikator Kinerja kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional bertujuan mengukur kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB
nasional.
Nilai
PDB
sektor
pariwisata memperhitungkan kontribusi PDB yang bersifat langsung maupun tak langsung. Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas. Capaian IKSS kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDB Nasional Tahun 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)
Target
Realisasi
Capaian
5,5
5, 5*
100%
*) Data Proyeksi Dari tabel 3.6 di atas terlihat bahwa indikator kinerja untuk Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional sesuai dengan target sebesar 5,5% (data proyeksi). PDB dari sektor pariwisata mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan capaian tahun 2018-2019, dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
18
Tabel 3.7. Perbandingan Realisasi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2018 dan 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (%)
2018
2019
5,25
5,5
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisman, perjalanan wisnus, investasi pariwisata, dan alokasi anggaran pemerintah untuk pariwisata. Untuk mencapai target kontribusi sektor pariwisata 5,5% pada akhir Renstra TA 2019, Kemenpar melakukan strategi sebagai berikut : 1. Pengembangan destinasi pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata melalui Penyusunan Masterplan dan Rencana Detail KSPN/KPPN (dekonsentrasi); koordinasi strategis lintas sektor pembangunan KSPN serta sinergi program dengan K/L terkait, Pemerintah Daerah; pengembangan kawasan ekonomi khusus zonasi pariwisata melalui koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Dewan KEK Nasional dalam mempersiapkan
proposal
Pariwisata;
pengembangan
pendukung
infrastruktur
penetapan
Kawasan
Ekonomi
destinasi
prioritas;
koordinasi
aksesibilitas
dan
amenitas
Khusus
Zonasi
lintas
sektor
pariwisata
dengan
Kementerian terkait. b. Pengembangan investasi pariwisata melalui pemetaan kawasan strategis, pemetaan iklim investasi pariwisata, penyusunan skema dan proposal investasi pariwisata daerah, partisipasi investment forum, promosi investasi, koordinasi penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, serta fasilitasi koordinasi percepatan pembangunan fasilitas dan konektivitas (pembangunan pelabuhan, bandara, dan marina). c. Pengembangan dan penataan atraksi, aksesibilitas, amenitas destinasi pariwisata di Indonesia melalui dukungan kapasitas atraksi wisata (attraction management
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
19
dan visitor management), penerapan destinasi berkelanjutan, data dan informasi digital. d. Koordinasi pembangunan destinasi pariwisata regional melalui dukungan lintas sektor (Kementerian/Lembaga terkait) dan sinergi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah melalui pendukungan pembangunan destinasi, perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pariwisata, fasilitasi kerja sama lintas sektor, dan koordinasi regional pengembangan destinasi pariwisata daerah. 2. Pengembangan pemasaran pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan pemasaran pariwisata yang telah dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Program Ordinary (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot Deals, dan Competing Destination Model) dan Super Extra Ordinary (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). b. Branding Wonderful Indonesia sebagai Destinasi Utama Wisata Dunia melalui media elektronik, digital/non digital serta media sosial untuk pasar mancanegara. c. Perumusan Isi Pesan (Content) Promosi Pariwisata Terintegrasi antara Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. d. Permasaran pariwisata dengan pendekatan BAS (Branding, Advertising, Selling), DOT (Destination, Origin, Time), POSE (Paid Media, Owned Media, Social Media, Endorser). e. Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event, antara lain: Festival Danau Toba, Festival Danau Sentani, Festival Raja Ampat, Festival Keraton Ambon, Festival Kuliner Nusantara di beberapa ibukota provinsi, Tour de Singkarak (TdS) di Sumatera Barat, Jakarta Maraton, Festival Bahari Tambora dan sebagainya. f. Pendataan dan Pengembangan Strategi Pemasaran Segmen Pasar Wisatawan Nusantara.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
20
3. Pengembangan industri pariwisata Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan industri pariwisata yang telah dilakukan Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Peningkatan kemitraan industri pariwisata melalui penerapan pedoman green hotel, pedoman pariwisata berkelanjutan, penyusunan SNI usaha jasa dan usaha sarana pariwisata, fasilitasi investasi usaha pariwisata, pengembangan dan peningkatan jenjang keterampilan tenaga kerja lokal dalam bidang pariwisata. b. Dukungan peningkatan kapasitas usaha dan industri pariwisata. c. Penyusunan standar usaha pariwisata. d. Penyusunan materi dan uji sertifikasi usaha jasa, sertifikasi produk pariwisata, serta sarana pariwisata. e. Peningkatan kapasitas organisasi/asosiasi di sektor usaha jasa dan sarana pariwisata. 4. Pengembangan kelembagaan kepariwisataan Kegiatan strategis dalam rangka pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain: a. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja kepariwisataan melalui sertifikasi kompetensi. b. Peningkatan kualitas dan kuantitas lulus perguruan tinggi pariwisata. c. Optimasi penelitian dan pengembangan sebagai dasar perumusan arah kebijakan kepariwisataan. d. Pengembangan wisata budaya, alam dan buatan melalui diversifikasi, diferensiasi, peningkatan dan pengembangan wisata kuliner dan spa, pengembangan wisata sejarah dan religi, pengembangan wisata tradisi dan seni budaya, pengembangan wisata perdesaan dan perkotaan, pengembangan wisata bahari, pengembangan wisata
ekologi
dan
petualangan,
pengembangan
kawasan
wisata,
dan
pengembangan wisata konvensi, olahraga dan rekreasi. e. Penguatan kapasitas masyarakat melalui kelompok sadar wisata, peningkatan kapasitas usaha masyarakat, serta internalisasi sadar wisata dan sapta pesona.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
21
3
PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA (WISMAN)
Pertumbuhan jumlah wisman merupakan indikator yang bertujuan untuk mengukur jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia. Adapun definisi wisatawan mancanegara pada indikator ini adalah setiap orang yang berasal dari luar wilayah Indonesia, yang mengunjungi Indonesia, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi, dengan lama tinggal minimal 24 jam dan maksimal 6 (enam) bulan, dengan tujuan: (a) berlibur, rekreasi, dan olah raga; (b) bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan keagamaan. Jumlah wisman yang berkunjung ke destinasi pariwisata di Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 dapat dilihat pada tabel 3.8: Tabel 3.8 Jumlah Wisman 2019 Bulan
Jumlah Wisatawan Mancanegara
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2018 1.097.839 1.197.503 1.363.426 1.302.321 1.242.705 1.322.674 1.547.231 1.511.021 1.370.943 1.291.605 1.157.483 1.405.554
2019 1.201.735 1.243.996 1.311.911 1.274.231 1.249.536 1.434.103 1.468.173 1.530.268 1.388.719 1.346.434 1.280.781 1.377.067
Total
15.810.305
16.106.954
Pertumbuhan (%) 10,45 5,56 -1,68 -0,35 1,33 9,94 -4,1 3,09 2,15 4,86 11,55 -2,03 1,88
Sumber : BPS dan Kemenpar
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
22
Jumlah wisman tahun 2019 adalah 1.377.067 orang, dengan pertumbuhan jumlah wisman sebesar 1,88%. Perbandingan Pertumbuhan Jumlah wisman tahun 2019, dengan tahun dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Target dan realisasi Jumlah Wisman Tahun 2019
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
Target
Realisasi
%
Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisman (%)
17
1,88
11,06
Target Jumlah Wisman (Juta Orang)
20
16,1
80,50
Tabel 3.10 Perbandingan Pertumbuhan dan Jumlah Wisman Tahun 2018 dan 2019
Tahun
Jumlah Wisman (Juta Orang)
Pertumbuhan (%)
2018
15,81
12,61
2019
16,1
1,88
Berdasarkan data di atas, pertumbuhan jumlah wisman tahun 2019 sebesar 1,88%. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia mempengaruhi keputusan wisman untuk melakukan perjalanan, antara lain Tsunami Selat Sunda, Demonstrasi Jakarta, aksi terorisme, kebakaran hutan, gempa bumi dan Kerusuhan Papua b. Perang dagang Tiongkok dan Amerika yang mengakibatkan perlambatan perekonomian, sehingga beberapa korporasi mengurangi anggaran untuk perjalanan insentifnya c. Polemik Zero Dollar Tour di beberapa wilayah d. Pengurangan frekuensi beberapa rute penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan beberapa maskapai internasional lain e. Pembatalan chartered flight khususnya pasar Tiongkok dan Korea dikarenakan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan tipe Boeing 737 Max 8, dimana chartered flight tersebut menggunakan tipe pesawat yang sama
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
23
f. Slow booking di kuartal I tahun 2019 merupakan dampak dari rangkaian bencana alam di tahun 2018. Dalam pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki tiga senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary Effort (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary Effort (Incentive, Hot Deals) dan Super Extra Ordinary Effort (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). 1. Ordinary Effort 1) Branding a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik Pada tahun 2019, telah dilaksanakan publikasi media elektronik dengan total 5.406 spot tayang di berbagai international channel, antara lain: Al Arabiya, AXN, BBC, Bloomberg, CCTV, CNN, FOX, JTBC, National Geographic, Phoenix, Sky, Talpa TV, dan TLC. Tabel 3.11 Publikasi Branding melalui Media Elektronik NO
CHANNEL
1
CNN
2
BBC
3 4
National Geographic CCTV
5
FEED Asia, EMEA, South Asia, North America Asia Pasific, Europe, South Asia Japan, Korea, Taiwan
TOTAL SPOT 500 spot 365 spot 605 spot
WAKTU TAYANG Januari Mei Februari Mei Maret - Mei
China
100 spot
Phoenix TV
China
68 spot
6
FOX
698 spot
7
TALPA
Taiwan, China, Korea, Japan Belanda
8
SKY
Germany, UK
442 spot
9
TLC
India
800 spot
10
JTBC
Korea
620 spot
11
Bloomberg
US, Asia
207 spot
12
AXN
India, Taiwan
700 spot
Februari Mei Januari Maret Februari April Februari Mei Maret - Mei
13
Al Arabiya
United Arab Emirates
50 spot
Mei - Juni
251 spot
Januari Mei Maret - Mei Januari Mei Maret
-
KONTEN (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba) (Borobudur, Mandalika, Toba)
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
24
Bukti Tayang di media elektronik dapat dilihat pada Gambar 3.1 CNN
BBC
National Geographic
CCTV
Phoenix
TALPA
FOX
SKY
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
25
TLC
BLOOMBERG
JTBC
AXN
Gambar 3.1 Bukti Tayang Publikasi di Media Elektronik
Publikasi Media Elektronik pada tahun 2019 ini memiliki 13 channel dengan total spot sejumlah 5.406 spot dan sudah tayang seluruh spot dari setiap channel b. Publikasi Branding melalui Media Digital Media Digital (Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, TongCheng, MakeMyTrip, SkyScanner, Amobee, iClick, Inmobi, WeChat)
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
26
Gambar 3.2 Bukti Tayang Publikasi di Baidu dan Trip Advisor
c. Publikasi Branding melalui Media Sosial Instagram : @indtravel, Twiter : @indtravel, Facebook indonesiatravel
Gambar 3.3 Bukti Tayang Publikasi melalui Media Sosial
d. Publikasi Branding melalui Media Ruang Publikasi media ruang dilakukan diberbagai negara antara lain Amerika, Belanda, Tiongkok, India, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Singapura dan United Emirates Arab. Detailnya dapat dilihat pada Lampiran 1 pada halaman belakang laporan ini.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
27
3.12 Publikasi Branding melalui Media Ruang No
Negara
Media
Total Unit
1
China
Digital Screen, Light Box
14 unit
2
Jerman
Hotel Shuttle Bus, Open Great Bus
10 unit
3
Inggris
Open Great Bus, Taxi, LED
257 unit
4
Timur Tengah
Digital Screen, LED Banner Board,
327 unit
LCD Screen 5
India
Hoarding
6
Perancis
Open Great Bus, Taxi
7
Rusia
Open Great Bus, Digital Screen
8
Korea
Digital Billboard, Billboard, One
6 unit 24 unit 1195 unit 8 unit
Way Vision 9
Amerika
LED Billboard, Open Great Bus
4 unit
10
Belanda
Classic Banner, Digital Screen
11 unit
11
Singapura
Coach Tour Bus, Mini Bus (Van)
12 unit
Rincian lebih detailnya dapat dilihat pada Lampiran 2. pada bagian laporan ini.
Gambar 3.4 Bukti Pemasangan Publikasi Branding Open Great Bus di Pasar Inggris
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
28
Gambar 3.5 Bukti Pemasangan Digital Screen dan LED Banner di Pasar Timur Tengah
Gambar 3.6 Bukti Pemasangan Publikasi Branding LED Billboard dan Open Great Bus di Pasar Amerika
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
29
Gambar 3.7 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar Korea Selatan
Gambar 3.8 Bukti Pemasangan Digital Screen di Pasar India
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
30
2) Advertising a. Publikasi Advertising melalui Media Cetak a. Inflight Magazine (Air China, Cathay Dragon, Cathay Pacific, China Eastern, China Southern, China Southern, Emirates, Qatar, dan KLM)
Gambar 3.9 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di Emirates dan Cathay Dragon
b.
Newspaper Newspaper (De Telegraaf, fvw Daily, Shukan Asahi, Wing Travel Weekly)
Gambar 3.10 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di De Telegraaf dan FVW Daily
c.
Magazine Magazine (CREA Traveler, Lonely Planet India, Tokyo Jin, Travel + Leisure India, TravTalk Middle East, VIRJ, China Travel Agent, dan City Living Nagoya Edition)
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
31
Gambar 3.11 Bukti Tayang Publikasi Media Cetak di TravTalk Middke East dan Travel + Leisure India
Rekapitulasi kegiatan publikasi media cetak tahun 2019 dapat dilihat dalam lampiran 2 pada halaman akhir laporan ini 3) Selling a. Partisipasi pada Pameran (Travel Mart) Internasional Sepanjang tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah ikut serta dalam 49 pameran pariwisata internasional. Berikut laporan beberapa top pameran yang telah diikuti tersebut. a) International Tourismo Borse (ITB) Berlin, Jerman
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
32
ITB Berlin merupakan merupakan pameran pariwisata B2B dan B2C terbesar di dunia. Pada 2019, kegiatan yang dilaksanakan di Messe Berlin, Jerman ini, diikuti oleh lebih dari 10.000 exhibitor dari 180 negara serta dikunjungi oleh 160.000 pengunjung. b) Arabian Travel Mart (ATM) Dubai, Uni Emirates Arab
Arabian Travel Market Dubai (ATM Dubai) merupakan bursa pariwisata terkemuka di Timur Tengah yang pada tahun ini diikuti oleh 3.285 eksibitor dari 86 negara. Pada ATM Dubai 2019, Kementerian Pariwisata memfasilitasi 85 sellers untuk melakukan transaksi bisnis dengan buyers setempat baik yang telah memiliki appointment sebelumnya maupun on the spot (walk in buyers).
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
33
c) World Travel Mart (WTM) London, Inggris W T M L o n d o n Partisipasi Kemenpar pada WTM London 2019 bertujuan untuk memfasilitasi industri pariwisata Indonesia (travel operator/ travel agent, hotel, DMC) untuk dapat membangun dan menguatkan hubungan bisnis dengan industri pariwisata dunia yang diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan kunjungan wisman asal Inggris, penambahan devisa sektor pariwisata, dan penguatan citra dan brand Wonderful Indonesia di pasar Inggris. d) China International Travel Mart (CITM) Kunming, Tiongkok CITM merupakan bursa pariwisata internasional tahunan terbesar di China yang dilaksanakan ke-13 kalinya tahun ini, kegiatan CITM bersifat B to B (tanggal 15 – 16 November 2019) dan B to C (17 November 2019). Tahun ini, CITM diikuti oleh 75 negara, 3.866 exhibitors dan 50.000 target pengunjung.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
34
e) South Asia Travel and Tourism Exhibition (SATTE) Greater Noida, India
Kegiatan SATTE 2019 telah dilaksanakan pada tanggal 16-18 Januari 2019 di India Expo Mart, Greater Noida, New Delhi, India. Pada partisipasi tahun ini, Indonesia menjadi Feature Destination di pameran tersebut, sehingga mendapat kesempatan oleh memberikan lebih banyak exposure pada media-media. f) IMEX Las Vegas, Amerika
Program acara yang dilaksanakan pada IMEX America 2019 adalah pameran B to B (Business to Business) dengan sistem PSA (prescheduled appointment), group presentation dengan narasumber Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata MICE, pelayanan informasi, raffle hadiah, penampilan karnival dan coffee corner.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
35
g) Asian Tourism Forum (ATF) Asian
Tourism
Forum
merupakan event pameran B to B tahunan di wilayah ASEAN yang memberikan kesempatan
kepada para
pelaku industri pariwisata ASEAN untuk mempromosikan destinasi-destinasi ASEAN kepada buyers dari seluruh dunia. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat event Asian Tourism Forum adalah publikasi pariwisata Indonesia melalui media ruang dengan pemasangan iklan pariwisata Indonesia yang tayang pada tanggal 12 – 18 Januari 2019. h) NATAS Travel Fair 2019
Natas Travel Fair merupakan pameran B to C yang diselenggarakan di Singapura. Aktivasi ya dilaksanakan di booth antara lain adalah sesi B to C, Hot Deals Kepri Counter, Belitung counter, pelayanan informasi
pariwisata,
mixologist
&
coffee
corner,
gimmick,
pertunjukan kesenian, dll.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
36
i) Matta Fair Matta fair merupakan pameran B to C yang rutin diselenggarakan setiap tahun di Malaysia dengan jumlah pengunjung lebih dari 110.000 exibitor. Tahun 2019 penyelenggaraan event Matta Fair terbagi dalam beberapa kali penyelenggaraan dan di beberapa negara bagian di Malaysia. •
Matta fair Kuala Lumpur I Matta fair Kuala Lumpur I diselenggarakan tanggal 15-17 Maret 2019.
•
Matta Fair Sabah Matta fair Sabah
dilaksanakan tanggal 10-12 Mei 2019 dan
berlokasi di ITTC Penampang Kota Kinabalu. Hasil transaksi dari total 261 pax adalah senilai MYR 198.895 atau sekitar IDR 693.745.760,- dengan spending value USD 187.839, atau sekitar IDR 2.723.666.805. •
Matta fair Kuala Lumpur II Matta fair Kuala Lumpur II diselenggarakan tanggal 6-8 September 2019. Kemenpar melibatkan 31 industri pariwisata dengan jumlah transaksi 5.153 pax.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
37
j) Festival Wonderful Indonesia
Kegiatan ini menampilkan program aktivasi yang disesuaikan dengan preferensi target pasar milenial antara lain : Cultural & Carnival Performance. Salah satu contoh adalah festival Wonderful Indonesia yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City Vietnam yang merupakan kegiatan promosi destinasi wisata yang menampilkan unsur keunikan budaya indonesia dengan momentum promosi untuk memperkenalkan beragam destinasi wisata, kesenian dan budaya khas Indonesia yang mampu menarik minat masyarakat di Vietnam. b. Misi Penjualan Pada tahun 2019, Kemeneterian Pariwisata telah menggelar 112 kegiatan misi penjualan. Berikut beberapa laporan misi penjualan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata: a) Misi Penjualan di kota Munich, Praha dan Budapest Misi Penjualan dilaksanakan di tiga kota, antara lain di Munich pada tanggal 26 februari 2019, di Praha pada tanggal 28 Februari 2019 dan Budapest pada tgl 4 Maret 2019. Munich merupakan salah satu kota terbesar di Jerman dengan kondisi perekonomian dan standart hidup paling tinggi di Jerman. Sedangkan Praha dan Budapest meskipun bukan pasar utama, namun dengan adanya penerbangan Praha - Istambul sebanyak 2 kali sehari dan Budapest - Istambul sebanyak 3 kali sehari akan sangat memungkinkan untuk menjaring wisatawan di Eropa Timur. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
38
Buyers terbesar dan paling berpotensi dalam mendatangkan wisman pada kegiatan ini sebagai berikut: 1. Munich: Asian Dream, Touristik, FTI Touristik, Dertouristik Munich 2. Praha: Dertouristik Prague, Cedok 3. Budapest: Angkor, Dertouristik Budapest
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
39
b) Misi Penjualan MICE Pasar Korea Paket I, Seoul – Korea Selatan Sales Mission ini dimaksudkan untuk memaksimalkan promosi mengenai potensi Indonesia untuk menjadi destinasi pasar MICE sehingga dapat menambah jumlah wisatawan Korea Selatan yang berkunjung ke Indonesia.
Kegiatan ini bersifat Business to Business (B to B) dengan memfasilitasi pertemuan antara industri MICE di Indonesia dan industri MICE di Korea Selatan. Pada 2018 Korea MICE Association telah membawa 2.500 pax yang terbagi dalam beberapa tahap ke Bali dan Jakarta. Tahun 2020 mereka menargetkan 3.000 kunjungan ke Bali dan Jakarta. Korea MICE Association juga akan mempromosikan destinasi MICE Indonesia kepada 150 travel agent yang tergabung dalam member. c) Misi Penjualan di Kuwait dan Oman Misi
Penjualan
di
Kuwait
dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019 di Crowne Plaza Hotel dan misi penjualan di Oman dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 di Intercontinental Hotel. Kegiatan ini dihadiri oleh 55 buyer (20 buyers di Kuwait dan 35 buyers di Oman) yang terdiri dari travel agent dan wholeseller yang diundang dan telah diseleksi oleh KBRI di masing-masing negara. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
40
c. Festival berkerjasama dengan KBRI/KJRI. Penyelenggaraan festival untuk Promosi Wonderful Indonesia di Amerika I, 31 Agustus 2019 di New York- Amerika Serikat melalui pendukungan pada kegiatan Indonesian Street Festival yang diselenggarakan oleh KJRI New York yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Festival ini mengusung konsep festival jalanan atau pasar malam dengan menutup sebuah jalan di pusat kota Manhattan. Konsep ini disebut juga dengan single block festival dan digelar di pusat kota New York dengan menutup jalan 68 th Street antara 5th Avenue dan Madison Avenue di Manhattan, New York pada tanggal 31 Agusttus 2019 dengan tema “Celebrating 70th Anniversary of US-Indonesia Relationship”. d. Perjalanan Wisata Pengenalan (Familiarization Trip) a) Famtrip Media TV dan Influencer Arab Saudi. Famtrip ini merupakan kerja sama dengan KBRI Riyadh dengan mendatangkan Media TV dan Influencer di sosial media Snapchat, Twitter dan Instagram dimana media tersebut adalah media yang paling sering digunakan di Arab Saudi. Peserta mengeksplore Bali dan Malang selama 5 hari, mulai 21 s/d 25 April 2019.
b) Famtrip Penyedia Bisnis Pasar Belanda Bekerjasama dengan Singapore Airlines Kerja sama ini merupakan salah satu langkah strategi Tourism Hub di originasi Eropa, khususnya Belanda dengan menawarkan twinning destination memanfaatkan konektivitas Singapore Airlines. Tujuan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
41
dari kegiatan ini adalah mengenalkan destinasi sekaligus memberikan gambaran produk bagi para penyedia bisnis, dalam hal ini Tour Agent/Tour Operator partner Singapore Airlines, agar mendapatkan pembaruan informasi dalam pembuatan paket. Famtrip berlangsung selama 6 hari, mulai dari tanggal 23 sampai dengan 28 Mei 2019 dengan destinasi yang dikunjungi di antaranya Makassar, Medan, Yogyakarta dan Bandung.
2. Extra Ordinary Effort 1) Insentif Akses Telah
dilaksanakan
kerjasama
terpadu
-
Cash
Incentive,
dengan
bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program blocked seat dan chartered flight untuk pasar Tiongkok. Program Insentif Akses pada tahun 2019 telah menghasilkan 161.833 pax.
2) Joint Promotion Telah dilaksanakan program kerjasama terpadu – joint promotion dengan wholesaler untuk pasar Tiongkok, Jepang, Korea, Amerika, Taiwan, India, Timur Tengah dan Eropa, dengan commitment pax dari masing-masing mitra.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
42
Tabel 3.13 Daftar Penerima Insentif Tahun 2019 No.
1 2 3 4 5 6 7
Nama Airlines/Wholesalers WHOLESALERS PT. Loka Indira Amarta (Tuniu.com) PT. Eka Tour (Royal Sino Aviation & Ankeyunda) PT. Surya Dirgantara Sukses (Tripean & New Comfort Int'l Travel) PT. Wenang Wahana Wisata (GZL) PT. Arkian Intrawisata (Cocos Tour) PT. Kemilau Cahaya Lestari (Grand China) AIRLINES PT. SriwijayaAir
161.833 145.525 60.740
Total Insentif (Rp) 44.846.106.250 40.289.651.050 16.970.756.000
25.489
7.121.626.600
34.521
9.683.830.920
14.837 6.949 2.989 16.308 16.308
3.733.412.650,00 1.941.550.600,00 838.474.280,00 4.556.455.200,00 4.556.455.200,00
Total Pax
Gambar 3.12 Dokumentasi Kegiatan Joint Promotion
3) Digital Marketing Optimalisasi pemasaran melalui: •
Media berbayar (Google, Facebook, Instagram, TripAdvisor, Baidu, WeChat)
•
Owned media (Indonesia.travel)
•
Media Sosial (Instagram, Facebook, twitter)
•
Strategic Partnership dengan Online Travel Agent dan maskapai penerbangan.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
43
3. Super Extra Ordinary Effort 1) Tourism Hub Program ini memanfaatkan Singapura sebagai hub mengingat sebesar 70% wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia melalui konektivitas udara. Program ini menyasar wisatawan yang sudah akan ke Singapura untuk melakukan perjalanannya ke Batam dan Bintan, dengan memanfaatkan Paket Hot-Deals yang terjangkau menggunakan promosi online (Online Travel Agent/OTA) dan offline. Melalui program ini, diharapkan dapat meningkat dan menghasilakan incremental pax kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Tourism Hub dilaksanakan melalui beberapa program, antara lain: a. Kerjasama dengan Wholesaler/TA/TO Kerjasama Tourism Hub dilakukan dengan Wholesaler, Travel Agent dan Tour Operator di originasi dan di Singapura, seperti: Luxury, Chariot, dan lain sebagainya. b. Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA) Kerjasama dengan Online Travel Agent (OTA) dilakukan untuk pasar Tiongkok (Trip.com, Tuniu dan TongCheng) dan India (MakeMyTrip).
Gambar 3.13. Bukti Tayang Kerjasama dengan Online Travel Agent
c. Pembukaan Extended Counter Untuk memperkenalkan dan menjual paket Tourism Hub, telah diresmikan Tourism Hub Extended Counter di Changi Airport, Little LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
44
India Singapore dan Chinatown Singapore, serta untuk menjaring Johor Bahru sebagai hub destination, maka diresmikan juga Tourism Hub Extended Counter di Senai International Airport
d. Publikasi di In-flight Magazine Telah dilakukan pemasangan publikasi di in-flight magazine di maskapai Scoot Airlines untuk menyasar pasar Tiongkok dan India.
Gambar 3.14 Bukti Tayang Publikasi in Flight Magezines
e. Publikasi/Placement Bus dan Van Telah dilakukan pemasangan placement destinasi Batam-Bintan di Bus dan Van Travel Agent di Singapore yang lalu Lalang di Changi Airport dan iconic spots di Singapura.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
45
Gambar 3.15 Publikasi Placement Bus dan Van
2) Low Cost Carrier Terminal (LCCT) Dukungan Kemenpar dalam pengembangan LCCT (Terminal 2F) yaitu memberikan bantuan promosi / publikasi kepada maskapai LCC yang mau membuka rute baru ke terminal 2F. Dukungan kepada Citilink diberikan untuk rute CGK (Cengkareng) – NRT (Narita), yang dijadwalkan dibuka pada pertengahan tahun 2020.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
46
4
PENINGKATAN PERGERAKAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS)
Peningkatan pergerakan wisnus merupakan indikator yang bertujuan untuk mengukur pergerakan wisatawan nusantara. Yang dimaksud dengan pergerakan wisnus adalah jumlah frekuensi kunjungan wisatawan nusantara ke destinasi pariwisata nasional. Sedangkan definisi dari wisnus sendiri adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja (memperoleh upah/gaji), serta sifat perjalanannya bukan rutin, dengan kriteria: (1) mereka yang melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial tidak memandang apakah menginap atau tidak menginap di hotel/penginapan komersial atapun perjalanannya lebih/kurang dari 100 km (PP), (2) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial tetapi menginap di hotel/penginapan, walaupun jarak perjalanannya kurang dari 100 km (PP); dan (3) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial dan tidak menginap di hotel/penginapan komersial tetapi jarak perjalannya lebih dari 100 km (PP). Peningkatan pergerakan wisnus diformulasikan sebagai berikut:
Pergerakan wisnus tahun 2019 – pergerakan wisnus tahun 2018 X 100% Pergerakan wisnus tahun 2018
Jumlah wisnus TA 2018 adalah 303.403.888 pergerakan, sedangkan wisnus TA 2019 diperkirakan mencapai 312.506.000 pergerakan, sehingga peningkatan pergerakan wisnus tahun 2019 mencapai 3% seperti yang terlihat pada tabel 3.14 dan 3.15 di bawah ini.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
47
Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pergerakan Wisnus Tahun 2019
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Peningkatan Pergerakan Wisnus (%)
1.85
3
162
Jumlah Pergerakan Wisnus (Juta Pergerakan)
275
312,5
113
Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Peningkatan Pergerakan Wisnus Tahun 2018 dam 2019
Tahun
Jumlah Wisnus (Juta Pergerakan)
Pertumbuhan (%)
2018
303,50
12,07%
2019
312,50
3%
Peningkatan pertumbuhan wisnus TA 2018 diformulasikan sebagai berikut : ((303.403.888
-
270.882.003)/
270.882.003)*
100%,
sedangkan
peningkatan
pertumbuhan wisnus TA 2019, diformulasikan sebagai berikut: ((312.506.000 303.403.888)/ 303.403.888)* 100%. Dalam usaha pencapaian target kunjungan wisman Kementerian Pariwisata memiliki tiga senjata pamungkas, yang terdiri dari program Ordinary (Branding, Advertising, Selling), Extra Ordinary (Incentive, Hot Deals, dan Competing Destination Model) dan Super Extra Ordinary (Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal). 1. Ordinary Effort 1) Branding a. Publikasi Branding melalui Media Elektronik Penayangan Pariwisata Indonesia pada TV Dalam Negeri pada tahun 2019, melalui publikasi media elektronik di berbagai channel dalam dan luar negeri, seperti : TV One, Kompas TV, I News TV, Metro TV, TVRI, SCTV, dan Indosiar,
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
48
Gambar 3.16 Publikasi melalui Media Elektronik di TV Dalam Negeri
b. Publikasi Branding melalui Media Digital Publikasi branding dilakukan melalui portal berita online di dalam negeri maupun di luar negeri antara lain Detikcom, Sindonews, Liputan6.com, Merdeka, Kumparan, Portal berita Singapura (The Straits Times), Portal berita Malaysia (The Star), Travel Blog Influencer Malaysia (Pojiegraphy) Portal berita Australia (The Australian), Travel Blog Australia (Escape), Amobee Singapura, Sinar Harapan (SH).
Gambar 3.17 Publikasi melalui Media Digital di Dalam Negeri
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
49
c. Publikasi Branding melalui Media Sosial Publikasi dilakukan melalui : • Instagram pesonaid_travel • Facebook : pesonaid_travel • Twitter : pesonaid_travel • Youtube : Pesona Indonesia
Gambar 3.18 Branding Wonderful Indonesia pada media sosial
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
50
d. Publikasi Advertising melalui Media Cetak Publikasi advertising melalui media cetak seperti Radar Bali, Serambi Indonesia, Kompas, Indopos, dan Media Indonesia
Gambar 3.19 Publikasi Pariwisata Indonesia pada Media Cetak
e.
Calender of Event Berdasarkan arahan Presiden RI, agar setiap event dikelola dengan standard internasional, baik itu koreografi, fashion, music arrangement, tata panggung, lighting dan hal penunjang lain dalam event. Selain itu juga perlu
diperhitungkan
Cultural/Creative
Value,
Communication/
Commercial Value dan Consistency/ CEO Commitment. Selain itu menurut Menteri Pariwisata RI, agar setiap event kita punya kriteria-kriteria yang dikemas dalam sebuah SOP untuk dapat menjadi rujukan bagi penyelenggara event. Output penyelenggaraan Calendar Of Events adalah standar operasional prosedur (SOP) penyelenggaraan event dan event yang masuk ke dalam Calendar of Events Wonderful telah melalui proses kurasi dengan kriteria 3C yaitu Creative / Cultural Value, Commercial / Communication Value, dan Consistency / CEO Commitment. Tujuan adanya atau diselenggarakannya Calendar of Events adalah sebagai salah satu bentuk tindak lanjut arahan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
51
Presiden RI, untuk mengelola event agar memiliki standard Nasional hingga Internasional, untuk menjadi rujukan penyelenggaran event, untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara dan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Komposisi penyelenggaraan event adalah 50% pre event, 20% post event dan 30% post event. Se lain itu COE merupakan bagian dari 3A, sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan. f.
Event Daerah Kementerian pariwisata melakukan melakukan pendukungan event yang dilakukan oleh Pemerintah daerah, komunitas dan asosiasi. Pada Gambar 3.20 digambarkan sebaran event berdasarkan wilayah regional dengan tema tersebut.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
52
WILAYAH REGIONAL 1
WILAYAH REGIONAL 2
WILAYAH REGIONAL 3
Gambar 3.20 Event Daerah di 3 wilayah Regional
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
53
g.
Promosi 100 Wonderful event Indonesia dan 10 top event. Promosi 100 Wonderful event dan 10 top event diselenggarakan di 34 Provinsi di Seluruh Indonesia, dengan sebaran sebagai berikut:
JUMLAH EVENT DI TIAP REGIONAL Regional 1
Regional 2
Provinsi Jumlah Event Aceh Sumatera Utara Riau Kepulauan Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Jambi Bengkulu Lampung
Total Regional 1
3 3 3 6 3 2 3 2 2 2
29
Provinsi DKI Jakarta Banten JAWA BARAT Jawa Tengah D.I.Y Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Utara
Total Regional 2
Regional 3
Jumlah Event 7 3 6 6 3 7 2 2 2 2 2
42
Provinsi NTB NTT Bali Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Jumlah Event
Total Regional 3
Total Event
4 3 8 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2
39 110
Gambar 3.21 Jumlah100 event dan 10 top event
2) Misi Penjualan di Kota Kinabalu
Misi Penjualan Destinasi Branding dan Prioritas di Kota Kinabalu 2019 mengangkat tema Borobudur, dilaksanakan di Le Meridien Hotel Kota Kinabalu. Total sellers yang berpartisipasi adalah sebanyak 5 industri TA/TO dari Provinsi Jogja, Kaltara, dan Bali, serta 54 buyers member MATTA, MCTA, & SATTA yang merupakan rekomendasi dari pihak KJRI Kota Kinabalu. Pada kegiatan ini potensial transaksi yang tercatat adalah sebesar 4.772 pax, dengan nilai MYR 5.894.263 atau IDR 20.629.920.500,dan dengan jumlah devisa sekitar USD 3.434.361 atau IDR 49.798.229.860,-. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
54
Dari hasil potensial transaksi tersebut, destinasi terfavorit adalah Derawan, Kaltim. Destinasi ini dipilih terutama dikarenakan kedekatan jarak serta variatif atraksi nya seperti berenang diantara stingless jellyfish, memberi makan whale shark, berenang di kejernihan danau Labuan Cermin, melepas tukik penyu, dll. 2. Extra Ordinary Effort 1) Insentif Akses Saat ini hal yang sangat berpengaruh untuk mendatangkan wisatawan asing adalah konektivitas udara. Konektivitas udara adalah faktor keberhasilan penting untuk meningkatkan inisiatif kedatangan wisatawan asing, karena saat ini hampir 70% turis asing datang menggunakan transportasi udara. Sejalan dengan hal tersebut strategi yang dikeluarkan adalah Insentif Akses dengan bekerjasama dengan wholesaler dan airlines melalui program blocked seat dan chartered flight, joint promotion dan pembukaan rute baru.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
55
Gambar 3.22 blocked seat dan chartered flight, joint promotion dan pembukaan rute baru
2) Hot Deals Hot Deals dilaksanakan untuk mengoptimalkan kapasitas yang menganggur (idle capacity). Ketika idle capacity di 3A (accessibility, accomodation, dan attraction) digabungkan dalam sebuah platform maka akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Paket Hot Deals dijual saat low season dengan melakukan paket bundling yang memiliki komponen transportasi. Paket bundling ini bisa mengurangi harga hingga 70%. Paket Hot Deals dipromosikan melalui berbagai program pemasaran di Kementerian Pariwisata yaitu sales mission, consumer selling, penjualan tiket pada counter-counter di pelabuhan, dan promosi pada media cetak, elektronik, dan online. Consumer selling merupakan kegiatan aktivasi program Hot Deals Batam dan Bintan yang dilakukan di Singapura. Setiap Consumer Selling diikuti oleh sekitar 17 industri yang menjual paket wisata. Rangkaian kegiatan LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
56
biasanya berupa pemberian souvenir untuk setiap transaksi pembelian paket hotdeals, cultural performance, games dan gimmick. Lokasi biasanya dilaksanakan di pusat-pusat perbelanjaan atau mall.
Gambar 3.23 Aktivitas kegiatan pada Hot Deals 2019
3. Super Extra Ordinary Effort 1) Program Co-Branding Untuk mewujudkan brand Wonderful Indonesia (WI) di pasar global dan brand Pesona Indonesia (PI) di pasar domesik dibutuhkan kebersamaan dan sinergi seluruh elemen bangsa dalam kerangka Indonesia Incorporated. Melalui co-branding partnership, diharapkan kolaborasi dan sinergi brand WI/PI dengan brand/perusahaan di seluruh Tanah Air akan semakin intensif lagi. Dengan demikian partisipasi brand/perusahaan dalam mempromosikan sektor pariwisata melalui jaringan/channel brand mitra co-branding juga akan semakin besar. Beberapa kegiatan Co-Branding yang dilakukan tahun 2019 antara lain Re-signing Perjanjian Kerja Sama antara LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
57
Kementerian Pariwisata dan PT Pelayaran Wisata Laut Virana Sakti (Sea Safari Cruise), kegiatan tersebut adalah program co-creation antara Kemenpar, tiket.com, dan Telkomsel sebagai komitmen nyata untuk mendorong promosi wisata bawah laut Indonesia, Co-Branding Launching tiket.com dan banyak lagi perusahaa yang melakukan kerjasama ataupun resigning perjanjian seperti Lauching Visa WorldWide, CO-Branding dengan Tiktok, Dusun Bambu, Johnson&Johnson, Blue Bird, dll. Inisiatif co-branding partnership dilakukan Kemenpar untuk mencapai dua tujuan strategis. Pertama, untuk semakin mendongkrak brand equity dari brand WI di pasar global dan brand PI di pasar domestik dalam menopang terwujudnya sektor pariwisata sebagai core economy Indonesia. Kedua, melakukan penetrasi pasar dan memperluas exposure brand Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh brand/perusahaan baik di pasar domestik maupun global. Tujuan kerjasama Co Branding adalah efisiensi anggaran APBN terbatas melalui cost sharing dengan anggaran mitra co-branding (swasta), Sinergi co-creation brand Wonderful Indonesia dengan brand dari mitra cobranding melalui kegiatan promosi bersama dan Jangkauan (exposure) brand Wonderful Indonesia semakin luas dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh mitra co-branding.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
58
Gambar 3.24 Beberapa Kegiatan Program Co-Branding tahun 2019
2) Border Tourism Kegiatan Crossborder merupakan tindak lanjut dari Nawa Cita Presiden RI yang ke 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Border
Tourism menjadi salah satu senjata pamungkas Kemenpar untuk merebut target wisman.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
59
Gambar 3.25 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Indonesia
Gambar 3.26 Kunjungan Wisman melalui Border Tourism
3) Low Cost Carrier Terminal (LCCT) LCC merupakan vehicle yang diharapkan mampu meraih pertumbuhan 20% kunjungan wisman per-tahun melalui fasilitas LCC-Terminal. T2F sebagai LCCT di Bandara CGK diharapkan dapat meningkatkan jumlah trafik inbound melalui pintu masuk Bandara CGK. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan wisman melalui udara pada kurun waktu 2015-2018 hampir mencapai 40%, dan juga diperoleh melalui upaya mendorong LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
60
airports dan airlines untuk meningkatkan kapasitasnya. Mengingat kepadatan Main Airports, maka sejak 2016 Kemenpar mendorong airlines untuk membuka penerbangan langsung ke Secondary Airports yang sudah berstatus Bandara Internasional
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
61
5 5
TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX (TTCI)
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang terdapat pada Travel and Tourism Competitiveness Report (TTCR) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) setiap 2 tahun sekali, memberikan gambaran posisi Indonesia di pasar global terkait daya saing kepariwisataannya. Indeks ini dikeluarkan oleh WEF, yang didalamnya terdapat indikator-indikator kebijakan suatu negara yang memungkinkan pengembangan berkelanjutan dari sektor perjalanan (travel) dan pariwisata, yang pada akhirnya, akan berkontribusi terhadap pengembangan dan daya saing suatu negara. TTCI menyediakan hasil pengukuran kinerja terhadap 4 subindeks yang membentuk nilai TTCI. Subindeks pertama yaitu enabling environment, subindeks kedua yaitu travel and tourism policy and enabling conditions, subindeks ketiga yaitu infrastructure, dan subindeks keempat yaitu natural and cultural resources.
Gambar 3.27 Komponen TTCI
Dari masing-masing subindeks diatas, memiliki beberapa pilar dan subpilar yang akan membentuk nilai subindeks yang akan terakumulasi menjadi TTCI.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
62
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Peringkat TTCI Indikator Kinerja Sasaran Strategis (Ikss) Travel And Tourism Competitiveness Index (TTCI)
Target #30
Realisasi #40
Target dari IKSS TTCI Indonesia tahun 2019 adalah peringkat #30. Meskipun realisasi peringkat daya saing Pariwisata Indonesia hanya mampu berada pada posisi #40, namun peringkat tersebut naik 2 tingkat dari tahun 2017 yang saat itu berada pada peringkat #42. Performansi TTCI Indonesia periode 2008 s.d 2019 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.28 Performansi TTCI Indonesia TA 2008 s.d 2019
Pada tahun 2017, Indeks TTCI Indonesia berada di peringkat 42 dari 136 negara, sedangkan tahun 2019 Indonesia naik ke peringkat 40 dari 140 negara. Penilaian TTCI tidak hanya terbatas pada nilai Indonesia, melainkan perbandingan terhadap negaranegara kompetitor. Lingkup kompetitor dalam hal ini adalah beberapa negara penyelenggara pariwisata di kawasan ASEAN, meliputi Malaysia, Singapura, Thailand LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
63
dan Vietnam. Perbandingan peringkat TTCI dari 5 (lima) negara dapat dilihat pada tabel 3.17 Tabel 3.17 Perbandingan Peringkat TTCI dari 5 negara di kawasan ASEAN No
Negara
1
Peringkat 2017
2019
Singapura
13 (dari 136)
17 (dari 140)
2
Malaysia
26
29
3
Thailand
34
31
4
Indonesia
42
40
5
Vietnam
67
63
Sumber: WEF, 2019
Tolok Ukur TTCI 2019 (5 negara di kawasan ASEAN), dapat dilihat pada tabel 3.18 di bawah ini. Tabel 3.18 Tolok Ukur TTCI 2019 INDONESIA Travel & Tourism Competitiveness Index Enabling environment subindex Business environment Safety and security Health and hygiene Human resources and labour market ICT readiness T&T policy and conditions subindex Prioritization of Travel & Tourism International Openness Price competitiveness Environmental sustainability Infrastructure subindex Air transport infrastructure Ground and port infrastructure Tourist service infrastructure Natural and cultural resources subindex Natural resources Cultural resources and business travel
Best Rank Poor Rank
40 72 50 80 102 44 67 4 10 16 6 135 71 38 66 98 18 17 24 5 131
SINGAPURA
17 7 2 6 60 5 15 2 6 3 102 61 3 7 2 36 66 120 38 2 120
MALAYSIA
29 34 11 34 75 15 44 11 62 10 5 105 35 25 27 57 31 37 37 5 105
THAILAND
VIETNAM
31 63 37 111 88 27 49 42 27 45 25 130 32 22 72 14 21 10 35 14 130
63 73 67 58 91 47 83 79 100 58 22 121 87 50 84 106 26 35 29 22 106
Sumber: WEF, 2019
Berdasarkan tabel 3.18, pemeringkatan TTCI bagi beberapa negara di atas mengalami peningkatan, kecuali Singapura, dan Malaysia. Singapura turun 4 peringkat, sementara Malaysia turun 3 peringkat. Selebihnya Thailand, Indonesia, dan Vietnam mengalami peningkatan. Dari hasil perbandingan pemeringkatan TTCI untuk 5 negara tersebut, LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
64
telah dilakukan tolok ukur dengan hasil sebagai berikut: A. Strenghts (Kekuatan): 1.
Cultural Resources Indonesia (#24) merupakan yang tertinggi di ASEAN
2.
Price Competitiveness Indonesia (#6) hanya kalah dari Malaysia (#5)
3.
Prioritization of T&T Indonesia (#10) hanya kalah dari Singapura (#6)
4.
Natural Resources Indonesia (#17) hanya kalah dari Thailand (#10)
B. Opportunities (Peluang): Performansi peningkatan peringkat TTCI Indonesia tahun 2019, lebih baik dari pada Singapura (-4), dan Malaysia (-3) C. Weaknesess (Kelemahan): 1.
Environmental Sustainability Indonesia (#135) merupakan yang terendah
2.
Health & Hygiene Indonesia (#102) merupakan yang terendah di ASEAN
3.
Tourist Service Infrastructure Indonesia (#98) merupakan yang terendah ke-2 setelah Vietnam (#106)
4.
Safety & Secutity Indonesia (#80) merupakan yang terendah ke-2 setelah Thailand (#111)
5.
ICT Readiness Indonesia (#67) merupakan yang terendah di ASEAN
D. Threats (Ancaman): 1.
TTCI negara Vietnam naik +4 peringkat, jumlah kenaikan yang lebih tinggi dari Indonesia
2.
Price Competitiveness yang pada tahun 2015 lalu merupakan keunggulan utama Indonesia, sudah 2 periode penilaian digeser oleh Malaysia
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
65
6 5
JUMLAH INVESTASI SEKTOR PARIWISATA
Prospek dan peluang investasi bidang pariwisata di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi bisnis dan ekonomi nasional yang terus membaik, membuat kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia semakin bagus, sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi yang prospektif. Investasi yang cukup besar dibutuhkan Indonesia dalam rangka mengembangkan destinasi pariwisata yang berkualitas, yaitu: meliputi pengembangan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A). Untuk itu, investasi sektor pariwisata perlu ditingkatkan sebagai modal utama dalam pengembangan destinasi pariwisata. Jumlah investasi sektor pariwisata menjadi IKSS Kementerian untuk mengukur besarnya jumlah investasi sektor pariwisata yang diukur dalam juta USD yang merupakan akumulasi dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Target jumlah investasi sektor pariwisata TA 2019 dapat dilihat pada Tabel 3.19. Tabel 3.19 Target dan Realisasi Jumlah Investasi Sektor Pariwisata TA 2019 INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS (IKSS)
Jumlah Investasi Sektor Pariwisata (juta USD)
TARGET
2500
REALISASI
CAPAIAN
840,66*
33,63%
*) Data per Semester I 2019 (Januari - Juni) Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019
Dari tabel di atas, jumlah realisasi investasi sektor pariwisata pada bulan Januari – Juni 2019 sebesar USD 840,66 Juta. Nilai realisasi investasi pariwisata tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang meliputi realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Data realisasi investasi pariwisata tahun 2019 diambil dari Sistem Online Single Submission (OSS) yang terdiri dari 2 digit KBLI sehingga LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
66
tidak dapat diperoleh data pariwisata secara detail. Total realisasi investasi Tahun 2018 dan 2019 yang akumulasi dari investasi PMA dan PMDN dapat dilihat pada tabel 3.20. Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Investasi TA 2018-2019
TAHUN
2018 952,95
326,51*
655,7
514,15*
1608,65
840,66*
PMA PMDN TOTAL
2019
*Data per Semester I 2019 (Januari - Juni)
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019
Total realisasi investasi TA 2019 adalah US$ 840,66 merupakan akumulasi dari investasi PMA sebesar US$ 326,51 juta dan investasi PMDN sebesar US$ 514,15 juta. Sedangkan realisasi investasi pada Top 10 Provinsi dengan realisasi investasi PMA dan PMDN TA 2019 dapat dilihat pada tabel 3.21. Tabel 3.21 Realisasi Investasi PMA dan PDN Top 10 Provinsi (Januari – Juni TA 2019) PMA NO
PMDN
1.
TOP 10 PROVINSI Bali
2
Kepulauan Riau
61,62
924.239,78
Jawa Tengah
3
Jawa Barat
36,28
544.181,13
DKI
43
644.949,72
4
NTB
33,72
505.733,82
NTB
39,01
585.135,35
5
DKI
29,63
444.402,14
Sumatera Barat
35,35
530.224,16
6
NTT
10,54
158.140,14
Jawa Timur
35,29
529.424,81
7
Banten
6,57
98.524,58
Kalimantan Timur
26,59
398.841,80
8
Sulawesi Utara
3,25
48.731,65
Banten
23,53
352.908,35
9
Sumatera Utara
2,78
41.638,61
Jawa Barat
21,04
315.670,47
10
Jawa Timur
1,26
18.828,96
DIY
16,94
254.072,93
US$ JUTA
RUPIAH
134,4
2.015.958,75
TOP 10 PROVINSI
US$ JUTA
RUPIAH
Bali
134,57
2.018.495,00
64,44
966.588,84
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019
Provinsi dengan realisasi investasi yang menjadi Top 10 untuk PMA dan PDN adalah Bali, Jawa Barat, NTB, DKI, Banten dan Jawa Timur, dengan jumlah investasi tertinggi di Bali. Sedangkan Top 10 realisasi sektor pariwisata tertinggi (USD Juta) berdasarkan negara asal PMA untuk bulan Januari – Juni 2019 dapat dilihat pada tabel 3.22 di bawah ini. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
67
Tabel 3.22 Realisasi investasi berdasarkan negara asal PMA (Januari – Juni TA 2019) Negara
USD (Juta)
IDR (Juta)
Singapura
88,8
27,20
British Virgin Islands
61,21
18,75
Hongkong, RRT
35,67
10,92
Jepang
29,92
9,16
Perancis
15,1
4,62
Cayman Islands
11,19
3,43
Inggris
10,81
3,31
Panama
10,71
3,28
Australia
8,89
2,72
Belanda
7,91
2,42
*Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2019
Singapura adalah negara asal PMA dengan realisasi investasi tertinggi yaitu USD 88,8 juta atau 27,20 juta rupiah. Untuk mendukung peningkatan investasi pariwisata, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan kegiatan promosi investasi pariwisata sebagai berikut: 1. Fasilitasi Dukungan Indonesia Pavilion di Davos-Swiss tanggal 22 s.d 25 Januari 2019. 2. Regional Investment Forum (RIF) di ICE BSD, Tangerang tanggal 11 s.d 12 Maret 2019. 3. Focus Eastern Indonesia di Sydney, Australia tanggal 21 s.d 22 Maret 2019. 4. Hotel Investment Conference South Asia (HCISA) di Mumbai, India tanggal 3 April 2019. 5. Sosialisasi dan Coaching Clinic KUR di beberapa daerah sebagai berikut: a. FGD dan Coaching Clinic Pembiayaan Pariwisata Pasca Tsunami di Provinsi Banten, Aston Anyer Beach Hotel tanggal 13 Februari 2019. b. Bimbingan Teknis Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro dan Kecil Pariwisata di Ambon Hotel Marina, Ambon tanggal 15 Maret 2019. c. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara Hotel Marsaringar tanggal 13 Februari 2019.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
68
d. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tanggal 29 April 2019. e. Sosialisasi dan Coaching Clinic Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pembiayaan Usaha Pariwisata di Kota Batam Hotel Da Vienna, Batam tanggal 2 Mei 2019. 6. Kegiatan untuk menunjang percepatan KEK Bidang Pariwisata, sebagai berikut: a. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Ijen Suites Hotel, Malang tanggal 16 Januari 2019. b. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Usulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sukabumi dan Pangandaran di Bandung tanggal 1 Februari 2019. c. Profiling Usulan KEK Cikidang-Sukabumi di Sukabumi tanggal 20-22 Februari 2019. d. Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Selayar di Makassar tanggal 4 Maret 2019. e. Pameran Promosi Investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Australia Indonesia Tourism Forum di Makassar tanggal 4-5 Maret 2019. f. Focus Group Discussion (FGD) Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Sintesa Peninsula, Manado tanggal 6 Maret 2019. g. Profiling Usulan KEK Maguwoharjo di Yogyakarta tanggal 6-8 Maret 2019. h. Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Percepatan Pengusulan KEK Tanjung Pulisan-Likupang, Manado di Hotel Aryaduta, Manado tanggal 15 Maret 2019. i.
Profiling Usulan KEK Samas di Yogyakarta tanggal 21-24 Maret 2019.
j.
Rapat Verifikasi Dokumen Pengusulan KEK Tanjung Pulisan-Likupang di Jakarta tanggal 15 April 2019.
k. Sosialisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara di Hotel Grand Vilia, Langgur tanggal 25 April 2019. Selain kegiatan promosi investasi di atas, Kementerian Pariwisata juga telah melaksanakan kegiatan penunjang sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
69
1.
Melaksanakan penyederhanaan perizinan berusaha melalui Omnibus Law sebagai strategi reformasi regulasi. Omnibus Law digunakan untuk mengganti dan/atau mencabut beberapa materi hukum dalam berbagai undang-undang.
2.
Untuk
mencapai
target
deviasi
skema
usulan
KEK
Pariwisata
untuk
disetujui/ditetapkan oleh Dewan Nasional KEK melalui advokasi, koordinasi, dan fasilitasi ke setiap pengusul KEK dengan stake holder terkait dan Dewan Nasional KEK. 3.
Mensosialisasikan pembiayaan modal usaha sektor pariwisata melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) sektor pariwisata kepada para pelaku usaha pariwisata khususnya UMKM
pariwisata
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Koordinator
Bidang
Perekonomian Nomor 8 Tahun 2018, tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat guna meningkatkan realisasi penyaluran oleh perbankan dan memudahkan masyarakat dalam mengakses kredit usaha.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
70
7
PERTUMBUHAN INDUSTRI PARIWISATA NASIONAL
IKSS Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional bertujuan untuk melihat peningkatan/ penurunan jumlah usaha sektor pariwisata di Indonesia. Jumlah pelaku usaha baru sektor pariwisata nasional dihitung berdasarkan jumlah usaha pariwisata nasional baru yang terdaftar melalui Online Single Submission (OSS) berdasarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) bidang pariwisata yang mendaftar. NIB yang dilihat berdasarkan status permodalan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan data yang didapatkan dari OSS yang ada di BKPM, jumlah usaha pariwisata PMA baru sebanyak 3.039 usaha pariwisata dan jumlah usaha pariwisata PMDN baru sebanyak 101.094 usaha pariwisata. Saat ini masih diperlukan upaya untuk mengidentifikasi kategori usaha pariwisata terhadap KBLI dalam OSS saat melakukan pendaftaran usahanya. Berdasarkan data OSS yang diperoleh dari BKPM tahun 2019, tidak terlihat jenis usaha yang baru mendaftar atau jenis usaha yang memperbaharui datanya. Adapun rekapitulasi data usaha pariwisata PMDN yang tercatat melalui OSS dapat dilihat pada Tabel 3.23
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
71
Tabel 3.23 Rekap Data Usaha Pariwisata PMDN melalui OSS (Periode 1 Januari – 31 Desember 2019)
No 1
2 3
4 5
Bidang Pariwisata
Jumlah No KBLI
Daya Tarik Wisata
1.002
Kawasan Pariwisata Jasa Transportasi Wisata
2.050
Jasa Perjalanan Wisata
12.305
Jasa Makanan dan Minuman
41.229
Judul KBLI
Jumlah Usaha
91022 PENGELOLAAN MUSEUM 91024 PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH & PURBAKALA 93221 PEMANDIAN ALAM (PENGELOLAAN PEMANDIAN AIR PANAS ALAMI) 93222 WISATA GUA (PENGELOLAAN GOA) 93231 WISATA AGRO 93239 DAYA TARIK WISATA BUATAN/BINAAN MANUSIA LAINNYA (PENGELOLAAN PERMUKIMAN DAN/ATAU LINGKUNGAN ADAT/PENGELOLAAN OBJEK ZIARAH) 68120 KAWASAN PARIWISATA 49221 ANGKUTAN BUS PARIWISATA (ANGKUTAN JALAN WISATA) 49442 ANGKUTAN JALAN REL WISATA (ANGKUTAN WISATA DENGAN KERETA API) 50113 ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI UNTUK WISATA LAUTLUAR WISATA DALAM NEGERI) 50123 (ANGKUTAN ANGKUTAN LAUT NEGERI UNTUK WISATA (ANGKUTAN LAUT INTERNASIONAL WISATA) 50213 ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU UNTUK WISATA DAN YBDI (ANGKUTAN WISATA DI SUNGAI DAN DANAU) 79111 AKTIVITAS AGEN PERJALANAN WISATA 79120 AKTIVITAS BIRO PERJALANAN WISATA 56101 RESTORAN / RUMAH MAKAN 56210 JASA BOGA UNTUK SUATU EVENT TERTENTU (EVENT CATERING) 56290 PENYEDIAAN MAKANAN LAINNYA (PUSAT PENJUALAN MAKANAN) 56301 BAR/PUB 56303 RUMAH MINUM/KAFE
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
69 37 210 59 319 308 1.439 87 309 99 116 5.726 6.579 10.017 17.555 7.561 1.689 4.407
72
No 6
7
Bidang Pariwisata Penyediaan Akomodasi
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
Jumlah 17.318
7.947
No KBLI
Judul KBLI
Jumlah Usaha
55111 HOTEL BINTANG LIMA 55112 HOTEL BINTANG EMPAT 55113 HOTEL BINTANG TIGA 55114 HOTEL BINTANG DUA 55115 HOTEL BINTANG SATU 55120 HOTEL MELATI 55130 PONDOK WISATA 55192 BUMI PERKEMAHAN 55193 PERSINGGAHAN KARAVAN 55194 VILA 55195 APARTEMEN HOTEL (KONDOMINIUM HOTEL/APARTEMEN SERVIS 55199 PENYEDIAAN AKOMODASI JANGKA PENDEK LAINNYA (RUMAH WISATA) 55900 PENYEDIAAN AKOMODASI LAINNYA (JASA MANAJEMEN HOTEL/HUNIA WISATA SENIOR/LANJUT USIA) 90001 AKTIVITAS SENI PERTUNJUKAN (SANGGAR SENI) 90004 JASA IMPRESARIAT BIDANG SENI 93191 PROMOTOR KEGIATAN OLAHRAGA 90006 AKTIVITAS OPERASIONAL FASILITAS SENI (GALERI SENI/GEDUNG PERTUNJUKAN SENI) 93111 FASILITAS BILLIARD (RUMAH BILYAR) 93112 LAPANGAN GOLF 93113 GELANGGANG BOWLING 93114 GELANGGANG RENANG 93115 LAPANGAN SEPAK BOLA 93116 LAPANGAN TENIS LAPANGAN 93119 AKTIVITAS FASILITAS OLAHRAGA LAINNYA (WISATA OLAHRAGA MINAT KHSUSUS) 93199 AKTIVITAS LAINNYA YANG BERKAITAN DENGAN OLAHRAGA 93223 WISATA PETUALANGAN ALAM 93210 AKTIVITAS TAMAN BERTEMA ATAU TAMAN HIBURAN
576 936 1.400 780 568 2.578 1.607 238 123 965 467 2.027 5.053 1.055 571 201 399 220 91 35 396 291 74 470 258 223 354
93232 TAMAN REKREASI/TAMAN WISATA
716
93291 KELAB MALAM DAN ATAU DISKOTIK
176
93292 KARAOKE
8
5.095
9
Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan insentif, Konferensi, dan Pameran Jasa Informasi Pariwisata
10 11 12
Jasa Konsultan Pariwisata Jasa Pramuwisata Wisata Tirta
13 SPA Jumlah
1.444 1.836
1.199
93293 USAHA ARENA PERMAINAN
366
96121 AKTIVITAS PANTI PIJAT/RUMAH PIJAT
852
82301 PENYELENGGARA PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN
5.095
79911 JASA INFORMASI PARIWISATA 70201 AKTIVITAS KONSULTASI PARIWISATA
1.444 1.836
859 625
79921 JASA PRAMUWISATA 93241 ARUNG JERAM 93242 WISATA SELAM 93249 WISATA TIRTA LAINNYA WISATA DAYUNG, WISATA SELANCAR, WISATA OLAHRAGA TIRTA) 93233/ WISATA MEMANCING 93199 93243 DERMAGA MARINA (DERMAGA WISATA) 1.035 96122 AKTIVITAS SPA (SANTE PAR AQUA) 92.745
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
859 85 240 235 65 1.035 92.745
73
Pertumbuhan industri pariwisata nasional TA 2019 diformulasikan sebagai berikut: (Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2019 – Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018) X 100% Jumlah industri pariwisata nasional yang terdaftar pada tahun 2018
Pertumbuhan industri pariwisata nasional masih menggunakan angka perkiraan, dikarenakan data jumlah industri pariwisata nasional TA 2018 sedang dihitung kembali (data industri pariwisata TA 2018 masih menggunakan data yang dikumpulkan melalui survai industri pariwisata, belum terdaftar di OSS). Perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata terhadap target, dapat dilihat pada tabel 3.24. Tabel 3.24 Target dan Realisasi Pertumbuhan Industri PariwisataTA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Pertumbuhan Industri Pariwisata
Target
3
Realisasi
Capaian
3*)
100
Nasional (%) *) Data proyeksi
Capaian IKSS pertumbuhan industri pariwisata nasional diproyeksi mencapai target 3%, dengan perbandingan realisasi pertumbuhan industri pariwisata dapat diliat pada tabel 3.25 di bawah ini.
Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional Tahun
Jumlah industri pariwisata nasional (usaha pariwisata)
Pertumbuhan (%)
2018
n.a *)
2%
2019
101.094
3%**
*)data masih dalam proses penghitungan **) data sementara LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
74
Pertumbuhan industri pariwisata TA 2019 diproyeksi mengalami kenaikan 1% dibandingkan dengan pertumbuhan industri pariwisata pada TA 2018. Dalam upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan mendorong pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional, Kementerian Pariwisata telah melakukan beberapa hal antara lain: 1. Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor dan Daerah Koordinasi Kerjasama Industri Pariwisata, Lintas Sektor, dan Daerah pada tahun 2019 dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: 1) Rapat Koordinasi Nasional Industri Pariwisata di Sentul, Bogor, Jawa Barat tanggal 18-19 Maret 2019 2) Forum Koordinasi di Provinsi NTB tanggal 30 April 2019 3) Focus Group Discussion per bidang usaha pariwisata yang dilaksanakan selama bulan Agustus-September 2019 2. Penyusunan Profil Industri Pariwisata Kegiatan ini merupakan kerjasama lanjutan (yang ke-2) dari tahun sebelumnya antara Kementerian Pariwisata dan BPS. Pelaksanakan Kegiatan Penyusunan Profil Industri Pariwisata ini meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk penyusunan kebijakan pengembangan industri pariwisata. 3.
Menyusun Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Pariwisata.
4.
Sosialisasi Perijinan Berusaha Sektor Pariwisata, dalam upaya mendorong pelaku usaha untuk mendaftarkan usahanya, serta mendorong Pemerintah daerah menerapkan Online Single Submission.
5. Melakukan penataan KBLI untuk sektor pariwisata bersama dengan BPS, dan stakeholder terkait lainnya, sehingga didapatkan kode KBLI yang sesuai dengan Jenis Usaha Pariwisata sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2018 tentang Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik untuk Sektor Pariwisata. 6.
Monitoring dan koordinasi dengan BKPM untuk mengetahui perkembangan industri pariwisata baru.
7.
Fasilitasi dan koordinasi industri pariwisata lintas sektor dan daerah. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
75
Peningkatan Pertumbuhan industri pariwisata akan diharapkan signifikan dengan upaya yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, antara lain sebagai berikut: 1.
Penciptaan bentuk kemitraan dan kolaborasi yang tepat antara industri pariwisata dengan skala menengah besar (UMB) dan pemerintah.
2.
Membuat formulasi dalam bentuk forum kemitraan untuk mensosialisasikan kebijakan misalnya melalui bimtek kepada pelaku usaha pariwisata mengenai pentingnya penerapan standar usaha pariwisata (misalnya membangun usaha pariwisata yang ramah lingkungan/berkelanjutan) dalam rangka peningkatan kualitas layanan untuk wisatawan.
3.
Menyusun profil industri pariwisata yang uptodate guna pengambilan kebijakan dalam pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
76
8
RASIO USAHA PARIWISATA YANG TERSERTIFIKASI TERHADAP TOTAL USAHA PARIWISATA NASIONAL
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional merupakan indikator IKSS untuk membandingkan jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata di Indonesia. Sertifikasi yang dimaksud sebagai prasyarat usaha sektor pariwisata yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana usaha pariwisata dapat memenuhi standar usaha yang telah ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang 10 Tahun 2009 yang menyatakan setiap pengusaha pariwisata wajib menerapkan standar usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional di formulasikan sebagai berikut: Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi X 100 % Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di OSS
Jumlah usaha pariwisata yang terdaftar di aplikasi Online Single Submission (OSS) pada TA 2019 adalah sebanyak 101.094 usaha pariwisata dari 13 bidang usaha pariwisata. Jumlah usaha pariwisata yang tersertifikasi TA 2019 adalah sebanyak 1.870 usaha pariwisata. Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 adalah 1,85% dengan formulasi (1.870/101.094) x 100%. Tabel 3.26 Target dan Realisasi Rasio Usaha Pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional TA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional (%)
Target 3
Realisasi
Capaian
1,85
61,67
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
77
Capaian IKSS rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap total usaha pariwisata nasional adalah 1,85 dari target 3% dengan realisasi adalah 1.870 usaha pariwisata
yang tersertifikasi.
Perbandingan
realisasi
pertumbuhan
industri
pariwisata dapat diliat pada tabel 3.27 di bawah ini. Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Nasional Indikator
2018 (%)
2019 (%)
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar
1,82
1,85
Rasio usaha pariwisata yang tersertifikasi terhadap usaha pariwisata yang terdaftar TA 2019 meningkat 1,65% dari TA 2018 (dengan formulasi: ((1,85-1,82)/1,82)*100%). Dalam upaya meningkatkan realisasi indikator ini, Kementerian Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Koordinasi Penyusunan NSPK Sinergitas antara Pemerintah, Industri dan masyarakat untuk mengelola 13 jenis usaha pariwisata telah dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan wisatawan selama di destinasi dengan mengimplementasikan Standar Usaha Pariwisata. Metode yang dilaksanakan juga dilakukan dengan melalui Focus Group Discussion dengan melibatkan stakeholder terkait. 2. Tata Kelola Industri Pariwisata Sebagai media komunikasi antara LSUP, dengan Regulator untuk membahas isuisu dalam pengembangan Sertifikasi Usaha Pariwisata, serta sosialisasi kebijakankebijakan terkait Sertifikasi Usaha diselenggarakan Forum Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata, serta pengembangan Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata (SISUPAR). Rekapitulasi pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata dapat dilihat pada Tabel 3.28
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
78
Tabel 3.28 Rekapitulasi Pelaksanaan Program Tata Kelola Industri Pariwisata No.
Kegiatan
1
Forum LSUP I
Keterangan • Membahas mengenai Regulasi Komite Akreditasi Nasional terbaru • Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata pada tahun 2018 • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata
2
Forum LSUP II
• Sosialisasi Regulasi KAN U-01 dan KAN U-02 • Konsultasi untuk pengembangan Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata
3
Forum LSUP III
• Sosialisasi Regulasi Kebijakan Industri Terbari (Standar Usaha SPA, dan Perubahan Standar Usaha Hotel) • Sosialisasi Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata • Pembahasan Isu-isu terkait Sertifikasi Usaha Pariwisata
4
Penyusunan Sistem Informasi
Menyusun database terkait Sertifikasi
Sertifikasi Usaha Pariwisata
Usaha Pariwisata, meliputi Data LSUP, Data Usaha yang memiliki sertifikat, serta data auditor
3. Reviu standar usaha pariwisata TA 2014 Reviu ulang atas standar usaha pariwisata dilakukan untuk mengetahui apakah standar usaha masih relevan dengan kondisi usaha pariwisata saat ini. Daftar usaha pariwisata yang telah direviu antara lain sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
79
Tabel 3.29 Bidang dan Jenis Usaha Pariwisata TA 2014 yang direviu TA 2019 No. 1
Bidang Usaha
Jenis Usaha
Jasa Makanan dan
- Restoran
Minuman
- Rumah Makan - Jasa Boga - Bar/Pub - Pusat Penjualan Makanan - Cafe
2
Penyediaan
- Hotel
Akomodasi
- Pondok Wisata - Bumi Perkemahan - Villa
3
Wisata Tirta
- Wisata Arum Jeram - Wisata Selam - Wisata Memancing
4. Penyusunan JUKNIS Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Penyusunan Juknis Pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Pariwisata yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan. Pada Tahun 2019, telah melakukan pembahasan rancangan Petunjuk Teknis pengembangan Skema Sertifikasi Usaha Pariwisata meliputi Usaha SPA. Kegiatan ini dilakukan dengan aktivitas sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pelatihan Calon Auditor Usaha Pariwisata untuk usaha Arena Permainan, Kawasan Pariwisata, Pusat Penjualan Makanan, dan Angkutan Jalan Wisata. b. Optimalisasi Pengawasan dan Pembinaan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata Bersama dengan Komite Akreditasi Nasional, serta implementasi Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata (SISUPAR). c. Sosialisasi Kebijakan Industri Pariwisata (Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata) terhadap Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha di daerah, serta Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata). LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
80
5. Sosialisasi Online Single Submission (OSS) Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang dikenal pula sebagai onlinesingle submission (OSS). Kegiatan Sosialisasi Online Single Submission (OSS) diselenggarakan di 5 (lima) kota, yaitu di Jawa Barat (15 Maret 2019), Serang Banten (22 April 2019), Sumatera Selatan (27 Maret 2019), Jawa Tengah (1 April 2019) dan di Mataram (29 April 2019). Kegiatan Sosialisasi OSS di masing-masing daerah dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Dinas Pariwisata, DPMPTSP dan pelaku usaha pariwisata. 6. Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata dilaksanakan di Makassar ( 11 April 2019), Tanjung Pinang (18 April 2019), dan di Labuan Bajo (25-27 September 2019). Peserta kegiatan: 1) Perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), 2) Kab/Kota, 3) Dinas Pariwisata Kab/Kota, 4) Pelaku usaha hotel dan restoran di Provinsi, 5) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, para pelaku usaha dapat lebih mempersiapkan diri untuk menerapkan standar usaha dan melakukan sertifikasi terhadap usahanya sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha pariwisata.
Gambar 3.29 Kegiatan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Usaha Pariwisata
Untuk meningkatkan jumlah usaha pariwisa yang tersertifikasi pada tahun 2020, kedepannya Kementerian Pariwisata akan melakukan berbagai macam inisiatif rekomendasi guna memaksimalkan standar usaha pariwisata melalui sertifikasi usaha. Rekomendasi tersebut antara lain:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
81
1. Diseminasi kebijakan industri pariwisata yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 2. Mendorong Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) untuk membuka ruang lingkup usaha pariwisata yang belum tersedia, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata serta melakukan sertifikasi terhadap usaha pariwisata selain hotel, restoran dan SPA. 3. Meningkatkan jumlah auditor usaha pariwisata pada ruang lingkup yang kurang diminati LSUP dengan cara melakukan pelatihan Calon Auditor, dimana diharapkan melalui pelatihan tersebut, LSUP dapat melakukan perluasan ruang lingkup serta menambah jumlah auditornya. 4. Mendorong Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha untuk memenuhi kewajiban Sertifikasi Usaha Pariwisata. 5. Melakukan
perubahan
beberapa
kebijakan
terkait
Sertifikasi
Usaha
Pariwisata khususnya untuk usaha hotel dan usaha SPA. 6. Menyusun Sistem Informasi Sertifikasi Usaha Pariwisata.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
82
9
RASIO SDM PARIWISATA NASIONAL YANG TERSERTIFIKASI TERHADAP TOTAL SDM PARIWISATA NASIONAL
Peningkatan produk pariwisata dalam rangka memenangkan persaingan global, harus diimbangi oleh ketersediaan SDM yang kompeten, yang tidak hanya berada pada tataran operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tatanan akademis, teknorat,
dan
profesional.
Penambahan
jumlah
lembaga
pendidikan
tinggi
kepariwisataan sebagai Unit Pelaksanaan Teknis yang berada di bawah Kementerian Pariwisata diharapkan akan mampu menjawab kebutuhan SDM yang kompeten disetiap tatanan dan
meningkatkan
pengetahuan
dan
wawasan dari SDM
Kepariwisataan. Selain itu, pelaksanaan pelatihan, penyiapan piranti pelaksanaan sertifikasi kompetensi, pembekalan, workshop, sosialisasi, beserta penyerapan kurikulum dalam modul pelatihan merupakan bagian dari pengembangan SDM Kepariwisataan. Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kebutuhan SDM dapat dilakukan melalui jalur formal dan jalur informal. Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten tersebut, telah disiapkan sertifikasi kompetensi SDM bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi sebagai bukti nyata bahwa SDM tersebut telah memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan siap bersaing. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari SDM Pariwisata Nasional, sehingga akan dihitung rasio SDM Pariwisata Nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM Pariwisata Nasional.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
83
Tabel 3.30 Jumlah SDM Kepariwisataan yang tersertifikasi TA 2019 berdasarkan Bidang Sertifikasi No
Bidang Sertifikasi
A. Sertifikasi Industri 1 Bidang Hotel dan Restoran 2 Bidang Kepemanduan Wisata 3 Bidang Spa 4 Bidang Biro Perjalanan Wisata (Bpw) 5 Bidang Mice B. Sertifikasi Pendidikan C. Sertifikasi Mandiri LSP P1/P3 Total Jumlah SDM kepariwisataan tersertifikasi
Jumlah 70.000 53.490 6.558 6.059 3.393 500 2.136 35.455 107.591
Realisasi SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi adalah 107.591 orang, yang terdiri dari 70.000 orang dari Industri, 2.136 orang dari Pendidikan dan 35.455 orang dari Mandiri (sertifikasi mandiri tidak dibiayai oleh Kementerian Pariwisata). Jumlah SDM pariwisata Nasional yang dimaksud adalah tenaga kerja pariwisata langsung sebanyak 3.900.000 orang. Tabel 3.31 Perbandingan Tenaga Kerja Pariwisata dan Total SDM Tersertifikasi
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
84
Jumlah SDM Pariwisata Nasional yang terdaftar 3.900.000 orang, dengan jumlah SDM Pariwisata yang tersertifikasi sebanyak 107.591 orang, akan diformulasikan Rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional sebagai berikut: Jumlah SDM pariwisata nasional yang tersertifikasi X 100 % Total SDM pariwisata nasional yang terdaftar
Dari formulasi diatas, diperoleh Rasio SDM pariwisata yang tersertifikasi terhadap total SDM pariwisata nasional TA 2019 adalah 2,8% (formulasi = (107.591/3.900.000) x 100%). Tabel 3.32 Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
T a
Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional (%)
TARGET REALISASI 2.5
CAPAIAN (%)
2.8
112
bel 3.33 Perbandingan Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional TA 2019 - 2019 Indikator Jumlah SDM pada disertifikasi (orang)
sektor
pariwisata
yang
Jumlah SDM pariwisata nasional (orang) Rasio SDM Pariwisata Nasional yang Tersertifikasi terhadap Total SDM Pariwisata Nasional (%)
2018
2019
75.000
107.591
3.780.000
3.900.000
1.98
2.8
Realisasi rasio SDM Pariwisata nasional yang tersertifikasi terhadap total SDM Pariwista Nasional TA 2019 telah melebihi target dan meningkat 41.41% dari capaian TA 2018, untuk meningkatkan capaian tersebut pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
85
1.
Melakukan Reviu Dokumen Standar Kompetensi (SKKNI) yang masa berlakunya telah melebihi 5 tahun bersama dengan industri dan pihak terkait.
2.
Melakukan Penyusunan Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional (KKNI) sektor pariwisata bersama dengan industiy dan pihak terkait.
3.
Melakukan Diseminasi SKKNI dan KKNI kepada para stakeholder dalam hal ini para pihak industri pariwisata.
4.
Berkoordinasi dengan intensif dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga terjalin hubungan mitra kerja yang harmonis dalam mengahasilkan SDM Pariwisata yang kompeten dan unggul.
5.
Menyusun kurikulum pelatihan kepariwisataan berbasis kompetensi
6.
Melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri di lapangan.
7.
Menyusun mekanisme pengelolaan data dan informasi terkait sertifikasi SDM Pariwisata.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
86
10
INDEKS PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL
Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata Nasional bertujuan untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional. Hasil penelitian dan pengembangan yang dimaksud adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan Kementerian Pariwisata maupun perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pariwisata berupa penelitian kelompok dan institusi. Pemanfaatan hasil penelitian digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan/kebijakan
pengembangan
pariwisata
di
lingkungan
Kementerian Pariwisata secara umum dan sebagai referensi bagi mahasiswa pariwisata secara khusus. Indeks pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan pariwisata nasional diformulasikan sebagai berikut:
Jumlah penelitian tahun 2019 yang telah dilakukan di lingkungan Kementerian Pariwisata terdiri dari 75 penelitian (67 penelitian kelompok dan 8 penelitian institusi), adapun yang termanfaatkan sebanyak 39 penelitian (38 penelitian kelompok dan 1 penelitian institusi) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.34 Judul Penelitian Yang Termanfaatkan Tahun 2019 NO
INSTANSI
JUDUL PENELITIAN
PENELITIAN INSTITUSI 1.
Poltekpar Bali
1. World Happiness Index On Tourism In Indonesia : Perspective On World Heritage Site In Bali, Labuan Bajo And Borobudur
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
87
PENELITIAN KELOMPOK 2. Penelitian Pengembangan Jalur Wisata Kapal Tradisional (Tradisional Cruise) 1.
Penelitian
3. Kajian Pengembangan Pariwisata Perbatasan di Indonesia
Litbang
Penelitian Wisata 4. Petualangan:
“Pemetaan
(Mapping)
dan
Penilaian
(Assesment) Potensi Produk Wisata Terpadu di Daerah” NO 5.
INSTANSI Poltekpar Bali
JUDUL PENELITIAN 5.
Analisis Manajemen Pengunjung Di Destinasi Pariwisata Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung
6. Model Pengembangan Desa Wisata Di Bali 7. Kajian Empiris Penentu Niat Pemuda Untuk Berwirausaha Di Desa Wisata Jatiluwih 8. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Usaha Pemulihan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Agung Di Kawasan Amed Dan Jemeluk Kabupaten Karangasem 9. Event Berkelanjutan Di Ubud Bali 10. Sikap Dan Partisipasi Masyarakat Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli Dalam Menerima Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pasca Letusan Gunung Agung Tahun 2017 11. Ekspektasi Dan Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi Pariwisata Mandalika 12. Analisis
Kebutuhan
Pelatihan
Bahasa
Asing
Untuk
Menunjang Kegiatan Pariwisata Di Nusa Penida 13. Model Pengelolaan Keuangan Desa Wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan 14. Strategi Penetapan Harga Jual Produk Desa Wisata (Studi Kasus Pada Desa Wisata Di Provinsi Bali) 6.
STP Bandung
15. 10 As Of Successful Tourism Destination Model: Kajian
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
88
Dalam Rangka Mengembangkan Alat Ukur Keberhasilan Destinasi Pariwisata 16. Analisis Dimensi Pelayanan Homestay Di Destinasi Wisata Kepulauan Seribu DKI Jakarta 17. Kajian Tenaga Kerja Milenial Bidang Hospitality 18. Pengaruh Kualitas Makanan, Harga Dan Lokasi Restoran Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Dalam
Membangun
Pariwisata Berkelanjutan Dikawasan Candi Borobudur 19. Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Produk Kuliner Tradisional di Destinasi Pariwisata Prioritas Kawasan Borobudur Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 20. Kajian Ekosistim Bisnis Pariwisata Di Kawasan Candi Borobudur 21. Optimalisasi Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi dalam Menarik Wisman dan Wisnus ke Labuan Bajo 22. Pengaruh Unggahan Foto Di Media Sosial Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur 23. Penerapan Mitigasi Bencana Tsunami Dan Gempa Bumi Pada The Jayakarta Resort & Spa Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat 24. Kemitraan Strategis Antar Pemangku Kepentingan Dalam Pengembangan Desa Wisata Yang Berkelanjutan: Studi Fenomenologis di Desa Gubugklakah Kawasan Wisata Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur 25. Kesadaran Masyarakat Dalam Penanganan Sampah
Di
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kab. Malang - Jawa Timur 26. Pengembangan Plat Form Webqual 4.0 Sebagai Media Promosi Penjualan Produk Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Di Jawa Timur 27. Potensi Dark Tourism Pasca Bencana : di Kawasan Ekonomi
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
89
Khusus Tanjung Lesung 28. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Metode Quality Function Deployment Bagi Pramusaji Restoran di Daerah Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah 29. Push and Pull Motivation Factor: Studi Kasus Drama Korea di Mata Calon WIsatawan di Indonesia 30. Pengaruh Kualitas Makanan Dan Dinescape Terhadap Kepuasan Tamu Restoran Pada Kawasan Tanjung Kelayang 31. Menentukan
Preferensi
dan
Faktor-
Faktor
Yang
Menyebabkan Wisatawan Berkunjung di Objek Wisata Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung 32. Pengaruh Atraksi Wisata Di Tanjung Kelayang Terhadap Room Revenue Hotel Bintang 3 33. Pengembangan Wisata Halal Pada Kawasan Tanjung Kelayang 34. Profil Sensori Chilled Cheese Cake yang Terbuat dari Keju Tradisional Dali Ni Horbo Dalam Persepsi Konsumen 35. Perencanaan Gastronomy Tourism di Destinasi Pariwisata Kab. Samosir, Sumatera Utara 36. Pengembangan Aktivitas Wisata Sungai Asahan Dalam Mendukung KSPN Danau Toba 37. Pemasaran Wisata Kuliner Solo 38. Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Pelanggangan pada Hotel Bintang Empat di Yogyakarta 39. Respon Masyarakat Terhadap Perkembangan Desa Wisata Kaki langit Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Capaian IKSS Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata Nasional 52% diperoleh dari formulasi berikut: (39/75) x 100%. Penelitian tersebut merupakan penelitian dilakukan dan dimanfaatkan berasal dari tahun anggaran yang sama. LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
90
Tabel 3.35 Target dan Realisasi Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional Tahun 2019 NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
1
Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional (%)
30
52
173,33
Capaian yang signifikan dari indikator Indeks Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Nasional disebabkan tingginya antusiasme khususnya para dosen di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata untuk dapat melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitianya. Hal ini sesuai dengan kebijakan Kementerian Pariwisata bahwa seluruh penelitian yang dihasilkan harus di publikasikan agar penelitian
tersebut
dapat
langsung
dimanfaatkan.
Publikasi
dapat
berupa
desiminasi/sosialisasi/jurnal/buku dsb. Hasil penelitian tersebut juga berguna untuk meningkatkan kinerja dosen, referensi bahan ajar, status perguruan tinggi dan hilirnya performa kepariwisataan nasional akan terus meningkat.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
91
11
NILAI RB KEMENTERIAN PARIWISATA
Nilai RB Kementerian Pariwisata bertujuan untuk mengukur implementasi reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata. Reformasi Birokrasi merupakan program nasional yang bertujuan untuk mengubah birokrasi di Indonesia menuju birokrasi yang profesional. Nilai RB dikeluarkan oleh KemenPAN RB setiap tahun untuk setiap K/L/P dalam rangka evaluasi performa birokrasi Tabel 3.36 Target dan Realisasi Nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019 NO 1
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
80
80*
100
Nilai RB Kementerian Pariwisata
*) Data Proyeksi
Realisasi nilai RB Kementerian Pariwisata Tahun 2019, akan dikeluarkan oleh KemenPAN RB dan pada saat laporan ini disusun, sedang dalam proses penilaian RB oleh KemenPAN RB. Tabel 3.37 Komponen Peniliaian Reformasi Birokrasi
No A
Komponen Penilai
2018
2019
Bobot
Nilai
Nilai
Komponen Pengungkit
1
Manajemen Perubahan
5
4,06
-
2
Penataan Peraturan Perundang-undangan
5
3,44
-
3
Penataan dan Penguatan Organisasi
6
4,68
-
4
Penataan Tatalaksana
5
3,82
-
5
Penataan Sistem Manajemen SDM
15
11,55
-
6
Penguatan Akuntabilitas
6
4,92
-
7
Penguatan Pengawasan
12
8,03
-
8
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
6
4,63
-
60
45,13
-
Total Komponen Pengungkit (A)
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
92
No
Komponen Penilai
2018
2019
Bobot
Nilai
Nilai
B
Komponen Hasil
1
Nilai Akuntabilitas Kinerja
14,00
10,62
-
2
Survei Internal Integritas Organisasi
6,00
4,37
-
3
Survei Eksternal Persepsi Korupsi
7,00
5,88
-
4
Opini BPK
3,00
3,00
-
5
Survei Sekternal Pelayanan Publi
10,00
7,90
-
Sub Total Komponen Hasil
40,00
31,77
-
Indeks Reformasi Birokrasi
100
76,90
-
Secara detail hasil capaian dan realisasi target beberapa indikator terkait pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata akan disajikan setelah data resmi dikeluarkan oleh KemenpanRB. Sebagai implementasi strategi meningkatkan nilai RB, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan: 1. Kegiatan Pelaksanaan Sosialisasi Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai reformasi birokrasi di Kementerian Pariwisata adalah dengan adanya zona integritas. Pada tahun 2019 yang diusulkan untuk menjadi zona integritas di Kementerian Pariwisata adalah Biro Komunikasi Publik. Setelah melakukan serangkaian proses pembangunan zona integritas akhirnya Biro Komunikasi Publik berhasil lolos menjadi zona integritas di Kementerian Pariwisata dan ini merupakan zona integritas pertama yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata. 2. Pembekalan Agen Perubahan sebanyak 40 orang. 3. Sosialisasi Peningkatan Manajemen Perubahan sebanyak 300 orang; 4. Diklat WinWayChampion sebanyak 174 orang.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
93
Gambar 3.30 Pelaksanaan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM
3.1. Realisasi Anggaran Anggaran Kementerian Pariwisata yang dialokasikan untuk Kementerian Pariwisata sebesar Rp 3,832,672,805,000 (tiga triliun delapan ratus tiga puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus lima ribu rupiah) dan pada akhir tahun 2019 sebanyak 3,632,840,841,308 (tiga triliun enam ratus tiga puluh dua miliar delapan ratus empat puluh juta delapan ratus empat puluh satu ribu tiga ratus delapan rupiah) sudah direalisasikan, atau sebesar 94,79% dari total anggaran yang diberikan kepada Kementerian Pariwisata.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
94
BAB IV PENUTUP Kementerian Pariwisata telah berupaya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut dibuktikan peningkatan jumlah devisa dari Rp 175,71 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 229,50 triliun pada tahun 2018 dan diproyeksi mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Peningkatan jumlah devisa tersebut seiring dengan Capaian Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2019, yaitu: (1) kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksi sebesar 5.5%, (2) jumlah wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksi mencapai 16,1 juta wisman, (3) jumlah wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksi sebanyak 312,5 juta perjalanan, dan (4) daya saing, pariwisata Indonesia menurut WEF (World Economic Forum) berada di ranking 40 dunia. Untuk meningkatkan devisa, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional, jumlah wisman, jumlah wisnus dan daya saing pariwisata Indonesia pada tahun 2020, Kementerian Pariwisata mempunyai stategi strategis sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
95
1. Menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010 – 2025. Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional RIPPARNAS yang tertuang sebagai Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2011 akan diperkuat oleh Rencana Induk Pariwisata Nasional Terpadu RIPANDU agar bisa menjadi panduan bagi seluruh stakeholders kepariwisataan nasional supaya lebih sesuai dengan perkembangan waktu dan zaman. 2. Pengembangan 11 Destinasi Pariwisata Prioritas ( 5 Destinasi Super Prioritas), yaitu: Danau Toba, Tanjung Lesung, Kep. Seribu dan Kota Tua, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Likupang, dan Morotai. 3. Meningkatkan Devisa dengan stategi Peningkatan ASPA/ Length of Stay, yaitu: 1) Keselamatan dan Keamanan Keselamatan & Keamanan merupakan faktor krusial yang menentukan pertimbangan kunjungan Wisman ke negara tujuan. Safety and security menjadi salah satu TOP OF MIND ketika memilih tujuan wisata. Sehingga Kementerian Pariwisata berkomitmen untuk kerja sama keamanan dengan K/L terkait agar wisatawan dapat berlibur dengan nyaman. 2) Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi Produk Pariwisata Destinasi Wisata Produk Kreatif dan Layanan kepada wisman. 3) Peningkatan kualitas SDM dan Partisipasi Masyarakat Pilot Project dengan pengembangan Creative Hub untuk Industri Kreatif, Pelatihan Vokasi, Inkubasi/Pendampingan Masyarakat, Pelestarian lingkungan, Pengelolaan Limbah, Pengelolaan Air, Energi dan Gender. 4) Pengembangan Pemasaran Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan dioptimalkan melalui kanal kanal digital. 5) Pengembangan Ekonomi Kreatif di lokasi Pariwisata : Contoh, lokasi Nusa Dua, Wedding Photographer & Videographer dikembangkan agar pengembangan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif berlangsung paralel.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
96
6) Stategi pemasaran yang menyesuaikan target pasar dan perkembangan zaman & teknologi. a.
Digital Micro Targeting untuk menyasar quality tourism
b.
Optimalkan pengaruh content Creator dan Influencer
c.
Kerjasama dengan pembuat film internasional dan lokasi sebagai sarana promosi secara tidak langsung
4. Kerja sama dengan Perwakilan RI di Luar Negeri 1) Memperbaiki Persepsi Keselamatan & Keamanan Indonesia di Mata Dunia 2) Mendukung Nation Branding 3) Mendukung Promosi Produk Kreatif dan Brand Indonesia Go Internasional 4) Mengoptimalkan Visit Indonesia Tourism Officers (VITO) 5) Standar Tampilan Booth Indonesia di Pameran Internasional Dengan strategi strategis Kementerian Pariwisata TA 2020, diharapkan dapat meningkatan capaian kinerja Kementerian Pariwisata yang akan berdampak positif dalam pembangunan perekonomian nasional, pengembangan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyrakat.
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
97
Lampiran 1 Publikasi Branding melalui Media Ruang NO 1
NEGARA China
JENIS
WILAYAH
UNIT
PENAYANGAN
a
Digital Screen
Beijing
1
unit
5 - 11 Februari 2019
7 Hari
b
Digital Screen
Shanghai
1
unit
5 - 11 Februari 2019
7 Hari
c
Digital Screen
Beijing
1
unit
7 - 20 Juni 2019
2 minggu
d
Digital Screen
Shanghai
1
unit
7 - 20 Juni 2019
2 minggu
e
Digital Screen
Beijing
1
unit
14 - 20 Juni 2019
7 hari
f
Lightbox
Beijing
9
unit
7 - 21 Juni 2019
14 hari
g
LED
Beijing
1
unit
24 – 30 Nov 2019
7 hari
h
LED
Beijing
2
unit
12 – 18 Nov 2019
7 hari
i
Subway Charter
Beijing
6
unit
26 Nov – 24 Des 2019
minggu
Beijing
63
unit
23 Nov – 7 Des 2019
2 minggu
Beijing
363
unit
28 Nov – 12 Des 2019
2 minggu
Airport
Shenzhen; N ҅ anjing҅ ;
410
unit
26 Nov – 24 Des 2019
4 minggu
Convenience
Ningbo; Hangzhou;
Screen Brusher
Qingdao; Changchun҅ ;
Advertising j
Elevator Advertising
k
Airport
Screen
Brusher l
Nanning; ҅Lanzhou҅ ; Xiame; ҅Xian҅ ; Changsha҅ ; Fuzho
2
Jerman
m
LED Screen
Shanghai
1
unit
7 - 13 Desember 2019
7 hari
n
LED Screen
Shanghai
1
unit
7 - 13 Desember 2019
7 hari
o
LED Screen
Shanghai
1
unit
7 - 13 Desember 2019
7 hari
a
Hotel
Shuttle
Berlin
4
unit
6 – 10 Maret 2019
5 hari
Open Great Bus
Berlin
4
unit
1 – 31 Maret 2019
1 bulan
Berlin
2
unit
1 – 31 Maret 2019
bulan
London
2
unit
1 - 31 Maret 2019
1 bulan
Bus b
(full wrapping) c
Open Great Bus (mega rear)
3
Inggris
a
Open Great Bus (full wrapping)
4
Timur Tengah
b
Open Great Bus
London
4
unit
1 - 30 November 2019
1 bulan
c
Taxi
London
250
unit
28 Okt - 24 Nov 2019
1 bulan
d
LED
London
1
unit
4 – 10 Nov 2019
7 hari
a
Digital
Dubai Mall
1
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
15
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
130
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
LED
Board / Ice Rink Display b
Digital
LED
Board / Linked Bridges c
Digital Board
LED /
Lift
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
99
NO
NEGARA
JENIS
WILAYAH
UNIT
PENAYANGAN
Lobby d
Digital
LED
Dubai Mall
80
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
14
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
5
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
29
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Dubai Mall
1
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Burjuman Mall - Dubai
6
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Burjuman Mall - Dubai
2
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Burjuman Mall - Dubai
4
unit
18 April – 1 Mei 2019
2 minggu
Digital Screen /
Arabian Centre Mall -
8
unit
Dupi
Dubai
Digital Screen /
Al Ghurair Centre -
6
unit
Dupi
Dubai
LED Banner
Al Ghurair Centre -
2
unit
24
unit
Board / Store Directory Display e
LCD Screen / Internal
Metro
Link f
LED Banner / Grand
Dive
Banners g
LCD Screen / Food
Court
Screens h
LED Screen / Lower
Ground
Waterfront Display i
Digital Screen / Dupi
j
Digital Screen / LED
Link
Bridges k
Digital Screen / Food
Court
Pillarscreens l
m
n
Dubai o
5
6
7
India
Perancis
Rusia
Digital Screen /
Al Ghurair Centre -
Pillarscreens
Dubai
a
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
b
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
c
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
d
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
e
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
f
Hoarding
Mumbai
1
unit
26 Mei - 23 Juni 2019
4 minggu
a
Open Great Bus
Paris
4
unit
1 Juni – 31 Juli 2019
2 bulan
b
Taxi
Paris
20
unit
1 – 30 September 2019
1 bulan
a
Open Great Bus
Moscow
2
unit
15 Juni - 14 Juli 2019
4 minggu
b
Open Great Bus
Saint Petersburg
2
unit
15 Juni - 31 Juli 2019
6 minggu
c
Digital Screen
Moscow
1
unit
1 - 31 Agustus 2019
31 hari
d
Digital Screen
Moscow
3
unit
27 Juli - 4 Agustus 2019
9 hari
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
100
NO
8
NEGARA
Korea
JENIS
WILAYAH
UNIT
PENAYANGAN
e
Digital Screen
Moscow
9
unit
27 Juli - 4 Agustus 2019
9 hari
f
Digital Screen
Moscow
726
unit
27 Juli - 4 Agustus 2019
9 hari
g
Digital Screen
Moscow
452
unit
27 Juli - 4 Agustus 2019
9 hari
a
Digital Billboard
Gangnam - Seoul
1
unit
1 Juli – 31 Sep 2019
3 bulan
b
Digital Billboard
Yeongdeungpo - Seoul
1
unit
1 Juli – 31 Sep 2019
3 bulan
c
Digital Billboard
Gwangju
1
unit
1 Juli – 31 Sep 2019
3 bulan
d
Digital Billboard
Yeosu-si
1
unit
1 Juli – 31 Sep 2019
3 bulan
e
Digital Billboard
Dongdaemun - Seoul
1
unit
1 Juli – 31 Agustus
2 bulan
f
Digital Billboard
Jongno - Seoul
1
unit
1 Juli – 31 Sep 2019
3 bulan
g
Billboard
Buk-gu - Busan
1
unit
1 Juni – 31 Des 2019
7 bulan
h
One Way Vision
Buk-gu - Busan
1
unit
1 Juni – 31 Des 2019
7 bulan
a
LED Billboard
New York
1
unit
1 – 31 Juli 2019
1 bulan
b
Open Great Bus
New York
1
unit
1 – 31 Juli 2019
1 bulan
c
Open Great Bus
Los Angeles
2
unit
1 – 31 Juli 2019
1 bulan
a
Classic Banner
Amsterdam
1
unit
1 – 29 Sep 2019
4 minggu
b
Digital Screen
Amsterdam
1
unit
1 – 29 Sep 2019
4 minggu
c
Digital Screen
Amsterdam
4
unit
1 – 29 Sep 2019
4 minggu
d
Digital Screen
Amsterdam
1
unit
1 – 29 Sep 2019
4 minggu
e
Digital Screen
Amsterdam
1
unit
24 Sep – 3 Okt 2019
10 hari
f
Digital Screen
Amsterdam
1
unit
24 Sep – 3 Okt 2019
10 hari
g
Digital Screen
Amsterdam
2
unit
24 Sep – 8 Okt 2019
15 hari
a
Coach Tour Bus
Changi Airport
8
unit
Mei – Agustus 2019
4 bulan
b
Mini Bus (van)
Changi Airport
4
unit
Mei – Agustus 2019
4 bulan
c
Digital Banner
Tokyo
4
unit
29 Nov - 12 Des 2019
2 minggu
2019
9
10
11
Amerika
Belanda
Singapura (Pendukungan Tourism Hub)
12
Jepang
Lampiran 2. Rekapitulasi Kegiatan Publikasi Media Cetak Tahun 2019 LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
101
NO
PASAR
NAMA MEDIA
KATEGORI
UKURAN
FREKUENSI TAYANG
JADWAL TAYANG
1
CHINA
China Agent
Travel
Travel and Tourism Magazine
Full Page Full Color
2 kali
April Mei
2
INDIA
Travel + Leisure India
Travel and Lifestyle Magazine
Full Page Full Color
3 kali
April Mei Juni
Lonely India Wing Weekly
Planet
Magazine
Full Page Full Color
1 kali
Mei
Travel
Tabloid
Pure Advertisment
1 kali
22 Maret
5
City Living Nagoya Editon
Tabloid
Pure Advertisment
1 kali
22 Maret
6
Shukan Asahi
Full Page Full Color
3 kali
7 8
Tokyo Jin CREA Traveler
Generalinterest Magazine Magazine Magazine
Full Page Full Color Full Page Full Color
1 kali 1 kali
24 Mei 14 Juni 5 Juli Juni Juni
3 4
JEPANG
9
TIMUR TENGAH
TravTalk Middle East
Magazine
Full Page Full Color
2 kali
April Mei
10
JERMAN
FVW Dailies
The trade show daily at ITB Berlin
Title Page Foot
3 kali
6 Maret 7 Maret 8 Maret
11
BELANDA
De Telegraaf
Newspaper
1/2 Page Full Color
4 kali
VRIJ
Magazine
Full Page Full Color
6 kali
Full Page Advertisement Guaranteed Right Hand Full Page Full Color
1 kali
13 Juli 20 Juli 27 Juli 3 Agustus 13 Juli 20 Juli 27 Juli 17 Agustus 24 Agustus 31 Agustus 4 – 6 November
1 kali
Mei
Full Page Full Colo
1 kali
Mei
Full Page Full Colo
2 kali
Mei Juni
12
13
INGGRIS
WTM Book
Guide
Official Event Guide
14
INFLIGHT MAGAZINE
KLM (Holland Herald)
Travel and Tourism Magazine
15 16
Cathay Pacific (Discovery) Cathay Dragon (Silkroad
KONTEN Batu Kelayang Island, Belitung Islands Bunaken National Park Kanto Lampo Waterfall, Bali Pink Beach, Labuan Bajo Bintan Kelingking Beach, Bali Legong Dancer (Bali) / Promo Garuda Narita - Jakarta Legong Dancer (Bali) / Promo Garuda Narita - Jakarta Borobudur Komodo Bali Borobudur Bintan Gili Kedis Island, Lombok Raja Ampat, Papua Jawa Tengah (Borobudur) Bali (Legong) NTT (Waerebo) Borobudur Ulun Danu Beratan Padar Lombok Wayag – Raja Ampat Lovina Beach – Bali Belitung Legong Dancer Borobudur Lake Toba Likupang
Pulau Padar, NTT Komodo, Pink Beach, Waerebo, NTT Lake Toba Batu Berlayar Island, Belitung Islands NTT,
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
102
NO
PASAR
NAMA MEDIA
KATEGORI
UKURAN
FREKUENSI TAYANG
JADWAL TAYANG
KONTEN
17
Air China (Wings of China)
Full Page Full Colo
1 kali
April
18
China Eastern (Connection) China Southern (Gateway China Southern (Nihao)
Full Page Full Colo
1 kali
April
Pulau Padar Tanjung Kelayang, Belitung Islands Komodo
Full Page Full Colo
1 kali
April
Lake Toba
Full Page Full Colo
1 kali
April
21
Emirates (Openskies)
Full Page Full Colo
2 kali
April Mei
22
Qatar (Oryx)
Full Page Full Colo
2 kali
April Mei
Kelor Island, Komodo National Park Pink Beach, Komodo National Park Raja Ampat, Papua Bali Kelor
19 20
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2019
103