Medikasi - Antibiotik - Bedah Mulut Dan Maksilofasial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI (https://ibmm.fkg.ugm.ac.id) UNIVERSITAS GADJAH MADA



Beranda (https://ibmm.fkg.ugm.ac.id)  Bedah Mulut dan Maksilofasial (https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/category/bedah-mulut-dan-maksilofasial/)  Medikasi – Antibiotik



Medikasi – Antibiotik 



Bedah Mulut dan Maksilofasial (https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/category/bedah-mulut-dan-maksilofasial)



 3 November 2017, 14.01



 Oleh:



0



Antibiotik merupakan obat yang dapat melawan infeksi bakteri. Antibiotik juga merupakan salah satu jenis obat yang paling sering diresepkan. Terdapat ratusan jenis antibiotik namun hanya beberapa kelompok obat saja yang sering digunakan, diantaranya adalah: Agent



Range of activity



Penicillins



 



Penicillins G/V



Mainly gm (+) with some gm (-)



Amoxicillin



Gm (-) but lesser gm (+) than penicillin



Cloxacillin



Active on penicillin-resistant staph



Cephalosporins



 



1st generation



Gm (+) dan gm (-)



2nd, 3rd, and 4th generation



More activity to gm (-). 4th generation act especially on strains resistant to 2nd and 3rd generation



Macrolides



 



Erythromycin



Gm (+), like penicillin



Clarithromycin



Gm (+) and gm (-)



Azithromycin



More active to gm (-), less active on gm (+) than erythromycin



 



Like azithromycin but more avtive on resistant strains



Telithromycin



Fluoroquinolones



 



Cipro oxacin



Gm (-) and some gm (+)



Levo oxacillin



Gm (-) and more activity on gm (+)



Moxi oxacillin



Gm (-), gm (+) and anaerobs



Metronidazole



Antiprotozoal, with e ect on gm (-) anaerobic bacteria



 



Anaerobic with some gm (+) strains



Clindamycin



Gm (+) and gm (-)



Tetracyclines



Gm (-)/aerobs



Aminoglycosides



Gm (+), mainly MRSA/MRSE and C. di cile



Vancomycin



Sumber:  Ali, H., 2012, Principles of Drug Therapy in Dentistry, 1st Edition, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi, hal.62   Antibiotik yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah golongan penicillin. Penicillin sampai saat ini masih merupakan gold standard dalam mengobati infeksi dental. Diantara kelompok penicillin, penicillin V, amoxicillin, dan amoxicillin clavulanate telah dianjurkan untuk merawat infeksi odontogenik dan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil klinis penggunaan tiga jenis antibiotik tersebut. Pertimbangan dalam Penggunaan Antibiotik Antibiotik diresepkan oleh dokter gigi untuk perawatan serta pencegahan infeksi. Berikut ini adalah indikasi penggunaan antibiotik sistemik di bidang kedokteran gigi Sebagai perawatan de nitif dalam penanganan infeksi postoperatif Sebagai perawatan penunjang untuk penanganan bedah infeksi (drainase abses) Demam dan menggigil yang berlangsung lebih dari 24 jam Trismus dikarenakan infeksi Cellulitis yang menyebar luas Individu yang immunocompromised Infeksi maksilofasial yang terkontaminasi Prosedur yang memiliki resiko infeksi tinggi Pro laksis untuk mencegah SABE (sub-acute bacterial endocarditis) Terdapat beberapa prinsip untuk memilih antibiotik yang sesuai, diantaranya adalah: Faktor pasien Pertimbangan organisme yang terlibat Faktor obat Prinsip administrasi antibiotik Prinsip dosis antibiotik untuk infeksi orofacial Indikasi terapi Kombinasi antibiotik Masalah yang mungkin muncul dari penggunaan antibiotik Durasi Penggunaan Antibiotik



Penggunaan antibiotik betujuan untuk membantu imunitas tubuh melawan mikroba penyebab infeksi, oleh karena itu penggunaan antibiotik sebaiknya dihentikan apabila sistem kekebalan tubuh telah dapat melakukan kontrol terhadap infeksi. Penggunaan antibiotik selama 2-3 hari telah dianjurkan oleh British National Formulary (BNF). Penelitian telah membuktikan bahwa kondisi pasien membaik setelah penggunaan antibiotik selama 2-3 hari. Center for Diseases Control and Prevention (CDC) menganjurkan penggunaan antibiotik sesingkat mungkin, yaitu 1-3 hari setelah tanda dan gejala klinis hilang. Oleh karena itu pada umumnya di bidang kedokteran gigi dosis antibiotik diberikan untuk durasi lima hari. Penggunaan antibiotik yang berkepanjangan dapat menyebabkan rusaknya ora normal tubuh. Penggunaan antibiotik lebih dari 21 hari juga disinyalir dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Antibiotik Pro laksis Antibiotik pro laksis merupakan salah satu penggunaan antibiotik yang sering dilakukan pada bidang kedokteran gigi. Pro laksis merupakan penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi atau menekan kontak infeksi sebelum bermanifestasi secara klinis. Penggunaan antibiotik pro laksis biasanya diberikan pada pasien yang memiliki resiko tinggi terkena infeksi. Berikut guideline antibiotik pro laksis sebelum prosedur dental: Antibiotik pro laksis dosis tunggal 30-60 menit sebelum prosedur Situasi



Agen



Dewasa



Anak



Oral



Amoxicillin



2g



50 mg/kg



Tidak dapat mengkonsumsi



Ampicillin



2 g IM/IV



50 mg/kg IM/IV



atau



 



 



Cefazolin/Ceftriaxone



1 g IM/IV



50 mg/kg IM/IV



Cephalexin



2g



50 mg/kg



atau



 



 



Clindamycin



600 mg



20 mg/kg



atau



 



 



Azithromycin/Clarithromycin



500 mg



15 mg/kg



Cefazolin/Ceftriaxone



1 g IM/IV



50 mg/kg IM/IV



atau



 



 



Clindamycin



600 mg IM/IV



20 mg/kg IM/IV



medikasi oral



Alergi terhadap Penicillin atau Ampicillin – Oral



Alergi terhadap Penicillin dan Ampicillin – Tidak dapat mengkonsumsi medikasi oral



Sumber: Guideline on Antibiotic Prophylaxis for Dental Patients at Risk for Infection, Clinical Practice Guidelines 2014   Referensi: Ali, H., 2012, Principles of Drug Therapy in Dentistry, 1st Edition, Jaypee Brothers Medical Publishers, New Delhi. Clinical A airs Committee, 2014, Guideline on Antibiotic Prophylaxis for Dental Patients at Risk for Infection, Clinical Practice Guidelines, 37:6 (292-297)



Dar-Odeh, N. S., Abu-Hammad, O. A., Al-Omiri, M. K., Khraisat, A. S., Shehabi, A. A., 2010, Antibiotic prescribing practices by dentists: a review, Therapeutics and Clinical Risk Management, 2016:6 (301-306) https://www.cdc.gov/getsmart/community/downloads/dental-fact-sheet- nal.pdf Jain, M. K., Oswal, S., 2013, Antibiotics in Dentistry – An Art and Science, Annals of Dental Specialty, 1:1 (20-26)     Kontributor: Mirna Aulia















(http://www.facebook.com/sharer.php? (https://twitter.com/share? (whatsapp://send? u=https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/medikasiurl=https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/medikasitext=https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/m antibiotik/) antibiotik/) antibiotik/)



Leave A Comment Your email address will not be published. Required elds are marked * Comment *



Nama *



Email *



POST COMMENT



(https://ibmm.fkg.ugm.ac.id)



Jl. Denta Sekip Utara Yogyakarta Telp.Fax +62-274-515307 fax:+62-274-547667 ext 106 email:[email protected] ARSIP



Select Month



© UNIVERSITAS GADJAH MADA KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY (HTTPS://IBMM.FKG.UGM.AC.ID/PRIVACY_POLICY)