Mekanika Batuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEKANIKA BATUAN UNTUK REKAYASA PERTAMBANGAN



IR SUJIMAN. MT



JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2007



BAB 1 MEKANIKA BATUAN 1.1 Difinisi dan Konsep Umum Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang mempelajari karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbangan medan gaya di sekitarnya, baik karena aktivitas manusia maupun alamiah. Menurut US National Committee on Rock Mechanics (1964) dan dimodifikasi (1974): Rock mechanics is : the theoritical and applied science of the mechanical behavior of rocks and rock masses, it is that branch of mechanics concernd with the response of rock masses to the force fields of their physical environment. Mekanika batuan mempelajari antara lain : 1. Sifat sifat dan mekanik serta karakteristik massa batuan. 2. Berbagai teknik analisis tegangan dan regangan batuan 3. Prinsip prisnsip yang menyatakan respons massa batuan terhada[p beban 4. Metodologi yang logis untuk penerapan teori teori dan teknik teknik mekanika untuk solusi problem fisik nyata di bidang rekayasa batuan. Mekanika batuan sendiri merupakan bagian dari subyek yang lebih lua yaitu Geomekanika., yang membahas tentang respons mekanik dan semua material geologi seperti batuan dan tanah. Mekanika batuan sebagai ilmu terapan menjadi suatu disiplin rekayasa koheren dalam tiga setengah dekade terakhir. Bidang rekayasa pertambangan sedah sejak kira kira dua dekade terakhir telah mulai mengambangkan teknik tekniknya sendiri bardasarkan kaidah kaidah mekanika batuan dalam rancangan dan pelaksanaan penggalian baik di permukaan maupun bawah permukaan. Dari pengalaman di lapangan telah dibuktikan bahwa aplikasi mekanika batuan untuk rancangan dan pelaksanaan operasi penambangan telah berhasil meningkatkan efisiensi struktur struktur dalam tambang (lereng penggalian, lubang bukaan, dan sebagainya), dan safety confidency.



Prediksi prediksi kondisi kekuatan dan



2



kelemahan suatu struktur telah ditingkatkan keakuratannya, sehingga mengurangi unsur trial and error. Pelaksana di lapangan dipermudah dan dipercepat penyelesaian pekerjaannya karena diterapkannya soistem monitoring selama dan setelah suatu pengalian terowongan. 1.2 Sifat massa batuan di alam dan asumsi dasar Massa batuan, karena proses terjadinya secara alamiah.memiliki sifat yang cenderung unik ( tidak ada kembarannya ).Meskipun secara deskritif namanya sama misalnya andesit,tetapi antara andesit satu dengan yang lain hampir pasti tidak sama persis.Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di alam adalah hetrogen,anisotrop,diskontinu. (1) Heterogen,artinya : -



Mineralogis : Jenis miniral pembentuk batuan berbeda-beda



-



Butiran padatan : Ukuran dan bentuknya berbeda-beda



-



Void : ukuran,bentuk dan penyebarannya berbeda-beda



(2) Anisotrop,artinya : -



Mempunyai sifat-sifat yang berbeda pada arah yang berbeda



(3) Diskontinu,artinya : -



Massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yang mengakibatkannya



tidak



kekar,sesar,retakan,fissure,bidang



kontinu



seperti



perlapisan.Struktur



karena geologi



ini



cenderung “memperlemah” kondisi massa bantuan. Kondisi di atas apabila diperlakukan sebagaimana adanya tidak memungkinkan dilakukan solusi dengan pendekatan logik-matematik.Oleh karena itu perlu penyederhanaan



dengan



asumsi,yang



semula



Heterogen-Anisotrop-Diskontinu



menjadi Homogen-Isotrop-Kontinu. Dalam asumsi di atas,seolah-olah terjadi kontradiksi atau saling bertolak belakang antara kondisi sebenarnya pada massa batuan denga asumsi yang dibuat.Tetapi asumsi itu harus disertai equivalensi,misalnya dari kondisi batuan B1,B2.B3 diasumsikan menjadi batuan B' yang homogen,isotrop,dan kontinu ( lihat Gambar 1.1 ).



3



1.3. Ruang Lingkup Mekanika Batuan Problem mekanika batuan dapat disebabkan oleh aktivitas manusia dan gejala alamiah.Persoalan rekayasa yang umumnya berkaitan dengan peran mekanika batuan mulai dari tahap para-rancangan hingga tahap operasional.Bidang-bidang rekayasa dimana disiplin mekanika batuan berperan penting ialah : (1)



Rekayasa



pertambangan



cutting),pemboran batuan,stabilitas



dan timbunan



:



penentuan peledakan



metode



penggalian



batuan,stabilitas



overburden,stabilitas



terowongan



(rock lereng dan



lombong (stoping) (2)



Indrustri minyak bumi : pemboran (oil drilling),rock fracturing.



(3)



Rekayasa sipil : pondasi jembatan dan gedung bertingkat,undergroung powerhouse,undergroung stroage,tunnel dangkal dan dalam,longsoran lereng batu,pelabuhan,airport,bendung,dsd.



(4)



Lingkungan hidup : rock fracturing kaitannya dengan migrasi polutan akibat limbah industri.



1.4. Interaksi Fungsional Pada Rekayasa Pertambangan Interaksi multi disiplin dalam rekayasa pertambangan di lukiskan seperti gambar 1.2. Tujuan utamanya ialah mengembangkan suatu skedul produksi dan biaya yang berkesinambungan untuk operasi penambangan. Kegiatan rancangan mekanika batuan memerlukan dukungan lingkungan organisasi yang mengizinkan pemaduan konsep,informasi dan aktivitas analitik yang diperlukan dari para manajemen,injiner perencanaan,geologis,dean injiner mekanika batuan.Pada Gambar 2 di tunjukkan,dependensi mutual setiap grup fungsional,dan injiner perencanaan tambang mengolah kontribusi tiap individual ke dalam gambar-gambar kerja,skedul produksi,dan estimasi biaya untuk implementasi selanjutnya.



4



MANAJEMEN



PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMBANG



GEOLOGI PERTAMBANGAN



MEKANIKA BATUAN



1.5. Impelementasi program mekanika Batuan Metodologi untuk implementasi program mekanika batuan di lukiskan dengan skema pada Gambar 1.3. Ada lima komponen program yang harus di laksanakan secara terintegrasi.



5



KARAKTERISTIK LOKASI Penentuan sifat sifat hidromekanika dari massa batuan induk yang akan ditambang



PERUMUSAN MODEL TAMBANG Konseptualisasi data karakteristik lokasi



ANALISIS REGANGAN Pemilihan dan aplikasi mrtode matematika dan komputasional untuk mengkaji beberapa tata letak dan strategi tambang



PEMANTAUAN KINERJA BATUAN Pengukuran respons massa batuan akibat operasi tambang



ANALISIS RETROSPEKTIF Kuantifikasi sifat massa batuan insitu, dan identifikasi bentuk respons dominan dari struktur tambang



6



Dari perspektif mekanika batuan,adalah sangat bermanfaat untuk mengetahui informasi rekayasa yang penting dari grup fungsional lain,demikian juga informasi dari grup mekanika batuan bermanfaat untuk para injiner perencana. Pada Gambar 1.3. terlihat adanya multi-pass loop karena : -



Tahap karakterisasi lokasi tidak pernah menghasilkan data yang cukup komprehensif yang dapat di pakai untuk merencanakan seluruh umur tambang



-



Rancangan tambang adalah proses evolutif dimana respon rekayasa di rumuskan untuk mencerminkan kinerja struktur tambang pada kondisi operasi sesungguhnya.



Dari Gambar 1.3. juga terlihat bahwa data yang di hasilkan dari analisis retrospektif selanjutnya di pakai sebagai umpan balik (feed back) untuk memperbarui (up date) data karakterisasi lokasi,dan formulasi model tambang serta analisis rancangan.



7



KARAKTERISTIK BATUAN Dalam mekanika batuan sifat sifat batuan dapat dikelmpokkan menjadi 2 bagian : 1. Sifat Fisik Meliputi :



- Bobot isi − Berat Jenis − Porositas − Absorpsi − Void ratio



2. Sifat Mekanik Meliputi : -



Kuat tekan



-



Kuat tarik



-



Modulus elastisitas



-



Poisson ratio



-



Sudut geser dalam



-



Kohesi



-



Kuat geser



Pengujian : -



Laboratorium



-



Lapangan



Jenis test batuan berdasarkan kerusakan bahan : 1. Non destructive test Adalah : pengujian tanpa merusak conto misalnya pada pengujian sifat fisik dan ultrasonic velocity test. 2. Destructive test Adalah pengujian yang mengakibatkan conto batuan rusak atau hancur misalnya pada pengujian kuat tekan, kuat geser, triaxial, point load test. Sifat fisik batuan berkaitan dengan : -



rancangan peledakan



-



Perencanaan penambangan



-



Perhitungan beban dan analisis regangan



-



Analisis kemantapan lereng



8



Penentuan sifat fisik batuan di laboratorium 1. Penyiapan conto batuan Di laboratorium dengan core machine, kalau di lapangan dengan core drilling.



Keterangan : H : tinggi conto, biasanya ≥ 2 d D : diameter conto 50 mm hingga 70 mm 2, Penimbangan Wn : Berat perconto asli Wo : Berat perconto kering (setelah dioven 24 jam, kurang lebih 90 derajad Ww : Berat conto jenuh ( setelah dijenuhkan selama 24 jam) Wa : Berat conto jenuh + berat air + bejana Wb : Berat perconto jenuh tergantung didalam air + berat air + berat bejana Ws : Berat perconto jenuh dalam air = Wa – Wb Vtp : Volume perconto tanpa pori pori = Wo – Ws Vt : Volume perconto total = Ww-Ws



2. Penentuan sifat fisik batuan - Berat isi air



: Mw



- Bobot isi asli (natural density)



: M = Wn/(Ww-Ws)



- Bobot isi kering (dry density)



: Md = Wo/(Ww-Ws)



- Bobot isi jenuh (saturated density) : Ms = Ww/(Ww-Ws) - Berat jenis semu (apperent density) : ρ ap = {Wo /(Ww-Ws)}/ γw - Berat jenis nyata (true spesifik density) : ρ tr = {Wo /(Wo-Ws)}/ γw - kadar air asli(natural water content) : (Wn-Wo)/Wo X 100% - Kadar air jenuh (absorption)



: (Ww-Wo)/Wo X 100%



- Derajad kejenuhan



: (Wn-Wo)/(Ww-Wo) X 100%



- Porositas



: n = (Ww-Wo)/(Ww-Ws) X 100%



- Void ratio



: e = n/1-n



9



Contoh soal : Pada kondisi aslinya, sebuah contoh batuan mempunyai massa 2290 gram, dan volume 1.15 X 10



-3



m3. Setelah dikeringkan dalam oven massanya menjadi



2035 gram. Gs(berat jenis) : 2.68. Tentukan kerapatan butiran, berat isi, kadar air, angka pori, porositas, derajad kejenuhan, dan kandungan udara. Catatan : Berat isi air = 9.8 KN/m3 Jawab : - Kerapatan butiran : ρ = M/V = 2.290 gr/1.15 X 10-3 m3 = 1.991 kg/m3 - Berat Isi = ρ x Mw = 1991 kg/m3 X 9.8 KN/m3 = 19.500 KN/m3. - Kadar air w = Mw-M/M = 2990-2035/2035 = 0.125 atau 12.5% - Angka Pori =



e = Gs(1+w) ρw/ ρ-1 = 2.68(1+0.125)1000/1990 -1 = 2.68*1.125* 0,502513 -1 = 0,515077



- Porositas n = e/1+e = 0.52/1-0.52 = 0.34 atau 34 % - Derajad kejenuhan 64.5%



Sr = wGs/e = 0.125*2.68/0.52 = 0.645 atau



- Kandungan udara, A = n(1-Sr) = 0.34*0.355 = 0.121 atau 12%



Penentuan Sifat Mekanik Jenis pengujian sifat mekanik yang umumnya dilakukan di laboratorium mekanika batuan diantaranya : 1. Test uji kuat tekan (unconfined compression test) 2. Uji kuat tarik ( Indirect tensile strength test) 3. Uji beban titik (point load test/test franklin) 4. Uji triaxial (triaxial compression test) 5. Uji kuat geser langsung (punch shear test) 6. Uji kuat geser pada σn tertentu (direct box shear strength test) 7. Uji kecepatan gelombang ultrasonik (ultrasonic velocty)



Adapun jenis penentuan sifat mekanik di lapangan (insitu test) antara lain ialah : 10



1. Rock loading test (jacking test) 2. Block shear test 3. Insitu triaxial compression test 4. Hidraulic fracturing Keuntungan pengujian insitu : -



lebih representatif, karena pengujian dilakukan pada kondisi asli dan menyangkut volume batuan yang lebih besar.



Kerugian : -



Memerlukan waktu lebih lama untuk persiapan dan mobilisasi peralatan



-



Biaya menjadi lebih mahal.



Pengujian di Laboratorium Pengujian kuat tekan uniaxial Alat mesin kuat tekan uniaksial Perlengkapan :



Dial gauge atau strain gauge Jangka sorong Squaness gauge



Alat penunjang



: laboratory core machine Specimen cutting machine



11



Plat penekan Penyebaran tegangan teoritis



Penyebaran Tegangan sebenarnya Kondisi tegangan triaxial



TEORITIS



Sebelum di test



Bentuk pecahan setelah di test



EKSPERIMEN



12



Sifat- sifat dari bahan (batuan ) didalam menghadapi gaya. Bila sutau benda padat (batuan)menghadapi deformasi dengan tekanan yang meningkat, maka benda atau bahan itu akan mengalami perubahan melalui 3 fase: A. Fase deformasi anyal : yaitu bila gaya berkerja ditiadakan , mka benda itu akan kembali pada bentuk dan volumenya semula. Jadi dalam hal ini tidak akan terjadi sutau keretakan yang kekal. Dalam keadaan demikian keretakan akan sebanding dengan tegasan. B. Fase deformasi plastis: bila tegasan pada benda itu ditingkatkan dan batas anyalnya daripada benda (batuan) itu telah tercapai dan dilampaui maka batuan akan berubah secara kekal. C. Kalau tegasan pada batuan kita tingkatkan lagi, maka akhirnya batuan akan mencapai suatu fase dimana batuan itu akan patah, maka akan terjadi suatu gejala patahan. Keadaan batuan dimana ia berada antara atas anyal dan batas ia mulai patah ,benda tersebut berada dalam keradaan “Plastis”. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan pada batuan adalah: 1. Tekanan penambahan tekanan akan meningkatkan atas elastitentnya. 2. Suhu ; peningkatan pada suhu akan memperlemah sifta dari batuan, pada suhu yang tinggi batuan akan lebih mudah mengalami perubahan. 3. Waktu: walaupun tekanan itu lemah (kecil) , tetapi bila ia berjalan / berkerja dalam waktu yang lama sekali pada suatu batuan, mka lama – lama batuan itu akan berubah. Dalam geologi,gejala demikian merupakan peranan yang penting ; umpamanya ; gejala lomgsor. 4. Adanya gejala pelarutan melalui pori –pori dalam batuan 5. Inhomogenetes (ketidak seragaman ) dalam susunan lapisan batuan (adanya perlapisan dalam batuan) Pengertian mengenai sumbu-sumbu keterakan dan tegasan dan elip tegasan (Srress Ellipsoid) dalam Struktur.



13



Bilas berada dalam ditekan secara konstan, maka dalam benda itu selalu mungkin untuk menarik 3 buah bidang yang akan saling berpotongan tegak lurus satu sama lainnya pada suatu titik . Ketiga garis perpotongan dari bidang – bidang tersebut akan membentuk susunan “ principle exes of stress ( sumbu / poros tegasan utama ) dan tegasan yang berkerja melaui poros-poros tersebut disebut tegasan utama Principle stress pada titik itu . pada umumnya tegasan- tegasan yang berkerja pada suatu titik bersarnya tidak sama. Maka salah satu poros akan searah dengan yang terkecil, dan yang terkecil dan yang lain lagi dengan yang sedang.



Gaya (tekanan )yang aktip berkerja pada benda itu dan yang akan menyebabkan terjadinya deformasi , merupakan selisih antara gaya yang terbesar dan terkecil, sekali lagi keretakan hanya menyatakan perubahan bentuk dan vulome saja jadi singkatnya merupakan suatu gagasan geometri, dan sama sekali tidak menyatakan apa-apa mengenai tegasan yang dikenakan. Perubahan tersebut dapat sangat berbeda bila ia terjadi melalui ketiga porosnya. Dalam hal demikian ,maka arah dimana terjadi perpendekan yang besar disebut poros terbesar (utama) kemudian yang lainya intermediate dan least. Jadi dalam hal ini akan ada perubahan dalam bentuk, atau disebut distrortion. Bila sekarang keretakan untuk ketiga sumbu itu sama semua ( berarti ada penngerutan atau pengembangan dalam perbandingan yang sama ), maka hasilnya akan terjadi perubahan dalam vulome, atau dilation. Dalam “rock deformation“ biasnya distortion dan dilation terjadi bersamaan, hanya yang lebih menonjol dalam struktur adalah distrotion. eIlip yang dihasilkan dari sebuah bola homogen yang mengalami perubahan homogen pula didalam batas elastis disebut “ Strain ellipsoid “ . bila pada saat deformasi berjalan, sumbu-sumbu keterakan (strain axis) Dan tegasan kedudukannya tetap sejajar, maka pada benda itu akan terjadi perubahan yang disebut pure irrotation, tetapi bila ada perputaran pada porosnya maka ia disebut rolation deformation pada tekanan dan tarikan yang langsung, perobahan yang terjadi



14



adalah irrotational , tetapi pada “shearing couples” akan menimbulkan perputaran pada poros keterakan yang terjadi pada badan yang berubah secara elastis. Suatu benda bulat homogen yang diubah di bawah batas anyal , benda itu dapat tetap mempunyai bentuk bulat, hanya ukurannya yang tidak sama (mengalami tekanan yang sama dari setiap arah = confining pressure}; atau dapat menjadi lonjong {ellipsoid} dimana salah satu dari porosnya akan menjadi jauh lebih pendek atau lebih panjang. Poros-porosnya (dari ellipsoid tersebut) kita sebut poros-poros keterakan. Juga disini ada yang maximum, sedang dan minimum.



Teori mengenai pembentukan Rekahan pada batuan Banyak teori –teori yang dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya kekandasan pada bahan bila ia mengalami suatu tekanan, terutama dalam hal pembentukan rekahanrekahan gerus (shear fractures) dan hubungannya dengan besarnya sudut yang mereka bentuk. Pada garis besarnya ada 2 (dua) gejala tegasan yang dapat terjadi di alam, yaitu yang berupa tarikan dan lainnya berupa tekanan. Dibawah suatu tarikan (tension), batuan akan patah melalui bidang-bidang patahan yang arahnya tegak lurus terhadap arah daripada tegasan (tensile stress). Bila suatu benda berada dalam keadaan ditekan, maka tiap bidang, kecuali bidang yang tiga yang membentuk poros-poros tegasan, dalam benda itu akan dipengaruhi oleh suatu tegasan normal dan tegasan geser (shearing stress). Tegasan-tegasan geser ini secara teoritis besarnya akan maximum pada bidang-bidang yang membuat sudut 45 derajad dengan poros tegasan utama terbesar dan terkecil dan berpotongan pada poros menengah. Tetapi didalam kenyataannya sudut antara dua rekahan geser itu besarnya kurang dari 90 derajad (lihat gambar 3.4 ). TeoriCoulomb Mohr tentang pembentukan rekahan geser (shear failure).



15



Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Coulomb tahun 1773 dan kemudian dilakukan perobahan-perobahan oleh Mohr tahun 1882 dan lainnya. Penjelasan Coulomb Mohr mengenai rekahan ini adalah kira-kira sebagai berikut : Bila suatu tegasan tekanan (direct stress) dikenakan terhadap suatu batuan, maka rekahan-rekahan geser akan terjadi dengan arah arah yang sejajar dengan 2 bidang dimana tegasan gesernya (shearing stress) bekerja paling maximum, dan pada saat yang sama tegasan normal yang paling kecil. σ Rekahan yang sebenarnya



τ



σ1



(1)



terbentuk, membuat sudut kecil dengan



P



θ α



Min Axis σ



A (2)



τ



D σ1



Max Axis θ



α



B A



D



σ



(3)



C



Angle of Internal Frictions



(4)



σ1 τ θ



α



(1) 16



B



C



Berikut ini akan diuraikan secara teoritis bagaimana tegasan geser dapat mencapai maximum relatip terhadap tegasan – normal bila bidang geser itu mempunyai kemiringan 45 derajat terhadap tekanan terbesar σ 1 : merupakan tekanan yang dibebankan terhadap batuan berbentuk bujur sangkar ABCD (σ 2 dan σ 3 dianggap σ ). A-C : Memeperlihatkan penguraian gaya yang bekerja terhadap bidang geser dalam ABCD. Pertama-tama yang dapat kita lihat dari gambar ini adalah :



τ



= σ 1 cos σ , dan σ = σ 1 sin θ



AD = sin θ



, dan



dan kemudian



AD/AC = sin θ



dan kemudian



AC = AD/sin θ Bila gambar ini kita anggap sekarang sebagai satuan batuan yang mempunyai ukuran luas, maka permukaan untuk bidang : AC = 1 / Sin θ Jadi nilai komponen normal dari σ yang sebenarnya bila dinyatakan dalam satuan luas akan : = σ / AC =



σ 1 sin θ 1/ sin θ Karenanya σ = σ 1 sin 2 θ



Demikian juga sama halnya dengan nilai komponen Q bila dinyatakan dalam gaya /satuan luas akan = = τ =



/ AC



σ 1 Cos θ 1/sin θ



τ



= σ 1 Cos θ



sin θ



17



Sekarang kita dapat membuat suatu table dengan memasukkan nilai-nilai Qkedalam rumus-rumus tersebut diatas.



(θ )







= σ 1



sin θ )







= σ 1 Cos θ



sin



θ )



___________________________________________________________ 0



0.0000



0.0000



10



0.3000



0.1710



20



0.1165



0.3214



30



0.2500



0.4330



40



0.4130



0.4925



45



0.5000



0.5000



50 0.5870 0.4925 60 0.7500 0.4330 70 0.8832 0.3214 80 0.9700 0.1710 90 1.0000 0.0000 ___________________________________________________________



18



Pergeseran pada bidang geser ini hanya mungkin terjadi bila tahanandalamnya dapat dilampaui. Ini berarti



bahwa patahantidak akan terjadi pada bidang yang



membuat sudut 45 derajat ,tetapi pada suatu bidang dimana terdapat perbandingan yang paling besar antara komponen geser (τ



), taqhanan dalam,



dan persenyawaan molekul (kekuatan bahan). Kalau kita perhatikan arah daripada komponen normal (σ ) maka komponen ini akan berpungsi



lebih



meningkatkan,baik



tahanan



dalam



maupun



kekuatan



bahan,Maka dengan demikian geseran akan lebih mudah terjadi pada bidangbidang yang membuat sudut kurang dari 45 derajat dengan σ 1,karena dakam hal demikian, tegasan normal akan menjadi lebih kecil. Secara singkat teori kekandasan ini menjelaskan : bahwa kekandasan pada batuan akan terjadi bila tegasan geser telah dapat melampaui kohesi dari bahan tersebut (τ



o ) ditambah dengan daya tahan pada bidang geser. Atau bila dinyatakan



secara matematis adalah :



τ



=



τ



(τ o + σ 1 tan θ ), dimana = Tegasan geser total



Sudut yang dibuat antara θ



σ dan bidang geser : = + ( 45 - ½ φ )



berkisar antara 10dan 50 untuk batuan, tetapi biasanya berkisar antara 30-40, dan sudut ini disebut “angle of internal friction”. θ



19



Pada dasarnya tekanan pada batuan akan menghasilkan 3 (tiga)macam rekahan: Batuan itu akan pecah-pecah melalui 2 (dua) bidang, yang saling berpotongan (disebut shear planes tadi) dimana sudut perpotongannya yang kecil akan menghadap ke poros utama tegasan(P pada gambar). Yang paling besar akan menghadap ke poros tegasan minimal ( R pada gambar).Sedangkan poros Q akan searah dengan perpotongan kedua bidang patahan tadi. Tekanan ini akan menimbulkan gaya tegangan pada bidang-bidang tegak lurus pada arah tekanan,Dalam hal ini akan timbul pecah-pecah (rupture) melalui bidangbidang parallel pada p termasuk Q,sedangkan R tegak lurus padanya. Rekahan



demikian pada batuan disebut “extension fracture” atau juga disebut



cleavage fracture . Di alam dapat disamakan dengan apa yang disebut “tension gashes” tetapi ini biasanya diisi oleh bahan-bahan dari magma dan membentuk gash fracture. Gejala-gejala demikian sangat pentingdalam memberi informasi pada keterakan daripada batuan. 1. Kalau tekanan P menjadi berkurang



atau hilang sama sekali, maka



pecah-pecah pada batuan rupanya akan terjadi pula, tetapi melalui bidangbidang pecah yang arahnya tegak lurus pada P, dan rekahan yang demikian disebut “release fracture”.



20