Membangun Jaringan Dalam Advokasi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN



“MEMBANGUN JARINGAN DALAM ADVOKASI KESEHATAN” Dosen Pengampu : Reni Agustina Harahap, SST, M.Kes



Disusun Oleh : KELOMPOK 6 PEMINATAN PKIP SEMESTER 5 1.



Arifin Shaleh Lubis



(0801203406)



2.



Nurmiah Dongoran



(0801203143)



3.



Jihan Goldaren Mahendra



(0801203268)



4.



Shita Ayu Azizi



(0801203245)



JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2022



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-Nya pula kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan insyaallah tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Advokasi Dalam Promosi Kesehatan dengan judul “Membangun Jejaring Dalam Advokasi Kesehatan” dengan harapan makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi kami dan bagi para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih Ibu Reni Agustina Harahap, SST, M.Kes selaku Dosen pengampu pada mata kuliah Advokasi Dalam Promosi Kesehatan, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga hal yang kami sampaikan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Medan, 08 Oktober 2022 Kelompok 6



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1 1.1



Latar Belakang.............................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.......................................................................................................2



1.2



Tujuan..........................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3 A. Pengertian Jaringan Advokasi.........................................................................................3 B. Tujuan Jaringan Advokasi...............................................................................................5 C. Manfaat Membangun Jaringan........................................................................................5 D. Tahap Membangun Jaringan...........................................................................................6 E. Teknik Melestarikan Jaringan.........................................................................................8 F.



Keuntungan dan Kerugian Melakukan Jejaring..............................................................9



G. Penerapan Jejaring Sosial Bagi Petugas Kesehatan......................................................11 H. Hambatan Penerapan Jejaring.......................................................................................11 BAB III PENUTUP................................................................................................................13 3.1



Kesimpulan..................................................................................................................13



3.2



Saran............................................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Advokasi selalu dimulai dengan tujuan, dan jaringan atau koalisi berada dalam



konteks advokasi. Pembentukan jejaring atau koalisi dalam advokasi kesehatan merupakan bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama dalam kebijakankebijakan peraturan dan hukum yang ada terkait isu masalah kesehatan. Membangun jejaring pada hakekatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar. Perlu diketahui bahwa membangun jaringan sangat diperlukan agar pekerjaan advokasi menjadi lebih efektif. Akan tetapi, tidak semua perserta setuju atau menyadari hal ini. Mungkin saja peserta sama sekali tidak dapat melihat kaitan antara isu yang mereka tangani dengan jaringan. Atau mungkin mereka mengetahui pentingnya membangun jaringan, tetapi merasa bahwa di organisasi mereka sudah terlalu banyak tantangan yang harus dihadapi sehingga tidak ada kesempatan untuk melakukan pekerjaan lain. Mereka mungkin juga menentang identitas atau tujuan kelompok lain yang ada di jaringan tersebut. Serta mungkin mereka merasa tidak memiliki keahlian atau pengetahuan yang diperlukan tentang kelompok lain yang ada di jaringan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, sebelum membentuk sebuah jaringan maka perlu mempelajari materi tentang membangun jaringan advokasi terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar suatu kelompok organisasi atau individu tersebut tertarik untuk membentuk sebuah jaringan. Apabila para anggota kelompok telah tertarik dengan hal tersebut, maka diharapkan diskusi mengenai membangun jaringan dapat dilanjutkan dan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.



1



1.2



1.2



Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan jejaring advokasi ?



2.



Apa tujuan dari jejaring advokasi ?



3.



Apa manfaat dari jejaring advokasi ?



4.



Bagaimana tahap membangun jejaring advokasi ?



5.



Bagaimana teknik melestarikan jejaring ?



6.



Apa saja keuntungan dan kerugian melakukan jejaring ?



7.



Bagaimana penerapan jejaring sosial bagi petugas kesehatan ?



8.



Apa saja hambatan dalam penerapan jejaring ?



Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi, tujuan, manfaat serta teknik jejaring advokasi. 2. Untuk mengetahui tahapan membangun jejaring advokasi. 3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian melakukan jejaring 4. Untuk mengetahui penerapan jejaring sosial bagi petugas kesehatan. 5. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan jejaring.



2



BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian Jaringan Advokasi Jaringan advokasi adalah kelompok-kelompok organisasi maupun perorangan yang



bekerjasama untuk mencapai perubahan dalam kebijakan hukum dan program untuk suatu isu atau masalah tertentu. Jejaring bersifat universal, hampir setiap orang menjadi anggota satu atau lebih jejaring baik formal maupun informal. Setiap anggota kelompok, memiliki kesamaan dengan anggota kelompok lainnya. Jaringan advokasi terkadang menjadi inti dari suatu kelompok yang peduli atau mendukung suatu alasan atau aksi. Dengan jejaring, memungkinkan bekerjasama, berkolaborasi, dan berbagi keahlian untuk mempengaruhi kebijakan. Jejaring yang efektif adalah yang terorganisir, memiliki identitas kelompok, berfungsi sesuai prosedur, dan norma yang dapat menciptakan pembuatan keputusan yang berguna dan bermanfaat. Jaringan sering disebut sebagai aksi kelompok bersama, kelompok kerja, gugus tugas, koalisi, aliansi, dan lain-lain. Jaringan sering dibangun berdasarkan lokasi geografis (lokal, subregional, regional, internasional), dan beranggotakan organisasi-organisasi, individu-individu atau kombinasi keduanya. Beberapa jaringan dibuat sebagai alat untuk berbagi informasi, membangun solidaritas, memobilisasi sumber daya, sementara jaringan yang lain dibangun berdasarkan isu atau tema-tema tertentu, dan dapat bersifat sementara, tergantung pada sifat aktivitas yang mereka lakukan. Jaringan dapat bersifat informal atau formal. Perbedaannya, jaringan formal memiliki struktur koordinasi resmi, sementara yang informal tidak. Terdapat perbedaan besar antara jaringan yang sangat informal dan jaringan yang sangat formal. Struktur suatu jaringan bergantung pada banyak faktor, yang paling penting adalah: 



Apa yang ingin dicapai oleh jaringan Anda?







Sumber daya apa yang Anda miliki (waktu, uang dan manusia); dan







Bagaimana anggota Anda menginginkan jaringan tersebut diorganisasir? 3



Adapun karakteristik Jejaring, meliputi : 1.



Sekelompok orang atau individu bersama mencapai tujuan atau minat yang sama



2.



Wahana tukar pikiran (belajar bersama), berkomitmen, berbagi tujuan (cara kerja)



3.



Bentuk komunikasi baik



4.



Berkomitmen berbagi tanggung jawab



5.



Keanggotaan, berbagi tujuan dan cara kerja. Aset terpenting yang dimiliki jaringan advokasi adalah informasi dan komunikasi.



Informasi disebarkan untuk mengubah persepsi dan preferensi aktor dan pada akhirnya perilaku mereka. Informasi selalu merupakan komponen penting dari taktik kampanye konvensional dan tidak konvensional, termasuk pendidikan dan pengembangan kapasitas, hubungan masyarakat, petisi, lobi, dan boikot produk atau produsen. Jaringan advokasi menggunakan informasi dalam tiga cara berbeda. Pertama, mereka menghasilkan dan menyebarkan informasi baru atau berbeda untuk mengubah logika yang mendasari masalah kebijakan. Informasi tersebut dapat merevisi evaluasi kebijakan yang ada, meningkatkan biaya opsi kebijakan yang tidak diinginkan, atau mengubah pandangan publik tentang aktor kunci. Kedua, informasi dapat menarik perhatian pada isu-isu baru atau membingkai ulang isu-isu yang ada dengan cara yang beresonansi dengan audiens yang lebih besar; ini sering melibatkan penggunaan simbol, pertunjukan, dan narasi secara kreatif. Ketiga, jaringan advokasi menggunakan informasi untuk mendapatkan dukungan dari sekutu yang tidak dapat dimanfaatkan sendiri oleh anggota jaringan individu. Keberhasilan dan taktik jaringan advokasi sangat bergantung pada sistem pemerintahan di mana mereka beroperasi. Sifat hubungan negara-masyarakat (akomodasi atau represi), luasnya institusi demokrasi langsung (inisiatif, referendum, dan recall), sistem pemilihan (mayoritas atau proporsional), keterbukaan proses pembuatan kebijakan, dan akses ke pemimpin politik secara signifikan mempengaruhi hasil. upaya jaringan advokasi. Ketika jaringan advokasi menemui hambatan di tingkat domestik, mereka dapat memperluas upaya mereka ke tingkat regional atau internasional. Berjejaring bukan hanya pertukaran informasi dengan orang lain dan tentunya bukan tentang meminta bantuan. Jaringan adalah tentang membangun dan memelihara hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan orang yang kamu temui.



4



B.



Tujuan Jaringan Advokasi Craig Hickman et al dalam bukunya The Fourth Dimension, 1966 mengatakan bahwa



tujuan pokok jejaring (network) adalah menyatukan bakat, potensi, kemampuan, baik individu, kelompok maupun seluruh jajaran organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta kemampuan bersama yang makin besar. Fokus yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pokok yaitu: mempersatukan bakat, kecakapan, keterampilan serta kemampuan lainnya yang masih diperlukan organisasi. bagaimana membina dan mengembangkan hubungan untuk meningkatkan kemampuan bersama guna mencapai tujuan yang disepakati termasuk meningkatkan kesatuan dan persatuan organisasi. Unsur pokok yang dapat membantu tujuan membangun Jejaring ialah: membina dan mengembangkan



sumberdaya



manusia.



mengembangkan



kemampuan



organisasi.



Mewujudkan pencapaian tujuan bersama. C.



Manfaat Membangun Jaringan Berjejaring adalah sebuah cara untuk membangun kerja sama nasional, regional atau



internasional yang dapat memperkokoh hasil dari segala aktivitas yang dikerjakan oleh organisasi berbasis komunitas. Di dalam istilah yang lebih populer, jaringan memiliki 'efek sinergi'. Sinergi berarti bahwa total efek dari hal-hal yang dilaksanakan bersamasama lebih besar dari pada total tindakan individual. Adapun manfaat membangun jejaring adalah : 1.



Mencapai sesuatu bersama yang tidak dapat dicapai sendirian.



2.



Memperkuat advokasi kesehatan



3.



Memengaruhi orang lain yang berada di luar maupun di dalam jaringan.



4.



Memperluas pemahaman terhadap suatu isu masalah kesehatan dengan mengumpulkan konstituen yang berbeda-beda.



5.



Berbagi pekerjaan.



6.



Mengurangi atau mencegah pengulangan kegiatan dan menghemat sumber daya.



7.



Meningkatkan pertukaran ide, pendapat, pengalaman, dan keterampilan.



8.



Menimbulkan rasa solidaritas, dukungan moral dan psikologis;



9.



Dalam situasi tertentu, dapat memobilisasi sumber daya keuangan.



5



D.



Tahap Membangun Jaringan



Tahap 1 : Menyiapkan pernyataan tujuan Pernyataan Tujuan adalah sebuah pernyataan yang jelas dan telah disetujui oleh semua anggota jaringan tentang keberadaan jaringan tersebut, nilai-nilai yang terkandung dalam jaringan tersebut dan hal-hal yang ingin dicapai oleh jaringan tersebut. Pernyataan tujuan sering menjadi deskripsi tentang jaringan Anda kepada publik, sehingga pernyataan tersebut harus akurat dan dapat diterima. Pernyataan tersebut harus sederhana, singkat, dan cukup luas agar dapat didukung oleh berbagai macam organisasi dan/atau individu. Pentingnya untuk menjaga agar jaringan tersebut tetap pada satu tujuan harus selalu ditekankan. Usaha-usaha untuk berpindah jalur dapat mengakibatkan usaha-usaha yang terpisahpisah dan, pada akhirnya, kegagalan. Tahap 2 : Tentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek Dengan tujuan yang jelas, Anda akan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh jaringan Anda. Pertama Anda harus membedakan antara tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan Jangka Panjang adalah suatu pernyataan yang luas yang mendeskripsikan perubahanperubahan yang ingin Anda capai dari tindakan yang Anda lakukan. Tujuan Jangka Pendek adalah pernyataan yang spesifik dan terukur dari perubahan yang ingin dicapai oleh sebuah jaringan atau organisasi dalam waktu tertentu. Tahap 3 : Membuat rencana kerja Setelah menulis pernyataan tujuan dan menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, Anda perlu membuat rencana kerja. Sebuah rencana kerja adalah tahapan-tahapan tertentu yang dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sebuah rencana kerja paling tidak harus meliputi: 1.



Menentukan kegiatan yang perlu untuk dilakukan untuk mencapai tujuan.



2.



Menentukan sumber daya yang akan dipakai.



3.



Memberikan tanggung jawab atas kegiatan kepada orang-orang di organisasi Anda.



4.



Menetapkan tenggat waktu untuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan.



5.



Menerapkan, mengawasi dan mengevaluasi.



6



Tahap 4 : Menetapkan peraturan dasar Pada awal proses pembangunan jaringan, sangat penting untuk membahas tentang bagaimana anggota jaringan saling berinteraksi. Banyak jaringan yang mengembangkan "Peraturan Dasar" dan sepakat untuk mematuhinya dalam setiap pertemuan dan bentuk interaksi antar anggota jaringan lainnya. Peraturan dasar dapat menciptakan ruang yang aman bagi anggota jaringan untuk saling bekerjasama. Sebuah lingkungan yang aman dan saling menguntungkan harus dikembangkan dan dipelihara sepanjang keberadaan jaringan tersebut. Hal ini perlu dilakukan dalam pembangunan jaringan karena individu-individu yang ada di dalam jaringan merupakan wakil dari kelompok yang lebih besar. Rasa curiga dan tidak percaya akan menurunkan produktivitas, partisipasi dan mengisolasi anggota-anggota jaringan. Tahap 5 : Menentukan proses pembuatan keputusan Setiap jaringan perlu untuk menetapkan tugas atau serangkaian tugas yang disetujui bersama. Hal ini tentu saja memerlukan pembuatan keputusan. Memutuskan bagaimana keputusan-keputusan tersebut akan dibuat akan memberikan gambarantentang partisipasi anggota dalam jaringan tersebut dan membangun kepercayaan dalam prosesnya. Pembahasan tentang bagaimana anggota jaringan membuat keputusan pada awal terbentuknya jaringan akan membantu kelompok, tidak hanya untuk menentukan tata cara operasional kelompok tersebut tetapi juga mengurangi konfliktyang mungkin terjadi apabila peraturan tidak jelas dan tidak ditegakkan. Tahap 6 : Siapkan rencana komunikasi Tantangan terbesar bagi kebanyakan jaringan adalah komunikasi yang efektif penyampaian dan penerimaan informasi yang sesuai jadwal. Komunikasi yang baik merupakan hak yang sangat penting bagi sukses atau tidaknya suatu jaringan. Untuk komunikasi resmi di dalam jaringan, Anda dapat melakukan pertemuanrutin dan/atau newsletter sebagai alat komunikasi utama. Pilihan lainnya, yang juga memiliki fungsi yang sama, adalah faks, e-mail, surat, telepon, telekonferensi, atau memo yang melaporkan perkembangan terakhir darisatu divisi ke divisi lain atau antar anggota. Apapun cara yang Anda pakai, buatlah suatu prosedur tetap untuk sirkulasi informasi yang harus segera disampaikan kepada semua yang memerlukannya agar mereka dapat bekerja secara efektif.



7



Tahap 7 : Pilih satu struktur organisasi Menentukan suatu struktur yang tepat untuk jaringan Anda akan menjadi suatu pencapaian yang besar dalam pengembangan jaringan Anda. Sebuah jaringan yang resmi merupakan struktur yang jauh lebih rumit daripada serangkaian kotak dan garis yang diatur dengan rapi dalam tabel organisasi. Struktur organisasi mencerminkan cara sebuah jaringan dalam menyampaikan program dan layanannya serta mencapai tujuannya. Ada beberapa prinsip yang memandu pembuatan struktur jaringan. Tahap 8 : Memastikan ketersediaan sumber daya Apa yang dapat dilakukan oleh sebuah jaringan dan cara anggota jaringan bekerjasama sangat bergantung pada sumber daya jaringan tersebut. Anda perlu membuat perkiraan yang akurat tentang ketersediaan sumber daya bagi jaringan Anda. Jika tidak, secara tidak langsung Anda akan menyabotase usaha Anda sendiri, atau menghilangkan hasil yang ingin anda capai. Pada umumnya, ada tiga macam sumber daya: uang, manusia dan jasa. E.



Teknik Melestarikan Jaringan Setiap individu, kelompok atau institusi/lembaga selalu menginginkan agar jaringan



kemitraan yang telah dirintis dan dikembangkan menjadi jaringan kemitraan yang lestari selamanya dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan jaringan kemitraan tersebut diantaranya : 1.



Memberikan informasi yang up to date Dengan informasi yang diberikan secara terus menerus, maka mitra kerja sebagai



bagian dari jaringan kemitraan merasa diperhatikan eksistensinya sehingga akan memberikan respon sebagai bagian dari rasa keterkaitan dengan kita. 2.



Memberikan progress report tentang perkembangan program yang dikembangkan bersama. Progress report sangat penting artinya, karena melalui progress report maka program



yang dikembangkan bersama dapat diketahui perkembangannya. Dengan mengetahui perkembangan program yang dikelola oleh anggota jaringan kemitraan, maka akan timbul ide-ide baru untuk perkembangan program selanjutnya.



8



3.



Diskusi dan pertemuan Kegiatan diskusi atau pertemuan antar anggota jaringan kemitraan diperlukan untuk



lebih mempererat hubungan kerja, juga untuk menjaring ide, gagasan baru atau pemecahan masalah yang dimungkinkan dapat dilakukan bersama sesuai dengan tugas masing-masing. Dengan cara ini mereka merasa ada hal yang memang diharapkan dari masing-masing anggota jaringan, sehingga kedudukan mereka dalam jaringan kemitraan sungguh berarti. Dengan demikian akan muncul rasa bangga dari masing-masing anggota, karena dari ide mereka program itu muncul, atau masalah itu dapat dipecahkan. 4.



Kunjungan berkala Kunjungan berkala dimaksud adalah upaya untuk saling mengunjungi tempat usaha,



tempat kegiatan, tempat program berlangsung secara bergantian. Dengan cara tersebut maka akan timbul hubungan yang kuat antar anggota. Dengan demikian akan muncul kegiatan tindak lanjut untuk saling mengunjungi dan akhirnya lebih mengekalkan hubungan jaringan kemitraan yang telah dibina. 5.



Pendekatan individual/informal Hubungan jaringan kemitraan hendaknya jangan hanya didasarkan pada hubungan



formal /kedinasan, akan lebih baik dan lebih solid apabila ada hubungan “individual” di luar hubungan kedinasan. Dengan hubungan informal ini biasanya segala masalah, ide dan gagasan akan lebih lancar, sehingga semua respon akan mudah muncul dan akhirnya mempermudah peningkatan hubungan kerja. Tetapi hubungan individual ini jangan diartikan sebagai hubungan untuk keperluan individu sehingga membelokkan arah dari upaya pengembangan lembaga menjadi pengembangan urusan pribadi. F. a)



Keuntungan dan Kerugian Melakukan Jejaring Keuntungan Keuntungan dalam berjejaring sosial dalam mencari kemitraan dari institusi atau



sekelompok individu untuk mencapai tujuan yang sama adalah sebagai berikut : 1.



Memperluas dukungan.



2.



Menyediakan keamanan dan upaya advokasi.



3.



Memperbesar sumber daya dengan meningkatkan financial dan sumber daya pro.



4.



Meningkatkan kredibilitas dan pengaruh upaya advokasi. 9



5.



Membantu penciptaan lapangan kepemimpinan baru.



6.



Membantu dalam jaringan individu dan organisasi.



b)



Kerugian Beberapa kerugian yang didapatkan dalam melakukann jejaring, yaitu :



1.



Kewajiban tidak terbatas. Sebuah jejaring kerja sama umumnya memiliki kewajiban yang tidak terbatas. Hal ini mengharuskan kelompok jejaring bertanggung jawab atas kewajibannya bahkan jika harus mengatasinya dengan kekayaan pribadi.



2.



Saling ketergantungan. Misalnya, kesalahan dan keputusan yang buruk oleh salah satu mitra dapat merusak kepentingan mitra lainnya dan dianggap sebagai tanggung jawab mereka semua. Untuk alasan ini, penting untuk memilih kelompok jejaring dengan hati-hati.



3.



Keputusan lebih lama. Pengambilan keputusan ketika melakukan kerja sama memakan waktu lebih lama . hal ini karena setiap kelompok jejaring perlu berdiskusi sebelum mengambil keputusan. Dan itu bisa berakhir dengan jalan buntu jika perselisihan muncul.



4.



Ketidaksetaraan keuntungan. Dalam melakukan jejaring, umumnya anggota individu tidak mendapatkan keuntungan dari hasil kerja sedangkan mitra senior mendapatkan bagian yang lebih besar.



5.



Potensi konflik Sebagaimana umumnya sebuah interaksi, sebaik mungkin hubungan seseorang, potensi konflik tidaklah mungkin untuk dihilangkan. Hal ini akan semakin besar pada kondisi ketika dalam menjalankan kerja sama mengalami setress maka konflik dapat terjadi.



10



G.



Penerapan Jejaring Sosial Bagi Petugas Kesehatan Jejaring sosial kesehatan merupakan suatu jaringan kerjasama aktif antara berbagai



pihak meliputi lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan, pihak swasta serta mitra potensial lain yang ditujukan untuk mengatasi masalah terkait kesehatan. Penerapan jejaring sosial pada petugas kesehatan dengan menjalin kerja sama (kemitraan). Menjalin kerja sama dengan stakeholder - stakeholder kesehatan atau institusi lain dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Seseorang petugas kesehatan yang melakukan jejaring sosial harus memiliki kualitas pribadi dalam fasih berbicara, pendengar yang baik, senang bekerja dengan berbagai tingkatan masyarakat dan bersedia untuk dilatih serta terbuka bagi peningkatan profesional. Mekanisme dalam kerja jejaring yaitu dengan pertemuan rutin, komunikasi reguler, ada informasi dasar, website dan fasilitasi kapasitas sumber daya manusia. Tingkatan interaksi anggota jejaring yaitu dimana mitra terbatas, antara mitra saling berbagi informasi, mitra saling berbagi SDM, dan mitra saling berbagi sumber daya finansial. Media sosial dapat menjadi alat yang unggul dengan jangkauan dan interaktivitas luas, menggunakan media sosial dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi kesehatan dan membangun jejaring sosial dengan individu bersama maupun kelompok. H.



Hambatan Penerapan Jejaring Jejaring yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan baik pasti ada hal yang belum



baik dalam proses menjalin kerja sama ataupun koalisi dengan individu bersama maupun kelompok lain, hambatan-hambatan yang mungkin dihadapai pada penerapan jejaring sebagai berikut. 1.



Tidak akomodatif Akomodatif adalah sikap seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya baik dalam



lingkungan ataupun pergaulan. Seseorang yang memiliki sifat akomodatif akan lebih mudah melakukan jejaring karena dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan kerja sama yang baru ia jalankan. Sedangkan seseorang yang tidak akomodatif cenderung egois, berpikiran sempit dan sulit berdialog karena dirinya tidak mampu menempatkan pada suasana baru sehingga akan sulit untuk melanjutkan suatu kerja sama.



11



2.



Kurangnya kepercayaan antar anggota jejaring Pada dasarnya, hambatan ini terjadi karena anggota jejaring tidak bersedia



menampilkan sisi rentannya kepada sesama anggota jejaring. Mereka tidak mau terbuka mengenai kelemahan dan kekurangan diri, kesalahan yang dilakukan, serta kebutuhan untuk meminta bantuan rekan-rekannya. Keadaan ini membuat suatu kelompok jejaring kesulitan untuk membangun kepercayaan yang merupakan fondasi penting dalam kerja sama anggota. 3.



Ketakutan terhadap konflik Kelompok jejaring yang tidak saling percaya satu sama lain, tidak akan bersedia untuk



terlibat dalam konflik yang terbuka dan konstruktif. Mereka lebih memilih untuk menyimpan pendapat yang mereka miliki ketimbang berdebat dengan rekan satu timnya. Anggota jejaring memilih untuk mempertahankan keharmonisan (palsu) dalam suatu jejaring. 4.



Kurangnya komitmen dalam kelompok Keengganan suatu kelompok untuk terlibat dalam konflik mengakibatkan kurangnya



komitmen anggota terhadap kelompok tersebut. Komitmen dalam konteks kerja sama tim berfokus pada pembuatan rencana dan pengambilan keputusan. Ketika anggota tim tidak memberikan pendapatnya dalam diskusi (karena takut terlibat konflik), mereka akhirnya tidak benar-benar terlibat dalam keputusan yang diambil oleh tim. 5.



Menghindari pertanggungjawaban Tanpa adanya komitmen terhadap perencanaan dan pengambilan keputusan yang



diambil oleh tim, anggota tim tidak dapat meminta pertanggungjawaban kepada rekan kerjanya. Mereka ragu-ragu untuk memberikan feedback kepada rekan kerja terkait dengan performanya dalam tim. Mereka memilih untuk tidak mengingatkan rekan kerjanya mengenai standar performa yang tinggi demi menghindari ketidaknyamanan antar anggota tim. 6.



Ketidakpedulian terhadap hasil yang diperoleh tim. Tanpa adanya pertanggungjawaban, anggota tim akhirnya lebih fokus pada tujuan



pribadi ketimbang tujuan tim. Kegagalan untuk meminta pertanggungjawaban kepada rekan kerja, menciptakan lingkungan dimana anggota tim tidak peduli terhadap hasil yang diperoleh secara tim. Mereka cenderung mencari pengakuan untuk diri sendiri dengan mengorbankan tujuan tim. 12



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Jaringan advokasi adalah kelompok-kelompok organisasi maupun perorangan yang



bekerjasama untuk mencapai perubahan dalam kebijakan hukum dan program untuk suatu isu atau masalah tertentu. Tujuan pokok jejaring (network) adalah menyatukan bakat, potensi, kemampuan, baik individu, kelompok maupun seluruh jajaran organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta kemampuan bersama yang makin besar. Membangun jaringan penting untuk dilakukan karena jejaring dapat membantu untuk mengembangkan dan meningkatkan keahlian serta dapat membangun dan memelihara hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. 3.2



Saran Dalam menjalankan jejaring, pasti terdapat hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.



Maka dari itu, sebelum melakukan jejaring maka pilihah kelompok yang benar-benar kompeten untuk diajak bekerja sama sehingga sebuah jejaring tidak terhenti sebelum tujuan yang diinginkan tercapai. Selain itu, carilah sebuah kelompok organisasi atau individu yang benar-benar tertarik untuk membentuk sebuah jaringan. Apabila para anggota kelompok telah tertarik dengan hal tersebut, maka diharapkan diskusi mengenai membangun jaringan dapat dilanjutkan dan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.



13



DAFTAR PUSTAKA



APCASO. (2022). Membangun Jaringan Untuk Advokasi. Surabaya: Yayasan Gaya Nusantara. DIKMAS DAN B.-PAUD. (2018). Bahan Ajar Membangun Kemitraan. Kalimantan Selatan. Edukasi, Shikata (2020). Pembentukan Jejaring atau Koalisi dalam Advokasi Kesehatan. https://shikataedukasi.blogspot.com/2020/05/pembentukan-jejaring-atau-koalisidalam-advokasi-kesehatan.html?m=1 diakses pada tanggal 20 Oktober 2022 Kurniati, D. P. (2017). Konsep dan Teknik Dasar Advokasi. Bali: Universitas Udaya.



14