Menentukan Ide Dan Gagasan Usaha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Menentukan ide dan gagasan usaha Gagasan adalah suatu yang dapat mendatangkan inspirasi pelaku yang mendorong munculnya suatu ide usaha dan menduga lebih awal apakah ide yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu nilai tambahan atau tidak. Ide menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran berupa gagasan untuk meraih tujuan. Ide Artinya sama dengan gagasan atau cita-cita. Adapun kewirausahaan menurut Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda. Menurut salah satu ahli yakni Thomas W.Zimmere kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arti ide dalam konteks kewirausahaan adalah gagasan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sebagai sumber keunggulan untuk dijadikan peluang (Latief,2017). Ide bisnis atau ide usaha adalah segala konsep, pikiran dan pengetahuan, sebuah mental, pandangan, keyakinan atau rencana dari kegiatan-kegiatan usaha. Sebuah usaha yang berpeluang untuk berjalan dengan lancar adalah usaha yang tingkat persaingannya kecil tetapi tingkat kebutuhan pada konsumennya tinggi. Ide atau gagasan tidak selalu datang begitu saja tanpa disangka-sangka sehingga orang tidak akan bisa mengetahui kapan ide itu akan datang. Ide harus dikejar, dipikirkan, dan dicari. Sumber-sumber ide bisnis yaitu : 1. Sesuai hobi 2. Sesuai keahlian 3. Merupakan usaha warisan 4. Membuat inovasi baru 5. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar 6. Pengalaman pribadi 7. Temuan kebetulan (accidental discovery) 8. Penelitan Sumber ide lainnya juga bisa diperoleh melalui: 1. Informasi (dari orang lain, dengan membaca, melihat, mendengar, dsb) 2. Ilmu Pengetahuan (melalui pendidikan, pelatihan, dsb) 3. Adanya tuntutan (dari permintaan, karena kebutuhan, dan lain-lain)



Cara menggali ide-ide usaha yang lain, dapat dilakukan yaitu melalui cara berikut ini: 1. Manfaatkan internet dan media elektronik lainnya. Era teknologi, internet, radio, dan televisi merupakan jalur terbaik dalam memperoleh informasi, termasuk info tentang cara membangun bisnis. Memanfaatkan mesin pencari “google”, kita akan menjumpai banyak informasi mengenai bisnis, sehingga memudahkan kita untuk menemukan ide-ide bisnis yang mungkin dapat dijalankan. 2. Membaca buku referensi bisnis Dipasaran tersedia banyak buku, majalah, pamflet, buklet, dan koran bisnis yang dapat membantu untuk menciptakan ide-ide bisnis yang menarik. 3. Mengikuti berbagai kegiatan seminar bisnis Bergabunglah dalam kegiatan-kegiatan bisnis antara lain seminar, agar mendapatkan banyak pengetahuan baru, yang bemanfaat untuk menemukan ide-ide bisnis, bahkan peluang untuk membangun relasi dengan para entrepreneuer.



4. Mengunjungi pameran dagang Salah satu tempat yang cukup efektif untuk mendapatkan ide-ide bisnis adalah dengan mengunjungi beberapa kegiatan pameran bisnis. Disana ada peluang untuk memunculkan ide-ide bisnis menarik yang mungkin belum pernah kita ketahui. 5. Bergabung dengan Komunitas Bisnis Saat ini mulai banyak tumbuh komunitas di bidang usaha, cobalah untuk bergabung, agar mendapatkan banyak ilmu tentang berbinis, dan tentunya membantu untuk memunculkan ide-ide bisnis. 6. Banyak bergaul dengan pelaku bisnis Mendapatkan ide atau pengalaman berbisnis cobalah bergaul dan berdiskusi dengan para pelaku bisnis, melalui mereka bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang bisnis. 7. Mengamati lingkungan sekitar Dalam rangka menggali ide-ide bisnis, kita dapat memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan orang-orang disekitar kita. Lakukan lah pengamatan mengenai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selanjutnya, jika sudah memperoleh gagasan bisnis, maka lakukan pengujian gagasan tersebut. Gagasan sebaik apapun harus diuji terlebih dahulu melalui suatu uji kelayakan bisnis, guna mengetahui seberapa jauh gagasan itu bisa diterapkan atau dijalankan. Bagi pengusaha kecil, atau baru berniat memulai sebuah usaha dalam skala kecil, uji kelayakan itu cukup dilakukan berdasarkan suatu teknik yang sederhana. Ada beberapa kriteria sederhana dan praktis yang dapat digunakan, dengan mengacu pada beberapa faktor yang dianggap penting, diantaranya sebagai berikut: a. Faktor kelayakan pasar b. Faktor kesukaan c. Faktor keahlian/familiaritas d. Faktor dana e. Faktor bahan baku f. Faktor sumber daya manusia dan teknologi g. Faktor kepribadian Berdasarkan ide-ide bisnis yang ada, pilihlah ide usaha yang sesuai dengan “passion” kita. Passion itu adalah segala aktivitas apabila kita kerjakan kita merasa mengerjakannya dengan penuh ke-ikhlasan tanpa pernah merasa capek, lelah, dan pamrih untuk mencapai tujuan atau impian, walaupun jalan yang dihadapi penuh dengan rintangan dan tantangan. Berikut ini disajikan beberapa sumber ide usaha di bidang kuliner, diantaranya: 1. Pabrik Roti 2. Warung makan 3. Restoran 4. Kafe 5. Katering 6. Makanan kesehatan (vegetarian) 7. Es krim 8. Sirup 9. Manisan buah-buahan atau asinan sayur 10. Pabrik keripik/camilan 11. Kue kering 12. Minuman kemasan, dst



Cara kreatif melihat ide Merupakan cara untuk memunculkan, mematangkan dan menyempurna kan ide. Dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang lebih spesifik. Contoh: 1) Bagaimana pelayanan agar lebih cepat? 2) Bagaimana membuat ongkos produksi menjadi lebih hemat? 3) Bagaimana cara membuatnya agar berkurang efek sampingnya? 4) Bagaimana agar lebih mudah untk dikemas, disimpan, dan diangkut? 5) Bagaimana cara memperbaiki desainnya? 6) Bagaimana merubah penampilannya? (Munawaroh, 2016) B. Menganalisis jenis usaha produk atau jasa Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis usaha adalah: 1. Pilih kelompok bidang usaha yang akan dilaksanakan, misalnya pakaian/sandang, makanan dan bahan pangan, kecantikan/kosmetika dan sebagainya. 2. Tentukan posisi usaha dalam rantai distribusi, misalnya pemasok, produsen,agen, distributor, expert. 3. Tentukan target yang dibidik, misalnya strata dasar, langsung tumbuh, besar dan langsung kuat, jaringan kuat. 4. Tentukan fokus bisnis manakah yang dipilih, misalnya produk, perdagangan atau jasa. 5. Tentukan posisi tawar untuk memenangkan persaingan, misalnya price leadership, product leadership, low cost leadership, operational leadership,network leadership dan technology leadership Setidaknya terdapat 3 jenis kategori umum jenis usaha yaitu: 1) Usaha Produksi (Manufacturing) Usaha produksi adalah usaha yang terkait dengan mengubah bahan baku menjadi produk. Oleh karena itu sumber keunggulan usaha produksi dalam bersaing terkait dengan kualitas, kontinuitas dan harga bahan baku yang dipasok oleh pemasok, serta teknologi produksinya. Usaha produksi diklasifikasikan menjadi dua tingkatan yaitu primer dan skunder. Produk primer mengacu pada penggalian sumber daya alam, atau penggunaan sumber daya berada di dalam bumi. Sedangkan usaha produksi sekunder merupakan lanjutannya, sebagai contoh kayu gelondongan dibuat papan (primer), papan dibuat furniture dan interior (skunder), kapas dibuat benang tenun (primer), benang tenun dibuat kain songket (skunder), dan sebagainya. 2) Usaha Perdagangan (Trading) Usaha perdagangan dapat dikelompokkan menjadi usaha retail dan distributor. Usaha retail adalah suatu kegiatan menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir, usaha retail ini merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Usaha distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas pemasaran (marketing) yang menggerakkan barang dari produsen ke pedagang retail atau ke usaha marketing-marketing lainnya. 3) Usaha Jasa (Service) Usaha jasa terkait dengan usaha yang mengandalkan pada sumber daya manusia sebagai keunggulan bersaing.



Berdasarkan dari ketiga jenis usaha yang dikemukakan sebelumnya yaitu usaha produksi (manufacturing), usaha perdagangan (trading) dan usaha jasa (service) maka ketiganya memiliki bidang-bidang usaha tersendiri. a. Bidang Usaha Produksi. Bidang usaha produksi adalah segala sesuatu yang menghasilkan barang baik dalam bentuk penggalian/pengelolaan sumber daya alam, produk pertanian, produk perkebunan, peternakan maupun mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Dilihat dari skala produksinya ada yang skala besar, skala menengah dan skala kecil. Dari berbagai bidang usaha produksi yang banyak diminati saat ini adalah usaha home industry. Home industry, adalah unit usaha dalam skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Berdasarkan produk yang dihasilkan maka home industry dapat diklasifikasi pada industri produk makanan, produk kerajinan dan pemberdayaan lingkungan. Sedangkan jika dilihat dari proses produksinya maka home industry dibedakan atas industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, industri pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan industri pengolahan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. b. Usaha bidang perdagangan (trading) dikelompokkan atas dua macam yaitu usaha retail dan distributor 1. Usaha Retail. Usaha retail sering juga disebut usaha eceran, di mana jenis produk yang dibuat oleh usaha produksi ditawarkan di warung, toko, mini market dan lain-lain. Jenis usaha perdagangan retail walaupun kecil adalah penting dalam penyaluran barang yang dibuat oleh usaha produksi kepada konsumen akhir. Tanpa usaha perdagangan retail sulit menyalurkan produksinya, walaupun produsen dapat langsung menjual ke konsumen namun tidak efisien. Perdagangan retail adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir, jadi perdagangan retail adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang retail sangat penting bagi pengusaha produksi karena melaluinya produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang produksinya. 2. Distributor Distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang retail atau lembagalembaga marketing lainnya (Alma, 2009). Perdagangan besar berfungsi untuk mendistribusikan barang-barang hasil produksi ke pedagang retail sehingga dalam hal ini distributor tidak berhubungan langsung dengan konsumen. kredit, cara pengiriman dan sebagainya. c. Bidang Usaha Jasa Bidang usaha jasa, selain faktor sumber daya teknologi, keuangan dan pemasaran maka sumber daya manusia sebagai sumber dalam bersaing. Hal ini disebabkan oleh karena sumber daya manusia merupakan sumber daya organisasi yang berhubungan langsung dalam aktivitas pemberian jasa kepada pelanggan/ konsumen. Kotler dan Amstrong dalam Solihin (2007) menjelaskan usaha jasa mengandalkan pemasaran interaktif yang dilakukan entrepreneur kepada pelanggan secara langsung melalui aktivitas pemasaran internal dalam bentuk pemberian berbagai pelatihan yang akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Usaha ini dapat dilakukan dengan modal kecil dan terjangkau sampai dengan modal usaha yang besar. Berbagai bidang usaha jasa antara lain: 1. Usaha jasa konstruksi Usaha jasa konstruksi memerlukan modal yang cukup besar. Usaha jenis ini dibedakan atas general construction (konstruksi umum) dan spesific construction



2.



3.



4.



5.



6.



(konstruksi khusus). Konstruksi umum menyelenggarakan jasa pada berbagai bidang seperti membangun gedung, rumah, instalasi air, instalasi listrik, instalasi AC dan sebagainya, sedangkan konstruksi khusus seperti penyewaan alat bangunan. Usaha jasa perbankan dan lembaga keuangan. Usaha dibidang perbankan dan lembaga keuangan memerlukan modal yang besar serta resiko besar dan memerlukan manajamen yang sangat rapi dan modern serta pengawasan yang ketat. Saat ini usaha jasa perbankan dan lembaga keuangan termasuk koperasi simpan pinjam tumbuh dan berkembang sangat pesat bahkan sampai ke desa-desa. Usaha jasa bidang asuransi Usaha jasa bidang asuransi memerlukan manajemen yang baik serta mempertahankan keberlangsungan usaha mengingat pelanggannya memperoleh hasil dalam jangka panjang. Usaha jasa properti Usaha jasa properti tidak terkait dengan membangun rumah atau gedung-gedung saja tetapi juga terkait dengan perantara jual/beli/sewa rumah atau gedung. Pada umumnya usaha jasa properti ada yang berdiri sendiri, tetapi juga ada yang bergabung dengan usaha properti pembuatan rumah. Usaha jasa transportasi Usaha jasa transportasi terkait dengan penyediaan jasa pengangkutan manusia maupun pengangkutan barang baik melalui jalur darat, laut maupun udara. Usaha jasa pengiriman Jasa pengiriman surat dan barang merupakan kebutuhan yaang penting terutama di kota-kota besar. Jasa pengiriman yang pada waktu lalu hanya melayani paket, saat ini berkembang termasuk melayani surat-surat dan dokumen baik di dalam negeri maupun luar negeri (Ananda dan Rafida, 2016).



DAFTAR KEPUSTAKAAN Ananda dan Rafida. 2016. Pengantar Kewirausahaan Rekayasa Akademik Melahirkan Entrepreneurship. Medan: Perdana Publishing. Latief, Jamil. 2017. Buku Ajar Kewirausahaan (Kiat Sukses Menjadi Wirausaha). Jakarta. Munawaroh, Munjiati. Dkk. 2016. Kewirausahaan Untuk Program Strata 1. Yogyakarta: LP3M UMY.