Mengenali Trauma Pasca Bencana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



www.sedekahrombongan.com



2



MENGENALI TRAUMA PASCA BENCANA By : Ayu SR



Saat ini, kejadian bencana alam rasanya datang bertubi-tubi. Gempa bumi yang cukup banyak memakan korban baru saja terjadi, setelah di Sumatera Barat dan Jawa Barat, menyusul kemudian gempa di Lombok. Belum lagi banyaknya gempa-gempa susulan, gempa bumi yang susul menyusul dari jam ke jam di hari yang sama dan juga bencana lainnya, seperti tanah longsor, kebakaran, dan sebagainya. Dengan berbagai kejadian bencana yang dialami masyarakat di tengarai menimbulkan trauma. Media massa memberitakan masalah stres atau trauma yang dialami oleh para penyintas, masyarakat yang selamat maupun mereka yang luka-luka akibat gempa tersebut. Juga berita-berita mengenai para pekerja kemanusiaan atau masyarakat yang melakukan berbagai kegiatan ‘trauma healing’ untuk membantu penyintas. Pada dasarnya. bagaimana manusia merespon terhadap peristiwa-peristiwa sulit seperti bencana alam, dapat berbeda-beda. Beberapa mungkin dapat melaluinya dengan baik, namun yang lainnya mungkin mengalami hambatan. Namun sangatlah wajar, apabila seseorang baru saja mengalami sesuatu peristiwa yang luar biasa, seperti gempa bumi yang meluluh lantakkan tempat tinggalnya, seseorang mengalami stres dan trauma. Stres secara sederhana, stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu terganggu keseimbangannya. Stres terjadi akibat adanya situasi dari luar ataupun dari dalam diri yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu merespon secara sesuai. Stress merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Setiap hari kadang kita harus tergesa bangun, membereskan pekerjaan rumah kadang hingga lupa atau tidak sempat sarapan, lari mengejar kendaraan umum untuk sekolah atau menjalani aktivitas, berkonflik dengan teman atau orang lain, kehabisan uang padahal harus membeli keperluan harian, jobless tidak bekerja, atau tidak beraktivitas apapun dan seterusnya. Semua kejadian itu dapat memunculkan stres. Mereka yang mengalami stres mungkin merasa lebih gelisah, tegang, cemas, mengalami kelelahan, ketegangan otou dan sulit tidur. Ada pula yang tekanan darah dan detak jantungnya meningkat, sakit kepala, perut mulas, gatal-gatal bahkan hingga diare. Stres juga dapat merubah perilaku kita. Misalnya kita menjadi lebih cepat marah, lebih suka sendirian, menjadi tidak enak makan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, frustrasi, merasa tidak percaya diri, bahkan ke tahapan ingin mati. Meski cukup sering menganggu, stres tidak perlu selalu dilihat sebagai hal negatif. Dalam hal tertentu ,stres memiliki dampak positif. Eustress adalah stres dalam artian positif yakni keadaan yang dapat memotivasi, dan berdampak menguntungkan. Sebagai contohnya, ada



www.sedekahrombongan.com



3



orang-orang yang bila sudah terdesak waktu, tiba-tiba akan terbangkitkan kreativitasnya. Ada pula yang karena merasa tertinggal, memotivasi diri sendiri dan dapat berprestasi gemilang.



Trauma Healing Trauma Pada kamus psikologi bahwa trauma merupakan setiap luka, sakit, atau shock yang seringkali berupa fisik atau struktural maupun juga mental dalam bentuk shock emosi yang menghasilkan gangguan lebih kurang tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Secara sederhana, trauma berarti luka atau kekagetan (syok/ shock). Penyebab trauma adalah peristiwa yang sangat menekan, terjadi secara tiba-tiba dan di luar kontrol/kendali seseorang, bahkan seringkali membahayakan kehidupan atau mengancam jiwa. Peristiwa ini begitu mengagetkan, menyakitkan dan melebihi situasi stres yang kita alami sehari-hari. Peristiwa ini dinamakan sebagai peristiwa traumatis. Ciri-ciri peristiwa traumatis adalah : Terjadi secara tiba-tiba. Mengerikan, menimbulkan perasaan takut yang amat sangat. Mengancam keutuhan fisik maupun mental. Dapat menimbulkan dampak fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku yang amat membekas bagi mereka yang mengalami ataupun yang menyaksikan. Trauma terjadi karena tidak adanya kesiapan dalam menghadapi suatu peristiwa. Oleh karena itu, mereka yang mengalami trauma terutama anak-anak perlu mendapatkan pertolongan dengan segera. Tetapi penanganan anak-anak berbeda dengan penanganan pada orang tua. Bencana alam seperti gempa bumi jelas merupakan peristiwa traumatis, karena tidak pernah ada yang bisa meramalkan kapan akan datang dan menimbukan perasaan takut dan mengerikan. Sehingga dapat menimbukan trauma bagi yang mengalaminya. Kondisi seperti stres yang kita rasakan setelah munculnya peristiwa traumatis disebut sebagai stres traumatis. Kondisi inilah yang biasa kita kenal sebagai trauma. Gejala trauma sebenarnya dapat juga dialami oleh orang yang tidak mengalami langsung peristiwa traumatis. Misalnya, seseorang yang menonton berita bencana secara terus menerus. Ia kemudian menjadi sulit tidur, mengalami rasa takut dan waspada berlebihan. Hal semacam ini disebut sebagai trauma sekunder, yaitu stres traumatis yang dialami oleh orang yang tidak mengalami secara langsung.



www.sedekahrombongan.com



4



Sesungguhnya setiap manusia, memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dan menyesuaikan diri terhadap masalah, termasuk dalam menghadapi peristiwa traumatis. Akan tetapi, berbeda dengan stres sehari-hari yang umumnya lebih mudah ditangani, trauma bila tidak segera ditangani dengan baik akan mempengaruhi aktivitas kita dan sangat mengganggu. Seperti telah disebutkan sebelumnya, peristiwa traumatis adalah peristiwa yang sangat mengagetkan, menyakitkan, bahkan mengancam keselamatan jiwa. Oleh karenanya, amatlah wajar jika segera atau beberapa lama setelah mengalami peristiwa tersebut kita mengalami sulit tidur, selalu terbayang peristiwa tersebut, sangat takut, atau menghindari tempat kejadian. Siapapun orangnya, sekuat dan sehebat apapun dia, biasanya akan menunjukkan respon tertentu. Respon yang muncul mungkin berbeda-beda bagi tiap orang, , namun umumnya respon yang muncul adalah : 1. Memiliki ingatan atau bayangan yang sulit dilupakan, seperti mencengkeram, atau ingatan lainnya tentang traumanya 2. Merasakan peristiwa seperti terjadi lagi (flashback) 3. Merasa terganggu bila diingatkan, atau teringat peristiwa traumatis karena sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, atau diciumnya. 4. Ketakutan, merasa kembali berada dalam bahaya 5. Kesulitan mengendalikan perasaan karena tidak mampu mengendalikan ingatan tentang peristiwa traumatis. Selain respon-respon tersebut, kita mungkin akan mengalami perubahan perasaan ataupun perilaku. Perubahan perasaan yang mungkin dialami antara lain : 



Cepat sedih







Cepat marah







Ingin menangis







Merasa bersalah







Merasa tidak berdaya







Suasana hati tidak menentu atau mudah berubah



www.sedekahrombongan.com



5







Merasa tidak dipahami oleh orang-orang di sekitarnya



Sementara perubahan perilaku yang mungkin terjadi antara lain : 



Lebih banyak menyendiri







Gemetar







Tidak mau keluar rumah







Mudah tersinggung







Mengalami gangguan tidur, seperti : sering mimpi buruk, susah tidur atau justru terlalu banyak tidur.







Gelisah Kewaspadaan berlebih, sangat ingin menjaga dan melindungi diri







Mengalami gangguan makan, seperti : mual, muntah, tidak mau makan, atau justru terlalu banyak makan







Mudah merasa was-was







Tiba-tiba dicekam bayangan menakutkan







Sulit berkonsentrasi atau berpikir jernih.







Badan sering terasa lemas dan keluar keringat dingin







Sesak napas



Biasanya perubahan perilaku maupun perasaan tersebut akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kita perlu mewaspadai apabila perubahan tersebut dirasakan lebih dari 6-8 minggu dan mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Dampak yang kita alami mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan. Jika memungkinkan, segeralah mencari bantuan ke ahli (psikolog/psikiater atau terapis). Apabila tidak tersedia, kita bisa bercerita kepada pendamping, keluarga atau teman. Yang lebih utama dan tercepat adalah bercerita (curhat) kepada Allah lewat media sholat dan doa. Perlu diingat, trauma bukanlah miring atau tidak waras. Gejala trauma wajar dan bisa dialami oleh siapapun, segera atau beberapa lama setelah mengalami peristiwa sulit. Healing Healing secara bahasa memiliki arti penyembuhan. Menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber dalam The Penguin Dictionary of Psychology Third Edition, heal adalah to be one healthy again and to make wholesale to free from impairment. That heal should be reserved for www.sedekahrombongan.com



6



relatively less severse cases of injury or trauma. Some use heal on the context of providing assistance in the restorative process. Healing adalah penyembuhan untuk sehat kembali dan menjadikan seluruh tubuh kita bebas dari gangguan sakit. Beberapa menggunakan arti kata healing sebagai konteks memberikan bantuan dalam proses pemulihan terhadap sakit yang diderita. Sedangkan trauma healing adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma. Jadi, trauma healing adalah suatu metode penyembuhan pada gangguan psikologis yang dialami oleh seseorang karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental.



Trauma Healing Sebagai Penanganan Bencana Alam Tujuan pembuatan modul ini adalah konsen membahas penanganan trauma korban bencana . Oleh karena trauma menjadi bagian masalah penting yang harus ditemukan solusinya, dengan trauma healing, masalah trauma akibat bencana dapat menjadi solusi yang tepat. Trauma healing merupakan bagian dari manajemen bencana (mencakup semua aspek perencanaan untuk merespon bencana, termasuk kegiatan-kegiatan sebelum bencana dan setelah bencana yang mungkin juga merujuk pada manajemen resiko dan konsekuensi bencana) yang dapat mengatasi dampak bencana secara psikologis. Beberapa ahli mengatakan manajemen bencana meliputi lima tahapan, yaitu : 1. Prediksi Meliputi kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan. Langkah yang pertama yaitu langkah-langkah nonstruktural, maksudnya memastikan respon yang efektif terhadap dampak bahaya bencana. Kegiatan ini seperti melakukan evakuasi sementara masyarakat dan properti dari lokasi yang terancam bencana. Selanjutnya langkah struktural yaitu membatasi dampak buruk bencana alam, degradasi lingkungan, dan bahaya bencana. 2. Peringatan Suatu tahap memberikan informasi yang efektif dan tepat waktu melalui lembaga yang teridentifikasi kepada masyarakat sekitar. 3. Bantuan darurat



www.sedekahrombongan.com



7



Memberikan bantuan atau intervensi setelah dan selama bencana terjadi. Bantuan tersebut bisa berupa bantuan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar seperti obat-obatan, makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Hal ini dapat dilakukan dengan durasi yang singkat atau lama. 4. Rehabilitasi Tahap keputusan dan tindakan yang diambil setelah terjadinya bencana dengan tujuan untuk memulihkan kembali kondisi semula. 5. Rekonstruksi Tahap pembangunan kembali kondisi kehidupan masyarakat yang telah hancur karena bencana, memiliki tujuan jangka panjang dan berkelanjutan. Trauma healing diberikan pada tingkatan bantuan darurat yakni pemenuhan keselamatan diri dari stres yang dialami akibat bencana dahsyat yang menghampiri individu yang terkena dampaknya. Pemulihan dari suatu trauma membutuhkan waktu yang tidak sebentar atau tidaknya proses trauma healing tergantung dari individu itu sendiri. Penanganan trauma healing sebenarnya bisa dilakukan dengan beberapa penanganan healing, dan bentuk penanganan healing kepada anak-anak berbeda dengan penanganan pada dewasa. Ada empat teknik yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma yang dialami anak-anak diantaranya adalah relaksasi, mengekspresikan emosi, rekreasional, ekspresif. A.Relaksasi untuk anak dapat membantu menjadikan rileks dan nyaman dengan tubuh dan jiwa mereka. Penanganan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni : - Sensor tubuh Suatu upaya untuk mereka yang menyadari bagian dari tubuhnya dan memberikan sugesti yang baik bahwa tubuh mereka itu sehat dan kuat. Hal ini membiasakan anak-anak untuk dapat mengendalikan tubuhnya sehingga mental mereka menjadi kuat. - Menghirup tumbuhan hijau. Ini bertujuan menstimulasi otak untuk menghirup oksigen dengan napas sadar dapat menenangkan pikiran dan jiwa. Cara ini juga berfungsi untuk mengeluarkan racun dalam



www.sedekahrombongan.com



8



tubuh mereka dengan membayangkan udara hitam yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh mereka. - Berteriak. Tujuannya untuk mengeluarkan emosi negatif yang ada di dalam tubuh, dengan berteriak sekencang-kencangnya atas segala perasaan mereka yang terpendam. - Doa dan dzikir. Dengan mengajak anak-anak untuk terus berdoa dan berdzikir sebagai bentuk keikhlasan dan pasrah pada Tuhan yang memberikan ujian kehidupan. - Menyanyi dan mendengarkan lagu Dipercaya dapat menguraikan stress lewat nyanyian dan mendengarkan musik. - Bermain Bermain ini untuk menstimulasi batang otak agar kembali memiliki kontrol terhadap otototot tubuh. Dilakukan dengan cara mengajak anak-anak bergerak dalam setiap permainan. Seperti permainan membentuk benda, bermain tempat rahasia, bermain kata, imajinasi dengan awan, dan lain-lain. B. Mengekspresikan emosi untuk anak Ini sangat bagus untuk merelease emosi negatif agar tidak mengendap di dalam tubuh. Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni : - Melepas balon imajiner Dengan meniup balon dan membayangkan memasukkan segala emosi negatif tersebut ke dalam balon, kemudian menerbangkan dengan ikhlas balon tersebut ke langit bersama dengan emosi negatif yang selama ini terpendam. - Menyimpan emosi Mintalah pada anak-anak untuk menuliskan emosi negatif yang mereka rasakan kemudian buang bersama emosi negatif itu. Caranya dengan menuliskan segala emosi negatif di kertas kosong kemudian membakarnya. - Mengatasi Flashback Jika ada yang mengalami flashback (tangan berkeringat, tiba-tiba sakit kepala, mulut terasa kering, ritme napas lebih cepat, panik) saat mendengar sesuatu yang mengingatkan mereka akan kejadian traumatik, Itu tandanya sedang mengalami gejala stres selepas trauma. www.sedekahrombongan.com



9



Beberapa orang akan kehilangan orientasi waktu, dan yang perlu dilakukan adalah menggunakan kesadaran akan perbedaan waktu. Lakukan dan katakan : Nama saya (sebutkan nama), saat ini saya sedang mengalami gejala trauma. Kemudian hentakkan kaki anda secara bergantian ke tanah (ini akan mberikan perasaan masih memiliki kekuatan mengontrol badan). Sekarang tanggal (sebutkan tanggal) saya ada di (sebutkan nama tempat), saya sedang melakukan (sebutkan nama kegiatan). Setelahnya, tarik napas dalam dan hembuskan perlahan-lahan beberapa kali hingga pola napas normal kembali. C. Kegiatan rekreasional Adalah segala aktivitas yang menyenangkan, dan mampu mengembangkan aspek fisik, pikiran, sosial dan emosional sehingga meningkatkan resiliensi ( kemampuan untuk beradaptasi dan tetap kuat dalam situasi sulit) mereka. Tidak semua kegiatan rekreasional dapat disebut sebagai kegiatan yang mendukung psikososial. Hanya kegiatan yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan psikososial anak yang dapat disebut sebagai kegiatan dukungan, seperti : - Kegiatan seni, dapat menjadi alat komunikasi untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Kegiatan ini bisa berupa menggambar, bermain musik, melukis, dan bernyanyi. - Pertunjukan drama / bermain peran, drama sangat baik untuk melatih kerjasama, mengkeret perasaan, dan belajar dari sebuah pengalaman. Bermain dan permainan, dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri anak. Permainan berstruktur yaitu permainan yang memiliki tujuan, metode dan aturan yang dapat mengajarkan nilai-nilai tertentu seperti berbagi dan kerjasama. Karena bentuknya yang terstruktur, mas bisa dilakukan persiapan sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih tertib dan teratur. - Menyampaikan, membaca, mendengarkan, dan menulis cerita. Hal ini akan dapat melatih anak untuk belajar berempati, mendengarkan dan menghargai orang lain. Isi cerita mengajarkan nilai-nilai moral dan bagaimana menghadapi masalah. - Olah raga, memberikan kesegaran dan menyalurkan energi anak dengan cara yang positif. Olah raga melatih kemampuan bergerak dan meningkatkan kekuatan otot. D. Teknik ekspresif Teknik ini sangat bagus untuk merelease emosi negatif agar tidak mengendap di dalam tubuh. Teknik ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni :



www.sedekahrombongan.com



10



1. Menulis, memiliki kekuatan katarsis (pelepasan emosi). Dengan tulisan, seseorang akan dapat menenangkan pikirannya, melepaskan ketegangan, menguraikan kebingungan dan membuka alur baru dalam hidupnya. Cara ini dapat dilakukan dr anak-anak hingga usia dewasa.



2. Menggambar. - menggambar bebas, adalah menggambar sesuatu hal yang ada di pikiran mereka, dengan begitu konselor/relawan/terapis/psikolog dapat mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh anak tersebut. - Menggambar kejadian tarumaris. Hal ini untuk mengidentifikasi hal-hal yang membuat mereka trauma, seperti melihat mobil ambulan, melihat gedung hancur, melihat kecelakaan, dll. - Menggambar masa depan, akan menunjukkan harapan dan cita-cita di kemudian hari sehingga orang terdekat yang berada dengan anak dapat mengetahui dan mengarahkan harapan anak. - Menggambar kata, adalah meminta anak untuk menggambarkan kata yang paling mereka sukai ke dalam wujud gambar. - Memberi judul, setelah semua gambar terbentuk mintalah anak untuk mberikan judul pada setiap gambar tersebut. - Menggambar perasaan, bertujuan untuk mengidentifikasukan, memberi nama dan menyatakan emosi anak-anak, karena anak-anak terkadang sulit untuk menyebutkan sebuah ekspresi yang dia rasakan. Proses penyembuhan trauma pasca bencana dapat didasarkan pada dua kondisi, yakni : A. Korban trauma memiliki tempat (teman, sahabat, anggota keluarga) untuk saling berbagi dan saling memberikan semangat. Melalui kondisi ini korban trauma dengan sendirinya akan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman dengan lingkungan sekitar. Berbeda apabila memilih sikap untuk diam dan menarik diri. B. Mereka tidak pernah ingin melupakan kejadian yang menyebabkan trauma. Pengalaman bencana yang dialami dijadikan sebagai sebuah pengalaman yang melekat dalam pikiran. Mereka menerima pengalaman yang menakutkan tersebut sebagai sebuah referensi bagi kehidupan kedepannya.



www.sedekahrombongan.com



11



Seseorang yang mengalami trauma yang kemudian trauma healing akan melewati beberapa tahapan, diantaranya : 1. Terguncang 2. Menyangkal 3. Marah 4. Tidak berdaya 5. Menerima Sedangkan trauma healing untuk dewasa sendiri dapat dilakukan dengan beberapa metode penyembuhan, yakni : 1. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Terapi ini merupakan suatu teknik penggabungan dari sistem energi tubuh (energy medicine) dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode tapping (ketukan) beberapa titik tertentu pada tubuh. Banyak manfaat yang dihasilkan dengan terapi SEFT yang telah terbukti membantu mengatasi berbagai masalah fisik maupun emosi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa terapi SEFT ini mempunyai peranan dalam mengatasi berbagai masalah fisik maupun psikologis, terutama untuk penurunan trauma pada korban bencana seperti gempa bumi, longsor, banjir, dll. Perubahan pikiran pada diri korban bukanlah suatu proses yang mudah, hal ini memerlukan motivasi dan keyakinan responden untuk merubahnya melalui terapi SEFT. Untuk membebaskan pikiran negatif, terapi SEFT cukup dengan menselaraskan sistem energi tubuh dan melakukan afirmasi. Bahwa jika aliran energi tubuh terganggu karena dipicu kenangan masa lalu, trauma, proses belajar yang salah yang tersimpan dalam alam bawah sadar, maka emosi menjadi kacau, mulai dari yang ringan seperti bad mood, malas dan tidak termotivasi melakukan sesuatu, hingga yang berat seperti depresi akut, phobia, kecemasan berlebihan dan stress berkepanjangan. Semua ini disebabkan terganggunya sistem energi tubuh, oleh karena itu, untuk mengatasinya dengan menetralisir kembali gangguan energi itu melalui terapi SEFT. Keberhasilan terapi SEFT terdapat pada 5 kunci:  Yakin Pada kunci yang pertama ini meminta kepada responden untuk yakin kepada Tuhan yang sayang kepada kita.



www.sedekahrombongan.com



12



 Kusyu Pada kunci yang kedua, juga menganjurkan kepada responden untuk khusyu dan memusatkan pikiran pada saat berdoa dengan penuh kerendah hatian.  Ikhlas Pada kunci yang ketiga, meminta kepada responden untuk ikhlas terhadap masalah yang dialaminya yaitu pada waktu terkena dampak bencana.



 Pasrah Pada kunci ini meminta kepada responden untuk pasrah atau menyerahkan kepada Tuhan tentang masalah yang dialaminya.  Syukur Dan pada kunci terakhir, menganjurkan kepada responden untuk mensyukuri apa yang sudah didapatkan selama ini meskipun terkadang masih sulit untuk mensyukurinya dikarenakan berbagai alasan. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN SEFT ? Ada dua versi dalam melakukan SEFT. Yang pertama adalah versi lengkap, yang kedua adalah versi ringkas (short-cut). Keduanya terdiri dari 3 langkah sederhana, perbedaannya hanya pada langkah ketiga (the Tapping). Pada versi singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9 titik, dan pada versi lengkap tapping dilakukan pada 18 titik. Disini akan dijelaskan versi singkatnya saja. Karena bagaimana pun juga, untuk menguasai suatu ilmu seringkali dibutuhkan demonstrasi dan bimbingan langsung dari mereka yang telah berpengalaman. Banyak rincian dan “how to” yang hanya bisa dikuasai dengan baik melalui latihan dan bimbingan langsung. Untuk itu kami sarankan bagi yang benar-benar ingin menguasai SEFT, untuk mengikuti “pelatihan atau workshop SEFT”. Seperti pesan guru saya,”little bit learning is dangerous”. Belajar setengah-setengah bisa berbahaya. VERSI SINGKAT TERAPI SEFT 1. SET-UP



www.sedekahrombongan.com



13



“The Set-Up” bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini kita lakukan untuk menetralisir “Psychological Reversal” atau ‘perlawanan psikologis” (biasanya berupa pikiran negatis spontan atau keyakinan bawah sadar negatif). Contoh Psychological Reversal ini diantaranya * Saya tidak bisa mencapai impian saya * Saya tidak dapat bicara di depan publik dengan percaya diri * Saya adalah korban pelecehan seksual yang malang * Saya tidak dapat menghindari rasa bersalah yang terus menghantui hidup saya * Saya marah dan kecewa pada istri/suami saya karena dia tidak seperti yang saya harapkan * Saya kesal dengan anak-anak karena mereka susah diatur * Saya...Saya....Saya..... Jika keyakinan atau pikiran negatif seperti diatas terjadi, maka inilah obatnya.... Berdo’a dengan khusyu’, ikhlas dan pasrah : “Yaa Allah...meskipun saya _______ (keluhan anda), saya ikhlas menerima sakit/masalah saya ini, saya pasrahkan pada-Mu kesembuhan saya” Kata-kata di atas disebut The Set-Up Words, yaitu beberapa kata yang perlu Anda ucapkan dengan penuh perasaan untuk menetralisir Psychological Reversal (keyakinan dan pikiran negatif). Dalam bahasa religius, the set-up words adalah “doa kepasrahan” kita kepada Allah SWT. Bahwa apapun masalah dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas menerimanya dan kita pasrahkan kesembuhannya pada Allah SWT. “The Set-Up” sebenarnya terdiri dari 2 aktivitas. Yang pertama adalah mengucapkan kalimat seperti diatas dengan penuh rasa khusyu, ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali. Dan yang kedua adalah, sambil mengucapkan dengan penuh perasaan, kita menekan dada kita, tepatnya di bagian “Sore Spot” (titik nyeri= daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari di bagian “Karate Chop” Setelah menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil mengucapkan kalimat set-up seperti diatas, kita melanjutkan dengan langkah kedua, the tune-in. 2. TUNE-IN Untuk masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit, dibarengi dengan hati dan mulut



www.sedekahrombongan.com



14



kita mengatakan,”Ya Allah saya ikhlas, saya pasrah..” atau “Yaa Allah saya ikhlas menerima sakit saya ini, saya pasrahkan pada-Mu kesembuhan saya.” Untuk masalah emosi, kita melakukan “Tune-In” dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut dsb) hati dan mulut kita mengatakan, “Yaa Allaah...saya ikhlas...saya pasrah...” Bersamaan dengan Tune-In ini kita melakukan langkah ke-3 (Tapping). Pada proses inilah (Tune-In yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik. 3. TAPPING Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Berikut adalah titik-titik tersebut : Tapping tidak harus dilakukan secara berurutan, bisa secara acak asal dilakukan semua, dan kita boleh melakukannya pada sisi sebelah kiri atau sebelah kanan atau kedua-duanya. Setelah melakukan tapping di ke-9 titik meridian tersebut diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya sambil mengucap rasa syukur, “Alhamdulillaah....”. Lakukan 3 kali hembusan nafas. Anda dapat melakukannya sendiri face-to-face, atau membimbing mereka secara masal untuk melakukan ketukan tadi oleh masing-masing responden. Biasanya setelah melakukan tapping ini akan terasa perubahan pada sakit / emosi yang sedang di derita. (Sumber : Buku SEFT For Healing+Success+Happiness+Greatness, Penulis: Ahmad Faiz Zainuddin)



www.sedekahrombongan.com



15



CTC (Creative Trauma Cleansing) CTC adalah teknik terbaru pengembangan dari NLP (Neuro Linguistik Programming) yang ditemukan anak Bangsa. yaitu Master Jumala Multazam, MM, MT.NNLP. dengan dasar pemikiran (presupposition) bahwa mind and body are one system, ternyata pikiran dan tubuh berada dalam satu sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain. Bahwa emosi mempengaruhi gerakan tubuh atau sebaliknya gerakan tubuh mempengaruhi emosi. Artinya pikiran mempengaruhi perasaan dan perasaan memengaruhi tindakan. Pendapat ini diduking oleh Tad James PhD (2015, www.nlpcoaching.com). Ketika pikiran/emosi berubah, secara otomatis ada perubahan dalam tubuh/fisik. Dijelaskan bahwa pengalaman yang terjadi pada setiap orang (external representation) masuk ke dalam pikiran melalui panca indra dan kemudian dilakukan filtering. Filter itu melakukan proses distortions, generalizations, dan deletions, sedemikian rupa sehingga terbentuklah sebuah persepsi yang di dalam hal ini disebut internal representation.



www.sedekahrombongan.com



16



Internal Representations (persepsi) ini mempengaruhi state (emosi), dan state mempengaruhi Physiology (mimik dan gesture). Dan ini berlaku bolak balik, demikian menurut Tad James. Jika ada masalah pada fisik kita, maka hal yang perlu dilakukan untuk mengubahnya adalah mengubah pikiran/emosi. Demikian juga ketika ada masalah dengan emosi, maka kita hanya perlu memberikan stimulus pada fisik. Leher adalah Terminal Berkaitan dengan cara kerja “mind and body are one system”, ditemukan bahwa setiap emosi yang terjadi maka sinyal akan dikirimke leher membentuk struktur tertentu. Hal ini bisa dirasakan ketika kita sedang marah maka otot leher kita tegang. Tepatnya, pada area mulai dari bawah telinga hingga di bawah dagu adalah lokasi dari output penyimpanan emosi. Bisa juga dikatakan bahwa pada leher bagian tersebut menjadi terminal dari proses informasi dalam pikiran kita. Dimulai dari masuknya informasi melalui panca indra, pemfilteran sehingga membentuk persepsi dan pembentukan emosi, kemudian emosi itu mengirimkan sinyal untuk pembentukan struktur otot leher. Pada bagian tersebut menjadi tegang atau berubah bentuk secara micro muscle secara khas. Bisa pada leher bagian kiri maupun leher bagian kanan, atau keduanya kiri dan kanan secara bersamaan. Dari sinilah teknik CTC muncul. Hanya dengan memberikan stimulus pada emosi dan fisik, bukan hanya untuk negative emotion cleansing tetapi juga positive emotion cleansing. Ada dua teknik yang paling direkomendasikan dan terbukti menormalisasi otot leher yang tegang akibat emosi, dan dengan normalnya otot yang tegang itu maka hilang pula emosi yang membelenggu dirinya. Teknik yang pertama yaitu Neck Squeezing atau tindakan memeras leher, dan yang kedua adalah Memory Clapping atau menepuk-nepuk leher. Teknik ini ternyata mampu mendatangkan kesembuhan pada ratusan pasien dengan cepat dan efektif Teknik CTC ini boleh dikata sejajar dengan tekhnik-tekhnik NLP yang lain, seperti Fast phobia Cure, Swish pattern, Collapsing anchor, bahkan “mungkin” lebih canggih dari teknik-tekhnik yang dikembangkan orang-orang barat tersebut. MANFAAT CTC : – Meningkatkan keyakinan dalam menatap masa depan yang lebih cerah – Membangkitkan kreatifitas dan kaya solusi pada saat jalan buntu – Melenyapkan ketakutan yang membelenggu



www.sedekahrombongan.com



17



– Menghilangkan rasa Minder – Membangkitkan keberanian dan percaya diri – Menghilangkan Bayangan-bayangan menakutkan yang menghantui diri – Menerima dan mencintai seseorang apa adanya – Mengurangi rasa tidak nyaman dengan seseorang – Menghilangkan Suara buruk yang terus terngiang-ngiang – Menghilangkan Dendam berkepanjangan – Menghilangkan trauma terhadap apapun – Menghilangkan pengaruh buruk peristiwa masa lalu – Menyembuhkan phobia – Pain killer, sakit kepala, sakit gigi, hidung tersumbat, sesak nafas, – Penyembuhan lumpuh paska stroke, sakit pinggang menahun, dsb.



Teknik Neck Squeezing Neck Squeezing artinya memeras leher. Adalah teknik andalan CTC yang pertama. Kata kunci keberhasilan neck squeezing ini adalah pada saat menengokkan kepala (menggerakkan leher) harus sambil mengingat-ingat peristiwa buruk atau sambil merasakan emosi yang sedang dicuci. Mengapa gerakannya harus sangat lembut ? karena kalau gerakannya tidak lembut fokus pikiran pada gerakan dan emosinya akan lepas. Saat emosinya lepas maka gerakan leher anda tidak mencuci apapun. Dan semua itu dikerjakan sambil mengingat peristiwa buruk atau sambil merasakan emosi buruk yang sedang dicuci. Neck Squeezing ini terdiri dari dua type gerakan, yakni horizontal neck squeezing dan vertical neck squeezing.



www.sedekahrombongan.com



18



Horizontal Neck Squeezing : 1. Ambil sikap duduk dengan santai. 2. Ingat-ingatlah peristiwa penyebab atau perasaan buruk, dan rasakan emosi buruk yang muncul. 3. Sambil mengingat/ sambil merasakan, tengokkan kepala ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang sangat lembut hingga mentok seperti memeras leher. Vertical Neck Squeezing : 1. Ambil sikap duduk yang santai. 2. Ingat-ingatlah peristiwa penyebab atau perasaan buruk, dan rasakan emosi buruk yang muncul. 3. Sambil mengingat/merasakan emosi buruk tengadahkan wajah ke atas dengan sangat lembut hingga leher mentok. Kemudian ditahan sebentar lalu kembali juga dengan sangat lembut. 4. Lalu dengan sangat lembut tundukkan kepala lalu bungkukkan badan hingga mencium lutut dan tangan merangkul paha, lalu tahan sebentar dan kembali lagi dengan lembut. Untuk kasus-kasus yang sederhana biasanya selesai hanya dengan gerakan horizontal neck squeezing saja, namun apabila kasusnya membandel, maka bisa dilanjutkan pada gerakan vertical neck squeezing.



Teknik Memory Clapping Disebut sebagai teknik memory clapping, atau cukup disebut clapping saja, karena diyakini pada area leher merupakan tempat penyimpanan emosi fisiologis. Kelebihan teknik clapping adalah, klien dalam keadaan positif tidak perlu berusaha menggerakkan lehernya, jadi dia bisa konsentrasi penuh pada emosinya yang akan dibersihkan. Karena clapping dilakukan oleh terapis. Bahkan clapping dilakukan sendiri sekalipun tetap lebih mudah. Caranya : 1. Klien duduk / berbaring santai. 2. Minta klien untuk mengingat peristiwa buruk lalu fokus pada emosi buruk yang dirasakan. www.sedekahrombongan.com



19



3. Lakukan tepukan pada leher bagian kiri dan kanan. Sampai kapan tepukan (clapping) itu dianggap cukup ? waktu tepukan adalah kira-kira selama 5 sampai 15 menit, sampai klien tidak merasakan lagi emosi buruk yang dikeluhkannya. Jika sampai 15 menit emosinya masih ada, sebaiknya istirahat dulu. Karena selama 15 menit biasanya klien dan juga terapisnya sudah mulai lelah. Pada saat istirahat jeda ini terapis bisa mengajak klien minum air putih, karena air dipercaya sebagai energi positif perantara kesembuhan, atau sekedar ngobrol untuk hal-hal lain yang tidak berhuungan. Ini dalam Neuro Linguistik Programming disebut break state, yaitu memutuskan klien dari situasi emosional saat clapping berlangsung. Setelah jeda istirahat selesai, lalu lakukan scalling, minta klien untuk mengingat peristiwa buruk itu dan merasakan kembali emosinya, lalu ditanya berapa levelemosinya sekarang. Jika masih ada, clapping bisa dilanjutkan. Test Operate Test Exit (TOTE) Model TOTE ini ditawarkan oleh Geoge A. Miller, Eugene Galanter dan Karl H. Pribram dalam buku mereka yang berjudul Plans and the Structure of Behavior (1960). Seperti dalam judulnya, TOTE singkatan dari Test Operate Test Exit. Ini sebuah model operasi bagi para terapis untuk melakukan terapi agar progress terapi ini benar-benar terkendali. Tes maksudnya adalah mengukur emosi klien sebelum dilakukan terapi. Biasanya dalam bentuk skala 0 – 10 dimana 0 adalah tidak terasa emosi apapun dan 10 adalah emosi maksimum. Misalnya takut, 0 adalah tidak takut sama sekali, sedangkan 10 adalah ketakutan yang luar biasa. Pada saat mengukur, hendaknya klien diminta untuk mengingat-ngingat peristiwa yang menyebabkan dia ketakutan. Kalau peristiwanya banyak, cari yang paling membuatnya tidak nyaman sehingga dia merasa takut. Minta klien mengingatnya dengan baik, lalu tanyakan apa yang dia rasakan ? apakah benar-benar merasa takut? Jika iya, berapa level ketakutannya dari skala 0 hingga 10 ? Operate adalah pelaksanaan terapi, dalam hal ini anda misalnya menggunakan teknik explore dan clapping, misalnya selama 10-15 menit. Setelah 10-15 menit istirahat. Jika masih tersisa emosinya, dapat dilakukan terapi lagi hingga kondisi klien benar-benar clean dari emosi yang dia rasakan. Demikian seterusnya sehingga prosedur ini membentuk urutan “Test-Operate-Tes-Exit”. (Sumber : Buku Impossible is Nothing, Penulis: Jumala Multazam)



www.sedekahrombongan.com