Menjelaskan Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL Tugas Mata Kuliah…. Dosen Pembimbing ….



Disusun oleh :



FAKULTAS UNIVERSITAS KOTA 2018



KATA PENGANTAR



Penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan karuniah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang berjudul Perkembangan Masa Dewasa Awal. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih pada pihak – pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Penulis harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dari makalah yang penulis susun kali ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik sebagai bahan perbaikan untuk penulisan selanjutnya.



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Judul ...................................................................................................... i Kata Pengantar ..................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................... iii BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2 BAB II Pembahasan ............................................................................................. 3 A. Pengertian Dewasa Awal ................................................................................. 3 B. Puncak dan Penurunan Kemampuan Fisik ................................................... 4 C. Perkembangan Kognitif.................................................................................... 6 D. Bentuk Perkembangan Emosi Pada Masa Awal Dewasa................................ 12 BAB III Kesimpulan ............................................................................................ 16 A. Kesimpulan....................................................................................................... 16 B. Saran ................................................................................................................. 16 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 17



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Orang



dewasa



adalah



individu



yang



telah



menyelesaikan



pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya (Hurlock, 1993). Pada masa dewasa awal, terjadi peralihan dari masa ketergantungan di masa remaja ke masa mandiri. Kemandirian ini baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan sikap, dan pandangan tentang masa depan yang sudah lebih realistis. Pada masa dewasa awal, seseorang mulai menemukan identitas dirinya. Hurlock (1993) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut Santrock (1999), orang dewasa muda berada pada masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Sependapat dengan Hurlock, menurut Berk (2010) dewasa awal dimulai usia 18 sampai 40 tahun. Berk (2012) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat, dan komunikatif, baik dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, bahkan menyalahkan dirinya sendiri. Perkembangan



sosial



masa



dewasa



awal



adalah



puncak



dari



perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal terjadi peralihan padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Tugas perkembangan dewasa awal diantaranya adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan



1



melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Mengkaji tentang perkembangan dewasa awal berkaitan dengan perkembangan sosial dan emosionalnya, dapat dicermati berdasar ciri masa perkembangannya,



tugas



perkembangan,



bagaimana



cara



mengoptimalisasikannya, dan masalah-masalah yang terjadi pada masa tersebut.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dewasa awal? 2. Apa ciri-ciri perkembangan dewasa awal?



C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian dewasa awal 2. Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa awal



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin, yang berarti “tumbuh menjadi dewasa”. akan tetapi adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”, atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya. Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis. Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.



3



Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).



B. Puncak dan Penurunan Kemampuan Fisik Sebagai seorang individu yang tergolong sudah dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Secara fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat dan proaktif. Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. 1. Kesehatan Badan Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu kemampuan reproduktif mereka berada dalam tingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncak-puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Secara berangsur-angsur kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit. Bagi wanita perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif,



4



yakni mulai mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada perempuan. Lebih dari itu laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani dan frekuensi orgasme yang cenderung merosot. Selain itu dalam hal yang berkaitan dengan kesehatan adalah kelebihan berat badan yaitu kompleks dan melibatkan faktor genetik, mekanisme fisiologis, kognitif, dan pengaruh lingkungan. Kita telah menjadi populasi yang semakin kelebihan berat badan, dan program penghilang berat badan akan meningkat. Obat-obatan tidak efektif mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Olah raga adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghilangkan berat badan, khususnya jika dikombinasikan dengan konsumsi lemak yang sedikit. Baik olah raga dengan tingkat sedang maupun intensif menghasilkan efek fisik dan psikologis yang penting, seperti rendahnya resiko penyakit jantung dan pengurangan kecerdasan. Para ahli semakin menganjurkan bahwa tingkat olah raga kita harus menyenangkan. Dan tak kalah pentingnya mengenai kesehatan badan yaitu ketergantungan dan obat-obatan yaitu persoalan yang umum pada masyarakat kita dengan alkoholisme yang makin menonjol. Banyak orang yang menyebut alkoholisme sebagai suatu penyakit yang implikasinya berarti alkoholisme memiliki sumber penyebab genetik biologis, tetapi alkoholisme disebabkan oleh beberapa banyak faktor, tidak hanya faktor keturunan saja. Pemulihan dan ketergantungan adalah sangat sulit. Sehingga perlunya penanganan lebih khusus mengenai kesehatan badan pada masa dewasa awal.



5



2. Perkembangan Sensori Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah



perubahan-perubahan



dalam



penglihatan



dan



pendengaran



merupakan dua perubahan fisik yang menonjol. Pendengaran mengalami penurunan ketika berusia 40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas terhadap nada tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki biasanya kehilangan sensitivitasnya terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan



sehari-hari,



seperti



pertambangan,



pembangkelan,



dan



sebagainya. 3. Perkembangan Otak Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural (neural conection), khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya.



C. Perkembangan Kognitif Kognitif



adalah



menginterpretasikan



objek,



bagaimana keadaan



seseorang dirinya,



dan



beradaptasi



dan



kejadian-kejadian



disekitarnya. Secara umum, kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi, berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang empiris.



6



Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu, kognitif berbeda dengan teori behavioristik yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.  Menurut Piaget Remaja dan dewasa awal sama-sama berada pada tahap operasional formal tetapi tingkat kualitasnya lebih baik pada masa dewasa awal.  Menurut W. Perry Remaja berpikir dualistic, dewasa awal berpikir dengan pola relativisme total.  Menurut Turner & Helms Perkembangan kognitif dewasa muda berada pada post formal reasoning / penalaran post formal kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical thought), yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran yang bersifat kontraktif, sehingga individu mampu mensintesiskannya dalam pemikiranbaru dan kreatif.  Menurut Jan Sinontt Perkembangan dewasa awal berada pada tahap post formal. Berfikir postformal terjadi dalam suatu konteks sosial dan emosional. Tidak seperti masalah-masalah yang Piaget pelajari yaitu melibatkan fenomenal fisik serta menuntut pengamatan dan analisis objektif dengan tenang, dilema sosial lebih tidak terstruktur dengan jelas dan sering bermuatan emosi. Dalam situasi sejenis inilah orang dewasa yang matang cenderung menggunakan pemikiran postformal.



7



1. Tahap Kognitif a. Pandangan Piaget Menurut Piaget, seorang remaja memiliki cara berpikir yang secara kualitatif sama dengan orang dewasa. Sekitar usia 11 hingga 15 tahun, para remaja memasuki tahap formal operasional yaitu tahap yang ditandai oleh cara berpikir yang logis, abstrak, dan idealistic dibandingkan tahap berpikir konkret operasional yang terjadi pada anakanak berusia 7 hingga 11 tahun. Piaget berpendapat bahwa pemikiran orang dewasa secara kualitatif berbeda dengan pemikiran seorang remaja. Artinya orang dewasa memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan remaja. Seperti para psikolog pemrosesan informasi, Piaget juga berpendapat bahwa penambahan pengetahuan pada orang dewasa secara khusus terjadi dalam bidang-bidang tertentu, seperti pemahaman ahli fisika mengenai fisika atau pengetahuan seorang analis keuangan mengenai keuangan. Meskipun demikian, Piaget berpendapat bahwa pemikiran formal operasional adalah tahap terakhir dalam perkembangan kognitif dan bahwa tahap ini menjadi ciri dari orang dewasa maupun remaja. Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa banyak individu yang baru akan mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya ketika memasuki masa dewasa. Artinya, di masa remaja mereka memang mulai mampu menyusun rencana dan hipotesis, namun di masa dewasa muda, mereka menjadi lebih sistematis dan terampil. Meskipun demikian, ada banyak orang dewasa yang sama sekali tidak mencapai tahap berpikir formal operasional.



b. Berpikir Realistis dan Pragmatis Menurut para ahli perkembangan, ketika seorang individu pada masa dewasa awal mulai memasuki dunia kerja, cara berpikir mereka pun berubah. Salah satu tandanya adalah mereka menghadapi paksaan realitas, yang disebabkan oleh pekerjaan, idealisme mereka menurun.



8



Perspektif lain juga membahas perubahan kognitif pada orang dewasa adalah bahwa orang dewasa cenderung tidak mencapai cara berpikir ilmiah yang terdapat pada tahap operasional formal. Meskipun demikian, penggunaan intelektual mereka melampaui remaja. Sebagai contoh, di masa dewasa awal, individu sering beralih dari memperoleh pengetahuan menjadi mengaplikasikan pengetahuan ketika individu berusaha meraih karier jangka panjang dan berusaha meraih sukses dalam pekerjaannyan.



c. Pemikiran Reflektif dan Relativistik William Perry (1999) juga mendeskripsikan beberapa perubahan kognisi yang berlangsung di masa dewasa awal. Menurut Perry, remaja sering kali memandang dunia dalam polaritas – benar/salah, kami/mereka, baik/buruk. Sebagai pemuda yang beranjak dewasa, secara bertahap mereka mulai meninggalkan tipe pemikiran yang absolut inidan mereka mulai menyadari berbagai pendapat dan perspektif orang lain. Jdi, menurut Perry, pemikiran absolut, dualistic (ya/tidak) remaja merupakan awal dari pemikiran reflektif, relativistic seorang dewasa. Ahli perkembangan yang lain juga mengamati bahwa pemikiran reflektif adalah indikator yang penting dalam perubahan kognitif pada orang dewasa muda. Mengembangkan pandangan Perry, Gisela Labouvie-Vief (2006) menyatakan bahwa meningkatnya kompleksitas budaya di abad terakhir telah menimbulkan kebutuhan yang lebih besar untuk berpikir secara lebih kompleks dan reflektif agar dapat mempertimbangkan hakikat pengetahuan dan tantangan yang berubah. Ia juga menekankan aspek penting dari perkembangan kognitif pada individu yang beranjak dewasa, yakni yang mencakup menentukan pandangan khususnya mengenai dunia, mengenali bahwa pandangan dunia bersifat subjektif, dan memahami perlunya mengetahui berbagai pandangan dunia yang berbeda-beda. Dalam perspektifnya, ada cukup banyak variasi



9



individual yang mewarnai pemikiran orang-orang yang beranjak dewasa, di mana level pemikiran tertinggi dicapai hanya oleh beberapa orang. Ia menyatakan bahwa level pendidikan yang dicapai individu yang beranjak dewasa secara khusus mempengaruhi bagaimana mereka akan memaksimalkan potensi berpikir mereka.



d. Pemikiran Postformal Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewasa, individu-individu menata pemikiran operasional mereka. Mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalahmasalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi sistematis ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa. D.P. Keating, penulis buku "Adolescent Thinking", mengatakan bahwa ketika orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan, banyak orang dewasa yang tidak menggunakan pemikiran operasional formal sama sekali. Sementara itu, Gisela Labouvie-Vief (dalam buku "Understanding Human Behavior", karya McConnell dan Philipchalk), menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis. Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi,



10



terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.



2. Kreativitas Munandar (1985) seorang profesor di bidang psikologi keberbakatan dan kreativitas dari Universitas Indonesia, mengemukakan pengertian dasar tentang kreativitas. Menurut Munandar, kreativitas memiliki beberapa pengertian dasar sebagai berikut. a.



Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.



b.



Kreativitas



adalah



kemampuan



untuk



menemukan



banyak



kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Jadi, individu tidap terpaku pada satu jawaban. Di sini individu memiliki kebebasan berpikir untuk menyatakan gagasan dan pendapat seluas-luasnya tanpa terikat pada aturan-aturan kaku. Bahkan, dimungkinkan untuk berbeda dari dalil-dalil umum, sebab jawaban suatu masalah itu bersifat ganda atau bukan satu pilihan saja. c.



Secara operasional, kreativitas mengandung pengertian sebagai kemampuan mental yang bersifat lancer (fluency), luwes (flexible), orisinil (asli), dan adanya elaborasi.



d.



Kreativitas



merupakan



proses.



Thomas



Alva Edison



pernah



menyatakan bahwa genius is 1%, but 99% perspiration. Hal ini berarti tidak selamanya seseorang yang memiliki taraf kecerdasan yang tergolong genius dapat menghasilkan karya yang kreatif kalau tidak diimbangi dengan kerja keras secara terus-menerus tanpa mengenal putus asa. Sejarah penemuan di bidang apa saja (ilmu pengetahuan, sejarah, seni dan sebagainya) telah membuktikan bahwa bagaimana individu mencapai kreativitas yang mengagumkan dunia karena keras sepanjang hayatnya. Menurut Graham Wallas (dalam Morgan, et al. 1989), proses berpikir kreatif meliputi lima tahap, yaitu (a) persiapan (preparation), (b) inkubasi (incubation), (c) iluminasi (illumination),



11



(d) evaluasi (evaluation), dan (e) revisi (revition). Masa persiapan dianggap sebagai masa untuk mencari dan merumuskan suatu permasalahan secara jelas. Di sini seseorang berupaya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya guna memecahkan masalahnya, tetapi ternyata ia menemukan hambatan (tak dapat memecahkan masalah tersebut). Dengan demikian, sampailah ia pada kondisi inkubasi, yaitu masa ketika seseorang mencoba seolah-olah tidak memikirkan masalah tersebut. Ia tidak menggunakan kesadaran untuk berpikir dalam memecahkan masalahnya. Dalam keadaan seperti itu, alam bawah sadar (sub-conscious-ness) bekerja. Justru dalam keadaan tidak sadar, tib-tiba alam kesadaran menemukan suatu gagasan cemerlang yang dapat memecahkan masalahnya dan disebut masa iluminasi. Di sini ia mengalami eureka atau aha experience. Selanjutnya, penemuan tersebut akan dievaluasi dari sisi kelemahan ataupin kelebihannya. Dengan demikian, akhirnya hasil penemuan kreatif dapat diterapkan dan dimanfaatkan (implementasi) untuk meningkatkan harkat kehidupan manusia (masyarakat). Masa dewasa muda sering kali dianggap sebagai masa untuk berprestasi



yang



setinggi-tingginya



sehingga



tidak



menutup



kemungkinan mereka dapat mengekspresikan segala potensinya untuk menciptakan karya-karya yang baru, inovatif, dan kreatif. Namun, tidak selamanya individu yang menginjak dewasa muda tersebut mampu mewujudkan karya kreatifnya. Semuanya terpulang pada masingmasing individu, yaitu sejauh mana mereka benar-benr berusaha keras untuk itu. Kalau benar-benar serius, tentu segala sesuatunya dapat terwujud dengan baik.



D. Bentuk Perkembangan Emosi Pada Masa Awal Dewasa Secara tradisonal masa awal dewasa dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa mana ketagangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelanjar. Meningginya emosi terutama karena anak (laki-



12



laki



ataupun



perempuan)



berada



dibawah



tekanan



sosial



dan



mereka menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan, namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian dari terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru. Pola emosi masa adalah sama denganpola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah: cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain. Remaja sendiri menyadari bahwa aspek-aspek emosional dalam kehidupan adalah penting. Untuk selanjutnya berikut ini dibahas beberapa kondisi emosional seperti: cinta/kasih sayang, gembira, kemarahan danpermusuhan, ketakutan dan kecemasan. 1. Cinta/Kasih Sayang Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. 2. Gembira Pada umumnya individu dapat mengingat kembali pengalamanpengalaman yang menyenangkan yang dialami selama remaja. Jika kita menghitung hal-hal yang menyenangkan tersebut kita agaknya mempunyai cerita yang panjang dan lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan emosional remaja. 3. Kemarahan dan Permusuhan Sejak masa kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan dengan usaha remaja untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai seorang pribadi yang mandiri. Rasa marah merupakan gejala yang penting di antara emosiemosi yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian. Pertama, di antara emosi-emosi ini adalah cinta, di mana kita ketahui bahwa dicintai dan mencintai adalah gejala emosi bagi



13



perkembangan pribadi yang sehat. Rasa marah juga penting dalam kehidupan, karena melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. 4. Kemarahan dan Kecemasan Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Beberapa rasa takut yang terdahulu telah teratasi, tetapi banyak yang masih tetap ada. Banyak ketakutanketakutan baru muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan rasa berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri.



Sejumlah



penelitian



tentang



emosi



menunjukkan



bahwa



perkembangan emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor kematangan dan faktor belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam memengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal memengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian, remaja menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak memengaruhi mereka pada usia yang lebih muda. 1. Belajar dengan coba-coba Anak belajar dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan. Cara belejar ini lebih umum digunakan pada masa remaja awal dibanding masa sesudahnya. 2. Belajar dengan cara meniru Dengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, remaja bereaksi dangan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati. Remaja yang suka ribut atau merasa populer di kalangan teman-temannya biasanya akan marah bila mendapat teguran gurunya.



14



3. Belajar gengan cara mempersamakan diri Anak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Di sini anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya. 4. Belajar melalui pengondisian Dengan metode ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian berhasil dengan cara asosiasi. Pengondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan karena anak kecil kurang mampu menelar, mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi mereka. Setelah melewati masa kanak-kanak, penggunaan metode pengondisian semskin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka. 5. Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan Anak diajakan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang. Dengan pelatiaan, anak-anak dirangsang untuk beraksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi menyenangkan dan dicegah agar tidak beraksi secara emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan di ujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penelitian karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap. Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik



B. Saran Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik untuk kedepannya.



16



DAFTAR PUSTAKA



Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentaang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga Santrock (2002). Life- span development (perkembangan masa hidup), jilid 2. Jakarta : Erlangga. Mappiare, Andi (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: usaha nasional. Julius, dkk. 198 Drs. Johan W Kandau (1991). Psikologi umum, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama. http://my-lieza.blogspot.co.id/2014/02/makalah-psikologi-perkembangandewasa.html



17