Perkembangan Fisik Tiap Fase Dewasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mata Kuliah



: Psikologi Perkembangan Dewasa & lansia



Dosen Pengampu



: 1. Dian Novita Siswanti, S. Psi.,M. Si.,M Psi.,Psikolog 2. Novita Maulidya Djalal, S.Psi. , M.Psi .,Psikolog



PERKEMBANGAN FISIK TIAP FASE DEWASA



Disusun Oleh : Kelompok 1 Yusuf Muhammad Nur (1971040005) Muh Pajrul Syawal (1971041062) Nazhifah Imaduddin (1971040024) Maimanatul Muflihat (1971042045) Siti Rahmayani Mangnguluang (1971042040)



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2021



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam, kita limpahkan kepada nabi kita, Muhammad SAW sebagai rahmat bagi kita semua. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah



mata



kuliah



Psikologi



Perkembangan



Remaja



dengan



judul



“Perkembangan Sosial Pada Remaja”. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini baik dalam penulisan makalah yang masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangannya. Oleh karena itu, kami menerima kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Makassar, 21 Februari 2021



Kelompok 1



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................i Daftar Isi.............................................................................................................................ii BAB 1 (Pendahuluan ).......................................................................................................1 BAB II (Pembahasan).......................................................................................................3 BAB III (Penutup/Kesimpulan).......................................................................................19 Daftar Pustaka...................................................................................................................20



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Perkembangan merupakan sebuah proses bertambahanya kemampuam atau skil yang ada dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komnpleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagi proses pematangan, perkembangan juga berikatan dengan proses pematanga sel-sel tubuh dan jaringan tubuh. Menurut Seifer dan Hoffnung (1994) perkembangan fisik meliputi berbagi perubahan yang terjadi dalam tubuh setiap individu seperti; pertumbuhan otak, sistem syaraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat badan, hormone, perubahan-perubahan dan cara individu dalam menggerakkan tubuhnya serta perubahan dalam kemampuan fisiknya. Perkembangan dan performa fisik pada masa dewasa pada umumnya akan diraih pada umur sekitar 19 sampai dengan 20 tahun dibawah usia 30 tahun. Dalam pencapaian performa fisiknya tentunya terdapat perbedaan antara beberapa orang seperti orang-orang yang menekuni orahraga misalnya para atlit mereka akan mencapai performasi fisiknya di usia yang berbeda. Pada Masa dewasa individu selain mencapai performa fisiknya juga akan mulai memperlihatklan tand-tanda penurunan peforma fisiknya ditandai dengan berbagi gejala seprti menurutnya kesehatan kekutan otot, dagu yang mulai merosot dan perut yang mulai menonjol. Penuruna performa fisik ini mulai pada usia sekitar 30 tahun, pada usia ini juga pada umumnya yang menjadi keluhan adalah berkurangnya kemampuan fisik seorang individu.



B. Rumusan Masalah



4



1. Apa definisi perkembangan fisik dewasa? 2. Bagaimana Perkembangn Fisik dewasa awal, dewasa tengah, dan dewasa akhir? 3. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam kehidupanya? C. Tujuan. 1. Mengetahui definisi perkembang fisik dewasa 2. Mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada dewasa awal, dewasa tengah, dan dewasa akhir 3. Mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam kehidupannya



BAB II 5



PEMBAHASAN A. Pengertian Perkembangan Fisik Dewasa Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Tetapi lazimnya merujuk pada manusia. Dewasa ialah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Setelah mengalami masa kanakkanak dan remaja yang panjang seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Periode dewasa merupakan periode yang terpanjang dalam keseluruhan rentang hidup seorang individu, yaitu kurang lebih 18 tahun sampai individu meninggal. Menururt E.Hurlock (1983, halaman 265) masa dewasa terbagi atas beberapa periode yaitu: 



Periode dewasa awal (early adulthood): 18-40 tahun







Periode dewasa madya (middle adulthood): 40-60 tahun







Periode dewasa akhir (late adulthood/old age): 60 - meninggal



Usia-usia ini pada umumnya wanita dan pria mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu termasuk perubahan penampilan, fungsi jasmaniah, minat, sikap atau tingkah laku yang berbarengan masalah diri sendiri karena adanya tekanan-tekanan budaya dan harapan-harapan masyarakat yang timbul dari padanya. Perkembangan fisik pada masa dewasa awal, Kegemukan biasanya terjai pada orang usia dewasa di karenakan masa ini biasanya suka makan makanan ringan kebanyakan terjadi pada wanita. Usia dewasa tengah pula ditandai dengan penurunan jasmani dan mental ini biasanya ditandai dengan penuruna daya ingat, bahasa, intelegensi, empsional, dan social. Dan terakhir usia dewasa akhir perubahan yang paling mencolok adalah penuaan, penurunan fungsi inderawi, otot-otot menjadi lentur, dan kecepatan bergerak mulai melemah.



6



B. Perkembangan Fisik Masa Dewasa 1. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun – 40 tahun. Pada masa dewasa awal motivasi untuk meraih sesuatu yang sangat besar didukung oleh kekuatan fisik yang prima, sehingga ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa dimana kekuatan fisik lebih berperan daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah. Adapun perkembangan fisik pada masa dewasa awal sebagai berikut. 



Transisi fisik Dari perkembangan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa awal sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki usia tua. Pada masa ini seorang individu tidak disebut lagi sebagai masa tanggung (akil balik), akan tetapi telah tergolong sebagai pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). Ia tidak lagi diperlakukan sebagai seorag anak ataupun remaja, tetapi diperlakukan sebagimana layaknya seorang dewasa lainnya. Penampilan fisiknya benar-benar matang agar siap melakukan tugas seperti orang dewasa lainnya, seperti ; bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Ia dapat bertindak secara bertanggungjawab untuk dirinya maupun orang lain (keluarga). Semua tindakan yang dilakukan individu pada masa ini telah dapat dikenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, yang berarti apabila terjadi pelanggaran, maka akan diberikan sanksi hukum.







Transisi intelektual Pada masa dewasa awal, dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka



telah



lulus



SMU



dan



masuk



perguruan



tinggi



(universitas/akademi). Kemudian setelah lulus tingkat universitas



7



mereka akan mengembangkan karier utuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun, dengan perubahan zaman yang semakin maju, banyak juga di antara mereka yang bekerja sambil melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, seperti ; pascasarjana. 



Transisi peran sosial Pada masa ini mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang baru, dengan terpisah dari kedua orangtuanya. Sebagai anggota masyarakat, mereka juga terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, seperti; pengurus RT/RW.







Kekuatan dan energi Setelah selesai dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa awal akan berusaha untuk menyalurkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier. Karier biasanya banyak menyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Secara fisik mereka mempunyai kekuatan tubuh yang prima sehingga mereka giat dalam melakukan berbagai aktivitas seolah-olah tidak mengenal rasa lelah. Apabila mereka memiliki kegiatan yang sangat padat, mereka akan tetap tekun dalam melakukan kegiatan tersebut sampai menghabiskan banyak waktu, energy atau biaya. Sehingga biasanya mereka bekerja sampai larut malam, bahkan sampai lupa mengurus diri sendiri, seperti; lupa makan, lupa mandi dan kurang istirahat. Hal ini terjadi karena didukung kemauan dan ketekunan.







Kesehatan  Tahu cara mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, namun tidak menerapkannya terhadap diri sendiri.  Sebagian besar kebiasaan yang merugikan kesehatan terbentuk pada masa remaja semakin melekat pada masa beranjak dewasa.  Gaya hidup terkait dengan kesehatan yang pada gilirannya akan mempengaruhi kepuasan hidup.







Pola Makan dan Berat Tubuh 8



Adapun masalah kesehatan yang biasanya dihadapi oleh dewasa awal yaitu obesitas. Obesitas adalah masalah kesehatan yang serius dan banyak melanda individu. Santrock (1999) mengemukakan beberapa penyebab terjadinya obesitas, yaitu : (a) Faktor genetis, (b) Factor taraf metabolisme dasar dalam tubuh (c) Factor status sosial ekonomi. Orang yang gemuk (obese), menurut Santrock, umumnya memiliki jumlah sel berbeda dengan orang yang memiliki berat badan normal. Orang yang memiliki berat badan normal memiliki sel sebanyak antara 30-40 miliar, sedangkan jumlah sel pada individu yang gemuk lebih dari dua kali lipat dari orang normal, yaitu sekitar 80-120 miliar. Walaupun individu telah melakukan upaya perampingan tubuh dengan diet atau mengurangi makan, jumlah sel itu tetap sama, hanya yang terjadi ialah sel-sel itu mengalami penyusutan. Bila ia memiliki pola makan yang melebihi dariporsi makan sebelumnya, kemungkinan selsel individu tersebut akan tumbuh membesar lagi. 



Olahraga Melalui kegiatan ini tentunya akan sangat memberikan manfaat pada diri sendiri. Olahraga yang dilakukan secara cukup dan teratur dapat memberi keuntungan fisik maupun psikologis. Kegiatan olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberi manfaat besar bagi individu. Olahraga akan membantu memperkuat otot-otot fisik, memperkuat detak jantung dan pernafasan paru-paru.







Perkembangan seksualitas pada orang yang beranjak dewasa Adapun aktivitas seksual ketika beranjak dewasa:  Masa beranjak dewasa adalah waktu ketika kebanyakan individu aktif secara seksual dan akan menikah.  Orang dalam masa beranjak dewasa melakukan hubungan seks dengan lebih banyak orang dibanding orang dewasa awal, tapi frekuensi mereka berhubungan seks lebih jarang.  Seks bebas lebih lazim ketika beranjak dewasa daripada masa dewasa awal. Orientasi seksual dan perilaku



9



 Preferensi seksual individu kemungkinan besar adalah hasil dari kombinasi faktor genetis, hormonal, kognitif, dan lingkungan. 



Penyalahgunaan obat  Alkoholisme adalah suatu gangguan konsumsi minuman berkadar alkohol yang bersifat jangka-panjang, berulang, tidak terkontrol, kompulsif dan berlebihan sehingga mengganggu kesehatan dan relasi sosial individu.  Perilaku mabuk-mabukan mencapai puncaknya pada usia sekitar 21 sampai 22 tahun kemudian menurun pada rentang usia dua puluhan. Mabuk-mabukan dapat menyebabkan mahasiswa bolos kuliah, bermasalah dengan polisi, dan melakukan hubungan seks tanpa pelindung.  Beberapa orang dewasa awal merokok dan Kebanyakan orang dewasa ingin berhenti tapi terhambat oleh rasa ketagihan mereka terhadap nikotin.



2. Perkembangan Masa Dewasa Tengah Masa dewasa tengah atau yang biasa disebut dengan masa Paruh baya merupakan usia dimana seseorang sudah mulai mengalami penurunan pada aspek fisik dan bertambahnya tanggung jawab, pada usia dewasa madya ini seseorang menjadi lebih dewasa dalam berfikir, namun ada kalanya terjadi ketidak siapan terkait dalam perubahan fisik yang berdampak kepada psikisnya. Pada usia dewasa madya pun seseorang lebih memaknai hidupnya, melakukan hal yang positif yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Menurut Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya/tengah, yaitu antara usia 4060 tahun. Pada masa dewasa tengah, individu melakukan penyesuian diri secara mandiri terhadap kehidupan dan harapan social. Kebanyakan orang telah mampu untuk menentukan masalah-masalah mereka dengan baik sehingga menjadi cukup stabil dan matang secara emosinya.



10



Adapun perkembangan fisik yang terjadi pada masa dewasa tengah sebagai berikut. -



Perubahan Fisik yang Tampak pada Dewasa Madya/Tengah:  Kulit mulai berkerut dan mengendur karena kehilangan lemak dan kolagen yang terletak di bawah jarigan kulit (Farage & kawankawan,2009). Dan pigmentasi yag terjadi di daerah kecil tertentu kulit menghasilkan bercak penuaan khususnya daerah yang terkena sinar matahari seperti tangan atau wajah.  Pada usia ini juga rambut menjadi lebih tipis dan berwarna keabuabuan dikarenakan menurunnya laju pergantian dan produksi melanin.  Kuku di jari tangan maupun di jari kaki menjadi lebih tebal dan mudah rapuh.



-



Perubahan pada Tinggi dan Berat Tubuh Pada usia paruh baya tinggi seorang individu menyusut sedangkan berat tubuh bertambah. Rata-rata pada usia 30-50 tahun tinggi tubuh pria menyusut sebesar ½ inci dan pada usia 50-70 tahun pria menyusut ¾ inci (Hoyer & Roodin, 2009). Sedangkan pada wanita tinggi badan menyusut dapat mencapi 2 inci dari usia 25-75 tahun. Berkurangnya tinggi tubuh pada proses penuaan berkaitan dengan menyusutnya tulang pada vetebrata. Rata-rata jumlah lemak tubuh di usia remaja sekitar 10% dari berat tubuh, namun ketika pada usia paruh baya jumlahnya meningkat hingga mencapai 20%.



-



Perubahan pada Kekuatan, Sendi dan Tulang  Kekuatan fisik maksimum sering kali dicapai pada usia dua puluhan. Sarcopenia (yaitu kehilangan massa otot dan kekuatan). Angka kehilangan massa otot dapat mencapai 1 hingga 2 persen pertahun setelah usia 50 tahun. Kehilangan kekuatan secara khusus terjadi dibagian punggung dan kaki.  Bantalan yang diperlukan untuk pergerakan tulang seperti otot dan ikatan tulang menjadi kurang efisien di usia paruh baya,



11



dikarenakan sendi individu menjadi kaku dan lebih sulit digerakkan. Dan pada wanita angka kehilangan tulang dua kali lipat lebih cepat dibadingkan dengan pria. -



Penglihatan dan Pendengaran  Pada



usia



40-59



mempertahankan



tahun



kemampuan



memfokuskan



dan



sebuah bayangan pada retina mengalami



penurunan, dan individu pada usia paruh baya mulai kesulitan untuk memandang objek-objek dalam jarak dekat. Dan pada usia 60 tahun retina hanya menerima sepertiga cahaya dari yang diterimanya pada usia 20 tahun umumnya dikarenakan pengecilan ukuran pupil.  Pada usia 40, pendengaran juga mulai menurun, asesmen auditori mengindikasikan bahwa kehilangan pendengaran 550 persen terjadi pada individu berusia 50 tahun keatas. Penurunan yang pertama kali terjadi biasanya sensitivitas terhadap nada tinggi, tetapi untuk kemmpuan mendengar suara nada rendah tidak banyak menurun di usia paruh baya. Penurunan sensitivitas pada nada tinggi biasanya lebih cepat mengalami penurunan pada pria dibandingan dengan wanita. Perbandingan jenis kelamin ini mungkin disebaban karena pria lebih banyak dihadapkan dengan kebisingan suara seperti menangani mobil, tempat kerja, di pertambangan,



dll.



Penelitian



mengemukakan



bahwa



ada



kemungkinan untuk meningkatkan penglihatan dan pendengaran seseorang ketika sudah berusia. Yaitu dengan cara mengontrol kekuatan cahaya dan kebisingan yang melatarbelakangi suara yang di dengar, selain itu juga kemajuan alat pendengaran akhir-akhir ini juga dapat meningkatkan pendengaran banyak individu. -



Sitem Kardiovaskular Penyakit kardiovaskular meningkat pada usia paruh baya yang dimana tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi. Level kolesterol di dalam darah yang meningkat selama usia dewasa dan



12



paruh baya, mulai terkumpul di dinding arteri yang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskular. -



Paru-paru Pada usia paruh baya, kapasitas paru-paru mengalami perubahan kecil. Sekitar umur 55 tahun protein dijaringan paru-paru menjadi kurang



elastis.



Perubahan



ini



juga



dikombinasikan



dengan



meningkatnya kekakuan dinding dada dapat mengurangi kapasitas untuk mengangkut oksigen dari udara yang dihirup kedarah dalam urat-urat darah halus. -



Tidur Pada usia paruh baya, jumlah total jam tidur biasanya tetap sama di masa dewasa awal. Tetapi pada usia 40 tahun periode bangun menjadi lebih sering dan terdapat tipe tidur yang kurang pulas (tahap 4). Jumlah waktu yang digunakan untuk bangun di tempat tidur menjadi meningkat di usia paruh baya, dan hal ini dapat menimbulkan perasaan kurang istirahat di pagi hari. Masalah tidur di usia paruh baya lebih banyak dialami individu yang menggunakan obat-obatan dengan resep dokter maupun tidak.



3. Perkembangan Masa Dewasa Akhir Masa dewasa akhir disebut juga masa penutupan dalam rentang hidup pada seseorang, dimana masa ini bisa dikatakan masa yang beranjak jauh dari kehidupan atau masa sebelumnya. Menurut Hurlock, masa tua atau lansia memiliki umur sekitar 60 tahun sampai meninggal, dimana pada usia ini terjadi penurunan kekuatan fisik, dan penurunan daya ingat seseorang. Masa dewasa akhir ini merupakan proses perubahan menjadi tua atau dalam istilah lain disebut “senescence”. Proses perubahan ini dialami dengan berubanya fisik dan juga psikis pada seseorang. Papalia, Old, dan Feldman (2011) mengemukakan bahwa ilmuwan sosial mengkaji penuaan pada tiga kelompok lansia, yaitu: 



Lansia muda (young old) dengan usia 65-74 tahun 13







Lansia tua (old old) dengan usia 75-84 tahun







Lansia tertua (oldest old) dengan usia 85 tahun ke atas



Terdapat beberapa perbedaan antara orang dewasa yang berusia 60 atau 70 tahun dengan yang telah berusia 85 tahun atau lebih (Dunkle, 2009). Orang yang berusia 85 tahun atau lebih banyak menghadapi sejumlah masalah, termasuk kehilangan potensi kognitif dan kemampuan belajar yang cukup besar; meningkatnya stres kronis, kelazinan terjadinya disabilitas fisik dan mental. Berbeda dengan orang tua awal yang secara subtansial tentunya memiiki potensi untuk sehat secara fisik dan kognitif. Pada masa dewasa akhir, harapan hidup pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Angka harapan hidup secara keseluruhan untuk wanita adalah 80,7 tahun dan untuk pria adalah 75,4 tahun. Hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor sosial seperti sikap, kebiasaan, gaya hidup sehat, maupun pekerjaan. Wanita dapat hidup lebih lama dibandingkan pria. Mengapa demikian? karena gaya hidup yang diterapkan oleh pria dan pekerjaan yang sangat beresiko. Sebagai contoh, dibandingkan wanita, lebih banyak pria yang menjadi perokok berat. Dalam hal ini, merokok merupakan penyebab sebanyak 40% dari perbedaan kematian antara pria dan wanita. Pria lebih banyak menjalani pekerjaan berbahaya, seperti pekerjaan konstruksi, polisi, pemadam kebakaran. Perkembangan fisik merupakan menurun dan memburuknya fungsi serta keadaan fisik secara perlahan seiring dengan proses penuaan. Perubahan fisik yang terjadi merupakan perubahan yang bisa kita lihat dan kita rasakan. Terdapat banyak fungsi organ yang semakin menurun dalam masa dewasa akhir. Santrock (2012) mengemukakan bahwa perkembangan fisik yang terjadi pada masa dewasa akhir diantaranya, yaitu: 1. Otak Yang Menjadi Tua Usia 20-90 tahun otak kehilangan massa beratnya sebesar 5-10% dan volume otak pada lanjut usia 15% menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan usia muda (Shan & kawan-kawan, 2005).



14



Terdapat beberapa area yang mengalami penyusutan lebih banyak dibandingkan area lain, yaitu: a. Korteks prefontal. Pardo, dkk (Santrock, 2012) mengemukakan bahwa konteks prefontal menyusut dan mengakibatkan menurunnya kerja memori dan aktivitas pada lanjut usia. b. Menurunnya fungsi dan batang otak. Menurunnya fungsi dan batang otak mulai dirasakan pada usia dewasa tengah dan mengalami penurunan lebih cepat dimasa usia dewasa akhir yang mengakibatkan refleks menjadi jauh lebih lambat dan performa individu lanjut usia dalam mengerjakan tes intelegensi semakin menurun. c. Menurunnya



produksi



neurotransmitter



termasuk



asetilkolin,



dopamin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Penurunan produksi asetikolon dapat menyebabkan penurunan memori dalam taraf yang kecil bahkan dapat pula mengalami kehilangan memori yang parah seperti pada penyakit Alzheimer. Lesters, Rogers, dan Bala (Santrock, 2012) mengemukakan bahwa penurunan dopamin akan mengakibatkan gangguan pada aktivitas motorik. 2. Sistem Kekebalan Tubuh Proses penyembuhan yang semakin berkurang pada lanjut usia mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Kurangnya nutrisi yang tentunya akan berkaitan dengan rendahnya kadar protein akan mengakibatkan rendahnya penurunan sel T yang dapat menghancurkan sel-sel yang terinfeksi sehingga kekebalan tubuh juga menurun atau bertambah buruk. 3. Penampilan Fisik dan Pergerakan  Kerutan dan bercak penuaan mulai muncul pada usia dewasa tengah, namun mulai terlihat lebih jelas pada masa usia dewasa akhir.



15



 Tinggi badan makin pendek. Pada masa dewasa akhir, pria dan wanita menjadi lebih pendek. Hal tersebut disebabkan karena tulang belakang mengalami penyusutan.  Berat badan menurun. Terjadi penurunan berat badan ketika mencapai usia 60 tahun, disebabkan karena otot mengalami penyusutan yang dimana hal ini juga membuat tubuh terlihat kendur.  Pergerakan makin lambat. Individu lanjut usia akan semakin sulit untuk melakukan pergerakan. Aktivitas sehari-hari seperti menggenggam dan memegang, bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain akan makin lambat dan sulit untuk dilakukan. 4. Perkembangan Sensoris Seiring bertambahnya usia, khususnya setelah berusia 75 tahun, akan terjadi penurunan ketajaman visual, penglihatan terhadap warna dan persepsi kedalaman. Menurunnya fungsi penglihatan yang menyangkut dengan silau merupakan ciri khas untuk orang-orang yang berusia 75 tahun atau lebih, dan lebih parah lagi pada orang-orang yang berusia 85 tahun keatas. Terdapat tiga penyakit mata yang dapat mengganggu penglihatan individu usia lanjut adalah katarak, glaukoma, dan degenerasi makular. Selain itu, individu usia lanjut akan mengalami masalah pendengaran dan akan jauh lebih besar dialami ketika individu berusia 75 tahun keatas. Namun dalam hal ini, individu lanjut usia seringkali tidak menyadari jika dirinya mengalami masalah pendengaran, ia menerima hal tersebut sebagai bagian dari menjadi tua. Penurunan penciuman dan merasakan juga mengalami penurunan pada individu usia lanjut. Hal ini sering kali dimulai pada usia sekitar 60 tahun dan mengalami penurunan yang signifikan ketika individu berusia 80 tahun keatas. Akan tetapi penurunan penciuman dan cita rasa pada individu lanjut usia yang sehat lebih kecil dibandingkan pada individu lanjut usia yang tidak sehat. Seiring dengan bertambahnya usia, individu lanjut usia juga dapat merasakan bekurangnya kepekaan terhadap sensitivitas sentuhan dan juga



16



akan mengalami yang namanya kurang sensitif terhadap rasa sakit bahkan tidak merasakan sakit. 5. Sistem Peredaran Darah dan Paru-paru Saat masa usia dewasa akhir gangguan kardiovaskular meningkat. Tekanan darah tinggi yang terus terjadi harus disembuhkan untuk mengurangi hal-hal buruk yang akan terjadi seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal. Kapasitas paru-paru akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Namun individu lanjut usia dapat meningkatkan kapasitas paru-parunya dengan melakukan latihan memperkuat diafragma. 6. Seksualitas Proses penuaan dimasa dewasa akhir tentunya akan melibatkan sejumlah



perubahan



dalam



performa



seksual,



terutama



pada



pria



dibandingkan pada wanita. Studi wawancara terbaru tentang lebih dari 3000 orang dewasa yang berusia 57 hingga 85 tahun mengungkapkan bahwa banyak individu usia lanjut aktif secara seksual selama mereka dalam keadaan sehat (Lindau & kawan-kawan, 2007). Individu lanjut usia yang tidak memiliki pasangan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk aktif secara seksual dibandingkan mereka yang memiliki pasangan. Orang dewasa tua yang memiliki pasangan melaporkan bahwa mereka tidak berhubungan seksual, alasan utamanya adalah kesehatan yang buruk, khususnya kesehatan sang pria. Terdapat pula masalah-masalah kesehatan yang mungkin terjadi seiring bertambahnya usia. Ketika individu telah menginjak usia lanjut, kemungkinan akan terkena penyakit cenderung meningkat. Penyakit kronis yang paling umum dialami dimasa dewasa akhir adalah artritits. Penyakit artritits adalah peradangan sendi yang disertaidengan rasa sakit, kaku, dan masalah dalam pergerakan. Gangguan ini dapat mempengaruhi pangkal paha, lutut, jari, pergelangan kaki dan tulang belakang sehingga akan mempengaruhi aktivitas rutin sehari-hari. Untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan akibat penyakit artritits bisa dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin,



17



olahraga untukpenyakit persendian, pengurangan berat badan, bahkan bisa dilakukan dengan menggantikan sendi yang lumpuh dengan protesis. Hampir tiga perempat individu lanjut usia meninggal karena penyakit jantung, kanker dan stroke. Osteoporosis juga banyak menyerang individu lanjut usia. Penyakit tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan banyaknya individu lanjut usia berjalan dengan menggunakan alat bantu karena terdapat permasalahan pada tulang. Selain masalah-masalah kesehatan, kecelakaan juga menjadi penyebab kematian terbesar nomor enam pada individu usia lanjut (Pusat Nasional untuk Statistika Kesehatan, 2010). Seperti cedera akibat jatuh dari lantai atas dirumah ataupun kecelakaan lalu lintas. Santrock (2012) mengemukakan bahwa beberapa aktivitas yang dapat dilakukan individu dewasa akhir untuk menghambat penurunan fungsi fisik, yaitu: 1. Terlibat pada pekerjaan yang kompleks secara kognitif dapat menghambat terjadinya penurunan fungsi otak. 2. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, mengurangi penurunan jumlah otot untuk meningkatkan penampilan tubuh individu lanjut usia serta mengurangi gejala penyakit artritis serta osteoporosis. 3. Latihan berjalan perlu untuk individu lanjut usia yang mengalami masalah jantung. 4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang cukup, mengkonsumsi vitamin dan mineral yang cukup. 5. Melakukan aktivitas sosial dapat mencegah terjadinya kehilangan kemampuan motorik. Teori-Teori Proses Penuaan Aging process atau proses menua adalah proses bologis yang umum terjadi dan akan dialami oleh semua orang. Menua adalah hilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan lunak untuk memperbaiki diri atau mengganti ataupun



18



memperbaiki struktur dan fungsi sel, dan jaringan normal bahkan cenderung ke arah penurunan (Mubarak dkk, 2009: 110). a. Teori Biologis 1) Teori Jam Seluler Merupakan teori dari Leonard Hayflick yang menyatakan bahwa jumlah maksimum sel manusia dapat membelah adalah sekitar 70 hingga 80 kali dan seiring bertambahnya usia, kemampuan sel-sel untuk membelah mengalami penurunan atau menjadi berkurang. 2) Teori Mitokondrial Teori yang menyatakan bahwa proses penuaan berkaitan dengan pembusukan mitokondrial. Pembusukan ini berkaitan dengan kerusakan oksidatif dan kehilangan zat gizi. Keruskan oksidatif akan menghambat fungsi mitokondrial. Kerusakan mitokondria berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler, penyakit neurodegeneratif seperti dimensia, parkinson dan penurunan fungsi hati (Bueler, 2010; Kim, Wei & Sowers, 2008). 3) Teori Stres Hormonal Teori ini menyatakan bahwa proses penuaan didalam tubuh dapat menurunkan resistensi terhadap stres dan kemungkinan terkena penyakit mengalami peningkatan. 4) Teori Genetik dan Mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesiesspesies tertentu. Menua terjadi akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel. 5) Teori Menua Akibat Metabolisme Pada teori ini terjadi pengurangan “intake” kalori sehingga akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalore tersebut antara lain desebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi



19



penurunan pengeluarana hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dewasa dalam kehidupanya Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa adalah: 



Kekuatan Fisik Bagi banyak orang, puncak kekuatan fisik dicapai dalam pertengahan usia dua puluhan.



Kekuatan fisik yang prima dapat



mengatasi atau memecahkan masalah- masalah yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk menambah kekuatan fisik yang prima kita perlu menjaga kesehatan dan ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk menambah fisik fisiknya, yaitu: 1. Sarapan pagi. 2. Pola makan teratur. 3. Makan secukupnya (mengatur berat badan). 4. Hindari merokok. 5. Olahraga secukupnya. 6. Tidur secara teratur 7-8 jam setiap malam. 



Kemampuan Motorik Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat di usia antara 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun. Kemampuan motorik mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang memiliki kemampuan motorik yang cenderung akan menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam belajar keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih



20



baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia yang setengah baya.



21



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan setelah masa remaja. Dari sisi biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan untuk bereproduksi (berketurunan). Dalam masa dewasa akan banyak mengalami perubahanperubahan. Perubahan itu termasuk perubahan penampilan, fungsi jasmaniah, minat, sikap atau tingkah laku. Selain itu perkembangan fisik juga akan mengalami degradasi sedikit demi sedikit seiring dengan bertambahnya usia. B. Saran Dalam mengerjakan makalah ini dan kami sadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan itu sendiri dan kami juga meminta masukan



dari



pembaca



untuk



membenahi



penyusunan



makalah



kedepannya.



22



DAFTAR PUSTAKA Dariyo, A. (2003). psikologi perkembangan dewasa muda. jakarta: gramedia widiasarana indonesia. Putri, A. F. (2019). Pentingnya orang dewasa awal menyelesaikan tugas perkembangannya. indonesian journal of school counseling, 3(2). 35-40. Ajhuri, K. F. (2019). psikologi perkembangan sepanjang rentang kehidupan . yogyakarta : penebar media pustaka. Azzahro, Arfian Hanifa. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA PENDERITA GOUT ARTHRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN RELIGIOSITAS Di UPTD PSTW Magetan Asrama Ponorogo. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Heni, S. A. (2011). Pengaruh senam aerobik intensitas ringan terhadap kecemasan lansia. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Karni, A. (2018). Subjective well-being pada lansia. Jurnal Ilmiah Syi'ar, 18(2), 84-102. Santrock, J. W. (2012). Life span development. Ed. 13, Jil. 2. Jakarta: Erlangga. F.J. Monk dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty Press, 2004) Saswati, Nofrida, dkk. (2019). Stimulasi Perkembangan Psikososial Usia Dewasa Tengah (30-60 Tahun). Jurnal Pengabdian Harapan Ibu, Vol.1 No.1



23