Menurut Teori Reva Rubin 20 Dan 21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI PERUBAHAN ADAPTASI PSIKOLOGIS Menurut teori Reva Rubin (1977) ada beberapa fase yang akan dilalui oleh ibu nifas, di antaranya:



1. Fase Taking In Merupakan periode ketergantungan. Beberapa rasa yang tidak nyaman seperti lelah, nyeri jahitan, membuat ibu nifas sangat bergantung dan membutuhkan perlindungan dan perawatan dari orang lain. Seorang Ibu nifas pada fase ini akan terfokus pada dirinya sendiri, lebih tertarik untuk menceritakan pengalaman yang telah dilalui yaitu hamil dan melahirkan sehingga cenderung pasif terhadap lingkungan sekitar. Pada fase ini pula, seorang ibu nifas biasanya akan mengalami kekecewaan atau fase denial, entah itu dari dalam dirinya, bayi yang dilahirkan, suami atau keluarga. Perasaan bersalah juga sering muncul pada fase ini. Biasanya berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan.



2. Fase Taking Hold Fase selanjutnya adalah fase di mana psikologis ibu sudah mulai bisa menerima keadaan. Seorang ibu nifas pada fase ini akan mulai belajar untuk melakukan perawatan bayinya. Tugas pendamping dan keluarga adalah memberikan dukungan dan komunikasi yang baik agar ibu merasa mampu melewati fase ini. Periode ini biasanya berlangsung selama 3-10 hari.



3. Fase Letting Go Fase Letting Go adalah fase di mana seorang ibu nifas sudah menerima tanggung jawab dan peran barunya sebagai seorang ibu. Seorang ibu nifas pada masa ini sudah mampu melakukan perawatan diri sendiri dan bayinya secara mandiri dan sudah mampu menyesuaikan diri. Secara umum, adaptasi ibu nifas akan berjalan seperti teori tersebut. Namun, ada beberapa hal yang tidak selalu sama karena respons setiap individu pun berbeda sesuai dengan tingkat kematangan dan lingkungan. Namun alangkah baiknya, keluarga mengenali fase tersebut. Agar seorang ibu baru terhindar dari Syndrome Baby Blues maupun Postpartum Depression.



1 PENTINGNYA DUKUNGAN PADA MASA NIFAS Masa kehamilan dan menyusui adalah masa - masa yang paling istimewa dan menjadi momen yang penting untuk seorang wanita. Meskipun demikian terkadang kebahagiaan itu juga dibalut dengan beban yang harus ditanggung oleh wanita hamil dan menyusui. Dimana dari masa kehamilannya berarti juga ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis terkadang cukup menganggu keseharian.



Macam - macam dukungan keluarga untuk ibu hamil dan Nifas: Masa kehamilan dan menyusui adalah masa - masa yang paling istimewa dan menjadi momen yang penting untuk seorang wanita. Meskipun demikian terkadang kebahagiaan itu juga dibalut dengan beban yang harus ditanggung oleh wanita hamil dan menyusui. Dimana dari masa kehamilannya berarti juga ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis terkadang cukup menganggu keseharian. Sebagian ibu hamil mengalami kesusahan untuk mengatur emosi karena perubahan yang terjadi.Apalagi perubahan pada kehamilan trimester pertama. Perubahan emosi ini wajar akibat perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil. Dimana berbagai macam reaksi yang muncul seperti bahagia,sensitif,mudah marah,mudah kecewa,tersinggung,cemas. Dukungan keluarga untuk wanita yang sedang hamil dan menyusui bukan hanya dari suami , tapi juga dari orangtua, mertua,saudara,teman dekat,teman kerja sekalipun. 1 Dukungan tenaga Kesehatan Fasilitas kesehatan dapat menetapkan kebijakan terkait pelayanan manajemen laktasi yang dapat mendukung terlaksananya 5 kegiatan penting untuk ibu hamil dan menyusui diantaranya tentang pelaksanaan IMD, rawat gabung, pemberian makanan dan minuman bayi, serta meningkatkan pemberian informasi dan edukasi terkait pemberian ASI eksklusif yang benar melalui kunjungan ANC, masa postpartum, kunjungan neonatal, dan 2 Dukungan dari suami Secara pribadi, istri tentu sangat membutuhkan dukungan dari suami. Selama masa kehamilan ,peran suami siaga akan membuat wanita menjadi rasa aman, nyaman sehingga akan meningkatkan kesiapan ibu hamil sampai dengan menjelang masa persalinan dan masa menyusui.Dimana perhatian dan kesiap siagaan suami bisa memicu produksi ASI ibu dengan baik. Hal yang perlu dilakukan suami yaitu



menyikapi istri yang hamil tentu harus selalu membina hubungan yang baik,sehingga istri akan terbuka tentang keluhan yang dialaminya selama masa kehamilan sampai masa menyusui. Memberikan banyak perhatian dan menjaga komunikasi dengan baik,contoh nyata dukungan suami yaitu menemani memeriksakan kehamilan ke dokter,ditengah kesibukan usahakan untuk menanyakan keadaan istri melalui video call tetap membuat komunikasi dua arah berjalan kondusif.awarkan bantuan dan apapun yang bisa membuat ibu tenang.Tidak melakukan tindakan kekerasan fisik ataupun verbal seperti memukul,berkata kasar,serta pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual saat tubuh istri kurang sehat.. 3 Dukungan dari keluarga Dukungan keluarga saat sedang hamil juga sangat penting. Seluruh anggota keluarga harus turut ambil bagian mendukung ibu hamil agar lebih siap menjadi orangtua kelak,dan mendukung ibu agar bisa tuntas ASI ekslusif nya. Dukungan yang bisa dilakukan keluarga di antaranya adalah sering mengunjungi atau menjenguk nya.Ini berlaku untuk orangtua, mertua, atau keluarga lainnya.Dimana biasanya orangtua bisa membawakan makanan yang baik dimakan selama kehamilan ataupun makanan yang baik untuk memperlancar ASI. Bahkan dukungan berupa diadakannya doa selamat ibu dan bayi saat bertemu bisa sebagai bentuk lain dari dukungan keluarga.



2 KAITAN PERUBAHAN PSIKOLOGIS DENGAN KEBERHASILAN ASI EKLUSIF KB ALAMIAH (MAL) PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS a) Kaitan Perubahan Psikologis dengan keberhasilan ASI Eklusif 1. Bagi seorang ibu, menyusui menjadi satu rangkaian dengan proses kehamilan dan kelahiran. Ada yang memilih untuk memberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja, tanpa tambahan susu formula, air putih, maupun makanan padat) selama 6 bulan karena kesadaran sendiri, ada pula yang semata mengikuti ajaran agama, anjuran tenaga kesehatan, lingkungan sekitar, serta pemerintah, tanpa mengetahui secara pasti manfaatnya selain demi kesehatan bayi. 2. Jika yang terakhir adalah alasan memberikan ASI, maka munculnya hambatan dalam menyusui akan lebih mudah membuat ibu merasa tertekan maupun menyerah. Padahal, memberikan ASI eksklusif tidak hanya menguntungkan bayi saja 3. Sepuluh manfaat memberikan ASI eksklusif menurut WHO berikut akan mengubah sudut pandang kita tentang proses “sederhana” bernama menyusui ini, serta membuat kita lebih mantap memberikan ASI eksklusif sesulit apapun tantangan yang kita hadapi kelak. 4. Memperkuat Ikatan Batin Menurut penelitian, ibu yang menyusui ASI secara langsung lebih sensitif terhadap isyarat bayinya. Ibu menyusui juga cenderung lebih sering menyentuh, membelai, dan menatap bayinya lebih lama sehingga bonding antara ibu dan bayi lebih erat. Kedekatan ibu-anak ini kelak bermanfaat bagi pembentukan karakter anak ketika dewasa. b) Kaitan Perubahan Psikologis dengan keberhasilan ASI Eklusif 1. Menyusui ASI secara eksklusif ternyata mampu menjadi metode kontrasepsi alami. Saat bayi menghisap puting, hormon yang mengatur keluarnya ASI akan menekan produksi hormon yang mengatur ovulasi (pelepasan sel telur). 2. Akibatnya, kesuburan ibu untuk sementara tidak kembali. Jika ibu belum menstruasi dan bayi hanya diberi ASI saja secara langsung, maka setidaknya selama enam bulan setelah melahirkan ibu tidak akan hamil kembali.



c) Mencegah Gangguan Psikologis pada Ibu Nifas Jenis Gangguan Psikologis Pada Masa Nifas Seperti yang sudah kita singgung di atas, sepasang suami istri muda yang baru memiliki anak akan menghadapi transisi dalam hidupnya ketika pada awalnya mereka belum mempunyai anak, kemudian mendapatkan seorang anak. Pasca melahirkan atau yang biasa kita sebut sebagai masa nifas, seorang ibu akan menghadapi gejala-gejala psikologis. Gejala-gejala tersebut haruslah dapat dilewati dengan baik. a) Post Partum Blues Termasuk dalam gangguan mental ringan sehingga gangguan ini sering dihiraukan bahkan dianggap sebagai bagian dari keletihan. Pengabaian akan menyebabkan sindorm ini tidak bisa tertanganni dengan baik. Akibat dari penanganan yang tidak baik, maka seorang ibu terkadang akan merasakan perasaan yang tidak nyaman. Bahkan, jika seorang ibu tersebut tergolong pemiliki mental lemah ditambah dengan gangguan mental ringan ini, apabila tidak ditangani dengan tepat maka dapat juga menyebabkan depresi pasca melahirkan yang berat. b) Depresi PostPartum Merupakan depresi berat selama 7 haru berturut-turut pasca melahirkan. Depresi ini dapat terjadi selama 30 hari atau bahkan bisa mencapai 1 tahun kedepan. Sikap yang ditunjukkan oleh depresi post partum adalah wanita tersebut menunjukkan kelelahan, mudah marah dan memiliki nafsu makan yang tidak menentu. Biasanya 3 bukan pertama adalah masa diagnosis untuk wanita menderita depresi post partum pasca melahirkan tersebut. Mereka secara sosial dan emosional akan merasa diasingkan, padahal sama sekali tidak seperti itu. c) Post Partum Psikosa Yaitu gangguan psikologis ibu pasca melahirkan dimana gangguan ini menyerang sistem kejiwaan yang serius. Seorang ibu yang mengidap



gangguan ini memiliki tanda agitasi yang lebat, sering mengalami pergantian perasaan yang cepat, depresi dan delusi. Wanita yang mengalami ini dikarenakan ia mengalami gejala bipolar disorder atau bahkan gejala psikiatrik lainnya yang disebut dengan schizoaffektif disorder sehingga wanita tersebut memiliki kecenderungan besar untuk mengidap post partum psikosa. Cara Mencegah Berikut ini beberapa cara yang biasa diterapkan untuk mencegah beberapa guncangan psikologi saat masa nifas, antara lain: 1. Berbagi ceritalah dengan suami tentang kesehatan dan segala hal yang membuat Anda merasa terbebani. Sebab dengan membagi masalah bersama denga orang yang Anda sayangi akan membuat Anda tidak menjadi semakin depresi tetapin malah akan membuat Anda semakin ringan beban. 2. Sempatkanlah waktu untuk berendam dengan air hangat bersama dengan aroma sabun relaksasi karena upaya ini akan membuat Anda merasa lebih tenang. 3. Jangan membuang waktu sarapan pagi Anda apalagi bersama suami sebelum bekerja di kantor. Selain untuk mendapatkan energi, hal ini akan meningkatkan kebersamaan diantara Anda dengan suami. Dengan rasa kebersamaan yang meningkat akan membangkitkan pula rasa cinta diantara Anda berdua sehingga Anda lebih tenang keika menghadapi gangguan psikologis yang mungkin terjadi. Hindari mengkonsumsi alkohol dan caffeine terlalu berlebihan, bahkan sebaiknya jangan mengkonsumsinya. Karena kandungan dua zat ini sangat berpengaruh terhadap psikologis Anda. Selain itu, mengkonsumsi caffeine dan alkohol juga akan memicu datangnya penyakit lain seperti sakit kepala dan penyakit yang lebih berbahaya lainnya. 4. Atur Jadwal tidur, Sesuaikan jadwal tidur Anda, usahakan untuk memiliki waktu tidur yang cukup. Sebab, tidur yang cukup akan berpengaruh terhadap psikologis dan fisik Anda pasca melahirkan. 5. Berbagi cerita, Selain bercerita dengan suami, Anda juga dapat berbagi cerita dengan anggota keluarga yang lain. Hal ini dimaksudkan agar Anda dapat mendapatkan dukungan dari seluruh anggota keluarga dan terhindari dari gangguan psikologis pada masa nifas. 6. Berolahraga, Selain mengganti caffein dan alkohol dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, Anda juga harus meluangkan waktu



untuk berolahraga yang ringan seperti lari-lari kecil atau sedikit melakukan gerakan senam di rumah. Hal ini juga akan membuat Anda merasa lebih tenang dan kondidi tubuh menjadi lebih fit. 7. Kenali diri sendiri, Hal yang paling penting berikutnya untuk mengatasi gangguan psikologis pada masa nifas adalah terlebih dahulu Anda harus mengetahui diri Anda sendiri. Anda harus secraa aktif mencari informasi, mempelajari serta memahami mengenai jenis gangguan psiklogis yang biasa terjadi pada masa nifas. Kegiatan ini bertujuan agar ketika Anda merasakan salah satu gejala gangguan psikologis, Anda sudah lebih tahu mengetahuinya. 8. Persiapan, Selain itu, melakukan persiapan sebelum melahirkan juga wajib Anda lakukan. Persiapan yang dimaksud adalah persiapan sebelum waktu persalinan yaitu dengan sering membaca buku-buku pengetahuan mengenai kehamilan dan persalinan serta dengan mengikuti kelas-kelas khusus ibu hamil. Dengan melakukan persiapan sebelumnya akan memperlancar jalannya persalinan sekaligus mengurangi terjadinya gangguan psikoogis pada masa nifas. 9. Tetap Beraktifitas, Ketika Anda selesai persalinan, jangan pernah berfikitr bahwa Anda harus benar-benar total istirahat dari pekerjaan rumah, justru ini adalah hal yang salah. Tetap lakukan pekerjaan rumah Anda asal yang mampu Anda kerjakan atau sesuai dengan kapasitas kemampuan Anda mengingat Anda baru saja melakuka persalinan. Riset membuktikan bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga akan membantu Anda sedikit melupakan perasaan selama mengalami peride pasca melahirkan. 10. Keluarga Mendukung, Selain mendapatkan dukungan secara fisik, Anda juga patut mendapatkan dukungan secara emosional dari keluarga, saudara dan lingkunag terdekat Anda. Dengan adanya dukungan ini, Anda akan lebih mudah untuk mengatasi rasa frustasi, stress dan depresi yang ditimbulkan pada masa nifas. 11. Berusaha mengendalikan emosi juga salah satu cara mengatasi gangguan psikologis pada masa nifas. Memang tak dapat dipungkiri, ketika seusai melakukan persaliann, akan timbul perasaan dan emosi yang tak menentu. Namun, apabila Anda bisa mengupayakan mengendalikan emosi sebisa mjungkin akan meminalisir gangguan psikologis yang datang. 12. Cara menghilangkan kecemasan atau kekhawatiran yang Anda alami. Kecemasan dan kekhawatiran ini terjadi karena ketidakpercayaan diri untuk merawat bayi. Namun, seiring berjalannya waktu dengan sering merawat bayi, Anda akan lebih terampil dan meningkatkan kepercayaan diri Anda. 13. Me time, Hal yang juga amat penting adalah memebrikan waktu sendiri bagi Anda snediri. Hal yang bisa Anda lakukan untuk memanjakan diri Anda adalah bisa dnegan melakukan hobi yang Anda sukai sepeti karaoke



di rumah, menonton film atau kesenangan yang lain. Tujuannya tak lain adalah untuk meenciptakan rasa tenang pada diri Anda sendiri. 14. Bertemu dengan orang baru, cara ini juga dapat mengatasi gangguan psikologis pada masa nifas. Selepas melahirkan jangan pernah menutup diri untuk tidak bertemu dengan siapa-siapa. Justru ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda untuk bertemu dengan ornag-orang baru, selain untuk memperbanyak teman, mendapatkan informasi banyak, kegiatan ini juga akan membuat Anda menjadi lebih nyaman dan tenang.