6 0 327 KB
Metode Eksplorasi Monday, 20 April 2009 01:25 | Mining - Eksplorasi
Written by Administrator |
Currently 1.57/5 1 2 3 4 5
1.6/5 (7 votes) Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel. Tabel Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan mineral yang dicari Tahapan Pendahuluan Survei Tinjau (Reconnaissance)
Prospeksi umum
Metode
Jenis Endapan Mineral
Citra landsat
semua
Sintesis regional
semua
Foto udara
semua
Aeromagnetik
logam dasar
Pemetaan geologi
semua
Pengukuran penampang Stratigrafi
misalnya batubara
Stream sediment sampling
logam dasar
Pendulangan
mineral berat
Pemetaan geologi
semua
Stream sediment sampling
logam dasar
Pendulangan
mineral berat
Gaya berat
non-metalik
Seismik
singenetik
Magnetik
logam dasar
tertentu Prospeksi detail (Eksplorasi pendahuluan)
Eksplorasi detail
Gambar :
Rock sampling
semua
Pemetaan geologi
semua
Uji sumuran
semua
Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.)
logam dasarsingenetik
Seismik refraksi/refleksi Detail magnetik
logam dasar tertentu
Soil sampling (geokimia)
logam dasar
Rock sampling (geokimia)
semua
Rock sampling (petrografi, alterasi)
logam dasar, dll
Pengambilan conto sistematik dengan: pemboran inti, sumur uji atau dengan logging geofisika
semua
Related Articles
Program Eksplorasi Kegiatan Eksplorasi Eksplorasi Pengelolaan Kegiatan Eksplorasi Tahapan Kegiatan Eksplorasi
Program Eksplorasi Monday, 20 April 2009 01:52 | Mining - Eksplorasi
Currently 1.00/5
Written by Administrator |
1 2 3 4 5
1.0/5 (7 votes) Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan. Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain : a. Target eksplorasi *) Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan *) Pencarian model-model geologi yang sesuai b. Pemodelan eksplorasi *) Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi, *) Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta *) Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh. Gambar :
Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain) yaitu : a. Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.
b. Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendahrendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. c. Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian. Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi : 1. Rencana pemetaan, mencakup ; *) Perencanaan lintasan, *) Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan pada keadaan geologi regional. 2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ; *) Perencanaan lintasan, *) Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data), yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih. 3. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup : *) Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi, *) Interval/spasi antar paritan (lokasi), *) Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor, *) Keamanan (kerja dan lingkungan), *) Interval/metode sampling, dan *) Tenaga kerja yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di permukaan. 4. Perencanaan pemboran inti, meliputi : *) Target tubuh bijih yang akan ditembus, *) Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat), *) Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan), *) Kedalaman masing-masing lubang, *) Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi, *) Jumlah tenaga kerja, *) Alat transportasi, dan *) Jumlah (panjang) core box. Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti :
1. Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat. 2. Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar titik observasi. Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain : 1. Memperkecil resiko kerugian, 2. Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan 3. Setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan 4. Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
Tahapan Kegiatan Eksplorasi Monday, 20 April 2009 01:12 | Mining - Eksplorasi
Written by Administrator |
Currently 1.57/5 1 2 3 4 5
1.6/5 (7 votes) Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari : 1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan mencari prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan 3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitunya. Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi 1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Studi Literatur Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada prosesproses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan. b. Survei Dan Pemetaan Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting. Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan). Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2. Tahap Eksplorasi Detail Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (