Metode-Metode Pengembangan Psikologi Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

E. METODE-METODE PENGEMBANGAN PSIKOLOGI KONSELING Psikologi konseling sebagai ilmu pengetahuan (scientific), sangat diperlukan konselor untuk mengendalikan layanan konselingnya kepada konseli yaitu individu yang membutuhkan bantuan konseling. Oleh karena itu, keberadaan psikologi konseling harus dikembangkan sedemikian rupa sejalan dengan dinamika psikososial konseli sebagai individu yang memiliki keunikan dan sebagai anggota masyarakat. Di pihak lain, dinamika masyarakat sebagai dampak gelombang globalisasi dewasa ini tak dapat dihindari lagi, semuanya ini berpengaruh terhadap kompleksitas masalah-masalah konseli. Pengembangan psikologi konseling secara ilmiah mencakup aktivitas yang dilakukan secara sistematis tanpa prasangka dan menyusun deskripsi yang cermat dan objektif, sehingga orang mampu memberikan jawaban yang terpercaya dan tepat terhadap tantangan masalah-masalah teoritis dan praktis. Dilihat dari waktu pelaksanaannya, metode pengembangan psikologi konseling dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu metode longitudinal dan metode cross-sectional. 1. Metode Longitudinal Metode longitudinal merupakan metode pengembangan yang dilakukan dalam kurun waktu relative lama untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Aktivits pengembangan dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Karena itu bila dilihat dari aspek perjalanan pengembangan, metode ini digunakan untuk mengembangkan psikologi konseling secara vertical (kedalaman). Contoh : Konselor hendak mengembangkan penerapan teori-teori konseling tertentu seperti teori gestalt, cognitive behavioural therapy, interaksional, atau transaksional untuk membantu konseli yang menderita depresi. Untuk dapat mengembangkan penerapan teori tersebut, konselor harus melakukan rangkaian kegiatan konseling kepada seluruh konseli yang membutuhkan waktu cukup lama, tidak cukup satu hari dua hari, tetapi harus dilakukan berbulan-bulan, bertahun-tahun, untuk memperoleh fakta-fakta yang objektif dan akurat sebagai data-data penelitian. Data-data ini harus dibandingkan dengan data-data lain untuk mendapatkan akurasi data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kemudian disusun, dianalisis, dan diinterpretasikan secara tajam, jujur objektif, sehingga diperoleh hasil pengembangan yang maksimal. Hasil pengembangan ini dipakai sebagai suatu teori yang baru yaitu teori konseling hasil pengembangan. Dalam pengalaman dewasa ini terutama pada Negara berkembang seperti Indonesia, metode longitudinal jarang digunakan orang. Selain alasan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan serangkaian aktivitas pengembangan, keterbatasan biaya sering sebagai alasan untuk tidak menggunakan metode longitudinal. Dalam hal ini diperlukan metode lain yang tidak memerlukan waktu bertahun-tahun, metode yang demikian disebut metode cross-sectinal. 2. Metode Cross-sectional Metode cross-sectional merupakan metode pengembangan yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama, dengan kata lain hany menggunakan waktu yang relative singkat dapat diperoleh data-data yang banyak dengan menggunakan sampel lebih dari satu konseli. Jadi metode ini digunakan untuk mengembangkan psikologi konseling secara horizontal.



Desain pengembangannya bisa eksperimen dan non eksperimen. Bila digunakan desain eksperimen, peneliti harus menggunakan treatment (pemberian perlakuan), misalnya treatmennya berupa penerapan teori konseling cognitive behavioural therapy atau teori lain seperti gestalt, trait and factor, untuk membantu konseli yang menderita kecemasan dengan mengendalikan variable-variabel lain yang diduga mempengaruhi hasil treatment tersebut. Bila digunakan desain noneskperimen, peneliti tidak memberikan treatment atau pemberian perlakuan, tetapi ia cukup mengumpulkan data-data secara teliti dari beberapa konseli dengan menggunakan metode-metode tertentu dan hasilnya dianalisis serta diinterpretasikan secara objektif. Metode yang dapat digunakan antara lain metode: introspeksi, ekstropeksi, kuesioner, interviu, dokumentasi, sosiometri, biografi, kelompok dan testing.