Metode Penelitian Alvaro Siza [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ALVARO SIZA, “SPIRIT OF PLACE” Studi Kasus Pada Ibere Camargo Museum Rangga Alexander, Fitrah Arnanda (25213010) Tugas AR 5141 Metodologi Penelitian Mahasiswa Pascasarjana Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung



1. Biografi Bernama lengkap Álvaro Joaquim de Melo Siza Vieira lebih dikenal dengan nama Alvaro Siza. Dia merupakan arsitek berkebangsaan Portugal. Lahir 25 Juni 1933 di Matosinhos, Porto. Pada Tahun 1954 ia membuka praktek pribadi di Porto, dengan proyek pertamanya Boa Nova restaurant di Matosinhos. Lulus tahun 1955, dari School of Fine Arts University of Porto, yang sekarang dikenal dengan FAUP (Faculdade de Arquitectura da Universidade Porto). Menjadi pengajar di FAUP selama tahun 1966-1969, dan melanjutkan lagi di tahun 1976. Dia juga menjadi profesor tamu di beberapa Universitas ternama di dunia seperti Graduate School of Design Harvard University, University of Pennsylvania, Los Andes Universitas Bogota, dan École Polytechnique Fédérale de Lausanne. Mendapat penghargaan pritzker pada tahun 1992 untuk proyek pembangunan ulang daerah Chiado lisbon yang terbakar di bulan agustus tahun 1988.



“Every design is a rigorous attempt to capture a concrete moment of a transitory image in all its nuances. The extent to which this transitory quality is captured, is reflected in the designs: the more precise they are, the more vulnerable” (Alvaro Siza)



“The relation of a building to its function needs to be much less schematic and formal if you want to produce good architecture.” (Alvaro Siza)



Gambar 1 Álvaro Joaquim de Melo Siza Vieira Sumber : http://blog.archpaper.com/wordpress/archives/41536



Ia juga banyak mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari beberapa universitas antara lain sebagai berikut : – Politeknik Universitas Valencia; – École Polytechnique Fédérale de Lausanne – Universitas Palermo – Universitas Menendez Pelayo, di Santander – Universidad Nacional de Ingeniería di Lima, Peru – Universitas Coimbra – Lusíada Universitas – Universidade Federal de Paraíba – Università degli Studi di Napoli Federico II – Pollo delle Scienze e delle Tecnologie, dalam Naple – Universitas Arsitektur dan Urbanisme dari Bucarest "Ion Mincu", Romenia (2005) – Universitas Teknik di Pavia, Italia (2007)



Ia juga banyak memenangkan penghargaan arsitektur selain Pritzker Prize pada tahun 1992 yaitu sebagai berikut : – The Golden Medal of The Superior Council of Arquitecture oleh the College of Architects di Madrid, tahun 1988 – Mies van der Rohe Award for European Architecture – the Prince of Wales Prize in Urban Design oleh Harvard University



– the Alvar Aalto Medal, tahun 1988 – Portugal's National Prize of Architecture, tahun 1993 – the Arnold W. Brunner Memorial Prize oleh the American Academy of Arts – Letters and the Praemium Imperiale, tahun 1998 – the Wolf Prize in Arts, tahun 2001 – the Golden Lion award, tahun 2002 – the Urbanism Special Grand Prize of France, tahun 2005 – the Cultural Merit Order Medal, tahun 2007 – Royal Gold Medal oleh RIBA (Royal Institute of British Architects), tahun 2009 – Gold Medal oleh International Union of Architects, tahun 2011 – the Golden Lion for lifetime achievement oleh Venice Architecture Biennale, tahun 2012



Dan Berikut merupakan karya karya bangunan yang ia hasilkan – 1958-1963: Boa Nova restaurant in Matosinhos – 1958-1965: Quinta de Conceição swimming-pool – 1959-1973: Leça da Palmeira swimming-pool – 1962: Miranda Santos House – 1964: Beires House ("The Bomb House"), Póvoa de Varzim – 1981-1985: Avelino Duarte House Ovar – 1987-1993: Faculty of Architecture of the University of Porto – 1988: Rebuilding plans of the Chiado neighbourhood after a fire, Lisbon – 1991-2000: Residential buildings ("Siza tower"), Maastricht, Netherlands – 1995: Library of the University of Aveiro – 1997: Serralves Museum of Contemporary Art – 1998: Architectural Practice, Porto – 1998: Pavilion of Portugal in Expo'98, Lisbon – 2002: Southern Municipal District Center, Rosario, Argentina – 2005: Serpentine Gallery Pavilion 2005 – 2007-2010 Mimesis Museum in Paju Book City, Seoul. – 2008: Iberê Camargo Foundation, Porto Alegre, Brazil. – 2009: New Orleans residential tower, Rotterdam, Netherlands.



– 2011/2012 "Alvaro Siza. Viagem sem Programa" Art work collection of his sketches and drawings. Museum Fondazione Querini Stampalia Venice,Italy – 2012 "Il Giardino delle Vergini" Pavillion Giardini della Biennale, Venice Biennale of Architecture, Italy.



Gambar 2 Karya - karya Alvaro Siza Sumber : http://alvarosizavieira.com/category/projects



2.



Ibere Camargo Museum Museum Ibere Camargo merupakan museum yang menampilkan karya salah satu



pelukis terkenal di Brazil bernama Ibere Camargo. Ibere camargo lahir pada tahun 1914 di salah kota di Brazil bernama Rio Grande do Sul, tapi dia menghabiskan sebagaian besar masa hidupnya di kota Rio De Jenairo, kota dimana dia belajar melukis di bawah bimbingan Alberto Guignard. Dia tergolong sebagai pelukis yang ekspresionis. Dia telah banyak membuat pameran berkelas internasional seperti La Biennale di Venezia pada tahun 1961. Pada tahun 1996 sebagai penghargaan terhadap sepak terjang Ibere Camargo dalam memajukan kesenian Brasil, pemerintah Brasil memberikan hadiah sebidang tanah di Porto Alegre tepatnya di tepi sungai Guaiba.



Lokasi site berada di daerah diantara pusat kota dan pinggiran kota Porto Alegre. Dari site ini kita bisa menikmati keindahan sungai Gauiba dan rimbunnya pohon. Untuk merancang bangunan museum Ibere Camargo, IFC mengundang 3 arsitek terkenal untuk mendesain museum tersebut. Ketiga arsitek itu adalah Richard Meier, Rafael Moneo dan Alvaro Siza. Ketiga arsitek tersebut telah memenangi Pritzker Prize.



Alvaro Siza terpilih menjadi arsitek dari bangunan tersebut. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana menginterpretasikan museum dari hasil karya Ibere Camargo itu sendiri. Dan mencoba untuk konteks terhadap lingkungan sekitar.



Program ruang yang diminta adalah ruang Pamer, Perpustakaan, toko buku, Cafe, Auditorium untuk 300 orang, Artists’ workshops. Dari program ruang yang didapatkan, Alvaro Siza memisahkan ruang yang dijadikan areal pameran dan sarana penunjang. Sarana penunjang ditempatkan di basement seperti perpustakaan, auditorium, workshop seniman, cafe dan parkir. Sarana pameran berada di bangunan utama. Pemisahan ini bertujuan agar ruang pamer menjadi eksklusif.



2.1 Preseden Dalam proses mendesainnya Alvaro Siza mencoba meneliti bangunan sejenis yang dianggap sukses dan dapat menerapkan beberapa hal yang sama. Berikut bangunan yang dijadikan preseden bagi Alvaro Siza.



a. Guggenheim museum di New york karya Frank Lloyd Wright Dalam tahap awal mendesain Alvaro Siza mencoba meneliti bangunan-bangunan sejenis yang suskses dalam desain. Alvaro siza mengambil preseden Gugenheim Museum di New York karya Frank Lloyd Wright. Pada gugenheim museum menggunakan ramps dalam sirkulasi bangunanannya. Alvaro pun menggunakan ramps sebagai sirkulasi dalam bangunan.



Gambar 3 Pengaplikasi Ramps Pada Museum Gugenheim di New York Sumber : www.architecturalmoleskine.blogspot.com/2012/08/wright-gugenheim-museum-new-york.html



Gambar 4 Pengaplikasian Ramps Pada Museum Ibere Camargo Sumber : www.archdaily.com.br/br/01-2498/fundacao-ibere-camargo-alvaro-siza



Dari gambar diatas dapat terlihat bahawa pada dasarnya penggunaan ramp sebagai akses sirkulasi yang digunakan pada museum ibere camargo karya alvaro siza adalah hasil adopsi dari museum guggenheim di new york karya frank llyod wrigth. Namun dapat terlihat juga bahwa ramp pada museum ibere camargo telah mengalami pengembangan, dimana ramp tidak hanya sebagai sirkulasi namun dimanfaatkan juga sebagai sunscreen guna menghasilkan bayangan bagi area outdoor dari bangunan.



Gambar 5 Ramps Pada Interior Museum Ibere Camargo Sumber : http://www.concrete.net.au/CplusA/issue11/CCA0011_Ibere%20Camargo_FA.pdf



b. Court house di Chandigarh karya Le Corbusier



Gambar 6 Preseden Court House di Chandigarg Karya Le Courbusier Sumber : www.flickriver.com/photos/tags/charlesedouard/interesting



Pada gambar di atas tampak bentuk serta posisi penempatan dari ventilasi pada museum ibere camargo menyerupai bangunan court house di chandigarh karaya le corbusier. Dimna ventiliasi diletakan sepanjang ramp. Namun sekali lagi alvaro siza tidak hanya mengadopsi secara "mentah-mentah" namun berusaha untuk melakukan pengembangan yang sesuai.



Gambar 7 Pengaplikasiaan Bukaan Yang Kecil Pada Museum Ibere Camargo Sumber : www.archdaily.com.br/br/01-2498/fundacao-ibere-camargo-alvaro-siza



Oleh karena itu jika bukaan pada court house tampak begitu banyak karena bukaan tidak terpapar cahaya matahari secara langsung. Namun beda halnya dengan museum ibere camargo yang berorientasi kearah barat dimana akan terkena paparan sinar matahari secara langsung maka bukaan harus seminim mungkin. Selain pertimbangan tersebut Alvaro Siza berpendapat dengan bukaan yang kecil membuat pengunjung bisa fokus untuk menikmati lukisan yang dipamerkan. Bisa dibayangkan dengan menerapkan bukaan yang sangat besar bisa membuyarkan fokus pengunjung dalam melihat lukisan yang dipamerkan. Pengunjung bisa lebih menikmati pemandangan sungai Guaiba yang sangat indah.



Gambar 8 Bukaan Pada Museum Ibere Camargo Sumber : www.archdaily.com.br/br/01-2498/fundacao-ibere-camargo-alvaro-siza



2.2 Genius Loci (Spirit of Place)



Dalam proses desain Ibere Camargo Museum Alvaro Siza menggunakan genius loci dalam proses desainnya. Genius Loci adalah suatu potensi lokal, yakni tanggap terhadap alam setempat, tanggap budaya setempat dan tanggap terhadap teknologi modern. Genius Loci itu identik dengan upaya ‘menyambung benang merah’ sejarah budaya bangsa serta upaya memanfaatkan potensi alam dan budaya masyarakat setempat (Jeraman,2009). Genius loci dalam arsitektur, secara harfiah adalah jiwa dari ruang dan waktu, lokalitas dan region-region di mana arsitektur tumbuh dan berkembang. Di dalamnya tercakup pelaku pelaku, pengguna-pengguna, penatap-penatap, penikmat-penikmat dan keseluruhan masyarakat yang merasa dekat dan terwakili dalam kesadaran dan pengharapannya. Genius loci adalah semangat “tempat” (spirit of place) dimana semangat itu menjadikan suatu tempat itu dapat “hidup”.



- Bentuk Bangunan Alvaro Siza meneliti dengan cara apa bangunan tersebut bisa konteks dengan vegetasi di belakang bangunan tersebut. Hal ini menurut Alvaro Siza sangatlah penting agar visual bangunan tersebut tidak terlalu merusak bentukan alam yang sudah ada. Belakang bangunan yang berupa perbukitan yang berkontur cukup curam.



Gambar 9 Pengaplikasian Bentukan Sekitar pada Bangunan Sumber : www.europaconcorsi.com/project/16950/museum-for-iber-camargo-foundation



Bentukan ramps yang diekspos didepan bangunan bisa menjadi melanjutkan bentuk dari kontur dibelakang bangunan. Ramps juga dijadikan sebagai penahan panas yang masuk ke dalam bangunan. Dengan mengekspos bentukan ramps menjadikan estetika tersendiri pada bangunan ini, unik dan sangat ikonik.



- Pencahayaan Untuk memaksimalkan pencahayaan alami, sebagai reaksi dari bukaan jendela yang menghadap ke arah pantai yang sedkit mengakibatkan sedikitnya cahaya yang masuk. Maka Alvaro Siza menggunakan skylight di bagian void dan area ruang pamer.



Gambar 10 Analisis Pencahayaan Pada Bangunan Sumber : http://www.concrete.net.au/CplusA/issue11/CCA0011_Ibere%20Camargo_FA.pdf



Gambar 11 Pengaplikasiaan Skylight Pada Bangunan Sumber : www.europaconcorsi.com/project/16950/museum-for-iber-camargo-foundation



- Material Dalam setiap desain Alvaro Siza meneliti material apa yang banyak di sekitar site, hal ini agar memberdayakan material yang melimpah serta mengurangi biaya. Dari hasil studinya Alvaro Siza menggunakan material marmer putih yang dicampurkan dengan beton. Material yang dihasilkan dijadikan modul persegi agar mendapatkan ukuran yang presisi. Dalam pemilihan warna putih sebagai warna bangunan, bisa kita lihat dalam setiap desainnya Alvaro Siza selalu mengekspos warna material yang digunakan. Selain itu ada filosofi khusus dalam pengambilan warna putih yaitu terinspirasi dari warna canvas lukisan.



Gambar 12 Pengaplikasian Pencahayaan Pada Bangunan Sumber : http://alvarosizavieira.com/category/projects



3. Kesimpulan - Sebelum memulai Proses Desainnya, Alvaro Siza meneliti preseden bangunan sejenis yang dianggap sukses dalam desainnya. - Bangunan yang dijadikan preseden adalah Museum Gugenheim di New york karya Frank Lloyd Wright dan Court house di Chandigarh karya Le Corbusier. - Proses desainnya menitik beratkan dalam “genius loci”. Hal ini untuk menyelaraskan dengan kondisi lokasi bangunan sekitar.



4. Referensi Comas, Eduardo, “Ibere Camargo foundation : THE TRANSPARENCY of concrete”, ARQTEXTO. 2009 Gallo, Joao, “The Iconic Urban Branding Moves Southwards :“Starchitecture” In Porto Alegre” , Cairo : Jurnal. 2008 Gomes, Catarina, “ Alvar Aalto and Álvaro Siza: Theory and Project Methodology”, Helsinki : Jurnal.2012 http://blog.archpaper.com/wordpress/archives/41536 http://alvarosizavieira.com/category/projects www.europaconcorsi.com/project/16950/museum-for-iber-camargo-foundation http://ideasandforms.blogspot.jp/2010/06/ibere-camargo-foundation-alvaro-siza.html