METODE RISET Widarto Rachbini PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE RI SET



EKONOMI



&



BISNIS



(AnalisisRegresi-SPSS&SEM-Lisrel) Dr. Widarto Rachbini Prof. Dr. Didik J. Rachbini, DKK



I NDEF



METODE RISET EKONOMI & BISNIS (Analisis Regresi-SPSS & SEM-Lisrel)



Dr. Widarto Rachbini Prof. Dr. Didik J. Rachbini, dkk



INDEF Metode Riset Ekonomi & Bisnis | i



METODE RISET EKONOMI & BISNIS (Analisis Regresi-SPSS & SEM-Lisrel)



Tim Penulis: Dr. Widarto Rachbini; Prof. Dr. Didik J. Rachbini Dra. Natalia Santoso, MA; Drs. Hadi Prayitno, MM; Dra. Evawati Khumaedi, M.Si



Desain Cover dan Tata Letak: Sarwo Edhie E-ISBN: 978-623-94602-1-1



INDEF Jl. Batu Merah No.45, Pejaten Timur, Jakarta Selatan 12510 Telp. 021 7901001 Email: [email protected]



ii | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Kata Pengantar Buku ini ditulis oleh Tim Dosen dan peneliti dari tiga lembaga, yaitu Universitas Mercubuana, INDEF (Institute for



Development of Economics and Finance) dan Universitas Pancasila. Isinya dimaksudkan untuk mahasiswa, dosen maupun peneliti dalam bidang ekonomi dan bisnis, serta ilmu sosial dalam arti yang luas. Pembahasan buku ini dimulai dari substansi hakekat ilmu pengetahuan dan penelitian agar pembaca lebih mudah mempelajari metode penelitian. Pemahaman terhadap ilmu dan filsafat ilmu sangat penting untuk menjadi dasar bagian pembaca



buku



ini



agar



berwawasan



lebih



komprehensif. Setelah mendapat dasar pemahaman tentang hakekat ilmu, pembahasan buku ini dilanjutkan dengan menguraikan bagaimana proses dan tahap-tahap penelitian dijalankan - mulai dari permasalahan riset, perumusan hipotesis, merumuskan tujuan dan dan hipotesis, serta membangun kerangka pemikiran dengan dasar teori yang kuat. Untuk penelitian tingkat tinggi di sekolah pasca sarjana, pemahaman diperlukan



terhadap dengan



teori



secara



imajinasi



yang



mendalam tinggi



sangat terhadap



permasalahan dan fenomena sosial di lapangan. Dengan memahami teori secara cermat, pendalam dan ‚kaffah‛ - maka peneliti



akan



sangat



gampang



merumuskan



kerangka



pemikiran, yang merupakan pilar pokok dari gagasan, yang Metode Riset Ekonomi & Bisnis | iii



akan dijalankan. Jika kerangka pemikiran sudah dirumuskan dengan sempurna, maka keseluruhan ‚blueprint‛ bisa terlihat dengan jelas dan gamblang. Buku ini dilengkapi dengan contoh analisis data yang lengkap tentang regresi dan korelasi dengan menggunakan SPSS. Lebih dari itu, pembaca atau pembelajar juga disuguhi contoh analisis SEM (Structural Equation Model), yang detail, lengkap dan bisa menjadi contoh untuk riset, yang akan dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun peneliti. Keutamaan buku ini juga dilengkapi dengan tautan (link) tuntunan Video – Youtube Cara Belajar Regresi dengan SPSS dan Analisis Data menggunakan SEM – LISREL: 1) regresi.rachbini.com 2) lisrel.rachbini.com 3) https://youtu.be/RmuCbqVbmYo Demikianlah pengantar dan penjelasan ringkas tentang isi buku ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekanrekan yang telah membantu menyelesaikan buku ini.



Jakarta, September 2020



Penulis



iv | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Daftar isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tebel Daftar Gambar



iii v vii viii



Bab I



Pendahuluan



1



Bab II



Hakekat Ilmu & Riset



5



2.1. Perkembangan Ilmu: Popper, Khun, Feyerabend, Bachelard & Lakatos



Bab III



Bab IV



Bab V



7



2.2. Prinsip Dasar



12



2.3. Hubungan Ilmu Alam dan Ilmu Sosial



16



2.4. Obyek - Obyek Penelitian



21



2.5. Sikap Peneliti dan Etika Penelitian



23



Proses Penelitian



29



3.1. Proses Ilmiah



31



3.2. Karakteristik Proses Penelitian



39



3.3. Klasifikasi Penelitian



40



Perumusan Masalah dan Variabel Penelitian



45



4.1. Sumber Masalah



47



4.2. Variabel Penelitian



49



Kerangka Pemikiran, dan Teori



51



5.1. Kerangka Pemikiran



51



5.2. Teori



69



5.3. Asumsi, Konsep, Proposisi dan Model



74



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | v



Bab VI



Hipotesis 79 6.1. Ciri Hipotesis yang Baik 83 6.2. Fungsi Hipotesis 87 6.3. Contoh Kasus: Permasalahan, Hipotesis & Tujuan Riset 88



Bab VII



Pengukuran dan Instrumentasi 7.1. Prinsip-Prinsip Pengukuran 7.2. Tingkat Pengukuran 7.3. Penyusunan Indeks



95 95 102 112



Bab VIII



Pengolahan dan Analisis Data 8.1. Bentuk Tabel Frekuensi 8.2. Tabel Frekuensi dan Penyusunan Tabel Silang



119 125 126



Bab IX



Analisis Data: Regresi dan Korelasi 137 9.1. Regresi 137 9.2. Metode Menyesuaikan Kurva Secara Bebas140 9.3. Korelasi 146 9.4. Koefisien Determinasi 149 9.5. Koefisien Korelasi (R) 152



Bab X



Regresi Linier Berganda dengan SPSS



157



Bab XI



Analisis Structural Equation Model (SEM) pada Penelitian Empiris



193



Penulisan Laporan



243



Bab XII



Daftar Pustaka Lampiran 1. Farm Supply Response of Rice In East Java 2. Pengaruh Kebijakan Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan Subsektor Perkebunan



vi | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



263



Daftar Tebel Tabel 1.1. Matriks Definisi Penelitian



3



Tabel 3.1. Komponen dan Tahap-Tahap Proses Penelitian 30 Tabel 5.1. Variabel dan Indikator Manifest yang mempengaruhi kinerja UMK



64



Tabel 8.1. Tingkat pendidikan Keluarga di Sriharjo



127



Tabel 8.2. Distribusi Pekerja Sektor Informal menurut Tingkat Pendapatan



129



Tabel 8.3. Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Dikontrol Umur



131



Tabel 8.4. Penghasilan Keluarga Per Bulan



136



Tabel 8.5. Penghasilan Keluarga Per Bulan



136



Tabel 9.1. Data Pendapatan dan Konsumsi Periode tahun 1990 -1994



`



144



Tabel 11.1 Abstrak Jurnal ‚Determinants of Trust



and Customer Loyalty on C2C E-Marketplace in Indonesia‛



194



Tabel 11.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas



209



Tabel 11.3 Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Test)



218



Tabel 11.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian



220



Tabel 11.5 Pengaruh Langsung (Direct Effect), Tidak Langsung (Indirect Effect), dan Total Pengaruh (Total Effect)



222



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | vii



Daftar Gambar Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 5.1.



Proses Penelitian Kuantitatif (Tuckman) Tahapan Metode Penelitian (Nasoetion, 1999) Tahapan Metode Penelitian Sederhana Lintasan Hasil Analisis LISREL Responden



43 43 44



Kelompok Eksportir TPT 54 Gambar 5.2. Model Hipotesis Penelitian 61 Gambar 5.3. Model Jalur SEM-PLS peran model terhadap kinerja usaha mikro dan kecil di Kota Padang 62 Gambar 9.1. Hubungan Linear & Non-Linear 139 Gambar 10.1 Contoh Kerangka Konseptual 161 Gambar 10.2 Alur Pembahasan Teknis Analisis Regresi Linier Berganda 163 Gambar 10.3 Data Tabulasi Kuesioner 164 Gambar 10.4 ProsesImportData Excel ke Dalam SPSS 166 Gambar 10.5 ProsedurStatistik Deskriptif 168 Gambar 10.6 Prosedur Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 172 Gambar 10.7 Prosedur Uji Linieritas 181 Gambar 10.8 Prosedur Uji Normalitas 183 Gambar 10.9. Prosedur Uji Multikolinieritas 184 Gambar 10.10. Prosedur Uji Heteroskedastisitas 185 Gambar 10.11 Prosedur Analisis Korelasi Antar Variabel 187 Gambar 10.12 Prosedur Regresi Linier Berganda 190 Gambar 11.1 Rerangka Konseptual Jurnal ‚Determinants



of Trust and Customer Loyalty on C2C EMarketplace in Indonesia‛ 196



viii | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab I Pendahuluan Buku metode penelitian ini merupakan pembahasan terhadap proses dan tahap-tahap penelitian secara ringkas dan jelas.



Pembahasannya tidak rumit, tetapi tegas, dan



banyak disertai contoh-contoh agar para peneliti bisa belajar dari tuntunan buku ini dan mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari buku ini. Tetapi, sebelum peneliti masuk ke dalam pembahasan proses dan tahap-tahap penelitian tersebut, maka pada Bab 2 dibahas tentang filsafat ilmu. Pembahasan masalah ini dibuat dengan maksud untuk memberi dasar bagi pembaca tentang hakekat ilmu pengetahuan, yang merupakan kunci utama bagi umat manusia untuk mengenal alam, lingungan, manusia dan institusinya. Hakekat



ilmu



pengetahuan



adalah



hakekat



dari



penelitian itu sendiri. Dengan penelitian yang sistematis dan ilmiah, maka ilmu pengetahuan dapat dihimpun satu per satu. Jika penelitian berkembang dengan pesat, maka ilmu pengetahuan pun hampir dipastikan ikut berkembang pula. **** Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data (informasi). dengan



tujuan



Kegiatan penelitian biasanya dilakukan tertentu,



terutama



untuk



memperoleh



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 1



informasi yang diperlukan dan memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Namun demikian, ada pula penelitian yang dilakukan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang rutin dengan tujuan untuk bidang keilmuan itu sendiri. Pertama yang harus dijelaskan adalah makna dari "cara ilmiah". Dari sisi arti harfiah dari cara ilmiah adalah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan sifat yang sistematis. Sifat ini berarti cara-cara yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang logis.



Makna sistematis ini nanti berkaitan dengan



tahap-tahap penelitian, yang akan dibahas pada bab 3. Cara ilmiah juga berarti masuk akal, yakni sifat dari proses dan obyek penelitian tersebut dapat diterima dengan nalar manusia. Obyeknya bukan suatu hal yang ghaib atau tidak dapat diterima dengan akal sehat. Penelitian tentang jin, misalnya, tidak termasuk dalam katagori masuk akal. Ciri atau sifat lain dari cara ilmiah ini adalah empiris. Cara ilmiah dengan sifat empiris ini



berarti ada obyek



penelitian yang dapat dilihat atau dirasakan oleh indera manusia. Misalnya adalah obyek perilaku manusia, masalah anak-anak, persoalan pemasaran, dan sebagainya. Dari sisi proses, cara ilmiah tersebut berarti ada tahaptahap penelitian yang dilakukan sehingga hasil yang diperoleh mendekati kenyataan sebenarnya. Tahap-tahap tersebut mulai dari perumusan masalah, yakni pertanyaan-pertanyaan, yang menjadi perhatian atau bahkan merisaukan peneliti. Setelah itu,



peneliti



membatasi



permasalahan



membangun hipotesis yang logis.



tersebut



dan



Dalam tahap ini secara



implisit berarti ada perumusan tujuan penelitian itu sendiri.



2 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Agar penelitian tersebut terarah, maka peneliti harus membuat



kerangka



teori



yang



logis



sesuai



topik



permasalahan yang dipilih. Fungsi pemahaman terhadap teori tidak lain untuk menggiring proses penelitian ke dalam sistematika yang ilmiah, logis dan masuk akal. Dengan teori yang jelas, maka penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Tabel 1.1. Matriks Definisi Penelitian DEFINISI CARA ILMIAH



Data



SIFAT/PROSES SIFAT



UNSUR



PROSES



Perumusan masalah Sistematis Masuk akal Empiris



Nominal



Perumusan Masalah Hipotesis Perumusan Tujuan Landasan Teori Kerangkapemikiran Rancangan Penelitian Variabel dan Pengukuran Pengumpulan Data (Sampling & Instrumen) Analisis Data Penulisan Laporan Pria-wanita, merah-putih



Ordinal



Ada peringkat, jarak sama



Interval



Jarak sama, tidak ada nilai absolut nol, derajat celcius



Rasio



Jarak sama, absolut nol



ada



nilai



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 3



Tahap



berikutnya



adalah



membangun



rancangan



penelitian, sebagai persiapan peneliti untuk ke lapangan atau mengumpulkan data yang diperlukan. Rancangan penelitian itu bisa



berupa survei, analisis data sekunder, studi kasus,



atau "content analysis". Pada saat yang bersamaan perlu ditentukan



variabel



yang



diperlukan



untuk



dianalisis.



Sebenarnya, ketika peneliti merumuskan permasalahan, maka implisit di dalamnya terkandung variabel-variabel yang ditetapkan.



Masalah



bagi



peneliti



adalah



melakukan



pengukuran. Tahap yang terakhir dari proses penelitian ini adalah pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data. Data yang diperoleh disistematika sesuai yang diharapkan dan dianalisis untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan oleh peneliti ketika pertama kali memulainya.



4 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab II Hakekat Ilmu & Riset Agar lebih mudah mempelajari metodologi penelitian, maka perlu diketahui



dahulu apa arti "ilmu" dan apa



tujuannya. Seperti di ketahui bahwa tiap ilmu dibuat manusia pada suatu konteks sosial - historis



dengan pendekatan



tertentu. Walaupun beberapa aliran dapat diketemukan dalam praktek penelitian, ada konsesus terhadap tujuan penelitian, yaitu dari ilmuwan dan hasil penelitiannya menjadi bahan dari diskursus ilmuwan (scientific discourse). Mengolah informasi adalah proses sehari-hari dari tiap manusia, tetapi hanya kalau suatu sistem terdapat dalam pendekatan terhadap praktek ilmu. Kira-kira seratus tahun lalu refleksi tentang ilmu kongkrit diolah oleh ilmuwan sendiri, tetapi suatu "pembagian kerja" memisahkan kegiatan ilmu-ilmu dari refleksi tentang kegiatan itu, khususnya tentang logika di dalam ilmu (logic of science). Filsafat ilmu menjadi suatu ilmu tersendiri yang menilai dan menanyakan praktek ilmu kongkrit itu. Filsafat ilmu adalah ilmu rekonstruksi dari praktek ilmu dengan pertanyaan prinsip: apa sesungguhnya ilmu, dan asumsi dasar apa digunakan dalam praktek ilmu. Umpamanya, apakah prinsipprinsip logika diikuti, apakah model deduktif atau induktif diikuti dan lain sebagainya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 5



Hubungan antara praktek ilmu dan filsafat ilmu bisa dilihat dari berbagai hal (Speckman 1988:1), antara lain: _ Historis -Kultural: Praktek ilmu dilihat sebagai obyek ilmu tersendiri dengan



pertanyaan:



"bagaimana



suatu



ilmu



berkembang di suatu lingkungan budaya tertentu". _Historis- Ilmuwan : Dengan perspektif historis perkembangan ilmu-ilmu dideskripsikan. _Sosiologis : Praktek ilmu dilihat sebagai praktek dari ilmuwan yang diteliti mengenai struktur dalam kelompok ilmuwan dan sistem norma mereka. Pendekatan ini akan digunakan lebih dalam lagi dalam bahasan ilmuwan Bachelard, Khun, Lakatos, dan Feyerabend nanti. _ Psikologis : Proses psikologis, khususnya kumpulan dan pengolahan informasi perseptif yang



menjadi informasi kognitif



diperiksa dalam pendekatan tersebut. _ Ekonomis : Pendekatan ini memperdalam bagaimana kemampuan ekonomis dipergunakan untuk suatu tujuan ilmiah. Praktek ilmu adalah suatu pekerjaan dari seorang ilmuwan yang biasanya dibayar.Pembayaran kegiatan ilmuwan tergantung dari satu sistem ekonomis-politis yang menghargai atau kurang menghargai beberapa aliran ilmu. 6 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



2.1. Perkembangan Ilmu: Popper, Khun, Feyerabend, Bachelard & Lakatos Dalam filasafat ilmu ada masalah penting yang perlu ditanyakan yaitu apakah sesuatu yang "benar" karena mencari kebenaran adalah tujuan dari tiap ilmu Filsafat ilmu meneliti bagaimana suatu aliran ilmu atau suatu teori mendapat pengucapan yang benar. Dalam hal ini kita menemui suatu masalah : kalau suatu teori adalah benar, teori ini pasti dan tidak dapat berubah. Dalam sejarah ilmu, kita bisa melihat perubahan teori. Apakah teori yang sudah ada tiba-tiba menjadi tidak benar? Apakah suatu teori bisa terjadi lebih benar dari pada teori lain? Kriteria apa yang dipakai untuk menilai kebenaran suatu teori ? Untuk menjawab pertanyaan ini masalah kebenaran ("truth") dalam bab ini akan digunakan pendekatan secara sosiologis - historis. Dalam masalah perkembangan ilmu, teori Karl Popper menjadi sangat penting. Popper (lahir 1902 di Austin, menjadi Professor filsafat di Cambridge, Inggris) menekankan bahwa tidak cukup untuk mengabstraksikan dari sejumlah obseravsi suatu ucapan yang benar (=induksi). Ratusan pengamatan penting tentang warna kulit gajah yang mengatakan bahwa : "semua gajah berwarna abu-abu", belum boleh diartikan sebagai



kebenaran,



sebab



masih



mungkin



bahwa



diketemukan seekor gajah dengan warna kulit lain. Kalau akhirnya hanya seekor gajah dengan warna kulit lain diketemukan, teori tersebut difalsifikasikan. Artinya, semua teori tetap berbentuk sementara. Popper menyusun suatu prinsip untuk semua teori, bahwa suatu teori perlu disusun demikian hingga dapat difalsifikasikan, yaitu tidak boleh



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 7



disusun supaya hanya bisa diversifikasikan. Suatu teori yang tidak dapat difalsifikasikan tidak bisa disebut teori ilmiah



("scientific theory"). Prinsip tersebut juga berlaku untuk ilmuwan



sendiri



yang



perlu



bersifat



terbuka



untuk



falsifikasikan teorinya. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa faktafakta mendapat peranan lebih besar daripada fikiran tentang fakta/teori.



Kebenaran



fakta-fakta



bisa



diragukan



juga



mengingat adanya pengaruh di dalam pengumpulan data. Kritik



terhadap



teori



falsifikasi



(teori



ini



bisa



difalsifikasikan sendiri, ataupun menjadi suatu prinsip dasar boleh ditanyakan secara polemis). Thomas Kuhn (ahli fisika, lahir 1922 di Amerika Serikat) menekankan bahwa para ilmuwan biasanya mempunyai suatu filsafat hidup ("life



philosphy") yang mempengaruhi pendekatan ilmu mereka. Sistem ini, yang sering berada di bawah sadar, disebut paradigma. Ditekankan bahwa dalam praktek ilmu jarang seorang individu membangun suatu teori baru, tetapi biasanya suatu kelompok peneliti memegang paradigma sebagai ilmu normal/biasa ("normal science"). Perkembangan teori baru tidak terjadi secara kontinyu, tetapi oleh sebab suatu krisis muncul bilamana fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori dulu. Seperti dibahas dalam pendekatan" gestalt" di dalam ilmu



psikologi



,



suatu



"switch"



interprestasi



tiba-tiba



(=diskontinyu) muncul. Yang pertama dilihat dalam gambar tersebut hanya kepala dari seekor kelinci saja, tiba-tiba dapat juga melihat kepala bebek dan tidak bisa dimengerti mengapa tadi hanya melihat kepala kelinci. Kadar fikiran berubah (de 8 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Vries,1981). Khun mencari contoh dalam ilmu fisika dan melihat bahwa bukan sesuatu yang 'baru 'didapat oleh seorang ilmuwan saja tetapi beberapa ilmuwan, seringkali di daerah



yang



pengetahuan



berbeda.



Selanjutnya



diragukan



tentang



sampai sekarang (krisis) sampai seseorang



membuat konseptualisasi, penjelasan, atau teori baru. Proses itu disebut revolusi ilmiah ("scientific revolution"). Periode ilmu normal dibandingkan dengan suatu 'puzzle' (teka-teki) dimana kerangkanya sudah dikenal, ilmuwan hanya perlu mengisi potongan-potongan di dalamnya. Selanjutnya ilmu baru berkembang kalau beberapa potongan (fakta) di ketemukan dan ada yang tidak 'pas' di dalam (teka-teki) puzzle. Dengan demikian sekarang krisis itu dialami. Revolusi ilmu memulai sampai suatu kerangka diperoleh. Kerangka (paradigma) baru ini selanjutnya dapat diisi oleh



ilmuwan-ilmuwan



dengan



hasil



penelitiannya.



Perkembangan ilmu secara diskontinyu sudah digambarkan oleh Gaston Bachelard (1884-1962) lahir di Perancis



lama



sebelum Khun. Tetapi karena bukunya ditulis dalam bahasa Prancis tidak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, maka ilmuwan yang membahas Bachelard terbatas hanya di dalam negerinya saja.1 Bachelard menjelaskan bahwa obyektivitas dalam suatu teori selalu ada selama kriteria dan peraturan intern untuk obyektivitas dalam disiplin diikuti. Tidak ada kriteria obyektif di luar praktek ilmu yangs sedang menjadi "paradigma" (istilah ini digunakan Khun). Bachelard tidak percaya bahwa adalah kriteria untuk "kebenaran" secara umum, tetapi hanyalah boleh dikatakan Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 9



bahwa kebenaran relatif dan historis. Hal ini penting untuk melihat praktek ilmu pada masa kini, yang mempunyai beberapa



peraturan



mengunakan



istilah



metodologis 'rektifikasi'



tertentu. untuk



Bachelard menjelaskan



perkembangan ilmu. Teori baru didapat bilamana 'salah' dari teori lama dikoreksi. Kebenaran adalah suatu kesalahan yang dikoreksi. Dalam hal ini 'kebebasan akademis' sudah kurang riel lagi. Hipotesis disusun berdasarkan teori dan hasil penelitian lain. Hanya dengan 'tidak' atau negasi dari asumsi lama yaitu diskontinyunitas suatu ilmu bisa berkembang. Dalam kaitan antara filasafat ilmu dengan praktek ilmu juga dibicarakan Imre Lakatos (1922-1974),lahir di Hongaria, mengajar di London). Lakatos ingin mengkaitkan Popper dan Khun dalam metodologi dari program-program penelitian ilmiah. Suatu program penelitian dilihat sebagai rangkaian teori-teori. Teori-teori tersebut memungkinkan beberapa peraturan atau tatanan ilmiah yang bisa diikuti dan yang tidak bisa diikuti. Selama suatu program penelitian mampu untuk mendapat fakta-fakta baru dan prognosis masih bisa didapat secara empiris, program tersebut tetap berlaku. Tetapi kalau tidak mendapatkan hasil yang baru lagi, program ini sebaiknya ditinggalkan, karena sudah mulai mengalami degenerasi. Dengan istilah Khun, suatu program penelitian berarti 'ilmu normatif' ("normal science"). Popper diterima oleh Lakatos dengan prinsip falsifikasi, tetapi verifikasi tetap diterima selama fakta-fakta baru ditemukan yang sesuai dengan teori. 10 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Pendekatan dari Lakatos dibahas oleh Paul Feyerabend (ilmuwan filasafat dari Amerika Serikat). Dalam hal ini Feyerabend mengatakan bahwa suatu ilmu kurang rasional seperti biasanya diakui,



tetapi sering beberapa fakta tidak



dibahas sehingga bisa diteruskan dengan program penelitian. Menurut Feyerabend, irrasional sama pentingnya seperti rasionalitas. Juga irrasionalitas ('mythos') menjadi motor dari perkembangan ilmu. Dengan ucapan 'semua' diperbolehkan



("anything goes") dia menggambarkan praktek ilmu. Suatu ilmu bisa dinilai dengan tanda 'degenerasi', artinya tidak menghasilkan



data baru lagi. Tetapi menurut Feyerabend



pada prinsipnya memungkinkan bahwa dari stagnasi muncul perkembangan baru (seperti dari degenerasi ulat menjadi kupu-kupu), suatu yang tidak sesuai fikiran dari Lakatos. Feyerabend



menyebut



dirinya



sebagai



'anarkhis'.



Peraturan ilmiah dinilai membatasi perkembangan. Suatu program



ilmu



perlu



mendorong



kreativitas



untuk



mendapatkan ide-ide dan data-data baru. Pluralisme dalam praktek ilmu sangat penting untuk mendapat suatu iklim yang kratif. Dia mengkritik praktek ilmu sebagai 'bisnis' dan sistem pendidikan sebagai sistem pembatasan kreativitas. Praktek ilmu sebaiknya



tidak menjadi suatu profesi,



tetapi suatu 'permainan yang kreatif' untuk peminat. Anarkhi itu tidak berarti bahwa 'nonsense' dipublikasikan, tetapi suatu daya untuk membebaskan fikiran dan pengetahuan dari sekolah-sekolah tertentu. Dalam bab ini dikemukakan beberapa refleksi tentang hubungan antara filasafat



ilmu dan praktek ilmu. Inti dari



pendekatan yang dipilih adalah : Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 11



1).



bahwa tiap ilmu berkembang,



2).



tiap ilmu perlu lingkungan untuk berkembang,



3).



praktek



ilmu



perlu



dilihat



sebagai



hasil



perkembangan ilmu historis dan sosiologis, 4).



faktor intern dan extern dari ilmu mempengaruhi perkembangan,



5).



ada debat tentang alasan dan cara bagaimana suatu ilmu bisa berkembang.



Kesimpulan yang dapat ditarik dari bahasan di atas adalah bahwa praktek ilmu dan praktek penelitian tidak perlu dilihat sebagai penetapan yang mekanis dari peraturan ilmiah yang pernah



disusun dalam kerangka suatu paradigma.



Tetapi ilmuwan lain dengan sikap kritis (lihat bab terakhir). Di dalam hal ini harus kita akui bahwa para ilmuwan yang dipilih dalam bab itu mencerminkan suatu paradigma tersendiri, yaitu paradigma 'barat' yang mencerminkan situasi ekonomi - politis di dunia ini pada masa sekarang dan sangat terkait erat dengan penyediaan dana untuk ilmu-ilmu. Problematik itu diakui oleh ilmuwan yang ingin membangun indigenisasi ilmiah (selanjutnya lihat Kleden 1987). 2.2. Prinsip Dasar Dalam bab ini prinsip-prinsip ilmu yang dasar dan yang bisa



diterima oleh berbagai disiplin dan aliran



akan



disampaikan (lihat Swanborn 1982 dan Speckmann 1986). Setiap



ilmu



sistematis



adalah dengan



pengumpulan tugas



untuk



pengetahuan menjelaskan



secara dan



memprognosikan kenyataan. Dalam ilmu empiris perlu suatu penyesuaian antara teori-teori dan ide-ide dengan kenyataan. 12 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Beberapa prinsip dasar dapat disusun agar ilmu lebih komunikatif dengan dunia akademis dan masyarakat umum, antara lain : _ Parsimoni (kesederhanaan) : Bilamana



satu



penjelasan



untuk



suatu



hal



telah



mencukupi maka perlu diterima . prinsip itu disebut oleh William Of Occam (abad ke 14) dalam bahasa Latin : "Entia non multiplicanda sunt preeter necessitatem ". (dikutip dari Speckmann 1986:7). _ Etis Netral : Ilmu empiris tidak mengungkapkan



hal-hal normatif



tentang kenyataan itu tidak berarti bahwa ilmuwan tidak boleh meneliti pendapat etis atau non-etis, tetapi



praktek



ilmu bukan bertujuan untuk memilih suatu posisi. Prinsip tentang etika yang netral juga tidak diikuti



prinsip etis (



misalnya



memaksakan



melindungi



nama-nama



atau



seseorang umpamanya memakai suatu obat untuk mendapat pengetahuan baru). _ Relativisme : Oleh sebab sifat dasar dari ilmu adalah perkembangan dalam pengumpulan pengetahuan, maka tiap pengetahuan adalah relatif. Artinya konstruksi pengetahuan dapat dirubah, ditambah, dibongkar . Suatu kebenaran yang universal, umum, dan tetap tidak ditemukan dalam ilmu apa pun. _ Dapat dikontrol : Hasil penelitian perlu dipresentasikan dengan cara yang jelas sehingga dapat dikontrol oleh orang lain, apakah Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 13



penelitian tersebut benar atau tidak. Prinsip itu tidak saja berlaku untuk hasil-hasil penelitian tetapi juga untuk proses penelitian supaya jelas bagaimana data-data dikumpulkan dan diolah. _ Bahasa spesifik : Penelitian perlu dipresentasikan dengan bahasa yang sebaik mungkin sehingga bisa diketahui prinsip apa yang dimaksud. Suatu ucapan seperti "Anggota



grup A lebih



senang daripada anggota grup B" tidak merupakan suatu ucapan ilmiah. Oleh sebab itu jelas apa yang dimaksud dengan 'senang' dan bagaimana 'senang' diteliti. Di dalam ilmu matematika prinsip itu paling banyak dan kadangkadang mendekati ekspresi seniman (misalnya literatur). Dengan kemungkinan untuk ekspresi berlebihan dalam sosial itu ada celah yang berbahaya, yaitu interprestasi menyebar dan menjauhi inti penelitian. Bahasa spesifik tidak berarti 'over-detaling' (disampaikan hal-hal yang tidak langsung berkaitan dengan topik yang dibahas tetapi tepat muncul dalam proses penelitian). Yang biasanya diketahui dan yang eviden (nyata) tidak perlu diceritakan. _ Obyektivitas : Prinsip itu berarti bahwa penelitian perlu bebas dari sifat si peneliti dan tidak perlu dipengaruhi oleh kesukuan, nasionalitas, jenis kelamin, umur, agama, keyakinan politis, dan norma etisnya. Untuk ilmu alam prinsip itu lebih gampang diikuti daripada untuk ilmuwan sosial.



14 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Prinsip



obyektivitas



itu



tetap



sebagai



pedoman



walaupun sukar diikuti karena peneliti juga berperan sebagai subyek historis. Lalu, banyak kreativitas dan pengertian didapatkan justru oleh sebab seorang peneliti mendekati kenyataan dari sudut pandangnya. Misalnya, untuk seorang anggota minoritas etis persepsi dan pertanyaan tentang realita berbeda dengan seorang dari mayoritas. Berkaitan dengan prinsip obyektivitas adalah pengaruh si peneliti terhadap proses dan hasil penelitian. Juga dalam ilmu yang biasanya 'mengkelaim' obyektivitas tinggi, si peneliti mempengaruhi hasil penelitian. Contoh pertama diambil dari interprestasikan foto udara. Bilamana para ilmuwan mendapat tugas untuk mengimprestasi foto udara yang diambil dengan tostel foto dari pesawat, belum tentu bahwa interprestasi tentang apa yang dilihat sama. Seseorang dengan spesialisasi ilmu kehutanan memperhatikan tandatanda hutan dan tanaman lain. Seseorang ilmuwan tanah memperhatikan garis-garis di bagian lahan, sungai-sungai dan tanda ketinggian. Kedua interprestasi adalah benar. Salah satu contoh



antropologi



menunjukan



tergantung dari individu peneliti.



bahwa



data



sangat



_



Margaret Mead meneliti masa muda, transisi dari masa anak ke masa dewasa di beberapa kebudayaan. Dia mengumpulkan data di semua yang menunjuk bahwa di suatu suku masa muda itu bukan merupakan krisis seperti pemuda di Amerika. Baru-baru diumumkan oleh informannya dulu bahwa Mead dibohongi oleh pemuda yang menceritakan halhal yang tidak benar. Tetapi Mead percaya hal-hal itu karena data cocok dengan teorinya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 15



Apakah hasil-hasil penelitian yang berbeda masih boleh dikatakan benar? Bilamana proses penelitian mengikuti prinsip-prinsip seperti yang dijelaskan di atas dan mengikuti peraturan metodologi obyektivitas terdapat sekaligus dengan faktor subyektivitas. Obyektivitas tidak berarti seseorang peneliti mendorong perkembangan ilmu . Tetapi perlu sikap peneliti tertentu untuk menghindari faktor subyektivitas yang menciptakan data palsu. Agar



terhindar



pengumpulan



dan



dari



masalah



interprestasi



data



perbedaan



dalam



dikatakan



bahwa



intersubyektivitas yang memungkinkan koreksi oleh kelompok ilmuwan adalah jalan tengah antara subyektivitas dan obyektivitas. 2.3. Hubungan Ilmu Alam dan Ilmu Sosial Walaupun ada perbedaan tentang persamaan dan perbedaan antara ilmu alam dan ilmu sosial tetapi proses penelitian terhadap suatu masalah pokok sama bagi keduanya. Masalah pokok itu adalah bagaimana suatu informasi baru didapatkan. Masalah pokok ini berkaitan dengan suatu soal dasar dari filsafat, yaitu apakah teori bisa menjadi suatu abstraksi dari pengamatan fakta atau fakta hanya didapatkan dengan suatu teori. Dengan kata lain, apakah dari yang khusus bisa mendapat suatu yang umum, atau yang khusus hanya terlihat kalau kerangka umum menyalurkan perhatian kita. Masalah itu juga disebut masalah induksi (dari hal khusus ke umum) dan masalah deduksi ( dari umum hal ke yang khusus).



16 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Dengan satu contoh dari ilmu alam,apakah dari pengamatan bahwa air yang dipanaskan dengan api menjadi uap selalu berlaku. Kalau kondisi sama (lamanya api memanasi air) boleh disimpulkan bahwa api mengubah air menjadi uap ? Ataukah kita mengetahui prinsip aggregat dari bahan alam yang tergantung temperatur kita bisa selalu memprognisokan/ menyimpulkan bahwa air + api = uap ? Suatu jalan keluar dari masalah itu adalah penjelasan siklus empiris yang dikemukakan de Groot (1961: dikutip Speckman 1986:23). Konsekuensi dalam proses untuk mendapat pengetahuan baru adalah sebagai berikut : 1. Mengamati 2. Menduga 3. Menantikan 4. Menguji 5. Mengevaluasi Langkah-langkah itu diambil dengan soal sehari-hari : saya kehilangan kunci (pengamatan). Saya coba mengingat dimana saya melihat kunci terakhir kali dan (menduga) bahwa kunci didalam tas berwarna coklat yang tadi saya bawa untuk belanja. Saya (menantikan ) bahwa kunci tetap berada di dalam tas itu. Saya buka tas untuk mencari kunci yang saya harapkan di dalamnya (menguji). Jika saya mendapatkan kunci saya didalam tas, saya bisa (mengevaluasi) bahwa fikiran dan cara saya mencari / menguji adalah benar. Di dalam hal ini juga mirip dengan penelitian hanya istilah lain yang akan digunakan, yaitu: 1. Observasi 2. Induksi (perumusan) 3. Deduksi (prognosis dan hipotesa) Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 17



4. Pengujian (prognosis dan hipotesa) 5. Evaluasi (dari hasil) Siklus empiris ini adalah sebagian dari spiral empiris yang menunjukan bahwa penelitian tidak ada permulaan dan akhir. Siklus ini berlaku untuk ilmu alam maupun untuk ilmu sosial. Selanjutnya



beberapa



aliran



empiris-analitis



akan



digambarkan yang merupakan aliran dasar dari ilmu sosial pada masa kini atau menurut istilah Kuhn ada beberapa paradigma. Semua aliran empiris-analistis setuju bahwa perlu suatu kaitan logis antara ujian teori dan data empiris. Perbedaan muncul sebagian dalam pilihan topik penelitian, penentuan metode dan kedudukan terhadap masyarakat dimana peneliti sebagai anggota yang menjadi kerangka luar untuk tiap penelitian. Speckmann metodologi



(1996)



membedakan



dalam antara



introduksinya aliran



untuk



empiris-analistis



didalam ilmu sosial sebagai berikut : Neo-positivisme Fenomenologi Interaksionalisme simbolis Ethnometodologi Neo-marxisme Teori kritis Neo-positivisme Aliran metodologi dari ilmu alam bisa menjadi standard dan ideal juga untuk sosial. Hal itu berarti bahwa si peneliti



18 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



perlu mengikuti pendekatan obyektif dan bukan subyektif terhadap topik penelitian dan juga terhadap sumber informasi yang sering terdapat pada manusia sendiri. Hal itu berarti bahwa efek subyektif dari si peneliti terhadap pengumpulan dan pengolahan data tidak boleh muncul. Penelitian perlu bebas dari nilai. Konsep-konsep yang digunakan perlu sanggup untuk dioperasionalkan. Hasil penelitian sebaiknya perlu disajikan dalam bentuk kuantitas. Aliran tersebut merupakan aliran yang masih paling sering diikuti di ilmu sosial kontemporer. Fenomenologi Tujuan dari aliran ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis



kehidupan



sehari-hari



("life



world")



dan



kesadaran tentang kehidupan. Untuk itu teori-teori tentang kehidupan sosial tidak dianggap perlu. Yang perlu adalah pengalaman subyektif dan intersubyektif dalam kehidupan sehari-hari. Demikian fenomonologi menekankan kwalitatif. A.Schutz, P.Berger,dan T.Luckman adalah wakil dari aliran tersebut. Inter-aksionalisme simbolis Studi tentang hubungan antara diri sendiri ("self") dan masyarakat sebagai proses komunikasi simbolis antara aktor sosial (Abercrombie et.al 1986:215) adalah topik utama. Aksi dari manusia dimengerti sebagai penukaran simbol dengan arti-arti tertentu. Untuk mengetahui arti itu si peneliti perlu empati. Juga



dalam



pendekatan



ini



metode



kualitatif



diutamakan, dan metode observasi partisipatif sangat dihargai Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 19



dalam pengumpulan data. Wawancara yang tidak terstruktur, tetapi yang ada suatu pertemuan dan diskusi intensif antara si peneliti dan yang diteliti dihargai. Demikian pendekatan itu menjadi suatu pendekatan induktif dalam gambaran tentang pengalaman realita, G.H. Mead adalah ilmuwan paling terkenal dari aliran tersebut. Ethno-metodologi Aliran berarti 'metodologi rakyat' dan menyatakan bagaimana manusia mengkonstruksikan kehidupan sosialnya. Sehari-hari dengan



manusia



mengkonstruksikan



kegiatan-kegiatan



menggunakan



tertentu



pembicaraan



kehidupannya



yang



biasanya



('conversation').



Suatu



eksperimen terkenal menggambarkan aliran ini yaitu : "Para mahasiswa dikirim pulang kekeluarganya dengan instruksi untuk perilaku seperti anak kos". Dengan cepat konflik antara mahasiswa



dengan orang



tuanya



muncul oleh



sebab



konstruksi dari kehidupan sosial ("index") sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari "common sense". Analisis dari pembicaraan menjadi fokus utama dari aliran ini, H.Garfinkel menjadi penyusun dari analisis ini. Neo-Marxisme Karl Marx menyusun suatu teori tentang kapitalisme dengan prognosis tertentu bahwa sebab dinamika intern dari sistem kapitalis mengalami krisis siklus yang akan berakhir dengan



destruksi



sistem



itu.



Revolusi



proletaris



akan



mennghentikan sistem masyarakat yang ideal. Aliran neomarxsisme kalau diringkas kasar, menerima pendekatan terhadap proses sosial sebagai konflik antar fihak-fihak yang 20 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



berbeda kepentingannya, tetapi mereka mengintreprestasikan perubahan



kepada



sosialisme



kurang



linear



dan



menggunakan perspektif waktu lebih fleksibel. Ilmuwan



sosial



mendapatkan



tugas



untuk



mengobservasi dan menganalisis proses sosial empiris A.Gramsci, L.althusser, G.Lukacs dan banyak ilmuwan lain (yang sering berbeda pendapat) mengikuti pendekatan itu. Teori Kritis (Mazhab Frankfrut) Aliran itu juga berfokus terhadap proses sosial. Mereka menganalisis



masyarakat



kontemporer



kapitalis



sebagai



masyarakat konsumsi yang merepresikan masyarakat. Kritik diucapkan terhadap masyarakat represif yang menghindari kemerdekaan dan aktualisasi dari berbagai kelompok sosial (perempuan, pemuda). Tujuannya adalah untuk emansipasi kelompok-kelompok masyarakat yang tertindas oleh macammacam



otoritas.



mengambil



Dalam



peranan



hal



untuk



itu



ilmuwan sosial



membantu



dalam



perlu proses



emansipasi melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor yang represif. Dalam metodologi aliran itu menggunakan banyak metode



kuantitatif



dari



neo-positivisme



untuk



refleksi



terhadap situasi masyarakat. T. Adorno, M. Horkheirme, H. Marcuse, G. Habermas merupakan wakil yang terkenal dari Mazhab Frankfrut ini. 2.4. Obyek-Obyek Penelitian Dalam beberapa aliran ilmu sosial ada perbedaan tentang apa yang menjadi obyek penelitian. Neo-positivisme hanya ingin meneliti yang diobservasikan dari konsep-konsep tanpa bertanya latar belakang suatu pendapat tentang fakta. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 21



Fenomenologi



tampaknya



tertarik



dengan



pengalaman



subyektif di dalam kehidupan sosial. Interaksionisme simbolis ingin mengerti proses antara manusia sebagai interaksi dengan arti tertentu. Ethnometodologi berfokus terhadap aksi dalam konteks sosial dan berfokus terhadap pembicaraan. Neomarxisme menganalisis proses perubahan dan konflik dalam hubungan sosial, dan teori kritis berfokus terhadap proses yang berpotensi untuk emansipasi manusia dari represi sosial. Khusus didalam ilmu sosial, tetapi juga di ilmu alam, ditanyakan apakah obyek penelitian hanya ditentukan oleh si peneliti sendiri untuk mengembangkan teori atau apakah masyarakat berhak untuk memanfaatkan hasil penelitian untuk perbaikan kehidupannya. Soal itu disebut relevansi. Bisa dipersoalkan apakah cukup bahwa gunung pengetahuan dipertinggi oleh kegiatan ilmuwan atau gunung pengetahuan perlu didaki oleh masyarakat? Dalam kaitan dengan hal ini ada dua posisi: posisi pertama adalah posisi kebebasan ilmu. Peneliti boleh memilih sendiri topik penelitian karena dia ahli ilmunya, yang sering tidak



bisa



mengkomunikasikan



inti



ilmunya



kepada



masyarakat. Pengetahuannya begitu banyak dan spesifik sehingga tidak dapat dimengerti oleh kelompok bukan ilmuwan. Lantas pada suatu saat mungkin topik ilmu hanya menarik untuk ilmuwan sendiri, tetapi kita belum tahu perkembangan sosial pada masa yang akan datang. Susah memprognosikan manfaat ilmu serta proses sosial begitu tinggi, belum bisa diduga manfaat ilmu untuk masa depan. Ilmuwan perlu mendapat kebebasan untuk melaksanakan



22 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



penelitian. Posisi ini dekat dengan posisi bebas nilai dari positivisme. Posisi kedua menekankan bahwa masyarakat mengalami begitu banyak masalah yang perlu dipecahkan. Tugas ilmuwan adalah untuk membantu didalam pemecahan masalah. Dianggap kurang etis untuk menunda pemecahan masalah dan menggunakan biaya dari ilmu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Dengan argumentasi di atas dua posisi menentukan perbedaan antara ilmu dasar dan ilmu terapan. Untuk menyelesaikan debat tentang relevansi ilmu posisi ketiga dapat diambil, yaitu bahwa tanpa ilmu dasar suatu ilmu terapan tidak bisa berdiri. Ilmu terapan hanya maju bilamana pengetahuan dasar dapat berkembang. Dengan demikian, dua posisi di atas sama dengan posisi apakah masalah penelitian adalah masalah teoritis



atau



masalah sosial. Dalam proses penelitian tiap masalah sosial perlu diterjemahkan kepada suatu masalah teoritis. Misalnya, masalah sosial seperti kematian anak berasal kekurangan gizi bisa ditingkatkan pada hirarkhi teoritis untuk suatu masalah yang menguji faktor-faktor kemiskinan dalam diferensiasi sosial, atau untuk menguji proses komunikasi antara penyuluh gizi dengan orang tua si anak. 2.5. Sikap Peneliti dan Etika Penelitian Selain tehnik penelitian yang bisa dipelajari sebagai metode tehnis, yang penting sekali juga dalam praktek penelitian adalah sikap dari si peneliti yang sering kurang bisa dipelajari tetapi perlu disadarkan. Hal ini terutama peneliti Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 23



perlu merasa "ingin tahu" ('curious') sebagai sikap dasar. Dengan sikap "ingin tahu" bukan dimaksudkan bahwa penelitian sudah puas kalau satu bagian informasi, satu jawaban dari responden dan satu penjelasan logis. Kenyataan



mempunyai



beberapa



lapisan,



seperti



bawang merah yang perlu dikupas kulit luar untuk mendapat buah yang terpakai. Buah bawang sendiri bisa dikupas beberapa kali. Pertanyaan kepada diri "apa lagi",seterusnya "apa lagi", dan "mengapa begitu" perlu membimbing sikap peneliti. Sikap "ingin tahu" adalah suatu sikap dasar yang tidak saja berlaku ketika proses penelitian sedang berjalan. Sikap "ingin tahu" tertunjuk kalau kita ingin menambah pengetahuan



melalui



bacaan



secara



kontinyu.



Menginformasikan diri melalui bacaan dan diskusi adalah sikap



utama



dari



ilmuwan



sebelum



dia



mampu



menginformasikan orang lain. Kemudian, sering disebut seorang peneliti perlu bersikap "kritis" berasal dari bahasa Yahudi ("kritikos" = perlu dinilai, dan



"krinein"



=



memisahkan,



memutuskan,



mem-



pertimbangkan). Baru di Prancis ("critique") mendapat arti "negatif" seperti menguji, mencela. Sebagai sikap ilmuwan "kritis" berarti kritis empiris (apakah dikumpulkan benar, apakah



ada



kontradiksi),



kritis



epistemologis



(apakah



interprestasi fakta secara teoritis benar). Dengan sikap kritis seorang ilmuwan penelusuran/melacak asumsi tersembunyi dan salah dalam penelitian ataupun tulisan. 'Skeptis' berarti sikap menanyakan dan meragukan (apakah benar?). Sifat 'ragu-ragu' tentang data, penjelasan , jawaban dan sebagainya



adalah



suatu



sikap



24 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



baik



sekali



untuk



perkembangan ilmu. Tanpa ragu-ragu apakah matahari betul berputar keliling dunia bumi, Galilie tidak mengkonstruksikan alat teleskop untuk mengamati langit dan bintang dan tidak berusaha untuk menyusun suatu teori baru di ilmu astronomi. Walaupun biasanya proses penelitian dijelaskan linear seperti biasanya kita dapatkan di buku-buku tentang metodologi, sebenarnya meneliti adalah suatu "Proses", yaitu proses antara observasi dan refleksi secara kontinyu. Dengan pengertian penelitian sebagai proses boleh ditanyakan apakah suatu penelitian pernah selesai oleh sebab dari tiap data bisa muncul soal baru dan pertanyaan baru. Pada prinsipnya tidak, tetapi



secara



pragmatis



suatu



penelitian



selesai



jika



pertanyaan penelitian ("research question") terjawab. Dan akhirnya, butir-butir Etika Ilmiah yang sangat penting bagi peneliti dan perlu dibicarakan, antara lain: a). etika terhadap peraturan ilmiah; b). etika terhadap informasi; dan c) etika terhadap lingkungan dan guna penelitian. Etika terhadap peraturan ilmiah mungkin merupakan eviden (tidak perlu dijelaskan) bahwa seorang peneliti perlu jujur dan obyektif dalam pengumpulan, pengolahan dan penyampaian informasi. Jangan mengisi kuesioner tersendiri, jangan memanipulasi data supaya dapat tingkat signifikan lebih tinggi, jangan memperpanjang daftar pustaka dengan buku yang tidak di baca dan sebagainya. Juga bertentangan dengan etika ilmiah kalau hasil penelitian disampaikan untuk menyenangi pemesan.penelitian(APS). Untuk mencapai etika ilmiah ini kebebasan akademis ("academic freedom") dituntut oleh kaum ilmuwan.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 25



Etika terhadap informan. Swarnborn (1982:37) menyebut tiga pokok dalam etika penelitian terhadap informan dengan beberapa persoalan, yaitu : 



Hanya sukarela boleh melibatkan orang dalam penelitian. Tetapi, 'sukarela' sewaktu-waktu dekat dengan 'paksa halus'. Siapa ingin menolak mengisi daftar pertanyaan kalau seorang peneliti meminta kita? Sebaiknya, peneliti menginformasikan yang ingin diteliti sebelumnya bahwa mereka berhak untuk menolak untuk dilibatkan dalam penelitian.







Orang yang diteliti perlu diinformasikan lengkap tentang penelitian. Dengan prinsip ini ada masalah bahwa kadangkadang perlu disembunyikan bahwa suatu penelitian dilaksanakan untuk menghindari jawaban atau perilaku berdasar



apa



desirability").



yang Sering



dianggap dalam



dikendaki metode



("social



"participant



observation" peneliti tidak menjelaskan tujuannya untuk menghindari distorsi dalam informasi. 



Keleluasaan pribadi ("privacy") perlu terjamin. Memang untuk peneliti seorang informan tidak anonim, tetapi peneliti perlu menyembunyikan kepada orang lain siapa informannya. Biasanya nama-nama orang, nama lokasi penelitian dikodifikasikan. Kode hanya diketahui peneliti dan perlu disimpan aman. Kodifikasi bisa dibuat beberapa kali sehingga betul tidak mungkin untuk membongkar nama informannya. Di lingkungan ilmuwan diakui bahwa tiga prinsip diatas



sukar dipenuhi secara tegas. Sebagai pedoman dapat



26 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



diperhatikan bahwa yang diteliti tidak boleh mengalami akibat dan efek yang negatif karena faktor peneliti. Pedoman ini bukan saja berlaku untuk ilmu sosial, tetapi juga untuk ilmu lain misalnya untuk ilmu kedokteran (misalnya percobaan obat baru tanpa pengetahuan dan persetujuan si pasien). Etika



terhadap



lingkungan.



Prinsip



etis



terhadap



lingkungan manusia pada saat kini semakin diakui. Etika penelitian paling tinggi kalau bukan saja efek negatif dari hasil penelitian dihindari, tetapi kalau hasil penelitian dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupan manusia tanpa merugikan manusia lain dan lingkungan hidup. Tidak selalu prinsip itu bisa diikuti. Kalau perlu untuk suatu obat baru dulu eksperimen dengan binatang. Siapapun mau bilang bahwa binatang mempunyai hak hidup sama dengan manusia. Baru diskusi



tentang



etika



penelitian



lebih



aktuil



karena



perkembangan dari Bioteknologi Memungkinkan Bahwa Binatang Dan Tanaman Baru Dapat 'Dibuat' Oleh Manusia. Dengan Kemungkinan Tehnis Itu Muncul Pertanyaan Etis Baru, Yaitu Apakah Manusia Boleh Mengambil Peranan Yang Lebih Tinggi?



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 27



28 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab III Proses Penelitian Proses penelitian setidaknya memiliki 3 (tiga) kelompok komponen, yakni : sisi teoritis, proses penelitian itu sendiri, dan sisi empirisnya. Elemen dasar dari komponen teoritis antara lain adalah konsepsi, proposisi, dan hubungan yang logis dari variabel-variabel yang sedang diukur. Sementara proses penelitian itu sendiri berlangsung lewat suatu hypotesa dari problem yang dihadapi dan analisis data-data yang ditemukan dengan komponen atau elemen dasarnya, sebagai berikut: rancangan penelitian, rencana pengambilan contoh, pengukuran dan analisis data. Sisi empiris dari komponen proses penelitian akan dapat ditangkap lewat penerapan hipotesis yang telah diajukan dan pengumpulan data. Kenyataan



empiris



ini



adalah



sosial



(kelompok



dan



masyarakat), psikologis (individu) dan realitas itu sendiri. Setidaknya inilah gambaran ringkas proses penelitian yang sangat penting bagi peneliti atau calon peneliti, sekaligus sebagai materi pengajaran atau kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan investigasi ilmiah (pencarian yang sistematis). Jadi sebenarnya proses penelitian adalah keseluruhan aktivitas ilmiah dari manusia peneliti dalam kaitannya dengan proses pencarian, sentuhan, dan hubungan terhadap lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 29



Konsep, sebagai salah satu elemen dari sisi teoritis, merupakan sebuah terminologi atau yang berkaitan dengan pendefinisian. Konsep atau definisi mau tidak mau harus dibuat oleh peneliti di dalam proses penelitian, baik yang diserap dari orang lain atau dibuat sendiri. Sementara itu proposisi bermakna sebagai pernyataan hubungan antara dua atau lebih variabel dan itu mungkin dilakukan sebelum hipotesis dibangun. Akhirnya, hubungan logis, sebagai elemen terakhir dari sisi teoritis, adalah usaha untuk membangun dan memapankan hubungan antara variabel-variabel tersebut. Tabel 3.1. Komponen dan Tahap-Tahap Proses Penelitian SISI TEORITIS -Konsep -Komposisi -Hubungan logis



PROSES PENELITIAN Hipotesa



-Rancangan penelitian -Pengambilan sampel -Pengukuran



SISI EMPIRIS Ope-



-Sosial



rasi-



(kelompok,



onal



masyarakat)



-Analisis Data



-Psikologis (individu)



Sumber : De Jesus, et..al. 1985.



Sisi teoritis dan proses penelitian tersebut dihubungkan oleh hipotesis sebagai pengait logis bagi proses secara menyeluruh. Sementara itu proses penelitian atau metode penelitian dengan sisi empiris dikaitkan oleh hipotesis operasional. Hipotesis operasional ini adalah penyertaan kembali hipotesis awal (original hypothesis) di dalam terminologi rancangan penelitian yang khusus, perencanaan pengambilan contoh, dan prosedur pengukuran.



30 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Setelah data-data dikumpulkan, sisi empiris dapat dihubungkan dengan sisi proses penelitian. Dan ketikan datadata tersebut di analisis, sisi metode penelitian atau proses penelitian dapat dihubungkan dengan sisi teoritisnya. Ketika elemen-elemen dan proses ini diberlakukan, maka kita akan dapat menarik manfaat, yakni bahwa a) hipotesis dapat dihasilkan dari sisi teoritis, yang kemudian akan mengarahkan penelitian menuju penyelesaian secara mudah, dan b) datadata terkumpul dengan prosedur, analisis data dan alatnya dapat



menghasilkan



konsep



dan



hipotesis



tambahan.



Begitulah seterusnya sehingga proses penelitian tersebut bermula dari persoalan dan kembali kepada persoalan baru lagi. 3.1. Proses Ilmiah Proses penelitian yang ilmiah memerlukan refleksi pemikiran dan pencarian secara sistematis. Proses ini bermula dari sebuah persoalan, keragu-raguan, atau sesuatu yang mengganggu pikiran dan perasaan peneliti. Kemudian ia berusaha untuk memformulasikan persoalan tersebut dalam batasan-batasan yang bisa dimengerti dan dijangkau. Peneliti kemudian berusaha mencari dasar-dasar untuk bahan telaah di



dalam



berbagai



literatur



dan



menggunakan



pengalamannya untuk memapankan batasan persoalan dan prosedur penelaahan lebih lanjut. Berangkat dari dasar-dasar tersebut, peneliti dapat membangun hipotesa dan mendedikasikan implikasinya. Dari aktivitas inilah proses penelitian mulai menapak lebih jauh dan peneliti telah terlibat cukup jauh dari keseluruhan aktivitas



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 31



penelitian. Hipotesis ini dilakukan untuk menguji kebenaran yang



telah



kita



kerangkakan



dengan



observasi



dan



eksperimen untuk mendapatkan hasil apakah hipotesis itu diterima atau tidak. Akhirnya setelah proses penelitian selesai dengan terujinya hipotesis yang diajukan, interprestasi terhadap hasil tersebut dapat dilakukan, baik oleh peneliti sendiri atau orang lain yang memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Proses penelitian yang ilmiah dan sistematis setidaknya harus melewati tiga tahap, yakni pencarian persoalan dan formulasinya, pengembangan hipotesis, dan observasi-testexperimen. Sangat wajar di dalam benak kita bila proses pencarian pasti bermula dari persoalan yang akan kita cari. Di dalam penelitian kita sering dihadapkan kepada masalahmasalah sosial kemasyarakatan, budaya, dan ekonomi di lingkungan sekitar. Yang utama bagi peneliti adalah bagaimana manangkap ide dari persoalan yang dihadapinya. Daya tangkap masingmasing peneliti tentu berbeda sesuai dengan latar belakang, pengalaman, dan minat terhadap hal yang dihadapinya. Dari kepekaan manangkap persoalan dan intisari gagasan, peneliti kemudian dapat memformulasikan batasan-batasan persoalan secara jelas.



Setelah peneliti menemukan masalah, maka



perlu ada jawaban sementara terhadap pertanyaan tersebut, yang disebut hipotesis.



Pengembangan hipotesis sebagai



proposi sementara antara dua atau lebih fenomena untuk menganalisis fenomena lebih jauh secara relevan. Tahap selanjutnya adalah pembahasan secara teoritis dan membangun kerangka pemikiran (paradigma penelitian). 32 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Peneliti



mendeduksikan



pengembangan



lebih



hipotesis



yang



jauh



konsekwensi



diformulasikan



dari



tersebut



melalui penalaran (reasoning) dan deduksi (deducation). Pengalaman, pengetahuan, dan perspektif peneliti merupakan hal



yang



penting



dan



sangat



menunjang



dalam



pengembangan hipotesis. Semua teori yang relevan sangat menolong peneliti untuk melakukan dedukasi tentang hipotesis karena boleh jadi persoalan yang kita tangkap berbeda dalam setiap tahap proses jadi persoalan yang kita tangkap berbeda dalam setiap tahap proses penelitian. Perubahan terjadi karena dipengaruhi oleh daya tangkap terhadap gagasan dan inti masalah yang terlihat, terasakan atau terpikirkan. Hal yang penting dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah membuat atau menentukan variabel sesuai perumusan masalah dan hipotesis yang dikembangkan. Bersamaan dengan itu peneliti harus menentukan ukurannya. Ketika seorang peneliti sudah membuat perumusan masalah dan membangun hipotesis, maka secara otomatis atau implisit telah menentukan variabel. Tahap yang juga dianggap penting adalah memilih rancangan



penelitian



instrumen penelitian.



(research



design)



dan



membuat



Itulah sebabnya mengapa peneliti,



setelah melihat persoalan lebih jelas dan lebih mendekati realitas, harus pula mengubah alat penelitiannya (research



tools). Dan penalaran akan mengarahkan kita menuju persoalan lebih luas dan lebih dalam sekaligus memberikan kemungkinan untuk menguji implikasi hipotesis semula (original hypotesis). Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 33



Setelah rancangan selesai, maka peneliti masuk ke tahap berikutnya, yaitu observasi lapangan atau eksperimen setelah problem



ditemukan,



diformulasikan



dan



dirancang



hipotesisnya. Inilah saatnya untuk menguji hubungan yang diekspresikan lewat hipotesis, yang telah dibuat dan dan telah pula dimapankan. Observasi, pengujian, dan eksperimen hanya bertujuan untuk mendapatkan persoalan kedalam pengujian yang empiris, sekaligus untuk mendeduksi implikasi dari hipotesis. Namun demikian proses penelitian tidak juga mendekati kekakuan tahap-tahap proses ilmiah seperti ini. Boleh jadi tahap kedua sudah dimulai sementara tahap awal belum juga selesai.



Boleh jadi juga hipotesis awal akan melahirkan



persoalan baru, yang berarti kita harus kembali ke tahap semula. Yang paling penting dari penjajakan tahap ilmiah ini, menurut



Kerlinger



mengontrol



(1976),



jejak-jejaknya



adalah secara



bagaimana



rasional



dan



peneliti melihat



interdependensi dari bagian-bagian proses penelitian, serta yang terpenting pula adalah bahwa persoalan telah ada di tangan kita. Secara



lengkap



proses



penelitian



dan



langkah-



langkahnya secara ilmiah sebagai berikut : 1.



Masalah (problem). Sebuah masalah adalah stimulasi intelektual bagi peneliti, yang dapat menguakkan respons dalam bentuk jawaban ilmiah. Meskipun demikian, tidak semua persoalan dapat dijawab secara ilmiah. Proses penelitian ini bermula dari tantangan untuk mengerti fenomena, yang mungkin dapat dimengerti atau tidak. Tahap awal bagi peneliti adalah bagaimana ia menangkap



34 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



ide dan gagasan dari persoalan-persoalan di lapangan, kemudian mengekspresikan dan mengkonsepsikannya lebih



sederhana



sehingga



mudah



dimengerti.



Jadi



persoalan kita bukan sekedar menyadari adanya masalah, tetapi juga bagaimana mengkonsepsikannya. 2.



Pengembangan



Hipotesis.



Bagi



Kerlinger



sebuah



hipotesis adalah pernyataan konjektural (predictive) dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Setelah pengkonsepsian masalah, peneliti mengamati fenomena yang relevan dan boleh mulai memformulasikan proposisi sementara (tentative proposition). Usaha mendeduksikan konsekuensi dari hipotesis dapat diformulasikan melalui penalaran dan metode deduksi. Hipotesis sangat penting di dalam tahapan penelitian dan harus mendapat porsi perhatian yang besar karena ia adalah jawaban sementara dari persoalan yang akan diteliti. Kesalahan dalam mengkerangka dan membatasi proposisi-proposisi di dalam pengembangan hipotesis akan



menghambat



penelitian untuk memusatkan kepada masalah yang sebenarnya. 3.



Rancangan Penelitian (research design). Rancangan penelitian adalah perencanaan, struktur dan strategi investigasi untuk meraih jawaban dari masalah-masalah yang



dihadapi



di



dalam



penelitian,



juga



untuk



mengontrol variance (Kerlinger, hal 300). Sementara itu perencanaan sendiri merupakan program dan seluruh skema dari penelitian, yang akan dilakukan, termasuk outline,



yang



akan



dilakukan



oleh



peneliti



untuk



membuktikan hipotesis dan pengujian implikasinya secara



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 35



operasional. Rancangan penelitian juga menyangkut bagaimana peneliti harus melakukan analisis data. Outline inilah yang dimaksud sebagai struktur dan paradigma untuk



mengoperasionalkan



variabel



yang



dipilih.



Rancangan penelitian dibuat dengan dua maksud, yakni mengontrol variance dan menyediakan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan



di



dalam



penelitia,



secara



obyektif, valid dan tepat. Rancangan inilah sebagai model yang



mengarahkan



penelitian



untuk



memusatkan



perhatian kepada masalah inti di dalam penelitian tersebut dan variabel-variabel pokoknya. 4.



Kerangka Konseptual (Conceptual Framework). Sebuah konsep adalah abstraksi simbol yang mewakili suatu proyek tertentu, karakteristik atau property dari fenomena tertentu.



Sebuah



konsep



mengekspresikan



sebuah



abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi. Berat, misalnya, adalah sebuah konsep yang mengekspresikan jumlah observasi terhadap benda-benda kedalam kelompok berat atau ringan. Di dalam penelitian sosial ekonomi, proses konseptualisasi adalah satu generalisasi dan pengabstraksian demikianlah



secara



proses



impresif.



penelitian



Dengan



berlangsung



jalan dengan



mengorganisasi, seleksi dan mengisolasi obyek atau karakteristik obyek, dan kemudian melihat dan mencari keterangan dan prediksinya. 5.



Menentukan variabel dan pengukuran. Bagaimana variabel-variabel dari suatu fenomena adalah masalah penting di dalam penelitian. Dengan demikian tahap ini, di dalam proses penelitian, penting artinya untuk



36 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



menjelaskan temuan-temuan data-data nanti. Secara umum, pengukuran dapat diartikan sebagai ragam prosedur



di



mana



observasi



secara



sistematis



disimbolkan. Di dalam penelitian dikenal empat skala pengukuran, yakni: nominal, ordinal, interval dan rasio. Menurut Steven (1951) pengukuran adalah penunjukan numeris terhadap obyek, kejadian, individu, atau hal-hal lainnya, sesuai dengan aturan-aturan. Sementara Cohen dan Nagel (1934) melihat pengukuran sangat dekat hubungannya dengan nomor (number). Akhirnya Direnso (1966) mendefinisikan pengukuran sebagai prosedur observasi yang empiris yang dibuat untuk mewakili secara simbolik suatu fenomena dan konseptualisasi yang akan diterangkan. Namun demikian pengukuran mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : 



Untuk menggambarkan fenomena sosial dan ekonomi secara empiris







Untuk menterjemahkan data-data yang didapat dari percobaan dan observasi secara statistis.







Untuk membantu memudahkan dalam menguji hipotesis dan teori







Untuk memudahkan peneliti membedakan antara onjek dan



orang,



sesuai



dengan



derajat



properti



atau



karakteristik yang dimilikinya. 6.



Pengumpulan Data. Pengumpulan data menyangkut observasi dan hasilnya (records) melalui berbagai metode, observasi lapangan, survey, analisis data sekunder, dan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 37



lain-lain. Data-data relevan dikumpulkan dalam rangka mengevaluasi hipotesis yang dibuat. 7.



Rancangan Sampel. Sampel atau contoh sebagaimana ‘namanya’



bermakna



dan



berimplikasi



sebagai



representasi yang lebih kecil dari sebuah populasi yang besar. Peneliti dapat saja meneliti seluruh populasi yang besar. Peneliti dapat saja meneliti seluruh pupolasi yang ada (survey) atau hanya meneliti sebagian kecil populasi yang diambil sebagai sampel. Dan proses pengambilan contoh ini biasanya disebut Sampling. 8.



Proses pengolahan Data. Pengolahan (processing) data merupakan tahap lanjutan dari pengumpulan data, yang kemudian diikuti oleh tahap analisis data. Kegiatan ini meliputi transformasi observasi yang diambil di lapangan ke



dalam



sistem



atau



kategori-kategori



dan



penerjemahannya melalui koding dan kuantifikasi data. Pada tahap awal sejumlah observasi dikelompokkan dahulu untuk menyederhanakan dan mempermudah diskripsi dan analisis data selanjutnya. 9.



Analisis Data. Menurut Forcese ada dua macam analisis data secara umum, yakni: deskriptif dan eksplanatory. Yang pertama adalah untuk menggambarkan karakteristik populasi dengan pengukuran dan konsep seperti mode, rata-rata, termasuk penggambaran lewat grafik. Yang kedua adalah bertujuan untuk menerangkan sebab akibat dari variabel-variabel yang dipilih.



10. Kesimpulan dan eneralisasi Empiris. Generalisasi empiris ini adalah persyaratan yang bersifat umum dan universal



38 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



dari sebuah fenomena. Secara logis hasil observasi dapat ditransformasikan ke dunia empiris melalui proses induksi, sementara itu generalisasi empiris ini pada gilirannya dapat menghasilkan suatu masalah, yang dapat dijadikan



hipotesis



kembali



untuk



diuji.



Proses



penggeneralisasian di dalam penelitian memang tidak mudah kecuali hasil penelitian betul-betul baik dan mapan. 3.2. Karakteristik Proses Penelitian Proses penelitian memiliki beberapa karakteristik yang mendasar, yaitu : a) Empiris : Bahwa penelitian ilmiah adalah empiris yang dikaitkan



dengan



keharusan



penelitian



untuk



menelaah hal-hal yang nyata dan mengujinya dalam rangka menemukan hal yang empiris pula. Proses pengumpulan data itu sendiri merupakan tahap-tahap yang empiris pula, termasuk proses pemikiran deduksi sebagai implikasinya. Hasil penemuan dari data-data dapat digeneralisasi secara empiris kepada hal-hal yang lebih luas di balik itu dimana penelitian akan membantu peneliti untuk mengevaluasi kenyataankenyataan tertentu. Dengan demikian kita pun melihat validitas eksternal dari proses generalisasi tersebut. b) Logis dan Sistematis. Penelitian ilmiah dilakukan agar peneliti yakin bahwa observasi dikhususkan kepada semacam alternatif dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menerangkan fenomena-fenomena. Ini diikuti oleh sebuah sistem yang logis pada berbagai Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 39



hal. Prosedur yang logis di dalam proses penelitian berkaitan dengan validitas internal guna menguji kesimpulan yang dihasilkan. Semakin sistematis tahaptahap yang dilakukan, maka akan semakin tinggi validitas internalnya. c) Universal. Proses dan prosedur penelitian dapat dipindahtangankan atau dilakukan oleh orang-orang yang berbeda. Karakteristik universal ini berarti bahwa penelitian tidak mengenal batas-batas budaya, sosial, ekonomi dan politik. d) Replikabilitas. Bahwa penelitian biasanya melibatkan masalah generalisasi, recording, dan pengulangan sebagai ciri pokok yang harus terdapat di dalamnya. Proses pengulangan yang dilakukan oleh peneliti lain adalah



indikasi



bahwa



penelitian



juga



bersifat



universal, selain dapat diulang dalam even dan peneliti yang berbeda. 3.3. Klasifikasi Penelitian Penelitian



atau



prosedur



penelitian



biasanya



diklasifikasikan menjadi berbagai jenis penelitian sesuai dengan kealamiahannya dan tujuan dari penelitian tersebut. Pemilihan metode dan jenis penelitian didasarkan kepada berbagai alasan, seperti latar belakang peneliti, ketersediaan dana, interes peneliti/lembaga, atau karena pesanan. Satu



klasifikasi



berdasarkan



tersebut, adalah :



40 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



kealamiahan



peneliti



a)



Penelitian Dasar (basic research). Penelitian ini



sering disebut sebagai peneliti murni atau peneliti fundamental menemukan



karena



tujuannya



prinsip-prinsip



yang



adalah mendasar



untuk dan



kebenaran yang fundamental. Penelitian ini dilakukan biasanya untuk menguji dan mengembangkan teori atau model dari suatu fenomena dengan tujuan utama untuk mengembangkan kegiatan ilmiah dan menopang ilmu itu sendiri. John Best misalnya menilai bahwa penelitian murni dilakukan dalam suasana yang laboratoris dan alamiah sebagai suatu proses yang formal dan sistematis dari proses dedukatif-indukatif untuk pengembangan teori. b)



Penelitian Terapan (Applied Research). Penelitian



terapan pun mempunyai karakteristik yang sama dengan penelitian murni, termasuk dalam pelaksanaan metode sampling



dan



inferensi



susequen



tentang



target



populasi. Bagaimanapun tujuan penelitian terapan ini adalah



untuk



memperbaiki



produk



atau



proses



pengujian dari konsep teoritis di dalam situasi yang aktual. penelitian terapan juga menyerap teori-teori yang dibangun oleh penelitian murni untuk membantu penyelesaian masalah. c)



Penelitian Aksi (Action Research). Penelitian ini



adalah type yang berorientasi ke arah penerapan dan pengambilan keputusan. Ia melibatkan penerapanpenerapan tahap-tahap metode ilmiah di bawah arahan para



praktisi



di



dalam



usaha-usaha



sosial



kemasyarakatan dan ekonomi atau politik dan budaya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 41



Penelitian aksi mempunyai unsur penting keterlibatan peneliti terhadap obyek yang diteliti. Suatu klasifikasi penelitian lainnya antara lain : a)



Penelitian Teoritis dan Analitis. Penelitian teoritis



biasanya



didasarkan



sederhana



dengan



pada fokus



telaah



diskriptif



utamanya



adalah



yang satu



karakteristik atau lebih tanpa mengkhususkan mengkaji hubungan masing-masing. Sedangkan penelitian analitis memerlukan kajian lebih jauh lagi, lebih dari sekedar fenomena yang bisa dirasakan dan diamati dengan mencari



assosiasi



atau



hubungan



karakteristik-



karekteristik untuk melihat bentuk hubungannya. b)



Penelitian Historis dan Deskriptif. Penelitian historis



menggambarkan apa yang telah terjadi sehingga perspektif saat ini dan mendatang dapat dipahami lewat generalisasi yang dibuat dari jenis penelitian ini. Sementara penelitian deskriptif menggambarkan apa yang sedang terjadi dengan penelaahan, analisis dan interprestasi terhadap keadaan saat ini. Penelitian ini dapat



juga



dalam



mengkontraskan



dan



bentuk usaha



perbandingan untuk



eksistensi variabel yang tidak dimanipulasi.



42 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



atau



menemukan



Gambar 3.1. Proses Penelitian Kuantitatif (Tuckman)



Gambar 3.2. Tahapan Metode Penelitian (Nasoetion, 1999)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 43



Gambar 3.3. Tahapan Metode Penelitian Sederhana



44 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab IV Perumusan Masalah dan Variabel Penelitian Manusia merupakan makhluk penyelidik, yang secara universal senantiasa berusaha untuk mencari, menemukan sesuatu dalam rangka menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dan masalah di lingkungan sekitarnya. Dengan sifat yang inovatif, manusia selalu dalam proses pencahariannya, baik yang diformulasikan dalam tulisan dan lisan atau yang hanya dirasakan dan dilakukan saja. Permasalahan selalu ada di sekitar secara



manusia, selalu dihadapi dalam keseharian, dan



terus-menerus



menunggu



jawaban.



Karena



itu,



manusia dikenal sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan selalu ingin menemukan jawabannya. Sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan makhluk inovatif, manusia terus-menerus juga selalu mencari jawaban atas permasalahan tersebut. Pada dasarnya manusia selalu bersifat ingin tahu dan mencari tahu segala persoalan diri dan lingkungannya. dilakukan



jika



Pemecahan manusia



masalah mempunyai



selalu lebih instrumen



cepat untuk



memecahkannya, yakni instrumen ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalan-persoalan yang ada disekitar kita biasanya merupakan fenomena atau kejadian, yang bentuk dan ujudnya belum diketahui sebelum penelitian dilakukan Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 45



terhadapnya. Manusia kemudian memerlukan jawaban dari masalah-masalah tersebut, melakukan penelitian secara ilmiah dan sistematis untuk memahami fakta-fakta yang relevan dengan



persoalan



yang



dihadapinya.



Manusia



sendiri



kemudian membangun alat-alat penelitian dan metode ilmiah untuk mendalami fenomena dan kejadian. Penelitian sendiri bermakna penyelidikan yang hati-hati untuk menemukan fakta-fakta dan merupakan usaha untuk menemukan



informasi-informasi



baru



dan



hubungan-



hubungannya. Penelitian juga merupakan upaya untuk mengembangkan



teori



dan



keilmuan.



Jadi



penelitian



merupakan sistematika dan teknik penalaran, penerapan alat yang



khusus,



instrumen



dan



prosedur



dalam



rangka



menemukan penyelesaian yang memadai dari suatu problem atau masalah. Penelitian selalu bermula dari masalah, kemudian diikuti oleh tahap pengumpulan data dan fakta, analisis



data,



dan



usaha



untuk



mencapai



tahapan



pengambilan keputusan berdasarkan bukti nyata. Sebuah masalah yang dirumuskan adalah stimulasi intelektual bagi peneliti, yang dapat menguakkan respons dalam bentuk jawaban ilmiah. Semua penelitian dimulai dari pertanyaan terhadap suatu kejadian atau suatu fenomena tertentu.



Pertanyaan inilah yang hendak dijawab di dalam



penelitian tersebut, yakni suatu proses yang dilakukan secara ilmiah, masuk akal dan bersifat empiris. Meskipun demikian, tidak semua persoalan dapat dijawab secara ilmiah. Proses penelitian ini bermula dari tantangan untuk mengerti suatu fenomena. Tahap awal bagi peneliti adalah bagaimana menangkap ide dan gagasan dari 46 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



persoalan-persoalan di lapangan, kemudian mengekspresikan dan mengkonsepsikannya lebih sederhana sehingga mudah dimengerti. Jadi persoalan di dalam penelitian bukan sekedar menyadari



adanya



masalah,



mengkonsepkannya



secara



tetapi



tepat



juga



tetapi



bagaimana



juga



mudah



dimengerti. 4.1. Sumber Masalah Permasalahan-permasalahan dalam bidang ekonomi maupun sosial ada di sekitar kita, baik di lingkungan pergaulan, lingkungan organisasi, dan lingkungan perusahaan. Masalah ditemukan apabila terjadi penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan. Misalnya, dalan pengalaman organisasi bisnis rata-rata penjualan sehari mencapai seribu produk,



tetapi



karena



sebab-sebab



tertentu



penjualan



menurun sampai 25 persen. Kasus ini bisa dijadikan sebagai sumber



masalah



di



dalam



penelitian



bisnis



maupun



pemasaran. Penelitian dilakukan untuk menemukan faktorfaktor yang menjadi penyebab dari penurunan penjualan tersebut. Masalah juga terjadi apabila ada kesenjangan antara perencanaan dengan kenyataan yang dialami. Misalnya, sebuah perusahaan merencanakan pemasaran pada tahun yang akan datang dengan peningkatan 15 persen, tetapi kenyataan yang dialami justru mengalami penurunan sebesar 5 persen. Kesenjangan antara perencanaan pemasaran yang diharapkan meningkat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya ternyata mengalami penurunan sebesar 5 persen. Hal ini bisa menjadi sumber permasalahan di dalam riset.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 47



Permasalahan lain bisa terjadi karena ada umpan balik dari konsumen. Misalnya, produk baru yang diluncurkan sebagai pengembangan produk sebelumnya ternyata banyak memperoleh pengaduan dari konsumen. Ini merupakan indikasi



bahwa



produk



baru



tersebut



kemungkinan



mengalami kegagalan. Untuk mengetahui lebih lanjut maka bisa dilakukan penelitian ke lapangan, berapa sesungguhnya produk



baru



tersebut



yang



mengalami



kegagalan



di



masyarakat. Permasalahan lainnya terjadi atau muncul karena ada persaingan yang sangat ketat di antara produsen yang satu dengan produsen yang lain. Persaingan yang intensif ini akan merubah pangsa pasar masing-masing produsen akan berubah dari waktu ke waktu. Dinamika perubahan struktur pasar ini bisa nenjadi masalah dalam riset sehingga bisa diteliti lebih jauh di lapangan melalui observasi atau data sekunder dari masing-masing perusahaan. Untuk mengerti lebih jauh, maka diperlukan contohcontoh perumusan masalah yang



baik. Contoh-contoh



perumusan masalah untuk peneliti yang terus belajar diformulasikan



dalam



katagorti



pertanyaan



deskriptif,



pertanyaan komparatif, atau pertanyaan assosiatif. Permasalahan Deskriptif: a) Seberapa tinggi produktivitas karyawan di cabang-cabang perusahaan coca cola ?; b) Berapa rata-rata nilai mahasiswa universitas swasta di Jakarta Barat ?;



48 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



c) Seberapa sukses target penjualan penutupan asuransi kematian oleh para salesmen di Jakarta ? Permasalahan komparatif: a) Apakah salesmen di perusahaan asuransi lebih produktif dari saleswomen ?; b) Apakah produktivitas pekerja pendatang lebih tinggi dari produktivitas pekerja lokal ?; c) Apakah prestasi mahasiswi lebih baik dari prestasi mahasiswa ? Permasalahan assosiatif: a) Adakah hubungan antara pendidikan dengan tingkat pendapatan karyawan di DKI Jakarta ?; b) Adakah hubungan antara pendidikan manajer dengan keuntungan perusahaan ?; c) Apakah penjualan toko dipengaruhi oleh jarak lokasi dari pusat kota ? 4.2. Variabel Penelitian Menurut Sugiono (1999) macam-macam variabel sebagai berikut; a. Independen/bebas



merupakan



variabel



yang



mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel dependen. Contoh dalam penelitian marketing: variabel kualitas pelayanan (x1) dan jumlah pengunjung (x2) adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel lain, misalnya variabel penjualan. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 49



b. Dependen/terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Contoh adalah jumlah pembeli (y) adalah variabel dependen yang diperngaruhi variabel lain, misalnya variabel kualitas pelayanan dan atau variabel jumlah pengunjung. Kinerja perusahaan adalah contoh variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel sumberdaya manusia dan pemasaran atau promosi 



Variabel



moderator



adalah



variabel



yang



memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Contoh: harga murah seharusnya mempengaruhi permintaan (semakin banyak), tetapi ternyata tidak karena



ada



masyarakat



variabel turun.



moderator



pendapatan



Pendapatan



masyarakat



ditempatkan sebagai variabel moderator 



.Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.







Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.



50 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab V Kerangka Pemikiran & Teori 5.1. Kerangka Pemikiran Seorang peneliti harus bersikap skeptis dan bertanya terus, apa topik yang akan dipilih. Apakah peneliti mengenali topik yang akan dipilih dan apa permasalahan yang ada di dalamnya? Sikap skeptis ini mutlak harus ada di awal ketika memulai riset sehingga pikiran kita terasah dengan baik dan terus fokus pada topik dan obyek riset yang akan dipilih Di dalam riset yang advance seperti riset disertasi doktor, mahasiswa tidak perlu lagi menghapal tahap-tahap riset. Pengalaman riset seorang mahasiswa doktor sudah ada sejak kuliah sarjana starata 1 dan strata 2. Yang bekerja di lembaga riset, perguruan tinggi pengalaman tersebut lebih banyak



lagi



dan



menjadi



modal



yang



baik



untuk



menyelesaikan proposal dan kemudian lanjut ke riset dan penyelesaian penulisannya. Kita langsung pada isu kerangka teori atau kerangka konsep, yang merupakan bagian paling utama dalam riset. Kerangka



pemikiran



atau



disebut



juga



"conceptual



framework" merupakan bagian penting di dalam metode penelitian. Kerangka pemikiran biasanya dikembangkan oleh peneliti sebelum rancangan penelitian dan pengumpulan data dilakukan di lapangan. Kerangka pemikiran merupakan alur berfikir dan penalaran



peneliti yang mendasarkan proses



penelitiannya pada teori-teori yang berlaku di dalam disiplin Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 51



ilmu sosial dan ekonomi. Penulis lain menyebut kerangka pemikiran ini sebagai paradigma penelitian. Perhatikan, jika kerangka pemikiran sudah dipahami, bisa dibuat, dan feasible untuk dilaksanakan, variabelnya lengkap dan sudah didukung teori yang kuat - maka proposal dan rancangan riset itu sesungguhnya sudah hampir separuh selesai.



Mengapa?



Karena



kerangka



pemikiran



adalah



blueprint dari riset secara keseluruhan. Seperti blueprint rumah atau gedung, di situlah detail-detail seluruh proses dan tahap-tahap riset dirancang, dilaksanakan Pengembangan kerangka pemikiran atau kerangka teoritis bersifat sangat sentral karena seluruh substansi (teori, variabel, metode) dan proses ada di dalam kerangka pemikiran



tersebut.



mengerahkan



Karena



pemikirannya



itu secara



upaya



peneliti



abstraksi



ke



untuk dalam



kerangka pemikiran ini sangat penting. Jika tidak, maka riset akan dangkal dan abstraksi teoritisnya lemah. Kekuatan pemikiran ada di dalam kerangka teoritis ini sehingga memang seharusnya peneliti sejak awal sudah memiliki bekal teori, yang sudah dipelajari di dalam kuliah pasca sarjana atau program doktor dan juga dipelajari pada strata sebelumnya selama bertahun-tahun. Dalam penelitian, kerangka pemikiran dapat diartikan sebagai suatu kontruksi yang didasarkan pada penalaran



(reasoning).



Kerangka pemikiran bukan hanya sekedar



mendefinisikan masalah saja, tetapi juga mendefinisikan penalaran dan sesuatu di balik masalah yang sedang dihadapi peneliti.



Karena



itu



kerangka



penelitian



berfungsi



mengkerangka alur pemikiran peneliti, yang diekspresikan di



52 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



dalam bab atau sub bab tersendiri, agar segala proses penelitian, pengujian hipotesa, dan pengambilan kesimpulan dengan lebih mudah. Kerangka pemikiran biasanya selalu dibuat berdasarkan atau sesuai dengan teori-teori yang berlaku. Kerangka



pemikiran



penting



dibangun



dan



dikembangkan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar teoritis yang jelas. Pada dasarnya kerangka pemikiran pun merupakan penggabungan teori-teori secara sistematis dan logis sehingga mampu mendasari penelitian yang dilakukan. Tidak hanya itu, kerangka pemikiran dapat dikembangkan lebih jauh lagi dengan membuat gugusan deskripsi hipotesis, asumsi-asumsi, konsep dan proposisi. Penelitian yang sederhana dimulai dari awal tahap-tahap penelitian mulai dari permasalahan, merumuskan tujuan riset, mengembangkan



variabel



riset,



tinjauan



pustaka



dan



seterusnya. Tetapi penelitian yang advance semestinya fokus pada kerangka teori atau kerangka pemikiran ini Kerangka pemikiran mensintesa intisari kepustakaan yang berkaitan. Di dalam kajian pustaka ada substansi teori yang kita perlukan. Itulah yang harus didalami. Dengan bekal teori



kita



pasti



bisa



membangun



hipotesis



karena



pengalamann kita dan teori yang kita baca. Karena itu hubungan sebab akibat yang ktia bangun harus kaya kajian pustaka dan teori. Dalam kerangka pemikiran juga implisit menjelaskan hipotesis kita. Mengapa karena konstruksi yang kita bangun tidak sekedar asal meletakkan variabel, tetapi ndidasarkan pada kajian pustaka yang mendalam. Contoh kecil ini hasil Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 53



saya membimbing disertasi doktor Tri Madrjoko, Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Indonesia. Disertasi ini sudah cukup lama, di dalam ada kesimpulan ari kerangka pemikiran yang dibuat, dimana variabel kewirausahaan terkait dengan variabel-variabel perencanaan ekspor, penghambat ekspor, orientasi global, kinerja ekspor dan sebagainya. Jika konstruksi itu ada, maka seluruh kajian pustaka tentang kewirausahaan harus dicantumkan di dalamnya (lihat gambar 5.1.) Gambar 5.1. Lintasan Hasil Analisis LISREL Responden Kelompok Eksportir TPT Peran Pemerintah



Kewirausahaan



Penghambat Ekspor



Perencanaan Ekspor



Orientasi Ekspor



Kinerja Ekspor



Hipotesis implisit ada di dalam kerangka pemikiran, yang merupakan dugaan sementara (tentative guesses) dan memberikan kemungkinan keterangan tentang terjadinya sesuatu atau fenomena. Dalam rangka itu proses pendugaan akan semakin kuat bila didasarkan kepada sesuatu akumulasi informasi yang dibentuk menjadi suatu struktur atau suatu konstruksi. Konstruksi inilah yang disebut sebagai kerangka pemikiran yang akan menunjang proses pengumpulan dan analisis data sampai pada usaha pengujian hipotesis itu.



54 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Sesuai penjelasan di atas, maka kajian pustaka terhadap kewirausahaan dari riset bermutu perlu dilakukan, seperti dalam butir-butir mengutip kajian sebelumnya dari butir 1 sampai 10.



1.



Perusahaan yang mampu bertahan menghadapi tantangan ekspor harus memiliki faktor kewirausahaan yang telah dibunyikan dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja ekspor (Lyles, 1990)



2.



Kewirausahaan perusahaan merupakan visi pengusaha yang dianut oleh seluruh jajaran manajemen perusahaan dalam melihat fokus mencari peluang, menyiapkan perencanaan dan strategi untuk meraih peluang tersebut dengan keputusan-keputusan berani dan tujuan utamanya adalah pertumbuhan usahanya (Wheelen dan Hunger 1995:37-38)



3.



Benang merah keberhasilan ekspor terletak kepada kemampuan inovasi yang merupakan modal dasar kewirausahaan dalam meraih keunggulan daya saing masa depan di pasar internasional (Czinkota 1998; 28)



4.



Sikap kewirausahaan adalah keberanian mengambil risiko (Brook dan Rossen 1982. Cavusgi dan Naor 1987, Orgram 1982)



5.



Sikap kewirausahaan dalam melakukan ekspor adalah proaktif dan inovatif (britton danChiegelmich 1987, Cavusgi dan Nevin 1981, Coper dan Klienschidt 1986, McGuinnes dan Little 1989 Reid 1983)



6.



Inovasi umumnya terjadi pada awal siklus hidup produk dimana lingkungan usaha berada dalam kondisi lebih besar risikonya (Harringan 1985 dalam Barringer et al 1996, Czinkota 1996:108)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 55



7.



Karakteristik



kewirausahaan



perusahaan



merupakan



suatu proses pembaharuan organisasi (Sathe 1989: 35) 8.



Perusahaan yang berjiwa wiraswasta merupakan perusahaan yang berani dan agresif dalam mengejar peluang (Covin dan Slevin 1991:7)



9.



Semangat kewirausahaan akan



membawa perusahaan



kepada penciptaan bisnis baru dengan definisi baru bagi produk atau jasa perusahaan atau perluasan pasar baru (Zahra 1991: 261) 10. Secara pragmatis, mengejar peluang berarti pula penyegaran dari kelestarian rutinitas organisasi yang telah mapan, Pada konteks ekspor, perilaku dalam menciptakan perubahan, cenderung memberi kemudahan dan kontribusi terhadap pencapaian kinerja ekspor (Zahra 1993)



Jadi, kerangka pemikiran secara umum mempunyai fungsi, sebagai berikut : a. Membantu untuk mempertajam konsepsi masalah penelitian dan mengklarifikasinya lebih jelas lagi. b. Memberikan



pandangan



yang



logis



di



dalam



identifikasi dan rancangan variabel penelitian secara sistematis. c. Mengarahkan formulasi hipotesis agar lebih bermakna dan relevan secara empiris. d. Memberikan kemungkinan yang lebih terarah bagi



peneliti untuk memilih metode penelitian yang tepat.



56 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Membuat Kerangka Pemikiran yang Baik Saya akan mulai dari proses riset mahasiswa lainnya dimana saya membimbingnya di universitas Indonesia. Mengapa? Agar kita praktek langsung dari kerangka teori yang kita pelajari atau akan kita pelajari (learning by doing). Saya mengajar ekonomi kelembagaan dan organisasi di jurusan admistrasi bisnis. Banyak teori yang dipelajari tetapi mahasiswa bimbingan saya memilih teori biaya transaksi yang dipraktekkan ke dalam micro banking sebagai tema utama dari risetnya (Supranoto, Biaya Transaksi Nasabah Bank Perkreditan Rakyat, Program Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Indonesia, 1996). Mengapa riset ini menarik? Karena topik dan kasusnya dan yang paling penting adalah pilihan pisau analisis teoritisnya, teori biaya transaksi tersebut. Teori biaya transaksi ini teori besar karena jika permasalahan transaksi tidak dapat diselesaikan di dalam kelomnpok, organisasi atau masyarakat, maka dampaknya: A. Daya saing menurun B. Harga-harga mahal C. Pertumbuhan



usaha



dan



pertumbuhan



ekonomi



menurun D. Perluasan lapangan kerja terbatas E. Usaha formal sulit berkembang F. Ekonomi



informal



dan



ekonomi



bawah



tahan



meningkat Tidak sulit atau bahkan bisa dikatakan cukup mudah untuk memulai sebuah tesis, yakni mengenali masalah atau



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 57



obyek yang akan diteliti. Kasus di dalam riset ini adalah micro



banking bank perkreditan rakyat. Jika kita sudah mengenali obyek penelitian, maka separuh dari permasalahan yang kita hadapi selesai. Jika sama sekali tidak mengenali obyek yang akan diteliti tidak masalah. Kita perlu waktu lebih lama untuk mengenalinya. Namun, jika kita terlalu dekat dengan obyek, maka kelemahan mendasarnya riset bias karena subyektivitas. Seperti seorang dokter akan punya masalah subyektivitas jika mengobati keluarganya sendiri. Yang kedua untuk memulai riset atau proposal riset pada tingkat pasca sarjana, maka mutlak harus mengenali teori utama. Pilih satu atau lebih teori pokok, yang akan dipakai dalam riset tersebut untuk menjelaskan fenomena



micro banking. Mahasiswa dalam kasus ini memilih teori biaya transaksi untuk menganalisis permasalahan biaya tinggi di dalam sistem perbankan rakyat. Mahasiswa pasca sarjana nanti akan punya teori sendiri masing-masing sehingga itu akan



menjadi



pengatuhan



keilmuannya



yang



paling



mendalam daibandingkan pengetahuan teoritis yang lain. Disertasi akan terhambat jika peneliti tidak memahami dua faktor tersebut di atas, yakni topik atau obyek yang akan diteliti dan teori yang akan dipakai untuk menganalisisnya. Teori adalah instrumen ilmiah bagi peneliti dan akademisi. Tanpa bekal teori, yang mendalam, maka riset tersebut hanya sebuah pengamatan dangkal. Disertasi harus dan mutlak memusatkan perhatian pada teori yang akan dipakainya. Seperti kita hendak mendaki gunung tanpa instrumen dan tanpa strategi, maka jangan harap pendakian lancar atau sampai ke tujuan. Tetapi jika kita punya strategi dan ada



58 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



intrumen angkutan yang canggih, maka tujuan akan segera tercapai. Disertasi tanpa teori tidak akan sampai pada tujuan akademik yang berkualitas Dalam kasus teorinyang dipilih di sini - apa biaya transaksi? Jawabannya sangat panjang dan ada ratusan referensi untuk mengenali teori biaya transaksi ini. Secara ringkas: "Di dalam ilmu ekonomi politik atau ekonomi kelembagaan, biaya transaksi (trans-action cost) secara sederhana didefisinikan sebagai biaya yang terjadi karena adanya pertukaran ekonomi (economic exchange). Biaya ini selalu timbul secara rutin atau sesaat karena perusahaan selalu berhubungan, bertukar dan melakukan kontrak dengan perusahaan atau lembaga lainnya. Karena ada aktivitas pertukaran sesudah dan sebelum proses produksi, maka timbul biaya bagi perusahaan. Semua biaya tersebut dikelompokkan ke dalam katagori biaya transaksi. Konsep Biaya Transaksi • Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang timbul akibat melakukan transaksi di pasar dengan menggunakan mekanisme harga (Coase 1937). • Timbul saat seseorang ingin melakukan pertukaran hak kepemilikannya atas suatu aset ekonomi (property rights) dan ingin memastikan penegakkan atas hak eksklusifnya tersebut. • Belum umum dipakai dalam analisis ekonomi, karena biasanya mekanisme harga di pasar diasumsikan bekerja tanpa adanya friksi. • Timbul akibat tingginya biaya informasi Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 59



Jadi bagaimana kerangka teori atau kerangka konseptual yang dibangun oleh mahasiswa berdasarkan dua faktor abstraksi di atas, yakni pemahaman mendalam terhadap teori yang kita miliki dan pengetahuan akan obyek riset. Sesuai pengalaman riset, teori dan kajian pustaka yang telah dilakukan, maka model matematika, yang dikembangkan dalam contoh kasus riset ini adalah: BTN=a0 + a1Bank + a2PJ + b1Jarak + b2LK + b3FK + b4Kol Di mana: BTN



= Biaya Transaksi Nasabah



Bank



= Struktur kepemilikan bank yang diawali oleh BPR-PD,BPR-PT, dan BPR- Koperasi.



Pj



= Jumlah pinjaman yang diterima;



Bunga



= Suku bunga pinjaman;



Jarak



= Jarak antara rumah tinggal nasabah dengan bank;



FK



= Frekuensi kontrak;



LK



= Lama kontrak



KOL



= Tipe kolateral (variabel dami di mana: 0 = aktiva tetap dan 1 = aktiva lancar);



Bagaimana jika tidak dengan kerangka matematis? Bisa dengan grafik. Model atau kerangka teori model matematis tersebut hanya salah satu cara untuk merumuskan kerangka teori Kerangka pemikiran ini sederhana, tetapi substansi teoritisnya



mendalam.



Apakah



bisa



membuat



model



sederhana seperti ini? Bisa tetapi analisis kualitatifnya harus mendalam lebih dari separuh analisis kuantitatif jika model 60 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



tersebut dianalisis oleh spss atau lisrel (lihat bab 10 dan 11 dengan video tuntunannya) Di dalam konteks pembuatan tesis atau disertasi untuk suatu penelitian ilmiah, kerangka pemikiran biasanya dalam bentuk tunggal atau model yang simbolik, atau juga suatu paradigma (lihat contoh). Dalam bentuknya yang sederhana kerangka pemikiran adalah suatu model yang logis dari kumpulan (set) konsep-konsep yang terorganisir sebagai suatu ekspresi model bagaimana penelitian dan masalahnya harus



dilihat



dan



apa



masalah-masalah



yang



harus



dikerangkakan



Gambar 5.2. Model Hipotesis Penelitian *** Kasus kedua adalah disertasi doktor dengan teori yang bagus sepintas sudah saya sampaikan di kelas. Kita ulangi lagi di sini sebab analisis kasus-kasus jauh lebih penting daripada menghapal tahap-tahap riset. Kasus seperti ini bisa dipelajari sendiri



agar



proposal



disertasi



segera



selesai.



Sesuai



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 61



pengalaman riset, teori dan kajian pustaka yang telah dilakukan, maka model, yang dikembangkan dalam contoh kasus riset ini (Analia Devi, 2019). Kerangka pemikiran yang telah dipilih ini telah dipikirkan secara mendalam dengan dukungan teori yang kuat. Bagaimana membuat kerangka pemikiran yang solid, akademis, berbasis teoritis yang baik? Coba kita lihat kerangka pemikiran ini (gambar 5.3) dimana



variabel bebas yang dibangun sesuai teori yang



dipakai, yaitu teori modal sosial (social capital). Ketika teori sudah dipilih dan obyek riset sudah mempunyai landasan teori, maka memilih variabel sangat gampang. Modal sosial adalah teori yang penting, unsur-unsurnya: A. Kepercayaan (trust) B. Norma (norm) C. Jaringan (network)



Gambar 5.3. Model kinerja UMK di Kota Padang



62 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Ketiga variabel elemen modal sosial inilah yang dengan mudah dimasukkan ke dalam kerangka pemikiran. Tidak sulit dan cukup mudah. Peneliti terhambat dan tidak selesai proposalnya karena hambatan memahami teori. Apa yang harus dilakukan? Membaca, berdiskusi di forum ilmiah atau khusus kelompok, konsultasi. Model awal persamaan strutural yang menunjukkan pengaruh modal sosial terhadap kinerja usaha mikro dan kecil dapat dilihat pada Gambar ini.Perhatikan lagi, menempatkan 3 variabel di dalam kerangka pemikiran bukan hal yang sulit. Untuk operasional maka buat defisnisi operasional dan dimensi-dimensi dari 3 variabel tersebut Setelah menentukan variabel bebas, sekarang harus menentukan variabel terikatnya. Hipotesis kita berdasarkan teori yang dipakai bahwa modal sosial akan meningkatkan kinerja perusahaan (dalam hal ini adalah usaha kecil dan menengah). Kinerja perusahaan diurai menjadi 3 variabel pula, yakni output atau produksi, proses internal, dan kemampuan sumberdaya. Tentu untuk operasionalisasi dari riset, maka variabel terikat harus diuraikan dengan sub variabel atau dimensi-dimensinya, yaitu (lihat kerangka pemikiran di atas): A. output produksi A1. Aspek finansial (penjualan, tenaga kerja, keuntungan, pengembangan pasar, dll) A2 aspek non-finansial (konsumen, pemerintah) B. Proses internal (Edvinsson & Sullivan, 1996) 1 modal manusia 2 Modal organisasi 3 inovasi Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 63



Tabel 5.1. Variabel dan Indikator kinerja UMK Variabel Output Produksi



Indikator Manifest Aspek Finansial 1. 2. 3. 4. 5.



Jumlah Penjualan Jumlah tenaga kerja Perluasan pasar Keuntungan usaha Jumlah aset



Aspek Non Finansial 1. Konsumen 3. Pemerintah Proses Internal



Keuangan Sumbedaya



Model Intelektual (Advincorn and Sullivan 1986, Bentix at al 2000) 1. Model Manusia 2. Model organisasi 3. Inovasi



Manajemen Pengetahuan (Rusan 2008) 1. Pengetahuan pelaku usaha 2. Akusis pengetahuan 3. Motivasi 4. Transfer pengetahuan



Tanggung jawab (De Chaim: 201) 1. Tanggung jawab internal 2. Tanggungjawab eksternal



Kelembagaan sosial 1. Kelembagaan tradisional 2. Kelembagaan formal



Sumber: Disertasi doktor



64 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Keterangan 1. Jumlah peningkatan produksi 2. Peningkatan jumlah tenaga kerja 3. Jangkauan pasar 4. Uang yang diterima usaha 5. Aset yang dimiliki 2. Kaitan denga harga, kualitas dan distribusi produk 4. Berupa regulasi UMK



1) Sumberdaya manusia dalam organisasi usaha 2) Hubungan dalam organisasi 3)Pengetahuan dan pengembangan ide-ide baru dalam proses organisasi usaha upaya meningkatkan kinerja usaha 1. Tingkat pengetahuan pelaku usaha 2. Proses eksploitasi gagasan, pemikiran, kreasi pelaku usaha 3. Semangat ingin maju pelaku usaha 4. Sharing pelaku dengan karyawan pengembangan usaha 1. Rasa toleransi dan tanggung jawab pelaku usaha dengan anggota 2. Tanggung jawab dan rasa perduli dengan masyarakat luar 1. Kelembagaan seperti julojulo, arisan, rangkang di dalam masyarakat adat 2. Kelembagaan formal seperti perbankan dan koperasi



C. Kemampuan sumberdaya 1) Manajemen pengetahuan (referensi Roxas, 2008) 2) Tanggung jawab sosial (referensi de chiara, 2017) Jadi menulis disertasi tidak sulit, dengan cara sederhana seperti ini, maka proposal dapat dengan mudah diselesaikan dengan syarat alokasi waktu yang lebih dari cukup dan tekun, fokus. Masing-masing mahasiswa peneliti nanti akan memilih topiknya sendiri dan teorinya sendiri yang bersifat khusus (manajemen,



marketing,



kebijakan



ekonomi,



organisasi,



ekonomi makro, dll). Akan banyak kasus kitka belajar nanti dengan presentasi 15 mahasiswa doktor di sini dan kita akan kaya pengetahuan. Tetapi keahlian kita masing-masing sesuai topik, obyek dan teori yang kita pilih. Pilhan kasus saya adalah berdasarkan keahlian saya dalam hal teori ekonomi, ekonomi kelembagaan dan organisasi. Seperti contoh teori biaya transaksi dan teori modal sosial adalah teori yang sangat penting pada saat ini. Teori modal sosial ini sangat penting bukan hanya dalam riset tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari, dalam kehidupan politik dan kebijakan negara. Di dalam bidang organisasi dan bidang kehidupan pada umumnya, rasa saling tidak percaya, sombong, soliter, merasa lebih lebih hebat dari lainnya, dan konflik adalah elemen yang merusak kelompok , organisasi dan system. Jadi kalua ada di dalam kelompok lepas dari semangat Bersama, maka modal sosial rusak, yang berarti organisasi lemah. Pokok persoalan untuk membangun model adalah notasi asumsi-asumsi sehingga model mendekati suatu Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 65



bentuk



sistematik



dan



mendekati



kebenaran



yang



digambarkan di dalam pikiran peneliti. Bila diperlukan maka definisi dibuat agar peneliti dapat mengindikasikan secara bijaksana



apa



makna



terminologi-terminologi



dari



pernyataan-pernyataan yang ada atau konteks apa yang digunakan. Jadi ada semacam kebutuhan bagi pembaca untuk mengerti asumsi yang dibuat oleh peneliti. Asumsi-asumsi tadi seharusnya juga menunjang argumen dan bukti-bukti penemuan di dalam proses penelitian. Pada dasarnya, kerangka pemikiran mendemontrasikan hubungan dari masalah-masalah dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Telaah pustaka juga menggambarkan secara logis struktur konsepsi dari topik penelitian dan ini harus diselaraskan dengan kerangka pemikiran. Jadi kerangka pemikiran sebenarnya membentuk sebuah tonggak yang mengkerangka seluruh pekerjaan penelitian dan mengarahkan secara logis dari telaah pustaka sebagai komponen suatu tesis kemudian. Kemudian kerangka pemikiran pun merupakan formulasi teoritis yang membentuk suatu justifikasi masalah penelitian. Masalah



penelitian



memberikan



dasar



harus



memiliki



legitimasi



sifat



untuk



teoritis



yang



mendefinisikan



parameter-perameternya. Sebagai contoh adalah sebuah teori, bukan sekedar eksistensi hubungan, tetapi mengkonfersi makna suatu hubungan variabel. Suatu fakta adalah bahwa variabel dapat ditujukan sebagai assosiasi yang tidak menjamin



bahwa



hubungan



itu



nyata



(significance).



Pembentukan hubungan tadi adalah suatu proses teknis mekanis dan tidak sekedar menyatakan sesuatu tentang



66 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



apakah itu masuk akal (reasonable). Fakta lagi bahwa hubungan harus diturunkan dari teori, yang juga berarti bahwa penelitian harus mempunyai dasar teoritis dan dasar ini harus pula digambarkan secara tetap di dalam proses pendefinisian suatu masalah. TUJUAN & FUNGSI KERANGKA PEMIKIRAN Tujuan



pengembangan



kerangka



pemikiran



dan



perspektifnya yang essensial adalah sebagai berikut (De Jesus, et.al): a) Sebuah



teori



biasanya



sangat



berguna



dalam



pengorganisasian data dalam bidang penelitian yang spesifik.



Teori



yang bermanfaat



adalah



produktif



hipotesis untuk penelitian lebih jauh. b) Penelitian apapun senantiasa dituntun oleh teori, sekaligus mengevaluasi teori yang bersangkutan. c) Sebuah teori sangat bermanfaat untuk penerjemahan, kritik, dan pembentukan hukum-hukum ilmiah, serta penemuan generalisasi yang baru dan lebih kuat. d) Pengembangan kerangka pemikiran menghasilkan suatu sistem untuk mencapai penyelesaian yang kreatif terhadap masalah-masalah yang dihadapi peneliti dan belum terselesaikan sebelumnya. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa bentuk dasarnya, kerangka pemikiran mengandung asumsi-asumsi dasar,



hipotesis,



Pengembangan



dan



lebih



definisi-definisi jauh



dan



lebih



suatu diterima



term. jika



mengandung sintesa dari kumpulan teori yang berperan sebagai kerangka dari penyelidikan atau proses pencarian. Sementara sintesis itu sendiri merupakan produk dari telaah



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 67



pustaka (review of literature), yang kemudian mungkin saja diekspresikan menjadi suatu bentuk model atau paradigma. Model, yang biasanya simbolik, mewakili kumpulan ide-ide yang berkaitan dan konsep-konsep yang terorganisir. Inti dari model simbolik ini adalah sebagai asumsi dasar yang memberi kemungkinan pada peneliti untuk melakukan evaluasi, memodifikasi, atau memprediksikan pertanyaan dan hal



yang



berkaitan



dengan



masalah



penelitian.



Ini



memungkinkan peneliti, kemudian membatasi penelitian dan analisisnya sesuai dengan konteks asumsi ini. Dalam hal lain kerangka pemikiran membantu dalam penyederhanaan dan pengorganisasian proses penelitian dan menunjang proses interpretasi dan generalisasi terhadap data-data impiris yang akan dikumpulkan kemudian. Inilah yang kemudian dilakukan di dalam suatu konstruksi kerangka pemikiran, yakni mengabstraksikan ide dari model yang diberikan, menurunkan implikasinya, dan mengidentifikasi prediksi dari padanya. Banyak



mahasiswa



menghadapi



kesulitan



untuk



memahami kealamiahan dari masalah penelitian karena umumnya tidak mengerti interdependensi dari pekerjaan dan bagian pemikiran dari penelitian. Padahal penelitian itu sendiri terinspirasi dari pemikiran, penyelidikan, pandangan dari individu yang terlibat di dalamnya. Penelitian memerlukan sifat dan sikap menyelidik untuk mencari fakta-fakta dan menemukannya, mensintesa makna dari fakta-fakta tersebut ke dalam kesimpulan yang akurat dan logis.



68 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Ketika proses penelitian selesai dan kesimpulan telah dihasilkan, maka masih mungkin terjadi keleluasaan untuk menerjemahkannya.



Namun



beberapa



kesimpulan



yang



didapatkan dapat mengarahkan peneliti atau peneliti lainnya kepada ide-ide baru lagi atau konsep-konsep serta variabel yang bernilai praktis. Penelitian memang menukik jauh melebihi jawaban sekedar pertanyaan-pertanyaan yang timbul di dalam proses penelitian. 5.2. Teori Menurut De Jesus (1985) teori adalah konstruksi simbolis yang dirancang untuk menuju fakta-fakta yang dapat digeneralisasi menjadi suatu hubungan yang sistematis. Setidaknya teori mengandung dua hal pokok, yakni : a) kumpulan satuan-satuan (set of units)- baik itu fakta-fakta, konsep, atau variabel; dan b) sistem hubungan antara satuansatuan tadi. Ini adalah definisi dan interpretasi untuk membuat prediksi tentang kejadian yang empiris. Sementara itu menurut Kidder (1980) teori adalah satuan bentuk dari proposisi-proposisi yang saling berhubungan tentang bagaimana bagian-bagian dari bidang sosial berlaku



(operates). Teori ini membuat suatu pernyataan menjadi masuk akal (reasonable) dan jelas (obvious). Beberapa definisi dan batasan lainnya, antara lain bahwa teori mengandung abstraksi yang berkaitan (series) dan pernyataan umum bertujuan untuk menerangkan beberapa aspek kenyataan yang empiris. Biasanya teori juga berkaitan untuk menjawab pertanyan mengapa terhadap suatu masalah. Atau teori merupakan kumpulan konsep-konsep dan saling Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 69



hubungan yang eksis diantara mereka, termasuk konsekwensi



(hipotesis) yang diasumsikan mengikuti hubungan teori yang dimaksud. Masih



dalam



definisi



yang



senada



bahwa



teori



merupakan kumpulan proposisi yang memberikan keterangan dalam arti dedukatif yang simpatik dan deskripsi yang terorganisir, atau memperjelas dasar bagi prediksi suatu kejadian. Makna lainnya adalah berkaitan dengan suatu pernyataan sebagai ringkasan seluruh fakta dan temuan dari suatu penelitian. Pertanyan kita kemudian adalah: ‚Bagaimana dan mengapa teori harus diformulasikan?‛ Manusia memang selalu memperhatikan lingkungan sekitarnya melalui indra, sensasi dan persepsinya, yang akan mengarahkannya untuk menemukan



fakta-fakta



dan



kenyataan



yang



kongkrit.



Ilmuwan dan peneliti melihat fakta ini lebih dalam lagi untuk mengetahui apa sebenarnya (what is real). Tetapi bagaimana pun peneliti menemukannya dalam keadaan tercerai berai atau terisolir, tampak seperti tidak berguna, yang kemudian ditata dalam keteraturan dan sistematik sampai menjadi teori yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Fakta-fakta tidak berdiri sendiri, kecuali penelitian atau ilmuwan



mencoba



menemukan



saling



keterkaitan



dan



hubungannya sampai menjadi suatu konsep imaginatif yang berstruktur. Inilah yang disebut suatu abstraksi dan biasanya lebih



sederhana



penggambarannya



sehingga



mudah



dipahami oleh pengamat biasa. Dalam bentuk struktur, abstraksi, atau sistem; teori akan berbicara kepada manusia dan bermanfaat. 70 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Keterangan ilmiah (scientific explanation) pada dasarnya merupakan



alasan-alasan



mengapa



suatu



kejadian



berlangsung. Keterangan ini biasanya memiliki generalisasi, observasi, dan konklusi. Generalisasi adalah asumsi-asumsi tentang beberapa gambaran karakter sosial, ia mengandung konsep yang khusus yang menerangkan karakteristik tersebut dan menjadi milik (property) dari suatu obyek dan kejadian. Konklusi adalah pernyataan tentang hubungan antara karakter sosial



yang



telah



diobservasi



dan



diharapkan



untuk



menerangkannya. Penyelidikan ilmiah biasanya melibatkan penggunaan inferensi dan analisis yang logis. Sementara logika tersebut menunjukkan kekuatan suatu bukti yang berkaitan dengan premis dan konklusi dari suatu argumen ketika inferensi sendiri adalah penalaran dari satu kelompok keyakinan terhadap lainnya. Hampir seluruh teori dibangun melalui proses logika induktif dan logika deduktif. Yang pertama adalah penalaran dari kenyataan-kenyataan khusus menuju suatu abstraksi yang umum, sedangkan yang terakhir adalah penalaran dari abstraksi yng umum menuju sesuatu yang khusus atau konkrit. Karena itu teori dibagi menjadi beberapa type atau kelompok, yaitu: a. Teori Deduktif Hipotetic. Beberapa peneliti menekankan pada formulasi logika dan eksplesit untuk menerangkan proposisi atau bukti-bukti yang observatif. Teori jenis ini dibangun lebih dahulu baru kemudian melakukan pengujian empiris tentang kebenarannya. Teori deduktif hipotetic ini mengandung : 1) Kumpulan definisi dan konsep dari term, 2) Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 71



Kumpulan pernyataan yang hipotetis berkaitan dengan praasumsi hubungan antara fenomena yang diwakili oleh term kritis, dan 3) Rentetan konsekuensi yang deduktif dan logis, yang diturunkan dari pernyataan hipotesis dan proposisi. b.



Teori



Induktif.



Di



dalam



tipe



teori



ini



peneliti



mengumpulkan fakta-fakta lebih dahulu, baru kemudian membangun teori secara hati-hati. Teori jenis ini lebih dari sekedar



ringkasan



fakta-fakta,



pernyataan



khusus,



dan



observasi yang konkrit. c. Teori Fungsional. Banyak penyelidik merasa bahwa sesuatu yang berlebihan, konsern yang prematur dalam fakta dan struktur yang formal dan abstrak dari teori mungkin menyebabkan mereka terlalu dini mengklaim dan bahkan mungkin tidak banyak melihat fakta-fakta lain sebagai kemungkinan-kemungkinannya. Bagi mereka teori adalah alat yang sementara sifatnya. Peneliti seperti ini lebih menekankan pada konseptualisasi dan deduktif yang logis dan prosedural, dan lebih eksplisit mereka menekankan pada observasi dan orientasi terhadap ketentuan data-data yang fungsional. Apa Fungsi Teori? Teori dapat berperan sebagai alat dan tujuan. Sebagai alat, teori memberikan arahan dan kerangka bagi suatu observasi dan penemuan-penemuan. Sebagai tujuan, teori memberikan keterangan yang cukup lengkap, tetapi ringkas tentang sesuatu yang ada dan terjadi. Paragraf-paragraf berikut dapat membantu pembaca untuk melihat fungsi teori dalam menunjang kegiatan para peneliti dan menerangkan fenomena :



72 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



a). Identifikasi fakta-fakta yang relevan. Teori biasanya menunjuk pada fenomena yang diamati oleh peneliti. Teori memberikan kerangka (framework) untuk peneliti yang mengamati, menguji, dan menginterpretasikan observasinya. Ilmuwan hampir tidak mungkin mengumpulkan seluruh faktafakta,



apalagi



kemudian



harus



mengingat



dan



menerapkannya. Karenanya mereka harus membatasi bidang garapannya dan dekat dengan apa yang diminatinya. b). Klasifikasi Fenomena. Ilmuwan tidak dapat bekerja dengan



efisien



dan



efektif



dengan



fakta-fakta



yang



menumpuk. Mereka perlu beberapa skema untuk data-data mereka terklasifikasi secara sederhana. Karena itu tahap awalnya ilmuwan harus mengembangkan kerangka pemikiran



(theoritical framework) untuk mengklasifikasi fakta-fakta dan data-data yang diamati. c).



Formulasi



sebenarnya



yang



Konsep



yang



memberi



andil



Logis. dan



Banyak



faktor



mempengaruhi



fenomena sosial dan ekonomi, yang tidak dapat secara langsung diamati. Konsekuensinya, peneliti harus kreatif mengimajinasi konsep untuk menentukan usaha yang mereka lakukan. Konsep inilah yang disebut sebagai konstruksi logis (logical construct) atau konstruksi (construct). Pengetahuan misalnya, bukanlah keseluruhan yang terobservasi atau bukan seluruh yang diamati, tetapi lebih merupakan sesuatu yang terinferensi Pengembangan



dari



instrumen-instrumen



penelitian.



konsep dan deskripsi yang apik adalah



bagian penting di dalam proses penelitian. Untuk itu simbolsimbol yang baik merupakan elemen utama dari teori dan teori sendiri mampu memberikan arahan dalam berfikir



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 73



eksperimental dan teoritis. Dengan formulasi konsep peneliti akan lebih mudah mengatur fakta-fakta. d. Ringkasan Fakta-Fakta. Penggunaan teori biasanya berguna untuk meringkas pengetahuan yang ada di lapangan. Mereka biasanya dari yang sederhana dan generalisasi yang tak rumit sampai bentuk-bentuk hubungan yang teoritis. Bagaimanapun pengembangan teori akan mengintegrasikan fakta-fakta ke dalam kerangka pengetahuan yang menyatu dan



memberi



kemungkinan



kepada



awam



untuk



memahaminya secara mudah. e. Prediksi Fakta-Fakta. Generalisasi tentang data-data sebuah teori akan dapat memprediksikan eksistensi sesuatu yang belum terobservasi. Teori mengarahkan pula bagaimana peneliti melakukan prediksi terhadap apa yang seharusnya dapat diobservasi dan data-data apa saja yang tidak tersedia. Jadi teori adalah penerang yang potensial bagi peneliti untuk mencari dan memahami fakta-fakta. f. Inspirasi bagi Penelitian. Hampir seluruh proses penelitian melibatkan teori sebagai landasannya. Teori dapat menunjukkan dimana pengetahuan yang kurang efisien. Ketika data-data tidak tersedia dan kurang, maka teori merupakan sumber yang baik untuk mengetahui masalah. 5.3. Asumsi, Konsep, Proposisi dan Model Asumsi.Asumsi adalah pernyataan yang diambil atau diberikan, dan bukan sebagai verifikasi empiris langsung. Asumsi secara umum dibuat dalam hal: a) manakah sesuatu yang secara intrinsik tidak dapat diarahkan (amenable) terhadap kesetujuan atau ketidaksetujuan empiris, dan b) 74 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



pernyataan tentang pengetahuan yang tidak membolehkan kita harus setuju atau tidak terhadap sesuatu. Konstruksi teori yang tepat biasanya adalah sistem logika yang mulai dari rentetan yang tetap (given) dan tidak akan lebih jauh ditanyakan. Proses pencarian secara ilmiah memerlukan asumsi umum tertentu tentang realitas dan bagaimana kita berusaha untuk mengetahui realitas. Asumsi yang spesifik terhadap suatu subyek teori sering disebut asumsi domain (domain assumtion). Sebagai contoh misalnya :‛manusia pada dasarnya tidak rasional (atau rasional),‚ atau ‛masyarakat pada dasarnya stabil‛. Asumsi domain penting untuk pemahaman karena ini biasanya merefleksikan nilai dan orientasi sosial, ekonomi dan politik. Dengan



asumsi



domain,



peneliti



tidak



mendasarkan



pengetahuan pada verifikasi yang ilmiah. Asumsi ini sering juga merefleksikan budaya, sub budaya, latar belakang keluarga, agama, politik, dll. Konsep. Konsep sering disebut ‘building block’ dari teori. Konsep biasanya hadir sebagai simbol dengan maksud agar bahasa simbolis menjadi jelas dan komunikatif. Sangat sukar bagi peneliti, bahkan tidak mungkin untuk melakukan kegiatan ilmiah dengan menggunakan kata-kata atau term yang mempunyai makna banyak dan ganda. Karena itu simbol harus mempunyai presisi dari makna bagi satu pengertian. Idealnya,



pembaca



akan



menangkap



konsep



dan



menginterprestasikan-nya secara mudah. Konsep merupakan gambaran dari karakteristik obyek, kejadian, atau individu di dalam suatu penelitian. Konsep yang deskriptif menunjukkan apa teori sebenarnya dan operasinya Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 75



(kerjanya) atau konsep hubungan melihat khusus pada hubungan empiris antara elemen-elemen di dalam teori. Dengan



menggunakan



konsep



peneliti



akan



mampu



menangkap momen realitas dan memberinya kualitas yang wajar (bobot yang tepat). Ia juga memberikan kemungkinan bagi peneliti untuk berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga konsep mampu menjadi sensitizer dari pengalaman dan persepsi. Sebagai alat, konsep menganjurkan aktivitas yang rasional dimana peneliti sedang melakukan observasi. Selain rasional,



konsep



juga



harus



diimplementasikan



secara



operasional dalam kesuksesan observasi dan pengumpulan data, yang diukur dengan rancangan observasi konkrit dari konsep yang dibuat. Dalam arti lain konsep merupakan gambaran abstrak suatu fenomena sosial dan ekonomi. Proposisi. Proposisi merupakan substansi dari teori dan sangat penting peranannya di dalam proses penelitian. Keterangan, alasan dari teori-teori yang ada, dikerangka dalam suatu seri pernyataan-pernyataan, yang disebut proposisi, yang mengklaim sesuatu tentang realitas dengan pernyataan hubungan antara dua atau lebih konsep (atau variabel).



Dengan



demikian



masing-masing



proposisi



mengandung konsep-konsep yang mewakili karakteristik dan property suatu obyek dan kejadian. Konsep-konsep tersebut berhubungan satu sama lain dalam suatu asosiasi dan logika. Sebagai contoh adalah : ‚Jika X maka Y‛, dan ‚X menyebabkan Y‛. Karena itu X dan Y cenderung untuk selalu bersama dan tak terpisah. Sementara X dan Y sendiri adalah konsep.



76 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Konstruksi proposisi biasanya mulai dengan pernyataanpernyataan teoritis dengan mengatakan satu kelas fenomena akan berkaitan dalam cara tertentu dengan satu kelas fenomena lainnya. Sebagai contoh, misalnya : ‚suatu tingkat individualisme yang tinggi di dalam kelompok menyebabkan tingginya tingkat pertentangan di dalam kelompok‛. Dari pernyataan ini kita dapat menurunkan logika deduktif. Contoh lain atau sebagai deduksinya adalah : ‚Protestan akan lebih tinggi pertentangannya dibandingkan dengan katolik‛, atau ‚laki-laki berkeluarga lebih rendah rasa pertentangannya dibandingkan



dengan



laki-laki



yang



tidak



berkeluarga



(single)‛. Model.



Ketika



simbol-simbol



distrukturkan,



maka



kemudian ada aturan operasionalnya bagaimana simbolsimbol tersebut berhubungan satu sama lain. Disinilah sebenarnya suatu model telah dibuat. Model melibatkan akumulasi dan preservasi dari sesuatu dan rancangannya ke dalam sistem transformasi. Karena itu pada dasarnya model adalah bentuk sederhana atau struktur terdekat dengan fenomena yang ingin diterangkan oleh ilmuwan. Model bisa digambarkan dalam bentuk gambar atau representasi material biasa.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 77



78 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab VI Hipotesis Hipotesis merupakan salah satu bagian penting di dalam proses penelitian secara menyeluruh. Hipotesis merupakan jawaban



sementara



pengembangan



atas



hipotesis



pertanyaan ini,



penelitian



riset. tidak



Tanpa akan



berlangsung secara terarah dan kurang terfokus kepada masalah yang sebenarnya. Penelitian yang baik diekspresikan di dalam pernyataan hipotesis dan tujuan penelitian secara jelas.



Bahkan



membangun



secara hipotesis



tegas yang



dapat tepat



dikatakan berarti



bahwa



memberikan



jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi oleh peneliti. Hipotesis



bersifat



sementara



dan



pembuktian



kebenarannya dapat dilakukan setelah pernyataan tersebut dibuktikan secara empiris lewat fakta-fakta dan data-data. Pengembangan hipotesis dilakukan dalam rangka membantu peneliti mengarahkan perhatiannya terhadap masalah pokok yang dihadapi dan proses pencariannya. Dapat pula diartikan bahwa hipotesis merupakan keterangan sementara untuk suatu fenomena dan kejadian tertentu, yang telah atau yang akan terjadi. Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji dari sebuah potensi hubungan antar



dua



atau



lebih variabel.



Bagaimanapun



sebuah



penelitian harus digeneralisasi dari pangkal hipotesis karena Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 79



tanpa hipotesis penelitian seperti kurang bertujuan jelas (nimless) untuk menemukan data yang tepat, relevan dan signifikan. Jadi pada dasarnya hipotesis perlu dinyatakan dengan tegas untuk menemukan sebab akibat (cause and



effect) dari suatu hubungan. Adalah tidak mungkin bagi peneliti yang telah sangat dekat dengan bidangnya tidak memiliki gambaran sementara terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Peneliti biasanya memiliki kerangka yang jelas sehingga sebenarnya sangat mudah menyatakannya ke dalam atau menjadi suatu hipotesis sementara. Tetapi yang masih menjadi pertanyaan adalah derajat pengakuan hipotesis tersebut.



Hipotesis sebagai



komponen penting di dalam penelitian berperan penting karena hampir tidak mungkin penelitian dilakukan secara sistematis dan efektif tanpa pengembangan hipotesis terlebih dahulu. Penelitian tanpa hipotesis hanya akan bersifat aksidental, kurang terfokus, dan tidak terorganisir (haphazard). Hipotesis sebagai keterangan sementara dari suatu kejadian yang



menggambarkan hubungan antar variabel,



yang pada gilirannya akan membantu peneliti menapaki tahap-tahap selanjutnya sesuai prosedur penelitian. Biasanya hipotesis dimulai secara formal dan tertulis, tetapi peneliti senantiasa



mempunyai



gambaran



tentang



kerangka



persoalannya. Pengembangan hipotesis penting sekali karena akan menunjukkan hal-hal yang harus diperbuat dan bagaimana peneliti harus berbuat sesuatu tentang penyelesaian masalah penelitian. Menurut Leedy (1981) peneliti akan lebih berada pada posisi yang lebih baik bila ada hipotesis yang 80 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



mengarahkannya untuk mengumpulkan berbagai jenis data yang



dikumpulkan sesuai dan selaras dengan tujuan



penelitian. Alasan lain mengapa hipotesis harus dibangun adalah karena hipotesis itu sendiri merupakan alat kerja dari suatu teori (working tools of theory). Kemudian menurut De Jesus et. al. alat-alat statistik membantu menguji kemungkinan terjadi atau tidaknya fenomena tersebut. Sementara menurut Kerlinger peneliti tidak bisa berbicara positif atau negatif dari bukti-bukti yang didapat tanpa menggunakan hipotesis. Hipotesis, sesuai dengan bentuk pernyataannya atau ekspresinya,



dapat



dikelompokkan



menjadi



dua,



yakni



deskriptif dan statistik. Tanpa memperhatikan bentuk dan jenis hipotesis ini, peneliti harus jauh-jauh sebelum penelitian dimulai



mulai



membangunnya.



Semakin



awal



membangun hipotesisnya, maka semakin baik



peneliti posisinya.



Tetapi hipotesis pun dapat sekali-kali diubah mencapai keadaan yang lebih baik dan lebih tepat terhadap kenyataan yang sedang dipikirkan. **** Membangun hipotesis tidak mudah karena dari sinilah kerangka



pemikiran



dikembangkan



untuk



(theoritical mencapai



framework) tujuan



kemudian



penelitian



dan



menemukan fakta-fakta sesuai dengan yang diinginkan. Karena itu pengembangan hipotesis masih sangat tergantung kepada latar belakang peneliti, pengetahuan (knowledge), imaginasi, kebiasaan membaca secara luas, dan kedekatan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 81



peneliti



dengan



masalah-masalah



yang



ditekuninya



di



lapangan (sosial ekonomi). Eksperimen dan pengukuran bukanlah sumber utama dalam membangun hipotesis karena hipotesis itu sendiri dapat dibangun sebelum eksperimen dan pengukuran dilakukan. Namun demikian kedua bentuk aktivitas ini dapat menguji hipotesis, dan hasilnya dapat menjadi kemungkinan sebagai sumber hipotesis baru, sekaligus sebagai sumber inspirasi untuk membuat suatu generalisasi. Suatu analogi juga mungkin merupakan sumber hipotesis bila itu dilakukan secara hati-hati sehingga mungkin dapat menghindar dari suatu jebakan perbedaan kemiripan saja. Hipotesis yang deskriptif biasanya sulit diuji sehingga harus diterjemahkan kedalam bentuk yang operasional dan dalam bentuk eksperimental (eksperimental terms). Hipotesis yang operasional biasanya ada dalam bentuk variabel atau konstruksi (construct), seperti dalam masalah intelegensia, kesejahteraan ekonomi, kemampuan membaca, dll. Bentukbentuk masalah seperti ini biasanya dapat diukur variabelvariabelnya sesuai dengan prosedur yang ada. Variabel pun harus



dapat



melakukannya



diukur peneliti



dan



diobservasi



tidak



karena



mungkin



tanpa



melakukan



penyelidikan. *** Untuk mengekspresikan hipotesis peneliti biasanya membuat dugaan (conjecture) pada hubungan antara dua atau lebih variabel. Dugaan yang dibuat tersebut harus dapat diuji dan memungkinkan untuk bisa diuji baik oleh peneliti itu



82 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



sendiri maupun peneliti lain menurut prosedur tertentu. Sebagai contoh adalah : Permasalahan: ‛Adakah hubungan antara latar belakang orang tua mahasiswa dengan tingkat kegagalan mahasiswa.‛ Hipotesis (Ho) : ‚Tidak ada hubungan yang nyata antara latar belakang ekonomi orang tua mahasiswa dengan tingkat kegagalan mahasiswa.‛ Permasalahan: ‚Apa hubungan antara tingkat IQ dengan prestasi akademis ? Hipotesis (Ho) : ‚Tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat IQ dan prestasi akademis‛. 6.1. Ciri Hipotesis yang Baik Ada beberapa pertimbangan yang harus dilihat di dalam upaya membangun hipotesis : a.



Untuk memudahkan penganalisisan masalah, sebaiknya peneliti



menggunakan



asumsi-asumsi.



Penggunaan



asumsi seperti ini sangat populer di dalam penelitian ekonomi, termasuk di dalam masalah-masalah sosial. b.



Hipotesis biasanya harus selalu konsisten dengan teori yang telah ada dan umumnya sesuai dengan fakta-fakta di lapangan.



c.



Hipotesis



yang



dibangun



harus



dapat



diuji



dan



memungkinkan untuk diuji dengan prosedur penelitian ilmiah. d.



Semua



bentuk



operasional



term



sebagai



dan



definisi



konsekuensi



harus



keharusan



bersifat untuk



menguji hipotesis. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 83



e.



Hipotesis yang diduga harus memberikan kemungkinan jawaban bagi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi oleh peneliti. *** Hipotesis yang baik biasanya selalu selaras dengan teori,



yang



telah



dikembangkan



oleh



peneliti



atau



teoritisi



sebelumnya. Menurut Louise Kidder (1980), Theory adalah suatu bentuk dari proposisi yang saling berhubungan (inter-



connected) tentang bagaimana bagian-bagian dari sosial kemasyarakatan dan fenomena ekonomi bekerja. Sementara hipotesis adalah sebagian kecil (small portion) dari bentuk proposisi-proposisi tadi, atau dapat dikatakan sebagai versi kecil dari suatu teori. Sangat mungkin suatu hipotesis yang teruji dapat menjadi suatu teori yang berlaku dilapangan sosial ekonomi karena banyak diantara hipotesis yang dibangun berasal dan terinspirasi dari teori-teori yang ada. Teori (tentative)



menurut dan



Kidder



boleh



jadi



masih bersifat



bersifat



sementara



situasional.



Sifat



kesementaraan dan situasional tersebut akan lenyap manakala teori telah menjadi suatu hukum (dalil), yang berlaku secara universal. Teori bisa mewakili pengetahuan kita terhadap sesuatu yang ada, tetapi teori tidak dapat mewakili kebenaran menyeluruh. Artinya suatu teori masih bisa menjadi suatu kontradiksi bila dilihat dari berbagai sisi dan macam-macam situasi, atau bila diinterpretasikan oleh ilmuwan yang berbeda. Teori Rostow misalnya, tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi (The Stages of Economic Growth), yang terbagi kedalam lima



84 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



tahap (masyarakat tradisional, persiapan lepas landas, lepas landas, tahap kematangan, dan masyarakat berkonsumsi tinggi) oleh Gunnar Myrdal disebut sebagai teori Rostow. Tetapi David Wright menilainya cuma sekedar prediksi dan imaginasi Rostow terhadap perkembangan ekonomi bangsabangsa. Di dalam ilmu sosial terdapat beberapa kasus teori dari suatu hipotesis tidak dapat diuji secara langsung. Selama masih dalam bentuk yang abstrak, hipotesis perlu diuji pula secara tidak langsung bila pengujian secara langsung belum memungkinkan. Peneliti bahkan harus menata lebih dahulu kasus-kasus tersebut sehingga menjadi sangat mungkin untuk diamati secara langsung sehingga memungkinkan untuk diuji, baik melalui proses deduksi atau induksi. Hipotesis yang dikembangkan harus dievaluasi dalam kerangka kesesuaiannya dengan fakta-fakta yang dapat diamati



dan



keterangannya,



ketiadaan



konflik



dalam



generalisasinya, keberhasilannya untuk dijadikan patokan prediksi, dan konsistensi yang logis. Tetapi sering juga hipotesis tidak hanya tunggal, melainkan ganda (multiple). Untuk kasus terakhir ini peneliti lebih hati-hati untuk menguji hipotesis ganda, yang dikembangkannya sendiri. Proses pengujiannya memang lebih sulit, tetapi hasilnya akan menggambarkan kenyataan yang lebih lengkap dan lebih sempurna dari pada hanya mengembangkan satu hipotesis karena



pada



dasarnya



persoalan-persoalan



masyarakat



memang cukup kompleks. Di dalam pengembangan hipotesis



peneliti harus



menyimak pertimbangan-perimbangan sebagai berikut : Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 85



a.



Sejauh mana observasi yang akan dilakukan dapat mengarahkan peneliti menuju upaya pengujian hipotesis yang tepat (accurate) dan mudah pada bidang-bidang ilmu yang telah lama berkembang. Pengujian dan pengembangan hipotesis sangat memungkinkan untuk mendekatkan hubungannya dengan realitas dilapangan.



b.



Apa dan bagaimana bentuk dari pengembangan teori ? Pertanyaan ini memberikan inspirasi kepada peneliti bahwa penalaran akan memberi kemungkinan untuk memudahkan proses pengujian hipotesis.



c.



Apakah masalah-masalah yang ada telah diformulasikan, sebagaimana juga teori, dalam bentuk yang ilmiah dan sederhana? Masalah-masalah seharusnya mewakili bentuk yang dapat diulang (replicable), variabel-variabel harus didefinisikan dan nilai harus tidak diperhatikan.



d.



Pertanyan terakhir apakah formulasi konsep, teori, dan masalah meliputi bidang yang akan terus menjadi perhatian peneliti ? Semua itu seharusnya selaras agar pertanyaan yang menjadi masalah di dalam penelitian dapat dengan mudah terjawab. Sebagaimana terlihat dalam skema di atas, hipotesis



dapat diderivasikan atau diturunkan dari rancangan teori di dalam suatu eksperimen. Eksperimen itulah yang merupakan suatu proses pengujian hipotesis untuk mendapatkan datadata yang cukup guna menguji absah atau tidaknya suatu hipotesis.



86 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



6.2. Fungsi Hipotesis Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas dan upaya untuk mengembangkan hipotesis yang baik, maka beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, antara lain : a.



Hipotesis seharusnya menyatakan hubungan antara variabel-variabel secara rasional dan masuk akal. Bentuk hubungan seperti ini dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti hubungan sebab akibat, hubungan korelasi, atau hubungan yang siklus. Karenanya suatu hipotesis yang baik memungkinkan gambaran dan keterangan yang masuk akal (reasonable) dari suatu kejadian yang ada atau yang akan terjadi.



b.



Hipotesis harus dinyatakan dalam definisi yang baik dan bersifat operasional sehingga memudahkan peneliti untuk mengujinya.



c.



Hipotesis harus mengikuti alur teori-teori yang telah lalu, yang dihasilkan dari penelitian-penelitian yang baik pula, serta selaras dengan fakta-fakta yang diperoleh (findings) Akhirnya harus disadari bahwa pengembangan hipotesis



mempunyai tujuan dan manfaat yang besar dan sangat membantu peneliti. Fungsi hipotesis tersebut , antara lain : a.



Hipotesis memberikan arahan bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya, sekaligus menghindarkan peneliti dari kesalahan dalam melakukan tinjauan pustaka (review of literature) dan akses pengumpulan data yang tidak berguna. Dengan pernyataan hipotesis yang jelas dan tegas, peneliti dapat dengan mudah melakukan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 87



seleksi di dalam pencarian informasi-informasi yang berguna untuk pengujian hipotesis dan pencapaian tujuan penelitian. Selain itu peneliti dapat mengorganisir tahap-tahap penelitiannya berdasarkan hipotesis yang mapan. b.



Dengan



pengembangan



hipotesis



peneliti



dapat



diarahkan untuk membedakan secara mudah antara presisi yang baik dengan ketidakaturan atau kemanfaatan dengan



ketakbergunaan.



Hipotesis



dapat



menjadi



patokan dan penduan di dalam penelitian untuk mencari fakta-fakta yang bermanfaat dan terorganisir. c.



Hipotesis memberikan peluang kepada peneliti untuk menggunakan alat/metode statistik berdasarkan datadata yang didapat untuk mengujinya.



d.



Hipotesis ternyata juga menyediakan kerangka untuk mengarahkan penelitian kepada kesimpulan yang baik dan pengujian hipotesis sebagai jawaban bagi penelitian itu.



6.3. Contoh Kasus a. Contoh Kasus 1 Masalah: Adakah hubungan antara jumlah pembeli toko di mal-mal Jakarta Barat dengan jumlah pengunjung toko dan kualitas pelayanan pramuniaga ? Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan antara jumlah pembeli dengan jumlah pengunjung toko dengan kualitas pelayanan.



88 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Hipotesis 1: Ada hubungan yang positif dan nyata antara jumlah pembeli dengan jumlah pengunjung toko Hipotesis 2: Terdapat hubungan yang positif dan nyata antara jumlah pembeli dengan kualitas pelayanan pramuniaga di toko tersebut. Hipotesis 3 (tambahan): Terdapat hubungan yang positif dan nyata antara jumlah pengunjung dan kualitas pelayanan pramuniaga. b. Contoh Kasus 2 Masalah: Persepsi pengusaha industri kecil tentang kebutuhan pelatihan di Kabupaten Tegal Tujuan: masalah Pokok Penelitian mencari kebutuhan pelatihan yang berbeda berdasarkan pengalaman pengusaha kecil di Tegal, yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas tertentu.



Tingginya kebutuhan dan rendahnya intnesitas



pelatihan industri yang dialami petani adalah kebutuhan pelatihan yang diidentifikasi. Secara khusus, penelitian ini ingin mempelajari: 1. Beberapa karakteristik kependudukan seperti umur, tingkat pendidikan, status sosial, pengalaman usaha, dan besaranya skala usaha di Kabupaten Tegal. 2. Hubungan kegunaan



karakteristik lembaga



kependudukan pelayanan



dan



dengan media



komunikasi. 3. Tingkat kebutuhan pelatihan yang teridentifikasi dari pengalaman memproduksi barang industri. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 89



4. Hubungan



karakteristik



responden,



lembaga



pelayanan yang dapat digunakan mereka dan dimanfaatkan ke media komunikasi (variabel bebas) dengan



persepsi



kebutuhan



pelatihan



dalam



produksi barang industri (variabel terikat). Hipotesis: Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah persepsi pengusaha kecil tentang kebutuhan pelatihan berdasarkan



perbedaan



pengalaman



berusaha,



dimana



variabel bebasnya adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik kependidikan responden: a. Umur. b. Tingkat pendidikan. c. Status sosial. d. Pengalaman berusahai. e. Ukuran skala usaha. 1. Lembaga pelayanan yang dipakai responden: a. Penyuluh industri b. Input produksi. c. Kredit usaha kecil. d. Pemasaran produk. e. Bantuan pelayanan ketua kelompok l.



Variabel



komunikasi



yang



dimanfaatkan



responden a. Hubungan dengan penyuluh industri g. Pertemuan kelompok industri h. Program indusri kecil di radio i.



Bahan-bahan industri kecil



90 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



c. Contoh Kasus 3 Masalah: ‚Terdapat beberapa kendala transfer teknologi kepada pengusaha kecil pada proyek pemerintah di Cirebon Tujuan Penelitian: Secara umum, penelitian ditentukan gabungan kendala dengan transfer petunjuk praktis produksi barang industri. Tujuan khusus: 1) Menentukan karakteristik kependudukan responden; 2) Menentukan hubungan faktor kependudukan persepsi pengusaha kecil tentang petunjuk praktis produksi barang industri yang berkualitas; 3) Menentukan hubungan faktor seleksi difusi dengan persepsi responden tentang petunjuk praktis produksi barang industri yang berkualitas; 4) Menentukan hubungan tingkat informasi dengan persepsi responden tentang petunjuk praktis produksi barang industri; 5) mengidentifikasi masalah responden berkaitan dengan transfer teknologi tentang petunjuk praktis produksi barang industri. Hipotesis: 1)



Apakah hubungan antara karakteristik kependudukan dan persepsi responden tentang petunjuk praktis berbeda nyata ?;



2)



Apakah hubungan antara persepsi pengusaha kecil tentang petunjuk praktis berbeda nyata dengan variabel Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 91



ini: a) Jumlah penyuluh pertanian, b) Kemampuan atau kegunaan media cetak, c) Frekuensi mendengarkan radio, d) Jumlah kelompok tani yang bekerjasama); 3)



Apakah hubungan antara persepsi petani tentang petunjuk praktis dan tingkat informasi berbeda nyata?



d. Contoh Kasus 4 Perumusan masalah: Kebanyakan penelitian komunikasi sepakat dengan sumberdaya informasi dan arus informasi dari penyuluh ke yang disuluh. Namun, saluran informasi itu penting.



Yang



sama



pentingnya



adalah



menentukan



kebutuhan komunikasi dari bermacam informasi yang musti disampaikan



kepada



masyarakat



tertentu.



Pengetahuan



tentang kebutuhan tersebut dapat dilayani dari program penyuluhan sedemikian rupa sehingga informasi dapat dimengerti dan diterima oleh sebagian besar pemirsa. Dengan tekanan seperti itu, penelitian ini mencari penentuan kebutuhan komunikasi pada Pusat Penyuluhan Industri di Jawa Barat. Secara khusus, beberapa pertanyaan di bawah ini ingin dijawab: 1. Media informasi apa yang dapat dipakai di dua lokasi di Jawa Barat, Cirebon dan Bandung. 2. Berdasarkan media informasi yang dipakai, apa kebutuhan komunikasi di pusat penyuluhan tersebut menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lamanya tinggal di laboratorium,



keanggotaan



organisasi



informal



kelompok informal, serta frekuensi kunjungan ke kota?



92 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



dan



3. Apa kebutuhan komunikasi responden berkaitan dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lamanya tinggal di laboratorium,



keanggotaan



organisasi



informal



dan



kelompok informal, serta frekuensi kunjungan ke kota? 4. Apakah perbedaan kebutuhan komunikasi rumah tangga di kedua pusat penyuluhan tersebut ? Hipotesis: tidak



ada hubungan antara kebutuhan



komunikasi responden dengan variabel umur, jenis kelamin, tingkat



pendidikan,



lamanya



tinggal



di



laboratorium,



keanggotaan kelompok informal, dan seringnya berkunjung ke kota. Hipotesis berikutnya tidak ada perbedaan nyata antara pengamatan kebutuhan komunikasi yang diamati pada rumah tangga di kedua pusat penyuluhan tersebut di atas.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 93



94 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab VII Pengukuran dan Instrumentasi 7.1. Prinsip-Prinsip Pengukuran Konsep dan teori adalah abstraksi tentang obyek dan kejadian



(event)



yang



digunakan



oleh



peneliti



untuk



menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya. Fungsi konsep adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikajinya. Dalam penelitian, konsep ini harus dihubungkan dengan realita dan untuk itu peneliti harus melakukan pengukuran dengan cara memberikan angka pada obyek atau kejadian yang sedang diamati menurut aturan tertentu. Pertanyaan yang sering memusingkan para peneliti pada tahap



ini



adalah



menghubungkan



:



bagaimana



definisi



verbal



cara suatu



terbaik konsep



untuk dengan



indikator-indikator empiris ? Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial ekonomi, proses pengukuran adalah rangkaian dari empat aktivitas, yakni : 1. Menentukan dimensi konsep penelitian. Konsep dan variabel penelitian sosial seringkali memiliki lebih dari satu dimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan. Kita ambil sebagai contoh konsep nilai ekonomi anak. Dalam Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 95



penelitian internasional tentang nilai anak, oleh Arnold dan Fawcett1 konsep ini dirumuskan sebagai hal-hal yang menguntungkan dan merugikan orang tua dari anak. Menurut mereka, konsep ini terdiri dari empat dimensi, yakni : nilai positif (positive values), nilai negatif (negatif



values), nilai keluarga besar (large family values), dan nilai keluarga kecil (small family values). Ukuran variabel nilai ekonomi anak, jadinya, hanya dapat dilakukan lengkap apabila keempat dimensi tadi tercakup oleh instrumen pengukur. 2. Rumusan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi. 3. Tentukan tingkat ukuran yang akan digunakan. Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial ekonomi dikenal ada empat tingkat ukuran, yakni : nominal, ordinal, interval dan rasio. 4. Tentukan tingkat validitas (validity) dan reabilitas (reability) dari alat pengukur. Pengujian ini perlu dilakukan bila yang dipakai adalah instrumen penelitian yang baru. Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang harus dipertimbangkan pengukuran



oleh



peneliti



konsep-konsep



sosial



ekonomi



penelitiannya,



dalam yakni:



menghubungkan konsep dengan realita, tingkat pengukuran dan skala serta penentuan sampling. 1. Menghubungkan Konsep dengan Realitas Seperti telah disinggung di atas, pengukuran adalah upaya untuk menghubungkan konsep dengan realitas. Proses 96 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



ini bisa agak mudah bila yang hendak diukur dalam penelitian adalah obyek yang kongkrit atau yang tertangkap oleh panca indera manusia, tetapi menjadi lebih sulit bila yang diukur adalah obyek atau kejadian yang abstrak. Kalau yang diteliti adalah obyek atau kejadian yang kongkrit, korenpondensi antara konsep dan realitas agak lebih jelas, karena itu proses pengukuran sedikit lebih mudah. Misalnya, bila seorang peneliti fisika hendak mengukur berat jenis benda, dia dapat menimbang berat barang-barang yang mempunyai volume yang sama besarnya dan dengan cara itu berat jenis masingmasing benda dapat ditentukan. Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, proses pengukuran tidak semudah seperti yang diuraikan di atas. Konsep-konsep yang



ditelaah



dalam



penelitian



sosial



adalah



mengenaiberbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan yang besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk melakukan salah ukur. Uraian di atas mungkin dapat diungkapkan dengan jelas oleh contoh hipotesa di bawah ini. Misalkan kita ingin mengukur persepsi tentang nilai ekonomi anak dari lima ibu. Misalkan lagi, kita mengetahui bahwa ‚nilai ekonomi anak‛ yang sesungguhnya dari setiap ibu adalah: 1,3,4,5 dan 7. Tetapi dalam penelitian, peneliti memakai suatu instrumen pengukur yang berskala lima (1,2,3,4,5) untuk mengukur



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 97



persepsi ibu-ibu tersebut. Hasil pengukuran adalah seperti ditunjukkan oleh skema berikut (3.1). Dari lima pengukuran yang dilakukan hanya 2 yang mengukur dengan tepat ‚realitas‛ nilai-nilai ekonomi anak, yakni nilai ibu A dan C. Instrumen pengukur seperti ini kualitasnya kurang baik, karena tidak dapat mengungkapkan secara tepat nilai anak lima ibu tadi. Skema 3.1. Realitas dan Ukuran Nilai Ekonomi Anak A



B



C



D



E



Realitas ----------------------------------------------0



1



2



3



4



5



6



7



Ukuran ----------------------------------------------1



2



3



4



A



B



C



D



5 E



Dalam pengukuran, yang hendak diterapkan adalah prinsip isomorfisme (isomorphism) atau persamaan bentuk. Artinya, terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan ‘nilai yang diperoleh dari pengukuran. Karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang hendak diukur. Misalnya, seorang peneliti ingin mengukur rasio berat badan 5 orang yang kita beri nama A, B, C, D, dan E. Realitas berat badan mereka adalah sebagai berikut : A 20 kg, B 40 kg, C 60 kg, D 80 kg dan E 100 kg. Kalau dari pengukuran rasio berat badan yang digunakan diperoleh nilai 1 untuk A, 2 untuk B, 3 untuk C, 4 untuk D, dan 5 untuk E, seperti yang ditunjukkan skema 3.2, maka dapat



98 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



dikatakan bahwa hasil ukuran adalah isoformis dengan realitas rasio berat badan lima obyek penelitian. Skema 3.2. Hubungan isoformis antara realitas dan ukuran A



B



C



D



E



‚Realitas‛ ---------------------------------------1



2



3



4



5



‚Ukuran‛ _________________________________________



Dalam



penelitian



1



2



3



4



5



A



B



C



D



E



yang



sesungguhnya,



proses



pengukuran lebih kompleks dari yang disajikan oleh dua skema tadi, karena realitas suatu fenomena sosial tidak pernah diketahui oleh peneliti. Konsep-konsep seperti partisipasi, intelegensi, nilai ekonomi anak, ambivalensi fungsional, dan kualitas manusia, tidak memiliki realitas yang dapat diamati secara langsung. Yang diamati dalam penelitian dan yang diukur adalah indikan-indikan dari konsep tadi. Indikan inilah yang dianggap sebagai ‚realitas‛ dari konsep tadi dan yang diukur dalam penelitian. Misalnya, kalau kita ingin mengetahui persepsi orang tua tentang nilai ekonomi anak, kita akan mengukur konsep tersebut secara tidak langsung dengan mengukur bagaimana : (1) harapan orang tua terhadap bantuan ekonomi di hari tua; (2) harapan terhadap bantuan dalam menyekolahkan adik-adik; (3) harapan terhadap bantuan anak pada masa susah; (4) sumbangan pendapatan; dan (5) bantuan dalam pekerjaan rumah tangga. HarapanMetode Riset Ekonomi & Bisnis | 99



harapan ini adalah indikan (penunjuk) dari konsep nilai ekonomi anak. Kalau peneliti ingin mengetahui tingkat sentuhan media massa (mass-media exposure), yang dijadikan indikan adalah : (1) frekuensi membaca koran; (2) frekuensi mendengar radio; dan (3) frekuensi menonton televisi. Apakah penelitian mampu menghubungkan secara tepat konsep atau tindakan yang hendak diteliti dengan realitas yang diacunya, amat tergantung dari hasil pengukuran ini. Ada dua strategi yang dapat ditempuh oleh peneliti dalam usahanya untuk menghubungkan antara konsep dan realitas. Strategi yang pertama adalah, peneliti hanya mencoba menjelaskan konsep secara terbatas. Konsep dijelaskan hampir secara utuh oleh indikator yang digunakan. Strategi ini sering disebut empiris, karena peneliti mengukur konsep dengan



memakai



diharapkan



akan



sebanyak



mungkin



menunjukkan



konsep



indikator yang



yang diteliti.



Kesimpulan tentang konsep tersebut ditentukan sepenuhnya oleh data yang dikumpulkan melalui pengukuran indikatorindikator tadi. Analisis faktor kemudian digunakan untuk mengkategorikan indikator-indikator tadi, dan kelompok yang dihasilkan oleh analisis faktor itu kemudian diberi label. Atas dasar analisis inilah dirumuskan konsep penelitian. Strategi kedua adalah yang disebut strategi rasional oleh Fiske dan Pearson2. Proses pengukuran dimulai dengan analisis yang hati-hati tentang konsep. Langkah pertama, adalah meneliti literatur yang membicarakan konsep tersebut untuk memahami definisi penulis. Misalnya, kalau dalam penelitian digunakan konsepstatifikasi sosial, maka salah satu literatur yang harus diteliti adalah karangan Jacksen dan



100 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Curtis3 yang menyatakan bahwa konsep status sosial adalah untuk menunjukkan urutan rangking orang atau kelompok. Langkah kedua adalah berusaha mencari hubungan antara konsep yang diteliti dengan konsep lain yang berkaitan, sehingga dimungkinkan untuk mengukur validitas instrumen konsep tersebut dengan membandingkannya dengan instrumen untuk konsep yang sejenis. Peneliti menyusun instrumen penelitian yang diharapkan akan mampu mengukur konsep penelitiannya dan konsep yang sejenis, serta menggunakan teknik-teknik empiris untuk memperbaiki instrumennya. Menurut Fiske dan Pearson, strategi nasional ini mempunyai dua variasi. Pada variasi pertama, peneliti menyusun instrumennya menuruti prosedur seperti yang diuraikan di muka dan menganggap bahwa indikator yang digunakannya sudah mencakup seluruh aspek konsepnya. Cara ini biasanya ditempuh oleh peneliti untuk menanyakan pertanyaan tunggal untuk setiap konsep penelitiannya. Misalnya untuk mengukur nilai ekonomi anak, digunakan satu pertanyaan



tunggal:



‚Apakah



Bapak/Ibu



mengharapkan



bantuan keuangan dari anak ?‛. Variasi kedua, yang lebih memadai menurut kriteria pengukuran,



adalah



menyusun



instrumen



penelitiannya



dengan anggapan awal bahwa konsep-konsep yang hendak diukurnya bersifat multidimensional. Menyadari hal tersebut, dia berusaha menentukan selengkap mungkin dimensidimensi konsepnya dan mengembangkan ukuran-ukuran untuk setiap dimensi tersebut. Misalnya, untuk mengukur konsep nilai ekonomi anak seperti yang diuraikan di muka. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 101



Arnold dan Fawcett menyusun sejumlah pertanyaan untuk kelima dimensi konsep tersebut. Kedua strategi di atas sebenarnya saling melengkapi satu dengan lainnya. Langkah-langkah tertentu dari kedua strategi tersebut perlu digunakan dalam pengukuran agar diperoleh instrumen pengukur yang memiliki relibilitas dan validitas yang cukup tinggi. Peneliti harus betul-betul memahami konsep yang hendak diukurnyaserta kaitan teoritisnya dengan konsep-konsep lainnya. Sejauh mungkin susunlah instrumen penelitian secara empiris dan gunakanlah instrumen yang standar yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya. Kesalahan dalam pengukuran hanya dapat dihindarkan bila peneliti amat hati-hati dalam perumusan instrumen pengukur maupun dalam proses pengukurannya. 7.2. Tingkat Pengukuran Pengukuran tidak lain dari penunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Aturan pertama yang perlu diketahui seorang peneliti agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep



yang



diamatinya



adalah



mengenai



tingkat



pengukuran. Tingkat pengukuran yang luas digunakan dalam penelitian sosial adalah yang dikembangkan oleh S.S Steven yang membagi tingkat ukuran kedalam empat kategori yakni : nominal, ordinal, interval dan rasio. A. Ukuran Nominal Ukuran nominal adalah tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak



102 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exhaustive). ‚Angka‛ yang ditunjuk untuk suatu kategori tidak merefleksikan bagaimana kedudukan teori tersebut terhadap ketegori lainnya, tetapi hanyalah sekedar label atau kode. Misalnya, untuk variabel jenis kelamin kita memberikan kode 1 untuk kategori pria dan kode 2 untuk wanita. Angka 1 dan 2 tersebut digunakan tidak sebagai nilai, tetapi sekedar kode bahwa responden yang mempunyai kode 1 adalah Pria dan kode 2 adalah Wanita. Demikian juga kalau untuk variabel agama yang dipeluk diberi kode : Islam = 1; Katolik = 2; Protestan = 3; Hindu/Budha = 4 dan Konghucu = 5; angkaangka tersebut tidak dapat dipandang sebagai nilai untuk mengukur bahwa derajat keagamaan pemeluk konghucu adalah lima kali lebih tinggi dari pemeluk agama Islam. Angka-angka tadi hanya berfungsi debagai label atau kode saja. Dalam hubungannya dengan variabel agama, responden yang mempunyai kode 1 adalah pemeluk agama Islam, dan yang mempunyai kode 5 adalah penganut agama Konghucu. Dengan ukuran tingkat nominal ini, peneliti dapat mengelompokkan respondennya ke dalam dua kategori atau lebih, menurut variabel tertentu; misalnya jenis kelamin, status pekerjaan, agama dan variabel lainnya yang sejenis. B. Ukuran Ordinal Tingkat ukuran yang kedua adalah yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan ‚paling rendah‛ ke tingkatan ‚paling tinggi‛ menurut suatu atribut tertentu. Contoh yang sederahana adalah ukuran Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 103



untuk Kelas Ekonomi. Untuk variabel ini biasanya dipakai ukuran ordinal : atas, menengah dan bawah. Ukuran ini tidak menunjukkan angka rata-rata kelas ekonomi, dan tidak memberikan informasi berapa besar interval antara kelas ekonomi rendah dan kelas ekonomi atas. Karena itu perhitungan statistik yang didasarkan atas perhitungan ratarata dan deviasi standar tidak dapat diterapkan pada ukuran ini. Kalau



kita



menggunakan



ukuran



ordinal



untuk



mengukur kelas ekonomi, dan memberikan kode 1 untuk kelas ekonomi bawah, 2 untuk kelas ekonomi menengah, dan 3 untuk kelas ekonomi atas berarti tiga kali lebih kaya dari kelas bawah, atau kelas menengah dua kali lebih kaya. Kodekode tersebut hanya menunjukkan urutan responden dalam statifikasi kelas ekonomi. Jadi, kita hanya dapat mengatakan bahwa urutan kelas ekonomi menengah adalah lebih tinggi dari kelas ekonomi bawah dan kelas ekonomi atas adalah lebih tinggi dari kelas ekonomi menengah. Tingkat



ukuran



ordinal



banyak



digunakan



dalam



penelitian sosial terutama untuk mengukur kepentingan, sikap atau persepsi. Melalui pengukuran ini, peneliti dapat membagi respondennya kedalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada obyek atau tindakan tertentu. Misalnya atas dasar sikap terhadap program Keluarga Berencana, responden dapat diurutkan menjadi ‚setuju‛, ‚Tidak berpendapat‛, dan ‚Tidak setuju‛. Kalau ‚tidak setuju‛ diberi nilai 1, ‚Tidak berpendapat‛ diberi nilai 2, dan ‚setuju‛ diberi nilai 3, angka-angka tersebut sekedar menunjukkan urutan responden, dan bukan nilai responden untuk variabel tersebut.



104 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



C. Ukuran Interval Seperti halnya ukuran ordinal, ukuran interval adalah mengurutkan orang atau obyek berdasarkan suatu atribut. Selain itu, ia juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau obyek dengan orang atau obyek lain. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang sebagai mewakili interval atau jarak yang sama pula pada obyek yang diukur. Jadi kalau kita mengukur Indeks Prestasi (IP) lima orang mahasiswa yang mendapatkan bahwa mahasiswa A dan C (4-3=1) adalah sama dengan interval antara mahasiswa C dan E (3-2=1). Interval antara dua obyek penelitian dapat dikurangi atau ditambahkan dengan interval dua obyek lainnya. Misalnya, interval A dan C ditambah interval C dan E adalah sama dengan interval A dan E. Kita juga dapat menyatakan bahwa interval A dan E dikurangi interval A dan C, sama dengan interval C dan E. Karena nilai IP (indeks prestasi) ini adalah nilai interval, kita tidak dapat mengatakan bahwa mahasiswa A adalah dua kali lebih pintar dari mahasiswa E. Angka-angka IP tersebut tidak mengukur kuantitas prestasi mahasiswa, tetapi hanya menunjukkan bagaimana urutan ranking kemampuan akademis kelima mahasiswa tadi serta interval atau jarak kemampuan akademis antara seorang mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Skala dan indeks sikap biasanya menghasilkan ukuran yang interval. Karena itu ukuran ini merupakan salah satu ukuran yang paling sering dipakai dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 105



D. Ukuran Rasio Ukuran rasio diperoleh apabila selain informasi tentang urutan dan interval antara responden, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh salah satu responden tadi. Jadi ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya (interval) tidak dinyatakan sebagai perbedaan nilai antar responden, tetapi antara seorang responden dengan nilai nol absolut. Karena ada titik nol, maka perbandingan rasio dapat ditentukan. Misalnya, kalau balita A beratnya 3.000 gram dan balita B beratnya 6.000 gram, peneliti dapat menyimpulkan bahwa balita B itu 2 kali lebih berat dari balita A. Dengan adanya nilai nol absolut ini maka nilai pada skala pengukur adalah jumlah yang senyatanya dari yang diukur, dan karena itu semua operasi matematik (penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian) dapat diterapkan pada ukuran rasio ini. Dalam penelitian ekonomi maupun penelitian sosial, ukran rasio cukup banyak dipakai. Jumlah anak yang dilahirkan (JAL), jumlah anak masih hidup (JAH), tingkat fertilitas, tingkat mortalitas, tingkat kematian bayi, umur, umur perkawinan,



tingkat



pengangguran,



tingkat



perceraian,



penghasilan keluarga, tahun pendidikan adalah beberapa variabel yang mempunyai ukuran rasio. Indeks dan Skala Dalam penelitian sosial, instrumen pengukur yang paling sederhana biasanya berbentuk suatu pertanyaan tunggal. Misalnya, untuk mengukur variabel nilai ekonomi anak ditanyakan : 106 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Apakah Bapak/Ibu mengharapkan bantuan keuangan dari anak di hari tua ? Responden kemudian diminta menjawab : 3



2



1



---------------------------------------------------------------Mengharapkan;



Tidak Berpendapat



Tak mengharapkan



Jawaban-jawaban ini diberi skor berjenjang tiga, yakni : 1. untuk ‚tidak mengharapkan‛ dan untuk ‚mengharapkan‛. Walaupun ukuran disini sudah memenuhi syarat sebagai instrumen pengukur, namun kualitasnya masih rendah, sebab pertanyaan tunggal seperti ini tidak dapat mengungkapkan konsep nilai ekonomi anak dengan lengkap dan tepat. Banyak konsep ilmu sosial seperti partisipasi politik, alienasi, dan ketaatan beragama, tidak dapat diukur secara tepat dengan pertanyaan tunggal seperti di atas. Karena itulah dalam penelitian sosial dikembangkan ukuran gabungan yang dipandang lebih dapat mengukur konsep-konsep ilmu sosial secara lebih lengkap dan tepat. Ukuran gabungan ini dikenal sebagai indeks dan skala. Dalam literatur metodologi, istilah indeks dan skala sering digunakan



secara



salah, seolah-olah keduannya



mempunyai arti yang sama. Memang, bila dipandang selintas, indeks dan skala ada persamaan. Keduanya adalah ukuran ordinal yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengurutkan responden dalam urutan yang lebih tepat menurut variabel tertentu. Indeks dan skala adalah ukuran gabungan buat suatu variabel. Agar diperoleh ukuran yang lebih lengkap dan tepat, Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 107



maka ukuran suatu variabel tidaklah semata-mata didasarkan pada satu pertanyaan, melainkan pada beberapa pertanyaan. Misalnya, untuk mengukur nilai ekonomi anak, digunakan indeks nilai ekonomi anak yang terdiri dari beberapa pertanyaan; dan skor responden adalah jumlah dari skor lima pertanyaan tadi. Perbedaan pokok antara indeks dan skala terletak pada penentuan skor4 . Indeks adalah akumulasi skor untuk tiap pertanyaan. Jadi, kalau suatu indeks terdiri dari lima pertanyaan dan setiap pertanyaan memiliki jenjang skor 1 sampai 3, maka skor indeks berkisar antara 5 dan 15, tergantung pada jawaban responden. Sebaliknya, skala disusun atas dasar penunjukkan skor pada pola-pola atribut. Artinya, dalam penyusunan skala diperhatikan intensitas struktur dari atribut-atribut yang hendak diukur. Contoh di bawah mungkin dapat memperjelas perbedaan antara indeks dan skala. Misalkan, peneliti ingin mengukur penerimaan sosial masyarakat terhadap bekas tahanan politik (Tapol) dengan menanyakan pekerjaan apa yang boleh dipangku mereka. Kalau peneliti menggunakan indeks, maka bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut : Apakah bekas tapol boleh bekerja sebagai : 1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Pedagang 4. Petani 5. Buruh Tani



108 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Responden yang mempunyai tingkat penerimaan sosial yang tinggi akan menjawab ‚Ya‛ untuk kelima pekerjaan di atas dan akan mendapat skor 5. Responden yang mempunyai tingkat penerimaan sosial yang rendah mungkin hanya menjawab ‚Ya‛ untuk salah satu pekerjaan di atas. Kalau seorang responden memiliki skor 1, skor tersebut hanya menunjukkan bahwa tingkat penerimaan sosialnya rendah, tetapi dari jawaban tersebut kita tidak mengetahui pekerjaan mana yang menurut responden boleh dipegang oleh bekas Tapol, karena tiap pekerjaan diberi bobot yang sama. Berbeda dengan indeks penerimaan sosial yang disusun atas dasar jumlah pekerjaan yang diperbolehkan untuk bekas Tapol,



skala



penerimaan



sosial



disusun



dengan



memperhatikan bobot atau intensitas pekerjaan. Jadi bentuk pertanyaan untuk skala penerimaan sosial akan berbentuk sebagai berikut : Apakah bekas Tapol boleh bekerja sebagai : 1. Dirjen, Gubernur atau Direktur Utama 2. Kepala Biro, Kepala Dinas atau Direktur 3. Pegawai Tata Usaha 4. Operator Produksi 5. Buruh Kelima jenis pekerjaan ini mempunyai bobot status dan tanggung jawab yang berbeda, karena itu responden yang memperbolehkan bekas Tapol untuk menjadi Gubernur dapat diharapkan akan menjawab ‚Ya‛ untuk pekerjaan lainnya. Responden yang menjawab ‚Ya‛ untuk buruh belum tentu akan memberikan jawaban yang sama untuk Operator Produksi dan Direktur yang memiliki bobot tanggung jawab Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 109



yang lebih berat dari buruh. Dengan demikian skor pada skala penerimaan sosial selalu dapat dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang menurut responden boleh dijabat oleh bekas Tapol. Karena skala dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, ukuran ini kualitasnya lebih baik dari indeks. Salah satu contoh indeks yang paling banyak digunakan dalam penelitian sosial adalah indeks status ekonomi yang didasarkan atas pemikiran barang-barang berharga dan hewan. Komposisi barang dan hewan ini berbeda pada berbagai masyarakat. Karena itu dalam penyusunan indeks ini, peneliti harus betul-betul mengetahui barang-barang atau hewan apa saja yang dipandang berharga oleh masyarakat yang diteliti. Untuk menghindari jumlah angka yang besar, terutama untuk pemrosesan dengan komputer, peneliti biasanya membuat skor untuk masing-masing barang dan hewan. yang dijadikan patokan dalam penyusunan skor ini adalah harga barang maupun hewan tersebut. Dalam contoh ini indeks kelas ekonomi responden yang bersangkutan adalah 1445. Indeks Kelas Ekonomi. Indeks ini disusun atas dasar jawaban pada pertanyaan : ‚Apakah keluarga memiliki barang atau hewan ini ?‛. Salah satu contoh skala, adalah partisipasi sosial yang disusun oleh F. Stuart Chapin. Skala ini berusaha untuk mengukur tingkat partisipasi sosial seseorang dari derajat keterlibatannya dalam organisasi yang dimasukinya. Derajat keterlibatan tersebut meningkat dari hanya sekedar menjadi anggota (skor 1), menghadiri pertemuan-



110 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



pertemuan (skor 2), membayar iuran anggota (skor 3), ikut dalam kepanitiaan (skor 4), dan menjadi pimpinan (skor 5). BARANG/HEWAN



JUMLAH



HARGA/RP



SKOR



Lampu templok



1



500



1



5



Lampu Petromak



2



10.000



20



40



Sepeda



2



50.000



100



200



Jam Tangan



1



10.000



20



20



Radio



1



15.000



30



30



Tape recorder



1



25.000



50



50



Televisi



1



60.000



120



120



Mesin jahit



1



40.000



80



80



Sepeda motor



-



250.000



500



-



Sapi/kerbau



3



150.000



300



900



Kambing



-



30.000



60



-



SKOR INDEKS



SKOR TTL



1445



Sumber: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM, Yogyakarta,Survai Tubektomi, 1981. Harga dan Skor diubah



Disini tampa bahwa intensitas atau bobot keterlibatan diurutkan dari yang terendah (hanya menjadi anggota) sampai yang tertinggi (menjadi pimpinan). Responden yang mempunyai derajat keterlibatan yang lebih rendah. Misalnya responden yang menjadi anggota panitia dalam suatu organisasi adalah yang membayar iuran anggota, selalu mengunjungi rapat secara teratur, membayar iuran anggota, dan lain-lain keterlibatan. Struktur intensitas inilah yang membedakan skala dari indeks. Skor indeks tidak dapat menunjukkan kedudukan seorang responden pada jenjang sikap yang hendak diukur. Skor skala, disamping menunjukkan interval antara responden



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 111



yang satu dengan yang lainnya, juga memberikan informasi tambahan, yakni letak responden tersebut dalam jenjang sifat yang diukur. Dalam skala chapin ini, responden yang mendapat skor 2 untuk suatu organisasi adalah responden yang keterlibatannya hanya sampai pada tingkat menghadiri rapat-rapat organisasi dan yang mendapat skor 5 adalah yang memiliki tingkat partisipasi tertinggi, sebagai organisasi tersebut. Karena penyusunan skala amat rumit dan merupakan upaya tersendiri, maka dalam penelitian sosial biasanya lebih sering dipakai indeks sebagai instrumen pengukur. Untuk pengukuran sikap juga tersedia skala standar yang sudah dikembangkan oleh peneliti terdahulu. Dalam penyusunan instrumen penelitiannya, sejauh mungkin digunakan instrumen yang standar tersebut yang sudah teruji reabilitas dan validitasnya. Hanya saja dalam pemakaian skala standar ini, khususnya yang dikembangkan oleh peneliti negara lain, peneliti perlu berhati-hati karena ada bagian-bagian dari skala tersebut yang tidak sesuai dengan tata nilai dan kebudayaan Indonesia. 7.3. Penyusunan Indeks Di Indonesia kebanyakan peneliti sosial belum memberikan perhatian yang cukup serius pada instrumen pengukur (skala atau indeks) yang mereka gunakan. Karena itulah kita seringkali menemui indeks dan skala yang kurang baik dan hasil penelitian yang kurang dapat dipercaya. Walaupun di atas dikatakan bahwa indeks lebih sering dipakai dalam penelitian sosial, sebenarnya penyusunan indeks bukanlah pekerjaan yang mudah. Langkah-langkah 112 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



yang perlu ditempuh dalam penyusunan indeks adalah sebagai berikut : 1. Menyeleksi Pertanyaan Indeks adalah ukuran gabungan yang disusun untuk mengukur suatu variabel tertentu. Salah satu kriteria yang dipakai untuk menentukan ‚apakah pertanyaan dapat dimasukkan kedalam suatu indeks‛, adalah validitas-muka



(face validity). Kalau seorang peneliti ingin mengukur nilai ekonomi anak misalnya, maka pertanyaan-pertanyaan yang hendak



dimasukkan



ketergantungan



haruslah



ekonomi



menunjukkan



responden



pada



tingkat anak.



Sehubungan dengan kriteria di atas, maka ketunggalan dimensi (unidimensionality) juga harus dipertahankan. Ukuran gabungan (composite measures) harus mengacu satu



variabel



saja.



Pertanyaan-pertanyaan



yang



menunjukkan nilai psikologis anak tidak dapat dimasukkan dalam indeks nilai ekonomi anak, walaupun hubungan keduanya amat erat. 2. Hubungan antara pertanyaan (Item) Langkah kedua dalam penyusunan indeks adalah melihat hubungan bivariate maupun multivariate dari pertanyaan-pertanyaan (items) yang hendak dimasukan. Secara



teoritis,



pertanyaan-pertanyaan



yang



yang



mengukur suatu variabel harus berhubungan satu sama lain. Pada indeks nilai ekonomi anak, kelima pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang cukup tinggi satu sama lain (bivariate) maupun secara keseluruhan (multivariate), karena



semuanya



mengukur



derajat



ketergantungan



responden kepada anaknya secara ekonomis.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 113



3. Menentukan Skor Setelah pertanyaan-pertanyaan untuk suatu indeks ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Skor ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan. Pada tahap ini, ada dua keputusan yang harus dibuat oleh peneliti. Pertama, peneliti harus membuat keputusan tentang jenjang (range) skor untuk indeks yang disusunnya. Biasanya seorang peneliti menginginkan range yang cukup besar sehingga informasi yang dikumpulkan lebih lengkap. Ada peneliti yang menggunakan jenjang 3 (1,2,3), jenjang 5 (1,2,3,4,5), jenjang 7 (1,2,3,4,5,6,7). Jenjang mana yang cocok untuk digunakan, amat tergantung dari populasi penelitian. Bila populasi penelitian kita adalah kelompok masyarakat yang terdidik sehingga mampu membedakan pendapatnya secara lebih tajam, maka dapat digunakan jawaban yang berjenjang lebih besar. Pada masyarakat pedesaan, jawaban yang berjenjang 3 atau 5 adalah yang lebih sesuai. Keputusan kedua yang harus dibuat adalah mengenai skor yang akan diberikan pada setiap pertanyaan. Apakah setiap pertanyaan akan diberi skor yang sama atau perlu diberi penimbang (weight). Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam penyusunan indeks kekayaan yang merupakan penjumlahan dari berbagai barang milik, yang mempunyai bobot nilai berbeda, maka sebagai faktor penimbang dapat dipakai ‚koefisien skor faktor‛ (factor score coefficients) yang diperoleh dari analisis faktor. Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan ‚skala 114 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



likert‛6 . Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban : ‘sangat setuju’, ‘setuju’, ‘ragu-ragu’, ‘tidak setuju’, ‘sangat tidak setuju’. Jawaban-jawaban ini diberi skor 1 sampai 5. Penentuan skor untuk indeks nilai ekonomi anak akan menjadi lebih mudah apabila dipakai ‘Skala Likert’. Dengan demikian indeks ini akan nampak pertanyaan no. 5 pasti akan menjawab ‘ya’ untuk pertanyaan-pertanyaan lainnya karena intensitasnya lebih rendah. Skor yang diperoleh oleh seorang responden selain menunjukkan jumlah hubungan yang diterima olehnya juga memperlihatkan hubungan yang bagaimana yang diizinkannya. Misalnya, skor 3 menunjukkan bahwa



responden menerima orang hitam dalam tiga



hubungan sosial di samping memperlihatkan orang hitam diterima sebagai kawan suatu klub. Indeks Nilai Ekonomi Anak Pertanyaan



5 4 3 2 1



Apakah Bapak/Ibu mengharapkan : a. Anak-anak memberikan sebagian income mereka kepada orang tua apabila sudah bekerja b. Anak-anak membantu menyekolahkan adik-adik mereka C. Anak-anak memberikan bantuan uang jika keluarga dalam kesulitan d. Anak-anak membantu dalam pekerjaan rumah tangga e. Anak-anak memberikan bantuan ekonomi di hari tua Skor Indeks:…. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 115



Skala Bogardus tidak hanya berguna untuk mengukur hubungan antar ras tetapi dapat diubah untuk mengukur sikap politik, hubungan orang tua dan anak, hubungan antar negara, hubungan antar organisasi di samping aplikasi lainnya. 2.



Metode



Thursone.



Suatu



skala



bertujuan



untuk



mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria tertentu. Skala yang disusun menurut metode Thurstone disusun sedemikian rupa sehingga interval antar-urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya. Karena itulah skala seperti ini sering disebut equal-appearing interval atau equal interval scale (skala interval sama). Dengan demikian ukuran yang dihasilkan oleh skala ini hampir-hampir mendekati ukuran interval sehingga dapat digunakan analisis statistik. Yang



merupakan



ciri



pokok



metode



ini



adalah



penggunaan panel yang terdiri dari 50-100 ahli untuk menilai sejumlah pertanyaan guna mengukur variabel tertentu. Jenjang skala kemudian ditentukan atas dasar pendapat para ahli. Ringkasnya tahap-tahap yang harus ditempuh untuk penyusunan skala adalah sebagai berikut: a. Penelitian mengumpulkan sejumlah pertanyaan (40-50) yang relevan untuk variabel hendak diukur. Pernyataan ini dapat bersifat positif dan negatif. Misalnya, peneliti hendak mengukur sikap terhadap pemogokan. Pernyataan-pernyataan yang dapat digunakan antara lain : ‚Pemogokan merugikan pertumbuhan ekonomi‛, ‚pemogokan menandakan adanya ketidakpuasan dikalangan buruh‛, ‚pemogokan merupakan tanda ketidakadilan perusahaan‛, dll.



116 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



b. Suatu panel ahli diminta menilai relevansi pernyataanpernyataan tadi terhadap variabel yang hendak diukur dan memberikan skor 1 sampai 13. Skor 1 untuk pernyataan yang paling tidak relevan dan skor 13 untuk pernyataan yang paling relevan. Pernyataan yang paling mendapatkan penilaian sangat berbeda dari panel yang disingkirkan dan pernyataan-pernyataan yang mendapatkan penilaian yang hampir sama diikutkan dalam skala. Untuk ini biasanya dihitung median untuk tiap-tiap pernyataan. Pernyataan yang mempunyai median yang rendah berarti mendapatkan penilaian yang hampir sama dari pada ahli. c. Setelah nilai skala tiap pernyataan ditentukan, dipilih sejumlah pernyataan (sepuluh sampai dua puluh) yang mempunyai nilai merata untuk skala yang ditentukan. Karena dalam a ditentukan skor 1 sampai 11, maka pernyataan-pernyataan yang mempunyai nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam instrumen yang tersusun. d. Untuk mencegah sistematik-bias pernyataan-pernyataan sebaiknya disusun secara acak, tidak mengikuti urutan skala. e. Skor responden pada skala ini adalah nilai rata-rata (mean atau median) dari nilai pernyataan-pernyataan yang dipilihnya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 117



118 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab VIII Pengolahan dan Analisis Data Tujuan pokok dilakukannya penelitian adalah untuk menjawab



pertanyaan-pertanyaan



yang



tertuang



dalam



perumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian tujuan ini semestinya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul, yang merupakan fenomena sosial dan atau gejala alami tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang peneliti hendaknya mampu merumuskan masalah apa yang menjadi latar belakang dari penelitiannya. Membangun hipotesa pada dasarnya merupakan statemen sementara mengenai hubungan suatu variabel dan melakukan pengujian atas kebenaran hipotesis yang dibangunnya dan merumuskan tujuan penelitiannya secara benar guna menjawab persoalan tersebut. Untuk menguji hipotesa yang dibangunnya maka peneliti perlu mengumpulkan informasi dan data baik data primer maupun sekunder yang berbentuk data deret waktu (time series) maupun data cross section. Pengumpulan data (collecting) dapat dilakukan melalui Survey maupun Uji coba secara eksperimental. Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan



klasifikasi



menurut



karakteristik



sifat



yang



diinginkan, dibuat coding, diolah dengan menggunakan alat bantu seperti kalkulator maupun komputer, dianalisis menurut tujuan variabel yang dikehendaki dan diinterpretasikan guna menjawab persoalan di atas.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 119



Pengolahan data adalah proses transformasi nilai variabel baku ke dalam indikator-indikator yang diinginkan baik dalam bentuk analisis sederhana seperti tabulasi silang (cross tabulation) maupun dalam bentuk yang lebih kompleks. Sedangkan analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlah dan variabelnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Di samping itu, statistik membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan sistematis antara variabel-variabel yang diteliti atau hanya terjadi secara kebetulan. Tetapi proses analisis tidak berhenti di sini. Sampai pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan penelitian belum sepenuhnya terjawab. Setelah data dianalisis dan informasi yang lebih sesederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi atau inferensi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Ini adalah interpretasi dalam pengertian sempit, tetapi yang paling sering dilakukan. Peneliti secara otomatis membuat interpretasi sewaktu menganalisis data. Di sini analisis dan interpretasi sangat erat hubungannya karena keduanya dilakukan hampir secara bersamaan. 120 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Cara kedua adalah peneliti bila mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang didapatkannya dari analisis. Ini dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan hasil analisisnya dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengn teori. Tahap ini amat penting tetapi sering tidak dilaksanakan oleh banyak peneliti sosial. Sebuah contoh mungkin akan lebih dapat menjelaskan uraian di atas. Seorang peneliti ingin menggunakan teori Jaccard dan Davidson1 untuk melihat hubungan antara persepsi tentang nilai ekonomi anak (PNE) dan penerimaan kontrasepsi modern (PKM). Dengan menggunkan indeks nilai ekonomi anak dan indeks penerimaan kontrasepsi, diperoleh data untuk kedua variabel tersebut. Data PNE dan data PKM dihubungkan, misalnya dengan teknik korelasi dan diperoleh hasil yang cukup tinggi (r = 0,85) dengan tingkat signifikansi 0,001. Tahap inilah yang dinamakan analisis. Proses analisis ini kemudian dilanjutkan lebih jauh. Hasil analisis yakni koefisien korelasi dalam contoh di atas harus diinterpretasikan lebih lanjut. Dalam proses interpretasi ini ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang peneliti. Apakah arti koefisien korelasi 0,85 di atas ? Apakah arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu ? Pertanyaan yang lebih penting apakah arti koefisien korelasi ini bila dihubungkan dengan teori Jaccard dan Davidson atau teori Ajzen dan Fishbein ? Dalam contoh penelitian di atas, korelasi yang tinggi antara PKM dan PNE adalah konsisten dengan teori. Teori Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 121



pembuatan



keputusan



fertilitas



Jaccard



dan



Davidson



memang menunjukkan bahwa perilaku kontrasepsi seseorang dipengaruhi oleh persepsi tentang manfaat kontrasepsi yang seterusnya dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai anak. Berpangkal pada teori ini, penelitian tadi menghipotesakan bahwa keputusan suami istri untuk memakai kontrasepsi dipengaruhi pula oleh persepsi mereka tentang nilai anak. Dengan koefisien korelasi di atas kita berusaha membuat inferensi tentang hipotesa kita. Karena koefisien korelasi cukup tinggi dan mempunyai tingkat signifikansi yang tinggi pula. Kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan yang tinggi antara variabel pengaruh (PNE) dan variabel terpengaruh (PKM) bukan terjadi secara kebetulan tetapi secara sistematis. Kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesa kita mendapat dukungan dari observasi atau realitas. Pada garis besarnya, analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yakni : analisis untuk data kategorikal dan analisis untuk data berkelanjutan (continuous measures). Metode analisis yang sering dipakai untuk data kategorikal adalah metode tabulasi silang (cross



tabulation). Metode analisis ini dikenal juga sebagai analisis elaborasi atau teknik Lazarsfeld, nama seorang sosiolog dan ahli metodologi penelitian Amerika penemu metode ini. Untuk



data



yang



berkelanjutan



biasanya



dipakai



bermacam-macam teknik statistik seperti distribusi frekuensi, ukuran kecenderungan sentral dan variabilitas sentral, ukuranukuran hubungan, analisis perbedaan, analisis varians, analisis profil



dan



akhir-akhir



ini



analisis



multivariate



atau



multivariabel (lihat lampiran mengenai teknik analisis statistik).



122 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Dalam bab ini akan dibicarakan analisis tabulasi silang yang cukup banyak dipakai dalam penelitian sosial. Metode ini cukup sederhana tetapi mempunyai kemampuan yang besar untuk mengungkapkan hubungan yang hendak diteliti. Tabulasi silang ini dipakai baik untuk data kategorikal atau data



berkelanjutan



yang



telah



diubah



menjadi



data



kategorikal. Analisis ini dilakukan dengan membagi variabelvariabel



penelitian



ke



dalam



kategori-kategori



yang



ditentukan atas dasar tabel frekuensi. Analisis tabel dilakukan dengan mengikuti urutan tertentu. Mula-mula disusun tabel satu variabel (tabel frekuensi), kemudian tabel silang dua variabel (2 way-tables) dan disusul dengan tabel silang tiga variabel (3 way-tables). Bentuk kasar tabel silang dua atau tiga variabel ini biasanya disajikan dalam bentuk tabel kosong (dummy variables) yang disusun sebelum data dikumpulkan. Dalam tabel tersebut sudah dicantumkan variabel-variabel penelitian yang hendak dianalisis. 1. Analisis Satu Variabel : Tabel Frekuensi Langkah pertama dalam analisis data adalah menyusun tabel frekuensi. Sebaliknya tabel frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian dan disusun secara tersendiri. Meskipun banyak tabel tidak muat dalam laporan penelitian (dan sebaiknya tidak dimuat semuanya). Tabel-tabel ini merupakan bahan dasar untuk analisis selanjutnya, baik untuk peneliti sendiri maupun orang lain (misalnya mahasiswa yang hendak menyusun skripsi) yang ingin menggunakan data penelitian tersebut.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 123



Tabel-tabel frekuensi mempunyai berbagai fungsi antara lain untuk : 1. Mengecek apakah jawaban responden atas satu pertanyaan adalah konsisten dengan jawaban atas pertanyaan lainnya (terutama pada pertanyaanpertanyaan untuk menyaring responden). 2. Mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisis satu variabel tertentu (univariate



analysis). 3. Mempelajari distribusi variabel-variabel penelitian. 4. Menentukan klasifikasi yang paling baik untuk tabulasi silang. Banyak peneliti sosial kurang memperhatikan tabel-tabel frekuensi. Malah ada yang langsung mulai dengan analisis antara variabel (tabulasi silang, regresi, korelasi dan sebagainya) tanpa menyusun tabel frekuensi. Langkah langsung seperti ini sebenarnya kurang bijaksana karena tidak mungkin peneliti memahami dan menguasai masalah yang ditelitinya tanpa mengetahui distribusi jawaban responden untuk setiap variabel penelitian. Dapat pula ditambahkan bahwa ada kemungkinan yang besar seorang peneliti akan menggunakan analisis statistik yang salah jika ia tidak mengetahui lebih dahulu pola distribusi variabel-variabelnya. Analisis regresi yang semestinya hanya dipakai untuk variabel yang distribusinya normal sering disalahgunakan untuk menganalisis variabel yang distribusinya jauh dari normal. Dengan demikian hasil analisis tersebut tidak berguna bagi interpretasi karena salah satu asumsi pokok analisis tersebut, yakni distribusi normal tidak diketahui.



124 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



8.1. Bentuk Tabel Frekuensi Tabel-tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, yaitu jumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. Jika ada keterangan yang tidak berlaku (not applicable) untuk beberapa responden, dapat disusun suatu kolom presentase lagi. Pada kolom ini tidak dihitung kasus-kasus yang ‚Tidak berlaku‛. Dengan demikian distribusi jawaban bagi responden yang dapat menjawab suatu pertanyaan lebih mudah diamati. Dalam tabel frekuensi semua kategori tidak perlu selalu dicantumkan. Kategori-kategori yang frekuensinya cukup kecil dapat digabungkan ke dalam kelompok lebih besar agar tabelnya mudah dimengerti dan dianalisis. Untuk beberapa variabel terdapat klasifikasi yang standar, misalnya dalam analisis fertilitas dibedakan antara kelompok umur istri 15-19, 20-24, 25-29, 30-34 tahun (atau 15-24 tahun) dan seterusnya; variabel tahun sekolah dikelompokkan menurut tingkat pendidikan : 0 tahun (tidak sekolah), 1-5 tahun (tidak tamat SD), 6-8 tahun (tamat SD), 9-11 tahun (tamat SMTP) dan seterusnya. surveinya



Agar dengan



peneliti



dapat



penelitian



membandingkan



lain,



sebaiknya



hasil



dipakai



pengelompokkan yang baku ini. Sedapat mungkin tabel frekuensi disusun mulai dari nilai klasifikasi yang paling kecil sampai yang paling besar. Misalnya, klasifikasi umur biasanya berurutan dari 0-4, 5-9, tahun dan seterusnya, klasifikasi jumlah anak mulai dari yang tidak punya anak (0), kemudian 1-2 dan seterusnya. Kalau tidak ada urutan klasifikasi, tabel frekuensi dapat disusun menurut besarnya presentase untuk setiap kategori. Jika ada dua kolom data disusun secara berurutan menurut Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 125



hasil kolom yang dianggap paling penting. Tabel-tabel frekuensi yang mencakup data interval atau rasio akan lebih lengkap jika disertai beberapa uraian statistik untuk rata-rata (mean, media atau mode) dan deviasi (varians atau standar deviasi) untuk setiap variabel. Tujuan



dari



analisis



satu



variabel



adalah



menggambarkan karakteristik sampel penelitian. Karena setiap sampel biasanya dipilih dari populasi yang lebih luas, maka analisis satu variabel juga dianggap menerangkan karakteristik populasi. Dalam analisis seringkali dibuat tabel untuk dua kelompok atau lebih. Misalnya kelompok wanita dan pria, desa dan kota, dan satuan geografis tertentu (misalnya desa, propinsi atau pulau) sering dipisahkan dalam tabel frekuensi agar peneliti dapat menyoroti ciri-ciri sampel dengan lebih tajam. Tabel frekuensi juga sering disusun dengan memuat data selama beberapa tahun agar trend dalam ciri responden yang diteliti dapat dilihat dengan jelas. Dalam penyusunan tabel seorang peneliti selalu berusaha agar keterangan yang disampaikannya menarik bagi pembacanya. Dengan beberapa pertimbangan yang sederhana tentang susunan tabel yang semula tidak begitu menarik dapat dijadikan lebih menarik dan bercerita lebih banyak. 8.2. Tabel Frekuensi dan Penyusunan Tabel Silang Salah satu kegunaan penyusunan tabel frekuensi adalah untuk mengelompokkan data buat penyusunan tabel silang. Ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan tabel ini :



126 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Faktor Pertama, hendaknya diusahakan agar interval dalam setiap kelompok adalah sama besarnya. Umpamanya golongan umur adalah 15-24; 25-34; 35-44, bukan 15-24; 2529; 30-39; 40-44. Pengelompokkan yang memiliki interval yang tidak sama hanya dapat dilakukan bila peneliti mempunyai alasan yang kuat. Misalnya untuk variabel pendidikan sering digunakan penggolongan sebagai berikut : Tidak Sekolah, SD tidak tamat (0-5 tahun), Tamat SD (6-8 tahun), Tamat SMTP (9-11 tahun) dan tamat SMTA (12 tahun keatas). Jadi interval tahun pendidikan dalam setiap kelompok tersebut berbeda. Faktor



Kedua,



yang



perlu



diperhatikan



dalam



pengelompokkan adalah jumlah responden dalam setiap kelompok. Biasanya diusahakan agar jumlah responden dalam setiap



kelompok



cukup



besar



dan



sedapat



mungkin



jumlahnya merata. Faktor Ketiga, yang perlu diperhatikan adalah hubungan yang



ingin



dipelajari



antara



variabel-variabel



tertentu.



Misalnya jika ingin mengamati pengaruh sekolah terhadap keinginan menjadi pegawai negeri, jangan mengelompokkan lulusan SMTP menjadi satu dengan lulusan SMTA. Tabel 8.1. Tingkat pendidikan Keluarga di Sriharjo Tingkat Pendidikan dan Tahun



Tak Sekolah SD : 1-3 tahun 4-6 tahun SMTP : 7-9 th SMTA : > 10 th



Jumlah Laki-laki



Persen Lakilaki(%)



Jumlah Perempuan



Persen Perempuan(%)



200 147 143 41 23 554



36 27 26 7 4 100



547 82 91 16 9 772



74 11 12 2 1 100



Sumber : Masri Singarimbun dan Chris Manning. Fertility and Family Planning in Sriharjo, 1974



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 127



Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Untuk analisis tabel silang, golongan SMTP dan SMTA perlu digabung. Meskipun jumlah responden yang masuk SMTP dan SMTA masih kecil dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya. Kelompok ini mungkin akan tetap dipertahankan dalam analisis tabel silang. Pengamatan pengaruh pendidikan terhadap fertilitas atau variabel lainnya tidak banyak artinya jika variabel itu hanya dibedakan ke dalam tiga kelompok : Tidak sekolah, 0-3 tahun, dan 4 tahun lebih. 2. Analisis Dua Variabel: Tabulasi Silang Analisis tabulasi silang atau teknik elaborasi adalah metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Untuk ini ada beberapa prinsip sederhana yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel silang agar hubungan antara dua variabel tampak dengan jelas. Dalam analisis tabulasi silang, peneliti menggunakan distribusi persentase pada sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitiannya. Karena itu cara perhitungan persentase amat menentukan benar tidaknya intepretasi peneliti. Dalam perhitungan ini, persentase responden untuk setiap kelompok dibuat sedemikian rupa agar mudah melihat hubungan antara dua variabel. Untuk itu persentase selalu dihitung pada variabel pengaruh atau jumlah 100 persen adalah pada kategori



variabel



pengaruh.



Hubungan



128 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



variabel-variabel



penelitian, dalam hal ini efek variabel pengaruh (X) terhadap variabel terpengaruh (Y), dilihat dengan membandingkan distribusi



persentase



pada



kategori-kategori



variabel



pengaruh. Jumlah responden untuk setiap kelompok variabel pengaruh perlu juga dicatat karena angka tersebut diperlukan dalam interpretasi. Agar tabel mudah dibaca, variabel terpengaruh (Y) biasanya disusun sebagai baris (vertikal), dan variabel pengaruh (X) disusun sebagai kolom (horizontal). Ambil satu contoh. Dalam penelitian tentang pekerja sektor informal di Wonogiri. Mollo et al mengharapkan adanya hubungan negatif antara besarnya penghasilan dengan lama jam kerja. Hubungan ini ditunjukkan pada tabel 8.2 : Tabel 8.2. Distribusi Pekerja Sektor Informal menurut Tingkat Pendapatan Pendapatan(Rp. 000/bulan)



Jam Kerja/minggu (35 jam)



Jumlah



< 51



26,8 (134)



73,2 (30)



30,2 (164)



51 - 100



48,6 (243)



14,6 (7)



46,1 (250)



101 - 150



19,6 (98)



4,9 (2)



18,5 (100)



> 150



5,0 (25)



7,3 (3)



5,2 (28)



Jumlah (N)



100,0 (500)



100,0 (42)



100,0 (542)



Rata-rata



76,4



48,2



74,3



pendapatan(Rp. 000) Sumber : M. Mollo, et. al., Penelitian Tenaga Kerja Sektor Informal: Kasus Daerah Wonogiri, 1986



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 129



Dari tabel di atas terlihat pada baris terakhir tertulis bahwa yang mempunyai jam kerja kurang dari 35 jam per minggu mempunyai rerata (rata-rata) pendapatan bulanan sebesar Rp. 76.400; sedangkan jam kerjanya 35 jam keatas, rerata pendapatannya hanya Rp. 48.200,-, kira-kira 37 persen lebih rendah. Peneliti yang kurang jeli (curious) mungkin sudah puas dengan hasil analisis tersebut dan akan berhenti sampai di sini. Peneliti yang rasa keingintahuannya besar akan meneruskan analisis ini dengan menambah variabel-variabel baru ke dalam tabelnya sampai dia yakin betul akan adanya hubungan sistematis antara ‚variabel pengaruh‛ (X) dengan ‚variabel terpengaruh‛ (Y). Proses pengelaborasi hubungan antara variabel dengan menambah variabel-variabel kontrol ini adalah multivariate yang diterapkan pada analisis tabulasi silang. 3. Analisis Tiga Variabel : Tabel Silang dengan Variabel Kontrol Untuk melihat pengaruh variabel kontrol terhadap hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh perlu diadakan analisis elaborasi. Pada analisis tabulasi silang ini dilakukan dengan memasukkan variabel kontrol tersebut ke dalam tabel. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa prinsip sederhana : (1) jumlah kelompok bagi setiap variabel tidak boleh terlalu banyak agar responden yang masuk setiap kotak cukup besar jumlahnya. (2) sebaiknya kelompok variabel kontrol dipisahkan terlebih dahulu dalam tabel agar mudah dilihat hubungan antara variabel terpengaruh dengan variabel pengaruh.



130 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Sebagai contoh, ambil data tentang pengangguran di kotakota Indonesia. Pada tabel 3, tingkat pengangguran laki-laki di kota dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan dikontrol menurut golongan umur. Ada anggapan umum bahwa tingkat pengangguran di kota di Indonesia merupakan suatu gejala yang terutama dialami oleh tenaga muda yang berpendidikan sekolah lanjutan. Hal ini dapat disimpulkan dari tabel-tabel sensus dan survey yang memuat data pengangguran menurut tingkat pendidikan dan umur secara terpisah. Tabel 8.3. Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Dikontrol Umur (Laki-laki di Kota, Indonesia 1977) Tingkat Pendidikan



Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD SLP SLA Akademi/PT Semua Tingkat Jumlah Penganggur(00 0)



Kel. Umur 10-14 th(1)



Kel. Umur 15-19 th(2)



22,7 15,0 38,4



12,6 19,7 24,1 36,5 55,0



15,5 15,5



25,9 120,7



Kel. Umur 20-24 th(3)



4,1 10,3 13,0 22,6 31,2 20,0 81,3 135,6



Kel. Umur 2529(4)



3,2 4,6 3,0 8,3 7,2 13,7 5,7 42,5



Kel. Umur> 30 th



Semua Umur (6)



Jumlah Pengang guran



0,7 0,6 0,9 1,3 1,4 0,8 0,9 28,8



2,2 4,8 6,1 8,5 10,4 3,0 7,9



9,2 16,5 110,9 69,6 86,1 5,8 343,1



Sumber : Biro pusat Statistik, Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1977, 1979



Jika diamati lebih lanjut pada kolom (6), menunjukkan tingkat pengangguran yang relatif tinggi pada tenaga kerja lulusan SLP dan SLA. Namun demikian setelah dikontrol dengan umur, ternyata tingkat pengangguran termasuk relatif tinggi bagi tenaga muda (terutama umur 10-24 tahun) pada semua tingkat pendidikan. Dari kolom (1) dan (2) tampak jelas bahwa tingkat pengangguran kaum muda yang hanya tamat SD atau berpendidikan kurang dari itu, tidak jauh kalah



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 131



tingginya dibandingkan dengan kaum muda lulusan sekolah lanjutan. Setelah umur dimasukkan sebagai variabel kontrol, kesimpulan menjadi berubah : pengangguran yang relatif tinggi adalah suatu fenomena yang dialami kaum muda pada segala tingkat pendidikan dan gejala ini paling menonjol pada tenaga lulusan sekolah lanjutan. Kesimpulan yang baru ini diperkuat dengan melihat jumlah penganggur dari berbagai lapisan pendidikan (kolom 7): ternyata lebih dari 50% penganggur hanya berpendidikan SD atau kurang. 4. Interpretasi Tabel Setelah memberikan



selesai



menyusun



interpretasi



agar



tabel,



peneliti



perlu



kesimpulan-kesimpulan



penting mudah ditangkap oleh pembaca. Dalam penyajian interpretasi ini biasanya ada dua kecenderungan. Pertama, penulis menyerahkan interpretasi tabel seluruhnya kepada pembaca dengan kalimat pendek : ‚Hubungan ini mudah dilihat dari tabel A‛ tanpa penjelasan apapun. Dalam hal ini perlu diingat bahwa hubungan yang mungkin jelas sekali bagi peneliti tidak selalu dapat dimengerti oleh semua pembaca. Angka-angka yang penting sebaiknya disoroti oleh penulis agar



pembaca



argumentasinya.



dengan Tapi



mudah



dapat



kecenderungan



mengikuti



kedua,



yaitu



menerangkan semua isi tabel dalam teks perlu dihindari. Metode penulisan ini sangat membosankan dan memberikan kesan seakan-akan penulis sendiri belum menguasai bahan itu sepenuhnya. Beberapa prinsip perlu diingat agar isi suatu tabel dapat diuraikan dengan baik :



132 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



1. Pertama, amati data yang tercantum dalam kolom total (marginal). Kolom ini merupakan tolok ukur atau ukuran pokok



untuk



perbandingan-perbandingan



antara



kategori-kategori dalam tabel. Dalam tabel di atas diuraikan terlebih dahulu tingkat pengangguran secara total (tidak dikontrol dengan umur) baru diteliti hubungan antara



pendidikan



dan



pengangguran



pada



setiap



kelompok umur. 2. Hubungan pokok yang ingin diuji dengan tabel tersebut diuraikan (dengan menyebut beberapa angka) secara singkat. Perlu disoroti eratnya hubungan itu dan juga bentuknya (Apakah linear atau non linear ? Jika non linear, bagaimana bentuknya ?). 3. Penulis perlu mencari angka-angka yang menyimpang dari pola umum atau dari hipotesa semula dan berusaha menerangkan mengapa hal itu terjadi. 4. Penjelasan mengenai hasil tabel baru merupakan langkah pertama dalam analisis tabel. Seperti diuraikan di atas peneliti selalu berusaha mencari inferensi yang lebih luas dan biasanya dibuat inferensi untuk seluruh populasi. Hasil setiap tabel sedapat mungkin dihubungkan dengan hasil penelitian lain (dengan sampel dan pendekatan yang agak sama) dan juga dihubungkan dengan teori atau proposisi yang lebih luas. Suatu laporan penelitian yang penuh dengan tabel dan angka tanpa perbandingan dengan studi lain atau tanpa menarik kesimpulan yang lebih luas sangat terbatas manfaatnya. 5. Beberapa Petunjuk Praktis Penyusunan Tabel



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 133



Tabel yang disusun untuk suatu laporan dapat dibagi kedalam dua kelompok ; tabel teks (text table) dan tabel referens (reference table). Tabel teks adalah hasil dari analisis dan disusun untuk menceritakan sesuatu dalam laporan. Tabel referens mengandung keterangan tambahan atau data dasar (sering



tidak



dianalisis)



yang



dilampirkan



agar



dapat



menambah pengetahuan pembaca. Tabel dapat pula menjadi dasar untuk analisis yang baru (misalnya tentang masalah yang tidak disinggung atau kurang diperhatikan dalam analisis pokok). Suatu contoh adalah tabel-tabel yang dilampirkan pada pidato tahunan Presiden di depan anggota DPR. 1. Tujuan: Setiap tabel seharusnya mempunyai tujuan tertentu.



Sebaiknya



setiap



tabel



disusun



untuk



menerangkan satu aspek dari hasil survei. 2. Susunan : Mengusahakan agar setiap tabel mempunyai cukup banyak tempat. Perlu ada garis-garis horizontal untuk membedakan judul dan catatan kaki dari isi tabel. 3. Judul: Diusahakan agar



sesingkat mungkin dengan



mencantumkan keterangan isi tabel (hubungan-hubungan yang diteliti), sampel yang diamati (misalnya wanita. 15-49 tahun); tempat (Jakarta, Jawa Tengah, Indonesia dan sebagainya) dan waktu (Januari 1980, 1971, 1974 dan sebagainya).



Di



mana



perlu



unit-unit



pengukuran



(kilometer, Rupiah, kilogram) diikutsertakan dalam judul tabel. Judul sebaiknya hanya dua baris saja. Baris pertama dapat mencakup isi pokok dan ditulis dalam huruf besar; baris kedua dalam huruf kecil mencakup keterangan mengenai tempat, waktu dan sampel. 134 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Contoh : Asli TABEL 2: Hubungan antara jumlah anak lahir hidup dan pendidikan dikontrol dengan umur wanita 15-49 tahun. Sriharjo, 1969-1970. Perbaikan TABEL 2: JUMLAH ANAK LAHIR HIDUP DAN PENDIDIKAN WANITA UMUR 15-49. SRIHARJO, 1969-1970. 4. Isi Tabel: Jangan memakai terlalu banyak kolom (lebih baik memanjang ke bawah dari pada ke samping). Untuk semua tabel, perhitungan persentase dan juga angka rata-rata sebaiknya dibulatkan saja. Kalau perlu dipakai satu titik desimal (4,4 anak), jarang sekali diperlukan dua titik desimal. Jika data yang ditabulasi berupa angka besar (ribun atau jutaan) sebaiknya dibulatkan saja. Pada tabeltabel dengan banyak garis vertikal sebaiknya ada garis atau spasi yang membedakan antara kelompok-kelompok yang terpenting. 5. Jumlah: Setiap kelompok untuk variabel pengaruh perlu di sebut jumlahnya dan juga total persentase. Sebaiknya juga ada



kolom



untuk



seluruh



sampel



sebagai



bahan



perbandingan dengan beberapa sub-group. 6. Sumber dan catatan kaki : Setiap tabel harus disertai sumber yang diletakkan paling bawah sesudah catatan kaki. Catatan kaki perlu diurut dari atas ke bawah kemudian kiri ke kanan (mulai dari judul tabel). Contoh :



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 135



Asli TABEL 8.4. Penghasilan Keluarga per Bulan Penghasilan Keluarga



Frekuensi



Persentase



0 - 4.990,00



499,823



31,14



Rp. 5.000,00 - 9.999,00



500,177



31,16



Rp. 10.000,00 - 14.999,00



343,194



21,38



Rp. 15.000,00 - 29.999,00



156,806



9,77



Rp. 30.000,00 - 49.999,00



75,250



4,69



Rp. 50.000,00 - 99.999,00



24,750



1,54



Rp. 100.000,00 +



5,100



0,32



1.605.100



100,00



setiap bulan



Perbaikan Tabel 8.5. Penghasilan Keluarga Per Bulan Penghasilan Keluarga per bulan



Frekuensi (000)



Persentase



< Rp. 5.000



500



31



Rp. 5.000 - < Rp. 10.000



500



31



Rp. 10.000 - < Rp. 15.000



343



21



Rp. 15.000 - < Rp. 30.000



147



10



Rp. 30.000 - < Rp. 50.000



75



5



Rp. 50.000 +



30



2



1.605



100



136 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab IX Analisis Data: Regresi dan Korelasi 9.1. Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan niali variabel tersebut dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel yang lain, diperlukan suatu alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan tentang nilai variabel tersebut pada masa yang akan datang. Dalam praktek-praktek ilmu sosial, sering terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis Regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel independent) jika nilai dari variabel lain yang berhubungan dengannya (varibel



independent) sudah ditentukan. Sebagai contoh, sering ingin diketahui hubungan antara tingkat konsumsi suatu golongan masyarakat tertentu dengan tingkat pendapatannya, atau antara nilai suatu mata pelajaran dengan lamanya jam belajar yang ditempuh, dan lain sebagainya. Hubungan tersebut sering dinyatakan dalam



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 137



suatu kalimat matematis, yang bentuknya kurang lebih adalah sebagai berikut: Y = a+ bx; dimana : Y = Variabel Dependent a = konstanta, nilai Y saat X = 0 X = Variabel Independent b = slope, besarnya perubahan nilai Y setiap perubahan 1 unit X Regresi ini pertama-tama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton, yang melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anakanak. Hasil studi tersebut menghasilkan suatu kesimpulan bahwa tinggi badan anak yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun, mengarah pada tinggi rata-rata penduduk. Istilah Regresi itu sendiri pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap variabel lain yang berhubungan (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk



membantu



menentukan



persamaan



yang



menyatakan hubungan antar variabel tersebut, maka langkah pertama adalah mengumpulkan data-data atau angka-angka dari



variabel



yang



sedang



diamati.



Setelah



itu



menggambarkannya dalam suatu Diagram Pencar atau Scatter



Diagram . Dari hasil diagram pencar tersebut , sudah dapat dibayangkan suatu kurva yang mendekati datanya. Kurva yang



138 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



demikian disebut Kurva Pendekatan, terdiri atas hubungan yang linier dan hubungan tak linier (Gambar 9.1).



Gambar 9.1. Hubungan Linear & Non-Linear



Persamaan Kurva Pendekatan Sebagai rujukan, berikut ini diberikan berbagai jenis kurva



pendekatan



dengan



persamaan-persamaan



yang



bersangkutan. Semua huruf selain X dan Y menyatakan bilangan



konstanta.



Variabel-variabel



X



dan



Y



sering



dinyatakan, berturut-turut sebagai variabel-variabel bebas



(independent) dan tak bebas (dependent), meskipun peranan ini dapat saling ditukarkan. Garis lurus Kurva Parabola Kurva Kubik



Y= ao + a1X



(1) 2



Y= ao + a1X +a2X



2



(2) 3



Y= ao + a1X +a2X +a3X



(3)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 139



Kurva Kuartatik



Y= ao + a1X +a2X2 +a3X3 +a4X4



(4)



Kurva Pangkat ke-n



Y= ao + a1X +a2X2 +a3X3 + …+anXn



(5)



Ruas kanan dari persamaam -persamaan di atas disebut polinomial pangkat satu, dua, tiga, empat, dan n. Fungsi fungsi yang dirumuskan oleh empat persamaan yang pertama kadang-kadang disebut (berturut-turut) sebagai fungsi-fungsi linier, kuadratik, kubik, dan kuartik. 9.2. Metode Menyesuaikan Kurva Secara Bebas Penilaian



subyektif



sering



dipakai



untuk



menggambarkan kurva pendekatan untuk menyesuaikan serangkaian data. Hal ini disebut metode menyesuaikan kurva



secara bebas (freehand metohd). Jika bentuk persamaan kurva diketahui, maka konstanta-konstanta dalam persamaan dapat diperoleh dengan memilih sejumlah titik pada kurva sebanyak jumlah konstanta



dalam persamaan. Misalnya, jika kurva



berupa garis lurus, maka diperlukan dua buah titik; jika bentuknya parabola, maka diperlukan tiga buah titik. Metode ini mempunyai kekurangan , bahwa masing-masing orang akan memperoleh kurva dan persamaan yang berlain-lainan. Garis Lurus Bentuk kurva pendekatan yang paling sederhana adalah garis lurus, yang persamaannya disebut sebagai Fungsi Linier, dengan bentuk sebagai berikut : Y = ao + a1X



(6)



Jika persamaannya ditulis seperti bentuk di atas, maka konstanta amerupakan kemiringan dari garis yang dibuat



140 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



sedangkan konstanta ao merupakan titik potong pada sumbu Y atau merupakan nilai Y jika X =0. Ada beberapa cara untuk menentukan persamaan Garis Lurus ini, dan yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan Sketch Method, Least



Square Method, dan



Product Moment Method. Sketch Method Metode ini digunakan jika terdapat dua buah titik (X1, Y1) dan (X2, Y2), dan ingin diketahui persamaan garis yang menghubungkan



kedua



titik



tersebut.



Untuk



mencari



persamaannya dipergunakan rumus di bawah ini. Y - Y1 =



X -X2



Y2 -Y1



X2-X1



(7)



Sebagai contoh, jika diketahui dua buah titik A (60,24) dan B (120,32), maka untuk mencari persamaan garis yang menghubungkan A dan B, dapat dijelaskan sebagai berikut : Y - 24 = X - 60 32- 24 120-60



Y - 24 = X - 60 8 60



60 (Y - 24) = 8 (X- 60) 60 Y -1440 = 8X - 480 60 Y = 8X + 960 Y = 0,13X + 16 Jika ingin digambarkan, maka kita perlu mendapatkan bantuan dari 2 buah titik tambahan, yaitu yang memotong sumbu Y dan yang memotong sumbu X. Untuk



titik yang



memotong sumbu Y, diketahui bahwa nilainya pada sumbu X = 0, maka Y = 0,13 (0) + 16 = 16, sehingga titik pertama atau



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 141



kita sebut titik A mempunyai koordinat (0,16). Titik kedua, yaitu titik yang memotong sumbu X , diketahui bahwa nilainya pada sumbu Y = 0, sehingga dapat ditulis suatu persamaan baru : 0 = 0,13 X + 16



0,13X = -16



X = -123,08 , sehingga



titik kedua atau kita sebut titik B mempunyai koordinat (123,08 ,0). Jika kita gambarkan akan menghasilkan grafik sebagai berikut. Least Square Method Untuk



menghindari



penilaian



subyektif



ketika



menggambarkan garis, parabola, dan lain sebagainya, maka perlu adanya kesepakatan tentang "garis yang sesuai" , "parabola yang sesuai", dan seterusnya. Dari semua kurva yang mendekati seperangkat data tertentu, maka disepakati bahwa kurva yang memiliki ciri-ciri D12 + D22 +……+DN2 adalah minimum, merupakan kurva yang paling sesuai (best fiting curve). Kurva yang memiliki ciri-ciri ini dikatakan sesuai dengan data dalam arti kuadrat minimum dan disebut Kurva Kuadrat



Minimum (Least Square) . Dengan demikian maka garis yang memiliki ciri-ciri ini disebut sebagai Garis Kuadrat Minimum, dan parabola dengan ciri-ciri demikian akan disebut Parabola Kuadrat minimum, dan seterusnya. Definisi di atas biasa dipakai jika X merupakan variabel bebas dan Y merupakan variabel tak bebas. Jika X merupakan variabel tak bebas, maka definisi yang ada harus disesuaikan terlebih dahulu. Tetapi dalam buku ini, kecuali dinyatakan lain,



142 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



kita akan menganggap Y sebagai variabel tak bebas dan X sebagai variabel bebas. Garis kuadrat minimum yang mendekati rangkaian rangkaian titik (X1, Y1), (X2, Y2)………(Xn, Yn) mempunyai persamaan : (8)



Y = ao + a1X



Dimana konstanta-konstanta ao dan a1 ditentukan dengan menyelesaikan persamaan simultan : Y



= aoN + a1X



(9) 2



XY = aoX + a1X



yang disebut sebagai persamaan-persamaan normal bagi garis kuadrat minimum dalam persamaan Y = ao + a1X. Bilangan - bilangan konstanta ao dan a1, dapat juga diperoleh dengan menggunakan rumus : ao = (Y)( X2) - (X)( XY) NX2 - (X) 2



a1 = NXY - (X) Y) NX2 - (X) 2



(10)



Catatan : Dengan menggunakan matematika aljabar, maka rumus ao dapat dipersingkat menjadi ao = Y/N a1(X/N) Untuk parabola kuadrat minimum yang mendekati rangkaian titik-titik (X1, Y1), (X2, Y2)………(Xn, Yn) mempunyai persamaan : Y = ao + a1X + a2X2



(11)



dimana bilangan-bilangan konstanta ao , a1 dan a2 dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan-persamaan sebagai berikut : Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 143



Y



= aoN + a1X+ a2X2



XY



= aoX + a1X2 + a2X3



2



2



3



(12) 4



X Y = ao X + a1X + a2X



yang disebut sebagai persamaan-persamaan normal untuk parabola kuadrat minimum Y = ao + a1X+ a2X2. Persamaan-persamaan tersebut dapat dengan mudah diingat



dengan



melihat



bahwa



persamaan-persamaan



tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan secara berturutturut persamaan dengan 1, dengan X,dan dengan X2, dan kemudian kedua ruas dijumlahkan. Cara ini dapat diperluas untuk mendapatkan persamaan-persamaan normal bagi kurva kubik kuadrat minimum, kurva kuartik kuadrat minimum, dan secara umum kurva kuadrat minimum mana saja yang sesuai persamaan (5). Sebagaimana halnya dengan garis kuadrat minimum, penyederhanaan



(12)



dapat



terlaksana



jika



X



dipilih



sedemikian rupa sehingga X= 0. Jika



berikut



ini



diketahui



data



mengenai



pola



pendapatan dan konsumsi periode tahun 1990-1994, maka dengan



menggunakan



rumus



(10),



dapat



ditemukan



persamaannya. Tabel 9.1. Data Pendapatan dan Konsumsi Periode tahun 1990 -1994 Pendapatan



Konsumsi



60



24



80



26



100



30



120



32



140



33



Sumber : fiktif



144 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Untuk



mencari



persamaan



yang



menggambarkan



hubungan antara konsumsi dan pendapatan, maka digunakan metode Least square dengan cara menyiapkan tabel yang berisi data yang diperlukan di dalam rumus 2.



a1



=



X



Y



XY



X2



60



24



1.440



3.600



80



26



2.080



6.400



100



30



3.000



10.000



120



32



3.840



14.400



140



33



4.620



19.600



500



145



14.980



54.000



5(14.980)-(500)(145) = 0,15 (54.000)-(500)2 ao = 145/5 - 0,12(500/5) = 17



maka    Y = 17 + 0,12 X Product Moment Method Dengan menggunakan cara ini, maka kita harus terlebih dahulu mencari nilai-nilai x, yang merupakan pengurangan masing-masing data X dengan rata-rata dari X, dan mencari nilai-nilai y, yang merupakan pengurangan masing-masing data Y dengan rata-rata dari Y. Setelah itu, nilai ao dan a1 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1=



XY ,lalu mencari ao persamaan : y = a1(x) X2



(13)



Dengan menggunakan data-data pada contoh soal yang lalu, maka dengan product moment method diperoleh :



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 145



Diketahui rata-rata X = 145/5 - 29 dan rata-rata Y = 500/5 = 100 X



Y



x



Y



xy



X2



60



24



-40



-5



200



1.600



80



26



-20



-3



60



400



100



30



0



1



0



0



120



32



20



3



60



400



140



33



40



4



160



1.600



500



145



0



0



480



4.000



= 480/4000 = 0,12 Y -29 = 0,12(X-100)







Y = 29 + 0,12X -12 Y = 17 + 0,12X



9.3. Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara suatu varibel dengan variabel yang lainnya. Biasanya, analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi dalam menjelaskan variasi dari nilai-nilai variabel dependent. Jika yang ingin diketahui hanyalah "apakah suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya ?", tanpa ingin mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka biasanya digunakan Uji-Chi-Kuadrat.



Tetapi jika ingin diketahui



seberapa besar hubungan atau pengaruh suatu variabel menyebabkan variasi dari variabel yang lainnya, maka perlu dicari koefisien korelasi (r ) dan /atau koefisien determinasi (r2).



146 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



UJI CHI-KUADRAT Chi-Kuadrat (dibaca Kai Kuadrat) sering ditulliskan dengan simbol X2 yang merupakan suatu ukuran mengenai perbedaan yang terdapat antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan (yang sesuai dengan teori). Besaran X2 ini ditentukan oleh X2 =



(14)



Jika X2 = 0 , maka frekuensi-frekuensi teoritis dengan yang diharapkan adalah tepat sama , sementara jika X2 > 0, maka frekuensi-frekuensi tersebut tidak tepat sama . Semakin besar nilai X2, semakin besar perbedaan diantara frekuensi yang diobservasi dengan yang diharapkan. Dalam



praktek,



frekuensi



yang



diharapkan



dapat



dihitung atas dasar hipotesa Ho. Jika dengan hipotesa ini nilai X2 lebih besar dari nilai kritis tertentu (seperti X2 0,95 atau X2 0,99 yang dapat dilihat pada tabel Chi Kuadrat dengan df = k-1, dimana k adalah banyaknya peristiwa yang terjadi), maka kita akan menarik kesimpulan bahwa frekuensi yang diobservasi berbeda secara nyata dari frekuensi yang diharapkan, dan kita akan menolak Ho pada taraf nyata yang bersangkutan. Kalau tidak demikian, kita akan menerimanya atau setidak-tidaknya tidak menolak hipotesis tersebut. Data untuk melakukan uji jenis ini biasanya disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut : Peristiwa



E1



E2



E3



……



Ek



Frekuensi yang diamati



O1



o2



o3



……



ok



Frekuensi yang diharapkan



E1



e2



e3



……



Ek



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 147



Tabel ini, dimana frekuensi-frekuensi yang diamati terletak di dalam satu baris,disebut sebagai Tabel Klasifikasi satu arah (one way classification table). Karena jumlah lajur adalah k, maka tabel ini juga disebut tabel 1 X k. Jika tabel ini diperluas, maka kita juga dapat menyusun tabel klasifikasi dua arah atau tabel h X k, dimana frekuensi-frekuensi yang diamati terletak pada sejumlah h baris dan k lajur. Tabel -tabel yang demikian disebut sebagai Tabel Kontingensi (Contingecy



Tables). Sesuai dengan setiap frekuensi yang diamati dalam suatu tabel kemungkinan h X k, terdapat frekuensi yang diharapkan dan frekuensi yang diobservasi. Frekuensi frekuensi yang terdapat dalam sel-sel dalam tabel disebut sebagai frekuensi sel, sedangkan jumlahnya pada setiap baris atau kolom disebut sebagai frekuensi marjinal. Ukuran



mengenai



taraf



hubungan,



atau



ketergantungan dari klasifikasi - klasifikasi dalam suatu tabel kontigensi



biasa



disebut



sebagai



koefisien



kontigensi,



ditentukan oleh : C = X2 /( X2+N)



(15)



Semakin besar nilai C, semakin besar taraf hubungannya. Jumlah baris dan kolom dalam suatu tabel kontingensi menentukan nilai maksimum dari C, yang tidak pernah lebih besar dari nol. Jika jumlah baris dan kolom dalam suatu tabel kontingensi sama dengan k, maka nilai maksimum dari C ditentukan oleh (k-1)/k.



148 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Contoh soal: Dalam percobaan dengan butir-butir kacang, diamati 315 butir yang bulat dan kuning, 108 butir yang bulat dan hijau, 101 butir berkertut dan kuning, dan 32 butir yang berkerut dan hijau. Menurut Teori Turunan Mendel, maka jumlah ini seharusnya berada dalam proporsi 9:3:3:1. Apakah ada alasan untuk meragukan Teori Mendel pada taraf signifikansi 90%? Jawab: Jumlah seluruh butir kacang adalah 315 + 108 + 101 + 32 = 556. Karena jumlah yang diharapkan mempunyai perbandingan 9:3:3:1 dan 9 + 3 + 3+1 =16, maka kita mengharapkan : 9/16 (556) = 312,75 bulat kuning 3/16 (556) = 104,25 bulat hijau 3/16 (556) = 104,25 kerut kuning 1/16 (556) = 34,75 kerut hijau 2



2



2



2



2



Maka: X = (315-312,75) + (108-104,25) + (101 -104,25) + (32-34,75) 312,75 104,25 104,25 34,75 = 0,470



Karena ada 4 kategori maka df = 4 -1 = 3, sehingga X2 0,99



= 11,3, Terima Ho. Berarti antara frekuensi observasi



dengan frekuensi teori adalah tepat sama, maka dikatakan bahwa Teori Mendel adalah benar. 9.4. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 149



menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Dan sisanya (100% dikurangi keofisien determinasi) menunjukan besarnya variasi nilai variabel dependen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar persamaan (model). Koefisien determinasi yang diperoleh dari suatu sampel disebut koefisien deteminasi sampel yang diperoleh dari hubungan dua macam deviasi, yaitu deviasi nilai Y observasi di sekitar rata-ratanya. Deviasi nilai Y di sekitar garis regresi adalah  (Y-Y) 2 Deviasi nilai Y di sekitar rata-ratanya adalah  (Y-Y) 2 Koefisien determinasi (r2 ) adalah satu dikurangi rasio antara besarnya deviasi nilai Y observasi dari garis regresi dengan besarnya deviasi nilai observasi dari rata-ratanya. Atau secara matematis ditulis : r2 = 1 - _(Y-_Y) 2  (Y-Y) 2 Interpretasi



tentang



(16) koefisien



determinasi



dapat



dilakukan dengan cara lain yaitu dengan menggunakan formulasi alternatif, sebagai berikut : r2 = SSR = a_Y + b_XY - n (Y) 2 SST (Y) 2 - n (Y) 2



150 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



(17)



dimana : r2



= besarnya koefisien determinasi sampel



SSR



= Sum of Square Regression



SST



= Sum of Square Total



a



= titik potong kurva terhadap sumbu Y



b



= slope garis estimasi yang paling baik



n



= banyaknya data



X



= nilai variabel X



Y



= nilai variabel Y



Y



= nilai rata-rata variabel Y



Contoh menentukan nilai keofisien determinasi dengan formula di atas dan dengan menggunakan data-data yang sama dengan contoh untuk mencari persamaan regresi, adalah sebagai berikut: Y



XY



Y2



60



24



1.440



576



80



26



2.080



676



100



30



3.000



900



120



32



3.840



1.024



140



33



4.620



1.089



500



145



14.980



4.266



X



Dari contoh pada bab V, telah diperoleh : Y = 17 + 0,12 x 2



2



r = SSR = aY + bXY - n (Y) = 17 (145)+ 0,12 (14,980)-5 (145/5) 2 2 2 SST (Y) - n (Y) 4.265 - 5 (145/5)



2



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 151



= 0,96



Angka tersebut berarti bahwa 96% variasi variabel Y (Konsumsi) ditentukan oleh variabel X (Pendapatan) sedangkan sisanya sebesar 4% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya. 9.5. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi merupakan ukuran yang kedua yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Jika keoefisien korelasi berhubungan dengan sampel yang digunakan, maka koefisien korelasi tersebut (diberi simbol r) besarnya adalah akar dari koefisien determinasi. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : r = √r2 Koefisien Korelasi (r) dapat digunakan untuk : 1. Mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel 2. Mengetahui arah hubungan dari kedua variabel



(18)



Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien korelasi tersebut. Besarnya koefisien korelasi antara dua macam variabel adalah nol sampai dengan 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, maka berarti antara kedua variabel tersebut tidak terdapat hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel mempunyai r = 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan sempurna. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan



152 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya, semakin rendah koefisien korelai antara dua buah variabel



(makin



mendekati



0),



maka



tingkat



keeratan



hubungan antara dua variabel tersebut semakin lemah. Koefisien



korelasi



juga



dapat



digunakan



untuk



mengetahui arah hubungan antara kedua variabel. Tanda (+ dan -) yang terdapat pada koefisien korelasi menunjukan arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Tanda plus (+) menunjukan hubungan yang searah, artinya jika nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lainpun akan naik. Tanda minus (-) menunjukan hubungan yang berlawanan arah, artinya jika nilai variabel yang satu naik maka nilai variabel yang lain akan turun. Ada 3 cara untuk menemukan besaran Koefisien Korelasi, yaitu : 1. Cara Least Square Dengan menarik akar dari koefisien determinasi, atau dengan menggunakan rumus berikut ini. n _XY - _X. Y √nX2 - (X2) . √nY2 - (Y2)



r=



(19)



2. Cara Product Moment r=



_XY √X2 + Y2



(20)



3. Cara Spearman r = 1 - 6D2 n (D2 - 1)



(21)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 153



Dengan menggunakan data dari contoh soal yang sama dengan yang terdapat pada saat mencari persamaan regresi dan pada saat mengerjakan koefisien determinasi, maka dengan cara Least Square



dan Product Moment, akan



diperoleh jawaban sebagai berikut : X



Y



X



Y



X



2



2



Y



x



y



x



y



x



y



2



2



6



2



3.



5



1.



-



-



2



2



1



0



4



6



7



4



4



5



0



5



6



0



6



4



0



0



0



0



8



2



6.



6



2.



-



-



6



0



6



4



7



0



2



3



0



0



6



8



0



0



9



4 0 0



0



1



3



1



9



3.



0



0



0.



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



1



0



1



0



3



6



9



4



0



0 1



3



1



1.



3.



2



2



2



4.



0



8



0



4



2



4



0



4



0



0



0



0 0



0 1



3



1



1.



4.



4



4



3



9.



0



6



0



6



8



2



0



9



0



0



4



1



1



1.



6



6



6



0



0 0



0 5



1



5



4.



1



4



6



4.



0



4



4.



2



4.



8



0



0



0



5



0



6



9



0



0



5



8



0



0



0



154 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



0



0 0



Dari hasil terdahulu, diketahui r2 = 0,96, maka secara mudah dapat diketahui bahwa r = _r2 = 0,96 =0,98. Dengan cara Least Square (rumus 19), diperoleh : r=



n XY - X. Y √nX2 - (X2) . √nY2 - (Y)2



=



5 (14.980)- (500) (145)_______ √5(51.000) - 5002. √5(4.265)-1452 = 0,98



Dengan cara Product moment (rumus 20), diperoleh : r=



_XY √X2 + Y2



=



480____ √4.000+60 = 0,98 Koefisien Korelasi sebesar 0,98 (positif) menunjukan bahwa antara variabel konsumsi (Y) dan variabel pendapatan (X) terdapat hubungan yang erat (mendekati 1) dan searah. Dengan



menggunakan cara Spearman, perlu diikuti



langkah-langkah berikut ini : 1. Membuat ranking untuk data dari variabel yang ada 2. Mencari selisih antara kedua ranking tersebut 3. Mengkuadrankan hasil selisihnya 4. Menjumlahkan seluruh hasil kuadrat yang ada 5. Memasukan hasilnya ke dalam rumus yang ada



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 155



Contoh soal : X



Y



Rx



Ry



D



D2



63 95 70 80 98 88 66 73 93 80



55 85 60 71 94 75 60 60 75 71 _



1 9 3 5 10 7 2 4 8 6 3



1 9 3 5.5 10 7.5 3 3 7.5 5.5



0 0 0 -0.5 0 -0.5 -1.0 1.0 0.5 0.5



0.00 0.00 0.00 0.25 0.00 0.25 1.00 1.00 0.25 0.25



r= 1-



6D2 n (D2 - 1)



= 1 -(6) (3) 10 (100-1) = 0,98



156 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



BAB X Regresi Linier Berganda dengan SPSS



Pendahuluan Penelitian merupakan suatu rangkaian atau dengan kata lain sebuah proses yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran relatif. Pada umumnya, proses tersebut dilakukan dengan mengikuti berbagai kaidah dan norma ilmiah yang berlaku. Penelitian ilmiah (scientific research) mempunyai pemahaman dan pendekatan yang berbeda di mana sangat bergantung pada paradigma penelitian. Paradigma mengemukakan



penelitian secara



ialah



rinci



konsep



terkait



berpikir



perspektif



yang



peneliti



terhadap fenomena dan ilmu atau teori. Hal ini pun merupakan salah satu proses guna menjelaskan bagaimana peneliti mengidentifikasi dan memahami permasalahan serta sebagai landasan utama untuk menjawab berbagai masalah penelitian. Umumnya, paradigma penelitian dibagi menjadi dua yaitu paradigma penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif (Cooper dan Schindler, 2006 dalam Abdillah dan Jogiyanto,



2019).



Sejumlah



penelitian



bertujuan



untuk



membangun teori, sedangkan studi ilmiah lain dirancang untuk menguji teori atau untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi, menggunakan kerangka kerja, instrumen, atau model yang ada (Sekaran dan Bougie, 2016).



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 157



Paradigma penelitian kualitatif adalah paradigma yang menekankan pada pemahaman terkait permasalahan dalam kehidupan sosial yang mengacu pada kondisi realitas yang kompleks dan rinci.



Sementara itu, paradigma penelitian



kuantitatif justru berfokus pada uji teori melakui pengukuran variabel penelitian yang diajukan dengan menggunakan prosedur statistika. Paradigma ini berorientasi pada pengujian hipotesis penelitian. Dalam bab ini, pembahasan berfokus pada paradigma kuantitatif di mana studi kasus menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) sebagai alat untuk membantu pengolahan data, dan menguji



hipotesis



penelitian.



SPSS



adalah



program



manajemen data dan analisis yang dibuat untuk melakukan analisis data statistik termasuk statistik deskriptif seperti plot, frekuensi, grafik, serta daftar, dan prosedur statistik inferensial, juga multivariat yang up-to-date (Sekaran dan Bougie, 2016). Proses Penelitian Pada dasarnya, penelitian memiliki tujuan utama, yakni untuk menjawab masalah dan pertanyaan penelitian. Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan tentang korelasi antara dua, tiga, atau lebih variabel/konstruk penelitian. Masalah penelitian mengungkapkan isu utama yang harus dijawab dalam suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya, pertanyaan penelitian bersifat prediktif dan menunjukkan hubungan antar variabel/konstruk serta tidak mengungkapkan secara eksplisit bentuk prediksi. Sementara itu, tujuan penelitian dibuat untuk menjawab pertanyaan atau masalah penelitian. Berikut adalah contoh kasus penelitian



158 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



ilmiah dengan pendekatan kuantitatif yang dibahas dan dianalisis secara rinci dalam bab ini: Masalah Penelitian



Masalah dalam contoh kasus ini ialah,analisis pengaruh variabel produk, layanan terhadap kepuasan. Pertanyaan Penelitian



Apakah terdapat pengaruhvariabel produk, layanan terhadap kepuasan? Tujuan Penelitian



Menguji pengaruh variabel produk, layanan terhadap kepuasan. Mengacu pada masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka peneliti selanjutnya dapat merangkum hipotesis penelitian yang diajukan di mana hal ini merupakan pernyataan prediktif (predictive statement) terkait hubungan antar



variabel/konstruk



dan



tentunya



bersifat



dugaan.



Pembahasan terkait hipotesis penelitian akan dikemukakan pada sub-bab selanjutnya. Pengembangan Hipotesis Penelitian Salah satu tujuan utama dalam statistika adalah melakukan pendugaan. Namun, nilai pendugaan ini harus diuji menurut standar ilmu statistika apakah memang benar signifikan ataukah tidak. Pengujian hipotesis bisa diartikan sebagai prosedur untuk menguji hipotesis, apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 159



tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karenanya harus ditolak (Rachbini et al., 2018).



Secara umum, setelah peneliti berhasil mengidentifikasi masalah, maka peneliti tersebut dapat merumuskan suatu hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibuat untuk diuji dan diambil keputusan. Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat tentatif, namun dapat diuji serta mampu memprediksi hasil yang diharapkan berdasarkan data secara empiris (Sekaran dan Bougie, 2016). Hipotesis dalam metodologi statistika



selalu dibuat dua, yaitu hipotesis nol (0), H0, dan hipotesis alternatif, Hl. Dalam proses pengujian statistika, selalu dihadapkan pada keputusan apakah akan menerima H0 atau sebaliknya, menolak H0. Mengacu



pada



masalah,



pertanyaan,



dan



tujuan



penelitian pada contoh kasus yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka berikut adalah dua pengembangan hipotesis yang diajukan:



Hipotesis Penelitian H0 : Tidak terdapat pengaruh produk terhadap kepuasan H1 : Terdapat pengaruh produkterhadap kepuasan -------------------------------------------------------------H0 : Tidak terdapat pengaruh layanan terhadap kepuasan H2 : Terdapat pengaruh layanan terhadap kepuasan



160 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Pembahasan atau penjelasan selengkapnya terkait ketiga variabel dalam contoh kasus ini, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Produk (X1): segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar



untuk



mendapatkan



perhatian,



dibeli,



dipergunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. 2. Layanan (X2): dengan



tingkat layanan yang berhubungan



terpenuhinya



harapan



dan



kebutuhan



pelanggan atau penggunanya. 3. Kepuasan Konsumen (Y): tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapan atau ekspektasinya. Berikut



adalah



kerangka



konseptual



yang



dapat



digambarkan oleh peneliti:



Gambar 10.1 Contoh Kerangka Konseptual



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 161



Mengacu pada kerangka konseptual pada Gambar 10.1 memperlihatkan model dalam contoh kasus ini masuk dalam model regresi berganda. Model regresi berganda merupakan suatu model di mana variabel tak bebas (dependen) tergantung pada dua atau lebih variabel bebas (independen). Model regresi berganda paling sederhana adalah model regresi yang terdiri dari tiga variabel yang terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel independen (Rachbini et



al., 2018). Untuk



menjawab



masalah



penelitian



digunakan



pendekatan atau teknik analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen (produk dan layanan) terhadap variabel dependen (kepuasan konsumen). Persamaan matematika dari regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e



Keterangan: Y = Kepuasan (variabel dependen) a = Konstanta X1 = Produk (variabel independen) X2 = Layanan (variabel independen) b1 = Koefisien regresi variabel Produk b2 = Koefisien regresi variabel Layanan e = error



162 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Teknis Analisis Regresi Linier Berganda Menggunakan SPSS Sub-bab ini membahas analisis regresi linier berganda dengan mengacu pada rerangka konseptual (Gambar 10,1), dan contoh kasus seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu dugaan pengaruh dua variabel independen (Produk dan Layanan) terhadap variabel dependen (Kepuasan Konsumen). Analisis data menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Penjelasan akan dilakukan secara berurut atau sistematis agar dapat lebih mudah dipahami. Alur pembahasan dapat digambarkan sebagai berikut:



Gambar 10.2 Alur Pembahasan Teknis Analisis Regresi Linier Berganda Gambar di atas memperlihatkan langkah praktis guna menganalisis data melalui analisis regresi berganda. Sejumlah tahapan tersebut akan dibahas pada sub-bab berikutnya, dan tentunya beserta penjelasan secara terperinci dan jelas. Tabulasi Data Kuesioner Dalam contoh kasus pada bab ini, kuesioner penelitian menggunakan five-point likert scale (1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju; 3=netral (ragu-ragu); 4=setuju; 5=sangat setuju) (Sekaran dan Bougie, 2016). Selain itu, variabel Produk (X1) diukur menggunakan 5 indikator, variabel Layanan (X2) menggunanakan 4 indikator dan Kepuasan Konsumen (Y)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 163



menggunakan 5 indikator. Responden dalam contoh kasus ini adalah sebanyak 100 responden. Data hasil kompilasi dalam bentuk format file Excel setelah penyebaran kuesioner seperti terdapat pada gambar di bawah ini:



Gambar 10.3 Data Tabulasi Kuesioner Gambar di atas memperlihatkan hasil jawaban 100 responden pada contoh kasus ini di mana seluruh responden berhasil menjawab dengan lengkap 100 kuesioner yang telah disebarkan. Selanjutnya, peneliti dapat mengolah data ini dengan bantuan software SPSS.



Import Data ke Dalam SPSS Sebelum masuk ke pengolahan data, wajib terlebih dahulu melakukan import data dari format Excel ke dalam format SPSS. Pastikan bahwa baris pertama dari data Excel adalah nama indikator dan atau nama variabel. Hapus semua



164 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



infomasi yang ada di atas nama indikator, dan nama variabel. Selanjutnya, pastikan juga bahwa data pertama dimulai dari baris kedua, dan setelah data terakhir tidak ada infomasi apapun. Hal ini bertujuan agar bisa dilakukan import file ke dalam SPSS, dan tentunya saat proses ini berlangsung, file Excel harus dalam kondisi tertutup. Selengkapnya, berikut adalah prosedur import data ke dalam SPSS: 1. File - open data, lalu masuk ke folder di mana file Excel disimpan 2. Ubah File of type dari *.sav menjadi Excel agar data bisa ditampilkan 3. Pilih data Excel yang akan diimport 4. Open, pastikan pilihan Read variable names from first row of data, dicentang 5. OK



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 165



Gambar 10.4 Proses Import Data Excel ke Dalam SPSS



166 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Gambar di atas memperlihatkan langkah-langkah untuk melakukan import data ke dalam SPSS. Setelah data masuk ke dalam SPSS, maka peneliti dapat melakukan pengolahan data sesuai dengan kebutuhan dan tentunya untuk menjawab masalah yang terdapat di dalam penelitian. Salah satu proses pengolahan data yang dapat dilakukan ialah analisis statistik deskriptif di mana hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan data lapangan yang diperoleh secara rinci, menyeluruh, dan bisa melihat gambaran besar jawaban dari seluruh jawaban responden penelitian. Statistik Deskriptif Terdapat deskriptif



yang



beberapa bertujuan



pendekatan untuk



terkait



statistika



mendeskripsikan



data



penelitian dan menguji asumsi penelitian. Teknik statistika yang umumnya digunakan adalah tendensi sentral (mean,



median, modus) serta variabilitas (Abdillah dan Jogiyanto, 2019). Statistik deskriptif ialah analisis data statistik seperti frekuensi,



nilai



rata-rata,



dan



standar



deviasi



yang



menyediakan informasi deskriptif tentang suatu data set (Sekaran dan Bougie, 2016). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data hasil sebaran kuesioner terhadap 100 responden yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, nilai maksimum, dan nilai minimum. Berikut merupakan langkah-langkah atau prosedur dasar untuk melakukan statistik deskriptif melalui SPSS, antara lain: 1. Analyze, Descriptives Statistics 2. Descriptives Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 167



3. Masukkan semua indikator dan variabel ke dalam kotak Variables 4. OK



Gambar 10.5 Prosedur Statistik Deskriptif



168 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Gambar di atas menunjukkan beberapa langkah sederhana untuk melakukan uji statistik deskriptif. Analisis deskriptif bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Hal ini memungkinkan



untuk



melibatkan



pengumpulan



data



kuantitatif seperti peringkat kepuasan, angka produksi, angka penjualan, ataupun data demografis (Sekaran dan Bougie, 2016). Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh berbagai informasi penting untuk kebutuhan laporan ilmiah seperti nilai



mean, minimum, maximum, maupun nilai deviasi standar. Selain itu, output deskriptif juga berguna untuk melihat preferensi



atau



dengan



kata



lain



mayoritas



jawaban



responden dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah. Hasil dari analisis statistik deskriptif tertera pada tabel di bawah ini. Descriptive Statistics N



Minimum



Maximum



Mean



Std. Deviation



X1.1



100



1



5



4.12



0.868



X1.2



100



1



5



4.05



0.914



X1.3



100



1



5



4.04



0.963



X1.4



100



1



5



4.12



0.808



X1.5



100



2



5



4.19



0.8



Produk (X1)



100



2



5



4.104



0.68193



X2.1



100



1



5



4.05



0.936



X2.2



100



1



5



4.12



0.808



X2.3



100



1



5



4.03



0.834



X2.4



100



1



5



3.98



0.829



Layanan (X2)



100



1.75



5



4.045



0.69666



Y1



100



1



5



3.98



0.853



Y2



100



1



5



4.21



0.82



Y3



100



1



5



4.02



0.943



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 169



Y4



100



1



5



4.08



0.861



Y5



100



1



5



4.07



0.902



Kepuasan (Y)



100



1.8



5



4.072



0.68432



Valid N (listwise)



100



Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif diharuskan untuk melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pada dasarnya, uji validitas bertujuan untuk mengukur masing-masing indikator yang digunakan di dalam kuesioner penelitian dan uji reliabilitas



dilakukan untuk melihat



konsistensi jawaban responden. Uji validitas merupakan analisis



untuk



melihat



seberapa



baik



instrumen



yang



dikembangkan dan untuk mengukur konsep tertentu yang hendak diukur atau dengan kata lain validitas erat kaitannya dengan: apakah instrumen dapat mengukur konsep dengan tepat atau sebaliknya, dan reliabilitas terkait dengan stabilitas serta konsistensi pengukuran (Sekaran dan Bougie, 2016). Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signikansi dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Sementara itu, untuk uji reliabilitas variabel dapat dinilai konsisten, jika nilai cronbach alpha menunjukkan lebih dari



170 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



0,60. Berikut adalah beberapa langkah atau prosedur untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, antara lain: 1.



Analyze, Scale, Reliability Analysis



2.



Masukkan semua indikator dari variabel yang akan diuji ke dalam kotak



3.



Statistics, dan centang Scale if Item Deleted



4.



Continue, lalu isi kotak untuk nama variabel (tidak wajib)



5.



OK



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 171



Gambar 10.6 Prosedur Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Produk (X1) tertera pada table di bawah ini. Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.84



N of Items 5



Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted



Scale Variance if Item Deleted



Corrected Item-Total Correlation



Cronbach's Alpha if Item Deleted



X1.1



16.4



8



0.585



0.824



X1.2



16.47



7.161



0.742



0.78



X1.3



16.48



7.04



0.716



0.788



X1.4



16.4



8.323



0.569



0.828



X1.5



16.33



8.163



0.617



0.816



172 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Hasil uji validitas dan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator valid dan reliabel. Untuk mengetahui apakah indikator valid atau tidak valid, bisa dilihat dari perbandingan nilai r hitung dan r tabel. Penggunaan sampel dalam contoh kasus ini adalah sebanyak 100 responden (n=100) dengan signifikansi sebesar 5%, dari sini didapatkan nilai



df=n-2,



df=100-2=98. Cara



membaca



tabel r ialah



dengan melihat tabel r product moment pada signifikansi 5%, maka didapatkan angka r tabel= 0,197. Selanjutnya,r hitung dibandingkan dengan nilai yang didapat pada tabel r. Jika r tabel < r hitung, maka pernyataan dapat dikatakan valid. Pada tabel hasil uji validitas di atas, nilai r hitung



(Corrected Item Total Correlation) indikator X1.1 = 0.585 > r tabel



(0.197),



maka



disimpulkan



bahwa



indikator



X1.1



dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. Nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) indikator X1.2 = 0.742> r tabel (0.197), maka disimpulkan bahwa indikator X1.2 dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel, demikian juga nilai r hitung (Corrected Item Total



Correlation) indikator-indikator lainnya semuanya > 0.197, berarti valid.



Bila ada indikator yang tidak valid, maka



indikator tersebut harus dihapus. Hasil perhitungan uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa instrumen untuk X1 memiliki angka reliabilitas yang sangat tinggi (Cronbach’s Alpha = 0.840),



karena uji



reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Setiap variabel memiliki konsistensi jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60. Uji reliabilitas dan validitas variabel X2 dan Y dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur atau



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 173



langkah-langkah uji validitas dan reliabilitas yang telah dikemukakan di atas. Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Layanan (X2) tertera pada tabel di bawah ini.



Reliability Statistics Cronbach's Alpha



N of Items



0.834



4



Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted



Scale Variance if Item Deleted



Corrected Item-Total Correlation



Cronbach's Alpha if Item Deleted



X2.1



12.13



3.953



0.789



0.728



X2.2



12.06



5.027



0.576



0.826



X2.3



12.15



4.775



0.629



0.804



X2.4



12.2



4.687



0.667



0.788



Pada tabel hasil uji validitas di atas, nilai r hitung



(Corrected Item Total Correlation) indikator X2.1 = 0.789 > r tabel



(0.197),



maka



disimpulkan



bahwa



indikator



X2.1



dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. Nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) indikator X2.2 = 0.576 > r tabel (0.197), maka disimpulkan bahwa indikator X2.2 dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel, demikian juga nilai r hitung (Corrected Item Total



Correlation) indikator-indikator lainnya semuanya > 0.197,



174 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



berarti valid.



Bila ada indikator yang tidak valid, maka



indikator tersebut harus dihapus. Hasil perhitungan uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa instrumen untuk X2 memiliki angka reliabilitas yang sangat tinggi (Cronbach’s Alpha = 0.834),



karena uji



reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Setiap variabel memiliki konsistensi jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60. Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Kepuasan (Y) tertera pada table di bawah ini. Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.84



N of Items 5



Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted



Scale Variance if Item Deleted



Corrected Item-Total Correlation



Cronbach's Alpha if Item Deleted



Y1



16.38



7.693



0.695



0.793



Y2



16.15



8.573



0.513



0.84



Y3



16.34



7.217



0.711



0.788



Y4



16.28



7.598



0.71



0.789



Y5



16.29



7.885



0.594



0.821



Pada tabel hasil uji validitas di atas, nilai r hitung



(Corrected Item Total Correlation) indikator Y1 = 0.695 > r tabel (0.197), maka disimpulkan bahwa indikator Y1 dinyatakan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 175



valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. Nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) indikator Y2 = 0.513 > r tabel (0.197), maka disimpulkan bahwa indikator Y.2 dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel, demikian juga nilai r hitung (Corrected Item Total Correlation) indikator-indikator lainnya semuanya > 0.197, berarti valid. Bila ada indikator yang tidak valid, maka indikator tersebut harus dihapus. Hasil perhitungan uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa instrumen untuk X1 memiliki angka reliabilitas yang sangat tinggi (Cronbach’s Alpha = 0.840),



karena uji



reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Setiap variabel memiliki konsistensi jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60. Uji reliabilitas dan validitas variabel X2 dan Y dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur atau langkah-langkah uji validitas dan reliabilitas yang telah dikemukakan di atas. Uji Asumsi Klasik Model regresi linier dapat dianggap sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi yang disebut asumsi klasik.



Jika nilai hasil uji asumsi klasik berhasil



dipenuhi, maka metode estimasi akan menghasilkan sebuah estimator yang linear, tidak bias, dan memiliki varian minimum yang sering disebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Regresi linier merupakan analisis untuk menilai apakah satu atau lebih variabel prediktor mampu menjelaskan variabel dependen. Regresi linier berganda memiliki beberapa asumsi utama, antara lain:



176 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



1. Linieritas 2. Normalitas 3. Tidak ada atau sedikit multikolinearitas 4. Tidak ada autokorelasi 5. Tidak ada heteroskedastisitas (Homoskedastisitas) Catatan untuk ukuran sampel di mana dalam regresi linear aturan ukuran sampel adalah bahwa analisis regresi memerlukan setidaknya 20 kasus per variabel independen dalam analisis. Selanjutnya berikut adalah beberapa asumsi dasar terkait dengan regresi linier dan uji asumsi klasik: 1.



Pertama, regresi linier membutuhkan hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi linier. Penting juga untuk memeriksa outlier karena regresi linier sensitif terhadap efek outlier. Asumsi linearitas paling baik dapat diuji dengan plot pencar.



2.



Kedua, analisis regresi linier mengharuskan residual hasil regresi berdistribusi normal. Asumsi ini dapat diperiksa dengan histogram atau Q-Q-Plot. Normalitas dapat diperiksa dengan uji goodness of fit, misalnya melalui Uji Kolmogorov-Smirnov. Saat data tidak terdistribusi secara normal, transformasi non-linear (mis., Transformasi log) atau menghapus data outlier dapat memperbaiki masalah ini.



3.



Ketiga, regresi linier mengasumsikan bahwa ada sedikit atau



tidak



ada



multikolinieritas



dalam



data.



Multikolinieritas terjadi ketika variabel independen terlalu berkorelasi satu sama lain. Multikolinearitas dapat diuji dengan mengacu pada tiga kriteria utama:



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 177



a.



Matriks Korelasi - ketika menghitung matriks Korelasi Bivariat Pearson di antara semua variabel independen, koefisien korelasi harus lebih kecil dari 1.



b.



Tolerance - toleransi mengukur pengaruh satu variabel independen terhadap semua variabel independen lainnya; toleransi dihitung dengan analisis



regresi



linier



awal.



Toleransi



didefinisikan sebagai T = 1 - R² untuk analisis regresi langkah pertama ini. Dengan T < 0.1 mungkin ada multikolinieritas dalam data dan dengan T < 0.01 pasti saja ada. c.



Variance Inflation Factor (VIF) - faktor inflasi varians dari regresi linier didefinisikan sebagai VIF = 1 / T. Dengan VIF> 10 ada indikasi bahwa multikolinearitas mungkin ada; dengan VIF > 100 pasti ada multikolinieritas antar variabel.



Jika



multikolinieritas



ditemukan



dalam



data,



memusatkan data (mengurangi rata-rata variabel dari setiap skor) dapat membantu menyelesaikan masalah. Namun, cara paling sederhana untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghapus variabel independen dengan nilai VIF tinggi. 4.



Keempat, analisis regresi linier mensyaratkan bahwa ada sedikit atau tidak ada autokorelasi dalam data. Autokorelasi terjadi ketika residu tidak independen satu sama lain. Misalnya, ini biasanya terjadi pada harga saham, di mana harga tidak terlepas dari harga sebelumnya.



178 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Condition



Index



menggunakan



-



indeks



analisis



kondisi



dihitung



pada



variabel



faktor



independen. Nilai 10-30 menunjukkan multikolinieritas biasa-biasa saja dalam variabel regresi linier, nilai> 30 menunjukkan



multikolinieritas



multikolinieritas



ditemukan



yang dalam



kuat. data



Jika yang



memusatkan data, itu berarti mengurangi nilai ratarata,



dapat



Alternatif



membantu



lain



untuk



menyelesaikan



mengatasi



masalah.



masalah adalah



melakukan analisis faktor dan memutar faktor untuk memastikan independensi faktor dalam analisis regresi linier. 5.



Analisis regresi linier mensyaratkan bahwa ada sedikit atau tidak ada autokorelasi dalam data. Autokorelasi terjadi ketika residu tidak independen satu sama lain. Dengan kata lain, ketika nilai y (x+1) tidak independen dari



nilai



y



(x).



Meskipun



sebaran



scatter



memungkinkan Anda memeriksa autokorelasi, Anda dapat menguji model regresi linier untuk autokorelasi melalui



tes



Durbin-Watson.



Tes



Durbin-Watson



menguji hipotesis nol bahwa residu tidak secara otomatis



berkorelasi.



Sementara



dapat



mengasumsikan nilai antara 0 dan 4, nilai sekitar 2 menunjukkan tidak ada autokorelasi. Sebagai aturan praktis nilai 1,5 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel independen X1 dan variabel dependen Y adalah hubungan linier.



Asumsi Klasik yang pertama berhasil



dipenuhi. Selanjutnya,



berikut



adalah



langkah-langkah



atau



beberapa proseduruntuk melakukan uji normalitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, antara lain: 1. Analyze, Regression, Linear 2. Masukkan X1 dan X2 ke kolom Independent(s) dan Y ke kolom Dependent 3. Centang Histogram dan Normal probability plot (ini untuk uji normalitas visual), Continue 4. OK



182 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Gambar 10.8 Prosedur Uji Normalitas Mengacu pada Gambar di atas menunjukkan data berdistribusi normal. Salah satu argumentasinya ialah karena disribusi residual mendekati distribusi normal teoritis (bentuk lonceng), maka dapat disimpulkan bahwa secara penampakan visual residual berdistribusi normal. Uji normalitas untuk kebutuhan pemenuhan asumsi klasik regresi linier berganda dilakukan pada hasil residual, bukan dilakukan pada data masing-masing variabel. Prosedur uji normalitas telah dilakukan, berikutnya masuk ke tahap uji multikolinieritas dan di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk melakukannya: 1. Analyze, Regression, Linear 2. Masukkan X1 dan X2 ke kolom Independent(s) dan Y ke kolom Dependent 3. Statistics, dan centang Collinierity Diagnostics (ini untuk uji multikolinieritas), Continue 4. OK



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 183



Gambar 10.9. Prosedur Uji Multikolinieritas Multikolinearitas (kolinearitas ganda) berarti adanya hubungan linear yang sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Korelasi yang kuat antar variabel bebas menunjukkan adanya multikolinearitas. Jika terdapat korelasi yang sempurna di antara variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi 184 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



tidak dapat ditaksir, nilai standard error setiap regresi menjadi tidak terhingga.Gejala multikolinearitas terjadi bila nilai



tolerance kurang dari 0.1 atau VIF lebih dari 10. Mengacu pada Gambar di atas menunjukkan bahwa model



terbebas



dari



gejala/



masalah



multikolinieritas.



Berdasarkan nilai VIF X1 = X2 = 1,602 yang berada di bawah 10, dan nilai tolerance X1=X2 = 0,624 > 0,1, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen X1 dan X2. Selanjutnya, masuk ke dalam uji heteroskedastisitasdan berikut



merupakan



heteroskedastisitasyang



proseduruntuk harus



melakukan



dilakukan



uji



dengan



menggunakan perangkat lunak SPSS, antara lain: 1.



Analyze, Regression, Linear



2.



Masukkan X1 dan X2 ke kolom Independent(s) dan Y ke kolom Dependent



3.



Klik Plot, masukkkan ZRESID ke kolom Y dan ZPRED ke kolom X (ini untuk uji heteroskedastisitas visual)



4.



OK



Gambar 10.10. Prosedur Uji Heteroskedastisitas



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 185



Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat diagram pencarnya (scatterplot diagram). Bila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan scatterplotdiagram di atas, terlihat bahwa data tidak membentuk suatu pola tertentu (berpencar tidak teratur). Hal ini berarti model penelitian terbebas dari masalah heterokedastisitas. Analisis Korelasi Antar Variabel Penelitian Analisis korelasi merupakan suatu analisis statistik yang mengukur tingkat hubungan yang melibatkan antara lebih dari satu variabel bebas (X1, X2,.... Xn) dan satu variabel terikat (Y,



Z).



Analisis



korelasi



digunakan



untuk



mengetahui



hubungan antar variabel penelitian. Kuat lemahnya hubungan dua variabel ditunjukkan oleh nilai Pearson Correlation (R) dimana nilai secara umum dibagi menjadi sebagai berikut:



0.00 – 0.25: korelasi sangat lemah 0.25 – 0.50: korelasi moderat 0.50 – 0.75: korelasi kuat 0.75 – 1.00: korelasi sangat kuat



186 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Berikut merupakan sejumlah prosedur untuk melakukan uji atau analisis korelasi dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, antara lain: 1. Analyze, Correlate, Bivariate 2. Masukkan variabel X1, X2 dan Y yang akan dikorelasikan ke dalam kotak tersedia 3. OK



Gambar 10.11 Prosedur Analisis Korelasi Antar Variabel Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 187



Hasil analisis korelasi tertera pada tabel di bawah ini. Correlations Produk (X1) Pearson Correlation Produk (X1)



Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Kepuasan (Y)



1



.613



Sig. (2-tailed) N



Layanan (X2)



Layanan (X2)



Sig. (2-tailed) N



**



Kepuasan (Y) .719



**



0



0



100



100



100



**



1



.613



0



**



**



0



100 .719



.728



100



100



**



1



.728



0



0



100



100



100



**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



Pada Gambar di atas menunjukkan nilai sig. = 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat korelasi positif yang nyata antara X1, X2 dan Y. Koefisen korelasi R = 0,719 dan 0,728 menunjukkan tingkat hubungan kedua variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kuat. Tanda **) pada nilai R menunjukkan bahwa korelasi tersebut nyata pada taraf nyata (level of significance) sebesar 0,01. Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah bentuk paling umum dari analisis regresi linier. Sebagai sebuah alat analisis untuk 188 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



memprediksi,



regresi



linier



berganda



digunakan



untuk



menjelaskan hubungan antara satu variabel dependen kontinu dan dua atau lebih variabel independen. Variabel independen dapat kontinu atau kategorikal (dummy diberi kode yang sesuai). Model regresi berganda ialah suatu model di mana variabeltak bebas (dependen) tergantung pada dua atau lebih variabel bebas (independen). Model regresi berganda paling sederhana adalah model regresi yang terdiri dari tiga variable yang terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel independen (Rachbini et al., 2018). Untuk melakukan regresi linier berganda dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, maka berikut merupakan sejumlah prosedurnya, antara lain: 1. Regression, Linear 2. Masukkan X1 dan X2 ke kolom Independent(s) dan Y ke kolom Dependent 3. OK



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 189



Gambar 10.12 Prosedur Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi linier berganda tertera pada table di bawah ini. 190 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Coefficientsa Unstandardized Coefficients



Model



B



1



Std. Error



(Constant)



0.444



0.274



Produk (X1)



0.438



0.076



Layanan (X2)



0.453



0.075



Standard ized Coefficie nts



t



Sig.



Beta 1.619



0.109



0.436



5.734



0.000



0.461



6.056



0.000



a. Dependent Variable: Kepuasan (Y)



Mengacu pada Gambar di atas menunjukkan nilai sig. variabel X1 = 0.000 < 0.05 yang berarti variabel independen ini (Produk) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y (Kepuasan Konsumen). Makin tinggi X1, maka makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya. Selanjutnya, nilai sig. variabel X2 = 0.000 < 0.05 yang berarti variabel independen ini (Layanan) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y (Kepuasan Konsumen). Makin tinggi X2, maka makin tinggi Y.



Demikian juga



sebaliknya. Persamaan estimasi pada model tersebut adalah: Y = 0,444 + 0,438*X1 + 0,453*X2 + e Mengacu pada persamaan di atas, maka apabila X1 naik satu satuan, dan X2 tetap maka Y akan naik sebesar 0,438 satuan. Jika X2 naik satu satuan, dan X1 tetap maka Y akan naik sebesar 0,453 satuan, maka disimpulkan X2 lebih berpengaruh terhadap Y dari pada X1, karena koefisien regresi X2 lebih Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 191



tinggi dari pada koefisien regresi X1. Jika X1 dan X2 bernilai nol, maka nilai Y sebesar konstanta a, yaitu 0,444. Sementara itu, mengacu pada Gambar di atas juga memperlihatkan nilai koefisien determinasi atau nilai R square = 0,649 atau dengan kata lain 64,9% dari varians Y dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel X1 dan X2. Sedangkan 35,1% sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. Box 1.



Video – Youtube Tuntunan Belajar Regresi dengan SPSS Belajar berulang-ulang seperti di kelas tetapi menggunakan video – dalam hal ini youtube – akan membuat pembelajar lebih mengerti. Berikut link untu belajar regresi di youtube: regresi.rachbini.com. Video ini dan beragam video untuk kuliah statistik lainnya bisa juga dilihat di situs www.olahdata.net dan www.olahdataspss.com



192 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab XI Analisis SEM -Structural Equation



Model Pendahuluan Penelitian ilmiah dengan menggunakan pendekatan



Structural Equation Model (SEM) umum digunakan dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial (social sciences) maupun ilmu manajemen serta pemasaran. Uji model prediksi ditujukan untuk menguji hubungan sebab-akibat (kausalitas) di antara variabel atau konstruk pada modelyang diajukan. Analisis mendalam dengan model kompleks melibatkan sejumlah prediktor, dan variabel dependen (multivariate). Dalam bab ini analisis mengacu pada jurnal ilmiah berjudul, “Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C EMarketplace in Indonesia.” (Rachbini, Hatta, dan Evi, 2019). Artikel ini dimuat di jurnal terindeks Scopus yaitu International Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET), Volume 10,



Issue



03,



March



2019,



pp.



116–127,



Article



ID:



IJCIET_10_03_011, ISSN Print: 0976-6308 and ISSN Online: 0976-6316, IAEME Publication, Scopus Indexed. Jurnal ini merupakan fokus utama pembahasan serta berperan sebagai contoh kasus guna memahami lebih dalam analisis SEM secara sistematis dan komprehensif.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 193



Abstrak Kasus: Jurnal Internasional (Indeks Scopus) Jurnal acuan pada pembahasan ini mengacu pada jurnal yang diterbitkan oleh International Journal of Civil Engineering



and Technology (IJCIET) pada tahun 2019. Untuk dapat lebih mudah memahami outline maupun konten dalam jurnal ini, maka berikut selengkapnya adalah abstrak jurnal yang disajikan dalam dua bahasa: Tabel 11.1 –Abstrak Jurnal “Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C E-Marketplace in Indonesia” Versi Bahasa Indonesia



Versi Bahasa Inggris



Pemangku kepentingan di dalamemarketplace C2C dapat mengoptimalkan kategori groceries. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui customer equity management. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan penelitian tentang ekuitas pelanggan, dan loyalitas pelanggan dalam konteks pasar C2C di Indonesia (studi dalam kategori bahan makanan) yang bertujuan untuk secara parsial melihatpengaruh ekuitas merek, nilai ekuitas dan hubungan ekuitas terhadap kepercayaan dan loyalitas pelanggan, serta pengaruhkepercayaan terhadap loyalitas pelanggan. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanatori. Teknik analisis data



Stakeholders in C2C e-marketplace in order to optimize the category of groceries. One way to do this is through customer equity management. Therefore, it is very important to conduct research on the analysis of customer equity, customer loyalty in the context of c2c e marketplace in Indonesia (study in the product groceriescategory) which aims to partially determine the effect of brand equity, value equity and relationship equity on trust and customer loyalty and the influence of trust oncustomer loyalty. The design of this study uses an explanatory approach. The data analysis technique uses structural equation model (SEM) and



194 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



menggunakan structural equation model (SEM) dan pengambilan sampel terbatas pada kriteria tertentu (purposive sampling). Penelitian ini menggunakan 200 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh parsial ekuitas merek dan nilai ekuitas terhadap konstruk kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Sementara itu, ekuitas hubungan memiliki efek langsung terhadap kepercayaan, tetapi tidak terhadap loyalitas pelanggan. Kepercayaan Mempengaruhi loyalitas konsumen. Perusahaan harus fokus pada rewarding systems melalui program cash back reward programs, kartu loyalitas virtual, program insentif, dan komunitas virtual yang telah terbukti mampu meningkatkan loyalitas pelanggan.



sampling is limited to certain criteria (purposive sampling). This study used 200 respondents. The results of this study show that there is a partial influence of brand equity and value equity on constructs of trust and customer loyalty. Meanwhile, relationship equity has a direct effect on trust, but not on customer loyalty. Trust affects consumer loyalty. Companies must focus on rewarding systems through cash back reward programs, virtual loyalty cards, incentive programs, and virtual communities that have been proven to be able to increase customer loyalty.



Sumber: Rachbini, Hatta, dan Evi, (2019)



Tabel di atas memperlihatkan secara singkat, padat, dan jelas jurnal yang akan dikaji, mulai dari fenomena yang terjadi, ukuran sampel, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data hingga simpulan serta rekomendasi bagi para praktisi. Tentunya, satu hal yang menjadi fokus utama ialah bagaimana jurnal tersebut menggunakan pendekatan structural equation



model (SEM) guna membuktikan sejumlah hipotesis yang diajukan oleh para peneliti.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 195



Rerangka Konseptual Penelitian Pada



sub-bab



ini,



penulis



menyajikan



rerangka



konseptual jurnal. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat lebih



full-model structural yang diolah menggunakan structural equation model (SEM). Selain itu, mudah



memahami



diharapkan kerangka berpikir dapat menampilkan secara eksplisit path atau jalur antar variabel penelitian. Berikut adalah rerangka konseptual jurnal sebagai contoh kasus pembahasan:



Gambar 11.1– Rerangka Konseptual Jurnal “Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C EMarketplace in Indonesia” Gambar di atas menunjukkan hubungan antar variabel/konstruk penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Rerangka konseptual atau umum disebut sebagai model penelitian merupakan salah satu pedoman utama bagi peneliti maupun pembaca jurnal agar dapat



196 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



memahami secara menyeluruh konsep dasar suatu penelitian atau jurnal ilmiah. Dengan demikian, sebelum melakukan riset empiris, maka sangat disarankan untuk mengetahui atau membuat terlebih dahulu rerangka konseptual seperti Gambar di atas, dan tentunya konsep dasar pemikiran dapat mengacu pada berbagai studi empiris terdahulu yang pada akhirnya diharapkan mampu menciptakan transformasi model penelitian yang lebih relevan pada perkembangan zaman. Selanjutnya, model penelitian di atas menghasilkan beberapa hipotesis yang diajukan oleh peneliti, antara lain: H1 H2 H3 H4 H5 H6



: Brand equity berpengaruh terhadap trust : Value equity berpengaruh terhadap trust : Relationship equity berpengaruh terhadap trust : Brand equity berpengaruh terhadap customer loyalty : Value equity berpengaruh terhadap customer loyalty : Relationship equity berpengaruh terhadap customer



H7



loyalty : Trust berpengaruh terhadap customer loyalty



Desain Penelitian dan Besar Ukuran Sampel Penelitian atau jurnal ilmiah ini menggunakan data primer serta peneliti mengambil sejumlah responden yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria tertentu, yakni konsumen yang pernah berbelanja bahan makanan sehari – hari (groceries) di C2C e-marketplace di Indonesia seperti BukaLapak, Tokopedia, dan Shopee yang merupakan top C2C e-marketplace berdasarkan tingkat frekuensi kunjungan dan peringkat aplikasi di PlayStore (Daily Social, 2018). Jurnal penelitian ilmiah ‚Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C E-Marketplace in Indonesia‛ yang Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 197



digunakan sebagai contoh kasus pada bab ini menggunakan 200 sampel/responden penelitian. Hal ini didasari oleh teori yang dikemukakan oleh Satora dan Saris, (1985) dalam Riadi, (2018) yang mengungkapkanbahwa 75 – 200 cases merupakan jumlah wajar untuk ukuran fit chi-square.Dengan demikian, maka dipilih angka 200 responden pada jurnal tersebut untuk mendukung signifikansi penelitian. Teknis Analisis Data Menggunakan Structural Equation Model (SEM) Pembahasan kali ini berfokus pada upaya untuk membuktikan secara empiris dugaan peneliti yang telah dirumuskan ke dalam tujuh hipotesis penelitian. Adapun sejumlah prosedur yang harus dilakukan untuk pengolahan data melalui Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL. Pertama, metode estimasi menggunakan metode Maximum Likelihood dengan data input SYNTAX dengan yang nantinya akan disimpan sebagai file syntax dengan nama file widarto.pr2. Pertama, buka perangkat lunak LISREL, kemudian klik File, New, SYNTAX ONLY, klik OK, dimana tampilannya akan seperti gambar berikut ini:



198 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Pada halaman yang tersedia syntax diketik sebagai perintah sesuai dengan rerangka konseptual. perintah



tersebut



selesai



disimpan



Setelah kumpulan dalam



bentuk



file



widarto.pr2, dan hasil akhirnya tertera pada gambar di bawah ini.



Berikut ini dijelaskan makna dan tujuan masing-masing perintah dalam syntax widarto.pr2. OBSERVED VARIABLES BE1 VE1 VE2 VE3 RE3 RE4 RE TR5 TR6 TR7 CL3 CL4 CL5



BE2 VE4 TR1 TR8 CL



BE3 VE TR2 TR



BE4 RE1 TR3 CL1



BE RE2 TR4 CL2



Perintah OBSERVED VARIABLES adalah informasi kepada program LISREL bahwa nama-nama variabel yang tertera di belakang OBSERVED VARIABLES yaitu BE1, BE2, BE3 dan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 199



seterusnya, adalah data yang harus dibaca oleh program LISREL. RAW DATA FROM FILE DATAWID.PSF Program LISREL tidak membaca data dalam bentuk Excel, tapi membaca dalam bentuk file dengan ekstensi psf, sehingga data dalam Excel yang ada harus diimpor menjadi file dengan ekstensi psf. Perintah RAW DATA FROM FILE DATAWID.PSF berarti bahwa ketika program widarto.pr2 dijalankan, maka DATAWID.PSF harus tersedia, dan harus berada di folder yang sama dengan file widarto.pr2. Jika kedua file, widarto.pr2 dan datawid.psf, ada di folder yang berbeda, maka posisi datawid.psf harus diberi alamat folder yang sesuai agar bisa dibaca oleh program widarto.pr2. Hal seperti ini sangat tidak dianjurkan karena punya potensi terjadi kesalahan yang lebih besar. Sebaiknya kedua file ada dalam folder yang sama. Berikut ini adalah contoh pesan yang muncul akibat kesalahan jika program widarto.pr2 tidak menemukan file datawid.psf akibat kesalahan penempatan file ke folder ataupun kesalahan mengetik nama file.



200 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



SAMPLE SIZE = 200 Informasi kepada program bahwa jumlah data yang dipakai adalah 200 LATENT VARIABLES



BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST



LOYALTY Informasih kepada program bahwa ada lima variabel laten yaitu BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST LOYALTY. Penulisan nama variabel laten maksimal delapan karakter, jika lebih dari delapan maka LISREL akan otomatis memotong menjadi delapan karakter. RELATIONSHIPS BE1 BE2 BE3 BE4 =BEQUITY VE1 VE2 VE3 VE4=VEQUITY RE1 RE2 RE3 RE4 =REQUITY TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 TR7 =TRUST CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 =LOYALTY TRUST =BEQUITY VEQUITY REQUITY LOYALTY=BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST



TR8



Perintah ini, yang pertama dimaksudkan untuk membuat model pengukuran (measurement model), menginformasikan kepada program hubungan indikator dengan variabelnya, dimana indikator variabel BEQUITY adalah BE1 BE2 BE3 BE4 dan BE5, indikator VEQUITY adalah VE1, VE2, VE3 dan V4. Demikian juga dengan variabel lainnya.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 201



Informasi yang kedua adalah hubungan antar variabel (structural model), dimana TRUST dipengaruhi oleh BEQUITY, VEQUITY dan REQUITY, sedangkan LOYALTY dipengaruhi oleh EQUITY, VEQUITY, REQUITY dan TRUST.



OPTIONS: EF SS SC Perintah option tidak harus ada, karena perintah ini adalah perintah tambahan agar program mengeluarkan output yang tidak disediakan pada output standar. EF (effect) berarti perintah untuk mengeluarkan output analisis jalur (path analysis) berupa pengaruh langsung (direct effect), pengaruh tidak langsung (indirect effect) dan efek total (total



effect).



SS (standardized solution) merupakan perintah untuk mengeluarkan output hasil analisis dari data yang sudah distandarkan. SC (completely standardized solution) merupakan perintah untuk mengeluarkan output hasil analisis dari data yang sudah distandarkan secara lengkap. PATH DIAGRAM Perintah kepada program untuk mengambarkan secara lengkap model pengukuran dan model struktural berikut hasil analisisnya. END OF PROBLEM Perintah untuk mengakhiri program. Semua teks yang dicantumkan setelah END OF PROBLEM, tidak akan dijalankan oleh program. 202 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Semua perintah yang telah ditulis di atas disimpan ke dalam file widarto.pr2 dengan cara seperti ditampilkan pada gambar berikut ini.



Langkah berikutnya adalah mengimpor data dalam bentuk Excel ke dalam file berekstensi psf dengan cara: File, Import External Data in Other Format, lalu arahkan ke folder dimana data Excel berada. Pilih data yang dimaksud.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 203



Arahkan kursor ke jenis data xls, LISREL 8.70 yang digunakan dalam analisis ini tidak bisa membaca jenis file xlsx, jika data yang tersedia data dalam bentuk xlsx, maka data tersebut harus dikonversi menjadi xls agar bisa diimpor oleh LISREL 8.70. Salah satu jenis data lain yang bisa diimpor oleh LISREL 8.70 adalah ada SPSS dalam bentuk sav. Berbagai jenis data yang bisa diimpor oleh LISREL 8.70 tertera pada gambar di bawah ini.



Pilih file xls yang tersedia untuk diimpor ke dalam program LISREL 8.70. Hasil impor tertera pada gambar berikut ini



204 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



File data yang sudah diimpor disimpan dalam nama DATAWID.PSF di folder yang sama dengan WIDARTO.PR2 agar bisa dikenali oleh program untuk dijalankan.



Program widarto.pr2 sudah lengkap dan datawid.psf sudah tersedia. Kini di window LISREL ada dua file yaitu widarto.pr2 dan datawid.psf seperti terlihat pada gambar berikut ini.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 205



Untuk menjalankan program widarto.pr2, caranya mengklik gambar orang berlari seperti tertera pada gambar berikut ini.



Setelah program widarto.pr2 dijalankan, maka di window LISREL akan ada empat file yang terbuka, yaitu file widarto.pr2, datawid.psf, widarto.out (output lisrel) dan widarto.pth (path diagram) dimana keempat file ini dan filefile lainnya disimpan di folder yang sama dengan file widarto.pr2 berada.



Window LISREL yang menunjukkan



keempat file keluaran itu terbuka, seperti tertera pada gambar berikut ini.



206 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Salah satu output dari hasil run LISREL adalah diagram jalur seperti yang ditulis dalam program widarto.pr2 yaitu PATH DIAGRAM. Path diagram di bawah ini adalah diagram jalur dari nilai t, dimana angka yang tertera pada garis dari variabel ke indikator adalah nilai t dari loading factor, sedangkan nilai yang tertera pada garis yang menghubungkan antar variabel adalah nilai t dari koefisien regresi.



Salah satu output lainnya dari hasil run LISREL adalah diagram jalur koefisien regresi, dimana angka yang tertera pada garis dari variabel ke indikator adalah nilai loading factor, sedangkan



nilai



yang



tertera



pada



garis



yang



menghubungkan antar variabel adalah nilai koefisien regresi.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 207



Pada gambar di atas, digambarkan hubungan indikator dengan variabelnya yaitu model pengukuran. Indikator BE1 memiliki loading factor 0.70 > 0.60 yang berarti indikator BE1 valid untuk mengukur variable BEQUITY.



Indikator BE2



memiliki loading factor 0.74 > 0.60 yang berarti indicator BE2 valid untuk mengukur variable BEQUITY, dan seterusnya dimana semua indikator memiliki loading factor > 0.60 yang berarti



semua



indikator



yang



mengukur variabel yang diukur. factor tertera pada tabel berikut ini.



208 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



digunakan,



valid



untuk



Rekapilutasi nilai loading



Tabel 11.2 - Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel/ Konstruk



Brand Equity (X1)



Value Equity (X2)



Relationshi p Equity (X3)



Indikator dalam Kuesioner C2C e-marketplace memiliki merek yang kuat C2C e-marketplace memiliki merek yang atraktif C2C e-marketplace memiliki merek yang unik C2C e-marketplace memiliki merek yang dikenal luas Kualitas produk groceries yang dibeli melalui C2C emarketplace sebanding dengan harganya Kualitas layanan pelanggan yang diberikan oleh C2C e-marketplace sudah sangat baik Belanja produk groceries melalui C2C emarketplace sangat menghemat waktu C2C e-marketplace menyediakan kemudahan berbelanja produk groceries yang patut diapresiasi C2C e-marketplace merupakan fasilitator dalam berbelanja produk groceries yang baik Saya berhubungan baik dengan penjual produk groceries melalui C2C e-



Factor Loading



BE1



0.70



BE2



0.74



BE3



0.69



BE4



0.69



VE1



0.73



VE2



0.75



VE3



0.75



VE4



0.73



RE1



0.81



RE2



0.72



RE3



0.76



RE4



0.76



Cronb ach Alpha



Average Variance Extracted



0.79



0.50



0.82



0.54



0.84



0.58



marketplace



Saya merasa puas dengan hubungan yang terbangun di dalam C2C



e-marketplace Saya merasa hubungan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 209



dengan penjual produk



groceries melalui C2C emarketplace akan berlanjut di masa mendatang C2C e-marketplace selalu menepati janji yang diberikannya C2C e-marketplace selalu jujur dan transparan Kami tidak perlu waspada ketika belanja melalui C2C



TR1



0.80



TR2



0.71



TR3



0.77



TR4



0.79



TR5



0.72



TR6



0.74



TR7



0.78



TR8



0.73



CL1



0.77



e-marketplace



Trust (Y1)



Customer Loyalty (Y2)



Kami percaya pada informasi yang diberikan oleh C2C e-marketplace Kami percaya C2C emarketplace mempunyai rasa peduli akan keberhasilan dalam setiap transaksi C2C e-marketplace selalu memberikan pertimbangan yang baik sebelum kami melakukan transaksi C2C e-marketplace selalu mengedepankan kepentingan terbaik untuk para konsumen C2C e-marketplace adalah perusahaan atau tempat berbelanja yang terpercaya Saya pernah menyampaikan hal-hal positif terkait produk groceries di C2C emarketplace kepada orang lain Saya pernah merekomendasikan produk groceries di C2C e-marketplace kepada orang lain Saya pernah mendorong orang lain untuk



CL2



0.74



CL3



0.81



210 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



0.87



0.57



0.86



0.57



berbelanja produk



groceries melalui C2C emarketplace Saya akan selalu berbelanja produk groceries melalui C2C emarketplace di masa mendatang Saya akan selalu mempertimbangkan C2C e-marketplace sebelum berbelanja produk



CL4



0.79



CL5



0.66



groceries



Notes: All constructs using five-point Likert-type scale descriptors, from 1 ‚Strongly disagree‛ to 5 ‚Strongly agree‛



Lisrel tidak mengeluarkan output untuk menguji reliabilitas masing-masing variabel. Untuk menguji reliabilitas variabel digunakan nilai Cronbach Alpha dan Nilai AVE (Average



Variaced Extracted) yang dihitung menggunakan SPSS atau Excel. Rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut.



Rumus AVE adalah sebagai berikut:



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 211



Hasil perhitungan nilai Cronbach Alpha dan AVE tertera pada tabel di atas.



Sebuah instrumen untuk mengukur sebuah



variabel dinyatakan reliable bila memiliki nilai Alpha Cronbach > 0.70 atau memiliki nilai AVE > 0.50. Mengacu pada Tabel di atas terlihat bahwa hasil estimasi



loading factor seluruh indikator lebih besar dari nilai cut-off value sebesar 0,60. Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh indikator valid dan terbukti mampu mengukur masing-masing variabel penelitian. Sementara itu, nilai Cronbach Alpha menunjukkan nilai lebih besar dari 0,60 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih besar dari 0,50. Hasil tersebut memperlihatkan jawaban responden terbukti reliabel atau dengan kata lain konsisten. Prosedur menghitung nilai Cronbach Alpha disajikan pada Bab X. (Confirmatory Factor Analysis - CFA) Analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis -



CFA) adalah prosedur statistik multivariat yang digunakan untuk menguji seberapa baik variabel yang diukur mewakili jumlah konstruksi.



Analisis faktor konfirmatori (CFA) dan



analisis faktor eksplorasi (EFA) adalah teknik yang serupa, tetapi dalam analisis faktor eksplorasi (EFA), data hanya dieksplorasi dan memberikan informasi tentang jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili data. Dalam analisis faktor eksplorasi, semua variabel yang diukur terkait dengan setiap variabel laten. Namun dalam analisis faktor konfirmatori (CFA), peneliti dapat menentukan jumlah faktor yang dibutuhkan dalam data dan variabel terukur mana yang terkait dengan variabel laten mana. Analisis faktor konfirmatori (CFA) adalah



212 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



alat yang digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak teori pengukuran. Tujuan



CONFIRMATORY



FAKTOR



FACTOR



KONFIRMATORI)



mengkonfirmasikan



atau



atau



ANALYSIS CFA



menguji



(ANALISIS



adalah



untuk



yaitu



model



model,



pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan memiliki dua focus kajian yaitu : (1) apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional valid (2) indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti. Prosedur CFA dalam LISREL mengacu pada model full widarto.pr2 yang sudah dibuat sebelumnya, dan dimodifikasi dengan menghilangkan model struktural.



Dalam hal ini



perintah yang dihapus adalah: TRUST =BEQUITY VEQUITY REQUITY LOYALTY=BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST Sehingga perintah yang ada dalam CFA adalah: OBSERVED VARIABLES BE1



BE2



BE3



BE4



BE



VE1



VE2



VE3



VE4



VE



RE1



RE2



RE3



RE4



RE



TR1



TR2



TR3



TR4



TR5



TR6



TR7



TR8



TR



CL1



CL2



CL3



CL4



CL5



CL



RAW DATA FROM FILE DATAWID.PSF SAMPLE SIZE = 200



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 213



LATENT VARIABLES



BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST



LOYALTY RELATIONSHIPS BE1



BE2



BE3



BE4



=BEQUITY



VE1



VE2



VE3



VE4=VEQUITY



RE1



RE2



RE3



RE4



=REQUITY



TR1



TR2



TR3



TR4



TR5



CL4



CL5 =LOYALTY



TR6



TR7



TR8



=TRUST CL1



CL2



CL3



TRUST =BEQUITY VEQUITY REQUITY LOYALTY=BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST OPTIONS: EF SS SC PATH DIAGRAM END OF PROBLEM Perintah dalam program LISREL ini dibuat dengan cara membuka file widarto.pr2, menghapus model struktural, lalu menyimpan menjadi file lain (SAVE AS) yaitu cfa.pr2, atau memberikan nama file lain sesuai selera. Prosedur tersebut tertera pada gambar di bawah ini.



214 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Perintah model struktural yang diblok hitam pada gambar di atas dihapus, kemudian dibuat file baru menjadi cfa.pr2.



Hasil run program cfa.pr2 tertera pada gambar dan tabel berikut ini.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 215



Completely Standardized Solution LAMBDA-X BEQUITY VEQUITY -------- -------- -------BE1 0.70 --BE2 0.74 --BE3 0.69 --BE4 0.69 --VE1 -0.73 -VE2 -0.75 -VE3 -0.75 -VE4 -0.73 -RE1 --0.81 RE2 --0.72 RE3 --0.76 RE4 --0.76 TR1 ---TR2 ---TR3 ---TR4 ---TR5 ---TR6 ---TR7 ---TR8 ---CL1 ---CL2 ---CL3 ---CL4 ---CL5 ----



REQUITY TRUST LOYALTY -------- -------------------------------0.80 -0.71 -0.77 -0.79 -0.72 -0.74 -0.78 -0.73 --0.77 -0.74 -0.81 -0.79 -0.66



Berdasarkan hasil estimasi standardized di atas, semua indikator memiliki loading factor di atas 0.60, dimana hal ini menujukkan bahwa indicator-indikator tersebut valid untuk mengukur konstruknya.



Biasanya nilai loading factor pada



model penuh (full model) dalam hal ini adalah widarto.pr2 216 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



yang menyertakan model struktural dan nilai loading factor pada model cfa.pr2 yang tidak menyertakan model struktural, akan sama. Kalaupun berbeda, perbedaan tersebut tidak akan terlalu nyata, sehingga nilai loading factor yang dipakai untuk menentukan kevalidan sebuah indikator, bisa diambil dari output full model atau cfa model. Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Test) Pada gambar Diagram Jalur (Path Diagram) hasil keluaran file widato.pr2 di atas memperlihatkan bahwa model struktural masuk dalam kategori good fit, hal ini dapat dilihat salah satunya dari nilai RMSEA sebesar 0,014 ≤ 0,08 dan p-



value sebesar 0,30780 > 0.05. Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa full model terbukti masuk dalam kategori fit. Sebelum masuk ke uji hipotesis penelitian, maka uji kecocokan model harus dilakukan guna melihat tingkat kelayanan full model yang diajukan oleh peneliti. Dalam jurnal ‚Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C E-



Marketplace in Indonesia‛ terdapat beberapa variabel di mana brand equity, value equity, dan relationship equity merupakan variabel eksogen. Variabel trust dan customer loyalty masingmasing merupakan variabel endogen, yaitu variabel yang akan diestimasi. Berikut ialah hasil uji kecocokan model atau dengan kata lain goodness of fit test pada jurnal tersebut:



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 217



Tabel 11.3 – Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Test) Goodness of Fit Index Statistics x2



Hasil df = 265 2



x = 288,42



Cut-Off Value 2



Keputusan



0 ≤ x ≤ 2df



Fit



p-value



0,30780



0,05 < p ≤ 1,00



Fit



NCP



11,04



Harus Kecil



Fit



RMSEA



0,014



≤ 0,08



Fit



Harus lebih kecil ECVI



3,27



dari saturated ECVI



Fit



(26,56) Harus lebih kecil Model AIC



396,04



dari saturated AIC



Fit



(650,00) Harus lebih kecil Model CAIC



653,94



dari saturated CAIC



Fit



(2046,95) NFI



0,94



> 0,90



Fit



TLI/NNFI



0,99



0,80 < TLI < 0,90



Fit



PNFI



0,83



Harus kecil



Fit



CFI



1,00



0,90 < CFI < 0,97



Fit



IFI



1,00



> 0,90



Fit



RFI



0,94



> 0,90



Fit



CN



222,81



> 200



Fit



SRMR



0,049



≤ 0,05



Fit



GFI



0,90



> 0,90



Fit



AGFI



0,88



> 0,90



Marginal Fit



PGFI



0,73



> 0,50



Fit



218 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Mengacu pada hasil uji goodness of fit di atas memperlihatkan bahwa full model secara keseluruhan layak untuk digunakan karena hamper semua indikator penilaian model menunjukkan nilai yang memenuhi kriteria atau sesuai dengan cut-off value yang telah ditentukan. Mayoritas parameter masuk ke dalam kategori fit. Dengan demikian, penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni uji hipotesis guna melihat signifikansi atau pengaruh antar variabel penelitian ini. Hasil Uji Hipotesis Dalam konteks pengujian hipotesis melalui LISREL, maka informasi



yang



bisa



diperoleh



ialah



dengan



melihat



persamaan struktural model penelitian seperti di bawah ini:



Structural Equations TRUST = 0.34*BEQUITY + 0.37*VEQUITY + 0.42*REQUITY, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.34 (0.078) (0.077) (0.077) (0.11) 4.34 4.84 5.44 6.05 LOYALTY = 0.37*TRUST + 0.26*BEQUITY + 0.18*VEQUITY + 0.14*REQUITY, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35 (0.094) (0.085) (0.084) (0.084) (0.11) 3.95 3.08 2.14 1.63 5.74 Untuk memudahkan pemahaman terkait hasil output di atas, maka hasil uji hipotesis penelitian ditulis ulang dan dirangkum agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami, seperti tertera pada tabel berikut ini: Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 219



Tabel 11.4 - Hasil Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis H1: H2:



Brand equity berpengaruh positif terhadap trust Value equity berpengaruh positif terhadap trust Relationship equity



H3:



berpengaruh positif terhadap



H4:



positif



trust Brand



Koefisien Regresi



t-value



Keputusan



0.34



4.34



Diterima



0.37



4.84



Diterima



0.42



5.44



Diterima



equity



berpengaruh terhadap customer



0.26



3.08



Diterima



H5:



loyalty Value equity berpengaruh positif terhadap customer loyalty Relationship equity



0.18



2.14



Diterima



H6:



berpengaruh positif terhadap



0.14



1.63



Ditolak



customer loyalty Trust berpengaruh positif terhadap customer loyalty



0.37



3.95



Diterima



H7:



Uji t dimaksudkan untuk menguji apakah sebuah variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel lainnya. Hipotesis: H0:



β = 0 (variabel yang mempengaruhi, tidak



berpengaruh signifikan terhadap variabel yang dipengaruhi) H1: β ≠ 0 (variabel yang mempengaruhi, berpengaruh signifikan terhadap variabel yang dipengaruhi) Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0.05 atau - t tabel< t hitung< t tabel maka H0 tidak ditolak



220 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau t hitung< - t tabel atau t hitung> t tabel maka H0 ditolak, diterima H1. Mengacu persamaan struktural dan Tabel di atas, maka memperlihatkan bahwa H1 - H3, brand equity (t = 4.34> 1.96),



value equity (t = 4.84> 1.96), dan relationship equity (t = 5.44> 1.96) berpengaruh positif dan signifikan terhadap trust. Sementara itu, H4 – H6, brand equity (t = 3.08> 1.96), value equity (t = 2.14> 1.96) berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty. Sementara itu, relationship equity (t = 1.63< 1.96) tidak berpengaruh signifikan terhadap



customer loyalty. Selanjutnya, H7, trust (t = 3.95> 1.96) berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty. Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa



customer equity dimensi brand equity, value equity, relationship equity berpengaruh signifikan terhadap trust, dan brand equity, value equity, trust berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty. Selain itu, informasi di atas pun menunjukkan bahwa relationship equity merupakan prediktor yang memiliki dampak atau pengaruh paling besar terhadap variabel trust dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,42. Analisis Jalus (Path Analysis) Pembahasan selanjutnya lebih terperinci di mana akan diuraikan besaran bobot pengaruh baik secara langsung, tidak langsung, dan total pengaruh suatu jalur (path). Penjelasan selengkapnya tersaji pada tabel berikut ini yang mengacu sepenuhnya pada output standardized solution:



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 221



Tabel 11.5 – Analisis Jalur (Path Analysis) Jalur (Path)



Direct Effect



Indirect Effect Trust



Sobel Sig. Test Test T-Value



Brand equity  Loyalty



0.26



0.13



2.92



Value equity  Loyalty



0.18



0.14



Relationship equity  Loyalty



0.14



Trust  Loyalty



0.37



Total Effect



Kesimpulan



-



0.39



Signifikan



3.06



-



0.32



Signifikan



0.16



3.19



-



0.30



Signifikan



-



-



3.95



0.37



Signifikan



*Catatan: Kalkulasi Sobel Test dilakukan mengacu pada Preacher dan Hayes, (2008)



Mengacu pada Tabel di atas, maka berikut adalah intrepretasi atau penjelasansecara lengkap dan komprehensif terkait pengaruh langsung maupun tidak langsung di masingmasing jalur (path): 1. Pada jalur (path) pertama menunjukkan bahwa brand



equity



memiliki



terhadap



pengaruh



customer



loyalty



langsung dengan



(direct bobot



effect) besaran



pengaruh positif di mana nilai koefisien regresi sebesar 0,26. Pengaruh tidak langsung(indirect effect)brand equity terhadap customer loyalty melalui trust menunjukkan nilai regresisebesar 0,13 dan berdasarkan Sobel Test diperoleh



t-value sebesar 2,92 serta nilai total effect memperlihatkan besaran pengaruh total sebesar 0,39. Dengan demikian, maka ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsungbrand equity terhadap customer loyalty melalui trust secara signifikan. 222 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



2. Pada jalur (path) kedua menunjukkan bahwa value equity memiliki pengaruh langsung (direct effect) terhadap



customer loyalty dengan bobot besaran pengaruh positif di mana nilai koefisien regresi sebesar 0,18. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) value equity terhadap



customer loyalty melalui trust menunjukkan nilai regresi sebesar 0,14 dan berdasarkan Sobel Test diperoleh t-value sebesar 2,06 serta nilai total effect memperlihatkan besaran pengaruh total sebesar 0,32. Dengan demikian, maka ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung value equity terhadap customer loyalty melalui trust secara signifikan. 3. Pada jalur (path) ketiga menunjukkan bahwa relationship



equity



memiliki



terhadap



pengaruh



customer



loyalty



langsung dengan



(direct bobot



effect) besaran



pengaruh positif di mana nilai koefisien regresi sebesar 0,14. Pengaruh tidak langsung (indirect effect)r elationship



equity



terhadap



customer



loyalty



melalui



trust



menunjukkan nilai regresi sebesar 0,16 dan berdasarkan



Sobel Test diperoleh t-value sebesar 3,19 serta nilai total effect memperlihatkan besaran pengaruh total sebesar 0,30. Dengan demikian, maka ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung relationship equity terhadap customer loyalty melalui trust secara signifikan. 4. Pada jalur (path) keempat menunjukkan bahwa trust memiliki pengaruh langsung (direct effect) terhadap



customer loyalty dengan bobot besaran pengaruh positif di mana nilai koefisien regresi sebesar 0,37 dan diperoleh



t-value sebesar 3,95. Dengan demikian, maka ditarik Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 223



kesimpulan bahwa terdapat pengaruh langsung trust terhadap customer loyalty secara signifikan.



Box 2. Video Tuntunan Analisis Data menggunakan SEM – LISREL



5. Analisis data kuantitif merupakan instrument riset yang banyak 6. membantu peneliti untuk mengolah data dalam jumlah besar dan memaknainya. Dengan demikian, 7. pembaca hasil riset secara sederhana dapat memahami hasil riset tersebut. Berikut adalah 8. tautan video Analisa data menggunakan SEM – LISREL 9. lisrel.rachbini.com dan



https://youtu.be/RmuCbqVbmYo. Video ini dan beragam video untuk kuliah statistik lainnya bisa dilihat di situs olahdata.net dan olahdataspss.com.



224 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Lampiran Output Lisrel lengkap tertera pada lampiran: DATE: 9/ 6/2020 TIME: 14:54



L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom



This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\ bahan buku\widarto.pr2: OBSERVED VARIABLES BE1 BE2 VE3 VE4 VE TR1 TR2 TR3 TR CL1 CL2 RAW DATA FROM FILE DATAWID.PSF SAMPLE SIZE = 200



BE3 RE1 TR4 CL3



BE4 RE2 TR5 CL4



BE RE3 TR6 CL5



VE1 RE4 TR7 CL



VE2 RE TR8



LATENT VARIABLES BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST LOYALTY RELATIONSHIPS BE1 BE2 BE3 BE4 =BEQUITY VE1 VE2 VE3 VE4=VEQUITY RE1 RE2 RE3 RE4 =REQUITY TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 TR7 TR8 =TRUST CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 =LOYALTY TRUST =BEQUITY VEQUITY REQUITY LOYALTY=BEQUITY VEQUITY REQUITY TRUST OPTIONS: EF SS SC PATH DIAGRAM



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 225



END OF PROBLEM Sample Size = 200



Covariance Matrix TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 -------- -------- -------- -------- -------- -------TR1 0.84 TR2 0.46 0.78 TR3 0.54 0.45 0.85 TR4 0.52 0.39 0.52 0.79 TR5 0.49 0.42 0.47 0.52 0.94 TR6 0.43 0.40 0.44 0.44 0.42 0.69 TR7 0.54 0.50 0.46 0.53 0.56 0.43 TR8 0.47 0.38 0.47 0.41 0.45 0.40 CL1 0.22 0.28 0.30 0.25 0.19 0.19 CL2 0.21 0.27 0.26 0.23 0.23 0.21 CL3 0.34 0.40 0.43 0.30 0.24 0.28 CL4 0.25 0.25 0.35 0.27 0.22 0.24 CL5 0.28 0.26 0.28 0.18 0.18 0.17 BE1 0.04 0.05 0.01 0.02 -0.01 0.03 BE2 0.06 0.11 0.10 0.17 0.12 0.13 BE3 0.17 0.24 0.13 0.21 0.12 0.18 BE4 0.15 0.18 0.18 0.10 0.08 0.14 VE1 0.13 0.13 0.12 0.16 0.15 0.17 VE2 0.11 0.11 0.11 0.15 0.18 0.12 VE3 0.13 0.19 0.19 0.16 0.19 0.19 VE4 0.14 0.15 0.16 0.13 0.16 0.21 RE1 0.22 0.15 0.23 0.24 0.09 0.18 RE2 0.27 0.15 0.25 0.20 0.14 0.17 RE3 0.32 0.20 0.27 0.25 0.10 0.17 RE4 0.17 0.09 0.22 0.23 0.14 0.14 Covariance Matrix TR7 TR8 CL1 CL2 CL3 CL4 -------- -------- -------- -------- -------- -------TR7 0.90 TR8 0.45 0.75 CL1 0.27 0.19 0.89 CL2 0.32 0.23 0.49 0.80 CL3 0.38 0.30 0.60 0.54 1.08 CL4 0.28 0.28 0.58 0.51 0.63 0.94 CL5 0.26 0.20 0.41 0.38 0.54 0.42 BE1 -0.02 0.06 0.08 0.13 0.17 0.21



226 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



BE2 BE3 BE4 VE1 VE2 VE3 VE4 RE1 RE2 RE3 RE4



0.12 0.21 0.13 0.17 0.16 0.17 0.19 0.27 0.24 0.31 0.21



0.13 0.18 0.15 0.16 0.13 0.18 0.16 0.13 0.14 0.13 0.08



0.13 0.12 0.15 0.18 0.16 0.16 0.10 0.14 0.16 0.18 0.17



0.14 0.04 0.17 0.18 0.19 0.18 0.17 0.13 0.11 0.18 0.10



0.17 0.19 0.20 0.07 0.11 0.10 0.13 0.11 0.19 0.24 0.14



0.28 0.21 0.28 0.17 0.15 0.09 0.08 0.08 0.10 0.14 0.06



Covariance Matrix CL5 BE1 BE2 BE3 BE4 VE1 -------- -------- -------- -------- -------- -------CL5 0.78 BE1 0.11 1.08 BE2 0.09 0.56 1.06 BE3 0.08 0.52 0.54 1.06 BE4 0.11 0.50 0.52 0.53 1.05 VE1 0.12 -0.25 -0.09 -0.02 -0.17 1.01 VE2 0.08 -0.10 -0.05 0.05 -0.02 0.53 VE3 0.08 -0.25 -0.09 0.03 -0.13 0.60 VE4 0.13 -0.16 -0.13 0.00 -0.08 0.53 RE1 0.10 -0.15 -0.12 0.02 -0.03 0.00 RE2 0.10 -0.18 -0.18 -0.04 -0.02 0.06 RE3 0.18 -0.04 -0.03 0.00 -0.02 -0.09 RE4 0.10 -0.06 -0.12 0.03 -0.14 -0.01 Covariance Matrix VE2 VE3 VE4 RE1 RE2 RE3 -------- -------- -------- -------- -------- -------VE2 0.88 VE3 0.61 1.25 VE4 0.50 0.62 0.96 RE1 -0.08 -0.01 0.00 1.10 RE2 -0.04 -0.08 -0.02 0.66 1.14 RE3 -0.09 -0.05 0.01 0.64 0.55 1.00 RE4 -0.04 -0.01 0.05 0.70 0.64 0.63 Covariance Matrix RE4 -------RE4 1.18



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 227



Number of Iterations = 8 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Measurement Equations TR1 = 0.73*TRUST, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.63 (0.036) 8.44 TR2 = 0.63*TRUST, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.50 (0.059) (0.043) 10.65 9.09 TR3 = 0.71*TRUST, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.60 (0.060) (0.039) 11.91 8.66 TR4 = 0.70*TRUST, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.63 (0.057) (0.035) 12.31 8.48 TR5 = 0.69*TRUST, Errorvar.= 0.46 , R² = 0.51 (0.064) (0.051) 10.80 9.05 TR6 = 0.61*TRUST, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.54 (0.055) (0.035) 11.21 8.93 TR7 = 0.74*TRUST, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.60 (0.061) (0.041) 12.00 8.63 TR8 = 0.63*TRUST, Errorvar.= 0.35 , R² = 0.53 (0.057) (0.039) 11.06 8.98 CL1 = 0.72*LOYALTY, Errorvar.= 0.37 , R² = 0.59 (0.046) 8.02 CL2 = 0.66*LOYALTY, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.55 (0.064) (0.044) 10.38 8.32 CL3 = 0.84*LOYALTY, Errorvar.= 0.37 , R² = 0.66 (0.074) (0.051)



228 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



11.43 7.35 CL4 = 0.77*LOYALTY, Errorvar.= 0.35 , R² = 0.62 (0.069) (0.046) 11.13 7.70 CL5 = 0.59*LOYALTY, Errorvar.= 0.44 , R² = 0.44 (0.064) (0.049) 9.21 8.91 BE1 = 0.73*BEQUITY, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.49 (0.072) (0.072) 10.20 7.59 BE2 = 0.76*BEQUITY, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.55 (0.070) (0.069) 10.87 7.02 BE3 = 0.71*BEQUITY, Errorvar.= 0.56 , R² = 0.47 (0.071) (0.072) 9.90 7.81 BE4 = 0.71*BEQUITY, Errorvar.= 0.54 , R² = 0.48 (0.071) (0.070) 10.03 7.72 VE1 = 0.74*VEQUITY, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.54 (0.067) (0.061) 11.06 7.66 VE2 = 0.71*VEQUITY, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.57 (0.062) (0.052) 11.49 7.33 VE3 = 0.84*VEQUITY, Errorvar.= 0.54 , R² = 0.57 (0.073) (0.073) 11.51 7.32 VE4 = 0.72*VEQUITY, Errorvar.= 0.45 , R² = 0.54 (0.065) (0.058) 11.06 7.66 RE1 = 0.85*REQUITY, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.66 (0.066) (0.057) 12.88 6.58 RE2 = 0.77*REQUITY, Errorvar.= 0.55 , R² = 0.52 (0.070) (0.068) 10.94 8.10



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 229



RE3 = 0.76*REQUITY, Errorvar.= 0.43 , R² = 0.57 (0.065) (0.057) 11.72 7.61 RE4 = 0.82*REQUITY, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.57 (0.070) (0.066) 11.71 7.61 Structural Equations TRUST = 0.34*BEQUITY + 0.37*VEQUITY + 0.42*REQUITY, Errorvar.= 0.66 , R² = 0.34 (0.078) (0.077) (0.077) (0.11) 4.34 4.84 5.44 6.05 LOYALTY = 0.37*TRUST + 0.26*BEQUITY + 0.18*VEQUITY + 0.14*REQUITY, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35 (0.094) (0.085) (0.084) (0.084) (0.11) 3.95 3.08 2.14 1.63 5.74 Reduced Form Equations TRUST = 0.34*BEQUITY + 0.37*VEQUITY + 0.42*REQUITY, Errorvar.= 0.66, R² = 0.34 (0.078) (0.077) (0.077) 4.34 4.84 5.44 LOYALTY = 0.39*BEQUITY + 0.32*VEQUITY + 0.29*REQUITY, Errorvar.= 0.74, R² = 0.26 (0.084) (0.081) (0.079) 4.62 3.93 3.69 Correlation Matrix of Independent Variables BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------BEQUITY 1.00 VEQUITY -0.16 (0.09) -1.93



1.00



REQUITY -0.12 -0.04 (0.09) (0.08) -1.39 -0.52



1.00



230 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Covariance Matrix of Latent Variables TRUST LOYALTY BEQUITY -------- -------- -------- -------TRUST 1.00 LOYALTY 0.54 1.00 BEQUITY 0.23 0.30 1.00 VEQUITY 0.30 0.24 -0.16 REQUITY 0.36 0.23 -0.12



VEQUITY REQUITY --------



1.00 -0.04



1.00



Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 265 Minimum Fit Function Chi-Square = 288.42 (P = 0.15) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 276.04 (P = 0.31) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 11.04 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 54.72) Minimum Fit Function Value = 1.45 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.055 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.27) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.014 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.032) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 1.00 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.99 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.93 ; 2.21) ECVI for Saturated Model = 3.27 ECVI for Independence Model = 26.56 Chi-Square for Independence Model with 300 Degrees of Freedom = 5235.25 Independence AIC = 5285.25 Model AIC = 396.04 Saturated AIC = 650.00 Independence CAIC = 5392.71 Model CAIC = 653.94 Saturated CAIC = 2046.95 Normed Fit Index (NFI) = 0.94 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.83 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.94 Critical N (CN) = 222.81



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 231



Root Mean Square Residual (RMR) = 0.048 Standardized RMR = 0.049 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.90 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.88 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.73 The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance Between and Decrease in Chi-Square New Estimate TR7 TR3 9.4 -0.09



Standardized Solution LAMBDA-Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 0.73 -TR2 0.63 -TR3 0.71 -TR4 0.70 -TR5 0.69 -TR6 0.61 -TR7 0.74 -TR8 0.63 -CL1 -0.72 CL2 -0.66 CL3 -0.84 CL4 -0.77 CL5 -0.59 LAMBDA-X BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------BE1 0.73 --BE2 0.76 --BE3 0.71 --BE4 0.71 --VE1 -0.74 -VE2 -0.71 -VE3 -0.84 -VE4 -0.72 -RE1 --0.85 RE2 --0.77 RE3 --0.76



232 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



RE4



--



--



0.82



BETA TRUST LOYALTY -------- -------TRUST --LOYALTY 0.37 -GAMMA BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 LOYALTY 0.26 0.18 0.14 Correlation Matrix of ETA and KSI TRUST LOYALTY BEQUITY -------- -------- -------- -------TRUST 1.00 LOYALTY 0.54 1.00 BEQUITY 0.23 0.30 1.00 VEQUITY 0.30 0.24 -0.16 REQUITY 0.36 0.23 -0.12



VEQUITY REQUITY --------



1.00 -0.04



1.00



PSI Note: This matrix is diagonal. TRUST LOYALTY -------- -------0.66 0.65 Regression Matrix ETA on KSI (Standardized) BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 LOYALTY 0.39 0.32 0.29



Completely Standardized Solution LAMBDA-Y TRUST LOYALTY -------- --------



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 233



TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 TR7 TR8 CL1 CL2 CL3 CL4 CL5



0.80 0.71 0.77 0.79 0.72 0.74 0.78 0.73 ------



--------0.77 0.74 0.81 0.79 0.66



LAMBDA-X BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------BE1 0.70 --BE2 0.74 --BE3 0.69 --BE4 0.69 --VE1 -0.73 -VE2 -0.75 -VE3 -0.75 -VE4 -0.73 -RE1 --0.81 RE2 --0.72 RE3 --0.76 RE4 --0.76 BETA TRUST LOYALTY -------- -------TRUST --LOYALTY 0.37 -GAMMA BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 LOYALTY 0.26 0.18 0.14 Correlation Matrix of ETA and KSI



234 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



TRUST LOYALTY BEQUITY -------- -------- -------- -------TRUST 1.00 LOYALTY 0.54 1.00 BEQUITY 0.23 0.30 1.00 VEQUITY 0.30 0.24 -0.16 REQUITY 0.36 0.23 -0.12



VEQUITY REQUITY --------



1.00 -0.04



1.00



PSI Note: This matrix is diagonal. TRUST LOYALTY -------- -------0.66 0.65 THETA-EPS TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 -------- -------- -------- -------- -------- -------0.37 0.50 0.40 0.37 0.49 0.46 THETA-EPS TR7 TR8 CL1 CL2 CL3 CL4 -------- -------- -------- -------- -------- -------0.40 0.47 0.41 0.45 0.34 0.38 THETA-EPS CL5 -------0.56 THETA-DELTA BE1 BE2 BE3 BE4 VE1 VE2 -------- -------- -------- -------- -------- -------0.51 0.45 0.53 0.52 0.46 0.43 THETA-DELTA VE3 VE4 RE1 RE2 RE3 RE4 -------- -------- -------- -------- -------- -------0.43 0.46 0.34 0.48 0.43 0.43 Regression Matrix ETA on KSI (Standardized)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 235



BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 LOYALTY 0.39 0.32 0.29



Total and Indirect Effects Total Effects of KSI on ETA BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 (0.08) (0.08) (0.08) 4.34 4.84 5.44 LOYALTY 0.39 0.32 0.29 (0.08) (0.08) (0.08) 4.62 3.93 3.69 Indirect Effects of KSI on ETA BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST ---LOYALTY 0.13 0.14 0.16 (0.04) (0.04) (0.05) 3.11 3.22 3.35 Total Effects of ETA on ETA TRUST LOYALTY -------- -------TRUST --LOYALTY 0.37 (0.09) 3.95



--



Largest Eigenvalue of B*B' (Stability Index) is 0.139 Total Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY



236 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



-------- -------TR1 0.73 -TR2



0.63 (0.06) 10.65



--



TR3



0.71 (0.06) 11.91



--



TR4



0.70 (0.06) 12.31



--



TR5



0.69 (0.06) 10.80



--



TR6



0.61 (0.05) 11.21



--



TR7



0.74 (0.06) 12.00



--



TR8



0.63 (0.06) 11.06



--



CL1



0.27 (0.07) 3.95



0.72



CL2



0.25 0.66 (0.06) (0.06) 3.93 10.38



CL3



0.31 0.84 (0.08) (0.07) 3.99 11.43



CL4



0.29 0.77 (0.07) (0.07) 3.97 11.13



CL5



0.22 0.59 (0.06) (0.06) 3.86 9.21



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 237



Indirect Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 --TR2



--



--



TR3



--



--



TR4



--



--



TR5



--



--



TR6



--



--



TR7



--



--



TR8



--



--



CL1



0.27 (0.07) 3.95



--



CL2



0.25 (0.06) 3.93



--



CL3



0.31 (0.08) 3.99



--



CL4



0.29 (0.07) 3.97



--



CL5



0.22 (0.06) 3.86



--



Total Effects of KSI on Y BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TR1 0.25 0.27 0.30 (0.06) (0.06) (0.06) 4.34 4.84 5.44



238 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



TR2



0.21 0.23 0.26 (0.05) (0.05) (0.05) 4.25 4.72 5.27



TR3



0.24 0.27 0.30 (0.06) (0.06) (0.06) 4.32 4.82 5.40



TR4



0.24 0.26 0.29 (0.05) (0.05) (0.05) 4.34 4.84 5.44



TR5



0.23 0.26 0.29 (0.06) (0.05) (0.05) 4.26 4.73 5.28



TR6



0.21 0.23 0.26 (0.05) (0.05) (0.05) 4.28 4.76 5.33



TR7



0.25 0.27 0.31 (0.06) (0.06) (0.06) 4.32 4.82 5.41



TR8



0.21 0.23 0.26 (0.05) (0.05) (0.05) 4.27 4.75 5.31



CL1



0.28 0.23 0.21 (0.06) (0.06) (0.06) 4.62 3.93 3.69



CL2



0.26 0.21 0.19 (0.06) (0.05) (0.05) 4.58 3.91 3.68



CL3



0.33 0.27 0.25 (0.07) (0.07) (0.07) 4.67 3.96 3.72



CL4



0.30 0.24 0.22 (0.06) (0.06) (0.06) 4.65 3.95 3.71



CL5



0.23 0.19 0.17 (0.05) (0.05) (0.05) 4.47 3.83 3.61 Standardized Total and Indirect Effects Standardized Total Effects of KSI on ETA



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 239



BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST 0.34 0.37 0.42 LOYALTY 0.39 0.32 0.29 Standardized Indirect Effects of KSI on ETA BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TRUST ---LOYALTY 0.13 0.14 0.16 Standardized Total Effects of ETA on ETA TRUST LOYALTY -------- -------TRUST --LOYALTY 0.37 -Standardized Total Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 0.73 -TR2 0.63 -TR3 0.71 -TR4 0.70 -TR5 0.69 -TR6 0.61 -TR7 0.74 -TR8 0.63 -CL1 0.27 0.72 CL2 0.25 0.66 CL3 0.31 0.84 CL4 0.29 0.77 CL5 0.22 0.59 Completely Standardized Total Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 0.80 -TR2 0.71 -TR3 0.77 -TR4 0.79 -TR5 0.72 -TR6 0.74 --



240 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



TR7 TR8 CL1 CL2 CL3 CL4 CL5



0.78 0.73 0.29 0.28 0.30 0.29 0.25



--0.77 0.74 0.81 0.79 0.66



Standardized Indirect Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 --TR2 --TR3 --TR4 --TR5 --TR6 --TR7 --TR8 --CL1 0.27 -CL2 0.25 -CL3 0.31 -CL4 0.29 -CL5 0.22 -Completely Standardized Indirect Effects of ETA on Y TRUST LOYALTY -------- -------TR1 --TR2 --TR3 --TR4 --TR5 --TR6 --TR7 --TR8 --CL1 0.29 -CL2 0.28 -CL3 0.30 -CL4 0.29 -CL5 0.25 -Standardized Total Effects of KSI on Y BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- --------



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 241



TR1 TR2 TR3 TR4 TR5 TR6 TR7 TR8 CL1 CL2 CL3 CL4 CL5



0.25 0.21 0.24 0.24 0.23 0.21 0.25 0.21 0.28 0.26 0.33 0.30 0.23



0.27 0.23 0.27 0.26 0.26 0.23 0.27 0.23 0.23 0.21 0.27 0.24 0.19



0.30 0.26 0.30 0.29 0.29 0.26 0.31 0.26 0.21 0.19 0.25 0.22 0.17



Completely Standardized Total Effects of KSI on Y BEQUITY VEQUITY REQUITY -------- -------- -------TR1 0.27 0.30 0.33 TR2 0.24 0.26 0.29 TR3 0.26 0.29 0.32 TR4 0.27 0.30 0.33 TR5 0.24 0.27 0.30 TR6 0.25 0.27 0.31 TR7 0.26 0.29 0.32 TR8 0.25 0.27 0.30 CL1 0.30 0.24 0.22 CL2 0.29 0.23 0.22 CL3 0.32 0.26 0.24 CL4 0.31 0.25 0.23 CL5 0.26 0.21 0.19 Time used: 0.047 Seconds



242 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Bab XII Penulisan Laporan Di dalam penelitian ilmiah, penulisan laporan penelitian merupakan tahap terakhir dalam kegiatan penelitian. Mutu penelitian akan dinilai dari hasil akhir yang berwujud suatu laporan. Pembahasan mengenai laporan penelitian dilakukan dengan melihat hal pokok, dan tujuan pelaporan ilmiah, apa yang



dilaporkan,



langkah-langkah



pelaporan



ilmiah,



sistematika pelaporan ilmiah, dan teknik penyajian laporan. A. Tujuan Penulisan Laporan Tujuan dari tahap akhir proses penelitian ini adalah melaporkan apa yang telah dilakukan dalam penelitian. Laporan disusun agar hasil penelitian dapat diketahui oleh kalangan luas, dan bukan untuk peneliti itu sendiri. Beberapa hasil penelitian tentu berguna atau bermanfaat untuk diketahui maupun dikembangkan lebih jauh. Bila demikian, laporan penelitian harus ditulis dengan jelas dan terperinci mungkin. Dengan menyusun laporan yang jelas dan terperinci itu, orang lain dapat mengetahui apa yang telah diteliti, mengapa hal itu perlu diteliti, hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti dari penelitian yang dilaksanakan.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 243



Dalam



penulisan



laporan



hendaknya



diperlihatkan



perimbangan yang tepat atau memadai antara faktor terperinci dan ringkas, obyektivitas dan kejelasan laporan. Kadangkala suatu hal harus dijelaskan dengan panjang lebar, karena tidak cukup bila hanya diungkapkan secara ringkas. Hal ini boleh saja dilakukan selama penjelasan tersebut didasarkan pada keadaan yang sesungguhnya (obyektif). Sebaliknya, sesuatu hal dapat saja diungkapkan secara ringkas sepanjang



dapat



dimengerti



dan



mampu



memberikan



penjelasan yang tepat. Jadi bisa saja sesuatu hal dijelaskan dengan ringkas maupun dengan panjang lebar sepanjang orang yang membacanya dapat mengerti dengan mudah dan berdasarkan keadaan yang obyektif. Suatu laporan ilmiah disusun bukan hanya untuk dibaca sendiri oleh peneliti, tetapi terlebih untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Mengingat pentingnya arti komunikasi ini, penulisan laporan menuntut keahlian. Siapapun orang yang membacanya



dalam



penulisan



laporan



peneliti



tentu



mempertimbangkan : 1. Apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pembaca tentang penelitian yang dilakukan. 2. Bagaimana data yang sudah diperoleh dapat disajikan dengan cara yang terbaik. B. Apa yang Dilaporkan Peneliti dapat menghadapi kenyataan bahwa data yang diperoleh tidak sama dengan apa yang sudah direncanakan dan dapat pula terkumpul data lain yang tidak direncanakan dalam penelitiannya. 244 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Profil data dalam suatu penelitian sebagai berikut : (1) : Data yang direncanakan (2) : Data yang terkumpul (3) : Data yang terkumpul, tapi tidak direncanakan Melihat profil data yang demikian, maka data yang disajikan dalam laporan penelitian adalah data yang memang diperoleh dilapangan dan masih sesuai dengan apa yang direncanakan (2). Data ini menjadi dasar analisis dan interpretasi



serta



menjadi



bahan yang penting



untuk



menjawab permasalahan penelitian itu sendiri. Dengan data itu



peneliti



dapat



mempertahankan



obyektivitas



dari



penelitiannya. Maksudnya, laporan penelitian didasarkan pada data yang diperoleh dan masih sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Kadangkala peneliti juga mengumpulkan data yang lain (3). Apakah data ini dianalisis dan dilaporkan ? Data profil (3) boleh saja dilibatkan dalam laporan penelitian namun tentu sepenuhnya tergantung pada pertimbangan peneliti itu sendiri, maka data profil (3) itu dapat dilibatkan karena akan mengganggu susunan laporan yang seyogyanya disusun secara ringkas, jelas, dan obyektif. Di



samping



data



yang



dilibatkan



dalam



suatu



penyusunan laporan, tentu ada hal-hal lain yang juga harus dilaporkan. Singkatnya, seluruh proses pelaksanaan penelitian, mulai dari rencana penelitian sampai dengan kesimpulankesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitiannya perlu dilaporkan. Dengan demikian, diharapkan dengan membaca suatu laporan penelitian kita data menangkap maksud yang utuh dari suatu penelitian yang dilakukan.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 245



Jadi, apa yang sudah kita susun dalam rencana penelitian perlu pula diungkapkan dalam laporan penelitian. Sebagai awal dari laporan penelitian ditulis apa yang menjadi masalah penelitian, beberapa teori yang digunakan dalam mendekati masalah itu, konsep-konsep atau variabel-variabel yang digunakan beserta ukurannya, sampai pada bagaimana pemilihan sampel penelitian. Setelah hal-hal itu dijelaskan, bagian yang penting untuk dilaporkan adalah gambaran data yang diperoleh, bagaimana data itu diolah dan dianalisis. Pada bagian akhir disajikan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang bersangkutan. C. Langkah-langkah Pelaporan Ilmiah Di dalam pelaksanaan penelitian, masih terdapat praktek dimana laporan penelitian ditulis satu kali saja. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa ungkapan pemikiran si peneliti



mengenai



data



telah



cukup



mantap



setelah



melakukan satu kali analisis. Hal ini ditambah pula dengan pertimbangan teknis seperti waktu untuk menyelesaikan penelitian yang mungkin tidak cukup panjang atau dana penelitian yang sudah habis. Bagaimanapun praktek penulisan laporan seperti ini tidak dapat dibenarkan. Kegiatan penulisan laporan



penelitian,



sebagai



pengungkapan



dari



pada



pemahaman peneliti mengenai data yang dikumpulkan, tidak dapat dilaksanakan hanya sekali saja. Dengan membiasakan diri melakukan pelaporan lebih dari sekali, maka inti data yang telah dianalisis tersebut lebih mungkin dapat dikemukakan dalam laporan.



246 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Penulisan laporan dapat dibuat bertahap, laporan sementara dan laporan akhir. Yang dimaksud dengan laporan sementara ialah laporan yang ditulis oleh peneliti untuk diperkembangkan kemudian mendapatkan masukan (input) dari orang lain. Dengan perkataan lain ini masih terbuka untuk kritik atau perubahan. Sifat sementara dari laporan ini tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk menulisnya secara acak-acakan saja. Ingat, kebiasaan ini yang sering terjadi. Laporan sementara disebut pula laporan pertama atau draft pertama. Jadi jelas ada draft kedua, ketiga dan seterusnya. Setiap draft laporan terbuka untuk masukan yang baru dari orang lain mengenai pelbagai hal yang menyangkut penulisan laporan yang baik. Termasuk di dalamnya adalah isi laporan, cara menganalisis atau teknik penyajian laporan. Setelah draft laporan, barulah disajikan laporan akhir. Yang dimaksudkan ialah laporan penelitian yang telah berada pada keadaan yang siap untuk disampaikan kepada khalayak pembaca. Laporan akhir yang baik akan membuat pembaca terpikat untuk membacanya dari halaman pertama sampai halaman akhir. Untuk itu perlu diperhatikan segala segi penyajiannya



sehingga



menggugah



orang



untuk



membacanya. Bukan hanya sampul atau covernya saja yang menarik, tapi juga isinya. Biasanya kita lebih pentingkan sampul laporan yang huruf-hurufnya ditulis atau dirancang secara menarik. Keputusan mengenai jumlah draft laporan ini berada pada peneliti sendiri. Barangkali ada yang berpendapat bahwa setelah membuat empat draft laporan, barulah ia merasa Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 247



yakin untuk mengemukakan laporan akhirnya. Barangkali ada peneliti yang membutuhkan lebih banyak dari empat draft laporan. Akan tetapi mungkin pula ada peneliti yang sudah merasa aman setelah draft pertama. Yang pokok adalah bahwa peneliti menyimpulkan tingkat kesiapan laporan penelitiannya untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Keputusan yang diambil peneliti mengenai draft laporan yang keberapa perlu sebelum menulis laporan akhir ini tentu berbeda dari satu penelitian kepenelitian yang lain. Sebagai contoh : Profesor Achmad membutuhkan menulis tiga draft laporan sebelum akhir untuk penelitian yang dilakukannya mengenai Keluarga Berencana. D. Sistematika Pelaporan Para ilmuwan sosial yang membaca laporan penelitian membutuhkan



penjelasan



yang



cukup



tentang



suatu



penelitian sehingga ia dapat menempatkannya ke dalam konteks ilmiah yang bisa berlaku umum; dapat menilai bagaimana



metode



yang



digunakan



dan



menyatakan



pendapatnya tentang pentingnya hasil penemuan untuk diungkapkan. Pada dasarnya ada tiga komponen pokok dalam penelitian, yaitu : 



Permasalahan desain penelitian







Metode pengumpulan data







Hasil, interpretasi, dan kesimpulan atau konklusi.



D.1. Permasalahan dan Desain Laporan penelitian biasanya diawali dengan pernytaanpernyataan



tentang



masalah



248 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



yang



difokuskan



dalam



penelitian. Latar belakang masalah yang cukup jelas harus disusun agar pembaca mengetahui secara jelas tentang mengapa masalah itu perlu mendapat perhatian dan diteliti. Penulisan masalah bisa saja berbeda antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain. Misalnya, penulisan masalah dalam penyusunan suatu tesis atau buku biasanya panjang lebar dan terperinci; sedangkan dalam laporan penelitian yang ditulis untuk kebutuhan praktis dalam penentuan kebijakan mungkin akan lebih pendek dan ringkas. Dalam laporan penelitian, peneliti harus dapat meyakinkan apa yang menjadi permasalahan penelitian kepada pembaca. Masalah-masalah itu bisa diungkapkan melalui pertanyan-pertanyaan, misalnya apa pengaruh penggunan buku teks terhadap prestasi belajar murid?



Apakah



juga



pengalaman



atau



kebiasaan



menyelesaikan jenis soal tertentu mempengaruhi prestasi belajar? dan lain sebaginya. Pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan dalam permasalahan umum, biasanya tidak atau belum memberikan penjelasan yang terinci, tetapi lebih pada pertanyaan-pertanyaan umum. Pertanyaan-pertanyaan yang lebih



terinci



permasalahan



biasanya khusus.



diungkapkan Dengan



dalam



demikian



kita



bagian dapat



menemukan inti permasalahan yang menjadi pusat perhatian peneliti. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam penulisan masalah



penelitian,



pertama



adalah



menerangkan dan



membeberkan kerangka berfikir peneliti di dalam konteks bidang ilmu yang dikajinya. Hal ini terutama dilakukan melalui telaah kepustakaan. Dengan melibatkan studi/penelitian lain, yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, tentu akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang persoalan Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 249



yang diteliti. Kita mengetahui bahwa tidak semua penelitian mempunyai kaitan langsung dengan persoalan-persoalan teoritis dan bahwa relevansi penelitian akan menjadi jelas apabila



seseorang



bisa



memahami



hasil



penelitiannya.



Setidak-tidaknya, baik penelitian terapan atau penelitian dasar hendaknya mencakup atau mengungkapkan kesimpulan singkat penelitian lain yang berkaitan, sehingga penelitian kita dapat memperlihatkan konteks masalahnya. Kedua, peneliti juga hendaknya memberikan penjelasan tentang pernah tidaknya masalah yang ingin diteliti itu dilakukan oleh peneliti-peneliti



lain.



Dengan



demikian,



mengungkapkan apa



kira-kira



manfaat



peneliti atau



bisa



kegunaan



penelitian yang ia lakukan tersebut. D.2. Desain Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Fungsi dari bagian ini dalam sebuah laporan penelitian adalah untuk menjelaskan pada pembaca tentang apa yang dilakukan dalam memandang atau mendekati permasalahan penelitian. Hal-hal yang dituliskan pada bagian ini harus jelas, seperti konsep-konsep apa yang digunakan; bagaimana kaitannya, apa definisi konsep-konsep tersebut; apa ukuranukuran konsep itu, dan lain sebagainya. Baik tidaknya suatu penelitian juga bisa dilihat dari bagian ini. Penelitian itu dianggap



baik



bila



apa



yang



ditulis



dalam



metode



pengumpulan data, bisa juga diterapkan atau dilakukan oleh peneliti lain untuk mengadakan penelitian ulang. Bagian desain penelitian dan metode pengumpulan data juga mencakup penjelasan tentang sampel : bagaimana sampel itu ditarik, mengapa menggunakan cara penarikan



250 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



tersebut. Kita harus menerangkan alasan penarikan sampel yang kita pakai. Kalau kita menggunakan penarikan secara random misalnya, kita harus memberikan argumentasinya. Dengan demikianpembaca dapat memperoleh kejelasan bahwa untuk melihat permasalahan itu dipilih sampel tertentu dengan penarikan sampel yang tertentu pula. Tentu saja ini akan meyakinkan pembaca bahwa sampel dan penarikannya yang dipilih mewakili populasi penelitiannya. Metode pengujian hipotesis juga dilaporkan secara terinci dalam bagian ini. Hal-hal yang kiranya pantas untuk diungkapkan



dalam



rangka



pengujian



hipotesis



juga



dilaporkan. Di samping itu, kita juga harus menjelaskan bagaimana kita memperoleh data. Cara atau teknik seperti misalnya teknik kuesioner, wawancara, eksperimen, observasi, dan lain-lain hendaknya juga dilaporkan. D.3. Hasil, Interpretasi & Kesimpulan Terdapat variasi di dalam penyajian bagian ini di dalam laporan. Ada yang membuat pengelompokkan ke dalam dua bagian,



misalnya



(1)



hasil



dan



interpretasinya,



(2)



kesimpulan/konklusi. Tetapi ada juga yang membaginya ke dalam tiga bagian, yakni (1) hasil, (2) interpretasi hasil penelitian, (3) kesimpulan/konklusi. Dalam laporan ‚Jurnal Penelitian‛ ketiga hal tersebut biasanya tercakup dalam satu bagian. Hasil penelitian atau data merupakan hasil tabulasi data yang dipakai dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Sedangkan



analisis



atau



interpretasi



data



merupakan



penjelasan tentang makna dari data penelitian. Di sini Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 251



biasanya dijelaskan argumentasi peneliti tentang pembuktian keberlakuan hipotesis yang digunakan. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis. Pada umumnya, sebelum menulis bagian ini dalam laporan,



peneliti



membuat



suatu



kerangka.



Seringkali



kerangka dan garis besar suatu laporan sudah mulai direncanakan dan sudah terbayangkan dalam pikirannya, pada waktu peneliti hendak melakukan penelitiannya. Bahkan pada saat



ia



menyusun



konsep-konsepnya,



hipotesis-hipotesisnya dan



memilih



serta



mempertajam merencanakan



metodenya, kerangka juga sudah mulai ada. Peneliti bisa mempersiapkannya



dengan



memilih



tabel-tabel



yang



diperlukan dalam bagian analisis atau interpretasi. Dengan perkataan lain apapun yang ditulis hendaknya berdasarkan data yang menunjang dalam menjawab permasalahan dan pengujian hipotesis. Pada



bagian



akhir laporan



biasanya



ditulis pula



keterbatasan atau kelemahan penelitian yang dilakukan. Semua



tulisan-tulisan



ilmiah



tidak



lepas



dari



adanya



keterbatasan atau kelemahan. Keterbatasan dalam penelitianpenelitian sosial misalnya berasal dari penarikan sampel, kurangnya informasi, metodologi dan kurang tepatnya penggunaan ukuran statistik. Begitu pula kurang tepatnya pengukuran



konsep



yang



digunakan



juga



akan



mempengaruhi analisis dan kesimpulan penelitian. Di samping itu, kelemahan juga bisa disebabkan karena instrumen penelitian yang dipergunakan seperti pertanyaan-pertanyaan yang kurang tepat atau kurang sesuai, sehingga bisa mengganggu apa yang akan disimpulkan. 252 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Pada akhirnya, kita tahu bahwa keterbatasan/kelemahan ini akan mempengaruhi kesimpulan yang akan ditarik. Tetapi dengan



menjelaskan



keterbatasan/kelemahan



penelitian,



pembaca dapat menetapkan sendiri tingkat generalisasi dari pada



hasil



penelitian



yang



dibacanya



atau



tingkat



kepercayaan yang dapat diberikannya kepada penelitian tersebut. Dengan



demikian



pembabaran



laporan



penelitian



biasanya mencakup hal-hal berikut : PENGANTAR I. PENDAHULUAN 1. Permasalahan Penelitian yang mencakup latar belakang masalah,



konteks



permasalahan,



masalah



dan



pembatasannya, alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, dan kegunaan atau signifikasi penelitian. 2. Landasan Teori, mencakup studi/telaah kepustakaan, hubungan antara konsep (menjelaskan model hubungan konsepnya) operasionalisasi konsep, asumsi, dan hipotesis. Dalam penyusunan landasan teori ini, pendapat peneliti amat memainkan peranan. 3. Metode Penelitian, meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel,



teknik



pengumpulan



data,



uji



coba,



dan



pelaksanaan pengumpulan data, rencana analisis data. II. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini digambarkan atau dipaparkan apa yang sudah



diperoleh.



Pertama,



data



yang



diperoleh



bisa



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 253



digambarkan melalui penjelasan berdasarkan tabel-tabel distribusi frekuensi. Kedua, berdasarkan gambaran data tersebut dilakukan analisis untuk melihat bagaimana kaitan antara konsepnya. Ini bisa dilakukan berdasarkan tabel-tabel silang atau menggunakan ukuran statistik untuk melihat kuat tidaknya kaitan antara konsepnya. Pengujian hipotesis juga harus ditunjukkan pada bagian ini. III. KETERBATASAN/KELEMAHAN PENELITIAN Di sini dikemukakan keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi generalisasi. IV. KESIMPULAN Bab ini membuat kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Di sini dikemukakan implikasi penelitian sehingga nampak relevansinya dengan permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Mungkin saja ditemukan hal-hal penting, sehingga perlu disampaikan dan merupakan saran bagi pihak lain yang membutuhkannya. Secara keseluruhan, kita bisa melihat bahwa suatu laporan penelitian-penelitian terdiri dari tiga bagian pokok, yakni Pendahuluan, Laporan dan Kesimpulan. Tetapi ada beberapa hal lain yang juga dicantumkan dalam laporan, yaitu daftar



isi,



lampiran-lampiran



dan



daftar



kepustakaan.



Lampiran ini berisi bahan yang menunjang pembahasan dalam



tubuh



laporan,



misalnya



penjelasan



terperinci



mengenai teknik statistik yang dipakai, daftar pertanyaan yang dipakai, peraturan-peraturan, formulir-formulir, atau tabeltabel yang dianggap kurang tepat dimasukkan ke dalam 254 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



tubuh



laporan.



Perlu



sekali



diperhatikan



agar



cara



penulisannya seragam, mengikuti standar yang sudah ada. Di dalam penyusunan skripsi dibuat pula ringkasan yang disebut abstrak. Abstrak ini biasanya terdiri dari kurang lebih 250 kata, dan disusun sedemikian rupa sehingga tetap mampu memberikan penjelasan yang menyeluruh. CARA PENYAJIAN Sebagaimana mestinya, laporan penelitian menyajikan seluruh proses penelitian. Penulis laporan harus mampu menguraikan pikirannya,



gagasannya, konsep-konsepnya,



serta fakta yang mendukung pikirannya itu. Tema dari laporan perlu diperhatikan. Laporan bukan hanya tumpukan informasi dan tabel tapi merupakan rangkaian yang terjalin rapi untuk menyampaikan suatu hasil penelitian dengan baik. Perlu diingat agar uraian tentang latar belakang masalah jangan terlalu panjang. Jangan sampai latar belakang masalah itu menjadi lebih panjang dari pada hal-hal pokok penelitian itu. Suatu kebiasaan yang kurang baik yang banyak dilakukan oleh peneliti sosial, adalah pemakaian istilah asing. Kadangkadang



pemakaian



istilah



asing



itu



justru



akan



membingungkan pembaca dan mengeruhkan pengertian dalam kalimat. Hanya istilah asing yang belum mempunyai terjemahan yang sesuai dalam bahasa Indonesia yang dipergunakan. Untuk kata atau istilah asing sedemikian, supaya digarisbawahi sehingga membedakannya dari katakata bahasa Indonesia.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 255



Tiap penelitian lapangan mampu menghasilkan tabel yang banyak sekali, karena itu penggunaan tabel dengan sebaik-baiknya perlu diperhatikan. Penyusunan tabel ini juga perlu memperhatikan konsistensi, baik cara atau letak nomor dan judul tabel maupun lajur-lajurnya. Adakalanya banyak dari tabel itu penting untuk diketahui orang lain tetapi tidak disajikan



dalam



teks



laporan.



Menguraikan



isi



tabel



merupakan keahlian dan seni tersendiri. Perlu dihindarkan gaya di mana seluruh laporan itu seolah-olah maksudnya menerangkan tabel dengan singkat. Sebaiknya langsung menyebut nomor urut tabel yang merupakan acuan. Dalam penyusunan masalah atau terutama analisis, biasanya kita menggunakan tulisan ahli atau ilmuwan lainnya dari buku, laporan penelitian atau sumber lain. Tulisan-tulisan itu kita gunakan sebagai pendukung pernyataan-pernyataan yang kita tulis, sehingga kita perlu menerangkan atau mencantumkannya sebagai referensi. Referensi merupakan suatu petunjuk sumber yang menyatakan dari mana suatu kutipan itu diambil. Sumber itu kita tuliskan pada bagian bawah halaman atau sering disebut sebagai catatan kaki. Dalam penulisan laporan hendaknya menggunakan gaya yang tetap atau konsisten. Bila kita menggunakan cara dengan catatan kaki, untuk seterusnya dalam laporan itu, referensi ditulis dengan catatan kaki. Contoh Kutipan ‚........ Semua kegiatan yang berkaitan dengan penjualan barang atau jasa kepada mereka yang membeli dengan maksud untuk dijual ......



3‛



256 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Diakhir kutipan itu tertulis angka, yang maksudnya adalah bahwa kutipan itu merupakan kutipan yang ketiga. Cara referensi yang banyak dipakai adalah dengan memberikan nomor referensi dibelakang kutipan, yang menunjuk ke suatu catatan yang ditulispada bagian bawah dari halaman teks atau pada akhir bab. Catatan kaki memuat nama pengarang, judul karangan, penerbit serta nomor halaman dari mana kutipan itu diperoleh. Ada beberapa cara penulisan catatan kaki, tetapi sebaiknya dalam suatu laporan atau tulisan, sebaiknya disusun secara seragam. Contoh Catatan Kaki Dari kutipan tadi ditulis catatan referensi di bagian bawah halaman teks sebagai berikut : 3 David J. Rachman, Marketing Strategy and Structure, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, 1974, halaman 17. Kalau ada lebih dari satu referensi dari buku yang sama, maka



dalam



catatan



kaki



yang



bersangkutan,



nama



pengarang dan judul buku referensi dan lain-lain keterangan tidak perlu diulangi, tetapi cukup diganti dengan singkatan ‚ibid‛. Seperti contoh di bawah ini : 4Ibid. : halaman 48-52 Bila ada lebih satu referensi dari buku yang sama dan yang urutannya berdekatan satu sama lain, tetapi diselingi oleh



referensi



lain,



maka



dalam



catatan



kaki



yang



bersangkutan tak perlu ditulis lagi nama pengarang dan judul



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 257



buku, cukup diganti dengan singkatan op.cit. seperti contoh di bawah ini : 2Drs. Soewarno Handayaningrat, Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional (Jakarta:Gunung Agung, 1982) hal 117. 3Warren Bennis, Changing Organization Essay on The Development and Evaluation of Human Organization, (New York: McGraw Hill,Co.). hal 17. 4Ibid, hal 121 5Drs. Soewarno Handayaningrat, op.cit., hal 52 Suatu catatan kaki tidak hanya memuat keterangan mengenai buku atau karangan sumber yang digunakan dalam teks, tetapi dapat juga mengenai banyak hal lain. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa catatan kaki bisa terdiri dari : a) Keterangan khusus atau tambahan yang penting, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam teks karena uraiannya akan menyimpang dari garis besar pembicaraan. b) Komentar khusus mengenai bagian yang bersangkutan dalam teks. c) Kutipan yang akan mengganggu kelancaran penyajian uraian bila dimuat dalam teks. d) Petunjuk sumber yang diberi komentar tambahan. Daftar buku atau kepustakaan memuat semua karangan, buku laporan penelitian lain, dokumen dan lain-lain yang telah dipakai dalam penulisan laporan. Hubungan antara teks



258 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



dengan karangan dan daftar kepustakaan sangat erat, karena banyak bagian dan kutipn dalam teks bersangkutan pada karangan yang tercantum pada daftar kepustakaan. Di samping



itu,



daftar



kepustakaan



juga



mencantumkan



karangan-karangan atau buku-buku yang dapat dipakai pembaca untuk memperdalam pengetahuannya mengenai suatu konsep atau teori yang digunakan dalam teks. Terdapat



beberapa



cara



untuk



menyusun



daftar



kepustakaan. Cara yang digunakan tergantung pada selera dan keinginan penulis. Tidak menjadi soal cara mana yang dipilih, tetapi yang penting adalah konsistensi. Buku dalam daftar kepustakaan sebaiknya disusun menurut urutan abjad dari nama pengarang. Nama pengarang dimulai dengan nama keluarga, sedangkan namanya sendiri ditulis sesudah tanda koma. Seringkali nama sendiri itu tidak ditulis lengkap tetapi dengan singkatan, nama inipun juga dicantumkan. Contoh beberapa cara menyusun daftar kepustakaan : 1.



Etzioni, Amitai, Organisasi-Organisasi Modern, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia, 1982.



2.



Etzioni, Amitai, Organisasi-Organisasi Modern, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1982.



3.



Etzioni, Amitai, Organisasi-Organisasi Modern, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.



4.



Etzioni, Amitai, Organisasi-Organisasi Modern, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia. Contoh di atas menunjukkan variasi dalam (a) letak



tahun



penerbitan,



(b)



pemakaian



tanda



kurung,



(c)



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 259



penggunaan titik dua, (d) penggunaan titik dan (e) urutan tempat penerbitan. Untuk cara atau sistem yang pertama di atas mempunyai urutan sebagai berikut : (1) nama pengarang, (2) koma, (3) judul buku, (4) koma, (5) tempat penerbitan, (6) koma, (7) nama penerbit, (8) koma, (9) tahun penerbitan, (10) titik. Singkatannya penggunaan model cara penulisan daftar kepustakaan adalah tergantung pada keinginan penulis. Cara manapun dapat dilakukan tetapi harus konsisten. RANGKUMAN Setelah



data



terkumpul,



tahap



berikutnya



adalah



membuat analisis dan interpretasi, yang pada akhirnya akan memberikan



kesimpulan-kesimpulan.



Namun



penelitian



belum dianggap selesai sampai di sini. Penelitian dianggap selesai bila seluruh proses penelitiannya sudah dituangkan dalam bentuk laporan yang dapat dibaca dengan mudah oleh orang lain. Dengan demikian hasil-hasil penelitian yang diperoleh bukan untuk diri sendiri tetapi juga untuk dikomunikasikan kepada kalangan luas. Pada dasarnya tujuan penulisan laporan adalah agar hasil penelitiannya dapat dibaca oleh orang banyak dan berguna sebagai pengetahuan atau untuk dikembangkan. Namun



demikian



penulisan



laporan



tentu



harus



memperhatikan obyektivitas, panjang pendeknya uraian dan kejelasan uraian itu sendiri. Dengan begitu, isi dari laporan itu dapat dimengerti dengan mudah dan dapat diterima.



260 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Secara umum laporan penelitian mencakup tiga bagian dasar,



yakni



bagian



masalah/problem,



metodologi



pengumpulan data, dan hasil interpretasi dan kesimpulan. Atau bisa juga dikatakan terdiri dari tiga bagian seperti Pendahuluan, Laporan dan Kesimpulan. Penyusunan laporan juga akan mempengaruhi baik tidaknya laporan itu sendiri. Ada beberapa cara atau hal yang harus diperhatikan dalam penyusunannya. Masalah catatan kaki dan daftar kepustakaan perlu mendapat perhatian, dan disusun secara seragam. Dnegan memperhatikan hal-hal yang perlu dilibatkan atau dicantumkan dalam suatu laporan penelitian, maka laporan itu akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan lengkap.



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 261



262 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Daftar Pustaka Abdillah, W. & H. Jogiyanto. (2019). ‚Partial Least Square (PLS)



Alternatif Structural Equation Model (SEM) dalam Penelitian Bisnis‛. Yogyakarta: Penerbit Andi. Abercrombie, N., S. Hill, S. & B. 1984. Turner. Dictionary of Sociology. Penguin: Harmondsworth. Arikunto, S. 1990. Manajemen Penelitian, Yogyakarta: Rineka. Bertels. C.P. & E.J. Petersma. 1978. Filosofen Van de 20e eeuw, van Gorcum: Assen. Dailysocial. ‚Lanskap E-commerce di Indonesia dari Perspektif



Konsumen‛. https://dailysocial.id/post/e-ecommerce-diindonesia-2018 Devi, A. 2019. Peran Modal Sosial terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil di Kota Padang, Sumatera Barat. Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor.



Bogor:



Institut Pertanian Bogor Feyerabend, P. 1986. Wider den Methodenzwang. Suhrkamp : Frankfurt a.M. Groot, A.D. 1961.



De Methodologie. Grondslagen van



onderzoek en denken in de gedragsweten schappen, Mouton: s Gravenhage. Kleden, I. 1987. Sikap ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 263



Kuhn, T. 1962.



The Structure of Scientific Revolutions,



Chicago. Malo, M. 1990. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Karunika. Mardjoko, T. 2002. Analisis Hubungan Perilaku Perusahaan dengan Kinerja Ekspornya dan Peran Pemerintah dalam Mempengaruhi Perilaku Perusahaan. Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Administrasi. Depok: UNiversitas Indonesia Preacher, K. J. & F.A. Hayes. 2008. ‚Asymptotic and resampling strategies for assessing and comparing indirect effects in



multiple



mediator



models.‛ Behavior



Research



Methods, 40, 879-891. Rachbini, W., D.J. Rachbini & A.H. Agus. Sumarto. 2018. ‚Statistika



Terapan







Cara



Mudah



dan



Cepat



Menganalisis Data.‛ Jakarta: Mitra Wacana Media. Rachbini, W. I.H. Hatta & T. Evi. 2019. ‚Determinants of Trust and Customer Loyalty on C2C E-Marketplace in Indonesia.‛ International Journal of Civil Engineering and



Technology (IJCIET).Volume 10, Issue 03, pp. 116–127. Riadi, E. 2018. ‚Statistik Structural Equation Model (SEM) dengan LISREL.‛ Yogyakarta: Penerbit Andi. Sekaran, U.



& R. Bougie. 2016. ‚Research Methods for



Business‛. United Kingdom: John Wiley & Sons. Soegiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis.



Jakarta: Pnerbit



Alfabeta.



Soeratno & L. Arsyad, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta, Penerbit BPFE 1980.



264 | Metode Riset Ekonomi & Bisnis



Speckmann, J. 1986.



Syllabus Inleiding Methodologie,



Institute of Cultural and Social Studies. Leiden: Leiden University. Supranoto,



M.



1996.



Biaya



Transaksi



Nasabah



Bank



Perkreditan Rakyat (tesis MS). Jakarta: Program Pasca Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Indonesia. Swanborn, P.G. De methodologie van de sociologie, in Swanborn P.G. & Rademaker L. (red.), Sociologische grondbegrippen.2 Methoden en technieken. Spectrum : Utrecht 1982. Pp. 9-81 Uno, S.S. 2020. The Effects of Entrepreneural Values and Entrepreneural



Orientation,



with



Environmental



Dynamisn and Resource Availability as Moderating Variables, on the Financial Performance and Its Impactc on Firms’ Future Intention (Empirical evidence from Indonesian State-Owned Enterprises). Dissertation in Final Examination. Jakarta: Universitas Pelita Harapan



Metode Riset Ekonomi & Bisnis | 265