Metode Setting Out Lengkung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BeberapaMetode Setting Out Lengkung Horizontal 1. Metode Busur Sama Panjang Metode ini mendasarkan perhitungan pada pembagian busur lengkungan (LC) menjadi beberapa bagian sama panjang (α). Umumnya panjang α dibuat sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12,5 meter atau menyesuaikan spesifikasi kerja. Seperti diketahui bahwa semakin rapat titik setting out maka semakin mendekati bentuk lengkung sebenarnya, hanya saja keterbatasan sumber daya perlu dipertimbangkan. Pada metode ini dibuatlah sistem koordinat bantuan yang menjadikan TC sebagai titik origin hasil perpotongan garis perpanjangan TC-PI sebagai sumbu X (arah menuju PI sebagai arah X positif) dengan garis perpanjangan TC-O sebagai sumbu Y (arah menuju O sebagai arah Y positif). α LC n



= = =



panjang busur panjang Lingkaran banyak titik



Gambar 1. Contoh sketsa bila terdapat 12 titik Gambar 2. Formula perhitungan koordinat



Gambar 3. Sketsa koordinat titik terhadap sumbu



Metode ini secara primitif dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah pengukur jarak (misal pita ukur) dan alat pembuat sudut siku-siku (misal prisma penyiku). Sebelum prosedur pematokan dimulai terlebih dahulu ditentukan letak titik TC dan PI serta telah dihitung koordinat setiap titik rencana setting out. Kemudian pertama, bentangkan pita ukur dari TC menuju PI dan tandai tiap titik di permukaanyang berkesesuaian dengan absis rencana. Kedua, buat sudut siku-siku pada tiap absis yang telah ditandai tegak lurus terhadap ruas garis TC-PI, bentangkan pita ukur searah itu, dan patok pada setiap ordinat yang berkesesuaian. Pada praktikum metode ini, praktikan diminta untuk melakukan setting out hanya 5 titik dari sebuah lengkungdengan dengan jari-jari55 m dan sudut lengkung 90 derajat dengan bekal utama ETS dan patok. Terlebih dahulu diberitahukan lokasi titik TC dan arah titik PI serta panjang α = 5 m. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal 24 atau 28 Oktober 2016 di Lapangan SR atau Sipil.



Tabel 1. Contoh tabel perhitungan metode busur sama panjang



2. Metode Selisih Absis Sama Panjang Metode ini mendasarkan perhitungan pada pembagian sumbu X menjadi beberapa bagian sama panjang (ΔX). Umumnya panjang ΔX dibuat sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 10 meter atau menyesuaikan spesifikasi kerja. Seperti diketahui bahwa semakin rapat titik setting out maka semakin mendekati bentuk lengkung sebenarnya, hanya saja keterbatasan sumber daya perlu dipertimbangkan. Pada metode ini dibuatlah sistem koordinat bantuan yang menjadikan TC sebagai titik origin hasil perpotongan garis perpanjangan TC-PI sebagai sumbu X (arah menuju PI sebagai arah X positif) dengan garis perpanjangan TC-O sebagai sumbu Y (arah menuju O sebagai arah Y positif).



XN ΔX n



= = =



absis titik N selisih absis banyak titik



Gambar 1. Arah sumbu X



Gambar 2. Pematokan titik



Gambar 3. Formula Perhitungan Metode ini secara primitif dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah pengukur jarak (misal pita ukur) dan alat pembuat sudut siku-siku (misal prisma penyiku). Sebelum prosedur pematokan dimulai terlebih dahulu ditentukan letak titik TC dan PI serta telah dihitung koordinat setiap titik rencana setting out. Kemudian pertama, bentangkan pita ukur dari TC menuju PI dan tandai tiap titik di permukaanyang berkesesuaian dengan absis rencana. Kedua, buat sudut siku-siku pada tiap absis yang telah ditandai tegak lurus terhadap ruas garis TC-PI, bentangkan pita ukur searah itu, dan patok pada setiap ordinat yang berkesesuaian. Pada praktikum metode ini, praktikan diminta untuk melakukan setting out hanya 5 titik dari sebuah lengkung dengan dengan jari-jari 55 m dan sudut lengkung 90 derajat dengan bekal utama ETS dan patok. Terlebih dahulu diberitahukan lokasi titik TC dan arah titik PI serta panjang ΔX = 5 m. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal 24 atau 28 Oktober 2016 di Lapangan SR atau Sipil. Tabel 1. Contoh tabel perhitungan metode selisih absis sama panjang



3. Metode Perpanjangan Tali busur Metode ini mendasarkan perhitungan pada penarikan perpanjangan talibusur sebagai acuan arah utara pada penarikan tali busur selanjutnya. Pada perhitungan sebelum ke lapangan, metode ini terbilang amat mudah karena koordinat X dan Y setelah titik 1 adalah homogen, hanya saja konsekuensinya tiap titik memiliki titik origin koordinatnya masing-masing, dengan kata lain akan ada banyak sistem koordinat yang berarti mengharuskan banyak dilakukan perpindahan alat. Salah satu ciri lain dari metode ini adalah pembagian panjang talibusur menjadi segmen-segmen panjang yang sama (b). Umumnya panjang b dibuat sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12,5 meter atau menyesuaikan spesifikasi kerja. Seperti diketahui bahwa semakin rapat titik setting out maka semakin mendekati bentuk lengkung sebenarnya, hanya saja keterbatasan sumber daya perlu dipertimbangkan.



Gambar 1. Sketsa dan Formula Perhitungan Metode ini secara primitif dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah pengukur jarak (misal pita ukur) dan alat pembuat sudut siku-siku (misal prisma penyiku). Sebelum prosedur pematokan dimulai terlebih dahulu ditentukan letak titik TC dan PI serta telah dihitung koordinat setiap titik rencana setting out. Kemudian pertama, bentangkan pita ukur dari TC menuju PI dan tandai titik di permukaanyang berkesesuaian dengan absis titik 1. Kedua, buat sudut siku-siku pada absis yang telah ditandai (1’) tegak lurus terhadap ruas



garis TC-PI, bentangkan pita ukur searah itu, dan patok pada jarak ordinat titik 1. Ketiga, bentangkan pita ukur dari TC searah titik 1 sepanjang b+X2, beri tanda pada titik 2’. Keempat, buat sudut siku-siku pada absis yang telah ditandai (2’) tegak lurus terhadap ruas garis TC-PI, bentangkan pita ukur searah itu, dan patok pada jarak ordinat titik 2. Ulangi langkah ketiga dan keempat. Pada praktikum metode ini, praktikan diminta untuk melakukan setting out hanya 5 titik dari sebuah lengkung dengan dengan jari-jari 55 m dan sudut lengkung 90 derajat dengan bekal utama ETS dan patok. Terlebih dahulu diberitahukan lokasi titik TC dan arah titik PI serta panjang b = 5 m. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal 24 atau 28 Oktober 2016 di Lapangan SR atau Sipil.



Tabel 1. Contoh Tabel Perhitungan Metode Perpanjangan Tali Busur



4. MetodePoligon Metode ini mendasarkan perhitungan pada pendekatan bentuk busur dengan segmen tali busur yang sama panjang dengan mengacu pada sistem poligon. Pada perhitungan sebelum ke lapangan, metode ini terbilang amat mudah karena keseluruhan jarak dan hampir seluruh sudut defleksi bernilai sama, hanya saja konsekuensinya mengharuskan banyak dilakukan perpindahan alat. Ciri dari metode ini adalah pembagian panjang talibusur menjadi segmensegmen panjang yang sama (b). Umumnya panjang b dibuat sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12,5 meter atau menyesuaikan spesifikasi kerja. Seperti diketahui bahwa semakin rapat titik setting out maka semakin mendekati bentuk lengkung sebenarnya, hanya saja keterbatasan sumber daya perlu dipertimbangkan. Sejatinya metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sudut kanan atau sudut kiri, yang akan dijelaskan adalah pendekatan sudut menghadap O (bukan PI), jadi arah TC ke O adalah acuan pokok pertama.



Gambar 1. Sketsa dan Formula Perhitungan Metode ini secara primitif dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah pengukur jarak (misal pita ukur) dan alat pengukur sudut (misal teodolit). Sebelum prosedur pematokan dimulai terlebih dahulu ditentukan letak titik TC dan O serta telah dihitung data



jarak dan sudut defleksi rencana setting out. Kemudian pertama, berdirikan alat di TC buat sudut defleksi terhadap arah O, bidik, bentangkan pita sepanjang b ke arah tersebut, tandai dengan patok. Kedua, dirikan alat di titik yang baru saja dipatok, bidik arah titik sebelumnya (TC), buat sudut defleksi, bidik, bentangkan pita ukur, bidik. Ketiga, lakukan langkah 2 secara berulang. Metode ini dapat dilakukan baik dari TC maupun dari CT. Pada praktikum metode ini, praktikan diminta untuk melakukan setting out hanya 5 titik dari sebuah lengkung dengan dengan jari-jari 55 m dan sudut lengkung 90 derajat dengan bekal utama ETS dan patok. Terlebih dahulu diberitahukan lokasi titik TC dan arah titik O serta panjang b = 5 m. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal 24 atau 28 Oktober 2016 di Lapangan SR atau Sipil.



Tabel 1. Contoh Tabel Perhitungan Metode Poligon



5. Metode Offset Talibusur Metode ini mendasarkan perhitungan pada pembagian talibusur lengkungan (Tlb) menjadi beberapa bagian sama panjang (ΔX). Umumnya panjang ΔX dibuat sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 12,5 meter atau menyesuaikan spesifikasi kerja. Seperti diketahui bahwa semakin rapat titik setting out maka semakin mendekati bentuk lengkung sebenarnya, hanya saja keterbatasan sumber daya perlu dipertimbangkan. Pada metode ini dibuatlah sistem koordinat bantuan yang menjadikan TC sebagai titik origin hasil perpotongan garis perpanjangan TC-CT sebagai sumbu X (arah menuju CT sebagai arah X positif) dengan garis tegak lurusnya sebagai sumbu Y (arah menuju O sebagai arah Y positif).



Gambar 1. Sketsa Metode dan Perhitungan XN



Gambar 2. Sketsa Perumusan Formula Perhitungan YN Formula perhitungan YNdidapat dari penurunan sebagai berikut CC P2 CC M OM YCC Y2 CC P2 OP2 Y2 Y1 ………. YN



= = = = = = = = =



CC M – P2 M m = RC – OM RC cos ½ ΔC m = RC – RC cos½ ΔC P2 M = m - CCP2 RC – OP2  (RC)2 – (½ Tlb - 2ΔX)2 m – [ RC – OP2 ] = m – [ RC – { (RC)2 – (½ Tlb – 2ΔX)2}] m – [ RC – OP1 ] = m – [RC – { (RC)2 – (½ Tlb – 1ΔX)2}]



=



m – [ RC – OPN ]



=



m – [ RC – { (RC)2 – (½Tlb – nΔX)2}]



Metode ini secara primitif dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah pengukur jarak (misal pita ukur) dan alat pembuat sudut siku-siku (misal prisma penyiku). Sebelum prosedur pematokan dimulai terlebih dahulu ditentukan letak titik TC dan CT serta telah dihitung koordinat setiap titik rencana setting out. Kemudian pertama, bentangkan pita ukur dari TC menuju arah CT dan tandai tiap titik di permukaanyang berkesesuaian dengan absis rencana. Kedua, buat sudut siku-siku pada tiap absis yang telah ditandai tegak lurus



terhadap ruas garis TC-CT menuju arah O, bentangkan pita ukur searah itu, dan patok pada setiap ordinat yang berkesesuaian. Pada praktikum metode ini, praktikan diminta untuk melakukan setting out hanya 5 titik dari sebuah lengkung dengan dengan jari-jari 55 m dan sudut lengkung 90 derajat dengan bekal utama ETS dan patok. Terlebih dahulu diberitahukan lokasi titik TC dan arah titik CT serta panjang ΔX = 5 m. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal 24 atau 28 Oktober 2016 di Lapangan SR atau Sipil. Tabel 1. Contoh Tabel Perhitungan Metode Offset Talibusur



Pembagian metode per kelompok 1) Busur sama panjang dan perpanjangan talibusur 2) Selisih absis sama panjang dan perpanjangan talibusur 3) Offset talibusur dan poligon 4) Busur sama panjang dan perpanjangan talibusur 5) Selisih absis sama panjang dan perpanjangan talibusur 6) Offset talibusur dan poligon 7) Busur sama panjang dan perpanjangan talibusur 8) Selisih absis sama panjang dan perpanjangan talibusur 9) Offset talibusur dan poligon 10) Busur sama panjang dan perpanjangan talibusur 11) Selisih absis sama panjang dan perpanjangan talibusur