Metodologi Pembangunan Trotoar Dan Bangunan Pelengkap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KSO



DOKUMEN TEKNIS



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



             



D



TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)



Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja telah memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan oleh konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultasi Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar). Namun demikian konsultan akan memberikan pandangan dan pemahaman serta apresiasinya terkait dengan KAK tersebut. D.1.1 Pemahaman Terhadap Latar Belakang Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan Pengawasan yang meliputi tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang harus dipenuhi atau diperhatikan serta di interprestasikan dalam melaksanakan tugas. KAK ini merupakan pedoman penugasan yang harus diikuti bagi Konsultan Supervisi dalam melaksanakan pekerjaannya beserta prasarananya yang efisien (layak fungsi dan terjangkau), efektif (disain yang sudah mempertimbangkan budaya dan pola hidup calon penghuni/ pelaku kegiatan), dan berkelanjutan (menjadi contoh yang baik bagi lingkungan, kawasan dan kotanya). Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Pengawasan dapat melakukan tugas dengan baik untuk menghasilkan hasil yang dimaksud. Konsultan yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasa-jasanya sesuai dengan semua ketentuan yang tertulis didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemberi Tugas akan menunjuk tim teknis pekerjaan yang bertugas untuk mewakilinya, dimana Konsultan dapat berdiskusi dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan lebih lanjut. Secara umum tanggung jawab konsultan Pengawasan adalah



menjaga proyek agar



memiliki : 1) Ketepatan



waktu



pembangunan



proyek



sesuai



batas



waktu



berlakunya



anggaran/waktu yang telah ditetapkan.



D.1  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    2) Ketepatan biaya sesuai batasan anggaran yang tersedia/ditetapkan. 3) Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar/peraturan yang berlaku sehingga proyek mencapai hasil dan daya guna yang seoptimal mungkin, serta memenuhi syarat teknis yang dapat dipertanggungjawabkan. 4) Tertib administrasi pembangunan, dari aspek perizinan, pelaporan, dan dokumentasi. D.1.2 Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan 1) MAKSUD KEGIATAN : Dalam



Kerangka



Acuan



Kerja



(KAK)



ini



Penyedia



Jasa



Konsultansi



Pengawasan diharapkan dapat memahami tujuan dari Pengguna Jasa yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugas. Maksud dari kegiatan Jasa Konsultasi Pengawasan Pembangunan Trotoar Dan Bangunan Pelengkap Jalan Jakarta Barat ini adalah : a. Membantu Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta di dalam melakukan pengawasan teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berhubung adanya keterbatasan tenaga satuan kerja yang bersangkutan baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasi; b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh Kontraktor Pelaksana di lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya; c. Memberi kepastian dan jaminan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen kontrak; d. Membantu menyelesaikan revisi desain dan perubahan perhitungan volume, bilamana terdapat perbedaan antara desain awal dengan kondisi lapangan; 2) TUJUAN KEGIATAN : Tujuan dari kegiatan Jasa Konsultasi Pengawasan Pembangunan Trotoar Dan Bangunan Pelengkap Jalan Jakarta Barat ini adalah sebagai pengawas pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya dan tepat waktu. Agar Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan mengerti azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan yang selanjutnya akan diinterpretasikan ke dalam



D.2  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    pelaksanaan koordinasi dan monitoring selama tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Dengan penugasan ini diharapkan penyedia jasa Konsultansi Pengawasan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud dan dapat melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa Konsultansi Pengawasan dan pemborongan yang diikutsertakan dalam proyek bersangkutan, yang menyangkut aspek mutu, waktu dan biaya, serta administrasi kontrak. Memelihara / merawat



struktur dan kemantapan konstruksi perkerasan jalan.



Upaya ini dapat berupa peningkatan daya dukung jalan, memperbaiki kerusakan kerusakan jalan (deterioration), serta menyempurnakan geometrik jalan. Termasuk dalam hal ini upaya peninggian muka jalan guna mencegah akibat buruk dari genangan air permukaan Menyempurnakan area/bagian ruang jalan guna kenyamanan dan kemudahan akses bagi pemakai jalan sekaligus memperbaiki dan menyerasikan badan jalan dengan lingkungan sekitar jalan, seperti



area parkir ‘on-street’, menyempurnakan saluran



samping (side ditch) dan lain-lain. Supervisi ini dapat melaksanakan pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan. Hasil pelaksanaan konstruksi dapat berjalan baik dan lancar, sehingga baik dari segi mutu, biaya, dan waktu pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan target. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Pengawasan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang optimal sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Pemahaman Terhadap Sasaran



D.1.3



Sasaran yang ingin dicapai adalah tercapainya hasil pekerjaan konstruksi sesuai dengan isi kontrak, sehingga diharapkan trotoar dapat memberikan layanan terhadap kebutuhan pejalan kaki dan penyandang disabilitas secara maksimal. Disamping itu sebagian tugas pengawasan lapangan khususnya dalam hal menyangkut masalah pengendalian teknis di lapangan dan administrasi teknik pada umumnya dilimpahkan kepada penyedia jasa ini. Dalam pelaksanaan kegiatan dituntut untuk dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Terawasinya pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.



D.3  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    b. Terkendalinya waktu pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai jadwal dan biaya sebagaimana tertera dalam kontrak c. Diterimanya laporan oleh pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Jasa Konsultansi



Pengawasan tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik di



lapangan. d. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian penyesuaian pekerjaan di lapangan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). e. Terperiksanya gambar shop drawing dan as built drawing yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana. f. Terperiksanya dan tertandatanganinya Berita Acara Bobot pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai. g. Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi teknis dilokasi proyek secara berkala (mingguan) dan insidentil sesuai kebutuhan. h. Tercatatnya usulan perubahan serta penyesuaian pekerjaan dilapangan yang akan dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dalam Buku Harian Lapangan (BHL) oleh konsultan pengawas. i. Tercatatnya daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaannya D.1.4 Pemahaman Terhadap Lokasi Kegiatan Lokasi Pekerjaan ada di seluruh Kotamadya di DKI Jakarta yakni; Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan Kota Administrasi Jakarta Pusat. D.1.5 Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan 1) Lingkup Tugas Konsultan Pengawasan Kegiatan Pengawasan meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi mulai dari tahap persiapan/ perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi. Kegiatan Pengawasan terdiri atas : a. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh Kontraktor Pelaksana, yang meliputi programprogram pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program



D.4  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Quality Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3); b. Mengawasi program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi sumber daya, biaya, waktu, sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, perubahan pekerjaan, tertib administrasi, serta kesehatan dan keselamatan kerja; c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan; d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik; e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas: - Memeriksa



dan



mempelajari



kondisi



lahan



dan



dokumen



untuk



pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan. - Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan produk pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, mutu dan biaya pekerjaan - Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume. - Mengeluarkan instruksi atau teguran apabila pelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja baik dari segi mutu, waktu dan biaya. - Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi. - Memeriksa dan menyetujui program kerja harian/mingguan dan gambargambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana. - Memeriksa Buku Harian Lapangan (BHL) yang harus selalu berada di lapangan, secara lengkap berisi tentang kemajuan pekerjaan konstruksi setiap hari antara lain: uraian pekerjaan, bahan/ material yang digunakan, tenaga kerja, peralatan, deviasi/keterlambatan, permasalahan dan lain-lain untuk diketahui Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). - Mengusulkan/ mengevaluasi dan membuat rekomendasi teknis terhadap perubahan-perubahan pekerjaan sepanjang masih tercantum dalam surat



D.5  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    perjanjian/ kontrak. Terhadap perubahan pekerjaan tersebut dibuat gambar perubahan/ pelaksanaan oleh pelaksana sebanyak 2 (dua) set dan teliti oleh pengawas teknis. - Memberikan justifikasi teknis atas perubahan pekerjaan ataupun pekerjaan tambah kurang (apabila ada). - Meneliti dan menandatangani berita acara bobot pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia Barang/ Jasa, selanjutnya berita acara bobot pekerjaan tersebut harus disahkan oleh Kepala SKPD Teknis terkait. - Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-built Drawings) sebelum serah terima pertama. - Menyusun



berita



acara



persetujuan



kemajuan



pekerjaan



sebagai



kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi. - Membuat laporan mingguan dan bulanan kepada Kepala SKPD mengenai pelaksanaan pekerjaan dan menyampaikan hasil rapat-rapat tentang deviasi/ keterlambatan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/ Jasa, baik yang sudah diperbaiki maupun yang belum diperbaiki, perubahanperubahan dan hal-hal yang terjadi di lapangan - Menyusun laporan akhir pekerjaan konsultansi pengawasan. - Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan/ lokasi dan/atau di tempat lain secara berkala. - Melakukan verifikasi dan validasi terhadap pekerjaan yang sudah berjalan sebelum kontrak konsultan pengawas. - Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat - cacat pekerjaan. Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan Konsultan Pengawas (Supervisi) ini meliputi pengendalian dan pengawasan kegiatan Jasa Konsultasi Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar). Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan diwajibkan untuk melapor kepada Pemberi Kerja dalam hal ini adalah Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta selama masa pekerjaan berlangsung. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN 1.



Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku. Secara umum tanggung jawab konsultan setidaknya adalah sebagai berikut :



D.6  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



a) Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen kontrak yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.



b) Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang berlaku, baik kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli maupun laporan-laporan yang disyaratkan.



c) Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan 2.



Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pengawasan yang terlibat.



Sistem Format dan Prosedur Kerja di lapangan. Dalam penyajian jasa administrasi, Konsultan Pengawas telah menyiapkan Formatformat prosedural dan manajerial untuk dipakai dalam operasional pekerjaan yang tentunya



harus



disepakati



dan



dimengerti



bersama



dengan



melakukan



pembahasan/diskusi untuk penyempurnaanya, sehingga didapat persepsi yang sama tentang penggunaannya.



a) Persiapan Pekerjaan. - Format - Surat Penyerahan Lapangan - Format - Pengajuan dan Persetujuan Gambar Kerja - Format - Pengajuan dan Persetujuan Contoh Material



b) Pelaksanaan Pekerjaan. - Format - Izin Pelaksanaan Pekerjaan - Format - Pemeriksaan/Inspeksi Lapangan - Format - Perintah Penghentian Pekerjaan - Format - Perintah Melanjutkan Pekerjaan - Format - Permohonan Perubahan Pekerjaan - Format - Permohonan Kerja Lembur - Format - Perintah Kerja Lembur - Format - Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang - Format - Laporan Kemajuan Pekerjaan Pelaksanaan



c) Instruksi. - Format - Teguran/Peringatan dan Instruksi



d) Laporan. - Format - Laporan Harian - Format - Laporan Mingguan



D.7  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    - Format - Laporan Monitoring Cuaca Bulanan



e) Berita Acara. - Berita Acara Rapat dan Daftar Hadir - Berita Acara Pemeriksaaan Prestasi Pekerjaan - Berita Acara Hasil Pengetesan Pekerjaan/Instalasi - Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan dan Check List - Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan - Berita Acara Masa Pemeliharaan dan Hasil Defect List - Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan (Terakhir) - Berita Acara Pengesahan As Built Drawing Sumber daya manusia atau tenaga kerja, sebagai penentu keberhasilan proyek, harus memiliki kualifikasi ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai keberhasilan suatu proyek. Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja adalah : 



Produktivitas tenaga kerja







Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal







Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap







Biaya yang dimiliki







Jenis pekerjaan



IV. STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN PENGAWAS 4.1. Manajemen Organisasi Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta akan mengkontrakkan pelayanan jasa konsultansi yang diperlukan ini guna mendukung Tim Pengawas dalam melakukan tugas pengawasan kegiatan. Konsultan



Pengawas



diharuskan



menunjuk



tenaga/personil



yang



profesional sebagai berikut : -



Team Leader (Tenaga Ahli Muda)



-



Ahli Teknik Jalan (Tenaga Ahli Muda)



-



Ahli K3 Konstruksi (Tenaga Ahli Muda)



-



Inspector (Pengawas Lapangan)



-



Computer Operator / Typist



Struktur Organisasi Konsultan Pengawas untuk kegiatan/paket kegiatan ini adalah sebagaimana terlihat pada gambar 1 pada Lampiran.



D.8  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Team Leader (Ahli Teknik Jalan) Computer Operator / Typist Ahli Jalan (Ahli Teknik Jalan)



Ahli K3 (Ahli K3 Konstruksi)



Inspektor (Pengawas lapangan)



V.



Laporan Konsultan Pengawas diminta untuk menyiapkan dan mengirimkan laporan-laporan dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut : a. Laporan Bulanan ; sebanyak 7 set, 4 buku. b. Laporan Akhir ; sebanyak 1 set, 4 buku. 5.2. Isi Laporan : Prinsip-prinsip laporan adalah sebagai berikut : a. Laporan yang akan disampaikan harus sesuai dengan keadaan di lapangan dan diserahkan kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta. b. Laporan konsultan tersebut harus berhubungan dengan tugas pengawasan yang diberikan, untuk kesempurnaan kegiatan konsultan harus memberikan masukan dan bantuan khususnya untuk meningkatkan pengawasan Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dan rekomendasi tentang pelatihan yang diperlukan. Guna terwujudnya pencapaian tujuan kegiatan pengawasan ini, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta bermaksud menjalin kemitraan dengan Konsultan Pengawas untuk



D.9  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    memberikan bantuan teknis (Technical Assistance) dalam rangka : a.



Membantu dan mendukung Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan dan peningkatan jalan dimaksud;



b.



Menjamin bahwa pekerjaan konstruksi tercapai sesuai Rencana Perekayasaan dan dokumen-dokumen kegiatan yang bersangkutan;



c.



Menyetujui pekerjaaan yang diukur dan memberi keterangan perhitungan sementara dan terakhir;



d.



Menyiapkan dan mengadakan laporan tentang kemajuan kegiatan dari segi administrasi, fisik dan pembayaran;



e.



Bantuan-bantuan teknis pengawasan lainnya yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi.



VI. APRESIASI Kami memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta secara konsisten terus melaksanakan Kegiatan Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI, Trotoar yang nyaman menyangkut di antaranya keamanan pejalan kaki di mana pejalan kaki dapat menggunakan trotoar tanpa khawatir mengalami kecelakaan lalu lintas. Hal lainnya adalah aspek lingkungan yaitu berupa suara mengganggu, polusi kesesakan, dan kerusakan material dari trotoar itu sendiri, juga mempengaruhi kenyamanan pejalan kaki. Kemudian aspek vegetasi, kepadatan pejalan kaki, bentuk fisik trotoar maupun kebebasan bergerak antar pejalan kaki dan pengguna trotoar lainnya juga mempengaruhi kenyamanan. VII. Inovasi Konsultan



akan



sejalan



dengan



kebijakan



Kementerian



PUPR



yang



berkomitmen



menyelesaikan pekerjaan dalam rangka menjaga keberlanjutan kegiatan ekonomi saat pandemi Virus Corona COVID-19 mewabah di Indonesia. Dalam hal ini konsultan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) itu tercantum dalam Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. tanggal 27 Maret 2020. Berikut Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi: 1.



Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19



D.10  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



     Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID- 19 yang dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;  Satgas Pencegahan COVID-19 berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş: 1). I (satu) Ketua merangkap anggota; dan 2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.  Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan untuk melakukan: 1). Sosialisasi, 2). pembelajaran (edukasi), 3). promosi teknik, 4). metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan, 5). berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan, 6). pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja dan tarnu proyek, 7). pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/ demobilisasi pekerja, 8). pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja, 9). pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan, 10). melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara. 2.



Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.  Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID19 Kementerian PUPR untuk menentukan: I) Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran COVID- 19 di daerah yang bersangkutan; 2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan COVID- 19 yang dikeluarkan Oleh Pemerintah; 3) Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.  Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi : 1). Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran, 2). Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP); atau 3). Pimpinan Kementerian/Lembaga/ Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar, Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat Keadaaan Kahar yang ditindaklanjuti terhadap kontrak penyelenggaraan jasa konstruksi).  Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat



D.11  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    diteruskan dengan ketentuan: 1). Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2). Melaksanakan protokol pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara berkala Oleh Satgas Pencegahan COVID19; 3). Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.



3.



Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan  Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara Iain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;  Penyedia



Jasa



Pekerjaan



Konstruksi



wajib



memiliki



kerjasama



operasional



perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency) ;  Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan  Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja. 4.



Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan  Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau



D.12  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;  Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) ;  Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, dan sore;  Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;  Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.  Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan  Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.



Selain itu pihak konsultan juga akan mengupayakan inovasi pelaksanaan pekerjaan. Merebaknya wabah COVID-19 yang ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO menyebabkan kepanikan diseluruh dunia. Penyebaran COVID-19 yang begitu deras memaksa satu demi satu negara-negara, mengikuti langkah pemerintah Tiongkok dengan melakukan karantina wilayah (lockdown) untuk memperlambat laju penularan



D.13  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    virus. Sejumlah organisasi ternama menerapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk melindungi pegawainya dari penularan COVID-19, termasuk di seluruh kegiatan proyek. Dalam kegiatan ini konsultan jika masih dalam keadaan pandemic akan melakukan upaya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam melakukan proses layanan kegiatan di lapangan. Selain itu juga konsultan akan menggunakan tenaga local untuk membantu proses pelaksanaan di masing-masing lokasi kegiatan. Selain memenuhi seluruh prosedur kesehatan, kami konsultan juga melakukan inovasi lainnya untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan: Melihat kompleksitas pekerjaan ini perlu dilakukan inovasi cerdas dalam pendekatan metodologi dan program kerja konsultan. 



Membuat WhatsApps Group (WAG), agar informasi dua arah bisa lebih terupdate







Menggunakan Teknologi Pesawat Tanpa Awak (Drone) Teknologi yang ada di zaman sekarang semakin maju dan memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan. Dari banyaknya teknologi canggih saat ini, salah satu yang akan kita bahas yaitu Drone. Pada dasarnya drone itu sendiri alat canggih berupa pesawat kecil yang di lengkapi dengan kamera. Untuk mengontrol drone ini digunakan remote sebagai pengarahnya. Tak hanya itu, drone juga dapat digunakan untuk keperluan dokumentasi seperti mengambil foto dan merekam video terhadap aktivitas di proyek.







Menggunakan Aplikasi Zoom Dalam Melakasanakan Koordinasi Sejak terjadinya pendemi Covid-19 penggunaan aplikasi video conference, seperti Zoom sebagai media untuk berkoordinasi dari jarak jauh menjadi lebih sering digunakan selain mudah juga efektif secara waktu. Aplikasi ini dapat menjadi sarana tatap muka untuk berbagai keperluan, seperti meeting antar rekan kerja dan pembelajaran siswa



D.14  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    sekolah.



Bahkan



sekarang



banyak



bisnis



maupun



dalam



penyelenggaraan



pemerintahan lebih mengoptimalkan media video conference ini untuk melakukan koordinasi dengan para pejabat pemerintah lainnya. Sejauh ini aplikasi Zoom ini bisa dinilai aman untuk digunakan sebagai sarana melakukan meeting karena sudah menerapkan perlindungan keamanan di dalam produk-produknya sebab ada mekanisme proteksi yang sulit ditembus. Kalau hanya untuk meeting koordinasi yang nantinya juga akan terbuka untuk umum, Zoom cukup efisien dan memiliki enkripsi yang baik dan sulit di-decrypt, sekalipun bisa disadap. Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan apabila ingin melakukan video conference untuk membahas topik penting yang dianggap sebagai rahasia, yakni sebagai berikut. •



Saat video conference dilakukan secara real time, pastikan datanya tersalur melalui jalur internet yang sudah diamankan dengan enkripsi.







Untuk menyimpan percakapan video, tidak disarankan disimpan di komputer, melainkan pada server yang terlindung dan diamankan dengan multi factor authentication.







Data komunikasi melalui kabel tembaga masih rawan disadap, data radiasi layar video conference secara teknis masih bisa disadap dengan alat khusus dari jarak yang cukup jauh mencapai ratusan meter.



D.15  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



             



E



E.1.



PENDEKATAN TEKNIS, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA PENDEKATAN TEKNIS



E.1.1 Latar Belakang Koridor jalan merupakan suatu lorong ataupun penggal jalan yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan lain dan mempunyai batasan fisik satu lapis bangunan dari jalan. (kamus tata ruang,1997). Dalam koridor jalan terdapat adanya jalur pejalan kaki atau trotoar yang terletak disisi kanan dan kiri jalan yang berfungsi sebagai jalur untuk berjalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ketempat lain. Jalur pejalan kaki atau Pedestrian itu sendiri tentunya tidak bisa lepas dari karakteristik aktifitas atau fungsi guna lahan dan bangunan yang ada di sepanjang sisi jalur pejalan kaki. Selain itu faktor kelengkapan dan kondisi elemen–elemen pendukung (street furniture) juga berperan penting dalam kenyamanan jalur pejalan kaki, oleh karena itu penataan jalur pejalan kaki atau pedestrian tidak hanya sebagai pelengkap pembangunan suatu kota akan tetapi perlunya penataan pedestrian yang nyaman. Pedestrian yang nyaman menyangkut diantaranya keamanan pejalan kaki dimana pejalan kaki dapat menggunakan pedestrian tanpa khawatir kecelakaan lalu lintas. Hal lainnya adalah aspek lingkungan yaitu berupa suara menggangu, polusi kesesakan dan kerusakan material dari pedestrian itu sendiri, juga mempengaruhi kenyamanan pejalan kaki. Kemudian aspek vegetasi, kepadatan pejalan kaki, bentuk fisik trotoar maupun kebebasan bergerak antar pejalan kaki dan pengguna pedestrian lainnya juga mempengaruhi kenyamanan. Oleh karena itu Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta melalui Program Pembangunan/Peningkatan Jalan, jembatan dan trotoar akan melaksanakan kegiatan Pembangunan Trotoar dan Bangunan Pelengkap Jalan Jakarta Barat pada tahun anggaran 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk menata kembali trotoar, memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki dan mengakomodir kebutuhan akan penempatan kelengkapan prasarana jalan dan jaringan utilitas umum. Untuk itu Dinas Bina Marga Provinsi DKI membutuhkan penyedia jasa konsultan pengawasan yang kompeten untuk melakukan pengawasan secara



E.1  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    penuh waktu dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan dilapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya dan tertib administrasinya. Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan jasa konsultansi pengawasan ini disajikan sebagai dasar acuan bagi para penyedia jasa dalam mengajukan penawaran.



Tugas konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang mencakup pekerjaan pokok, yaitu melakukan “supervisi” terhadap pekerjaan Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar). Lingkup pekerjaan konsultan pengawas secara garis besar seperti tercantum pada gambar E.1



Gambar E.1 Lingkup Kegiatan Pengawas



E.1.2 REFERENSI HUKUM DAN STANDAR TEKNIS : -



Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.



-



Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.



-



Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.



-



Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.



-



Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.



E.2  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    -



Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.



-



Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.



-



Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.



-



Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatNomor 14 tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.



-



Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat Nomor 02/SE/M/2018 tanggal 26 Februari 2018 tentang Pemberlakukan 4 (Empat) Pedoman Bidang Jalan dan Jembatan.



-



Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.



-



Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2013 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.



-



Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 161 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2013 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.



-



Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta No. 085/DPA/2021 Tahun Anggaran 2021.



-



Rencana Kerja dan Syarat; Umum, Administrasi dan Teknis yang akan dicantumkan dalam Kontrak.



-



Peraturan/ standar lain yang terkait.



E.2. LATAR BELAKANG DAN PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Pekerjaaan konstruksi jalan, jembatan dan trotoar sering disebut sebagi civil works, sampai saat ini pada umumnya dibiayai dana Pemerintah, bisa Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten. Sebagian (kecil) memang ada yang sumber dananya berasal dari invenstor (misalnya jalan tol) atau dari swasta (jalan-jalan khusus di perkebunan), namun mekanisme manajemen perkotaan konstruksi pada umumnya memerlukan tatacara yang sudah baku yaitu ada unsur



E.3  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    pelaksana dan ada unsur pengawas yang melakukan interaksi untuk menyelenggarakan



pekerjaan



konstruksi



sesuai



dengan



tugas



dan



tanggung jawab masing – masing. Dimana posisi pekerjaan konstruksi tersebut didalam suatu proyek? Mengambil referensi dari proyek



–proyek pemerintah di bidang jalan,



jembatan dan trotoar, pekerjaan konstruksi civil works itu pada umumnya merupakan suatu paket di dalam Proyek Pembangunan Jalan, jembatan dan trotoar, Proyek Peningkatan dan Penggantian Jembatan, atau Proyek Pemeliharaan Jalan, jembatan dan trotoar. Paket pekerjaan konstruksi tersebut diberikan kepada Kontraktor sebagai penyedia jasa melalui pelelangan atau pemilihan langsung tergantung pada tata cara pengadaan jasa



konstruksi



yang



telah



ditetapkan.



Dalam



hal



ini



kontraktor



difungsikan sebagai pelaksana lapangan yang diikat oleh Pejabat Pembuat Komitmen



dengan surat perjanjian kontrak, diawasi oleh konsultan



supervisi. Sedangkan konsultan supervisi sebagai penyedia jasa ikatan kontraknya (diperoleh melalui pelelangan atau pemilihan langsung) dilakukan dengan Proyek Perencanaan dan Pengawasan Jalan, jembatan dan



trotoar,



Komitmen



tugas



utamanya



mengawasi



adalah



pelaksanaan



membantu



pekerjaan



Pejabat



yang



Pembuat



dilakukan



oleh



kontraktor. Untuk mencapai efisiensi penyelenggaraan proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu, diperlukan alat control dalam mekanisme pengendaliannya yaitu berupa pembuatan time schedule proyek (bar chart , S – Curve, cash flow), penyelenggaraan pre construction meeting, penyiapan kegiatan



review



design,



pelaksanaan



penyelenggaraan



dan



pengawasan



show



cause



tersebut



rangkaian



sudah



dapat



menghasilkan suatu produk yang kurang lebih memenuhi persyaratan – persyaratan teknis maupun administrative yang telah ditetapkan maka manajemen proyek pada akhirnya akan sampai kepada tahap Provisional Hand Over dan kemudian Final Hand Over setelah melalui tahap warranty period.



E.4  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



Gambar E.2 : Bagan Alir Metodologi Pelaksanaan Pengawasan E.2.1.



PENGETAHUAN TENTANG SUPERVISI PROYEK Tugas konsultan pengawas secara garis besar akan meliputi : 



Pegendalian teknis







Pengendalian atas proses koordinasi terkait







Pengendalian administrasi proyek







Evaluasi rencana proyek







Verifikasi hasil pekerjaan penyedia jasa pemborong/kontraktor







Kontrol sistimatik terhadap kegiatan lapangan







Kunjungan lapangan/site visit



E.5  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Pengontrolan proyek







Sistem informasi manajemen proyek







Value engineering



Secara garis besar penjabaran uraian tugas tersebut diatas sebagai berikut dibawah ini : a. Pengendalian Teknis Bertindak untuk dan atas nama Penguna Anggaran (PA) mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Penyedia jasa pemborong/kontraktor dengan rentang meliputi “Pre-audit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”. Lingkup pengendalian antara lain meliputi : 



Aspek mutu hasil pekerjaan







Aspek volume pekerjaan







Aspek waktu penyelesaian pekerjaan







Aspek biaya keseluruhan pekerjaan



Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pemborong.



1).



Rentang kendali “Pre-audit” Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang



“Pre-audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari : 



Pengumpulan dan analisa terhadap data







Pengecekan



hasil



perencanaan



dengan



membandingkan



terhadap kondisi lapangan 



Pemeriksaan terhadap kesiapan penyedia jasa pemborong/ kontraktor, yang meliputi material, peralatan, tenaga dan jadual pelaksanaan.



Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain : 



Jenis pekerjaan







Kuantitas pekerjaan







Kualitas yang dipersyaratkan







Schedule pelaksanaan







Schedule pembayaran



E.6  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi proyek untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan pengawas akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pengguna Anggaran. Material dan peralatan yang didatangkan penyedia jasa pemborong/kontraktor akan diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadual waktu yang dibuat oleh penyedia jasa pemborong/kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada penyedia jasa pemborong/kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya. Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan. Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA). Dalam Hal ini, konsultan ber-upaya menghindari pekerjaan tambah, justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.



2).



Rentang kendali “Monitoring” Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatankegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar apabila terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa pemborong/ kontraktor.



E.7  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kami jaga sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut pekerjapekerjanya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada. Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.



3).



Rentang kendali “Post-audit” Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi penyedia jasa pemborong/kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun penyedia jasa pemborong/kontraktor tidak dapat menyajikan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.



b.



Pengendalian Atas Proses Koordinasi Terkait.



Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh Pengguna Anggaran). Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan : 



Suku Dinas Bina Marga di Wilayah lokasi pekerjaan.







Konsultan lain yang terkait







Instansi terkait lainnya



c. Pengendalian Administrasi Proyek Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan system administrasi proyek yang diawasinya, yaitu mencakup antara lain surat, memorandum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak & addendum dan lain-lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas untuk maksud diatas adalah :



E.8  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.







Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas konsultan.







Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.







Membuat foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.







Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum



maupun



sesudah



pekerjaan



selesai



tidak



terjadi



penyimpangan. 



Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.



d. Evaluasi Rencana Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan/ penyempurnaan/ penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya. e. Verifikasi Pekerjaan Kontraktor Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil pekerjaan penyedia jasa pemborong/ kontraktor telah memenuhi segala persyaratan untuk proses selanjutnya yaitu persetujuan pengguna anggaran. f. Kontrol Sistimatika Terhadap Kegiatan Lapangan Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol manajemen poyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-tengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistimatik. Konsultan pengawas perlu menerapkan sistim kontrol yang baik dilapangan. Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan dilapangan memiliki tiga tujuan yaitu : 1).



Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.



2).



Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.



E.9  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    3).



Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh Pengguna Anggaran tidak dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.



Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan yaitu ; 



Pencapaian target kemajuan fisik







Pencapaian target keuangan.







Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.







Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efesiensi kerja lapangan.







Pemantapan



kerja



sama



antar



pekerja



proyek



dari



seluruh



bagian/divisi. Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkahlangah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.



g. Kunjungan Lapangan / Site Visit Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan dari Pengguna Anggaran (PA) yang mengelolanya beserta para teamnya sesuai kebutuhan.



h. Pengontrolan Proyek Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/ s curve chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck kembali :  Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati;  Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera;  Nantinya akan ditepati (jangka panjang). Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya kegiat-an seperti yang dikehendaki. 1) Jarak waktu kontrol Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi dua macam rentang waktu yaitu :



E.10  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu;







2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.



2) Cara mengontrol Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut : 



Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai : Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti pada Gambar E.3.







Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti pada Gambar E.4.







Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti pada Gambar E.5.



Gambar E.3 : CARA MENGONTROL KEGIATAN YANG AKAN DIMULAI



E.11  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



Gambar F.1 : CARA MENGONTROL KEGIATAN YANG SUDAH DIMULAI



Gambar E.4 : CARA MENGONTROL KEGIATAN YANG SUDAH DIMULAI



Gambar E.5 : CARA MENGONTROL KEGIATAN YANG SUDAH SELESAI



E.12  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    i.



Sistem Informasi Manajemen Proyek. Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk mendukung pihak Pengguna Anggaran (PA) dalam memantau dan mengendalikan proyek. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi proyek setiap saat atau secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegritasikan keinginan-keinginan dari pihak Pengguna Anggaran yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa yang ingin dimonitor dan dikendalikan. Di lapangan setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan agar perkembangannya terjadi sesuai rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu. Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim informasi manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolak ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan). Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik. Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pengguna Anggaran, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan secara periodic kemudian diolah/ diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi actual). Dari laporan proyek ini Pengguna Anggaran dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana. Pengguna Anggaran mengendalikan proyeknya dengan keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus project management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila proyek telah selesai.



j.



VALUE ENGINEERING Value Engineering menghendaki adanya peningkatan kemampuan manajemen akan mempromosikan perubahan secara professional dan progresif dengan melakukan indentifikasi, analisis fungsi, mengembangkan kreatifitas alternatif desain dan alternatif metode konstruksi untuk menghilangkan biaya yang tidak diperlukan (unnecessary cost) sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi



E.13  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    penggunaan anggaran dan bukan semata-mata proses pemotongan harga (not cost citting process). Value Engineering mempunyai beberapa teknik yang dapat dipakai sebagai alat bagi value analyst. Teknik-teknik tersebut dikenal sebagai elemen-elemen utama dari value engineering, Adapun elemen-elemen utama tersebut diindentifikasikan sebagai berikut : a. Informasi obyek studi VE; b. Pendekatan Fungsional c. Kreatifitas alternatif desain dan alternatif metode konstruksi d. Functional Analysis System Technique (FAST) e. Biaya



Siklus



pembangunan



yang



meliputi



biaya-biaya



dari



Tahapan



Perencanaan, Pembangunan, Operasional dan Pemeliharaan f.



Analisis harga



Value Engineering dapat dilakukan untuk semua kegiatan baik pada Tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan Penerapan Value Engineering membantu dalam hal : 



Memecahkan permasalahan







Menggunakan sumberdaya lebih efektif







Menghemat biaya







Menghemat waktu







Meningkatkan efisiensi sumberdaya







Meningkatkan kualitas manajemen



Value Engineering akan lebih menguntungkan apabila dilaksanakan pada tahap perencanaan dibandingkan pada tahap pelaksanaan. Proses pengadaan barang/jasa sebaiknya tidak dilaksanakan sebelum selesainya proses value engineering. Pelaksana Value Engineering pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan oleh konsultan Value Engineering yang dapat diajukan pengguna barang/jasa atau penyedia barang/jasa melalui value engineering change proposal (VECP) yang dicantumkan dalam dokumen pengadaan barang/jasa. Hal ini dapat dilaksanakan setelah mendapart rekomendasi dari Tim Value Engineering atau VECP ini dilaksanakan secara swakelola oleh Tim Value Engineering Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dengan dibantu oleh Tenaga Ahli dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan. Aplikasi Value Engineering pada tahap pelaksanaan : 



Aplikasi Value Engineering pada tahap pelaksanaan dilakukan oleh konsultan value Engineering yang mempunyai tenaga ahli dibidang Value Engineering atas usulan penyedia Barang/jasa dan atau pengguna



E.14  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    barang/jasa disepakati bersama dengan mengajukan Value Engineering Change Proposal (VECP) yang disiapkan oleh konsultan Value Engineering yang bersangkutan. 



Konsultan Value Engineering bertugas membantu dan bekerja sama dengan kontraktor untuk dapat



mempersiapkan alternatif-alternatif perubahan yang



menghasilkan



penghematan



biaya



pelaksanaan



kegiatan,



memudahkan pelaksanaan kegiatan, bahkan dapat menghemat waktu pelaksanaan kegiatan melalui Value Engineering Change Proposal. 



Konsultan Value Engineering yang melaksanakan aplikasi Value Engineering Change



Proposal



(VECP)



pemborong/kontraktor



yang



bersama ditunjuk,



dengan



penyedia



bertanggung



jawab



jasa secara



kontraktual sesuai ketentuan kepada Pejabat yang ditunjuk. 



Konsultan pengawas terlibat langsung dan harus bekerjasama dengan konsultan



value



engineering,



serta



mempunyai



tanggung



jawab



melaksanakan perubahan-perubahan desain atas hasil Value Engineering. 



Setiap kegiatan yang dilakukan Value Engineering dan mengakibatkan adanya Value Engineering Change Proposal (VECP) harus diadakan Addendum kontrak/Contract Change Order (CCO).



E.1.2



FUNGSI KONSULTAN PENGAWAS Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu : Fungsi Administratif dan Fungsi Pengawasan. 1).



Fungsi administrative Fungsi administrative terdiri dari : a. Membantu Pengguna Anggaran dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan



hukum



yang



tercantum



dalam



dokumen



kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas kontraktor. b. Mengadakan



komunikasi



dan



surat-menyurat,



membuat



memorandum atas pekerjaan konstruksi. c.



Membuat



dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan



berupa, foto-foto yang dibuat sebelum proyek berlangsung (mulai), sedang berjalan dan proyek selesai, serta kejadian dilapangan lainnya.



E.15  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    d. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan “Addendum” sehingga perubahan-perubahan kontrak yang



diperlukan



dapat



dibuat



secara



optimal



dengan



mempertimbangkan semua aspek yang ada. e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.



2).



Fungsi Pengawasan (supervisi) Fungsi pengawasan (suprvisi) meliputi : a. Membantu Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan. b. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci untuk mendukung review design (bila ada), membantu Pengguna Anggaran (PA) sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan. c. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan perhitungan volume



dan



pembayaran



didasarkan



kepada



ketentuan



yang



tercantum dalam dokumen kontrak. d. Meninjau pengadaan personil dan peralatan kontraktor sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan. e. Memantau dan cek pengendalian mutu dan volume pekerjaan untuk “Termijn”. f.



Melakukan pengecekan dan persetujuan gambar terlaksana (as built drawing).



g. Membantu Pengguna Anggaran (PA) dalam menyiapkan pelaksanaan “Provisional Hand Over (PHO)”. h. Membantu Pengguna Anggaran (PA) dalam pengawasan pekerjaan dalam periode pemeliharaan.



E.16  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    E.1.2.1



TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PENGAWAS Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pengguna Anggaran (PA) bahwa hasil pelaksanaan pembangunan Pengawasan Teknis Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa pemborong/kontraktor adalah benarbenar sesuai ketentuan dalam kontrak pemborong. Konsultan akan memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari setiap jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang telah dikeluarkan.



E.1.2.2



PENGENDALIAN MASALAH MUTU Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada penyedia jasa pemborong/kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada : 



Peralatan laboratorium







Penyimpanan bahan/material







Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi proyek







Pengujian material yang akan digunakan







Penyiapan job mix formula







Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan







Test lapangan







Administrasi dan formulir-formulir



Pengendalian kualitas tersebut diatas seperti diuraikan berikut ini : a.



Peralatan laboratorium Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan, kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut : 



Marshall Test







Kadar Rongga Udara Campuran







Termometer Logam







Core Drill







Test Beton







Dan lain-lain seperti disebutkan dalam Spesifikasi



E.17  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan mengenai dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan. b.



Pengujian Rutin Laboratorium Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.



c.



Test Lapangan Setelah pekerjan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/tes lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian.



d.



Administrasi dan Formulir - formulir Gambar E.6. menunjukkan kelengkapan administrasi kegiatan yang umum digunakan. Contoh form-form yang diperlukan proyek antara lain sebagai berikut dibawah ini. Form-form contoh ini dapat dimodifikasi/disesuaikan dengan keperluan proyek. 



Buku direksi







Time schedule







MCO (Mutual Check Awal)







Request & shop drawing







Laporan mingguan







Record cuaca







Photo dokumentasi







Change order







Addendum







Monthly certificate (MC)







PHO (Provisional Hand Over)







Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.



E.18  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



Gambar E.6 : ADMINISTRASI PEKERJAAN



E.1.2.3



PENGENDALIAN KUANTITAS Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahanbahan/campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor atau yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan atas : 



Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran







Metode perhitungan







Lokasi kerja







Jenis pekerjaan







Tanggal diselesaikannya pekerjaan.



Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh konsultan dan mendapat persetujuan pengguna anggaran. Gambar E.7 menunjukakn cara pengendalian volume.



E.19  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



Gambar E.7 : CARA PENGENDALIAN VOLUME



E.20  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain : 1).



Pengukuran meter persegi (m2) Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang dibenarkan dalam spesifikasi.



2).



Pengukuran meter panjang (m) Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang, setelah penampang suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu dimensinya.



3).



Pengukuran meter kubik (m3) Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan alat ukur ataru core drill (untuk hormix), sehingga panjang, lebar dan tebal menghasilkan volume yang akurat.



4).



Pengukuran berat (ton) Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara : 



Pertama, yaitu penimbangan dengan timbangan atau Truck Scale (misal Hotmix di AMP)







Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium).



E.1.2.4



PENGENDALIAN WAKTU Di dalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Berikut ini dijelaskan bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.



E.1.2.5



SCHEDULE PENYEDIA JASA PEMBORONG/KONTRAKTOR Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat penyedia jasa pemborong/kontraktor. Apakah rencana kerja program pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.



E.21  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Kemudian juga construction method, urutan kerja penyedia pemborong/kontraktor apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar.



jasa



Selanjutnya berdasarkan schedule penyedia jasa pemborong/ kontraktor yang sudah disetujui, konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya. Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan baik sebagai mana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan sesuai jadual (on schedule).



E.1.2.6



TENAGA KERJA Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan. Maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/overtime. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup/efektip maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.



E.1.2.7



JUMLAH JAM KERJA Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila per hari jam kerjanya lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal maka konsultan harus memahami secara sunggugh-sungguh “Network Planning” yang umumnya telah dibuat oleh penyedia jasa pemborong/kontraktor dengan metode lintas kritis (Critical Path Method/CPM). Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning” dari penyedia jasa pemborong/kontraktor dan akan membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali “Network Planning” tersebut bila memang diperlukan.



E.22  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart / S-curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk pekerjaan jalan/underpass karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah “basis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat” menggambarkan waktu.



E.1.2.8



PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum : 



Biaya proyek







Estimated Quantity/Volume Pekerjaan







Harga satuan pekerjaan



Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut : 



Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benarbenar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.







Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.







Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.



E.1.2.9



PEMERIKSAAN TERMIJN Penyedia jasa pemborong/kontaktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang dilaksanakan kepada Team Leader pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai “Termijn”. Format termijn harus sesuai dengan standar atau diusulkan oleh konsultan dan disetujui oleh Pengguna Anggaran (PA). Team Leader akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada termijn dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi dilapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menanda-tangani bersama oleh wakil penyedia jasa pemborong/ kontraktor, konsultan, dan pengguna anggaran (PA).



E.23  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    E.1.2.10 PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya. Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar.



Gambar E.8 : PROSEDUR MONTHLY CERTIFICATE (MC)



E.1.2.11 PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER) Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Tenaga Ahli atau penyedia jasa pemborong/kontraktor dan harus disetujui dengan suatu perintah pembayaran yang ditetapkan dalam suatu perintah perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.



E.1.2.12 SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR Bila penyedia jasa pemborong/kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam Periode Jaminan, maka ia harus membuat permohonan untuk serah terima pertama. Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap perkerjaan tersebut, maka konsultan membantu mem-persiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.



E.24  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



E.1.2.13 PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR Penyedia jasa pemborong/kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh engineer. Setelah peninjauan kembali oleh engineer dan jika diperlukan, amandemen oleh penyedia jasa pemborong/kontraktor, engineer akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujuai untuk pembayaran oleh Pengguna Anggaran.



E.1.2.14 ADDENDUM PENUTUP Berdasarkan pada rincian Pernyataan Tenaga Ahli / Engineer mengenai Perhitungan Akhir. Setelah memperoleh tanda tangan penyedia jasa pemborong/kontraktor, engineer akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pengguna Anggaran untuk ditandatangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.



E.1.2.15 DOKUMEN CATATAN PROYEK Penyedia jasa pemborong/kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.



E.1.2.16 KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja Indikasi diperluakan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Disiplin kerja 



Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat dengan cepat.







Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai jadual yang telah ditetapkan. Pengendalian waktu ini disesuaikan dengan tuntutan lapangan yang mencakup seluruh aspek terkait.



b. Peniadaan kecelakaan fatal



E.25  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Perambuan sesuai dengan standar perambuan







Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan kanan) dan diberi lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari.



Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan. Ketidak-seimbangan dari salah satu unsur tersebut diatas dalam beradaptasi akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan. Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada terjadinya kecelakaan yang pada setiap saat dapat terjadi. Untuk itu diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas jalan yang sedang beroperasi. Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa factor keselamatan kerja yang terkait, antara lain : 



Faktor perambuan darurat







Sistim transportasi pada lokasi proyek







Atribut pada tenaga kerja.







Astek







Dan lain-lain.



Pada tahap pelaksanaan, dimana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai. Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :



1. Perambuan darurat Seperti pada tahap perencanaan, maka prambunan pada tahap pelaksanaanpun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan.



E.26  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti ditunjukkan pada keperluan “rambu darurat”. Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas dicat dengan warna crossing “kuning-hitam” dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.



2. Atribut pada tenaga kerja Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian baju rompi refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dikenakan pada saat melaksanakan tugas. Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.



3. Astek (Asuransi Tenaga Kerja) Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah berisiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Astek. Mengingat pentingnya Astek pada pelaksanaan pekerjaan tersebut maka Astek merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dokumen kontrak, jadi merupakan satu kesatuan dalam dokumen kontrak.



E.2.



METODOLOGI



E.2.1 PEKERJAAN FISIK PROYEK a. Pematokan dan Pengukuran Suatu pembangunan membutuhkan pelaksanaan seluruh elemen-elemennya pada posisi yang benar. Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu bangunan dilapangan, maka dibutuhkan:



E.27  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada suatu system koordinat yang tetap.







Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada system koordinat yang sama.



Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan keraguan interprestasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya untuk mendapatkan penjelasan. Penyedia jasa pemborong/kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas lapangan harus memastikan bahwa kontraktor mendapatkan informasi yang tepat serta menyiapkan titiktitik kontrol yang dipasang. b. Pengukuran horizontal Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun sistem koordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari kedua system diatas. c. Pengukuran vertikal Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark (BM). Geometri vertical gari kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian titik tangen vertikal, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir. d. Titik kontrol survei Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan konstruksi. Jarak antara titiktitik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter. Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titiktitik kontrol tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat terjadi pada dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah atau proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi kelembaban.



E.2.2



MATERIAL / BAHAN BETON 1). Semen Konsultan Pengawas harus memastikan bahwa penyedia jasa pemborong/kontraktor memenuhi persyaratan syarat-syarat teknik yang berhubungan dengan pemakaian, penyimpanan dan umur semen. 2). Agregat Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik. Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima



E.28  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    oleh beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau kerikil alam, atau batu pecah.



Agregat beton harus : 



Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.







Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat menghambat



pembekuan



dan



pengerasan



beton.



Tidak



mengandung lanau dan lempung karena dapat memperlemah beton. Partikel-partikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi kekuatan betoh dan dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan lemah lainnya yang menutupi permukaan agregat dapat mengurangi ikatan antara agregat dan pasta elemen.



Gradasi Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah dikerjakan, agregat yang tidak memenuhi gradasi yang diisyaratkan cenderung untuk terjadi pemisahan (segregation) dan airnya akan merembes keluar (bleeding). Pada umumnya pasir yang bergradasi kasar paling dikehendaki. Disisi lain, semua pasir harus mengandung kuantitas partikel halus yang cukup untuk membantu mendapatkan kemampuan pengerjaan yang baik. Suatu gradasi pasir demikian mempunyai kadar udara yang besar, oleh karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk dapat menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik. Bentuk partikel dan tekstur permukaan Bentuk partikel dan permukaan dari agregat akan mempengaruhi kemampuan pengerjaan pada beton. Partikel sepihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam pengerjaan tetapi juga menyebabkan pemisah, maka harus dihindari. Kekuatan maksimum, dengan sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan dihasilkan oleh agregat pecah (crushed) dengan pelekatan antara muka batuan yang tidak rata.



Ukuran maksimum Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat maksimum terbesar digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi adalah kemampuan peralatan pengaduk, pengangkat dan pengecoran untuk dapat menangani ukuran-ukuran lebih besar, dan jarak bebas



E.29  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



(spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak boleh melebihi dua pertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga perempat selimut beton hingga penulangan. Dalam syarat-syarat teknik, penggunaan beton pada berbagai bagian pekerjaan diberi batasan yang menggambarkan batas-batas tersebut diatas.



3). Air Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan zat organik, atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen. Air yang dapat diminum biasannya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu batch percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan tingkat pengerasan dan kekuatan ultimatenya dengan beton serupa yang dibuat dengan air murni/segar. Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan korosi pada baja tulangan.



4). Udara Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya. Jumlah sekecil 5 persen dapat mengurangi kekuatan dengan 30 persen, dan 2 persen dapat mengurangi kekuatan 10 persen. Rongga pada beton adalah : 



Gelembung udara yang tertahan, atau







Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini tergantung pada ratio semen air (water cement ratio) dari campuran.



Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton dengan menggunakan campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara tersebut jauh lebih kecil (0,05 mm) dari pada terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air dan permeabilitas beton tidak bertambah.



PENYIMPANAN BAHAN   1). Semen Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan teratur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen yang disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum digunakan.



E.30  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    2). Agregat Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile) berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus kering dan dilapisi kerikil atau bahan untuk mencegah bercampurnya timbunan dengan tanah. 3). Baja tulangan Baja tulangan harus ditumpuk, ditinggikan dari permukaan pada penyangga kayu yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung atau bahan lain yang dapat mencegah pengikat (bondig). Karat permukaan atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan. Baja tulangan harus diperiksa jauh hari sebelum waktu pemasangan untuk menjamin bahwa pekerjaan dapat dipenuhi.



E.2.3



PEKERJAAN JALAN/PAVEMENT 1). Komponen Utama Aktivitas Pekerjaan Jalan Pembangunan jalan meliputi dan tidak terbatas pada : a.



Penentuan batas-batas pekerjaan



a.



Pekerjaan galian



c.



Pembuatan sub base course & base course



d.



Pembuatan lapis permukaan / pengaspalan / hotmix



Keterangan : a). Penentuan batas-batas pekerjaan Sebelum pekerjaan dimulai perlu diadakan pengukuran, khususnya berkenaan dengan ukuran lebar jalan, lokasi jalan, elevasi permukaan, struktur drainase. Penyedia jasa pemborong/kontraktor dan konsultan harus mencapai persetujuan terlebih dahulu mengenai ketepatan pengukuran agar hasil pekerjaan sesuai dengan Gambar kontrak.



b). Pekerjaan galian Pekerjaan ini umumnya terdiri dari galian, pembuangn dari tanah atau batuan atau bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang berdekatan yang diperlukan untuk pembentukan konstruksi jalan. Pekerjaan tersebut juga diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk pembentukan pondasi utnuk pipa, gorong-gorong atau struktur lainnya,



E.31  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    untuk pekerjaan stabilisasi, untuk bahan-bahan konstruksi galian tambahan atau pembuangan bahan-bahan sisa galian dan pada umumnya untuk pembentukan tempat kerja yang sesuai dengan spesifikasi.



c). Penyiapan subgrade/tanah dasar Pekerjaan ini terdiri dari persiapan permukaan tanah dasar setelah penyelesaian pekerjaan-pekerjaan penggalian atau penimbunan untuk penempatan lapisan pondasi bawah (subbase), trotoar, jalur-jalur pemisah (median) dan bahu jalan (termasuk tempat parkir dan persimpangan) Pekerjaan meliputi penggalian kecil dan pekerjaan timbunan diikuti dengan pembentukan, pemadatan dan pengujian/test laboratorium maupun test lapangan, serta pemeliharaan dari pada permukaan yang dipersiapkan sampai bahan-bahan perkerasan jalan ditempatkan diatasnya.



d). Pembuatan subbase course & base course Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, pemrosesan, pengang-kutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat dari campuran batu pecah bergradasi tertentu pada suatu permukaan yang dipersiapkan untuk itu. Pemrosesan meliputi pemecahan, penyaringan, pencampuran dan setiap operasi pelaksanaan lainnya untuk menghasilkan suatu bahan sesuai dengan persyaratan pengujian bahan/ material apakah bisa digunakan atau tidak untuk agregat sesuai dengan persyaratan, jika test lapangan dilakukan untuk pengendalian kualitas.



e). Pekerjaan pengaspalan /hotmix Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapisan hotmix, campuran tersebut harus dicampur dalam Asphalt Mixing Plan, dihampar dan dipadatkan pada suatu permukaan yang disetujui oleh konsultan. Pelapisan aspal direncanakan dengan menggunakan prosedur khusus yang diberikan dalam spesifikasi, untuk menjamin bahwa asumsi-asumsi rencana mengenai kadar aspal efektif, rongga udara, stabilitas, dan ketebalan lapisan aspal benar-benar terpenuhi. Equipment yang digunakan pada umumnya terdiri dari Asphalt Mixing Plant, Asphalt Sprayer, Asphalt Finisher, Tendem Roller, Pneumatic Tire Roller dan Dump Truck.



E.32  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Untuk mendapatkan campuran hotmix yang memenuhi persyaratan spesifikasi, test-test antara lain sebagai berikut ini perlu dilaksanakan :



2).







Marshall test







Extraction test







Suhu campuran







Density







Core drill







Dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.



Jenis dan fungsi lapisan perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya. Konstruksi perkerasan terdiri dari : 



Lapisan permukaan (surface course)







Lapisan pondasi atas (base course)







Lapisan pondasi bawah (subbase course)







Lapisan tanah dasar (subgrade)



a). Lapisan permukaan (surface course) Lapisan permukaan berfungsi sebagai : 



Lapis perkerasan penahan beban roda







Lapis kedap air







Lapis aus







Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah.



Jenis lapis permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain : 



Lataston (lapis tipis aspal beton)







Laston (lapis aspal beton)



b). Lapis pondasi atas (base course) Fungsi lapisan pondasi atas ini antara lain sebagai : 



Menahan gaya lintang beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya.



E.33  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Lapisan peresapan







Bantalan terhadap lapisan permukaan



Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain : 



Aspal beton (Asphalt Base / Asphalt Treated Base)







Agregat bergradasi baik : Batu pecah kelas A.







Stabilisasi : Cement treated base, lime treated base



c). Lapis pondasi bawah (subbase course) Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai : 



Menyebarkan beban roda ke tanah dasar







Effisiensi penggunaan material







Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal







Lapis peresapan







Lapisan pertama agar pekerjaan dapat berjalan lancar







Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.



Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain : 



Agregat bergradasi baik : Batu pecah atau sirtu







Stabilisasi : Cement treated subbase, Lime treated subbase, Soil cement stabilization, Soil lime stabilization



d). Lapisan tanah dasar ( subgrade ) Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tanah baik yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan. Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah dasar.



3).



Material konstruksi perkerasan



a). Tanah dasar Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya, yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan mempertahankan perubahan



E.34  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    volume selama masa pelayan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan. Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya. Daya dukung tanah dasar dapat diperkirakan dengan memper-gunakan hasil klasifikasi ataupun dari pemeriksaan CBR (Californisa Bearing Ratio).



b). Agregat Agregat/batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 92 – 95 % agregat berdasarkan persentase berat. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu : 



Kekuatan dan keawetan (strength & durability) lapisan perkerasan dipengaruhi oleh : gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan, bentuk butir, tekstur permukaan.







Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh : porositas, kemungkinan basah, jenis agregat.







Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman, dipengaruhi oleh : tahanan geser (skid



resistance),



campuran



yang



memberikan



kemudahan



dalam



pelaksanaan (workability)



Gradasi Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan. Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas :







Gradasi seragam (uniform graded) : Adalah agregat dengan ukuran yang hampir sama atau mengandung agregat halus yang sedikit. Gradasi seragam disebut juga gradasi



E.35  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    terbuka. Agregat dengan gradasi seragam akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, berat volume kecil.







Gradasi rapat ( Dense graded) : Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang, sehingga dinamakan juga agregat bergradasi baik ( well graded ). Agregat dengan gradasi rapat akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi, kurang kedap air, sifat drainase jelek dan berat volume besar. Gradasi buruk (Poorly graded) Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi 2 kategori diatas. Agregat bergradasi buruk yang umum digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu gradasi senjang ( gap graded ), merupakan campuran agregat dengan 1 fraksi hilang atau sedikit sekali. Agregat dengan gradasi senjang akan menghasilkan lapisan perkerasan yang mutunya terletak antara kedua jenis diatas. Kadar lempung Lempung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :







Lempung membungkus partikel-partikel agregat sehingga ikatan antara agregat dan aspal berkurang.







Luas daerah yang harus diselimuti aspal bertambah.







Tipisnya lapisan aspal mengakibatkan lapisan mudah teroksidasi sehingga lapisan cepat rapuh/getas.







Lempung cenderung menyerap air yang berakibat hancurnya lapisan aspal Daya tahan agregat Daya tahan agregat adalah ketahanan agregat hancur/pecah oleh pengaruh mekanis ataupun kimia.



untuk



tidak



Bentuk dan tekstur agregat Bentuk dan tekstur mempengaruhi stabilitas dari lapisan perkerasan yang dibentuk oleh agregat tersebut. 



Partikel agregat bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak kecil sehingga menghasilkan daya interlocking yang lebih kecil dan lebih mudah tergelincir.



E.36  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Partikel agregat berbentuk lonjong mempunyai sifat interlocking hampir sama dengan yang berbentuk bulat.







Partikel berbentuk kubus mempunyai bidang kontak yang lebih luas, memberikan interlocking / saling mengunci yang lebih besar, dengan demikian kestabilan yang diperoleh lebih besar dan lebih tahan terhadap deformasi yang timbul. Agregat berbentuk kubus ini paling baik digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan







Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan, ataupun akibat beban lalu-lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini dibatasi dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.



Daya lekat terhadap aspal Faktor yang mempengaruhi lekatan aspal dan agregat dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu : 



Sifat mekanis yang tergantung dari : Pori-pori dan absorbsi, bentuk dan tekstur permukaan, Ukuran butir.







Sifat kimiawi dari agregat.



Berat jenis ( spesific gravity ) Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Disamping itu agregat dengan kadar pori besar membutuhkan jumlah aspal yang banyak.



c). Aspal Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan lentur, aspal merupakan salah satu komponen kecil, umumnya 4 – 7 % berdasarkan berat, tetapi merupakan komponen yang relatif mahal. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini dapat diatasi/dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses pelaksanaan.



E.37  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Jenis aspal berdasarkan cara diperolehnya dapat dibedakan atas: 



Aspal alam : contoh aspal Buton







Aspal buatan : contoh aspal minyak



Aspal minyak dapat dibedakan : 



Aspal keras/panas (Asphalt Cement = AC) : AC pen 40/50, AC pen 60/70, AC pen 85/100, AC pen 120/150, AC pen 200/300.







Aspal dingin/cair ( Cut back asphalt ) : RC ( Rapid Curing cut back ), MC ( Medium Curing cut back), SC ( Slow Curing cut back ).







Aspal emulsi ( Emulsion Asphalt ) : Kationik, Anionik, Nonionik, RS ( Rapid Setting ), MS ( Medium Setting ), SS ( Slow Setting ).



Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai : 



Bahan pengikat







Bahan pengisi



Berarti aspal haruslah mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elasitas yang baik.



d). Aspal beton campuran panas ( Hotmix ) Hotmix merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran antara agregat dan aspal pada suhu tertentu (dicampur dalam keadaan panas).



a). Klasifikasi aspal beton Berdasarkan fungsinya aspal diklasifikasikan sebagai berikut :



beton



campuran







Sebagai lapis permukaan







Sebagai lapis pondasi atas







Sebagai lapis pembentuk pondasi/permukaan.



panas



dapat



b). Karakteristik campuran Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton campuran panas adalah : 



Stabilitas



E.38  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Durabilitas







Fleksibilitas







Tahan geser







Kedap air







Kemudahan pengerjaan







Fatique resistance



c). Perencanaan campuran Campuran antara agregat dan aspal harus ditentukan/ direncanakan seoptimal mungkin sehingga dihasilkan lapisan perkerasan dengan kwalitas yang baik, meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu agregat) dan kadar aspal sehingga dihasilkan lapisan perkerasan yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : 



Kadar aspal cukup memberikan kelenturan







Stabilitas



cukup



memberikan



kemampuan



memikul



beban



sehingga tak terjadi deformasi yang merusak. 



Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan tambahan akibat beban berulang dan flow dari aspal







Dapat memberikan kemudahan kerja



Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan resep campuran yang memenuhi spesifikasi. Metode perencanaan campuran yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain yang bersumber dari BS594 yang lebih dikenal dengan nama metode CQCMU.



d). Asphalt Mixing Plant Proses pencampuran aspal beton campuran panas yang dilakukan pada temperatur sekitar 140 derajat celcius sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP). Jenis AMP sesuai dengan komponen-komponen yang dimiliki AMP dibagi atas 2 jenis yaitu : 



Alat pencampuran dengan penakaran (Batch plant)







Alat pencampur tipe menerus (Continuous plant)



e). Permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitas hotmix Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kwalitas aspal beton antara lain ;



E.39  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Penimbunan



agregat,



yang



dapat



menyebabkan



terjadinya



segregasi dan degradasi serta kontaminasi, jika tidak mengikuti proses yang benar. 



Over heating baik agregat maupun aspal.







Under heating baik agregat maupun aspal.







Campuran rencana yang tidak tepat.







Agregat yang basah.







Komonen AMP mengalami kerusakan yang tak diketahui.







Pengaturan



masing-masing



komponen



tidak



memenuhi



persyaratan yang diminta. 



Penimbangan yang tidak baik / terkontrol tidak baik.







Pemuatan ke truck pengangkut yang kurang baik sehingga terjadi segregasi.







Penghamparan yang kurang baik sehingga terjadi segregasi.







Tebal penghamparan yang terlalu tebal.







Alat pemadat dan proses pemadatan yang tidak tepat.







Temperatur penghamparan dan pemadatan tidak memenuhi persyaratan.







Jangka waktu dari proses pemadatan sampai jalan dibuka untuk lalu-lintas umum terlalu cepat.



f). Pemadatan hotmix Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan : 



Pemadatan awal ( Breakdown rolling ) : Berfungsi untuk mendudukan material pada posisinya dan sekaligus memadatkannya. Alat yang digunakan adalah Tandem Roller.







Pemadatan antara/kedua ( Secondary rolling ) : Merupakan pemadatan seperti pemadatan akibat beban lalu-lintas. Alat yang digunakan adalah Pneumatic Tire Roller.







Pemadatan akhir ( Finishing rolling ) : Untuk menghilangkan jejak-jejek roda ban. Penggilasan dilakukan pada temperatur diatas titik lembek aspal. Alat pemadat yang digunakan adalah Tandem Roller.



E.40  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    E.2.4



DESAIN CAMPURAN BETON Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat bahan yang terdapat ditempat. Campuran percobaan harus diuji minimum empat minggu sebelum kegiatan pengecoran. Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan atau abu terbang (flyash) yang dipakai, bila menggunakannya. Engineer dilokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus memeriksanya secara periodik pada bahan yang dipakai. Jika ada perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus diselidiki dan penyedia jasa pemborong/kontraktor diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir, penyedia jasa pemborong/kontraktor mungkin perlu merencanakan kembali campuran dan menyerahkan kembali campuran kepada Engineer untuk persetujuan. Tidak boleh ada penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat izin dari Engineer.







PRODUKSI BETON Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk menghasilkan beton yang seragam yang mengandung bahan-bahan dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk mencapai hal ini perlu dijamin bahwa : 



Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling terpisah sebelum dan pada waktu batching.







Peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika dan bila diperlukan.







Perbandingan bahan yang diperlukan dipelihara dari batch ke batch lain.







Semua bahan dimasukkan kedalam pengaduk dalam urutan yang benar.







Semua bahan dicampur dengan menyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat dilapisi dengan pasta semen.







Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan dari satu batch ke batch lainnya.



a). Beton ready-mix



E.41  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Beton ready-mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat teknis. Beton ready-mix mempunyai keuntungan bahwa pengendalian mutu yang baik lebih mungkin pada plant yang besar dari pada di lokasi jembatan dengan kondisi yang ada. Kebanyakan lokasi beton ready-mix menggunakan lokasi weight batching untuk pengadukan dan truck-mounted untuk pencampuran.



b). Beton yang diaduk di lokasi (Site-batched) Beton yang diaduk setempat (site-batch) dicampur dalam pengaduk mekanis dilokasi. Tempat pengadukan beton (concrete mixing plant) paling baik terletak di lokasi dan pada ketinggian yang mudah bagi pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan (hopper) dan pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk sehingga penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam pengaduk. Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus dipriksa untuk memastikan kelancaran serta kebersihannya khususnya harus diperhatikan drum pengaduk.







PENANGANAN, PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON Penanganan Beton Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton harus dijaga supaya tidak mengering atau terjadi pemisahan. Jika pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan pemakaian set retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar beton dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton tidak boleh dicor ke dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability) telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau pengerasan wal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori yang lemah. Air tidak boleh ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara efektif dan dapat memperlemah beton.



Pemisahan (segregation) adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar). Untuk mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan : 



Menjamin pengadukan dengan benar.



E.42  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Pengangkutan tanpa benturan atau gerakan berlebihan.



Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan, jangan memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar (internal vibrator) yang berlebihan. Jika beton harus dipindahkan dalam acuan pakailah sekop. Catatan : Suatu pengecualian adalah beton yang dicor dalam zone angker dari gelagar pratekan post-tensioned dimana beton mungkin harus dicor bebas dari penulangan rapat dan dipindah mendatar untuk memungkinkan pengawasan efektif terhadap pemadatan disekitar angker. 



Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh 2 m atau lebih.







Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan vertikal.







Menjamin sambungan acuan terekat rapat untuk menghindari kehilangan air dan adukan.







Memasukkan dan mengeluarkan penggetar (vibrator) internal secara vertikal.



Peralatan pengecoran beton Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan. Harus diambil langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan pengeringan terlalu dini. Cara-cara paling lazim untuk pengecoran adalah dengan ember kibble dan pompa beton. Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta dorong dan atau tukang. Sistem talang yang paling besar lebih efektif bila medan memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat adalah ideal untuk beton dengan slump 40 sampai 50 mm. Beton dapat dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan oleh tim yang terdiri dari dua orang yang pertama mengendalikan pompa sedangkan yang kedua mengerahkan aliran dengan pekerjaan di depan operator penggetar dan finisher beton. Pompa biasanya merupakan unit yang lengkap yang dinaikkan diatas truk dengan kapasitas pengiriman berkisar antara 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran pada umumnya terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah untuk dilepas. Pengecoran beton dalam acuan Sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibersihkan secara menyeluruh dengan penyemprot udara atau air untuk melepaskan sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin perlu menyediakan lubang sementara untuk



E.43  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    membersihkan dasar acuan guna memungkinkan pembersihan dengan baik. Pengecoran harus diawasi dengan hati-hati menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak rusak atau perpindahan tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton dicor dalam acuan vertikal untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus dikendalikan dengan hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak melebihi tingkat dalam desain acuan. Pemadatan beton Maksud pemadatan beton adalah untuk memastikan bahwa diperoleh kepadatan maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton dengan permukaan baja penulangan dan acuan dapat dicapai.



Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan : 



Kekuatan maksimum







Beton yang padat dan kedap air







Pembentukan sudut dengan baik







Penampilan permukaan yang baik







Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan







Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.



Tindakan pencegahan untuk pengecoran beton dalam cuaca panas : Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen yang mengakibatkan berkurangnya waktu untuk pengerasan. Air juga hilang oleh penguapan, terutama dalam keadaan banyak angin. Hal ini mengakibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability) beton dan selanjutnya mempersulit pengecoran, pemadatan dan penyelesaian. Hal ini akan menghasilkan beton berpori yang lemah dan timbulnya retakan akibat penyusutan. Penyemprotan lapisan tipis dapat memperlambat penguapan dan memungkinkan pekerjaan penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Jika suhu sekeliling mungkin melampaui 32o C, sebagaian atau semua tindakan pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih awal :  Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat kemungkinan dibawah 32o C (pada pagi hari atau di waktu malam, terutama untuk pengecoran pelat lantai). 



Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.



E.44  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.







Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.







Penyuntikan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu campuran berada di dalam pengaduk.







Pembungkusan atau penanaman pipa persedia air.







Pengecatan tanki air dengan cat putih.







Pendinginan penulangn dan acuan dengan semprotan air.







Melindungi daerah kerja dan tangki air dari panas matahari.







Pembuatan penahan angin.







Mengurangi waktu untuk pengecoran dan penyelesaian.







Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.







Segera dimulai perawatan.



Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila: 



Suhu udara ditempat diatas 35o C







Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 35o C dalam waktu 2 jam setelah pengecoran.







PERAWATAN BETON Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban di dalam beton pada waktu semen berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapai kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang dirawat, dan dalam lingkungan agresif, permeabilitas tingggi dapat menyebabkan berkaratnya penyulangan. Perawatan yang kurang dapat menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak. Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik. Semua sifat-sifat beton seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan stabilitas volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi yang memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen. Peningkatan itu berlangsung dengan cepat pada umur awal tetapi berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak ditentukan.



Dua konsisi diperlukan : 



Adanya kelembaban.



E.45  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    



Suhu yang memadai.



Beton dapat dipelihara perawatan yaitu : o



kelebabannya



dengan



beberapa



cara



Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan beton pada waktu masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk menggenangi, menyiram dan menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir atau jerami).



o



Cara-cara yang mencegah kehilangan kelembaban dari beton dengan menutupi permukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan kertas tahan air, lembaran plastik, cairan pembentuk dan menutupi dengan penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir atau jerami).



o



Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving suhu tinggi mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap atau dipertahankan oleh ruangan auto clave.



Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin paling sedikit untuk masa yang disyaratkan (umumnya 7 hari), dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian awal.







PENGUJIAN BETON Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanankan menurut cara pengujian AASHTO, ASTM yang sesuai dalam syarat-syarat teknik. Selain pengujian komponen bahan beton, beton diuji pada waktu pembuatan untuk konsistesi dan kemudahan pengerjaan (workability), dan setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifatsifat lain. Penelitian visual oleh pengawas pengalaman, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap perlu.



Pengujian slump Pengujian slump dari beton yang baru dicampur merupakan cara utama untuk meneliti konsistensi dan kemudahan pengerjaan



(workability ).



E.46  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Pengujian slump harus dilakukan pada campuran percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus ditentukan pada saat itu. Pada umumnya slump beton kurang dari 50 mm memerlukan banyak usaha untuk mencapai pemadatan yang cukup, sedangkan slump beton diatas 100 mm biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk beton yang dipompa. Pengujian slump harus dilakukan pada tiap bach beton yang disediakan oleh pengaduk transit sebelum dicor pada acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah, penyebabnya harus dicari dan diperbaiki. Beton dengan slump di luar kisaran (range) yang ditentukan harus ditolak.



Pengujian kekuatan tekan Pengujian kuat tekan beton yang mengeras diperlukan pada waktu pelaksanaan untuk menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan tekan dipenuhi. Jumlah benda uji yang harus diambil dari tiap tuangan beton harus sesuai dengan Syarat-syarat Teknik. Benda uji yang harus diambil dari talang tuang (discharge chute) dari pengaduk atau truk. Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter) pertama atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus didapatkan dengan hati-hati, diselesaikan dan ditandai dengan jelas untuk identifikasi lebih lanjut dengan batch serta truk dan lokasi beton yang diwakili oleh benda uji. Benda uji harus diusahakan tetap lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh dikeluarkan dari acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara hati-hati ke lab pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan karung basah atau dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan.



Waktu pengujian Biasanya diterimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari. Akan tetapi oleh karena urutan pelaksanan berlangsung dalam waktu yang singkat, dan pengecoran lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada kurang dari 28 hari setelah pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin diperlukan. Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum dibangun diatasnya oleh bagian beton yang lain, karena itu menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (Under strength).



E.47  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Dalam hal ini demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian sebelumnya, kurva peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton yang dipakai sehingga penilaian perbandingan dapat dilakukan pada waktu kurang dari 28 hari.



Penerimaan dan penolakan Beton adalah bahan dengan kekuatan variabel, dan cara normal untuk menyatakan kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan “karakteristik”, yaitu kekuatan, dimana 95 % dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5 % akan dibawah kekuatan yang disyaratkan). Kekuatan yang ditargetkan dipilih berdasarkan derajat pengendalian mutu yang diharapkan pada bahan dan penangan beton di lapangan. Syarat-ayarat Teknik harus diteliti untuk pedoman mengenai pilihan devisa standar dan kekuatan yang menyebabkan penolakan terhadap beton.



E.2.5 QUALITY ASSURANCE Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga diperlukan supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis). Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh Pemberi Tugas (kecuali kontrak tersebut secara spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan kata lain cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat mutu. Persyaratan testing pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu : kontrakator harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada dibawah standard.



E.48  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Mememulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah prakterk yang mudah dan cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang, praktek dan prosedur baru harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan teknis, evaluasi yang dilakukan kontraktor dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini. Pertama-tama perlu untuk memberi jalan pada publik luas dalam pemerintah untuk melihat hasil perhitungan tehnis. Yang kedua, alternatif untuk format kontrak dan prosedur supervisi saat ini perlu ditentukan, ditest dan dibentuk. Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis, saran yang berhubungan dengan evaluasi yang dilakukan kontraktor, saran pengawasan konstruksi serta pelatihan. 



E.3. E.2.1



PROGRAM KERJA Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk mencapai target sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan : 



Ruang lingkup pekerjaan;







Volume pekerjaan;







Batas waktu;







Keahlian personil;







Jumlah personil;







Peralatan yang dipakai;







Schedule mobilisasi;







Arahan Pengguna Jasa;







Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.



Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan



E.49  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    sistem layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pe-ngenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari. Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut : 



Persiapan awal, studi terdahulu;







Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;







Koordinasi dengan unsur pekerjaan;







Koordinasi team konsultan;







Koordinasi dengan instansi terkait;







Tahap pengawasan teknik.



E.2.2 Pelaporan Jenis Laporan Konsultan Pengawas diminta untuk menyiapkan dan mengirimkan laporanlaporan dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut : o Laporan Bulanan dibuat sebanyak 4 Set X 6 bulan. o Laporan Akhir dibuat sebanyak 4 Set.



1. Laporan Bulanan : Berdasarkan



kemajuan



progres



pekerjaan



tiap



minggu



kemudian



dikompilasikan dalam laporan bulanan sehingga laporan bulanan ini merupakan rangkuman kegiatan mingguan yang antara lain berisi : a.



Laporan Umum beserta permasalahannya.



b.



Laporan kemajuan pekerjaan.



c.



Laporan pemasukan bahan.



d.



Laporan pemakaian alat.



e.



Laporan jumlah tenaga kerja.



f.



Laporan hasil rapat (risalah/notulen rapat).



E.50  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    2. Laporan Akhir : Pada akhir kegiatan Konsultan membuat Laporan Akhir dari keseluruhan pelaksanaan pekerjaan fisik dan dilengkapi dengan gambar-gambar realisasi pelaksanaan di lapangan (As Built Drawing) yang dibuat oleh kontraktor, serta Final Quantity. Adapun Laporan Akhir ini berisikan : a)



Pendahuluan



yang



berisi



gambaran



mengenai



kegiatan



yang



dilaksanakan. b) Uraian umum kegiatan meliputi: Lokasi Kegiatan, Gambar peta situasi, potongan melintang dan memanjang, Administrasi Kontrak, Data Kegiatan, Barchart dan Time Schedule, Hal-hal khusus yang terjadi selama pelaksanaan. c) Pengesahan laporan Laboratorium yang dikerjakan oleh kontraktor, seperti:



Kualitas/quality



control,



Uitzet/peil



pengukuran,



Kuantitas/quantity control. d) Keadaan cuaca. e) Organisasi Kegiatan, yang berisi : Perincian Tugas dan kewajiban, wewenang, tanggung jawab staf Supervisi, Struktur Organisasi, Daftar Sub Kontraktor Pelaksanaan (jika ada). f) Pernyataan Biaya, meliputi: Biaya Total, Biaya sesuai dengan bobot fisik lapangan. g) Foto –foto pelaksanaan pekerjaan (0%, 50% sampai dengan 100%) h) Kesimpulan.



3. Technical Report, meliputi antara lain :



E.4.



a.



Justifikasi teknis dalam hal perubahan pekerjaan (tambah/kurang);



b.



Benefit / Cost Ratio Analysis (jika diperlukan).



Organisasi dan personil Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan



E.51  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pekerjaan yang optimal maka perlu disusun suatu struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian dapat menjamin pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan tujuan dan jadwal waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan struktur organisasi pelaksanaan tersebut, menyangkut hubungan kerja antara pemberi tugas dan penerima/pelaksana pekerjaan. Disamping itu terdapat hubungan kerja yang bersifat pertanggung jawaban administratif. Dalam melakukan tugasnya, konsultan harus menyediakan tenaga ahli yang tepat, berkualitas, dan berpengalaman. Semua staff



professional yang



dinominasikan harus mempunyai pengalaman yang baik dan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya. Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah sebagai berikut; 1) Team Leader (Ahli Teknik Jalan) Tenaga ahli Muda ini disyaratkan minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil lulusan universitas /perguruan tinggi negeri/atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah terakreditasi



dengan pengalaman kerja teknis



minimal 5 (lima) tahun pada pekerjaan pengawasan pembangunan jalan/trotoar. Tenaga ahli ini harus mempunyai SKA Ahli Muda Teknik Jalan. 2) Ahli Jalan (Ahli Teknik Jalan) Tenaga ahli Muda ini disyaratkan minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri/atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah terakreditasi



dengan pengalaman kerja teknis



minimal 3 (tiga) tahun pada pekerjaan pengawasan konstruksi jalan dan pembangunan jalan/trotoar. Tenaga ahli ini harus mempunyai SKA Ahli Muda Teknik Jalan. 3) Ahli K3 Konstruksi (Ahli Muda K3 Konstruksi) Tenaga ahli Muda ini disyaratkan minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri/atau perguruan tinggi swasta



E.52  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    yang telah terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah terakreditasi



dengan pengalaman kerja teknis



minimal 3 (tiga) tahun pada pekerjaan pengawasan konstruksi jalan dan pembangunan jalan/trotoar. Tenaga ahli ini harus mempunyai SKA Ahli Ahli Muda K3 Konstruksi. 4) Inspector (Pengawas Lapangan) Tenaga ahli ini minimal berpendidikan D3 teknik sipil /arsitektur/ bangunan lulusan perguruan tinggi negeri/atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah terakreditasi dengan pengalaman kerja teknis minimal 3 (tiga) tahun pada pekerjaan pengawasan konstruksi jalan dan pembangunan jalan/trotoar. 5) Computer Operator/Typist Personil ini minimal



berpendidikan SMA/sederajat semua jurusan dengan



pengalaman kerja teknis minimal 2 (dua) tahun pada pekerjaan administrasi.



Team Leader Computer Operator / Typist Ahli Jalan (Ahli Teknik Jalan)



Ahli K3 (Ahli K3 Konstruksi)



Inspektor (Pengawas lapangan) Gambar E.9 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas



E.53  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    E.5.1. Kebijakan dan Komitmen K3



  1. Kebijakan Perusahaan Sebagai



perusahaan



yang



bergerak



dalam



usaha



jasa



konsultan



teknik



dan



manajemen, PT. Laras Sembada KSO PT. Daffa Brothers Cons menerapkan kebijakan di bidang Mutu/kualitas Pekerjaan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan, yang berlaku untuk Kantor Pusat maupun Proyek-proyek. a. Kebijakan Mutu - Pemenuhan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas pekerjaan - Pendekatan rekayasa teknik dan bisnis yang seimbang - Pemanfaatan teori dan metodologi tepat sasaran - SDM yang professional di bidangnya b. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan - Mengurangi angka kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja di proyek - Melakukan perbaikan dari waktu ke waktu terhadap Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengelolaan Lingkungan. - Penerapan Sistem Manajemen Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang selalu memenuhi perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berlaku.  



2. Komitmen Perusahaan Komitmen Perusahaan dalam hal K3 terhadap proyek dan personil Konsultan adalah “safety first” dan “zero accident”  



3. Perencanaan Perencanaan



dimaksudkan



bahwa



program



K3



yang



ada



di



proyek/pekerjaan,



direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar proyek. Perencanaan ini meliputi: a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya b. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya c. Sasaran dan Program  



E.5.2. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Tujuannnya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya akibat pekerjaan telah teridentifikasikan sejak awal, serta dinilai dari tingkat resikonya dan dilakukan



E.54  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    secepat mungkin pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja, sehingga proses penyelesaian pelaksana pekerjaan berjalan lancar.  



a. Identifikasi Bahaya Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari aktifitas kegiatan Jasa Konsultansi. Penilaian Resiko Dinilai dari Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi - potensi bahaya kedalam kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah, dengan menggunakan system score. b. Pengendalian Resiko Suatu upaya cepat untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka/sakit, sehingga terwujudnya “zero accident”   E.5.3. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya Pemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainnya (legislasi) dipergunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan Undang-Undang dan Peraturan yang berkaitan dengan K3, baik yang bersifat eksternal maupun internal pemberi kerja.  



E.5.4. Sasaran dan Program 1. Sasaran a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Incident Rate = 0). b. Meningkatkan kesesuaian pada Undang-Undang dan Peraturan K3 lainnya. c. Meningkatkan kesehatan para personil Konsultan Pengawas.  



2. Program K3 Dalam Mencapai Sasaran a. Membuat



Rencana



Kerja



K3



serta



menyiapkan



sumberdaya



sebelum



pekerjaan dimulai dan dilaksanakan secara konsisten sampai resiko dapat diterima / ditolerir. b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya. c. Memastikan bahwa setiap pekerja baru atau memulai pekerjaan berbahaya dalam keadaan sehat.



  E.5.5. Penerapan dan Operasi



 



E.55  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    1. Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban Dalam rangka pelaksanaan Sistem Manajemen K3 pada Pekerjaan



manajemen



perusahaan telah menetapkan salah seorang tenaga ahli untuk menjadi penanggung jawab yang berwenang atas hal-hal yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terlibat dalam pengelolaan, pelaksanaan, maupun verifikasi terhadap aktifitas-aktifitas yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3).  



2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian a. Kompetensi Memastikan



bahwa



personil



Konsultan



yang



terlibat



dalam



pekerjaan



yang



mengadung resiko K3 memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan sehat dan aman dengan kualitas produk/jasa sesuai dengan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas. Tenaga ahli yang ditunjuk sebagai penanggung jawab SMK3 mempunyai level pendidikan sarjana teknik sipil. b. Pelatihan dan Kepedulian Penanggung jawab SMK3 memiliki sertifikat SMK3 dan diberi kewenangan, tugas, dan tanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada personil Konsultan lainnya. c. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi • Komunikasi Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, akan dilakukan komunikasi internal antara berbagai tingkatan Konsultan, komunikasi dan PPK, serta menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar. •



Partisipasi dan Konsultasi 1) Membuat, menerapkan dan memelihara keterlibatan semua personil dalam hal: - Identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan menetukan pengendalian resiko - Penyelidikan kecelakaan/insiden - Pengembangan dan pengkajian kebijakan dan sasaran K3 - Konsultasi jika terdapat perubahan yang mempengaruhi K3 - Sebagai perwakilan atas hal-hal yang berkaitan dengan K3. 2) Menginformasikan kepada seluruh personil Konsultan tentang pengaturan keterlibatannya, termasuk siapa yang mewakili jika terkait dengan hal-hal K3. 3) Konsultasi dengan Kontraktor Pelaksana dan Kepala Satuan jika terdapat



E.56  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    perubahan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan K3.  



3. Dokumentasi Konsultan akan memastikan bahwa dokumen yang ada memadai dengan system pengelolaan yang baik, sehingga dapat dipastikan akan mampu melaksanakan K3 dengan baik. Demikian juga dipastikan bahwa bukti kerja K3 akan didokumentasikan, berbentuk hardcopy, softcopy, dll.  



4. Pengendalian Dokumen a. Dokumen yang diperlukan oleh SMK3 Konsultan akan dikendalikan. b. Konsultan akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: - Menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum dikeluarkan - Mengkaji ulang dan memutahirkan seperlunya dan menyetujui kembali dokumen tersebut. - Menyimpan dokumen tersebut dan diidentifikasikan sehingga mempunyai kemampuan telusur. - Memastikan versi terbaru dari dokumen yang dipakai telah teridentifikasi dan tersedia di tempat yang digunakan. - Memastikan dokumen eksternal asli yang penting untuk perencanaan dan operasi SMK3 telah teridentifikasi dan dikendalikan pendistribusiannya. - Menjaga penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluwarsa dan melakuka identifikasi yang sesuai jika dokumen tersebut disimpan untuk tujuan tertentu 5. Pengendalian Operasional a. Rencana Kerja K3 Konsultan akan melakukan identifikasi masalah yang akan terjadi di lokasi tertentu dengan resiko kecelakaan yang akan dihadapi, sekaligus begaimana cara pencegahan atau penanganan dan penanggung jawabnya. b. Pelaksanaan K3 • Pengamanan lokasi / areal kerja • Penyuluhan K3 pada seluruh personil Konsultan, dilakukan pada awal proyek dan secara berkala selama proyek berlangsung. Dalam hal ini dijelaskan juga mengenai resiko-resiko dan sangsi biala ada yang mengabaikan K3. • Pelaksanaan harian dimulai dengan pemeriksaan pada pagi hari sebelum



E.57  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    seluruh personil Konsultan mulai bekerja. • Pemeriksaan K3 pada akhir pekerjaan. • Pengendalian dari semua rencana kerja dilakukan melalui pertemuan K3 secara rutin. c. Alat Pengaman Diri Seluruh personil Konsultan yang turun ke lapangan akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD), antara lain berupa helm,, sepatu boot, masker hidung, kacamata pelindung, mantel, senter, dll.  



6. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Keadaan darurat adalah suatu kondisi, baik yang disebabkan oleh tindakan manusia, alat dan bencana alam yang cenderung meluas dan bisa melibatkan seluruh personil dan peralatan yang dapat menimbulkan korban jiwa, harta, dan lingkungan yang tidak sedikit. Komitmen Perusahaan terhadap K3 pada kondisi darurat adalah dengan perencanaan tanggap darurat sebagai berikut: - Penetapan organisasi tanggap darurat. - Membuat, menetapkan dan memelihara prosedur pada situasi darurat. - Memperhitungkan keberadaan pihak-pihak luar terkait. - Secara berkala akan dilaksanakan latihan tanggap darurat.  



7. Pemeriksaan a. Pengukuran dan Pemantauan Memastikan bahwa penerapan sistem SMK3 dapat dibuat, diterapkan dan dipelihara, serta untuk meningkatkan Kinerja K3 dapat diukur dan dipantau secara teratur. b. Evaluasi Kepatuhan Membuat



prosedur



sehingga



dapat



mengevaluasi kepatuhan terhadap



Undang-



Undang dan Peraturan lainnya. c. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan Jika terjadi insiden di proyek, Konsultan akan melakukan penyelidikan/investigasi dan melakukan analisis penyebab kecelakaan, sehingga kecelakaan serupa dapat dicegah dikemudian hari. Setiap kecelakaan yang terjadi perlu diperiksa, diteliti, dan dianalisis secara mendalam, sehingga dapat diketahui penyebab langsung dan penyebab dasarnya untuk kemudian dicarikan cara pencegahannya secara tepat agar kejian serupa tidak terulang lagi. Semua kegiatan ini akan dicatar dan diarsipkan.



E.58  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



    d. Pengendalian Rekaman Konsultan akan memastikan bahwa semua dokumen dan rekaman yang berkaitan dengan sistem SMK3, baik yang keluar maupun telah disyahkan, dikendalikan, disimpan dan dirawat dengan baik dan terarsipkan dengan rapih. e. Audit Internal K3 Audit Internal K3 adalah pemeriksaan yang dilakukan secara sistematik dan independen oleh auditor K3 Konstruksi dalam rangka kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap efektifitas penyelenggaraan K3 konstruksi di lingkungan kerja.  



8. Tinjauan Manajemen Manajemen akan melakukan rapat secara intens untuk tinjauan manajemen dalam mengetahui permasalahan di lapangan serta rencana tindak lanjut, dan target waktunya.



E.59  



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



           



F



JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN



F. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar) ini dibagi dalam beberapa tahapan pelaksanaan kerja. 1) Pekerjaan Persiapan a) Melaksanakan Rapat Persiapan konstruksi (PCM), survey awal (MC0) bersama unsur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kontraktor Pelaksana dan Perencana. b) Mereview program kerja, alokasi tenaga, dan konsep pekerjaan yang diajukan Kontraktor Pelaksana. c) Memeriksa Time Schedule/ S-Curve yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk mendapatkan persetujuan. d) Memeriksa dan melakukan verifikasi terhadap pekerjaan-pekerjaan fisik yang telah lebih dulu berkontrak sebelum kontrak konsultan pengawas. 2) Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan a) Melaksanakan tugas pengawasan secara umum, pengawasan lapangan dan koordinasi dengan pihak terkait. b) Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas, dan kuantitas terhadap bahan, alat, dan tenaga kerja selama pelaksanaan di lapangan. c) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan dapat dipenuhi minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. d) Memberikan masukan/ pendapat teknis tentang penambahan dan pengurangan



F.1    



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



  pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada persyaratan kontrak, yang mana perubahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). e) Memberikan petunjuk, perintah, dan persetujuan kualitas bahan, sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, di mana perubahan tersebut dapat langsung disampaikan kepada Kontraktor Pelaksana, dengan pemberitahuan tertulis serta tembusan pemberitahuan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).



3) Konsultasi a) Melakukan konsultasi dengan pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk membahas



segala



masalah



dan



persoalan



yang



timbul



selama



masa



pelaksanaan. b) Mengadakan rapat secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan pihak



Pejabat



Pembuat



Komitmen



(PPK),



Perencana



dan



Kontraktor



Pelaksanadengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 (satu) minggu kemudian. c) Mengadakan rapat di luar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.



4) Laporan a) Memberikan laporan, saran, dan pendapat administrasi dan teknis kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), mengenai volume, persentase, dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. b) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui. c) Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, alat yang digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan. d) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana (Shop Drawing).



F.2    



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



 



5) Dokumen a) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran. b) Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran. c) Memeriksa laporan harian, mingguan, dan bulanan, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, dan penyerahan pertama. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel F.1 di bawah ini :



F.3    



Dokumen Penawaran Teknis Paket Pekerjaan :  



Pembangunan Trotoar Beserta Bangunan Pelengkap Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Pengawasan Pembangunan Trotoar)



   



NO A



NAMA



PERIODE BULAN KE 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1



2



3



KET



TAHAP PERSIAPAN 1 Rapat Persiapan Konstruksi (PCM) 2 Survei awal (MC0) 3 Koordinasi tim konsultan 4



Review Program Kerja, Alokasi Tenaga, dan Konsep Pekerjaan Kontraktor



5 Review Time Schedule S-Curve 6 Review Pekerjaan Fisik Sebelumnya B



TAHAP PENGAWASAN DAN KONSULTANSI DI LAPANGAN 1 Koordinasi dengan pihak terkait 2 Bantuan / Mengarahkkan Aktivitas Kontraktor Pengendalian mutu, kuantitas, waktu, biaya, 3 masa konstruksi



C



TAHAP PELAPORAN KONSULTAN DAN DOKUMEN 1 Laporan Bulanan 2 Laporan Akhir 3 Technical Report



F.4