MF - Dewantara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM “Membuat Slope, Contour, Aspect, Hillshade, ViewShed, dan TIN” Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografis (TKP350)



Disusun Oleh : MF.Dewantara AlMismary 21040115120002 Kelas B



DEPARTEMEN PERENCANANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017



PENDAHULUAN Latar belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem/aplikasi yang mempermudah pekerjaan para ahli dan mahasiswa dalam mempelajari dan menyajikan sebuah informasi berbasis geografi. Menurut Sugandi (2009) SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Informasi berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas wilayah antar negara sampai desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur, ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan, informasi wilayah budidaya, penyangga dan lindung. Bagi seorang planner Software ArcGIS dapat menunjang pekerjaan dalam hal pemetaan dan perencanaan yang sudah menjadi bagian dalam pekerjaan seorang Planner. Menurut Kamus Penataan Ruang (2009), Kesesuaian lahan diartikan sebagai hal sesuai dan tidak sesuainya tanah untuk pemanfaatan tertentu. Kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan analisa dengan menggunakan analisa multi faktor secara sistematis, dimana faktor-faktor tersebut dapat berupa fisik, sosial, maupun ekonomi. Output dari analisa tersebut dapat berupa peta yang dapat menunjukkan area yang memiliki kesesuaian tinggi hingga tidak sesuai sama sekali untuk aktifitas tertentu. Model kesesuaian lahan juga dapat menunjukkan lokasi terbaik untuk penggunaan lahan tertentu, baik pengembangan perumahan, pusat perdagangan dan jasa, kawasan industri, dan penggunaan lahan lainnya. Disini penulis akan melakukan analisis kesesuaian lahan pada kecamatan Tembalang. Data Disini data yang penulis gunakan terdapat beberapa data yakni : No.



Bentuk Input Data



1



2



Sumber



USGS Explore tahun 2014



SRTM Magelang SHP Magelang



Bappeda kota semarang tahun 2011



3



4 5 6



Ikonos 2010



Citra Semarang 2010 SHP titik amatan SHP Titik Tinggi SHP kawasan Undip



Hasil dan pembahasan



Data Praktikum Data Praktikum Data Praktikum



Terdapat beberapa hasil yang akan di bahas pada laporan praktikum kali ini , dimulai dari slope (kelerengan) , kemudian kontur, Aspect, Hillshade, Viewshed, TIN dan 3D. Slope (kelerengan)



Menurut klasifikasi kelerengan, 0-8% = datar, 8-15% = landai, 15-25% = agak curam, 25-40% = curam , dan >40% /100 % = sangat curam.Dari peta diatas dapat kita ketahui bahwa kabupateng magelang memiliki kontur yang di dominasi oleh 08% kemudian diikuti oleh 15-25%, 8-15%, 25-40% dan yang tertinggi yakni 100%, dari nilai 0-8% dapat diketahui bahwa daerah ini datar. Contour (kontur) Kontur merupakan sebuah garis khayal yang digunakan untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang regular Sifat-sifat garis kontur adalah :



1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu. 2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. 3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang. 4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta. 5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai. 6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung. 7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu lembah/jurang.



Dari peta diatas dapat diketahui bahwa daerah kabupaten magelang memiliki kontur yang sangat rapat, yang menandakan wilayah merupakan dataran tinggi dengan ketinggian maksimum adalah 3294 mdpl dan minimum adalah 125 mdpl. Aspect Aspect adalah analisis SIG yang berfungsi untuk mengidentifikasi arah kelerengan bagian bawah dari perubahan maksimal setiap cell terdekat. Aspect diturunkan dari data raster surface. Aspect bisa diidentifikasi sebagai arah lereng, yang hasilnya berupa arah kemiringan lereng



Hillshade



Hillshade merupakan analisis yang mengakumulasikan bayangan atau kawasan teduh akibat adanya bidang elevasi tertentu. Pada hakikatnya setiap bentukan yang memiliki elevasi cenderung tinggi akan menyebabkan bias dan bayangan akibat sorotan sudut pencahayaan atau penyinaran. Hillshade biasanya



digunakan sebagai analisis morfologi, karena lebih mempertegas satuan bentuk lahan. Biasanya untuk titik pandang global hillshade adalah sebesar 315° Viewshed Viewshed merupakan analisis surface yang menitik beratkan terhadap prosentase pandang interpreter pada suatu titik yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun memang pada dasarnya suatu titik pandang akan menghasilkan suatu bagian yang dapat dipandang (visible) dan bagian yang tidak dapat



dipandang (not visible). Lebih mudah dikatakan bahwa viewshed adalah analisis visibility. Maka dapat dilihat pada peta diatas bahwa dari satu titik pandang tertentu, maka terdapat bagian yang tidak dapat dijangkau melalui view point yang sudah ditentukan, yaitu permukaan yang tinggi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa apabila kita menentukan titik yang sangat tinggi, maka yang terjadi adalah jumlah visibility yang dapat nampak adalah akan jauh lebih besar, namun cenderung terkelompok, namun juga jumlah non visibility akan mengelompok. Meskipun jumlah visibility lebih besar, sebarannya cenderung rendah, dan pada bagian shadenya tetap tidak dapat terjangkau, kecuali view pointnya pada ketinggian yang ekstrim. Sedangkan apabila kita menentukan titik tidak terlampau tinggi, maka jumlah visibility akan lebih sedikit, namun sebarannya cenderung lebih banyak karena banyak titik yang cenderung miss atau tidak nampak.



TIN (Triangular Irregular Network) TIN adalah



serangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih dihitung dari titik ruang yang tak beraturan dengan koordinat x,y,dan nilai z yang menyajikan data elevasi. Data disimpan dalam suatu himpunan atau topologi yang berhubungan antara segitiga dengan segitiga didekatnya yang digabungkan dengan tiga titik segitiga yang dikenal dengan facet (Laurini and Thompson, 1992 dalam El-Sheimy, 1999 dalam Rahman, 2011). TIN dapat dibuat dengan menggunakan data garis/vektor yang mempunyai z value (nilai elevasi). TIN dibangun oleh suatu set bentuk segitiga. Masing-masing node segitiga akan terhubung sehingga akan membentuk surface. Komponen penyusun TIN adalah nodes, garis/tepi, segitiga, hull polygon dan topologi. Berikut ini hasil



pengolahan TIN pada ArcScene :



Daftar Pustaka : Raad, Muhammad. 2016. 3D Analyze dan Digital Elevation Model Titik Tinggi Kota Malang. Dalam www.academia.com. Di unduh pada Minggu 23 April 2017



LANGKAH KERJA 1. Buka website dari usgs di www.earthexplorer.usgs.gov , kemudian masukan address atau path/row untuk menentukan wilayah yang ingin di download, klik show 2.



Pada Data Set pilih SRTM, pastikan mencentang seperti di bawah ini , setelah itu klik result, setelah itu klik logo Download untuk mendownload SRTM tersebut, akan tersedia 3 pilihan , pilih yang berformat GeoTIFF



3.



Setelah berhasil di download,



selanjutnya ialah mengolah citra ini menggunakan aplikasi ArcGIS, disini penulis menggunakan ArcGIS 10.3



4. Pada arcGIS klik add data, pilih data SRTM tadi, klik Add



5.



Selanjutnya ialah kita akan melakukan clip terhadap data SRTM sesuai dengan kebutuhan analisis yakni wilayah



magelang, add data kembali , masukkan SHP magelang, klik ok



6. Kemudian clip citra SRTM sesuai dengan Batas administrasi magelang, pada arctoolbox, klik Data management Tools, pilih Raster, Raster Processing, Clip, pilih input dan outputnya, masukan Citra SRTM sebagai Input, dan SHP Magelang sebagai output, Centang Use input features for clipping geometry



7.



Pengolahan selanjutnya ialah membuat slope (kelerengan) dengan menggunakan tool spasial analysis tool, Pilih Surface, klik Slope , pada input masukkan citra SRTM yang sudah di clip, pada output measurement pilih PERCENT_SIZE



Hasilnya :



8. 8. La



n gkah selanjutnya ialah melakukan reclassify, masih pada Spatial Analysis Tool, Reclass, Reclassify. Selanjutnya masukkan input slope yang sudah di buat tadi, kemudian menentukan jumlah class, klik classify, isi 5 pada break values isi dengan nilai seperti dibawah ini :



9. Selanjutnya untuk membuat countur (kontur) masih menggunakan tools dari Spatial Analysis Tool,



Surface, Countur, pada input masukkan SRTM yang sudah di clip, pada Countur interval masukkan 5 , klik ok



10.Membuat aspect , Klik add data, pilih data dem .



11.



S e l



anjutnya membuat aspect, Aspect adalah analisis SIG yang berfungsi untuk mengidentifikasi arah kelerengan bagian bawah dari perubahan maksimal setiap cell terdekat caranya pilih raster surface, Aspect, lakukan langkah dibawah ini :



Hasilnya :



12. Hillshade, Hillshade merupakan analisis yang mengakumulasikan bayangan atau kawasan teduh akibat adanya bidang elevasi tertentu, langkahnya klik 3d analysis tool, klik raster surface, klik Hillshade, masukan input dem, klik ok



13.Kemudian untuk melihat kedua hal ini bertimpangan, maka klik dua kali pada layer hillshade, pada display buat transparansi menjadi 50 % 14.



Selanjutnya melakukan Viewshed, yang merupakan analisis surface yang menitik beratkan terhadap prosentase pandang interpreter pada suatu titik yang sudah ditentukan sebelumnya, oleh karena itu lakukan add data kembali, panggil data titik amatan



15.



Setelah itu klik 3D analysis tool, klik surface raster, klik visibility, kemudian ikuti langkah di bawah ini :



16.



Membuat contour, klik raster surface, klik contour, lakukan langkah dibawah ini , pada contour interval , tulis 1



Hasilnya :



17.Add shp kawasan undip, clip contour tersebut sesuai dengan shp kawasan undip.



18.Kemudian membuat file tin, TIN adalah serangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih dihitung dari titik ruang yang tak beraturan dengan koordinat x,y,dan nilai z yang menyajikan data elevasi. Langkahnya klik 3D analysis tool, klik data management, klik TIN, klik Create TIN, tentukan output, masukkan koordinat. Height field pilih contour, ok



19.Mengolah data TIN pada ArcScene, add data , masukkan citra, masukkan Pelengkap, bangunan, dan data tin. Kemudian olah



20.



Karna semua data masih mengambang, maka akan dibuat menyatu dengan cara klik pada setiap layer , kemudian pada base height, pilih floating on a custom surface, klik ok



21.



Kemudian hasilnya



22.Hilangkan garis contour dan warna nya dengan cara klik pada layer TIN, layer properties, un centang seperti gambar dibawah ini



23.Kemudian buat bangunan menjadi 3D dengan klik kanan layer bangunan, pada layer properties klik extrusion, centang extrude features, pada extrusion value, isi dengan ketinggian yang di inginkan, kemudian apply exextrusion pilih yang maximum seperti gambar dibawah ini



24.



Pada



pelengkap , pilih simbologi yang sesuai dengan keterangan , klik ok