.Minggu 2-Sap RDS [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Sibad
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN KASUS PADA BAYI BARU LAHIR: RDS (RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM)



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Klinik IV (Keperawatan Maternitas) yang dibina oleh ibu Kasiati S. Kp., Ns., M. Kep.



Oleh: Nama : Siti Nuryatul Badriyah NIM



: P17211193039



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG Desember 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan



: Permasalahan pada Bayi Baru Lahir



Judul



: RDS (Respiratory Distress Syndrom)



Sasaran



: Pasien dan Keluarga



Tempat



: Zoom Meeting



Hari/Tanggal



: Jumat, 24 Desember 2021



Waktu



: 45 Menit



A. LATAR BELAKANG Tumbuh kembang adalah proses yang berlanjut sejak konsepsi sampai dengan maturitas (dewasa) faktor yang sangat mempengaruhi yaitu bawaan dan lingkungan. Bayi di dalam kandungan hingga setelah lahir sudah mengalami proses tumbuh kembang. Sejak kelahirannya tumbuh kembang sudah dapat diamati (Sulistyawati, 2015). Tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang memiliki sifat berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Cahyaningsih, 2011). Pertumbuhan (growth) bersifat kuantitatif sehingga bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), hal ini berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ pada individu. Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ diferensiasi dari sel-sel tubuh, sehingga masing-masing organ dapat memenuhi fungsinya disebut dengan perkembangan. Perkembangan meliputi perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi yang dilakukan dengan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara teratur, berkaitan, dan berkesinambungan dalam melewati suatu pola tahapan pertumbuhan dan perkembangan seperti masa janin di masa kandungan dan masa bayi setelah lahir (Sulistyawati, 2015). Bayi lahir tidak semua memiliki berat badan normal, masalah yang menyebabkan hal berikut seperti bayi yang lahir akibat kurang cukup bulan dan mengakibatkan bayi mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan status kesehatan penduduk secara umum. BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Djitowiyono & Kristianasari, 2011). WHO (World Health Organization) pada tahun 2011 mengklasifikasikan bayi BBLR



berdasarkan usia gestasi menjadi preterm (lahir hingga 37 minggu kehamilan) dan term (lahir setelah 37 minggu dan sebelum 42 minggu kehamilan). BBLR sangat berpengaruh dengan Angka Kematian Bayi (AKB) (Maryunani, 2013). Kematian bayi pada minggu pertama biasanya disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan seperti syndrome gawat napas serta komplikasi berat lahir rendah. Kondisi bayi yang lahir dengan BBLR seringkali tidak sebaik kondisi bayi normal pada umumnya dan berpotensi besar untuk mengalami berbagai masalah kesehatan. Bayi yang lahir normal juga dapat mengalami berbagai masalah kesehatan meliputi gangguan fungsi pernapasan seperti RDS yang disebabkan oleh faktor ibu. RDS berpotensi besar terjadi pada bayi BBLR, hal ini terjadi karena belum matangnya organ tubuh dan fungsi tubuh pada bayi. BBLR pada bayi mempunyai kecenderungan kearah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Imaturitas organ pada bayi BBLR sering menyebabkan masalah pada fungsi pernapasan seperti syndrome gawat nafas atau Respiratory Distress Syndrome (Maryunani, 2013). B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien, keluarga, dan masyarakat tentang RDS (Respiratory Distress Syndrom) 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan, pasien, keluarga, dan masyarakat dapat : a. Menjelaskan pengertian RDS (Respiratory Distress Syndrom). b. Menjelaskan penyebab RDS (Respiratory Distress Syndrom) c. Menyebutkan tanda dan gejala adanya RDS (Respiratory Distress Syndrom) d. Menjelaskan akibat penyakit RDS jika tidak ditangani. e. Menjelaskan pencegahan RDS (Respiratory Distress Syndrom) f. Menjelaskan penanganan RDS (Respiratory Distress Syndrom) g. Menjelaskan perawatan RDS (Respiratory Distress Syndrom) h. Menjelaskan manfaat penggunaan pelayanan kesehatan.



C. SASARAN Pasien dan keluarga di wilayah Rt. 12 Ds. Ngadirejo D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. MEDIA 1. Lembar balik 2. Leaflet F. KEGIATAN PENYULUHAN NO



TAHAP



WAKTU



KEGIATAN PENYULUH



KEGIATAN PESERTA



1



Pembukaan



5 menit



Pembukaan: 1. Memperkenalkan diri



Menyambut salam



2. Menjelaskan tujuan dari



dan mendengarkan



penyuluhan.



Mendengarkan



3. Melakukan kontrak waktu.



Mendengarkan



4. Menyebutkan materi



Mendengarkan



penyuluhan yang akan 2



Pelaksanaan



20 M eni t



diberikan Menjelaskan materi tentang:



Mendengarkan dan



a. Pengertian RDS (Respiratory memper-hatikan Distress Syndrom). b. Penyebab RDS (Respiratory Distress Syndrom). c. Tanda dan gejala adanya RDS (Respiratory Distress Syndrom). d. Akibat penyakit RDS jika tidak ditangani. e. Pencegahan



RDS



(Respiratory



Distress



Syndrom). f. Penanganan



RDS



(Respiratory



Distress



Syndrom).



3



Evaluasi



15 menit



1. Memberikan kesempatan



Bertanya



pada pasien dan keluarga untuk bertanya. 2. Menanyakan pada pasien dan Menjawab keluarga tentang materi yang



menjelaskan



diberikan



pertanyaan



dan



3. Memberikan reinforcement kepada pasien dan keluarga bila dapat menjawab & menjelaskan kembali pertanyaan/materi 4



Penutup



5 menit



1. Menyimpulkan materi 2. Mengucapkan



Mendengarkan dan



terima-kasih membalas salam



kepada pasien dan keluarga 3. Mengucapkan salam G. EVALUASI 1) Kriteria struktur : 1. Peserta hadir di tempat yang telah ditentukan 2. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di tempat yang telah ditentukan dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pula. 3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan. 4. Media telah siap 2)



Kriteria Proses : 1. Pasien, dan keluarga, antusias terhadap materi penyuluhan. 2. Pasien, dan keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan. 3. Pasien, dan keluarga, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara



lengkap dan benar. 3)



Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga mampu: a. Menjelaskan pengertian RDS (Respiratory Distress Syndrom). b. Menjelaskan penyebab RDS (Respiratory Distress Syndrom) c. Menyebutkan tanda dan gejala adanya RDS (Respiratory Distress Syndrom) d. Menjelaskan akibat penyakit RDS jika tidak ditangani. e. Menjelaskan pencegahan RDS (Respiratory Distress Syndrom) f. Menjelaskan penanganan RDS (Respiratory Distress Syndrom) g. Menjelaskan perawatan RDS (Respiratory Distress Syndrom) h. Menjelaskan manfaat penggunaan pelayanan kesehatan.



i. PENUTUP Audien bersama-sama dengan penyuluh mengucap hamdalah dan salam perpisahan j. DAFTAR PUSTAKA k. Nelson, (2011), Ilmu Ksesehatan Anak Esensial, Ed 6, Jakarta: Elsevier Nelson, (2010), Esensi Pediatri, Ed 4, Jakarta: EGC diakses di https://www.elsevier.com/books/nelson-ilmu-kesehatan-anakesensial/unknown/978-981-4371-31-5 pada 27 september 2021 pukul 18.00 wib l. Sudarti & Fauziah. (2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan. Cetakan



I.



Yogyakarta:



Nuha



medika



http://library.poltekkesjambi.ac.id/opac/detail-opac?id=2881



diakses



di



pada



27



september 2021 pukul 19.00 wib m. Rahardjo dan Marmi,2012, Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Prasekolah. Jakarta : Pustaka Belajar diakses di https://pustakapelajar.co.id/buku/asuhanneonatus-bayi-balita-dan-anak-prasekolah/ pada 27 september 2021 pukul 19.30 wib n. SS, Y. B. D. (2020). Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidas Efektif Pada Bayi Dengan Rds (Respiratory Distress Syndrom) Diruang Nicu Rsud Dr. Soegiri Lamongan (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA). Diakses di http://repository.unair.ac.id/97990/ pada 27 september 2021 pukul 19.40 wib o. LAMPIRAN 1 (Materi) MATERI PENYULUHAN



RDS (Respiratory Distress Syndrom) A. PENGERTIAN Menurut Marmi & Rahardjo (2012), Sindroma gagal nafas (respiratory distress sindrom/RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. Marmi & Rahardjo (2012) juga menyebutkan bahwa sindroma gagal napas adalah perkembangan imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada paru-paru. Sementara afiksia neonatorum merupakan gangguan pernafasan akibat ketidakmampuan bayi beradaptasi terhadap asfiksia. Biasanya masalah ini disebabkan karena adanya masalah-masalah kehamilan dan pada saat persalinan. B. PENYEBAB Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, dan lain-lain. Faktor plasenta meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya. Faktor janin atau neonatus meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada neonatus dan lain-lain. Faktor persalinan meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain. C. TANDA DAN GEJALA Berat atau ringannya gejala klinis pada penyakit RDS (Respiratory Distress Syndrom) ini sangat dipengaruhi oleh tingkat maturitas paru. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis yang ditunjukan. Gejala dapat tampak beberapa jam setelah kelahiran. Bayi RDS (Respiratory Distress Syndrom) yang mampu bertahan hidup sampai 96 jam pertama mempunyai prognosis yang lebih baik. Gejala umum RDS menurut Surasmi dkk (2013), adalah takipnea (>60x/menit), pernapasan dangkal, mendengkur, sianosis, pucat, kelelahan, apnea dan pernapasan tidak teratur, penurunan suhu tubuh, retraksi suprasternal dan substernal, pernapasan cuping hidung



D. AKIBAT JIKA TIDAK DITANGANI Kematian pada bayi dengan berat lahir rendah akan semakin tinggi, bayi mudah terserang infeksi penyakit karena daya tahan tubuhnya lemah dan resiko kematian yang tinggi karena akan mengalami gagal napas karena tidak berkembangnya paru-paru E. PENCEGAHAN Mencegah kelahiran prematur menurunkan risiko neonatal RDS. Untuk mencegah kelahiran prematur, dapatkan perawatan neonatal selama kehamilan dan hindari merokok, narkotika dan alkohol. Jika terdapat kemungkinan terjadi kelahiran prematur, ibu boleh menerima kortikosteroid. Obat ini mempercepat perkembangan paru-paru dan produksi surfaktan, yang penting untuk fungsi paru-paru bayi. F. PENANGANAN (Penatalaksanaan) 1. Penatalaksanaan Medis Menurut Cecily & Sowden (2009) penatalaksanaan medis pada bayi RDS (Respiratory Distress Syndrom) yaitu: 1) Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal a. Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal b. Tekanan jalan napas positif secara kontinu melalui kanul nasal untuk mencegah kehilangan volume selama ekspirasi c. Pemantauan transkutan dan oksimetri nadi d. Fisioterapi dadaTindakan kardiorespirasi tambahan 2) Pertahankan kestabilan suhu 3) Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang tepat 4) Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin 5) Lakukankan transfusi darah seperlunya 6) Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi 7) Pertahankan jalur arteri untuk memantau PaO₂ dan pengambilan sampel darah 8) Berikan obat yang diperlukan 2. Penatalaksanaan Non Medis Penatalaksanan keperawatan terhadap RDS meliputi tindakan pendukung yang sama dalam pengobatan pada bayi prematur dengan tujuan mengoreksi ketidakseimbangan.



Pemberian minum per oral tidak diperbolehkan selama fase akut penyakit ini karena dapat



menyebabkan



aspirasi.



Pemberian



minum



dapat



diberikan



melalui



parenteral. G. PERAWATAN 1. Memasang alat bantu pernafasan Perawatan yang akan dokter lakukan pada bayi yang mengalami sindrom gawat napas adalah pemasangan alat bantu pernapasan. Petugas medis akan melakukan pemasangan secara bertahap. Pertama, pemasangan selang pernapasan pada trakea (tenggorokan) bayi. Kemudian untuk kasus yang sangat parah, bayi akan membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan. 2. Memasang mesin saluran udara Alat ini membantu paru-paru tetap terbuka dan saluran udara masuk secara optimal. 3. Memberikan surfaktan buatan Surfaktan buatan akan sangat membantu kondisi bayi bila dokter memberikannya 6 jam setelah si kecil lahir. Pemberian surfaktan bisa membantu mengurangi sindrom gawat napas bayi agar tidak semakin parah dan serius. Dokter juga memberikan cairan ini sebagai pengobatan untuk bayi yang berisiko tinggi terkena sindrom gawat napas. H. MANFAAT PENGGUNAAN PELAYANAN KESEHATAN Mengurangi komplikasi pada bayi baru lahir tertama dengan berat lahir rendah (BBLR), mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu pasca bersalin untuk menghadapi kenyataan atas kondisi yang dialalami anaknya akan dapat diselesaikan, menjamin pertumbuhan bayi yang sehat dengan penanganan yang tepat (meningkatkan berat badan untuk mengurangi resiko penyakit) meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk memberikan ASI.



RDS (RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM)



1. pengertian RDS sindroma gagal napas adalah perkembangan imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada paru-paru. 2. penyebab RDS Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan 3. tanda dan gejala adanya RDS Gejala umum RDS menurut Surasmi dkk (2013), adalah takipnea (>60x/menit), pernapasan dangkal, mendengkur, sianosis, pucat, kelelahan, apnea dan pernapasan tidak teratur, penurunan suhu tubuh, retraksi suprasternal dan substernal, pernapasan cuping hidung



Oleh: Nama



: Siti Nuryatul Badriyah



NIM



: P17211193039



Program Studi S.Tr. Keperawatan Malang Poltekkes Kemenkes Malang Tahun Ajaran 2020/2021



4. akibat penyakit RDS Kematian pada bayi dengan berat lahir rendah akan semakin tinggi, bayi mudah terserang infeksi penyakit karena daya tahan tubuhnya lemah dan resiko kematian yang tinggi karena akan mengalami gagal napas karena tidak berkembangnya paruparu



5. pencegahan RDS Mencegah kelahiran prematur menurunkan risiko neonatal RDS. Untuk mencegah kelahiran prematur, dapatkan perawatan neonatal selama kehamilan dan hindari merokok, narkotika dan alkohol. Jika terdapat kemungkinan terjadi kelahiran prematur, ibu boleh menerima kortikosteroid. Obat ini mempercepat perkembangan paru-paru dan produksi surfaktan, yang penting untuk fungsi paru-paru bayi. 6. penanganan RDS a. penanganan medis 1) Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal 2) Pertahankan kestabilan suhu 3) Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang tepat 4) Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin 5) Lakukankan transfusi darah seperlunya 6) Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi



8. Manfaat Kesehatan b. penangananan non medis Penatalaksanan keperawatan terhadap RDS meliputi tindakan pendukung yang sama dalam pengobatan pada bayi prematur dengan tujuan mengoreksi ketidakseimbangan. Pemberian minum per oral tidak diperbolehkan selama fase akut penyakit ini karena dapat menyebabkan aspirasi. Pemberian minum dapat diberikan melalui parenteral. 7. perawatan RDS 1. Memasang alat bantu pernafasan



2. memasang mesin saluran udara



1)



Penggunaan



Pelayanan



Mengurangi komplikasi pada



bayi baru lahir terutama dengan berat lahir rendah (BBLR)



2) 3. memberikan surfaktan buatan



mempertahankan



dan



meningkatkan kesehatan mental dan fisik



ibu



pasca



bersalin



untuk



menghadapi kenyataan atas kondisi yang dialalami anaknya akan dapat diselesaikan



3)



menjamin pertumbuhan bayi



yang sehat dengan penanganan yang tepat (meningkatkan berat badan untuk mengurangi resiko penyakit)



4) setelah



meningkatkan kesehatan ibu



persalinan



memberikan ASI.



dan



untuk