Mini Riset Ekonomi Regional 123 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL



Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset



Disusun Oleh : Erwin Syahputra Rambe



0501162113



Ahmad Habibullah Jumain 0501162142 Lisna Limbong



0501162096



Isra Wani



0501162156



Dosen Pengampu : Iffan Fuadi Harahap, SP.,MP. Mata Kuliah : Ekonomi Regional



JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2019



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehinga kami dapat menyelesaikan laporan mini riset tentang ”Strategi Pengembangan Sektor Unggulan Sebagai Upaya Pembangunan Daerah Kabupaten Mandailing Natal”. Laporan mini riset ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan mini riset ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritikan dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan tugas mini riset ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang “Strategi Pengembangan Sektor Unggulan Sebagai Upaya Pembangunan Daerah Kabupaten Mandailing Natal” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Medan, Desember 2019



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................ DATAR ISI ............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... A. Landasan Teori ............................................................................................................. BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... A. B. C. D.



Pendekatan Penelitian .................................................................................................. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................................... Jenis dan Sumber Data ................................................................................................. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................................



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... BAB V PENUTUP .................................................................................................................. A. Kesimpulan .................................................................................................................. B. Saran-saran ................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Mandailing Natal juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0 o10’1o50’ Lintang Utara dan 98o10’-100o10’ Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah ±6.620,70 K m 2 atau 9,23% dari wilayah Sumatera Utara. Kabupaten Mandailing Natal memiliki batas wilayah bagian utara adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, bagian Timur adalah Kabupaten Pasaman barat, bagian Selatan adalah Pasaman, bagian Barat adalah Samudera Indonesia. Suhu udara di Kabupaten Mandailing Natal berkisar antara 23oC-32oC dengan kelembapan antara 80-85%. Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh etnis Mandailing yang secara bahasa dan budaya dekat dengan etnis batak. Kabupaten mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan, 27 kelurahan, dan 377 desa dengan luas wilayah mencapai 6.134,00 km2 dan jumlah penduduk sekitar 480.911 jiwa/tahun 2017.1 Dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah, saat ini perhatian diberikan tidak hanya pada perekonomian wilayah secara umum, namun perhatian yang mendalam perlu juga diberikan kepada upaya untuk melakukan identifikasi sektor unggulan. Sektor unggulan dalam hal ini merupakan sektor basis yang dapat memberikan aliran pendapatan ke dalam perekonomian suatu wilayah. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai sektor unggulan dari perekonomian Kabupaten Mandailing Natal. Perekonomian kabupaten ini merupakan bagian dari perekonomian Provinsi Sumatera Utara.2



B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: http://www.madina.go.id/Content/SelayangPandang/umum.asp Andi Tabrani, Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol. 10, No. 1, April 2018, h. 1 1 2



1. Apa saja potensi sektor unggulan lokal di Kabupaten Mandailing Natal? 2. Berapa besar potensi sektor unggulan tersebut terhadap pendapatan wilayah Kabupaten Mandailing Natal? 3. Bagaimana strategi pengembangan sektor unggulan yang seharusnya diterapkan sebagai penggerak dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari miniriset ini adalah: 1. Untuk mengetahui potensi sektor unggulan lokal di Kabupaten Mandailing Natal 2. Untuk mengetahui seberapa besar potensi sektor unggulan terhadap pendapatan wilayah di Kabupaten Mandailing Natal 3. Untuk mengatahui strategi pengembangan sektor unggulan yang dapat diterapkan sebagai penggerak dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal



BAB II TI NJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembangunan Ekonomi



a. Konsep Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup penduduk setempat dengan ditandai meningkatnya pendapatan perkapita penduduk di daerah tersebut dalam periode jangka panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pembangunan ekonomi daerah adalah menghasilkan suatu pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi serta mengurangi tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan pendapatan yang dialami daerah tersebut. Selain itu, pembangunan ekonomi juga mampu menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk setempat dengan tujuan mampu meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mengurangi angka kemiskinan.3



b. Teori Pembangunan Ekonomi



1. Teori Pembangunan Seimbang (Balanced Development Theory) Pembangunan seimbang diartikan sebagai pembangunan yang dilakukan meliputi berbagai daerah, yang berarti ke seluruh daerah secara merata, dengan tujuan untuk mencapai pemerataan dalam laju pertumbuhan ekonomi antar daerah. Pembangunan seimbang dimaksudkan pula sebagai pembangunan yang dilaksanakan bukan hanya meliputi bidang ekonomi, tetapi meliputi bidang sosial, budaya dan politik yang berarti berkeseimbangan meliputi seluruh bidang, meliputi bidang yang sangat luas. Ada pula yang mengartikan bahwa pembangunan yang seimbang adalah melaksanakan pembangunan yang menekankan pada pembangunan yang meliputi berbagai jenis industri secara serentak (bersamaan), sehingga dapat menghasilkan kondisi yang saling menciptakan pasar satu sama lain. W.W. Lewis (The Theory of Economic Growth, 1957) digolongkan sebagai pencipta teori pembangunan seimbang yang menekankan perlunya keseimbangan Aditya Gufron Ramadhan, 2017, Strategi Pengembangan Subsektor Pertanian di Kabupaten Bogor Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), h. 10 3



dalam penawaran. Menurut Lewis, banyak masalah akan timbul apabila kegiatan (usaha) pembangunan dipusatkan kepada satu sektor saja. Tanpa adanya keseimbangan



pembangunan



di



antara



berbagai



sektor,



berbagai



macam



ketidakstabilan dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan ekonomi akan timbul. Akhirnya, akan memperlambat proses pembangunan. Prof. DR. Soemitro Djojohadikoesoemo (yang diberi julukan sebagai Begawan Ekonomi



Indonesia)



menganjurkan



pembangunan



seimbang



yang



meliputi



keseimbangan antara pembangunan sektor pertanian dan sektor industri sektor pertanian di Indonesia (sebagai negara berkembang) menampung penduduk sekitar 65 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, yang bermata pencaharian kebutuhan besar di sektor pertanian, yang menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pembangunan



sektor



pertanian



harus



dilakukan



untuk



meningkatkan



kesejahteraan masyarakat pertanian. Sektor industri yang sebagian besar terdapat di daerah perkotaan harus pula dikembangkan, pembangunan sektor industri bertujuan menghasilkan barang-barang industri manufaktur, mempekerjakan kelebihan tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian, meningkatkan pendapatan untuk menampung komoditas-komoditas



yang



dihasilkan



sektor



pertanian.



Jadi



pembangunan



dilaksanakan secara berkesinambungan, di antara sektor pertanian dan sektor industri. Kedua sektor tersebut saling melengkapi dan saling mendorong, yang pada akhirnya, akan mencapai peningkatan pembangunan di Negara yang bersangkutan.4



2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yaitu kondisi ketika terjadi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto riil dalam suatu daerah. Sehingga dapat di artikan bahwa suatu daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi adalah suatu daerah yang mengalami proses kenaikan produktivitas produksi yang diwujudkan dalam peningkatan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan cara membandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun yang sedang berjalan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun sebelumnya.



4



Rahardjo Adisasmita, 2013, Teori-teori Pembangunan Ekonomi, Yogyakarta: Graha Ilmu, h. 63-65



3. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah a.



Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah



1.



Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) merupakan teori yang pertama-



tama menerangkan ekonomi wilayah, yang kemudian dikembangkan menjadi ekspor basis (export base theory). Teori basis ekonomi membagi wilayah-wilayah dalam dua kelompok, yaitu (1) wilayah yang mengekspor (menjual) dan (2) wilayah yang mengimpor (membeli). Teori basis ekonomi menggunakan asumsi (anggapan) bahwa ekspor adalah satu-satunya faktor yang bersifat eksogen (independen) terhadap pengeluaran, artinya semua unsur pengeluaran lain adalah terikat (dependen) terhadap pembangunan. Hanya ekspor yang dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah, sektor-sektor lain akan meningkat apabila pendapatan daerah secara keseluruhan meningkat.5



4. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah



a. Konsep Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Perencanaan



pembangunan



wilayah



merupakan



perencanaan



yang



didesentralisasikan, pemerintah Daerah Kabupaten/Kota merupakan daerah otonomi, yang diberi kewenangan dari pemerintah pusat untuk mengelola dan mengatur daerahnya sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat dan tidak bertentangan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana pembangunan daerah (kabupaten/kota)



disusun



oleh



Badan



Perencanaan



Pembangunan



Daerah



(BAPPEDA) seolah memperhatikan materi yang diusulkan oleh Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes). Rencana pembangunan kabupaten merupakan rencana yang disusun dari bawah (bottom-up planning).



b. Perencanaan Sektor Unggulan Sebagai Strategi Pembangunan Daerah Penentuan sektor unggulan dilakukan dengan cara membandingkan kegiatan sektor pada suatu daerah dengan daerah lain. Perbandingan tersebut bisa dalam 5



Ibid., h. 72-73



lingkup perbandingan skala regional, skala nasional, maupun skala internasional. Menurut lingkup skala nasional, suatu sektor dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor yang dihasilkan di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama di wilayah lain, baik secara nasional maupun pasar domestik. Suatu sektor dikatakan unggulan apabila sektor tersebut mempunyai nilai keunggulan kompetitif dan komparatif jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain itu, sektor unggulan juga memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Diberlakukannya otonomi daerah menjadikan daerah harus benar-benar mandiri dalam mengatur kebijakan dalam pembangunan dan pertumbuhan daerah. Daerah juga memiliki kewenangan dan kesempatan penuh untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut guna mempercepat laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Hal tersebut sangat berhubungan dengan strategi penentuan sektor unggulan di suatu daerah. Dengan mengetahui sektor unggulan yang terdapat di daerah tersebut maka pemerintah bisa dengan mudah membuat kebijakan yang sesuai sasaran percepatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. PDRB merupakan variabel yang paling tepat untuk mengetahui sektor unggulan di sutau daerah. Karena di dalam PDRB terdapat beberapa informasi yang digunakan untuk mengetahui nilai output sektor ekonomi dan kontribusi masingmasing sektor yang ada serta untuk mengetahui nilai pertumbuhan di suatu daerah baik pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten.6



Zulia Nur Retna, 2017, Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Di Kabupaten Banjarnegara Periode 20112015. Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, h. 16-17 6



BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menganalisis sektor unggulan di Kabupaten Mandailing Natal, dilakukan pendekatan studi literatur (Library research). Berdasarkan referensi terkait tulisan ini akan menjelaskan sektor-sektor unggulan di Kabupaten Mandailing Natal. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian diungkapkan untuk menunjukkan ruang lingkup wilayah penelitian. Lokasi penelitian menjadi setting alamiah dan konteks alami yang menjadi latar dan mempengaruhi peneliti bagi hasil penelitiannya. Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Kabupaten Mandailing Natal yang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Waktu penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 sampai 16 Desember 2019. C. Jenis dan Sumber Data Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu hal yang diketahui atau yang dianggap atau berupa anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat sajian angka, simbol, kode, dan lainnya.7 Data penelitian dikumpulkan baik melalui instrument pengumpulan data, observasi, wawancara, maupun lewat data dokumentasi. Sumber data secara garis besar terbagi kedalam dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengumpulan data yang dapat berupa interview, observasi, maupun penggunaan instrument pengukuran yang dirancang sesuai dengan tujuannya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.8 7 8



Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Alokasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 82 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), h. 36



Sesuai dengan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu jenis data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya. Jenis data ini dapat digali melalui monografi yang diterbitkan oleh masing-masing lembaga-lembaga tertentu.9 D. Metode Pengumplan Data Metode pengumplan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memperoleh melalaui BPS Mandailing Natal, artikel, jurnal terkait dan buku-buku yang mempunyai relevansi dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.



Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Eaja Grafindo Persada, 2005), h. 121. 9