MINUMAN Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tak Perlu Ada Yang Disesali Oleh: Ahmad Fahrur Rozi Ketika dedaunan bergerak mengikuti alunan angin dipagi hari. Di saat itu juga aku mulai berjalan menuju ke motorku. Tiba-tiba terdengar suara air hujan turun menghujam bumi dan akupun segera mengambil jas hujan. Dan ketika itu langsung ku beranikan diri menembus titiktitik air hujan yang deras yang turut membasahi jas hujanku. Ku pacu kendaraanku dengan cepat karena takut akan pintu gerbang sekolah ditutup. “Ayoo.. cepat 5 menit lagi.” Kata satpam sekolah sambil berteriak. Dan langsung kucepat cepat menuju gerbang. Akhirnya aku pun tidak terlambat menuju sekolah. Sesampainya dikelas aku pun menghampiri teman akrabku. Dia adalah Roni, Adit dan Andre. “Kenapa kamu terlambat za, biasanya kamu selalu cepat datang.” Tutur Roni sambil memegang HP. “Iya soal nya tadi bangunnya telat.” Kataku membalas pertanyaan Roni. Ya begitulah kebiasaan kami selalu berbincang-bincang sambil menunggu guru masuk kelas. Setiap hari kami harus belajar intensif karena sudah memasuki semester genap kelas 12 dan tinggal beberapa bulan lagi kami akan menghadapi ujian nasional. Ujian nasional bagai sebuah hantu yang terus menghantui kami tapi bagaimanapun kami harus tetap menghadapinya. Bagiku pelajaran yang kutakuti saat ujian nasional nanti adalah bahasa inggris karena aku kurang mahir dan paham dalam pelajaran bahasa inggris. “Reza bagaimana hasil tryout bahasa inggrismu.” Kata Adit sambil menatap mataku. Ya begitulah kawanku sering memanggilku Reza atau pun za saja padahal nama asliku adalah Rezaldi Ardhi. “Biasa,60 lagi.” Kata ku sambil memasang muka kecewa. Ya aku akui aku kurang bisa dalam bahasa inggris akan tetapi dalam pelajaran matematika aku sangat menyukainya. 1



Tak terasa berjam-jam aku sudah belajar disekolah akhirnya bel sekolah pun berbunyi dan aku langsung membereskan peralatan belajar dan segera memasang sepatu. Kemudian aku langsung menuju tempat parkiran. Seperti biasa di tempat parkir banyak sekali murid murid yang merokok. Dan di tempat dekat parkiran ada sebuah warung yang menjadi tempat murid-murid merokok dan mabuk mabukkan. Dalam hatiku berkata. “Betapa kasihannya orang tua mereka yang telah menyekolahkannya, tetapi anaknya telah berbuat yang tidak dikehendaki.” Tuturku dalam hati. *** Setibanya di rumah aku langsung mengganti pakaianku dan langsung menemui teman temanku yang ada di pos ronda.ketika itu aku bertemu Roni dan Andre. Kami juga bisa saling bertemu lagi karena rumah kami saling berdekatan. Kami menghabiskan sore dengan mengerjakan tugas sekolah dan kalau pun tidak ada tugas sekolah kami biasanya bermain sepak bola bersama teman-teman kampung kami. “Gimana ya bentar lagi udah mau ujian nasional aja.” Kata Andre sambil memegang buku yang hendak ia baca. “Ya mau gimana lagi kalau gak diikutin kita udah pasti gak lulus.” Kata Roni menjawab pertanyaan Andre. “Yang penting kita usaha dulu sambil berdo’a, urusan nilai itu nanti.” Kataku ikut menyahut perbincangan mereka berdua. Teman-temanku selalu mengkhawatirkan akan tibanya ujian nasional. Akan tetapi sekarang bagiku ujian nasional bukan sebuah hantu lagi, karena ayah dan ibuku selalu menyemangatiku. Saat mengobrol dengan Roni dan Andre aku menyinggung mengenai banyaknya murid yang merokok dan mabuk di warung dekat parkiran. “Ron,tadi waktu aku pulang sekolah banyak sekali murid yang merokok dan mabukan di warung dekat parkiran.” Kataku sambil menulis dibuku. “Oooo.. iya za disitu sering sekali banyak murid yang seperti itu.” Kata roni sambil menjawab dengan suara lirih. 2



“Iya Za, aku juga sering melihat banyak anak disitu, padahal gak ada gunanya juga ngelakuin itu.” Kata Andre sambil ikut menjawab. Sinar suryapun perlahan mulai tenggelam. Kami pun segera meninggalkan pos ronda takut nanti di marahi orang tua karena pulang terlalu sore. *** Ketika esok hari disekolahan diadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Di saat penyuluhan di situ diterangkan bagaimana bahaya narkoba bagi kehidupan kita. Tapi disaat itu aku bingung dengan sikap Roni yang acuh dan tidak mau mendengarkan padahal bila setiap kali ada penyuluhan atau seminar dia pasti sangat antusias maklumlah karena dia juga salah satu murid yang cukup cerdas dikelas tapi kali ini ada yang berbeda dan aneh pada Roni aku jadi penasaran apa yang terjadi dengan dia. “Ron,kenapa sih kamu tadi tidak terlalu mendengarkan apa yang dibicarakan dari narasumber biasanya kan kalau ada acara kayak tadi kamu senang banget.” Kata ku sambil memasang wajah keheranan. “Masa sih nggak ada ah, aku tadi tuh merhatiin banget apa yang disampaikan. Kamunya aja yang nggak ngeliat. Ya udah aku mau kekantin duluan.” Kata Roni dengan acuh. Apa yang sebenarnya tejadi pada Roni kataku dalam hati. Akupun setiap hari membicarakan tentang Roni kepada Adit dan Andre mengenai sikap Roni yang berubah. Pada suatu waktu ketika aku pulang sekolah dan berada diparkiran. Aku melihat di warung yang biasa di jadikan para siswa buat merokok dan mabuk. Disitu aku melihat ada seorang murid yang berjaket dan menggendong tas yang pernah aku lihat. Ya tas itu sama pesis dengan punya Roni. Tapi aku tetap berpikiran positif saja bahwa itu bukan Roni. Akan tetapi hari hari kulihat dari jauh seakan akan dilubuk hati ini berkata bahwa dia memang Roni. Pada suatu hari kuberanikan diri untuk menjumpai sosok tersebut, kuhampiri dia untk meyakinkan dia itu Roni atau bukan. Langkah demi langkah kaki ku berjalan dan pada langkah terakhir kutepuk pundak dia.



3



“hey, apakah kau Roni.” Kataku dengan nada pelan Dia pun terkejut dan memalingkan wajahnya, “Reza, kenapa kau ada disini?” Kata Roni sambil membuang puntung rokoknya. Dan ternyata benar dugaan Reza bahwa orang yang dilihatnya itu adalah Roni. “Seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu ada disini, bukannya kamu itu bukan seorang perokok kenapa kamu jadi seorang yang perokok?” Kata Reza sambil kebingungan melihat kelakuan Roni sekarang. Dan teman teman nya Roni juga ikut menjawab. “kamu itu siapa ? terserah Roni lah mau ngerokok ikut sama kami semua.” Kata salah satu teman Roni. “Ini bukan urusan kamu.” Kata Reza dengan nada menggertak. Di warung itu Reza dan teman Roni saling berdebat dan hendak berkelahi akan tetapi Roni melerai mereka. “sudah,sudah cukup za, kamu gak tau kenapa aku jadi berubah kayak gini.” Kata Roni sambil menahan Reza yang hendak berkelahi. “Kalau kamu punya masalah kenapa gak cerita.” Kata reza sambil melepas tangan Roni di dadanya. Seketika itu pun Roni langsung pergi menaiki motornya seperti angin yang berhembus begitu saja tanpa ada arahnya. Keesokan harinya Reza pun mendapati Roni yang sedang duduk termenung sambil meminum teh esnya di warung kantin sekolah. Dan Reza pun menghampirinya. “Ron, maaf ya soal kemarin.” Kata Reza kepada Roni. “Kamu gak perlu minta maaf Za,ini memang semua salah ku, aku tidak pernah cerita ke kamu.” Kata Roni sambil menatap Reza.



4



“Oh iya,mungkin kalau kamu cerita mungkin akhirnya tidak seperti ini, kalau boleh tau, apa masalah mu Ron?” Kata Reza dengan wajah penasaran. “Masalahnya kedua orang tua ku ingin bercerai dan aku bingung dengan keadaan seperti ini dan aku pun menjadikan kenakalan sebagai tempat pelarian ku.” Kata Roni dengan wajah sedih. “Oh jadi seperi itu masalahnya, sebaiknya kamu cerita saja kepada orang tua mu dan kepada keluarga kamu untuk menyelesaikan masalah ini walaupun nanti ujungnya kedua orang tua mu berpisah kamu harus tetap sabar dan tabah dan pasti Allah akan memberikan jalan terbaik dan semua peristiwa ada hikmah nya.” Kata Reza sambil meyakinkan Roni. “Iya Za terima kasih ya atas saran nya.” Kata Roni sambil mulai tersenyum. “Tapi kamu jangan jadikan Rokok dan mabuk mabukan lagi sebagai tempat pelarian kamu lagi karena itu sangat tidak baik.” Kata Reza kepada Roni. “Iya aku janji mulai sekarang tidak akan seperti itu lagi.” Kata Roni dengan wajah serius. “Reza,Roni ayo kekelas bapaknya sudah datang.” Kata Adit sambil berteriak dari jauh. Akhirnya setelah berbincang bincang Reza dan Roni pun kekelas untuk melanjutkan pelajaran. *** Setelah beberapa hari Roni sudah mulai berhenti mengonsumsi barang barang yang tidak bermanfaat, dia sudah mulai mengerti bahwa yang dilakukannya selama ini tidak akan menyelesaikan masalah akan tetapi malah menambah masalah. Dan juga hubungan kedua hubungan orang tua Roni juga sudah membaik. Roni juga sudah mulai bisa tersenyum dan akrab dengan teman temannya. Akan tetapi sudah beberapa hari ini batang hidung Roni tidak tampak. “Adit, kenapa ya sudah tiga hari ini Roni tidak hadir kesekolah?” Kata Reza sambil menepuk pundak Adit. “Kalau itu aku tidak tau Za.” Kata Adit sambil merapikan buku nya diatas meja.



5



“Setahuku Roni sih sakit dirumah sakit ini aku baru juga tau kabarnya.” Kata Andre ikut menyahut. “Oh jadi begitu ya, kalau begitu besok kita jenguk Andre ya bersama kawan kawan kelas.” Kata Reza dengan wajah terkejut dan prihatin. “Iya besok kita jenguk.” Kata Andre yang dengan setuju begitu juga dengan Adit. Setelah beberapa jam belajar dan pada jam terakhir ada sebuah kabar buruk di kelas yang disampaikan oleh wali kelas kami. “Anak anak Ibu baru saja dapat kabar dari orang tua Roni bahwa Roni sudah meninggal dunia di karenakan sakit parah untuk penyakitnya Ibu tidak tau untuk itu kita sekarang siap siap kerumah Roni karena jenazahnya sudah ada dirumah.” Kata Ibu wali kelas kami. Betapa terkejuttnya Reza ,Adit,dan Andre beserta kawan kawan. Roni yang dulunya sehat sekarang harus kembali menghadap sang Khaliq. Setelah itu Reza dan kawan kawan pun langsung bergegas menuju rumah teman akrabnya ini. Kemudian setelah sampai disana Reza pun langsung menghampiri ibunya Roni yang sedang menangis untuk mengetahui perihal meninggalnya Roni. “Bu maaf mengganggu kalau boleh tahu apa penyakit yang diderita Roni?” Kata Reza dengan wajah ikut bersedih. “Roni menderita sakit kanker paru paru dan ada sedikit permasalahan pada lambungnya dikarenakan dia pernah merokok terlalu sering dan aktif dan banyak meminum minuman beralkohol ketika dia waktu stres, ini semua karena salah ibu yang tidak memperhatikan Roni dan malah asyik bertengkar dengan suami.” Kata Ibu Roni sambil menangis terssedu sedu. “Sudahlah bu tidak ada yang perlu disesali lagi kita serahkan semuanya pada yang Di Atas.” Kata Reza yang berusaha menenangkan Ibunda Roni. “Iya nak.” Kata ibu Roni dengan nada lirih.



6



Sekarang Reza tahu bahwa setiap masalah harus diselesaikan dengan cara seksama bukan harus dengan menjadikan kenakalan sebagai tempat pelarian jika tidak maka akan berdampak buruk bagi diri kita dan orang disekitar kita dan utamanya bagi kesehatan kita sendiri. Dan tidak ada yang perlu disesali lagi karena semuanya telah terjadi. Serta serahkan semuanya kepada sang Khaliq.



7