Minyak Kalamus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Minyak Kalamus (Calamus Oil) Sifat_Fisikokimia Minyak esensial Calamus memiliki warna coklat kekuningan. Aroma minyak ini agak mirip dengan kayu manis. Berbau manis, memberikan semangat dan menyegarkan pikiran (Rania, 2003).



Efek Farmakologi Rimpang dari A. calamus memiliki daya insektisida (Pal, 1996), larvisida (Ranaweera, 1996), antitermite (Tare, 2000), pengusir larva (Behal, 1998), dan serangga (Pati, 1996). Dalam sistem pengobatan Ayurveda, rimpang tanaman ini dianggap memiliki sifat antipasmodik, karminatif, antelmintik, dan digunakan untuk mengobat banyak penyakit, seperti epilepsi dan gangguan mental (Chowdhury, 1997). Minyak dan rimpang tanaman ini juga dilaporkan memiliki sifat antidepresan (Tripathi, 1995), efek pada SSP (Vohra, 1990), anxiolytic (Ashok, 1997), antifungi kuat (Zaiba, 1990), dan aktivitas antibakteri sedang (Suryanarayana, 2000). Efek Samping Minyak esensial Calamus tidak dapat digunakan untuk konsumsi internal. Hal ini karena minyak esensial ini beracun dan dianggap karsinogen. Belum ada pembuktian namun minyak esensial ini tampaknya memiliki efek procarcinogenic bila tertelan. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah studi nutrisi dari Calamus, yang disebut β - asarone mungkin memiliki efek karsinogenik, meskipun cukup lemah. Minyak esensial Calamus tidak boleh digunakan oleh wanita hamil (Paneru, 1997). Bahkan melalui aromaterapi dan inhalasi, minyak esensial Calamus dapat menyebabkan halusinasi kuat dan kejang-kejang. Dalam jumlah kecil, cukup bersifat medisinal, namun dapat menjadi racun dan berbahaya pada konsentrasi tinggi (Paneru, 1997).



Asal Zat Minyak Calamus adalah minyak esensial, yang disuling dari akar Acorus Calamus L. atau Sweet Flag. Acorus calamus L. (Araceae) merupakan tanaman asli dari India. Tumbuh liar dalam kelimpahan di seluruh India, naik ke 2.200 m di Himalaya. Tanaman ini juga tumbuh di daerah beriklim sedang di Eropa, Asia Timur dan Amerika Utara (Raina, 2003). Kandungan Nutrient



Percentage



β – Asarone



83.2 %



α – Asarone



9.7 %



β – Bisabolene



1.2 %



(Z)



– 1.1 %



Isoelimicin α – Terpineol



0.4 %



(Raina, 2003). Selain senyawa ini, minyak Calamus juga mengandung zat lain seperti (Z) Ocimene, Linalool, Linalyl Asetat, δ - Elemene, β - caryophyllene, β - Gurjurene, ar Curcumene, α -Muurolene dan banyak lagi. Konsentrasi masing-masing di bawah 1% dari minyak esensial Calamus rimpang Total. Namun, kami melihat bahwa hampir 90% dari minyak terdiri dari hanya dua bahan, yaitu: β - asarone - Senyawa obat penenang utama dalam minyak esensial Calamus. Sebagian besar manfaat kesehatan dikaitkan dengan senyawa ini. Zat ini menyebabkan penurunan suhu inti tubuh, membantu untuk meningkatkan respon positif dari seseorang terhadap stress, seperti dorongan semangat. (Zanoli, 1997; Dandiya, 1963). α - asarone - Antioksidan kuat dan pelindung sistem saraf. Zat melindungi sistem saraf dari kerusakan akibat peradangan. Zat ini juga mengurangi stres oksidatif, meningkatkan memori dan bahkan membantu dalam kondisi kognitif seperti Alzheimer. (Limón, 2009)



Analisis Senyawa Kromatografi Gas (Gas Chromatography) Analisis kromatografi gas dari minyak Calamus dilakukan pada Perkin Elmer GC 8500, menggunakan kolom kapiler campuran silika (25 m × 0,32 mm, ketebalan film 0,25 μm) dilapisi dengan dimethyl siloxane (BP-1). Suhu oven di program pada 60-220⁰C pada 5⁰C/menit dan kemudian dipertahankan isothermal pada 220⁰C selama 15 menit; suhu injector 250⁰C; suhu detector 300⁰C; gas pembawa nitrogen pada kecepatan linear 8 psi; split 1:80 (Raina, 2003). Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) Data GC-MS diperoleh pada instrumen Shimadzu QP-2000 pada 70 eV dan 250 ° C. Kolom, ULBON HR-1, setara dengan OV-1, kapiler campuran silika 0.25 mm × 50 m, ketebalan film 0.25 μm. Suhu awal adalah 100 ° C selama 7 menit dan kemudian dipanaskan pada laju 5°C / menit hingga 250 °C. Gas pembawa adalah helium dengan laju alir 2 ml / menit (Raina, 2003). Identifikasi Senyawa Senyawa-senyawa diidentifikasi dengan membandingkan retensi pengenal pada puncak pada kolom BP-1 dengan nilai pada literatur. Konfirmasi akhir dari konstituen dibuat dengan pencocokan komputer dari spektrum massa dari puncak dengan pustaka the Wiley dan NIST dan dengan data yang diterbitkan (34-35). Jumlah relatif dari masing-masing komponen didasarkan pada luas daerah puncak, yang diperoleh tanpa respon faktor koreksi FID. Retensi pengenal diperoleh dari kromatogram gas melalui interpolasi logaritmik pengelompokan n-



alkana. Seri homolog dari n-alkana (C8-C22: Poly Science Inc, Niles, USA), digunakan sebagai standar (Raina, 2003). Daftar Pustak Pal R.K., Tripathi R.A., Prasad Rameshwar. 1995. Residual toxicity of certain plant extracts against Amsacta moorei Butler. Ann. Plant protect. Sci. 4 (1): 35 – 37. Ranaweera, SS. 1996. Residual toxicity of certain plant extracts against Amsacta moorei Butler. J. Natl. Sci. Council Sri Lanka; 24(2):63 – 70. Tare V. 2000. The Effect of Essential Oil of Indian Fragrance Plant. J. Med. Arom. Plants Sci;22(suppl 1): 35. Behal SR.Ann. 1998. Effect of some plant oils on the olfactory response of the larvae of rice moth Corcyra cephalonica Staint. Plant Protect. Sci;6(2): 146 – 150. Pati RN, Patro B, Senapati B. 1996. Insecticidal Activity of some plant extracts against the pulse beetle, Callosobruchus Chinensis (Linn.) Infesting Greengram seeds Sci. Cult;62(1–2): 63. Chowdhury AR, Gupta RC, Sharma ML. 1997. The Pharmacological Effect of Traditional Indian Herb and Fragrance. Ind. Perfum. 41(4): 154 – 156. Tripathi KK, Sampathkumar KP. 1996. Traditional Indian memory enhancer herbs and their medicinal importance; J. Ethopharmacol:32: 247-250. Annals of Biological Res 2010;1:1:41-46Vohra SB, Shah A Shaukat, Dandiya PC. 1990. Antioxidant/restorative effect in gold preparation used in Indian system of medicine. J. Ethnopharmacol;28: 53 – 62. Ashok DB, Vaidya. 1997. The Status and Scope of Indian Medicinal Plants Acting on Central Nervous System. Ind. J. Pharmacol;29(5): S340 – S343. Zaiba, I. A. Beg, A. Z. and Mahmood, Z. 1990. Antimicrobial potency of selected medicinal plants with special interest in activity against phytopathogenic fungi. Indian Veterinary Medical Journals. 23 (4): 299-306. Suryanarayan, T., Ramesh, P.T., S.K. Mitra and A. Sachan, 2000. Evaluation of Galactacin a herbal galactagogue preparation in dairy cows. The Veterinarians, 24: 1–3 Raina, V. K., S. K. Srivastava, K. V. Syamasunder. 2003. Essential oil composition of Acorus calamus L. from the lower region of the Himalayas. Flavour Fragr. J.; 18: 18-20 Paneru, R. B., et. al. 1997. Toxicity of Acorus calamus rhizome powder from Eastern Nepal to Sitophilus granarius (L.) and Sitophilus oryzae (L.) (Coleoptera, Curculionidae). Crop Protection Zanoli, P., R. Avallone and M. Baraldi. 1997. Sedative and hypothermic effects induced by β-asarone, a main component of Acorus calamus. Phytotherapy Research; 12: 114-116 Dandiya, P. C., M. K. Menon. 1963. EFFECTS OF ASARONE AND β-ASARONE ON CONDITIONED RESPONSES, FIGHTING BEHAVIOUR AND CONVULSIONS. British Journal of Pharmacology and Chemotherapy; 20 (3):436-442



Limón ID, Mendieta L, Díaz A, Chamorro G, Espinosa B, Zenteno E, Guevara J. 2009. Neuroprotective effect of alpha-asarone on spatial memory and nitric oxide levels in rats injected with amyloid-beta((25-35)). Neurosci Lett; 453(2):98-103