MODEL DAN KONSEP KURIKULUM - Kel. 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL DAN KONSEP KURIKULUM (Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)



Dosen : Dora Yusnita, M.Pd



Disusun Oleh : 1. Amelia



(1811060398)



2. Anita Iska Maulida



(1811060411)



3. Tri Padzila Ulya



(1811060203)



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG T.A 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang model dan konsep kurikulum. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah membantu



memberikan arahan dan bimbingannya hingga makalah ini dapat



diselesaikan. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas, baik dari segi metodelogi penulisanm isi dan referensi penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah berikutnya. Demikian penulisan makalah ini, semoga dapat bermanfat bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan, atas saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih. Bandar Lampung, 14 September 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL......................................................................................1 KATA PENGANTAR....................................................................................2 DAFTAR ISI..................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang....................................................................................4 1.2 Rumusan masalah...............................................................................4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Model kurikulum................................................................................5 2.2 Konsep kurikulum..............................................................................7 2.3 Model-model pengembangan kurikulum............................................8 BAB III PENUTUP......................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model–model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dalam kegiatan pengembangan kurikulum. Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi masyarakat adalah menyiapkan peserta didik untuk kehidupan di kemudian hari. Pemahaman tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi paedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada peserta didik yang salah satunya kemampuan pengembangan kurikulum. Dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju cepat, menuntut kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan juga berkembang, untuk itu pemerintah melalui guru berusaha mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten sebagai produk hasil dari proses pendidikan. Maka dari itu perlu adanya pengembangan kurikulum sebagai modal dasar agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah 1. Apa pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan kurikulum? 2. Bagaimana model konsep kurikulum? 3. Bagaimana model pengembangan kurikulum?



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Model Kurikulum Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis dari konsep.1 kurikulum terus mengalami prubahan seiring dengan sifatnya yang fleksibel, dinamis, adaptif, dan inovatif. Dengan sifatnya tersebut, model kurikulum pun dapat dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Model Humanistik Dalam Kamus Wikepedia, humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut: a. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen. b. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya. c. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain. d. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab. e. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.2 Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan efektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan Konfluen, Kritikisme Radikal, dan Mitikisme modern.3 Peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehenship Dakir.Perencanan Dan Pengembangan Kurikulum.(Jakarta: Rineka Cipta.2004). Hlm 95 Fauzan.kurikulum dan pembelajaran.(Tanggerang:GP Press.2017).hlm 94 3 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Bandung:Remaja Rosdakarya.2005).hlm 83 1 2



5



b. Menghormati individu peserta didik; dan c. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.4 2. Model Rekonstruksi Sosial Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.5 Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerja sama. Kerja sama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang dilingkungannya.6 3. Model Teknologi Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system technology)7 4. Model Subyek Akademik Kurikulum subyek akademik merupakan model kurikulum yang menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Ilmu dipandang sebagai konsep yang selalu berkembang, karenanya kurikulum hendaknya mengacu pada disiplin ilmu yang ada. Keberadaan kurikulum model ini banyak dipengaruhi pemikiran klasik, seperti Perenialisme dan Esensialisme, berorientasi kepada masa lalu. Kurikulum ini Ibid.hlm 95 Ibid.hlm 96 6 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Bandung:Remaja Rosdakarya.2005).hlm 84 7 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Bandung:Remaja Rosdakarya.2005).hlm 91 4 5



6



lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya.8 2.2 Konsep Kurikulum Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum : 1. kurikulum sebagai substansi 2. sebagai sistem 3. dan sebagai bidang studi Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap danamis. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang 8



Fauzan.kurikulum dan pembelajaran.(Tanggerang:GP Press.2017).hlm 98



7



kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.9 2.3 Model-Model Pengembangan Kurikulum Berbagai model dalam pengembangan kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut: 1. Model Administratif Model administratif diistilahkan juga garis staf atau top down, dari atas kebawah.10 Artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaanya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum.11 Dengan wewenang administrasinya membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator membentuk tim kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guruguru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih sekuen materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikiulum bagi guru. Setelah Tim kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten. Nur Ahid. Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan .( No 1. Vol 1.2006).Hlm 1314 10 Dakir, Op.Cit., h.95 11 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., h.81 9



8



Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut juga Model top-down. Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi. 12 Model model pengembangan kurikulum ini sering mendapat kritikan, karena dipandang tidak demokratis, dan kurang memperhatikan inisiatif para guru. Di Indonesia model ini digunakan alam penerapan kurikulum 1968 dan kurikulum 1975.13 2. Model dari Bawah (Grass-Roats) Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi.14 Langkah-langkahnya: a. Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar). b. Tim pengajar dan beberapa sekolah ditambah narasumber lain dari orang tua peserta didik atau masyarakat luas yang relevan. c. Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan. d. Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan lokakarya untuk mencari input yang diperlukan.15 3. Model Demonstrasi Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (grass roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidak setujuan dari pihak-pihak tertentu. Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini.



Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono dan Tatik Elisa, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h.187 13 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.100 14 Dakir, Op.Cit., h.96 15 Dakir, Loc.Cit. 12



9



Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum. Unit-unit ini melakukan suatu proyek melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan suatu model kurikulum. Hasil dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat digunakan pada lingkungan sekolah yang lebih luas. a. Pengembangan model ini biasanya diprakarsai oleh pihak Departemen Pendidikan dan dilaksanakan oleh kelompok guru dalam rangka inovasi dan perbaikan suatu kurikulum. b. Dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan secara mandiri. Pada dasarnya guru-guru tersebut mencobakan yang dianggap belum ada, dan merupakan suatu inovasi terhadap kurikulum, sehingga berbeda dengan pengembangan kurikulum yang berlaku, dengan harapan akan ditemukan pengembangan kurikulum yang lebih baik dari yang ada. Hal penting dari model demontrasi adalah adanya keterbukaan komunikasi antara percobaan yang dilakukan guru dengan percobaan-percobaan yang dilakukan secara lembaga. Di samping itu model demontrasi dapat dikembangkan oleh setiap guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas (classroom action research).16 4. Model Beaucham Model ini dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964). Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas disekolah, disebarkan disekolah-sekolah didaerah tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena. b. Menunjuk tim pengembangan yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumer lain. c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi, dan pelaksanaan proses belajar mengajar. 16



E. Mulyasa, Op.Cit., h.102



10



d. Melaksanakan kurikulum di sekolah. e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.17 5. Model Terbalik Hilda Taba Model terbalik ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas dasar data induktif yang disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oleh konsep-konsep yang datangnya dari atas secara deduktif. Sebelum melaksanakan langkah-langkah lebih lanjut,terlebih dahulu mencari data dari lapangan dengan cara mengadakan percobaan, kemudian disusun teori atas dasar hasil nyata, baru diadakan pelaksanaan. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan, menentukan materi, menemukan Penilaian, memperhatikan antara luas dan dalamnya bahan, kemudian disusunlah suatu unit kurikulum. b. Mengadakan try out. c. Mengadakan revisi atas dasar try out. d. Menyusun kerangka kerja teori. e. Mengemukakan adanya kurikulum baru yang akan didesiminasikan.18             6. Model Hubungan Interpersonal dari Rogers Menurut Roger’s manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang



sendiri,



tetapi



karena



ada



hambatan-hambatan



tertentu



ia



membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya untuk membantu memperlancar dan mempercepat perubahan tersebut. Guru serta pendidik lainnya bukan pemberi informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanyalah pendorong dan pemelancar perkembangan anak. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Diadakannya kelompok untuk dapatnya hubungan interpersonal di tempat yang tidak sibuk



17 18



Dakir, Op.Cit., h.97 Dakir, Loc.Cit.



11



b. Kurang lebih dalam satu minggu para peserta mengadakan saling tukar pengalaman, dibawah pimpinan staf pengajar. c. Kemudian diadakan pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas lagi dalam satu sekolah, sehingga hubungan interpersonal akan menjadi lebih sempurna. d. Selanjutnya penemuan diadakan dengan mengikutsertakan anggota yang lebih luas lagi, yaitu dengan mengikutsertakan para pegawai administrasi dan orang tua peserta didik. Dalam situasi yang demikian diharapkan masing-masing person akan saling menghayati dan lebih akrab, sehingga memudahkan berbagai pemecahan problem sekolah yang dihadapi. e. Model penelitian tindakan Model ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, dan Shores, berdasarkan asumsi bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, yaitu proses yang melibatkan berbagai kepribadian orang tua, peserta didik, guru, struktur sistem sekolah, dan hubungan individu serta kelompok, baik di sekolah maupun di masyarakat. Kurikulum muncul dalam konteks pengharapan dari masyarakat. Setiap orang berharap bahwa setiap perilaku haruslah sesuai dengan profesinya, apa itu dokter, pengusaha, ibu, wiraswastawan, maupun seorang guru. Dalam hal terakhir, setiap orang mempunyai sesuatu ide tentang apa dan bagaimana seharusnya anak didik, serta peran apa yang harus dijadikan kurikulum. Jadi program pengembangan kurikulum yang efektif berusaha memperhatikan berbagai perasaan, pengharapan, dan ide yang dimiliki orang terhadap kurikulum serta selalu dikaitkan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam model ini ialah: a. Penelaahan berbagai masalah kurikulum, dengan cara: menemukan faktafakta secara luas untuk dijadikan sesuatu masalah, mengidentifikasi berbagai faktor, kekuatan serta syarat yang harus diambil jika masalah tersebut perlu dipecahkan. b. Penerapan berbagai keputusan yang berhubungan dengan masalah pertama. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mencari data atau fakta. Untuk itu, perlu menyediakan data untuk penilaian, memberi pandangan baru



12



untuk suatu perencanaan kurikulum, menemukan data tambahan untuk perubahan



BAB III PENUTUP



13



Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan mengevaluasi



(evaliation)



suatu



kurikulum.



Oleh



karena



itu,



model



pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan. Yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyususnan suatu kurikulum. Model konsep kurikulum dikembangkan oleh para ahli dikaji empat macam model konsep kurikulum berdasrakan pada urutan kajian paling tradisional sampai dengan kajian yang dianggap cukup modern yaitu kurikulum subjek akademis, humanistik, rekonstruksi sosial dan teknologis. Model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan meliputi model administrasi, model grass root, model demonstrasi, model Beauchamp, model hubungan Interpersonal dari Roger, model Tyler, serta model Inverted dari Taba. Model administrasi rencananya berasal dari pejabat, model grass root serta demonstrasi memiliki kemiripan dengan rencana yang berasal dari pendidik, model Beauchamp menelaah erdasarkan langkah-langkah tertentu, model hubungan Interpersonal dari Roger menitikberatkan pada kegiatan kelompok campuran, model Tyler berdasar pada empat pertanyaan pendidikan, dan model Inverted dari Taba menekankan pada kesederhanaan prosedur.



DAFTAR PUSTAKA Dakir. 2004. Perencanan Dan Pengembangan Kurikulum.Jakarta : Rineka Cipta. 14



Fauzan. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Tanggerang : GP Press. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nur Ahid. 2006. Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan . No 1. Vol 1.



15