Model Kepemimpinan Sekolah Sukses Di Singapura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL KEPEMIMPINAN SEKOLAH SUKSES DI SINGAPURA A. Pendahuluan Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi seperti sekarang ini adalah dampak dari semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu sendiri. Tetapi, selain segala kelebihan dan manfaat tekonologi informasi tersebut, kita juga harus beradaptasi. Tanpa adanya kemampuan dalam beradaptasi tersebut, maka justru kita sendiri yang akan menjadi korban teknologi informasi. Kemampuan beradaptasi terhadan teknologi tersebut tersebut dapat diukur oleh kualitas sumber daya manusianya. Mulyasa (2005: 4) mengemukakan bahwa diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitas secara terus menerus dan berkesinambungan. Di bidang pendidikan, tuntutan akan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu isu yang terus bergulir. Kualitas manusia yang dibutuhkan pada masa mendatang adalah yang mampu menghadapi persaingan ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia tersebut dapat dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Berbicara tentang penyelenggaraan pendidikan, adalah wajar apabila masyarakat menginginkan layanan pendidikan yang baik dan bermutu. Fuat Ihsan (2003: 43) mengemukakan bahwa pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan multak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat berkembang secara optimal. Sehingga pendidikan perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Persoalan dalam menilai mutu layanan pendidikan adalah indikator apa yang bisa dijadikan ukuran ideal dan dapat diterima oleh semua pihak bahwa sekolah penyelenggara pendidikan tersebut bermutu. Terdapat anggapan bahwa indikator sekolah bermutu adalah sekolah yang cenderung memudahkan lulusannya melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya secara vertical, mempermudah



lulusannya



mendapatkan



pekerjaan,



serta



secara



sosial



mengangkat prestise pergaulannya. Anggapan lain mengenai sekolah bermutu adalah sekolah yang secara optimal dapat mengaktualisasikan kemampuan kognitif, matra afektif, dan keterampilan psikomototik subjek didiknya.



Di sisi lain, masyarakat juga berburu sekolah yang dipandang sukses. Menurut kebanyakan literatur yang membahasa kualitas suatu sekolah sebagai institusi pendidikan, suatu sekolah disebut berkualitas jika memenuhi sedikitnya dua persyaratan, yaitu efektif dan berhasil (sukses) (Raihani: 2010). Jadi sekolah sukses adalah bagian penting dari sekolah bermutu dan dengan demikian berarti sekolah yang efektif adalah juga sekolah yang bermutu. Selanjutnya, di dalam setiap jenjang pendidikan sangat diperlukan seorang pemimpin yang mampu menterjemahkan berbagai tuntutan yang berkembang. Pemimpin harus memiliki visi dan misi pengembangan sekolahnya sebagai salah satu upaya mengimplementasikan tujuan yang diharapkan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan tidak hanya sekedar memerintah, menghukum, dan menyuruh, tetapi lebih dari itu kepemimpinan adalah seni dalam memerankan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan transformasi kebijakan menjadi sebuah bentuk operasional, sehingga bentuk-bentuk perintah dan pengarahan dapat dimengerti dan dijalankan oleh bawahan. Fungsi kepala sekolah yang sukses dan efektif bisa saja membawa sekolah menjadi sekolah sukses. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan memegan kunci yang sangat penting terhadap keberhasilan dan kegagalan sekolah. Kepemimpinan sukses di sekolah-sekolah pada negara maju dapat menjadi contoh negara kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sampai saat ini dapat dikatakan masih terpuruk. Singapura memiliki model kepemimpinan yang secara nyata mampu mengkonstruksi sekolah menjadi sekolah sukses yang tidak hanya mencetak peserta didik dengan kualitas akademis baik tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang tertanam kuat. Sebagaimana kita ketahui bahwa Singapura merupakan negara dengan luas wilayah yang sangat sempit dan sumber daya alam yang tidak begitu melimpah. Tetapi Singapura mampu menjadi negara paling maju di Asia Tenggara.Singapura berhasil mendapatkan gelar negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat didunia. Singapura juga mendapatkan peringkat pertama dalam Indeks Kualitas Hidup yang merupakan terbaik di Asia dan urutan ke-sebelas di dunia. Tulisan ini



akan mengulas mengenai bagaimana model kepemimpinan sekolah sukses di Singapura, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengkomparasi dengan sistem kepemimpinan pendidikan yang ada di negara kita.



B. Pembahasan 1. Teori Kepemimpinan Pemimpin pada hakekatnya adalah seseorang yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.Bernadine R. Surjana dan Susilo Supardo (2006: 3) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses yang kompleks, dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai misi, tugas, atau sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara membuatnya lebih kohesif dan lebih masuk akal. Sedangkan Mulyasa (2003: 107) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orangorang yang diarahkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Lebih



lanjut,



menurut



Mulyasa



(2003:



108)



untuk



memahami



kepemimpinan, dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional. Pertama, pendekatan sifat, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dilatih atau dibuat. Kedua, pendekatan perilaku, yaitu pendekatan yang memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain. Ketiga, pendekatan situasional, bahwa kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Kepemimpinan memiliki peran penting sebagai pemberi dorongan atau motivator untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan bersama orang yang mampu memperhatikan



kepentingan



bawahan



penentu



hubungan



kerjasama.



Kepemimpinan merupakan aspek pengelolaan yang penting dalam sebuah organisasi atau lembaga. Kemampuan untuk memimpin secara efektif sangat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah organisasi untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin



tentang bagaimana menjalankan kepemimpinannya sehingga bawahan dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sebelumnya. Pergerakan dalam pencapaian tujuan adalah legitimasi dari sebuah kekuasaan yang dimiliki pemimpin, karena bagaimanapun kepemimpinan bukanlah simbol atau kedudukan semata. Di dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki gaya atau model tersendiri. Gaya (style) adalah suatu cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap anggota kelompoknya. Beberapa model kepemimpinan adalah sebagai berikut.



a. Model Kepemimpinan Otokratik Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol



”keakuannya”,



antara



lain



dalam



bentuk:



(1)



Kecenderungan



memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka; (2) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan bawahannya; dan (3) Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan. b. Model Kepemimpinan Paternalistik Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. c. Model Kepemimpinan Kharismatik Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang criteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas, yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang



kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi. d. Model Kepemimpinan Laissez Faire Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaransasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. e. Model Kepemimpinan Demokratis Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Pemimpin demokratis menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Pemimpin dengan tipe ini melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya serta memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabatnya.



2. Kriteria Sekolah Sukses Beberapa kajian pustaka menunjukkan bahwa kualitas atau hasil capaian peserta didik bukanlah satu-satunya indikator atau kriteria sekolah sukses. Menurut beberapa studi tentang sekolah sukses, telah diidentifikasi beberapa karakter sekolah sukses.Cheng (1996) misalnya, sebagaimana yang dikutip dalam Raihani (2010), menunjukkan bahwa sekolah dikatakan efektif dan sukses jika mempunyai kapasitas untuk memaksimalkan pencapaian tujuan-tujuan dan fungsi sekolah. Ringkasnya, menurut Raihani (2010), sekolah sukses dikarakterisasi oleh faktor yang berkaitan erat dengan sasaran-sasaran sekolah dan metode untuk mencapainya. Sasaran sekolah menitikberatkan pada pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan metode digunakan untuk mencapai sasaran tersebut dengan mengacu pada proses-proses sekolah.suatu proses sekolah mencakup karakteristik kejelasan visi dan arah strategi, kondisi yang mendukung pembelajaran, untuk



pengembangan profesionalitas, dan keterlibatan pemangku jabatan (stakeholder) dalam pengambilan keputusan, serta dibangunnya kerjasama dan kemitraan yang lebih luas. Di Indonesia sendiri, kriteria sekolah sukses merujuk pada Undangundang Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa sekolah sukses, sekolah bermutu, sekolah efektif, dan padanannya adalah sekolah yang memenuhi pencapaian delapan standar penyelenggaraan pendidikan, yaitu: (1) Standar Isi; (2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar Pengelolaan; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian. 3. Model Kepemimpinan Sekolah Sukses di Singapura Kemajuan pembangunan di Singapura, termasuk pembangunan di bidang pendidikan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari peran besar sosok Lee Kuan Yew, yang telah menjadi Perdana Menteri sejak tahun 1959. Lee Kuan Yew juga dikenal sebagai pemimpin yang otoriter dan mampu mempertahankan kekuasaannya tujuh periode berturut-turut. Strategi pembangunan yang digunakan oleh Lee Kuan Yew adalah bina bangsa (nation building) dan orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi. Pertimbangan Lee Kuan Yew memilih proses bina bangsa karena Singapura adalah negara kecil yang multientik dan selalu rawan konflik. Melalui bina bangsa, Lee Kuan Yew menanamkan semangat nasionalisme yang tinggi kepada rakyatnya. Apabila rasa nasionalisme benar-benar tertanam secara kuat dalam tiap individu, maka niscaya tidak aka nada konflik-konflik yang disebankan perbedaan etnis, agama, maupun bahasa. Rakyat juga akan tetap terintegrasi dan akan muncul kestabilan untuk mendukung pemerintah. Orientasi pembangunan negara Singapura adalah pada pertumbuhan ekonomi. Melalui orientasi pembangunan seperti ini, maka pemerintah Singapura menerapkan kebijakan publik yang rasional dan selalu memikirkan efisiensi dan efektifitasnya. Di dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka hal pertama yang dilakukan pemerintah Singapura adalah menutup saluran demokrasi, karena demokrasi dianggap sebagai penghambat pembangunan. Apalagi dengan



komposisi negara yang multietnis dikhawatirkan akan memunculkan konflik sosial. Pemerintahan Singapuran tersentralisasi demi mencapai efisiensi dan juga menetapkan aturan-aturan yang keras dan tegas. Penerapan sistem otoritarian tersebut ternyata berhasil untuk mewujudkan ketertiban negara Singapura, melaksanakan pasar ekonomi terbuka, dan pemerintahan yang bebas dari korupsi. Meskipun model kepemimpinan yang diterapakan adalah kepemimpinan orotiter, tetapi rakyat Singapura sendiri tidak pernah melakukan perlawanan. Hal tersebut terjadi karena apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Singapura semata-mata demi memajukan dan mensejahterakan rakyat Singapura itu sendiri. Sadar akan pentingnya pengetahuan sebagai penentu kesuksesan masa depan, maka pendidikan kemudian menjadi salah satu fokus pembangunan di Singapura. Sistem pendidikan yang diterapkan di Singapura pun berorientasi pada minat dan bakat sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didiknya. Keunikan pendidikan sukses di Singapura adalah karena bahasa pengantarnya menggunakan multibahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa Melayu, bahasa Mandarin, dan bahasa Tamil. Selain itu, kurikulum pendidikan di Singapura juga sangat berorientasi pada semangat wirausaha yang sangat mementingkan adanya inovasi, kreasi, dan juga kemampuan berkompetisi. Silabus dan kurikulum yang ada



selalu



dievaluasi



oleh



Departemen



Pendidikan.



Pemerintah



selalu



menyisipkan hal-hal baru dalam setiap pengembangan silbus dan kurikulumnya, sehingga pendidikan dan pengetahuan siswa selalu up to date. Departemen Pendidikan Singapura lebih memprioritaskan pada pengembangan pendidikan. Peserta didik dari usia SD hingga universitas, misalnya sudah dipantau dan diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya. Kegiatan di sekolah-sekolah dan universitas tidak hanya sebatas acara pembelajaran rutin di ruang-ruang kelas, tetapi hampir setiap bulan tampil pembicara tamu berkaliber internasional menyampaikan topik-topik baru yang ditentukan di dunia. Setelah lulus dan memasuki dunia kerja, maka pemerintah Singapura memberikan banyak pelatihan kerja yang bersifat professional sehingga peserta didik mampu mengembangkan keterampilannya secara lebih maksimal. Meskipun Singapura merupakan negara maju yang rata-rata penduduknya sudah mampu,



tetapi pemerintah tidak menyamaratakan semua dengan menetapkan biaya pendidikan yang mahal, tetapi tetap memberikan keringanan bagi warganya yang tidak mampu dalam bentuk beasiswa. Biaya sekolah di Singapura pada dasarnya cukup murah, hanya saja diperlukan sedikit tambahan biaya untuk sarana penunjangnya, misalnya untuk membeli buku dan transportasi. Meskipun mobil bukanlah persoalan bagi kebanyakan warga Singapura, tetapi untuk kelancaran transportasi anak-anaknya yang bersekolah, tersedia berbagai model transportasi, mulai dari MTR, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah. Ruang kelas, perpustakaan, dan tempat bersantai pun disediakan. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat peserta didik dapat melihat guru dan sebaliknya guru dapat memantau semua anak didiknya. Kelas dilengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru melakukan presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah. Akses internet ke ruang-ruang kelas tersedia gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet yang membuat peserta didik dapat mengakses secara on line. Hal lain yang mendukung banyaknya sekolah sukses di Singapura adalah kualitas tenaga pengajar dan perhatian pemerintah terhadap guru. Pemerintah memberikan gaji yang memadai bagi guru dan dosen sehingga minat warganya untuk menjadi tenaga pengajar sangat besar. Bahkan yang berminat untuk menjadi guru di Singapura tidak hanya berasal dari dalam negeri sendiri, tetapi juga dari luar negeri. Rumus keberhasilan pendidikan di Singapura adalah : guru bermutu + kepala sekolah bermutu = pendidikan bermutu. Berkaitan dengan model kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam mengelola sekolah di Singapura, maka terdapat tiga syarat fundamental yang harus dipenuhi. Pertama, adanya pola kepemimpinan yang tepat. Setiap kepala sekolah harus memiliki bekal yang cukup akan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengembangkan kompetensinya dalam memimpin sekolah melalui pelatihan yang benar-benar terencana dengan baik. Kedua, menyangkut system pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Setiap kepala sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi manajerial. Ketiga adalah kejelasan



arah serta perjalanan menuju pendidikan yang bermutu. Di Singapura sendiri, untuk menjadi seorang kepala sekolah, maka seseorang harus menjalani training dengan minimal waktu yang ditentukan, yaitu 16 bulan pelatihan. Terdapat sebuah lembaga yang bernama Leadership School yang bertanggung jawab terhadap training kepala sekolah tersebut. Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang : (1) mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif; (2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan; (3) mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan; (4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah; (5) bekerja dengan tim manajemen; dan (6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sistem kepemimpinan kepala sekolah di Singapura tidak lepas dari sistem pemerintahan yang berlaku saat ini. Tipe kepemimpinan yang diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan bersifat kepemimpinan instruksional. Raihani (2010) mengemukakan bahwa kepempimpinan instruksional memusatkan pada sikapsikap guru ketika guru terlibat dalam kegiatan-kegiatn yang terlibat langsung dengan perkembangan siswa. Pemimpin instruksional paling banyak berurusan dengan guru dan memberikan mereka dukungan dan kondisi yang dibutuhkan untuk kualitas kurikulum dan pembelajaran. Kualitas kurikulum dan pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap prestasi peserta didik. Kepemimpinan instruksional berinteraksi dengan semua elemen sekolah untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Kepala sekolah di Singapura memprioritaskan agar guru-guru dapat melakukan penyelenggaraan pendidikan untuk mengembangkan kreativitas anak didik, khususnya di bidang tekonologi informasi. Selain itu, pendidikan moral juga dikedepankan dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disiplin, dan perilaku social sehari-hari. Melalui



visi pendidikan “First World Economy, World Class Home”, kepala sekolah menekankan sistem pendidikan berkualitas tinggi. Peserta didik dituntut tidak hanye mempelajari ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mempelajari cara untuk menciptakan ilmu-ilmu yang baru.



C. Penutup Sebagai sebuah organisasi, sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan dan menentukan serta memiliki ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Kesuksesan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh model kepemimpinan dari kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki peran dan pengaruh besar dalam kehidupan sekolah. Singapura sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan otoriter, telah mampu membuktikan diri sebagai negara maju yang memiliki tingkat kemampuan pembangunan tinggi, termasuk pembangunan di bidang pendidikan. Kepemimpinan otoriter yang diterapkan di Singapura dengan konsep national building semata-mata bertujuan untuk meningkatkan dan kesejahteraan rakyat, sehingga terwujud ketertiban negara, terlaksananya pasar ekonomi terbuka, dan terwujudnya pemerintahan yang bebas dari korupsi. Di bidang pendidikan, telah banyak tercipta sekolah-sekolah sukses di Singapura. Pendidikan sukses di Singapura antara lain karena didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang perlu dikembangkan,



keunikan



pembelajaran



yang



menggunakan



multibahasa,



kurikulum pendidikan yang berorientasi pada kewirausahaan, dan pengembangan silabus dan kurikulum yang bersifat up to date. Kepemimpinan instruksional yang diterapkan kepala sekolah pada sekolah-sekolah di Singapura telah mampu mencetak lulusan dengan kualitas akademik yang baik dan juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat.



Keunikan pendidikan sukses di Singapura adalah karena bahasa pengantarnya menggunakan multibahasa, yaitu bahasa Inggris, bahasa Melayu, bahasa Mandarin, dan bahasa Tamil. Selain itu, kurikulum pendidikan di Singapura juga sangat berorientasi pada semangat wirausaha yang sangat mementingkan adanya inovasi, kreasi, dan juga kemampuan berkompetisi. Silabus dan kurikulum yang ada selalu dievaluasi oleh Departemen Pendidikan. Pemerintah selalu menyisipkan hal-hal baru dalam setiap pengembangan silbus dan kurikulumnya, sehingga pendidikan dan pengetahuan siswa selalu up to date.



DAFTAR PUSTAKA



Bernadine R. Surjana dan Susilo Supardo. 2006. Kepemimpinan: Dasar-dasar dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi Offset. E. Mulyasa. 2003.Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fuat Ihsan. 2003. Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: PT Rineka Cipta. Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.