Model Memory [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REZZA AQUILLA 091024260 TP-B



MODEL MEMORY



1. ATKINSON-SHIFFRIN Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Atkinson dan Shiffrin (1968) mengajukan suatu teori atau model tentang pemrosesan informasi dalam memori manusia yang menyatakan bahwa informasi diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory (Huit, 2003; Flavell, 1985; Woolfolk, 2004; Gagne, 1985). Model pemrosesan informasi Atkinson dan Shiffrin ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:



Sensory Memory (SM) Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk,



tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge). Short-term Memory (STM) atau "Working Memory" Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam shortterm memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory. Long-term Memory (LTM) Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory (Merrienboer dan Sweller, 2005). Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.



2. CRAIK-LOCHART Tokoh



: F.I.M Craik dan R.S. Lockhart



Asumsi : Berdasarkan bagaiman caranya proses informasi, make memory dibagai menjadi 2 tingkatan yaitu : shaliow dan deep.  Shallow level. • Berisi memory tentang analisa fisik atau karakteristik sensori dari suatu stimulus, misalnya warna atau nada • Ingatan dalam shallow level mudah berubah dan mudah hilang.  Deep level • Berisi analisa tentang arti (mearning). Diantara saat menganalisa arti suatu stimulus maka proses berfikir melibatkan asosiasi, penggambaran dan ingatan-ingatan tentang stimulus tersebut. • Ingatan dalam deep level mempunyai durasi yang lebih panjang : yang berate tidak cepat hilang (ingatan kuat)



3. TULVING Tulving model Ada 3 jenis kesadaran Anoetic, Noetic, Antonoetic yang masing-masing berkait dengan Episodic, Semantic, Prosedural. Memori Episodik : Mencakup kesadaran tentang ingatan event yang dialami secara pribadi, berkait dengan kesadaran Autonoetic yang disebut self-knowing karena merupakan bentuk kesadaran paling canggih yang memungkinkan individu mengingat peristiwa-peristiwa pribadinya yang dianggap sebagai fakta hidup di masa lalu. Misalnya kesadaran tentang kapan dia lahir, dimana dia lahir, siapa orang tuanya, dimana alamatnya sekarang. Memori Semantik merupakan kesadaran yang berkaitan dengan ingatan tentang pengetahuan yang ada di lingkungan sekeliling individu, berkait dengan kesadaran Noetic yang disebut knowing karena sangat berkait dengan hal-hal simbolis sehingga kesadaran akan suatu objek/peristiwa dapat terjadi karena ketidakadaan objek/peristiwa tersebut. Kesadaran tentang iklim, cuaca, hubungan bertetangga, penataan lingkungan rumah, benda-benda di rumah, pengetahuan tentang kepualauan, peta, jalan, warna rumah, situasi kantor. Memori Prosedural adalah kesadaran yang berkaitan dengan ingatan tentang bagaimana segala sesuatu dilakukan (akuisisi, retensi, ketrampilan) berkait dengan kesadaran Anoetic yang disebut Nonknowing karena diikat oleh situasi yang berlaku dan memungkinkan seseorang mencatat tandatanda dalam lingkungan & memberi respon perilaku yang sesuai dengan lingkungan saat itu. Misalnya secara sadar kita harus melakukan sesuatu apabila listrik tiba-tiba mati, tiba-tiba berada di depan mobil yang berjalan kencang, tiba-tiba menginjak paku, atau cara-cara menyalakan komputer, cara-cara mengendarai motor dari mulai memanaskan mesin samapai berhenti dsb.



4. Rumelhart Model paling lengkap dari pemrosesan paralel terdistribusi ini dibuat oleh David Rumelhart dan James McClelland dengan nama Parallel Distributed Processing, mencakup memori, persepsi dan



bahasa. Tahun 1980-an adalah tahun keemasan proses paralel dan ketika pendekatan ini makin populer dengan julukan: koneksionisme.



DAFTAR PUSTAKA  Atkinson, R.C.; Shiffrin, R.M. (1968). "Chapter: Human memory: A proposed system and its control processes". in Spence, K.W.; Spence, J.T.. The psychology of learning and motivation (Volume 2). New York: Academic Press. pp. 89–195.  Baddeley A (2003). "Working memory: looking back and looking forward". Nature Reviews Neuroscience 4 (10): 829–839. doi:10.1038/nrn1201



 Abel, T., C. Alberini, M. Ghirardi, Y-Y. Huang, P. Nguyen, and E.R. Kandel (1995). Steps toward a molecular definition of memory consolidation. In Schacter 1995: 298-325.  Baddeley, Alan (2000). The episodic buffer: A new component of working memory? Trends in Conitive Sciences 4. 12 (2000): 417-423. Abstract.  Cho, Kwangwook (2001). Chronic 'jet lag' produces temporal lobe atrophy and spatial cognitive deficits. Nature Neuroscience 4: 567-568 (external link). BBC news report (external).