Model Penyusunan Program William Pena [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN Proses Perancangan memiliki 3 tahap, yaitu pemrograman, perencanaan, dan perancangan. Programming adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang klien dan tujuan yang kemudian ditransformasikan kedalam informasi aktivitas. Sekumpulan informasi yang diterima dari segala arah harus bisa diorganisasikan dengan pemilihan model yang tepat. Pemrograman merumuskan persyaratan yang memenuhi kebutuhan pengguna, tujuan, dan sasaran dari setiap kelompok pengguna serta menyelesaikan permasalahan desain (Moleski,1974). Perencanaan merupakan kegiatan membawa informasi aktivitas ke dalam informasi tentang fungsi. Sedangkan perancangan adalah kegiatan menuangkan informasi ke dalam informasi bangunan. Penyusunan pemrograman memiliki tujuan membuat prosedur desain menjadi lebih terarah, meningkatkan ketelitian pada desain, proses perancangan menjadi lebih sistematis, dan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat. Terdapat 5 model penyusunan program yang ada, yaitu Farbstein, Moleski, Palmer, Pena, dan Hersberger.



D. Model Penyusunan Program William Pena Model penyusunan program William Pena merupakan model dimana programmer dan desainer menjadi terpisah. Produk dari penyusunan program ini adalah pernyataan permasalahan, dan tugas dari programmer adalah menyelesaikan masalah tersebut tetapi tetap dibantu oleh klien berupa umpan balik untuk memperoleh titik temu penyelesaian masalah. Dimana arsitek bertanggung jawab sebagai programmer dan desainer. William Pena membagi proses programming menjadi 5 tahapan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.



Goals Fact Concept Needs Problem



Rumah Pintar Pemilu “Omah Pemilu” KPU Bantul Omah Pemilu KPU Kabupaten Bantul merupakan sebuah konsep pendidikan bagi pemilih yang dilakukan melalui pemanfaatan ruang yang ada di KPU Kabupaten Bantul untuk melakukan seluruh program dan aktivitas pendidikan masyarakat. Keberadaan Omah Pemilu merupakan sebagai wadah untuk semua aktivitas yang berkaitan dengan pemilu, yaitu untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilu, menjadi pusat informasi kepemilihan, mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemilu, dan demokrasi melalui media yang digunakan untuk mengedukasi masyarakat pada umumnya. Di dalam Omah Pemilu, terdapat 4 klasifikasi ruangan yang memiliki fungsi penayangan audio visual, ruang pamer, ruang simulasi, dan ruang diskusi. Berikut tahapan proses programming berdasarkan model Wiliam Pena, yang diterapkan dalam perencanaan interrior Omah Pemilu : 1. Goals Tujuan dari Omah Pemilu KPU Kabupaten Bantul adalah sebagai tempat untuk mewadahi aktivitas pertemuan, pendidikan, pemberian informasi, sejarah kepemiluan Kabupaten Bantul, dan simulasi proses pemungutan suara yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Hal ini dikarenakan masih kurangnya edukasi masyarakat mengenai pentingnya menggunakan hak pilih dalam pemilu dan demokrasi. Tujuan lainnya adalah dapat mengintegrasikan antara bangunan lama dengan keterbatasan ruang yang ada, mampu mencerminkan sebuah lembaga penyelengaraan pemilu yang terpercaya dan berkarakter, serta dapat mempertimbangkan budget anggaran yang terbatas.



2. Fact



Luasan yang dimiliki pendopo adalah 7 m x 8 m. Tamu/pengunjung yang datang biasanya langsung menuju ke arah belakang pendopo untuk berdiskusi, mencari informasi, mempresentasikan informasi mengenai kepemiluan, dan pengambilan suara. Lantai pada tempat ini mempunyai level tinggi yang berbeda dan tidak bisa diakses oleh penyandang disabilitas, bentuk bangunan pendopo lama tidak memiliki dinding, pada bagian depannya belum ada papan nama, dan belum ada elemen estetis yang mencitrakan Omah Pemilu KPU Bantul. Sehingga, pendopo nantinya harus dapat menampung 25-50 pengunjung, harus dapat diakses oleh masyarakat umum dan penyandang disabilitas, menggunakan divider yang bisa digeser yang bermaterial triplek dan dinding yang sudah ada back dropnya, menggunakan papan nama, serta elemen estetis yang bisa mencitrakan Rumah Pintar Pemilu.



3. Concept Terdapat 2 konsep yang akan diterapkan pada Omah Pemilu, yaitu fleksibilitas ruang dan public street. Fleksibilitas ruang berkaitan dengan penggunaan 1 ruang untuk 2-3 fungsi yang berbeda dan penambahan kapasitas pengguna. Ruang pendopo bisa difungsikan sebagai ruang audio visual, diskusi, display, dan simulasi proses pemilu yang dapat menampung 2550 pengunjung yang datang. Dibuat juga 7 buah divider yang bisa digeser keluar, dan bagian luarnya dapat digunakan untuk display yang dapat dilihat dari luar pendopo. Warna dan material desain yang baru menyesuaikan dengan desain bangunan yang lama, dengan bagian dalam dilapisi HPL dan bagian luar ditempel display poster sejarah pemilu.



Konsep Fleksibilitas Ruang Sumber : Jurnal Lintas Ruang



Konsep Public Street memfokuskan pada pemanfaatan selasar dan koridor. Pengunjung yang melewati sekeliling pendopo akan melalui koridor. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan keterbatasan ruang, koridor juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang display



Konsep Public Street Sumber : Jurnal Lintas Ruang



4. Needs Berikut adalah tabel kebutuhan fisik dan non fisik untuk memenuhi fungsi pada Omah Pemilu KPU Bantul : No.



Deskripsi



Jumlah Item



Kebutuhan Fisik 1 2 3 4 5 6 7



Anjungan TV ukuran 60 x 60 x 180 cm bahan multipleks finishing HPL, rangka besi Divider Aukuran 330 x 25 x 190 cm bahan multipleks finishing HPL, rangka kayu Divider Bukuran 280 x 25 x 190 cm bahan multipleks finishing HPL, rangka kayu Divider + pintu ukuran 330 x 25 x 190 cm bahan multipleks finishing HPL, rangka kayu Maket Digital TV 49 inch + bracket Mekanikal Elektrikal untuk kelengkapan TV dan maket digital



1 buah 3 buah 3 buah 1 buah 1 paket 1 buah 1 paket



8 9 10 11 12



Meja Simulasi KPPS (A) ukuran 60 x 50 x 75 cm bahan multipleks finishing HPL Meja Simulasi KPPS (B) ukuran 80 x 40 x 75 cm bahan multipleks finishing HPL Railing Tangga ukuran diameter 4 cm x 100 x 80 cm bahan besi lapis stainless Papan Nama ukuran 90 x 60 cm bahan aluminium finishing cat Cetak poster sejarah pemilu (penutup divider bagian luar) ukuran 330 x 125 cm, bahan plastik



3 buah 3 buah 1 buah 1 buah 7 buah



Kebutuhan Non Fisik 1 2



Arsip pemilu mulai dari tahun 1951-2009 Data proses pelaksanaan pemilu



5. Problem Permasalahan yang dihadapi adalah, bagaimana merancang Rumah Pintar KPU Bantul dengan keterbatasan ruang yang dimiliki, dengan adanya bangunan lama yang tidak boleh dirubah, dan keterbatasan budget agar mampu mewadahi aktivitas seputar kepemiluan.



KESIMPULAN No. 1



Farbstein Datanya berbentuk kuantitatif



2



3



Menjabarkan secara runtut dan garis besar isu-isu yang ditemukan di lapangan Dapat diterapkan pada proyek dalam skala masal



4



5



6



Moleski



Hasilnya merupakan spesifikasi ruang



Perancang terlibat dalam pemrograman, yaitu pada fase review 1, review 2, dan revisi desain. Hasilnya merupakan kriteria performansi yang diharapkan



Berbentuk diagram alur yang cenderung linear



William Pena Datanya berbentuk kualitatif Menjabarkan isuisu dan dianalisa secara mendalam Diterapkan dengan menyesuaikan permasalahan yang dihadapinya Perancang tidak terlibat dalam pemrograman Hasilnya merupakan pernyataan masalah yang tertuang dalam program skematik dan program pengembangnya Berbentuk matriks informasi yang lebih bersifat formal dalam analisa isu yang ditemui



DAFTAR PUSTAKA http://journal.isi.ac.id/index.php/lintas/article/view/3038/1187