MODUL 11 Dan 12 Fix Kel 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD MODUL 11 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikkan Bahasa Indonesia di SD (PDGK4204) TUTOR : Ellyzana, M.Pd.



\ Disusun Oleh



1. 2. 3. 4. 5.



Kelompok 5 : Emilia Sasmita 856966828 Novita Sari 856967006 Siti Nurhasanah 856966717 Sutarti Welly Hasvindo 856966874



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021



MODUL 11 Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Berbicara Kegiatan Belajar 1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD A. HAKIKAT PEMBELAJARAN Kimble (dalam Hergenhahn 1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah kingkah laku yang relative permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis. Beberapa hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan sebagai berikut : 1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar



dapatdiamati,



bahwa



setelah



mengikuti



pembelajaran



seseorang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. 2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen. 3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman walaupun potensi untuk itu telah dimiliki. 4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/latihan praktis. 5. Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutam pada tanggapan yang memerlukan adanya penghargaan (reword). Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah laku sesuai dengan pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu,dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagaia B2 bagi siswa sekolah dasar (SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa Indonesia.



B. PEMBELAJARAN BAHASA Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah pembelajaran dalam situasi formal. Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematik, dan terencana. Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pembelajaran bahasa, terdapat beberapa pemasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) strategi pembelajaran, (4) evaluasi, (5) pengajar (guru), (6) siswa. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa kedua (B2)/ salah satu segi yangsering disorot dan dipertanyakan



adalah



strategi



atau



teknik,



metode,



dan



pendekatan



pembelajaran yang digunakan. Sukses atau tidaknya suatu program pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua sering dinilai dari strategi dan metode yang digunakan. C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan mauun tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa,2003;89) Untuk kelas rendah, pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedanagkan untuk kelas tinggi menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standart kompetensi yang telah ditentukan dlam kurikulum. Standart kompetensi mata pelajaran BI bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah berkomunikasi dan belajar sastra belajar menghargai manusia dan nlai-nilai kemanusiaan.



Agar dapat melaksanakan pembelajaran berbicara di SD, terlebih dhulu mempelajari tentang hal-hal berikut ini: 1. Teori Berbicara 2. Komponen Berbicara 3. Hakikat Berbicara 4.



Jenis-jenis



Berbicara



D. TEKNIK BERBICARA Berbicara di depan umu memerlukan teknik-teknik tertentu. Penguasaan tenik yang digunakan untuk menyajikan pikiran dan gagasan secara oral merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pembicara. Sebagai salah satu metode penyampaian lisan yang ditunjukkan kepaa pendengar (khalayak). Ada beberapa syarat untuk melatih kemampuan berbicara adalah sebagai berikut : 1. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat 2. Memiliki pengetahuan yang luas 3. Memahami proses komunikasi massa 4. Menguasai bahasa yang baik dan lancar 5.



Pelatihan



yang



memadai



E. EFEKTIVITAS BERBICARA Hal –hal yang perlu diperhatikan argar komunikasi bisa efektif adalah sebagai berikut : 1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar 2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak 3. Adanya sikap positif, artimya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima/ 4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya 5. Adanya sikap keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak 6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik-baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara. Tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik, antara



lain: 1. Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date (terkini) 2. Menguasai materi 3. Memahami pendengar 4. Memahami situasi 5. Merumuskan tujuan dengan jelas 6. Memiliki kemampuan linguistik yang memadai 7. Menjalin kontak dengan pendengar 8. Menguasai pendengar 9. Memanfaatkan alat bantu 10. Berpenampilan meyakinkan 11. Mempunyai rencana F. PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA Pembelajaran keterampilan berbahasa pada hakikaynya merupakan upaya meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat keterampilan ini harus mendapatkan porsi pembelajaran yang seimbang dalam konteks yang alami. Pembelajaran yang dibuat-buat akan menjadikan keterampilan yang dilatih terasa aneh dan bersifat artificial. Hal ini siswa harus dilakukan agar siswa 1. Konsep Pembelajaran Berbicara Terpadu Pembelajaran berbicara terpadu adalah bentuk pembelajaran berbicara yang dilakukan dengan cara memadukan pembelajaran berbicara tersebut dengan pembelajaran yang lain. 2. Isi/Aktivitas Pembelajaran Berbicara Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan 3 teknik, yaitu : a. Teknik terpimpin b. Teknik semi terpimpin c. Teknik bebas G. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBICARA DI SEKOLAH DASAR Tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginfrmasikan, mestimulasi, meyakinkan, atau menggerakkan pendengar (Tarigan, 1990:177).



Tujuan pembelajaran di SD dikelompokkan atas 1. Tujuan pembelajaran berbicara di depan kelas rendah a. Melatih keberanian siswa b. Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalaman c. Melatih menyampaikan pendapat d. Membiasakan siswa untuk bertanya 2. Tujuan pembelajaran berbicara di depan kelas tinggi a. Memupuk keberanian siswa b. Mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa c. Melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain d. Melatih siswa berpikir logis e. Melatih siswa menghargai pendapat orang lain KEGIATAN BELAJAR 2 MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN BERBICARA Materi pembelajaran berbicara di SD menurut kurikulum 2004 dapat dilihat di standar kompetensi dari semua kompetensi dasar tersebut yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang anda ajarkan terlebih dahulu. B. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA Metode Pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang, sedangkan media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar. Media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran berbicara adalah telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape, recorder, program televisi, dsb. Sementara itu ada beberapa metode berbicara :



1. Ulang Ucap 2. Lihat Ucap 3. Memerikan 4. Menjawab Pertanyaan 5. Bertanya 6. Bertanya Menggali 7. Melanjutkan Cerita 8. Menceritakan Kembali 9. Bercakap-cakap 10. Mereka Cerita Gambar 11. Bercerita 12. Memberi Petunjuk 13. Melaporkan 14. Bermain Peran 15. Wawacara 16. Diskusi 17. Bertelepon 18. Dramatisasi C. MENYUSUN



MODEL



PERENCANAAN



PEMBELAJARAN



BI



DENGAN FOKUS BERBICARA Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara terdiri atas Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara dikelas renda dan Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus menyimak dikelas tinggi



MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD MODUL 11 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikkan Bahasa Indonesia di SD (PDGK4204) TUTOR : Ellyzana, M.Pd.



\ Disusun Oleh



1. 2. 3. 4. 5.



Kelompok 5 : Emilia Sasmita 856966828 Novita Sari 856967006 Siti Nurhasanah 856966717 Sutarti Welly Hasvindo 856966874



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021



MODUL 12 Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra Kegiatan Belajar 1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA Secara umum apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra. Menurut Tarigan (2000) apresiasi sastra adalah penaksiran yang



kualitas



karya



sastra



serta



pemberian



nilai



wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas,



sadar, serta kritis. Sedangkan menurut S. Effendi (1982) apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaam, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. B. HAKIKAT SASTRA ANAK Menurut Santoso (2003 : 8.3) sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak. Sedangkan menurut Sarumpaet (dalam Santoso, 2003:8.3) sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua. 1. Ciri Sastra Anak Menurut Sarumpaet (dalam Santoso, 2003:8.4) ciri sastra anak ada 3 yaitu : Pertama, Unsur pantangan, yaitu sastra anak pantang atau menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat negatif atau buruk.



Kedua, Penyajian dengan gaya secara langsung artinya setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama yaitu baik atau buruk/jahat. Ketiga, Fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang bermanfaat. 2. Jenis Sastra Anak Jenis sastra anak sama halnya dengan karya sastra umum yaitu bentuk puisi, prosa, dan drama. C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi harus terpadu antara aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa. D. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS RENDAH Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak. E. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS TINGGI Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas tinggi adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan, dan menanggapi cerita rakyat, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, membuat pantun sederhana, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, menulis puisi bebas, membaca novel anak, bermain peran, dan memparafrasekan puisi.



KEGIATAN BELAJAR 2 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD MATERI,



METODE,



DAN



TEKNIK



PEMBELAJARAN



BAHASA



INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA Pemilihan metode dan teknik harus melihat untuk tujuan apa bahan tersebut disiapkan. Model kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan tergantung pada kreativitas guru. Guru dapat membuat berbagai variasi metode dan teknik pembelajaran dari metode dan teknik yang sudah diketahui oleh guru. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus sastra dapat disajikan dengan berbagai variasi metode dan teknik pembelajaran, tetapi materi, metode dan teknik harus selalu memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat usia dan kebutuhan anak. Menurut Huck (1989 : 6-10) pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal dan nilai pendidikan. Nilai personal artinya bahwa materi sastra yang dipilih harus dapat (a) memberikan kenikmatan; (b) mengembangkan imajinasi; (c) memperkuat daya pikir; (d) memberi



pengalaman



mengalami;



(e)



mengembangkan



kemampuan



berperilaku; dan (f) menyajikan pengalaman yang menyeluruh. Sedangkan nilai pendidikan yaitu (a) mengembangkan bahasa; (b) membantu belajar bahasa; (c) membantu belajar menulis.



DAFTAR PUSTAKA Solchan. (2020). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.Jakarta : Penerbita Universitas Terbuka Tarigan, Djago. (2000). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta Penerbit Universitas Terbuka