Modul 2 Seleksi & Fumigasi Telur Tetas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



SELEKSI DAN FUMIGASI TELUR TETAS Pokok Bahasan : Tatalasana Penetasan Telur Unggas Sub Pokok Bahasan : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas Alokasi Waktu : 1 x 2 jam 2.1. Maksud dan Tujuan Praktikum Mahasiswa diharapkan : 1. Mengetahui dan mengerti kegunaan seleksi dan fumigasi telur tetas. 2. Melaksanakan seleksi dan fumigasi telur tetas dengan benar. 2.2. Landasan Teori Seleksi Telur Tetas Untuk menghasilkan daya tetas yang tinggi pada telur tetas, perlu dilakukan seleksi telur tetas. Terdapat beberapa kriteria dalam seleksi telur tetas meliputi : bobot telur, bentuk telur, kualitas kerabang, kebersihan telur, kualitas interior (bagian dalam) telur dan warna kerabang. Namun warna kerabang tidak merupakan keharusan dalam seleksi telur tetas. Bobot Telur Bobot telur tetas yang seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Sebaliknya kalau bobot telur beragam telur-telur tetas tidak akan serempak menetas. Bobot telur berkaitan erat dengan bobot tetas (bobot anak ayam). Bobot tetas biasanya berkisar antara 62 – 68 % dari berat telur tetas. Semakin berat bobot telur semakin berat bobot DOC, begitu pula sebaliknya. Namun bobot telur terlalu berat atau kecil, akan menyebabkan daya tetas rendah dibandingkan dengan bobot normal. Oleh karena itu perlu diperhatikan bobot telur tetas yang ideal. Bobot telur yang ideal : - Ayam ras : 55 – 65 g - Ayam kampung : 35 – 45 g - Itik : 65 – 75 g - Puyuh : 9 – 11 g Bentuk Telur Bentuk telur yang baik adalah ovoid (tidak bulat dan dan tidak lonjong). Bentuk terlalu lonjong atau terlalu bulat, maka daya tetas rendah. Hasil penelitian membuktikan bahwa telur bentuk ovoid dapat menetas hingga 70 – Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 11



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



75 %, sedangkan yang bulat atau lonjong hanya menetas 30 – 35 %. Bentuk telur berhubungan dengan keturunan tetapi dapat diperbaiki melalui seleksi. Kualitas Kerabang Kualitas kerabang sangat menentukan terhadap daya tetas telur, terutama mengenai ketebalan kerabang. Kerabang yang tebal ataupun tipis kurang baik untuk ditetaskan. Telur yang kerabangnya tebal, benjol, bintik-bintik, kotor, keriput, atau kerabangnya retak biasanya jarang menetas atau daya tetasnya berkurang. Hal ini dipengaruhi faktor genetik, makanan, suhu lingkungan, dan penyakit. Ketebalan kerabang ayam yang baik yaitu 0.33 - 0.35 mm. Warna Telur  Bisa menyebabkan perbedaan daya tetas.  Warna yang lebih gelap dapat menghasilkan daya tetas lebih tinggi.  Biasanya pada ayam dengan warna kerabang lebih gelap daya tetasnya lebih tinggi, sedangkan pada itik sebaliknya. Namun demikian ayam dengan warna kerabang light brown tidak berarti daya tetasnya rendah, karena harus diingat faktor dari keturunan. Warna Very Light Brown Light Brown Medium Brown Medium Dark Brown Dark Brown Very Dark Brown



Daya Tetas (dari yang fertil) 71,1 76,1 78,9 81,8 81,8 84,1



Daya tetas (dari semua telur) 64,1 66,9 70,5 76,0 74,5 72,1



Umur Telur Tetas Telur tetas yang baik untuk ditetaskan harus yang berumur antara satu sampai dengan tujuh hari, yang paling optimal umur empat hari. Telur yang terlalu lama disimpan dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari ke-2 hingga ke-4. Bila terjadi perkembangan embrio tidak sempurna, karena tidak dalam lingkungan yang sesuai. Sebaiknya telur tetas yang digunakan umurnya seragam, bila telur tetas terlalu beragam, telur tidak serempak menetas.



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 12



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



Kebersihan Telur Telur-telur yang akan ditetaskan hendaknya dalam keadaan bersih. Telur yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur membusuk dan meledak dalam di dalam mesin tetas. Kebersihan telur ini dapat dilihat dari keadan bagian luar kerbang telur. Telur yang kotor dilakukan pencucian atau pembersihan, namun sebaiknya diupayakan agar telur tetas yang akan ditetaskan bersih alami bukan karena dicuci atau dibersihkan. Bila terpaksa telur harus dicuci atau dibersihkan terdapat beberapa cara pencucian atau pembersihan telur. Pembersihan telur secara basah yaitu dicuci menggunakan air hangat atau desinfektan khusus untuk pencucian telur dengan menggunakan lap atau tissue, dan pembersihan telur secara kering yaitu menggunakan ampelas halus. Kualitas Interior  Adanya blood/meat spot, bubbly air cell (bergelembung), tremulous air cell (bergerak), waterry white (encer) maka daya tetas rendah bila dibandingkan dengan yang normal.  HU (Haugh Unit) tinggi, maka daya tetas tinggi. Jadi ada kaitannya dengan kekentalan putih telur. Bila dicandling telur yang gambaran yolknya kurang jelas maka daya tetas lebih tinggi 10-15 % daripada gambaran yolk yang jelas. Metode Sanitasi Telur Tetas Sanitasi telur tetas (melalui kerabang) hanya effektif membunuh mikroorganisme yang berada pada kerabang, oleh karena itu menurunkan jumlahnya yang akan masuk. Selain itu akan mencegah penyebaran mikroorganisma dari telur ke telur bila telah disimpan dalam mesin tetas. Berbagai cara dilakukan, yang penting lakukan segera setelah ditelurkan. Lima Cara yang Umum digunakan : (1) Formaldehyde gas Telur tetas yang baru ditelurkan sebaiknya difumigasi dengan kekuatan 3 kali selama 20 menit, sedangkan untuk telur tetas yang masuk mesin tetas difumigasi dengan kekuatan 2 kali selama 20 menit di dalam lemari khusus. Ini sangat baik untuk membunuh mikroorganisma secara langsung, karena gas mudah untuk memfumigasi telur dalam jumlah banyak.



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 13



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



(2) Quatenary Amonia Disemprotkan pada telur dengan larutan hangat-hangat kuku yang mengandung 200 ppm. Keuntungannya dapat segera dilakukan setelah telur diambil dari sarang. Kelemahannya mengurangi daya kerja bila telur tertutup bahan-bahan organik (telur yang kotor). (3) Chlorine dioxide Cara ini mungkin paling baik untuk membunuh bakteri. Disemprotkan dengan konsentrasi 80 ppm dan dilakukan pada telur yang telah diambil dari sarang dan ditempatkan pada flats atau tray. (4) Ozone (O3) Biaya dapat lebih rendah dan dilakukan pada lemari yang tertutup rapat dengan dosis yang baik pada 1000 ppm. Kelemahannya Sanitasi dengan cara ini tidak dapat dilakukan dengan cepat. (5) Pencucian Telur Mesin cuci telur yang modern sehingga effektif untuk sanitasi telur tetas. Desinfektan yang khusus dapat ditambahkan pada cairan pencuci, setelah dicuci dapat disemprot dengan cairan yang mengandung chlorine. Pencucian hendaknya sesedikit mungkin menggunakan penyikatan karena akan merusak lapisan cuticle. Temperatur air pencuci yaitu + 105 - 110 oF (40.5 43.3 oC) untuk memperkecil kehilangan panas dan embryo muda tidak boleh dipanaskan di atas 99 oF (37.2 oC). 2.3. Alat dan Bahan Praktikum 2.3.1. Alat : Mesin Tetas  Cawat petridis  Gelas Ukur  Labu Erlenmeyer  Timbangan O’ haus  Alat ukur (meteran)  2.3.2. Bahan : KMnO4  Formalin 40 %  Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 14



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



2.4. Cara Kerja Seleksi Telur Tetas 1. Lakukan pencucian pada telur-telur yang kotor menggunakan air hangat dilap dengan tisue. 2. Setelah kering candling telur untuk melihat keadaan kerabang, apakah terdapat retak halus (hair check). Bila terdapat yang retak maupun yang retak halus pada kerabang telur, pisahkan telur tersebut jangan ditetaskan. 3. Berikan tanda huruf A pada kulit telur bagian atas dan huruf B pada kulit telur bagian bawah (rotasi 180o), serta berikan penomoran angka secara berurut pada masing-masing telur yang akan ditetaskan. 4. Timbang bobot telur tetas tersebut catat beratnya sesuai dengan nomor urut telur. 5. Ukur panjang dan lebar atau diameter telur dengan menggunakan jangka sorong untuk menentukan bentuk telur (shape index). Rumus shape index : SI 



Lebar telur x 100 Panjang telur



Bila shape indeks kurang dari 69 bentuk telur lonjong, shape indeks antara 69 – 77 bentuk telur normal (ovoid) dan di atas 77 bentuk telur bulat. Setelah dihitung catat bentuk telur tersebut lonjong, norma atau bulat. Fumigasi Telur Tetas 1. Fumigasi telur tetas sebaiknya dilakukan pada lemari khusus. 2. Ukur volume mesin tetas dengan alat ukur (meteran) yaitu panjang, lebar dan tinggi dari mesin tetas bagian dalam. 3. Tutup semua ventilasi atau lubang pada mesin tetas dengan menggunakan kertas bekas atau kertas koran. 4. Hitung kebutuhan KMn04 dan formalin 40 % sesuai dengan volume mesin tetas pada konsentrasi 1- 2 kali selama 10 – 20 menit. 5. Timbang KmnO4 dengan menggunakan neraca O’haus sesuai dengan perhitungan yang saudara dapatkan, setelah itu tempatkan KmnO4 pada cawan petridis. 6. Ukur volume formalin 40 % dengan menggunakan gelas ukur sesuai dengan perhitungan yang saudara dapatkan, lalu masukkan cairan formalin 40 % pada labu erlenmeyer.



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 15



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



7. Tempatkan cawan petridis yang berisi KMnO4 pada tempat penyimpanan telur tetas dalam mesin tetas, lalu tuangkan larutan formalin 40 % yang terdapat dalam labu erlenmeyer secara hati-hati ke cawan petridis. 8. Tutup pintu mesin tetas dengan segera, agar gas yang timbul tidak sampai ke luar dari dalam mesin tetas. 9. Cara perhitungan maupun Tabel kebutuhan untuk KmnO 4 dan formalin sesuai dengan ketentuan pada mesin tetas. 2.5. Pertanyaan 1.Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan pada seleksi telur tetas ? 2.Mengapa telur tetas perlu diseleksi ? 3.Mengapa berat telur tetas perlu diperhatikan ? 4.Mengapa bentuk telur tetas perlu diperhatikan ? 5.Mengapa telur yang kotor sebaiknya tidak ditetaskan ? 6.Berapa umur telur tetas yang sebainya ditetaskan ? 7.Mengapa telur tetas perlu difumigasi ? 8.Sebutkan dan jelaskan cara fumigasi telur tetas ? 9.Berapa ketebalan kerabang telur tetas yang baik untuk ditetaskan pada ayam, itik dan puyuh. 10. Bagaimana cara memprediksi ketebalan kerabang telur tetas ?



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 16



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



Lembar Kerja Praktikum Sub Pokok Bahasan Tanggal Praktikum Nama Mahasiswa NPM Mahasiswa Kelompok Asisten



: Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas : : : : :



Seleksi Telur Tetas …………………………. No. Telur



Berat Telur (g)



Panjang (cm)



Diameter (cm



Bentuk



Kebersihan



Keutuhan



1.



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 17



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas No. Telur



Berat Telur (g)



Panjang (cm)



Diameter (cm)



Bentuk



Kebersihan



Keutuhan



24.



25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. Keterangan :



Untuk lajur kebersihan diisi keriput (ridges), bintik putih, sedangkan untuk lajur keutuhan ada atau tidak adanya retak kerabang.



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Prak 2 - Hal 18



Praktek -2 : Seleksi dan Fumigasi Telur Tetas



Pengamatan Fumigasi Telur Tetas Perhitungan Panjang mesin tetas Lebar mesin tetas Tinggi mesin tetas Volume mesin tetas Kebutuhan KmnO4 Kebutuhan Formalin



=. ........ cm3 = ......... m3 =. ......... cm3 = ......... m3 =. ........ cm3 = ......... m3 =. ........................................ m3 = ........................................................ g = ........................................................ g



Tabel Pengamatan Fumigasi Telur Tetas Volume Ruangan ( cm )3



Kekuatan Fumigasi (kali)



Dosis Fumigasi KmnO4 (g)



Formalin 40 % (ml)



Lama waktu fumigasi (menit)



Sumedang,



Dosen/Asisten



Praktikum Manajemen Ternak Unggas (2019)



Mahasiswa



Prak 2 - Hal 19