Modul 4 Perspektif Pendidikan SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PARTISIPASI 2 MODUL 4.



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR



Kegiatan belajar 1 Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik, Emosi Dan Sosial Anak A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak yaitu pengaruh keluarga atau keturunan, gizi, tingkat sosial ekonomi, faktor emosional, jenis kelamin, kesehatan, suku bangsa atau ras. B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik merupakan gerak gerak tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerja sama antara otot, otak, dan saraf. Ketika unsur tersebut melaksanakan peranannya masing-masing secara interaksi positif. Sedangkan bagi anak yang mempunyai kelainan otak, walaupun sistem saraf dan otak sudah berkembang dengan baik ia tidak dapat menggunakan kemampuan motorik dengan sempurna. Setelah anak dapat mengendalikan gerak motoriknya, maka mereka siap untuk mempelajari keterampilan selanjutnya. Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila dipelajari dan ada bimbingannya. Untuk anak usia sekolah dasar, antara otot, otak, dan syarahnya sudah berkembang baik, sehingga gerakan motorik nya juga sudah terkoordinasi dengan baik pula. C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI Pada umumnya ungkapan emosi anak usia sekolah dasar teraktualisasi dengan tertawa lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang nya, sedangkan pada anak yang mengalami kekecewaan atau kesalahan Tak jarang mereka mengungkapkannya Dengan mengatakan amarah, merajuk, atau cemberut. Tetapi anak usia sekolah dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi yang kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebayanya atau orang lain, sehingga anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut. Semakin bertambah usia cara mengungkapkan amarah, kesalahan maupun saat suasana hati tidak menyenangkan, mereka tidak meledak-ledak lagi. Anak usia sekolah dasar pada umumnya merupakan periode yang relatif tenang dengan sedikit lonjakan lonjakan emosi sampai mulai masa puber. Sebagai guru perlu membimbing mereka dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan, karena akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Melalui bimbingan tersebut emosi anak akan bisa terkendali.



D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan sosialnya. Pada usia SD perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia berkelompok titik yang ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama teman-temannya. Anak senang berteman, dan mereka berusaha agar dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok dan ikut beraktivitas dalam kelompok tersebut hal ini menunjukkan bahwa anak lebih senang berkumpul dengan teman-temannya daripada dengan orang tuanya. Motivasi berteman pada anak sekolah dasar dapat dibedakan dalam tiga tahap yaitu 1. Tahap pemenuhan kebutuhan yaitu anak menghargai teman sebagai individu bukan karena status sosial ekonomi atau yang lainnya tetapi mereka lebih tertarik kepada anak yang mau bermain bersama sehingga terjalin persahabatan. 2. Tahap balas jasa yaitu pada tahap ini anak mendapatkan teman karena adanya suatu kepentingan rasa keadilan yang biasanya dilakukan pada kelompok-kelompok dengan berjenis kelamin sama. 3. Tahap akrab pada tahap ini anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab. Sikap anak-anak dan pengalaman sosialnya saat bergaul dengan orang lain atau teman sebayanya merupakan masa pembentukan sikap sosialnya di kemudian hari. Perkembangan sosial anak SD merupakan suatu tahapan yang dapat menentukan kualitas sosial mereka setelah dewasa. Untuk itu sekolah hendaknya selalu menanamkan demokrasi dalam kehidupan sosial di sekolahnya. Guru memegang peran untuk membangun kehidupan sosial siswanya. Perilaku yang menunjukkan adanya hambatan perkembangan antarsiswa antara lain selalu menyendiri, pemalu, bersifat agresif mau menang sendiri. Selain itu juga adanya anak-anak yang terlihat berkelompok. Guru dapat mempergunakan teknik sosiometri. Teknik ini sangat berguna bagi guru maupun konselor untuk dapat mengidentifikasi siswa mana yang memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya terhadap kelompok.



Kegiatan Belajar 2 Karakteristik Perkembangan Intelektual Bahasa Moral Dan Spiritual Anak A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL Intelektual adalah kemampuan kecerdasan sedangkan kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat. Pada usia SD anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan objektif. Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia SD termasuk pada tahap perkembangan operasi konkrit. Percobaan konservasi Piaget adalah :



1. Desentrasi dan konservasi di mana hal ini menunjukkan bahwa anak punya konsep bahwa perubahan pada satu dimensi. 2. Seriasi , pada tahap ini anak mampu mengurutkan benda dari yang besar sampai yang terkecil ataupun sebaliknya. 3. Pemikiran rasional, pada tahap ini anak dapat menyebutkan karakteristik teman-teman sekelasnya. 4. Inklusi kelas dalam pengertian ini anak dapat menggambarkan prinsip logis bahwa Terdapat hubungan hierarki antargolongan. B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK Dalam bergaul dan berkomunikasi Manusia dapat menggunakan bahasa baik dalam bentuk tulisan percakapan bahasa isyarat maupun ekspresi wajah juga memperhatikan aturan atau nilainilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai-nilai moral juga harus diberikan sedini mungkin yaitu dengan pembelajaran tentang hal-hal hal-hal baik tidak cukup melalui lisan tetapi harus dengan contoh. 1. Perkembangan bahasa Tangisan seorang bayi merupakan isyarat atau simbol untuk menyampaikan pikiran perasaan maupun keinginan kepada orang lain. Bentuk komunikasi pada manusia merupakan yang paling sempurna karena manusia dapat melakukan melalui berbagai sarana dan prasarana yang diekspresikan melalui bahasa sehingga berkomunikasi dapat berlangsung secara efektif. 2. Tahap bicara a. Menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan juga melakukan hubungan sosial dengan sekelilingnya. b. Berceloteh,, dengan melalui latihan dan bimbingan dari orang terdekat bayi termotivasi untuk belajar berbicara. c. Holofrase, pada usia 2 tahun sampai menjelang sekolah anak sudah mulai jelas berbicaranya mereka belajar berbicara dengan lingkungan sekitarnya. d. Mengobrol, merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna sosial yang bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh orang lain.



3. Faktor-faktor yang memicu anak cepat bicara a. Keluarga, Orang tua saudara dan orang lain dalam keluarga saling melibatkan anakanak untuk membicarakan berbagai hal sesuai dengan dunia anak, keterlibatan tersebut akan memperkaya kosakata anak.



b. Media elektronik, Seperti radio, televisi dapat membantu anak untuk belajar berbicara dan menambah kosakata. c. Sekolah, dengan melalui buku pelajaran komunikasi dengan teman dan guru anak dapat meningkatkan penguasaan kosakata serta pemahaman terhadap kalimatkalimat yang berasal dari bahasa asing. C. PERKEMBANGAN MORAL 1. Perkembangan moral menurut beberapa pakar a. Menurut Piaget anak usia sekitar 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih dipahami dengan kaku titik tetapi pada anak usia sekitar 11 tahun, proses berpikirnya sudah mulai berkembang, banyak bergaul dengan teman sebaya dan adanya pengaruh dari lingkungan. b. Menurut Kohlberg menanamkan moralitas anak baik untuk tingkat pertama (anak mengikuti Semua peraturan yang telah diberikan dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan berharap bisa diterima dalam kelompok). Sedangkan tingkat kedua (dengan moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dimaksudkan anak menyesuaikan diri pada peraturan-peraturan yang ada dalam kelompok yang disepakati bersama oleh kelompok tersebut). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral a. Lingkungan rumah, di rumah anak akan melihat dan meniru semua sikap dan perilaku setiap anggota keluarga. Peran keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan tingkah laku anak. b. Lingkungan sekolah, dengan berhubungan antar siswa dan guru maupun siswa dengan yang lainnya akan banyak mempengaruhi aspek kepribadian anak. c. Teman sebaya dan aktivitasnya Aktivitas anak sangat banyak mulai dari membaca buku, melihat televisi, kegiatan olahraga, kegiatan organisasi keagamaan, dan lain sebagainya ini semua akan dapat mempengaruhi perkembangan moral anak. d. Intelegensi dan jenis kelamin Anak dengan intelegensi rendah mengalami kesulitan untuk mencerna normanorma sehingga anak tidak diterima oleh kelompoknya, dengan kemungkinan anak akan menjadi agresif karena terjadinya penolakan. Anak perempuan biasanya cenderung lebih matang dalam penyesuaian diri terhadap nilai-nilai moral dibandingkan dengan anak laki-laki. D. PERKEMBANGAN AGAMA



Menurut Zakiah Drajat bahwa agama sebagai Iman pikiran serta diserap oleh perasaan, dilaksanakan dalam tindakan perbuatan, perkataan dan sikap. Peran agama dalam kehidupan manusia sangat penting sebab agama menjadi pengarah dan penentu dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Agama juga mengandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai pedoman hidup. Dalam menyampaikan materi pelajaran agama guru dituntut untuk kreatif memilih metode maupun media yang kaitanya dengan dimensi perkembangan motorik, bahasa, sosial, emosional, maupun intelegensi siswa. Berikut metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di SD : 1. Metode bercerita Dapat dipakai sebagai metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kisah tokoh agama serta peristiwa kehidupan sehari-hari titik serta guru dapat memberikan tekanan pada nilai-nilai baik dan buruk. 2. Metode bermain Senang bermain sambil belajar di mana guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang arti kebersamaan dan berbagi rasa bersama teman-temannya. 3. Metode karyawisata, dengan karya wisata siswa akan melihat dan mengamati secara langsung kehidupan aneka binatang tumbuhan dan keindahan alam sebagai bukti Keagungan Tuhan. 4. Metode demonstrasi, siswa dapat mengenal langkah-langkah dalam melaksanakan ibadah misalnya sholat. 5. Metode pemberian tugas Tugas dapat diberikan secara perorangan maupun kelompok misalnya pemberian tugas menghafal atau membaca surat-surat pendek yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 6. Metode diskusi dan tanya jawab Metode ini lebih sesuai diberikan untuk kelas tinggi karena siswa kelas tinggi pada umumnya sudah dapat berpikir secara abstrak. Sedangkan metode diskusi perlu pemikiran lebih mendalam dari siswa sehingga siswa dapat bertukar pikiran, memecahkan masalah serta menanyakan sesuatu masalah yang sekiranya siswa tidak mengetahuinya.