Modul 5 Konsep Dasar Ipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kegiatan Belajar 1 MODUL 5 MAKHLUK HIDUP dan LINGKUNGAN



A.



Pengertian Individu, Populasi, dan Komunitas Kesatuan dari makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan tempat tinggalnya membentuk suatu kesatuan fungsional yang disebut Ekosistem. Organisasi makhluk hidup dalam ekosistem: 1. Individu : satu makhluk hidup tunggal yang berdiri sendiri Contohnya: seekor ayam, seekor kambing, sebatang pisang. 2. Populasi : sekumpulan individu sejenis yang tinggal pada waktu dan tempat tertentu. Contohnya: sepuluh pohon mangga di kebun, dua puluh ekor itik di kandang. Komunitas : sekumpulan populasi yang berbeda-beda yang tinggal disuatu tempat tertentu secara alami atau buatan. Komunitas meliputi komunitas air dan komunitas darat. -



Contoh komunitas air alami



: sungai, danau, laut



-



Contoh komunitas air buatan



: akuarium, waduk, kolam



-



Contoh komunitas darat alami



: hutan, padang pasir, sabana



-



Contoh komunitas darat buatan



: sawah, ladang,



B. INTERAKSI ANTAR INDIVIDU Masih Ingatkah anda tentang populasi? Interaksi antar individu terjadi dalam suatu populasi. Interaksi tersebut bisa berupa komptisi untuk memperebutkan kebutuhan yang sama untuk hidupnya , sperti kebutuhan akan makanan, air, cahaya, dan ruang. Interaksi kompetisi intraspesies bisa secara langsung atau tidak langsung. Contoh kompetisi langsung adalah peristiwa kelahian dua ayam jantan yang merebutkan seekor betna. Contoh Kompetisi tidak langsun, yaitu terjadinya dua atau lebih individu berlomba untuk memperoleh kebutuhan hidup, seperti makanan, air, udara, cahaya, dan sebagainya.



C. INTERAKSI ANTAR POPULASI Interaksi antar komponen ekosistem tidak hanya terjadi antara komponen biaotik dan abiotik saja, tetapi juga interaksi antar komponen biotik. interaksi antar komponen biotik dibedakan menjadi faktor interspesifik dan faktor intraspesifik. Faktor interspesifik adalah hubungan antara individu dari populasi lainnya. Hubungan antar individu ini meliputi: 1. Netralisme Yaitu hubungan antara individu populasi berbeda yang tidak saling terpengaruh. Misalnya : a. rusa dan jenis kera yang hidup bersama dihutang kalimantan b. burung gelantik dan walang sangit disawah 2. Predasi Yaitu hubungan antar organisme dimana satu organisme memakan organisme lainnya. Organisme yang memakan disebut predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. hubungan predasi tidak hanya sebatas antara hewan saja tetapi antara hewan (herbivora) dengan tumbuhan predator (insektivora) dengan mangsanya. Misalnya: - Singa dengan Zebra - Kuda dengan rumput - Ular dengan tikus - Insektivora dengan serangga 3. Parasitisme Yaitu hubungan antar organisme dimana yang berperan sebagai parasit mendapat manfaat sedangkan inangnya mendapat kerugian. Parasit dapat bersifat di dalam (endoparasit) atau diluar (ektoparasit).Parasit di kelompokkan menjadi dua yaitu: a. Parasit Sejati Yaitu organisme yang sepenuhnya bergantun pada inangnya. Organisme parasit sejati disebut juga parasit sempurna atau parasit mutlak. Parasit ini merusak jaringan inang atau melepaskan toksin yang merupaka racun bagi inangnya sehingga kahadirannya sangan merugikan inangnya. Reaksi inang atas parasit bermacammacam, seperti dapat membinasakan parasit, mampu membentuk keseimbangan dengan parasit sehingga mampu hidup bersama parasit dalam dalam waktu yang tidak



terbatas, atau pada akhirnya inang dapat binasa. Misalnya - Jamur dengan bakteri pnyebab penyakit - Manusia dengan kutu kepala - Cacing pita dengan manusia - Tali putri dengan tanaman pagar. - Rafflesia dengan akar pohon ara atau vasis. b. Setengah Parasit Yaitu organisme yang tidak tergantung sepenuhnya pada inangnya. Tumbuhan setengah parasit disebut pula semi parasit. Tumbuhan ini memperokleh air dan garam mineral dari tumbuhan inang. sedangkan untuk makanan, tumbuhan semi parasit, mampu memproduksi sendiri melalui fotosintesis karena mempunyai klorofil. Akarnya mampu menembus tubuh inangnya (haustorium). Misalnya benalu dengan tanaman inang. 4. Mutualisme Mutualisme atau disebut simbiosis mutualisme adalah suatu interaksi yang erat antara organisme dari dua spesies yang berbeda dimana masing - masing individu mendapatkan keuntungan dari pasangan (simbion) nya. Misalnya: Hubungan antara jamur dan alga. jamur mendapat karbohidrat dari alga sedangkan alga mendapat air atau terlindung dari kekeringan . hubungan ini juga bersifat mutlak, artinya apabila tidak bersimbiosis, alga dan jamur tidak akan membentuk lumut kerak (Lichines) 5. Komensalisme Merupakan hubungan antara organisme dimana organisme satu mendapatkan keuntungan atau manfaat sedangkan organisme lainya tidak mendapatkan manfaat tapi juga tidak dirugikan. Misalnya: Ikan remora dengan ikan hiu,Tanaman anggrek yan tumbuh secara epifit pada batang tanaman pohon



6. Kompetisi Yaitu persaingan dua individu atau spesies untuk mendapatkan sumber daya alam terbatas. Sumber daya alam yang diperebutkan pada kompetisi dapat berupa makanan, pasangan hidup, dan wilayah kekuasaan. Kompetisi dapat terjadi antar individu dari spesies yang sama, misalnya antara tumbuhan dalam mendapatkan nitrogen. Dapat juga terjadi antar individu dari spesies yang berbeda, misal persaingan antara kuda dan sapi dalam memperoleh rumput diladang penggembalaan yang sama.



Harimau dan singa di hutan yang keduanya sama - sama pemangsa herbivor, yang menang akan menguasai suatu daerah, sedangkan yang kalah akan tersingkir. 7. Protokooperasi Merupakan hubungan dua jenis organisme yang sama - sama menguntungkan. namun hubungan tersebut bukan merupakan keharusan. Misalnya : Kupu - kupu dengan bunga, Kerbau dengan burung jalak.



8. Amensalisme Merupakan kebalikan dari komensalisme. spesies inang yang menjadi amensalis mendapatkan manfaat sedangkan spesies amensalisme dalam banyak hal malah punah. Misalnya berbagi antibiotik didunia kedokteran.



D. Ekosistem Pada tingkat organisasi yang lebih tinggi dan komunitas, yaitu pada suatu kawasan alam yang didalamnya terdapat unsur biotik (unsur hidup) dan abiotik (usur tak hidup)terjadi hubungan timbal balik antara unsur-unsur tersebut yang terbentuk sistem ekologi yang disebut Ekosistem (menurut Resosoedarmo,1999).Ekosistem terjadi bisa secara alami misal ekosistem laut, sungai, hutan, gunung, dan lainlain sedangkan ekosistem buatan misalkan sawah, waduk,kebun. Contoh ekosistem darat (terestrial): hutan trois, padang rumput, ladang, pertanian, dan lain-lain. Contoh ekosistem perairan (akuatik): laut, estuaria, sungai, dan danau. Suatu ekositem terdiri atas dua komponen penyusun sebagai berikut: 1. Komponen autotrof adalah komponen yang dapat membuat makanannya sendiri. Contoh : tumbuhan berklorofil 2. Komponen heterotrof adalah komponen yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan memanfaatkan makanan dari komponen autotrof. Contoh : hewan ,jamur, jasa remik. Namun, jika kita melihat ekosistem dari segi struktur penyusunannya, ekosistem terdiri dari lima komponen sebagai berikut



Bahan tak hidup (faktor-faktor abiotik) Yaitu komponen fisik dan kimia yang utama, misalkan suhu, air, udara, cahaya matahari, angin, batu, dan tanah. Produsen Produsen adalah semua organisme yang mampu membuat zat organik yang dibutuhkannya dan zat anorganik. Oleh karena itu , produsen termasuk organisme autotrof atau organisme yang mampu membuat makanan sendiri. Tumbuhan hijau dapat mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik yang diperlukannya dengan bantuan energi cahaya melalui proses fotosintesis. Konsumen Istilah konsumen berarti pengguna, konsumen merupakan organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat-zat organik yang dibutuhkannyadari zat-zat anorganik Oleh karena itu, organisme heterotrof harus mendapatkan zat-zat organik tesebut dari produsen, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Konsumen pemakan tumbuhan dinamakan herbivore, contohnya belalang dan badak. Konsumen pemakan herbivore dinamakan karnivor. contohnya bunglon, ular beruang, dan harimau. Pengurai, Perombak, atau Decomposer Yaitu oganisme heterotrop yang menguraikan bahan organik dari organisme mati. Contohnya Bakteri dan jamur. Detritus atau detritivor Yaitu heterotrof yang memakan partikel-partikel organik dari remukan jaringan tumbuhan atau hewan yang melapuk, misalnya cacig tanah, siput, dan teripang.



Kegiatan Belajar 2



A. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.” Perkembangan Sistem Klasifikasi



Pada awalnya, makhluk hidup dibedakan atas 2 kingdom yaitu kingdom tumbuhan (plantae) dn hewan (animalia). Pada sistem klasifikasi ini, jamur dikelompokkan ke kingdom tumbuhan. Kemudian, diketahui bahwa jamur tidak berklorofil dan dinding selnya mengandung kitin. Oleh karena itu, jamur dipiisahkan menjadi kingdom tersendiri sehingga makhluk hidup dibedakan menjadi 3, yaitu Fungi (jamur), Plantae, dan Animalia. Setelah diketahui ada makhluk hidup prokariotik (tidak memiliki membran inti), maka makhluk hidup dikelompokkan menjadi kingdom tersendiri, yaitu kingdom monera. Kemudian, dikemukakanlah sistem 4 kingdom yaitu, Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Setelah itu, Robert H. Whittaker menyempurnakan klasifikasi 4 kingdom dengan mempertimbangkan tingkat makhluk hidup, sel, dan jenis nutrisi. Sehingga, dikemukakanlah sistem lima kingdom yang terdiri atas : 1. Monera Ciri-ciri monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik sel prakariotik adalah sel yang bahan intinya belum terlidungi oleh selaput inti atau karioteka. Termasuk ke dalam kelompok monera adalah bakteri dan ganggang biru atau Cyanobacteria. 2. Protista Makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki membran inti (selnya bersifat eukariot). Bukan merupakan hewan ataupun tumbuhan, tetapi hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, menyerupai tumbuhan, ataupun menyerupai jamur. Biasanya ditemukan di dalam air, dapat berupa plankton yang melayang-Iayang di dalam air atau melekat di dasar sungai, laut, atau danau. 3. Plantae (Tumbuhan) Merupakan organisme multiselluler dan bersifat eukaryotik, dinding sel terbuat dari selulosa, mempunyai kloroplas.Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi ke dalam dua kelompok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta. 4. Fungi (jamur) Organisme yang tubuhnya terbentuk dari benang-benang hifa.Ciri-cirinya adalah eukariot, memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler atau multiseluler, hidup heterotrof (saprofit, parasit, dan mutual).



Fungi hidup di tempat-tempat lembap, air laut, air tawar, di tempat yang asam dan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak. Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan, secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Berikut ini yang termasuk ke dalam fungi. 5. Animalia (hewan) Merupakan organisme multiseluler dan bersifat heterotof dan dapat bergerak/ berpindah tempat.Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang aktif. B. KONSEP DASAR PENGELOMPOKAN MAKHLUK HIDUP Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil yang beranggotakan satu jenis makhluk hidup. Tingkatan Takson : 



Dunia/Kerajaan  Divisio (untuk hewan) atau Filum (untuk tumbuhan)  Kelas  Ordo  Suku  Genus/Marga  Spesies/Jenis 1 . Kingdom Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia. 2. Filum/Divisio (Keluarga Besar) Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota. 3. Kelas (Classis) Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio 4. Ordo (Bangsa) Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.



5. Famili Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea. Dalam penyebutan indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya : kacang-kacangan , angrek-anggrekan , jahe-jahean. 6. Genus (Marga) Genus adalah takson yang lebih rendah dariada famili. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya. 7. Species (Jenis) Species adalah takson yang terendah. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial nomenklatur. Macam-macam Klasifikasi 1. Klasifikasi sistem alami, yaitu klasifikasi yang didasarkan pada sidat morfologi, fisiologi, dan anatomi yang dimiliki oleh makhluk hidup. contoh: kambing, sapi, dan kerbau diklasifikasikan ke dalam hewan berkaki empat (morfologi). 2. Klasifikasi sistem artifisial, yaitu klasifikasi yang didasarkan pada ciri morfologi yang mudah diamati dari makhluk hidup. contoh: pada klasifikasi tumbuhan terdiri atas herba, pohon, dan semak 3. Klasifikasi sistem filogenik, yaitu jenis klasifikasi yang didasarkan pada sejarah evolusi makhluk hidup dan hubungan kekerabatan antara takson satu dengan yang lainnya. contoh: hubungan kekerabatan antara orang utan dan gorila. C . TATA NAMA PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP Disepakati bahwa untuk setiap jenis orgaisme harus diberi nama yang berlaku umum secara internasional, yaitu dengan pemberian nama ilmiah.Nama ilmiah (scientific name) adalah nama latin atau nama dalam bahasa latin atau nama yang dilatinkan itu berbeda dengan nama biasa (common name) atau nama daerah /lokal (vernacular name). Untuk lebih memahami, mari kita lihat perbedaan kedua nama tersebut. No Nama Ilmiah



Nama Biasa



1



Diatur dalam kode internasional/ tata nama



Tidak diatur ketentuan manapun



2



Dalam bahasa latin atau yang dilatinkan



Dalam bahasa daerah



3



Berlaku internasional



Bersifat lokal



4



Kadang-kadang sulit dilafalkan



Lebih mudah dilafalkan



5



Memberikan indikasai untuk kategori



Tidak jelas untuk kategori mana



takson yang nama itu diberikan 6



Untuk takson-takson dengan definisi,



Satu takson dapat mempunyai



posisi, dan tingkat tertentu, hanya ada satu



lebih dari satu nama yang



nama yang benar



berbeda-beda menurut bahasa yang menyebutkan



1.



Penulisan Nama Jenis (Spesies) a. Binomial (dua kata), Kata depan adalah nama marga (genus) dan kata kedua sebahai petunjuk jenis (epithenton specificum). b. Tidak boleh merupakan tautonim (terdiri atas dua kata yang sama) atau hampir sama, terutama untuk tumbuhan. Hewan masih diperbolehkan, contoh Gallus gallus (diberi garis bawah) atau Gallus gallus (dicetak miring. c. Kata depan : huruf pertama harus ditulis dengan huruf besar (kapital) dan kata kedua dengan huruf kecil. d. Harus ditulis miring atau digaris bawahi,garis untuk kata pertama dan kedua terpisah.



2.



Penulisan Nama Marga a. Satu kata. b. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar. Marga: mencakup semua jenis yang menunjukkan persaman alat reproduksi.



3.



Penulisan Nama Suku a. Satu kata jamak. b. Dibentuk salah satu marga yang dibawahnya ditambah aceae (untuk tumbuhan) Contoh: Solanceae darisanum + aceae



Kegiatan Belajar 3 A. Pengertian Pencemaran Lingkungan Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pencemaran mari kita uraikan dahulu apa itu pengertian dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah masuknya makhluk hidup, zat energi,atau komponen lain dalam lingkungan, serta berubahnya tatanan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau proses alam baik bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, aktivitas manusia, serta organisme lainnya. Perlu kalian ketahui bahwa zat yang menimbulkan pencemaran itu disebut polutan, dan Secara garis besar pencemaran tergantung pada empat factor, yaitu jumlah penduduk, jumlah sumber daya alam yang dipakai oleh tiap individu, jumlah polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumber daya alam serta teknologi yang digunakan. Tahukah kalian bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan empat tahapan pencemaran daiantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Pencemaran tingakat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan. 2. Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada panca indera dan alat vegetatif lainnya serta telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya. 3. Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan reaksi pada alat tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. 4. Nah, yang terakhir yaitu Pencemaran tingkat keempat, ialah pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarannya terlalu tinggi.



itu tadi empat tahapan pencemaran menurut WHO, sungguh mengerikan bukan dampak dari pencemaran bahkan bisa berdampak pada kematian. Sehingga kita harus dapat meminimalisasikan pencemaran udara.



Macam-Macam Pencemaran Untuk meminimalkan pencemaran yang terjadi di lingkungan kita tentu kita harus mengetahui apa saja macam pencemaran dan sumber pencemarnya, mari kita ulas satu per satu macam-macam pencemaran beserta polutannya !. 1. Pencemaran Air Macam-macam polutan air dan dampaknya yaitu: –



Sampah organik, menyebabkan menurunnya kandungan oksigen dan



menimbulkan gas H2S yang bersifat racun. –



Virus dan bakteri, menimbulkan berbagai penyakit.







Merkuri (Hg), sumbernya dari limbah industri dan pertambangan terutama



tambang mas. Menyebabkan gangguan saraf dikenal dengan penyakit “minamata”. –



Timbale (Pb), sumber dari asap kendaraan bermotor dan limbah industri.



Menyebabkan gangguan fungsi enzim, gangguan pembentukan hemoglobin darah dan dapat mengendap dalam tulang yang disebut penyakit “Plumbisme”. –



Cadmiun (Cd), sumber dari limbah industri keramik, fotografi, penyaduran



logam dan pertambangan. Menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan kerusakan tulang. –



Tembaga (Cu), sumber dari limbah pertanian, industri dan fungisida.



Menyebabkan gangguan ginjal, hati, dan asam amino. –



Bahan radio aktif, sumberdari limbah PLTN, kerak bumi. Menyebabkan



gangguan fisiologis dan genetis.



2. Pencemaran Udara Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan. Masih ingatkah kalian dengan pelajaran fisika SMP mengenai komposisi udara?. didalam udara itu terdapat oksigen untuk bernapas, karbondioksida untuk fotosintesis tumbuhan hijau, dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet. Komposisi udara bersih dan kering tersusun oleh nitrogen (78,09%), oksigen (21,94%), argon (0,93%), karbondioksida (0,032%), dan gas-gas lain dalam konsetrasi rendah. Perlu kalian ketahui Apabila komposisi udara tersebut mengalami perubahan dari komposisi normal dan mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan maka terjadi pencemaran udara. Selanjutnya kita akan membahas mengenai macam-macam polutan udara dan dampaknya yaitu: –



Karbonmonoksida (CO), berasal dari asap kendaraan bermotor, proses industri,



dan asap rokok. Apabila gas CO masuk ke dalam paru-paru dan ikut peredaran darah, akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, karena CO mudah bereaksi dengan hemoglobin. CO juga dapat menimbulkan gangguan pernapasan, pusing, dan mual. –



Karbondioksida (CO2), bersumber dari respirasi makhluk hidup, pembakaran



bahan bakar fosil, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan. Gas CO2 penyebab utama efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, permukaan air laut naik, dan perubahan iklim. –



Nitrogen oksida (NO, NO2), sumber dari asap kendaraan bermotor, asap



rokok, pembakaran gas alam, pembakaran batu bara. Gas NO2 yang masuk paru-paru akan menimbulkan pembengkakan paru-paru dan menimbulkan kematian. Gas NO menyebabkan gangguan system saraf mengakibatkan kejang-kejang. Bagi tanaman dapat menimbulkan kerusakan jaringan daun sehingga mengganggu fotosintesis. –



Sulfur-Oksida (SO2, SO3), bersumber dari gunung berapi, pengolahan biji



belerang, pembakaran batu bara. SO# menimbulkan hujan asam yang merusak



tanaman, kesuburan tanah, merusak bangunan karena bersifat korosif, dan pada manusia menyebabkan iritasi mata serta gangguan saluran pernapasan. –



Materi partikel seperti debu, asbestos, metal, suspensi minyak. Sumbernya



berasal dari debu tanah dan pasir yang terbawa angina, abu dan bahan vulkanik dari letusan gunung berapi, proses industri dan buangan limbah padat. Materi partikel dapat menimbulkan gagguan pernapasan, batuk, bronchitis dan asbestos menyebabkan kanker. 3. Pencemaran Tanah Sumber pencemaran tanah yaitu: –



Sampah-sampah plastic yang sulit hancur seperti botol, karet sintesis, pecahan



kaca, dan kaleng. – –



Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan). Zat kimia dari buangan pertanian misalnya (insektisida).



B. Etika Lingkungan Kita sebagai mahluk hidup yang bersatu dan sangat membutuhkan lingkungan tentu harus mempunyai etika dalam menempati dan berinteraksi dengan lingkungan sehingga kelestarian dan kenyamanannya dapat terjaga, karena itulah mari kita pelajari pula bagaimana kita harus beretika dengan lingkungan. Etika lingkungan menurut Poerwadarminta adalah pengetahuan tentang asas-asas mengenai akhlak atau moral. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang berhubungan denagn pemukiman dan kehidupan ekonomi social budayanya, digunakan etika yang menggunakan penalaran ekologi yaitu etika lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pelanggaran etika lingkungan seperti membuang puntung rokok sembarangan, berterisk di tempat yang butuh ketenangan, membuat coretan pada dinding bangunan, menyemburkan asap rokok sembarangan, dan sebagainya. Kalian tentu sudah tidak asing lagi bahkan sudah paham dengan istilah dan pengertian ekosistem karena kita sudah mempelajarinya sejak kita duduk di bangku sekolah dasar.



Nah masih ingatkah kalian bahwa Tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk suatu ekosistem?. Ekosistem tersebut membutuhkan keseimbangan agar tetap berlangsung hidup. Penting untuk kalian ketahui bahwa Keseimbangan ekosistem itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: 1. Penebangan dan Pembakaran Hutan Manusia sering menebang pohon-pohon di hutan untuk kepentingan pribadi, manusi juga sering membakar hutan untuk membuka lahan pertanian dan perumahan. Perusakan hutan menyebabkan populasi tumbuhan berkurang, tanah bagian atas juga mudah terbawa air hujan sehingga menjadi daerah yang tandus, bahkan rawan tanah longsor dan banjir. Perusakan hutan juga mengakibatkan hewan-hewan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan kehidupan mereka. Sangat buruk bukan akibat dari kerusakan hutan? Karena itulah masa depan alam semesta ini kita jugalah yang ikut berperan dalam menjaga kelangsungannya!.



2. Penggunaan Pupuk dan Pestisida Secara Berlebihan Ketahuilah kalian semua khususnya bagi kalian yang bertempat tinggal di kawasan pertanian atau mungkin orang tuanya bekerja sebagi petani bahwa penggunaan pupuk atau pestisida yang salah juga dapat berdampak panjang bagi lingkungan dan penghuninya. Pupuk anorganik dan pestisida adalah bahan kimia buatan pabrik yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup lain. Misalnya pembunuh serangga (DDT) yang sebagian akan termakan hewan pemakan tanaman seperti tikus dan tupai, apabila hewan tersebut dimakan oleh burung pemangsa akan menyebabkan burung tersebut menghasilkan telur yang cangkangnya tipis sehingga menghambat perkembangan anak burung. Akibatnya populasi tikus meningkat dan merugikan petani. Pupuk anorganik dan pestisida yang terbawa air hujan ke sungai juga akan merusak kehidupan di air. 3. Perburuan Liar Kalian tentu sudah sering mendengar berita dari berbagai media perihal keadaan fauna indonesia yang semakin berkurang dan bahkan dinyatakan punah dari alam ini



salah satu penyebabnya adalah Perburuan liar yang menyebabkan hewan-hewan berkurang jumlahnya hingga musnah. Yang lebih dikhawatirkan lagi bahwasanya musnahnya hewan-hewan tersebut tentu dapat mengganggu keseimbangan alam. 4. Perusakan Terumbu Karang Terumbu karang merupakan kumpulan kerangka bunga karang yang telah mati sebagai tempat tinggal hewan laut seperti kepiting, udang, dan kerang tumbuh. yang perlu ditekankan dan harus diketahui oleh kalian semua adalah proses terbentuknya terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama bisa ratusan tahun, sedangkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab memusnahkanya dan merusaknya hanya dalam hitungan menit, dengan alasan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi, padahal tindakan mereka mengancam masa depan anak cucunya kedepan. Hilangnya terumbu karang menyebabkan hewan laut kehilangan tempat tinggal sehingga kesulitan mencari makanan dan masih banyak lagi dampak-dampak lainya yang harus kita pedulikan. 5. Pembangunan Industri Coba kalian perhatikan daerah di sekeliling kalian! Pasti ada banyak sekali bangunan-bangunan baru yang digunakan untuk usaha industri baik besar mupun kecil. Perkembangan dunia industri saat ini berkembang sangat pesat bahkan sudah menjamah daerah pedesaan karena daerah perkotaan sudah penuh dengan pabrikpabrik industri, dengan demikian tidak hanya perkotaan saja yang akan terkena dampak dari industri tapi pedesaan yang tadinya hijau dan ekosistemnya masih bagus akan terkena imbasnya juga karena Pabrik-pabrik industri menghasilkan limbah, limbah industri yang tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai mengandung racun yang dapat merusak kehidupan di air sungai dan jika air sungai digunakan untuk mengairi sawah bahan kimia yang terkandung dalam air dapat terakumulasi pada tanaman dan akan berbahaya jika dikonsumsi manusia. 6. Pencegahan Kepunahan Hewan dan Tumbuhan Pernahkah kalian terbesit keinginan untuk berusaha dan merasa peduli dengan keanekaragaman flora dan fauna kita yang semakin habis karena ulah manusia? Kita



sebagai penghuni dan pewaris alam ini sudah seharusnya bergerak secara nyata untuk mencegah dan mengatasi keadaan ekosistem yang semakin parah ini, nah sekarang kita ulas beberapa cara untuk menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan dan tumbuhan yaitu: 1. Melindungi Hewan dan Tumbuhan Langka Perlindungan hewan dan tumbuhan langka sudah diatur dalam undang-undang di setiap Negara. Negara juga mempunyai wilayah terlarang untuk perburuan, wilayah yang melindungi hewan dan tumbuhan disebut cagar alam, atau yang kusus melindungi hewan disebut suaka margasatwa. 2. Melakukan Pembudidayaan Hewan atau Tumbuhan Langka Kalo kalian sering melihat program televisi anak di beberapa stasiun TV swasta banyak sekali yang menayangkan usaha-usaha penangkaran hewan baik binatang buas dan berbahaya maupun hewan ternak yang sudah biasa di pelihara tentu saja disamping untuk mendapatkan materi juga dapat membantu usaha kita untuk tetap melestarikan binatang yang terancam punah. Kebanyakan beberapa peternakan ayam ia juga mempunyai penangkaran buaya selain untuk menanggulangi kelangkaan buaya maka ayam-ayam yang sakit atau mati diberikan kepada buaya sebagai makanannya, selain mengurangi limbah ayam, peternakan buaya juga memberi keuntungan berupa kulit buaya. Sedangkan budidaya tumbuhan dapat dilakukan dengan menanam kembali bibit-bibit tumbuhan yang banyak diburu manusia seperti tumbuhan jati, cendana, gaharu, rotan dll yang mulai langka. 3. Menggunakan Bahan Pengganti dari Tumbuhan, Hewan atau Sintesis Coba kalian tengok bagaimana dunia mode pakaian berkembang saat ini dunia ini bahkan sudah mulia mengeksploitasi flora dan fauna sebagai bahan utamanya. Sungguh diluar dugaan nafsu dan ketertarikan manusia untuk memanfaatkan kekayaan alam ini sangat besar, namun yang membuat kita prihatin adalah semua itu tidak diimbangi dengan kesadaran mereka untuk tetap mempertahankan kelestariannya, karen itulah seiring dengan perkembangan teknologi orang-orang yang masih peduli dengan keseimbangan alam berusaha menciptakan



bahan-bahan imitasi agar tingkat konsumtif manusia untuk memanfaatkan alam dapat lebih ditekan. Seperti misalnya: Bulu burung cenderawasih yang digunakan untuk topi dapat diganti dengan bulu sintesis. Rambut harimau yang digunakan untuk permadani dan mantel dapat diganti dengan bulu domba atau bulu sintesis dengan pewarnaan tertentu. Di samping itu untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup. Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini. 1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan 3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan perundang-undangan. 4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda.



C . Prinsip-prinsip Etika Lingkungan Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu : 1. Sikap Hormat terhadap Alam Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya 2. Prinsip Tanggung Jawab Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya. 3. Prinsip Solidaritas Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan. 4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam. 5. Prinsip “No Harm” Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu 6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam Ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia. 7. Prinsip Keadilan Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari. 8. Prinsip Integritas Moral Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.



Marilah kita pekakan hati dan perilaku anak cucu kita, generasi muda bangsa kita pada etika lingkungan yang benar. Biarlah hati mereka peka akan kelestarian lingkungan, agar kelak Indonesia boleh lestari kembali dengan berjuta kekayaan alamnya yang luar biasa indahnya. Hutan adalah ’sahabat’ kita, yang harus selalu terjaga kebersamaannya dengan kita.