Modul 5 MKD Estimasi Pendapatan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yolaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 5



Mata Kuliah Manajemen Keuangan Daerah Topik :



Estimasi Pendapatan



Dalam topik ini dijelaskan tentang : 1. 2. 3. 4. 5.



Pengertian Estimasi / Prakiraan Pendapatan Prakiraan dan Penganggaran Teknik Prakiraan Pendapatan Penilaian Akurasi Prediksi Permasalahan Pemprakiraan Pendapatan di Daerah



1. Pengertian Estimasi / Prakiraan Pendapatan Anggaran merupakan instrument paling penting dalam organisasi sector public. Setiap tahun, pemerintah pusat menyusun Rencana ANggaran pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) sedangkan pemerintah daerah harus menyusun RAPBD. Merencanakan anggaran pendapatan merupakan hal yang penting yang pertama kali harus dilakukan oleh pemerintah sebelum menentukan anggaran belanja, sebab terdapat ketentuan perundangan bahwa setiap pengeluaran yang dianggarkan harus didukung dengan adanya kepastian akan tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup.Perencanaan anggaran pendapatan sangat penting untuk menentuan tingkat kemampuan keuangan pemerintah dalam menyediakan pelayanan public, melaksanakan kebijakan alokasi dan distribusi anggaran, menentukan kebijakan surplus/ deficit serta mennetukan kebijakan pembiayaan anggaran. Ketepatan dalam perencanaan anggaran pendapatan sangat diperlukan karena anggaran pendapatan tersebut memilki banyak implikasi, antara lain berimplikasi pada kebijakan anggaran belanja,pembiayaan dan evaluasi kinerja. Untuk menentukan rencana anggaran pendapatan terlebih dahulu perlu dilakukan prakiraanatau estimasi pendapatan. Estimasi pendapatan yang akurat dan dapat diandalkan nantinya akan dijadikan dasar bagi manajemen (eksekutif) dalam mengajukan usulan anggaran pendapatan. Untuk itu diperlukan pemahaman dan penguasaan berbagai teknik prakiraan pendapatan (revenue forecasting) oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses perencanaan anggaran, antara lain pejabat di lingkungan Bada Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), Tim ANggaran Pemerintah daerah (TAPD), Bappeda, Instansi penghasil, serta panitia Anggaran DPRD.



Halaman 1



2. Prakiraan dan Penganggaran Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran ini tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga pada saat pelaksanaan dapat terkendali dengan baik, dan juga akan dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut, sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang positif. Suatu anggaran mempunyai karakteristik yang baik beberapa aspek yang berbeda dibandingkan dengan ramalan. Anggaran merupakan rencana manajemen yang mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusun anggaran agar realisasi anggaran sesuai dengan rencana yang telah disusun. Di lain pihak ramalan hanya merupakan prediksi mengenai apa yang akan terjadi tanpa membawa implikasi pada peramal bahwa dia akan berusaha akan mempengaruhi realisasi. Jika dibandingkan dengan karakteristik anggaran dan ramalan mempunyai karakteristik yang berbeda. Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan diterjemahkan oleh FX Kurniawan Tjakrawala dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2, adapun perbedaan anggaran dengan ramalan dilihat dari karakteristiknya adalah sebagai berikut : Karakteristik anggaran : a. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan. b. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah non-moneter (contoh unit yang terjual atau produksi). c. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. d. Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer setuju untuk bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan dari anggaran. e. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pembuat anggaran. f. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. g. Secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan perbedaannya dianalisis dan dijelaskan. Sedangkan karakteristik ramalan : a. Peramalan dapat atau tidak dinyatakan dalam istilah moneter. b. Dapat dilakukan setiap waktu. c. Peramal tidak menerima tanggung jawab akan hasil dari ramalannya. d. Peramalan biasanya tidak disetujui oleh kekuasaan yang lebih tinggi. e. Peramalan diperbaharui secepatnya informasi baru menunjukkan adanya perubahan kondisi. f. Berbagai varian dalam peramalan tidak dianalisis secara formal ataupun berkala”.



Halaman 2



Hal senadapun dinyatakan oleh Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa, tentang karakteristik perbedaan anggaran dengan prakiraan yaitu : Anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. d. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Prakiraan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Prakiraan dapat dinyatakan dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain keuangan. b. Prakiraan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu. c. Penyusun prakiraan tidak bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang diprakirakan. d. Prakiraan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memeiliki wewenang yang lebih tinggi. e. Prakiraan akan selalu dimutakhirkan (update) juka informasi baru menunjukan perubahan kondisi. f. Penyimpangan dari yang diprakirakan tidak diananlisis secara formal atau secara berkala. Penyusun prakiraan melakukan analisis terhadap penyimpangan hasil prakiraan dengan apa yang diprakirakan, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan prakiraan.” Meskipun terdapat beberapa perbedaan prinsip, namun prakiraan juga memiliki keterkaitan dengan penganggaran. Jika dilihat dari sudut pandang manajemen, prakiraan merupakan alat perencanaan, sedangkan anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian. Selain sebagai alat perencanaan keuangan, anggaran juga berfungsi sebagai alat pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Keterkaitan prakiraan dengan penganggaran adalah hasil prakiraan dapat digunakan oleh manajemen untuk membuat proyeksi anggaran. Proyeksi anggaran memang tidak harus sama dengan hasil prakiraan, bisa sama, bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari kebijakan manajemen. Memang penganggaran seringkali lebih konservatif dibandingkan ramalan, artinya target aggaran pendapatan sering diusulkan lebih rendah dari hasil angka prediksi. Hal ini karena naggaran mengandung konsekuensi pencapaian, sedangkan prakiraan tidak, sehingga eksekutif memilih lebih hati-hati meganggarkan pendapatan.



Halaman 3



3. Teknik Prakiraan Pendapatan Terdapat 2 Pendekatan dalam melakukan prakiraan pendapatan : a. Teknik Kualitatif b. Teknik Kuantitatif a. Teknik kualitatif Teknik prakiraan yang bersifat kualitatif antara lain adalah dengan teknik Delphi dan Teknik Judgment. Teknik Delphi dilakukan dengan cara mengumpulkan para ahli (experts), kemudian mereka secara kelompok maupun individual dimintai pendapat atau pandangan mereka tentang prediksi masa depan yang akan mempengaruhi arus pendapatan. Masing-masing ahli menyampaikan prediksi mereka dan memberikan penjelasan rasionalnya, kemudian proses selanjutnya berbagai pandangan tersebut dirangkum dan kembali diajukan pertanyaan berikutnya kepada ahli sehingga akhirnya menghasilkan suatu prediksi pendapatan yang disepakati. Sedangkan method judgment adalah metode prakiraan berdasarkan prakiraan masa lalu dan pertimbangan berbagai factor yang mempengaruhi pendapatan di masa mendatang. Meskipun pendekatan judgment ini bersifat kualitatif, tetapi dalam pertimbangan tersebut juga banyak digunakan data kuantitatif terutama data masa lalu, hanya saja dalam metode judgment analisisnya tidak dilakukan secara sistematis dan metodologi ilmiah yang rumit sebagaimana teknik kuantitatif. Namun tidak berarti metode kuantitatif selalu lebih baik dari pada metode judgment atau metode kualitatif yang lain. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil prediksi yang lebih memuaskan sebaiknya digunakan teknik kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama.



b. Teknik Kuantitatif Dalam penggunaaan teknik kuantitatif, sebelum dilakukan teknik prakiraan terlebih dahulu harus ditentukan : 1) Subjek prakiraan 2) Rentang perkiraan 3) Data yang digunakan



Teknik kuantitatif yang sering digunakan adalah : 1) 2) 3) 4)



Simple moving average Exponential Smoothing Transformation Moving average Regresi



Halaman 4



1) Simple moving average Simple Moving Average (SMA) merupakan teknik prakiraan yang cukup sederhana dan mudah digunakan. Dengan teknik SMA kita memprediksi pendapatan tahun depan berdasarkan perhitungan rata-rata pendapatan periode yang lalu, atau disebut juga periode ramalan (forecast periods). Sebelum dihitung rata-rata pendapatan periode lalu, terlebih dahulu perlu ditentukan jumlah tahun yang akan dijadikan sebagai periode ramalan, misalnya 7 tahun, 5 tahun atau 3 tahun sebelumnya. Contoh Pemerintah daerah memiliki data pendapatan sebagai berikut : Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007



Pendapatan 325.500.000.000 365.000.000.000 340.500.000.000 380.000.000.000 425.500.000.000 435.000.000.000 445.000.000.000 ??



Ditanya : Prediksilah berapa pendapatan tahun anggaran 2007 ! a. Jika menggunakan data 5 tahun terakhir, maka prediksi pendapatan adalah : Pendapatan tahun (2002 + 2003 + 2004 + 2005 + 2006) / 5 (340.500.000.000 + 380.000.000.000 + 425.500.000.000 + 435.000.000.000 + 445.000.000.000) / 5 = 405.200.000.000



b. Jika menggunakan data 7 tahun terakhir, maka prediksi pendapatan adalah : Pendapatan tahun (2000 + 2001 + 2002 + 2003 + 2004 + 2005 + 2006) / 7 Hasilnya adalah : 388.071.428.571



Halaman 5



2) Exponential Smoothing (EXS) Teknik ini dinilai lebih baik dibandingkan dengan teknik SMA, sebab EXS memberikan bobot yang berbeda untuk periode yang berbeda, sedangkan SMA memberikan bobot yang sama untuk setiap data yang ada. Dengan teknik EXS, kita dapat memberikan bobot yang lebih besar terhadap data terakhir.



Rumus :



Pt+1 = αRt + (1 – α) Pt Keterangan : Pt+1 = Prakiraan pendapatan tahun depan Rt = Realisasi pendapatan tahun sekarang Pt = Rata-rata pendapatan periode sebelumnya α = Konstanta Perata (smoothing perata)



Contoh : Dengan menggunakan data pada contoh metode SMA, kemudian kita memberikan bobot 40% untuk data tahun terakhir (2006), sedangkan untuk-untuk tahun sebelumnya (tahun 2000 s.d tahun 2005) diberi bobot 60%. Berapakan prediksi pendapatan tahun 2007 ?



Prediksi Pendapatan tahun 2007 adalah : = Pendapatan tahun ((2000 + 2001 + 2002 + 2003 + 2004 + 2005) / 6) x 60% + Pendapatan Tahun 2006 x 40%



= (378.583.333.333 x 60 %) + (445.000.000.000 x 40%) = 405.150.000.000



Halaman 6



3) Transformation Moving Average (TMA) TMA merupakan teknik prakiraan dengan melihat kecendrungan (trend) dari masa lalu. Jika kecendrungan pendapatan selama beberapa tahun menunjukkan kenaikan, maka pendapatan tahun mendatang akan naik dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya jika trend nya turun maka pendapatan tahun mendatang akan turun dari tahun sebelumnya. Prakiraan pendapatan dengan teknik TMA dilakukan dengan cara menghitung perubahan pendapatan tahun t dikurangi pendapatan tahun t – 1 (Perubahan Pendapatan / Δ Pendapatan), selanjutnya dihitung rata-rata penambahan pendapatan selama periode tertentu (Δ P). Prediksi pendapatan tahun depan dihitung dari pendapatan tahun sekarang ditambah rata-rata penambahan pendapatan. Rumus :



EPt+1 = Pt + Δ P Keterangan : EPt+1 = Estimasi Pendapatan Tahun Depan Pt = Pendapatan tahun sekarang ΔP = Rata-rata perubahan pendapatan Contoh Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007



Pendapatan 325.500.000.000 365.000.000.000 340.500.000.000 380.000.000.000 425.500.000.000 435.000.000.000 445.000.000.000 ??



Perubahan (Δ P) 39.500.000.000 - 24.500.000.000 39.500.000.000 45.500.000.000 9.500.000.000 10.000.000.000



Total Δ P = 119.500.000.000 Rata-rata Δ P = 119.500.000.000 / 6 = 19.916.666.667 Berdasarkan perhitungan perubahan pendapatan per tahun dari tahun 2000 s.d 2006, maka prediksi pendapatan tahun 2007 adalah : Pendapatan tahun 2006 + Rata-rata Δ P = 445.000.000.000 + 19.916.666.667 = 464.916.666.667



Catatan : TMA lebih akurat dibandingkan SMA dan EXS Halaman 7



4) Regresi Regresi pada dasarnya juga mirip dengan TMA, yaitu sama-sama merupakan teknik trend. Untuk membuat prediksi dengan menggunakan teknik regresi, pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan persamaan regresinya. Persamaan regresi sederhana untuk memprediksi pendapatan dapat dinyatakan sebagai berikut :



Y=a+bX Keterangan : Y = Estimasi pendapatan a = Pendapatan Dasar b = Perubahan pendapatan sebagai akibat dari perubahan periode ramalan X = tahun



Contoh : Dengan menggunakan data pada metode SMA, hitunglah berapa perkiraan pendapatan pada tahun 2007 ! Jawab : Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh : a = 304.714.285.714,29 b = 20.839.285.714, 29 X=8 Maka Y = 304.714.285,29 + 20.839.285,29 (8) = 471.428.571.428,61



Catatan : Metode regresi lebih baik daripada SMA dan EXS



Halaman 8



4. Penilaian Akurasi Prediksi Untuk menilai keakuratan berbagai teknik perkiraan dapat dilakukan dengan menghitung persentase kesalahan peramalan, yaitu Absolute Percentage Error (APE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). APE dan MAPE mengukur perbedaan antara nilai prakiraan denganhasil yang sesungguhnya terjadi. Perbedaan yang terjadi diambil nilai absolutnya sehingga angkanya selalu positif. Semakin kecil nilai APE berarti semakin baik keakurasian teknik prakiraan yang digunakan. Secara matematis APE dirumuskan sebagai berikut :



𝐴𝑃𝐸 = |



𝑃𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 | 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎



Karena nilai APE yang diabsolutkan, maka APE tidak dapat menunjukkan apakah terjadi prakiraan lebih (over estimate) ataukah perkiraan kurang (under estimate). Oleh karena itu, untuk memperkuat penilaian keakuratan teknik prediksi selain menghitung APE juga perlu dihitung MAPE. MAPE merupakan rata-rata APE dari beberapa periode. Semakin kecil MAPE maka semakin akurat teknik prakiraan yang digunakan.



5. Permasalahan Pemprakiraan Pendapatan Daerah Permasalahan yang terkait dengan urgensi prakiraan pendapatan di lingkungan sector public dipengaruhi oleh : a. Factor teknis b. Factor ekonomi c. Factor administrative d. Factor peran legislatif



6. Latihan Soal a. Carilah data pendapatan suatu pemerintah daerah selama 6 tahun, kemudian lakukan analisis SMA, EXS, TMA dan Regresi. Bandingkan hasil prediksinya, apa kesimpulan yang Saudara dapatkan ? b. Jelaskan factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penyimpangan terhadap prediksi pendapatan sehingga derlu dipertimbangkan oleh pemerintah daerah dalam menetapkan asumsi anggaran ? c. Jelaskan analisis Anda tentang perbedaan dan keterkaitan antara prakiraan pendapatan dengan penghitungan potensi pendapatan !



Halaman 9