Modul 7. Ep Analisa Bahan Ajar KB1-KB4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL : 7. EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISA BAHAN AJAR : KB-1 (Konsep Dasar Pengukuran, Penilaian, Evaluasi Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran) BAHAN ANALISA : ARTIKEL 1 (Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran) A. 5 (LIMA) KONSEP DAN DESKRIPSINYA : 1. Pengertian Evaluasi Secara etimologi “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-qiamah atau al- taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdiraltarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. Sedangkan M. Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu. Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu. Dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dalam kaitan ini ada dua istilah yang hampir sama tetapi sesungguhnya berbeda, yaitu penilaian dan pengukuran. Pengertian pengukuran terarah kepada tindakan atau proses untuk menentukan kauntitas sesuatu, karena itu biasanya diperlukan alat bantu. Sedangkan penilaian atau evaluasi terarah pada penentuan kualitas atau nilai sesuatu. 2. Evaluasi Pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. 3. Pengukuran dalam Kegiatan Pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sementara pengertian penilaian belajar dan



pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif. 4. Fungsi Evaluasi : Penilaian berfungsi selektif Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain : Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu, untuk memilih peserta didik yang dapat naik kelas ke tingkat berikutnya, untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beasiswa. Dan untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya. Penilaian berfungsi diagnostic Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Penilaian berfungsi sebagai penempatan Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar 5. Syarat Alat Evaluasi yaitu memiliki Validitas, Efektifitas, Beda Butir dan Obyektifitas. Suatu tes dikatakan valid, efektif apabila pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama. Dan juga dikatakan praktis apabila penilaian itu mudah pengadimistrasiannya dan mudah dilaksanakan, mudah memeriksanya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh orang lain dan teknik evaluasi melalui dua cara yaitu melaui tes dan non tes dan acuan norma dan acuan kreteria. B. EVALUASI DAN REFLEKSI Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yakni: program, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, pada artikel ini dibahas tentang empat topik yang berkenaan dengan peran guru sebagai evaluator. Keempat topik bahasan tersebut adalah: pengertian evaluasi, tujuan dan manfaat evaluasi, efektivitas eveluasi, evaluasi dan refleksi. Evaluasi hasil berlajar merupakan proses untuk menilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut, kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi yang diperoleh melalui pengukuran untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan. Pendapat dan keputusan tentu akan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem nilai yang ada pada si pembuat keputusan. Guru profesional memiliki tanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Untuk itu, guru selain berperan sebagai demonstrator (dalam kondisi tertentu) juga berperan sebagai evaluator. Pada dewasa ini, peran guru sebagai demonstrator dalam kegiatan pembelajaran hendaknya sudah dikurangi karena mencerminkan dominasi guru. Hal ini akan berdampak terhadap peran siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai objek yang harus siap menerima penjelasan guru.



Kondisi seperti itu dalam jangka panjang akan menjadi kebiasaan bagi siswa sebagai individu yang pasif, bergantung pada orang lain, dan apatis serta kurang kreativitas. Dengan demikian, guru hendaknya menggeser perannya dari sebagai demonstrator ke arah memerankan fungsinya sebagai fasilitator. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Kelebihan : Kelebihan dalam materi jurnal berjudul “evaluasi dalam proses pembelajaran” ini adalah memaparkan dengan jelas tentang konsep evaluasi pembelajaran, tujuan dan fungsi evaluasi, syarat dalam menyusun tes dan teknis evaluasi. Sehingga guru menjadi paham bahwa evaluasi tidak hanya dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Kekurangan : Tidak ada D. KAITAN ISI BAHAN AJAR DENGAN NILAI MODERASI BERAGAMA Dalam Al-quran, ada beberapa istilah yang selalu dikaitkan dengan proses evaluasi, diantaranya adalah hisab, bala, dan fatanna. Ketiga term ini sering digunakan dalam arti memberi suatu perlakuan untuk proses pengukuran atau penilaian terhadap diri manusia. Meskipun makna dasar ketiga term ini berbeda, namun penggunaannya selalu dalam konteks mengukur dan menilai kinerja manusia, baik dalam aspek pengetahuan, keimanan, kesabaran, usaha atau perbuatan, bahkan hati atau nurani manusia.



MODUL : 7. EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISA BAHAN AJAR : KB-2 (Konsep Dan Penerapan Penilaian Autentik) BAHAN ANALISA : ARTIKEL 2 (Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills Untuk Pengkategorian Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri Siswa SMP) A. 5 (LIMA) KONSEP DAN DESKRIPSINYA : 1. Metode adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan (Mangelep, 2014). Metode penelitian pengembangan terdiri dari 3 komponen utama yaitu : a) model pengembangan, b) prosedur pengembangan, dan c) uji coba produk. 2. Karakteristik Soal HOTS Karakteristik soal yang dimaksud yaitu apa saja hal-hal yang harus terpenuhi agar soal termasuk kategori soal HOTS seperti kurikulum yang digunakan, kompetensi apa yanghendak diukur, bentuk soal yang dikembangkan, danmasih banyak lagi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ketika menyusun soal HOTS antara lain karakteritistik soal, indikator soal, dan langkah-langkah penyusunan soal. Adapun karakteristik soal HOTS (Widana, 2017) adalah sebagai berikut: a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. b. Berbasis permasalahan konteks-tual. c. Bentuk soal beragam (dalam hal ini soal yang dikembangkan adalah soal uraian). 3. Indikator Soal HOTS Ranah dalam Taksonomi Bloomdigunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti yang diungkap oleh Krathwohl indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis (C4), meng-evaluasi (C5), dan mengkreasi atau mencipta (C6). Dalam hal ini, indikator soal HOTS yang dibahas yaitu hanya pada level menganalisis (C4) dan meng-evaluasi (C5). Adapun penjelasannya dari masing-masing level yaitu: a. Level Menganalisis (C4), yaitu memisahkan materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan me-nentukan hubungannya, baik antar bagian maupun secara keseluruhan. Pada level menganalisis siswa lebih ditekankan pada berpikir kritis secara operasional. Level analisis terdiri dari kemampuan atau keterampilan mem-bedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan. b. Level Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria yang standar, seperti mengecek dan mengkritik. 4. Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS Dalam penyusunan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (konstruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal. Adapun langkah-langkah penyususnan soal HOTS, yaitu : a. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS b. Menyusun kisi-kisi soal c. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual. d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban 5. Prosedur Pengembangan Masing-masing penelitian memiliki metode penelitian yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2007: 297), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Prosedur pengembangan suatu produkberupa soal HOTS. Tahapannya adalah sebagai berikut a. Tahap Preliminary b. Tahap Self Evaluation c. Tahap Self Evaluation



B. EVALUASI DAN REFLEKSI Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berada pada tingkat kemampuan berpikir analisis, evaluatif, dan menciptakan (C4-C6 dalam taksonomi Bloom). Dalam prakteknya di Taman Kanak-kanak adalah bukan dalam bentuk soal-soal akan tetapi diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan gambaran yang nyata tentang hal yang dipelajari atau kontekstual. Kemudian anak dibimbing untuk menganalisis dan memadukan dengan pengetahuan yang sudah mereka punya. Anak diajak untuk evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan dan menunjukkan sikap kreatif di dalam kegiatan pembelajaran. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Kelebihan : Kelebihan dalam materi artikel yang berjudul “Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills Untuk Pengkategorian Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri Siswa SMP” ini adalah menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk memecahkan masalah Geometri siswa SMP. Materi yang disampaikan sangat mudah dipahami karena disampaikan dengan simpel dan bahasa yang dimengerti. Kekurangan : Tidak ada D. KAITAN ISI BAHAN AJAR DENGAN NILAI MODERASI BERAGAMA Agama merupakan suatu yang sudah sempurna karena datanganya dari tuhan yang maha sempurna. Namun cara setiap orang dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama memiliki perbedaan, hal ini karena keterbatasan manusia dalam menafsirkan pesan-pesan agama sehingga muncul keragaman. Jika pemahaman dan penafsiran muncul tidak sesuai dengan nilai-nilai agama tentu akan terjebak pada pemahaman yang berimplikasi pada tidakan yang berlebih-lebihan. Inilah yang kemudian dinamakan beragama ekstrime. dalam prinsip dan ciri moderasi beragama yang pada hakikatnya merupakan ajaran agama itu sendiri. Pertama adalah adil yakni harus melihat secara adil dua kutub yang ada, dan kedua berimbang dalam melihat persoalan yang ada. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memperkenalkan moderasi Bergama kepada peserta didik dalam hal ini dapat dituangkan dalam penyusunan soal-soal berorientasi HOTS di dalam pembelajaran. Sehingga melatih peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan moderasi beragama dan menganalisisnya sehingga meminimalkan adanya intoleransi dan paham ekstrimisme dan sekuler.



MODUL : 7. EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISA BAHAN AJAR : KB-3 (Pengembangan Dan Pengolahan Nilai Hasil Belajar) BAHAN ANALISA : ARTIKEL 2 (Langkah-Langkah Dan Teknik Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam) A. 5 (LIMA) KONSEP DAN DESKRIPSINYA : 1. Komprehensif Istilah komprehensif sudah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Ada tiga pengertian dari komprehensif, antara lain: Pengertian pertama, komprensif adalah bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik. Kedua, komprehensif adalah luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi). Ketiga, komprehensif adalah mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas. Makna komprehensif yang berbeda-beda ini tentunya harus dipahami sesuai konteks yang sedang dibahas. Istilah “komprehensif” sendiri diambil dari bahasa Inggris yakni “Comprehensive” yang memiliki arti lengkap, luas, menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal. Yang pada dasarnya istilah komprehensif digunakan untuk menyatakan kondisi dimana sesuatu dapat menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan wawasan yang lebih. 2. Langkah-langkah dalam Evaluasi Hasil Belajar Langkah-langkah yang digunakan dalam Evaluasi hasil Belajar terdiri dari bebrapa kegiatan yaitu: a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, b. Menghimpun data, c. Melakukan verifikasi data, d. Mengolah dan menganalisis data, e. Memberikan interpretasi dan f. Menarik kesimpulan dan Tidak lanjut hasil evaluasi. 3. Teknik Evaluasi Hasil Belajar. a. Teknik Tes : Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut. Dilihat dari bentu dan kegunaannya Tes ini dibagi menjadi (empat) jenis tes yaitu : Tes Penempatan (placement test), Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif b. Tes objektif : yaitu test yang menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes ini terdiri dari beberapa benuk yaitu : Bentuk Benar–Salah, Bentuk Pilihan Ganda, Bentuk Menjodohkan, Bentuk Jawaban Singkat dan Melengkapi c. Teknik Non Tes : Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran bersifat aneka ragam. Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list, dan rating scale. Teknik non tes ini terdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu : Observasi, Wawancara, dan Skala Sikap 4. langkah-langkah penyusunan pedoman observasi : a. Merumuskan tujuan observasi b. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi c. Menyusun pedoman observasi d. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan guru dalam pembelajaran.



e. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi. f. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba. g. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung. h. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi. 5. Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan dengan sikapnya. Salah satu model untuk mengukur sikap, yaitu dengan menggunakan skala sikap yang dikembangkan oleh Likert. B. EVALUASI DAN REFLEKSI Hasil Proses Belajar mengajar secara nyata dapat dilihat dari skor atau nilai dari suatu proses evaluasi. Sehingga peantauan peserta didik dapat dilihat secara nyata dalam bentuk sebuah data. Data tersebut diperoleh melalui sebuah proses evaluasi yang sistematis dan transparan. Dalam Kurikulum 2013, dari segi implementasi masih banyak kendala-kendala, mulai dari kesiapan sekolah, baik sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa yang belum didistribusikan ke sekolah, beban mengajar guru yang terlalu banyyak. Sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit, yang dikenal dengan penilaian autentik. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Kelebihan : Dalam jurnal tersebut telah dijelaskan dengan detail tentang teknik-teknik evaluasi hasil belajar peserta didik beserta langkah-langkah pelaksanaannya. Kekurangan : Tidak ada D. KAITAN ISI BAHAN AJAR DENGAN NILAI MODERASI BERAGAMA Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan berarti membuat peserta didik mengenali diri sendiri, mengenali potensi diri, lingkungan, dan masyarakat sekitar. Guru harus mampu memberikan pencerahan tentang moderasi beragama agar peserta didik menjadi manusia yang mendamaikan baik di lingkungan maupun alam sekitar. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan tercipta kerukunan hidup antar sesama (live together) dan bisa hidup berdampingan (live with other ) dengan orang lain yang berbeda agama, keyakinan, ras etnis, dan lain sebgainya. Tentunya peran guru mutlak diperlukan. Dalam hal ini guru harus memiliki prinsip keguruan yang dapat memperlakukan peserta didik dengan baik sehingga tercapai tujuan pendidikan. Sebagai seorang guru tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan kepada peserta didik tetapi juga dapat membentuk karakter menjadi pribadi yang unggul mandiri dan dapat mengamalkan ilmu pengetahuannya.



MODUL : 7. EVALUASI PEMBELAJARAN ANALISA BAHAN AJAR : KB-4 (ASESMEN NASIONAL) BAHAN ANALISA : ARTIKEL 2 (Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar) A. 5 (LIMA) KONSEP DAN DESKRIPSINYA : 1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Remedial Kata remedial berasal dari bahasa Inggris yang berarti bersifat menyembuhkan, mengobati, membetulkan atau membuat menjadi baik. Hal ini berarti bahwa pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang bersifat menyembuhkan sehingga menjadi baik atau sembuh dari masalah pembelajaran yang dirasa sulit. Pengajaran remidi sebagai upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerjasama dengan ahli/pihak lain) untuk menciptakan suatu situasi (kembali/baru/berbeda dari yang biasa) yang memungkinkan individu atau kelompok siswa (dengan karakteristik) tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkatkan prestasi, penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan 2. Tujuan Pembelajaran Remedial a. Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. b. Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik. c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat. d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik. e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan yang baru dalam belajar. 3. Prinsip Pembelajaran Remedial a. Adaptif: program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. b. Interaktif: pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa. d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin e. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan: program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masingmasing. 4. Tipe-tipe Cakupan Pengajaran Remedial a. Tipe Bloom Bloom (dalam Siahaan dalam Fatayah, 2009) mengemukakan setiap guru dan siswa haruslah mahir dalam setiap bagian materi kegiatan belajar, namun dengan catatan bahwa pemahiran bagianbagian itu tidak boleh sama dengan pemahiran secara keseluruhan, menurutnya pemahiran itu ditentukan oleh penguasaan secara operasional dalam menangani masalah/materi itu sampai taraf 80-90%. Jadi jika siswa belum mencapai tingkat ketuntasan 80-90%, siswa itu sajalah yang perlu diperbaiki. Misalnya, siswa tersebut ditugasi mempelajari/mengulangi kembali bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai agar dapat dikuasai secara baik. Jadi, siswa tersebut tidak diminta mengulangi keseluruhan materi yang telah dipelajari. b. Tipe Killer



Dalam tipe Killer, jika seseorang belum mencapai taraf tertentu yang telah ditargetkan seratus persen (100 %), maka secara keseluruhan kegiatan belajar ini harus diulangi seluruhnya. 5. Prosedur Pelaksanaan Remedial a. Penelaahan Kembali Kasus Dengan Permasalahannya, b. Menentukan Alternatif Pilihan Tindakan, c. Layanan Bimbingan dan Konseling/Psikoterapi, d. Melaksanakan Pembelajaran Remedial, e. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali, f. Mengadakan Re-Evaluasi dan Rediagnostik, dan g. Tugas tambahan. B. EVALUASI DAN REFLEKSI Dalam penerapan evaluasi pembelajaran kerapkali ditemukan kekurangan dan kelemahan, mulai dari tahap perencanaan penyusunaan sampai tahap pelaksanaan. Namun semakin banyak kesalahan yang didapat seseorang, diharap kan semakin sedikit kesalahan yang akan didapatkan untuk di kemudian harinya. Yang mana dalam pepatah lama menyebutkan ”experience is the best teacher”. Banyak orang yang keliru dalam menjalankan evaluasi, karena mereka selalu mengangggap apa yang dilakukan selalu pasti dan benar. Padahal setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan tersebut ada yang disengaja dan ada yang tak disengaja. Begitu juga guru dalam melakukan dalam penentuan hasil evaluasi pembelajaran. Guru selalu menuntut refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga peningkatan hasil evaluasi dari masa kemasa terus di pertingkatkan kualitasnya. Dalam prosesnya peserta didik sering mengikuti tes, tugas, pekerjaan rumah atau pun latihan. Setelah melewati proses tersebut. Peseerta didik akan menempuh dua hal, yaitu berhasil atau tidaknya dia dalam melakukan proses tersebut. Untuk mendapat suatu keberhasilan seorang guru harus melakukan berbagai upaya, baik tega maupun pikiran, dorongan dan kerja sama dengan orang tua. Suatu keberhasilan dapat di lihat dari kriteria proses pembelajaran maupun hasil belajar. Untuk melakukan hal tersebut, guru harus memahami terlebih dahulu tentang keberhasilan pembelajaran, evaluasi diri terhadap proses pembelajaran. faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan dan optimalisasi proses hasil belajar. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Kelebihan : Artikel tersebut menjelaskan tentang pengertian remedial, tujuan kegiatan remedial, prinsip pembelajaran remedial dan prosedur pelaksanaannya. Dengan begitu kami mendapatkan banyak pengetahuan tentang remedial dan pelaksanaannya dalam pembelajaran. Kekurangan : Tidak ada D. KAITAN ISI BAHAN AJAR DENGAN NILAI MODERASI BERAGAMA Pembelajaran adalah suatu proses yang berfungsi untuk membimbing para peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai tugas dan perkembangan yang harus ia jalani. Dalam hal ini seorang pendidik berperan penting didalamnya. Mereka harus mempunyai pandangan yang sama dengan pendidik yang melakukan pembelajaran remedial lainnya dan memahami dengan baik tentang perubahan konsep pendidikan remedial serta perubahan tuntutan kurikulum yang cocok dengan hakikat pendidikan remedial. Peranan yang dipikul seorang pendidik dalam melakukan proses remedial itu adalah 1. Manusia pelayan 2. Agen perubahan 3. Motivator 4. Pencegah



5. Konsultan 6. Pemberi resep 7. Expert Suatu indikasi apalagi proses pendidikan sudah berjalan dengan baik ialah terwujudnya hasil belajar peserta didik yang mampu memuaskan. Adapun caranya ialah dengan melakukan pembelajaran remedial, ini berguna untuk memperbaiki sebagaian atau keseluruhan proses belajar mengajar dan juga kepribadian peserta didik. Pengajaran remedial juga berguna untuk melakukan penanganan dan pelayanan kepada peserta didik yang kesulitan belajar serta memberikan pengajaran dan pemahaman bukan hanya pembelajaran berupa pengetahuan ( kognitif ) saja tetapi adanya perubahan sikap ( afektif ) pada peserta didik. Kemudian sesuai dengan tujuannya, kegiatan remedial juga sebagai usaha peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka dapat diusahakan untuk mengubah situasi agar menjadi lebih baik yang merupakan perintah Allah SWT dalam Qs. Ar-Raad : 2



َ ۡ



‫َٱ‬



َ ‫َ ٰ َ ِٰت ِ َ ۡ ِ َ َ ٖ َ َ ۡو َ َ ۖ ُ ٱ ۡ َ َىٰ َ َ ٱ ۡ َ ِۡش َو‬



ۡ ُ ِ ّ ‫ُ ِ ِ َ ٓءِ َر‬



َ َ ِ ٰ َ ‫ُ َ ّ ِ ُ ٱ ۡ َ ۡ َ ُ َ ِّ ُ ٱ‬



ّٗ



َ



‫ٱ ُ ٱ ِي َر َ َ ٱ‬



ٖ َ َ ِ ‫ ۖ َ ۡ ِي‬ٞ ّ َ ُ َ َ ۡ ‫َوٱ‬ َ‫ُ ِ ُ ن‬



“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka Dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum. Maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi bagi mereka selain Dia” Dari ayat tersebut kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa Allah menjaga kita, hambanya dengan penjagannya, maka tidak ada satu halpun musibah yang mampu membinasakan kita kecuali atas kehendak-Nya. Allah juga mengutus sejumah malaikat untuk menjaga manusia namun nasib umat manusia di tangan mereka sendiri jika tidak bisa mengubahnya. Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut setiap satuan pendidik perlu menyelenggarakan program pembelajaran remedial atau perbaikan.