Modul HANTARAN - Komplit PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Bahan Ajar Kursus & Pelatihan HANTARAN Level III



HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 2014



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



KURSUS HANTARAN LEVEL III HANTARAN, Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2 Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 Gedung E Lantai VI, Jl. Jenderal Sudirman Senayan – Jakarta 19720 Telepon (021) 57904363, 572041 Faximile (021) 57904363, 5725041 website: www.infokursus.net email: [email protected]



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kursus dan pelatihan selesai disusun dan selanjutnyasiap dipergunakan oleh peserta didik,pendidik, maupun penyelenggara kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya. Sumber daya manusia yang berketerampilan dan tersertifikasi dapat diperoleh melalui uji kompetensi. Uji kompetensi merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk meningkatkan ketersediaan, memperluas keterjangkauan, mewujudkan kesetaraan dan menjamin kepastian mutu, relevansi, dan daya saing lulusan kursus dan pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya sesuai dengan standar nasional pendidikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pembelajaran. Dalam menghadapi persaingan global pada Asean Free Trade Area (AFTA) dan World Trade Organization (WTO), Indonesia dituntut dapat menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang tersertifikasi sehingga diakui dunia internasional. Sumber daya manusia yang dibekali dengan keterampilan serta karakter dan sikap-sikap positif akan menjadikan daya saing bangsa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pergaulan dunia. Bahan ajar kursus dan pelatihan merupakan salah satu sarana pembelajaran untuk mengoperasinalisasikan substansi kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada masingmasing jenis keterampilan. Penerapan bahan ajar yang relevan dan kontekstual dengan kebutuhan peserta didik akan sangat membantu mereka dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi, sehingga peserta didik memiliki kompetensi yang mampu bersaing di pasar global.



iii



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Akhirnya tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras serta meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini. Jakarta, Januari 2014 Direktur,



Muslikh, S.H. NIP 19580915 198503 1 001



iv



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



SEKAPUR SIRIH



Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar kursus yang berjudul "Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2", sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulisan bahan ajar kursus ini merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran ketrampilan bidang hantaran di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Untuk itu penyusunan bahan ajar ini mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBM) bidang Hantaran. Dalam penulisan bahan ajar ini penyusun juga menggali dari berbagi sumber dari berbagai seminar hantaran pengantin tradisional di beberapa provinsi. Penyusun menyadari bahwa penulisan Bahan Ajar ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan bahan ajar ini. Dalam penulisan bahan ajar ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Seperti dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia (IPHI) Pancawati beserta pengurus konsorsium Pusat maupun Provinsi yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga penyusunan bahan ajar ini dapat selesai. Kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang telah memberikan dukungan sehingga terwujudnya penulisan bahan ajar ini, kami ucapkan terima kasih.



Hormat kami Penyusun



v



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



vi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ................................................................................ Sekapur Sirih .................................................................................. Daftar Isi .................................................................................. Bab I Pendahuluan ...................................................................



iii v vii 1



Bab II



Hantaran Pengantin Tradisional .................................... A. Hantaran Pengantin Tradisional Aceh ....................... B. Hantaran Pengantin Tradisional Nusa Tenggara Barat C. Hantaran Pengantin Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................ D. Hantaran Pengantin Tradisional Adat Jambi .............. E. Hantaran Pengantin Tradisional Melayu Deli Sumatera Utara ......................................................... F. Hantaran Pengantin Tradisional Sidoarjo .................. G. Hantaran Pengantin Putri Jenggolo ........................... H. Hantaran Pengantin Tradisional Adat Banjar Kalimantan Selatan ................................................... I. Hantaran Pengantin Tradisional Bengkulu................. Y. Hantaran Pengantin Tradisional Kesultanan Berau Kalimantan Timur ...........................................



3 3 14



Seni Lipat Tanpa Potong ................................................ A. Seni Lipat Bentuk Pelikan .......................................... B. Seni Lipat Bentuk Naga ............................................. C. Seni Lipat Bentuk Unta .............................................. D. Seni Lipat Bentuk Menjangan .................................... E. Seni Lipat Bentuk Kerbau .......................................... F. Seni Lipat Bentuk Kucing .......................................... G. Seni Lipat Bentuk Anjing ............................................ H. Seni Lipat Bentuk Badak ........................................... I. Seni Lipat Bentuk Tikus ............................................. J. Seni Lipat Bentuk Koala ............................................



90 90 92 95 97 99 101 104 107 109 111



Bab III



20 25 31 44 47 53 59 69 vii



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Bab IV



viii



Souvenir Daerah ............................................................. A. Ikan Bandeng dari Sidoarjo ....................................... B. Lelayang dari Daerah Istimewa Aceh ........................ C. Penyekat buku "Raflesia" dari Bengkulu ................... D. Gelang Martapura dari Kalimantan Selatan ............... E. Markisa dari Medan ................................................... F. Angsa Duo dari Jambi ............................................... G. Naga dari Kalimantan Timur ...................................... H. Gunungan dari Yogyakarta ........................................ I. Ayam Taliwang dari Nusa Tenggara Barat.................



114 114 115 116 117 118 119 120 121 122



Bab V Hantaran Mas Kawin ........................................................... A. Mas Kawin ................................................................ B. Contoh-contoh Gambar Hantaran Mas Kawin ..........



123 123 125



Bab VI



Penutup............................................................................



126



Daftar Pustaka ................................................................................



127



Biodata Penyusun ..........................................................................



128



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



BAB I PENDAHULUAN



Memberikan tanda kasih dan untuk mempererat persaudaraan sering diwujudkan dalam pemberian hantaran. Hanya saja umumnya, orang lebih mengenal hantaran pengantin. Isinya, berbagai keperluan calon mempelai wanita, seperti perlengkapan shalat, baju pesta, dan keperluan mandi. Kini beragam hantaran bermunculan. Hantaran sudah lazim diberikan pada peristiwa yang penting dalam kehidupan seseorang dari sejak dalam kandungan hingga menutup mata. Seperti hantaran untuk acara adat tujuh bulanan/tingkepan, perlu ada parsel buah untuk membuat rujakan. Hantaran untuk kelahiran bayi berisi keperluan bayi, seperti selimut, bedak, sabun dan alat gendong. Hantaran ulang tahun untuk anak dapat berisi alat tulis maupun mainan yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk kreasi yang menarik. Karena itu hantaran adalah segala sesuatu yang diberikan seseorang atau lembaga kepada orang lain yang dibentuk, dikemas dan dipercantik dalam keadaan suka dan duka. Membuat hantaran-hantaran sendiri tersebut, tentu akan memberikan kesan lebih istimewa dan mendalam bagi yang menerimanya. Selain itu membuat hantaran juga tidaklah sulit. Cukup dengan memberikan nuansa khusus, sehingga hantaran anda menjadi lebih menarik. Untuk menekuni pelajaran hantaran terdiri dari 3 level. Peserta didik yang telah mengikuti kursus hantaran pada level I ini memiliki kompetensi sebagai Pembuat Hantaran Yunior. Selain itu mereka memiliki peluang kerja diperusahaan-perusahaan souvenir dan membantu event organizer pernikahan. Sedangkan Level II peserta didik memiliki keterampilan sebagai Pembuat Hantaran Senior. Selain memiliki peluang kerja diperusahaanperusahaan hantaran/souvenir juga sudah dapat berusaha mandiri. Sedangkan peserta didik setelah mengikuti kursus pada level III memiliki kemampuan sebagai Pembuat Hantaran Profesonal. Buku bahan ajar hantaran tradisional, modifikasi, dan cantik unik jilid 2 ini merupakan materi level III yang berisi mengenai hantaran pengantin tradisional dari berbagai provinsi. Seperti hantaran tradisional Aceh, Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Jambi, Melayu Deli Sumatera Utara, Sidoarjo Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bengkulu dan Kalimantan Timur. Dalam buku ini juga ditampilkan berbagai upacara adat perkawinan tradisoinal mulai dari makanan tradisional, penataan hantaran busana tradisional maupun Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 1



1



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



modifikasi dan upacara adat perkawinan, dengan tujuan untuk melestarikan budaya bangsa dari berbagai provinsi agar diketahui generasi penerus sebagai warisan dari nenek moyang. Hantaran tradisional juga membuat materi seni melipat kain tanpa potong dengan bentuk-bentuk binatang yang ada di daerah tersebut serta bentuk souvenir khas daerah masing-masing. Semoga buku bahan ajar ini bermanfaat untuk pembaca dimanapun berada. Belajar tidak harus mengikuti kursus, tetapi dengan membaca buku ini pun bisa menambah pengetahuan dan berwirausaha dibidang hantaran.



2



2



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



BAB II HANTARAN PENGANTIN TRADISIONAL A. Hantaran Pengantin Tradisional Aceh Sebelum perkawinan, masyarakat Aceh mengenal tradisi minta jodoh (mita judo). Meskipun bukan termasuk bagian dari upacara perkawinan, mita judo merupakan tanggung jawab orang tua. Sebab dalam masyarakat Aceh, apabila seorang anak laki-laki atau perempuan tidak mendapat jodoh bisa menjadi aib bagi keluarga maupun bagi anak itu sendiri. Ada kebiasaan bagi masyarakat Aceh apabila memiliki anak perempuan, seorang ibu biasanya menyediakan juree bile (kamar pengantin). Hal ini dilakukan karena rumah tempat tinggalnya, akan diberikan untuk anak perempuannya. Sedangkan untuk anak laki-laki, sang ayah akan membuat rumah lainnya atau memberikan sebidang tanah untuk rumahnya kelak. Masyarakat Aceh mengenal berbagai adat tradisional, menjelang perkawinan, diantaranya yakni: 1.



Cah Rauh (Cah Reot / Meurisik / Meneliti) Adat Cah Rauh disebut juga jalan pembuka untuk memuluskan jalan peminangan. Biasanya orang tua Pengantin Pria (Calon Linto), bila sudah menemukan calon menantu yang diinginkan seperti rupawan, berbudi, silsilah keturunan yang baik, rajin dan pintar, akan berkunjung untuk silaturahmi dengan calon menantu. Namun bisa juga orang tua calon linto mengutus seseorang yang terpercaya dan pintar berbicara serta bijaksana untuk silaturahmi tahap awal dengan calon dara baro. Utusan orang tua calon linto itu disebut seulangke.



Hantaran



Terkadang calon dara baro tidak mengetahui maksud dan tujuan kedatangan tamu ini. Bila dalam silaturahmi tersebut, ada tandatanda baik, seulangke akan menanyakan apakah anak dara sudah ada yang punya. Bila ternyata belum ada dan ada tanda setuju dari pihak anak dara (got lumpo), maka seulangke akan mengungkapkan keinginannya untuk datang melamar (Jak Meulakee). Seulangke berjanji akan datang lagi untuk melamar. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 3



3



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



2.



Jak Meulakee / Melamar Jak Meulakee atau melamar merupakan saat pertama kali calon linto dengan seulangke datang mengunjungi rumah calon dara baro. Tujuannya untuk melamar dengan membawa hantaran yang dibawa pihak laki-laki. Isinya berupa Bungkoih Ranub didalam bate ranub, semacam kuningan berukir warna emas atau bagi masyarakat Aceh Tamiang semacam tepak sirih dari kayu berukir, buah-buahan atau kue kalengan, gula dan kopi. Sirih yang dibawa oleh seulangke (ranub mameeh), dimakan bersama-sama sambil beramah tamah dan mencicipi hidangan juada, yakni kue khas Aceh, air kopi dan teh, yang sudah disiapkan oleh pihak perempuan. Pada saat ini, biasanya tak membalas bawaan. Hanya sekedar ucapan terima kasih membungkus juada ala kadarnya, sambil mengembalikan tempat sirih.



3.



Ranub Kong Haba/Intan Tanda/Antar Tanda (Bertunangan) Setelah Jak Meulakee diadakan biasanya dilanjutkan acara Ranub Kong Haba. Acara ini dilaksanakan setelah melihat Phai terlebih dahulu, untuk mencari hari yang baik untuk mengantar tanda. Segala sesuatu yang ada sangkutannya dengan cara adat "antat tanda" adalah : a. Tanda untuk peuha (mas kawin) Peuha diletakkan dalam sebuah tempat yang dinamakan bate ranub (karah) khusus untuk mengisi peuha. Di lapisan paling bawah diletakkan bibit sayur-sayuran seperti bibit bayam, bibit labu, bibit gambas dan lain-lain. Lapisan kedua (tengah) disusun sirih. Lapisan paling atas diletakkan peuha. Peuha tersebut dilapisi oleh kapas, kemudian dilapisi oleh kain kuning. Maksudnya untuk menghormati indahnya mas kawin sebagai fokus sejarah (simbol) seorang insan yang akan mengikat diri dalam menempuh hidup baru atau berumah tangga dengan pasangannya.



4



Sedangkan bibit-bibit dari sayuran diartikan bawa calon suami menunjukkan kalau dia sudah siap bertanggung jawab sebagai kepala keluarga untuk mencari nafkah. Sirih lengkap adalah simbol, suami harus bisa menjadi obat bagi istrinya. Begitu juga sebaliknya. 4



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



b. Peukaian calon dara baro sigo troun (pakaian tanda ikatan sekali salin) Pakaian dara baro dibungkus dengan kain diisi di dalam talam yang terbuat dari kuningan (dalong), ditutup dengan kain bersulam emas (Seuhab). Pakaian dara baro terdiri dari : -



Kain sarung 1 potong Bahan baju 1 potong Pakaian dalam selengkapnya Selendang 1 potong Handuk 1 potong Sajadah dan mukena 1 set Sandal 1 pasang Kain sarung 1 potong



c. Juada (kue-kue khas Aceh) Semua juada yang dibawa dalam acara adat ini adalah hadiah dari famili linto. Hanya saja jenis kuenya tergantung daerahnya. Namun ada ciri daerah yang lebih ditonjolkan. Seperti : -



Bungong Kayee/Peunajoh Tho 1 talam (Aceh Besar) Timphan 1 talam (Aceh Pidie) Halua Breuh 1 talam (Aceh Utara/Timur) Halua Peutek 1 tempat khusus (Aceh Timur/Aceh Temiang) Doidoi 1 talam Keukarah 1 talam Wajik 1 talam Bhoi 1 talam Kemang loyang 1 talam (Aceh Timur) Meuseukat 1 talam (Aceh Besar) dan dibungkus dengan kertas warna-warni.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



5



5



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Seluruh bawaan beserta tanda kong haba diserahkan oleh pihak linto ketika seulangke mengutarakan maksud yang telah disepakati bersama. Dalam penyerahan tanda peuha, dibicarakan sangsi-sangsi hukum adat, hari dan tanggal mempelai menikah, berapa banyak orang yang mengantar linto. Setelah menerima tanda kong haba pada hari itu juga keluarga dara baro menaksir harga juada atau kue-kue khas Aceh yang dibawa linto. Tiga hari setelah menerima ranub kong haba dari pihak linto, maka pihak dara baro datang kerumah orang tua linto untuk mengantar kembali 'antat ranub kong haba' atau 'beunalaih/meunalaih tanda kong haba'. Dalam kunjungan ini, orang tua pihak dara baro membawa bate ranub dan juada/ kue balasan dari pihak linto. Kalau bawaan linto beserta tanda kong haba 10 talam, maka pihak dara baro membawa 'ranub kong haba' atau 'Beunalaih tanda kong haba' lebih dari 10 talam ada kalanya sampai 15 talam. Kelima belas talam tersebut dijunjung oleh ahli wareh dara baro ke rumah linto. Bawaan aneuk dara ditaksir oleh pihak linto yang membalasnya (baik berupa uang atau berupa benda) yang bawaannya lebih dari nilai bawaan dara baro, yang diisi dalam talam pihak calon dara baro. Kebiasaan di Aceh, balasan hantaran disumbang oleh Ahli wareh/karong. Talam tempat juadah tersebut tidak dikembalikan oleh pihak calon dara baro. Tetapi baru dikembalikan beberapa hari setelah itu. Sewaktu mengantar pulang tanda atau beunalaih tanda kong haba (Balasan tanda jadi) 6



d. Ranub dong / ranub guci / pisang pawee (Aceh Timur) Ranub dong terdiri dari sirih, pinang, tembakau, cengkeh, gambir dan selengkapnya disusun sedemikian rupa didalam peurakan/ dalong. Selain itu, ranub dong juga terdiri dari gula, kopi/teh, telur ayam atau telur itik rebus yang telah diwarnai merah 4.



6



Adat Meugatib (Menikah) Banyak cara yang dilakukan dalam acara Meugatib (menikah) di Aceh. Hal ini sesuai dengan perjanjian bersama antara kedua keluarga besar. Apakah tempatnya di rumah dara baro, di Meunasah atau di mesjid. Tapi yang jelas, saat itu hantarannya belum dibawa. Hanya mas kawinnya (Peuha/Jeulamee/Jeunamee) Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



yang sisa dua pertiga yang dibawa. Setelah menikah Linto Baro akan pulang kerumah orang tuanya. Baru kembali kerumah Dara Baro disaat Antat linto (Preeh Linto/Uro Meukeureuja/Hari Resepsi) 5.



Adat Meukeureuja (Antat Linto) Acara adat Meukeureuja di Aceh adalah acara yang paling meriah dalam suatu perkawinan. Ini sudah menjadi hukum adat di Aceh. Bahkan lima atau tujuh hari sebelum dilangsungkan acara tersebut diadakan beberapa acara adat. Diantaranya yakni: a. Adat bouh gaca. Acara adat bouh gaca (gaca phoun) diadakan lima hari sebelum acara Meukeureuja. Acara bouh gaca diliputi oleh beberapa ketentuan, dan sebelum acara tersebut terlebih dahulu dipeusijuk (diluruskan niat dan tehniknya atau ditepung tawari). Dirumah calon dara baro telah dipersiapkan bahan-bahan keperluan seperti beuleukat kuning (ketan kuning), ayam panggang, tumphou seperangkat/daun seunijuk (daun-daun tepung tawar), oun gaca (daun inai), juada (kue khas Aceh) yang terdiri dari beberapa hidangan. Talam ditutup dengan "seuhap", tutup hidangan khusus khas Aceh yang disulam benang emas. Adakalanya bahan-bahan gaca phoun (pertama) diantar atau disumbang oleh orang tua linto. Acara hantaran gaca phoun dari linto dibalas oleh orang tua dara baro. Adat kouh/kruet andam (mengerik rambut halus) Guna kouh/kruet andam untuk memuluskan agar wajah Dara baro cemerlang pada hari dirias nantinya. Acara adat kouh/kruet andam tidak semeriah acara bouh gaca. Sebelum acara kouh andam terlebih dahulu calon dara baro dipakaikan pakaian Aceh. Setelah itu calon dara baro didudukkan diatas pelaminan atau kaso duek meukasab dan dipeusijuk oleh maja (orang sepuh) dan calon dara baro diarak geupeutron jak mano (turun pergi mandi / siraman), geuba le mak peuganjo (dipandu oleh bidan pengantin) b. Adat peumano Dara Baro (Siraman) Kebiasaan siraman pertama kali dilakukan di Aceh Barat, namun sekarang sudah membudaya pada masyarakat Aceh pada umumnya. Karena dipandang dari sudut makna dan fungsinya adalah baik, seperti berikut:



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



7



7



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Calon pengantin (dara baro), setelah dimandikan dengan wangi-wangian air bunga aneka aroma dan warna tentu menjadi lebih harum alami. l Orang tua memandikan anaknya untuk yang terakhir kali dengan kasih sayang. l Dara Baro tidak perlu mandi pada hari meukeurija/ meukeureuja/Preeh Linto. l Seumano ini, simbol seorang gadis yang akan mengakhiri masa gadisnya, diawali dengan Jiwa dan Raga yang suci bersih guna mengarungi kehidupan berumah tangga. Acara ini dilaksanakan sehari sebelum hari meukeureuja. Pada acara ini disediakan alat-alat menurut ketentuan adat Aceh Barat Daya atau Selatan seperti : 1) Tempat dimana dara baro dimandikan yang terlebih dahulu dihiasi sedemikian rupa. l Satu buah kursi (ditempat sandaran dihiasi dengan 3, 5 atau 7 lapis seprei meukasap) l Satu tilam duek di atas kursi, calon dara baro dipangku oleh adik ibu atau ayah dara baro. l Beberapa buah payung berwarna warni meukasap, guna melindungi dara baro dari sinar matahari dan menutupi dara baro sewaktu ganti pakaian. l Satu dalongseunalen manou (pakaian selesai mandi) atau ija seulanen dara baro antara lain : kain/pakaian lengkap, bedak, sabun mandi, sogout, bohkreut rah ouk (untuk keramas, kalau sekarang bisa diganti dengan shampoo). l Tujuh buah meundam yang telah dilapisi dengan kain 7 warna-warni dan dihiasi On'u (janur) yang dijalin, air berbunga 7 macam warna/rupa dan air bunga mawar/ minyak wangi. Daun janur akan terlepas waktu dara baro berkumur air meundam lalu ditiupkan pada janur, itu dilakukan setiap meundam sampai 7 orang yang memandikan oleh sesepuh termasuk ayah dan ibu Dara Baro, selesai mandi bunga, dibilas lalu dibimbing untuk berwudhu. Setelah dara baro selesai, biasanya secara tak disadari oleh pengunjung, makpeungajo mencipratkan air sisa mandi pada seluruh pengunjung. 2) Pengantin memberikan hadiah/bingkisan pada para pengunjung termasuk kepada para orang tua (makcik, nyakwa, nyak chik/nenek) dari pihak orang tua (ibu dan ayah dara baro) yang telah turut memandikan Dara baro. l



8



8



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Seumano Dara Baro ini (tergantung kesanggupan dari pemangku hajad), ada juga yang tidak melakukan acara adat Semanaou/peumano ini, karena dianggap mengada-ada, Wallahualam bissawab. c. Adat Khatam Al Qur'an Setelah siang harinya menyelenggarakan upacara peumano dara baro, pada malam harinya setelah shalat Isya dimulai acara khatam Al Qur'an. Dalam acara ini disediakan hadiah dara baro untuk guru ngaji. Diantaranya yakni: 1) Ketan kuning/buleukat kuneeng + ayam panggang, Aceh temiang (bale ketan untuk ditancapkan telur + bendera kertas) 2) Nasi biasa beserta lauk-pauknya (masakan khas Aceh) 3) Pisang ambon/pisang bu ie/pisang raja 4) Kain putih dan kain sarung 5) Uang tanda terima kasih sesuai kemampuan Peralatan lain yang perlu disiapkan yakni 2 buah Al Qur'an dan 2 buah reunai untuk teungku/guree atau guru ngaji dan dara baro untuk sarana mengaji Khatam Al Qur'an. Setelah mengkhatamkan Al Qur'an, teungku membaca Do'a khatam. Selain itu teungku juga memberi nasehat dan petunjuk-petunjuk pada dara baro untuk menghadapi lika-liku kehidupan berumah tangga kelak. Bagi mereka yang belum khatam Al Qur'an dikhatamkan sewaktu mereka mengaji. Sebab khatam Al Qur’an merupakan kewajiban mutlak bagi seorang calon pengantin di Aceh baik bagi linto maupun dara baro. Sebaiknya belajar mengaji bukan hanya membaca Al Qur'an saja. Tapi membahas dan mengkaji makna yang terkandung dalam Al Qur'an. Demikian juga mengerti Hadist Nabi Muhammad SAW, belajar adat sopan santun, tatakrama kehidupan dalam rumah, bermasyarakat dan nantinya siap bergaul dengan dunia luar. Dengan begitu mereka akan mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri kita otomatis mengenal siapa Pencipta diri kita. Hingga pada akhirnya dapat berjalan lurus. Seperti yang selalu diucapkan dalam shalat, seperti doa iftitah, Al Fatihah, Al Ikhlas, An Naas, dan lain-lain. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



9



9



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



d. Adat peungui tempat (Persiapan tempat acara) Dalam setiap adat perkawinan terutama di Aceh Timur, rumah calon dara baro dihiasi dengan barang-barang yang terbuat dari benang emas berbentuk bunga-bungaan khas Aceh. Upacara seperti ini dinamakan "peungui tempat". Yakni menghias rumah, merakit tempat pelaminan, menghias kamar pengantin, membuat seung/babah pinto neurouk atau tenda, pintu gerbang, pintu-pintu masuk. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghias tempat dan pelaminan itu meliputi: l



l



l



10



l



10



Tabeng/Tiree, ceuradi, neulanget, bie, seuprei, cawiek, boh keuleumbu/pokopok, bantai duek dll, yang semuanya disulam emas. Disamping menghias di ruang dalam rumah, di pekarangan rumah juga dihias. Seperti pintu gerbang/babah neurouk dihias dengan gabah-gabah/On'u (Janur). Sedangkan kanan dan kiri pintu gerbang dipasang tumbak meujanggut (tombak berjanggut). Sementara tiang pintu gerbang digantung teubee me oun dan u meulason. Mee Bu Balee/Peurakan yang dibuat dari bahan kayu atau papan berbentuk rumah khas Aceh. Ada kalanya dibuat bertingkat atau dibuat ruangan ditengah-tengah peurakan. Isi ruangan tengah peurakan tersebut adalah Bu Leukat kuneng, tumphou, ayam panggang, buah-buahan yang telah diukir, telur ayam/itik diatur dan ditusuk dipinggirnya, sirih lengkap dalam bate ranub yang diletakkan di samping. Isi dalong terdiri dari beras/padi, batee ie yang berisi air yang telah dicampur dengan bedak dingin/tepung beras, satu ikat daun tumbuh-tumbuhan (naleung sambo, On seunijuk) dihiasi sedemikian rupa dengan ceuradi yang dibuat dari kain beludru/sutra dan diberi sulam emas/ meusujou. Kain tersebut diujungnya memakai sumbu diletakkan pada lingkaran dalong. Songkok diletakkan sebagai alas talam diatas dalong. Songkok berbentuk segi empat dengan memakai warna dasar merah dan meusujou. Tudung saji yang dibuat dari daun nipah (laya) yang bagiannya dilapisi dengan kain merah/warna lain sebagai dasar dan meusujo. Diatas tudung diletakkan sehab yang meusujo berbentuk segi delapan. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2 l



l



l



6.



Perlengkapan makanan untuk mempelai adalah dalong tempat lauk pauk. Dalong tersebut dihias dan diatasnya diletakkan rubing (rotan yang melingkari dalong tersebut). Dalam rubing diisi piring-piring yang berisikan lauk pauk seperti daging ayam, daging lembu, ikan dan sebagainya. Kreukai tempat lapek nasi atau dara baro atau linto yaitu pingan meututop, diletakkan diatas kreukai ditutup sehab/ sangee, satu ceret air (ciriek) dan gelas cawan dan batee ie/cuci tangan, juga disediakan tempat penampung air cuci tangan (seurahi). Acara makan bersama di Aceh Temiang (makan hadap-hadapan), ada adat memperebutkan ayam yang disembunyikan di dalam nasi) Hidangan juadah terdiri dari satu dalong dan berisi kue-kue yang ditempatkan didalam piring kecil disusun bertingkattingkat dan ditutup dengan sangee dan seuhab.



Upacara Adat/Antat Linto (Resepsi) Acara puncak yang paling meriah dari upacara adat perkawinan Aceh adalah upacara antat linto dan acara bersanding (dirumah dara baro). Linto menginap. Tapi bila subuh tiba, Linto kembali ke orang tuanya. Hari berikutnya Linto datang bersama temannya. Hal ini mungkin karena linto masih malu dan sungkan pada keluarga besar istrinya. Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh linto adalah : a. Batee ranub, ini ditukar dengan milik dara baro sewaktu rombongan linto dipersilahkan masuk oleh pihak dara baro setelah soumapa. Batee ranub diisi dengan berbagai kelengkapan antara lain : 1) Lapisan bawah : bibit palawija, bibit ayam, bibit labu, bibit gambas, dan lain-lain. 2) Lapisan tengah : diisi dengan sirih yang telah dibuat. 3) Lapisan atas diletakkan peuha yang telah dibungkus dengan kapas yang kemudian diikat dengan kain/sapu tangan warna kuning. b. Batee ranub digunakan untuk tueng dara baro, penyerahan batee ranub kepada bisan dara baro sewaktu rombongan linto baru datang dan disambut oleh bisan memberikan sirih (Tukar Menukar Sirih). Dan ketika mau pulang atau selesai makan bersama/sebelum acara penyerahan linto pada pihak dara baro.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



11



11



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



c. Batee ranub dibawa ketiga-tiganya oleh linto, kalau menikah dilaksanakan pada malam hari, tetapi kalau menikah telah dilaksanakan jauh sebelum hari meukeureuja/antat linto, batee ranub hanya membawa dua buah saja. Isi Batee ranub : 1). Pisang Pawee (beberapa sisir pisang disusun diatas Talam dan dihias), teubee meu On (tebu yang dibawa dengan akar dan daunnya), u meulason (kelapa dibawa dengan tandannya). 2). Peurakan diisi dengan berbagai bahan menurut adat : sirih, pinang secukupnya, cengkeh, tembakau, gula, kopi, teh, susu, limun, pisang, buah-buahan dan lain-lain. 3). Satu dalong/rubing/balee buleukat yang berisis pulut kuning, tumpho, ayam panggang, telur ayam/itik rebus, yang diwarnai merah dan hijau. 4). Juada yang berisi halua meusekat 2 talam, keukarah 1 talam, wajig 2 talam, keumang loyang 1 talam, bhoi 1 talam, doidoi 1 talam. 5). Satu talam ija tujuh (tujuh salin treoun / 7 set salin) : - 7 potong kain sarung, 1 potong kain panjang - 7 potong bahan baju - 7 potong kain selendang, beberapa kelengkapan pakaian dalam - 3 potong handuk - 5 potong sabun madi - sandal, sepatu dan tas - minyak wangi, bedak, sikat gigi, mukena, sajadah - 1 koper pakaian ganti linto 12 7.



Upacara Tueng Dara Baro (Ngunduh Mantu) Upacara tueng dara baro sangat sederhana, namun sangat menentukan. Upacara ini juga disebut penutup dari pesta perkawinan/meukeureuja. Dua hari sebelum upacara adat tueng dara baro, orang tua dara baro juga menyerahkan juada yang akan dibawa kerumah orang tua linto baro. Juada tersebut jumlahnya sampai 10 talam atau dilebihkan dari bawaan linto pada acara antat linto. Kue tersebut semuanya hadiah dari ahli wareh/karong dara baro.



12



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Dirumah linto baro telah dipersiapkan pelaminan. Di depan pelaminan telah dipersiapkan bahan-bahan untuk upacara adat antara lain : a. Satu dalong alat peusijuk/bahan untuk tepung tawar (terdiri dari brueh pade/beuruteh, bate ie (air dalam mangkok yang dicampur dengan bedak dingin, satu ikat tumbuh-tumbuhan yang diletakkan diatas bate ie (naleueng sambo, on senijuek, on silaklak/ daun sitawar, On Maneek Manou, On Gaca). b. Satu dalung buleukat kuneeng, tumpho/U mirah, Manook Panggang. Diambil sedikit untuk disulangi pada pengantin atau disunting ditelinganya. Tata Cara Upacara Teung Dara Baro : Dara baro mengenakan pakaian adat Aceh yang namanya Ija duablah haih, boleh juga pakaian Aceh lain yang lebih sederhana dibanding waktu Uro Meukeureuja, demikian juga Linto baru sudah siap menyambut Dara Baro, dengan memakai pakaian Aceh yang serasi dengan dara baro. l Dara baro datang dengan disambut meriah oleh tuan rumah (mertua), sebelum naik atau masuk kerumah, geupeu sipreuk brueh pade (disiram dengan beras dan padi) dan dicuci kakinya dengan air bunga yang tersedia di dalam seurahi atau geupet. Lalu linto menggandeng dara baro digiring ke pelaminan, dan dipeusijuek oleh maja dari pihak linto lebih kurang 3, 5, 7, 9 orang (harus ganjil) l Setelah upacara adat peusijuk dan teumeutuek (sumbangan hadiah berupa barang, emas/uang yang diselipkan waktu salaman setelah peusijuek) selesai, lalu acara makan bersama, berbincang-bincang sebentar, lalu rombongan dara baro, mohon diri minta izin/pamit untuk pulang, kecuali dara baro menginap beberapa malam dirumah mertua. Sampai menunggu kapan dijemput oleh pihak orang tua dara baro. Waktu acara dijemput pulang, oleh mertua, dara baro dibekali lagi hadiah berupa alat perabotan dapur, anak sapi/kambing untuk diternakkan, dan dipesan untuk tidak dijual walaupun uang lagi putus. l Sebelum berangkat diberi nasehat, petuah-petuah dan doa dari mertua/orang tua linto agar diberi oleh Allah SWT rezeki yang berkah, mendapat keturunan yang sholeh, mempunyai ilmu/umur yang manfaat, menjaga keluarga sakinah, mawadah warahamah. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 13 l



Hantaran



13



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan l



Linto dan dara baro berangkat menuju rumah orang tua Dara baro beserta hadiah-hadiahnya, yang diiringi oleh keluarga Dara baro tadi.



Dengan demikian selesailah sudah upacara adat perkawinan Aceh, dengan segala macam hantaran dan bawaannya. Bagi sebagian masyarakat Aceh, kadang mengambil sebagiansebagian saja.



B. Hantaran Pengantin Tradisional Nusa Tenggara Barat Bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat bentuk hantaran mempunyai nilai filosofi tersendiri. Yakni sebagai simbol keselarasan dua keluarga yang bersatu dan memiliki nilai estetika.



Tata cara mengantar hantaran dan bentuknya. 1.



Penyerahan hantaran pada suku Sasak, pada umumnya menyerahkan hantaran dilaksanakan setelah akad nikah yang disebut Sorong Serah a. Berbentuk Kebon Odek, menyerupai kotak segi empat panjang dan dipikul oleh dua orang pria. Isinya pakaian untuk digunakan oleh pengantin wanita seperti pakaian dalam, pakaian seharihari, kain panjang, kain songket dan perhiasan. Kebon odek sebagai simbol cinta kasih yang tulus, kebersamaan dalam menggapai bahtera kehidupan. b. Berupa piring yang berisi beras yang dibawa oleh kaum pria, sebagai lambang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pangan.



14



c. Kelapa yang disimpan didalam wadah terbuka dan dibawa oleh kaum pria sebagai lambang memenuhi kebutuhan lauk pauk. d. Kepeng/uang yang berlubang ditengahnya, sebagai lambang keberadaan pengantin pria, tergantung banyak dan sedikitnya Kepeng tersebut. Disamping hantaran tersebut masih banyak lagi yang dihantarkan oleh pengantin pria. Ketika menyerahkan hantaran diiringan oleh rombongan yang banyak. Ketika menyerahkan hantaran menggunakan bahasa pantun yang santun serta diiringi musik khas suku Sasak. 14



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



2.



Penyerahan hantaran pada suku Samawa, hantaran diserahkan sebelum hari terlaksananya akad nikah yang disebut Nyorong. Nama keseluruhan hantaran yang diantarkan adalah Sowan Lemar dan Barang Pamako. Bentuk hantaran bagi suku Samawa bervariasi. Setiap bentuk hantaran mempunyai makna dan symbol, seperti: a. Kotak Pabeli (Mahar dan Mas kawin) antara lain : 1) Al Qur'an dan perangkat sholat ditempatkan dalam Sito Masigit, wadah yang berbentuk masjid. Harapannya kedua mempelai dapat menjalankan ibadah. 2) Perhiasan emas/permata ditempatkan dalam Sito Bungkeng yang berbentuk kotak persegi. 3) Uang yang ditempatkan dalam Sito ayam/piyo/burung sebagai lambang keperkasaan. Uang ini berbentuk Ringgi Bulaeng (Ringgi Emas) b. Pasaji telu rupa (panganan khas Sumbawa) 1) Tepung selipat 2) Manjareal 3) Bulu barai c. d. e. f. g. h. i.



Pasalin/pangkenang (bahan pakaian dan alat rias) Katunung katokal (tempat tidur dan perlengkapannya) Medo Bura (obat dan jamu-jamuan) Loto Modeng (beras dan ketan) Jangan Kakan (lauk pauk) Daru reka (bahan mentah) Akar kayu buah kayu (sayur dan buah)



Bagi masyarakat Sumbawa, pengelompokan barang hantaran Nyorong dalam sembilan kelompok mencerminkan moksa tertinggi dalam pemahaman Islam. Selain itu juga sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil kesepakatan kedua belah pihak terhadap kegiatan perkawinan yang akan dilaksanakan. Secara keseluruhan barang-barang tersebut ditempatkan dalam Dulang kuningan beralas kain berenda emas yang ditutup dengan Tabola maupun dengan penutup saji lainnya yang terubuat dari anyaman benang emas yang berwarna-warni. Hal ini menyimbolkan tentang kebahagiaan bergotong royong.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



15



15



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



3.



Penyerahan hantaran pada suku Mbojo, biasanya dilaksanakan tujuh atau tiga hari sebelum akad nikah. Namun bisa juga dilaksanakan pada hari dilaksanakan akad nikah. Bagi suku Mbojo, mengantar hantaran disebut Wa'a co'i / Dende Wa'a Co'i. Perlengkapan dan bentuk hantaran yang diantarakan kepada calon mempelai wanita oleh calon mempelai pria suku Mbojo, hampir sama dengan bentuk hantaran yang dibawa oleh calon mempelai pria suku Samawa. Begitu juga dalam pelaksanaannya. Adapun jenis hantaran meliputi: a. Al Qur'an dan perangkat alat sholat yang ditempatkan dalam Sinto Sigi, berbentuk masjid. Ini mempunyai bermakna agar calon pengantin akan selalu beribadah dan dalam segala kegiatan kehidupan tidak lepas dari Ridho Allah. b. Perhiasan emas permata yang disimpan dalam Kampu yang terbuat dari perak berbentuk kotak persegi, yang disimpan diatas Tare, (talam yang terbuat dari kuningan yang berukir. Di dalam tare tersebut dihiasi dengan sekapur sirih. Kapur sirih tersebut akan disirih atau dimakan oleh orang tua. Hal ini melambangkan nantinya kedua calon mempelai akan langgeng dalam pernikahan. c. Piti Balanja atau uang belanja, disimpan dalam Kampu, wadah yang terbuat dari perak berbentuk kotak segi empat. Uang belanja disimpan diatas tare kuningan atau talam yang dihiasi dengan sekapur sirih dan beras kuning. Uang tersebut akan dihitung dengan alas daun sirih. Hal ini menyimbolkan kehatihatian dan kewaspadaan. Sedangkan beras kuning akan ditaburkan kearah keluarga yang menunggu di depan rumah. Hal ini sebagai simbol ucapan dan rasa kebahagiaan.



16



d. Pangaha, berbagai bentuk panganan khas Bima (Mbojo) antara lain: 1) Pangaha bunga 2) Pangaha terekali 3) Pangaha sinci



16



Pangaha tersebut berbentuk saling berhubungan. Hal ini melambangkan hubungan dan keterikatan antara keluarga. Ada pula panganan lain untuk melengkapi, seperti: bingka dulo, Range, Waji, Ponte kalo, dan Apa. Ditambah dengan Oha Mina, nasi kuning dari ketan yang dihias dengan Karaba, makanan dari padi yang di gongseng dilengkapi dengan pisang sebagai Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 lambang kebesaran hajatan tersebut.



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



e. Pakaian calon pengantin dan segala perlengkapnnya yang disimpan pada Sinto Bana, berbentuk soang. Ini melambangkan bahwa dalam kehidupan harus bermasyarakat. f.



Segala rupa makanan, nasi dan lauk pauknya, yang disimpan dalam Sinto Uma, Sinto yang berbentuk rumah, sebagai lambang kehidupan. Harapannya kehidupan kedua mempelai nantinya tidak pernah kekurangan.



g. Oi Ra afi - Riha ra Rawu, perlengkapan dapur dalam hantaran suku Mbojo antara lain : beras, kayu bakar, sayur mayur, buahbuahan, rempah-rempah, dan lain-lain. h. Isi Umara Salaja atau perabot rumah tangga seperti: lemari, tempat tidur, kasur dan bantal, kursi, yang berhubungan dengan perabot rumah tangga. i.



Binatang ternak yang dipotong seperti kambing, kerbau dan sapi.



Piti balanja atau uang belanja akan digunakan pada hari Pamaco. Begitu juga perlengkapan dapur dan binatang ternak juga akan digunakan pada acara Pamaco atau resepsi. Sembilan kelompok jenis hantaran sama halnya dengan suku Samawa yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan ajaran dan syareat Islam. Karena itu sembilan kelompok jenis hantaran pada acara Wa'a Co'i harus ada. Nantinya akan disampaikan oleh tokoh masyarakat atau orang yang dituakan dengan sapaan yang santun agar hantaran dapat diterima dengan senang hati oleh keluarga mempelai wanita. Dalam menyampaikan hantaran, seorang tokoh masyarakat atau yang mewakili keluarga pihak calon mempelai pria dengan ucapan Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Ake lamada doho kaso mamai wa'a co'i di ita doho, ro ake wara di karongga rakantudu ba mada doho di ru'u mori ra wako ana to'I-to'I ndai ta ake, sampe ama ra ompu, ina ra wa'I - dunia ahera. Urutan iring-iringan mengantar hantaran suku Mbojo - Bima



Hantaran



1. Pembuka jalan rombongan musik hadrah dan zikir 2. Tokoh masyarakat / orang yang dituakan 3. Inang pengasuh (Pape) seorang wanita yang berpengalaman dalam kegiatan Nika Raneku (acara pernikahan) 4. Pembawa Sinto Sigi (Sinto masjid) 5. Pembawa kampu yang berisi uang dan perhiasan Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 17



17



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



6. 7. 8. 9.



Pembawa Sinto Bana dan Sinto Uma Pembawa perlengkapan dapur Pembawa isi uma Ra Salaja / perlengkapan rumah tangga. Pengiring binatang ternak



CONTOH DAN BENTUK SINTO



SINTO UMA



18



SINTO SIGI



18



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Sumber : dokumentasi pribadi



19



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



19



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



C. Hantaran Pengantin Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta Kehidupan bangsa Indonesia memiliki tata kehidupan dan kebudayaan sendiri. Kehidupan manusia memiliki daur hidup yang terdiri upacaraupacara adat misalnya kehamilan, kelahiran, pernikahan dan kematian. Hanya saja yang kami kemukakan disini adalah salah satu upacaraupacara adat pernikahan yaitu peningset atau srah-srahan versi Yogyakarta. Hantaran pernikahan adat isitiadat Yogyakarta diberikan dari Calon Pengantin Pria kepada Calon Pengantin Wanita sebelum terjadi pelaksanaan pernikahan. Barang-barang tersebut disebut peningset. Peningset berupa barang-barang sesuai di daerahnya khusus Yogyakarta. Yakni berupa dua butir jeruk gulung, pisang raja setangkep, setagen putih dan lain-lain. LAMARAN 1.



Mengajukan lamaran Pada hari yang sudah ditetapkan, utusan dari orang tua calon pengantin pria datang melamar ke calon pengantin wanita dengan membawa oleh-oleh yang diletakkan dan dibawa dalam suatu tempat (wadah). Dalam kunjungan tersebut dikemukakan maksud dan tujuannya kepada orang tua si gadis. Yakni untuk meminang si gadis. Adapun oleh-oleh tersebut diletakkan dalam suatu tempat yang disebut dengan jodang. Jodang tersebut dipikul oleh dua orang pria. Sedangkan makanan yang dibawa berupa, makanan yang terbuat dari beras ketan. Misalnya jadah, wajik, rengginang, pisang raja satu tangkep, gula dan teh. Selain itu juga ada makanan berupa lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, krupuk dan telur. Makanan tersebut mengandung makna agar kelak mempelai tetap rukun, kekal dan pliket, lengket satu sama lain dan hubungan antara kedua besan tetap akrab.



20



Lamaran dari calon pengantin pria melalui utusannya tersebut, tidak langsung dijawab dan diterima pada saat lamaran. Bila lamaran tersebut diterima, pihak orang tua calon pengantin putri mengirimkan utusan untuk memberikan jawaban atas lamaran dari pihak calon pengantin pria.



20



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



2.



Jawaban lamaran Pada waktu yang sudah ditetapkan, pihak pengantin putri mengirimkan utusan ke pihak pengantin pria untuk memberikan jawaban bahwa lamarannya diterima. Setelah lamaran diterima, kedua belah pihak bersama-sama merundingkan hari, tanggal dan waktu dilaksanakannya peningsetan. Utusan tersebut juga membawa oleh-oleh sebagai balasan untuk mempererat persaudaraan. Adapun oleh-oleh yang dibawa antara lain : a. Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain jadah, wajik, jenang, dan lain-lain. b. Lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, kerupuk, telur. c. Gula, teh, pisang



PENINGSETAN Kata peningsetan berasal dari kata singset yang berati pengikat. Peningset berupa barang-barang yang dibawa oleh pihak calon pengantin pria yang diserahkan kepada pihak calon pengantin wanita sebagai tanda pengikat. Setelah peningsetan diterima maka mulai saat itu masing-masing calon pengantin saling mengikatkan diri dengan menyatakan kesepakatan yang akhirnya diwujudkan dalam ikatan resmi perkawinan. 1.



Barang-barang peningsetan memiliki bentuk dan makna simbolis didalamnya. Peningset terdiri dari berbagai macam perlengkapan. Khususnya untuk Jawa atau Yogyakarta, peningset selain berupa seperangkat pakaian atau sepengadeg juga harus dilengkapi dengan bermacam-macam barang yang memiliki makna atau arti simbolis. Adapun barang atau macamnya yang harus diberikan kepada calon pengantin putri adalah sebagai berikut: a. Baki berisi: 1) Dua sisir pisang raja atau setangkep (uler-ulernya genap) dihias ujungnya dengan kertas emas warna kuning dan dililiti dengan benang lawe. Maksudnya adalah nantinya diharapkan kehidupannya seperti raja. 2) Sirih ayu atau kinang sebagai lambang sedyo rahayu yang artinya harapan atau kesejahteraan 3) Bunga telon yang terdiri dari tiga macam bunga, yakni bunga mawar merah, bunga mawar putih dan bunga kenanga.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



21



21



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Kesemuanya itu disebut dengan Sanggan yang memiliki arti simbolis bahwa apapun yang terjadi akan ditanggung bersama (disonggo bareng) b. Baki yang berisi dua buah jeruk gulung yang dihias mengandung arti gemolonging karep atau kebulatan tekad c. Baki yang berisi Tujuh potong Tebu Wulung atauTebu Hitam Tebu Wulung berarti anteping kalbu atau kemantapan hati. d. Baki yang berisi dua butir Cengkir Kelapa Gading (kelapa yang masih muda) yang dihias. e. Kain batik tradisional yang namanya melambangkan cita-cita yang luhur seperti kain batik Sido Mukti, Sido Mulyo atau Sido Luhur. f.



Semekan (kain untuk kemben)



g. Setagen putih terbuat dari benang lawe, sebagai lambang sandang (kumlawe) sebagai pengikat suci. h. Padi, beras, gula jawa, garam, sebagai lambang pangan. Ditambah dengan empon-empon yang artinya terhindar dari kesulitan dan terbebas dari penyakit, karena pada zaman dahulu pengobatan penyakit dengan obat-obat tradisional tersebut.



22



i.



Baki yang berisi makanan kecil yang terbuat dari beras ketan seperti wajik, jadah, rengginang, gandos, jenang, dan lain-lain. Ditambah gula dan teh yang memiliki arti agar kedua calon pengantin dan kedua keluarga terjalin ikatan kekeluargaan yang erat, karena beras ketan mempunyai sifat keket, lengket dan hubungan antara kedua besan tetap akrab.



j.



Ada yang disertai dengan uang dan perhiasan. Uang disini disebut dengan petukon, yang diberikan tidak ditentukan jumlahnya. Semua tergantung kemampuan pihak calon pengantin pria.



k. Lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, kerupuk, bakmi dan telur l.



Satu janjang kelapa yang dipikul tersendiri.



m. Sepasang ayam hidup digendong dengan kain cinde, sebagai lambang kehidupan atau sejahtera. n. Hasil bumi atau pala-palaan yaitu terdiri dari: 1) Pala kesimpar yaitu buah-buahan yang terletak pada posisi 22



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



tergeletak diatas tanah atau pada batang pohonnya antara lain semangka, ketimun, labu, melon. 2) Pala kependem yaitu berbagai macam umbi-umbian dan ubi yang tertanam didalam tanah antara lain kentang, ubi jalar, ketela pohon, bengkoang, kacang tanah. 3) Pala gumantung yaitu berbagai macam buah yang letaknya menggantung dipohon induknya seperti pepaya, jeruk, kedondong, apel, jambu, dan lain sebagainya. Jika kedua calon pengantin masih mempunyai kakek atau nenek maka juga memberikan barang berupa kain (untuk nenek) dan sarung (untuk kakek). Barang yang diberikan ini disebut pesing. Jika kedua calon pengantin masih mempunyai kakak yang belum menikah juga memberi barang sebagai tanda diijinkan untuk melangkahi. Barang tersebut wujudnya terserah permintaan dari kakak yang dilompati. Barang ini disebut dengan pelangkah. 2.



Barang-barang yang diberikan dari calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita tesebut harus ada yang berbentuk : a. Ayam Bentuk ayam ini melambangkan pandai mencari nafkah, kasih sayang, dan bertanggung jawab. b. Kapal atau Perahu Bentuk kapal atau perahu ini melambangkan orang yang mengarungi kehidupan yang penuh dengan tantangan.



WAKTU PENYERAHAN Penyerahan barang-barang peningset dilakukan pada waktu yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak keluarga. Di rumah calon pengantin putri berkumpul para keluarga dekat dan sejumlah handai taulan untuk menyaksikan upacara srah-srahan atau peningsetan atau hantaran pernikahan. Tentu saja harus dipilih hari dan jam dan bulan yang baik. Penentuan waktu untuk upacara-upacara yang sifatnya sangat penting dan penuh arti ini memang harus dilaksanakan dalam perhitungan waktu sedemikian rupa sehingga membawa kesejahteraan bagi semua yang terlibat didalamnya. Srahsrahan atau peningsetan yang baik diserahkan dua minggu atau sebulan sebelum hari pernikahan karena yang terpenting adalah yang berupa uang yang disebut petukon. Biasanya untuk memberikan Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



23



23



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



peningsetan atau hantaran pernikahan ini yang membawa adalah gadisgadis yang didandani dengan pakaian-pakaian tradisional Jawa. Ada kemungkinan jika calon pengantin pria kebetulan anak orang kaya maka barang yang diberikan banyak. Membawa dan memberikan barang peningset tersebut secara estafet dan berurutan.



24



Foto by. Ibu Herina, Yogyakarta



24



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



D. Hantaran Pengantin Adat Jambi Hantaran adat pernikahan Jambi diberikan pada saat akan dilangsungkan akad nikah yang dilanjutkan dengan acara resepsinya. Hantaran dibawa oleh rombongan pengantin laki-laki. Diberikan kepada keluarga pengantin perempuan setelah selesai kato bajawab di halaman. Rombongan dari pihak laki-laki terdiri dari barisan terdepan pengantin laki-laki dipimpin seorang juru bicara dengan empat pendamping. Pendamping membawa tombak. Pendamping kedua membawa timbangan emas. Pendamping ketiga membawa mahar. Pendamping keempat membawa pohon pinang. Barisan kedua adalah ibu-ibu dan para remaja putri dari pihak pengantin laki-laki membawa hantaran yang akan diberikan kepada pihak keluarga pengantin perempuan di balairungsari (Ruangan resepsi) Dalam balairungsari diadakan ulur tangan serah terimo. Hantaran yang dibawa biasanya gunung sirih, gunung pinang dan gunung ringgit. Selain ketiga gunung diatas juga terdapat bungabungaan dari kertas jagung yang dililit pada kawat yang dibungkus berwarna-warni disertai permen gula-gula untuk anak-anak kecil. Ketiga gunung tersebut terbuat dari kayu yang ditusuk bambu. Buah pinang kuning dan hijau bercampur melekat di kayu yang dibungkus kain dan dialasi baki. Sedangkan gunung sirih juga berupa kayu yang dilingkari kawat, diselipi dedaunan sirih hijau. Adapun gunung ringgit adalah seulas kain yang dilingkari pada kartun, uang ringgit berlubang ditengah ditempeli dengan lem perekat pada kain hitam bergulung melingkar. Ada juga barang bawaan hantaran lain yang berupa seperangkat alat sholat, mushaf al-quran, sajadah, telekung-mukena, alat-alat perhiasan berupa cincin dan gelang. Pakaian mempelai wanita, sepatu, tas, alat-alat kosmetika seperti bedak, parfum, celak mata, lotion, pelembap dan perawatan wajah. Salah satu bentuk hantaran pernikahan adat jambi adalah gunung pinang, hal ini bermakna berdasarkan cerita rakyat setempat, nama jambi berasal dari perkataan "jambe" yang berarti "pinang". Nama ini ada hubungannya dengan sebuah legenda yang hidup dalam masyarakat, yaitu legenda mengenai raja putri selaras pinang masak, yang ada kaitannya dengan asal-usul provinsi Jambi. Bila dibandingkan dengan adat daerah lain di Indonesia, sebenarnya tiap hantaran isinya sama. Tapi yang membedakan cara membungkus dan pada makanan tradisionalnya saja. Sebagai contoh hantaran adat jawa terdapat sirih, begitu pula di daerah Jambi. Hantaran untuk perlengkapan mempelai perempuanpun isinya sama saja. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 25



25



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Pendekatan Calon Pengantin Pria Dengan Calon Pengantin Wanita Apabila muda-mudi sudah berkeinginan untuk melanjutkan kehubungan yang lebih serius, maka orang tua terutama orang tua laki-laki akan meminangkan anaknya. Sebelum dilakukan peminangan, orang tua akan menjelaskan beberapa prinsip yang harus dipahami oleh anaknya. Untuk melakukan pendekatan lebih lanjut hubungan muda-mudi kejenjang pernikahan, pihak orang tua laki-laki menanyakan kepada pihak perempuan sudah ada yang punya atau belum. Yang dinamakan duduk bertuik tegak bertanyo, atau sirih tanyo pinang tanyo. Apabila telah terdapat kesepakatan, maka didudukkan atau diletakkan tando sesuai eco. Menggunakan tempat, yang berbentuk cincin tando nak jadi. Kalau sigadis belum ada yang meletakkan tando atau melamanya, maka pihak laki-laki boleh melanjutkan dengan duduk bertanyo, mengirim utusan resmi yaitu nenek mamaknya kepada pihak sigadis dengan membawa sirih tanyo pinang tanyo sebagai tanda pengikat. Tanda pengikat tersebut berupa : l



Pakaian perempuan sepelulusan (pakaian lengkap)



l



Sirih pinang senampan.



l



Cincin emas belah rotan.



l



Uang tunai sepatutnya.



Penyerahan sirih tanyo pinangan tanyo kepada keluarga pihak sigadis adalah merupakan pertanda bahwa si bujang resmi melamar si gadis. Si Bujang akan menyemendo (datang secara adat) kepada keluarga si gadis bila sudah duduk bertunangan, maka akan berlakulah ikat buat janji semayo. Yakni apabila pihak laki-laki mungkir janji dan memutuskan pertunangan secara sepihak, maka tando dinyatakan hilang atau disebut emas terlucir (pulang mandi). Apabila si gadis memutuskan pertunangan secara sepihak maka tando di kembalikan dua kali lipat atau disebut so balik duo.



26



Tindak lanjut pertunangan, maka nenek mamak kedua belah pihak akan mengadakan pertemuan berikutnya untuk membicarakan dan menentukan : • • • 26



Tingkat adat yang akan diisi dan lembago yang akan diruang. Hari mengisi adat menuang lembago (Ulur antar serah terimo adat) Hari pelaksanaan akad nikah dan ijab kabul. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



• •



Menentukan mahar / mas kawin, sesuai permintaan calon pengantin. Hari ulur antar serah terima pengantin atau hari labuh lek atau disebut juga hari peresmian pernikahan.



Setelah ada kesepakatan bersama kedua belah pihak keluarga, maka dilaksanakanlah upacara mengisi adat menuang lembago, atau disebut juga hari ulur antar serah terima adat. Adapun adat dan lembago itu ada dua macam, terdiri dari lembago penuh dan lembago minimal. Adat lembago yang penuh adalah : -



-



berupa adat. l



Emas murni seberat 3,5 tail.



l



Bedil selaras, yang bermakna kecil kawan mencari, gedang kawan menjemput.



l



Tombak sebatang yang bermakna titian jalan ke jenang, tanggo jalan kerajo.



l



Timbangan emas bermakna rajo adil raja disembah, rajo zalim rajo sisanggah.



berupa lembago. l



Kerbau seekor, beras seratus gantang, kelapa seratus tali (dua ratus butir), selemak semanis.



l



Se asam segaramnya.



l



Ayam tujuh ekor bermakna anak elang beranak tujuh.



l



Sirih bergagang.



l



Pinang bertandan.



l



Uang tunai.



l



Pakaian perempuan dua pelulusan.



l



Isi kamar berupa: tempat tidur, almari pakaian, bupet bercermin.



27



Akan tetapi isi kamar tidak termasuk lembago, hanya berupa harta bawaan oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan di bawa kembali. Adat dan lembaga terdiri dari 3 tingkatan. 1. Tingkat pertama di namakan tingkat adat penuh keatas. (lek balik ke negeri). Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



27



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Adatnya berupa: l



uang tunai,



l



pakaian perempuan sepelulusan.



Lembaganya berupa: l



kerbau seekor, beras seratus, kelapa seratus tali (dua ratus butir) selemak semanis se asam segeramnya.



2. Tingkat kedua dinamakan tingkat adat menengah (lek baik ke nenek mamak). Adatnya sama tingkat pertama. Lembaganya berupa: Kambing seekor, beras dua puluh, kelapa dua puluh tali (empat puluh butir) selemak semanis se asam segeramnya. 3. Tingkat ketiga dinamakan tingkat penuh kebawah (lek baik ke tengganai). Adatnya sama dengan tingkat pertama. Lembaganya adalah berupa: ayam dua ekor (prinsipnya kaki empat), beras dua gantang, kelapa dua tali, selemak semanis se asam garamnya. Adat dan lembaga di antarkan oleh pihak nenek-mamak. Laki-laki dengan arakan dan iringannya, dari rumah pihak laki-laki kerumah pihak perempuan. Sesampainya arak iringan ke rumah permpuan dilakukan upacara mengisi adat menuang lembaga atau ulur antar serah terima adat, sesuai dengan ikat buat janji semayo yang telah dilakukan pada waktu lamaran diterima oleh nenek mamak pihakpihak keluarga perempuan. Dinamakan mengantar belanjo.



Hantaran Jambi Ditentukan Oleh Kemampuan Calon Pengantin Pria 28



Pemberian hantaran pengantin yang lengkap dan besar-besaran hanya dilakukan oleh kalangan tertentu. Dalam adat jambi hantaran yang lengkap dan mengikuti adat istiadat daerah setempat, dikemas dalam tempat hantaran kuningan atau talam (nampan), serta dihitung ganjil, misalnya 17 talam, 19 talam, 21 talam, dan seterusnya, sesuai dengan kemampuan calon mempelai laki-laki, jumlah minimal 17 nampan (talam). Dalam pembahasan sebelumnya, bahwa adat hantaran pengantin daerah Jambi terdiri dari dua jenis yaitu : 1.



Berupa adat yaitu : l l



28



emas murni seberat 3,5 tail. Bedil selaras. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2 l l l l l l



2.



Tembak sebatang. Timbangan emas. Ayam tujuh ekor Pakaian perempuan dua pelu lusan Isi kamar berupa tempat tidur, kaca bias.



Berupa lembago yaitu :



kerbau seekor, beras seratus gantang. l Kelapa seratus tali (dua ratus butir) l Selemak semanis, seasam segeramnya. (bumbu dapur lengkap, cabe, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, garam). l Sirih bergagang. l Pinang bertandan. l Uang tunai. l Pakaian perempuan 2 pelulusaan l Isi kamar berupa tempat tidur, almari pakaian, cermin, akan tetapi isi tdk termasuk lembago, hanya berupa harta bawaan oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan di bawa kembali. Adat dan lembaga diantarkan oleh pihak nenek, mama, laki-laki dengan arakan dan iringannya dari rumah pihak laki-laki ke rumah pihak perempuan. l



Sesampainya iringan ke rumah perempuan dilakukan upacara mengisi adat menuang lembaga atau ulur antar serah terima adat sesuai dengan ikat buat janji semayo yang telah di lakukan pada waktu lamaran diterima oleh nenek mama pihak keluarga perempuan. Dinamakan pengantar belanjo Hantaran adat Jambi Hantaran pengantin sudah menjadi salah satu acara pokok upacara perkawinan. Berlangsungnya upacara hantaran pengantin menunjukan bahwa lamaran yang dilakukan oleh pihak kel laki-laki telah di terima oleh pihak kel perempuan. Upacara hantaran pengantin biasanya dilakukan setelah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, baik dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Hantaran pengantin yang di bawa keluarga calon Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



29



29



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



pengantin laki-laki berupa sesuai dengan adat yang berlaku di daerah setempat. Kondisi ini tentunya disesuaikan dengan pihak calon pengantin laki-laki, tetapi tidak melanggar adat budaya yang berlaku di daerahnya. Di daerah propinsi Jambi upacara hantaran pengantin inin di sebut upacara mengisi adat menuang lembago atau di sebut ulur antar serah terima adat. Kreasi Hantaran Pengantin Seiring dengan perkembangan zaman bentuk hantaran dibuat sedemikian rupa. Seindah mungkin agar terlihat menarik dan terkesan menghargai keluarga calon pengantin perempuan. Akan tetapi modifikasi bentuk hantaran pernikahan tidak mengurangi simbol dan makna yang terkandung didalam hantaran tersebut dan disesuaikan dengan adat dan budaya masing-masing daerah. Berdasarkan pengarahan dari lembaga adat propinsi jambi, modifikasi bentuk-bentuk hantaran tidak diperbolehkan lagi dengan bentuk-bentuk binatang, karena akan merubah makna dari bentuk hantaran tersebut. Misalnya : binatang harimau bisa diartikan dengan kebuasan, bentuk ular bisa diartikan sebagai orang yang berpendirian tidak tetap. Namun untuk binatang angsa tetap harus ada, karena merupakan simbol / lambang daerah propinsi jambi, dan jumlahnya ada dua angsa (angso duo) yang mana simbol angso duo ini berkaitan dengan legenda yang ada kaitannya dengan asal-usul suatu daerah Jambi.



30



Sumber : dokumentasi pribadi



30



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



E.



Hantaran Pengantin Adat Melayu Deli Sumatera Utara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas berbagai macam suku, ras, Agama dan adat istiadat. Salah satu suku bangsa yang ada dinegara kita adalah Melayu dengan beragam adat-istiadat dan kebudayaannya. Suku Melayu pada umumnya tersebar di bagian pesisir pulau sumatera. Salah satu suku yang ada di Sumatera Utara adalah suku Melayu Deli yang terkenal yaitu istana Maimun, yang terletak di tengah kota Medan. Melayu Deli Sumatera Utara termasuk suku yang tertua dari berbagai suku melayu sumatera utara yang ada. Untuk melaksanakan adat-istiadat Melayu, Suku Melayu Deli mempunyai sebuah adat, suku yang ciri khasnya sangat menonjol dan unik ini yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Masyarakat Melayu Deli dapat dikategorikan mempunyai tingkah laku yang lemah-lembut, ramah-tamah, sopan-santun, rajin tata krama, adat istiadat salah satunya adalah tentang hantaran juga mementingkan keharmonisan indentik dengan unsur agama sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh suku Melayu Deli. Hantaran pada sebuah adat perkawinan Melayu Deli berupa pemberian dari pihak mempelai laki-laki ke pihak mempelai perempuan. Adakala juga pemberian ucapan terima kasih yang diberikan ke pihak keluarga mempelai laki-laki. Bagi suku Melayu sirih beserta tepak ditambah kacu (kapur dari kulit kerang yang di hancurkan), pinang yang dibelah-belah, kapur dan tembakau sedikit adalah suguhan yang diberikan untuk menyambut tamu maupun didalam upacara-upacara adat tetap dipergunakan dan dilestarikan sampai saat ini. 1.



Gambaran Umum Adat Perkawinan Suku Melayu Deli Berupa Hantaran Didalam kebudayaan Melayu pernikahan merupakan kegiatan yang bersifat keagamaan dan sekaligus adalah adat perkawinan yang sakral. Pernikahan secara konseptual, adalah penyatuan jasmani dan rohani antara lelaki dan perempuan yang diabsahkan baik oleh agama maupun norma-norma sosial di dalam masyarakat dan budaya.



2.



Adat Hantaran Perkawinan Melayu Pada kesempatan ini akan dibahas tentang Hantaran Perkawinan Melayu yang merupakan salah satu bagian penting yang menyertai



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



31



31



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



serangkaian upacara pernikahan menurut adat budaya Melayu. Rangkaian upacara dan adat istiadat perkawinan Melayu yang biasanya dilalui oleh sepasang mempelai pengantin sebelum, selama, dan setelah pernikahan meliputi: a. Hantaran Pengantin Hantaran adalah sesuatu yang diberikan seseorang dalam upacara pengantin. Didalam membuat hantaran pengantin masyarakat Melayu sangat kreatif membuat hiasan tepak sirih sampai kebenda yang akan diberikan ke pihak mempelai wanita (berupa pemberian) di ciri khas Melayu. Konsep yang disajikan diurut dari Resam-adat kebiasaan masyarakat Melayu Sumatera Utara menjadikan Tepak Sirih adalah lambang budaya Melayu yang sangat tinggi dan khas didaerah Sumatera Utara terutama Melayu Deli. Setiap Tepak yang akan dibawa sebagai hantaran biasanya diisi dengan : sirih, kapur, kacu dan pinang ditambah bunga dan bombon. Sirih tersebut disusun dengan sangat indah di dalam tiap tepak yang akan dibawa untuk mewakili pihak mempelai laki-laki maupun mempelai wanita. Budaya Melayu di Sumatera Utara, mengartikan daun sirih yang ada di tepak sebagai alat silaturahmi untuk menyatukan hubungan kedua keluarga yang akan dibina menjadi keluarga yang damai dan harmonis dari sebuah perkawinan. Pada adat perkawinan melayu Deli dapat dipisahkan dimana mempelai laki-laki dan mempelai wanita mempergunakan hantaran ini pada acara-acara : 1) Merisik



32



2) Meminang 3) Ikat janji atau menukar tanda 4) Akad nikah 5) Bersanding (tepung tawar dan nasi hadap-hadapan) 6) Meminjam pengantin Yang perlu ditegaskan disini adalah bahwa diantara berbagai ragam upacara tersebut hanya pada acara merisik, meminang, mengantar bunga sirih, akad nikah, bersanding dan meminjam pengantin yang menggunakan hantaran. 32



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



b. Pada tahapan peminangan ini pihak mempelai laki-laki diwajibkan membawa beberapa benda yang menjadi ciri khas budaya Melayu adalah 1) Tepak pembuka biasanya diiringi dengan pantun Nahat kasih laman genang Mahat rumah bilal lada Makan sirih sekapur seorang Inilah asal si mula kata 2) Tepak Merisik Tumbuk kemiri diatas dulang Urutnya besar silih mengetik Duduk kami duduk berbilang Karena hajat ingin memberi sirih 3) Tepak Meminang Periuk gendang di kampung dadap Buatkan lidi jadi penyapu Sirih pinang sedap di pandang Mahar pinangan mendapat restu 4) Tepak Ikat Janji Jika ombak sikata batu Harus ditebang pohon keranji Untuk merundingkan hati bersatu Mari kita mengikat janji c. Tahapan Peminangan Setelah ada tahapan merisik dan kata mufakat dari kedua belah pihak keluarga diadakan penentuan tanggal dan waktu pihak mempelai laki-laki akan memberikan uang kasih sayang sebagai lazimnya ajaran agama Islam pada S. An-Nisaa, Ash Shuhraa (S. An-Nisaa yang kecil). Artinya berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebahagian dari mas kawin itu dengan dengan senang hati, maka makan lah (ambillah) pemberian itu. (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



33



33



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Cembulan/tempat sirih, kacu



Tepak sirih dan isinya



Tepak sirih gambir



Kiasan ini terungkap untuk kedua keluarga yang datang dan menunggu akan duduk bersama-sama menikmati sirih yang disusun dengan paduan kapur, kacu dan pinang menjadikan kelezatan sirih yang dimakan. Disini dapat digambarkan antara paduan sirih, kapur, kacu dan pinang menyatu menjadi kunyahan yang enak dimasyarakat khususnya Melayu. Ini akan tercerminnya ke adat yang teradat dengan kata mufakat kekeluargaan harmonis seperti konsep suku Melayu hidup itu harmonis seharmonisnya paduan sirih kapur, kacu dan pinang dimakan bersama-sama. Pihak mempelai wanita juga harus menyediakan satu tepak namanya Tepak Penunggu. Dalam acara meminang, pihak laki-laki datang membawa hantaran pengantin berupa tepak sirih sebanyak 5 tepak, yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) 34



Tepak sirih pembuka kata Tepak sirih merisik Tepak sirih meminang Tepak sirih bertukar tanda Tepak sirih ikat janji dan beberapa tepak sirih pengiring. Ada kalanya tujuh (7) buah atau lebih menurut tingkat kedudukan.



Dari perempuan telah menanti tiga tepak sirih, yaitu: 1) Tepak menanti 2) Tepak ikat janji 3) Tepak tukar tanda Setelah bertukar tanda, maka pihak laki-laki menyorongkan pula sebuah tepak ikat janji, untuk memperbincangkan dan menentukan : 1) Hari nikah 2) Mengantar sirih besar 3) Hari mengantar mas kawin 34



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



4) 5) 6) 7)



Hantaran



Hari bersanding Jumlah besarnya mas kawin Adat-adat lain yang dipakai Syarat-syarat seperti yang diuraikan diwaktu meminang



d. Acara Mengantar BungaSirih Tujuan mengantar bunga sirih adalah untuk meramaikan suasana iring-iringan dari pihak laki-laki ke rumah pihak perempuan. Jumlah bunga sirih dapat menunjukkan banyaknya keluarga dan kerabat pihak laki-laki. Tepak bunga sirih dapat dikemas dalam bermacam-macam bentuk yang indah dan menarik. Misalnya bunga sirih dapat dibentuk seperti bentuk hewan, bunga, rumah, buah, dan hewan. Biasanya di dalam bunga sirih ini diletakkan secarik kertas yang berisi pantun dan kata-kata sindiran yang manis yang ditujukan kepada kedua mempelai. Namun seiring berjalannya waktu bunga sirih ini berganti dengan benda-benda yang lebih bermanfaat seperti alat shalat, pakaian, peralatan mandi, buah, makanan yang juga dibentuk dengan berbagai bentuk yang indah dan cantik, hal ini mungkin disebabkan zaman sekarang sulit mendapatkan sirih yang banyak untuk dirangkai, dan juga zaman sekarang jarang orang yang mau makan sirih seperti orang-orang dahulu sehingga apabila dipaksakan dibuat maka sirih-sirih tersebut akan terbuang percuma, perubahan ini dapat diterima suku Melayu sebab sesuai dengan semboyan orang Melayu "Sekali air bah sekali tepian berubah" maksudnya suku Melayu dapat menerima perubahan selagi tidak melanggar syariat agama dan adat. Orang tua pengantin laki-laki meminta kepada famili dan handai taulan untuk membuat tepak bunga sirih untuk diantar ke rumah pihak perempuan sebelum acara bersanding di mulai. Pada saat perkembangan zaman di saat ini, keluarga mempelai laki-laki dibantu keluarga mempelai perempuan dapat menyiapkan "tepak" tempat sirih dengan bermacam-macam bentuk yang dimodifikasi sesuai dengan selera kedua belah pihak. Dalam hal ini Budaya Hantaran Pengantin Melayu Deli telah berkembang pada seni keindahan di dalam pernak-pernik hantaran yang penuh nuansa ke indahan. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 35



35



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Suku Melayu Sumatera Utara khususnya Medan sangat identik dengan keindahan, baik berupa alat-alat, bahan-bahan makanan bahkan merias pengantin yang digunakan sebagai hantaran untuk pengantin yang menjadikan ciri khas budaya etnis Melayu tersebut. Didalam peminangan baik berupa uang, alat dari bahan yang akan diberikan kepihak mempelai wanita sering dihiasi dan didesain sedemikian rupa menjadikan. Hantaran tersebut sangat menawan.



36



Contoh beberapa gambar Hantaran sudah modifikasi Sumber : dokumentasi pribadi



e. Tahapan Ikat Janji Tepak sirih nikah bungkusan berupa mahar dan “Tepak Janji” diletakkan di tengah majelis. Pada kesempatan yang sama pihak perempuan mempersiapkan tepak sirih pahar berisi pulut 36



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



dan panggang ayam yang akan dipertukarkan dengan hantaran dari pihak laki-laki. Pihak mempelai wanita menyodorkan tepak sirih penyambut tamu untuk dimakan setelah itu anak beru pihak perempuan membuka bungkusan mahar secara hatihati dihitung jumlah isinya maksud dan tujuannya perkawinan mendapat kekal dan keselamatan seperti orang tua-tua terdahulu.



Gambar Ikat janji atau tunangan Sumber : dokumentasi pribadi



f. Akad Nikah Umumnya separuh uang mahar dibungkus dengan kain tujuh lapis berlainan warna sedikit bersih, kunyit, bunga rampai, beras kuning, uang diikat dengan benang dilipat sela “di buka bemba” dimasukkan kedalam sebuah batil perak, dibungkus dengan kain panjang diletakkan diatas sebuah sebuah Dulang Kecil yang dinamakan “semberip” tertutup diletakkan bungabunga diatasnya disamping tepak sirih yang dibawa. 1) Uang mahar seperti yang telah dijanjikan dan biasanya uang mahar dinaikkan atau ditambah juga pada waktu nikah 2) Uang tambahan dibungkus dan diikat dengan benang perca warna warni dimasukkan kedalam cepu atau peri kecil dibungkus dengan sehelai kain panjang pada sebuah dulang kecil “semerip,\ Uang mahar ini digendong sewaktu dibawa ke rumah pihak perempuan dengan penuh kasih sayang seperti menggendong bayi layaknya. 3) Pahar berisi pulut kuning dan panggang ayam



Hantaran



4) Tepak nikah yang didalamnya dimasukkan sebagian upah nikah untuk mankadi yang biasanya dibayar oleh kedua belah pihak. 6.1 Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 37



37



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Balai Balai berupa meja bertingkat, berkaki empat, tinggi kaki lebih kurang 40 cm. kotak balai berbentuk segi empat, segi lima, segi enam atau segi delapan tinggi tiap tingkat lebih kurang 10 cm. Jumlah tingkatan balai selalu ganjil, 1,3,5, 7 dan 9. Ketinggian tingkat sebuah balai melambangkan kedudukan dan posisi yang memiliki balai tersebut. Semakin tinggi tingkatan balai, menunjukkan semakin tinggi pula kedudukan yang mempunyai acara. Pada masa sekarang ini, ketinggian tingkat balai hanya sampai pada tiga tingkat. Balai tersebut berisi pulut kuning. Di tengahtengah balai diletakkan ayam panggang dan dipacakkan bunga kemuncak, ditingkat kedua dipacakkan bunga telur dan tingkat yang paling bawah dipacakkan merawal atau bendera. Khusus warna balai ini untuk kalangan raja dan bangsawan hanya ada kuning dan putih. Kuning untuk upacara perkawinan, menyambut tamu dan lain-lain. Putih untuk upacara khataman, naik haji. Namun untuk rakyat biasa balai ini boleh berwarna warni.



38 Contoh Gambar 1 set Bunga Balai untuk Pengantin Sumber : dokumentasi pribadi



Makna yang terkandung dalam alat-alat pada balai ini : Pulut kuning berarti lambang kesuburan dan kemuliaan, panggang ayam berarti lambang pengorbanan. Telur ayam berarti lambang keberhasilan, keturunan, perkembangan, kejayaan. Bunga kemuncak berarti lambang pelindung, pengayom, pemimpin, kukuh dan jaya. Bendera atau merawal berarti lambang persatuan, kehormatan, kemuliaan. 38



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



g. Bersanding Hantaran yang dibawa pada acara bersanding : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)



Balai Tepak sirih penyongsong Bunga sirih Nasi besan (nasi dengan lauk pauknya) Sebaki tabor-taburan (beras putih, beras kuning, bertih, bunga rampai) Tujuh buah telur ayam mentah (telur alunan) Sisa uang hantaran 2 uncang uang ampang pintu Uang buka kipas, yang dibungkus di dalam uncang kuning oleh anak beru perempuan



Ketika sampai di halaman rumah pengantin perempuan rombongan pengantin laki-laki didahului oleh anak beru sebab ketika akan memasuki rumah pintu di hempang dengan sehelai kain yang disebut batang dan dijaga oleh anak beru laki-laki pihak perempuan sementara pihak tuan rumah menaburkan bertih dan beras kunyit kepada rombongan pengantin laki-laki. Laki-laki diizinkan masuk kedalam rumah tapi dekat pelaminan terhalang lagi karena adanya hempang kedua yang dijaga oleh anak beru perempuan dari pihak perempuan setelah berdebat pantun maka uang buka kipas diserahkan, setelah itu dipenuhi tabir pun dibuka dan pengantin laki-laki diperkenankan naik ke pelaminan duduk disebelah pengantin perempuan. Setelah buka kipas maka sirih genggam (sirih genggam dibawa oleh pengantar pengantin laki-laki) pun dipertukarkan antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan dan 7 telur aluan diserahkan pada pihak perempuan. Keluarga pihak lakilaki pun juga menyerahkan semua hantaran yang dibawa. Lalu dilakukan acara tepung tawar oleh famili dari kedua belah pihak yang jumlahnya haruslah ganjil dan untuk menepungtawari diberilah bunga telur cecak. Setelah semua selesai, maka kedua pengantin dibawa turun untuk mengikuti acara nasi hadap-hadapan atau astakona.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



39



39



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Gambar Pengantin Bersanding Sumber : dokumentasi pribadi



h. Tepung Tawar Tepung tawar adalah satu kebudayaan adat suku Melayu terutama Melayu Deli. Dipergunakan pada semua upacara, baik dipernikahan, khitanan, “upah-upah” atau mendapat rezeki. Tepung tawar terbagi dua: 1) Ramuan Penabur Diletakkan dipahar (didulang tinggi) terletak didalam tempattempat kecil yang terpisah dengan isi beras putih, beras kuning, bunga rampai, tepung beras. Maksudnya : Beras puth berarti kesuburan, beras kuning berarti suatu kemulian, bunga rampai keharuman, tepung beras berarti keberhasilan hati.



40



2) Ramuan Peruncis Terdiri dari semangkok air, segenggam beras, yang dicampur dengan sebuah jeruk yang diiris-iris. Iris satu genggam yang tujuh macam ikatan, daun-daunan. 3) Cara-cara penepung tawar Yang ditepung tawari duduk dibentangkan kain panjang diatas kedua pahanya, sipenepung tawar mengambil sedikit-sedikit alat-alat yang disiapkan di atas dulang (pahar) di tabor ke arah yang di tepung tawari. Kemudian diambil ikatan ramuan perincis dan dicelupkan ke air yang bercampur ceruk purut. 40



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Kemudian diletakkan ditelapak tangan, dikening, jumlah sipenepung tawar biasanya ganjil 7 orang yang tertua didahulukan terlebih dahulu. Pihak mempelai wanita juga mempersiapkan hantaran sebagai ucapan terimakasih berupa “Pulut Berkat” boleh ditambah inti dan telur. Maksudnya mengucapkan terimakasih untuk yang dituakan dan keluarga yang membantu dalam pelaksanaan upacara jalannya Adat Perkawinan tersebut. i.



Nasi Hadap-Hadapan Pada upacara nasi hadap-hadapan atau astakona ini pengantin akan didudukkan di depan sebuah dulang yang berisi nasi beserta lauk pauknya. Didalam nasi tersebut disembunyikan ayam panggang yang nantinya akan diperebutkan kedua pengantin. Menurut kepercayaan orang Melayu, pengantin yang berhasil mendapatkannya lebih dulu, menjadi pertanda bahwa dia akan lebih berperan dalam mengarungi rumah tangga. Di samping itu, untuk lebih menyemarakkan dan memeriahkan suasana pada acara itu, disediakan berbagai macam makanan dan buah-buahan yang telah diukir dan dihiasi dengan bagus. Begitu juga disediakan berbagai kue; halva atau manisan yang lezat-lezat. Pada zaman dahulu ragam hidangan ini tak kurang dari 100 macam hidangan. Setelah acara ini selesai lalu pengantin memasuki kamar dan oleh pengantin laki-laki diberilah sebentuk cincin atau perhiasan lain yang dipakaikan langsung oleh pengantin laki-laki ke pengantin perempuan, pemberian ini disebut cemetuk.



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



41



41



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Lampiran Gambar Makanan Tradisi Adat Melayu Deli Sumatera



42



Kue Rasidah



Bubur Pedas



Tepung Banda



Sayur Anyang



Manisan Buah Pala dan Glugur Sumber : dokumentasi pribadi



Didalam hantaran pada upacara Melayu Deli Sumatera Utara, umumnya suku melayu memiliki adat-istiadat dan kebudayaan tersendiri yang umumnya muslim. Adat Melayu mengandung unsur keagamaan.



42



Konsekuensinya disini dapat dilestarikan dan dilakukan budaya Melayu Deli yang masih terjaga dengan baik walaupun ada di dapati pergeseran/perubahan namun tidak menghilangkan identitas Adat Budaya pada suku tersebut. Tiap hantaran pada upacara Suku Melayu selalu diiringi dengan Tepak Sirih pada tiap- tiap acara pemberian (hantaran). Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Tepak tersebut ada terbuat dari kayu dan tembikar yang berbentuk segi empat perencahnya diletakkan ke dalam cembul. Bagi Orang Melayu, sirih merupakan suguhan yang paling utama sebagai komunikasi dan silaturahmi. Maknanya sirih dan perencah sebagai keberanian, gambir berarti keuletan, kapur, berarti kesucian. Pinang berarti hati yang terbuka, dan lurus. Tembakau berarti, memabukan. Dari lambang itulah kedudukan dikenal dengan istilah “sekapur sirih”biasa dimakan sebagai perangsang, penangkal setan, obat yang disemburkan untuk jampi-jampi. Acara mengantar bunga sirih di samping keluarga mempelai laki- laki membawa hantaran berupa benda-benda yang akan diserahkan ke pihak mempelai wanita, biasanya ditata dan dihias sedemikian rupa dengan bentuk yang indah dan menawan, ini juga diperlukan keterampilan yang luar biasa. j.



Hantaran



Meminjam Pengantin Orang tua pengantin laki-laki mengutus anak beru laki-laki dan perempuannya untuk meminjam pengantin ke rumah keluarga pengantin laki-laki. Pihak pengantin wanita menyiapkan hantaran mertuanya berupa kue- kue, Tilam dan bantal serta satu balai nasi kuning. Secara simbolis mertua pengantin wanita memberikan menantunya asam garam, beras, lesung dan alat- alat memasak. Dengan maksud dan tujuan menantu perempuannya mau ikut turun ke dapur membantu memasak kebutuhan keluarga. Barulah diadakan acara Mebat Yaitu pengantin emengunjungi kaum keluarga laki- laki sambil membawa tepak sirih dan makanan. Pihak kerabat memberikan cemetuk atau hadiah kepada kedua pengantin. Beberapa malam diadakan perjanjian pengantin diantar kembali ke rumah pihak perempuan, disini si mertua perempuan memberikan kedua anak menantunya tersebut: 1) Tilam dan bantal 2) Satu balai nasi kuning 3) Kue bermacam- macam 4) Alat- alat perhiasan 5) Alat- alat rumah tangga. Maka selesailah upacara pada saat Adat Perkawinan Melayu Sumatera Utara. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 43



43



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



F.



Hantaran Pengantin Sidoarjo Gambaran Hantaran Umum Adat Perkawinan Masyarakat Sidoarjo (Putri Jenggolo). Dengan melalui proses pernikahan merupakan kegiatan yang bersifat keagamaan (religius). Dan sekaligus adalah adat-istiadat perkawinan yang sakral (suci). Pernikahan secara konseptual adalah penyatuan dua hati yang berbeda untuk kebahagiaan hidup berumah tangga, bisa dikatakan penyatuan jasmani dan rohani antara lelaki dan perempuan yang disahkan baik oleh agama maupun norma-norma sosial di dalam masyarakat dan budaya diawali dari sebelum pernikahan (pranikah). 1.



Nelesek NELESEK adalah mencari jodoh untuk putranya. Pada jaman dahulu pada tahap nelesek ini biasanya dilaksanakan oleh orang tuanya dan dilakukan pada saat sedang diadakan suatu perayaan antara lain upacara adat sedekah bumi (dalam bahasa Jawa) bersih deso, cangkeman (maulud nabi), acara mantu dan lainlain. Dimana biasanya putra dan putri juga turut menghadirinya, apabila sudah menemukan gadis yang dirasa cocok untuk dijodohkan dengan putranya, maka segera diadakan penelitian melalui Duta (utusan) untuk mengetahui asal-usul dan data yang lengkap dari gadis tersebut. Dalam basa Jawa NELESEK (BIBIT, BOBOT, BEBET) dari gadis tersebut. Apabila sudah cocok maka segera diadakan acara NGGATHUKNO artinya mempertemukan.



44



2.



Nakokno NAKOKNO (bahasa Sidoarjo) yang artinya menanyakan orang tua pihak putra datang ke pihak putri untuk bersilaturahmi sambil menyaksikan dari dekat calon menantu yang sudah disepakati untuk mendampingi putranya. Orang tua pihak putra datang sambil membawa hantaran yang berisi tebu wulung sekerat, cengkir gading satu bui, gula dan kopi. Apabila acara NAKOKNO sudah sama-sama jelas maka dilanjutkan acara PENINGSETAN yang artinya mengikat rapatrapat pembicaraan antara keluarga putra dan keluarga putri.



44



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



3.



Mbalesi Pihak Putra (Bebesanan) Keluarga putri bertandang ke keluarga pihak putra selain untuk bersilaturahmi juga menegaskan keberadaan calon menantunya ingin melihat bibit, bobot, dan bebet dari pihak putra tersebut. Kedatangan pihak putri biasanya membawa hantaran yang disebut HANTARAN LENGKETAN yang berisi kue-kue yang dibuat dari bahan ketan contoh: madu mongso, ketan salak, tetel, dan lainlain. (LENGKET-LENGKETAN) Dimaknakan hubungan yang sudah disetujui biar kedua keluarga lebih lengket atau lebih erat. Hantaran selanjutnya disebut HANTARAN AMBU-AMBUAN yang berisi dari macam-macam buah-buahan.



4.



Peningsetan (Lamaran) Menindak lanjuti pembicaraan kedua keluarga yang akan bebesanan maka peningsetan sebagai tanda kesepakatan kedua keluarga. Maka sebagai tanda pinangan keluarga calon pria datang dengan membawa barang hantaran dan menyerahkan barang-barang tertentu sebagai tanda meminang. Maka tidak lupa membawa hantaran BUMBU KINANG dan BUNGA SETAMAN diartikan pihak keluarga putra telah meminang maka diharapkan kedua keluarga itu bisa saling menjaga nama baik agar tetap harum bagaikan bunga setaman. Selanjutnya ditandai dengan tukar cincin. Maka resmilah acara peningsetan sebagai tanda ikatan bahwa putrinya sudah ada yang meminang. 45



5.



Thethekan Dino, Kethek Dino (Teges Gawe) Kedua belah pihak menentukan hari baik untuk pernikahan putraputrinya dalam mencari penentuan hari sangat diutamakan karena mengharapkan kesejahteraan dan keselamatan bagi kedua belah pihak, dalam mencari hari baik menghindari hari na'as.



6.



Adek Terop (Tratag) Terop (tratag) ini didirikan sebelum hajatan berlangsung atau menurut hari baik.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



45



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



7.



Melekan (Jagongan) Satu hari menjelang pernikahan maka di rumah calon pengantin putri diadakan acara melekan, maksud dan tujuannya adalah NGERDATEN, kirim do'a (memanjatkan do'a) agar esok hari dalam mempunyai hajat dapat berjalan lancar dan sukses.



8.



Pernikahan a. Akad Nikah Sebelum upacara ijab kabul dilaksanakan terlebih dahulu diadakan RAFAK yaitu meneliti kembali semua dokumen dan perlengkapan yang lain untuk kebutuhan ijab kabul, kesimpulannya syarat dari rukun nikah harus dipenuhi. b. Buwuan/Resepsi Pemberian doa restu kepada mempelai berdua dan kepada kedua orang tuanya. Kemudian dilanjutkan dengan beramah tamah.



9.



Sesudah Pernikahan Tinjo/Ngunduh Mantu Kedua mempelai sudah sepasar (5 hari) diharuskan untuk berkunjung (TINJO) di kediaman mempelai putra (besan). Ada satu tradisi bila keluarga mempelai putra juga mengadakan buwuhan sebelum sepasar (satu hari setelah temu manten) disebut TINJO WALIK AJANG atau TINJO WALIK KLOSO biasanya kedua mempelai disuruh berangkat terlebih dahulu jangan sampai kedahuluan munculnya surya (matahari) juga jangan sampai (kedisian karo kluruk pitek jago), baru keluarga dan pengiring datang ke tempat hajatan keluarga putra (besan).



46



Keluarga putri datang dengan membawa hantaran yang disebut HANTARAN TINJO terdiri dari kue-kue basah dan kering. Semua terbuat dari bahan tepung ketan dan tepung beras. Semua bahan serba lengket-lengketan dimaknakan kerukunan, kebahagiaan dan kesejahteraan pengantin berdua supaya tetap lengket (kantil) tidak pudar karena cuaca dan tidak hancur karena hasutan (omongan) diharapkan tetap langgeng. 46



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



G.



Hantaran Pengantin Putri Jenggolo Hantaran adalah salah satu bentuk seni kreasi dalam dunia menata hantaran untuk pengantin. Pada kesempatan ini akan dibahas tentang hantaran perkawinan khas Sidoarjo (Pengantin Putri Jenggolo). Hantaran merupakan salah satu bagian penting yang menyertai serangkaian upacara pernikahan menurut adat Sidoarjo. Rangkaian upacara adat-istiadat perkawinan khas Sidoarjo (Pengantin Putri Jenggolo) yang biasa dilalui oleh sepasang mempelai sebelum (pra nikah), selama pernikahan, dan setelah pernikahan. Di dalam membentuk hantaran PENGANTIN PUTRI JENGGOLO disesuaikan dengan kebendaan yang akan diberikan ke pihak mempelai wanita (berupa pemberian). Dan ciri-ciri khas Sidoarjo hantarannya terdiri dari beberapa bagian antara lain: 1.



Hantaran Adat Hantaran dalam adat Sidoarjo diberikan saat akan dilangsungkan acara temu manten yang akan dilanjutkan dengan cara resepsinya. Hantaran dibawa oleh rombongan pengantin laki-laki diberikan kepada keluarga pengantin perempuan. Rombongan dari pihak laki-laki terdiri dari barisan, barisan terdepan pembawa tombak, kemudian di belakang kiri dan kanan ada pembawa rontek. Setelah itu pembawa kembar mayang rontek. Kemudian pendekar pembawa jago loro pangkon. Baru pengantin laki-laki diapit sesepuh dan talang atur yang akan menyerahkan hantaran. Di belakang pengantin, pembawa payung baru Bapak, Ibu dan rombongan pembawa hantaran, sedangkan yang dimaksud dengan hantaran adat adalah hantaran yang sudah turun temurun dari nenek moyang serta atas arahan ketua adat atau sesepuh adat. Hantaran ini harus selalu ada tidak boleh dilupakan satu pun dari macam hantaran, karena ini sudah ditentukan oleh ketua adat atau sesepuh adat. Adapun macam hantaran adat antara lain: a. b. c. d.



Hantaran



Pisang rojo setangkep Cengkir gading dan tebu wulung sekerat Bumbu kinang Bunga setaman yang diletakkan pada nampan kecil-kecil jumlahnya harus ganjil. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 47



47



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



e. Air putih yang diletakkan di dalam kendi tanah yang cucup dan atasnya ditutup dengan daun pisang. f. Kloso (tikar) serta bantal. g. Ongkek bubak kawak h. Ongkek pangan i. Pakaian perempuan sepengadek j. Perlengkapan mandi k. Perlengkapan rias dan perhiasan Sedangkan sarana adat antara lain: a. Tombak b. Payung c. Rontek dua buah d. Jagoan e. Kembar mayang rontek f. Jodang 2.



Hantaran Pelengkap Adapun HANTARAN PELENGKAP adalah hantaran yang disediakan oleh keluarga laki-laki. Adapun kelengkapannya meskipun tidak lengkap, tidak apa-apa. Kesimpulannya disesuaikan dengan keadaan kemampuan keluarga pengantin laki-laki. Macam Hantaran Pelengkap antara lain a. Bandeng sepasang b. Panggang ayam c. Telur asin d. Macam-macam kue basah dan kue kering serta buah Adapun jenis kue yang disajikan untuk hantaran pelengkap antara lain: a. Roti iwak b. Madu mongso c. Jenang waluh d. Jenang putih e. Juwadah f. Tetel



48



48



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. 3.



Bikang Kucur Nogosari Koci-koci Kupat lepet Opak jepet Lentari Kembang gulo klopo Rengginang Wajek (ketan salak) Kue thok



Sumber : dokumentasi pribadi



Perlambangan (arti) dari Hantaran Pelengkap a. Bandeng Sepasang Diartikan simbol dari kota Sidoarjo yang masyarakatnya kebanyakan berternak ikan bandeng di tambak yang sesuai dengan daerahnya yang disebut dengan DELTA BRANTAS. b. Panggang Ayam Diartikan sebagai makhluk hidup harus tabah menjalani cobaan dan siksaan. Bila tabah akan mendapatkan kenikmatan disimpulkan seperti panggang ayam hidup rela disembelih sampai mati, disiram air panas, kemudian dicabuti bulunya bagaikan disiksa, sampai rela dipanggang bahkan dibumbui sarana yang pedih, panas dan perih. Tetapi semua itu bisa membuat kenikmatan bagi yang menyantapnya dan juga panggang ayam banyak disukai orang tua dan muda bahkan anak-anak. c. Telur Asin Diartikan hidup berumah tangga diharapkan bisa menelurkan ide-ide yang baik untuk membangun ketentraman, keharmonisan, kemuliaan, dan kewibawaan. d. Perlambangan Dari Macam-macam Kue Hantaran (arti dari kue-kue hantaran) 1) Roti Iwak



Hantaran



Diartikan simbol dari Sidoarjo masyarakatnya kebanyakan para nelayan tambak. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 49



49



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



2) Madu Mongso Diambil dari kata MEMADU dan ROSO (memadukan dua perasaan). Diartikan perkawinan itu harus bisa memadukan dua hati yang berbeda menjadi satu keluarga. 3) Jenang Waluh Diambil dari kata JENENG (bahasa Jawa) atau nama, dan LINUWIH. Jenang Waluh (jeneng kang linuwih). Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menjaga nama baik keluarga dengan penuh tanggung jawab. 4) Jenang Putih Jeneng kang putih) diartikan hidup berumah tangga harus bisa menjaga nama baik orang tua jangan sampai ternoda. 5) Juwadah Diambil dari kata JADAH atau SAJADAH. Diartikan hidup berumah tangga jangan melupakan sajadah atau melupakan sholat. 6) Tetel Diambil dari kata NETEL (menekan) Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menekan tujuh hawa nafsu yang tidak baik pada diri manusia. 7) Bikang Diambil dari kata BIKAK (bahasa Jawa) atau BUKAK, mendapatkan akhiran NG menjadi Bikang. Diartikan agar PEDARINGAN selalu terbuka biar rizki terus mengalir masuk ke dalam pedaringan.



50



8) Kucur Diambil dari kata MENGUCUR Diartikan mengharapkan kepada yang Maha Kuasa agar rizki selalu mengucur terus-menerus. 9) Nogo Sari Diambil dari kata Nogo (bahasa Jawa) atau Naga dan Sari Diartikan hidup berumah tangga bila sudah berkuasa dan mempunyai kekuatan harus selalu ingat akan inti sari kehidupan. 50



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



10) Koci-koci Diambil dari kata kunci (Mengunci) Diartikan hidup berumah tangga harus berusaha mengunci rapat-rapat aib keluarga (kejelekan dalam keluarga). 11) Kupat Lepet (Lepat-Linepat) Diambil dari kata KU, KULO (bahasa Jawa) atau saya, Pat, Lepat (bahasa Jawa) atau Salah. Diartikan hidup berumah tangga harus bisa mempunyai jiwa saling maaf-memaafkan. 12) Lemper Diambil dari kata Lempar Diartikan hidup berumah tangga harus bisa memberi dan menerima nasehat yang baik untuk keutuhan keluarga (Saling lempar melempar kebaikan). 13) Opak Jepit Diartikan bila hidup berumah tangga jangan suka berbohong (Oplak), Goroh (bahasa Jawa) supaya tidak terjepit dengan perbuatannya sendiri. 14) Lemtari Diambil dari kata Mentari, diartikan bila hidup berumah tangga harus bisa menjadi penerang bagi keluarga seperti sinar matahari yang bisa memerangi seisi jagat raya ini. 15) Kembang Gulo Klopo Diartikan hidup berumah tangga diharapkan bisa berkembang dan dapat bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat seperti pohon kelapa berguna keseluruhannya dari daun yang muda sampai yang tua, dari buah yang muda sampai yang tua, dari batang yang mudah sampai yang tua. 16) Rengginang Diambil dari kata RENG (RENGGENG). Suara bunyibunyian atau Rengeng-Rengeng. Ginang (Girang bahasa Jawa) atau Senang. Diartikan setiap mempunyai hajat perkawinan tidak lepas dari bunyi-bunyian atau Rengengrengeng supaya gembira atau senang. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



51



51



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



17) Ketan Salak (Wajik) Kue yang bentuknya mempunyai 4 sisi yang diartikan empat kiblat yang harus dijaga dan diperhatikan untuk kelanggengan hidup berumah tangga (arah hadap nogo dino). Demikianlah bentuk keseluruhan uraian HANTARAN PENGANTIN PUTRI JENGGOLO. Semoga dapat menambah perbendaharaan tata upacara adat HANTARAN di Nusantara. Dengan demikian kami mencoba untuk menggali, menampilkan dan berusaha untuk melestarikan.



52



Sumber : dokumentasi pribadi



52



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



H.



Hantaran Pengantin Adat Banjar Kalimantan Selatan Berdasarkan cerita rakyat, naskah tulisan tangan, patung dan prasasti yang terdapat di Kalimantan Selatan, orang Melayu yang menjadi inti orang Banjar datang dari Kalimantan Selatan, Sumatera dan dari Jawa Timur. Pada jaman itu telah terjadi perkawinan campuran antara orang Melayu dan penduduk sekitar. 1.



Dalam adat Banjar yang sebenarnya yang dimaksud dengan perkawinan atau BAKAKAWINAN ialah saat kedua mempelai duduk bersanding atau BATATAI, diberikan restu oleh Kerabat dan Undangan. Dalam prosesi perkawinan adat banjar jelas sekali penghormatan kepada seorang Ibu, bahwa wanita merupakan implementasi dari mutiara Hadist: “Surga itu dibawah telapak kaki Ibu.” Semua acara berpusat dirumah mempelai wanita dengan urutan-urutan : a. RASUSULUH (Mencari Informasi) b. BATATAKUN (lnformasi definitif) c. BADATANG (Meminang) d. MAATAR PATALIAN (Peningset) e. NIKAH (Ikatan Resmi) f. BATATAI (Upacara bersanding) Garis besar sub etnis Banjar Kuala dan Banjar Pahuluan meliputi: a. Ma - Nurun - akan mempelai / Pengantin laki-laki b. Ma - arak mempelai / Pengantin laki-laki c. Pengantin / Mempelai Ba-Tatai 1) Pengantin laki-laki dibawa ke pihak perempuan dibacakan doa-doa dan shalawat Nabi sambil menaburkan beras kuning* 2)



Pengantin laki-laki Umumnya adalah Sinoma, Hadrah, Kuda Kepang dan musik Bamban (sejenis tanjidor). Mempelai laki-laki dilindungi oleh PAYUNG UBUR-UBUR, yaitu pembawanya bergerak sambil menari.



3)



Mempelai bersanding (Puncak acara) Beberapa kegiatan adat adalah sbb : Sebelum pengantin duduk bertukar bunga tangan yang disebut Bahurup Palimbaian Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 53 l



Hantaran Tradisional,



53



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan l



l



l



l



54



Setelah duduk saling menyuapkan sekapur sirih yang disebut Bahurup Sasuap Setelah sirih dikunyah, kemudian meludah yang disebut BA-KAKUMUR Berikutnya pemberian segenggam nasi ketan yang diserahkan kepada mempelai wanita. Kemudian nasi ketan tersebut dilempar ke pangkuan mempelai lakilaki. Oleh mempelai laki laki dilempar lagi kepangkuan pengantin wanita. Hal itu dilakukan beberapa kali. Akhirnya nasi ketan tersebut dilemparkan ke kerumunan hadirin yatiu kelompok Remaja Putri untuk diperebutkan. Nasi Ketan biasanya dibuat dalam beberapa buah. Agar higienis nasi ketan sebaiknya dibungkus plastik. Akhirnya acara adat dalam kegiatan tersebut disebut BATAPUNG TAWAR atau atungkai yaitu para tetua dari masing-masing mempelai memberi sentuhan dengan memercikkan sejenis ramuan cair (air bunga, minyak wangi) pada ubun2, bahu kiri kanan, serta pangkuan kedua mempelai.



2.



Perlengkapan upacara Adat: a. Perangkat makan sirih b. Perangkat air minum (air putih dalam teko & 2 bh gelas/cangkir) c. Perlengkapan Batapung Tawar atungkal) d. Nasi hadap-hadap



3.



Hiasan lain : a. Rumpun kembang sarai (terbuat dari kertas WARNA WARNI) b. Rangkaian janur Banjar khususnya bentuk halilipan/Lipan. c. Kembang Banjar (kembang berenteng, bogam beronce & kembang sarai



4.



Perlengkapan pada umumnya terdiri dari logam kuningan antara lain : a. Peludahan besar 2 buah, biasa dipakai untuk meletakkan kembang sarai/Payung kambang b. Penginangan & paludahan kecil c. Tempat air minum



54



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



d. Obon Kuningan e. Talam Babatis dengan tudung saji 5.



Hidangan khas Banjar untuk upacara adat adalah : a. Sesajian 41 macam b. Ba Kakadaan / Ma- antar Kada 3. Nasi hadap-hadap c. Nasi astakona / Nasi padapatan Selain itu ada pula makanan pelengkap yaitu Gangan Gadang, masakan ini dapat dihidangkan langsung kepada tamu atau dibungkus untuk di bawa pulang sebagai ucapan terima kasih. Gadang adalah inti batang pisang yang selalu terasa dingin, maknanya adalah agar pengantin selalu lapang, agar rumah tangga terasa sejuk.



6.



Ma - Atar Kada - Bakakadaan Kada adalah semacam tempayan / guci dari tanah untuk memasukkan makanan yang diantar. Biarpun saat ini tidak digunakan lagi diganti dengan bentuk lain namun adat antar mengantar makanan ini tetap dinamakan BAKAKADAAN. Tata caranya adalah : a. Diantar oleh keluarga calon mempelai wanita sebelum hari BATATAI, sesudah selesai acara pengantaran mahar atau JUJURAN diantar kembali calon mempelai pria sebagai pembayaran kembali antara keluarga calon mempelai wanita. b. Diantar bersama/sebagai pengiring waktu mengantar pengantin BATATAI/hari perkawinan. c. Diantar pada hari kedua/ketiga setelah upacara BATATAI, sebelum upacara pengantin sujud diantar oleh keluarga calon mempelai wanita sebelum hari BATATAI.



7.



Tata Cara dan Antaran yang Dibawa Setelah menerima mahar beberapa hari sebelum upacara batatai, keluarga calon mempelai wanita yang terdiri oleh ibu2 mengantar kue2 tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Macam macam kue adalah : a. Dodol b. Madu Kasirat c. Wajik



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



55



55



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



d. Wajik Anun e. Cingkaruk f. Kekoleh 2 warna g. Roti beras Masing masing dalam 1 tempat sehingga ada 7 kada, ada pula yang mengantar dalam 9-11 kada. Yaitu : a. b. c. d. e.



Dodol Madu kasirat Wajik Kekoleh 2 warna Roti beras



: 3 kada : 3 kada : 3 kada : 1 kada : 1 kada



Bahan pokok adalah beras, beras ketan, gula dan kelapa. Beras maksudnya agar kaya dan makmur. Sedangkan beras ketan adalah kesatuan yang kuat dan kukuh. Gula dan kelapa yaitu lemak dan manis demikian hendaknya hidup yang dijalani. Jumlah hantaran selalu ganjil : 7, 9, 11 lbh Kada atau tempat. Karena tujuannya sebagai pancingan Kada balasan atau tambahan pengiring mahar maka Kada yang terdiri dari kue2 ini dibagikan kepada calon mempelai pria dengan cara menjual dan harganya akan diantar sebagai kada balasan. Setelah menerima kada dari calon mempelai wanita, maka keluarga calon mempelai pria melaksanakan KAKADAAN (Berupa harga pembelian dari keluarga) dengan mengantar macam2 jenis makanan: Kue, buah dan lain-lain. Ada daerah yang melengkapi dengan PIDUDUK, Kelapa tumbuh dan anak pohon pisang dengan makna untuk menambah harapan yang kukuh dalam keluarga.



56



Antaran diantar bersama sewaktu mengantar (MAARAK) mempelai pria ke rumah mempelai wanita. a. Rombongan mempelai pria membawa KADA yang terdiri macam2 daging dengan bagian lengkap dari hewan yang dipotong maksudnya: Otak, lidah dll. Jadi macam masakan seperti : gulai daging, gulai otak, sambal goreng hati dll, paling sedikit 7 macam. b. Di beberapa daerah ada pula yang mengantar KADA berupa bahan mentah lengkap dengan kayu bakar, maksudnya adalah agar mempelai wanita pandai di dapur. 56



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Antaran diantar pada hari ke 2, dan ke 3 yang biasanya lengkap dan beraneka ragam paling sedikit 7 macam sesuai kemampuan yaitu: Satu wadah dinamakan Kepala KADA enam wadah dinamakan Pengiring KADA. Hantaran kada ini biasanya dibawa dalam talam atau baki kuningan yang ditutup dengan tetudung (tutup saji) kuningan. Kepala Kada : Berbagai buah seperti : papaya, rambutan dll ditata indah. Kada Pengiring/Pengiring Kada : a. Masakan daging b. Opor, udang, ikan panggang c. Wadai babiji garing, macam2 bingka d. Tapai, wajik = wadai khas Banjar e. Wadai/kue kering Karena kalua/manisan buah sulit diperoleh maka diganti dengan potongan telor dadar. Hiris pundak, bawang dan lombok goreng, ketimun, kadang ditambah iwak barabuk. Agar lebih memberi kesan, sebagai kepala Kada diletakkan opor ayam baikung namun sekarang tidak saja masakan Banjar yang diantar namun macammacam kue seperti bolu, agar-agar dan lain-lain. 8.



Nasi Hadap - Hadap Nasi Hadap-hadap disajikan dalam upacara adat Banjar dihadapan mereka yang bersyukur, bahan utamanya adalah : beras ketan dihidangkan dalam talam Babatis ditata indah. Nasi hadap-hadap dalam upacara pengantin. Dihidangkan dalam 2 talam bertingkat dengan ketan warna putih dan kuning. Dahulu kaum bangsawan (Tutus) umumnya dipakai ketan kuning bertingkat 3 sampai 7. Sekarang umumnya dipakai ketan putih hanya dalam 1 talam yang berbentuk seperti glinting dengan tempaan yang padat sekali. Hidangan terdiri dari : l l



l



Nasi ketan Kepala ayam 2 bh, ayam jantan dan betina ditusukkan berhadapan diatas ketan sebagai lambang suami istri yang ber kasih-kasihan Buah nenas bermahkota atau hiasan bunga yang berbentuk nanas dengan makna mahkota



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



57



57



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Hidangan terdiri dari : l Telor dadar diiris, pudak dan Gegetas l Mayang pinang dan buah pinang muda. l Kembang sarai. 9.



Nasi Astakona Adalah hidangan khas yang biasanya disajikan dalam upacara adat Nasi Astakona merupakan hidangan nasi lengkap dengan lauk serta makanan penutup, yakni buah dan kue yang dihidangkan dalam talam astakona. Talam astakona adalah talam bentuk bundar bersegi banyak diletakkan diatas kaki tunggal yang dibuat dari kuningan. Sajian nasi astakona mempunyai pengertian kesatuan untuk menjadi sempurna dihias dengan bunga dalam 1 wadah bersusun dan bertingkat. Lengkap 3 komponen pokok : nasi, lauk & buah Lengkap lauk : daging, ayam, udang, telor, hati, sayuran, dan lain-lain. Nasi astakona yang disiapkan pada upacara perkawinan akan dimakan bersama oleh kedua mempelai. l l



Cara menghidangkan ada 2 macam : a. Talam astakona sebanyak 5 tingkat b. 3 tingkat ditambah dengan talam kecil sesanggan atau tempat lain untuk sajian lengkap. Talam 5 tingkat a. Nasi kebuli (putih) dihias dengan iwak rabuk, telor dadar, ketimun, lombok. b. Nasi Buchari/nasi kuning dengan otak-otak pipih, telor dadar, timun, bawang dan lombok goreng. c. Udang galah, telor bumbu rujak d. Sate hati babakong dan sambal e. Ayam panggang dan buah-buahan ditusuk seperti sate.



58



Talam 3 tingkat a. Nasi kebuli putih dan nasi kuning dihias iwak rabuk, otak-otak, telor dadar, timun, bawang dan Lombok goreng; b. Udang galah goreng dan sambal, telor bumbu rujak, ubi-ubi acar manis sambal goreng daging dan kentang; 58



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



c. Ayam panggang baikung & kuahnya, sate hati babakong & sambal dihias timun dan lombok segar ditambah dengan macam-macam buah dan makanan penutup yaitu manisan. Hidangan nasi astakona pada perkawinan dapat dihiasi dengan mayang dan bakal buah pinang yang masih melekat pada mayang, bunga yang dibuat bogan beronce/kembang berenteng dan daun sirih yang diukir. Masakan yang harus ada adalah: a. Ayam panggang lenggang kencana b. Sate hati babakong c. Udang galah I.



Hantaran Pengantin Bengkulu Barang Hantaran, saat ini dan tempo dulu sudah terdapat perubahan. Seiring dengan pergantian zaman, kelihatannya terdapat perubahan dalam melaksanakan atau memberikan barang hantaran tersebut. Tempo dulu, barang hantaran biasanya diberikan setelah melaksanakan peminangan kepada seorang wanita, dan pinangan (lamaran) tersebut sudah diterima, biasanya diteruskan dengan pertunangan (ikatan secara adat). Namun sekarang, beragam cara dapat dilaksanakan, sesuai kesepakatan dan kehendak pihak keluarga. Biasanya, barang hantaran diberikan pada waktu sebelum acara akad nikah. Dan tradisi atau adat yang dilaksanakan, adalah yang perlu saja, yang sederhana, praktis, dan dapat diterima di masyarakat. Sekiranya pada waktu melamar dan pertunangan, pihak pria membawa sesuatu berupa makanan, buah-buahan dan lain lain, maka barang tersebut adalah sekedar oleh-oleh saja. Dengan kata Iain, belumlah merupakan barang hantaran. 1.



Daerah Rejang Lebong Antara lain daerah Curup dan Lebong. Barang hantaran di daerah Rejang Lebong, biasanya dibawa pada waktu Basen (Bahasa Rejang berarti berasan)



Hantaran



a. Untuk menjelaskan tentang Hantaran Pengantin di daerah Rejang Lebong, maka harus dimulai dan menjelaskan tentang Acara Iben Basen. Artinya Sirih Berasan. Basen, bahasa Rejang, asal katanya adalah Asen artinya Rasan. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 59



59



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Pelaksanaannya dinamakan Basen. Dan keputusannya dinamakan Kasen. Iben bahasa Rejang adalah Sirih. Maksudnya bukanlah sekedar daun sirih saja, tapi sirih lengkap, kapur, gambir, pinang, dan tembakau yang ditaruh di satu tempat dinamakan, Bakul Sirih (Bahasa Rejang = Bokoa Iben). b. Selanjutnya akan dijelaskan tentang Basen berasan. Karena menyangkut soal adat, maka dinamakan Iben Basen artinya : Sirih Perasanan. Pelaksanaan Iben Basen ini biasanya dilaksanakan oleh seorang yang memang mengerti tata cara secara adat, dan dinamakan Juru Rasan. c. Timbulnya perasaan, diawali dan kehendak anak-anak, kehendak orang tua, dan kaum kerabat. Dalam bahasa daerah disebut "Kelak titik menitik" tenuwei, kasen tuwei, kasen adik sanak (kehendak anak-anak dituakan, diadakan rasan tua, rasan adik sanak). d. Setelah ada persetujuan antara kedua pihak (bujang dan gadis) serta orang tuanya, sudah ada kata sepakat, telah menyanggupi semua permintaan dan pihak gadis, serta telah siap pula mengantar semua permintaan, telah sepakat pula kapan waktu mengantarnya. Maka hal ini di beritahukan kepada kepala dusun dan kedua pihak. 2.



Barang-barang yang dibawa terbagi 3 kategori a. Keperluan acara adat b. Permintaan yang sudah disepakati oleh sigadis yang disebut, Pitek Kinai



60



c. Pemberian lainnya dan penganten pria / pihak pria kepada calon penganten wanita / pihak wanita, di luar permintaan, disebut Rube-Rube (oleh-oleh). 1) Keperluan acara adat terdiri dari: a) Bokoalben adat (Bakul Sirih Adat). Yaitu tempat sirih, lengkap dengan isinya, (sirih, gambir, daun gambir, pinang, kapur, tembakau). Digunakan untuk bermusyawarah secara adat. Pada saat ini, Bokoa Iben ini diperlukan dalam rangka meminang seorang gadis.



60



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Hantaran



b) Caci Tiang Kole (Uang Tiang Kole) = Caci berasan (Uang untuk berasan) Yaitu uang yang diperlukan untuk basen (berasan). Uang ini ditaruh didekat Bakoa Iben adat sebesar Rp. 20.000,Setelah Rasan putus nanti, uang ini diberikan kepada juru rasan pihak wanita dan pria di bagi 2 = a Rp. 10.000,c) Rokok Adalah permintaan juru Rasan dan Kutei kepada pihak pria, untuk minta rokok, supaya acara basen ini nanti, akan berjalan lancar. Para kutei akan semangat apabila sambil merokok, mengikuti jalannya acara Basen ini, dan diharapkan mencapai tujuan, sesuai yang diharapkan bersama. d) Cad Sarak Kundang = Uang Sarak Kundang Adalah uang yang perlu disiapkan oleh pihak pria, sebesar Rp. 10.000,- uang ini akan diberikan oleh calon pengantin wanita kepada teman-temannya, sebagai tanda sayang kepada teman-temannya, karena sebentar lagi mereka akan berbeda status si gadis akan memasuki kehidupan berumah tangga bersama suaminya. e) Cad Rajo = Uang Rajo Adalah uang yang perlu disiapkan, oleh pihak pria, sebesar Rp. 20.000,- akan diberikan kepada Rajo (istitah adat), yang dimaksud adalah pejabat pemerintah setempat (kepala desa dan lain-lain). Sebagai ucapan terima kasih, telah membantu melaksanakan acara Basen ini, karena dalam acara Basen ini, peran Rajo sangatlah menentukan. Sebelum dan sesudah acara, serta memutuskan, dan mengumumkan hasil Basen ini nanti. f) Caci Kutei = Uang Kutei (U peak Tuwei) Adalah uang yang disediakan sebesar Rp. 20.000,- akan di bagikan kepada Kutei (masyarakat) yang ada diruangan tersebut, yang sedang mengikuti Basen ini. Karena lazimnya, kutei juga ikut mengawasi tingkah laku anak-anak kita selama ini, menegur bila salah, menasehati yang baik-baik. Supaya tidak terjadi hal yang memalukan keluarga. OIeh sebab itulah diberikan uang kutei (Upeak Tuwei) artinya upah untuk para tetua Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 61



61



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



2) Pitek kinai: Adalah Permintaan yang telah di sepakati oleh si gadis, dan akan diserahkan oleh pihak keluarga pria disebut juga terdiri dari : a) Cad Antaran Uang Hantaran. Jumlahnya sesuai kesepakatan keluarga . Umpamanya Rp. 5.000.000, Rp. 10.000.000 dan sebagainya. Uang antaran ini ditaruh di dalam kotak dari perak, di namakan Selpeak. Pada waktu menaruh uang hantaran di Selpeak ini, biasanya bersamaan dengan menaruh Cuk ulew = Topi khas daerah Rejang, terbuat dari kain detar benang emas. b) Barang emas, Sesuai permintaan si gadis. Biasanya kalung, gelang atau cincin . c) Pakaian seperangkat, terdiri dan bahan baju, kain sarung (songket) selendang, selop dan lain-lainnya. d) Selikeup Seng, adalah selimut, yang biasanya di pakai untuk kemul badan. Mengandung arti tersirat, sebagai pengganti anak tersayang, yang akan berumah tangga bersama suaminya. Maka ibu Si gadis menganggap selimut tersebut adalah ganti anak tersayang yang dapat menemani dan menghangatkan ibu pada waktu tidur. e) Beras, biasanya ± 4 kaleng = 1 pikul (jumlahnya sesuai kesepakatan) f) Kerbau/Sapi atau Kambing yang telah di sanggupi, serta asam garamnya g) Keris, Permintaan keris ini tidak selalu ada. Biasanya pihak keluarga wanita minta keris ini, karena anaknya yang akan di pinang ini merupakan anak mahal yang dulunya di dapat secara berobat ke orang pintar atau dokter, atau pun merupakan anak tunggal Ungkapan yang sangat mendalam dari orang tua, karena ananda tercinta akan dipersunting oleh calon menantu. Maka sebagai gantinya, orang tua si gadis minta keris, mengandung arti tersirat, supaya orang tua tetap ikut menjaga keselamatan sang anak, walau secara batin saja. Dengan kata lain orang tua selalu mengharapkan anak tercintanya selalu dalam keadaan selamat.



62



62



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



3.



Pemberian Diluar permintaan si gadis dan keluarganya, disebut Rubo-rubo (oleh-oleh). Biasanya, terdiri dari kue-kue tradisional misalnya : a. Wajik : Kue tradisional terbuat dari ketan, dimasak dengan gula merah, santan kelapa, diberi garam sedikit. b. Benik (Lemang) : Terbuat dari ketan putih di masak dengan santan diberi garam sedikit, lalu dimasukkan ke dalam bambu bulat ukuran garis tengah ± 6 cm, kemudian dipanggang. c. Pujuak (Dodol) : Terbuat dari tepung ketan diberi gula merah, santan, garam sedikit, dimasak di kuali / wajan, diaduk terus, sampai mengental, kemudian dibungkus oleh daun pisang. d. Bolu Koja : Kue terbuat dari tepung terigu, gula pasir, telor ayam / telur bebek, daun pandan dan daun suji, garam sedikit, diaduk sampaii mengental, lalu dipanggang. e. Taart : adalah kue khas dari daerah Bengkulu tebuat dari terigu, santan, gula putih, telur ayam, garam sedikit, laIu diaduk agak keras sampai empuk, lalu dicetak di tengah-tengah kue diberi selai nanas.



4.



Prosesi Acara adat dalam rangka basen (berasan) a. Iben Pamit (Sirih Pamil) Setelah sanak keluarga pihak wanita dan rombongan tamu pihak pria sudah berkumpul di ruangan, maka juru rasan pihak wanita mengangkat bokoa iben (tempat sirih), menyampaikan sirih pamit kepada kepala dusun dan menjelaskan bahwa ada tamu yang akan menyampaikan maksud kepada kita. Lalu kepala desa mencicip iben (sirih) dan mengatakan bahwa sirih sudah diterima. Selanjutnya silahkan menyampaikan apa yang akan di Iaksanakan. b. Iben Taok Tawea = Iben tegur sapa (sirih tegur sapa)



Hantaran



1) Juru rasan pihak wanita, mengangkat bokoa iben kepada kutei (hadirin) dan menanyakan kemana harus menambatkan perahu (maksudnya menanyakan siapakah yang akan bertindak selaku juru rasan pihak pria. Lalu para tamu pihak pria memberitahukan bahwa akan membawa iben kepada Bapak (selaku juru rasan/pria), maka juru rasan Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 63



63



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



pihak wanita menemui juru bicara pihak pria (sirih adat tegur sapa) 2) Juru rasan wanita menyampaikan selamat datang dan disuguhkan iben adat ini, tando arok tando suko, menyambut rombongan tamu kami selanjutnya, silahkan mencicipi serawo kelapa ini. 3) Serawo kelapo, suguhan secara adat, terdiri dan kelapa parut, gula merah, sedikit garam, lalu diatasnya di tambah secikit gula merah lagi Dan minumannya air ke!apa muda. Di suguhkan secara simbolis saja, hanya untuk juru rasan pihak pria dan seorang temannya. Harapan ahil bait, semoga tenaga yang lelah selama perjalanan ke rumah pihak wanita,dapat pulih,semoga segar dan sehat. Suguhan ini mengandung arti, semoga hubungan kekeluargaan antara pihak wanita dan pihak tamu, akan selalu balk dan damai. 4) Juru bicara pihak wanita mohon pamit dan kembali duduk di tempat semula. Dengan ucapan, sekiranya rombongan tamu ada maksud tertentu, akan pamit, silahkan kepada rajo (kepala desa). c. Selanjutnya juru bicara pihak pria membawa: 1) Bokoa ben adat kepada rajo (kepala desa) mengatakan minta izin, akan menyampaikan pesan kepada ahli rumah pihak wanita. 2) Dijawab oleh rajo (kepala desa) iben saya terima, dan silahkan menyampaikan maksud dan tujuan melalui juru rasan pihak wanita.



64



3) Setelah mendapat Ijin dari kepala desa, juru rasan mendatang, duduk berhadapan dengan juru rasan menanti pihak wanita. 4) Selanjutnya bapak juru rasan sudah slap. Juru rasan pihak pria membawa bokoa iben (tempat sirih), menemui juru rasan pihak wanita, Ialu minta ijin untuk menyampaikan pesan-pesan yang akan di sampaikan kepada keluarga pihak wanita (semulen). Juru rasan pihak pria, di sebut juru rasan pendatang. d. Setelah ada keputusan dari maksud I tujuan rombongan juru rasan pihak pria, keputusannya diumumkan oleh kepala desa. 64



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



e. Hasil perasanan antara kedua juru rasan di sampaikan kepada orang tua wanita, sesuai yang telah dibicarakan dan disepakati. 1) Sangsi adat yang mungkin terjadi yaitu : a) Apabila terjadi pihak pria mungkir janji, apa yang dibawa (hantaran ini) tidak ada sangsi apapun b) Apabila terjadi pihak wanita mungkir janji, apa yang dibawa dikembalikan berlipat ganda c) Bila terjadi diluar kehendak manusia, maka harus dibicarakan secara damai 2) Mengenai kedudukan Maksudnya dalam basen ini dibicarakan secara adat, mufakat, bagaimana kedudukan dan perundingan ini nanti (ada ketentuan adat) apakah semendo, artinya setelah nikah nanti, sang suami selalu berada di rumah pihak wanita. Beleke artinya setelah nikah, sang istri selalu berada di rumah pihak pria. Semendo Rajorajo biasanya status inilah yang umumnya berlaku saat ini. Artinya, setelah nikah antara suami dan istri bebas berada di mana saja di keluarga kedua pihak dan hal ini yang paling tepat. 5.



Daerah Bengkulu Utara Antara lain: Kerkap dan Air Napal Tata cara memberikan barang hantaran hampir sama dengan daerah-daerah lainnya. Barang hantaran yang dibawa oleh keluarga pihak pria kerumah keluarga pihak wanita, pada waktu melamar dan di serahkan setelah lamaran diterima, adalah Piti (uang) - sesuai kesepakatan Beras - berapa pikul 1 pikul = 4 kaleng beras 1 kaleng = 10 cupak 10 cupak = ± 20 liter Kambing, kerbau, gula, kopi dll Kue-kue tradisional, buah-buahan, pakaian sepemakaian, Dan lain-lain



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



65



65



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



6.



Daerah Bengkulu Selatan (antara lain daerah Manna) Tata caranya hampir sama dengan daerah Bengkulu Utara Tapi ada satu hal yang perlu dijelaskan, dan dianggap unik. Salah satu kue yang disiapkan adalah lemang. Yaitu kue yang bahan dasarnya adalah beras ketan putih + santan kelapa + sedikit garam dimasukkan dalam bambu yang di alas dengan daun pisang lalu di panggang. Lemang ini biarkan dalam bambu tersebut lalu dihias dengan kertas warna-warni, bambu itu dibawa kerumah pihak wanita dengan dibelakang badan seperti seorang tukang jamu yang membawa bakulnya.



7.



Daerah Bengkulu Kota Pada dasarnya cara memberikan barang hantaran, juga pada waktu melamar seorang gadis, dan diserahkan setelah lamaran diterima, tapi untuk melengkapi penjelasan tentang apa dan bagaimana hantaran pengantin Bengkulu Kota ada baiknya, diinformasikan Iebih mendetail karena memang banyak yang unik dan menarik. a. Akan dijelaskan, dimana barang-barang tersebut diserahkan setelah acara lamaran, dan lamaran tersebut sudah diterima. Maka dilaksanakanlah acara penyerahan barang hantaran b. Diberikan sehari sebelum acara akad nikah. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



66



8.



Cerano (tempat sirih) Piti (uang) Cincin emas Pakaian seperangkat Buah-buahan Kue-kue (Cake, bolu dan lain-lain) Kue-kue tradisional dan daerah bengkulu (taart Bengkulu, kue koja, lepek binti dan lain-lain)



Tata cara penyerahan barang hantaran di daerah Bengkulu Kota. Keluarga pihak wanita, menyiapkan : 1) Tempat sirih (cerano sirih puan / disebut sirih cerano) berisikan sirih, pinang, gambir, kapur, tembakau, daun gambir.



66



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



2) 5 batang rokok berjailin tali keemasan, merupakan rakit, rokok berjumlah 5 mengandung arti tersirat, angka 5 (ilma) diartikan dengan kata terima / menerima. 3) Bunga teratai (bunga hiasan dari kertas) dan dihiasi bunga setaman yang harum. 9.



Bunga sirih gadis / sirih mayang / sirih menanti yaitu hiasan sirih, terdiri dari 5 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari rangkaian sirih yang dijalin erat, sedemikian rupa dan akan dijadikan tempat menaruh hiasan bendera di puncaknya ada hiasan kipas yang terkembang. Yaitu hiasan kipas mekar dikelilingi bunga mawar dan kertas hias artinya, pihak wanita senang dan bahagia siap-siap akan menerima sirih Bujang. Dengan harapan semoga kehidupan selalu dihiasi keharuman seperti bunga mawar. l



Dalam keadaan susah payah pun, tetap berkipas



l



Sirih ini adalah sirih pihak wanita, untuk menyambut rombongan pihak pria



l



Waktu rombongan tamu datang, sirih gadis / sirih puan ini, menanti di dalam rumah belum di taruh di ruangan tempat pelaksanaan acara sebab itu di sebut sirih menanti



10. Pihak wanita juga menyiapkan oleh-oleh berupa kue-kue, buah dan makanan lainnya, untuk balasan yang akan diberikan kepada rombongan tamu pihak pria, pada waktu akan pulang nanti. Rombongan tamu pihak pria datang kerumah keluarga pihak wanita membawa: a.) Tempat sirih cerano, merupakan sekapur sirih dan rombongan berisikan Sirih, dengan perlengkapannya l Pinang bulat diukir belah lima l Rokok 7 batang di jalin dengan tali keemasan merupakan rakit b) Rokok jumlah 7 batang mengandung arti yang tersirat angka 7 (tujuh) diartikan dengan kata setuju, hal ini berarti, setelah acara pinangan (lamaran) sudah selesai, dan telah diterima oleh pihak keluarga wanita dan kedua keluarga telah sama-sama setuju. l



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



67



67



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



c) 7 batang rokok, dengan dierima, akan mengandung makna, merupakan bukti (kwitansi) karena pihak keluarga wanita sudah menerima pinangan dari keluarga pihak pria. d) 7 batang rokok, merupakan tanda setuju berarti pinangan / lamaran sudah disetujui. e) Dan melambangkan bahwa anak laki-laki yang meminang itu, masih bujang asli 11. Membawa bunga sirih bujang, terdiri dari 7 tingkat, masih tetap diartikan angka 7 (setuju). Bunga sirih bujang ini berupa hiasan bendera yang ditaruh di anyaman sirih yang unik sebanyak 7 tingkat. Di puncaknya terdapat hiasan burung-burung dilambangkan seorang pria, bagaikan seekor burung yang terbang kemana-kemana dan sekarang burung ini hinggap di rumah ini (rumah pihak wanita ini) dengan maksud tertentu yaitu akan menyunting pujaan hatinya. Burung, maksudnya adalah lambang bahwa seorang pria akan menempuh bahtera rumah tangga, pada puncak bunga sirih bujang ada hiasan yang dibuat dan sirih yang tertangkup jadi satu. Setelah itu baru puncaknya, terdapat hiasan seekor burung terbuat dari kapas atau hiasan lainnya.



68 Gambar 9. Perhiasan yang diletakkan di patung naga yang dibawa pada waktu mengantar Sumber : dokumentasi pribadi



12. Membawa barang-barang seserahan yang akan diserahkan kepada keluarga pihak wanita berupa a) Uang seserahan sesuai kesepakatan b) Pakaian sepemakai (baju, bahan untuk kebaya dan lain-lain, selop, tas, kain dan selendang (songket) c) Perhiasan (sesuai kesepakatan) termasuk cincin, 68



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



d) e) f) g)



Selimut, seprai, handuk, pakaian dalam dan lain-lain, Alat-alat kosmetik Buah-buahan Kue-kue termasuk kue-kue tradisional, kue koja, lemang, lepek binti, dan lain-lain



Barang-barang hantaran di taruh di taplak meja ini, bunga sirih bujang disimpan di sudut dan taplak ini.di pihak dimana rombongan tamu duduk biasanya di pihak depan dan ruangan tempat pelaksanaan bicara pihak pria. Juru bicara pihak wanita menyerahkan cerano sirih kepada juru bicara pihak pria cerano yang berisikan sirih, bunga teratal putih dan rokok 5 batang. Maksud rokok 5 batang, bahwa keluarga pihak wanita telah menerima / terima, pinangan (lamaran) dan pihak pria dan kwitansi / tanda terima secara adat. pun telah di terima oleh keluarga pihak wanita. Maksud bunga teratai adalah lambang bahwa ananda (gadis kita) masih suci bagaikan bunga teratai putih ini, masih segar dan menawan hati. Cerano sirih dan pihak pria berisikan sirih, pinang belah lima dan rokok 7 batang berjalin membentuk rakit emas. Maksud rokok 7 batang bahwa perundingan tentang lamaran sudah disetujui oleh keluarga kedua pihak. Dan rokok ini pun merupakan bukti kwitansiItanda terima (secara adat) Ialu dibacakan pantun. Selesai pantun bersahut, maka barang hantaran/seserahan diserahkan secara simbolis oleh Ibu Calon mempelai pria kepada Ibu Calon mempelai wanita. Setelah itu barang hantaran dibawa masuk ke kamar, acara diteruskan dengan perkenalan keluarga dan diakhiri doa dan ramah tamah. Y.



Hantaran Pengantin Tradisional Kesultanan Berau Kalimantan Timur 1.



Prosesi Meminang/Melamar Meminang (melamar) adalah suatu prosesi kedatangan orang tua si pria (pangeran) atau yang mewakilinya kepada orang tua si wanita (putri sultan) untuk meminta agar putrinya menjadi istri anak prianya.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



69



69



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Pada zaman kesultanan Berau dahulu, sebelum seorang wanita dinikahkan dengan seorang pria, ada tradisi yang unik yang pada zaman modern sekarang sudah tidak dilakukan lagi, yaitu anak wanita sultan dipingit (dikaddam), tidak diperkenankan keluar rumah dan kontak dengan masyarakat biasa. Seseorang yang boleh melamar juga harus dari kalangan bangsawan, sehingga keluarga kesultanan hanya bisa menikah dengan keluarga dari kesultanan yang sama atau dari kesultanan yang lain. Biasanya seorang pria dan wanita dijodohkan oleh orang tua kedua belah pihak kesultanan, sehingga anak-anak mereka tidak bisa menolak kehendak orang tua mereka. Sebelum melamar, orang tua pihak pria mengundang para sesepuh. Dalam pertemuan, orang tua pihak pria menentukan para sesepuh keluarga kesultanan untuk menjadi juru bicara pada saat pelamaran. Para sesepuh membawa 1 set bahan dan peralatan untuk menginang dan cincin bermata berlian tanda lamaran yang diletakkan di tanduk naga. Di dalam alat penginangan berisi 14 lembar daun sirih, 3 biji gambir, 1 cangkir kecil kapur sirih, 7 biji pinang, 7 lempeng tembakau dan 1 tempat peludahan sebagai tanda pelamaran (Gambar 1).



70 Gambar 1. Peralatan yang dibawa pada saat melamar, yaitu perlengkapan cincin bermata berlian pada tanduk naga sebagai tanda lamaran Sumber : dokumentasi pribadi



Rombongan pelamar harus melewati 3 buah pagar/allat (pagar rumah/allat ruma, pagar tangga/allat rajjan dan pagar pintu/allat pintu) yang dijaga oleh 6 orang (3 pasang). Pagar/a//ar tersebut dipasang pada jalan menuju ke rumah wanita yang akan dilamar. Rombongan pelamar disambut dengan bapantun yang dialunkan oleh sesepuh pihak wanita dan kemudian dijawab oleh sesepuh pihak pria dengan pantun yang dialunkan juga. Pantun disampaikan pada pagar/allat pertama, kedua dan ketiga. 70



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Selanjutnya pihak wanita menyiapkan selembar daun sirih, gambir, kapur dan pinang untuk diracik dan dikunyah (dikinang)/dipappak sebagai tanda bahwa lamaran telah diterima. 2.



Perlengkapan Hantaran Mangatar siyin/suma (mengantar jujuran/hantaran) artinya menyerahkan uang beserta perlengkapannya yang sudah disanggupi oleh pihak pria kepada pihak wanita sebagai tanda jadi dan menyetujui syarat permintaan pihak wanita yang dilamarnya. Hantaran juga sekaligus merupakan bentuk ujian dan tanggung jawab serta kesanggupan pihak pria yang telah berani meminta atau melamar putri raja (sultan). Pada jaman dahulu pria atau pangeran tidak semudah jaman sekarang melamar wanita atau putri kalau belum siap dan mempunyai modal yang banyak. Kadang-kadang dari hasil tawarmenawar kalau pihak pria tidak bisa menyanggupi, maka pernikahan bisa gagal, atau bisa juga pihak pria meminta waktu kepada pihak wanita agar bisa mengumpulkan uang (siyin). Permintaan pihak wanita berupa siyin juga menunjukkan kepada pihak pria bahwa pihak wanita perlu dihormati dan tidak ingin diremehkan. Putri-putri sultan (raja) jaman dahulu mempunyai derajat yang tinggi, sehingga tidak sembarang pria (pangeran) bisa melamarnya. Sebelum acara hantaran dilaksanakan, diperlukan persiapanpersiapan matang yang memakan waktu sampai berhari-hari, yaitu menyiapkan tempat/wadah untuk menaruh barang-barang hantaran sebagai berikut: a. Tabak kuningan atau baki/nampan persegi empat berwarna kuning emas (Gambar 2) yang diberi alas (lapik) kain kuning untuk menaruh barang-barang hantaran selain puncak rasul (ketan 5 warna). Di tepi kain tersebut dironce dengan 4 bentuk payet yang berbeda. Payet-payet tersebut disusun pada benang dengan urutan sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)



Hantaran Tradisional,



Bulat 1 butir diletakkan di ujung benang diawali dengan membaca shalawat nabi 3x. Lonjong 7 butir dengan membaca Al-Fathiha 1x. Bulat 1 butir. Bintang 1 butir. Bulat 1 butir. Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 71



71



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



6) 7) 8) 9) 10) 11) 12)



Bintang 1 butir. Lonjong 7 butir Bunga 1 butir Bulat 1 butir Bunga 1 butir Lonjong 7 butir Bulat 1 butir



Jarak dari ronce satu dengan lainnya diukur dengan menggunakan jari telunjuk, yaitu sebesar diameter jari telunjuk perempuan dewasa yang mempunyai arti hanya satu Yang Maha Kuasa. Pada setiap sudut talam dihiasi dengan 4 ronce lonceng bulat berwarna kuning emas. Talam yang belum dan yang sudah dihias ditampilkan pada Gambar 2.



Tabak/talsaa kuningan yang belum dihias Tabak/talsaa yang sudah dihias Gambar 2. Tabak/talam kuningan yang digunakan untuk menaruh uang (siyin) yang telah dikuwai (diaduk) Sumber : dokumentasi pribadi



Bentuk-bentuk payet tersebut merupakan simbol yang mempunyai arti sebagai berikut :



72



1) Bulat, berjumlah 6 butir, menyimbolkan 6 buah kelapa tua yang berarti pangeran yang sudah dewasa yang sudah sanggup memimpin dan menjadi seorang sultan atau raja. 2) Lonjong, berjumlah 21 butir, menyimbolkan 21 buah padi yang telah menguning, berarti kemakmuran bagi calon pengantin. 3) Bintang, berjumlah 2 butir, menyimbolkan 2 ekor kulimpapat (kunang-kunang) yang berkelap-kelip di waktu malam hari, berarti kerajaan yang gemerlapan. 4) Bunga, berjumlah 2 butir yang menyimbolkan bunga tanjung, berarti keharuman nama kesultanan Berau. 72



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



b. Tabak (baki) bundar yang diberi alas (lapik) kain kuning untuk menaruh puncak rasul. Kain kuning direnda berombak-ombak, kemudian dihiasi dengan payet bulat berwarna kuning emas di bagian dalam, sedangkan yang di tepi luar dihiasi payet bulat berwarna kuning diselingi dengan manik kristal hijau mengelilingi talam.



Sumber : dokumentasi pribadi



Selain itu talam dihiasi juga dengan ronce yang terdiri atas manik kristal 5 warna, yaitu putih, hitam, merah, hijau dan kuning, yang mana setiap warna berjumlah 5 butir kristal dan dibatasi dengan payet lonjong, bintang, bulat dan bunga yang masing-masing berwarna kuning emas (Gambar 3). Payet dan manik tersebut disusun pada benang dengan urutan sebagai berikut: 1) Payet lonceng bulat 1 butir sembarang warna diletakkan pada ujung benang diawali dengan membaca shalawat nabi 3x. 2) Manik kristal putih 5 butir dengan membaca al fathiha 1x. 3) Pembatas yang terdiri atas payet-payet berbentuk lonjong, bintang, bulat dan berbentuk bunga yang semuanya berwarna kuning emas masing-masing berjumlah 1 butir. 4) Manik kristal hijau 5 butir. 5) Pembatas. 6) Manik kristal merah 5 butir. 7) Pembatas. 8) Manik kristal kuning 5 butir. 9) Pembatas. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



73



73



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Bentuk-bentuk payet dan manik tersebut merupakan simbol yang mempunyai arti sebagai berikut: 1) Payet bulat berwarna kuning menyimbolkan buah kelapa tua yang berarti pangeran yang sudah dewasa yang sudah sanggup memimpin dan menjadi seorang sultan atau raja. Warna emas berarti kejayaan, kemakmuran dan kesejahteraan kerajaan. Payet lonceng harus selalu ada pada ronce tersebut, karena ada suatu kepercayaan pada zaman dahulu. 2) Manik kristal berwarna hijau untuk melengkapi warna sehingga lebih indah. 3) Manik kristal 5 warna menyimbolkan sama seperti yang akan dibawanya yaitu puncak rasul (ketan 5 warna) yang berarti kewajiban bagi seorang muslim yang wajib melaksanakan shalat 5 waktu. 4) Arti dari payet-payet pembatas adalah sama seperti pada halaman 6. c. Kinayang (besek), terbuat dari anyaman pandan yang dihias dengan payet dan manik kristal (Gambar 4). Ada 3 macam gantang yang digunakan untuk membawa hantaran, yaitu: 1) Membawa siyin (uang). 2) Menguwai (mengaduk) siyin setelah diserahkan kepada pihak wanita. 3) Membawa patina (sesajen). Berikut ini dijelaskan perlengkapan hantaran pengantin Putri Lungsuran Naga dari Kesultanan Berau (Kalimantan Timur). 1) Siyin (uang). Siyin ditaruh di dalam kinayang (besek) warna kuning berisi beras kuning dengan irisan daun pandan, berbagai jenis bunga, uang benggol/logam, permen bermacam-macam rasa dan bumbu-bumbu dapur lengkap termasuk kemiri. Jumlah siyin telah ditentukan oleh pihak wanita pada waktu lamaran. Setelah uang diserahkan kepada pihak wanita dalam prosesi hantaran, kemudian dikuwai (diaduk). Kemudian uangnya diletakkan di atas kuningan (baki) berwarna kuning emas yang diberi alas (lapik) kain kuning sebagai warna khas bagi bangsawan atau kerajaan (Gambar 5).



74



74



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Gambar 5. Siyin (uang) yang sudah diterima oleh pihak wanita setelah dikuwai (diaduk)



Sumber : dokumentasi pribadi



2) Seperangkat/satu set miniatur tempat tidur/ranjang pengantin yang dibawa di atas tabak/baki berhiaskan seperti pada nomor 1 di atas. Miniatur tempat tidur/ranjang pengantin tersebut (Gambar 6) dibawa pada waktu mangatar siyin yang menandakan bahwa pihak pria telah membawa tempat tidur yang besar terlebih dulu sebelum hari mangatar siyin. Karena tempat tidur itu cukup besar dan berat, maka yang membawa adalah para pengawal/ hulubalang. Jadi pada waktu mangatar hantaran, miniaturnya saja yang diperlihatkan kepada undangan yang hadir sekaligus diumumkan isinya oleh ibu juru bicara pihak wanita, yaitu: kasur, seprai, kulambu/kelambu, 2 sulipi (bantal) dan 2 sulipi guling, yang artinya pangeran membawakan calon istrinya untuk tempat mereka beristirahat dan bercengkrama menikmati manisnya cinta di peraduan yang romantis dan indah. Gambar 6. Miniatur ranjang pengantin



75



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran



Kain yang digunakan untuk kelambu adalah kain tipis berwarna kuning. Setiap sisi dari kelambu dibelah dua. Kain untuk langit-langit digunakan kain yang lebih tebal berwarna kuning. Pada tepi langit-langit diberi ronce yang terdiri dari payet warna kuning emas berbentuk bulat tipis diletakkan paling ujung disusul dengan manik bulat sebanyak 5 butir warna kuning emas. Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 75



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Di antara ronce yang ujungnya terdiri dari payet bulat diselingi dengan ronce yang ujungnya berbentuk kulit bikin (kulit kerang). Payet berbentuk kulit kerang tersebut mengingatkan sang putri yang senang makan daging kerang dan pada waktu masih kecil sering bermain simban (bekel) menggunakan kulit kerang. Payet warna kuning emas berbentuk bulat tipis menyimbolkan bulan purnama yang memang ada legendanya bahwa sang putri bila melakukan ritual adalah pada bulan purnama yang meyakini bahwa sinar bulan purnama akan menambah kekuatan jiwa sang putri. Pada saat pertama kali memasukkan benang pada lubang payet tersebut wajib membaca shalawat nabi 3x. Manik kristal bulat 5 butir warna kuning emas menyimbolkan buah kelapa tua yang berarti pangeran yang sudah dewasa yang sudah sanggup memimpin dan menjadi seorang sultan atau raja. Pada saat pertama kali memasukkan benang ke manik tersebut wajib membaca Al-Fathiha 1x. Jarak antara ronce satu dengan lainnya adalah sebesar diameter jari telunjuk wanita dewasa. Setiap mengukur wajib membaca dua kalimat syahadat 1x. Lima butir mempunyai arti bahwa seorang muslim senyenyak dia tidur harus selalu mengingat kewajibannya untuk menunaikan shalat 5 waktu. Di sekeliling kelambu dihiasi dengan ronce 5 warna sama seperti pada hiasan talam untuk membawa puncak rasul. Di setiap sudut atas kelambu diberi hiasan payet lonceng masing-masing 1 butir, karena menurut kepercayaan, di setiap sudut kelambu tersebut ada penjaga sang putri yang kasat mata.



76



3) Miniatur lemari pakaian pengantin beserta isinya (Gambar 7) yang dibawa oleh pihak pria di atas baki. Lemari yang sebenarnya bersama ranjang pengantin telah diantar duluan ke kediaman calon pengantin wanita. Lemari tersebut adalah untuk tempat menyimpan baju kedua mempelai kalau mereka sudah sah menjadi suami istri disertai dengan isinya, yaitu: baju kebaya, baju sehari-hari, ampik (sarung), jarik, laung (serudung), baju tidur, BH, celana dalam, handuk, sepatu, sandal dan tas. 4) Meja rias (meja bejajak) (Gambar 8) disertai dengan peralatan make up seperti: 76



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



a) b) c) d) e)



Pupur (bedak). Callak (pensil alis). Gincu (lipstik). Sugai (sisir). Carammin alus (cermin kecil).



Miniatur lemari pakaian



Sarung batik (jarik)



Sarung (ampik, caul)



Baju tidur, serudung, BH, dan Celana Dalam



Handuk



Sepatu dan Tas



77 Sandal dan Tas



Gambar 7. Miniatur Lemari Pakaian beserta isinya Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran



5) Seperangkat perhiasan wanita terbuat dari emas dan intan atau berlian. Perhiasan tersebut adalah untuk calon pengantin wanita, diletakkan di patung seekor naga yang terbuat dari kayu atau kristal. Hanya orang-orang keturunan bangsawan saja yang boleh menggunakan patung naga untuk tempat perhiasan pada waktu mengantar hantaran, Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 77



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



sedangkan yang bukan keturunan bangsawan biasanya menggunakan kotak perhiasan berlapis kain beludru. Patung naga digunakan karena memang ada legendanya. Perhiasan yang dibawa seperti terlihat pada Gambar 9 terdiri atas: a) b) c) d) e) f)



Sepasang kalung rantai bermata berlian. Sepasang giwang bermata berlian atau intan. Sepasang gelang tangan bermata berlian. Satu set rantai parrut (kalung perut) bermata berlian. Sepasang gallang batis (gelang kaki) berbentuk biji jagung. Sepasang cincin kawin. Gambar 9. Perhiasan yang diletakkan di patung naga yang dibawa pada waktu mengantar hantaran Sumber : dokumentasi pribadi



Semua perhiasan yang dibawa oleh pihak pria diperuntukkan sebagai hiasan calon pengantin wanita agar pada waktu bamaidan (bersanding) di pelaminan tampak cantik dan gemerlapan sebagai pelengkap busana pengantin yang indah.



78



78



Rantai parrut (kalung perut) yang berliontin berlian berarti tanda cinta kasih dan sayang pangeran kepada putri, agar supaya putri bisa menjaga atau merawat tubuhnya atau perutnya sehingga selalu tampak indah dan langsing, akan lebih indah lagi bila perut (pinggang) seorang putri raja dihiasi dengan kalung perut. Kalung itu juga berguna untuk ukuran perut, yang mana bila sudah sesak, berarti perut putri tidak indah lagi dipandang suaminya karena kegemukan, dengan demikian sang putri mau berusaha untuk memperhatikan/merawat tubuhnya agar kelihatan tetap ramping dan indah. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Gallang battis (gelang kaki) menandakan bahwa calon pengantin wanita adalah keturunan bangsawan atau seorang putri raja. Kaki putri raja selalu dirawat menggunakan lulur atau kasai pupur basah, sehingga tampak putih bersih dan bila memakai gelang kaki akan menambah indahnya kaki putri dan cantik dipandang pangeran atau suaminya. 6) Puncak rasul bertingkat 5 (5 lapis) dengan 5 warna, biasanya digunakan untuk kalangan ningrat (bangsawan), terbuat dari ketan 5 warna (Gambar 10). Kalau bukan kalangan ningrat, biasanya hanya menggunakan sukku, yaitu ketan putih yang berbentuk pipih dan dipotong-potong berbentuk segi empat ditaburi inti, yaitu kelapa parut yang sudah dimasak dengan gula merah atau gula aren. Lima warna mempunyai makna bahwa shalat lima waktu adalah wajib dikerjakan bagi setiap muslim. Jadi setiap warna atau tingkat mempunyai makna sebagai berikut: a) Ketan putih di tingkat 1 (dasar), sebagai simbol shalat maghrib. b) Ketan hitam di tingkat 2, sebagai simbol shalat isya. c) Ketan merah di tingkat 3, sebagai simbol shalat subuh. d) Ketan hijau di tingkat 4, sebagai simbol shalat dzuhur. e) Ketan kuning di tingkat 5, sebagai simbol shalat ashar. Di atas ketan kuning ini ada ketan kuning yang berbentuk kerucut kecil yang dinamakan timpasung dan dikelilingi oleh 4 timpasung kecil lainnya yang berwarna putih, merah, hijau dan hitam. Gambar 10. Puncak rasul (ketan lima warna)



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



79



79



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



80



80



Tingkat kelima berwarna kuning, karena kuning adalah warna keramat atau warna simbol kejayaan bagi raja yang masih menduduki takhtanya. Warna kuning tidak boleh ditinggalkan dalam upacara adat seperti pernikahan. Puncak rasul harus dibawa pada saat mengantar hantaran, hal ini mempunyai makna: agar kedua calon mempelai tetap lengket seperti lengketnya ketan, kedua calon mempelai selalu bersama dan mengerjakan kewajiban shalatnya yang lima waktu sebagai hamba Allah, yaitu maghrib, isya, subuh, dzuhur dan ashar. Alat yang perlu disiapkan untuk membuat puncak rasul adalah sebagai berikut: a) Loyang bundar berdiameter 24 cm dengan tinggi 1 cm. b) Daun pisang untuk membuat timpasung (kerucut). Kerucut besar berjumlah 1 buah yang permukaannya berukuran sebesar kepalan tangan atau 5 jari yang menyatu lurus, sedangkan untuk kerucut kecil berjumlah 4 buah dengan ukuran permukaannya sebesar 3 jari tangan menyatu lurus. Bahan untuk membuat puncak rasul adalah beras ketan sebanyak 2,5 kg yang dibagi menjadi 5 bagian untuk warna yang berbeda sehingga setiap warna seberat 0,5 kg. Cara membuat puncak rasul adalah sebagai berikut: Puncak rasul lima warna dibuat dari ketan lima warna dan disusun bertingkat. a) Ketan putih diaron sampai matang bersama santan kelapa, kemudian dikukus sampai matang. Setelah matang dibentuk bulat tipis kira-kira 1 cm tebalnya. b) Ketan hitam dimasak dan dibentuk seperti pada ketan putih. Setelah terbentuk, diletakkan di atas ketan putih. c) Ketan merah dimasak dan dibentuk seperti pada ketan putih. Setelah terbentuk, diletakkan di atas ketan hitam. d) Ketan putih dimasak dan diberi warna hijau dengan menggunakan kesumba atau daun pandan, kemudian dibentuk seperti pada ketan putih. Setelah terbentuk, diletakkan di atas ketan merah. e) Ketan putih dimasak dan diberi warna kuning dengan menggunakan kesumba, kemudian dibentuk seperti pada ketan putih. Setelah terbentuk diletakkan di atas ketan hijau.Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Hantaran



Setelah kelima warna ketan tersusun rapi sampai lima tingkat, kemudian dibuat ketan 5 warna berbentuk kerucut (timpasung) kecil dengan tinggi sekitar 5 cm. Timpasung yang berwarna kuning diletakkan di tengah, sedangkan 4 warna lainnya diletakkan di sekelilingnya. Pada puncak timpasung yang berwarna kuning diletakkan sebutir tallur berabbu (telur rebus). Inti atau kelapa parut bercampur gula merah dibentuk bulat-bulat dan diletakkan di antara timpasung kerucut yang 4 warna. Timpasung ini hanya digunakan pada waktu mengantar hantaran saja, sedangkan dalam acara-acara yang lain tidak menggunakan timpasung. Keempat kerucut selain yang berwarna kuning diperuntukkan bagi kerabat orang tua putri, seperti saudara orang tua putri atau kerabat dekatnya sebagai penghormatan dan rasa syukur orang tua putri serta berbagi kebahagiaan kepada kerabat dekatnya. Puncak rasul adalah yang terakhir diserahkan pada waktu mengatar siyin. Terjadi dialog khusus pada waktu penyerahan : Pengantar : Ini puncak rasul andai Sultan Pangiran Haji Muhammad Maulana tulung dibarikan kapada Baginda Putri Busak Mallur Lungsuran Naga (Ini puncak rasul dari Sultan Pangiran Haji Muhammad Maulana tolong diberikan kepada Baginda Putri Busak Mallur Lungsuran Naga) Pihak Putri : Lamun damitu Patik tarima, Patik sarrakan dangngan Putri Busak Mallur Lungsuran Naga (Kalau begitu saya terima, saya serahkan kepada Putri Busak Mallur Lungsuran Naga) Kemudian sesepuh mengambil timpasung yang berwarna kuning untuk diserahkan kepada putri yang berada di dalam Kirindani Lungsuran Naga. Sisa timpasung diserahkan oleh putri kepada saudara terdekatnya. Gaun yang dipakai oleh putri diberi nama baju Putri Simunangkaca yang berwarna biru muda kehijauan karena ada kaitannya dengan wama air biru laut. Tata rambutnya diberi nama rambut gallung (sanggul) Pinang Mayang Manjuang, sedangkan gaun yang dipakai saudaranya disebut baju Putri Baramuda rattinya putri brangkat muda (putri baru menanjak dewasa). Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 81



81



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



7) Tujuh macam masakan. Ketujuh macam masakan (Gambar 11) yang dibawa pihak pria mempunyai makna bahwa pihak pria sudah sanggup memenuhi permintaan/syarat yaitu siyin yang diminta oleh pihak wanita dengan jumlah yang besar, sehingga pihak wanita bisa menyambutnya dengan pesta 7 hari 7 malam. Selain itu, pesta 7 hari 7 malam itu adalah untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah atas kemakmuran dan kesejahteraan kerajaan, sehingga dapat dinikmati bersamasama rakyatnya yang turut merasa bahagia serta turut mendoakan pengantin agar kehidupan mereka berdua kelak selalu bahagia dan mendapat ridho dari Allah SWT. Masakan yang dibawa terdiri atas: a) b) c) d) e) f) g)



Jukut batutung (ikan bakar). Jukut bajarrang (sop ikan). Jukut basalai (ikan asap). Manuk karih (ayam karih). Gulai daging sapi. Lawar mantimun udang (salad mentimun dan udang). Gulai karring umbut pisang dan kacang putih (sambal goreng).



Cara membuat masakan 7 macam adalah sebagai berikut: a) Jukut batutung (ikan bakar) Ikan terkulu atau ikan kakap dibersihkan, dibuang isi perutnya, diberi bumbu dengan perasan jeruk nipis 1 biji dan garam secukupnya, kemudian dibakar di atas bara api sampai matarig. Memakannya adalah dengan sambal umbaring (terasi).



82



b) Jukut bajarrang (sop ikan) Ikan kakap atau ikan patin dibersihkan Dan dipotong kecilkecil. Bumbu yang digunakan adalah bawang merah 5 siung, bawang putih 5 siung, lombok merahbesar 1 buah dan kunyit setengah ruas jari. Bahan-bahan tersebut diulek dan dicampur di dalam panci bersama ikan, ditambahkan irisan tomat 1 buah, serai 1 buah, daun jeruk purut 2 lembar air jeruk nipis, gula dan garam secukupnya serta air 1 gelas. Campuran ikan dan bumbu tersebut dimasak sampai mendidih. c) Jukut pari basalai (ikan pari asap) Ikan pari salai (ikan pari asap) dipotong kecil-kecil, bawang 82



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



putih 5 siung, bawang merah 5 siung, Lombok besar hijau 5 buah dipotong-potong serong/miring dan santan kelapa kental 1 gelas tinggi. Semua bahan tersebut diulek kecuali lombok hijau besar dipotong-potong. Bumbu digoreng dan diberi gula sendok kecil dan garam secukupnya. Kemudian ikan pari asap dimasukkan dan diberi santan kelapa mendidih, lombok ijau besar, lalu diangkat dan dimasukkan di mangkok. d) Manuk karih manuk/ayam karih Daging ayam dipotongpotong dan diberi bumbu karih, dimasak sampai matang. f) Lawar mentimun/salad mentimun Mentimun 2 buah diparut pada parutan salada atau dicincang. Udang dimasak dengan air setengah gelas sampai kering. Setelah masak, udang tersebut dikupas kulitnya kemudian dicampur dengan parutan mentimun, diberi garam secukupnya dan irisan lombok kecil (cabi rarari).



83



Gambar 11. Tujuh macam masakan yang dibawa pada waktu mengantar hantaran Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



83



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



g) Gulai /karring umbut pisang dan kacang putih Umbut pisang direbus, dibuang airnya kemudian dipotongpotong. Setengah kilogram kacang putih dikukus, setelah masak diberi bumbu gulai, dimasak lagi sampai kering airnya seperti sambal goreng kering. 8) Patina (sesajen) adalah suatu perlengkapan yang terdiri atas bahan-bahan makanan, pakaian dan penerangan (Gambar 12). Patina merupakan syarat yang harus disediakan dan tidak boleh ditinggalkan untuk melengkapi hantaran. Tujuan dari disediakannya patina adalah agar yang membawa dan yang menerima selalu sehat dan sejahtera. Setelah bersama-sama membaca doa selamat dan tolak bala, kemudian patinanya diserahkan kepada seorang ibu sesepuh yang membacakan doa di saat mengantar hantaran. Gambar 12. Patina yang dibawa pada waktu mengantar hantaran Sumber : dokumentasi pribadi



Isi patina adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f)



84



g. h) i) j) k) 84



Beras biasa 1 kg. Beras ketan 1 kg. Pisang sanggar 1 sisir. Kelapa 1 buah yang masih bersabut. Gula merah 1 biji. Garam dapur 1 bungkus, rempah-rempah (bumbu) dapur secukupnya. Kain atau ampik 1 helai. Benang 1 gulung kecil. Jarum jahit 1 biji. Dian (lilin) 1 batang. Korek api kayu 1 kotak. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



9) Pangkaran (tempayan/gentong) adalah merupakan perlengkapan hantaran yang harus dibawa pada waktu mengantarkan siyin. Gentong digunakan untuk tempat air yang nantinya digunakan untuk mandi/membersihkan diri dan tempat mengambil air wudhu sewaktu akan melaksanakan shalat 5 waktu. Selain itu gentong digunakan untuk tempat air minum, memasak dan kegiatan rutin sehari-hari yang dibutuhkan oleh putri dan pangeran bila sudah hidup bersama. Karena air sangat vital bagi kehidupan manusia, maka nantinya bila putri dan pangeran telah hidup bersama, gentong tidak boleh kosong. Yang harus mengisi gentong dengan air adalah sang suami. Merupakan suatu pantangan (pamali/bagali) bila gentong sampai kosong tidak ada airnya, apalagi bila telah tiba malam Jum'at, gentong harus terisi air. Gentong yang dibawa berbentuk miniatur (Gambar 13) dan tidak ada batasan mengenai ukurannya, sedangkan jumlahnya biasanya ada 3 buah, yaitu: a) Gentong untuk air minum dan memasak. b) Gentong untuk air mandi putri. c) Gentong untuk air wudhu.



85 Untuk air minum dan memasak



Untuk air mandi putri



Untuk air wudhu



Sumber : dokumentasi pribadi



10) Seperangkat alat shalat yang dibawa sewaktu mengantar hantaran merupakan perlengkapan hantaran yang mempunyai arti bahwa calon pengantin wanita wajib melaksanakan shalat 5 waktu. Alat shalat tersebut terdiri dari mukena ruku), sejadah, Al-Qur'an dan tasbih (Gambar 14).



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



85



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Mukena (ruku)



Al-Qur’an, tasbih dan sajadah



Gambar 14. Seperangkat alat sholat Sumber : dokumentasi pribadi



11) Pagatdi (kue) yang dibawa pada waktu mengantar hantaran hanya sebagai pelengkap, tetapi biasanya terbuat dari tepung beras, bukan tepung gandum. Sebagai berikut : a) b) c) d) e) f) g) h)



Wadai rangai Wadai telinga sagayi (kue cincin) Wadai daun linjuang Baulu renggang Wadai kajajanga Wadai ruku Apam warna merah dan putih Wadai cucur (payung raja)



Contoh kue-kue tersebut ditampilkan pada Gambar 15.



86



Sumber : dokumentasi pribadi



3.



Prosesi Mengantar Hantaran Prosesi mengantar hantaran (mangatar siyinlsuma) dari Kabupaten Berau dan daerah atau kota lainnya di Indonesia berbeda-beda tergantung dari sukunya masing-masing. Prosesi mangatar siyinlsuma yang berlaku di kerajaan yang ada di Kabupaten Berau pada jaman dahulu sampai sekarang masih dipertahankan untuk menghargai putri-putri sultan dan yang keturunan ningrat. Berikut ini dijelaskan prosesi mangatar siyinlsuma Putri Lungsuran Naga dari Kesultanan Tanjung Redeb Berau (Kalimantan Timur).



86



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Mangatar siyinlsuma merupakan tanda bahwa pihak pria atau pangeran benar-benar ingin menjadi suami putri/wanita yang telah dilamarnya. Biasanya setelah pria diterima lamarannya, pihak pria dimintai syarat oleh pihak wanita atau putri yang dilamarnya. Syarat tersebut berupa sejumlah uang untuk biaya pernikahan dan resepsinya disertai dengan perlengkapan isi kamar calon pengantin. Jadi perlengkapan yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut: a.



Uang (siyin) sejumlah yang diminta oleh pihak wanita.



b.



Seperangkat isi kamar yaitu: tempat tidur atau ranjang pengantin, kasur, bantal, guling, kelambu, seprai yang harus berwarna kuning kalau dia seorang pangeran atau sultan.



c.



Lemari pakaian serta isinya berupa: ampik atau sarung, baju tidur, BH, celana dalam, tas, sepatu, sandal, lawung/ serudung, kain jarik, kebaya dan payung.



d.



Meja rias (meja make uplmeja bajajjak/nursisuraganaari) serta isinya berupa: bedak atau pupur, lipstik (gincu), celak, pensil alis, sugai (sisir), minyak harum (parfum).



e.



Seperangkat perhiasan komplit yang digantung pada patung seekor naga khusus bagi seorang putri raja saja, sedangkan orang biasa tidak boleh membawa simbol naga. Selain itu juga dilengkapi dengan seperangkat alat shalat dan Al-Qur’an serta patina!sesajen yang diletakkan di dalam kinayanglbesek yang terbuat dari pandan.



f.



Pangkaran (gentong/tajau).



Jadi ada enam perlengkapan utama tersebut yang harus dibawa waktu mengantar uang/siyin yang jumlahnya sudah ditentukan oleh pihak wanita. Selain barang-barang tersebut di atas, juga harus ada puncak rasul yaitu ketan dengan lima warna berbentuk bulat gepeng tersusun di atas talam, yang mana paling atas diletakkan ketan timpasung warna kuning dan sebutir telur. Setelah pihak pria yang melamar setuju dan sanggup membawa siyin yang diminta pihak wanita, maka pihak pria baru boleh mengantar hantaran pada hari baik (kutika), yang mana hari baik ini ditentukan oleh pihak wanita yang meliputi hari, tanggal, bulan, jam yang sudah dihitung berdasarkan tanggal lahir calon pengantin. Setelah penentuan kutika, barulah pihak pria boleh datang mangatar siyin. Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



87



87



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Orang-orang yang mengantar hantaran terdiri atas: a.



Orang tua/sesepuh kerajaan yang terpilih, yaitu istri-istri keturunan sultan atau istri-istri yang suaminya bergelar aji, datuk, perdana menteri kerajaan serta istri para sesepuh kerajaan. Ibu-ibu ini membawa hantaran yang ringan di atas tabak (baki/talam) yang sudah dihias termasuk puncak rasul.



b.



Pengawal/hulubalang kerajaan, yaitu para pria yang bertugas sebagai pembawa miniatur barang-barang hantaran yang berat seperti tempat tidur (ranjang), lemari, meja rias dan pangkaran (gentong), karena barang-barang yang sebenarnya sudah diantar duluan ke tempat kediaman calon pengantin wanita.



c.



Pemain hadrah, gendang dan gambus, yaitu para pria yang mengiringi pengantar hantaran dengan memainkan hadrah, gendang dan gambus sambil mengalunkan lagu-lagu qasidah dan lagu-lagu tradisional kerajaan sehingga acaranya cukup meriah.



Sesampainya di tempat pihak wanita atau istana, para pengantar siyin sudah ditunggu oleh para undangan dan sesepuh pihak kerajaan yang sudah dipilih untuk menyambut mereka. Undangan dan sesepuh pihak kerajaan duduk di tempat duduk yang telah disediakan. Di antara sesepuh tersebut, seorang dipilih sebagai juru bicara mewakili pihak kerajaan, begitu juga di antara pengantar, ada seorang yang dipilih sebagai juru bicara pihak pria. Sebelumnya mereka juga harus melewati 3 buah pagar allat yang dijaga oleh 6 (enam) orang dayang/ibu-ibu/zwdb, sama seperti pada waktu datang melamar. Juru bicara pihak pria kemudian menyerahkan uang dan barangbarang lainnya kepada juru bicara pihak kerajaan. Uang diterima dan dituang/disalin ke dalam kinayang yang sudah disiapkan.



88



Juru bicara pihak wanita kemudian menguwai (mengaduk-aduk) isi kinayang yang dibawa oleh pihak pria sampai tercampur menjadi satu yang bermakna bahwa pihak putri siap menyatu dengan pria. Setelah isi gantang diaduk merata, kemudian uang disendok dengan pangawut (centong dari kayu) yang dihias kain kuning dan diletakkan di atas talam kuning emas yang diberi alas (dilapiki) kain kuning bersusun, lalu dihitung jumlahnya. Setelah cukup jumlahnya sesuai dengan yang diminta oleh pihak wanita, kemudian diumumkan kepada undangan berapa jumlah uang yang dibawa pihak pria, misalnya 5.000 sen untuk biaya pernikahan 88



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



dan resepsi lengkap dengan isi kamar pengantin, seperangkat perhiasan emas komplit yaitu giwang, kalung, gelang, cincin kawin, rantai perut dan gelang kaki. Setelah diumumkan kepada undangan, prosesi mangatar siyin ditutup dengan hamdallah: alhamdulillah hirobbil alamin dan memohon doa keselamatan kepada Allah SWT. Selesai membaca doa, para undangan boleh memperebutkan isi gantang yang tadinya dibawa oleh para pengantar uang, yaitu beras kuning, rempah-rempah, permen, ketan dan puncak rasul. Tetapi ada yang tidak boleh diambil (awa/pantangan), yaitu ketan berbentuk kerucut (timpasung) berwarna kuning dan sebutir telur yang ada di atas timpasung tersebut, karena ketan timpasung warna kuning dan telur itu hanya boleh diambil dan dimakan oleh calon pengantin wanita. Bagi yang melanggar pantangan tersebut, dipercayai tidak akan mendapat suami atau mendapat suami dari hasil merampas suami orang lain, yang mana bila merampas hak orang lain akan berakibat tidak baik. Biasanya para undangan terutama kaum ibu yang mempunyai anak gadis berlomba-lomba berebut beras kuning, rempahrempah, permen dan uang logam untuk diberikan kepada anak gadis mereka dengan maksud agar cepat mendapatkan jodoh seperti putri raja. Menurut kepercayaan, kalau mengambil ketan warna kuning dan telur yang ada di puncak rasul tersebut akan terkena sarrau (sial). Oleh karena itu biasanya ketan timpasung warna kuning dan telurnya itu diamankan oleh sesepuh yang ditugasi. Pada saat prosesi mangatar siyin tersebut, pihak pria bertanya kepada pihak wanita kapan hari pernikahan dan bamaidan (resepsi) dilaksanakan. Pihak wanita memberikan jawaban hari yang baik (kutika) berdasarkan hitungan dari sesepuh kerajaan.



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



89



89



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



BAB III Seni Lipat Tanpa Potong A. Seni Lipat Bentuk BURUNG PELIKAN Bahan : - Handuk atau bahan warna putih - Karet gelang - Jarum pentul - Koran bekas - Mata-mataan Cara Membuat : 1.



Membuat patron kepala, dari Koran yang diremas-remas bentuk bulat panjang, (gambar 1), ambil satu koran lagi lalu remas untuk membungkus patron kepala sekaligus membentuk leher (gambar 2).



2.



Ujung handuk dibentuk paruh bentuknya runcing (gambar 3).



3.



Rapikan kepala dan leher, semua ditarik arah kedepan (gambar 4). Tegakan lehernya dengan bantuan jarum pentul (gambar 4). Siapkan remasan Koran sebanyak 3 lembar untuk membentuk badan dan letakan di dalam lipatan handuk / bahan (gambar 4).



4.



Siapkan terlebih dahulu di bawah pangkal leher untuk sayap (gambar 5), ikat dengan karet. Setelah badan terbentuk, dan dibungkus dengan kain yang ada di belakang lehernya dan sayap (gambar 6).



5.



Beri mata-mataan dan asesoris untuk menutupi karet gelang dengan pita yang sewarna (selera)



6.



Cara penataan (lihat gambar 7).



90



90



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Gambar 1



Gambar 2



Gambar 3



Gambar 6



Gambar 5 Gambar 4



Gambar 7



Gambar 8



91



Sumber : dokumentasi pribadi



Gambar Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 92



91



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



B. Seni Lipat Bentuk NAGA Bahan : - Kain Panjang - Karet gelang - Jarum pentul - Koran bekas - Mata-mataan Cara Membuat :



92



1.



Satu lembar koran bekas diremas untuk patron kepala (gambar 1).



2.



Remas satu koran lagi untuk membungkus patron kepala (gambar 2), sambung koran lagi untuk membentuk badan naga sekaligus panjang sampai ekor (gambar 3).



3.



Ujung kain untuk membungkus bagian kepala naga, pada bagian leher diberi karet yang longgar (gambar 4).



4.



Diatas kepala kanan dan kiri di ambil / di jimpit, dililit dengan benang, untuk membentuk tanduk (gambar 4).



5.



Rapikan mulut naga dengan jarum pentul kecil, supaya terbuka (gambar 5). Beri karton yang telah di bentuk gerigi atas dan bawah (gambar 6). Sekaligus tanduknya dirapihkan, di leher diberi karet (gambar 7) dan (gambar 8).



6.



Terakhir merapikan sisa kain yang ada dibelakang leher, untuk badan naga, sampai ekor, lalu beri mata-mataan, (gambar 8A dan 8B).



7.



Beri mata-mataan (gambar 9)



8.



Rapihkan karet-karet yang kelihatan dan tutup dengan pita. (gambar 10).



Gambar g1 92



Gambar g2 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Gambar g3



Gambar g4



Gambar g5



Gambar g6



93



Gambar g7 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



Gambar g8 93



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Gambar 8B



Gambar 8A



Gambar 9



94



Cara penataanya Gambar 10 Sumber : dokumentasi pribadi



94



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



C. Seni Lipat Bentuk UNTA Bahan : - Handuk besar - Karet gelang - Jarum pentul - Koran bekas - Mata-mataan Cara Membuat : 1.



Membentuk patron kepala unta dengan satu koran yang diremas (gambar 1). Satu koran diremas untuk membungkus kepala unta (gambar 1). Rapikan diberi karet (gambar 1).



2.



Rapikan koran dibelakang kepala, didalamnya ditambah koran lagi untuk membentuk leher, karena unta lehernya panjang (gambar 2).



3.



Ujung handuk untuk membungkus patron kepala, rapikan sampai bagian leher (gambar 3), beri karet.



4.



Membuat patron badan dari 4 lembar koran (gambar 4)



5.



Rapikan sisa handuk bagian leher, langsung patron badan letakan di pangkal leher, dibungkus dengan sisa handuk bagian perut lalu di beri jarum pentul (gambar 5), ujungnya dirapihkan untuk membuat ekor (gambar 5), sisa handuk bagian perut untuk kaki terakhir pasang mata-mataan (gambar 6). 95



Gambar 1 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



Gambar 2 95



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Gambar 3



Gambar 5



Gambar 4



Gambar 6



96



Cara penataan Gambar 7 Sumber : dokumentasi pribadi



96



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



D. Seni Lipat Bentuk MENJANGAN Bahan : - Handuk - Karet gelang - Jarum pentul - Koran bekas - Benang - Mata-mataan Cara Membuat : 1.



Remas satu koran untuk patron kepala. Remas dua koran untuk membungkus patron kepala lalu ikat dengan karet, satu lagi masukan untuk membuat leher.



2.



Ujung handuk kurang lebih ¼ handuk dilipat kedalam, masukan patron kepala dan leher (gambar 1). Ikat pada bagian leher yang longgar.



3.



Kanan dan kiri kepala ambil untuk membuat tanduk dan telinga (gambar 5). Rapikan letak tanduk, dan ikat dengan karet.



4.



Merapikan leher, dengan jarum pentul (gambar 6).



5.



Siapkan koran kurang lebih 4, lalu remas satu koran untuk membungkus yang lain, di buat patron badan (gambar 6).



6.



Masukan patron badan pada pangkal leher, sisa koran dan leher sambung dengan patron badan (gamabar 7).



7.



Terakhir rapikan bagian badan (gambar 8), sisa handuk bagian ujung untuk ekor bagian bawah perut untuk kaki (gambar 9), jangan lupa pasang mata-mataan.



gambar 1



gambar 2



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



gambar 3 97



97



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Gambar 4



gambar 7



gambar 5



gambar 6



gambar 9



gambar 8



98



gambar 10 Sumber : dokumentasi pribadi



98



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



E. Seni Lipat Bentuk KERBAU Bahan : -



Handuk besar



-



Karet gelang



-



Jarum pentul



-



Koran bekas



-



Mata-mataan



Cara Membuat : 1.



Membuat patron kepala dari koran yang diremas dan dibentuk sesuai dengan kepala kerbau.



2.



Patron kepala dibungkus dengan remasan koran satu buah, sekaligus sisa koran untuk membentuk leher (gambar 1).



3.



Patron kepala dan leher masukan pada ujung handuk ikat dengan karet yang longgar, ambil bagian atas kepala kanan dan kiri untuk membungkus tanduk (gambar 2).



4.



Remas koran 4 buah untuk membungkus badan (gambar 3).



5.



Letakan patron badan di pangkal leher dan bungkus dengan handuk (gambar 4).



6.



Terakhir siapkan ekor dan kaki pasang mata-mataan (gambar 5).



99



gambar 1 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



gambar 2 99



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



gambar 3



gambar 4



gambar 5



gambar 6



100



cara penataan gambar 7 100



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



F.



Seni Lipat Bentuk KUCING Alat dan bahan yang di gunakan : -



Handuk



-



Jarum pentul



-



Benang jahit



-



Koran



-



Double tape



-



Mata-mataan



Cara membuatnya :



1. Lipat handuk menjadi dua bagian dengan bagian atas (yang akan menjadi muka) lebih pendek 10 cm



2. Ambilah sejumput handuk sepanjang 3,5 cm dari bagian atas dengan jarak 1 cm, lalu bentuklah telinga dan ikat dengan benang



101



3. Buatlah kaki depan dengan 4. Sudut yang satunya lagi di gulung ke arah dalam cara mengambil jarak 2,5 cm dengan lebar 2 cm dari ke dua ujung bagian atas,lalu lipat menjadi kaki depan yang panjang dan ramping, jahit sebelum diikat dengan tali Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



101



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



5. Gulung sampai arah telinga



7. Gulung handuk bawah ke bagian dalam dengan lebar 6-7 cm



6. Bagian tengah menjadi muka bentuk lah bulatan lalu ikat dengan benang tepat di bawah muka,ikat sekali lagi setelah handuk bagian bawah ber tumpu dengan bagian bawah muka



8. Gulung sampai bagian bawah muka letakan ekor dan muka di atasnya



102



9. Rapihkan kerutan-kerutan di sekitar kaki depan,lalu jahit bersama-sama dengan bagian perut



102



10.Pasang mata ddngan double tape pasang hidung dengan benang dengan bagian perut terakhir pasang kumisnya (dari kawat hitam/ijuk tebal) Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



11. Gambar setelah jadi untuk membuat kucing tampak pasanglah lonceng agar tampak lucu eksotik beri garis pada kedua sisi hidung dengan benang hitam mulutnya diberi benang merah



12.Untuk membuat kucing tampak eksotik beri garis pada kedua sisi hidung dengan benang hitam mulutnya diberi benang merah



103



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



103



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



G.



Seni Lipat Bentuk ANJING Alat dan bahan yang di gunakan : -



Handuk Jarum pentul Benang jahit Koran Double tape mata-mataan



Cara membuatnya :



1. Lipat handuk menjadi dua bagian dengan bagian atas (yang menjadi bagian muka) lebih pendek 8-10 cm



2. Buatlah kurva dari kedua sudut bagian atas pada posisi 8-11 cm mendatar dan 6-8 cm vertikal Jahit jelujur lalu tarik supaya timbul kerutan



104



104



3. Diantara kedua telinga dijelujur kecil-kecil lalu ditarik,begitu juga untuk telinga yang satunya lagi perhatikan agar besar kedua telinga sama



4. Gulung handuk atas ke bagiandalam dengan lebar 1,5-2 cm Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



5. Gulung sampai bagian bawah telinga bagian tengah akan menjadi bagian muka



7 Buatlah ekor pada salah satu sudut handuk bawah dengan panjang 4-5cm dari kedua sisi lalu jahit



6. Lipat bertumpuk bagian kiri dan kanan bentuk menjadi muka,lalu ikat dengan benang,susun agar handuk tepat dibawah muka dan jahit sekali lagi dengan benang.



8. Gulung satu sudut lainya kearah dalam dengan lebar 6-7 cm



105



10.Jahit bagian perutnya 9. Buatlah kaki depan dengan cara membuat dua bulatan di kedua sisi bagian perut Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



105



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



11. Pasang matanya dengan double tape, dan pasang kancing untuk hidung dengan benang lalu buatlah mulut dengan benang merah dengan bentuk y, pasanglah pita



12.Buatlah lidah dengan kain flanel merah dan pasang pada bagian mulutnya



106



Sumber : dokumentasi pribadi



106



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



H. Seni Lipat Bentuk BADAK Alat dan bahan yang di gunakan : -



Handuk Jarum pentul Benang jahit Koran Double tape Mata-mataan



Cara membuatnya :



Sumber : dokumentasi pribadi



1. Lipat handuk menjadi dua bagian dengan bagian atas (yang akan menjadi bagian muka)lebih pendek 6- cm



2. Beri jarak pada bagian atas masing masing 1 cm dari tengah kiri dan kanan,lalu ambil 3cm dan bentuk menjadi telinga setelah itu ikat dengan tali / benang



3. Gulung handuk atas dengan lebar 2 cm



4. Gulung sampai di bawah telinga dan bagian tengahnya dijadikan muka



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



107



107



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



5. Pertama-tama,lipat salah satu ujungnya untuk dijadikan hidung lalu ujung yang lainya mengelilinginya dan ini akan menjadi muka



7. Gulung handuk bagian bawah ke arah dalam dengan lebar 7-8 cm, ini akan menjadi bagian perut.



6. Bentuklah bagian muka,ikat dengan tali tepat dibawah muka, susun agar handuk bawah menjadi tumpuan handuk bagian muka.



8. Jahit bagian perut



108



9. Pasang mata dengan double tape,buatlah bulatan untuk hidung dengan kain flanel warna hitam/coklat lalu tempel. Buat juga mulut dari kain flanel warna merah



108



10.Untuk tambahan buatlah topi, lalu lubangi pada kedua sisi topi untuk menonjolkan telinganya



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



I.



Seni Lipat Bentuk TIKUS Alat dan bahan yang di gunakan : -



Handuk Jarum pentul Benang jahit Koran Double tape Mata-mataan



Cara membuatnya :



1. Lipat handuk menjadi dua bagian dengan bagian atas (bagian yang akan menjadi muka)lebih pendek 7-10cm



Sumber : dokumentasi pribadi



2. Buatlah telinga dengan mengambil handuk dari bagian tengah ke kiri dan kanan masing-masing 12 cm. Bentuk bulat seperti telinga lalu ikat dengan benang



109



3. Gulung handuk ke arah dalam 4. Gulung sampai bawah telinga selebar 2cm sampai dengan dengan benang bawah telinga Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



109



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



5. Buatlah ekor pada salah satu ujung handuk bawah dengan panjang 8-9 cm lalu jahit



7. Buatlah kaki depan lalu gulung ke arah tengah



6. Gulung ekor yang sudah jadi dan satu ujungnya lagi dengan lebar 57 cm



8. Bereskan kerutan-karutan di sekitar kaki depan,lalu jahit bersamaan dengan bagian perut



110



9. Pasang mata dengan double tape juga kancing untuk hidungnya,jahit bagian mulutnya dengan benang merah,pasang lidah yang sudah dibentuk dari kain flanel



110



10.Berikan aksen pada bagian ekor mengunakan benang yang warnanya sedikit lebih tua dari warna handuk



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



J.



Seni Lipat Bentuk KOALA Alat dan bahan yang di gunakan : -



Handuk



-



Jarum pentul



-



Benang jahit



-



Koran



-



Double tape



-



Mata-mataan



Cara membuatnya :



1. Lipat handuk menjadi dua bagian dengan bagian atas (bagian yang akan menjadi muka) lebih pendek 6-7 cm



2. Berikan jarak masing-masing 1cm dari bagian tengah atas.Ambil handuk sepanjang 2cm dan susun agar berbentuk teling, ikat dengan benang



111



3. Gulung handuk atas kearah dalam dengan lebar 2cm



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



4. Gulung sampai dibawah telinga dan bagian tengahnya akan menjadi dua



111



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



5. Tumpukan gulungan dari satu sisi tepat ditengah bagian muka susun agar membentuk muka dan ujung hidung hidung



6. Jahit dengan benang muka yang sudah tersusun bentuklah agar ujung hidung sedikit menonjol ke luar



7. Lipat dan jahit salah satu ujung handuk bawah sepanjang 56cm untuk di jadikan ekor, buatlah agak sedikit membulat agar menyerupai ekor koala



8. Gulung ujung lainya ke arah dalam sepanjang 6-7cm gulung sampai ke bawah ujung muka



9. Jahit kedua sisi handuk bawah tepat di bawah bagian muka.Atur agar ekor tepat di tengah lalu jahit.gulung ke bagian tengah untuk membentuk perut



10.Gunting kain flanel hitam membentuk sedilit oval untuk dasar mata lalu pasang mata dari manik-manik di tengahnya dengan double tape / benang begitu juga dengan kancing untuk hidung



112



112



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



11. Berilah aksen pada kain flanel warna putih di bagian perut agar menjadi perut genderang yang manis



113



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



113



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Bab IV SOUVENIR DAERAH A.



Ikan Bandeng Souvenir khas Sidoarjo Bahan :



Alat



:



- Kain flanel dan dakron - Benang jahit dan mata2an - Lem putih Sumber : dokumentasi pribadi - Pita Gunting kain, jarum tangan, pinsil, kertas pola.



Cara membuat : 1.



Buat pola ikan bandeng dengan ukuran disesuaikan dengan tujuan (untuk gantungan kunci, hiasan mobil, gantungan box bayi)



2.



Potong kain flanel 2 lembar untuk badan ikan sesuai pola



3.



Potong kain flanel sesuai pola sirip-sirip ikan sebaiknya warna flanel sirip ikan berbeda dengan kain flanel untuk badan



4.



Tempelkan sirip-sirip ikan pada titik sirip itu berada dengan cara di lem putih biarkan mengering.



5.



Pertemukan badan ikan yang polos dan badan ikan yang bersirip, perkuat dengan jarum pentul agar kedua sisi badan ikan tepat, kemudian mulai jahit peston diawali dibawah perut dengan tehnik jahit peston, dan sisakan 3 cm tidak di jahit untuk pintu masuk dakron, jangan lupa menyelipkan pita untuk menggantung di atas punggung ikan (pita ikut terjahit peston)



6.



Setelah badan ikan terisi dakron secukupnya lalu tutup pintu masuk dakron dengan di jahit peston.



7



Pasangkan sirip dekat kepala dengan cara di lem putih, pasangkan mata-mataan juga dengan lem putih



8.



Untuk sisik ikan bisa di tempel payet-payet atau sisa flanel di potong kecil bentuk segitiga lalu di lem putih



9.



Kemas ikan bandeng sebagai souvenir dengan kertas kaca dan di beri pemanis pita dan aplikasi



114



114



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



B. Lelayang Dari Daerah Istimewa Aceh Bahan : - Kain Beludru



Alat :



- Dakron - Mute, payet, pasir merah - Benang jahit Gunting kain, jarum tangan, jarum payet



Cara membuat : 1. Potong kain beludru bentuk segitiga dua lembar, dengan ukuran lebar 7 cm tinggi 4 cm, ditambah jahitan keliling 1 cm 2. Pertemukan kain bagus didalam lalu jahit keliling disisakan kurang lebih 3 cm untuk pintu masuk dakron. Setelah diisi dakron, pintu masuk dakron di soom ditutup dirapikan. 3. Potong kain beludru 2 lembar panjang 7 cm dan lebar 5 cm, ditambah jahitan keliling kurang lebih 1 cm. kemudian jahit pertemukan kain keliling dan sisakan pintu masuk dakron kurang lebih 3 cm, lalu masukkan dakron dan tutup kembali dengan jahit tangan 4. Kedua bentuk tersebut (segitiga dan persegi) disusun dengan cara disambung dengan benang berisi untaian mute panjang kurang lebih 5 cm 5. Hias tepian kedua bentuk tadi dengan untaian mute. Karena Aceh merupakan propinsi Serambi Mekkah, maka tulisan arab sebaiknya menghiasi hiasan ini. Hiasan ini bisa kita gantung di mobil atau di pintu masuk rumah.



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



115



115



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



C. Penyekat buku "Raflesia" Dari daerah Bengkulu Bahan : Alat : -



Kain flannel merah dan hijau Kawat ukuran 20, mika, mute pasir Lem, lilin, benang jahit Gunting Lem lilin Jarum tangan



Cara membuat : 1. Buat pola bunga raflesia, lalu potong kain flannel sesuai pola 2. Potong mika tengah 2 cm, potong batang bunga 2 lembar dari kain flannel hijau juga daun 2 lembar dari kain flannel yang sama 3. Letakkan kawat di tengah-tengah batang kain flannel hijau lalu tutup. Lembaran daun dulu sambil dipasang pada batang, terakhir tutup bagian batang dengan flannel yang sama 4. Ujung batang yang sudah berdaun dilem pada mika bulat, baru tempelkan bunga raflesianya. 5. Penyekat buku yang cantik siap untuk diberikan sebagai ucapan terimakasih



116



Sumber : dokumentasi pribadi



116



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



D. Gelang Martapura Dari Daerah Kalimantan Selatan Bahan : - senar elastic - Batu-batuan dan pengikat Alat :



Gunting



Cara membuat 1.



Batu-batuan dan penyekat yang telah berhubung diisi dengan senar, pada tahap berikutnya isi dengan batu-batu kecil 6-10 biji sebagai selingan ronce batu-batuan. Seterusnya sama cara membuatnya



2.



Jumlah batu tergantung untuk anak 5-6 buah, dewasa 9-11 buah panjang senar 30-50 cm tergantung model



3.



Untuk mengakhiri gelang senar kita diikat 2-3 kali lalu kembalikan pada lubang yang kedua terakhir dan matikan lagi 2-3 kali ikat.



117



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



117



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



E. Markisa Dari Daerah Medan Bahan : - Kaus Kaki Anak-anak warna Oranye - Telur-teluran plastik - Daun-daunan - Benang jahit - Floratif Alat :



Gunting, jarum tangan



Cara membuat : 1.



Buat pola markisa (pola A) lalu potong bahan kaus kaki warna orange, jahit dan ceklis-ceklis untuk membentuk buah markisa lebih menyerupai, kemudian isi dakron secukupnya, rapikan ujung atas buah markisa, masukan potongan kawat kurang lebih 6 cm kemudian tempelkan daun / lilitkan pada daun / terbuat dari flannel warna hijau.



2.



Rekatkan daun markisa 2 lembar kiri dan kanan, kawat batang di balut dengan florotif, bila markisa akan di gantung, ujung pita di rekatkan pada batang, sekaligus terbalut florotif.



3.



Markisa medan siap di gantung di mobil, di tas anak-anak atau gantungan kunci untuk souvenir ulang tahun anak-anak di kemas dengan plastik kaca dan diberi pemanis pita. KAOS KAKI



118



POLA A



Sumber : dokumentasi pribadi



118



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



F.



Angsa Duo Dari Daerah Jambi Bahan : Alat : -



Kain planel Dakron Benang jahit Aneka pita dan renda, aplikasi renda Mata-mataan Double tape Tali emas Keranjang kecil/ wadah Jarum jahit Gunting



Cara membuatnya : Buat pola angsa dari karton Gunting kain planel sesuai pola bentuk angsa sebanyak 4 lapis Jahit sekeliling badan kedua angsa Isi badan angsa dengan kapas sebelum terjahit seluruhnya Pasang mata-mataan dengan double tape Tempelkan renda disekeliling badan angsa dengan panjang 60 cm dan lebar 5 cm Rekatkan kedua angsa dengan double tape Tambahkan aplikasi bunga Letakan kedua angsa yang sudah jadi pada sebuah keranjang kecil Pasang tali emas diatas punggung angsa



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



119



119



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



G.



Naga Dari Berau, Kal-Tim Bahan : - Kain planel - Dakron - Benang jahit - Mata-mataan - Double tape - Tali emas Alat :



- Jarum jahit - Gunting



Cara membuatnya: -



Gunting pola naga pada karton



-



Gunting kain planel sesuai pola sebanyak 2 lapis



-



Jahit sekeliling badan naga dengan jarum jahit dan benang



-



Isi badan naga dengan kapas sebelum terjahit semua



-



Pasang mata-mataan dengan double tape



-



Pasang tali emas diatas punggung naga



120



Sumber : dokumentasi pribadi



120



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



H. Gunungan Dari Jogjakarta Bahan : Alat : -



Kain batik Karton Gagang es krim Lem fox Tali koor Lem lilin Gunting



Cara membuatnya : Buat pola gunungan dari karton Gunting kain batik sesuai pola sebanyak 2 buah Tempel gagang es krem pada karton bentuk gunungan dengan lem lilin Tempel kain batik pada karton gunungan dengan lem fox di kedua sisi gunungan Lipat kain di sekeliling gunungan kedalam Tempel tali koor di sekeliling gunungan dengan lem lilin Lilit gagang es krim dengan tali koor



121



Sumber : dokumentasi pribadi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



121



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



I.



Ayam Taliwang Dari Nusa Tenggara Barat Bahan : Alat : -



Kain planel 2 warna Benang jahit Dakron Mata-mataan Double tape Lem lilin Benang emas Gunting Jarum jahit



Cara membuatnya : Buat pola ayam jago dari karton Gunting kain planel warna coklat bentuk pola ayam jago 2 lapis Jahit sekeliling badan ayam dengan jarum dan benang Isi badan ayam dengan kapas sebelum terjahit semua Gunting planel warna kuning bentuk sayap 2 buah, 1 bentuk jengger, dan dua buah bentuk sayap Bentuk kaki Tempel sayap, jengger dan kaki ayam dengan lem lilin Pasang mata-mataan dengan double tape Pasang tali emas untuk menggantung direkat dengan lem lilin



122



122



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



BAB V Hantaran Mas Kawin A. Mas Kawin Mas Kawin atau Mahar merupakan pemberian dari pengantin pria kepada pengantin wanita, mas kawin yang diberikan pengantin pria kepada penganin wanita selain uang dan cincin ada juga yang memberikan alat beribadah seperi al-quran, mukena dan sejadah, tentunya atas persetujuan pengantin wanita. Jumlah uang yang diberikan berbeda-beda tergantung adat daerah masing-masing. Mas kawin yang diberikan akan lebih menarik dan berkesan tidak terlupakan apabila di buat seindah mungkin. Mas kawin yang berupa uang bisa dibentuk burung merak, lukisan bentuk perahu, mesjid, dan lain-lain. Mukena bisa di bentuk burung, bunga, mesjid dan lain-lain. Mukena Bentuk Mesjid Alat dan bahan 1.



Mukena



2.



Wadah / keranjang, kotak



3.



Bola plastik



4.



Jarum pentul



5.



Gunting



6.



Pita / Hiasan



7.



Kertas Karton



8.



Keras Emas



9.



Double tape



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



123



123



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Cara Membuat : -



Bola plastik dibelah menjadi dua bagian/ setengah lingkaran



-



Setengah lingkaran bola ini diletakkan diatas kotak segi empat



-



Jika ingin bentuk mesjid yang lebih besar, dapat diberi lagi kotak segi empat kedua dan lebih besar ukurannya dari kotak yang pertama



-



Taruh mukena diatas bola dan kotak tadi



-



Beri karet dan jarum pentul pada bola setengah lingkaran tadi agar rapi



-



Rapikan mukena dengan jarum pentul disekitarnya



-



Pada keliling kotaknya dibuat pintu dan jendela masjid dari kertas karton yang sudah dilapisi kertas emas dan sudah digunting / dilubangi berbentuk jendela masjid



-



Beri pita / hiasan disekitarnya agar lebih manis



-



Biasanya mukena satu keranjang / wadah dengan sajadah



-



Di sini sajadah dapat dijadikan alas masjid / sekedar dilipat di samping masjidnya sebagai pemanis.



124



124



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



B. Contoh Gambar Hantaran Mas Kawin



125



Sumber : dokumentasi pribadi



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



125



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



BAB VI Penutup



Hantaran-hantaran tradisional yang telah diseminarkan oleh DPP - IPPH Pancawati, kami tuangkan pada buku ini dengan tujuan agar hantaran tradisional tersebut bisa diketahui oleh generasi penerus dan dilestarikan. Begitu pula dengan seni lipat tanpa potong untuk hantaran modifikasi agar dapat dikembangkan ide-ide dan kreasinya. Souvenir daerah perlu kita kenalkan untuk bisa diketahui oleh daerah lain, tapi pembuatan dan pengemasannya perlu diperhatikan supaya memiliki nilai jual. Selain mempelajari ketrampilan hantaran ini, perlu ditambahkan pelajaran tentang pendidikan karakter atau sikap bagi peserta didik. Sebab untuk mencapai keberhasilan tidak hanya dibutuhkan skill saja, tapi juga kemampuan berpikir logis. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik juga memiliki pengetahuan tentang manajemen. Saran dan kritik untuk meningkatkan mutu bahan ajar hantaran level III sangat kami harapkan dari pembaca yang mencintai hantaran. Terima kasih.



126



126



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



10 11. 12. 13.



Ny. Aji Yeni Liliany Fatmawati Ardha : Hantaran Pengantin Kesultanan Berau. DPC Berau Kaltim, Seminar IPHI Pancawati Jakarta Anjungan Taman Mini Indonesia Indah : Hantaran Pengantin Kalimantan Selatan, Seminar IPHI Pancawati Jakarta Husni T.M Lah, 1972 : Butir-butir Adat Melayu Pesisir Sumatera Timur, Seminar IPHI Pancawati Jakarta Herina : Hantaran Pengantin Yogyakarta, DPD IPHI Pancawati DIY. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Lukman Sinar : Upacara Perkawinan dan Tata Rias Pengantin Melayu, Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Megat Molina : Kuliner dalam Budaya Adat Perkawinan Melayu, Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Nasuha M : Hantaran Pengantin Sidoarjo. DPC IPHI Pancawati Sidoarjo Jatim. Seminar IPHI Pancawati Jakarta Nurhefti D.S. : Hantaran Pengantin Aceh, Seminar IPHI Pancawati Jakarta Patriana T.S., 1997 : Boneka Handuk 6 (Alih Bahasa dari Taoru De Tsakura Naiqusami Patan 43 oleh Masako Hatari) Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Rapika Yohani A. : Hantaran pengantin Sumatera Utara. DPD IPHI Pancawati Sumut. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Rahmi & Darusna : Hantaran Pengantin Adat Jambi. DPD IPHI Jambi. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Sufira Hayasin : Hantaran Pengantin Nusa Tenggara Barat. Anjungan TMII Jakarta. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta Sri Mulyasari A.A. : Hantaran Pengantin Rejang Lebong Bengkulu. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



127



127



Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Biodata Penyusun Hj. Sumiati Sukawit, S.Pd lahir di Kutowinangun, 14 Agustus 1940 adalah pimpinan LPK Astuti yang berdiri pada tahun 1977. Mulai membuka kursus jenis rias pengantin, tata kecantikan rambut dan tata kecantikan kulit. Merangkai bunga gaya Eropa pada tahun 1982, seiring berjalannya waktu, tahun 1993 beliau menekuni bidang keterampilan hantaran. Penulis juga merupakan salah satu perintis Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia Pancawati. Memangku berbagai jabatan Ketua Umum IPHI Pancawati, Ketua HISPPI Jakarta Selatan dan seksi pendidikan pada DPP Harpi Melati. Penulis telah mendemonstrasikan Hantaran di Brunei, Mesir dan Kanada. Penghargaan yang diterima yakni dari Menteri Dalam Negeri pada tahun 1997 karena keaktifannya di PKK dan dari menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan; Prestasi Widya Karya Bhakti Kursus tahun 2008. Bidang Hantaran tahun 2010 dari Bapak Muhammad Nuh (Mendiknas).



128



128



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2



Enen Wandana S.Kom, lahir di Pamanukan, 10 Mei 1951. Sejak kecil menyukai kerajinan tangan melalui ide-ide yang teIah dikembangkan. Telah membuat 15 judul buku kerajinan yang banyak dibaca oleh masyarakat Iuas. Dengan ide-ide keterampilan telah membagi pengetahuan aneka kreasi. Sejak tahun 1972 telah membuka Pusat Pendidikan Ketenampilan Wanita WlDlA yang telah mampu melahirkan tenaga tenaga terampil yang berguna untuk masyarakat luas. Sejak tahun 1986 melalui TVRl telah mengisi acara keterampilan dan diikuti televisi swasta lainnya, serta tetap eksis sampai sekarang. Ilmu-ilmu tidak saja diberikan pada murid-murid yang datang, akan tetapi sudah 28 provinsi didatangi untuk ikut mencerdaskan, khususnya perempuan Indonesia. Selain PKK dan Dharma Wanita serta anak-anak SLB, pemulung dan anak Jalanan tidak lepas dari perhatiannya. Bersyukur, atas kerja keras yang dilakukan di jaIur pendidikan non formal, sehingga terpiIih menjadi lembaga terbaik tahun 2008 dan mendapat Anugerah Prestasi Widya Karya Bhakti Kursus dari Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan Nasional juga penghargaan Asia Pasific Economic Professional Golden Award 2003. Penghargaan pengabdian Kursus dan Pelatihan Bidang Hantaran 2010 dari Mendiknas, Bapak Muhammad Nuh. Bersyukur dengan biaya sendiri hasil berwirausaha mandiri dapat melaksanakan studi banding ke 31 negara. 129



Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2



129