Modul Kegawatdaruratan 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORM/PR/SPMI/PRODI/06/04*



LEMBAR PENGESAHAN Telah disahkan/disetujui modul Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Gigi sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di lingkungan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jakarta I



Yang Mengesahkan,



Direktur,



Wadir I,



drg. Ita Astit Karmawati, MARS



Ns. Tarwoto, S.Kep., M.Kep



Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya modul “Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Gigi” ini dapat diselesaikan. Modul ini berisi tentang materi kuliah Pertolongan Pertama dalam Kesehatan Gigi yang berisi 9 Bab. Modul ini disusum secara praktis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat membantu mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi dalam mempelajari Kegawatdaruratan dan Dental Emergency dan mudah melakukan implementasinya. Dengan harapan, mahasiswa akan lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan. Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi. Jakarta, Januari 2021



Penulis



DAFTAR ISI Halaman Sampul..................................................................................................



i



Lembar Pengesahan..................................................................................................



ii



Kata Pengantar..........................................................................................................



iii



Daftar Isi...................................................................................................................



iv



Deskripsi Singkat......................................................................................................



1



Tujuan Pembelajaran................................................................................................



1



Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan.........................................................................



2



Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran...............................................................



2



Uraian Materi............................................................................................................



3



Pokok Bahasan I : Definisi, Tujuan, Dasar Hukum Dan Peralatan Dasar Pertolongan Pertama............................................................



3



Pokok Bahasan II : Bantuan Hidup Dasar.........................................................



9



Pokok Bahasan III : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)............................................................................



24



Pokok Bahasan III : Pengelolaan Jalan Nafas Dan Terapi Oksigen.................



31



Pokok Bahasan IV : Dasar-dasar EKG dan Kegawatdaruratan Kadiovaskuler



51



Pokok Bahasan V : Pengelolaan Pasien Trauma...............................................



65



Pokok Bahasan VI : Pengelolaan Kelainan Sendi Terporo Mandibula............



111



Pokok Bahasan VII : Pendarahan Gusi.............................................................



119



Pokok Bahasan VIII : Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan.........................



130



Evaluasi Pembelajaran..............................................................................................



137



Rangkuman...............................................................................................................



137



Daftar Pustaka...........................................................................................................



138



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Deskripsi Singkat Dalam modul ini yang berjudul “Pertolongan Pertama dalam Kesehatan Gigi” ini menjelaskan prinsip-prinsip Pertolongan Pertama Gawat Darurat dan melaksanakan tindakan dental emergency. Metode pembelajaran untuk modul ini menggunakan ceramah dan tanya jawab, simulasi dan latihan, selanjutnya setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan tindakan pertolongan pertama dalam kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan kondisi emergency sesuai substansi yang akan disampaikan.



Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa mampu melaksanakan tindakan pertolongan pertama dalam kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan kondisi emergency



Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu: 1. Mampu mengaplikasikan bantuan hidup dasar 2. Mampu mengaplikasikan penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) 3. Mampu mengaplikasikan penggulangan kegawatdaruratan pada pasien dental emergency 1



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan Ada 8 Pokok Bahasan pada modul Pertolongan Pertama dalam Kesehatan Gigi, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Bantuan hidup dasar Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) Prinsip airway management Prinsip cardio pulmonary resuscitation (CPR) Pengelolaan pasien trauma Kelainan sendi temporo mandibula Pendarahan gusi Penyembuhan luka pasca operasi



Bahan Belajar Modul Pertolongan Pertama dalam Kesehatan Gigi



Langkah Kegitan Pembelajaran Langkah 1: Pengkondisian peserta Langkah pembelajaran: • Dosen menyapa mahasiswa dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. 2



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap, materi yang akan disamapaikan • Sampaikan tujuan pemebelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disamapaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.



Langkah 2: Penyampaian Materi Langkah pembelajaran: • Dosen menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Dosen menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian diskusi, simulasi dan latihan. Langkah 3: Rangkuman dan Kesimpulan Langkah pembelajaran: • Dosen melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran • Dosen merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan • Dosen membuat kesimpulan.



3



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Uraian Materi Pokok Bahasan 1: Definisi, Tujuan, Dasar Hukum Dan Peralatan Dasar Pertolongan Pertama PERTOLONGAN PERTAMA Palang Merah Indonesia memiliki fungsi pelayanan untuk mesyarakat. Diantaranya adalah pelayanan kegawat-daruratan yang di beberapa tempat sudah menjadi bagian dari sistem pelayanan gawat darurat terpadu. Palang Merah Indonesia menyediakan tenaga yang memiliki kemampuan pertolongan pertama untuk membantu masyarakat yang membutuhkan . Dalam fungsinya ikut menangani penanggulangan bencana peranan PMI dalam memberikan pertolongan pertama juga terasa penting.



PENGERTIAN PERTOLONGAN PERTAMA : Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar



PENGERTIAN MEDIS DASAR : Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau orang awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimilik oleh PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA.



4



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA : Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.



TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA : 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Mencegah cacat 3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan DASAR HUKUM Di Indonesia dasar hokum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelaku nya belum tersusun baaik seperti dinegara maju. Namun dalam Undang-undang ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama. Contoh pasal yang memuat hal tersebut , pasal 531 KUHP dan Pasal 322 KUHP. ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN Persetujuan tindakan pertolongan, ada 2 (dua) bentuk persetujuan atau izin bagi penolong untuk melakukan tindakan : a. Implied Consent ( persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat ) Persetujuan yang diberikan dalam keadaan korban sadar ( normal ) yaitu korban memberikan isyarat yang mengizinkan tindakan pertolongan dilakukan atas dirinya, dan dalam keadaan gawat darurat. Keadaan lain adalah pada korban tidak sadar atau anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan. Pada anak juga dapat diminta izin dari orang tua. 5



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



b. Expressed Consent ( persetujuan yang dinyatakan ) Persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau secara tertulis oleh korban itu sendiri



Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama Agar dapat melakukan tugasnya seorang Penolong harus menjalankan kewajibannya sebagai berikut agar korban memperoleh upaya pertolongan yang maksimal : a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, korban dan orang sekitarnya b. Dapat menjangkau korban c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa d. Meminta bantuan / rujukan e. Memberikan Pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban f. Membantu pelaku Pertolongan Pertama lainnya g. Ikut menjaga kerahasiaan medis korban h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat i. Mempersiapkan korban untuk di transportasi



Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama : Untuk dapat menjalankan kewajiban tersebut diatas maka penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : 1. Jujur dan bertanggung jawab 2. Berlaku professional 3. Kematangan emosi 4. Kemampuan bersosialisasi 6



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



5. Kemampuna nyata terukur sesuai sertifikasi 6. Kondisi fisik baik 7. Mempunyai rasa bangga



PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA Dalam melakukan tugasnya pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau dikenal dengan APD ( Alat Perlindungan Diri ) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya.



A. Alat Perlindungan Diri ( APD ) Sebagai pelaku Pertolongan Pertama akan dengan mudah terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Beberap penyakit yang dapat menular misalnya : Hepatitis, TBC, HIV / AIDS. Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya. Beberap APD serta contoh nya : 1. Sarung tangan Lateks 2. Kacamata pelindung 3. Baju pelindung 4. Masker penolong 5. Masker Resusitasi 6. Helm



CATATAN : 7



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Alat pelindung diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP



B. Beberapa tindakan umum untuk menjagi diri adalah : Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa tindakann lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. 1. Mencuci tangan 2. Membersihkan alat



C. Peralatan Pertolongan Pertama: 1.



Penutup luka



2.



Pembalut



3.



Cairan Antiseptik



4.



Cairan pencuci mata



5.



Peralatan sterilisasi



6.



Gunting pembalut



7.



Pinset



8.



Senter



9.



Kapas



10. Selimut 11. Kartu penderita 12. Alat tulis 13. Oksigen 14. Tensimeter dan stetoskop 15. Tandu



8



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 2: Bantuan Hidup Dasar



Begitu banyak faktor penyebab kematian yang terjadi dalam waktu singkaf, yang diakhiri oleh kegagalan oksigenasi sel terutama otak dan jantung. Kematian akan timbul bilaorgan tidak mendapatkan oksigen, jaringan vital akan Fusak terlebih dahulu dan kemudian akan rnengakibatkan kematian dalam otak. Bantuan Hidup adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita megalami keadaan yang menganqam nyawa. Bantuan hidup yang dilakukan tanpa memakai obat, cairan intra vena ataupun kejutan Iistrik disebut Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support). Sebaliknya bila bantuan hidup dilakukan dengan rnenggunakan obat-obatan clikenal sebagai Bantuan Hidup Lanjut (Advanced Life Support) Pedoman baru bantuan hidup dasar tahun 2010 yang dikeluarkan oleh American heart association AHA), adalah : 1. Pengenalan kondisi henti jantung mendadak segera berdasarkan penilaian respon penderita dan tidak adanya napas. 2. Perintah "look, listen, and feel", dihilangkan dari algoritma bantuan hidup dasar. 3. Penekanan bantuan kompresi dada yang berkelanjutan daam melakukan resusitasi jantung paru oleh tenaga yang tidak terlatih. 4. Perubahan



urutan



pertolongan



bantuan



hidup



dasar



dengan



menclahulukan kompresi sebelum melakukan bantuan napas (CAB dibandingkan dengan ABC). 9



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



5. Resusitasi jantung paru (RJP) yang efektif dilakukan sampai didapatkan kembalinya sirkulasi spontan atau penghentian upaya resusitasi. 6. Peningkatan fokus metode untuk meningkatkan kualitas RJP yang Iebih baik 7. Penyederhanaan algoritma bantuan hidup dasar. Henti jantung-mendadak (Sudden Cardiac Arrest / SCA) adalah penyebah kematian Tertinggi hampir di seluruh dunia. Banyak korban hentijantung berhasil selamat jika orang disekitarnya berlindak cepat saatjantung bergetar atau ventrikel fibrilasi (VF) rnasih ada, tetapi resusitasi kebanyakan gaga) apabila ritme jantung telah berubah menjadi tidak bergerak/asystole. Pada saat memberikan bantuan hidup dasar ada beberapa komponen wng harus dikuasai, yakni kemampuan untuk menilai keadaan penderita, teknik penilaian pernapasan yang baik, pemberian ventilasi yang baik dan benar, dilanjutkan dengan teknik kornpresi dada, serta frekuensi kompresi yang adekuat, serta teknik mengeluankan benda asing pada obstruksijalan napas. Keadaan yang mengancam nyawa, gangguan irama jantung dan suplai oksigen, mengharuskan diberlakukannya rantai keselamatan. PANDUAN SINGKAT BHD BERDASARKAN AHA 2010



Gambar : Rantai Kesalamatan 10



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Urutan mata rantai diatas adalah sebagai berikut: 1. Segera lakukan pengenalan langsung henti jantung dan henti nafas dan aktifasi dari system tanggap darurat SPGDT dan saksi 2. Lakukan awal RJP dengan kompresi dada 3. Lakukan defibrilasi 4. Lakukan segera bantuan hidup lanjut 5. Perawatan terpadu (ICCU/ICU)



BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA DEWASA Bantuan hidup dasar pada dewasa adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan pada penderita ang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan pertolongan medis Ianjutan



Henti Napas Dan Henti Jantung Henti napas adalah berhentinya pernapasan spontan disebsbkan gangguan jalan napas, baik parsial maupun total. Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran darah karena kegagalan jantung untuk melakukan kontraksi secara efektif, Penyebab Henti Napas 1.



Sumbatan jalan napas akibat kondisi ~ kondisi yang menyebabkan sumbatan jalan napas seperti: a. Adanya benda asing. b. Muntahan. c. Edema Iaring atau bronkus akibat trauma langsung pada wajah atau tenggorokkan d. Spasme laring atau bronkus akibat radang atau trauma, 11



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



e. Tumor 2.



Gangguan paru Kondisi - kondisi paru yang menyebabkan gangguan oksigenasi dan ventilasi antara lain: a. lnfeksi, b. Aspirasi, c. Edema par.



d. Kontusio paru. e. Keadaan terrentu yang menyebabkan rongga paru tertekan, seperti pnemutoraks, hematotoraks, efusi pleura. 3.



Gangguan neuromuskular Penurunan



kemampuan



otot-otot



utama



pernapasan



untuk



mengkembang kempiskan paru.



Penyebab Henti Jantung Kondisi primer penyebab henti jantung adalah: a.



Gagal jantung,



b.



Tamponadejantung.



c.



Nllokarditis,



d.



Kardiomiopati hipertrofl.



e.



Fibrilasi ventrikel yang mungkin disebabkan oleh iskernia miokard, infarmiokard, tersengat listrik, gangguan elektrolit, aiau konsumsi obat obatan.



12



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Penatalaksanaan Bantuan Hidup Dasar Pada Dewasa Algoritma Sederluzna Bunzuun Hidup Dasar Pada Dewasa



1.



Penilaian respon Penilaian respon dilakukan dengan cara menepuk - nepuk dan menggoyangkan penderita sambil berteriak memanggil penederita. Hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan penilaian respon adalah 1 Bila penderita menjawab atau bergerak terhadap respon yang diberikan, maka pertahankan posisi seperti pada saat ditemukan atau diposisikan ke dalam posisi yang stabil. Lakukan terus pemantauan tanda - tanda vital hingga bantuan datang. Bila penderita tidak memberikan respon, tidak bernapas, atau bernapas tidak normal ( gasping ) maka penderita dianggap mengalami henti jantung. Langkah selanjutnya adalah aktifkan sistem gawat darurat.



13



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2.



Pengaktifan sistem layanan gawat darurat Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran penolong segera meminta bantuan orang terdekat untuk menghubungi sistem layanan gawat darurat ( kode biru bila di rumah sakit). Bila tidak ada orang lain terdekat penolong, maka penolong menghubungi sistem layanan gawat darurat, Jelaskan lokasi dan kondisi penderita, serta bantuan yang sudah diberikan penolong kepada penderita.



3.



Kompresi Jantung Sebelum melakukan kompresi jantung lakukan perabaan denyut nadi karotis dalam waktu maksimal 10 detik, guna memastikan penderita dalam keadaan tanpa nadi sebelum diberikan pertolongan, Perneriksaan arteri karotis dilakukan dengan memegang leher penderita menggunakan 2 - 3 jari, selanjutnya perabaan bergeser ke lateral sampai menemukan batas trakea dengan otot samping ( lokasi arteri karotis berada ). Tindakan pemeriksaan denyut leher nadi bisa tidak dilakukan pada penolong awam.



4.



Komprési Dada Merupakan pemberian cekanan secara kuat dan beirama pada setengah bawah dinding sternum, yang akan meningkatkan tekanan pada intrarorakal dan dinding jantung untuk menciptakan aliran darah, Hal hai yang perlu diperhatikan saat kompresi dada adalah : a.



Baringkan penderita di tempat yang datar dan keras,



14



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



b.



Tentukan lokasi kompresi di dada dengan cara meletakkan telapak tangan yang telah saling berkaitan di bagian setengah bawah sternum.



c.



Frekuensi minimal 100x/ menit.



d.



kedalaman 5 cm



e.



Penolong awam melakukan kompresi minimal 100x/ menit tanpa interupsi. Penolong terlatih tanpa alat bantu napas lanjutan melakuka kompresi dan ventilasi 30 : 2 (setiap 30 kali kompresi efektif, berikan 2 napas bantuan)



5.



Ainuay dan breathing Sesuai dengan panduan AHA 2010 (American Heart Association ) henti jantung memiliki penyebab primer gangguan jantung. Sehingga diutamakan untuk melakukan kompresi daripada membuang waktu mencari surnbatan benda asing pada jalan napas. Setelah melakukan kornpresi 30 1 2, ada yang perlu diperhatikan pada saat memberikan ventilasi yaitu 1 a. Napas bantuan 2x dalam waktu 1 detik setiap hembusan. b. Berikan bantuan napas sesuai kapasitas volume tidal yang cukup untuk pengangkatan dinding dada. c. Berikan bantuan napas dengan perbandingan 2x bantuan napas setelah 30x kompresi.



15



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



6.



Buka jalan napas Jalan napas dibuka oleh penolong dengan metode berikut: a. Head tilt chin lift Dorong kepala ke belakang sambil mengangkat dagu. Aman bagi penderita yang tidak dicurigai trauma tulang leher.



Gambar : Head tilt chin lift b. Jaw thrust Menekan rahang bawah ke arah helakang / posterior. lika penderita dicurigai mengalami trauma Ieher.



Gambar : Jaw thrust



16



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



7.



Breathing Napas bantuan yang diberikan setelah kompresi 30x / menit dapat dilakukan dengan metode berikut: a. Mulut Ke Mulut 1) Gunakan posisi head tilt chin lift, jept hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan. 2) Buka sedikit mulut penderita. 3) Tarik napas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong melingkari pasrambat disetiap tiupan, sema 1 detik 4) Pastikan sampai dacla terangkat. 5) Pertahankan posisi head tilt chin lift Iepaskan mulut penolong dari mulut penderita, perhatikan turun waktu ekshalasi.



Gambar : Ventilasi mulut ke mulut



b. Mulut ke hidung 1) Katupkan mulut penderita disertai posisi chin lif. 2) Hembuskan uclara seperti pernapasan mulut ke mulut, 3) Buka mulut penderita waktu ekshalasi.



17



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Metode ini dilakukan untuk bantuan melalui mulut ke mulut sulit dilakukan karena penderita trismus.



BANTUAN HIDUP DASAR DENGAN 2 PENOLONG Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan bantuan hidup dasar dengan 2 penolong; 1. Tiap penolong harus paham akan peranannya masing - masing. Bantuan hidup dasar dengan 2 penolong yakni 1 orang penolong berperan memberikan napas bantuan dan penolong kedua melakukan kompresi dada. Bila penolong kedua tiba di tempat kejadian saai per-to\ongan sedang diberikan oleh penolong pertama, maka penoiong kedua memberikan bantuan setelah penolong pertama mizlakukan satu siklus bantuan yang diakhiri dengan 2 napas buatan. 2. Penolong yang melakukan kompresi memberikan pedoman dengan cara menghitung déngan suara keras. 3. Sebaiknya perputaran penolong dilakukan setiap 5 siklus. Sebelum melakukan perpindahan tempat penolong yang melakukarvkompresi memberikan aba -aba Bahwa akan dilakukan perpindahan tempat setelah kompresi ke-30 dan dilanjutkan dengan pemberian 2 napas bantuan. Penolong yang memberikan napas bantuan segera mengambil tempat di samping penderita untuk melakukan kompresi. Hal tersehut berlanjut sampai bantuan datang dan dinyatakan boleh dihentikan.



18



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



KOMPLIKASI SAAT MELAKUKAN BANTUAN HIDUP DASAR Kemungkinan kompiikasi saat melakukan bantqan hidup dasar, antara lain berupa: 1. Aspirasi regurgitasi. 2. Fraktur costae sternum. 3. Pneumotoraks, hemototoraks, kontusio paru 4. Laserasi hati atau Iimpa.



RESIKO BAGI PENOLONG I Pada saat melakukan RJP keselamatan penolong dan korban sangat penting Penularan TBC dan HIV salah satu kasus yang tidak pernah dilaporkan, akibat memberikan pertolongan RJP tanpa alat pelindung. Penolong harus menggunakan alat pelindung diri, berupa penyaring atau sekat dengan katup satu arah, guna mencegah penularan penyakit infeksi.



Gambar : Resusitasi Jantung Paru



19



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



BANTUAN HIDUP DASAR PADA ANAK Bantuan hidup dasar pada anak hal yang dengan yang dilakukan pada orang dewasa. Pényehab Henti Jantung Pada Anak 1. Kegawatan napas yang tidak dikeiola dengan benar. 2. Akibat penyakit atau trauma 3. Masalah gangguan irama jantung primer jarang terjadi pada anak kurang dari usia tahun.



Tahapan Bantuan Hidup Dasar Pada Anak Prinsip pertolongan bantuan hidup dasar pada anak maupun dewasa harus dilakukan secara berurutan. Yang perlu diperhatikan adalah cara pemberian bantuan hidup dasar, jumlah penolong, dan adanya usaha napas atau tidak. Untuk anak usia > 8 tahun pertolongan ang diberikan sama dgngan dewasa.



Penilaian respon Lakukan penilaian respon terhadap rangsangan dengan memanggil dan menepuk atau menggoyangkan penderita dan perhatikan apakah terdapat tanda - tanda trauma pada anak.



Mengaktifkan Sistem Gawat Darurat Bila penolong Iebih dari satu, aktifkan sistem gawat darurat dengan meminta tolong pada orang terdekat. Bila penolong sendiri dan henti jantung disaksikan / mendadak terjadi segera aktifkan sistem gawat darurat. Biia penolong seorang diri dan henti jantung tidak disaksikan, lakukan RJP selama 2 menit Ialu aktifkan sistem gawat darurat dan ambil AED. 20



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Kompresi Jantung Pemeriksaan denyut nadi pada bayi dan anak sebelum melakukan kompresi tidak mudah. Arteri besar pada bayi tidak dilakukan pada arteri karotis, melainkan pada arteri brakialis atau arteri femoralis. Untuk anak > 1 tahun dapat dilakukan sama seperti pada orang dewasa. Kompresi dilakukan segera pada anak dan bayi yang tidak sadarkan diri, tidak ada denyut nadi serta tidak bernapas. Perbedaan terdapat pada saat melakukan kompresi. Teknik kompresi pada bayi menggunakan teknik kompresi 2 jari atau 2 ibu iari, sedangkan pada anak berumur < 8 tahun dengan teknik satu tangan.



Kompresi Dada Pada Anak Umur 1 - 8 Tahun 1. Letakkan tumit satu tangan pada setengah bawah sternum, hindarkan jari jari pada tuiang iga anak. 2. Menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal 100x / menit. 3. Setelah 30x kompresi, buka ialan napas dan berikan 2x napas bantuan sampai dada terangkat (1 penolong). 4. Kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15 : 2 ( 2 penolong ).



Gambar : Kompresi pada anak 21



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Kompresi Dada Pada Bayi 1. Letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah sternum. Lebar jari berada di bawah garis intermammari. 2. Menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat tanpa melepas jari dari sternum dengan kecepatan minimal 100x/ menit. . 3. Setelah 30x kompresi, buka jaian napas dan berikan 2x napas bantuan sampai dada terangkat ( 1 penolong ).



Gambar : Kompresi pada bayi



Airway Dan Breathing ( Ventilasi ) Setelah melakukan 30 kompresi ( untuk 1 penolong ) atau 15 kompresi ( untuk 2 penolong ), maka diberikan 2 napas bantuan. Teknik pemberian napas bantuan sama seperti pada orang dewasa. Volume pernapasan yang diberikan dengan menggunakan kantong pemapasan tidak boleh berlebihan guna mencegah pneumatoraks.



Resusitasi Jantung Paru Pada Bayi 1.



Lakukan penilaian respon terhadap rangsangan. 22



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2.



Aktifkan sistemggawat darurat dengan meminta bantiian pada orang disekitar kita.



3.



Lakukan koinprasi pada bayi menggunakan teknik kompresi 2 jari atau 2 ibu jari pada setengah bawah stemum.



4.



Menekan stemum sekitar 4 cm dengan kevepatan l00x/ menit.



5.



Lakukan kompresi sebanyak 30x dan berikan 2x napas bantuan sampai dada terangkat.



Posisi Pemulihan Pada Anak Dan Bayi Jika bayi atau anak sudah kembali ke dalam sirkulasi spontan, maka bayi atau anak tersebut dibaringkan dalam keadaan posisi pemulihan. Posisi pemulihan pada anak 1 - 8 tahun sama dengan orang dewasa. Pada bayi posisi pemulihannya adalah sebagai berikut: 1. Gendong bayi di Iengan penolong sambil menyangga perut dan dada'bayi dengan kepala bayi terletak lebih rendah. 2. Usahakan tidak menutup mulut dan hidung bayi. 3. Monitor dan rekam tanda vital, kadar respon, denut nadi, dan pernapasan sampai pertolongan medis datang.



23



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 3: Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Dalam pelayanan terhadap penderita gawat darurat, system penanggulangan gawat darurat yang dilakkukan secara terpadu sanagt mutlak diperlukan guna memberikan pelayanan yang optimal baik pada pra intra dan antar rumah sakit. Prinsip pelayanan SPGDT adalah memberikan pelayanan yang optimal pra rumah sakit dengan cepat, cermat, dan tepat. Dengan aspek utama untuk menyeiamatkan nyawa, dan mencegah kecacatan (time saving is life and limb saving). SPGDT adalah suatu sistem koordinasi berbagai unit kerja dengan multi disiplin dan profesi untuk menyelenggarakan suatu bentuk pelayanan terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari - hari maupun dalam keadaan bencana. Fase dalam SPGDT dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Sistem pelayananPra rumah sakit. 2. Sistem pelayanan di rumah sakit. 3. Sistem pelayanan antar rumah sakit. Penanganan penderita gawat darurat dapat terlaksana dengan baik. Bila penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) yang meliputi pelayanan gawat darurat pra rumah sakit sampai rumah sakit dan antar rumah sakit telah dibentuk di suatu daerah. Semua- Semua komponen dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu telah tersedia antara Iain: 1. Komponen pra RS, komponen RS dan komponen antar RS. 2. Komponen penunjang komunikasi dan transportasi. 24



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



3. Komponen sumber daya manusia, petugas kesehatan (dokter, perawat/para medik, dan non kesehatan, awam umum, awam khusus terlatih, polisi, PMI). 4. Komponen sektor - sektor terkait, sektor kesehatan dan non kesehatan.



Profasional petugas mulai déri pra rumah sakit dan rumah sakit perlu mendapat perhatian. Kémampuan mereka dalam penanggulangan bencana periu ditingkatkun dengan mengikuti kursus - kursus seperti BTCLS, ATCLS dan simulasi penanganan bencane terpadu.



Sarana dan pra sarana pelayanan kesehatan khususnya pelayanan gawat darurat harus sesuai dengan standar yang berlaku internasional agarldélam penanganan penderita gawat darurat dapat diiaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan standar tersebut.



1. Public safety center Pelayanan pra rumah sakit dilakukan dengan membentuk satuan khusus yang bertugas dalam penanganan bencana. Public Safety Center berfungsi sebagai cepat tanggap didalam penanggulangan tanggap darurat. Dalam pelayanan Public Safety Center didirikan oleh masyarakat suatu desa untuk kepentingan masyarakat dimana pengorganlsasiannya dibawah pemerintah daerah sedangkan sumber daya manusianya terdiri dari berbagai unsur, tenaga kesehatan, ambulance, unsur pemadam kebakaran, unsur kepolisian, unsur linmas dan masyarakat itu sendiri yang bergerak dalam bidang upaya pertolongan bagi masyarakat. Sifat pembiayaan dapat berupa iuran dari masyarakat atau dari institusi pemerintah. Public Safety Center berfungsi sebagai cepat tanggap didalam penanggulangan tanggap darurat. 25



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2. Brigade Siaga Bencana (BSB) Merupakan unit khusus (Kemenkes, Dinkes, Rumah Sakit, petugas medis yaitu dokter, perawat, petugas non medis, gizi, sanitarium (farmasi dan lain -lain) yang disiapkan dalam penanganan pra rumah sakit khususnya yang berkaitan dalam pelayanan kesehatan pada saat penanganan bencana. Pengorganisasian dibentuk oleh jajaran kesehatan baik ditingkat pusat maupun didaerah yang dibiayal APBN/ APBD.



3. Pelayanan Ambulance Merupakan pelayanan yang mengkoordinasikan antara pemerintah dan non pemerintah dalam kegiatan pelayanan terpadu memberdayakan ambulance milik puskesmas, klinik swasta, institusi pemerintah maupun swasta ( PT. Jasa Marga, Jasa Raharja, polisi, PMI, yayasan yang bergerak dibidang kesehatan l untuk kejadian sehari - hari ataupun blla terjadi korban Beberapa standarisasi ambulance: a. Ambulance darat dengan berbagai persyaratan. b. Ambulance udara yang sesuai dengan ketentuan internasional. c. Sepeda motor.



4. Komunikasi Kegiatan pelayanan kasus gawat darurat sehari A hari memerlukan sebuah sistem komunikasi. Sifatnya pembentukan jejaring penyampaian informasi, koordinasi dan pelayanan gawat darurat sehingga berlangsung dalam satu sistem yang terpadu menjadi satu kesatuan kegiatan.



26



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



5. Sistem Pelayanan Pada Keadaaan Bencana. Pelayanan dalam keadaan bencana yang menyebabkan korban missal memerlukan cara - cara khusus yang harus dilakukan. Yang harus dilakukan dan diselenggarakan adalah : a. Koordinasi dan komando. Sistem pelayanan dalam keadaan bencana akan efektif dan efisien bila berada dalam satu komando dan satu koordinasi yang sudah disepakati. Mengingat kegiatan ini meiibatkan unit - unit lintas sektoral.



b. Eskalasi dan mobilisasi sumber daya Kegiatan ini merupakan penanganan bencana dengan korban massal yang harus dilakukan eskalasi. Penanganan bencana harus dilakukan dengan mobilisasi SDM, mobilisasi fasilitas, dan sarana serta mobilisasi semua pelayanan kesehatan bagi korban bencana c. Simulasi. Prosedur tetap, petunjuk pelaksana, dan petunjuk teknis operasional dalam kegiatan penanggulangan bencana harus diuji melalui simulasi agar dapat diketahui apakah semua sistem dapat diimplementasikan padakeadaan di lapangan. d. Pelaporan monitoring dan evaluasi. Seluruh kegiatan penanganan bencana harus didokumentasikan setiap keberhasilan dan kegagalan dalam bentuk pelaporan yang baik bisa bersifat manual atauriuni digital dan diakumulasi menjadi satu data yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring, evaluasi. Diharapkan dapat menjadi acuan dalam perbaikan dalam memberikan pelayanan.



27



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



SISTEM PELAYANAN MEDIK DI RUMAH SAKIT Diperlukan penyediaan sarana, prasarana, dan SDM yang terlatih, dalam pelaksanaan sistem pelayanan medik di rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan medik di rumah sakit untuk korban bencana diperlukan: 1. Hospital Disaster Plan. Disaster plan dibagi menjadi 2 rencana, yaitu: a. Perencanaan terhadap kejadian di dalam rumah sakit (intra hospital disaster plan). b. Perencanaan terhadap bencana yang terjadi diluar rumah sakit (extra hospital disaster plan) 2. Unit Gawat Darurat (UGD) Respons time kurang dari 10 menit baik standar nasional maupun standar internasional dalam pelayanan unit gawat darurat. 3. Brigade Siaga Bencana Rumah Sakit 4. High Care Unit (ICU) 5. HCU 6. Intensive Care Unit (ICU) Untuk menghindari ancaman kematian, dan memerlukan perbaikan fungsi vital organ tubuh dengan sarana teknologi yang canggih dan pembiayaan yang besar. 7. Kamar Jenazah. Bentuk pelayanan bagi korban yang sudah meninggal di rumah sakit maupun diluar rumah sakit dalam keadaan sehari - hari maupun bencana. Memerlukan sistem pengorganisasian yang bersifat kompleks bila terjadi kejadian korban missal untuk pengidentihkasian korban, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal dan mernerlukan SDM yang khusus dengan aspek Iegalitas.



28



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



SISTEM PELAYANAN MEDIK ANTAR RUMAH SAKIT Kemampuan rumah sakit dalam menerima jumlah pasien, memberikan pelayanan, dan sistem ambulancé yang berkualitas, disertai dengan SDM yang terlatih dalam penanganan keadaan darurat, menjadi dasarjejaring rujukan. 1. Evakuasi Evakuasi merupakan suatu bentuk layanan transportasi dari pos komando menuju rumah sakit rujukan sesuai kondisi korban. Pelaksanaan evakuasi harus menggunakan sarana yang berstandar memerauhi kriteria - kriteria standar pelayanan rumah sakit yang telah ditentukan. Adapun syarat evakuasi sebagai berikut : a. Korban dalam keadaan stabil dan memungkinkan untuk dievakuasia b. Korban telah disiapkan / dipasang alat yang diperlukan untuk transportasi, c. Telah melakukan koordinasi dengan fasiiitasqkésehatan penerima dan siap ménerima korban sesuai dengan kondisi kesehatannya. d. Gunakan kendaraan dan pengawalan yang layak.



2. Beberapa bentuk evakuasi Ada beberapa bentuk evakuasi sesuai keadaan ditempat kejadian bencana. a. Evakuasi darurat, Bentuk evakuasi korban karena situasi lingkungan yang mengalami bencana, baik bencana alam, peperangan, atau kondisi lingkungan Iain yang bersifat mengancam jiwa dan memerlukan pertolongan segera. b. Evakuasi segera Evakuasi terhadap korban dengan keadaan umum yang buruk, misalnya terhadap korban dengan tanda - tanda syok, perdarahan, atau kondisi fisik



29



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



korban lainnya yang mengancam jiwa dan tidak dapat clitangani di tempat kejadian sehingga membutuhkan penanganan di rumah sakit. ` c. Evakuasi Biasa. Evakuasi terhadap korban yang mendapat pertolongan di rumah sakit namun tidak mengancam jiwa. Sebelum dievakuasi ke rumah sakit Iain korban sudah dalam keadaan stabil dan keadaan umum sudah membaik.



KONTROL LALU LINTAS. Kontrol lalu lintas dengan melakukan koordinasi dengan pihak kepulisian, agar bebas hambatan selama perjalanan ambulance mengevakuasi korban dari tempat kejadian menuju rumah sakit yang dituju.



30



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 4: Pengelolaan Jalan Nafas Dan Terapi Oksigen Gangguan oksigenasi pada otak dan juga pada jaringan vital Iainya adalah Salah satu pembunuh tercepat dalam kasus trauma, Pengelolaan jalan napas pasien dengan tepat dapat mencegah terjadinya hipoksia, hal ini dapat diberikan dengan dasar pengetahuan dan pemahaman anatomi, fisiologi dan patologi pada saluran pernafasan dengan baik, serta penatalaksanaan yang tepat sehingga penanganan dapat berhasil dengan layanan kualitas yang prima.



A. ANATOMI JALAN NAFAS Secara garis besar terbagi menjadi dua bagian, yaitu pernapasan salaran atas dan pernapasan saluran bawah.



B. PENYEBAB SUMBATAN JALAN NAFAS Penyebab utama sumbatan jalan nafas pada pasien tidak sadar aclalah jatuhnya pangkal lidah akibat hilangnya tonus otot tenggorakan. Sehingga terjadi penyumbatan faring dan epiglottis yang menutupi laring_ Bila pasien masih bernafas, sumbatan partial menyebabkan bunyi nafas saat inspirasi bertambah (striclor), sianosis (tanda berlanjut), dan retraksi otot nafas tambahan. Tanda ini akan hilang blla pasien tidak bernafas.



C. PENILAIAN JALAN NAPAS Penilaian jalan nafas dapat dilakukan dengan "LOOKQ LISTEN, FEEL", lihat dengan dan merasakan dengan mengkaji tanda tanda sumbatan jalan nafas. Sesak



: Takipnea retraksl otot bantu napas, mengeluh sesak (pasien sadar) 31



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Bunyi napas :



Gurging (bunyi kumur-kumur :cairan, snoring (mengorok : Iidah striclor 1 obstruksi anatomis



D. TEKNIK PENGELOLAAN JALAN NAFAS Lokasi sumbatan jalan napas di atas atau di bawah glottis menentukan perlggunaan teknik pengelolaan jalan napas. Berikut adalah teknik pengelolaan jalan napas:



1. Teknik Non Invasive (Tanpa Alat) Jika diketahui tidak terdapat cidera pada tulang leher, teknik Head tilt-Chin lift dapat digunakan untuk mengelola jalan napas (lihat di materi utama 5 Bantuan Hidup Dasar). Sebaliknya jika dicurigai ada cidera pada leher gunakan teknik pengelolaan jalan napas jaw thrust. Jangan lakukan ekstensi kepala. • Menggunakan alat Prinsip pengelolaan jalan napas menggunakan alat mengkombinasikan triple airway maneuver dan ventilasi menggunakanmask. Pertahankan seal sungkup muka dan wajah pasien guna menghindari kebocoran O2. Komplikasi dari teknik ini adalah distensi lambung dan kemungkinan aspiral cairan lambung.



2. Teknik Invasive a. lntubasi Trakea lntubasi trakea dapat mempertahankan integrltas jalan napas, ventilasi adekuat dan mencegah aspirasi. Tindakan ini harus dilakukan oleh penolong yang yang terlatih untuk mencegah karena kesalahan Ietak enclotrakeal. 32



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Indikasi : • Henti jantung, henti nafas. • Koreksi hipoksia atau hiperkarbla. • Pasien sadar yang tidak mampu bernafas dengan baik seperti edema paru, Guillan-Basesyndmrne dan sumbatan jalan nafas. • Perlindungan jalan nafas tidak memadai (koma & re-fleksi), • Penolong tidak mampu memberikan bantuan nafas dengan cara konvensional. • Jalan untuk pemberian obat--obatan bila akses pemasangan infus belum didapat seperti adrenalin, atropine, Iidlocaine, nalokson.



Keuntungan • Dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi sesuai kebutuhan pasien. • Mencegah aspirasi isl lambung. • Menjamin tercapainya volume tidal yang diinginkan /ventilasi adekuat. • Mempermudah pengisapan lendir ditrakea. • Merupakan jaiur masuk alat-alat resusitasi.



Saat kita melakukan pengelolaan napas dengan teknik invasive maka kita harus mempersiapkan alat -alat yang dibutuhkan dengan benar. Lakukan cek list dengan metoda "STATlCS" pada saat menyiapkan alat-alat tersebut. Alat dibuat cek list dalam singkatan yang mudah dnngat yaitu, "STATICS", Alat-alat tersebut adalah:



33



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



1. Scope(S) • Laringoscope. Laringoscope adalah suatu aiat yang digunakan untuk mernpermudah pemasangan endo tracheal tube. Laringoscope, terdiri dari: 1) Handle (tangkai) 2) Blade (bilah) yang terdiri dari 2 macam, yakni: ▪ Bilah melengkung/macintosh. Bilah melengkung digunakan untuk visualisasi saat menempatkan ETL Cara penggunaan bilah melengkung adalah dengan 'menempatkan ujung bilah dl dalam valecula yang akan menarik prenulum sehingga mengangkat epiglottis tidak Iangsung. ▪ Bilah yang lurus/macgill. Bilah lurus digunakan untuk visualisasi pita suara dengan cara mengangkatvepiglottis. • Stetoscope Evaluasi penempatan dan kedala penernpatan ETT menggunakan stetoscop. Indikasi: penempatan E`IT sudah diposisi yang benar jika terdengar suara bagging di paru-peru. Sebaliknya jika terdengar suara bagging di lambung, menunjukkan ETI' pada posisi yang salah, Lakukan intubasi ulang.



Kedalaman ETI' dapat diketahui dari suara napas di paru kanan dan kiri yang sama. Jiké EFI terindikasi masuk ke dalam bronkus terlalu dalam, ETF harus ditarik pelan-pelan 1-2cm Sambil terus didengarkan suara napas kiri dan kanan paru sama. Setelah ditarik hingga batas ETI' di 34



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



mulut, Iakukan fiksasi pinggirbibir, Lakukan pendokumentasian. sudah diposisi paru-paru. Sebaliknya jika terden ETT pada posisi yang salah. Lakuka Kedalaman ETT dapat diketahui sama. Jika' ETI' terindikasi masuk ditarik pelan-pelan 1-Zcm sambil t paru sama. Setelah ditarik hingga bibir. Lakukan pendokumentasian.



2. Tube (T) Terbuat dari karet dan PVC dengan bsrbagai ukuran sesuai ukuran trakea pasien. Untuk ukuran pasien laki-laki dewasa 7,5,8 sedangkan untuk perempuan biasanya 7-7,5. Penentuan ukuran tube pada anak-anak rnenggunakan rumus: 4+ (umur dalam tahun /4). Jenis tube ada 2 yaitu: • Tube baton (biasa dipakai untuk bayi dan anak-anak). • Tube yang bisa ditekuk/ tergigit kinking. • Tube yang tidak bisa ditekuk (non kinking/karena di sekeliling ETT dilapisi oleh spiral yang terbuat dari logam)



Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pemilihan Iube ETT: • Pemilihan ukuran ETT terlaIu kecil akan menyebabkan kebocoran. • Pemilihan ETT terlalu besar dipaksakan masuk trakea akan menimbulkan cidera. • Trakea perempuan Iebih kecil dari Iaki-laki. • Perkiraan ukuran trakea pasien dapat dilihat darijari kelingking pasien.



3. Airway (A) Oropharyngeal airway (OPA/gudel/mayo) dan Nasopharyngeal airway (NPA), alat yang akan digunakan untuk membuka dan mernpertahankan 35



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



jalan napas. Ukur jarak sudut bibir sampai di bagian depan Iiang telinga untuk menentukan panjang gudel



4. Tape (T) Tape (plester) diperlukan untuk fiksasi ETF setelah intubasi. Tujuan fiksasi untuk mencegah tercabut atau terdorongnya ETT Iebih dalam. ETI' di plester ke pinggir bibir atau ke wilayah pasien.



5. Introducer (I) Introducer digunakan membantu intubasi. Alat introducer yang digunakan seperti: • Mandrain, berupa kawat yang dilapisi plastik, dimasukkan ke dalam ETF untuk membentuk ETT agar sesuai dengan anatomijalan nafas. • Klem macgill, berupa klem yang bisa menjepit EIT di dalam rongga mulut dan diarahkan ke mulut pita suara. Ha-haI yang perlu diperhatikan: • Memasukkan kawat ke dalam EIT jangan sampai melebihi ujung distal ETT karena dapat melukai mukosa jalan napas.



6. Conector (C) Merupakan alat untuk menghubungkan ETT dengan bagging ataupun ventilator. Conector mempunyai ukuran/diameter standar sehingga dapat dihubungkan keberbagai nierek alat.



36



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



7. Suction (S) Alat ini digunakan untuk n-iengisap lendir, secret darah, dan sisa-sisa makanan yang berada di rongga mulut dan faring yang dapat menghalangi pandangan untuk epiglottis.



Kateter suction ada 2 jenis: • Kateter yang fleksibel dan Iembut bisa untuk menghisap benda cair di mulut, hidung dan dapat digunakan untuk méngisap cairan di dalam ETF, harus steril kalau untuk menglsap dalam ETT. • Kateter yang besar tapi kaku (Right Catheter/Yankauer). Dipakai untuk mnegisap di rongga mulut dan orofaring sangat baik untuk mengisap secret yang kental dan benda -benda yang padat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan intubasi trakea: 1) Lakukan prediksi kesulitan intubasi. 2) Lakukan evaluasi anatomi jalan napas, meliputi gigi geligi, ukuran rongga mulut, jarak tiroid dan os mentalis mandibula, mobilitas Ieher dan mandibula. 3) Lakukan intubasi trakea dengan dalam posisi sniffing Position, yaitu fleksi pada Ieher bagian bawah dengan ekstensi pada atlanto occipital joint. 'Sniffing position akan membuat aksis oro faringeo laryngeal berada dalam satu garis sehingga memudahkan vesualisasi pita suara. 4) Tempatkan pasien pada bantalan setinggi 6-10 cm guna membantu pasien dalam posisi sniffing yang benar.



Tehnik Pemasangan : 1) Waktu untuk intubasi tidak boleh Iebih dari 30 detik. 37



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2) Cek semua alat-alat dalam keadaan berfungsi. 3) Lumasi ujung ETT sampai daerah cuff, dan pasang mandrain pada ETF. 4) Lakukan suction pada mulut hidung dan Oro paring untuk membersihkan jafan napas. 5) Cegah hipoksia selarna intubasi dengan pemberian oksigen 100% selama beberapa menit dengan bagging sampai saturasi oksigen 100%, Tindakan oksigenasi akan meningkatkan konsentrasi oksigen dalam darah dari paru-paru pasien. 6) Lakukan benekanan cricoids sarnpai ETT terpasang dengan baik. Agar glottis turun lakukan penekanan karlilago sehingga pita suara dapat terlihat dengan jelas. Tindakan penekanan inijika ada penolong lain saat dilakukan mtubasi. 7) Pegang Laringoskop di tangan kiri dan buka mulut dehgan corn cross finer. 8) Masukan bilah Iaringoskop dari sudut mulut sebelah kénan dengan menyusuri lidah. Setelah mendekati pangkal lidah, geser Iaringoskop ke sebelah kiri sambil menyingkirkan lidah ke sebelah kiri, hingga berada di tengah mulut. 9) Jika menggunakan bilah lengkung, dorong periahan-Iahan. Posisikan bilah dalam valekula pada pangkal epiglottis. sedangkan bila menggunakan bilah Iurus, ujung bilah ditempatkan dibawah epiglois. 10) Jangan menggunakan gigi sebagai titik tumpu, gerakkan Iaringoskop ke atas dan ke depan dengan kerniringan 300-400.



38



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



11) Gunakan tangan kanan pada seat memasukkan ETT. Bila pita suara telah terlihat, pastikan bagian proksimal dari cuff ETF melewari pita suara i 1-2 cm, Pada orang dewasa kedalaman ETT' + 19-23 cm. 12) Keluarkan Iaringoskop dari muIut dengan cara tangan kiri memegang tube. Kemudian keluarkan naandrain dari dalam ETI' dan hubungkan tube dengan bagging. Lakukan ventilasi. 13) Lakukan auskultaai pertama pada Iambung. Bila terdengar suara gargling pada lambung dan dada tidak mengembang Iepaskan ETT dan segera lakukan oksigenisasi ulang dengan bagging sampai saturasi O2 100%. 14) Jika ada lender atau secret di jalan nafas dapat dilakukan suction pada mulut, hidung dan faring, lakukan intubasi kembali. 15) Kembangkan balon dengan menggunakan spuit 20 cc atau 10 cc. Kembangkan balon sampai tidak terdengar suara kebocoran udara di mulut pasien. 16) Lakukan Fikksasi ETT dengan plester di wajah atau pipi pasien. 17) Pasang oro pharyngeal airway /gudel/mayo atau bite block bile ada. 18) Lakukan ventilasi Oz dengan frekuensi1O-12x/menit secara terusmenerus 19) Catat angka ukuran kedalaman FIT sejajar ujung mulut. Pencatatan dilakukan agar dapat diketahui jika ETT berubah posisi. 20) Penekanan Krikoid (Sellick Manuver). Tindakan ini untuk mencegah distensi lambung dan membantu menekan pita suara ke bawah agar mudah terlihat, Pertahankan sampai balon ETT mengembang.



39



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Sellick Manuver Cara melakukan Sellick Manuver: Cari puncak tulang tiroid (Adam's apple). geser fari sedikit ke bawah sepanjang garis median hingga ditemukan tonjolan kecil tulang kartilago krikoid. Tekan tonjolan ini diantara jar] telunjuk clan ibu jari ke arah dorso kramal gerakan ini akan menyebabkan oesphagus terjepit antara bagian belakang kartilago krikoid dengan tulang leher dan lubang Trakhea/kumaglotis akan terdorong kearah dorsal sehingga Iebih muclah terlihat. Memastikan letak ETT dengan mengunakan alat, berbagai alat elektronis dapat digunakan untuk tujuan ini misalnya colorimetrie ETCO2, Caphnograph EDD (Esophageal Detector Device).



Komplikasi Pemasangan ETT: 1.



ETF masuk kedaiam oesophagus dapat menyebabkan hipoksia karena itu dapat dicabut dan lakukan oksigenisasi segera.



2.



Luka pada bibir dan lidah akibat terjepit antara Iaringoskop dengan gigi.



3.



Gigi patah bilah tumpuan mengangkat Iaringoskop adalah gigi /tidak didorong di depan



4.



Lacerasii pada faring dan trakhea mandraim dari ujung ETT



5.



Kerusakan pita suarapdema pada pita suara mengakibatkan nyeri dan suara serak.



6.



Perforasi faring clan oesophagus.



7.



Muntah dan aspirasi.



40



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



8.



Pelepasan adrenalin dan noranlrenalin akibat rangsangan intubasi sehingga terjadi hipertensiiakikardi dan disritmia.



9.



ETT masuk ke Salah satu bronkus atau terlalu dalam dapat menyebabkan hipoksia dan hiperkarbon, umurnnya masuk ke Bronkus kanan, untuk mengatasinya, cabut perlahamlahan 1 - 2 cm sarnbil dilakukan inspelsi waktu ventilasi gerakan dada mengembang sama kiri kanan dan auskultasi bilateral sama.



E. ALAT UNTUK BEBASKAN JALAN NAFAS: 1. Oropharyngeal Airway Oropharyngeal Airway (Guedel) Alat bantu napas ini digunakan pada pasien tidak sadanj, Cara pemasangan; • Bersihkan mulut dan faring dari segala sumbatan. • Masukkan alat dengan ujung mengarah ke Chefalad (posisi Iengkungan menghadap ke atas). • Saat didorong masuk mendekati dinding belakang faring alat diputar 180. • Ukuran alat dan penempatan yang tepat menghasilkan bunyi nafas yang nyaring pada auskultasi paru saat dilakukan ventflasi. • Pertahankan posisi kepala yang tepat setelah alat terpasang, • Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila ukuran tidak terlampau panjang epiglottis akan tertekan menutup Rimaglotis sehingga jaian nafas tidak tersumbat. • Hindarkan terjepitnya Iidah dan bibir antara gigi dan alat.



41



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



• Jangan gunakan alat ini pada pasien yang reflex faringnya masih ada karena dapat menyebabkan spasme laring dan muntah.



2. Nasopharyng Airway (NPA) Alat ini memiliki 2 daerah berlubang. satu lubang di distal dan beberapa lubang di tengah. Lubang-lubang ini' dihubungkan rnelalui 2 saluran yang terpisah dengan 2 lubang diproksimal yang merupakan interface untuk alat bantu nafas dan 2 balon satu proksirnal dari lubang distal clan satu proksimal dari deretan lubang di tengah. Cara pemasangan: • Alat dimasukkan tanpa Laringoscope. • Dorong alat perlaharvlahan sampai garis H sesuai level gigi hingga masuk eosophagus. • Kedua balon dikembangkan mulai dari balon distal kemudian proksimal. • Sambungkan ujungtube distal terlebih dahulu dengan bagging. • Lakukan inspeksi dan auskultasi saat memompa. • Bila ternyata dada tidak mengembang dan tidak terdengar udara di paruparu, menandakan ujung tube distal masuk oesophagus. • Kemudian pindahkan pompa ke bagian ujung tube Iainnya lakukan Iagi inspeksi dan auskutasi. • Bila paru-paru mengembang dengan baik pasang oropharyngeal airway (Bite block). Komplikasi pada pemasangan combitube dapat menyebabkan Esophageal trauma, including lacerations, bruising dan subcutaneous emphysema.



42



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



F. TERAPI OKSIGEN Pemberian tambahan oksigen pada pasien i/ang ditujukan untuk mernenuhi kebutuhan oksigen dalam proses metabolisme jaringan sehingga fungsibrgan tetap sempurna. Untuk meningkatkan konsentrasi dalam darah, gas O2 diberikan Iebih dari 20% pada tekanan Latmosfir sehngga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat. Tujuan: 1. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuatt 2. Menurunkan kerja jantung, 3. Menurunkan kerja napas. Indikasi: 1. Pada saat resusitasi jantung paru (RIP). 2. Setiap penderita trauma berat. 3. Setiap nyeri pre-kordial. 4. Keadaan Iain seperti gagal nafas akut, syok, keracunan CO2, tenggelam, hiperthermia, Stroke (CVA) dan pasien tidak sadar



G. METODE PEMBERIAN OKSIGEN SISTEM ALIRAN RENDAH 1. Aliran rendah konsentrasi rendah / Low Flow Concentration, contohnya •



Kateter nasal







Kanul binasal



Paling sering digunakan untuk pemberian oksigen, memberikan F102 24 44% dengan aliran 1-6 I/mnt. Kadar yang diberikan tergantung pada besarnya aliran dan volume tidal napas pasien.



43



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Kadar O2 bertambah 4% untuk setiap penambahan 1 LPM oksigen. Contoh pada pemberian oksigen 1 LPM O2 atmosfir 20% + 4% = 24% dan setgrusnya dengan maksimal 6 LPM. Keuntungan 1) Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju napas teratur. 2) Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum dan bicara. 3) Baik diberikan dalam jangka waktu



Kerugian 1) Bila pasien bernapas dengan mulut, maka aliran F102 akan berkurang. 2) Pemberian O1 melalui kanul tidak bisa >6 liter/menit karena tidak berguna untuk meningkatkan konsentrasi oksigen, 3) lritasi pada hidung.



2. Aliran Rendah Konsentrasi Tinggi / Low Flovv High Concentration •



Sungkup muka sederhana Aliran yang yang diberikan 6-10 LPM dengan konsentrasi F102 60% merupakan sistem aliran rendah. Mekanisme sungkup muka sederhana adalah udara inspirasi bercampur dengan udara ekspirasi, dimana hidung nano faring dan orofaring sebagai tempat penyimpan anatomic.







Sungkup muka dengan kantong rebreathing Aliran yang diberikan 8-10 LPM dengan F102 mencapai 80%. Mekanisme sungkup ini adalah udara inspirasi bercampur dengan ekspirasi. 1/3 bagian volume ekspirasimasuk ke kantong, sementara 2/3 volume ekspirasi keluar melewati lubang-lubang pada bagian samping. 44



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi







Sungkup muka dengan kantong non rebreating Aliran yang diberikan 8-12 L/menit dengan F102 mencapai 90-lOO%. Mekanisme kerja sungkup ini udara inspirasi tidak tercampur dengan udara ekspirasi karena adanya volume udara yang tidak dipengaruhi oleh udara luar (oneway). Kerugian: 1. Sungkup harus selalu terpasang melekat pada pipi/wajah pasien untuk mencegah kebocoran. 2. Pasien tidak dapat makan, minum dan berbicara. 3. Dapat terjadi aspirasi bila pasien muntah, terutama pada pasien tidak sadar atau anak-anak. 4. Lembab



SISTEM ALIRAN TINGGI 1. Aliran tinggi konsentrasi rendah (high flow - low cnncentration), contohnya: •



Sungkup Venturi Digunakan pada pasien dengan tipe ventilasi yang tidak teratur. Alat ini digunakan pada pasien dengan hiperkarti yang disertai dengan hipoksemi sedang sampai berat. Dengan Memberikan aliran yang bervariasi dengan F102 berkisar 24-50%.



Hal-hal yang perlu diperhatikan: • Jangan menggunakan minyak pelumas pada a|at~a|at oksigen silinder, regulator, valve, kran. • Dilarang merokok dan menyaiakan api dekat area oksigen (pasang stiker Inflarnable) pada tabung. 45



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



• Jangan simpan oksigen di tempat panas, suhu > 1200 F. • Pergunakan sambungan-sambungan, regulator/valve yang tepat, jangan ada yang bocor. • Tutup rapat-rapat katup/kran bila oksigen tidak dipakai. • Jaga silinder tidakjatuh, bila dalarnkendaraan harus difiksasi yang kuat. • Pilih posisi yang tepat pada saat menghubungkan katub/kran, • Yakinkan oksigen selalu ada (gantungkan pada silinder pada saat berisi full/penuh, biIa belum dipakai dan berisi penuh) • Used/terpakai tuiiskan tanggal selesai pemakaiandan berapa sisanya (PSI). • Empty/kosong, bila oksigen habis terpakai / tuiis tanggal, segera kirim untuk diisi ulang. • Bed tanda rusak/need repair bila alat-alat untuk memberikan oksigen tidak berfungsi, segera kirim untuk perbaikan, • Pakaiiah oksigen dengan benar (USP - United States Pharmacopeia).



2. Aliran tinggi konsentrasi tinggi (High Flow-High Concentration), contohnya: Head Box, Sungkup CPAP (Continoues Possitive Airway Preaure). • Pengisap faring yang kaku (Rigit Catheter/ Yankuer) dipakai untuk pengisap secret yang kental dan benda-benda padat yang ada di mulut dan faring diperlukan tekanan yang agak besar agar secret kental dapat terhisap, mempunyai lubang diujung dan samping.



46



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Cara melakukan penghisapan lendir: • Lakukan Oksigenisasi dengan fraksi O2 100% selama 15 - 30 detik (sampal saturasi OZ 100%). • Masukkan kateter suction ke dalam ETF dengan lubang pada suction katetar terbuka, tutup dengan jari lu-bang tersebut, tarif kateter perlahanlahan, Lakukan ke atas sambil dlputariama penghisapan 10 detik. • Setelah penghisapan, Iakukan kembalioksigenasi. • Bila setelah penghisapan ternyata masih belurmbersih maka dapat dilakukan kembali, diantara penghlsapan harus dllakukan okslgenasi.



H. SUMBATAN JALAN NAPAS Sumbatan jalan napas oleh benda asing sering disebut tersedak (choking). Hal yang tidak sering terjadi tetapi berpotensi mengancam nyawa. Penyebab yang paling sering dijumpai pada orang dewasa adalah sumbatan oleh makanan sepertidaging, bakso, atau telur. Tanda-Tanda Dini: Mengetahui secara dini sumbatan jalan napas adalah kunci keberhasilan utama. Penting untuk membedakan kegawatan ini dengan pingsan, stroke, scrangan jantung, kelebihan dosls obat, atau kondisi Iainyang menyebabkan kegagalan napas mendadak tetapl memerlukan penanganan berbeda.Orang yang terlatih seringkali dapat mengeniali tanda checking.



Cara Penanganan Sumbatan Jalan Napas Walaupun penanganan sumbatan jalan napas dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti, chest thrust, backs blows dan abdominal thrusts pada korban dewasa yang masih sadar dan anak 1 thn. Bila dengan metode abdominal thrust 47



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



tidak berhasil, pillhan kedua adalah Chest thrust yang dilakukan seperti melakukan RJP. Perlu diingat, metode Abdominal thrust tidak direkomendasikan pada anak 1 tahun karena tindakan tersebut dapat menyebabkan cedera pada korban. Pada chocking yang telah lama (kemungkinan pasien sudah terbaring tidak sadarkan diri) chest thrust harus segera dilakukan sebagai ganti abdominal thrust.



Pertolongan Sumbatan Jalan Nafas Pada Pasien Tidak Sadar Untuk Tenaga Kesehatan 1. Pasien dengan sumbatan jalan napas kemungkinan bisa dalam keadaan sadar dan bisa menjadi tidak sadar. Dalam keadaan ini kita mengetahui penyebab'dari Choking dapat dlsebabkan benda asing yang berada di pharynx clan gejala yang tampak pada korban. 2. Jika korban Dewasa tidak (sadar, aktifkan system emergency respon, buka jalan napas, ambil benda asing yang menyumbatjika kelihatan, dan mulai RJP. 3. Jika penolong sendirian dengan korban choking anak dalam keadaan tidak sadar, buka jalan napas, ambll benda asing yang menyumbat jika kelihatan, dan mulai dengan RJP. Setelah 5 siklus atau 2 menit RJP, aktifkan system emergency respon jika belum selesai. 4. Untuk korban dewasa atau anak, setiap kali membuka jalan napas beri napa: bantuan, buka mulut korban dengan lebar dan Iihat benda asing jika bisa, ambil dengan tangan. Jika tidak, lanjutankan RJP. 5. Diwaktu yang sama pada saat pertama menemukan korban kemungkinan sudah terjadi sumbatan pada jalan napas langsung aktifkan system emergency respon dan RJP.



48



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Hal-hal Yang perlu diperhatikan: 1. Bila korban adalah wanita Hamil atau Kegemukan, Iakukan tekanan dada (chest thrust) sebagai ganti tekan perut (abdominal thrust). 2. Gunakan tekanan perut pada orang dewasa dan anak 1 tahun. 3. Tidak diperbolehkan pada bayi (infants). 4. Lakukan tekanan perut dengan sungguh-sungguh untuk mengeluarkan sumbatan, mungkin perlu dilakukan usaha beherapa kali agar benda dapat dikeluarkan. 5. Tekanan perut mungkin dapat menyebabkan kerusakan beberapa organ dalam, korban yang telah mengalami penekanan perut harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.



I.



PERTOLONGAN SUMBATAN JALAN NAFAS PADA BAYI Mengenali Respon Sumbatan Jalan Napas pada bayi Dapat mengenali sumbatan jalan napas lebih awal adalah kunci keberhasilan utama. Berlatih lebih sering mengetahui / mengobservasi tanda-tanda dari choking.



Pingan (Partial) Berat (Total) Korban bernapas, batuk, mungkin Tidak bisa bemapas / diam, lemah, sulit ada bunyi "mengik" diantara batuk untuk batuk/ tidak bisa batuk, tidak atau saat korban bernapas. menangis. Kemungkinan cyanosis, Respiratory rate meningkat. Menggunakan cuping hidung saat bemapas atau tidak bersuara sama sekali



49



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Penanganan Penanganan Jangan memperburuk pusisi dari Jika si korban tidak mengeluarkan suara benda asing pada korban tetapi atau bernapas, bahwa benar – benar tetaplah bersama korban monitor terjadi



sumbatan



total



dan



harus



kondisi si korban Jika yakin itu mengaktifkan system emergency respon, sumbatan ringan, aktifkan system emergency respon



Hal-hal yang harus diperhatikan pada Sumbatan Jalan Napas Pada Bayi Yang Tidak Sadar: Jangan pernah rnelakukan pengambiian benda asing kalau tidak yakin atau terlihat posisi benda asing itu sendiri (blind finger sweeps ) pada bayi dan anak-anak karena benda asing tersebut dapat terdorong jatuh Iebih dalam ke saluran pernapasan, sehingga menyebabkan sumbatan atau injury, Jika korban bayi menjadi tidak sadar, penolong harus berhenti untuk pemberian "back slaps" dan mulai dengan RJP. RJP diiakukan dengan tekanan yang efektif pada dada dan mungkin dapat mengurangi sumbatanjafan napas.



50



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 5: Dasar-dasar EKG dan Kegawatdaruratan Kadiovaskuler PENDAHULUAN Pengenalan dan pemahaman yang baik tentang dasar dasar pengetahuan tentang, elektro kardiografi atau biasa disingkat EKG akan sangat membantu secara optimal bantuan hidup dasar, baik untuk orang awam maupun oleh petugas kesehatan. Pengetahuan ini kan akan mengurangi efek saming yang mungkin timbul saat melakukan bantuan hidup dasar maupun penanganan gangguan pada kadiovaskuler pada umumnya.



A. Anatomi Jantung Ukuran jantung manusia kurang Iebih sebesar kepaian tangan anak kecil. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari iapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di batik tulang dada /sternurn, Strukturjantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh seiaput ganda yang bernama pericardium yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat ke jantung, sedangkan iapisan luarnya Iebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga ditempatnya oleh pembuiuh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata / datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pemisah (terbentuk dari otot



pada lapisan Iuar jantung menunjukkan dimana



51



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



dinding pemisah diantara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) & bilik (ventrikel).



B. Struktur Internal Jantung Dan Pembuluh Darah Coroner Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjalii dua pompa. Kedua pompa ini sejak Iahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa janiung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri. Dinding serambijauh Iebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas, khususnyadi aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuiuh darah. Dua pasang rongga ( bilik dan serambi bersamaan) di masing - masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup diantara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup berdaun dua. Pembuluh darah utama yang rnengalirkan darah kebagian jantung adalah pembuluh darah coroner yang teletak mengelilingi otot jantung. Yang berfungsi memberikana aliran darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen keseluruh bagian jantung.



C. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (diastole) Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari



52



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



ruangjantung (sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam ventrikel kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompamelalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kécil (kapiler) yang rnengelilingi kantong udara di paru»paru, menyerap oksigen dan rnelepaskan karbondioksida selanjutnya dialirkan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena puimonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri, yang seianjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. D. Sistem Kardidvaskuler. Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk menyarnpaikan nutrien (seperti asam amino dan elektrolit), hormon, dan sel darah dari dan menuju sel-sel tubuh manusia, Yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan homeostasis. Sistem ini terdiri atas organ jantung dan pembuluhpembuluh darah. Jantung merupakan organ yang terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. Secara umum sistem ini 53



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



bekerja dengan mengikuti pola sebagai berikut: Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2 yang berasal dari sirkulasi sisternik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuiu atrium kanan, masuk ke ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paru untuk dioksigenasi kembali. Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen akan masuk melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri, Ialu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuiu sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta, demikian seterusnya.



Secara umum, pembuluh darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi pembuluh yang membawa darah menjauhi jantung (arteri) clan menuju jantung (vena).



ELEKTRO KARDIOGRAFI Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas lisirik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rakaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam meialui elektroda - elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrikjantung akan menimbulkan kelalnan gambar EKG. EKG hanyalah salah satu alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis. Karena pasien dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya individu yang normal mungkin mempunyai garnbaran EKG yang abnormal. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang panting. 54



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



EKG mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis sebagai berikut: 1. Disritmia jantung 2. Hipertropi atrium dan ventrikel 3. lskhemia dan infark myokard 4. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia 5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium 6. Penilaian fungsi pacu jantung.



A. Sandapan EKG Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda - elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang saiah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiugrafir bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau (yang Iebih umum) ke gabungan electrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal iistrik diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti Iama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang barn, Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10 kabel/elektroda. Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini. Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial Iistrik antara sejurnlah titik tubuh menggunakan penguat instnwrnentasikbiomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal Iistrikjantung dari gabungan khusus eiektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien. 1.



Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan. 55



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2.



Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang herhubungan.



3.



Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata veklor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernllaipositif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektoi Iistrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B).



Terdapat 2 jenis sandapan(1ead) pada EKG, yaitu 1. Sandapan Bipolar Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II, dan IH. Sadapan I : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan negatif dan tangan kiribermuatan positif (+). Sandapan II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+). Sandapan Ill 1 Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+)



56



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2. Sandapan Unipolar a. Sandapan Unipolar Ekstremitas aVR : merekam potensial Iistrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+), dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren. aVL : merekam potensial Iistrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren. aVF : merekam potensial Iistrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.



b. Sandapan unipolar prekordial Sandapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara Iangsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektroda negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sandapan prekordial memandang aktivitas jantung dibidang horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu 2. Sandapan V1, VZ, dan V3 disebut sebagai sandapan prekordial kanan sedangkan V4, VS, dan V6 disebut sebagai sandapan prekordial kiri. Kompleks QRS negatif di sandapan vi dan positif di sandapan V6. Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sandapan V2 dan V4. Sandapan ekuifasik itu disebut sebagai sandapan transisi. Saat terjadi lebih awal dari pada sandapan V3, peralihan



57



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



ini disebut Saat terjadi setelah sandapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada pertambahan bertahap pada amplitude gelombang R antara sadapan V1 dan V4, lnl dikenal sebagai progresi gelornbang R. Progresl gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalites konduksi, infark otut jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya. sebagai peralihan awal. 1.



Sandapan V1 diternpatkan di ruang intercostal lV di kanan sternum.



2.



Sandapan V2 ditempatkan di ruang intercostal lV di kiri sternum.



3.



Sandapan V3 dltempatkan di antara sadapan V2 dan V4.



4.



Sandapan V4 ditempatkan diruang intercostal V di linea (sekali pun detak apeks berpindah)



5.



Sandapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior. ’



6.



Sandapan V6 ditempatkan secara mendata? dengan V4 clan V5 di linea midaxillaris.



B. Kertas EKG Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1 mm (sering disebut Sebagai kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak besar). Garis hirizontaal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04 detik, Sedangkan S mm 0,20 detik. Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 miiivolt, sedang setiap 10 mm = 1 milivolt. Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm 2 _ Dengan kecepatan 25 58



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



rnm / 5, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 S (40 rns). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms ). Karena itu, ada 5 kotak besar per menit. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dlkallbrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mm. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni Z kotak besar di kertas EKG. Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pd atrium vlan ventrikel. EKG normal tercliri dari gelombang P,O,R,S dan T, kadang terlihat gelombang U. Selain itu ada juga beberapa interval dan segmen EKG. a. Gelombang P Merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Positif di sandapan l,ll,aVF,V2-VS, terbalik di aVR, mungkin tegak, bifasik atau terbalik (negatif) di lll, aVL dan V1. Gelombang P yang normal adalah: 1. Lebar < 0,12 detik 2. Tinggi < 0,3 miliVolt 3. Selalu positif di lead 11 4. Selalu negatif di lead a\/R b. Gelombang QRS Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Seringkali normal di V1 dan kadang-kadang di V2 Gelombang QRS yang normal: 1.



Lebar 0,06-0,12 detik.



2.



Tinggi tergantung lead (bila Iebih dari 0,12 detik harus dicari kemungkinan ada RBBB, LBBB atau ventrikel ekstrasistole).



59



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS. Gelombang q kecil biasanya terlihat di sandapan 1,11, aVF, dan V4-V6, durasinya < 0,03 detik dan tinggi/dalam amplitude tidak Iebih dari 25% tinggi gel R. Gelombang Q dalam ukuran bervariasi normal di sandapan aVR. Sedangkan gelombang Q besar yaitu durasi 0,04 detik atau 25% lebih besar dari gelombang R dapat dilihat di sandapan Ill sendiri, Q abnormal yang ditemukan di sadapan atau sadapan prekordial adalah diagnostik. Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q patologis. Gelombang Q yang normal 1. Lebar < 0,04 detik 2. Tinggi / dalam < 1/3 gelombang R



Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS Gelombang R umumnya positif di lead 1, 11, V5 dan V6, Gelombang r kecil di V1 dan membesar secara progresif di di V2»V4_ Atau di lead aVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil tau tidak ada sama sekali.



Gelombang S adalah defleksi negatifsesudah gelombang R Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam, Bari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya. Gelombang S mungkin ditemukan di sandapan 1, 11, dan selalu Iebih kecil daripada gelombang R pada masing-masing sandapan.



60



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



c. Gelombang T: Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelumbang T positif di lead 1,11, aVF dan V3-V6 dan terbalik di aVR. Gelombang ini mungkin tegak, bifasik atau terbalik di sadapan Ill, aVL dan V1.



d. Gelombang U : Adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum gelumbang P berikutnya. Penyebab tirnbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.



e. Interval PR Interval PR diukur dari permukaan gelombang P Sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 - 0,20 detik. Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas his sampai permulaan depolarisasi ventrikel.



f. Segmen ST Diukur dari akhir gelombang S sampal awal gelombang T. Pada lead prekordial dapat bervariasi dari - 0.5 sampai + 2 mm. Segmen ST yang naik disebut ST elevasi, dan yang turun disebut ST depresi.



g. Kurva EKG Kurva EKG rnenggambarkan proses listrik yang terjadl pd atrium dan ventrikel EKG normal terdiri dari gel P,Q,R,S dan T, ierta, kadang terlihat gel U. Selain itu ada juga beberapa interval dan segmen EKG. 61



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Cara Membaca EKG 1. Tentukan iramajantung 2. Tentukan Frekwensi ( HR) 3. Tentukan Axis 4, Tentukan adakah tancla lskernia / lnfark 5. Tentukan adakah tanda Hipertroli 6. Tentukan adakah gangguan Eiektrolit



Catatan : 1.



Frekuensi jantung yang normal 60-100 x/menlt



2.



Lebih dari100 x/menit : Sinus takikardi



3.



Kurang dari 60 x/menit 1 Sinus bradikardi



4.



140 - 250 x/menit : Takikardi abnormal



5.



250 - 350 X/menit 1 Flutter



6.



Lebih dari 350 x/menit : Fibrilasi



h. Menentukan Irama Jantung Dalam menentukan lrama jatung urutan yg ditentukan adalah sbb 1.



Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak.



2.



Tengukan berapa frekuensi jantung (HR). ‘



3.



Tentukan gelombang P normal atau tidak.



4.



Tentukan interval PR normal atau tidak.



5.



Tentukan gelombang QRS normal atau tidak.



Catatan: Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA,disebut irama sinus (SinusRhytern = SR).



62



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



i. Ekg Normal Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normal adalah sebagai berikut: 1.



lrama teratur.



2.



Frekwensijantung (HR) antara 60-100 x/menit,



3.



Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.



4.



Interval PR normal (0,12-0,20 detik).



5.



Gel QRS normal (0,06 - 0,12 detik)



6.



Semua gelombang sama.



7.



Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia.



ECG of Normal Sinus Rhythm Cara Menghitung HR Mentukan frekuensi jantung: A. 300 =( jml kotak besar dim 60 detik) Jml kotak besar antara R - R B. 1500 = fiml kotak kecil dlm 60 detik J Jml kotak kecil antara R – R C. Ambit EGK strip sepanjang 6 detik, hitung jurniah QRS dan kalikan 10 Catatan : Rumus A/B untuk EKG yang teraktur Rumus C untuk EKG yang tidak teratur



DISRITMIA (GANGGUAN IRANIA JANTUNG) A. Pengertian 1. Perubahan pada frekuensi dan irama janlung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doengoes,1999).



63



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2. Akibat perubahan elektrofisiologisel sel miokardium, perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktifitas Iistrik sei ( Price,1994 ). 3. Gangguan tidak hanya terbatas pada iragulitas denyutnjantung tapi jugs termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi,1996)



B. Etiologi Diritmia 1. Ganguan koroner 2. Infeksi jantung (endocarditis, perikarditis) 3. Intoksikasiobat 4. Gangguan keseimbangan elektrolit 5. Penyebab Iain tidak di ketahui



C. Klasifikasi Disritmia 1. Disritmia akibat Gangguan Pembentukan lmpuls a. Sinus tachycardia b, Sinus Braclicardia c. Sinus aritmia d. Sinus crest e. Atrialtakhikardia f. Atrial flutter g. Atrialfibrilasi h, irama jungtional (J R)



64



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 6: Pengelolaan Pasien Trauma



PENDAHULUAN Angka kematian akibat trauma begitu tinggi di Indonesia maupun di dunia, pada umumnya terjadi trauma mekanik. Trauma yang diakibatkan karena ruda paksa atau benturan. Benturan ini bisa terjadi baik langsung maupun tidak Iangsung, yang keduanya mengakibatkan cidera. Pengertian awal Trauma adalah Iuka atau cidera fisik maupun psikologi akibat ganggun yang hebat karena ruda paksa maupun sebab Iain. Jenis jenis trauma: 1. Trauma mekanik 2. Trauma panas 3. Trauma bahan kimia 4. Trauma Iistrik 5. Trauma radiasi 6. Trauma biologis 7. Trauma emosi psikologis



A. Perlukaan Akibat Trauma Jenis perlukaan akibat trauma dibagi kedalam perlukaan yang tampak/ Iuka bagian Iuar (dapat dilihat Iangsung) dan perlukaan yang tidak dapat dilihat secara Iangsung (perlukaan organ bagian dalam). Perlukaan organ dalam dibagi menjadi dua, yaitu:



65



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



1. Organ tidak berongga (padat/solid), seperti hepar, limpa, paru, dan otak. 2. Organ berongga, seperti usus.



Perlukaan organ dalam terjadi melalui mekanisme cedera; 1. Cedera langsung Misal kepala dipukul martil hingga kulitykepala robek tak beraturan sehingga terjadi perdarahan luar, tulang kepala rétak atau patah dan dapat menyebabkan perdarahan di otak. 2. Cedera akibat gaya perlarnbatan. Misalnya, Seorang pengendara mobil mengalami tabrakan frontal. Setelah mobil berhenti maka tubuh pengemudi tetap bergerak sesugi kecepatan mobil tersebut, akibatnya organ dalam rongga akan mengalami cedera. Mobil tersebut akan menghéntam benda-benda yang ada di depannya kemudian benda-benda itu dapat mengenai kepala, dada, perut dan tungkai pengemucli. 3. Cidera akibat gaya percepatan Misalnya bila pengendara mobil ditabrak dari belakang. Perlu diwaspadai adanya cedera pada tulang leher dan tulang belakang bila jok mobil patah atau rusak. Hal ini disebabkan hiperekstensi dimana kepala dan baclan akan terdorong sesuaikecepatan mobil yang menabrak, cedera yang terjadi biasanya karena gaya pecut (whiplash injury). 4. Cedera akibat kompresi atau tekanan ' Misalnya terjadi tabrakan beruntun, dengan kecepatan tinggi mobil akan menghantam objek diclepannya dan akan dihantam Iagi oleh mobil befikutnya dari belakang. Tekanan yang tinggi dapat menyebabkan pecahnya organ-organ yang berongga. Cedera tarnbahan sangat mungkin terjadi, bila terdapat bendabenda yang ditempatkan dibelakang mobil yang mengenai kepala pengemudi, 66



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



karena benda - benda tersebut bergerak dengan kecepatan yang sama (secondarycollision).



B. TRAUMA KEPALA 1. Anatomi Kepala Triage yang baik akan dapat menseleksi penderita dengan tepat dan cepat untuk mengirim penderita cedera kepala sedang dan berat untuk dikirim ke center yang sesuai. Kecepatan dan penanganan yang tepat oleh penolong yang terlatih akan mengurangi morbidity clan mortality.



2. Patofisiologi Trauma Kepala Trauma kepala terdiri dari cedera terbuka dan cedera tertutup. Cedera terbuka menyebabkan tulang tengkorak terbuka dan isi otak terbuka berhubungan dengan udara Iuar. Untuk cedera otak dibagl dua yaitu primary injury clan secondary injury.



3. Primary injury Primary cedera otak terjadi kerusakan otak langsung akibat trauma yang kuat. Kepala ataupun luka tusuk pada kepala yang menembus tulang tengkorak hingga melukai jaringan otak. Hampir semua primary injury pada trauma kepala akibat kepala terbentur dengan kuat mengakibatkan otak juga bergeser didalam tengkorak kepala, benturan keras pada satu sis] kepala akan menyebabkan otak bergerak membentur sisi lain didalam tengkorak dan juga bisa kembali bergerak ke sisi sebelumnya. Bila kepala juga membentur misal aspal, dinding dan dinding mohil bila terjadi tabrakan mobil /tabrakan kendaraan bermotor, dapat menyebabkan kerusakan Iangsung pada jaringan 67



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



otak ataupun pembuluh darah yang ada dalam otak. Penanganan pre hospital yang baik dapat mengurangi secondary cedera otak.



4. Secondary injury Secondary cedera otak akibat hlpoksia dan menurunnya perfusi pada jaringan otak, oedema otak dan hypotensi pada pasien trauma kepala menyebabkan kerusakan lanjut pada jaringan otak, oedema otak juga akan meningkatkan tekanan intra kranlal karena berkurangnya tempat untuk cairan otak, ini juga menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, oedema otak itu tidak terjadi dengan segera tetapl memerlukan dilakukan



penanganan



untuk



waktu hingga terjadi oederna, bila



memperbaiki



perfusi



kejaringan



otak



dapafmenyelamatkan nyawa pasien.



Secara normal biasanya jarlngan otak akan mengurangi atau rnenlngkatkan aliran darah secara otomatis sesuai kebutuhan metabolisme jaringan otak. Auto regulasi ini dipengaruhi oleh level carbon dioxida (CO2) dalam jaringan otak jumlah normal CO2 dalam otak adalah 35-40 mmHg. Peningkatan level CO2 (hypoventilasi) rnenyebabkan vasokonstruksi dan menurunkan tekanan intra kranial.



Ternyata paila trauma kepala mengurangi edema jaringan otak dapat meningkatkan aliran darah. Menurut penelitian terbaru membuktikan bahwa hyperventilasi hanya sedikit etek untuk mengurangi edema. Penurunan perfusi otak karena vasokonstruksi hanya menyebabkan hipoxia, jadl hypoventilasi dan hiperventllasi akan menyebabkan iskemla jaringan otak, yang menyebabkan traumatic brain injun/ (TBI). 68



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Melakukan ventilasi dengan rate setiap. 5-6 detik dengan high flow oxygen sangat penting, Propilaksis hyperventilasi untuk semua pasien head injury tidak direkomendasikan lagi.



C. TRAUMA TULANG BELAKANG 1. Anatomi Tulang Belakang Tulang belakang terdiri dari 33 ruas yang saling bertumpu membentuk rongga tulang belakang yang dldalamnya berjalan burnbung syaraf utama dari otak menuju seluruh tubuh dan sebaliknya. Trauma tulang belakang dapat terjadi disemua ruas-ruas dengan mekanisme yang bervariasi. Cedera tulang belakang dapat berupa pergeseran posisi tulang, patah tulang, kerusakanjaringan pengikat dan juga terjadinya kompresi tulang yang kerusakannya disertai kerusakan jaringan bumbung syaraf. Disetiap trauma tulang belakang harus dianggap serius dan membutuhkan penanganan yang hati - hati, bila tidak korban akan mengalami kelumpuhan.



Jika dalam pemeriksaan dini tidak dapat mendiagnosa adanya curiga (suspect) cedera tulang Ieher dan tulang belakang, maka selama proses pemindahan dan evakuasl pasien, sebaiknya tidak mempergunakan metode Spinal Motion Restriction (SMR), karena menyebabkan keadaan pasien semakin parah.



Tulang belakang (spinal column) adalah susunan dari 33 ruas tulang yang gunanya menyangga tubuh agar dapat tegak. Ke 33 tulang belakang itu terdiri dari:



69



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi







7 tulang leher (the C spine)







12 tulang punggung







5 Iumbul (the Lspire)







5 sacral dan 4 cocygeal



Secara international tulang belakang dari leher sampai ke pelvis mempunyai Hama (Homer) yaitu: •



C-C7 untuk tulang leher (cervical)







T1-T12 untuk tulang punggung (thoracic)







L1-L5 untuk tulang pinggang atau lumbal



2. Patofisiologi cedera Tulang Belakang Tulang belakang yang sehat dapat toleransi terhadap tekanan pada tulang belakang seperti ekstensi, fleksi, compresi dan rotasi tanpa merusak bumbung syaraf. Tulang belakang dan bumbung syaraf rusak karena trauma tumpul atau trauma tajam, Bila tali syaraf tulang belakang rusak karena trauma hubungan antara otak dan tubuh sebelah bawah, bisa rusak atau' putus. Kerusakan tersebut berakibat hilangnya tenaga dan sensibilitas bahkan kelumpuhan dan kematian (bila yang terkena syaraf pengatur pernafasan dan jantung).



Pergeseran atau robekan pada bantalan maupun tulang dapat menjepit syaraf tulang belakang. Puntiran, penekanan, atau pembengkokan yang berlebihan pada tulang belakang dapat berakibat: 1.



Luka bertarnbah lzzuruk



2.



Syaraf tulang belakang ikut rusak atau putus



70



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



3. Penyebab Trauma Tulang Belakang: a.



Benturan benda tumpul langsung pada tulang belakang



b.



Hyperekstensi dari leher misal akibat wajah membentur kaca pada mobil, orangtua yang jatuh dengan kepala membentur Iantai, penerjun yang membentur dasar kolam yang dangkal



c.



Hyperfleksi misal pengendara kuda atau pengendara motor yang jatuh terpelanting ke tanah.



d.



Kompresi, pasien yang jatuh terduduk atau terjlm dari ketinggian yang lebih dari 3x tinggi badan korban dan mendarat di tanah dengan kaki lurus atau terduduk.



e.



Rotasi pasien yang mengalami tabrakan mobil kepala dan leher serta pinggangterpuntir lateral stress, misal jatuh dari ketinggian dengan Ieher terbentur dibagian samping kiri dan kanan, kecelakaan mobil tertabrak dari samping



f.



Distraction peregangan yang kuat pada tulang belakang dan bumbung syaraf, misal pemain ski atau pengendara motor yang tersangkut tali pada lehér. Atau pinggang yang terkena luka tembak atau luka tusuk yang mengenai tulang belakang.



g.



Pasien terlempar akibat Iedakan born dan mengenai bagian belakang pasien



4. Pencegahan I a.



Gunakan sabuk pengaman bila berkendaraan



b.



Pakai helm pengaman yang sesuai standar bila naik sepeda motor, skateboard, dan bila berada didaerah konstruksi bangunan



71



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



c.



Periksa keclalaman air sebelum menyelam, ski air atau terjun di air



d.



Bila berolahraga taati seluruh peraturan keselarnatan `



5. Gejala dan Tanda a.



Perubahan bentuk pada kepala, leher, dan tulang belakang perubahan bentuk pada tulang belakang ditemukan tapi kalau terlihat jelas, memar, atau bengkak pada tulang belakang dicurigai terjadi cedera tulang belakang.



b.



Kelumpuhan pada alat gerak clibawah titik trauma



c.



Gangguan persyarafan pada alat gerak mungkin kehilangan fungsi, lemah, mati rasa, kesemutan, atau rasa baal terutama dibawah titik trauma



d.



Nyeri pada daerah tulang belakang, pada saat bergerak ataupun tidak bergerak. Bila nyeri berlebihan korban dapat mengalami syok neurogenic



e.



Hilangnya kemampuan mengendalikan buang air besar dan buang air kecil



f.



Sulit bernafas, kadang-kadang tanpa pergerakan dada, bila ini terjacli setelah pasien menderita trauma berat, waspadai adanya trauma tulang belakang mengenai syaraf tulang belakang



g.



Priapismus, yaitu ereksi kemaluan pria yang menetap



h.



Dapat terjadi syok akibat jejas pada syaraf menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, mengakibatkan hipotensl dan bradikardia



i.



Bila terjadl Iuka tusuk pada leher dan luka terbuka pada leher udara dalam trakea dapat masuk ke pembuluh darah atau emboli udara, dapat menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi serangan jantung



72



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



j.



Luka tumpul tertutup pada leher, seperti memar atau tenggorokan bengkok/ tidak lurus, dapat merusak jaringan dalam leher dan terjadi emboli udara. Perabaan didaerah Ieher menunjukkan adanya udara dibawah kulit (krepitus) sekitar leher dekat daerah trauma.



6. Pengelolaan Trauma Tulang Belakang a.



Perhatikan keamanan lingkungan, keamanan pasien dan penolong



b.



Datang menemui korban dari arah kaki korban jangan dari belakang korban dan bila korban sadar perintahkan untuk tidak bergerak atau menggerakkan kepala dan badan



c.



Bila terlihat penderita tidak bergerak / tidak sadar, satu penolong melakukan jaw trush dan penolong lain mengecek respons pasien (AVPU)



d.



Check airway, breathing dan circulasi



e.



Lakukan pemeriksaan dini (rapid Assesment) dari kepala sampai kaki dengan cepat, tepat dan cermat



f.



Setelah periksa kepala pelihara jalan nafas tetap terbuka dengan jaw trush berikan high flow oksigen



g.



Bila penderita sadar periksa fungsi motorik dan sensorik alat gerak '



h.



Setelah selesai memeriksa leher pasang neck collar, jaw trush tetap dilakukan



i.



Setelah selesai melakukan pemeriksaan sampai kaki, pindahkan pasien segera ke long board spinal atau papan dan alat lain yang punya alas yang keras



73



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



j.



Bila ada Iuka atau pendarahan luar segera stop dengan balut tekan, sebelum pasien dipindah ke spinal board



k.



Pada saat proses pemindahan/ log roll pada saat pasien dimiringkan 45° segera penolung yang ditengah memeriksa belakang badan pasien mulai dari belakang kepala sampai ke belakang turnit apakah ada Iuka memar luka bakar perubahan bentuk dengan cermat ruas demi ruas tulang belalzang diperiksa apakah ada kelainan, bila ada pendarahan luar stop segera dengan balut tekan, baru pasien dipindahkan ke spinal board.



l.



Bila pasien dalam situasi tidak aman dan harus segera dipindah ketempat aman, tidak perlu dilakukan pemeriksaan dini secara lengkap tapi hentikan pendarahan luar, log roll ke spinal board saat log roll wajib periksa dengan cepat cermat, bagian belakang badan segera pindah kespinal board dan bawa ketempat aman segera.



m. Setelah dilakukan jaw trush dipertahankan sampai kepala pasien telah clifiksasi pada long spinal board baru boleh dilepas. Penyulit pada pengelolaan pasien spinal adalah: n.



Henti nafas, karena kelumpuhan otot dada



o.



Kelumpuhan ke empat ekstremitas



p.



Syok



q.



Setelah pasien terfiksasi dengan baik pada long spinal board segera pindahkan ke ambulance.



r.



Sebelum berangkat untuk antisipasi buat resusitasi syok pasang infus 2 jalur dengan jarum besar mulai dengan tetesan KVO (Keep Vein Open) bila pada tanda-tanda syok lakukan resusitasi sesuai protokol terapi cairan.



74



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



s.



Sepanjang perjalanan Iakukan secondary survey, check Iebih teliti dan cermat, periksa dari kepala sampai ujung kaki



t.



Lakukan monitoring tanda-tanda vital dengan ketat setiap 5 menit bila pasien belum stabil atau setiap 15 menit bila pasien sudah stabil huhungi rumah sakit yang dituju, laporkan indentitas pasien, keadaah umum, tanda-tanda vital dan penanganan yang dilakukan.



u.



Bila jalan nafas masih dapat dipertahankan terbuka atau bila ada henti nafas bila penggunaan bag valve mask bisa memberikan pernafasan yang efektif pertahankan sampai pasien sampai di rumah sakit dengan aman dan dapat mengurangi pergerakan leher clan tulang belakang.



v.



Selama pasien melakukan pemeriksaan penunjang di rumah sakit untuk diagnosa seperti x-ray, ct scan ataupun MRI tetap harus diatas long spinal board iangan pernah dipindah ketempat lain.



w. Spinal board dan neck collar dilepas/dipindahkan bila pasien sudah terbukti tidak ada cedera pada kepala, leher dan tulang belakang, Ataa jika' pasien dipindahkan ke meja operasi atau tempat tidur yang diperuntukan untuk merawat pasien cedera spinal. x.



Bila pasien wanita hamil, setelah difiksasi dengan benar pada long spinal board miringkan 15 derajat ke arah kanan' pasien agar arteri dan vena femoralis tidak tertekan, aliran darah tetap lancer, dan venus return tetap baik.



75



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



D. TRAUMA DADA Tabrakan mobil atau motor, jatuh dari ketinggian, Iuka tembak, dan Iuka tusuk, sering mengakibatkan trauma dada. Sebagian dari pasien yang mengalami trauma dada akan mengalami cedera lain dari organ vital yang ada di dalam dada (multiple injury). 25% dari pasien trauma dada mengalami kematian. 2/3 dari pasien trauma dada akan hiclup bila mereka dapat segera di bawa ke RS (UGD). 15% korban trauma dada memerlukan tindakan operasi. Pasien-pasien yang mengalami trauma dada akan tertolong bila ditangani oleh penolong terlatih yang dapat melakukan pemeriksaan dan pengelolaan trauma dada dengan cepat, tepat dan benar. Bila terjadi trauma dada, baik karena trauma tumpul ataupun trauma tajam dapat menyebabkan: 1. Hipoma Adalah suatu keadaan tidak kuatnya pengiriman oxygen kejaringan akibat trauma dada yang rnenyebabkan abstraksi dalam nafas. 2. Hypovolemia Adalah tidak adekuatnya volume pembuluh darah akibat kehilangan darah yang banyak karena luka terbuka pada dada ataupun Iuka tertutup pada rongga dada. 3. Ventilasi/perfusi Terjadi gangguan di pleura akibat tension pneumothorax. Rusaknya pompa jantung akibat cedera jantung yang berat. Respirasi asidosi, hipercarbin (CO2) akibat tidak adekuatnya ventilasi karena perubahan tekanan dalam dada akibat trauma dada. metabohe acidosis akibat hyperfusi dari jaringan yang mengalami syok. 76



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Tanda-tanda umum cedera dada adalah: 1. Nyeri dada, sesak nafas (nafas pendek) ' 2. Pada inspeksi terlihat tidak simetrinya gerakan dada, terlihat gerakan paradoxal pada daerah yang terkena trauma, memar atau luka terbuka 3. Cyanosis, distended vena jugularis, trachea deviasi Search tempat trauma 4. Palpitasi teraba tenderness. Disability dan erepitasi (TIC), auscultasi dapat terdengar suara nafas dengan balk atau tidak. Lakukan pemeriksaan cepat pada trauma dada dengan cepat, tepat dan teliti. Pada trauma harus dapat diindentinkasikan secara cepat cedera berat padaorgan-organ vital yang ada pada dada. Ada 12 keadaan yang dapat menyebabkan keadaan yang mengancam nyawa yang disebut dengan "deadly dozen" yang dapat ditemui saat melakukan primary survey dan secondary survey.



Yang ditemukan pada primary survey 1. Obstruksijalan nafas 2. Pneumothorak terbuka 3. Flail chest 4. Tension pneumthorak 5. Massive hemothorak 6. Cardiac tamponade



Yang ditemukan pada saat melakukan secondary survey 1. Myocardial confusion 2. Robekan aorta 3. Cedera trachea dan bronkus



77



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



4. Robekan pada diafragma 5. Cedera pada esophagus 6. Contusio paru Pada trauma dada dapat terjadi obstruksi jalan nafas karena benda asing, lidah yang terjatuh kebelakang, dan aspirasl karena isi lambung dan adanya bekuan darah pada pasien yang tidak sadar. Segera lakukan pengelolaan pembebasan jalan napas dan sirkulasi.



E. TRAUMA PERUT (ABDOMEN) Trauma abdomen sering lolos dari pengamatan terutama pada penderita dengan gangguan kesadaran, multi trauma, trauma disertai dengan intoksikasi alkohol, drug, cedera thoraks dan fraktur vertebral. Umumnya perdarahan pada rongga perut atau trauma tumpul didalam abdomen selalu ditemukan dengan hasil akhir peritonitis padahal pads initial assesment dilakukan pemeriksaan secara teliti dan cermat pada ke 4 kuadran perut.



Penilaian sirkulasi pada primary survey adalah penilaian perdarahan pada daerahdaerah yang memungkinkan untuk tempat menampung darah yang tidak tampak antara Iain abdomen pada trauma tumpul. Abdomen memerlukan pemikiran untuk memperkirakan organ»organ yang ikut mengalami cedera dan besarnya kerusakan yang terjadi. Diperlukan ketajaman dari diagnostik pada pemeriksaan penderita mulai dari melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang sangat rnembantu untuk penyelamatan pasien dari keadaan yang mengancam nyawa.



78



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Mengingat vitalnya abdomen dalam penilaian perdarahan primary survey maka Seorang penolong harus sadar betul tentang segala kemungkinan yang dapat terjadi pada abdomen.



Bio-mekanik trauma pada abdomen harus dipelajari dengan cermat agar tak terjadi keterlambatan diagnosa dan keterlambatan melakukan pertolongan. Anatomi abdomen bagian luar dan abdomen bagian daiarn harus diketahui agar dapat menilai kerusakan yang terjadi akibat mekanisme trauma.



Type Trauma Pada abdomen Trauma yang terjadi adalah trauma tumpul dan Iuka tusuk, untuk trauma tumpul ini sangat banyak terjadi dan sering menyebabkan kematian akibat keterlambatan diagnosa dan pertolongan 10-30% akan meninggal (mortality meningkat). Pada kecelakaan kendaraan bermotor, trauma tumpul pada perut menyebabkan robekan dari solid organ seperti hati, Iimpha, usus besar dan usus halus, cedera dapat terjadi karena hantaman, tekanan, kebagian peritoneal yang dapat menyebabkan robekan organ bagian belakang atau robekan pembuluh darah.



Pasien yamg mengalami trauma tumpul dibagian belakang tersebut kadang-kadang tidak terasa nyeri, hanya sedikit nyeri dibagian luar perut dengan jejas akibat trauma, Pasien dengan patah tulang iga bagian bawah yang menutupi area perut kadang tanpa merasa nyeri yang signifikan. keadaan ini akan mengecoh penoiong seolah terjadi apa-apa, Sebaliknya trauma berupa hantaman dan tekanan dapat diteruskan sekuat tekanan pada perut sampai ke retroperitoneal. Akibatnya terjadi cedera yang berat diarea peritoneal, dan dalam hitungan menit bila pembuluh darah sobek dapat



79



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



menyebabkan syok. Penanganan ABC harus adekuat, jika tidak adekuat akan menyebabkan kematian. 1. Luka Tusuk (Penetrating Injuries) Trauma abdomen dapat berupa Iuka tusuk atau Iuka tembakan. Luka akibat tembakan bergantung jarak tembak terhadap korban. jarak tembak berdampak pada Iuas area yang rusak akan tergantung dari mekanika trauma, BiIa jarak penemtiak dekat dengan korban, maka diameter kerusakan akan Iuas. Semakin jauh penembak semakin sempit diameter kerusakan yang terjadi, Bila terkena daerah hati, Iympha dan pembuluh darah akanmengancam nyawa, 2. Luka tusuk akibat benda tajam Luas Iuka tusuk dapat mengakibatkan perdarahan hebat, Bila benda tajam yang menusuk sudah terlepas, Iakukan perneriksaan perdarahan dan lihat Iuas Iuka tusukan, adakah Iuka tembus kebelakang. Lakukan balut tekan pada setiap permukaan Iuka yang mengeiuarkan darah dengan kassa steril.



Bila benda masih tertannap dilakukan fiksasi dan stabilisasi benda tersebut agar tidak bergerak dan terdorong dengan menggunakan balut cincin dan baiut tekan sekitar benda yang tertancap. Baiutan ini dimaksudkan agar area Iuka tusuk tidak semakin lebar. Lakukan penanganan cepat dan koordinasi dengan rumah sakit terdekat. Stabilkan hemodinamik sepanjang perjalanan, guna menghindari hemorhagic syok.



80



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Penatalaksanaan Pada Trauma Perut 1. Perhatikan sekitar lokasi dan dapatkan keterangan penyebab kejadian. Apakah jatuh dari ketinggian, tabrakan, Iuka tembakan atau Iuka tusuk pada perut. Lakukan pemeriksaan cepat. Jika ada tanda-tanda trauma segera perhatikan dan pelajari mekanika trauma. Tangani segera airway, breathing, dan sirkulasi. Check status mentai pasien. 2. Jika terjadi penurunan kesadaran dan tanda»tanda syok, pasang oksigen dengan high flow. Bila keadaan semakin memburuk pasang endotracheal tube, segera pasang infus dua Iine dengan jarum besar, heri cairan kristaloid guyur. 3. Siapkan pasien untuk dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulance untuk penanganan Iebih Ianjut. 4. Bila ada perdarahan eksternal segera hentikan dengan balut tekan. 5. Tutupi bagian yang keluar dari rongga abdomen dengan kassa besar yang sudah dibasahi dengan cairan NACL 0,9%. Pertahankan kelembabannya dan tutupi dengan mangkok agar tidak terburai. Tidak dianjurkan memasukan kembali omentum atau usus yang terburai. Lakukan monitoring terhadap hemoclinamik sepanjang perjalanan menuiu rumah sakit. 6. Lakukan Iagi pemeriksaan secondary survey Head to Toe. 7. Untuk mendiagnosa adanya perdarahan pada lambung atau untuk tindakan dekompresi lambung, lakukan pemasangan nasogatric tube. 8. Bila tidak ada trauma pada pelvis dan area kandung kemih, pasang urine chateter untuk memonitor intake dan output pasien. 9. Pemeriksaan tanda»tanda vital secara periodik, mampu meminimalisir kesalal-ian dalam penanganan pasien, mempertajam tanda - tanda yang tersamar dan mempercepat tindakan yang harus segera dikerjakan, jika keadaan pasien memburuk. ` 81



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



10. Bila melakukan resusitasi calran jangan terlalu agresif. Berikan calran untuk memaintenance BP 90-100mmHg (systolik), Bila BP naik dengan cepat akan mengencerkan kloting time sehingga terjadi perdarahan yang Iebih banyak. 11. Jika ditemukan abdomen yang distensi, keras dan kaku, saat rapid exam pada Primary survey menunjukkan terjadi perdarahan yang banyak di rongga perut. Lakukan pemeriksaan cepat pada daerah pelvis dan ekstremitas. Siapkan alat untuk transportasi pasien ke rumah sakit, lakukan pemeriksaan capillary refill, nilai nadi radialis dan carotis dengan cepat. 12. Lakukan stabilisasi pasien trauma abdomen tidak selama perjalanan ke rumah sakit, tidak di Iapangan. Kemudian lanjutkan terapi definitif pada trauma abdomen di rumah sakit.



F. TRAUMA MUSKULOSKELETAL Sistem muskuloskeletal (otot rangka) berfuilgsi melindungi alat - alat vital dalam tubuh, memungkinkan manusia untuk berdiri tegak dan bergerak, Agar tindakan memberikan hasil yang maksimal “awal" dari tindakan bedah orthopaedi adalah, rehabilitasl maksimum penderita secara utuh (maximum rehabilitation of patient as a whole). Secara umum cedera musculoskeletal berupa:



1. PATAH TULANG Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang baik seluruhnya atau sebagian saja. Penyebab patahnya tulang karena teregangnya tulang yang melampaui batas kelenturan tulang. Karena pada dasarnya tulang merupakan bencla padat yang memiliki kelenturan.



82



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Cedera dapat terjadi akibat: a. Gaya Iangsung Cedera yang terjadi pada tempat yang mengalami kontak dengan gaya langsung pada bagian tubuh tertentu. Contoh pengendara motor ditabrak mobil dari samping, tungkai bawah pengendara kena gaya langsung hingga fraktur. b. Gaya tidak langsung Bagian tubuh tidak menerima langsung namun gaya tersebut diteruskan sehingga bagian yang tidak mengalami gaya ikut rusak. Misalnya kasus tabrakan mobil dimana lutut pengendara mobil menghantam panel depan. Gaya tidak langsungnya menyebabkan cedera panggul akibat hantaman yang kuat, c. Gaya punter Terjadi akibat upaya tubuh atau posisi anatomls sedemikian rupa hlngga saat benturan terjadi seolah terkunci, gaya langsungberubah menjadi puntiran. Contoh poslsi menahan majunya tubuh dengan bertahan pada kemudi mobil, berubah rnenjacli puntiran sehingga terjadi patah tulang, Tindakan yang harus cliperhatikan pada trauma musculoskeletal adalah 4R, yaitu: a. Recognition Untuk dapat bertindak dengan balk maka kenali trauma musculoskeletal. Dengan mengenali tanda-tanda dan gangguan fungsi jaringan yang mengalami cedera. Patah tulang merupakan akibat dari sebuah kekerasan yang dapat menimbulkan kerusakkan pada tulang dan jaringan lunak disekitarnya. Dibedakan antara trauma tumpul dan tajam. Pada umumnya 83



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



trauma tumpul akan menyebabkan kememaran yang "diffuse" pada jaringan lunak termasuk gangguan neurovascular yang akan menentukan vitalitas ekstremitas. b. Reduction (reposisi) Adalah tindakan mengembalikan ke posisi semula dari ekstremitas. Untuk memberikan hasil rehabilitasl yang baik, reposisi diperlukan agar tulang kembali ke bentuk semula dan befungsi kembali, Penyembuhan memerlukan waktu untuk mempertahankan hasil reposisi c. Retaining (lmmobilisasi) Memberikan istirahat pada musculoskeletal yang sakit selama proses penyembuhan. Immobillsasi yang tidak adekuat dapat memberikan dampak pada penyembuhan dan rehabilitasl. d. Rehabilitasi Adalah mengembalikan kemampuan dari musculoskeletal yang cedera agar dapat berfungsi kembali. Rehabilltasi secara dini (waktu korban ditemukan) dapat dilakukan, guna menghlndari kecacatan.



Patah tulang tertutup, apabila ujung tulang yang patah masih berada didalam kulit. Sebaliknya patah tulang terbuka bagian tulang patah terlihat dari luar. Gejala klinis dari patah tulang adalah: • Terdapat trauma /jejas, bengkak, deformitas dan nyeri ditempat yang patah baik nyeri tekan maupun nyeri sumbu disertai gangguan fungsi (function laesia) • Gangguan fungsi, terputusnya kontuinitas tulang atau akibat gangguan neurovascular



84



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



• Terdegar suara berderik pada daerah yang patah (krepitus). Terjadi aidbat pergesekan antara bagian ujung tulang yang patah • Ujung tulang terlihat keluar dari Iuka. Pada patah tulang terbuka, ujung tulang yang patah dapat keluar menembus kulit disertai perdarahan yang banyak. Keadaan ini harus segera ditangani dengan menghentikan perdarahan melakukan balutan dan pembidaian dengan cara yang tepat. • Pemeriksaan radiologis perlu dilakukan untuk menentukan jenis dan tempat yang patah untuk menentukan tindakan yang definitif.



Derajat Luka Pada Patah Tulang Menurut Gusfilo: Derajat l



: luka kecil dengan ukuran 1 cm, relatif bersih tanpa kerusakan jaringan yang berarti.



Derajat ll



: luka dengan ukuran > dari 1cm, tanpa kerusakan jaringan, flap atau avulsi dengan derajat kememaran yang sederhana. Umumnya fraktur terjadi "simple" "tranaverse" atau"oblique"



Derajat Ill



: Patah tulang dengan kerusakan jaringan lunak yang Iuas seperti kulit, otot dan gangguan neurovascular. Sering diakibatkan oleh trauma tumpul yang hebat disertai cedera akibat kacepatan tiraggi ("high veIocity").



1. Patah tulang tertutup dengan gangguan neurovascular Patah tulang panjang dapat mengakibatkan perdarahan yang cukup banyak dan



dapat



menimbulkan



tekanan



pada



"compartment



otot"



dan



menunjukkan gejala "compartment syndrome". Keadaan ini sering terjadi pada frakturtungkai bawah dan lengan bawah.



85



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Bila tanda-tanda compartment tidak diperhatikan dan segera diambil tindakan, mengakibatkan kematian jaringan distal hingga perlu dilakukan amputasi. Tindakan segera dapat dikerjakan dengan fasciotomi yang luas dan biarkan luka terbuka. Pemeriksaan neurovascular distal perlu dilakukan dengan cermat pada tungkai atau Iengan yang mengalami pembengkakan dan kulit yang tegang. Pada saat melakukan initial assessment, pulses, motor function, sensation / PMS harus selalu diperiksa. Ada 5P tanda lanjut dari compartment syndrome, yaitu: pain, pallor, pulseless sness, parestesia dan paralysis. Patah satu tulang femur dapat menyebabkan kehilangan darah hingga 1 liter. Bila terjadi patah tulang pada kedua femur dapat mengancam nyawa karena adanya gangguan sirkulasi. Patah tulang pelvis dapat menyebabkan perdarahan yang Iuas pada rongga abdomen dan rongga gastro peritoneal menyebabkan perdarahan 1 50'Jcc pada setiap tempat dan dapat membuka bull-bull dan pembuluh darah besar pelvis.



2. Patah tulang terbuka Patah tulang terbuka memiliki resiko infeksi hingga komplikasi sepsis akibat kontaminasi. Kondisi infeksi mengganggu penyembuhan tulang. Pada patah tulang terbuka prinsip pengobatan patah tulang terbuka bergantung pada derajat Iuka (Gusti|o). a. laksanakan pengelolaan sebagai tindakan "emergency" b. lakukan evaluasi keadaan yang mengancam kelangsungan hidup c. pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, debriden-lent, serta irigasi yang cukup (dilutionis a solution to polution)



86



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



d. stabilisasi patah tulang e. penutupan Iuka yang baik f. bila perlu lakukan "cancellous bone grafting" g. rehabilitasi anggota yang terkena h. rehabilitasi pasien seutuhnya



Perhatikan kemungkinan cedera penyerta di bagian tubuh Iainnya terutama kepala, leher, tulang belakang, dada dan abdomen, pada korban fraktur terbuka.



Fraktur terbuka derajat I dan Il dapat diperlakukan ORIF (Open Reduction and Internal Fixation) pada fraktur tertutup setelah melakukan debridemen yang baik.



Sedangkan pada derajat III masih dibagi menjadi subtipe sebagai berikut : a.



III A. setelah dilakukan debridement kulit dapat ditutup secara adekuat



b.



III B. bila terjadi kerusakan jaringan lunak yang Iuas (intensify atau kehilangan jaringan lunak disertai kontaminasi berat dan "stripping" period hingga tulang terpapar, perlu penutupan kulil dengan skin graft atau “biodressing")



c.



III C. Patah tulang terbuka disertai cedera arteri harus diperbaiki tanpa melihat Iuasnya kerusakan jaringan lunak. Pada sub ripe ini hampir selalu diperlukan tindakan amputasi akibat kegagalan sirkulasi arteri, terutama biia kerusakan tidak diperbaiki segera (4-6 jam setetah kejadian).



87



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2. DISLOKASI Dislokasi sangat mudah diidentifikasi, tekanan pada urat /tendon berlebihan menyebabkan tulang-tulang dalam persendian tergeser/kelucr dari tempat semula sehingga terjadi perubahan anatomi. Dislokasi dapat mengakibatkan nekrotik dan berakhir dengan amputasi, jika terjadi dislokasi pada sendi – sendi besar yang merusak neurovaskuler dan tidak mendapat penanganan yang tepat.



Gejala dan tanda-tanda dislokasi : a. Korban sangat kesakitan b. Sendi tidak bisa bergerak c. Perubahan bentuk sendi d. Lemah pada sendi e. Pada awalnya hilang rasa sakit/baal f. Segera terjadi perubahan warna dan bengkak pada sendi



Penanganan Dislokasi sendi perlu dilakukan reposisi segera, akibat dari penundaan dapat menimbulkan neurovaskuler nekrosis dari bonggol tulang yang menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan sendi, Segera evakuasi pasien ke rumah sakit dengan fasilitas penanganan patah tulang. Setelah terjadi dislokasi 5-20 menit disebut fase shock local. Pada fase ini terjadi hyperstesia ( rasa baal ) akibat relaksasi dari otot sekitar sendi. Bila pasien sudah sampai dirumah sakit dapat dilakukan reposisi tanpa narkose. Jika fase ini sudah Iewat, maka tindakan reposisi harus menggunakan



88



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



pembiusan untuk mendapatkan relaksasi pada otot, sehingga sendi kembali ketempat semula.



Bila reposisi tidak dilakukan dapat terjadi "Button hole rupture"dari kapsu (simpai) sendi. Button hole rupture dapat menganggu sirkulasi daerah bonggol sendi. Keadaan ini bisa diiolong hanya dengan reposisi terbuka. Bila reposisi tertutup dilakukan dan berhesil perlu dilakukan X-ray untuk melihat kemungkinan terjadi patah tulang, dislokasi atau interposisi dari frakmen tulang.



Untuk penyembuhan jaringan lunak, daerah dislokasi perlu immobilisasi 23 minggu setelah cedera, Untuk mendapatkan gerak sendi yang baik selarna immobilisasi diberikan latihan isomgtrik kontraksi otot guna mencegah atropi otot.



3. TERKILIR/KESELEO/SPRAIN Terkilir terjadi akibat pergerakan tiba - tiba hingga tulang pada persendian mendapat tekanan yang berlebihan, peregangan, atau robekan urat yang masih menyambung, terkadang disertai patah tulang. Akibatnya pembengkakan akan terjadi Begitu cepat dan memar jaringan lunak terjadi ini menjadi tanda yang paling jelas untuk mengindikasikan adanya Iuka pada persendian.



89



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Peregangan Otot Dan Tendon (STRAIN) Pada saat terjadi peregangan otot dan tendon mengalami robekan yang menyeluruh biasanya terjadi pada daerah tendon dan otot, Hal tersebut mengakibatkan rasa sakit yang hebat pembengkakan dan memar, sebagai tanda adanya perdarahan diarea trauma.



Penanganan Sprain Dan Strain R



Rest, istirahatkan bagian yang cedera



I



Ice, berikan kompres dingin 15-20 menit



C



Compression, lakukan balut tekan dengan teknik yang baik dan merata. Pastikan aliran darah pada bagian distal daerah balut. Periksa bagian bawah daerah balut setiap 10 menit sekali



F



Elevate, meninggikan bagian yang cedera untuk mengurangi bengkak dan melancarkan alifan darah area cedera V



G. BIOMEKANIKA TRAUMA Biomekanika trauma adalah ilmu yang mempelajari kejadian cedera akibat suatu jenis kekerasan atau kecelakaan, Seperti kecelakaan lalu lintas, jauh dari ketinggian, tertembak senjata api, luka tusuk, luka akibat ledakan. Biomekanik trauma panting diketahui karena akan membantu dalam : a. Penentuan area trauma b. Akibat yang ditimbulkan oleh trauma c. Mengetahui penatalaksanaan tepat pada pasien trauma, sesuai jenis perlukaan yang ditimbulkan



90



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



1. Mekanika Trauma Tabrakan Mobil Tabrakan dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: a.



Tabrakan frontal (dari depan). Cedera tabrakan frontal berupa trauma kepala, leher, tulang patah atau dislokzxsi pada sendi Iutut dan paha, patah tulang sternum, cedera tulang belakang dari cervical sampal sacrum, myocardial contusio pericardial tamponade, trauma dada seperti Pneumothorax, Hemothorax, flail chest, robeknya limpha atau hatl dan organ dalam perut lainnya, Pengemudi akan terdorong ke atas' dan mengenal kaca mobil yang menyebabkan terjadinya trauma kepala mulai-_dari luka atau patah tulang kepala, trauma tulangieher, laryng dan trakea akan ciizlera, atau multi trauma.



b.



Tabrakan dari belakang Tabrakan terjadi apabila kendaraan berhenti atau berjalan pelan kemudian dihantam oleh kendaraan kecepatan tinggi dari belakang. Terjadi cedera pada tulang Ieher, akibat hiperekstensi terutama pada kendaraan yang tidak memiliki sandaran kepala yang baik.



c.



Tabrakan dari samping Tabrakan dari samping biasanya bergantung pada seberapa kuat kecepatan mobil yang manabrak. Biasanya penumpang atau pengemudi yang terkena tabrakan akan mengalami cedera kepala, leher, tangan atas bawah, thorax dan abdomen bagian samping, pinggul dan kaki bisa patah ataupun dislokasi.



91



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



d.



Mobil terbalik Cedera pada kecelakaan mobil terbalik tidak selalu akan berakibat cedera serius. Semua bergantung dari kecepatan mobil yang terbalik, Jika tidak dalam kecepatan tinggi dan penumpangnya memakai sabuk pengaman, kemungkinan tidak akan mengalami cedera yang serius. Tapi apabila mobil terbalik dengan kecepatan tinggi dan langsung terguling (Roll over collison) penumpang akan terlempar keluar dan mengalami multi trauma yang akan menyebabkan kematian.



2. Mekanika Trauma Pada Pejalan Kaki Trauma pejalan kaki akibat ditabrak kendaraan bermotor dapat mengakibatkan head injury, aortic disruption, abdominal injury, fraktur ekstrimitas dan pelvis. Pada anak-anak yang tubuhnya pendek bisa saja tertabrak dan tertindas kendaraan, hingga menyebabkan kematian, karena terjadi multiple trauma. Pejalan kaki yang mengalami trauma akibat Jatuh dari ketinggian bergantung dari keadaan: 1.



Berapa tinggijatuhnya



2.



Anatomi tubuh yang sampai di tanah Iebih dahulu



3.



Permukaan tempatjatuh, apakah Iembek, keras atau di air



4.



Bila yang sampai di tanah kaki terlebih dahulu, apabila membentur ternpat yang keras akan menyebabkan compress] fracture pada tulang punggung



5.



Bila yang sampai pantat atau kadang-kadang tangan atau kepala dan badan samping maka dapat terjadi trauma - trauma sebagai berikut: head



92



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



injury berat, cedera leher, tulang belakang dan paha, trauma pelvic, patah tulang tangan dan kaki.



3. Mekanika Tertusuk Benda Tajam Berat ringannya cedera tergantung anatomi area yang terkena tusukkan. Bila terkena daerah dada terutama kiri dada (jantung) akibatnya akan fatal, Bila objek yang menusuk belum tercabut, maka iangan dicahut. Segera fiksasi dengan benar agar tidak bergerak dan melukai organ di dalamnya yang Iebih Iuas.



4. Mekanika Luka Tembak Pada luka tembak cedera yang terjadi tergantung dari bentuk pelurunya. Bila low velocity (kurang kecepatannya) cedera yang terjadi akan kecil dan peluru keluar kebelakang Iuka tempat masuk dan keluarnya peluru dapat terlihat. Bila pelurunya high velocity akan menyebabkan area cedera Iebih Iuas, daerah masuknya peluru kecil tetapi cedera akan Iuas. Jika peluru tidak tembus ke belakang tapi berputar didalam badan karena terbentur tulang, area cedera akan semakin Iuas. Trauma karena ledakan dapat dipengaruhi oleh 3 faktor: a.



Primary, karena terlempar oleh Iedakan itu sendiri



b.



Secondary, pasien akan cedera oleh benda-benda yang ada dari material kandungan bom itu sendiri seperti: paku~paku, sekrup besi dll



c.



Tertiary, tubuh akan terlempar ke tempat Iain seperti dinding tembokfkada, atau Kantai yang keras



93



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



d.



Guafernary injury, kadang-kadang hom dibuat dengan bahan-bahan kimia, biologi dan radiasi. Dari bunyi dan tekanan dari bom tersebut dapat merusak genclang telinga, rupturenya paru dan rupture abdomen.



H. PENANGANAN PADA CEDERA ALAT GERAK 1. Lakukan penilaian dini. Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa. Lakukan pemeriksaan fisik. 2. Usahakan tidak menambah sakit korban, dengan menstabilkan bagian yang patah secara manual, Pegang sisi sebelah atas dan bawah cedera. 3. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera 4. Atasi perdarahan dan rawat Iuka bila ada. 5. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai, kemudian lakukan pembidaian. 6. Kurangi rasa sakit. a. lstirahatkan bagian yang cedera b. Kompres es bagian yang cedera (khusus pada patah tulang tertutup) c. Baringkan penderita pada poéisi nyaman bila tidak ada trauma kepala, Ieher dan tulang belakang.



1. Pembidaian Penanganan patah tulang dan dislokasi yang paling utama adalah melakukan immobilisasi



untuk



mengistirahatkan



bagian



yang



cedera



dengan



menggunakan bidai/splint yang sesuai. Tujuan Pembidaian/Splint:



94



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



a. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah ' b. engurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tuiang yang patah, c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah d. Mengurangi rasa nyeri, karena ujung tulang yang patah akan mengiritasi syaraf dan dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat e. Mempercepat penyembuhan f. Memudahkan dalam transportasi korban.



Pasien patah tulang yang mengalami cedera serius Iain (multi trauma) selain dilakukan pemasangan bidai sebaiknya juga dilakukan immobilisasi tulang belakang dengan menggunakan Long Spinal Board (LSB). Bila pasien patah tulang yang mengalami trauma serius yang harus segera dikirim ke rumah sakit jika sudah mengenakan LSB tidak perlu dibidai, cukup gunakan anggota badan yang sehat sebagai bidai. Macam -Macam Bidai 1. Bidai Keras Bidai ini terbuat dari kayu, almunium, karton, plastik yang keras atau bahan Iain yang kuat dan ringan. Bidai tersebut merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. 2. Bidai lembut/ lunak Air Splint, vacum Splint, selimut dan bantal. Bidai tersebut hanya bisa dipakai pada tungkai bagian bawah dan Iengan bawah, Tapi air splint dan vacum splint tidak dapat dipakai bila korban dibawa dengan pesawat atau helikopter karena tekanan pada splint akan meningkat. Ini akan menekan pembuluh darah dan syaraf. 95



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



3. Bidai Traksi Bidai ini dibuat pabrik dengan berbagai variasi. Bidai yang hanya digunakan oleh tenaga yang terlatih khusus. A|at ini memobilisasi patah tulang dengan cara menarik daerah yang cedera secara terus menerus. Ini dapat menjaga agar otot paha tidak spusme dan aliran darah diarea cedera menjadi lancar serta mencegah patahan tulang rnerusak neuravascular. 4. Bidai lmprovisasi Bidai ini dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk menopang, Pembuatannya sangat bergantung dari kemampuan si penolong menggunakan bahan yang ada, misalnya majalah, Koran dan karton. 5. Gendongan dan bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut. Seperti: mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Misalnya membuat gendongan lengan. Prinsip-Prinsip Sebelum Pemasangan Bidai 1.



Beritahu rencana tindakan kepada korban.



2.



Lepaskan pakaian dan perhiasan korban pada bagian tubuh yang mengalami cedera.



3.



Hentikan pendarahan dan rawat Iuka dengan tehnik pembalutan yang baik.



4.



Nilai Gerakan Sensasi Sirkulasi (GSS ) pada bagian distal cedera.



5.



Siapkan alas yang dibutuhkan untuk membidai.



6.



Hindari merubah posisi bagian yang cedera, Iakukan pembidaian dalam posisi ketika ditemukan.



96



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



7.



Ukur bidai pada anggota badan yang sehat. Bidai harus melewati dua sendi dari tulang yang patah.



8.



Tidak mernasukan ujung tulang pada kasus patah tulang terbuka. Hentikan perdarahan. Pasang padding atau bantuan pada tulang yang menonjol kemudian fiksasi dengan ba\ut tekan menggunakan gause sterii.



9.



Bidai kedua tulang yang mengapit sendi bila cedera terjadi pada sendi. Pembidaian dilakukan termasuk pada bagian distal cedera.



10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, Untuk mengisi bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai. 11. umlah ikatan bidai harus cukup. Dimulai dari bagian sendi dengan mobilitas tinggi hingga ke sendi atas dari tulang yang patah. Pada saat rnengikat bidai tidak boleh terlalu kuat tetapi tidak longgar. 12. Lakukan pemeriksaan GSS kembali dan bandingkan dengan pemeriksaan yang pertama, sesaat selesai membidai. 13. Lakukan resusitasi terlebih dahulu, bila terdapat cedera yang mengancam jiwa.



I.



TRAUMA PANAS (LUKA BAKAR) Luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat terpapar suhu yang tinggi. Luka bakar merupakan cedera yang dapat merusak seluruh permukaan tubuh mulai dari kulit, otot, tulang. mata hingga terjadi kebutaan, saluran pernafasan yang dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas, dan henti nafas. Kerusakan fisik penderita akan membuat gangguan emosi dan psikologis pada penderita seumur hidupnya.



97



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Anatomi dan patofisiologis Kulit adalah organ paling luar yang menutupi seluruh tubuh, terdln dan: Lapisan epidermis, Iapisan paling luar yang dapat dilihat oleh kita. Lapisan dermis, lapisan kedua didalamnya terdapatjaringan syaraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, dan jaringan lunak.



Fungsi kulit, yaitu: • Melindungi tubuh dari keadaan di luar tubuh, • Mencegah masuknya bakteri dan mikroorganlsme Iainnya kedalam tubuh. • Mencegah penguapan yang berlebihan dari tubuh sehingga tidak terjadi dehidrasi, • Mengatur suhu tubuh • Merupakan vital sensor untuk |ir\gkungan_



Phatofisiologi Paparan suhu tinggi yang menyebabkan kerusakkan kulit, pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar, hingga terjadi kehilangan cairan masif, peradangan sistemik ataupun kerusakan jaringan lain. lni terjadi sebagai akibat gangguan fisiologis cairan plasma, sel darah, protein albumin. Penyebab Luka Bakar Klasifikasi Iuka bakar berdasarkan agen penyebab cedera: a. Termal (suhu >60OC) b. Kimia c. Listrlk d. Radiasi, contohnya bahan radio aktif, nuklir, sinar ultra violet. 98



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Kedalaman Luka Bakar Lakukan penilaian luka bakar sebagai Iangkah awal perneriksaan visual berdasarkan kedalaman luka bakar, yaitu: 1. Luka bakar derajat 1 (luka bakar superncial) Hanya mengenai apedermis. Kulit terlihat merah, merancang, terasa sakit bila disentuh. Secara umumtidak ada terapi yang dibutuhkan. Akan sembuh dalam waktu singkat paling lambat 1 minggu. Anjuran pemberian analgesik yang tidak menurunkan suhu tubuh seperti nefenamid acid, tramadol, morphin, karena pasien sangat kesakitan. 2. Luka bakar derajat 2 (mengenai sebagian ketebalan kulit) Luka bakarderajat 2 mengenai 2 Iapisan kulit, yaitu: a. Derajat 2 superfisial (kulit luar) Terjadi kerusakan epidermis yang ditandai dengan kulit berwarna kemerahmerahan-dan timbul gelembung, rasa nyeri. Akan sembuh dalam dua minggu



segera



setelah



kejadian.



Lakukan



pendinginan



dengan



mengompreskuIit yang terkena Iuka bakar terus menerus hingga rasa panas hiIang dengan kain kassa yang dibasahi dengan cairan NaCl 0,9 %. Berikan antibiotik dan analgesic oral. b. Derajat 2 dalam Kulit terlihal merah, melepuh, terkeIupas, dan berair (weeping wound ) Lakukan pengompresan dengan NaCI. Berikan obat-obatan topical, setelah panas dan nyeri hilang dengan terlebih dahulu dikeringkan dan dibuang kulit-kulit yang mati. Lakukan penggantiansyerban tiap 12 jam. Berikan antibiotik dan analgesik, 99



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



3. Derajat 3 (mengenai seiuruh Iapisan tubuh) Mengenai epidermis, dennis, dan jaringan sub kutan atau Iebih dalam. Kulit terlihat berwarna agak putih, coklat dan pucat. Penderita tidak merasa sakit karena syaraf sudah rusak. Lakukan pendinginan dengan air steril atau air kemasan sebanyak mungkin. Bersihkan semua jaringan-jaringan yang rusak. Tidak dianjurkan pemberian obat -obatan topikal, hanya disarankan pemberian antibiotik dan analgesik secara pral / parental. Segera evakuasi ke rumah sakit untuk skin grafting guna menghindari kecacatan permanen.



4. Derajat 4 Jaringan yang rusak Iebih dalam Iagi hingga mengenai tulang dan Iapisan Iainnya menimbulkan jaringan nekrotik, Secara klinis berwarna coklat hingga kehitaman seperti arang, Padaluka bakar ini segera dilakukan pendinginan, pembersihan jaringan yang mati dan persiapkan jaringan untuk dilakukan skin grafting.



Luka Bakar Menentukan Iuas Iuka termal dengan " rule of 9 " sebagai berikut: 1. Kepala adalah 9% dari tubuh. 2. Dada dan perut 18% dari tubuh 3. Punggung dan panggul 18% dari tubuh 4. Alat kelamin dihitung 1% 5. Kaki depan 9% dan kaki belakang 9%. Cara lain menghitung Iuka bakar adalah dengan menggunakan Iuas telapak tangan penderita sebagai referensi, satu telapaktangan Iuasnya 1% Iuas tubuh.



100



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Derajat Beratnya Luka Baker (Severity) Derajat tersebut ditentukan oleh Iuasnya permukaan tubuh yang terbakar dan Iokasi tempat terbakar.



1. Luka Bakar Ringan •



Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kernaluan, dan saluran nafas







Luka bakar derajat 3 kurang 2% Iuas tubuh







Luka bakar derajat 2 kurang 15% Iuas tubuh dewasa dan kurang 10% Iuas tubuh bayi dan anak.







Luka bakar derajat satu kurang dari 50% Iuaétubuh



2. Luka bakar sedang •



Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan dan saluran nafas







Luka bakar derajat 3, 240% dari Iuas tubuh







Luka bakar derajat 2, 15»3O% Iuas tubuh dewasa dan 10-20% Iuas tubuh anak dan bayi. Luka bakar derajat 1 Iebih dari 50% Iuas tubuh.



3. Luka bakar berat •



Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan, dan saluran nafas







Luka bakar derajat 3 diatas 10% Iuas tubuh







Luka bakar derajat 2 Iebih dari 30% Iuas tubuh, Iuka bakar disertai nyeri, bengkak dan perubahan bentuk aiat gerak







Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti Iengan, tungkai atau dada







Semua Iuka bakar derajat 3 atau 2 Iebih besar 20% pada bayi dan anak. Pada orang dewasa Iuka bakar derajat 2 seluas 20% dapat mengakibatkan syok. sedangkan pada anak, dapat menyebabkan syokjika Iuka bakar derajat 2 seluas 10%. 101



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Beberapa hal yang harus diperhatikan daIarn perhitungan derajat beratnya Iuka bakar adalah: a. Penyebab Iuka bakar • Listrik, Iuka tampak kecil tapi dapat menyebabkan kerusakan dalam tubuh cukup Iuas bahkan dapat mengganggu kerja jantung. • Bahan kimia. Ivlasing-masing bahan memiliki ciri»ciri tersendiri misalnya basa kuat hanya akan terasa gataI bila tak segera dibersihkan dari kulit. Derajat Iuka bakar akan bertambah menjadi derajat 3, jika tanpa disadari bahan kimia berdifusi kedalam jaringan kuIit Iainnya. b. Daerah yang terkena Wajah, tangan, kaki, kemaluan, bokong, paha bagian dalam dan sendi, daerahdaerah ini dapat menjadi penyulit dalam proses penyembuhan dikemudian hari. c. Usia kurang dari 5 tahun dan diatas 55 tahun dianggap Iebih berat dari perhitungan Iuas Iuka bakar karena adanya penyakit penyerta.



Akibat Luka Bakar Pada Iuka bakar selain merusakjaringan kulit clanjaringan setempatjuga menyebabkan kehiiangan cairan elektrolit dan timbul edema, Edema berguna bagi tubuh, karena sifatnya membasahi Iuka dengan protein, enzim tripsin, Ieukosit dan Iain-Iain. Syok pada luka bakar akibat keluarnya cairan elektrolit yang banyak, terjadi kekentalan darah, Iuka bakar karena pangs, terjadi gangguan permeabilitas dinding kapiler sehingga cairan plasma akan keluar berkumpul di sekitar pembuluh darah seperti pada bulge (gelembung).



102



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pada Iuka bakar derajat 2 menimbulkan edema, sedangkan pada plerajat 3 jaringan yang elastis sudah rusak. Sehingga keluar cairan plasma yang mengandung protein, akibatnya terjadi penurunan plasma darah. Tekanan osmotik pembuluh darah rneningkat, bila tidak segera diganti tubuh akan kehilangan cairan, volume darah berkurang, terjadi syok, anoksia dan kematian. Pada tahap Ianjut penyebab kematian dapat berasai dar? infeksi yang bersifat systernik (sepsis).



Penatalaksanaan Luka Bakar 1.



Nilai keamanan tempat kejadian dan keselarnatan diri penolong. Bila tidak aman (ada hazard) pindahkan ke tempat aman oleh orang yang berwenang (yang bisa masuk daerah bencana dengan proteksi yang Iengkap dan benar).



2.



Hentikan segera proses Iuka bakarnya bila ringan dan sedang gunakan kompres kain kasa dengan cairan NaCI atau air kemasan.



3.



Bila Iuka bakar Iuas alirkan air dingin yang bersih (bukan air es) pada bagian yang terkena Iuka bakar. Jika penyebabnya bahan kimia alirkan terus - menerus selagi disikat dengan sikat Iembut bahan kimianya 120 menit.



4.



Sementara



melakukan



pendinginan



seorang



penolong



melakukan



pemeriksaan ABC dan tingkat kesadaran pasien. Lanjutkan dengan pemeriksaan cepat (penilaian dini) bila ada masalah yang mengancam nyawa



103



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



5.



Lepaskan pakaian clan perhiasan. Jika pakaian melekat ketat gunting sekelillngnya jangan rnernaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut



6.



Jika pasien masih sadar, bantu pasien untuk berguling. Jika ditemukan masih ada bagian yang terbakar dl badan pasien atau pada pakaian pasien. Kemudian tutup badan pasien dengan selimut atau handuk basah.



7.



Buang kotoran-kotoran dan semua sisa - sisa pernbakaran yang melekat di badan pasien, jangan digaruk - garuk atau disikat keras ~ keras. Lakukan dengan dua jari tengah siram perlahan-lahan.



8.



Tentukan derajat Iuka bakarnya, ringan, sedang, ataupun berat. '



9.



Hitung luas permukaan tubuh yang terkena (Rule of Nirres), catat lokasi tubuh yang terkena dan temukan kemungkinan cedera lain



10. Dapatkan data secondary survey bila memungkinkan 11. Keringkan tubuh pasien segera, naikkan ke tandu, alas tandu dan tutup badan pasien dengan alas atau sellmut yang tidak berbulu. Jika cukup persediaan kain kassa tutup bagian yang terbakar dengan kain kassayang lebar sebaiknya jangan diplester. 12. Bila yang terkena jari ~jari maka rnasing~ masingjari dibalut kain kassa terpisah 13. Segera naikkan ke ambulan, berl oksigen sesuai protokol, pasang infus bila luka bakar sedang atau berat kalau perlu 2 line dengan jarum besar, bila ada tanda-tanda syok. 14. Bila ada tanda-tanda pasien terhisap uap / udara panas segera lakukan intubasi endotrakheal.



104



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



15. Jaga suhu pasien, bila pasien kesakitan dapat dlberikan analgesic seperti morphin, pethidin, coclein atau tramadol. 16. Rujuk segera pasien ke rumah sakit yang dapat menangani luka bakar. Selama dalam perjalanan hubungi rumah sakit yang dituju, laporkan identitas pasien, keadaan umum, Iuas luka dan derajat beratnya luka bakar dan tindakan yang sudah dilakukan. '



PENANGANAN BEBERAPA LUKA BAKAR KHUSUS 1. Luka Bakar Kimia Menentukan derajat luka bakar kimia secara umum sangat sulit. Sebaiknya anggap semua luka bakar kimia dalam derajat berat. a. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong b. Setelah dltempat aman, aliri luka bakar dengan air sebanyak~banyaknya c. Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi dengan air semakin kuat, missal soda api. Bila bubuk padat sikat terlebih dahulu. bahan kimia yang mengenai tubuh dengan sikat yang halus. Buang pakaian yang terkontaminasi setelah bersih baru aliri pasien dengan air 1 20 menit terus - menerus. d. Bila mengenai mata segera aliri mata dengan air sterii atau air kemasan terus menerus. Setelah bersih baru buka kontak lens aliri Iagi kalau perlu lakukan sepanjang perjalanan ke rumah sakit. Minimalisir kontaminasi daerah yang sehat saat mengaiirkan air ke area iuka bakar kimia. Jangan sampai aliran air mengenai daerah yang sehat. Penolong mengenakan APD Iengkap agar tidak ikut terkontaminasi bahan kirnia, sebaiknya aliri pasien dengan air dari dari jarak yang agak jauh.



105



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



e. Amankan bekas pakaian pasien yang terkontaminas. Masukkan dalam plastic biohazard, musnahkan agar tidak mengkontaminasi orang lain f. Pasang penutup Iuka sterii pada bagian yang luka seteiah dikeringkan g. Atasi kelainan-kelainan yang ada ' h. Kirim segera ke rumah sakit yang memiliki fasiiitas pengobatan Iuka bakar.



2. Luka Bakar Listrik Pada luka bakar karena listrik, bahaya yang dihadapi adalah kemungkinan terjadinya henti nafas dan hentijantung, kerusakan syaraf dan organ dalam tubuh. 1) Jejak luka bakar mungkin kecil dari luar, tetapi kerusakan dalam tubuh dapat Iuas mengingat konduksi listrik cukup kuat dapat merusakjaringan tulang 2) Penolong harus siap melakukan RJP pada penderita yang tersengat listrik, 3) Lakukan monitoring ketat karena henti nafas dan henti jantung dapat berulang-ulang '



Gejala dan Tanda-tanda Syok Karena Listrik 1) Perubahan status mental pasien dan penurunan respon 2) Tampak area masuknya iistrik seperti hanya terbakar sedikit. Contoh dibagian tangan, bila diperiksa dengan teliti teriihat area terbakar lagi disendi ekstremitas bawah sebagai tempat keluamya listrik 3) Pernafasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada 4) Denyut nadi Iemah, tidak teratur atau tidak ada 5) Patah tulang majemuk karena kontraksi otot



106



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Penanganan Luka Bakar Listrik 1) Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penoiong 2) Bila pasien masih melekat pada sumber iistrikjangan mendekati area tempat kejadian. Matikan sumber iistrik, perhatikan jaian dan tempat penderita apakah masih ada bahaya lain yang mengancam. Biarkan orang yang kompeten dalam penanganan Iistrik yang melepas pasien dari sengatan listrik. 3) Biasanya pasien akan didorong dengan kayu atau tongkat karet atau didorong oleh penclong yang ménggunakan sepatu safety karet. 4) Lakukan penilaian dini 5) Periksa dan cari Iuka bakar didaerah listrik masuk dan tempat Iistrik keluar 6) Tutup luka dengan penutup luka steril kering 7) Atasi syok bila ada 8) Bila henti nafas dan hentijantung, lakukan RJP segera 9) Lakukan monitoring tanda-tanda vital dengan ketat, biasanya henti nafas dan henti jantung dapat terjadi berulang-ulang.



3. Luka Bakar lnhalasi Luka bakar yang terjadi karena menghirup udara panas, asap, atau bahan gas racun yang masuk ke saluran nafas. Gejala dan tanda~tanda awal mungkin ringan tetapi dalam waktu singkat dapat terjadi gagal nafas/sumbatan jalan nafas.



107



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Keracunan Carbon Monoxide Penderita yang menghirup carbon monoxide sukar untuk-dideteksi karena gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Bahan kimia yang terbakar diruangan tertutup, senyawa carbon monoxide akan berikatan dengan hemoglobin 257 x Iebih besar dari pada oksigen akibatnya segera pasien akan hipoksia.



Tanda-tanda keracunan akan terlihat bergantung seberapawbesar level carboxy hemoglobin. Berikut besar level keracunan carboxy hemoglobin: 1) 20%, sakit kepala, nafas mulai sesak dan pendek 2) 30%, sakit kepala, mulai terganggu susunan syaraf pusat, menyebabkan pasien gampang tersinggung dan marah, pusing dan penglihatan mulai kabur. 3) 40-50%, susunan syaraf pusat sudah terganggu hebat, pasien menunjukkan gejala bingung,'tidak sadar dan pingsan ` 4) 60-70%, pasien mulai kejang, tidak sadar/coma, mulai henti nafas yang agak lama kemudian bernafas Iagi 5) 80%, fatal, terjadi henti nafas/henti jantung



Pada pemeriksaan saturasi oksigen terlihat dalam batas normal, tapi pasien telah mengalami hypoxia pada carbon monoxide. Bila ditemukan pasien yang terpapar dengan monoxide carbon segera pindahkan ketempat aman yang berudara segar dan teduh. Segera check airway dan breathing, pasang oksigen dengan NRM (high flow). Bila ada tanda-tanda gagal nafas dan pasien mulai kehilangan kesadaran, segera iakukan intubasi ditempat, karena pasien harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki hyperbaric chamber, oksigen 100% tidak cukup untuk menolong pasien.



108



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pasien yang menghisap asap beracun yang berasal dari toksik kimia, menyebabkan kerusakan sel paru. Produk asap dari plastik sintetik Iebih berbahaya dari bahan kimia Iainnya. Kerusakan sei-sei paru pada bronki dan alveoli dapat terjadi dalam beberapa jam. selama proses tersebut terjadi bronko spasme atau coronary spasme tergantung individu yang terkena. Untuk itu selama perjalanan ke rumah sakit pasien memerlukan nebulizer dan oksigen high flow.



Menghirup Udara Panas Menghirup udara panas akan mengenai saiuran nafas bagian atas, daerah faring, Iaring, dan mukosa saluran nafas. Sehingga menyebabkan oedema pada faring, hypopharing dan Iaring yang menyebabkan sumbatan jalan nafas. Kejadian ini ditemukan pada pasien dengan tanda -tanda sebagai berikut; 1) Luka bakar pada wajah 2) Bulu mata dan bulu hidung hangusferbakar 3) Luka bakar dimulut, butiran arang carbon dalam air Iudah dan dahak 4) Bau asapjelas pada pernafasan 5) Kesukaran bernafas, batuk-batuk 6) Pernafasan berbunyi 7) Suara parau, serak, dan sukar bicara 8) Gerakan dada terbakar kadang-kadang nyeri dada V Penanganan Luka Bakar Inhalasi 1) Segera pindahkan pasien ke tempat aman dengan udara segar dan teduh. Bila ditemukan pasien terpapar udara panas pada saat kebakaran di ruangan tertutup, pasien batuk-batuk, suara serak, parau dan sukar bicara, kesadaran mulai menurun, sesak nafas, nyeri dada. 109



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



2) Lakukan perneriksaan dini 3) Check air way dan breathing 4) Bila pasti tanda-tanda terhisap udara panas segera berikan oksigen dengan high flow y 5) Siapkan intubasi dengan metode Rapid Sequence lntubation/crash Intubation dengan rnenggunakan obavobatan musele relaxan 6) Segera bawa ke rumah sakit yang dapat menangani Iuka bakar 7) Bila ditemukan dalam keadaan Iebih parah dan telah terjadi obstruksi jalan nafas berat. Tidak bisa dilakukan intubasi segera Iakukan Needle cricothirotomie menggunakan jarum infus nomor 14, kemudian piastik bisa disambung ke oksigen atau menggunakan aiat khusus yaitu Translawngeal jet ventilation 8) Dalam perjalanan iakukan monitoring tanda-tanda vital dengan ketat setiap 5 menit, hubungi rumah sakit yang dituju, Iaporkan nama pasien dan kondisi pasien dengan Iengkap.



110



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



POKOK BAHASAN 6. KELAINAN SENDI TERPORO MANDIBULA



PENDAHULUAN



Kelainan sendi Temporo manndibula (TM) mempunyai bentuk bermacam-macam, dan menyebabkan rasa sakit ringan dan sakit pada-Sendi TM Bentuk dari sendi TM, berupa bola pada sisi rahang bawah dan cekungan pada setiap sisidari bagian kepala, dimana rahang bawah bertemu dengan tulang temporal dari kepala. Pada Rahang bawah sendi mempunyui bentuk ujung bulat atau condyles, ini meluncur masuk dan keluar pada cekungan, disaat bicara, mengunyah atau menguap. Permukaan condyle, dan cekungan tulang temporal dilapisi jaringan tulang rawan dan dipisahkan oleh diskus kecil, yang merupakan peredam benturan, dan menjaga gerakan-gerakan sendi supaya lancar. Dengan otot-otot memungkinkan seseorang dapat membuka dan menutup mulut dan tetap pada persendian ini. Dilaporkan National Institute of Dental and Craniofacial Research (NICDR) bagian dari National lnstitute of Health, antara 5-15% penduduk Amerika Serikan mengalami sakit yang disertai kelainan sendi TM, dan sesuai dengan penelitian NICDR menyatakan bahwa perempuan lebih dimungkinkan terjadikelainan Sendi TM dibanding Pria. Didalam kasus umum, sakit dan ketidak nyamanan yang disertai kelainan sendi TM, cenderung dapat ditangani / dirawat sendiri atau dengan perawatan tanpa bedah, tetapi lebih banyak kasus-kasus berat mungkin memerlukan perawatan gigi atau intervensi bedah 111



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



TANDA-TANDA DAN GEJALA-GEJALA. Bebarapa tanda atau gejala dari Kelaianan Sendi TM. •



Sakit atau rasa sakit ringan dari rahang.







Sakit nyeri pada atau disekitar telinga







Kesulitan mengunyah atau ketidak nyamanan sewaktu mengunyah.







Sakit nyeri pada daerah muka







Adanya suara geletuk /clicking, clenching/ geretuk atau rasa tidak lancar sewaktu membuka mulut ateu mengunyatu







Sendi terkuci, nrengakibatlan sukar membuka / menutup mulut







Rasa sakit kepala







Rasa ketidak nyamanan sewaktu menggigit







Ketidak seimbangan sewaktu menggigit, dikarenakan adanya satu atau lebih prematur kontak dari gigi.



Seseorang akar merasa sakit atau rasa sakit ringan kecuali saat tidak menggerakan mulut tetapi pada kebanyakan kasus, rasa sakit atau rasa sakit ringan membentuk ketika sesorang meaggerakkan mulut.



Suara geletuk / clicking merupakan keadaan biasa, dan hal ini tidak selalu merupakan tanda-tanda awal dari problem Sendi TM. Apabila tidak ada rasa sakit atau keterbatasan gerakan yang disertai dengan suara geletuk / clicking, maka hal ini mungkin bukan Kelainan Sendi TM.



112



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



PENYEBAB Beberapa penyebab kelainan Sendi TM, dapat disebabkan akibat trauma, pukulan berat pada rahang, degenerasi dari sendi, osteoartritis, rhematoid artitis, atau bentukbentuk peradangan.



Penyebab dari beberapa kasus kelainan Sendi TM, dengan cara apapun tidak selalu dapat jelas diketahui. Beberapa ahli menyatakan, bahwa itu merupakan akibat dari ketegangan/ stress atau kelelahan awal, atau ditambah faktor penyebab.



Bila sesorang sering mengetapkan / gigi keras rahangnya sewaktu stress, iritasi atau konsentrasi, maka otot sendi TM akan selalu dalam keadaan kontraksi, perasaan ketidak nyamanan yang terjadi ini, tidak sama bila dibandingkan dengan peregangan otot lengan sepanjang hari. Dimungkinkan respon yg sama diperoleh dari ketegangan, atau kelelahan akibat bruxism/ kerok. Terjadi pada rahang atau bruxism ini tanpa diketahui.



Kebiasaan lain seperti kprja berlebihan dari otot, mengunyah pensil/ pulpen permen karet, dapat membuat lebih buruk rasa sakit pada kelainan sendi TM.



Bentuk yang kurang baik dari kepala leher dan pundak, seperti mengedepankan kepala atau menarik kepala kedepan sewaktu kerja didepan komputer akan mengakibatkan ketegangan pada otot dan sistim kerangka, hal ini sangat erat hubungannya dengan otot sendi dan persendian. MCDR memberi angka hasil penelitian yg bermakna, untuk memperkirakan tahap awal dari kelainan Sendi TM dan untuk mengidentifikasi secara biologis atau-faktor genetik yang juga menambah tinggi sensitifitas rasa sakit. 113



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



KAPAN DIPERLUKAN PENGOBATAN



Apabila seseorang mendapatkan rasa sakit yang tetap atau Rasa sakit ringan pada Sendi TM, dirasakan rasa nyeri pada daerah muka dan pemeriksaan clicking atau mengetap / menggigit keras ketika mengunyah atau menggerakkan rahang, atau bila tidak dapat membuka atau menutup mulut penuh, perlu perhatian untuk pengobatan. Dokter gigi atau ahli Sendi TM dapat membicarakan kemungkinan penyebabnya dan perawatan Kelainan Sendi TM nya.



PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA Dokter gigi ahli bedah mulut atau Spesialis Sendi TM dapat membicarakan tandatanda dan gejala-gejalanya Akan dilakukan pemeriksaan: a. Riwaayat kesehatan, termasuk diantaranya, •



berapa lama merasakan sakit,







apakah pernah mendapatkan luka / tragma Pada rahang,







apakah sedang mendapat perawatan gigi.



b. Rasakan dan dengarkan pada saat membuka dan meutup mulut' c. Mengamati besaran gerakan dari rahang. d. Periksa keadaan: •



Tambalan Yang terlalu tingg







Gigi Yang condong







Gid yang berpindah / bergeser karena pencabutan gigi lain







Keadaan karakteristik yang pasti



Yang mengakibatkan ketidak lurusan gerakan rahang 114



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



e. Periksa keausan gigi-gigi untuk mengetahui adanya grinding yang kronis. f. Tekan padi daerah sekitar rahang untuk mengetatrui yang dirasa sakit atau tidak nyaman. g. Menanyakan apakah yang dirasakan selama stress atau ketegangan dan upaya penanganasnya"



Dokter membuat Foto Rontgent, dan CT Scan untuk memperkirakan kondisi jaringan tulang datam mulut atau MRI Scan, akan mengungkapkan jaringan lunak seperti tulang rawan dan dishs.



PERAWATAN Perawatan konservatif, perawatan tanpa bedah. Pada bebcrapa kasus, tanda-tanda Kelainan Sendi TM dapat hilang tanpa perawatan gigi" tanda tidak hilang, Dokter gigi biasanya akan menyarankan satu atau lebih perawatan konservitif, perawatan tanpa bedah atau dilakukan tindakan yang berkaitan dengan untuk mengurangi rasa sakit. Tetapi dengan memperbaiki problem gigi recara tidak benar dapd menambah kelainan atau merubah kebiasaan sehingga menimbulkan gejaia lagi. Dokter gigi dapat menyarankan perawatan sebagai berikut atau tindakan: •



Menghilangksn ketegangan yang berhubungan dengan-kebiasaan. Mungkin akan ditanyakan kebiasaan sehari-hari, misal clenching rahang, gringing gigi, mengunyah pada bibir atau pada suatu benda. Kebiasaan ini dapat memindah ke posture rahang yang enak, dan menjaga otot rahang relak dengan gigi sedikit bergeser, dan lidah sedikit menyentuh laogit-langit dan istirahat dibelakang gigi rahang atas.







Menghindari pemakaian otot-otot rahang yang berlebihan.



115



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi







Menanyakan untuk mengganti pilihan makanan atau kebiasaan keria yang berlebihan, atau membatasi kera otot-otot rahang. Makan makanan lunak, memotong rnakanan jadi kecil-kecil, menghindari makanan yang lengket ataupun kenyal, dan-menghindari permen karet, ini akan mengurangi pemakauan otot dan dapat membantu mengurangi nyeri. Hindari membuka mulut tedalu lebar.







Pelonggaran dan pqnijatan / fisioterapi. Diberikan contoh, bagiamana latihan untuk peregangan otot rahang dan bagaimana memijat otot oleh penderita. Penderita juga memperaktikan latihan kepala, leher, bentuk pundak pada dokter gigi.







Pemanasan atau Pendinginan. Penghangatan, uap, panas, atau pendinginan dengan es pada daerah muka, akan membantu retaksasi otot-otot atau mengurangi nyeri.







Pengobatan dengan anti radang. Mengurangai peradangan dan nyeri, dokter gigi akan memberikan saran dengan minum obat Aspirin atau nonsteroid anti peradangan, semisal ibuprofen.dll.







Biteplate / interrnaxillary spinting. Bila sondi TM tidak lurus didalam gerakannya, dokter gigi akan menyarankan penggunaan splint / biteplate plastik, yang dipakai pada gigi, ini akan membantu, meluruskan gerakan rahang atas dan rahang bawah. Bileplate juga akan mengurangi beban atau tekanan pada sistim persendian.







Night guard appliance. Apabila penderita mempunyai kebiasaan kerot sewaktu tidur, alat night guard dimana bisa dalam bentuk keras atau kenyal dipasang digigit, akan membantu pencegahan keausan gigi karena kerot. 116



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi







Pengunyahan. Pemakaian mengunyah padakedua sisi / bilateral







Terapi cognitiv behavioral. Apabila gejala kclainan Sendi TM tedadi, akibot penanganan stress atau kelelahan otot bertambah buruk, dokter gigi akan mengirim penderita ke ahli Psikoterapis yang berpengalaman untuk terapi konsultasi. Pendekatan ini termasuk intervensi membantu merubah dan menjaga kebiasaan untuk caracara relak, penanganan stress, dan merubahan kebiasaan pola fikir yang merugikan.



PERAWATAN LAIN Bila perawatan tanpa bedah atau intervensi tidak mengrrangi nyeri atau ketidaknyamanan Kelainan Sendi TM, dokter gigi akan menyarankan salah satu dari perawatan: •



Perbaikan perawatan gigi. Dokter gigi akaq memeriksa kesimbangan permukaan gigitan, dengan gigi hilang, atau menambal tambalan yang lepas, atau pembuatan mahkota gigit.







Pengobatan dengan kortikosteroid. Untuk nyeri yang sangat dan peradangan sendi, pengobatan dengan kortikosteroid yang disuntikan pada nuang persendian dapat mengurangi rasa sakit.







Arthrosintsis. Prosedur ini memasukkan kepersendian cairan yang dapat mengirigasi persendian atau debris dan hasil prose inflamasi.







Pembedaban, Apabila pendekatan-pendekatan diatas tidak mcmberikan hasil, dokter gigi akan mengirim ke ahli bedah mulut. AhIi bedah mulut akan memperbaiki atau 117



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



membuang diskus yang terdapat diantara rahang bawah dan tulang temporal yang diharapkan akan lebih baik. Apabila osteoartitis yang terjadi parah, maka sebagian atau keseluruhan persendian diganti akan dipertukan dan menguntungkan dengan mernbuang kontak tulang dengan tulang dan membuat mekanisme gerakan persendian.



118



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 7. Pendarahan Gusi



PENDAHULUAN



Perdarahan merupakan salah satu kasus yang banyak dijumpai di dalam praktek sehari



hari.



Berbagai



faktor



baik



intrinsik



maupun



ekstrinsik



dapat



menyebabkanterjadinya perdarahaq disamping itu keadaan umum pasien turut memegang peranan penting, dan dapat mempenganrhi proses penyembuhan atau justru sebaliknya akan memperparah perdaratran yang terjadi. Penyebab perdarahan hanrs lebih dahulu diketatrui antara lain melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (patologi klinik) apabila diperlukan I sesuai kasus untuk dapat dicapai hasil terapi yang maksimal. Pada anamnesis yang dilakukan sebelum tindakan ekstraksi gigi perlu ditanyakan riwayat perdaratran yang mungkin pernah dialami oleh pasien. Bilamana kita menjumpai pasien dengan riwaya&perdarahaq maka perlu dilakukan pemeriksaan darah tepi /dpl, waktu perdarahan dan waktu pembekuan. Pada pasien dengan kelainan perdarahan sebelum dilahirkan tindakan pencabutan gigi perlu dikonsulkan ke Hematolog yang merawatnya untuk mengetahui toleransi operasil tindakan pencabutan gigi. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidangkedokteran gigi sebaiknya diikuti dengan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat yang lebih baik dan komprehensif oleh seorang dokter gigi. Jadi dokter gigi dituntut untuk menguasai ketrampilan guna mengatasi perdarahan yang mungkin saja dapat terjadi tanpa kita duga sebelumnya. 119



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



PERDARAHAN PADA GUSI Perdarahan pada gusi biasanya merupakan manifestasi dari adanya inflamasi padagusi yang dikarenakan oleh adanya plak dan kalkulus. Penyebab lainnya adalah trauma, infeksi virus, bakteri, dan jamur, dermatoses, atau sebagai manifeestasi dari penyakit sistemik seperti erythema multiforme atau lupus erythematosus. Namun, pada beberapa kejadian, perdarahan gusi juga dapat disebabkan oleh pemakaian obatobatan. Tiga jenis utama obat-obatan yang dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi adalah calcium chmtnel blocker, antikonvulsaru dan imunosupresan. Efek dari obat obat tersebut tergantung pada umur, jenis kelamin, penggunaan obat secara bersamaarl dan genetik. Hal ini juga bergantung pada kebersihan rongga mulut dan lama konsumsil penggunaan obat-obatan tersebut. Penggunaan antibiotik (baik sistemik maupun topikal), steroid, dan obat-obatan lain yang dapat membuat pertumbuhan berlebih dari organisme lain seperti Cedida Albicots terkadang dapat menyebabkan reaksi eritema yang memicu perdarahan gingiva.Obat-obatan yang menekan respon imun dapat menyebabkan anemia rylastik, agramrlositosis, dan trornbositopenia. Keadaan ini justru akan menyebabkandestruksi yang cepat pada jaringan periodontal, perdarahan gusi, memanjangnya waktu perdarahan gusi, pembengkakan gusi, ulserasi mulut atau infeksi opotunistik. Kekurangan nutrisi juga dapat memperberat penyakit periodontal yang sudah adauntuk memicu terjadinya perdarahan pada gusi. Vitamin C berperan dalam metabolism normal endotelium dan jaringan ikat, rnaka kelarrangan vitamin C akan memperparah penyakit periodontal. Kelarrangan vitamin C akan mengubah permeabilitas kapiler, mencegah perbaikan jaringan periodonsium pada saat menghadapi destruksi akibat penyakit periodontal, oleh karena itu penyakit 120



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



periodontal akan lebih parah pada orang yang kekurangan vitamin C dibandingkan dengan orang normal. Peningkatan stimulasi hormonal pada masa kehamilan akan meningkatkan proliferasi vaskular dan perdarahan gusi. Gngvitis yang terjadi selama masa kehamilan hanya terjadi bila seseorang telah mengidap gingivitis sebelum masa kehamilan. Perubahan hormonal sendiri bukanlah sebagai penyebab utama perdarahan gusi, melainkan faktor yang dapat memperparah kondisi tersebut dan jaringan gusi sehingga membuat terjadinya perdarahan gusi. Seseorang yang rnenderita AIDS dah penyakit penurunan sistem imun yang lainmempunyai tingkat kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi karena lemahnya system pertatranan tubuh. Infeksi tersebut akan membuat peradangan pada jaringan periodontal. Hal ini akan membuat rnudahnya terjadi perdarahan pada jaringan periodontal. Kondisi rentan infeksi seperti ini juga dijumpai pada orang dengan penyakit kelainan darat seperti agramtlositosis, neutropenia, trombositopenia, dan leakcmia penyakitkelainan darah ini tidak hanya membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena kurangnya kuantitas sel darah, namun juga membuat penyembuhan luka berjalan lebih lambat.



SOFT TISSUE INJURIES



Salah



satu



komplikasi



dari



tindakan



pencabutan



gigi/bedah



adalah



nrsaknyajaringan. Harus diyakini bahwa pencegahan akan lebih baik daripada mengatasi setelah kejadian. Pencegahan komplikasi operasi terbaik adalah dengan melakukan assesment pra operatif dengan seksama dan menentukan rencana perawatan komprelensif Walaupun tindakan pencegahan telah dilakukan, kadang kadang dapat juga terjadi hal hal diluar yang diperkirakan. Sebagai contoh pada saat 121



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



melakukan pencabutan glgi molar satu ratrang atas yang mempunyai akar panjang dan tipiq jauh lebih mudah mengeluarkan akar bukal dibanding akar palatal, dan bila kemudian terjadi patah pada akar tersebut maka dokter gigi hanrs mempertimbangkan untuk menentukan tindakan bedah sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Ia harus mengevaluasi dengan hati hati latihan dan kemampuannya sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pembedahan. Untuk meminimalkan komplikasi maka, ia harus selalu mengikuti prinsip prinsip dasar pembedahan. Insidens terjadinya komplikasi durantum dan pasca tindakan khususnya pencabutan gigicukup tinggi pada kasus molar tiga impaksi. Komplikasi dapat dihindari dengan melakukan dental radiografi yang baik yakni meliputi ujung akar gigi, lokal dan regionalanatomi sekitar gigi yang akan diekstraksi seperti misalnya kanalis alveolaris inferior Atau sinus maksilaris harus tampak jelas. Disamping itu anamnesis, medical history dan pemeriksaan klinis hanrs dilafrukan dengan teliti untuk mengetahui bilamana ada kelainan sistemik yang akan dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi, operator hanrs mengetahui prinsip dasar pembedahan, tapangan operasi terlihat jetas dengan visralisasi arlup baih jaringan lunak sekitar seperti bibir, pipi, lidah dan flap jaringan lunak diperlalukandengan lembut, dan suction cukup baik. Prinsip yang dipakai bukan " force" melainkan " finesse' Soft tissue injury yang disebabkan oleh tindakan dokter gigi yang paling seringterjadi adalah rusaknya atau robeknya flap mukosa selama tindakan pencabutan atau odontektomi. Keadaan ini sering terjadi pada flap dengan satu sisi. Keadaan ini dapat dihindari dengan membuat flap dua sisi, ularan flap yang adekuat sesuai dengan kebutuhan gigi yang akan dicabut, dan menggunakan alat retraktor yang sesrai dengan ukuran flap ltidak tedalu besar. 122



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Puncture wound of soft tissue, keadaan ini seringkali disebabkan oleh pemakaian elevator lurus dengan tekanan tidak terkontrol sehingga melukai jaringan lunak dan menimbulkan luka tusuh menimbulkan terjadinya perdarahan. Atau pada waktu menggunakan bur yang tidak terkontrol sehingga melukai jaringan lunak sekitarnya misalnya mukosa dasar mulut. Bilarnana terjadi keadaan demikian maka pertama yang dilalcukan hindari terjadinyainfeksi dan usahakan penutupan luka biasanya dengan secordry intention. Apabilaterjadi perdarahan eksesif, dilakukan kontrol perdarahan dengan melakukan penekanan langsung pada jaringan lunak tersebut, setelah terjadi proses hemostasis maka perdarahan akan berhenti, biasanya luka dibiarkan tetap terbuka sehingga apabila terjadi infeksi maka akan langsung mengalami drainase. Strecth or abrasion injury, abrasi atau luka bakar pada sudut bibir seringkali diakibatkan oleh pemakaian mikromotor yang sementara berputar tanpa sengaja menempel pada jaringan lunak. Apabila terjadi hal ini maka dokter gigi menyarankan pada pasien untuk menutup luka dengan vaselin atau antibiotic ointment.



PENYEMBUHAN Mekanisme



penyembuhan



perdarahan



gusi



sama



dengan



mekanisme



hemostasissecara umum yaitu dimulai dengan vasokonstriksi, penyumbatan luka perdarahan oleh platelet, dan pembentukan bekuan dareh. Vasokonstriksi berguna untuk memperlambat laju aliran darah dalam pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah dalam jumlah banyak. Vasokonstriksi ini dapat diprakarsai oleh fbktor lokal seperti thromboxan, atau dari kontrol sistemik dengan mengeluarkan epinefrin mengakibatkan vasokostrilsi generalis Platelet, yang biasa disebut trombosit, adalah fragment seluler yang mempunyai seciikit inti sei dan berasal dari megakaryosil. Pada saat terjadi kerusakan pada pembuluh darah, darah akan terekspos 123



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



pada serat kolagen yang ada di membran dasar dari pembuluh darah. Platelet tersebut akan menempel pada kolagen dan akan teraktivasi. Platelet yang telah teraktivasi tersebut akan mengeluarkan zat-zat seperti ADP, dan tromboxaq yang akan menyebabkan agregasi platelet berularrg ke tempat perlukaan. Pengumpulan platelet pada tempat perlukaan akan menjadi jalan bagi laju darah untuk kembali normal. Platelet hanrs berkumpul pada tempat perlukaan sehingga akanmembuat bekuan darah pada daerah yang tepat prlq bila platelet berkumpul di tempat yang salah akan mengakibatkan pernghambatan pada laju darah. Pembuluh darah yang norrnal akan mensekretkan enzim prostasiklin yang berfungsi untuk menghambat pengumpulan platelet. Darah mempunyai banyak faktor pembekuan darah. Faktor-faktor ini berada dalam darah dalam keadaan inaktif, kemudian menjadi aktif pada saat pembuluh darah rusak. Faktor-faktor ini saling mengaktivasi antara satu dengan yang lain, sehingga disebut sebagai kaskade pembekuan darah. Pembekuan darah adalah perubahan dari bentuk cair darah menjadi bentuk gel setengah padat. Pembekuan ini dibuat dari fiber (serat polimer) dari protein yang disebut sebagai fibrin.Monomer dari fibrin dibentuk dari prelanrsornya yang inaktif yang disebut fibrinogen. Badan dari molekul-molekul fibrinogen mempunyai penutup pada setiap ujungnya yang menjadi tempat perikatan fibrin dengan fibrin. Iika penutupnya dilepaskan maka monomer fibrin tadi terpolimerisasi menjadi polimer



WOTRND REPAIR Proses terjadinya penyembuhan jaringan dibagi dalam tiga stadium yakni inflamatory, fibrob lastic dan remdeling. Berlangsung selama tiga sampai lima hari, terbagi menjadi dua fase yakni fase vaslarler dan seluler. 124



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Fase vaskuler terjadi pada waktu saat dimulainya peradangan dengan terjadinya permulaan vasokonstrilcsi pembuluh darah setempat sebagai reaksi normal jaringan. Aliran darah ke daerah terkena injuri menjadi lambat untuk kemudian terbentuk belaran darah. Dalam waktu beberapa menit maka histamamin dan pro-qtagilandin El dan E2 bersama sama dengan sel darah putih menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan membuka ruang kecii dian'rara sel sel endotel yang memungkinkan plasma dan lekosit bergerak ke jaringan interstisial. Fibrin dari tranzudat plasma menyebabkan penyumbatan limpatil dan penyumbatan plasma, dan ini akan menyebabkan terkumpulnya cairan sehingga disebut sebagai edema.



Gambar 1 Reqpon pembuluh darah tutradap iqiuri. Mula-mula terjadi vasokonuiksi (A) dan kemudian diikutimsodilatasi (B), yang diikuti oleh aksi dari histamfuL prostaglandin, dan substansi vasodilator lain. Dilatasiini menyebabkan tojadinya intercellular gap yangmemungkinkan migrasi leukosit.



Fase seluler inflamasi dipior oleh aktivasi serum komplemen oleh traurna pada jaringan 125



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Gambar 2



Stadium inJlanmatory dariwound repair. Daerah ini diisi oleh bekuan darah, sel-sel radang dan plasma. Jaringan epitel mulai bergerak ke daerah luka dan jaringan mesenkim yang belum Ueraiferensiasi mglai berubah meqiadi fibroblas.



Stadium fibroblastik: Rangkaian fibrin



yang berasal



dari bekuan darah membentuk



anyaman.



Fibroblasmendeposit tropokolagen yang akan menghasilkan kolagen. Fase ini berlangsung dua sampai tiga minggu.



Gambar 3 126



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Fase migrasi dari stadium fibroblastic dari wound reryir. Terjadia migrasi cpitel, jaringan nelrotik bertebihdibuang oleh leukosit, dimulai pembentukan kapiler, dan fibroblas bergerak ke luka sepanjang serat-ssftltfibrix-Profi feration of epithelialcslls under scab Fibroblast



Gambar 4 Fase proliferasi dari stadium fibroblastic pada wound repair, Terjadi peningtratan proliferasi dan epitelbertambah tebal, serabut-serabut kolagen diletakkan oleh fibroblas dan mrrlai tertentuk kapiler di daerah luka.



Stadium remodelling: Merupakan fase akhir dan wound repair, stadium ini kolagen yang sudah terbentukdisebut juga sebagai wound maturation Pada diganti dengan serat serat kolagen baru yang akan memberikan kekuatan yang lebih baik. Sebagian kelebihan jaringan akan dibuang terjadi pengurangan metabolisme luka dan dan eritema. Pada akhirnya terbentuk kontraksi lukq selama masa ini maka kedua ujung / tepi luka akan bergerak untuk bertemu dan selanjutnya terjadi penyembuhan luka.



127



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Gambar 5 Stadium remodeling ph wound repair. Stratifikasi epitel dipeftaiki, kolagen dibeffuk dalarn pola yanglebih terahr, fibroblas perlahan menghilang, dan integritas vaskuler menjadi lebih baik.



TINDAKAN DOKTER GIGI APABILA MENDAPATI PERDARAHAN GUSI Perlu diketahui penyebab terjadinya perdarahan tersebut, jika oleh karena traumamaka hanrs sesegera mungkin dilakukan upaya untuk menghentikan perdarahan misalnya untuk trauma kecil bisa dengan melakukan penekanan langsung memakai kassa pada daerah tersebut diharapka setelah beberapa menit akan terbentuk belaran darah dan luka dapat menutup secara sekunder. Kadang kadang pada trauma kecil yang agak dalam perdarahan tidak segera berhenti, maka dapat diberikan kassa yang sudah dibasahi dengan lanrtan betadine atau vasokonstriktor (adrenalin) dan dilakukan observasi beberapa saat. Apabila perdarahan tetap terjadi dan pada daerah luka tidak terbentuk bekuan darah maka perlu difikirkan untuk dilakukan penjahitan.



128



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Gambar : Teknik menjahit luka.



KESIMPULAN Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya perdaratran pada gusi antara lain traum, sistemik atau sebab lain misalnya pemakaian obat-obatan. Penyebab perdarahan sebaiknya diketahui dengan baik untuk menentukan rencana terapi atau tindakan yang akan dilakukan. Tindakan penghenlian perdarahan dan mencegahkemungkinan terjadinya infeksi hanrs sesegera mungkin dilakukan.



129



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pokok Bahasan 8. Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan Luka pada daerah mulut sering terjadi pada: •



Kecelakaan – fraktur







Badan – pencabutan, biopsi, sinsisi



Prisnsipnya pola penyembuhan pola penyembuhan luka pada seluruh jaringan sama, tapi dapat terjadi modifikasi yang tergantung faktor-faktor: instrinsik, ekstrinsik, penyembuhan luka pada socket pasca pencabutan tidak berbesa dengan penyembuhan luka pada bagian tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat memodifikasi proses penyembuhan luka pasca pencabutan: •



Situasi anatomi: gigi yang menonjol pada tulang







Radang yang sering terjadi pada jaringan gusi







Mikroorganisme yang banyak dalam lurah yang hangat, lembab.



Tahap penyembuhan luka pada socket pasca pencabutan: •



Pendarahan → bekuan darah (blood clot)







Bekuan darah → granulasi







Jaringan granulasi → jaringan ikat dan epitelisasi







Jaringan ikat → serat-serat tulang yang kasar







Pembentukan kembali proses alveoral tulang muda (immature) → tulang yang dewasa (mature)



130



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



1. Pembentukan bekuan darah Segera setelah pencabutan → perdarahan socket terisi darah → menggumpal selsel darah merah masuk kedalam anyaman fibrin dan ujung-ujung pembuluh darah yang rusak pada periodontal ligament tertutup. Satu jam pasca pencabutan merupakan saat kritis, karena bila bekuan darah lepas → penyembuhan sangat lambat + rasa ngeri: kontraksi pembuluh darah dipengaruhi oleh faktor vaskuler hemostat. 2. Jaringan granulasi 24-48 jam akan terjadi perubahan → vasodilatasi pembuluh darah pada ligament periodontal → mobilisasi leukosit sekitar bekuan darah dan pada saat yang sama terjadi organisasi fibrin → sel-sel darah merah terlihat diantara serat-serat fibrin yang mana proses ini terus berlanjut kea rah tengah socket → terlihat susunan selsel darah merah dan organisasi fibrin dan fibsin tampak di sela-sela sel-sel darah merah membentuk pola-pola geometric kecil : kepermukaan bekuan darah tertutup anyaman fibrin yang mengandung : •



Leukosit







Sisa-sisa makanan







Timbunan bakteri



Dan bekuan darah itu sendiri menunjukkan kontraksi → penting diketahui: Jaringan gusi yang masuk ke dalam socket setelah pencabutan sangat membantu mempertahankan bekuan darah socket jaringan gradulasi timbul pertama kali timbul pada tepi socket (hari ke-2 atau hari ke-3) hari ke-4 masih terdapat sel darah dan fibrin tapi sebagian telah terinfiltrasi sel-sel fibrioblas dan sebagian telah digantikan sel-sel jaringan granulasi dan beberapa jaringan ikat muda. Hal ke-7 bagian basal dan tepi socket sel-sel darah merah terlihat berkelompokkelompok dan bercampur dengan serat-serat fibrin yang telah terorganisasi 131



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



dengan sempurna, jaringan granulasi telah seharusnya terinfiltrasi dan diganti hanya bagian tengah terlihat bekuan darah. Setelah organisasi menyeluruh dari lika terisi jaringan granulasi → sel-sel radang secara perlahan menghilang dan kapiler-kapiler mengecil. Serabut-serabut kolagen betambah banyak dan menjadi padata → jaringan granulan matang.



3. Jaringan Ikat muda epitelisasi Ditandai: •



Sel-sel berbentuk gelombang







Serat-serat kolgen







Jaringan granulasi hilang







Bertambahnya komponen-komponen vaskuler



Hari ke -4 :



- jaringan ikat muda pada bagian tepi •



Serat-serat kolagen



• Hari ke 20 : Seluruh jaringan granulasi diganti dengan jaringan ikat muda yang akibat peningkatan subtansi dasar metakromik alkalin fosfat dan anyaman glikoprotein. Epitelisasi : • Segera setelah luka karena untuk perlindungan terhadap jaringan ikat untuk efesiensi penyembuhan • Hari ke-4 : Proliferasi epitelium sepanjang tepi soket sebelum jaringan granulasi dibawahnya diganti jaringan ikat proliferasi eipitel dimulai dari selsel basal pada tepi luka → sel-sel dilepas dari perlelekatannya → membesar → bermigrasi ke bawah dan melintasi daerah luka diatas jaringan granulasi 132



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



setelah terjadi hubungan antara kedua tepi luka oleh selapis epitel. Pertumbuhan diteruskan kea rah permukaan. Hari ke 14 : Penggabungan sempurna kedua tepi luka (soket) saat terjadi organisasi bekuan darah epitelium sembuh secara progresif untuk menutupi jaringan granulasi. Hari ke-39 : •



Kontraksi alkalin fosfatase tinggi dibawah epitelium







Glikogen tinggi terdapat pada tempat dimana terjadi prollerasi aktif dari epitel.



Minuman 24 hari setelah pencabutan penggabungan epitelium pada beberapa specimen : 35 hari belum terjadi penggabungan yang sempurna dari epitel. Faktor – faktor yang mempengaruhi epitelisasi sempurna 1. Faktor Normal •



Diameter soket







Usia pasien







Banyaknya jaringan gusi yang rusak







Ketinggian puncak alveolar







Partikel-partikel tulang, serpihan akar, dll



2. Faktor patologik •



Kondisi periodontal







Inf. Lokal post pencabutan







Faktor nutrisi sistematik



133



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Pembentukan tulang Hari ke-7 : Tulang-tulang



skilu



yang



belum



terklasifikasi



pada



daerah-daerah



yang



terisolasi/menempel pada tulang spikula lama yang merupakan sambungan bagian tapi soket.



Tulang spikula mula-mula dibentuk pada: bagian dasar dan lateral soket yang bercampur dengan jaringan ikat muda. Jaringan tulang yang pertama kali terjadi merupakan osteoid yang besar dalam substansi dasar metakromatik yang dikelilingi osteoblast yang memuat sejumlah besar diakhiri perjalanan pada secepatnya.



Luar lapisan osteoblast terdapat jajaran fibroblast dimana tulang-tulang baru terletak di antara jaringan ikat. Pulau-pulau tulang bertambah besar, saling berhubungan anyaman trabekula. Bagian tengah yang lebih matang: konsentrasi glikoprotein: bagian tepi osteoid tulang dibentuk osteoblast yang ada pada pliga dan kan berfungsi sebagai osteogenik. Hari ke – 14 : •



Bagian yang muda dari tulang spikula terlihat garam kalsium







Bagian dasar mineralisasi belum terjadi sepenuhnya



Jaringan ikat terdapat antara : •



Spikula-spikula







Osteoblas



134



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi







Dan fibroblast – fibroblast disekelilingnya sangat metakromatik seperti juga lacuna osteosit.



Remodeling pembentukan kembali tulang alveor Proses remodeling diikuti proses resorpsi puncak oleh osteoklas. Hari ke 20 •



Mineralisasi terus – menerus pada dasar dan tepi socket



Hari ke 38 •



2/3 soket sudah terisi dengan tulang alveolar crest membulat akibat resorosi osteoklas dan pada saat yang bersamaan permukaan luka mengalami epitelisasi sempurna.



Pada minggu ke – 4 : akhir dari proses penyembuhan → dan resorbsi (remodeling)



Dan proses remodeling tetap berlanjut sampai beberapa minggu dan II yang berbentuk



masih



kurang



mengalami



kalsifikasi



(Ro:



rediocent)



dan



Ro



memperlihatkan adanya perbedaan antara tulang pada soket gigi dan tulang sekitarnya dalam waktu 4 – 6 bulan.



Proses penyembuhan luka pencabutan gigi ditandai •



Pembentukan kembali jaringan ikat dan pembuluh darah kapiler baru yang ditandai dengan proleferasi fibroblas







Pembentukan kembali jaringan tulang baru oleh osteoblast







Epitelisasi jaringan epitel untuk menutupi luka



135



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Proses penyembuhan luka pencabutan gigi mempunyai pola yang sama jik terdapat perbedaan disebabkan karena perbedaan ukuran : luka kecil → pembentukan jaringan lebih sedikit → proses penyembuhan lebih cepat.



Perbaikan luka didapatkan karena kegiatan yang komplek dari : •



Jaringan epitelisasi







Jaringan ikat







Jaringan tulang



Fibroblas dan Osteoblas Fibroblas : 1. Perbaikan kontinitas yang hilang akibat luka dan mengembalikan kekuatan jaringan merupakan kegiatan fibroblast. 2. Fibroblas : salah satu dari 2 macam sel yang terbanyak pada jaringan ikat (yang saru : makrifag : histiosit) 3. Bertanggungjawab terhadap pembentukan serat (fiber) dan menguraikan hamper seluruh komponen – komponen amorf dari matriks.



136



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



Evaluasi Pembelajaran 1. Jelaskan prinsip umum tindakan P3K 2. Jelaskan prosedur teknik Resutasi Jantung Paru pada orang dewasa dan anak 3. Jelaskan penanggulangan perdarahan rongga mulut pada kasus pasca pembedahan gigi 48 dengan kasus gigi terpendam 3 derajad 4. Jelaskan perbedaan tindakan breathing mulut ke mulut dan tindakan breathing mulut ke hidung



Rangkuman Modul Pertolongan Pertama dalam Kesehatan Gigi secara umum bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip Pertolongan Pertama Gawat Darurat dan melaksanakan tindakan dental emergency. Metode pembelajaran untuk modul ini menggunakan ceramah dan tanya jawab, simulasi dan latihan, selanjutnya setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan tindakan pertolongan pertama dalam kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan kondisi emergency sesuai substansi yang akan disampaikan



137



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



DAFTAR PUSTAKA



• • • •







• •



• • •











Farrar WB. Differentiation of temporomandibular joint disfunction to simply treatment. J.Prosth.ent, December Vol.28 J.Io.6, p.629-635 Gulardi H., Wiknjosastro, dkk., 2008, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPKKR Johariyah, 2012, Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Trans Info Media, Jakarta. Mandjono D : Hubungan antara pola merrgunyah kebiasaan yang salah dengan sendi temporomandibular pada orang dewasa di Jakarta . Disertasi UnpadBandung, 1989, hal ,629-635. Manss a, Miralles &stander H, Valvidia J : Influence of Vertical dimention in treatment of myofacial pain - dysfunction syndrome. J.prosth.Dent, november I983, Vo1.50,No.5p.700-708, Manuaba, Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. Jakarta, EGC. Meng HP, Dibbets JMH, Weele T,Boering G : Symtomp of temporomandibular joint dysfunction and predisposising factor :J.Prosth.Dent.February 1987, Vol.57, No.2,p At 5-222. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obsteril Fisiologi. Jakarta: EGC. Peterson Larry J. Ellis Edward, Hupp fames R, Tucker Myron R, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, fourth edition Mosby, Missouri 63146,2W4. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Relationship between periodontal disease and systemic disease. DR. Donald A kerr.School of dentistry University of Michigan Ann Harbor, Michigan. Vol 41 p 302 Shore NA : Temporomandibular joint dis function and occlusal equilibration ;2nd E4 J.P Lippincott comp , Philadelphia - Toronto l979,p.tu -tq9,274, 138



Mata Kuliah:Pertolongan Pertama Dalam Kesehatan Gigi



• • •







Varney Hellen, dkk, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Volume 2 Edisi 4, EGC, Jakarta. Weinberg LA : Conelation of temporomandibular disfunction with Radiographic findings, J.Prosth.Dent,November 1972, Vol 28.No.5, p.519-539. Weinberg LS : The Role of stress , occlusion and condyle position in temporomandibular joint disfunction pam, J.hosth.Dent .April 1993,Vo1.49,No4,p.532-544. Zarb GA, Carlson GE : Temporomandibular joint function and dis function,CV Mosby Co\ St Louis Missouri, 1979



139