Modul Komunikasi Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI INTI 6 KoMUNIkasi Efektif



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



MATERI INTI 6 KOMUNIKASI EFEKTIF



I.



Deskripsi Singkat Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat agar dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki, serta merencanakan dan melakukan pemecahan masalah tersebut dengan memanfaatkan potensi yang ada. Pemberdayaan keluarga sehat bertujuan agar individu, keluarga dan masyarakat tahu, mau dan mampu berperan serta dalam meningkatkan status kesehatannya. Dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan keluarga berperilaku hidup sehat, komunikasi efektif yang dilakukan melalui komunikasi untuk perubahan perilaku anggota keluarga hingga pada akhirnya budaya hidup sehat dapat tercapai. Membangun komunikasi akan menghasilkan hubungan yang baik antara tenaga Puskemas dengan keluarga/masyarakat. Komunikasi efektif untuk bagi sasaran keluarga atau masyarakat dapat dilakukan dengan teknik komunikasi interpersonal, sehingga dapat disebutkan komunikasi efektif akan membangun hubungan interpersonal. Proses pemberdayaan keluarga sehat tidak bisa dilaksanakan pada waktu yang singkat, karena meliputi berbagai tahapan yaitu tahap: membangun hubungan baik dengan tokoh masyarakat dan keluarga, selanjutnya tahap membangun keyakinan tentang pentingnya hidup sehat dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga, melakukan interaksi komunikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi/menemukenali adanya permasalahan kesehatan yang dapat mengancam kehidupannya, faktor-



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



319



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan, upaya mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, menemukenali potensi yang dimilikinya untuk mengatasi masalah kesehatannya, memotivasi, membimbing serta memobilisasi potensi yang dimilikinya untuk melakukan upaya mencegah atau mengatasi masalah kesehatannya secara berkesinambungan. Mengacu pada berbagai tahapan upaya pemberdayaan masyarakat tersebut, maka tenaga puskesmas harus berkemampuan menerapkan komunikasi secara efektif. Kemampuan tersebut, sebagai modal dasar tenaga puskesmas dalam melakukan perannya melaksanakan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, yaitu membangun hubungan antar manusia (dengan tokoh masyarakat, kader, keluarga, dll), melakukan advokasi, penyuluhan kesehatan, menggerakkan, memotivasi, memberikan bimbingan teknis serta memobilisasi potensi individu dan keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat, meningkatkan peran inidividu dan keluarga untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat di wilayah tempat tinggalnya, dll. Dalam melakukan perannya tersebut tenaga puskesmas sering mengalami hambatan dan permasalahan, diantaranya adalah menghadapi individu/ keluarga yang pasif/acuh tak acuh, menolak diajak berkomunikasi, perilaku hidup sehat belum menjadi prioritas dalam kehidupan keluarganya, menolak berperan aktif, merasa tidak mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatannya, jenuh atau tidak bersemangat, terlalu dominan sehingga mempengaruhi proses pemberdayaan bahkan bisa menimbulkan konflik, dan lain-lain. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka tenaga promosi kesehatan puskesmas harus membekali dirinya dengan kemampuan teknik komunikasi efektif dalam melakukan program pemberdayaan di wilayah kerjanya. Pada materi ini, ruang lingkup materi Komunikasi Efektif dalam penanggulangan dan pencegahan stunting di keluarga. Materi yang akan dibahas meliputi komunikasi efektif petugas Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



320



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



kesehatan dalam pendekatan kepada masyarakat serta menyampaikan informasi komunikasi efektif kepada kader dalam pelaksanaan Program Prioritas Kesehatan yaitu deteksi dini stunting, penemuan kasus terduga TBC dan peningkatan angka cakupan imunisasi. II.



Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta komunikasi efektif



mampu menerapkan



B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: a. Menjelaskan komunikasi efektif b. Menerapkan komunikasi efektif dalam Program Prioritas Kesehatan



pelaksanaan



III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut: Pokok Bahasan 1. Komunikasi Efektif Sub Pokok Bahasan: a. Pengertian b. Bentuk-bentuk Komunikasi c. Membangun Komunikasi Efektif d. Komunikasi Verbal yang Efektif e. Komunikasi Non Verbal yang Efektif Pokok Bahasan 2. Penerapan Komunikasi pelaksanaan Program Prioritas Kesehatan Sub Pokok Bahasan: a. Kunjungan Rumah b. Pendekatan Kelompok



Efektif



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



dalam



321



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



IV. Metode 1. 2. 3. 4.



Ceramah tanya jawab Curah pendapat Bermain peran Pemutaran film



V. Media dan Alat Bantu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Modul Bahan tayang Komputer/laptop LCD projector Whiteboard Flipchart Spidol Panduan bermain peran Skenario bermain peran Film komunikasi efektif



VI. Langkah-langkah Pembelajaran Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T=1 , P=3, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut. Langkah 1. Pengkondisian (5 menit) 1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan disampaikan. 2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan menyepakati proses pembelajaran. 3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



322



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Langkah 2. Curah pendapat (5 menit) 1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang pengembangan dan strategi penyampaian pesan budaya hidup sehat di keluarga. 2. Fasilitator meminta peserta menyampaikan pendapatnya tentang membangun hubungan interpersonal dalam komunikasi efektif 3. Fasilitator mencatat secara singkat pendapat masing-masing peserta dalam flipchart. Langkah 3. Penyampaian Materi (30 menit) Fasilitator menyampaikan pokok bahasan: 1. Komunikasi efektif Materi disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Materi terdiri dari sub pokok bahasan: a. Pengertian b. Bentuk-bentuk Komunikasi c. Membangun Komunikasi Efektif d. Komunikasi Verbal yang Efektif e. Komunikasi Non Verbal yang Efektif 2. Penerapan Komunikasi Efektif Dalam Pelaksanaan Program Prioritas Kesehatan Materi ini disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab, bermain peran dan pemutaran film. Materi ini terdiri dari sub pokok bahasan: a. Kunjungan Rumah b. Pendekatan Kelompok



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



323



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Langkah 4. Bermain Peran (105 menit) 1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 (empat) kelompok. Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran tentang kunjungan rumah atau pendekatan kelompok. (5 menit) 2. Setiap kelompok menerima skenario bermain peran yang berbeda. 3. Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran tentang kunjungan rumah atau pendekatan kelompok. 4. Setiap kelompok mendiskusikan skenario tersebut selama 15 menit 5. Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran di depan kelas selama 15 menit per kelompok. (15 menit x 4 = 60 menit) 6. Setelah setiap kelompok selesai melakukan kegiatan bermain peran, selanjutnya fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan balik kegiatan bermain peran tersebut. Fasilitator juga memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai. (15 menit) 7. Fasilitator merangkum hasil bermain peran semua kelompok (10 menit). Langkah 5. Pemutaran Film Komunikasi Efektif (30 menit) 1. Fasilitator mengajak peserta untuk menyimak tayangan film/video tentang komunikasi efektif. 2. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan tanggapan terhadap film/video yang diputar tersebut. Langkah 6. Rangkuman dan Kesimpulan (5 menit) 1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting tentang teknik komunikasi efektif dalam pemberdayaan keluaga sehat di puskesmas yang Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



324



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran. 2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai. VII. Uraian Materi POKOK BAHASAN 1 KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal, non verbal maupun emosional antara komunikator kepada komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling pengertian dan saling memiliki (Everett M. Rogers). Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pendapat, permikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda yang dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa. Komunikasi efektif diperlukan agar kader dapat menggerakkan masyarakat dan melakukan kunjungan rumah. A. Pengertian Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat, perasaan, atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda. B. Bentuk-bentuk Komunikasi Komunikasi efektif dapat berbentuk komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. a. Komunikasi verbal (komunikasi ucapan/lisan) Komunikasi yang ada sangat beragam sekali, mempunyai aneka bentuk tergantung dari sisi apa kita melihat Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



325



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



komunikasi tersebut. Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan demikian komunikasi verbal adalah penyampaian tujuannya secara lisan. Proses penyampaian informasi secara lisan yang bisa kita dengan berbicara. b. Komunikasi non-verbal Penyampaian pesan selain melalui lisan atau tulisan dapat juga dilakukan dengan melalui cara berpakaian, waktu, tempat, isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, atau sesuatu yang dapat menunjukan suasana hati perasaan pada saat tertentu. Contoh komunikasi non-verbal, yaitu: a) Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk di depan. Hal ini menginformasikan bahwa yang bersangkutan adalah pemimpin rapat atau pemimpin pertemuan. b) Peserta di suatu pertemuan secara spontan bertepuk tangan setelah mendengarkan penyaji memaparkan materinya dengan baik dan menarik. Tepuk tangan tersebut merupakan isyarat bahwa peserta puas terhadap penyaji tersebut. Sebaliknya para peserta latih mulai menguap, atau keluar masuk kelas atau ada yang berbisik-bisik satu dengan lainnya ketika faslitator memberikan materi. C. Membangun Komunikasi Efektif Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila dapat diterima dengan baik dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh penerima (komunikan). Kemudian penerima menyampaikan kembali bahwa pesan diterima dengan baik dan benar. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



326



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Agar terjadi komunikasi yang efektif maka perlu diperlukan hal-hal sebagai berikut: a) Mengetahui siapa mitra bicara Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan siapa kita berbicara, apakah dengan Pak Camat, Pak Lurah, Bidan Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, atau dengan kader. Mengapa kita harus mengetahui dengan siapa kita bicara? Karena dengan mengetahuinya, kita harus bijaksana dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi sehingga perlu memakai bahasa yang sesuai dan mudah dipahami oleh yang kita ajak bicara. Selain itu, pengetahuan mitra bicara kita juga harus diperhatikan. Informasi yang ingin disampaikan mungkin bukan merupakan hal yang baru mitra kita, tetapi kalau penyampian mernggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami maka informasi atau gagasan yang disampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra kita. b) Mengetahui apa tujuan komunikasi Cara menyampaikan informasi sangat tergantung kepada tujuan kita berkomunikasi. Misalnya, dalam berkomunikasi, perlu mempertimbangakan keadaan atau lingkungan saat kita berkomunikasi. Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena kondisinya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. c) Mengetahui kultur/budaya Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” artinya bahwa dalam berkomunikasi kita harus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan budaya atau habit atau kebiasaan orang atau masyarakat setempat.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



327



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Contoh: Orang Sunda apabila berbicara dengn orang Batak tidak perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula sebaliknya. Agar tidak terjadi salah tafsir yang mengakibatkan kegagalan komunikasi. D. Komunikasi Verbal yang Efektif Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi pesan diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud pemberi pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara yang diucapkan melalui kata-kata. Suara-suara itu harus mempunyai makna sehingga maksud dari berbicra itu dapat dimengerti. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila: 1) Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan; 2) Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang dikehendaki oleh pemberi pesan; 3) Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim. Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif: 1) Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan pesan) 2) Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan mengapa) 3) Ramah dan bersahabat (congenital) 4) Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti) 5) Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi) 6) Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk menyampaikan gagasan dengan jelas) 7) Dua arah (seimbang antara berbicara dan mendengarkan) 8) Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan orang lain



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



328



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



9)



Nyambung (menginterpretasi pesan orang lain dengan tepat) 10) Jujur (mengungkapkan gagasan, kebutuhan yang sesungguhnya)



dan kebutuhan perasaan



dan



Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif 1) Tidak langsung (bertele-tele) tidak mengatakan 2) Pasif (malu-malu, tertutup) 3) Antagonis (marah-marah, agresif, atau bernada kebencian) 4) Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak pernah diungkapkan secara terbuka) 5) Satu arah (lebih banyak berbicara daripada mendengarkan) 6) Tidak responsif (sedikit/tidak ada minat terhadap pandangan atau kebutuhan orang lain) 7) Tidak nyambung (respond an kebutuhan orang lain di salah artikan dan di salah interpretasikan) 8) Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan keputusan diungkapkan secara tidak jujur) Keterampilan berbicara Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan berlatih. Agar mampu berbicara secara efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut: 1) Percaya diri 2) Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan 3) Bicara dengan wajar, seperti biasanya, jangan terkesan sebagai penyair atau sedang deklamasi 4) Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton. Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk menampilkan inti pembicaraan tetapi hindarkan kesan sebagai pemain drama 5) Hindari sindrom: ehm, Ah, Au, barangkali, mungkin, anu, apa dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini menunjukkan bahwa Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



329



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



seakan-akan kita sedang berfikir dan akan berdampak positif disbanding mengatakan „apa‟, „ya‟, eh….‟, „apa ya, saya pikir…‟, „barangkali‟, dan seterusnya. E. Komunikasi Non Verbal yang Efektif Komunikasi non-verbal adalah proses pertukaran pesan/makna melalui berbagai cara selain kata-kata, yaitu melalui bahasa tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara (volume, intonasi, irama, dan sebagainya, baju yang dipakai, penggunaan ruangan, dan lain-lain. Wajah mengekspresikan bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas emosi. Misal wajah terlihat murung apabila sedih atau dengan tangan mengepal kalau sedang marah. Pada saat kader akan menyampaikan pesan budaya hidup sehat di keluarga terlebih dahulu mendapatkan informasi masalah kesehatan dari petugas kesehatan. Masalah kesehatan didapatkan pendataan melalui kunjungan rumah. Kegiatan pendataan tersebut sebaiknya didahului dengan pendekatan individu pada tokoh masyarakat. Selanjutnya, teknik komunikasi interpersonal menjadi dasar komunikasi pada saat melakukan intervensi. Pembina keluarga dalam melaksanakan pengembangan dan strategi penyampaian pesan budaya hidup sehat di masyarakat, perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1. Memberdayakan keluarga, yakni menggugah partisipasi segenap keluarga (sebagai kelompok masyarakat terkecil) untuk berperilaku hidup sehat, mencegah jangan sampai sakit, bahkan meningkatkan derajat kesehatannya. Pendekatan keluarga inilah yang diuraikan dalam pedoman ini, karena memberdayakan masyarakat saja tidaklah cukup. 2. Memberdayakan masyarakat, yakni mengorganisasikan gerakan atau peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan, yang berupa berbagai bentuk UKBM seperti Poskesdes, Posyandu, Posbindu Penyakit Tidak Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



330



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Menular, UKS, Saka Bhakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), dan lain-lain. Selain pendataan yang dilakukan melalui kunjungan rumah, maka forum komunikasi merupakan suatu strategi dalam penyampaian pesan budaya hidup sehat di keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan Stunting, penemuan kasus terduga TBC dan peningkatan cakupan imunisasi program. Bentuk forum komunikasi yang sering dilaksanakan sebagai berikut: 1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas. 2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasawisma dari PKK 3. Melakukan penyuluhan dan atau komunikasi interpersonal di UKBM-UKBM (Poskesdes/kel, Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain). 4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut: 1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, Posbindu, Poskestren, PKK, dan lain-lain. 2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain. Komunikasi efektif dalam pemberdayaan keluarga , mulai diterapkan pada saat kader melakukan pendataan kesehatan keluarga, melalui kunjungan rumah. Selanjutnya, upaya peningkatan kemampuan keluarga memahami status kesehatannya diperlukan suatu strategi penyampaian pesan sehingga terbentuk budaya hidup sehat di keluarga. Perilaku hidup sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



331



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat yang ada di lingkungannya. Perilaku hidup sehat meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara, mencegah terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan gangguan kesehatan, mengatasi apabila masalah dan gangguan kesehatan itu datang serta berperan aktif dalam upaya promosi kesehatan. Upaya menjadikan setiap orang atau keluarga mampu berperilaku hidup sehat bukanlah hal yang mudah maupun sederhana, karena perilaku hidup sehat itu jumlah, jenis serta karakternya banyak sekali. Selain itu perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, sistem nilai, norma, status ekonomi, tingkat pendidikan, ketersediaan saranaprasarana, kemudahan melakukan perilaku serta adanya keteladanan tokoh masyarakat, petugas kesehatan,dukungan kebijakan yang menjadi penguat terjadinya proses perubahan perilaku individu/keluarga. Pemberdayaan mencakup pemberdayaan perorangan, keluarga, dan kelompok/masyarakat.  Pemberdayaan perorangan merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan perorangan dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatannya.  Pemberdayaan keluarga merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan keluarga dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan keluarga tersebut.  Pemberdayaan kelompok/masyarakat merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



332



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



kelompok/masyarakat dalam membuat keputusan untuk memelihara kesehatan kelompok/masyarakat tersebut. Pemberdayaan dilaksanakan dengan berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga, dan kelompok/masyarakat sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan sosial budaya setempat. Pemberdayaan dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai upaya kesehatan. Adapun langkah-langkah praktis melakukan komunikasi interpersonal/konseling seperti “SAJI” (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan dan Ingatkan) dan SATU TUJU. SATU TUJU (SA: beri salam kepada klien (menciptakan hubungan), sambut kedatangannya dan berikan perhatian; T : tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien tentang. U : uraikan informasi yang relevan / terkait dengan masalah klien. TU: bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahan masalahnya. J: Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan masalah. U : ulangi hal-hal penting yang dibahas, serta lakukan kesepakatan kunjungan ulang klien atau rujuk ke tempat pelayanan lain bila diperlukan). Teknik komunikasi interpersonal dan konseling yang efektif, meliputi: a. Teknik menghormati klien dan keluarganya, yaitu dengan cara:  Bersikap ramah dan penuh penerimaan terhadap klien dan keluarga (menerima klien apa adanya).  Memperlakukan klien dan keluarganya secara terhormat  Menghargai hak-hak klien dan keluarga (hak mendapatkan informasi, akses dalam pelayanan, memilih, privasi dalam pelayanan, kerahasiaan, harkat martabat dalam pelayanan kesehatan, mendapatkan Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



333



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



  







kenyamanan dalam pelayanan kesehatan, berpendapat, dll) Menghargai budaya serta harkat dan martabat klien Menghormati dan memahami perasaan dan pikiran klien serta tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Menumbuhkan rasa percaya diri klien sehingga klien berani berbicara, membahas, berpendapat, dan mengambil keputusan sendiri sesuai keadaan, kebutuhan, dan keinginannya. Memberikan dukungan emosi, rasa aman serta rahasia klien



b. Teknik saat berkomunikasi dengan klien, yaitu dengan cara:  Berusaha menempatkan diri pada posisi klien  Mampu menyampaikan pesan dengan jelas, sederhana, bertahap, sisitematis.  Peka dan tanggap terhadap sikap klien tentang pengertian pesan yang disampaikan  Mengulangi pesan yang penting dan perlu ditindak lanjuti oleh klien  Memberi contoh-contoh nyata yang memudahkan klien untuk bisa memahaminya  Mengemukakan pesan yang dianggap penting terlebih dahulu, jangan larut dalam hal-hal yang sifatnya rinci, namun tidak begitu penting  Hindari gangguan komunikasi karena adanya perbedaan persepsi, pemakaian media yang kurang tepat, isi pesan yang terlalu banyak dan suasana yang kurang mendukung  Waktu untuk berkomunikasi dengan klien jangan sampai berlarut-larut, kelola waktu secara efektif dan efisien. c. Teknik menjadi pendengar aktif, yaitu dengan cara:  Berhenti berbicara dan membiarkan klien berbicara dengan enak. Membantu agar klien merasa bebas berbicara Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



334



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



 Tunjukkan pada klien bahwa anda ingin mendengarkan. Mendengarkan untuk mengerti dan bukan untuk menentang  Ciptakan situasi aman dan nyaman agar klien dapat berbicara dengan bebas.  Memberikan perhatian dan simpati saat klien berbicara  Bersabar untuk tidak memotong pembicaraan  Mampu menguasai emosi diri, saat ingin berbicara.  Bersikap tenang dalam melakukan argumentasi serta menerima kritik  Mengajukan pertanyaan terbuka, pertanyaan hendaknya relevan dengan masalah klien  Menyampaikan tanggapan yang sesuai dan tidak bertele-tele, gunakan bahasa yang sopan dan mudah dipahami. d. Teknik mengajukan pertanyaan, yaitu dengan cara: Ada beberapa jenis pertanyaan, yaitu :  Pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang dapat dijawab “ya” atau “tidak” oleh klien. Misalnya: Apakah ibu sudah makan?, jawaban pasti “sudah” atau “belum”  Pertanyaan terbuka, adalah jenis pertanyaan yang dijawab dengan uraian penjelasan. Misalnya: Coba ceritakan mengapa ibu sampai terkena sakit...? Apa yang ibu rasakan....? Coba ceritakan pengalaman ibu saat menggunakan IUD?  Pertanyaan mendalam, adalah pertanyaan yang jawabannya menyinggung hal-hal atau informasi klien yang bersifat sensitif/rahasia/ privasi, Misalnya: Apa yang ibu lakukan saat mengetahui suami terkena penyakit HIV atau Kusta, atau TB Paru?  Pertanyaan yang mengarahkan, adalah jenis pertanyaan yang jawabannya telah diarahkan oleh petugas. Misalnya: Anak balita ibu batuk-batuk, pasti karena sering terkena asap rokok bapaknya?



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



335



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Teknik bertanya yang efektif yaitu gunakan jenis pertanyaan terbuka atau pertanyaan mendalam. Hindari menggunakan jenis pertanyaan yang mengarahkan atau menyudutkan klien. Berfokus pada masalah klien. Ajukan pertanyaan yang relevan/sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan, jangan mengajukan pertanyaan ketopik lain apabila topik yang sedang dibicarakan belum anda pahami. Gunakan bahasa yang mudah dipahami. Sampaikan umpan balik/tanggapan/refleksi yang sesuai, kemudian ajukan pertanyaan lain bila masih perlu. Tunjukan sikap perhatian. Hindari terlalu banyak bertanya pada klien. e. Teknik melakukan observasi, yaitu dengan cara: “Melihat dan mendengar” apa yang dikatakan klien serta sikap klien, apakah ada kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan keadaan kejadian sesungguhnya. Dengan melakukan observasi yang baik, tenaga promosi kesehatan puskesmas dapat:  Memperoleh informasi yang benar tentang keadaan klien  Mengetahui sikap dan perilaku yang positif dan negatif klien  Menghindarkan penilaian yang salah terhadap klien  Mengatasi adanya kesejangan antara tingkah laku verbal dan non verbal atau apa yang dikatakan klien dengan yang dilakukan klien Hasil observasi tersebut, sangat diperlukan menetapkan alternatif pemecahan masalah tindakan selanjutnya.



untuk serta



f. Teknik melakukan refleksi Pada saat berkomunikasi dengan klien, petugas perlu melakukan refleksi untuk mencegah adanya salah pengertian atau salah menafsirkan ungkapan klien. Refleksi ada dua macam yaitu refleksi isi (pharaphrasing) dan refleksi perasaan. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



336



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Cara melakukan refleksi adalah petugas kesehatan mengatakan kembali kata-kata atau perasaan klien dengan menggunakan bahasanya sendiri. g. Teknik membantu klien mengambil keputusan dengan cara menerapkan rumusan sederhana yaitu “4 K” (kondisi, kehendak, konsekuensi, keputusan): melihat kondisi klien, menanyakan kehendak klien, membantu klien melakukan identifikasi konsekuensi terhadap setiap upaya/ tindakan mengatasi masalah kesehatannya baik yang bersifat positif maupun negatif, selanjutnya membantu klien menetapkan keputusan dalam mengatasi masalahnya. h. Teknik menggunakan media KIE Tujuan menggunakan media KIE adalah : memperjelas pesan serta membantu klien untuk memahami informasi yang disampaikan; menumbuhkan daya tarik; membantu petugas untuk memfokuskan pembicaraan. Teknik penggunaan media KIE tergantung pada jenis media-nya misalnya: lembar balik, poster, model, dll. Namun secara prinsip ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas yaitu:  Ajak klien untuk memperhatikan media KIE tersebut  Fokuskan pembicaraan sesuai dengan informasi (katakata maupun gambar) yang ada pada media yang sedang dipergunakan.  Tekankan bahwa informasi yang ada di dalam media ini penting  Lakukan pengecekan pemahaman klien terhadap informasi yang dibahas dengan menggunakan media KIE tersebut. Apabila klien sudah mempunyai pemahaman yang baik berikan pujian dan lanjutkan dengan informasi lainnya. Tetapi apabila klien masih kurang paham ulangi dan beri penekanan pada hal-hal yang penting.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



337



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



i. Teknik menyampaikan informasi/ pesan  Menggunakan bahasa sederhana, verbal dan nonverbal, tidak bertele-tele, sesuai dengan permasalahan serta berisi tindakan konkrit yang mampu di lakukan peserta untuk mengatasi masalahnya. Pesan disampaikan secara bertahap dan sistematis. Memberi contoh-contoh nyata yang memudahkan klien untuk bisa memahaminya  Mengulangi pesan yang peting dan perlu ditindak lanjuti oleh peserta  Berbicara dengan wajah ramah serta sikap yang sopan, vocal jelas, ada sentuhan emosional, nada bicara yang tidak monoton, dll  Memperhatikan atau selaras dengan nilai-nilai social budaya atau karakter spesifik peserta.  Melakukan pengecekan pemahaman.  Menggunakan alat bantu atau media KIE  Tidak menyampaikan informasi dengan ”menggambar di udara”  Memberikan pujian serta solusi yang tepat  Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila peserta sudah jenuh jangan di paksakan  Menghindari sikap arogansi, mengancam, menakutnakuti, mengobral janji, mengecewakan, menyinggung perasaan, menyalahkan, menghina, memojokkan, menghakimi, dll  Berusaha menempatkan diri pada posisi peserta. j. Teknik membangun peran aktif semua peserta  Topik yang dibicarakan berdasarkan kesepakatan, sesuai kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi peserta.  Waktu diskusi sesuai kesepakatan peserta, dan gunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila peserta sudah terlihat jenuh dan tidak antusias maka akhiri pertemuan tersebut, jangan di paksakan  Gunakan teknik komunikasi efektif dan sampaikan katakata humor. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



338



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



 Gunakan alat bantu atau media yang dapat melibatkan semua peserta diskusi.  Sampaikan beberapa pertanyaan penting yang memancing peserta untuk berkomentar atau menyampaikan pendapatnya, dan minta semua peserta untuk berperan serta memberikan jawabannya atau menyampaikan pendapatnya. k. Teknik mengatasi peserta yang dominan atau peserta yang acuh, yaitu dengan cara:  Hindari tatapan mata pada peserta yang dominan. Arahkan pandangan pada peserta lain yang kurang aktif atau acuh, dengan mengajukan pertanyaan atau memberikan pujian.  Pusatkan perhatian pada peserta yang acuh dan coba perhatikan apakah ada kebutuhan khusus tentang informasi yang belum memenuhi harapannya atau coba tanyakan apakah ada masalah yang sedang dihadapi?  Ciptakan suasana serius tapi santai  Gunakan media interaktif, misalnya: ular tangga, kartu jodoh, dll  Terapkan sistem kompetisi pada saat berkomunikasi, dan rangsang peserta yang acuh tersebut untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini, dengan cara menjadi penilai atau ketua tim. Selanjutnya, berikan reward pada peserta yang berperan aktif/berprestasi.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



339



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



POKOK BAHASAN 2. PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN



DALAM



PELAKSANAAN



A. Kunjungan Rumah 1. Pengertian Kunjungan Rumah Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pembina keluarga dengan jalan mendatangi atau mengunjungi rumah keluarga sasaran program. 2. Tujuan Kunjungan Rumah a) Melakukan observasi kondisi kesehatan lingkungan dari setiap keluarga binaan. b) Melakukan diskusi dengan keluarga tentang masalah kesehatan yang dihadapinya, faktor-faktor penyebabnya, upaya untuk mencegah atau mengatasi masalah kesehatan tersebut serta potensi yang dimilikinya untuk menjaga serta meningkatan status kesehatan keluarganya. c) Membantu keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya. d) Membantu melakukan rujukan apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. e) Membimbing dan memotivasi anggota keluarga untuk menerapkan perilaku sehat sebagai upaya menjaga dan meningkatkan status kesehatannya f) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan keluarga binaan. g) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas. 3. Langkah-langkah Kunjungan Rumah a) Persiapan (srt, koordinasi, materi belajar dll) b) Memilih sasaran yang akan dikunjungi c) Pembagian tugas kader



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



340



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



4. Tahap Pelaksanaan Kunjungan a) Mengucapkan salam dan beramah tamah b) Menyampaikan tujuan kedatangan c) Berbincang-bincang tentang keadaan ibu hamil/ibu menyusui/suspek penderita TBC/perokok/ibu yang memiliki bayi dan balita d) Memberi saran-saran praktis apabila ditemukan masalah e) Melakukan pengukuran tinggi badan/panjang badan dan melihat buku KIA 5. Pokok-pokok materi yang akan dibahas/dibicarakan pada saat bertemu dengan keluarga, meliputi: a) pencegahan stunting b) masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga c) penetapan masalah kesehatan prioritas yang akan ditanggulangi yaitu imunisasi, TBC, gizi, sanitasi, pola asuh d) upaya serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas, dan hambatan yang sekiranya dihadapi. e) dukungan petugas kesehatan yang diharapkan 6. Langkah-langkah melakukan kunjungan rumah a) Persiapan Pembina Keluarga/Pembina Wilayah (petugas kesehatan) bersama kader membuat persiapan sebelum melakukan kunjungan rumah. Yaitu dengan menetapkan maksud kunjungan dan menyiapkan materi yang akan disampaikan/dibahas dengan keluarga, lengkap dengan alat peraga yang dibutuhkan. Setelah semua keluarga yang hendak dikunjungi pada kurun waktu tertentu (misalnya 1 minggu) didaftar, kemudian disusunlah rencana kunjungan rumah. Untuk membuat rencana kunjungan sederhana dapat digunakan format berikut ini.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



341



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Tabel 1. Format Rencana Kunjungan Rumah Minggu ke.... bulan ..... No



Nama KK



Alamat



Waktu Kunjungan



Maksud Kunjungan



Kader



b) Pelaksanaan Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan rumah yang dapat disingkat menjadi SAJI, yaitu: (a) Salam (S), (b) Ajak Bicara (A), (c) Jelaskan dan bantu (J), dan (d) Ingatkan (I). Berikut ini disampaikan cara menerapkan SAJI. 1. Salam Begitu sampai di rumah yang hendak dikunjungi, sebaiknya ketuklah pintu dan ucapkan salam. Misalnya: “Selamat Pagi” atau “Assalamu‟alaikum” atau ucapan salam dalam bahasa setempat. Salam ini harus diucapkan dengan suara yang ceria disertai wajah yang cerah dan tersenyum.



Gambar 1. Ucapan Salam Sebagai Langkah Pertama



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



342



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Penghuni rumah disapa dengan baik jika sudah muncul, perkenalkanlah diri (dan teman/tim), dan sampaikan maksud kedatangan. Beritahukan maksud kunjungan sebagai kader yang ditugasi dalam membantu keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas untuk mengupayakan dan menjaga kesehatannya. Katakan bahwa jika mungkin ingin dilakukan perbincangan dengan seluruh keluarga. Pengembangan pembicaraan dimulai dengan mengajak keluarga membicarakan hal-hal yang bersifat umum saat anggota keluarga sudah berkumpul. Misalnya tentang kemajuan yang dicapai desa setempat, persiapan menyambut Idul Fitri, kemeriahan menyambut perayaan Natal, atau kegembiraan menyambut musim panen. Keluarga dapat juga diajak membicarakan kegiatan sehari-hari anggota-anggota keluarga. Perihal masalah yang dihadapi keluarga tersebut barulah disampaikan saat suasana dirasa sudah cukup akrab dan hangat. Mulailah dengan masalah yang paling ringan tetapi prioritas.Pada kasus Keluarga B misalnya, maka dapat dimulai dengan menyampaikan tentang bayi di keluarga tersebut yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap. Ingat bahwa ini adalah tahap yang sangat menentukan keberhasilan, karena yang dianggap sebagai masalah oleh Kader, belum tentu dianggap masalah juga oleh keluarga tersebut. Kader harus berhasil menyamakan pendapat dengan keluarga bahwa “bayi yang belum mendapat imunisasi lengkap” adalah masalah, jika tidak, maka apa pun yang akan dibicarakan dengan keluarga tersebut tidak akan didengar atau dituruti.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



343



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



2. Ajak Bicara Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah untuk berbicara sendiri, melainkan berdialog atau berdiskusi dengan keluarga. Pembina Keluarga mulai masuk ke permasalahan yang dihadapi keluarga, ia harus pandai-pandai memancing diskusi dengan mereka.



Gambar 2. Ajak Bicara Sebagai Langkah Kedua Kader tidak perlu langsung menyampaikan masalah yang dihadapi keluarga tersebut menurut versi kita (misalnya tentang “bayi yang belum mendapat imunisasi lengkap”). Perbincangan dapat dimulai dengan menanyakan apa masalah yang dihadapi keluarga berkaitan dengan bayinya. Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh keluarga, dengan sesekali bertanya untuk memperjelas atau menggali lebih dalam penjelasan keluarga. Penggunaan cara ini, akan diperoleh informasi tentang hal-hal berikut (menggunakan Keluarga B sebagai contoh). a. bagaimana perilaku Keluarga B berkaitan dengan imunisasi, khususnya imunisasi bayi: apakah melakukannya atau tidak sama sekali? bagaimana sikapnya–apakah setuju atau tidak setuju dengan imunisasi? b. apa yang menyebabkan Keluarga B tidak melakukan imunisasi lengkap untuk bayinya: Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



344



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



 apakah karena tidak mengetahui manfaat imunisasi pada bayi?  apakah karena tidak mengetahui di mana saja bisa mendapatkan imunisasi untuk bayi?  apakah karena tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan imunisasi lengkap bayinya (misalnya biaya untuk transportasi)?  apakah karena tidak memiliki waktu untuk melakukan imunisasi lengkap bayinya?  apakah karena faktor-faktor lain? c. Jika keluarga tidak setuju dengan imunisasi, apa yang melatarbelakangi ketidaksetujuan tersebut. d. Dan informasi lain yang mungkin dibutuhkan. Dengan bermodalkan informasi yang diperoleh, maka Kader dapat beranjak ke langkah berikutnya, yaitu “Jelaskan dan Bantu”. 3. Jelaskan dan Bantu Dalam langkah ini, bertitik tolak dari perilaku, sikap, dan pemahaman keluarga terhadap masalah yang dihadapi (contohnya: imunisasi bayi), Pembina Keluarga mulai memberikan penjelasan dan membantu. Pertama kali yang harus dijelaskan adalah pengertian dan jenis-jenis imunisasi untuk bayi dan bahaya apa saja yang akan terjadi jika hal itu diabaikan. Penjelasan ini disampaikan sambil menjajagi perkembangan pemahaman dan perubahan sikap keluarga, sampai diyakini bahwa mereka telah menyadari adanya masalah.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



345



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Gambar 3. Jelaskan dan Bantu Sebagai Langkah Ketiga Kader didampingi petugas pukesmas dapat mulai memberikan pengetahuan lebih banyak tentang masalah yang dihadapi bila kesamaan pandangan tentang masalah yang dihadapi sudah tercapai. Kader dapat menyampaikan perihal manfaat imunisasi misalnya, di mana dapat memperoleh pelayanan imunisasi, dan lain sebagainya. Kader dapat menjelaskan perihal manfaat jika mengikuti JKN untuk mengatasi hambatan berupa ketiadaan biaya. Biaya untuk imunisasi dasar misalnya merupakan biaya yang ditanggung oleh JKN. 4. Ingatkan Kader dapat mengakhiri pembicaraan ketika dirasa sudah cukup untuk kunjungan kali itu. Kader dan Pembina Keluarga (petugas puskesmas) sebelum mengakhiri perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan kembali pokok-pokok pesan yang telah disampaikan dan tentang apa yang harus dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah yang bersangkutan. Pembicaraan tentang imunisasi bayi misalnya, dapat diingatkan pesan berikut: “Jangan lupa membawa bayi Ibu/Bapak ke Puskesmas untuk melengkapi imunisasi dasarnya.”



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



346



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Gambar 4. Ingatkan Pokok-pokok Pesan Kader tetap harus memberikan kesan bahwa ia sangat memperhatikan keluarga yang bersangkutan dan ingin membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya sampai akhir pembicaraan. Kader jangan lupa untuk membuat perjanjian kapan dapat berkunjung lagi ke keluarga tersebut. Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa SAJI tak ubahnya sebagai siklus yang harus diulang-ulang dari rumah (keluarga) ke rumah (keluarga) lain saat Kader melakukan kunjungan rumah.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



347



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Gambar 5. SAJI Sebagai Sebuah Siklus



Berkaitan dengan pelaksanaan kunjungan rumah, dapat disampaikan beberapa hal tentang komunikasi efektif. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang diajak berkomunikasi. Komunikasi haruslah merupakan ajang bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap. Hal tersebut akan memudahkan orang yang diajak berkomunikasi untuk memahami pesan yang akan disampaikan. Komunikasi efektif dapat berbentuk komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal yang efektif adalah yang memiliki ciriciri berikut: a. berlangsung secara timbal balik. b. makna pesannya ringkas dan jelas. c. bahasa yang digunakan mudah dipahami. d. cara penyampaiannya mudah diterima. e. disampaikan secara tulus. f. mempunyai tujuan yang jelas. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



348



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



g. memperhatikan norma yang berlaku. h. disertai dengan humor. i. yang mengajak berkomunikasi mampu mendengar dengan aktif, yakni: 1) menunjukkan minat mendengar 2) memandang lawan bicara 3) tidak memotong pembicaraan 4) menunjukkan perhatian dengan cara bertanya 5) mendorong orang untuk terus bicara baik dengan komentar kecil (misal: mm…., ya…) atau ekspresi wajah tertentu (misalnya menganggukan kepala). 6) empati: mampu merasakan dan memahami keadaan emosi orang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut: a. penampilan fisik b. sikap tubuh dan cara berjalan c. ekspresi wajah yang tersenyum d. sentuhan Berkaitan dengan komunikasi non-verbal, dalam membangun komunikasi efektif, sebaiknya Kader: (a) berhadapan dengan orang yang diajak berkomunikasi, (b) mempertahankan kontak mata, (c) membungkuk ke arah klien, (d) mempertahankan sikap terbuka, dan (e) tetap rileks sepanjang proses komunikasi. Berkaitan dengan cara mengajukan pertanyaan, khususnya bila berkomunikasi dengan beberapa orang dalam keluarga, terdapat sejumlah hal yang sebaiknya dilakukan, dan sejumlah hal lain yang sebaiknya tidak lakukan. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a. sampaikan pertanyaan secara merata, jangan hanya kepada satu atau dua orang. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



349



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



b. gunakan teknik bertanya langsung pada orang yang kurang perhatiannya dalam percakapan. c. gunakan pertanyaan yang mudah pada bagian awal, kemudian naikkan tingkat kesulitan pertanyaan setelah interaksi terjalin dengan baik. d. ulangi pertanyaan bila pertanyaan tidak dimengerti. Pilihan lain, dapat digunakan teknik bertanya pantul. e. tuliskan pertanyaan (tertulis lengkap) dalam rencana kegiatan. Hal-hal berikut sebaiknya tidak lakukan, seperti: a. memerintah/menyuruh. b. menyalahkan. c. meremehkan/memberi label. d. membandingkan. e. mengklaim. f. mengancam. g. membohongi. h. memotong pembicaraan. i. menyindir. j. mencecar. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan kunjungan rumah adalah: a. semua data dan informasi yang diperoleh dari keluarga dalam kunjungan rumah bukanlah untuk disebarluaskan atau disampaikan kepada keluarga atau orang lain. Jika pun kasusnya harus dibicarakan dengan keluarga atau orang lain hendaknya dilakukan tanpa menyebut nama (anonym). Atau sesudah mendapat ijin dari keluarga yang bersangkutan. b. pembicaraan tentang masalah kesehatan suatu keluarga kepada pihak-pihak lain hanya dilakukan apabila masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri, sehingga memerlukan dukungan/bantuan dari komunitas (misalnya Dasawisma) atau pemuka masyarakat. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



350



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



c. pada kunjungan berikutnya, tetap tunjukkan perhatian dan berikan penghargaan berupa pujian atau ungkapan rasa senang terhadap upaya yang telah dilakukan keluarga, meskipun belum sesuai benar dengan saran/harapan. Perhatian dan pujian akan meningkatkan semangat mereka. d. kalaupun keluarga melakukan saran Kader secara kurang benar atau bahkan salah/keliru, hendaknya tidak dimarahi atau ditegur dengan keras. Tunjukkan sikap dapat memahami kesalahan/kekurangsempurnaan, dan teruslah dengan sabar membimbing keluarga tersebut. Jika perlu ulangilah penjelasan yang pernah disampaikan dengan menggunakan bahasa atau cara lain yang mungkin lebih mudah dipahami oleh keluarga. e. satu keluarga pasti berbeda dengan keluarga lain dalam berbagai hal kondisi sosial ekonomi, suku bangsa, agama, sikap dan perilaku, dan lain-lain. Oleh sebab itu, Kader hendaknya bersikap luwes dan berupaya menyesuaikan diri dengan setiap situasi dan kondisi yang dijumpai. Dalam rangka pelaksanaan kunjungan rumah juga perlu diantisipasi adanya penolakan dari keluarga yang hendak dikunjungi. a. jika ditolak. Jika ditolak oleh suatu keluarga pada kunjungan pertama, hendaknya tidak berkecil hati. Jangan memaksakan untuk diterima pada hari itu atau menunjukkan sikap kecewa/marah. Tetaplah bersikap ramah dan katakan bahwa kunjungan hari itu sekedar untuk silaturahim dan membuat perjanjian/kesepakatan waktu kunjungan yang sebenarnya. Jika dengan berbagai alasan keluarga tersebut tetap menolak kunjungan, maka berkonsultasilah dengan orang yang dihormati oleh keluarga tersebut. Jika perlu datangilah lagi keluarga itu bersama orang yang dihormati tadi. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



351



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Gambar 6. Jangan Paksakan Untuk Diterima b. jika diterima, tapi dengan terpaksa. Penerimaan secara terpaksa (basa-basi) sebenarnya serupa dengan penolakan. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak dilanjutkan perbincangan tentang masalah keluarga tersebut. Ajaklah keluarga itu sedikit berbincang mengenai hal yang sekiranya menjadi perhatiannya, dan kemudian sampaikan bahwa sebaiknya perbincangan lebih lanjut ditunda sampai kunjungan berikutnya. Setelah itu buatlah perjanjian/kesepakatan waktu yang nyaman untuk keluarga tersebut menerima kunjungan berikutnya. B. Pendekatan Kelompok 1. Pengertian Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara langsung pada kelompok dalam konteks komunitas disuatu wilayah binaan puskesmas. Pemilihan pendekatan ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Dengan pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses dalam aksi pengembangan masyarakat. Peran kader dan petugas kesehatan sebagai pendamping dapat melancarkan proses ini.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



352



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



2. Tujuan Meningkatkan kemampuan kader yang tergabung dalam komunitas kelompok dalam:  Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.  Melakukan identifikasi potensi yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya  Melakukan upaya mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya serta meningkatkan rasa tanggung jawabnya. 3. Sasaran  Kelompok Ibu RT  Kelompok arisan bapak-bapak RT  Kelompok Pendukung-KIA  Kelompok Lansia  Kelompok ibu hamil  Kelompok ibu menyusui  Kelompok senam ibu-ibu  Kelompok gerakan jantung sehat  Kelompok ibu-ibu pengajian.  Kelompok tani  Kelompok nelayan, dll 4. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok, sesuai kesepakatan antara petugas dengan kelompok sasaran. 5. Pokok-Pokok Materi  Upaya serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas, dan hambatan yang sekiranya dihadapi.  Peran serta anggota kelompok dalam mencegah, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan anggota kelompoknya.  Dukungan petugas kesehatan yang diharapkan



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



353



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



6. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan a) Perencanaan  Tenaga puskesmas melakukan identifikasi keberadaan kelompok-kelompok potensial yang ada di wilayah kerjanya serta tokoh masyarakat yang dapat dilibatkan dalam kegiatan Pemberdayaan Keluarga setelah itu kader yang melanjutkan dengan menemukan keluarga yang bermasalah dengan penyanyi dengan melakukan kunjungan rumah/pendekatan kelompok  Menyiapkan keluarga atau masyarakat yang akan dikunjungi dan pendekatan kelompok b) Persiapan  Pendekatan dengan tokoh masyarakat atau kader kesehatan setempat yang bisa membantu pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok tersebut  Menyiapkan undangan diskusi dan menginformasikannya kepada setiap anggota kelompok tentang kegiatan pelayanan kesehatan keluarga melalui pendekatan keluarga.  Menyiapkan Pendataan Keluarga masalah kesehatan program prioritas didampingi oleh petugas kesehatan  Menyiapkan media informasi program prioritas kesehatan c) Pelaksanaan  Bertemu dengan kader atau tokoh masyarakat setempat  Melakukan kegiatan atau upaya untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas, termasuk dengan jalan menerapkan perilaku hidup sehat.  Membangun komitmen keluarga untuk berperan aktif mengatasi masalah kesehatannya.  Melakukan pencatatan kondisi kesehatan keluarga yang ada dalam kelompok tersebut Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



354



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media yang sudah disiapkan d) Tindak Lanjut  Melakukan penemuan masalah kesehatan program prioritas kesehatan di keluarga  Melakukan pencatatan dan pelaporan sederhana kegiatan Pemberdayaan Keluarga melalui pendekatan kelompok  Mampu menggali dan memanfaatkan budaya/nilainilai lokal tersebut.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



355



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



 Pemilihan pendekatan ini berangkat dari suatu keyakinan bahwa komunitas suatu masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka.  Dengan pendekatan ini, masyarakat dilibatkan dalam setiap proses dalam aksi pengembangan masyarakat.



 Perubahan masyarakat pedesaan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai/budaya lokal.  Adakalanya budaya lokal merupakan penghambat dari perubahan dan adakalanya merupakan potensi.  Manusia dipandang dan diperlakukan sebagai pelaku perubahan dan bukan sebagai obyek perubahan.  Implikasinya adalah bahwa masyarakat sendirilah yang akan merumuskan, memecahkan, melaksanakan dan menikmati serta memilih program-program sesuai dengan kemampuannya sendiri.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



356



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



VIII. Referensi 1. 2. 3. 4. 5.



Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, 2006. Linda Ewles, Promosi Kesehatan, Gajah Mada, 2006 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, 2006. Jalaludin Rakhmat, manajemen Kampanye, Bandung, 2007. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta 2009 6. Kemenkes, Modul Pelatihan KIE Pengendalian flu Burung, Jakarta 2010 7. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Tim Mobil Klinik, Jkarata, 2011. 8. Kemenkes, Modul pelatihan Jabfung PKM, Jakarta, 2011. 9. Kemenkes, Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, 2016 10. Kemenkes, Petunjuk Teknis Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, 2016



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



357



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



PANDUAN BERMAIN PERAN KOMUNIKASI EFEKTIF



Alat dan Bahan:  Skenario bermain peran  Video komunikasi efektif Pelaksanaan Bermain Peran (105 menit):  Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok (5 menit).  Setiap kelompok menerima skenario bermain peran yang berbeda.  Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran tentang kunjungan rumah atau pendekatan kelompok.  Setiap kelompok mendiskusikan skenario tersebut selama 15 menit  Setiap kelompok melakukan kegiatan bermain peran di depan kelas selama 15 menit per kelompok. (15 menit x 4 = 60 menit)  Setelah setiap kelompok selesai melakukan kegiatan bermain peran, selanjutnya fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan balik kegiatan bermain peran tersebut. Fasilitator juga memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai. (15 menit)  Fasilitator merangkum hasil bermain peran semua kelompok (10 menit). Skenario Bermain peran: 1) Kelompok 1 (kunjungan rumah): Melakukan komunikasi interpersonal (SAJI) dengan ibu Rumah Tangga dan atau anggota keluarga lain, saat melakukan kunjungan rumah dalam rangka Deteksi dini stunting ditemukan ada anggota keluarga yang mempunyai balita 2 tahun dengan tinggi badan pendek dan ibu hamil usia kehamilan 8 bulan, diduga ibu hamil KEK. Peran kader dan Petugas Puskesmas dalam penanggulangan dan pencegahan stunting.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



358



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



2) Kelompok 2 (kunjungan rumah): Melakukan konseling (SATU TUJU) dengan suami/anggota keluarga lain saat melakukan kunjungan rumah karena masih ada anggota keluarga yang merokok dan rumah padat penghuni. Peran kader dan petugas kesehatan dalam penemuan kasus terduga TBC. Untuk itu, perlu dilakukan konseling berhenti merokok, lihat kembali uraian materi tentang konseling, dll. 3) Kelompok 3 (pendekatan kelompok ): Menerapkan komunikasi efektif dengan melakukan pendekatan kelompok kader UKBM yang ada di suatu wilayah Puskesmas kepada tokoh agama, tokoh masyarakat seperti Kader Posyandu, Kader Poskesdes, Kader Polindes, Kader Posbindu. Pelaksanaan dilakukan di forum Musyawarah Mufakat Desa (MMD). Kepala desa membahas permasalahan yang ada di wilayah kerja. Dengan materi peningkatan cakupan imunisasi program/kepercayaan masyarakat “halal atau haram”. Dalam rangka untuk mendapatkan dukungan kader membantu mengorganisasikan kegiatan yang dapat dilakukan dengan anggota/kelompok potensial yang ada di masyarakat. 4) Kelompok 4 (pendekatan kelompok): Menerapkan komunikasi efektif dengan melakukan pendekatan kepada kelompok potensial; tentang “Isi Piringku” yang merupakan program kementerian kesehatan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang di masyarakat serta membatasi GGL kepada Lurah/kepala desa beserta aparatnya, ketua organisasi kemasyarakatan/LSM dan anggotanya seperti PKK, Majelis Taklim, badan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa/kelurahan, tokoh agama, tokoh masyarakat.



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



359



Materi Inti 6 Komunikasi Efektif



Pemutaran Film Komunikasi Efektif (30 menit)  Fasilitator memutarkan film/video komunikasi efektif Fasilitator meminta peserta untuk memberikan tanggapan terhadap film/video yang diputar tersebut



Modul Pelatihan Bagi Pelatih Kader Kesehatan – Tahun 2018



360