Modul Load Characteristic [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003



GENERATOR SINKRON LOAD CHARACTERISTIC I.



TUJUAN Setelah menyelesaikan percobaan ini , praktikan mendemonstrasikan karakteristik 3 fase salient pole synchronous generator pada kondisi berbeban.



II.



PERALATAN YANG DIGUNAKAN Jumlah



Nama Alat



Kode Alat



1



DC Permanent-magnet Machine



EM-3330-1A



1



Three-phase Salient Pole Synchronous Machine



EM-3330-3A



1



DC Power Supply Module



EM-3310-1A



1



Three-Phase Power Supply Module



EM-3310-1B



1



Synchronous Machine Exciter



EM-3310-1C



1



Three-pole Current Limit Protection Switch Module



EM-3310-2A



1



Resistive Load Module



EM-3310-4R



1



Capacitive Load Module



EM-3310-4C



1



Inductive Load Module



EM-3310-4L



1



Four pole Switch Module



EM-3310-2B



2



Digital DCA Meter



EM-3310-3A



2



Digital DCV Meter



EM-3310-3B



1



Digital RPM Meter



EM-3310-3G



or Magnetic Powder Brake Unit



EM-3320-1A



Brake Controller



EM-3320-1N



Digital Power Analysis Meter



EM-3310-3H



1



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



or Digital ACA Meter



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 EM-3310-3C



Digital ACV Meter



EM-3310-3D



Digital Three-phase Watt Meter



EM-3310-3E



Digital Power Factor Meter



EM-3310-3F



1



Laboratory Table



EM-3380-1A



1



Experimental Frame



EM-3380-2B



or Experimental Frame



EM-3380-2A



1



Connecting Leads Holder



EM-3390-1A



2



Coupling



EM-3390-2A



2



Coupling Guard



EM-3390-2B



1



Shaft End Guard



EM-3390-2C



1



Connecting Leads Set



EM-3390-3A



1



Safety Bridgin Plugs Set



EM-3390-4A



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 III. TEORI TAMBAHAN  Generator sinkron umumnya mempunyai beban yang konstan, tetapi ada saatnya, generator tersebut memikul beban yang tidak konstan atau berubah – ubah, misalnya ketika mengelas. Besar beban generator akan tergantung pada kontak antara elektroda las dan beban. Ketika generator berbeban (beban pengelasan) tegangan yang diukur lebih kecil daripada tegangan yang dibangkitkan, hal itu terjadi karena adanya jatuh tegangan di saluran, elektroda dan beban. Pada saat itu kecepatan rotorpun akan berkurang, karena arus beban akan memberikan gaya yang arahnya berlawanan dengan arah putaran prime mover.   Dasar-Dasar Generator Sinkron Generator adalah mesin listrik yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara media elektromagnet. 



Generator sinkron merupakan mesin pembangkit yang paling banyak digunakan, karena pertimbangan tertentu, seperti : - Terdapat dipasaran dengan berbagai macam tingkat daya Harganya relatif lebih murah - Pengoperasiannya dan pemeliharaanya mudah dan murah Generator kecepatan rendah, misalnya generator yang digerakkan mesin diesel atau turbin air mempunyai mempunyai rotor dengan kutub medan menonjol (kutub sepatu). Generator dengan kecepatan tinggi mempunyai rotor silinder (Eugene C Lister, 1988 : 200)



 PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON Mesin sinkron mempunyai kumparan medan pada rotor dan kumparan jangkar pada stator. Kumparan jangkar mempunyai bentuk yang sama dengan mesin induksi, sedangkan sedangkan kumparan medannya dapat berbentuk kutub sepatu atau silinder (Zuhal, 1990 : 130) Generator sinkron bekerja berdasarkan prinsip sebagi berikut ini :



1. Kumparan medan pada rotor akan mensuplai arus searah ke kumparan medan yang akan menimbulkan fluks.



2. Penggerak mula (Prime Mover) yang terkopel ke rotor beroperasi sehingga rotor berputar pada kecepatan nominalnya. N = dimana: n = Kecepatan putar rotor (rpm) P = Jumlah kutub rotor f = frekuensi (Hz)



3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan rotor akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar terjadi fluks magnetik yang berubah-ubah. Perubahan fluks magnetik yang melingkupi kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan







Generator Sinkron Tanpa Beban Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.







Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Apabila arus medan (If) Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga E0 



Generator Sinkron Berbeban Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan terminal Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya : • Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra) • Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL) • Jatuh tegangan karena reaksi Jangkar







Karakteristik dan Penentuan Parameter Tanpa Beban : E0 = E0 (If) Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah – langkah sebagai berikut : a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n) b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If)



 Reaksi Jangkar Generator Sinkron Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara hanya fluksi arus medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar Ia akan mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga tegangan terminal generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi jangkar. Pengaruh yang ditimbulkan oleh fluksi jangkar dapat berupa distorsi, penguatan (magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung kepada beban dan faktor daya beban,







Karakteristik beban nol atau open circuit characteristic (OCC) Sama seperti kurva magnetisasi pada suatu mesin DC, karakteristik beban nol dari suatu generator sinkron adalah kurva antara tegangan terminal jangkar (tegangan phasa-phasa) pada keadaan hubungan terbuka dan arus medan ketika generator sinkron (alternator) bekerja pada kecepatan nominal. 2. Karakteristik hubung singkat atau short circuit characteristic (SCC) Karakteristik hubung singkat (SCC) ditentukan dengan cara terminal-terminal armatur dihubung singkat melalui ampere meter dan arus medan (If) bernilai hampir dua kali arus nominal. Selama test ini kecepatan yang mungkin bukan kecepatan sinkron harus dijaga konstan. Untuk metode portier faktor daya adalah nol.







https://www.neliti.com/id/publications/319266/karakteristik-generator-sinkron-yangberbeban-berat-dan-tidak-konstan







http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22377/teorigenerator Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 %20sinkron%20II.pdf?sequence=3 IV.



LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN



OFF



PO



Eo



Meter



M



Fig 15-4-1 Circuit Diagram for load characteristic test



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003



Fig 15-4-2 Connection diagram for load characteristic test



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya , segera tekan merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa. 1. Letakkan DC permanent-magnet Machine, Three-phase Salient Pole Synchronous Machine dan Digital RPM Meter pada meja laboratorium. Hubungkan DC Permanent- Magnet (PM) Machine ke Thre-phase Salient Pole Synchronous Machine dan Digital RPM Meter menggunakan kopel. Kunci dasar mesin tersebut menggunakan baut delta. Pasang Coupling Guards dan Shaft End Guard. 2. Rangkai sirkuit berdasarkan pada diagram sirkuit yang terdapat pada Gambar. 15-4-1 dan diagram koneksi pada Gambar. 15-4-2. Mintalah instruktur memeriksa rangkaian yang telah anda rangkai. Synchronous generator beroperasi pada delta. Selesaikan pecobaan di laboratorium secepat mungkin untuk menghindari kenaikan suhu dalam kondisi berbeban. 3. Atur knob V.adj pada DC Power Supply Module ke posisi minimum. Atur knob pada control tegangan pada Synchronous Machine Exciter Module ke posisi 0. Atur on-switch pada Four- Pole Switch module ke posisi OFF. Pada Resistive Load module, atur saklar S0 sampai dengan S4 pada posisi ON. 4. Secara berurutan nyalakan 3-P Current Limit Protection Switch, Three-phase Power Supply, and DC Power Supply Modules. 5. Nyalakan DC Power Supply Module, tekan tombol START dan perlahan atur knob V.adj untuk menaikkan tegangan motor sampai motor beputar pada kecepatan ratingnya N=1800 rpm untuk 60-Hz power ( atau 1500 rpm untuk 50-Hz power). Pertahankan kecepatannya selama percobaan 6. Nyalakan Synchronous Machine Exciter 7. Secara perlahan putar knob control tegangan pada Synchronous Machine Exciter sampai output tegangan generator Eo mencapai 220 V. catat arus medan Ir ketika S0-S4=ON pada table 15-41. Catatan: Nilai Ir harus dipertahankan selama percobaan berlangsung. 8. Selama percobaan, apabila rotor pada generator terkunci oleh beban, segera matikan dayanya. Catatan: Arus pada motor (prime mover) tidak boleh melebihi dari 130% dari rating arusnya. Arus pada generator tidak boleh melebihi dari 130% dari rating arusnya, 0,8A x 1.3 = 1,04 A. 9. Pertahankan kecepatan (N=1800 rpm) dan arus medan If yang didapatkan pada langkah 7. Pada resistive load module, atur posisi saklar satu persatu mengikuti table 15-4-1. Catat arus output pada generator Io, output tegangan generator Eo, output daya Po, dan besarnya power factor cos ϴ (didapatkan pada Digital Power Analysis Meter). Dan kecepatan generator N (didapatkan pada Digital RPM Meter) pada table 15-4-1. Posisi “shorted” adalah ketika kumparan rotor di short sirkuitkan dengan mengsetting saklar on-off pada Four-Pole Switch module ke posisi ON. Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 10. Secara berurutan matikan Capacitive Load, Inductive Load, Resistive Load, DC power Supply, Synchronous Machine Exciter, Three-phase Power Supply dan 3-P Current Limit Protection Switch Modules. 11. Ulangi langkah 3 sampai dengan 10 untuk resistive dan inductive load. Pada resistive load dan inductive load modules, atur saklar masing masing sesuai posisi yang tertera pada table 15-42. Catat arus output pada generator Io, output tegangan generator Eo, output daya Po, dan besarnya power factor cos ϴ (didapatkan pada Digital Power Analysis Meter). Dan kecepatan generator N (didapatkan pada Digital RPM Meter) pada table 15-4-1. Posisi “shorted” adalah ketika kumparan rotor di short sirkuitkan dengan mengsetting saklar on-off pada Four-Pole Switch module ke posisi ON. 12. Ulangi langkah 3 sampai dengan 10 untuk resistive dan capacitive loads. Pada resistive load dan capacitive load modules, atur saklar masing masing sesuai posisi yang tertera pada table 15-4-3. Catat arus output pada generator Io, output tegangan generator Eo, output daya Po, dan besarnya power factor cos 𝜃 (didapatkan pada Digital Power Analysis Meter). Dan kecepatan generator N (didapatkan pada Digital RPM Meter) pada table 15-4-1. Posisi “shorted” adalah ketika kumparan rotor di short sirkuitkan dengan mengsetting saklar on-off pada Four-Pole Switch module ke posisi ON. 13. Menggunakan hasil table 15-4-1 sampai 15-4-3, gambarkan grafik hubungan Eo vs Io pada gambar 15-4-3.



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003



V.



TABEL DATA PENGAMATAN Table 15-4-1 Measured values of If, Io, Eo, Po, N, and cos 𝜃 Switch Positions on Resistive Load Module S0=OFF



S0-



S0-



S0-



S0-



S0-



S0—



S1=ON



S2=ON



S3=ON



S4=ON



S5=ON



S6=ON



Shorted



If (A)



0,31



0,31



0,31



0,31



0,31



0,31



0,31



0,31



Io (A)



0



0,13



0,27



0,41



0,54



0,67



0,78



1,24



Eo (V)



240



233



230



224



220



210



203



0



cos 𝜃



0



1



1



1



1



1



1



-



Po (W)



0



57,7



114,1



164,1



213,3



248,6



281,7



0



N (rpm)



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



Table 15-4-2 Measured values of If, Io, Eo, Po, N, and cos 𝜃 Switch Positions on Resistive Load and Inductive Load Modules S0=OFF



S0-



S0-



S0-



S0-



S0-



S0—



S1=ON



S2=ON



S3=ON



S4=ON



S5=ON



S6=ON



Shorted



If (A)



0,43



0,43



0,43



0,43



0,43



0,43



0,43



0,43



Io (A)



0



0,2



0,39



0,56



0,72



0,84



0,93



1,72



Eo (V)



260



250



240



230



220



207



107



0



cos 𝜃



0



0,88



0,85



0,83



0,84



0,83



0,87



-



Po (W)



0



72



133,5



183,9



225,6



250



283,5



0



N (rpm)



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



Table 15-4-3 Measured values of If, Io, Eo, Po, N, and cos 𝜃 Switch Positions on Resistive Load and Capacitive Load Modules S0=OFF



S0-



S0-



S0-



S0-



S0-



S0—



S1=ON



S2=ON



S3=ON



S4=ON



S5=ON



S6=ON



Shorted



If (A)



0,19



0,19



0,19



0,19



0,19



0,19



0,19



0,19



Io (A)



0



0,16



0,34



0,55



0,74



0,9



1,06



0,76



Eo (V)



194



206



213



218



220



215



210



0



cos 𝜃



0



-0,64



-0,6



-0,54



-0,6



-0,6



-0,65



-



Po (W)



0



43,4



98,5



155,8



213,5



264,7



296



0



N (rpm)



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



1800



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003



300



250



E0 (V)



200



150



100



50 300



0 250



0



0,5



1



1,5



2



Io (V) 200



VI.



150



Fig. 15-4-3 Kurva Eo vs Io PENGOLAHAN DATA Untuk data pengamatannya itu menggunakan beban resistive yang dimana jika arus bebannya



100 0



maka untuk tegnagn arus dan daya seta cos phi nya 0. Lalu pada saat S0- S1 di on kan arus



beban juga akan ikut naik sampai keadaan shorted tetapi untuk tegangan outputnya juga ikut 50



menurun , tetapi menurunnya tidak signifikan seperti pada table yang dimana pada saat S0-S1 On didapati kenaikan arus beban sebesar 0,13 tetapi tegangan outputnya ikut menurun yang



0



semula dari beban 0 itu sebesar 240 v menjadi 233 V yang dimana turunnya itu tidak 0 Begitu juga 0,5 signifikan. data seterusnya. 1Yang dimana 1,5 untuk daya nya 2itu akan berbanding



lurus dengan arus outputnya.



Io (V)



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003



VII. TUGAS AKHIR 1. Dari data pengamatan tabel 15-4-1 buatlah grafik hubungan Eo vs Io Jawaban :



Grafik EO Vs IO Tabel 15-4-1 300 250 200 150 100 50 0



0



0,13



0,27



0,41



0,54



0,67



0,78



1,24



2. Dari data pengamatan tabel 15-4-2 buatlah grafik hubungan Eo vs Io Jawaban :



Grafik EO Vs IO Tabel 15-4-2 300 250 200 150 100 50 0



0



0,2



0,39



0,56



0,72



0,84



0,93



1,72



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 3. Dari data pengamatan tabel 15-4-3 buatlah grafik hubungan Eo vs Io Jawaban:



Grafik EO Vs IO Tabel 15-4-3 250 200 150 100 50 0



0



0,16



0,34



0,55



0,74



0,9



1,06



0,76



4. Jelaskan hubungan dari Eo dengan Io terhadap variasi bebannya Jawaban: Tegangan yang diinduksikan akan berlebih atau kekurangan ketika generator menyuplai atau menyerap daya reaktif. Daya reaktif itu sendiri ada ketika beban yang digunakan induktif maupun kapasitif. Ketika beban induktif dengan kondisi leading, cos phi nya akan +, sehingga generator menyuplai daya reaktif yang akan mengakibatkan kelebihan tegangan. Sedangkan ketika beban yang digunakan yaitu kapasitif dengan kondisi lagging, cos phi nya akan -, sehingga generator menyerap daya reaktif yang akan mengakibatkan pengurangan tegangan. Jadi besarnya arus Io akan berbanding terbalik dengan tegangan Eo, karena semakinbesar beban yang disupplay pada suatu sistem, maka dibutuhkan pula arus yang besar, efeknya tegangan akan turun. Tetapi turunnya tegangan ini relative signifikan. 5. Apakah yang terjadi ketika saklar four pole switched dinyalakan , dan mengapa demikian Jawaban: Four pole switched atau saklar 4 kawat 3 fasa yang berfungsi sebagai saklar untuk menhubungkan dan memutuskan (on dan off) kan motor, jadi ketika push button dumper tidak di tekan, maka putaran rotor akan lebih kasar. Maka dari itu digunakan 4 kutub switch yang gunanya ketika sumber sudah menyala, tapi belum dalam keadaan off in damper maka motornya tidak akan menyala.



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 VIII. ANALISA MODUL Generator Sinkron Load Characteristic Pada praktikum modul Generator sinkron dengan judul load characteristic, yang dimana untuk genereator sinkro disini merupakan suatu mesin listrik yang dapatr mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik dalam bentuk medan putar, yang dimana pada generator sinkron energi listrik dihasilkan oleh putaran rotor terhadap stator dan lilitan rotor yang diumpani sumber arus dc atau yang disebut dengan exsitasi. Sistem eksitasi merupakan suatu sistem penguatan yang terdapat pada motor, dengan cara memberikan arus penguat pada kumparan medan motor yang muncul karena adanya medan magnet yang disebabkan oleh bantuan arus searah (DC). Arus eksitasi sendiri adalah suatu arus yang diberikan pada kutub magnetik, berfungsi sebagai pembangkit dan penguat medan magnet pada motor. Dengan mengatur besar kecil dari nilai arus eksitasi tersebut maka dapat memperoleh nilai tegangan output motor yang diinginkan serta daya reaktifnya. Untuk load characteristic ini merupakan beban yang ada pada generator sinkron, untuk beban yang terdapat pada generator sinkron itu sendiri ada tiga yaitu pertama ada beban resistif, induktif dan kapasitif. Beban resistif ini merupakan beban listrik pada rangkaian listrik AC, yang diakibatkan oleh peralatan listrik dengan sifat resistif murni, sehingga beban tersebut tidak mengakibatkan pergeseran fasa arus maupun tegangan listrik jaringan. Yang dimana beban resistif ini biasanya dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan yaitu seperti resistor. Yang dimana untuk resistor ini memiliki atau bersifat menghalangi aliran elektron yang melewatinya dengan cara menurunkan tegangan listrik yang mengalir melewatinya atau istilahnya adalah sebagai pembatas arus yang masuk ke rangkaian, sehingga mengakibatkan terkonversinya energi listrik menjadi panas. Dengan sifat demikian, resistor tidak akan merubah sifatsifat listrik AC yang mengalirinya. Gelombang arus dan tegangan listrik yang melewati resistor akan selalu bersamaan membentuk bukit dan lembah. dengan kata lain, beban resistif ini tidak akan menggeser posisi gelombang arus maupun tegangan listrik AC.  Lalu untuk beban induktif itu sendiri adalah beban yang dimiliki oleh komponen inductor yang dimana untuk membangkitkan medan magnet putar pada stator motor tersebut, tentu membutuhkan energi listrik khusus. Beban induktif pada motor induksi inilah yang ditanggung oleh daya reaktif sumber listrik AC. Sedangkan daya listrik yang dibutuhkan motor induksi tersebut untuk memutar beban yang terkopling pada porosnya, disebut dengan daya nyata. Jumlah resultan daya reaktif dan daya nyata disebut sebagai daya semu. Kumparan memiliki sifat untuk menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa listrik AC memiliki nilai arus yang naik turun membentuk gelombang sinusoidal. bahwa jika sebuah sumber listrik AC diberi beban induktif murni, maka gelombang arus listrik akan tertinggal sejauh 90° oleh gelombang tegangan. Atas dasar inilah beban induktif dikenal sebagai beban lagging atau arus tertinggal dari tegangan sejauh 90°. Beban kapasitif merupakan kebalikan dari beban induktif. Jika beban induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik AC, maka beban kapasitif bersifat menghalangi terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini menunjukkan Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik sesaat.  dengan beban kapasitor murni. Mendapatkan supply tegangan AC naik dan turun, maka kapasitor akan menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan tegangan masuknya. Fenomena inilah yang mengakibatkan gelombang arus AC akan mendahului (leading) tegangannya sejauh 90°.   Adapun tujuan dari percobaan praktikum ini yaitu pertama Setelah menyelesaikan percobaan ini , praktikan mendemonstrasikan karakteristik 3 fase salient pole synchronous generator pada kondisi berbeban. Yang dimana jika tiga macam sifat beban dari generator sinkron ini, yaitu : beban resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Yang dimana Jika beban dari generator sinkron ini bersifat resistif maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor dayanya sama dengan satu. Lalu Jika beban generator sinkron ini dia bersifat induktif maka akan terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya terbelakang (lagging). Begitu pun Sebaliknya, yang dimana Jika beban dari generator sinkron ini bersifat kapasitif maka akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya mendahului (leading). Pada saat percobaan ini pengaruh perubahan beban atau load characteristic itu sangat berpengaruh. yang dimana pada saat percobaan ini menggunakan generator jenis operating alone atau pemakain sendiri yang dimana maksud dari pemakaian sendiri itu yaitu pemakaian dari satu generator langsung menuju ke beban dengan mengatur kecpatan dari si generator operating alone ini secara konstan,arus medan nya juga diatur secara konstan serta frekuensinya juga diatur secara konstan. yang dimana jika kecepatannya konstan maka frekuensinya juga akan ikut konstan juga.karena kecepatan dan frekuensi akan berbanding lurus. lalu ada Armature resistance lagi yang dimana armature resistance ini adalah reaksi jangkar yang trerjadi ketika bagian stator atau jangkar itu dialiri arus atau ketika adanya beban sehingga menimbulkan sudut torsi yang membuat adanya pembongkaran medan magnet pada celah gap di statornya.



Yang dimana Jika generator serempak belum berbeban maka EMF (E) yang



dibangkitkan pada kumparan jangkar yang ada di stator sama dengan tegangan terminalnya (V).Waktu generator berbeban maka EMF (E) tersebut diatas tidak sama dengan tegangan terminalnya (V), tegangan terminal akan bervariasi karena yang pertama itu Jatuh tegangan (voltage drop) karena resistans jangkar (Ra) sebesar Ira.lalu kedua itu jatuh tegangan karena reaktans bocor ( XL) dari jangkar sebesar (I XL).dan yang ketiga itu Jatuh tegangan karena reaksi jangkar sebesar (I Xa) Untuk data pengamatannya itu menggunakan beban resistive yang dimana jika arus bebannya 0 maka untuk tegnagn arus dan daya seta cos phi nya 0. Lalu pada saat S0- S1 di on kan arus beban juga akan ikut naik sampai keadaan shorted tetapi untuk tegangan outputnya juga ikut menurun , tetapi menurunnya tidak signifikan seperti pada table yang dimana pada saat S0-S1 On didapati kenaikan arus beban sebesar 0,13 tetapi tegangan outputnya ikut menurun yang semula dari beban 0 itu sebesar 240 v menjadi 233 V yang dimana turunnya itu tidak signifikan. Begitu juga data seterusnya. Yang dimana untuk daya nya itu akan berbanding lurus dengan arus outputnya. Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN



I Gusti Ngurah Bagus Suputra Adi Peradana 2018-11-003 IX.



KESIMPULAN



1. Praktikan mendemonstrasikan karakteristik 3 fase salient pole synchronous generator pada kondisi berbeban. Yang dimana Jika beban dari generator sinkron ini bersifat resistif maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor dayanya sama dengan satu. Lalu Jika beban generator sinkron ini dia bersifat induktif maka akan terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya terbelakang (lagging). Begitu pun Sebaliknya, yang dimana Jika beban dari generator sinkron ini bersifat kapasitif maka akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya mendahului (leading).



Laboratorium Mesin Listrik IT-PLN