Modul Mengelola Kartu Aset Tetap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



1 / 21



Mengidentifikasi Data Mutasi Aset Tetap Saldo Awal Aset + Penambahan Aset – Penguangan Aset = Saldo Akhir 1. Saldo Awal Aset Data saldo awal aset tetap, penmbahan, dan pengurangannya dapat diperoleh dari: a. Neraca periode sebelumnya b. Karu aktiva tetap periode sebelumnya Contoh 1: Identifikasilah saldo awal aset (1 januari 2017), penambahan, dan pengurangan selama tahun 2017 Table 1



Aset Lancar: Kas dst Aset Tetap: Tanah Bangunan Mesin Akm.Penyusutan Nilai Buku



Neraca, per 31 Desember 2016 Hutang Lancar ....................... Hutang dagang ....................... Modal 1.000.000.000 dst 1.200.000.000 100.000.000 2.300.000.000 135.000.000 2.165.000.000



.......................



........................



Tabel 2



No



Aset Tetap



1 2 3



Mesin Tanah Bangunan Total



Tahun perolehan



Harga Perolahan



2015 2016 2016



100 1.000 1.200 2.300



(dalam 000.000) Nilai Umur Beban Akm. Buku Ekonomis Penyusutan Penyusutan 2016 10 10 15 85 1.000 20 60 120 1.080 70 135 2.165



Tabel 3



No



Aset Tetap



1 2 3



Tanah Bangunan Kendaraan Total



Akuntansi PNUP



Tahun perolehan



Harga Perolahan



2016 2016 2017



1.000 1.200 200 2.400



(dalam 000.000) Nilai Umur Beban Akm. Buku Ekonomis Penyusutan Penyusutan 2016 1.000 20 60 120 1.080 8 25 25 175 85 145 2.255



Modul Mengelola Kartu Persediaan



2 / 21



Table 4



Aset Lancar: Kas dst Aset Tetap: Tanah Bangunan Kendaraan Akm.Penyusutan Nilai Buku



Neraca, per 31 Desember 2017 Hutang Lancar ....................... Hutang dagang ....................... Modal 1.000.000.000 dst 1.200.000.000 200.000.000 2.400.000.000 145.000.000 2.255.000.000



.......................



........................



Jawaban dari Contoh 1 Berdasarkan kartu aset tetap per tahun 2016 dan 2017, mak saldo awa dan mtasi aset tetap selama tahun 2017: Saldo aset tetp per januari 2017 (31 Desember 2016) Rp2.300.000.000 Mutasi: Penambahan (Kendaraan) Rp 200.000.000 Pengurangan (Mesin) (Rp 100.000.000) Saldo aset per 31 Desember 2017 Rp2.400.000.000



2. Mengidentifikasi bukti-bukti penambahan aset tetap Bukti-bukti yang menyajikan data penambahan atau perolehan aset tetap adalah: a. Aktur pembelian dan atau bukti kas keluar b. Laporan penerimaan aset tetap c. Bukti rearasi aset teta. Bukti ini menguraikan data jenis rearasi dan nilainya d. Bukti pertukaran aset tetap. Bukti yang menyajikan jenis dan nilai aset tetap perusahaan dan aset tetap perusahaan lain yang saling dipertukarkan. 3. Mengidentifikasi bukti-bukti pengurangan aset tetap Bukti-bukti transaksi terkait dengan pengurangan aset tetap adalah: a. Faktur penjualan aset tetap. Bukti yang menyajikan data aset tetap yang dijual. b. Bukti reparasi aset tetap. Bukti ini menguraikan data jenis reparasi dan nilainya. c. Bukti pertukaran aset tetap. Bukti yang menyajikan jenis dan nilaii aset tetap perusahaan dan aset tetap perusahaan lain yang saling dipertukarkan.



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



3 / 21



d. Memo penghapusan aset tetap digunakan untuk mecatat aset tetap yag dihapus, penghapusan nilai perolehan dan akumulasinya. Penghapusan dilakukan jika aset tetap diserahkan ke pihak lain atau tidak digunakan lagi. A. Membukukan mutasi Aset Tetap ke Kartu Aset Tetap 1. Membukukan jumlah penambahan aset tetap a. Pembelian Tunai Harga Aset Tetap Berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai adalah sebesar seluruh pengeluaran kas untuk mendapatkan Aktiva Tetap Berwujud tersebut hingga siap digunakan. Pengeluaran kas yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan Aktiva Tetap Berwujud meliputi Harga Faktur (harga beli), Biaya Asuransi selama perjalanan, Ongkos Pengiriman yang menjadi tanggungan perusahaan, Biaya Pemasangan dan Percobaan, serta biaya-biaya lainnya sehingga Aktiva Tetap Berwujud tersebut siap digunakan. Apabila terdapat potongan tunai pada pembelian Aktiva Tetap Berwujud maka baik dimanfaatkan atau tidak, potongan tersebut harus tetap dikurangkan dari harga faktur Aktiva Tetap Berwujud. Apabila potongan tunai tersebut tidak dimanfaatkan maka perusahaan harus mengakui kerugian akibat potongan yang tidak dimanfaatkan tersebut. Untuk jelasnya, mari ikuti contoh berikut. Contoh 2: UD Sahabat pada tanggal 16 Juni 2006 membeli sebuah kendaraan yang akan digunakan sebagai alat transportasi perusahaan. Harga faktur perusahaan sebesar Rp6.000.000,00 dengan termin 5/10, n/30. Biaya administrasi pembelian kendaraan adalah Rp250.000,00 yang meliputi PPN, pembuatan surat-surat kendaraan, serta biaya untuk membawa kendaraan sampai ke perusahaan. Apabila UD Sahabat membayar pembelian kendaraan tersebut tidak melebihi tanggal 26 Juni 2006 maka jurnal untuk mencatat transaksi pembelian kendaraan tersebut adalah:



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



4 / 21



Solusi Contoh 2: Kendaraan .........................Rp5.950.000,00 Kas …………………………………. Rp5 950.000,00 (mencatat pembelian kendaraan secara tunai) Perhitungan: Harga Faktur



= Rp6 000.000,00



Potongan Tunai = 5%  Rp6.000.000,00 = (Rp 300.000,00) Biaya Pembelian



= Rp 250.000,00



Harga Perolehan Kendaraan



Rp5 950.000,00



Apabila perusahaan membayar pembelian kendaraan tersebut antara tanggal 26 Juni sampai 16 Juli 2006 maka jurnal yang harus dibuat UD Sahabat adalah berikut ini: Kendaraan ………………………......… Rp5 950.000,00 Rugi Tidak Memanfaatkan Potongan … Rp 300.000,00 Kas ………….......................................Rp6 250.000,00 (mencatat pembelian kendaraan secara tunai tanpa memanfaatkan potongan yang ditawarkan) Contoh 3: PT Estern membeli sebidang tanah yang diatasnya masih berdiri sebuah gedung tua seharga Rp150.000.000,- PT Estern mengeluarkan biaya untuk merobohkan bangunan tua dan meratakan tanah tersebut sebesar Rp12.500.000. selain itu PT Estern mengelarkan biaya uuk pembuata sertifikat tanah seharga Rp20.000.000,- Sisa-sisa bangunan lama dapat laku terjual (tunai) seharga Rp8.000.000,- Sesuai dengan rencana pembangunan perusahaan, tanah tersebut akan dibangun gedung kantor yang baru. PT Estern menyewa seorang arsitek sebesar Rp5.000.000,- biaya bahan dan tenaga kerja sebesar Rp500.000.000,- PT Estern membangunan sarana parkir dan jalan, pagar



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



5 / 21



halaman, serta sistem pengeringan air. Biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing sarana penunjang tersebut Rp20.000.000,- Rp30.000.000,- dan Rp15.000.000. Diminta: a. Tentukan harga perolehan dari masing-masing aset tetap tersebut. b. Buatlah jurnal yang diperlukan Solusi Contoh 3: Harga beli tanah Pembersian dan perataan bangunan lama Sertifikat tanah Sistem pengeringan air Harga jual sisa bangunan Tanah



Rp150.000.000,Rp 12.500.000,Rp 20.000.000,Rp 15.000.000,(Rp 8.000.000,-) Rp189.500.000



Aset yang tercipta dari transaksi diatas adalah biaya gedung yang terdiri atas: Sarana parkir dan jalan Rp 20.000.000,Pagar halaman Rp 30.000.000,Biaya gedung Rp 50.000.000,Aset lai yang tercipta dari transaksi di atas adalah gedung yang terdiri atas: Izin mendirikan bangunan Rp 5.000.000,Arsitek Rp 15.000.000,Tenaga kerja dan overhead Rp 500.000.000,Gedung Rp 520.000.000,Pemerolehan tanah terjadi secara tunai, maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Tanah Rp189.500.000,Biya gedung Rp 50.000.000,Gedung Rp520.000.000,Kas Rp759.500.000,-



Contoh 4: Perusahaan membeli tanah untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Harga belinya (tunai) Rp1.500.000.000. komponen biaya yang dapat diatribsikan adalah biaya balik nama Rp1.000.000., biaya notaris Rp2.000.000, dan komisi untuk makelar Rp250.000.000 Diminta: a. Tentukan harga peroleh aset tetap tersebut b. Buatlah jurnal yang dibutuhkan Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



6 / 21



Solusi Contoh 4: Dengan demikian biaya perolehan tanah yaitu: Harga beli tanah Biaya balik nama Biaya notaris Komisi makelar Total harga perolehan



Rp1.500.000.000 Rp 3.000.000 Rp 2.000.000 Rp 250.000.000 Rp1.755.000.000



Jurnal: Tanah Kas



Rp1.755.000.000



Rp1.755.000.000



2. Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Gabungan (Lumpsum) Kadang kala perusahaan membeli beberapa jenis Aktiva Tetap Berwujud sekaligus dengan satu harga gabungan. Hal ini dilakukan karena biasanya pembelian dengan cara seperti ini bisa menghasilkan harga yang lebih murah. Penyebab lain dilakukannya pembelian secara lumpsum adalah karena pihak penjual karena suatu sebab, hanya mau menjual barangnya apabila dibeli secara lumpsum. Pencatatan terhadap harga perolehan Aktiva Tetap Berwujud yang dibeli secara lumpsum ini harus dilakukan secara terpisah untuk masingmasing jenis. Oleh karena itu, harga gabungan tersebut harus dialokasikan ke tiap jenis Aktiva Tetap Berwujud, agar didapat harga perolehan untuk masing-masing jenis Aktiva Tetap Berwujud tersebut. Dasar alokasi yang digunakan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan adalah nilai wajar (harga pasar) masing-masing Aktiva Tetap Berwujud. Akan tetapi apabila harga pasar masing-masing Aktiva Tetap Berwujud tidak diketahui, bisa digunakan dasar alokasi lain yang dirasa bisa mencerminkan nilai wajar harga perolehannya, misalnya beban pajak masing-masing Aktiva Tetap Berwujud atau nilai tunai penghasilan yang diharapkan bisa diperoleh dari penggunaan masing-masing Aktiva Tetap Berwujud tersebut. Apabila tidak ada satu pun dasar alokasi yang bisa digunakan, baru keputusan manajemen digunakan untuk menentukan harga perolehan masing-masing Aktiva Tetap Berwujud. Untuk jelasnya mari kita ikuti contoh berikut:



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



7 / 21



Contoh 5: PT Nirwana membeli aktiva tetap sebuah perusahaan yang baru saja gulung tikar. Aktiva tetap yang dibeli terdiri atas sebidang Tanah, Bangunan Pabrik, dan Mesin-mesin yang semuanya nantinya akan dioperasikan kembali oleh PT Nirwana. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak seluruhnya adalah Rp850.000.000,00. Biaya administrasi pembelian dan biaya persiapan sampai semua aktiva tetap yang dibeli tersebut siap digunakan adalah Rp50.000.000,00. Pada tanggal pembelian, diketahui harga pasar masing- masing aktiva tetap yang dibeli adalah berikut ini: Tanah ………………………………………...... Rp 600.000.000,00 -



Bangunan Pabrik …………………………… Rp 300.000.000,00



-



Mesin ………………………………………. Rp 300.000.000,00 Jumlah............................................................ Rp1.200.000.000,00



Solusi Contoh 5: Perhitungan alokasi: Tanah = Rp 600.000.000,00 x Rp900.000.000,00 = Rp450 000.000,00 Rp1.200 000.000,00 Bangunan



= Rp 300.000.000,00 x Rp900.000.000,00 = Rp225 000.000,00 Rp1.200 000.000,00



Mesin



= Rp 300.000.000,00 x Rp900.000.000,00 = Rp225 000.000,00 Rp1.200 000.000,00



Jurnal: Tanah Bangunan Mesin Kas



Akuntansi PNUP



Rp450.000.000 Rp225.000.000 Rp225.000.000 Rp900.000.000



Modul Mengelola Kartu Persediaan



8 / 21



Contoh 6: Perusahaan membeli anah dan gedug yang berdiri diatasnya dengan harga Rp2.000.000.000 maka harga ini dialokasikan untuk tanah dan gedung masing-masing. Dasar pengalokasian harga yg digunakan adalah nilai jual taksiran (fair market value). Jika harga jual taksiran tanah adalah Rp1.400.000.000,- dan harga jual taksiran gedung Rp1.150.000.000,Diminta: a. Tentukan harga perolehan masing-masing aset tetap. b. Buatlah jurnal yang dibutuhkan. Solusi Contoh 6:



Aset Tetap Tanah Gedug



Nilai Jual Taksiran (NJT) 1.400.000.000 1.100.000.000 2.500.000.000



Persentase dari Total NJT 56% 44%



Jurnal: Tanah Gedung



Harga Tanah dan Harga gedung 56% x 2.000.000.000 = 1.120.000.000 44% x 2.000.000.000 = 880.000.000



Rp1.120.000.000 Rp 880.000.000 Kas



Rp2.000.000.000



Contoh 7: PT Kamandaka membeli beberapa aset tetap seharga Rp580.000.000. taksiran harga pasar wajar masing-masing aset tetap yang diperoleh sebagai berikut: Peralatan Rp100 juta, gedung Rp 400 jt, tanah Rp 200 jt, dan perabotan Rp 100 juta. Diminta: a. Tentukan harga perolehan masing-masing aset tetap. b. Buatlah jurnal yang dibutuhkan.



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



9 / 21



Solusi Contoh 7: Aset Peralatan Gedung Tanah Perabotan Total



Jurnal : Peralatan Gedung Tanah Perabotan Kas



Akuntansi PNUP



Taksiran Nilai Aset Tetap 100.000.000 400.000.000 200.000.000 100.000.000 800.000.000



Persentase



Harga Beli Aset



Alokasi Biaya



0,125 0,500 0,250 0,125 1,000



580.000.000 580.000.000 580.000.000 580.000.000



72.500.000 290.000.000 145.000.000 72.500.000 580.000.000



Rp 72.500.000 Rp290.000.000 Rp145.000.000 Rp 72.500.000 Rp580.000.000



Modul Mengelola Kartu Persediaan



10 / 21



Contoh 8 Berikut ini adalah saldo perkiraan aset tetap yang Nampak dalam neraca PT Indo Keramik per 31 Desember 2009: Tanah



Rp 57.500.000,-



Bangunan



Rp 90.000.000



Akumulasi penyusutan



(Rp40.000.000)



Peralatan Toko



Rp 70.000.000



Akumulasi penyusutan



(Rp40.000.000)



Peralatan Kantor



Rp 50.000.000



Akumulasi penyusutan



(Rp35.000.000)



Truk



Rp 80.000.000



Akumulasi penyusutan



(Rp40.000.000)



Rp 50.000.000,-



Rp 30.000.000,-



Rp 15.000.000,-



Rp 40.000.000,-



Transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2010 yang berkaitan dengan aktiva tetap adalah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 6 Maret 2010 dibeli perabot kantor secara tunai sebesar Rp. 20.000.000,-. Perabot kantor ini ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp. 2.000.000,-. Metode penyusutan yang digunakan untuk perabot kantor adalah metode jumlah angka tahun. 2. Pada tanggal 25 April 2010 seluruh peralatan kantor yang lama diganti dengan yang baru yang harganya Rp. 75.000.000,-. Peralatan kantor yang baru ini dibeli secara kredit dan ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp. 5.000.000,-. Metode penyusutan yang digunakan untuk peralatan kantor(baik yang lama maupun baru) adalah metode saldo menurun ganda. Peralatan kantor yang lama memiliki taksiran umur ekonomis 8 tahun ditarik dari pemakaian dan laku terjual dengan harga Rp. 5.000.000,-.



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



11 / 21



3. Pada tanggal 4 Mei 2010 dibeli sebuah peralatan toko yang baru secara tunai seharga Rp. 20.000.000,-. Peralatan toko baik yang lama maupun yang baru disusutkan sebesar 15% dari harga perolehannya. 4. Pada tanggal 1 September 2010, satu unit truk yang harga perolehannya Rp.30.000.000,dan akumulasi penyusutannya per 31 Desember 2009 sebesar Rp. 17.500.000,- ditukar dengan sebuah truk yang baru yang sama jenisnya. Harga pasar untuk truk yang baru ini adalah sebesar Rp.60.000.000,-. Truk, baik yang lama maupun yang baru, memiliki umur ekonomis 4 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Truk yang lama dihargai Rp.5.000.000,- dan sisanya dibayar tunai. 5. Bangunan mempunyai masa manfaat 10 tahun dengan nilai residu Rp.10.000.000,-. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Diminta: a) Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi diatas! b) Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2010 untuk mencatat besarnya beban penyusutan! Solusi: a) 6 Mar’10



Perabot Kantor Kas



20.000.000 20.000.000



Peralatan Kantor Utang



75.000.000 75.000.000



Beban Penyusutan-Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan (Rp.50 jt – Rp. 35 jt) x 25% x 4/12



1.250.000 1.250.000



Kas Akumulasi Penyusutan Kerugian Penjualan Peralatan Kantor Peralatan Kantor



5.000.000 36.250.000 8.750.000 50.000.000



4 Mei’10



Peralatan Toko Kas



20.000.000 20.000.000



1 Sept’10



Beban Penyusutan-Truk Akumulasi Penyusutan Rp. 30 jt x 1/4 x 8/12



5.000.000 5.000.000



25 Apr’10



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



12 / 21



b) 31 Des’10



Truk (baru) Akumulasi penyusutan Kerugian pertukaran Truk Kas Truk (Lama)



60.000.000 22.500.000 2.500.000 55.000.000 30.000.000



Beban Penyusutan- Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Rp 75 jt x 40% x 8/12



20.000.000 20.000.000



Beban Penyusutan-Peralatan Toko Akumulasi Penyusutan (70 jt x 15%) + (20 jt x 15% x 8/12)



12.500.000 12.500.000



Beban Penyusutan-Truk Akumulasi Penyusutan (50 jt x ¼) + (60 jt x ¼ x 4/12)



17.500.000 17.500.000



Beban Penyusutan-Bangunan Akumulasi Penyusutan (Rp 90 jt – Rp 10 jt) x 1/10



8.000.000 8.000.000



Beban Penyusutan-Perabot Kantor Akumulasi Penyusutan ( Rp 18 jt x 5/15 x 10/12)



5.000.000 5.000.000



Contoh 9 Cooper Coorporation mempunyai sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar 52.000, nilai buku 35.000, dan nilai pasar 40.000. Mesin ini digunakan dalam proses produksi cooper coorp. Untuk setiap situasi berikut dibawah ini, tunjukkanlah melalui jurnal, berapa nilai yang harus dicatat cooper atas setiap perolehan aktiva yang baru diterimanya melalui pertukaran. (a) Cooper menukarkan mesin dengan truk yang memiliki harga pasar sebesar 40.000 (b) Cooper menukarkan mesin dengan mesin serupa yang harga pasarnya 40.000 dari perusahaan manufaktur lainnya. (c) Cooper menukarkan mesin itu dengan mesin model baru yang sejenis dari dealer. Harga pasar mesin baru tersebut adalah 55.000 dan cooper membayar sejumlah “besar” kas 15.000 (d) Cooper menukarkan mesin itu ditambah sejumlah “kecil” kas 3.000 untuk mesin yang serupa dari Nutter Inc., sebuah perusahaan manufaktur. Mesin yang baru diperoleh ini memiliki harga perolehan 55.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar 42.000, dan nilai



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



13 / 21



pasar wajarnya adalah 43.000. khusus transaksi (d) ini, disamping membuat jurnal pada pembukuan Cooper Corp. juga pada pembukuan Nutter Inc. Solusi: a) Truk Akm. Penyusutan-Mesin Mesin Keuntungan Pertukaran Mesin



40.000 17.000



b) Mesin(baru) Akm. Penyusutan-Mesin(lama) Mesin(lama)



35.000 17.000



c) Mesin(baru) Akm. Penyusutan-Mesin(lama) Mesin(lama) Kas Keuntungan Pertukaran Mesin



55.000 17.000



52.000 5.000



52.000



52.000 15.000 5.000



d) Cooper Mesin(baru) Akm. Penyusutan-Mesin(lama) Mesin(lama) Kas



38.000 17.000 52.000 3.000



Nutter Kas Mesin(baru) Akm. Penyusutan-Mesin(lama) Mesin(lama)



3.000 10.000 42.000 55.000



Contoh 10 A) Peralatan toko seharga Rp. 53.500.000,- dibeli pada tanggal 3 Juli 2009 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp.1.000.000,-. Peralatan toko ini disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda. Diminta buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009 dan 2010 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan toko tersebut. B) Peralatan kantor seharga Rp.25.000.000,- dibeli pada tanggal 8 April 2009 dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun dan memiliki nilai residu Rp.500.000,-. Peralatan Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



14 / 21



kantor ini disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda. Diminta buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009, tahun 2010, dan tahun 2011 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan kantor tersebut! C) Peralatan toko seharga Rp.70.000.000,- dibeli pada tanggal 5 Januari 2009 dengan estimasi umur ekonomis 10 tahun dan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 4.000.000,-. Peralatan toko ini disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda. Diminta buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009, 2010, 2011, dan akhir 2012 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan toko tersebut ! D) Peralatan kantor seharga Rp.65.000.000,- dibeli pada tanggal 2 April 2009 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan memiliki nilai sisa sebesar Rp.5.000.000,-. Peralatan kantor ini disusutkan dengan metode jumlah angka tahun. Diminta buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009, 2010, dan 2011 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan kantor tersebut ! E) Peralatan toko seharga Rp.560.000.000,- dibeli pada tanggal 4 April 2009 dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp.32.000.000,-. Peralatan toko ini disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda. Diminta buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009, 2010, dan 2011 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan toko tersebut ! F) Peralatan kantor seharga Rp.360.000.000,- dibeli pada tanggal 5 April 2009 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan memiliki niali residu sebesar Rp.24.000.000,-. Peralatan kantor ini disusutkan dengan metode jumlah angka tahun. diminta buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun 2009, 2010, dan 2011 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan kantor tersebut. G) Sebuah peralatan dengan nilai Rp.162.000.000,- dibeli pada tanggal 7 Maret 2009 dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun dan tanpa nilai residu. Peralatan ini disusutkan dengan metode saldo menurun ganda. Diminta buatlah ayat jurnal penyesuaian yang



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



15 / 21



diperlukan pada akhir tahun 2009, 2010, dan 2011 untuk mencatat besarnya beban penyusutan atas peralatan tersebut ! Solusi A) Penyusutan tahun 2009 = 40% x Rp53.500.000,- x 6/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan toko Rp10.700.000 Akumulasi penyusutan – peraltan toko Rp10.700.000



Penyusutan tahun 2010 = 40% x Rp42.800.000,- x 12/12 31/12/09



Beban penyusutan - peralatan toko Rp17.120.000 Akumulasi penyusutan – peralatan toko Rp17.120.000



B) Penyusutan tahun 2009 = 40% x Rp25.000.000,- x 9/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan kantor Rp 7.500.000 Akumulasi penyusutan – peralatan kantor Rp 7.500.000



Penyusutan tahun 2010 = 40% x Rp17.500.000,- x 12/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan kantor Rp 7.000.000 Akumulasi penyusutan – peralatan kantor Rp 7.000.000



Penyusutan tahun 2011 = 40% x Rp10.500.000,- x 12/12 31/12/11



Beban penyusutan – peralatan kantor Rp 4.200.000 Akumulasi penyusutan – perlatan kantor Rp 4.200.000



C) Penyusutan tahun 2009 = 20% x Rp70.000.000,- x 12/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan toko Rp14.000.000 Akumulasi penyusutan – peralatan toko Rp14.000.000



Penyusutan tahun 2010 = 20% x Rp 56.000.000,- x 12/12 31/12/10



beban penyusutan – peralatan toko Rp11.200.000 Akumulasi penyusutan – peralatan toko Rp11.200.000



Penyusutan tahun 2011 = 20% x Rp44.800.000,- x 12/12 31/12/11



Beban penyusutan – perlaatan toko Rp 8.960.000 Akumulasi penyusutan – peralatan toko Rp 8.960.000



Penyusutan tahun 2012 = 20% x Rp35.840.000,- x 12/12 31/12/12



Akuntansi PNUP



beban penyusutan – peralatan toko Rp 7.168.000 Akumulasi penyusutan – peralatan toko Rp 7.168.000



Modul Mengelola Kartu Persediaan



16 / 21



D) Penyusutan tahun 2009 = 5/15 x Rp60.000.000,- x 9/12 31/12/09



Beban penyusutan – Peralatan Kantor



Rp15.000.000



Akumulasi penyusutan – Peralatan Kantor Penyusutan tahun 2010 =



Rp15.000.000



5/15 x Rp60.000.000,- x 3/12 =



Rp 5.000.000



4/15 x Rp60.000.000,- x 9/12 =



Rp12.000.000 Rp17.000.000



31/12/10



Beban penyusutan – peralatan kantor



Rp17.000.000



Akumulasi penyusutan – peralatan Kantor Penyusutan tahun 2011 =



Rp17.000.000



4/15 x Rp60.000.000,- x 3/12 =



Rp 4.000.000



3/15 x Rp60.000.000,- x 9/12 =



Rp 9.000.000 Rp13.000.000



31/12/11



Beban penyusutan – peralatan kantor



Rp13.000.000



Akumulasi penyusutan – peralatan Kantor



Rp13.000.000



E) Penyusutan tahun 2009 = 40% x Rp560.000.000,- x 9/12 31/12/09 Beban penyusutan – peralatan toko Akumulasi penyusutan – peralatan toko



Rp168.000.000 Rp168.000.000



Penyusutan tahun 2010 = 40% x Rp392.000.000,- 12/12 31/12/10 Beban penyusutan – peralatan toko Akumulasi penyusutan – peralatan toko



Rp156.800.000 Rp156.800.000



Penyusutan tahun 2011 = 40% x 235.200.000,- x 12/12 31/12/11 Beban penyusutan – peralatan toko Akumulasi penyusutan – peralatan toko



Rp 94.080.000 Rp 94.080.000



F) Penyusutan tahun 2009 = 5/15 x Rp336.000.000,- x 9/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan kantor Rp84.000.000 Akumulasi penyusutan – peralatan kantor Rp84.000.000



Penyusutan tahun 2010 =



5/15 x Rp336.000.000,- x 3/12 =



Rp28.000.000,-



4/15 x Rp336.000.000,- x 9/12 =



Rp67.200.000,Rp95.200.000,-



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



17 / 21



31/12/10



Beban penyusutan – peralatan kantor Rp95.200.000 Akumulasi penyusutan – peralatan kantor Rp95.200.000



Penyusutan tahun 2011 =



4/15 x Rp336.000.000,- x 3/12 =



Rp22.400.000



3/15 x Rp336.000.000,- x 9/12 =



Rp50.400.000 Rp72.800.000



31/12/11



Beban penyusutan- peralatan kantor Rp72.800.000 Akumulasi penyusutan – perlatan kantor Rp72.800.000



G) Penyusutan tahun 2009 = 40% x Rp162.000.000,- x 10/12 31/12/09



Beban penyusutan – peralatan Akumulasi penyusutan – peralatan



Rp54.000.000 Rp54.000.000



Penyusutan tahun 2010 = 40% x Rp108.000.000,- x 12/12 31/12/10



Beban penyusutan – peralatan Akumulasi penyusutan – peralatan



Rp43.200.000 Rp43.200.000



Penyusutan tahun 2011 = 40% x Rp64.800.000,- x 12/12 31/12/11



Akuntansi PNUP



Beban penyusutan – peralatan Akumulasi penyusutan – peralatan



Modul Mengelola Kartu Persediaan



Rp25.920.000 Rp25.920.000



18 / 21



Contoh 11 Diketahu data aset tetap mesin PT Ambar sebagai berikut: Mesin



Rp200.000.000



Nilai residu mesin



Rp 15.000.000



Taksiran umur ekonomis



5 tahun



Tanggal pembelian mesin



1 Januari 2012



Taksiran unit produk yang dapat dihasilkan oleh mesin ini adlaah 100.000 unit. Unit produk dihasilkan sejak tahun 2012 sampai dengan 2016, sebagai berikut: 20.000; 20.000; 20.000; 22.000; dan 18.000 unit. Diminta: a. Hitunglah depresiasi sejak tahun 2012 s.d 2016 dengan menggunakan metode 1. Metode garis lurus 2. Metode saldo menurun ganda 3. Metode jumlah angka-angka tahun 4. Metode unit produksi Solusi: 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Basis yang digunakan metode ini adalah harga perolehan aset tetap dikurangi nilai residu. Depresiasi setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: Harga perolehan – nilai residu Umur ekonomis 200.000.000 – 15.000.000 5 Tahun Rp37.000.000 Jadi, biaya penyusutan setiap tahun adalah sebesar Rp37.000.000. tahun berakhirnya depresiasi adalah tahun 2016. Pada tahun ini nilai buku mesin hasus menjadi sebesar nilai



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



19 / 21



residu, yaitu Rp15.000.000. table disusun dalam satuan ribuan rupiah (000). Table depresiasi selama taksiran umur manfaat sebagai berikut Periode Awal 2012 2013 2014 2015 2016



Harga Perolehan



Nilai Residu



Dasar Penyusutan



Beban depresiasi



Akumulasi Depresiasi



200.000 200.000 200.000 200.000 200.000



15.000 15.000 15.000 15.000 15.000



185.000 185.000 185.000 185.000 185.000



37.000 37.000 37.000 37.000 37.000



37.000 74.000 111.000 148.000 185.000



Nilai Buku 200.000 163.000 126.000 89.000 52.000 15.000



2. Metode saldo menurun ganda (Double Declining Balance Method) Metode saldo menurun ganda merupakan salah satu metode depresiasi dipercepat. Ciri metode ini yaitu tarifnya tetap namun dasar penyusutannya menurun setiap tahunnya. Depresiasi setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: Tarif depresiasi = 1/5 x 100% = 20% x 2 = 40% (dua kali tarif metode garis lurus) Tahun berakhirnya depresiasi adalah tahun 2016. Pada tahun ini nilai buku mesin harus menjadi sebesar nilai residu, yaitu Rp15.000.000. Table disusun dalam satuan ribuan rupiah (000). Tabel depresiasi selama taksiran umur manfaat sebagai berikut: Periode Awal 2012 2013 2014 2015 2016



Harga Perolehan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000



Nilai Residu 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000



Dasar Penyusutan 200.000 120.000 72.000 43.200 25.920



Beban depresiasi



Akumulasi Depresiasi



80.000 48.000 28.800 17.280 10.920



Nilai Buku 200.000 120.000 72.000 43.200 25.920 15.000



80.000 128.000 156.800 174.080 185.000



3. Metode Jumlah Angka-Angka Tahun (sum of the years digits) Berdasarkan metode ini depresiasi dapat dihitung sebagai berikut: a. Dasar depresiasi adalah sebesar 200.000.000 – 15.000.000 = 185.000.000 b. Tarif setiap tahun berbeda dihitung dengan rumus = Angka tahun/jumlah Angka tahun c. Jumlah angka-angka tahun dihitung dengan rumus = [n(n+1)]/2, dalam hal ini n adalah angka tahun terbesar



Akuntansi PNUP



Modul Mengelola Kartu Persediaan



20 / 21



d. Jumlah angka tahun =[5(5+1)]/2 = 15, maka tarif setiap tahun sebagai berikut: Periode 1 2 3 4 5



Tarif 5/15 4/15 3/15 2/15 1/15



Tahun berakhirnya depresiasi adalah tahun 2016. Pada tahun ini nilai buku mesin harus menjadi sebesar nilai residu, yaitu Rp15.000.000. Tabel disusun dalam satuan ribu rupiah (000). Table depresiasi mesin selama taksiran umur manfaat, sebagai berikut: Periode Awal 2012 2013 2014 2015 2016



Harga Perolehan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000



Nilai Residu



Dasar Penyusutan



15.000 15.000 15.000 15.000 15.000



185.000 185.000 185.000 185.000 185.000



Beban depresiasi 61.667 49.333 37.000 24.667 12.333



Akumulasi Depresiasi 61.667 111.000 148.000 172.667 185.000



Nilai Buku 200.000 138.333 89.000 52.000 27.333 15.000



4. Metode unit Produksi Berdasarkan metode ini, biaya mesin dialokasi berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan. Langkah pertama adalah menghitung besarnya depresiasi per unit produk dengan menggunakan rumus: Depresiasi per unit = (HP-NR)/taksiran unit produksi Depresiasi per unit = (200.000.000 – 15.000.000)/100.000 unit Depresiasi per unit = 1.850 per unit Tabel depresiasi dapat dibuat sebagai berikut: Periode Awal 2012 2013 2014 2015 2016



Akuntansi PNUP



Harga Perolehan



Nilai Residu



Unit Produksi



Depresiasi per unit



Beban depresiasi



Akumulasi Depresiasi



200.000 200.000 200.000 200.000 200.000



15.000 15.000 15.000 15.000 15.000



20 20 20 22 18



1.850 1.850 1.850 1.850 1.850



37.000 37.000 37.000 40.700 33.300



37.000 74.000 111.000 151.700 185.000



Modul Mengelola Kartu Persediaan



21 / 21



Nilai Buku 200.000 163.000 126.000 89.000 48.300 15.000