Modul Pemeliharaan Mesin Kelas XI TBSM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Dasar Perawatan Sistem Bahan Bakar dan Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar karburator A. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat : 1) Memahami fungsi sistem bahan bakar 2) Memahami komponen komponen sistem bahan bakar 3) Menjelaskan fungsi komponen komponen sistem bahan bakar 4) Dapat memeriksa komponen komponen sistem bahan bakar 5) Dapat merawat komponen komponen sistem bahan bakar 6) Menggunakan peralatan yang dipergunakan untuk memeriksa komponen komponen sistem bahan bakar 1) Kegunaan sistem bahan bakar bensin : a. Mengalirkan bensin dari tangki ke motor agar motor dapat hidup dan mengasilkan tenaga b. Membentuk campuran bahan bakar/udara serta mengatur jumlah campuran yang diisap motor agar campuran bensin + udara sesuai kebutuhan (misalkan: untuk idle, beban rendah, beban penuh, dsb). Persyaratan sistem pembentukan campuran : a. Perbandingan campuran bensin/udara harus sesuai dengan keperluan motor b. Campuran bensin/udara harus sehomogen mungkin c. Jumlah campuran yang diisap motor harus dapat diatur B. Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar a) Pembersihan saringan udara Keselamatan kerja: Hati hati pada saat membersihkan saringan udara, karena kotoran yang menempel pada saringan udara beracun. Langkah kerja: (1) Pembersihan saringan udara jenis elemen kering Komponen – komponen saringan udara jenis elemen kering: 1) Kotak saringan udara 2) Karet 3) Elemen saringan udara jenis kering 4) Tutup saringan udara



Perawatan sistem bahan bakar Keselamatan kerja Jauhkan api pada waktu bekerja dengan bahan bakar. Langkah kerja: (1) Tangki bahan bakar ( contoh: Honda bebek ) a. Lepas sadel, penutup tangki, penutup depan. b. Kosongkan bahan bakar dari tangki ke kaleng yang tersedia melalui selang yang dapat dilepas dari kran bahan bakar. c. Lepas tangki dari rangka sepeda motor. d. Bersihkan tangki dengan air panas dan keringkan e. Periksa bagian luar – dalam tangki secara visual terhadap karat, ke- bocoran, jika berkarat keras atau bocor, harus diperbaiki. (2) Selang bahan bakar a. Bersihkan bagian luar selang – selang. b. Periksa selang – selang bahan bakar secara visual. Jika terdapat keretakkan atau kebocoran, harus diganti. (3) Saringan bahan bakar. Terletak antara tangki dan karburator. Bisa terpasang pada kran bahan bakar, bagian bawah karburator atau pada rumah karburator. (4) Karburator a. Kosongkan bensin dari karburator dengan mengendorkan skrub pembuang. b. Lepas tutup atas karburator, selang – selang dan saluran penghubung. c. Lepas karburator dengan jalan melepas baut pemasangan karburator. d. Bersihkan bagian luar ruang pelampungdan karburator dengan bensin dan pistol udara. e. Keluarkan pelampung, katup pelampung dengan cara menarik pena lengan pelampung. f. Keluarkan jet udara dan jet bensin, kemudian bersihkan semua saluran jet dan bagian yang dilepas dengan pistol udara. g. Periksa paking – paking, kalau ada yang cacat harus diganti. h. Rakit kembali bagian – bagian karburator dengan cara kebalikan dari cara melepas. i. Pasang karburator / saluran penghubung dan selang – selang. Pemeriksaan akhir. a. Isi tangki dengan bensin, kemudian putar kran bensin ke posisi On.



b. Periksa kebocoran – kebocoran pada saluran bahan bakar dan karburator kemudian hidupkan mesin. c. Setel skrub udara dan skrub penyetel gas. d. Putaran idle: 1400.



B. SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI) 1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya. 2. Prinsip Kerja Sistem EFI Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian



ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal. 3. Konstruksi Dasar Sistem EFI Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system). Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh skema rangkaian sistem EFI pada Yamaha GTS1000 dan penempatan komponen sistem EFI pada Honda Supra X 125. Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut: 1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar. 2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. 3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. 4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. 5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;



1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. 2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. 3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. 4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. 5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55



0



C. MEMAHAMI TRANSMISI MANUAL SEPEDA MOTOR



A. Prinsip Pemindahan Tenaga Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada sepeda motor tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun kecepatan atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalanyang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar. Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu sistem yang mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan. Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga. Ketika poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter atau dengan motor starter, piston bergerak naik turun (TMA dan TMB). Pada saat piston bergerak ke bawah, terjadi kevakuman di dalam silinder atau crankcase. Kevakuman tersebut



selanjutnya menarik (menghisap) campuran bahan bakar dan udara melalui karburator (bagi sistem bahan bakar konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan bakar tipe injeksi (tanpa karburator), proses pencampuran terjadi dalam saluran masuk sebelum katup masuk setelah terjadi penyemprotan bahan bakar oleh injektor. Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder dikompresi. Kemudian campuran dinyalakan oleh busi dan terbakar dengan cepat (peledakan). Gas hasil pembakaran tersebut melakukan expansi (pengembangan) dan mendorong piston ke bawah (TMB). Tenaga ini diteruskan melalui connecting rod (batang piston), lalu memutar crankshaft. Menekan piston naik untuk mendorong gas hasil pembakaran. Selanjutnya piston melakukan langkah yang sama. Gerak piston naik turun yang berulang-ulang diubah menjadi gerak putar yang halus. Tenaga putar dari crankshaft ini akan dipindahkan ke roda belakang melalui roda gigi reduksi, kopling, gear box (transmisi), sprocket penggerak, rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi putaran mesin agar terjadi penambahan tenaga. Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita ketahui komponen-kompenen dari system pemindahan tenaga pada sepeda motor, yaitu meliputi : 1. Kopling (clutch), dibedakan menjadi kopling mekanis dan kopling otomatis 2. Transmisi, dibedakan menjadi transmisi manual dan transmisi otomatis 3. Final drive, dibedakan menjadi type sprocket/rantai, type shaft drive, dan type sabuk/puli Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana bisa digunakan untuk merubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen (tenaga putaran) mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi ; a) transmisi manual, dan b) transmisi otomatis. Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan gigigigi yang berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama (main shaft/input shaft) dan pasangan gigi lainnya berada pada poros luar (output shaft/ counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung kepada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya. Tipe transmisi yang



umum digunakan pada sepeda motor adalah tipe constant mesh, yaitu untuk dapat bekerjanya transmisi harus menghubungkan gigi-giginya yang berpasangan. Untuk menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi/garpu persnelling (gearchange lever). C. Komponen, Fungsi Komponen Dan Cara Kerja Transmisi Manual 1. Jenis-jenis Transmisi Transmisi yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 2 (dua) Sliding mesh type a. Trasmisi Manual



Constan mesh type Syncromesh type



b. Transmisi Otomatis



Continuously Variable Transmision (CVT) Transmision Otomatis



Fluida type Electric type



Transmisi manual yang sering digunakan pada sepeda motor adalah jenis constant mesh type dan sekarang dikembangkan transmisi otomatis khusus dirancang pada kendaraan type matic, type ini sering juga disebut V-belt automatic tanpa shift mechanism/Continously Variable Transmision(CVT) a.



Type Continously Variable Transmision (CVT) akan dipelajari pada kelas XII pada semester 2



b.



Constant mesh type Nama komponen dan fungsi masing-masing :



Komponen utama transmisi type constant mesh adalah : a. Main shaft (poros utama) Pada poros utama terdapat roda gigi mati, roda gigi bebas dan roda gigi geser. Poros utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi kopling. b. Counter shaft (poros lawan) Pada counter shaft juga terdapat roda gigi yang sama dengan poros utama. c. Shift fork sebegai penggerak gigi geser d. Shift drum sebagai penggerak shift fork



Gigi-gigi transmisi antara lain : 1. Gigi mati



: yaitu gigi yang akan berputar jika poros berputar



2. Gigi bebas



: yaitu gigi yang berputar bebas pada poros



3. Gigi geser



: yaitu gigi yang dapat bergeser pada poros ( ke arah kiri atau



arah kanan) D. Melakukan Perawatan Dan Perbaikan Transmisi Manual Sepeda Motor 1. Perawatan dan pemeliharaan transmisi sepeda motor Perawatan dan pemeliharaan transmisi manual pada sepeda motor, tidak terlalu rumit, namun memerlukan ketelitian diantaranya sebagai berikut : a. Memeriksa sistem pelumasan secara visual. Memeriksa sistem pelumasan secara visual mengenai kebocoran minyak pelumas, misalnya kebocoran dari oil seal pada pemindah gigi (gear shift lever), kebocoran oli dari valve seal cover, kebocoran oli dari counter shaft pada drive gear sprocket, packing pada cylinder head cover, packing cylinder head, packing pada blok mesin,seal pada dip stick(tutup lubang pengisian oli dan seal juga berfungsi mengukur si oli pada mesin atau packing yang lain.Jika terjadi kebocoran seperti itu harus cepat dilakukan penggantian seal atau packing.Jika tidak diganti akan mengakibatkan volume oli mesin akan berkurang, berakibat buruk pada komponen mesin itu sendiri, juga merusak komponen transmisi dan kopling, karena oli mesin berfungsi tidak hanya melumasi mesin, juga melumasi kopling dan transmisi, berakibat cara kerja kopling dan transmisi tidak baik dan merusak komponen kopling dan transmisi itu sendiri. b. Memeriksa pelumasan transmisi. Pelumasan pada transmisi sangat penting, mengingat transmisi terdiri atas banyak komponen yang saling bersentuhan satu dengan yang lainnya, dimana mesin,kopling transmisi dan komponen lainnya menjadi satu unit. Pelumasan diperlukan untuk menghindari terjadinya keausan sebagai akibat kontak langsung antara logam dengan logam komponen transmisi. Minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan sepeda motor biasanya minyak pelumas multi grade seperti : 20 W 40 atau 20 W 50.Menggunakan minyak pelumas sebaiknya sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat kendaraan(sesuai manual). Penggantian minyak pelumas harus rutin sesuai dengan jarak tempuh yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kendaraan.



Untuk itu speedometer harus jalan sehingga bisa mengukur jarak yang telah ditempuh oleh sepeda motor itu. Ada motor yang direkomendasikan olinya harus diganti setiap 3000 km. c. Menganalisa terhadap gejala gangguan pada transmisi dan cara mengatasi. Analisa gangguan transmisi dapat dilakukan dengan mengendari kendaraan sambil mencoba mengoperasikan transmisi pada berbagai sikap atau test jalan. Adanya gangguan pada transmisi kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pada transmisi.



Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada unit transmisi seperti : Gejala



Penyebab



1.



Sulit a. memindahkan gigi transmisi



Perbaikan



Penyetelan kopling tidak a. benar



penyetelan



kopling



b. Shift fork shaft bengkok c.



Lakukan



b. Ganti shift fork shaft



Fork claw(cakar garpu) c. Luruskan/ganti bengkok



d. Perbaiki alur atau diganti



d. Shift drum cam groove(alur e. Tambahkan oli bubungan tromol pemindah f. Ganti oli dengan viskositas gigi rusak yang sesuai dan e. Oli transmisi kurang penggantian oli sesuai f. Oli transmisi encer 2. Transmisi meloncat a. keluar dari gigi



Dog



gear



dengan manual book (tonjolan a. Perbaiki dogs gear dan sltos



penggerak



roda gigi) dan



jika tidak bisa diperbaiki,



slots



(lubang-lubang



diganti



penggerak roda gigi) aus. b. Fork shaft bengkok



b. Perbaiki atau ganti c. Ganti dengan yang baru



c. Shift drum stopper bengkok 3.



Suara



tidak a. Bantalan Big end connecting a.



normal/berisik



rod aus



Ganti bearing connecting rod



b. Bantalan crankshaft aus



b. Ganti bearing crankshaft



c. Bantalan transmisi aus



c. Ganti bearing transmisi



2. Memperbaiki transmisi sepeda motor Setelah dilakukan pemeliharaan terhadap transmisi, ternyata masih ada masalah, maka dilakukan perbaikan total pada transmisi tersebut. Perbaikan total sering disebut dengan overhaul. Karena sepeda motor berbeda dengan kendaraan roda 4, dimana pada kendaraan roda 4, mesin, kopling dan transmisi berdiri sendiri, sedangkan pada kendaraan roda 2 mesin, kopling dan transmisi menjadi satu unit. Pada pembahasan mengenai perbaikan transmisi langsung hanya membahas perbaikan transmisi, sedangkan pembahasan mesin dan kopling sudah dibahas pada modul “Melakukan perbaikan engine berikut komponen-komponennya dan “Melakukan perbaikan sistem kopling” Pada kegiatan pembaelajaran ini membahas proses pembongkaran transmisi,memeriksa komponen transmisi yang telah dibongkar serta merakit kembali a. Membongkar transmisi 1. Langkah persiapan : Sebelum melakukan proses pembongkaran transmisi, perlu dipersiapkan alat-alat tangan, alat-alat khusus, nampan tempat menaruh komponen yang dibongkar, tempat menampung oli mesin, lap agar komponen yang dibongkar tidak kotor. Hal ini bertujuan untuk efisien waktu. 2. Alat-alat tangan : Alat-alat tangan yang diperlukan : a. Kunci pas 1 set b. Kunci ring 1 set c. Kunci shock d. Tang circlip(external,internal spring pliers) e. Obeng(+,-) f. Palu plastik/palu karet, palu besi



D. SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) sistem transmisi otomatis sepeda motor A. Transmisi Pada Sepeda Motor Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga. Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, penggerak akhir (final drive). Rangkaian pemindah tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box), kemudian menuju final drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Pada sepeda motor dikenal transmisi manual dan transmisi otomatis. Fungsi transmisi pada kendaraan adalah : 1. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan) 2. Merubah arah putaran roda. Sehingga kendaraan dapat maju dan mundur, khususnya pada kendaraan lebih dari 2 roda. 3. Memutuskan dan menghubungkan putaran, sehingga kendaraan dapat berhenti sementara mesin hidup. Sistem transmisi otomatis saat ini banyak digunakan pada sepeda motor metic. Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulleymenggunakan prinsip gaya gesek. Keuntungan dari transmisi otomatis adalah : a. Tidak adanya pedal kopling, sehingga pengoprasian kendaraan lebih mudah. b. Perpindahan kecepatan dapat dilakukan secara lembut c. Tidak terjadinya hentakan pada saat perpindahan kecepatan



Macam transmisi otomatis ( konsep dan cara kerja) : 1. CVT (Continuously Variable Transmission) 2. AT (automatic transmission)



banyak digunakan pada unit mobil



Komponen Utama CVT : 1. Drive pulley (Primary Pulley) Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan dengan puli primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari puli primer. 2. Drive belt (v-belt) Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. 3. Driven pulley (Secondary Pulley) Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan dengan puli primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari puli primer.