Modul Pemeliharaan XI Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



BY JULIANTHIE MANDASARI



NAMA :



3.2



Menerapkan pemeliharaan tanaman penutup tanah



Tanaman Kacangan Sebagai Tanaman Penutup Tanah (LCP) Kacangan yang digunakan sebagai penutup tanah harus memenuhi syarat sebagai DAFTAR ISI



berikut: 



sifat perakaran tidak menggangu dan bukan merupakan saingan tanaman



3.1



Menganalisis pengairan tanaman perkebunan (Modul persiapan lahan)



3.2



Menerapkan pemeliharaan tanaman penutup tanah



2







mudah diperbanyak baik vegetatif maupun generatif



3.3



Menganalisis gulma tanaman perkebunan



6







memberikan kandungan bahan organik yang tinggi baik dibawah sinar



3.4



Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan hama



12



3.5



Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan penyakit 30



3.6



Menerapkan pemeliharaan kesuburan tanah



utama



matahari atau terlindung 



55



tahan terhadap hama penyakit atau kekeringan serta bukan tanaman inang hama penyakit bagi tanaman utama







mempunyai potensi menekan pertumbuhan gulma



Jenis kacangan yang memenuhi syarat tersebut diatas dan sering dipakai sebagai tanaman penutup tanah antara lain Peuraria Javanica (PJ), Centrosema Pubescens (CP), Calopogonium Mucunoides (CM), Psophocarpus Palustris (PP), Calopogonium Caeruleum (CC), Mucuna Bracteata (MB)



Macam macam LCP Kacangan tersebut biasanya dicampur dengan tingkat perbadingan yang bervariasi tergantung dengan keadaan lapangan seperti topografi maupun jenis tanah. Pada tahun pertama PJ lebih cepat berkembang dan mendominasi jenis kacangan lainya. 2 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Setelah keadaan terlindung, pertumbuhan PJ akan berkurang dan areal akan didominasi oleh CP atau CM dan CC karena jenis ini lebih baik dalam keadaann terlindung.



Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak digunakan di perkebunan adalah Mucuna bracteata, menghasilkan bahan organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat.



1. Calopogonium caeruleum (CC) Kelebihan dari CC adalah : 







Tumbuh merambat dan mudah dibedakan karena daunnya hijau



2. Calopogonium mucunoides (CM)



mengkilat, permukaannya licin, berduri halus, berbentuk oval/hati dengan



Kacangan CM berasal dari Amerika Selatan, daun agak kecil dan tidak berbulu.



ukuran 3-5 cm.



Kelebihan dari CM adalah :



Tahan naungan, tahan bersaing dengan gulma lain, toleran terhadap hama







Dapat tumbuh pada ketinggian 0-300 m diatas permukaan laut.



dan tahan kekeringan.







Produksi daun selama 5 bulan dapat mencapai 20 ton sehingga sangat baik







Dapat distek. Penanaman dengan stek diperlukan 1.000-1.300 stek/ha.







Kelemahan dari CC adalah :







Kemampuan menghasilkan biji Rendah







Harga cukup mahal



sebagai pensuplai unsur N kedalam tanah. 



Bijinya kecil-kecil memiliki daya tumbuh sedang.



Kelemahan dari CM adalah : 



Tidak tahan bersaing dengan gulma.







Berumur pendek.



3. Centrosema pubescens (CP) Daun berbentuk ellips, berukuran kecil dan permukaan agak licin. Kelebihan dari CP adalah : 3 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP







Dapat tumbuh pada ketinggian 0-300 m diatas permukaan laut.







Tahan naungan dan kekeringan.







Dapat menghasilkan biji sebanyak 1.000 kg/ha



Kelemahan dari CP adalah : 



Pertumbuhan agak lambat.







Berumur pendek.



5. Mucuna cochinchinensis (MC) Tumbuhnya menjalar tetapi dapat juga tegak, batang agak kecil dan lemah, polongan biji berbulu tebal Kelebihan dari MC adalah : 



Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah 100% menutup.



Kelemahan 



4. Psophocarpus palustris (PP) Kelebihan dari PP adalah :



Secara alamiah mati setelah 6-8 bulan.



6. Pueraria Javanica (PJ)







Dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.000 m diatas permukaan laut.



Pueraria Javanica atau PJ adalah tanaman Penutup Tanah / LCC (Legume Cover







Tahan naungan dan kekeringan.



Crop) yang biasa digunakan oleh perkebunan karet dan kelapa sawit sebagai







Dapat tumbuh pada tanah asam seperti gambut.



tumbuhan pioneer yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, PJ adalah sejenis



Kelemahan dari PP adalah : 



kacangan yang cepat menjalar sebab memiliki keunggulan dalam mengikat unsur



Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat. 4



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman utama (karet atau kelapa sawit) yang belum dewasa, juga kacangan ini menurunkan suhu tanah pada saat kemarau.



Keunggulan Mucuna bracteata antara lain: 



Pertumbuhan cepat dan menghasilkan biomassa yang tinggi.



7. Mucuna Bracteata







Mudah ditanam dengan input yang rendah.



Adalah satu jenis kacangan yang konon berasal dari India. Kacangan ini dianggap







Tidak disukai ternak karena kandungann fenol yang tinggi.



memiliki kelebihan







Toleran terhadap serangan hama dan penyakit.







Memiliki sifat allelopati sehingga memiliki daya kompetisi yang tinggi terhadap gulma.







Memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan menghasilkan serasah yang tinggi sebagai humus yang terurai lambat, sehingga menambah kesuburan tanah.



5 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP







Mengendalikan erosi.







Sebagai Leguminosae dapat menambat N bebas dari udara.











Relatif lebih tahan naungan dan cekaman kekeringan. Pertumbuhan sangat



Untuk memicu pertumbuhan LLC, tetap diperlukan pemupukan organik maupun



cepat dan homogen, sehingga dapat menghambat laju pertumbuhan



anorganik. LCC juga tidak lepas dari serangan hama. Terdapat dua jenis hama



gulma di areal TBM.



yaitu hama acute seranganya hanya terjadi pada waktu - waktu tertentu ( seperti



Mengembalikan nutrisi tanah serta mempengaruhi kehadiran nitrogen



Ulat Jengkal ) dan hama chronic yang serangannya akan berlangsung terus



pada tanah dengan adanya aktivitas fiksasi nitrogen di dalam bintil akar



menerus.(seperti kumbang). Pengendalian hama dapat dilakukan secara



(Lehman et al., 1999).



manual, mekanis dan kimia. Cara manual dengan mengutip langsung, hal ini



Selain dari beberapa kelebihan Mucuna bracteata, dari pengalaman sebelumnya



dapat dilakukan jika populasi hama masih sedikit. Secara mekanis dengan



kacangan tersebut juga memiliki kelemahan yaitu :



memasang lampu sebagai alat perangkap. Secara kimia dengan menyemprotkan







Kesulitan pertumbuhan pada awal penanaman apalagi pada kondisi cuaca



pestisida. Hal ini dilakukan jikak populasi hama telah memasuki ambang batas



panas dan curah hujan kurang. Dengan kata lain Mucuna bracteata sangat



ekonomi.



sulit hidup pada saat ditanam namun bila telah berhasil hidup maka pertumbuhannya akan sangat cepat sekali.



Sekitar 3 - 4 minggu setelah tanam, pertumbuhan tanaman penutup tanah mulai terlihat. Inilah saatnya penyisipan legume cover crop di tempat - tempat yang pertumbuhannya kurang baik atau bahkan tidak tumbuh. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang murni 100 %, perawatan rutin harus dilakukan selama enam bulan yang dihitung sejak ditanam dan untuk selanjutnya rutinitas perawatan dapat dikurangi secara bertahap. Hal pertama yang dilakukan adalah pengendalian gulmas secara menyeluruh diantara gawangan kelapa sawit. Hal tersebut dilakukan karena gulma akan tumbuh bersama - sama dengan tanaman penutup tanah. Sehingga penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara manual. Namun, pengendalian secara kimia pun masih dapat dilakukan.. 6 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Tes Formatif



3.3



Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan



Menganalisis gulma tanaman perkebunan



Budidaya berbagai jenis tanaman baik tanaman pangan maupun perkebunan tidak terlepas dari keberadaan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi dan dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Gulma harus segera ditanggulangi pertumbuhannya agar tidak berkembang pesat.



jelas! Soal: 1. Pupuk apa yang diperlukan untuk pemelihaan tanaman penutup tanah ? 2. Kenapa tanaman penutup tanah sangat perlu di perkebuanan tahunan! 3. Kacangan jenis apa yang cocok untuk perkebunan kelapa sawit,



Menurut Nasution (1986) : ”Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain pengaruh persaingan (kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur hara tanaman mendorong efek allelophaty “. Zat allelophaty adalah zat yang bersifat racun bagi tanaman.



jelaskan! 4. Kacangan jenis apa yang cocok untuk perkebunan karet, jelaskan! 5. Syarat apa saja yamg harus di penuhi tanaman kacangan sebagai tanaman penutup tanah!



Terdapat 4 jenis gulma berdasarkan morfologi dan biotaninya yaitu gulma rerumputan (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma daun lebar (broadleaves) dan gulma pakis-pakisan (fern) o



Gulma Rerumputan (Grasses)



Gulma rerumputan umumnya berasal dari family gramineae (poaceae). Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, di dalam tanah stolon membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya tulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata cylindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens. 7 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Gambar. Cyperus rotundus



Gambar. Imperata cylindrica o







Gulma Teki-Tekian (Sedges)



Gulma berdaun lebar umumnya termasuk family Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman budidaya berupa kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp.



Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides. 8 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Gulma Daun Lebar (Broadleaves)



Teknik Pengendalian Gulma Pengendalian gulma adalah usaha yang dilakukan untuk menekan laju perkembangbiakan gulma agar tidak mengganggu tanaman budidaya. Gulma di lahan pertanian tidak harus selalu dikendalikan dari awal sampai panen. Pengendalian harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga biaya, waktu, dan tenaga dapat lebih hemat. Waktu yang tepat untuk mengendalikan gulma adalah waktu periode kritis tanaman, yaitu periode di mana tanaman sangat peka terhadap faktor lingkungan. Periode ini biasanya terjadi umur 1/4 atau 1/3 sampai 1/2 umur tanaman (Zakaria dan Burhan 1999). Terdapat beberapa teknik pengendalian gulma yang dapat diterapkan petani melalui usaha pencegahan (preventif), pengendalian secara fisik/mekanis, pengendalian secara kimia serta pengendalian secara biologi.



Gambar. Monocharia vaginalis o



- Pencegahan (Preventif)



Gulma Pakis-Pakisan (Fern)



Merupakan usaha pengendalian gulma melalui upaya-upaya pencegahan diantaranya:



Gulma pakis-pakisan (Fern) misalnya : pakis kadal (Dryopteris Aridus), pakis Kinca (Neprolepsis Biserata), paku pedang (Neprolepsis Exaltata)



1. Pembersihan lahan dari gulma sebelum membudidayakan tanaman. 2. Penyeleksian atau pemisahan biji gulma yang mungkin ikut tercampur di benih atau yang melekat pada alat-alat pertanian. 3. Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang guna mencegah kontaminasi biji gulma. 4. Pencegahan pengangkutan tanaman, tanah maupun benda yang memberikan potensi pemindahan biji gulma maupun gulma ke lahan budidaya. 5. Gambar. Paku Pedang (Neprolepsis Exaltata) 9 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



- Pengendalian secara fisik/mekanis



Penggolongan Herbisida berdasarkan tipe translokasi herbisida di dalam organ gulma yaitu :



Merupakan pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani dengan alat-alat pertanian melalui kegiatan pengolahan tanah, pembabatan (pemangkas), penggenangan, pembakaran dan penggunaan mulsa.



1. Herbisida Kontak (tidak ditranslokasikan) Herbisida ini mematikan gulma yang terkena/kontak langsung dengan herbisida. Herbisida kontak bersifat tidak dialirkan ke seluruh organ gulma atau tidak ditranslokasikan. Herbisida kontak cepat mematikan gulma namun gulma cepat



- Pengendalian secara kimiawi Pengendalian gulma cara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Cara ini efektif dilakukan karena dapat mengemat waktu dan tenaga namun penggunaan herbisida secara terus menerus pada lahan pertanian berdampak merugikan seperti terjadinya pergeseran gulma dominan, resistensi beberapa jenis gulma, gangguan kesehatan pemakai serta keracunan pada tanaman dan hewan peliharaan. Aplikasi herbisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 - 08.00 WIB dan disesuaikan dengan kondisi angin dan curah hujan.



tumbuh kembali karena mematikan hanya yang terkena herbisida saja sehingga tidak sampai pada akarnya. Contoh dari herbisida kontak Oksifluorfen, Oksadiazon dan Propanil. Ketiga jenis herbisida ini bersifat selektif yaitu efektif mematikan gulma jenis tertentu sedangkan Parakuat dan Glufosinat bersifat non selektif sehingga dapat mematikan seluruh jenis gulma. 2. Herbisida Sistemik (ditranslokasikan)



Penggolongan Herbisida berdasarkan daya efektifasnya pada gulma :



Herbisida sistemik mematikan gulma mulai dari tajuk/daun yang terkena herbisida diteruskan ke seluruh jaringan gulma. Herbisida jenis ini dapat langsung diaplikasikan kepada tajuk gulma maupun ke tanah tempat tumbuh gulma. Contoh herbisida yang dialirkan melalui tajuk adalah glifosat, sulfosat dan ester sedangkan herbisida yang dialirkan melaui tanah adalah Ametrin, Atrazin, Metribuzin dan Diuron.



1. Herbisida Selektif Yaitu herbisida yang hanya berfungsi lebih efektif mematikan gulma tertentu saja contohnya Ametrin, Diuron, Oksifluorfen, Klomazon dan Karfentrazon. 2. Herbisida Non Selektif



Beberapa Jenis Herbisida dan Sifatnya 1. Glifosat (Etilen diamine), nama kimiawi N-(phosphonomethyl) glycine



Yaitu herbisida yang dapat mematikan seluruh jenis gulma contohnya Glifosat dan Paraquat



merupakan herbisida sistemik non selektif yang diaplikasikan melalui daun, mempunyai spektrum luas, bersifat translokatif kuat, tidak aktif dalam tanah, cepat terdegradasi dan mempunyai kemampuan mengendalikan gulma annual, biennial, dan perennial dari jenis rumput, teki, dan berdaun



10 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



lebar. Gejala kematian gulma terlihat pada 2 - 4 minggu setelah aplikasi



Tes Formatif



(Lamid et al. 1998). 2. Paraquat atau



1.1-dimethyl-4,



Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan 4-bipyridynium



(kation)



dichloride,



jelas!



termasuk herbisida pasca tumbuh yang bersifat kontak. Herbisida ini tidak



Soal:



dapat diserap oleh bagian tumbuhan yang tidak berwarna hijau seperti



1. Sebutkan 4 jenis lingkungan yang dapat ditumbuhi oleh rumput-



batang dan akar, serta hanya mematikan bagian tumbuhan yang terkena



rumputan.



butir semprot secara langsung, sedangkan bagian lain yang tidak terkena



2. Sebutkan ciri-ciri gulma daun lebar



semprot akan tetap normal (Moenandir 1990).



3. Sebutkan 2 tanaman yang termasuk gulma berdaun lebar dan khasiatny



3. Penoksulam merupakan herbisida golongan sulfonilurea yang dapat



4. Jelaskan 2 tipe herbisisida



digunakan sebagai herbisida pasca tumbuh, setelah mempunyai 3 - 4 daun



5. Sebutkan cara kerja herbisida



(Brown 1989; Hay 1990). Herbisida ini mempunyai spektrum yang luas dan



6. Sebutkan pengaruh negarif penggunaan herbisida



mempunyai sifat yang selektif (Mobreg dan Cross 1990). 4. Oksifluorfen merupakan herbisida pra tumbuh yang bersifat selektif dan efektif untuk mengendalikan gulma golongan berdaun lebar dan golongan rumput pada kedelai (Moenandir 1990). Herbisida oksifluorfen ini dapat membunuh biji-biji gulma yang akan berkecambah, sehingga biji-biji gulma tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang. - Pengendalian secara biologi Pengendalian gulma dengan cara biologi dapat dilakukan karena setiap spesies gulma mempunyai musuh alami. Pengendalian gulma dilakukan dengan menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti insekta, fungi, ternak, ikan, dan sebagainya sehingga keberadaan gulma sudah tidak lagi merugikan. Apabila keadaan ini dapat dipertahankan, usaha pengendalian lain tidak diperlukan. 11 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



 Sekitar 6000 spesies lainnya dapat menjadi hama, walaupun dengan 3.4 Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan hama



kerugian atau kerusakan yang kurang berarti. Sedangkan Pracaya (2007) menjelaskan bahwa pengelompokan hama



1. Penentuan jenis hama berdasarkan karakteristik



seperti pengelompokan dunia binatang, karena hama termasuk binatang.



Mengingat luasnya cakupan hama tanaman maka dalam rangka menentukan



Dunia binatang dikelompokkan dalam beberapa golongan besar, yang di



jenis hama diperlukan pemahaman tentang klasifikasi atau pengelompokan



dalam bahasa ilmiah disebut filum. Di dalam setiap filum dibagi dalam



hama tersebut. Djafaruddin (2004) menjelaskan bahwa di antara anggota



beberapa kelas, kemudian setiap kelas dibagi dalam beberapa ordo. Setiap



dari kelompok hama berdasarkan kelasnya, secara biologi dikatakan bahwa



ordo dibagi dalam beberapa famili (keluarga) dan setiap famili dibagi dalam



kelas insekta (serangga) adalah yang terpenting di antaranya karena:



beberapa genus(marga). Selanjutnya setiap genus dibagi dalam beberapa



 Jumlahnya sangat banyak jauh melebihi kelas lainnya (72 %); Jenisnya



spesies (jenis) dan setiap spesies dibagi beberapa varietas. Pengelompokan



bermacam-macam;



hama dalam filum, di antaranya sebagai berikut:



 Penyebarannya yang luas di seluruh dunia;



1) Filum chordata; binatang yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah



 Cara hidup dan daya adaptasinya bermacam-macam;



bertulang belakang. Jumlahnya lebih dari 6000 spesies, di antaranya gajah,



 Cara berkembangbiaknya bermacam-macam;



babi hutan, tupai, tikus, dan kera.



 Dapat hidup dari segala ketinggian tempat



2) Filum arthropoda; dalam filum ini dibagi 6 kelas yaitu:



 Dapat hidup dari daerah khatulistiwa sampai ke kutub (Antartika);



Serangga (hexapoda)



 Walaupun banyak jenisnya sebagai hama, tetapi baru sedikit yang dapat



 Arachnida



diketahui;



 Crustaceae



 Di USA baru tercatat sekitar 150 jenis sampai 200 jenis (spesies) serangga



 Diplodia



yang menimbulkan kerusakan yang berarti;



 Chilopoda



 Sampai saat ini diketahui kira-kira 400-500 jenis serangga yang merupakan



 Kelas kecil (Peripatus, Sym phyla, dan Pauropoda)



hama, yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian yang berat;



Jumlah jenis dalam filum ini sekitar 713.000, dari jumlah tersebut 90% nya merupakan jenis serangga (640.000), Arachnida sekitar 45.000, Crustaceae 12



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



sekitar 24.500, Diplopoda sekitar 1.300 jenis, Chilopoda sekitar 1.200 jenis, dan kelas kecil sekitar 1.250 jenis. 3) Filum Mollusca; contohnya keong, bekicot, dan siput. Jumlahnya sekitar 80.000 jenis. 4) Filum Annelida; contohnya cacing tanah 5) Filum Nemathelminthes; contohnya nematoda.



Di antara kelompok hama di atas, serangga merupakan kelompok hama dominan (paling banyak) dan sekaligus memiliki kemampuan jelajah sangat jauh/luas,



b. Gejala



sehingga tingkat kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar. Karena itu, dalam



Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas



pembahasan pengendalian hama ditekankan pada kelompok serangga. Serangga



dari patogen atau faktor yang lain. Gejala ialah perubahan yang terjadi pada



disebut juga insekta (insect) atau hexapoda. Insect berasal dari kata insecare. Kata



suatu tanamanbudi daya akibat serangan hama.



in artinya menjadi, sedangkan secare artinya memotong atau membagi. Jadi insect



c. Kerusakan



berarti binatang yang badannya terdiri dari potonganpotongan atau segmen-



Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT



segmen. Kemudian hexapoda berasal dari kata hexa berarti enam dan podos



antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Kerusakan



artinya kaki. Jadi hexapoda merupakan binatang berkaki enam (Pracaya, 2007).



adalahkondisi abnormal yang terjadi pada tanaman akibat serangan hama,



Hama (penyakit/serangga/gulma) adalah organisme yang tidak kita harapkan



dimana kondisi tersebut menyebabkan tanaman mengalami penurunan



ada dalam petanaman pertanian. Hama adalah makhluk hidup yang menjadi



kapasitas produksi.



pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang



d. Tanda



dibutuhkan manusia. Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak



Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang



diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan



(gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok,



untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya



lendir dan sebagainya. Tanda adalah bekas atau jejak yang ditinggalkan oleh



kepada hewan.



hama pada bagian tanaman. 13



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Tipe mulut serangga dan gejala kerusakannya



tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.



a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah



b. Tipe alat mulut meraut dan menghisap



Jenis alat mulut ini terdiri atas sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek



Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana



dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek



(Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan



kemudian dikunyah lalu ditelan. Secara struktural alat makan jenis ini terdiri



mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila



dari:



dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium 1.



Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam



yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang



rongga mulut.



berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk



2.



Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.



mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga. Hama ini meraut jaringan



3.



Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau



hingga keluar cairan , cairan ini kemudian dihisap paruh konikal. Jaringan yang



melunakkan makanan.



terserang cenderung berwarna putih atau belang yang kemudian tampak



4.



mengerut.



Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan.



Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.



c. Tipe alat mulut menjilat mengisap (Sponge)



5.



Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah



Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga



mulut. 6.



kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi



bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut



untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga



haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai



bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari



pengisap, disebut labellum. Bahan pangan padat menjadi lembek dan busuk



sepasang glosa dan sepasang paraglosa.



akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian



Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe



baru dihisapnya.



alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman



d. Tipe Alat Mulut Mengisap



yang hilang, apakah dimakan, digerek atau digorok. Contoh serangga dengan



Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, 14



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus



seluruh areal pertanaman. Tata cara menentukan sampel pengamatan dilakukan



labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang



melalui sampel hama dan sampel tanaman yang terserang hama



dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan



A. Menentukan sampel/contoh hama dan tanaman



menggulung. Biasanya dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga



Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sampel hama yang



dewasa umumnya bukan merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah



menyerang tanaman yaitu menangkap langsung hama tersebut. Sampel hama



serangga yang mempunyai alat mulut mengunyah pada stadia larva.



tersebut dapat diperoleh dari kelompok vertebrata dan invertebrata. Penangkapan



e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap



hama kelompok vertebrata seperti; gajah, babi hutan atau tikus, dapat dilakukan



Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara



dengan menggunakan perangkap. Sedangkan untuk menangkap hama dari



(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi



kelompok invertebrata seperti; serangga dapat dilakukan dengan memperoleh



menjadi selongsong stilet.Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi



sampel hama yang menyerang tanaman. Sampel serangga hama tersebut dapat



sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari



diperoleh dengan menangkap hama menggunakan tangan langsung, kuas atau



sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat



jaring serangga (sweep net) atau menggunakan alat perangkap warna, cahaya,



mulut serangga pengunyah. Serangga hama dengan tipe alat mulutnya menusuk



suara atau methyl eugenol dan lain-lain.



dan mengisap gejala serangan yang ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Gendroyono, 2006) Setelah di atas diuraikan tentang morfologi dan perkembangbiakan serta perilaku serangga



dalam



perlindungan



diri



maka



berikutnya



mengenali



atau



mengidentifikasi serangga hama tersebut. Dalam melakukan identifikasi hama diperlukan suatu kegiatan pengamatan langsung di lapangan. Untuk efektifitas dan efisiensi pengamatan diperlukan suatu sampel. Sehingga tidak perlu mengamati 15 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Beberapa contoh serangga hama pada tanaman



Selain menggunakan sampel OPT, dapat dilakukan dengan menggunakan sampel bagian tanaman yang rusak dapat diduga organisme pengganggunya. Berkaitan dengan pengambilan sampel bagian tanaman yang terserang hama, maka terlebih dahulu ditentukan petak sampel tanaman. Petak sampel dapat ditentukan dengan cara sistematis, besarnya petak sampel untuk pengamatan hama umumnya sebesar 5 %-20% dari luas seluruh lahan tanaman yang akan diamati. Kemudian sampel tanaman yang terserang hama ditentukan dengan cara acak atau sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada petak sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai tanaman sampel/ contoh. Tanaman sampel/contoh inilah yang akan diamati. Tata cara penarikan tanaman contoh/ sampel tanaman yang terserang serangga hama dapat berbentuk huruf U,bentuk diagonal atau secara acak. Bentuk U biasanya digunakan untuk pertanaman yang sempit atau pada petak pertanaman yang memanjang. Contohnya pada pertanaman di teras-teras atau di lerenglereng. Sedangkan penarikan tanaman contoh berbentuk diagonal, khususnya untuk pertanaman yang luas).Semakin banyak petak contoh per satuan luas akan diperoleh data yang lebih akurat, namun diperlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar



1. Kepik 2. Kumbang 3. Ulat api 4. Apis 5. Kumbang tanah 6. Kepik pembunuh



16 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



1. Ada kelompok serangga hama yang beraktifitas (kawin, meletakkan telur dan merusak) pada malam hari, contohnya kumbang yang menyerang benih di tempat penyimpanan atau ngengat. Biasanya serangga yang beraktifitas di malam hari, biasanya tertarik pada cahaya buatan seperti cahaya ultraviolet (warna ungu). Untuk mengendalikan hama dengan perilaku seperti ini adalah dengan menggunakan perangkap cahaya ultraviolet (black light trap) 2. Ada kelompok hama yang tertarik pada bau tertentu, contoh walang sangit Gambar petak sample tanaman berbentuk diagonal



dia tertarik pada bau busuk yang amis (anyir). Untuk mengumpulkannya dilakukan dengan memasang perangkap bau. 3. Ada kelompok serangga hama yang tertarik kepada warna terang seperti warna kuning, contohnya dari ordo Hemiptera, sehingga untuk mengumpulkannya dilakukan dengan menggunakan perangkap warna kuning. 4. Ada kelompok hama yang tertarik pada suara pasangannya, misalnya pada jangkrik jantan menghasilkan suara yang dihasilkan dari gesekan dari sayap-sayapnya, sehingga untuk mengumpulkannya dilakukan dengan menggunakan perangkap rekaman suara jangkrik. 5. Ada kelompok hama yang tertarik pada bahan kimia tertentu contoh Methyl eugenol. Contohnya hama lalat buah (Dacus dortalis) yang jantan



Gambar petak sample tanaman berbentuk huruf U



tertarik pada Methyl eugenol (minyak cengkeh). Untuk mengumpulkan hama ini dilakukan dengan perangkap Methyl eugenol



Pemakaian alat untuk memperoleh sampel serangga hama disesuaikan dengan



Adapun kegiatan mengambil sampel bagian tanaman yang terserang hama dapat



perilaku hama tersebut, contohnya:



dilakukan dengan mengambil sampel pada petak sampel yang telah dibuat 17 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



sebelumnya. Kegiatan pengambilan sampel tanaman yang akan diamati adalah sebagai berikut: 1. Jumlah sampel untuk pengamatan hama umumnya sebesar 5 % - 20% dari seluruh tanaman yang ada di lahan 2. Kemudian sampel tanaman yang terserang hama diambil dengan cara acak atau sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada petak sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai tanaman sampel. 3. Ambil bagian tanaman yang terserang hama dari beberapa tanaman sampel, dengan menggunakan gunting stek/parang/cangkul, lalu masukkan ke dalam kantong plastik, selanjutnya ikatlah kantong plastik sehingga siap untuk dibawa ke laboratorium.



B. Mengidentifikasi tanda dan gejala tanaman yang rusak Mengidentifikasi tanda dan gejala tanaman yang rusak Kegiatan ini meliputi mengamati gejala kerusakan pada tanaman berdasarkan bentuk kerusakannya dan mencocokkan gejala kerusakan yang sudah diamati dengan kunci identifikasi sesuai prosedur. Cara mengidentifikasi gejala kerusakan oleh hama, yaitu dengan mengamati tipe alat mulut serangga hama dan bentuk kerusakannya. Gejala kerusakan tanaman yang disebabkan oleh serangga hama berkaitan dengan tipe mulut yang dimiliki oleh serangga hama dapat dilihat pada



18 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



19 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Analisis kerusakan tanaman akibat gangguan hama dapat dilakukan dengan



C. Mengenali masalah yang ditimbulkan oleh hama



melakukan diagnosa gangguan hama. Diagnosa gangguan tanaman dapat diketahui



Berbagai masalah yang disebabkan oleh hama tanaman, seperti rusak nya bagian



melalui pengenalan gejala atau tanda-tanda serangan spesifik dari masing-masing



tanaman, mulai dari bagian paling atas tanaman atau pucuk sampai ke akar



hama. Gangguan hama dapat diketahui melalui tanda-tanda atau gejala yang



terbawah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya hama



tampak pada bagian tanaman. Proses diagnosa suatu hama dapat dilakukan



tanaman dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal hama. Dari faktor



melalui beberapa tahap.



internal dapat disebabkan dari jenis hama. Setiap hama memiliki kemampuan



Pada tahap awal dapat dilakukan terhadap tanaman yang mengalami gangguan.



antara lain berkembang biak, daya tahan hidup, melakukan migrasi yang berbeda-



Kegiatan yang dilakukan adalah menjabarkan kondisi gangguan yang dapat dilihat



beda. Semakin tinggi kemampuan berkembang biak, daya tahan hidup dan



mata. Kemudian amati kondisi di sekeliling tanaman. Jika keseimbangan lingkungan



bermigrasi, maka semakin tinggi pula permasalahan yang ditimbulkannya.



tanaman tidak sesuai, maka gangguan yang disebabkan oleh hama dapat muncul,



Sedangkan dari faktor eksternal hama yaitu iklim dan unsur-unsurnya (sinar



sehingga tanaman menjadi stres.



matahari, curah hujan, kelembaban, dan sebagainya) serta teknik budidaya



Berikutnya yaitu menindaklanjuti hasil pengamatan yaitumencocokkan antara



tanaman akan mendukung tingkat perkembangan suatu permasalahan yang



tanda atau gejala kerusakan yang tampak pada tanaman dengan penyebab



diakibatkan oleh gangguan hama.



kerusakan tersebut. Dengan kata lain mencari penyebab gangguan atau kerusakan



Karena pengaruh unsur-unsur iklim tersebut hama tanaman yang bersifat endemis



tanaman tersebut. Dalam hal ini ada catatan penting yang perlu diingat yaitu



pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya. Dan



bahwa satu gejala dapat diakibatkan oleh beberapa penyebab kerusakan.



sebaliknya dapat bersifat eksplosif (perkembangbiakan yang sangat luar biasa)



Berdasarkan hasil pengamatan, kemungkinan ada tiga penyebab terjadinya



sehingga populasi hama meningkat secara mencolok.



gangguan, yaitu kesalahan perawatan (gangguan fisiologis), gangguan yang



Keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kondisinya



disebabkan oleh hama dan penyakit. Untuk melakukan pekerjaan diagnosa hama



atau kondisi lingkungan hama tanaman menjadi meningkat /lebih baik. Demikian



diperlukan pengetahuan, keterampilan yang memadai di bidang tanaman dan



pula, faktor faktor lain seperti cara budidaya tanaman yakni kegiatan persiapan



hama tanaman serta diperlukan sikap teliti dan sabar.



lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, akan berpengaruh terhadap perkembangan dan permasa lahan gangguan yang diakibatkan oleh hama tanaman. Karena itu, terkait dalam pengendalian hama, sebaiknya ditangani secara bijaksana agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. 20



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Dari uraian di atas diberikan contoh dalam melakukan diagnosis adalah sebagai



(PHT) yaitu proses pengendalian yang dilakukan secara bijaksana dengan



berikut:



memperhatikan komponen tanaman, hama sebagai organisme pengganggu,



Bila mengamati kondisi tanaman di lapangan, ditemukan suatu gejala atau tanda



lingkungan, dan peran manusia. Secara prinsip bahwa pengendalian hama secara



yaitu daun terdapat garis garis putih maka diagnosa penyebab hama



terpadu, pelaksanaannya denganmemadukan beberapa metode pengendalian



adalahterdapat ulat penggerek daun yang membuat terowongan dan memakan



hama yang ada. Sedangkan Kasumbogo (2010) menyatakan bahwa PHT adalah



daging daun.



usaha pengelolaan agroekosistem dengan memadukan berbagai teknik



Contoh kasus berikutnya, yaitu bila mengamati kondisi tanaman di lapangan,



pengendalian hama (bercocok tanam, fisik, mekanik, penggunaan varietas resisten,



ditemukan gejala atau tanda yaitu pucuk tanaman atau batang terdapat kutu



pengendalian hayati, kimia, dan lain-lain) sedemikian rupa sehingga populasi hama



berwarna putih, lama kelamaan tanaman menjadi lemah. Jadi berdasarkan hasil



tetap di bawah ambang pengendalian.



pengamatan di lapangan maka diagnosa penyebab hama adalahkutu putih.



Langkah awal untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap organisme



Permukaan kutu mempunyai lapisan lilin dan tepung berwarna putih.



pengganggu tanaman yang berupa hama yaitu pembuatan perencanaan



Kemudian bila hasil pengamatan ditemukan tanda atau gejala tanaman tampak



pengendalian hama tanaman. Langkah ini sangat penting dilakukan agar apa yang



layu karena batang dan daun lemah serta daun terlihat bekas bintik-bintik,



akan dilakukan dalam tindakan pengendalian dapat berhasil efektif dan efisien.



diagnosis penyebab hama adalah kutu hijau yang kadang berwarna kuning



Sebagaimana diketahui bahwa pengendalian hama dapat dlakukan dengan



kecoklatan yang mengisap cairan pada batang dan daun tanaman.



berbagai cara, khusus untuk pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida sintentis maka perlu memperhatikan ambang ekonomi.



D. Perencanaan pengendalian hama



Untuk membuat perencanaan metode pengendalian hama yang akan dilakukan



Atas dasar hasil diagnosa kerusakan tanaman maka dapat dilakukan tindakan



maka perlu dipelajari beberpa metode pengendalian sebagai berikut:



pengendalian hama secara bijaksana. Metode pengendalian hama dapat dilakukan



1) Metode pengendalian secara bercocok tanam



berbagai cara yakni secara fisik/mekanis, biologis, kimia, dan terpadu.



Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah



Pengendalian secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan perangkap.



menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan



Sedangkan pengendalian hama secara biologis yakni menggunakan predator atau



dan



parasitoid. Untuk pengendalian hama secara kimia yaitu menggunakan bahan



nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga



kimia hayati (organik) ataupun pestisida anorganik. Pengendalian hama terpadu



hama



tanaman.



Sehingga



dapat



menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan 21



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



perkembangbiakan



musuh alami. Pengendalian hama secara bercocok tanam



pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama



merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus



dapat dihambat.



dilakukan jauh-jauh hari sebelum ada serangan hama. Beberapa



e) Pengaturan jarak tanam;



teknik pengendalian hama secara bercocok tanam yaitu:



jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan



a) Sanitasi;



tanaman dan juga terhadap populasi hama per unit waktu,



membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman



serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari



setelah panen. Sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman



makan dan tempat bertelur.



tersebut seringkali dijadikan sebagai tempat berlindung,



f)



Pemupukan;



berdiapause, tempat tinggal sementara sebelum tanaman



penerapan teknik pemupukan berimbang dapat menekan



utama ditanam kembali.



serangan hama. Contoh tanaman teh yang terserang hama



b) Pengolahan tanah;



penggerek batang (Xylobarus fornicatus) di Srilanka dapat



ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus



dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian



hidupnya dalam tanah. Contoh:Agrotis iphsilon. Jika tanah



pupuk N yang cukup. Unsur N dapat merangsang jaringan



diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas, mati



baru pada bagian yang rusak.



karena sengatan sinar matahari ataupun ditemukan oleh



g) Penanaman tanaman perangkap;



musuh-musuh alaminya seperti Heliothissp.



tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja



c) Pergiliran tanaman;



ditanam untuk menarik dan memusatkan hama pada



bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu.



tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan. Contoh:



Caranya jangan menanam spesies tanaman yang menjadi



kacang hijau dan jagung yang ditanam diantara



inang dari hama tertentu.



tanamankapas dapat mengurangi populasi populasi



d) Penanaman serentak;



Heliothis sp. pada tanaman kapas.



dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk hama menjadi lebih singkat dan pada suatu saat 22 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



2) Metode pengendalian dengan varietas tanaman yang tahan



Selain itu dapat pula dilakukan pengumpulan telur-telur



hama



serangga hama lalu memusnahkannya.



Daya tahan tanaman terhadap hama didefinisikan sebagai sifat-



b) Teknik mengendalikan hama dengan sinar ultra violet



sifat yag diturunkan oleh tanaman yang mempengaruhi derajat



Teknik ini menggunakan sinar ultra violet sebagai



kerusakan oleh serangga hama. Tanaman yang tahan merupakan



perangkap, biasanya dilakukan untuk mengendalikan



tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila



hama yang beraktivitas di malam hari seperti ngengat.



dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan



Ngengat melakukan perkawinan dan peletakkan telur



yang sama dengan tingkat populasi hama yang sama. Jadi tanaman



pada bagian tanaman pada malam hari. Ngengat tertarik



yang tahan, kehidupan dan perkembangbiakan hama menjadi



akan cahaya seperti dari sinar ultra violet. Penggunaan



lebih terhambat dibandingkan apabila populasi tersebut berada



sinar ultra violet untuk pengendalian hama ini disebut



pada tanaman yang peka atau tidak tahan. Sifat ketahanan ini



(black light trap). Setelah banyak ngengat yang



merupakan sifat asli yang diturunkan atau terbawa oleh faktor



terperangkap dan terkumpul, pada saat itulah dilakukan



genetik



kegiatan membunuh hama secara langsung.



3) Metode pengendalian hama secara fisik dan mekanik



c) Teknik mengendalikan hama dengan warna penarik



Metode pengendalian serangga hama secara fisik dapat dilakukan



serangga



dengan beberapa teknik yaitu



Ada beberapa warna yang menarik bagi serangga, di



a) Teknik mengendalikan hama secara manual



antaranya warna kuning. Petani biasanya menggunakan



Teknik pengendalian hama secara manual merupakan



perangkap warna kuning dari lembaran kertas warna



teknik pengendalian hama dengan menangkap atau



kuning berukuran 10 cmx20cm yang dibungkus plastik,



membunuh langsung hama yang mengganggu atau



kemudian dilapisi oli atau lem tikus. Selanjutnya



merusak di petanaman, penangkapan tersebut bisa hanya



perangkap digantung setinggi ± 50 cm di atas tajuk



dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti;



tanaman menggunakan tiang kayu/besi, dapat dipasang 5



kuas, jaring serangga, kayu pemukul dan lain sebagainya.



perangkap/petak dengan posisi seperti huruf X. Serangga yang tertarik akan menabrak plastik dan menempel dalam 23



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



perangkap tersebut. Serangga hama yang terperangkap



bahan kimia perangkap feromon sex dapat dibuat sendiri



biasanya



yaitu dari bahan-bahan alami, seperti; 100 gram kulit jeruk



dari



golongan



Lepidoptera,



Coleoptera,



Hemiptera, Orthoptera, Diptera dan Thysanoptera. d) Teknik



mengendalikan



hama



dengan



(apa saja) atau kulit timun, 100 ml ammonia atau urine, sistem



dan 0,5 liter air biasa, masukkan semua bahan tersebut ke



penggenangan



dalam ember kecil, aduk merata lalu biarkan semalam,



Teknik ini umumnya dilakukan pada lahan sawah setelah



kemudian campurkan larutan umpan dengan 15 liter air



panen, untuk mengendalikan hama penggerek batang



dan tuangkan campuran tersebut ke dalam botol-botol



(Scircophaga innotata), selain itu untuk mengendalikan



perangkap. Pasang botolbotol perangkap tersebut 50 cm



hama yang telurnya diletakkan dalam tanah seperti



dari atas tajuk tanaman.



belalang, ulat yang hidup di tanah seperti ulat tanah



f)



Teknik



mengendalikan



hama



dengan



penghalang



(Agrotis ipsilon), hama yang berpupa di dalam tanah



(barrier) Penghalang dapat berupa;



seperti lalat buah.



penggunaan tanaman penolak/pemecah angin (wind



e) Teknik



mengendalikan



hama



dengan



perangkap



breaker) berupa pepohonan yang ditanam pada tepi lahan



feromonsex



tanaman, dimaksudkan untuk menahan angin yang



Beberapa jenis hama seperti lalat buah dapat dikendalikan



berpotensi membawa hama. Tanaman yang dapat



dengan menggunakan perangkap feromon sex dengan



digunakan dan cukup efektif dalam menahan angin yang



menggunakan methyl eugenol. Perangkap bisa dibuat dari



berpotensi membawa hama dan sumber penyakit adalah



botol plastik kemasan air minum mineral (Aqua dll).



jagung. Hal ini disebabkan karena tanaman jagung



Methyl eugenol dalam botol dapat dibeli di toko-toko



pohonnya tinggi dan daunnya panjang dan lebar serta



pertanian. Methyl eugenol diteteskan sebanyak 2-3 tetes



berbulu. Penanaman jagung biasanya dilakukan 2 minggu



pada kapas yang digantungkan pada botol aqua, bagian



sebelum menanam tanaman pokok. Penanaman jagung



bawah botol diisi dengan minyak kelapa, sehingga lalat



dilakukan secara zigzag sebanyak 6-8 baris dengan jarak



buah yang terperangkap dan jatuh ke dalam genangan



tanam 15 cm x 20 cm. Selain itu, penggunaan paranet pada



minyak akan mati. Sebagai alternatif methyl eugenol, 24 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



batas-batas lahan tanaman dapat menghalangi serangan



Faktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan



hama-hama yang terbang ke pertanaman.



parasitoid yaitu: - Daya kelangsungan hidupnya baik - Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi



4) Pengendalian secara biologi (hayati)



siklus hidupnya. - Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun



Pengendalian hayati adalah suatu pengendalian hama yang



dalam keadaan populasi yang rendah. - Memiliki inang yang



dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi



sempit. - Kelemahan parasitoid sebagai pengendali: - Daya cari



musuh-musuh



populasi



inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca - Serangga betina yang



hama.Pengendalian secara hayati dalam pengertian ekologi



berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang



didefinisikan sebagai pengaturan populasi organisme dengan



untuk peletakan telur. - Parasitoid yang memiliki daya cari inang



musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi organisme



biasanya jumlah telurnya sedikit.



tersebut berada dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di



b). Predator



bandingkan apabila musuh alami tidak ada. Pengendalian alami



Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan



adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan



memakan atau memangsa organisme yang lain.Perbedaan antara



sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami



parasitoid dengan predator. Parasitoid umumnya nersifat



terjadi tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi



monophag atau oligophag, sedangkan predator bersifat poliphag.



juga karena bekerjanya komponen-komponen ekosistem.



c). Patogen



Komponen-komponen pengendalian hayati dapat berupa:



Serangga seperti juga organisme lainnya dalam hidupnya juga



a). Parasitoid dan Parasit



diserang oleh banyak patogen atau penyakit yang disebabkan oleh:



Parasit adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau



Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda, dan Protozoa. Beberapa



pada organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya.



patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor



Karena memakan atau menghisap cairan inangnya.Parasitoid



mortalitas utama pada populasi serangga. Oleh karena



adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid



kemampuannya membunuh serangga hama sehingga sejak lama



yang bertindak sebagai parasit adalah stadia pradewasa,



patogen digunakan dalam pengendlian hayati.



alami



untuk



menurunkan



sedangkan imagonya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya. 25 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Penerapan teknik pengendalian hayati yaitu dengan cara



Ada tiga prinsip dasar yang mendorong penerapan PHT secara



 introduksi; artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami



nasional,terutama



dari suatu daerah atau negeri ke daerah lain sering kali cara ini



berkelanjutan yang berwawasan lingkungan :



dalam



rangka



program



pembangunan



a) Budidaya tanaman sehat



disebut sebagai cara klasik.  augmentasi; merupakan teknik penambahan musuh alami



Budidaya tanaman yang sehat dan kuat menjadi bagian



secara periodik dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah dan



penting dalam program pengendalian hama dan penyakit.



pengaruh musuh alami.



Tanaman yang sehat akan mampu bertahan terhadap



 konservasi; merupakan usaha untuk mempertahankan atau



serangan hama dan penyakit dan lebih cepat mengatasi



melestrarikan musuh alami yang telah ada di suatu daerah. tekhnik



kerusakan akibat serangan hama dan penyakit tersebut.



ini bertujuan untuk menghindarkan tindakan yang dapat



Oleh karena itu, setiap usaha dalam budidaya tanaman



menurunkan populasi musuh alami misal penggunaan pestisida



paprika



secara sembarangan



pemeliharaan tanaman sampai penanganan hasil panen



seperti



pemilihan



varietas,



penyemaian,



perlu diperhatikan agar diperoleh pertanaman yang sehat, kuat dan produktif, serta hasil panen yang tinggi.



5) Pengendalian hama terpadu



b) Pemanfaatan musuh alami



Metode pengendalian hama terpadu adalah suatu konsepsi atau cara berpikir mengenai pengendalian Organisme Pengganggu



Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami



Tumbuhan (OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat



yang potensial merupakan kegiatan utama dalam PHT.



multidisiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan



Dengan adanya musuh alami yang mampu menekan



memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel



populasi hama, diharapkan di dalam agroekosistem terjadi



dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. Karena PHT



keseimbangan populasi antara hama dengan musuh



merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan



alaminya, sehingga populasi hama tidak melampaui



pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan



ambang toleransi tanaman. .



ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting. 26 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



c) Pengamatan rutin atau pemantauan/monitoring



hal penting yang perlu diperhatikan agar pemakaian pestisida tersebut



Agroekosistem bersifat dinamis, karena banyak faktor di



efektif dan efisien yaitu:



dalamnya yang saling mempengaruhi satu sama lain.



a) Jenis pestisida harus tepat dan sesuai dengan jenis organisme



Untuk dapat mengikuti perkembangan populasi hama dan



pengganggu yang akan dikendalikan sehingga alat dan bahan



musuh alaminya serta untuk mengetahui kondisi tanaman,



harusdapat disesuaikan. Alat semprot yang digunakan meliputi



harus dilakukan pengamatan secara



alat semprot sederhana (hand sprayer), knapsack sprayer, mist



6) Pengendalian hama secara kimiawi



blower,



dan



power



sprayer.



Sedangkan



jenis



pestisida



Metode pengendalian hama secara kimiawi merupakan metode



dikelompokkan sebagai berikut: Insektisida: bahan kimia untuk



yang sudah biasa dilakukan oleh para petani kebun atau



mengendalikan hama serangga



perusahaan perkebunan. Prinsipnya pengendalian secara kimiawi



Acarisida: bahan kimia untuk mengendalikan hama tungau



yaitu menggunakan senyawa kimia yang bersifat racun atau



Nematisida: bahan kimia untuk mengendalikan hama nematode



dikenal dengan nama pestisida. Karena bersifat racun dan



Ovisida: bahan kimia untuk memberantas telur serangga



menimbulkan dampak negatif bagi alam sekitarnya maka dalam



Larvasida: bahan kimia untu memberantas larva serangga



penggunaannya harus secara sesuai prosedur dan bijaksana (tidak



Rodentisida: bahan kimia untu mengendalikan hama tikus



sembarangan)



Molluscida : bahan kimia untu mengendalikan hama siput



E. Pelaksanaan Pengendalian Hama Tanaman



b) Dosis dan konsentrasi pestisida yang akan digunakan harus tepat.



Uraian tentang pelaksanaan pengendalian hama tanaman lebih ditekankan pada



Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang



metode yang praktis pelaksanaannya tetapi mengandung resiko bagi kelangsungan



digunakan untuk mengendalikan hama per satuan luas tertentu.



hidup organisme di alam.



Sedangkan konsentrasi pestisida dibagi dalam tiga macam:  Konsentrasi bahan aktif yaitu persentase bahan aktif suatu



1) Pengendalian hama dengan pestisida secara bijaksana Pengendalian secara kimiawi sebenarnya dapat dilakukan dengan meng



pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.



gunakan zat pemikat (attractans), zat penolak (repellents), zat pemandul



 Konsentrasi formulasi yaitu banyaknya pestisida dalam ml atau



(kemosterilans). Di antara berbagai cara pengendlian hama secara kimia



gram setiap liter air.



yang paling banyak dilakukan adalah menggunakan pestisida. Ada beberpa 27 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



 Konsentrasi larutan (konsentrasi pestisida dalam larutan) yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi. c) Kaliberasi alat semprot Pengendalian serangga hama secara kimia merupakan tindakan yang luas diterapkan pada areal tanaman perkebunan. Karena itu, penggunaannya harus dilakukan secara cermat karena selain harga pestisida relatif mahal juga mengurangi residu pestisida yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Dosis pestisida/ha yang digunakan untuk pengendalian serangga hama sangat tergantung dari populasi sasaran. Untuk kepraktisan di lapangan, dosis tersebut harus dikonversi menjadi konsentrasi dan volume larutan Gambar kategori volume semprot



semprot. Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus



Faktor-faktor yang perlu diperhatikan bila menggunakan



dilakukan kalibrasi alat semprot, nozel, dan kecepatan jalan untuk



LV atau VLV sebagai berikut.



mengetahui kebutuhan volume semprot per ha. Selanjutnya,



a) Saringan halus mutlak diperlukan untuk mencegah



konsentrasi larutan semprot dihitung dengan memakai data dosis



terjadinya penyumbatan nozel akibat penggunaan air yang



per ha dan kebutuhan volume larutan semprot per ha.



kurang bersih.



Ada 5 kategori volume semprot yang umum digunakan untuk



b) Pelaksanaan aplikasi harus hati-hati agar tidak merusak



penggunaan pestisida sebagai berikut:



tanaman akibat kabut semprotan . c) Kalibrasi serta pengarahan teknis yang benar mutlak dilakukan



karena



kesalahan



yang



kecil



dalam



penyemprotan dapat berakibat fatal. Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efisien, sebelum dilakukan penyemprotan di lapangan 28 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



perlu dilakukan kalibrasi alat. Tujuannya agar diperoleh



Contoh perhitungan:



dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan



A = rata-rata lebar semprotan yaitu 1,5 m.



rekomendasi.



B = rata-rata jarak jalan operator semprot adalah 8,0 m per



Alasan dilakukannya kalibrasi pada alat ini sebagai berikut:



10 detik (48,0 m/menit).



a) Kecepatan jalan penyemprot sangat dipengaruhi oleh



C = rata-rata output semprotan yaitu 1,6 liter/menit.



kondisi areal yang akan disemprot



D = volume semprot (l/ha)



b) Alat (terutama nozel) akan mengalami keausan setelah pemakaian beberapa kali sehingga volume semprot berubah. Berikut adalah contoh kalibrasi untuk mengetahui volume semprot (liter/ha blanket). (1) Ukur lebar semprotan rata-rata (m) (=A) (2) Ukur jarak jalan (m) oleh operator selama 1 menit (=B) (3) Ukur output semprot ( liter/menit ) pada tekanan



Selanjutnya, kebutuhan bahan herbisida untuk satu tangki



pompa optimum (1 kg/cm2 ) (=C)



alat semprot (Solo atau RB 15) yang berisi 15 Iiter dapat



Volume semprot (D) diperoleh dengan menggunakan



dihitung bila dosis herbisida telah ditentukan.



rumus sebagai berikut.



Contoh perhitungan: Pemakaian Pestisida X untuk penyemprotan serangga hama kepik membutuhkan dosis 6,0 l/ha blanket, sedangkan volume semprot 222 l/ha blanket. Berapakah Pestisida X yang dibutuhkan dalam volume 15 I (volume isi tangki alat semprot)?



29 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Contoh Diketahui kebutuhan cairan semprot 320 liter/ha. Untuk mengendalikan hama seluas 0,5 ha, konsentrasi semprotan yang dianjurkan untuk pestisida 45 EC adalah 0,04%. (a) Jika kapasitas alat semprot yang digunakan 8 iter, berapa kebutuhan cairan semprot untuk mengendalikan hama selaua areal tersebut? (b) Berapa liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk menangani areal tersebut? (c) Berapa liter formulasi dagang yang dibutuhkan untuk pengisian alat semprot? Jawab:  Kebutuhan cairan semprot = 320 liter/ha  Konsentrasi yang dianjurkan:= 0,04%  Konsentrasi bahan aktif dalam formulasi 45 EC: 45%  Kapasitas alat semprot= 8 liter  Hama yang harus dikendalikan 0,5 ha = 5000 m2



30 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Tes Formatif



3.5



Menganalisis kerusakan tanaman perkebunan akibat serangan penyakit



Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan



a. Identifkasi tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi patogen



jelas!



Tanaman yang daunnya bercak kecoklatan dan layu menandakan adanya gangguan



Soal:



dalam tubuh tanaman. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor abiotik



1. Mengapa pengendalian hama secara kimia harus dihindari?



dan faktor biotik. Gangguan yang disebabkan faktor abiotikadalah gangguan



2. Sebutkan bentuk kerusakan tanaman yang di sebabkan oleh ulat?



fisiologi tanaman akibat kelebihan atau kekurangan unsur hara tanaman,



3. Sebutkan dan jelaskan pengendalian hama secara terpadu?



lingkungan yang tidak sesuai. Sedangkan gangguan yang disebabkan faktor biotik



4. Jelaskan hama dengan tipe alat mulut menusuk mengisap?



adalah gangguan fisiologi tanaman akibat serangan penyebab penyakit atau infeksi



5. Apa pengertian dari hama?



patogen. Kedua penyebab gangguan fisiologi tanaman tersebut menarik untuk dipelajari, namun pada modul ini hanya dibahas tentang gangguan fisiologi tanaman akibat serangan atau infeksi penyebab penyakit (patogen). Penyakit tanaman perkebunan dapat dikelompokkan berdasarkan faktor penyebabnya seperti; faktor fisiologis dan faktor patologis. Faktor fisiologis dapat berupa; iklim, lingkungan, unsur hara dan lain sebagainya. Sedangkan faktor patologis, atau patogen dapat berupa; cendawan, bakteri, mikoplasma, dan virus. Berikut akan dibahas tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab penyakit (patogen). Pengamatan tanda-tanda dan gejala tanaman perkebunan yang terinfeksi patogen dapat dilakukan melalui dua cara yaitu menyimak tulisan yang ada dalam buku atau lainnya danmelihat objek langsung tanaman yang mengalami sakit. Tanaman sakit merupakan tanaman yang mengalami perubahan sifat fisiologis, perubahan pertumbuhan, perubahan morfologis sampai tingkat tertentu. Pada tingkat telah terjadi dan terlihat gejala dan tanda-tanda sebagai akibat terjadinya perubahan, baik secara histologis (jaringan), maupun yang tampak dari luarnya. 31



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Perubahan yang terjadi dalam jaringan tersebut merupakan gejala utama/pokok



Gejala Utama/Pokok (Main Symptoms)



yang



dari



Gejala lapangan yang tampak pada tanaman sakit merupakan proses dan dampak



pertumbuhannya karena kerusakan secara histologis akibat dari adanya suatu



dari gejala utama/pokok yang dialami oleh jaringan tanaman yaitu pertumbuhan



penyakit, adanya tanda-tandasampai kepada gejala lapangan. Untuk dapat



tanaman tidak normal. Contoh pertumbuhan tidak normal yaitu penyimpangan



menentukan tanda–tanda dan gejala penyakit tanaman maka terlebih dahulu



dari yang biasa, dapat berupa a).



memahami arti tanda-tanda (sign) penyakit tanaman dan gejala (symptom)



a).Pertumbuhan yang luar biasa melebihi dari ukuran normal; dapat terjadi dengan



penyakit tanaman. Djafaruddin (2004) menjelaskan bahwa yang dimaksud tanda-



proses hyperplasia yang dapat dikategorikan ke dalam :



mengakibatkan



penampakan



tubuh



tanaman



sakit,



mulai



tanda penyakit ialah adanya terlihat pada tubuh atau bagian tubuh tanaman yang



a) hyperplasia dalam arti sempit, yaitu pertambahan ukuran jaringan dari



sakit dapat berupa benda-benda ataupun zat yang terdiri dari alat-alat tubuh dan



keadaan normal disebabkan bertambahnya jumlahsel penyusun suatu



alat pembiakan dari parasit atau patogen penyebabnya, terdapat di permukaan



jaringan, tetapi ukuransel-selnya tetap..



atau tampak dari luar. Misalnya, pada tubuh dan di pangkal tanaman sakit terlihat



b) hypertrophy ialah bertambahnya ukuran jaringan dari keadaan normal,



miselia putih berbentuk susunan kipas oleh jamur Rhizoctonia. Turrini Yudiarti



disebabkan bertambahnya ukuranselnya, tetapi jumlah sel-selnya tetap



(2007) menjelaskan bahwa tanda-tanda penyakit dapat berupa miselium di



saja.



permukaan tanaman seperti yang terjadi pada penyakit jamur upas (powdery



b). Pertumbuhan yang lebih kecil dari pada normal, dapat terjadi dengan proses



mildew), sklerotia, atau berbagai bentukan dari struktur spora (contohnya



yang disebut hypoplasia. Proses hypoplasia dalam arti sempit



askocarp, atau badan buah seperti piknidia atau acervuli).



a) hypoplasia yaitu berkurangnya ukuran jaringan/ organisme dari keadaan



Gejala penyakit tanaman sangat penting peranannya jika digunakan untuk



normal disebabkan berkurangnya “jumlah” dari sel-sel jaringan



mengidentifikasi organisme penyebab penyakit. Karena itu, gejala penyakit



penyusunnya, tetapi “ukuran”nya tetap saja sel-sel tersebut.



tanaman perlu dipahami secara benar. Gejala penyakit merupakan perwujudan



b)



hypotrophy ialah berkurangnya “ukuran” jaringan dari keadaan normal,



secara nyata dari interaksi antara patogen dan tanaman inang. Djafaruddin (2004)



disebabkan berkurangnya “ukuran” sel, tetapi “jumlah” nya tetap. Gejala



mengelompokkan gejala tanaman menjadi dua hal yaitu gejala utama/pokok (main



penyakit tanaman yang bersifat hyperplasia



symptoms) dan gejala lapangan (field symptoms) yaitu sebagai berikut.



32 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Gejala suatu penyakit tanaman dapat diamati dari matinya jaringan, artinya mengering, baik pada daun, ranting dan sebagainya yang dikenal dengan istilah nekrose, artinya sel-sel jaringannya mati.



Gambar Gejala hyperplasia Gejala penyakit tanaman dapat diamati dari terjadinya perubahan warna, umumnya yang mudah terlihat ialah daun hijau berubah menjadi kuning, merah, Gambar Gejala Nekrose



coklat, dan sebagainya. Selain itu, juga terjadi perubahan pada bagian lain yakni



Layunya tanaman atau bagian dari tubuh tanaman, biasanya juga terlihat pada



batang, akar, buah, dan bunga. Perubahan pada daun dikenal dengan klorosis yaitu



daun, yang terkenal dengan nama wilt. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian lain



hilangnya atau berkurangnya klorofil pada bagian lain sehinggatampak pucat,



yaitu keropos dan keringnya ranting, tangkai, dan sebagainya. Layu ini dapat



becak atau berubah menjadi kotor dan sebagainya. Gejala terjadinya perubahan



bersifat permanen karena hilangnya turgor di dalam sel daun, tangkai dan batang.



warna daun.



Gambar Gejala penyakit layu



Gambar Gejala perubahan warna daun 33 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Gejala lapangan (Field Symptoms) Gejala lapangan merupakan gejala pada



Berkaitan dengan tanda-tanda dan gejala penyakit berikut ini disajikan contoh



tanaman yang tampak di lapangan secara menonjol yang diakibatkan karena rusak



penyakit pada tanaman karet, kelapa sawit, dan kakao.



atau tak normalnya pertumbuhan tanaman dan karena pengaruh keracunan serta



1). Penyakit pada tanaman karet



perangsangan tumbuh akibat zat-zat yang dihasilkan oleh parasit atau patogen.



Penyakit pada tanaman karet dapat digolongkan menjadi penyakit akar, penyakit



Beberapa contoh gejala lapangan sebagai berikut.



bidang sadap, penyakit cabang atau batang, dan penyakit daun yaitu sebagai



a. Layunya tanaman secara keseluruhan



berikut.



b. Klorosis (pucat daun) karena terinfeksi virus mosaik



a) Penyakit Akar Putih pada tanaman karet



c. Nekrosis (matinya jaringan)



Penyakit Akar Putihpada tanaman karet disebabkan oleh cendawan



d. Perforasi (berlubangnya) daun



Rigidoporus lignosus,



e. Gall (bengkak) atau bintil dan bisul yaitu terjadinya benjolan pada daun



Gejala penyakit Jamur Rigidoporus lignosus membentuk tubuh buah



f. Kanker yaitu terjadinya tukak pada kayu atau batang hingga tampak keluar cairan



berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zona-zona pertumbuhan,



di dalamnya.



sering mempunyai struktur serat yangradier, mempunyai tepi yang tipis.



g. Becak daun yaitu perubahan daun menjadi coklat.



Warna permukaan tubuh buah dapat berubahtergantung dari umur dan



h. Busuk buah, yaitu berair dan busuknya jaringan



kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah terdapat benangbenang



i. Busuk kering, yaitu busuknya jaringan tetapi kering



jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 μm, mempunyai banyak



j. Malformasi (perubahan bentuk) yaitu berubah bentuk tanaman atau alat



sekat (septum) yang tebal. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih



organnya.



sampai merahkecokelatandengan zona gelap yang agak menonjol.



k. Oedeem yaitu bengkaknya bagian batang



Permukaan bawah berwarna jingga, bagian tepinyaberwarna kuning jernih



l. Mumifikasi yaitu terjadi seperti mumi, yaitu rapuh, kering dan mudah dicabut.



atau putih kekuningan. Jika menjadi tua atau kering tubuh buah.



m. Mengeritingnya daun.



Gejala serangan lain yaitu daun-daun tanaman karet yang semula tampak



n. Erinose yaitu keluarnya cairan dari kulit batang o. Kerdil yaitu pertumbuhan



hijau segar berubah menjadiberwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya



dibawah normal



kering dan gugur kemudian diikuti kematian tanaman. Pada bagian akar menjadi busuk dan apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih 34



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.Gejala



Gejala penyakit



lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.



Pada tahap awal, dipermukaan akar karet yang terserang G pseudoferreum akan terlihat adanya rizomorpha yang berwarna putih.Rizomorpha adalah paduan kompak benang-benang jamur yang menyerupai akar tanaman Pada tahap serangan lanjutan, rizomorpha jamur berubah menjadi kerak tipis yang berwarna gelap kehitaman. Kerak tersebut apabila dibasahi dengan air akan berwarna merah anggur. Perubahan warna ini merupakan ciri khas dari penyakit jamur akar merah G pseudoferreum. Gejala penyakit jamur merah terlihat pada daun sama dengan gejala penyakit akar lainnya, yaitu yang semula berwarna hijau berubah menjadi kusam dan akhirnya kering. Sama halnya dengan penyakit jamur akar putih, pada keadaan



Gambar Penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet



tersebut tanaman yang sakit tidak dapat lagi diselamatkan.



Fase pertumbuhan jamur akar putih (JAP) Berdasarkan pada tingkat perkembangannya, serangan JAP di kebun dapat dikelompokkan ke dalam beberapa fase: 1. Belum ditemukan rizomorf atau miselium JAP pada permukaan akar, 2. Rizomorf atau miselium melekat pada permukaan leher akar, 3. Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kulit, 4. Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kayu, 5. Infeksi JAP telah mematikan tanaman



Gambar Penyakit jamur akar merah pada tanaman karet



b) Penyakit Jamur Akar Merah pada tanaman karet Penyakit Jamur Akar Merah pada tanaman karet disebabkan oleh



Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit Berbeda



Ganoderma Pseudoferreum



dengan jamur akar putih, umumnya jamur akan menjadi merah diketahui 35



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



menyerang pohon-pohon yang telah disadap (tua). Hal ini disebabakan



sadap biasanya bebas dari serangan P.palmivora. Pada tingkat awal,



serangan jamur G pseudoferreum sangat lambat, sehingga gejala baru



penyakit kanker garis ditandai dengan adanya garis-garis vertikal yang



akan terlihat beberapa tahun kemudian, walaupun pohon sebenarnya



halus, berwarna hitam, dan mudah diketahui bagi tenaga yang telah



telah terinfeksi pada waktu masih muda. Kasus penyakit jamur akar merah



terlatih. Pada tingkat lanjut garis-garis vertikal yang berdekatan bergabung



jarang terjadi pada tanaman muda. Tunggul karet, dadap, teh, Albizzia spp,



menjadi satu membentuk jalur atau bercak yang berwarna hitam dan pada



dan lain sebagainya dapat menjadi sumber penyakit jamur akar merah G



ahirnya berbentuk luka cekung yang tidak beraturan. Pada keadaan



pseudoferreum, Tanah berat yaitu tanah yang kandungan fraksi liatnya



tersebut kulit dan kambium telah busuk. Pada keadaan yang lebih parah,



tinggi (diatas 50 %) dan selalu lembab merupakan kondisi lingkungan yang



seluruh jaringan kulit dan sebagian jaringan kayu yang berada dibawahnya



sesuai bagi jamur akar merah G pseudoferreum.



membusuk. Kulit yang telah rusak parah tidak dapat pulih seperti semula.



Dibandingkan kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jamur akar putih



Kayu yang membusuk mengundang penggerek kayu dan sebagai akibatnya



Rigidoporus microporus, kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jamur



tanaman menjadi mudah patah karena angin. Pembusukan kulit dan atau



akar merah G pseudoferreum dapat dikatakan kurang berarti. Namun



kayu kadang-kadang dapat menjalar diatas atau dibawah bidang sadap.



demikian hal tersebut tidaklah berarti bahwa penyakit tersebut dapat



Pada kasus penyakit ini sering dijumpai adanya lateks yang keluar dari kulit



diabaikan. Dalam proses penyeranganny G pseudoferreum sangat lambat



diluar bidang sadap



tetapi secara pasti mengakibatkan tanaman menjadi mati. Hal tersebut dapat sangat merugikan apabila terjadi pada tanaman yang sedang berproduksi tinggi. .



c) Penyakit Kanker Garis pada bidang sadap tanaman karet Penyakit kanker garis pada bidang sadap tanaman tanaman karet disebabkan oleh Phytophtora palmivora Gejala penyakit Kulit bidang sadap yang mudah terinfeksi P.palmivora adalah kulit yang luka baru (segar) akibat penyadapan, tepatnya diatas alur sadap. Kulit bidang sadap yang



Gambar. Penyakit kanker garis pada bidang (a) sadap karet (b) jamur



telah membentuk gabus yaitu pada daerah lebih dari 5 cm di atas alur



Phytophtora palmivora



36 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit



2. Penyakit pada tanaman kelapa sawit



Penyakit kanker garis timbul dan berkembang dengan baik pada



Penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat menyerang/ menginfeksipembibitan,



lingkungan yang lembab, terutama selama musim hujan. Terdapat



tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).



petunjuk bahwa penyadapan yang sembarangan dapat membantu timbulnya penyakit. Penularan penyakit dari satu pohon ke pohon yang



a) Penyakit di pembibitan tanaman kelapa sawit



lain terjadi melalui pisau sadap. Pada klon yang rentan, penyakit tersebut



Beberapa penyakit yang terjadi pada pembibitan kelapa sawit dapat dilihat pada



mudah menular dan berkembang dengan cepat. Klon karet yang rentan



Tabel



terhadap penyakit kanker garis antara lain adalah PR 107, WR 101, RRIM 600 PR 255, dan PB 86. Pada musim kamarau, perkembangan penyakit kanker garis terhambat. Pohon sakit yang ternyata tidak tersembuhkan secara tuntas merupakan sumber penyakit yang bersifat laten. Secara ekonomi kerugian yang diakibatkan oleh penyakit kanker garis sulit ditetapkan. Namun demikian mudahlah dipahami apabila penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian yang berarti. Hal ini didukung kenyataan bahwa kulit pohon yang telah rusak akan mempersulit atau bahkan tidak dapat disadap, sehingga lateks yang diperoleh menjadi sangat berkurang atau sama sekali tidak diperoleh lateks dari pohon tersebut. d) Penyakit Mouldi Rot pada bidang sadap karet e) Penyakit Jamur Upas pada batang atau cabang tanaman karet f)



Penyakit Lapuk Cabang/Batangpada tanaman karet



g) Penyakit Gugur DaunTanaman Karet



37 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Penyakit pada tanaman belum menghasilkan (TBM) Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan buah adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB). Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma



boninense.



Penyakit



ini



juga



dapat



menyerang



tanaman



menghasilkan(TM)Ganoderma boninense yang merupakan jamur tanah hutan hujan tropis. Jamur G. boninense bersifat saprofit (dapat hidup pada sisa tanaman) dan akan berubah menjadi patogenik apabila bertemu dengan akar tanaman 38 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



kelapa sawit yang tumbuh di dekatnya. Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit sampai tanaman tua, tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam di lapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun tersebut. Gejala Serangan - Penyakit ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman - Gejala yang tampak pertama kali adalah adanya bercak kekuningan pada pelepah muda. Begitu penyakit ini berkembang warna kuning semakin jelas. - Daun yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada Gambar. Penyakit busuk pangkal batang dan gejala serangannya



batang. Sedang pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang terinfeksi dan akhirnya batang membusuk dengan warna coklat muda.



c) Penyakit pada tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah (TM)



- Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat terjadi dimana saja pada batang tanaman. Gejala pertama yang dapat dilihat adalah adanya bagian atas



Ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit setelah



tajuk patah



menghasilkan buah, diantaranya: (1) Penyakit garis kuning pada daun sawit (Vascular Wilt Disease)



- Tanda pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk pada pangkal



Penyakit ini belum menjadi penyakit utama pada perkebunan



batang. Bagian yang busuk ini kemudian berkembang ke atas dan sekitar batang.



kelapa sawit di Indonesia, Malaysia maupun di negara-negara sekitarnya. Penyebab penyakit adalah Fusariumoxysporum. Patogen ini masuk kedalam akar tanaman melalui jaringan yang rusak atau busuk. Kondisi yang lembab dan hangat merangsang perkembangan patogen ini lebih cepat. Gejala serangan VWD Beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala 39 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



serangan penyakit garis kuning pada daun sawit adalah sebagai berikut - Penyakit biasanya menyerang pada tanaman yang berumur kurang dari 6 tahun, Gejala ditandai dengan adanya pelepah tanaman yang berwarna kuning terang, gejala lanjutnya ujung daun mengering dan akhirnya mati - Tanaman yang terserang/ terinfeksi biasanya akan mati 12 bulan setelah gejala pertama - Jaringan pengangkut air berubah warna dari orange menjadi coklat dan akhirnya mati - Jaringan-jaringan pengangkut lainnya akan terganggu pada



Gambar. Penyakit garis kuning pada daun kelapa sawit



daerah yang terserang dan akhirnya menjadi nekrotik dan



(2) Penyakit Busuk Tandan Buah



membusuk



Penyebab utama dari penyakit busuk tandan buah adalah patogen



- Pada tahap awal gejala serangan tampak pada daun muda,



saprophytic, Marasmius palmivorus, yang umum berkembang



sejalan dengan tingkat serangan, gejala ini kemudian berkembang



pada tumpukan daun dan serasah tanaman kelapa sawit. Jaringan



dan menyebar keseluruh daun ditajuk tanaman



yang



- Daun-daun tua yang terserang menjadi layu, berubah warna



terkumpulnya inokulum dalam jumlah yang besar, yang



menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya mati. Daun ini biasanya



selanjutnya akan menginfeksi tandan buah yang sedang



patah lebih kurang 60 cm dari pangkal dan menggantung secara



berkembang. Tandan buah yang membusuk dan areal-areal



vertikal di sekitar batang tanaman



disekitarnya merupakan sumber inokulum penyakit busuk tandan



- Tanaman yang terserang atau terinfeksi penyakit ini jarang yang



buah. Penyakit ini banyak dijumpai pada saat musim basah yang



dapat bertahan hidup lama.



panjang khususnya pada lahan yang didominasi tanah sulfat



mati



masam. 40 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



maupun



bahan



organik



merupakan



tempat



Gejala Serangan - Penyakit ini awalnya berkembang pada ujung tandan buah segar (TBS), yakni pada bagian buah yang terjepit/tergencet antara batang dan pelepah daun diatasnya. Jaringan miselium berwarna putih akan berkembang pada permukaan kulit buah - Selanjutnya penyakit ini masuk kedalam jaringan kulit buah dan menghasilkan jaringan busuk bewarna coklat muda dan basah. - Sprora berwarna putih maupun kemerahan akan dihasilkan apabila seruluh buah telah terinfeksi / terserang Gambar. Penyakit busuk tandan buah kelapa sawit



- Kerusakan buah ini akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas menjadi tinggi pada minyak kelapa sawit yang dihasilkan - Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada saat musim basah/ hujan yang panjang khususnya pada lahan yang umumnya tanah sulfat asam - Penyakit ini sering terjadi pada permulaan pada panen, karena polinasi tidak terjadi sempurna



41 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



2) Penyakit pada tanaman kakao Penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia meliputi penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora), penyakit kanker batang (Phytophthora palmivora),



penyakit



gloeosporioides),



penyakit



antraknose-colletotrichum vascular



streak



dieback



(Colletotrichum (Oncobasidium



theobromae), penyakit jamur upas (Corticium salmonicolor) dan penyakit jamur akara) 1. Penyakit Busuk Buah Penyakit busuk buah pada tanaman kakao disebakan oleh Phytophthora palmivora Penyakit ini menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa.



Gambar. Penyakit busuk buah pada tanaman kakao



Tetapi persentase serangan lebih banyak pada buah yang sudah dewasa.



Jamur palmivora menyebar dari satu buah ke buah lain melalui beberapa



Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan disertai



cara, terutama melalui percikan air hujan, hubungan langsung antara buah



bercak kakao kehitaman dengan batas yang tegas. Serangan biasanya



sakit dan buah sehat, dan melalui perantara binatang, Percikan air hujan



dimulai dari ujung atau berapa hari seluruh permukaan buah menjadi



dapat menyebarkan spora jamur P palmivola dari buah sakit ke buah sehat



busuk, Perkembangan bercak kakao cukup cepat, sehingga dalam waktu



atau spora yang berasal dari tanah ke buah. Serangan penyakit pada buah



beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah dan



muda akan menyebabkan busuk. Terjadinya serangan penyakit hanya



berwama kehitaman.



berlangsung dalam waktu beberapa hari hingga menyebabkan buah rusak dan tidak bisa dipanen. Sedangkan serangan pada buah dewasa menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi buah masih dapat dipanen, walaupun kualitas biji kakao tidak bagus.



42 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



2. Penyakit Kanker Batang Penyakit kanker batang pada tanaman kakao disebakan oleh Phytophthora palmivora Gejala khusus pada kulit batangtampak adanya warna gelap atau kehitaman dan agak bertekuk. Pada bercak hitam ini sering ditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti lapisan karat. Apabila kulit batang yang terserang dikupas akan terlihat lapisan di bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur. Penyebaran penyakit kanker batang berkaitan erat dengan penyakit busuk



Gambar. Penyakit kanker batang pada tanaman kakao



buah. Buah kakao yang busuk jika tidak dipetik akan berkembang ke



3. Penyakit Antraknose-Colletotrichum



tangkai buah. Dari tangkai buah inilah patogen menjalar dan menginfeksi



Penyakit antraknose-colletotrichum pada tanaman kakao disebabkan oleh



batang dan akhirnya terjadi kanker batang. Batang yang diserang biasanya



Colletotrichum gloeosporioides.



batang pokok walaupun tidak menutup kemungkinan cabang yang besar



Penyakit ini menyebabkan daun gugur, ranting meranggas dan mati. Akibat



juga bisa terinfeksi. Penyakit mudah berkembang pada kebun yang lembab



serangan penyakit ini tanaman kakao menjadi kehilangan daun. Gejala



dengan curah hujan tinggi atau daerah yang sering tergenang air sampai



khusus pada bagian daun muda pada tanaman yang terserang tampak



berhari-hari,



bintik-bintik nekrosis (kematian jaringan) berwarna kakao. Setelah daun



Serangan penyakit kanker batang akan mengakibatkan jaringan kayu rusak,



berkembang, bintik nekrosis menjadi bercak berlubang dengan halo (jalur



batang menjadi busuk dan berlendir. Jika dilihat dari luar gejala bercak



di sekitar bercak akibat klorofil yang rusak) berwarna kuning. Pada daun



yang tampak berukuran kecil, tetapi apabila dikupas kerusakan jaringan



yang lebih tua bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang



kayu meluas sampai ke dalam batang. Kerusakan pada cabang



beraturan. Serangan penyakit yang cukup berat menyebabkan daun-daun



menyebabkan busuk dan seluruh cabang bisa mati. Apabila serangan



muda mengalami kerontokan dan menyebabkan ranting menjadi gundul.



terjadi pada batang pokok lama-kelamaan tanaman akan mati



Buah-buah muda lebih rentan (peka) terhadap infeksi jamur dari pada



keseluruhan.



buah dewasa. Infeksi jamur pada buah muda menimbulkan gejala kelayuan 43



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



dengan bintik-bintik kakao. Bintik tersebut segara berkembang menjadi



4. Penyakit Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)



bercak kakao yang berlekuk (antraknose). Akhirnya buah mengering



Penyakit Vascular Streak Dieback pada tanaman kakao disebabkan oleh



menjadi mumi (buah yang mengeras, mengecil, dan kering). Buah dewasa



Oncobasidium theobromae



yang terinfeksi tidak menjadi layu, hanya mengalami mengerut pada



Gejala penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) di kebun menunjukkan



bagian ujung.



gejala meranting. Gejala khusus adalah daun menguning dengan bercakbercak berwarna hijau. Bercak daun tersebut biasanya terletak pada seri daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh. Daun-daun yang menguning akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting ompong.



Gambar. Penyakit antraknose-colletotrichum pada kakao Pada keadaan yang cukup lembab, daun atau buah yang terinfeksi banyak menghasilkan konidia. Bercak-bercak pada daun menghasilkan kumpulan konidia yang berwana putih dan tidak berlendir. Konidia dapat disebarkan Gambar. Penyakit Vascular Streak Dieback pada kakao



oleh air hujan, angin, dan serangga. Penyakit antraknose-colletotrichum



Penyakit VSD menular dari tanaman satu ke tanaman lain melalui spora



dapat bertahan secara laten pada kakao sepanjang tahun, yaitu pada daun



yang diterbangkan oleh angin pada tengah malam, Pada saat itu angin



sakit yang tidak gugur atau pada ranting sakit yang masih hidup.



biasanya bertiup perlahan-lahan sehingga spora yang diterbangkan juga tidak jauh, kira-kira hanya 10 m dari sumbernya.



44 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Identifikasi Penyebab Penyakit



8. Protozoa, misalnya Protozoa caffeicola atau Flagella sp, menyerang



Setelah mengetahui/ memahami tanda-tanda dan gejala penyakit



tanaman kopi;



tanaman maka berikut ini dibahas tentang penyebab penyakit yang berasal



9. Rickettsia Like Bacterium (RLB), misalnya RLB, menyerang tanaman



dari faktor biotik (patogen). Turrini(2007) menjelaskan bahwa penyebab



cengkeh, dan pear.



penyakit tanaman yang tergolong kedalam patogen atau dari faktor biotik



10. Xylem Limited Bacterium (XLB), misalnya XLB, menyerang tanaman



adalah organisme hidup yang sebagian besar bersifat mikro dan mampu



cengkeh;



menimbulkan penyakit pada tanaman. Mikroorganisme tersebut antara



11. Nematoda (sejenis cacing halus), misalnya Meloidogyne hapla, menyerang



lain dari golongan jamur, bakteri, virus, mikoplasma, spiroplasma, dan



tanaman tembakau, tomat, dan kentang



riketsia. Kemudian Djafaruddin (2004) memberikan contoh penyebab penyakit biotis (parasit/patogen) adalah sebagai berikut.



Penyebab penyakit tanaman ditinjau berdasarkan bagian tanaman/organ yang



1. Jamur/cendawan, misalnya Phytophthora infestans, menyerang tanaman



diserangnya, Djafaruddin (2004) menjelaskan sebagai berikut.



kentang dan tomat;



1. Parasit akar, yaitu parasit yang terkenal menyerang bagian akar saja,



2. Bakteri, misalnya Pseudomonas solanacearum, menyerang tanaman



hingga disebut dengan nama jamur akar. Misalnya, jamur akar putih



tomat, kentang, tembakau, kacang tanah;



(Leptoporus



3. Ganggang/Algae, misalnya Cephaleuros mycodea, menyerang tanaman



lignosus=Fomes



lognosus



=



Rigidoporuslignosus)



penyebab penyakit akar pada tanaman karet, kopi, teh, kelapa sawit,



teh, kayu manis, dan cengkeh;



coklat, kina, dan lain sebagainya. Jamur akar terdiri dari jamur akar



4. Virus, misalnya Vierus kerdil rumput atau Grassy Stunt Virus, menyerang



merah (Ganoderma pesudofferum), jamur akar hitam, dan jamur akar



tanaman padi;



coklat.



5. Viroid, misalnya Cadang-cadang Disease, menyerang tanaman kelapa



2. Parasit leher akar, ialah parasit yang menyerang pada bagian leher akar



terutama di Filipina;



(batas batang pokok dan dngan akar tunggang), misalnya jamur



6. Mikoplasma, misalnya Mikoplasma, menyerang jeruk penyebab penyakit



Ustulina maxima yang menyerang leher akar tanaman karet, kopi, dan



CVPD pada tanaman jeruk;



teh.



7. Spiroplasma, misalnya Spiroplasma zeae, menyerang tanaman jagung;



3. Parasit batang, ialah parasit yang menyerang pada bagian batang atau sering disebut penyebab penyakit kanker batang kaena yang diserang 45



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



selalu pada bagian batang saja. Misalnya kanker batang jeruk



Phloem Degeneration) pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh



disebabkan oleh parasit sebangsa jamur Diplodia natalensis, kanker



Mikoplasma (phloem vascular).



batang



tomat



disebabkan



oleh



bakteri



Corynebacterium



9. Parasit aneka bagian tanaman, ialah parasit yang dapat menyerang



michiganense.



beberapa bagian dari tubuh tanaman seperti Pyricularis oryzae pada



4. Parasit daun, ialah parasit yang hanya menyerang pada bagian daun



tanaman pai, dapat menyerang daun, menyerang leher malai,



saja, sehingga dikenal dengan nama becak daun (leaf spot), misalnya



menyerang upih daun, dan bagian lain seperti bulir, tangkai, cabang



pada tanaman kacang tanah disebabkan oleh Cercospora arachidicola,



tangkai bulir.



Cerccospora personata.



Beberapa contoh penyebab penyakit tanaman dengan tanda-tanda dan



5. Parasit biji atau malai, ialah parasit yang selalu menyerang biji atau



gejala yang tampak adalah sebagai berikut.



malai saja seperti pada jagung yaitu parasit Ustilago zeae, dan pada



Penyebab Penyakit Golongan Cendawan/Jamur :



padi Ustilago virescens.



Di antara penyebab penyakit golongan cendawan/jamur pada tanaman



6. Parasit buah, ialah parasit yang khusu menyerang pada bagian buah



kakao adalah Phytophthora palmivora. Jamur ini menimbulkan penyakit



saja sehingga terkenal penyebab busuk buah (fruit rot), misalnya



busuk buah. Jamur ini berukuran sangat kecil danpenyebarannya melalui



Pennicilium sp menyerng buah nangka, pepaya, dan mentimun.



angin.



7. Parasit pembuluh kayu, ialah parasit yang selalu menyerang pada



Gejalanya



mudah



terlihat



yaitu



pada



buah



yang



terinfeksi



bagian pembuluh kayu saja, misalnya Pseudomonas solanacearum



menunjukanterjadinya pembusukan disertai bercak coklat kehitaman



penyebab layu bakteri pada tanaman tomat, tembakau, kentang, dan



dengan batas yang tegas. Serangan jamur ini biasanya dimulai dari ujung



lain sebagainya. Penyakit pembuluh kayu tanaman cengkeh yaitu



atau pangkal buah. Perkembangan bercak coklat cukup cepat,



disebabkan oleh Rickettsia Like Bacterium (RLB), penyakit pembuluh



sehinggadalam waktu beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi



kayu tanaman coklat yaitu Onchabacidium theobromae (xylem



busuk, basah dan berwarna coklat kehitaman. Pada kondisi lembab pada



vascular).



permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih, serbukini adalah



8. Parasit pembuluh ayak/tapisan/floeem, ialah parasit yang menyerang



sporaPhytophthora.palmivora yang sering kali bercampur dengan jamur



pada bagian jaringan atau pembuluh tapisan seperti CVPD (Citrus Vein



sekunder (jamur lain) 46



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Gambar. Penyakit kanker batang kakao disebabkan Phytophthora palmivora



Gambar. Penyakit busuk buah kakao disebabkan Phytophthora palmivora



Penyebab Penyakit Golongan Bakteri



Berikutnya penyebab penyakit jamur Phytophthorapalmivora juga



Jumlah jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tumbuhan



menimbulkan penyakit pada tanaman kakao yang dikenal dengan penyakit



memang tidak sebanyak jumlah jenis jamur, tetapi penyakit yang



kanker batang. Gejala khusus yang tampak pada kulit batangtampak



disebabkan oleh bakteri pada umumnya merupakan penyakit yang



adanya warna gelap atau kehitaman dan agak berlekuk.Pada bercak hitam



mematikan. Bakteri penyebab penyakit tumbuhan menimbulkan gejala



ini seringditemukan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi



dan tanda penyakit khas yang berbeda dengan gejala dan tanda penyakit



seperti lapisan karat. Apabila kulit batang dikupas akan terlihat lapisan di



yang disebabkan oleh jamur. Untuk mengetahui penyebab penyakit



bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.



apakah dari golongan bakteri atau tidak, maka dapat dikenali dari tanda dan gejala yang muncul pada tanaman. Gejala yang ditunjukkan dari penyebab penyakit dari golongan bakteri yaitu adanya eksudat di dalam jaringan tanaman yang terserang.



47 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Kokus



 Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.



Penyebab penyakit dari golongan bakteri, berdasarkan bentuknyadibagi



Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan



menjadi tiga golongan besar, yaitu:



usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda



a (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan



ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.



mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:



Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan



 Mikrococcus, jika kecil dan tunggal



reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap



 Diplococcus, jka bergandanya dua-dua



pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan



 Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar



cahaya.



Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus



 Suhu.



Staphylococcus, jika bergerombol



Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3



Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai



golongan yaitu - Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C. - Bakteri mesofil,



b. Basil.



yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°- 55°C, dengan suhu



(Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,



optimum 25°-40°C. - Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di



dan mempunyai variasi sebagai berikut:



daerah suhu tinggi antara 40° -75°C, dengan suhu optimum 50 – 65°C.  Kelembaban:



Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua



Secara umum, bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-



Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai



kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan c. Spiril (Spirilum)



kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan



adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai



pengeringan.



berikut:  Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran 48 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



 Cahaya



Penyebaran penyebab penyakit dari golongan virus dapat menular dari



Sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya



satu tanaman ke tanaman lain melalui aktivitas serangga penular (vektor),



cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar



antara lain kutu daun, kutu kebul, dan Thrips. Proses terjadinya luka dapat



ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang



disebabkan oleh serangga penular, kegiatan budidiaya tanaman, misalnya



berakibat menghambat pertumbuhan atau mengakibatkan kematian.



perlakuan fisik terhadap tanaman yakni pengikatan, perempelan, dan



Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar



pemotongan. Proses pelukaan tersebut dapat menimbulkan penularan



sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.



sekaligus penyebaran virus. Penularan melalui pelukaan tanaman juga bisa terjadi karena gesekan antara tanaman yang terserang virus dengan



Penyebab Penyakit Golongan Virus



tanaman sehat. Contoh daun tanaman nilam yang terinfeksi oleh



Penyebab penyakit tanaman dari golongan virus adalah bersifat parasit



penyebab penyakit dari golongan virus



obligat yaitu hanya dapat hidup pada inang yang hidup. Virus tidak menyerap cairan atau nutrisi tanaman, tetapi virus menyerang dengan



Perencanaan metode pengendalian penyakit tanaman



cara memasuki sel inang dan memperbanyak diri di dalamnya. Jika



Penyusunan perencanaan metode pengendalian penyakit tanaman secara prinsip



tanaman inangnya mati, maka virus tersebut akan mati. Pemberantasan



tidak berbeda dengan metode pengendalian hama yang menyerang tanaman.



virus nyaris tidak mungkin dilakukan karena virus sangat mudah bermutasi.



Karena itu, Anda dapat menyimak uraian metode pengendalian hama. Metode



Pengendalian



pengendalian penyakit adalah sebagai:



virus



hanya



dilakukan



terhadap



serangga



vektor



penularannya.



a). Pengendalian secara bercocok tanam



Gejala tanaman yang terinfeksi oleh virus biasanya dapat diamati pada



b). Pengendalian dengan varietas tahan



bagian daun, buah, batang, cabang, maupun akar. Gejala tersebut



c). Pengendalian secara fisik dan mekanik



ditunjukkan dengan ukuran yang mengecil (mengeriting), perubahan



d). Pengendalian secara biologi (hayati)



bentuk atau perubahan bagian tanaman, perubahan warna, kematian



e). Pengendalian secara kimiawi



jaringan tanaman (misalnya bercak bercincin), dan tanaman mengalami hambatan pertumbuhan. 49 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Uraian dari metode pengendalian penyebab penyakit adalah sebagai berikut:



cendawan ini di dalam jaringan tanaman terserang. Sementara



1. Metode pengendalian secara bercocok tanam



makrokonidia spora diproduksi dipermukaan tanaman yang mati



Prinsip pengendalianpenyakit secara bercocok tanam adalah menciptakan



setelah terserang atau terinfeksi. Sedangkan klamidospora merupakan



kondisi



dan



spora yang terdapat pada tanah yang sudah terinfeksi. Klamidospora



perkembangbiakan penyebab penyakit tanaman. Sehingga dapat



mampu bertahan selama 30 tahun di dalam tanah.Baik mikrokonidia,



nengurangi laju peningkatan populasi penyebab penyakit. Selain itu juga



makrokonidia, dan klamidospora dapat menyebar dengan bantuan air,



menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan



peralatan pertanian, maupun kegiatan budidaya. Klamidospora



tanaman dan sebaliknya tidak mnguntungkan bagi perkembangan



merupakan jenis spora yang sangat aktif menginfeksi tanaman sehat



penyebab penyakit (patogen). Pengendalian hama secara bercocok tanam



melalui luka pada akar, maupun titik tumbuh akar lateral. Setelah



merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dilakukan



masuk xilem, miselium bercabang dan menghasilkan mikrokondidia



jauh-jauh hari sebelum ada infeksi pathogen.



yang akan terus berkecambah di dalam jaringan tanaman.



Beberapa teknik pengendalian penyakit secara bercocok tanam yaitu:



Pertumbuhan mikrokonidia spora ini mempengaruhi pasokan air,



a) Sanitasi;



sehingga tanaman menjadi lemas dan akhirnya mati. Pengolahan lahan



agro



ekosistem



tidak



sesuai



untuk



kehidupan



membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen.



dengan pencangkulan dan pembalikan tanah, agar bibit penyakit



Sisa-sisa



seringkali



terkena sinar matahari. Pengapuran lahan untuk meningkatkan pH



menyebabkan kondisi lembab sehingga menjadi sarang penyebab



tanah. Pada pH mendekati normal, cendawan tidak begitu aktif



penyakit atau sumber penyebab penyakit (inokulum). Musnahkan



menyerang. Jaga kelembaban di areal pertanaman, hindari adanya



tanaman terserang, usahakan agar tanah pada tanaman terserang



genangan air yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan dan



tidak tercecer. Masukkan tanaman dalam wadah agar tanahnya tidak



perkembangan spora.



atau



bagian-bagian



tanaman



tersebut



tercecer. Berikan kapur pada bekas tanaman yang dicabut.



2. Pengendalian dengan varietas tahan



b) Pengolahan tanah;



Penggunaan varietas tanaman antara lain dilakukan dengan menggunakan



ada beberapa jenis penyebab penyakit seperti Fusarium sp. Cendawan



benih unggul sehingga dapat mewujudkan tanaman bebas patogen.



ini mampu menghasilkan tiga tipe spora, yaitu mikrokonidia,



Penyebab penyakit dapat berasal dari benih hasil panen. Patogen yang



makrokonidia, dan klamidospora. Mikrokondidia spora diproduksi oleh



terdapat pada benih ada yang hanya menempel pada benih tetapi ada juga 50



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



yang menyerang bagian luar benih, bahkan ada yang sudah berada dalam



 Mutu Genetik Merupakan penampilan benih murni dari spesies atau



benih. Oleh karena itu pada saat mengadakan perlakuan benih atau



varietas tertentu mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok



perawatan benih harus dipilih cara yang tepat, sesuai dengan keadaan



sampai benih dasar.



patogen yang terdapat dalam benih. Untuk menghilangkan patogen ada



 Mutu Fisiologik Merupakan tampilan kemampuan daya hidup atau



beberapa cara, misalnya pada pathogen yang hanya menempel atau



viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh



menyerang pada bagian luar benih digunakan perawatan benih, sebab



benih.



umumnya cara ini hanya mampu mengendalikan pathogen yang berada



 Mutu Fisik Menampilkan penampilan benih secara prima bila dilihat



diluar benih saja, meskipun bila digunakan fungisida sistematik dapat pula



secara fisik, antara lain ukuran yang homogeny, bernas, bersih dari



mencapai bagian dalam benih dan mengendalikan patogennya. Untuk



campuran benih yang lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan



menghilangkan



lainnya, serta kemasan yang menarik.



pathogen



yang



berada



dalam



benih



umumnya



menggunakan perlakuan benih, sebab cara ini dapat membunuh pathogen,



Sehingga dapat dinyatakan bahwa mutu suatu benih dapat dilihat dari



baik yang diluar maupun yang didalam benih. Jadi jika bandingkanantara



faktorfaktor sebagai berikut : kebenaran varietas, kemurnian benih, daya



perlakuan benih dan perawatan benih pada umumnya, kebaikan perlakuan



hidup (daya kecambah dan kekuatan tumbuh), serta bebas dari hama dan



benih dapat membunuh patogen baik yang diluar maupun yang didalam



penyakit.



benih, sedangkan kebaikan perawatan benih selain membunuh patogen



3. Pengendalian secara fisik dan mekanik



pada bagian luar benih dapat mencegah infeksi patogen dari dalam tanah.



Pengendalian secara fisik adalah teknik pengendalian menggunakan atau



Perlakuan benih dilaksanakan secara fisik, misalnya menggunakan air



mengubah lingkungan fisik sehingga dapat menimbulkan kematian pada



panas, uap air, udara panas dan lain-lain. Benih yang dipakai untuk



jasad pengganggu dan mengurangi populasinya. Sedangkan pengendalian



penanaman sudah selayaknya kalau merupakan benih unggul, yang



secara mekanik adalah suatu cara pengendalian menggunakan cara-cara



minimal mempunyai sifat mampu berproduksi tinggi dan tahan gangguan



mekanik dengan tangan ataupun dengan alat dan bahan lain, dengan



baik hama, penyakit maupun gulma. Disamping itu ada syarat lain yaitu



tujuan. mematikan atau memindahkan jasad pengganggu tanaman. Misal



harus bersih, murni dan sehat atau bebas dari patogen.



bagian tanaman yang terinfeksi tanaman segera dicabut dan dimasukkan



Ciri-ciri benih yang baik adalah sebagai berikut: 51 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



 Parasitisme, adalah mikroorganisme yang dapat langsung menghisap



dalam kantong plastik jangan sampai tercecer, kemudian bekas tanaman yang dicabut ditaburkan kapur atau fungisida.



makanan dari  organisme lain yang bertindak sebagai patogen penyebab penyakit.



4. Pengendalian penyakit secara biologi Pengendalian secara biologi adalah suatu teknik pengendalian yang



5. Pengendalian penyakit secara kimiawi



dengan sengaja menggunakan organisme hidup (makhluk hidup) yang



Pengendalian secara kimiawi adalah suatu teknik pengendalian penyakit



bukan dari jasad pengganggu tanaman, dengan tujuan untuk



dengan menggunakan bahan kimia agar tidak menimbulkan kerusakan



mengendalikan serangan penyakit. Misalnya Trichoderma spp. yang



pada tanaman dan kerugian ekonomis Secara umum bahan kimia yang



diaplikasikan di persemaian untuk menekan pertumbuhan Ganoderma sp.



digunakan adalah pestisida, di antaranya fungisida, dan bakterisida.



Pengendalian biologi terhadap penyakit pada umumnya terjadi melalui mekanisme antagonisme, yaitu melalui peristiwa dimana organisme yang



Pelaksanaan pengendalian penyakit tanaman



satu



Beberapa contoh metode pengendalian suatu penyakit pada tanaman perkebunan



menghambat



perkembangan



pertumbuhan



organisme



lain.



Antagonisme terjadi dengan tiga cara, yaitu :



adalah sebagai berikut.



 Kompetisi, adalah antar organisme terjadi persaingan atau perebutan



a. Pengendalian penyakit kanker garis pada tanaman kakao Usaha-



ruangan atau keadaan



usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan



 yang telah tersedia secara langsung, yaitu perebutan terhadap nutrisi,



penyakit kanker garis antara lain adalah:  Tidak menanam klon yang rentan didaerah yang rawan penyakit



cahaya, air, oksigen,  dan sebagainya.



bidang sadap.



 Antibiosis, adalah suatu mikroorganisme antagonis menghasilkan



 Tidak menerapkan sistem sadap yang terlampau berat  Melumaskan fungisida + 5 cm di atas alur sadap dengan interval



senyawa kimia  (antibiotik) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme



5-7 hari selama periode dimana penyakit tersebut berjangkit.  Untuk mencegah penularan penyakit kanker garis melalui pisau



lainnya yang  bertindak sebagai patogen penyebab penyakit.



sadap, pisau sadap tersebut dicelupkan ke dalam disinfektan sebelum menyadap pohon berikutnya. 52



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Umumnya penyakit kanker garis berjangkit pada musim hujan.



Tindakan pengendalian dapat dilakukan antara lain:



Pelumasan fungisida dilakukan pada waktu tidak bertepatan



-



dengan hari sadap. Jenis fungisida yang efektif untuk



mengumpulkan dan membakar tanaman yang terserang penyakit



mengendalikan penyakit kanker garis adalah Difotan 4 F (2,0 %)



terutama bagi tanaman yang terinfeksi ada jamur



dan Actidione 4,2 % EC (0 30 %). Larutan disinfektan yang dapat



- Pangkal batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman



digunakan antara lain adalah fomalin 4- 5 % suspensi fungisida



15 - 20 cm serta dikeluarkan dari lahan perkebunan kelapa sawit



Difolatan 4 f (2 %)



- Tanaman yang terinfeksi tanpa ada jamur, tetapi masih tetap



b. Pengendalian penyakit Mouldy rot pada tanaman kakao



Pengendalian



secara



mekanis



yakni



membongkar,



berproduksi, harus dimonitor / kontrol terus



Penyakit Mouldy rot di lapangan dengan mudah diketahui jika



- Pengendalian secara kimiawi yakni sekitar pohon yang terserang



dibandingkan dengan penyakit kanker garis. Hal tersebut



digali parit selebar 30 cm, dalamnya 1 m ( parit isolasi ), kemudian



mempermudah penanggulangan penyakit secara dini. Usaha-



pinggir parit disemprot dengan fungisida



usaha yang dapat dilakukan dalam rangka penanggulangan



- Menggunakan biofungisida Marfu-P



penyakit kanker garis yaitu secara kimia dengan menggunakan



d. Pengendalian penyakit busuk tandan buah pada kelapa sawit



fungisida yakni Actidione, Benlate, Bavistin, Derozal dan Defolatan.



Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan



c. Pengendalian busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit



penularan penyakit busuk pembuluh yakni :



(TBM)



- Penggunaan benih yang sehat dan bebas dari patogen busuk



Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah



pembuluh



penyakit busuk pangkal batang sebagai berikut :



- Melaksanakan kultur teknis yang tepat seperti waktu penanaman



- Melakukan pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa



yang tepat, penyiraman tanaman, pemupukan serta pemeliharaan



tanaman kelapa atau kelapa sawit



lingkungan perkebunan kelapa sawit yang optimal.



- Menghindari penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan



Sedangkan beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk



kelapa



menncegah dan mengendalikan penyakit busuk tandan buah



- Melakukan sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali, untuk



sebagai berikut :



mengidentifikasi tanaman yang terserang/terinfeksi jamur 53 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



- Melakukan sanitasi /pembersihan kebun dari sisa-sisa bagian



Tes Formatif



tanaman yang menjadi sumber inokulum terutama pada musim



Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan



hujan



jelas!



- Pengendalian secara mekanis yakni dengan cara mengumpulkan



Soal:



dan membakar tandan buah yang terserang



1. Apa pengertian dari penyakit ?



- Pengendalian secara kimiawi yakni dengan menggunakan



2. Memahami tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab



fungisida yang selektif sehingga tidak mematikan serangga atau



penyakit adalah penting. Jelaskan !



kumbang yang membantu dalam penyerbukan. Fungisida yang



3. Jelaskan gejala-gejala tanaman terinfeksi penyebab penyakit!



biasa digunakan adalah Difolatan 0,2 – 07,%, dengan interval 2



4. Berikan contoh tanda-tanda dan gejala tanaman terinfeksi penyebab



minggu sekali



penyakit golongan cendawan/jamur! 5. Fase apakah penggerek buah kakao aktif menginfestasi tanaman kakao? 6. Tindakan pengendalian manakah yang paling tepat bagi penggerek buah kakao? 7. OPT yakni penggerek buah kakao (PBK) merupakan salah satu hama penting, hama tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan tipe alat mulutnya. Jelaskan proses serangannya dan sebutkan nama hama tersebut! 8. Tanda-tanda dan gejala-gejala tanaman kelapa sawit terinfeksi Ganoderma sp? Jelaskan! 9. Tindakan apa yang akandilakukan jika di antara pohon karet ada yang terinfeksi penyebab penyakit akar putih? Jelaskan! 10. Penyakit akar putih pada tanaman karet disebabkan oleh organisme hidup dari golongan? Jelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala tanaman yang terinfeksi penyebab penyakit tersebut! 54



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



3.6



Menerapkan pemeliharaan kesuburan tanah



cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan



a. Kondisi Kesuburan Tanah



tanaman.



Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman



Adapun tujuan pemeliharaan kesuburan tanah adalah untuk menjaga agar



tumbuh berdiri tegak, berkembangbiak hingga menghasilkan produk, baik



keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup



berupa buah, daun, bunga, getah dan biji.



seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi



Bila Anda melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan Anda temukan



tanah.



suatu areal tanah yang terlihat tumbuhan/tanaman hijau segar. Sebaliknya pada areal tanah yang lainnya dapat Anda temukan tanaman atau tumbuhan yang



b. Defisiensi unsur hara



kering kerontang. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah



Pada tanaman budidaya sering kita lihat ada tanaman yang pertumbuhannya



yang



diperlukan



tidak normalyaitu tanaman kerdil, warna daun berubah dan kematian organ



tanaman/tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan buah yang banyak.



tanaman seperti daun, bunga dan buah yang ditandai dengan kerontokan.



Kondisi tanah ini disebut tanah subur.Sedangkan fakta yang lainnya



Apabila tidak ada organisme lain yang menyebabkan gangguan atau kelainan



menunjukkan adanya suatu tanah yang tidak mampu menyediakan faktor-faktor



pertumbuhan tersebut, maka kelainan pertumbuhan itu dapat disebabkan



tumbuh yang diperlukan tanaman/tumbuhan, akibatnya pertumbuhan



adanya kekurangan/kelebihan salah satu atau beberapa unsur hara yang



tanaman/tumbuhan tampak kurus dan tanpa hasil. Kondisi tanah ini disebut



dibutuhkan tanaman. Berikut adalah kelainan tumbuhan dan gejalagejala



tanah tidak subur. Dari ilustrasi di atas, dapat dinyatakan bahwa tanah dikatakan



kekurangan unsur hara.



subur apabila suatu tanah mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang



1) Gejala Defisiensi Unsur N (Nitrogen) Tiap daun tua dari tanaman yang



diperlukan tanaman.Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara



menderita kekurangan N seluruhya tampak berubah warna menjadi hijau



dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik



muda, selanjutnya menguning, jaringan-jaringannya mati, kering berwarna



fisik, kimia dan biologi tanah disebut kesuburan tanah.



coklat, tanamannya kerdil, perkembangan buah tidak sempurna, kecil-kecil



Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam, strukturnya



cepat matang.



mampu



menyediakan



faktorfaktor



tumbuh



yang



gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi



2) Gejala Defisiensi Unsur P (Fospat) Tiap daun tua seluruhnya berwarna hijau



(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah



yang lebih hijau dari biasanya dan sering tampak mengkilat kemerahmerahan. Tangkai daun kelihatan lancip-lancip (meruncing), daun yang tua 55



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



kadangkadang berubah chlorotis (kuning-kuning). Pembentukan buah jelek,



7) Gejala Defisiensi Unsur Fe (Besi) Gejala awal terjadi pada daun-daun muda.



dan pertumbuhan tanaman kerdil.



Pada permulaannya chlorose terjadi di antara tulsng-tulang daun, warna daun



3) Gejala Defisiensi Unsur K (Kalium) Terdapatnya kelainan pada setiap daun tua



beruah menjadi kuning sampai putih kemudian berguguran, akhirna tanaman



setempat demi setempat, jadi setiap daun tidak menyeluruh, mula-mula daun



mati mlai dari pucuk.



mengkerut dan mengkilap, kemudian pada ujung daun dan tepi-tepinya



8) Gejala Defisiensi Unsur S (Belerang) Kelainan tampak pada daun-daun muda,



kelihatan klorosis menjalar diantara tulang daun, selanjutnya bercak merah



warna daun menjadi hijau muda, mengkilat agak keputihan lalu berunah



sering jatug dan daun kelihatan bergerigi. Pada tanaman teh tepi daun



menjadi kuning hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek



berwarna yuasa gak kehijauan, terkadan daun ini berjatuhan, tampaknya



dan kurus.



tanaman itu brtdaun jarang. Pada kelapa buahnya cepat berguguran



9) Gejala Defisiensi Unsur Cl (Klorida) Kelainan tampak pada daun yang menjadi



4) Gejala Defisiensi Unsur Ca (Kalsium) Kelainan pada pemulanya tampak pada



keriput. Produktifita tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.



daun-daun muda secara setempat demi setempat diujung serta tepinya



10) Gejala Defisiensi Unsur B (Boron) Kelainan terjadi pada daun-daun muda.



mengalami chlorose, menjalardiantara tulang-tulang daun kuncup-kuncup



Chlorose dimlai dari bagian bawah daun muda kemudian menjalar sampai ke



yang tumbuh mati atau jika ada daun yang tumbuh warnanya berubah.



bagian tepi daun, selanjutnya daun mati. Daun yang baru muncul keadaannya



5) Gejala Defisiensi Unsur Mg (Magnesium) Kelainan tampak pada daun-daun



kecil, kuncup mati.



tua, chlorose mulai tampak menjalar pada tulang-tulang daun, warna daun



11) Gejala Defisiensi Unsur Cu (Tembaga) Kelainan tampak pada daun-daun



beruah menjadi coklat sedankan tulan daun tetap hijau, daun tampak lemah.



muda. Ujung daun tampak layu sedangkan jaringan daun tidak mati. Pada



Pembakaran leh sinar mataahari mudah terjadi karena daun tidak berlapiskan



daun-daun muda kadang mengalami chlorose.



lilin. Pada tanaman yang menghasilkan biji akan menghasilkan biji yang lemah.



12) Gejala Defisiensi Unsur Zn (Seng) Kelainan tampak pada daun-daun tua. Daun



6) Gejala Defisiensi Unsur Mn (Mangan) Kelainan tampak pada daun-daun muda,



berwarna kekuningan atau kemerahan. Daun dapat berlubang, mengering lal



daun sering terlihat warna kekuningan atau merah dan di beberapa tempat



mati.



jaringan daunnya mati. Clorose berlangsung di antara tulan daun, warna dari



13) Gejala Defisiensi Unsur Mo (Molibdenum) Gejala tampak pada pertumbuhan



kuning dapat berubah menjaadi putih, tempat-tempat yang chlorose ini mati,



tanaman tidak normal, warna daun brubah, daun keriput, mengering lalu



tetapi tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Pementukan biji tidak bagus.



mati pucuk. Pertumbuhan tanaman terhenti lalu mati. 56



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



c. Peranan Unsur Hara



Berperan dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam



Salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah unsur hara. Tanaman sangat



pembentukan enzim-enzim pada tanaman).



memerlukan zat makanan (atau hara tanaman) untuk pertumbuhan dan



7. Fe (Besi)



perkembangannya. Berikut adalah peranan unsur hara atau unsur ”makanan”



Berperan pada proses-prosesisiologis tanaman seperti proses pernapasan



bagi tanaman.



dan pementukan klorofi.



1. N (Nitrogen)



8. S (Belerang)



Memacu petumbuhan tanaman secara umum, terutama fase vegetatif,



Membantu pembentukan bintil akar, pembentukan asam amino,dan



berperan pada pembentukan kloroil, membentuk lemak, protein, dan



pertumbuhan tunas.



persenyawaan lain.



9. Cl (klorida)



2. P (Fospat)



Membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas



Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar



produksi tanaman.



protein (ATP an ADP), mmantu asimilasi dan respirasi, mempercepat



10. B (Boron)



proses pembunaan dan pembuahan, serta memasakan biji dan buah.



Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, mempercepat



3. K (Kalium)



penyerapan unsur kalium, berperan pada pertumbuhan tanaman,



Memantu pementukan proein dan karbohidrat, memperkuat jaringan



khususnya di bagian yang masih aktif, meningkatkan kualitas produksi.



tanaman, berperan mementuk antiodi tanaman terhadap penyakit serta



11. Cu (Tembaga)



kekeringan.



Pendorong poses pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam



4. Ca (Kalsium)



pementukan enzim tanaman.



Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu kar an biji, serta menguatkan



12. Zn (Seng)



batang, menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.



Pembentukan hormon pada tanaman.



5. Mg (Magnesium)



13. Mo (Molibdenum)



Membantu pembentukan klorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat,



Fungi sama seperti Cu, pengikat nitrogen ebas di udara dan menjadi



lemak, berperan penting dalam tranportasi fospat pada tanaman.



komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman



6. Mn (Mangan)



leguminosae 57



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



d. Identifikasi Pupuk



2) Pupuk sumber Fosfor



1) Pupuk sumber Nitrogen



a. SP-36 Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.



a. Amoniun Nitrat



Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran an



Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah



berwarna auabu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat



dingin dan daerah panas. Pupuk ini akan membakar tanaman apabila



sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya



diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung



tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.



engan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi



b. Amonium Phosfat



pemberiannya harus lebih sering. Amonium Nitrat bersifat higroskopis



Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.



sehingga tidak dapat disimpan lebih lama.



Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya



b. Amonium Sulfat



termasuk alkalis dan mudah larut didalam air. Sifat lainnya adalah tidak



Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen



higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat



dan 26% sulfus, erbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi



membakar karena indeks garamnya rendah.



kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar. Sifat



3) Pupuk sumber Kalium



reaksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH rendah.



a. Kalium Klorida



c. Kalsium Nitrat



Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat



Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam



higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak



air. Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena



membutuhkanya.



mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.



b. Kalium Sulfat



d. Urea Pupuk urea memiliki kandungan N yang tinggi yaitu 46%, sehingga



Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%,



sangat higroskopis. Urea mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga



berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam. Dapat



mudah menguap dalam bentuk amonia.



digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam. c. Kalium Nitrat Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral. 58



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



4) Pupuk sumber unsur makro sekunder



5) Pupuk sumber unsur mikro



a. Kapur dolomit



Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk



Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan



garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini bersifat mudah



untuk menaikan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg



larut di dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah



(19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat



Cu, Fe, Zn dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber



ditentukan oleh ukuran butirannya. Semakin halus butirannya semakin



boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai



baik kualitasnya.



pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium



b. Kapur Kalsit



molibdat. Berbagai garam anorganik dan kandungan unsur hara mikro disajikan



Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk



pada Tabel



meningkatkan pH tanah. Warnanya putih dan butirannya halus, mengandung 90199% Ca. Bersifat lebih cepat larut di dalam air. c. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali) Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk butiran dan berwarna kuning. Bersifat sukar larut dalam air. d. Kapur Gypsum Erbentuk bubuk berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang erganggu karena kadar garam yang tingi. e. Bubuk Belerang Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya



Table . Jenis Garam Anorganik dan Kandungan Unsur Hara Mikro



dapat mencapai 99%. Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk



Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam



mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk



yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat



menurunkan pH tanah.



mengikat ion logam seperti yang dilakkan koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. Selain 59



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



disediakan oleh kedua jenis pupuk di atas unsur hara mikro juga disediakan



c) ZK = 750/10.000 x 50/50 x 100 kg = 7,5 kg



oleh berbagai pupuk majemuk yang banyak beredar di pasaran.



3. Menghitung Kebutuhan Pupuk Bila Yang Tersedia Pupuk Majemuk dan Pupuk Tunggal Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan 90 kg N dan



e. Perhitungan Kebutuhan Pupuk



20 kg P2O5 Pupuk yang tersedia adalah Complesal 20-20-0 dan Urea



Agar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum



Berapakah masing-masing pupuk yang harus disediakan ?



melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan.



Perhitungnnya :



Berikut contoh penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan.



a) Dosis per hektar : 90 kg N + 20 P2O5



1. Menghitung kebutuhan pupuk per hektar Misalnya kita menganggap



b) Penuhi dengan Complesal 20-20-0 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5



lahan yang akan kita tanami membutuhkan unsur hara N, P dan K. Dari



dan sisanya sebanyak 70 kg dengan Urea



percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang optimal



c) Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah 100 kg Complesal 20-



direkomendasikan untuk diberikan pemupukan dengan dosis 60 kg N, 30



20-0 yang mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5



kg P2O5 dan 40 kg K2O. Bila pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), ES



d) Pupuk Urea sebanyak 70/45 x 100kg = 155 kg



(18% P2O5) dan KCl (60% K2O) Perhitungan :



f. Teknik pembuatan kompos



a) ZA = 60 /21x 100 = 286 kg/ha



Pengomposan adalah suatu proses pengelolaan limbah padat, dengan cara



b) ES = 30 /18 x 100 = 167 kg/ha



bertahap. Komponen bahan padat diuraikan secara biologis dibawah



c) KCl = 40 /60 x 100 = 67 kg/ha



keadaan terkendali sehingga menjadi bentuk yang dapat ditangani, disimpan



2. Menghitung Kebutuhan Pupuk untuk luas Tertentu Sebidang lahan



atau digunakan untuk lahan pertanian tanpa pengaruh yang merugikan.



pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis per hektar 120



Pengomposan bahan-bahan organik, terutama pada sisa-sisa tanaman dan



kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45% N), TSP



kotoran hewan sering dilakukan oleh para petani, dengan tujuan untuk



(46% P2O5) dan ZK (50% K2O)



menambah tingkat kesuburan lahan pertanian yang dikelolanya. Tujuan dan



Perhitungannya :



sasaran pengomposan pada dasarnya untuk memantapkan bahan-bahan



a) Urea = 750/10.000 x 120/45 x 100 kg = 20 kg



organik yang berasal dari bahan-bahan limbah, mengurangi bau, membunuh



b) TSP = 750/10.000 x 45/46 x 100 kg = 7,3 kg 60 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



organisme patogen dan biji-biji gulma, pada akhirnya menghasilkan pupuk



kemunduran kualitas tanah yang berdampak pada penurunan



organik seragam dan sesuai untuk tanah.



produktivitas lahan.



Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.



Dari beberapa contoh penyebab timbulnya masalah kesuburan tanah di atas,



Pada proses dekomposisi secara aerobik, mikroorganisme menggunakan



maka beberapa metode perbaikan kesuburan tanah adalah sebagai berikut:



oksigen untuk menguraikan bahan organik dan mengasimilasi Karbon,



a. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan konservasi lahan Lahan



Nitrogen, Fosfor, Sulfur dan unsur-unsur lainnya untuk sintesis protoplasma.



perkebunan tidak selamanya dilakukan di lahan datar. Di daerah-daerah



Pada proses dekomposisi secara anaerobik, reaksi biokimia berlangsung



tertentu banyak perkebunan dilakukan pada lahan berbukit yang



melalui proses reduksi.



mempunyai topografi yang berpariasi. Sebagai contoh perkebunan teh



Kecepatan penguraian bahan organik menjadi kompos bergantung pada



banyak dilakukan di daerah pegunungan yang berbukit. Pada daerah-



beberapa faktor yaitu: ukuran partikel, unsur hara, kandungan air, aerasi,



daerah tersebut sangat rawan terjadi erosi.



keasaman (pH) dan suhu.



Metode perbaikan kerusakan kesuburan tanah akibat erosi antara lain adalah:



g. Mengidentifikasi Metode Perbaikan Kesuburan Tanah



 penghijauan hutan (reboisasi)



Untuk membahas metode perbaikan kesuburan tanah, terlebih dahulu kita



 pembuatan teras



identifikasi bentuk dan jenis masalah kesuburan tanah.Beberapa contoh



 penanaman secara kontur



masalah kesuburan tanah yang sering terjadi yaitu sebagai berikut:



 multiple cropping



1. Akhir-akhir ini sering terjadi kebanjiran, sehingga areal pertanaman



 penanaman tanaman penutup tanah



terendam oleh air. Tanah yang terendam air tersebut menyebabkan



b. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan Pemupukan



kekurangan kadar oksigen. Sehingga akar tanaman tidak mampu



yang diberikan kepada tanaman yaitu menerapkan prinsip tepat waktu,



melakukan proses fisiologis yaitu pernafasan, akibatnya tanaman mati.



tepat dosis, dan berimbang. Tepat waktu artinya pupuk tersebut



2. Dampak dari penggunaan pupuk buatan secara terus menerus dapat



diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan



menimbulkan kerusakan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.



tanaman. Sedangkan tepat dosis adalah pemberian jumlah pupuk sesuai



3. Tanaman perkebunan banyak diusahakan pada lahan dengan kemiringan



kebutuhan



agak curam, oleh karena itu erosi dapat menjadi salah satu penyebab 61 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



tanaman.



Berimbang



artinya



pemberian



pupuk



memperhatikan keseimbangan komposisi unsur hara penyusun pupuk



musim penghujan, agar pencucian atau pengangkutan oleh air dapat



(unsur hara makro dan mikro.)



terhindarkan.



Pada kelompok tanaman tahunan biasanya dilakukan pemupukan dengan metode :



h. Perlakuan Perbaikan Kesuburan Tanah



1) Disebar(Broad cast)



1) Metode perbaikan kesuburan tanah melalui konservasi lahan Secara



Pelaksanaan metode ini yaitu pupuk yang tidak mudah larut dalam air



garis besar, teknik pengendalian erosi dibedakan menjadi dua, yaitu



dan yang bagian-bagian utamanya terikat secara kimia, disebar secara



teknik konservasi mekanik dan vegetatif. Metode perbaikan



merata di atas bedengan dan atau pada lubang tanam dan diaduk secara



kesuburan tanah secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa



merata dengan tanah. Jenis pupuk untuk metodedisebar yaitu TSP atau



cara, terutama pada saat tanaman masih relatif muda, atau tingkat



NPK.



penutupan lahan relatif rendah.



2) Disemprotkan Pupuk tambahan biasanya diberikan jenis pupuk daun



Beberapa alternatif teknik konservasi yang dapat dipilih adalah



yang disemprotkan bersamaan dengan pemberian pestisida, sekaligus



sebagai berikut:



untuk pengendalian hama dan penyakit.



a) Penanaman tanaman penutup tanah Tanaman penutup



3) Di samping tanaman (Side Band Placement) Pelaksanaannya, pupuk



tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk



ditempatkan di tanah di sisi bibit atau tanaman, pada satu atau kedua



melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki



belah sisinya maupun secara melingkar di bawah sekitar tajuk tanaman.



sifat kimia dan fisik tanah. Manfaat tanaman penutup



4) Ditempatkan di atas permukaan tanah (Top Dressed/Side Dressed



tanah adalahuntuk menahan dan mengurangi daya rusak



Placement)



butir-butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sumber



Prinsipnya pupuk ditempatkan di atas permukaan tanah sekitar tempat



pupuk organik, dan untuk menghindari dilakukannya



tumbuh tanaman atau di sisi tanaman, Tanah dikorek sedikit agar



penyiangan yang intensif.Penyiangan intensif dapat



penempatan pupuk berlangsung dengan baik, kemudian ditutup agar tidak



menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk



tercuci atau terangkut oleh air hujan. Pemupukan sebaiknya dilakukan



menghindari persaingan antara tanaman penutup dengan



menjelang musim hujan . Biasanya dilakukan minggu pertama sesudah



tanaman utama, dapat dilakukan penyiangan melingkar (ring weeding). 62



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman penutup tanah di lahan perkebunan antara lain Arachis pintoii, Centrosema pubescens, Calopogonium muconoides, Mucuna sp., dan tanaman legum menjalar lainnya. a) Metode Strip Rumput Alami Merupakan



teknik



konservasi



dengan



cara



membiarkan sebagian tanah pada barisan/strip sejajar Gambar Konservasi lahan dengan penanaman tanaman



kontur (di antara tanaman perkebunan) ditumbuhi



penutup tanah.



rumput secara alami selebar 20-30 cm. Manfaat strip



Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup



rumput alamiuntuk konservasi tanah dengan cara



memerlukan persyaratan berikut:



mengurangi kuatnya aliran permukaan. Selain itu strip



 mudah diperbanyak;



rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan



 sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan



ternak. Dengan berjalannya waktu (3-4 tahun setelah



tanaman utama;



aplikasi), strip rumput alami dapat membentuk teras



 tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun;



kredit.



 tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi;



b) Metode Rorak



 toleran terhadap pemangkasan,



Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau



 resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan,



saluran peresapan sebagai tempat penampungan air



dan injakan;



aliran permukaan dan sedimen. Ukuran rorak yang



 mampu menekan pertumbuhan gulma;



umum digunakan pada lahan usaha tani tanaman



 tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti



perkebunan adalah panjang 50-100 cm, lebar 50 cm,



duri dan sulur-sulur yang membelit.



dan dalam 30-50 cm. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan rorak adalah: air hanya boleh 63



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



tergenang beberapa saat. Apabila penggenangan



(2) pangkasan dari tanaman legum pohonan dapat



berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan masalah



berfungsi sebagai sumber mulsa dan pupuk hijau; dan



berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman.



(3) tanaman lainnya yang ditanam dalam sistem



Adapun manfaat rorak selain untuk menampung



multistrata dapat menjadi sumber pendapatan



sedimen (sediment trap) dan menyalurkan air, rorak



tambahan.



juga dapat menampung serasah, sehingga rorak dapat



d) Metode



perbaikan



kesuburan



tanah



berfungsi sebagai fasilitas untuk aplikasi mulsa vertikal



melaluipembuatan teras Pada lahan-lahan yang



juga dapat merangsang pertumbuhan akar baru, yang



memiliki slope kemiringan lebih dari 15 % maka untuk



berdampak pada peningkatan produksi tanaman.



melakukan



perbaikan



kesuburan



tanah



dapat



c) Sistem multistrata Merupakan konservasi tanah



dilakukan dengan membuat teras. Pembuatan teras



dengan cara penanaman tanaman buahbuahan, kayu-



merupakan salah satu teknik konservasi mekanik. Ada



kayuan,



bermacam teras yang dapat dibuat yaitu sebagai



dan/atau



(multipurpose



tanaman



leguminous)



di



legum



multiguna



antara



tanaman



berikut:



perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta



Teras bangku



komunitas tanaman dengan berbagai strata tajuk.



Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara



Dengan kondisi yang demikian, hanya sebagian kecil



memotong panjang lereng dan meratakan tanah di



saja air hujan yang langsung menerpa permukaan



bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan bangunan



tanah. Adapun manfaat sistem multistrata, selain



yang berbentuk seperti tangga. Pada usahatani lahan



menguntungkan



tanah,



kering, fungsi utama teras bangku adalah: (1)



penerapan sistem multistrata dapat memberikan



memperlambat aliran permukaan; (2) menampung



keuntungan lain, yakni:



dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan



(1) tersedianya naungan untuk tanaman utama



yang tidak sampai merusak; (3) meningkatkan laju



sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma;



infiltrasi; dan (4) mempermudah pengolahan tanah.



dari



segi



konservasi



64 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar,



Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras



membentuk sudut 00 dengan bidang horizontal),



bangku, yaitu untuk menahan laju aliran permukaan



miring ke dalam/goler kampak (bidang olah miring



dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah.



beberapa derajat ke arah yang berlawanan dengan



Saluran



lereng asli), dan miring keluar (bidang olah miring ke



permukaan dari bidang olah ke saluran pembuangan



arah lereng asli).



air. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam



Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam



menanggulangi erosi dan aliran permukaan, guludan



pembuatan teras bangku adalah:



diperkuat dengan tanaman penguat teras. Jenis



air



dibuat



untuk



mengalirkan



aliran



tanaman yang dapat digunakan sebagai penguat teras bangku juga dapat digunakan sebagai tanaman penguat teras gulud. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan teras gulud yaitu: o Teras gulud cocok diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, dapat juga pada lahan dengan kemiringan 40-60% namun relatif kurang efektif o Pada tanah yang permeabilitasnya tinggi, guludan



Teras gulud



dapat dibuat menurut arah kontur. Pada tanah yang



Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi



permeabilitasnya rendah, guludan dibuat miring



dengan saluran air di bagian belakang gulud. Metode



terhadap kontur, tidak lebih dari 1% ke arah saluran



ini dikenal pula dengan istilah guludan bersaluran.



pembuangan. Hal ini ditujukan agar air yang tidak



Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan,



segera terinfiltrasi ke dalam tanah dapat tersalurkan



saluran air, dan bidang olah.



ke luar ladang dengan kecepatan rendah 65 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



Teras individu



Kegiatan pemupukan di perusahaan perkebunan dilaksanakan



Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap



dengan mengikuti ketentuan-ketentuan agar efektif dan efisien.



individu



Efektivitas pemupukan dilakukan dengan memperhatikan beberapa



Teras kebun



hal di antaranya adalah daya serap akar tanaman, cara pemberian dan



Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman



penempatan pupuk, waktu pemberian serta jenis dan dosis pupuk.



tahunan,



a) Cara pemupukan



khususnya



tanaman



pekebunan



dan



buahbuahan. Teras dibuat dengan interval yang



Secara umum ada beberapa cara pemupukan yaitu disebar,



bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras



dilarutkan, dibenamkan, dan disemprotkan. Untuk tanaman



bertujuan untuk:



perkebunan tahunan biasanya dilakukan dengan cara disebarkan



(1)



meningkatkan



efisiensi



penerapan



teknik



secara merata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam



konservasi tanah, dan (2)



memfasilitasi



memupuk tanaman perkebunan tahunan yaitu: pengelolaan



lahan



 Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan



(land



management facility), di antaranya untuk fasilitas



kotoran lain.



jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja dalam



 Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari



pemeliharaan kebun.



pohon sampai pinggir piringan  Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang



2) Metode perbaikan kesuburan melalui pemupukan Kegiatan pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan



lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit,



hara kepada sebidang tanah di sekitar tanaman, agar tanaman



sisanya ( 1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.



mampu melakukan proses-proses fisiologis yakni fotosintesis dan



b) Waktu pemupukan Pupuk harus tersedia pada waktu yang



respirasi secara normal. Melalui proses pemupukan tersebut



ditentukan, sehingga keberadaannya tidak menjadikan suatu



diharapkan kebutuhan hara bagi tanaman dapat terpenuhi, sehingga



hambatan bagi tanaman yang akan dipupuk. Waktu terbaik untuk



tanaman akan menghasilkan dalam jumlah maksimal dan mutu yang



melakukan pemupukan adalah pada saat awal musim penghujan,



baik.



yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat 66



JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP



lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Dengan demikian,



Tes Formatif



pupuk yang diberikan di masingmasing tanaman dapat segera



Petunjuk mengerjakan: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan



larut dalam air, sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman.



jelas!



c) Jenis dan dosis pupuk Jenis dan dosis pupuk yang digunakan



Soal:



disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah dan waktu



1. Jelaskan pengertian kesuburan tanah!



pemberiannya.



2. Jelaskan gejala defisiensi unsure N! 3. Jelaskan peranan unsure P bagi pertumbuhan tanaman! 4. Jelaskan ciri-ciri pupuk urea! 5. Sebidang lahan pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis per hektar 120 kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45% N), TSP (46% P2O5) dan ZK (50% K2O). hitung berapa kebutuhan Urea, TSP dan ZK? 6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penguraian bahan organik pada pembuatan kompos! 7. Sebutkan beberapa cara perbaikan kesuburan tanah dengan cara konservasi lahan! 8. Jelaskan beberapa metode pemupukan pada tanaman perkebunan tahunan!



67 JULIANTHIE MANDASARI MODUL PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN XI ATP