Modul Pengantar Ilmu Komunikasi (TM1) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI



HAKIKAT KOMUNIKASI



Fakultas Ilmu Komunikasi



Program Studi



Advertising and Marketing Communication



Abstract Pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai Hakikat komunikasi termasuk ruang lingkup dan fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia



Modul



01



Kode MK



Disusun Oleh



85001 Kelas : B11436B A



Endri Listiani, S.IP. M.Si.



Kompetensi Setelah mengikuti perkuliahan ini, Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang hakikat komunikasi, ruang lingkup dan fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia.



SElamat datang di pembelajaran Pengantar Ilmu Komunikasi. Mata kuliah ini adalah matakuliah inti Fakultas, diharapkan mahasiswa mampu memahami dengan baik sebagai dasar pemahaman pada ilmu komunikasi tingkat lanjut. Pada modul ke 1 ini kita akan membahas mengenai Hakikat Komunikasi.



Pendahuluan



A



khir-akhir ini minat orang mempelajari komunikasi makin meningkat, bukan saja di kalangan mahasiswa, tetapi juga di kalangan anggota masyarakat lainnya, apakah itu lewat seminar, diskusi dan pelatihan.



Komunikasi pada hakekatnya merupakan sesuatu hal yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. banyak pakar mengatakan bahwa bagaimanapun kita tidak mungkin dapat menghindari berondongan komunikasi, seperti kata Watzlawick, Beavin dan Jackson; "We can not not communicate!". Bahkan ketika kita diam sekalipun, sebenarnya kita tengah melakukan aktivitas komunikasi. Melalui komunikasi, manusia mengekspresikan dirinya membentuk jaringan interaksi sosial, dan mengembangkan kepribadiannya. komunikasi apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia Sebaliknya kegagalan komunikasi bisa berakibat fatal baik secara individual maupun sosial. Secara individual, kegagalan komunikasi menimbulkan frustasi, demoralisasi, alienasi, dan penyakitpenyakit jiwa lainnya. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian, kerja sama, toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial. Terdapat bukti bahwa suatu kekeliruan dalam menerjemahkan suatu pesan yang dikirimkan pemerintah Jepang boleh jadi telah memicu pengeboman Hiroshima. Kata mokusatsu yang digunakan Jepang dalam merespons ultimatum AS untuk menyerah diterjemahkan oleh Domei sebagai “mengabaikan”, alih-alih maknanya yang benar, “jangan memberi komentar sampai keputusan diambil”. Cerita di atas menunjukkan bahwa bahwa ternyata komunikasi itu tidak semudah yang kita duga. Beberapa kekeliruan tentang komunikasi adalah sebagai berikut:



201 5



2



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id







Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi adalah kemampuan alamiah; setiap orang mengetahui apa komunikasi itu dan mampu melakukannya.







Keterampilan komunikasi adalah bakat, sifat bawaan, bukan diperoleh karena usaha atau pendidian.







Saya berbicara, karena itu dengan sendirinya saya berkomunikasi.







Komunikasi terjadi hanya jika saya menghendakinya.







Kita



membutuhkan



lebih



banyak



komunikasi



(anggapan



kuantitas



komunikasi



berhubungan dengan kualitas hidup).







Makna terdapat pada kata-kata (padahal oranglah yang memberi makna).







Komunikasi adalah suatu panasea universal. (Thomas Hurt, Michael D. Scott, dan James C. McCroskrey, dalam Deddy Mulyana, 2000:viii)



1.1 Ruang Lingkup Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Seorang bayi menangis di tengah malam, seorang bapak sedang membaca suratkabar, seorang dosen yang sedang mengajar, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut merupakan gambaran peristiwa komunikasi dalam berbagai konteks. Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam keseharian kita sebagai manusia, namun terjadi juga dalam kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk hidup lainnya. Hewan mempunyai cara berkomunikasi yang khas. Beberapa hewan berkomunikasi lewat suara mereka, lewat perilaku, isyarat-isyarat sederhana, atau kombinasi keduanya. Seekor burung misalnya dapat mengekspresikan perasaannya dengan suara tertentu. Seekor lebah menunjukkan jarak kepada lebah lainnya dengan menggunakan gerakan seperti tarian-tarian tertentu. Seekor anjing berkomunikasi dengan anjing lainnya dengan menggonggong, menggeram, menyerang dan sebagainya. Setiap isyarat membangkitkan isyarat tandingan yang otomatis dan langsung oleh anjing lainnya. Persoalan di sini apakah peristiwa komunikasi seperti di atas yang dimaksudkan dalam studi komunikasi? Jawabannya sudah tentu adalah tidak. Komunikasi yang dimaksud 201 5



3



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



dalam pengertian di sini adalah komunikasi insani (human communication) atau biasa disebut komunikasi antarmanusia. Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan manusia lainnya yang menjadi kajian ilmu sosial. Peristiwa-peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, sangatlah luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Lebih lanjut, ilmu komunikasi juga merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Artinya, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi berasal dari dan menyangkut berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya seperti linguistik, politik, sosiologi, psikologi, antropologi dan ekonomi. Komunikasi sebenarnya selain sebagai ilmu juga adalah suatu seni dan ketrampilan. Sebagai ilmu, komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistimatis berdasarkan fakta dan riset, yang secara normatif hasilnya dapat disajikan dan diterapkan untuk menciptakan dan membina tatanan hidup manusia agar menjadi lebih baik dalam pribadi maupun dalam hidup bermasyarakat. Sebagai seni bila yang dibicarakan tipografis suatu penerbitan, pemilihan kata-kata yang tepat untuk sebuah pidato, atau teknikteknik persuasi yang efektif untuk masyarakat tertentu. Dan komunikasi adalah ketrampilan bila yang dimaksud adalah menggerakkan kamera, menulis komposisi pidato, atau merencanakan organisasi hubungan masyarakat.



1.2



Fungsi-Fungsi Komunikasi



Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa pakar komunikasi, maka mereka mengemukakan beberapa fungsi yang berbeda-beda walaupun banyak pula yang menunjukkan kesamaan. Beberapa fungsi komunikasi itu antara lain: 1. Thomas M. Scheidel Menurutnya bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. 201 5



4



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



2. Rudolph F. Verderber Mengemukakan bahwa komunikasi itu mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu. 3. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson Mereka mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. 4. Harold D. Lasswell Beliau menyebut tiga fungsi dasar, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat di mana manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaan, maka anggota masyarakat dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan. Misalnya bagaimana orangtua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana



201 5



5



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. 5. William I. Gorden, Menurutnya keempat fungsi komunikasi adalah sebagai berikut: a



Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial Fungsi ini setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri/pernyataan eksistensi diri, untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan dengan orang lain, dan untuk memperoleh kebahagiaan. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Pembentukan Konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukka kepada kita bahwa kita adalah manusia. Bahkan kita pun akan menyadari nama kita adalahh “Asep”, kita adalah lelaki atau perempuan, pintar, atau menyenangkan juga dari orang lain. Konsep diri yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, kerabat, maupun orang-orang dekat lainnya disekitar kita. Proses pembentukan konsep diri dapat digambarkan secara sederhana, sebagai berikut:



Umpan Balik Orang Lain



Perilaku Kita



Konsep diri



Sumber : (Robert Hopper dan Jack L. Whitehead, dalam Deddy Mulyana, 2000:9)



Pernyataan Eksistensi Diri 201 5



6



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



Orang berkomunikasi untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Beberapa contoh:







Anak-anak balita yang sedang bermain-main dengan teman-teman sebayanya di lingkungan kita, dengan mudah menunjukkan “fenomena seorang anak yang berbicara sendirian” untuk menunjukkan bahwa dirinya eksis, meskipun teman-temannya itu asyik bermain dengan diri dan mainan mereka masing-masing. Dan ia mulai berhenti berbicara sendiri ketika teman-temannya pergi.







Bila seorang anggota kelompok diskusi tidak berbicara sama sekali dan memilih tetap diam, orang lain akan segera menganggapnya bahwa si pendiam itu tidak ada sama sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu untuk memberi komentar atau berbicara kepadanya. Dan apabila si pendiam serta merta memutuskan berbicara, anggota lainnya sering bereaksi seolah-olah si pendiam itu mengganggunya. Mereka memperhatikannya sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak berbicara. Respons kelompok ini mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam membuat komentar dalam diskusi dan sekedar menunggu giliran untuk berbicara lagi. Namun bila partisipan ini pasif sama sekali, eksistensinya tampak hampir diabaikan para pembicara yang aktif. Si pendiampun gagal menggunakan pembicaraan untuk meningkatkan eksistensi dirinya. (Thomas M. Scheidel, dalam Deddy Mulyana, 2000:13).







Pada uraian penanya dalam seminar, meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung kepada pokok masalah, penanya itu sering berbicara panjang lebar, mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.







Perhatikan pula fenomena interupsi pada sidang-sidang MPR maupun DPR.



Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Bagaimanapun kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Untuk itu kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan.



201 5



7



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan irihati dan kebencian, Untuk memperoleh kesehatan emosional, kita harus memupuk perasaan-perasaan positif dan menetralisir perasaan-perasaan negatif. Artinya melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. Dalam kehidupan keseharian, secara sadar ataupun tidak, kita sering mengucapkan “Selamat pagi”, “Hallo” “Assalamu’alaikum”, “Apa kabar?”, menanyakan keadaan keluarga, pekerjaan, mengomentari cuaca, menganggukkan kepala, melambaikan tangan, bersalaman, ini semua dilakukan untuk menunjukkan bahwa kita ramah, dan untuk menumbuhkan atau memupuk kehangatan dengan orang lain. Komunikasi inilah yang disebut komunikasi fatik (phatic communication).



b



Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan



(emosi)



kita.



Perasaan-perasaan



tersebut



terutama



dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat katakata, namun terutama yang penting lewat perilaku non verbal. Beberapa contoh jenis komunikasi ekspresif:







Seorang ibu membelai kepala anaknya untuk menunjukkan rasa sayang.







Seseorang menyatakan cinta atau kasih sayang dengan memnberikan bunga kepada orang yang dikasihinya. (“katakanlah dengan bunga”).







Mahasiswa memprotes kebijakan



penguasa dengan melakukan demonstrasi, unjuk



rasa, mogok makan, maupun aksi diam.







Selain itu, tari-tarian, musik, pementasan drama, yang mana untuk mengekspresikan kesadaran adalah termasuk juga komunikasi jenis ini.



201 5



8



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



c



Fungsi Ketiga: Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi happy birthday dan pemotongan kue) pertunanganan (melamar, tukar cincin), pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, dan sebagainya) hingga upacara kematian. Bahkan termasuk di dalamnya adalah ritual olah raga, khususnya kompetisi tingkat dunia, mirip dengan upacara keagamaan. Peristiwa itu mencakup tata cara yang hampir dianggap suci dan harus dipatuhi. Di samping itu, peristiwa itu juga menggunakan lambang-lambang seperti bendera, lagu kebangsaan, kostum, tempattempat “suci” yang dikhususkan bagi pemain, pelatih, penonton, juga batasan waktu dan sebagainya. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilakuperilaku tertentu yang bersifat simbolik.Ritus-ritus lain seperti berdoa (shalat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, idul fitri atau natal, juga adalah komunikasi ritual. Pada hakikatnya yang berpartisipasi dalam komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. Contoh, dalam ibadah haji, pakaian ihram yang berwarna putih dan tidak dijahit melambangkan kesederajatan seluruh umat manusia. Orangorang Katolik memakan roti dan meminum anggur yang melambangkan daging dan darah Yesus dalam misa mereka, yang secara simbolik turut merasakan penderitaan Sang Juru Selamat. Dalam perkawinan adat sunda, adegan pengantin wanita membersihkan kaki pengantin pria setelah pengantin pria menginjak telor mentah melambangkan kesetiaan dan pengabdian isteri kepada suami, dan kesediaan untuk memperoleh bimbingannya, sementara huap lingkung



(saling menyuapi makanan,



biasanya daging ayam) melambangkan bahwa suami-isteri harus harmonis, saling membutuhkan, saling memberi dan menerima, dan saling menyayangi. Komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Substansi kegiatan ritual itu sendiri bukanlah yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri sehingga kita diakui dan diterima dalam kelompok kita.



201 5



9



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



d



Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Atau dengan kata lain, kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya, untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan materiil, ekonomi dan politik, yang antara lain dapat diraih lewat pengelolaan kesan (impression management),



yakni taktik-taktik



verbal dan non verbal, seperti berbicara yang sopan, berpakaian yang rapi dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita yang kita inginkan. Taktik itu misalnya lazim kita lihat pada saat orang melakukan kampanye politik. (Deddy Mulyana, 2000:31). Sedangkan tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding berbahasa asing atau pun keahlian menulis.



Kedua



tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. Suatu survey atas para manajer personalia 175 perusahaan besar di bagian barat amerika menunjukkan bahwa komunikasi lisan dan komunikasi tulisan menempati urutan pertama dan kedua dari 24 kecakapan terpenting yang mempengaruhi kesuksesan alumni jurusan Bisnis dalam mendapatkan pekerjaan.



201 5



10



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id



Daftar Pustaka



201 5







Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada







Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.



11



Pengantar Ilmu Komunikasi Endri Listiani, S.IP., M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id