Modul Perawatan Sistem Ac [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PKKR Kelas XI PERAWATAN SISTEM AC MOBIL



Oleh :Ach. Sarif, S.Pd NIP : 197604272005011009



Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK NEGERI 2 KEBUMEN SMK NEGERI 2 KEBUMEN SMK NEGERI 2 KEBUMEN i



HALAMAN PENGESAHAN



Modul Pembelajaran Perawatan Sistem Air Conditioner (AC) Tingkat XI TKRO telah disahkan pada:



Hari



:......................................



Tanggal



:....................................



Disahkan oleh:



Ketua Paket Keahlian TKRO



Kepala Sekolah



Drs. Sri Hastana



Nurul Aini, S.Pd., M.Pd.



NIP. 19620217 198903 1 010



NIP.19700901 200312 1 001



ii



KATA PENGANTAR



Teknologi dari masa ke masa selalu mengalami kemajuan yang pesat, salah satunya di bidang transportasi. Kini perkembangan bidang transportasi khususnya kendaraan ringan sangat besar, terlihat dari banyaknya kendaraan yang melintas di jalan. Kendaraan yang tadinya konvensional sekarang didominasi oleh kendaraan modern keluaran terbaru. Begitu juga dengan fitur-fitur yang ada seperti pendingin kabin/AC, yang semula tidak ada sekarang mayoritas sudah ada. Modul ini membahas tentang perawatan sistem AC mobil, mulai dari komponen sampai cara merawat sistem AC mobil. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik dapat melakukan perawatan sistem AC mobil.



Kebumen, … September 2020



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 B. Kompetensi Dasar (KD) ........................................................................................... 1 C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ................................................................. 1 D. Tujuan ...................................................................................................................... 2 BAB II MATERI SISTEM AC .......................................................................................... 3 A. Sistem AC Mobil...................................................................................................... 3 B. Komponen-Komponen Sistem AC .......................................................................... 4 1.



Jenis-jenis Kompresor .......................................................................................... 4



2.



Kopling Magnet (Magnetic Clutch) ..................................................................... 8



3.



Kondensor AC .................................................................................................... 10



4.



Filter (Receiver Dryer) ....................................................................................... 13



5.



Expansion Valve (Katup Ekspansi) .................................................................... 15



6.



Evaporator .......................................................................................................... 19



7.



Blower ................................................................................................................ 21



C. Refrigerant.............................................................................................................. 22 1.



R-12 (Dicloro Difluoro Methane) ...................................................................... 22



2.



R-22 (Chloro Difluoro Methane)........................................................................ 23



3.



R-134a (Tetrafluoro Ethane) .............................................................................. 24



D. Cara Kerja Sistem AC ............................................................................................ 25 E. Perawatan Sistem AC Menggunakan Alat Ukur .................................................... 26 1.



Tes Tekanan........................................................................................................ 26



2.



Tes Temperatur ................................................................................................... 28



3.



Tes Kebocoran .................................................................................................... 30 iv



EVALUASI ....................................................................................................................... 33 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 37



v



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Desain mobil dengan ruang penumpang tertutup memerlukan perangkat supaya dalam ruangan mobil tersebut tidak terasa panas, gerah atau pengap. Cara mengurangi panas, gerah dan kepengapan yang dianggap paling baik adalah dengan memasang sistem AC atau singkatan dari Air Conditioner. Disamping memperoleh kenyamanan dengan menggunakan AC, keamanan penumpang lebih terjamin karena pintu dan jendela mobil dalam keadaan tertutup ketika sistem AC dihidupkan, dan dapat menyerap uap air yang menempel pada kaca mobil saat udara lembab atau saat hujan turun sehingga tidak menghalangi pandangan pengemudi serta menghindari udara kotor masuk ke dalam mobil. Pengetahuan tentang sistem AC sangatlah penting, agar kita dapat menggunakan dan melakukan perawatan sistem AC dengan benar. Modul ini dibuat untuk menambah pengetahuan peserta didik tentang sistem AC, mulai dari komponen, cara kerja, sampai dengan cara merawatnya. B. Kompetensi Dasar (KD) 3.8



Menerapkan cara perawatan sistem AC



4.8



Merawat berkala sistem AC



C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.8.1



Setelah membaca modul siswa dapat menjelaskan cara kerja sistem AC sesuai buku pedoman.



3.8.2



Setelah membaca modul siswa dapat mengelompokkan komponen sistem AC yang memerlukan perawatan berkala sesuai SOP.



3.8.3



Setelah membaca modul siswa dapat menentukan alat ukur yang digunakan dalam perawatan sistem AC sesuai SOP.



4.8.1



Setelah membaca modul siswa dapat menggunakan alat ukur untuk merawat sistem AC sesuai SOP



4.8.2



Setelah membaca modul siswa dapat melakukan perawatan berkala sistem AC sesuai SOP. 1



D. Tujuan Setelah mempelajari modul Perawatan Sistem AC, peserta didik diharapkan mampu: 1. Menjelaskan cara kerja sistem AC 2. Mengelompokkan komponen sistem AC yang memerlukan perawatan berkala 3. Menentukan alat ukur yang digunakan dalam perawatan sistem AC 4. Menggunakan alat ukur untuk merawat sistem AC 5. Melakukan perawatan berkala sistem AC



2



BAB II MATERI SISTEM AC



A. Sistem AC Mobil Air Conditioner (AC) adalah istilah untuk perlengkapan yang memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan/ sesuai keinginan



penggunanya.



Jadi,



dapat



berfungsi



untuk



mendinginkan



atau



menghangatkan suatu ruangan. Apabila di dalam ruangan temperaturnya tinggi maka panas akan diambil agar temperatur turun, fungsi ini disebut pendinginan. Sebaliknya ketika temperatur ruangan rendah akan diberikan panas agar temperatur ruangannya naik, ini fungsi pemanasan. Sebagai tambahan, kelembabannya ditambah atau dikurangi agar terasa nyaman. Sistem AC untuk mobil terdiri dari heater (pemanas) dan atau cooler (pendingin) dengan pembersih embun (moisture remover) dan pengatur aliran udara. Indonesia merupakan negara beriklim tropis, jadi jenis AC yang sering kita jumpai adalah cooler/ pendingin, sedangkan AC jenis heater/ pemanas biasa digunakan di negara bersalju seperti Jerman, Amerika Serikat, dan sebagainya. Fungsi sistem AC dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mengontrol temperatur 2. Mengontrol sirkulasi udara 3. Mengontrol kelembaban 4. Memurnikan udara



Gambar 1. Garis Besar Sistem AC



3



B. Komponen-Komponen Sistem AC 1. Jenis-jenis Kompresor Kompresor adalah pompa untuk memompa atau menekan refrigerant agar tekanan refrigerant meningkat dan dapat mengalir ke seluruh sistem AC. Meningkatnya tekanan refrigerant juga akan menaikkan temperatur refrigerant. Wujud refrigerant yang sebelum masuk ke kompresor berwujud gas dan memiliki tekanan rendah serta suhu rendah maka setelah keluar dari kompresor wujud refrigerant akan berwujud gas dengan tekanan tinggi serta temperatur tinggi. Kompresor AC di dalam sebuah kendaraan bekerja dengan memanfaatkan putaran dari mesin, dengan kata lain kompresor AC dapat bekerja ketika mesin kendaraan dihidupkan.



Gambar 2. Salah satu konstruksi kompressor



Jenis kompresor AC sangat banyak, maka dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerja atau gerakan dari kompresornya. Perhatikan bagan di bawah ini :



a. Tipe-tipe Kompresor Tipe Crank Kompresor tipe ini menggunakan prinsip kerja mengubah putaran crank shaft menjadi gerakan bolak-balik piston. Pada kompresor tipe crank di dalamnya terdapat satu buah piston yang memiliki satu sisi kerja yaitu pada bagian atas pistonnya. Piston ini akan bergerak naik turun di dalam ruang silinder ketika 4



kompresor AC bekerja. Di atas kepala silinder terdapat dua buah katup yaitu katup suction (katup hisap) dan katup disharge (katup penyalur atau keluar).



Gambar 3. Kompressor tipe Crank



 Cara kerja dari kompresor tipe crank ini adalah dengan memanfaatkan putaran crank (engkol). Piston terpasang pada bagian crank dan crank diputar oleh putaran mesin. Ketika piston bergerak ke bawah maka volume ruangan di atas piston akan membesar dan hal ini akan menyebabkan kevakuman di atas piston. Akibat adanya kevakuman ini maka akan menarik katup suction sehingga katup suction membuka dan refrigerant terhisap di dalam ruang di atas piston. Pada saat ini katup discharge tertutup.  Ketika piston bergerak naik maka volume ruangan di atas piston akan menyempit dan menyebabkan tekanan refrigerant akan meningkat. Meningkatnya tekanan refrigerant di dalam silinder tepatnya di atas piston akan membuat katup discharge tertekan dan membuka. Membukanya katup discharge ini juga akan membuat refrigerant yang bertekanan keluar dari kompresor dan kemudian disalurkan ke kondensor.



5



Tipe Swash Plate



Gambar 4. Kompressor tipe Swash Plate



 Kompresor AC tipe swash plate di dalamnya terdapat banyak piston dan bekerja dengan dua sisi kerja, yaitu sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor dengan jumlah 10 silinder dan sejumlah piston dengan interval 120o untuk kompresor dengan jumlah 6 silinder.  Di dalam setiap silinder pada kompresor tersebut terdapat katup suction dan katup discharge.  Cara kerja kompresor tipe swash plate ini bekerja dengan piston digerakkan oleh sebuah piringan pengatur (swash plate). Swash plate diputar oleh putaran mesin.  Ketika swash plate berputar maka piston akan bergerak ke kanan dan ke kiri karena posisi swash plate adalah dibuat miring.  Ketika piston bergerak ke arah dalam maka katup suction akan membuka sehingga menghisap refrigerant ke dalam silinder dan ketika piston bergerak ke arah luar maka katup discharge akan membuka sehingga refrigerant bertekanan akan keluar.



6



Tipe Through Vane



Gambar 5. Kompressor tipe Through Vane



 Kompresor AC tipe through vane ini di dalamnya terdapat dua bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus di dalam silinder (stator).  Selain itu, di dalam kompresor AC juga terdapat rotor yang berputar dan saluran hisap (suction port) dan saluran keluar (discharge port).  Cara kerja kompresor AC tipe through vane ini adalah ketika vane rotor berputar maka vane akan bergeser karena gaya sentrifugal dan akan membuat vane menyentuh bagian dalam silinder (stator).  Ketika saluran suction terbuka maka refrigerant akan terhisap masuk di dalam silinder dan kemudian akan dikompresikan oleh vane dengan mempersempit ruangan diantara vane, rotor dan dinding silinder.  Selanjutnya refrigerant bertekanan akan dikeluarkan di saluran discharge. b. Cara Kerja Kompressor Jika diibaratkan, fungsi kerja kompresor AC mobil adalah sebuah jantung di dalam sistem ac. Apabila kompresor ac ini mati atau mengalami kerusakan maka ac mobil tidak akan berfungsi. (Berikut penjelasan dari tipe Crank, sebagai contoh). Ada 3 kerja kompresor AC, yaitu:  Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.



7



 Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.  Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi. c. Perawatan Kompressor (Berikut penjelasan dari tipe Crank, sebagai contoh).  Jika kita perhatikan gambar komponen kompresor diatas, konstruksinya hampir sama dengan mesin mobil yaitu memiliki piston dan poros engkol. Kompresor bekerja menggunakan oli yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan dan mencegah kompresor cepat panas. Jadi seperti oli mesin, oli kompresor juga perlu diganti secara rutin setiap 20.000 km atau minimal 1 tahun sekali. Gunakan oli sesuai dengan spesifikasi kompresor, contoh tipe Crank menggunakan oli DENSO OIL 6 atau SUNISO No 5GS.  Saat kendaraan diparkir di tempat panas, jangan langsung menghidupkan AC. Jika AC langsung dihidupkan justru akan membuat kompresor lebih cepat rusak, dengan suhu kabin yang panas maka kompresor punya beban kerja yang lebih berat yang artinya komponen di dalamnya akan bekerja lebih keras juga. Ketika mengalami kondisi seperti di atas sebaiknya menurunkan suhu kabin dengan cara membuka jendela dan pintu beberapa saat.  Terkadang ada masanya kompresor bocor sehingga oli menetes keluar dan AC menjadi kurang dingin. Jika ini terjadi, biasanya ada orang yang mengambil langkah ekonomis untuk menambal kompresornya agar bisa digunakan lagi. Ternyata itu bukan solusi terbaik karena penambalan memang bisa membuat kompresor tidak bocor, namun jika kompresor sudah dibuka maka kinerjanya akan berkurang dan tidak maksimal lagi dalam mendinginkan



kabin.



Sehingga



direkomendasikan



untuk



mengganti



kompresor dengan yang baru jika sudah bocor. 2. Kopling Magnet (Magnetic Clutch) Magnetic Clutch digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan kompresor dari mesin. Konstruksinya terdiri dari stator, rotor dengan puli, dan pressure plate untuk mengikat drive pulley dan kompresor secara magnet. Stator diikat pada kompresor housing dan pressure plate dipasangkan pada kompresor shaft. 8



Gambar 6. Kopling magnet (magnetic clutch)



a. Tipe-tipe Magnetic Clutch Magnetic clutch dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk kompresor dan jarak mesin seperti berikut: Tipe F, tipe G : untuk kompresor tipe Crank Tipe R, tipe P : untuk kompresor tipe Swash Plate dan Through Vane b. Cara Kerja Saat mesin hidup, maka puli akan berputar karena gerakan oleh shaft melalui tali penggerak (drive belt), tetapi kompresor tidak berputar kecuali magnetic clutch dialiri arus. Pada saat sistem AC ON, amplifier mengalirkan arus listrik ke stator coil. Selanjutnya gaya elektro magnet pada stator akan menarik pressure plate dan menarik plat terhadap permukaan gesek pada puli. Pergesekan antara permukaan dan plat menyebabkan magnetic clutch assembly berputar sebagai satu unit dan menggerakkan kompresor. c. Perawatan  Jangan Menyetel Temperatur AC pada Level Rendah saat Kendaraan melaju pada Kecepatan Tinggi Beberapa pengemudi menyetel temperatur AC pada level rendah saat mobil melaju di kecepatan tinggi. Hal ini menyebabkan pulley jadi cepat putus nyambung – putus nyambung. Akibatnya, saat di putaran tinggi clutch bergesekan dengan sangat kasar, ini menyebabkan pulley AC mobil jadi cepat aus. Maka dari itu, sangat disarankan untuk menyetel full suhu AC mobil saat mobil melaku pada kecepatan tinggi. 9



 Membersihkan Pressure Plate / center piece Pemeriksaan pada permukaan pressure platenya terdapat minyak atau benda asing yang menempel pada permukaan atau tidak.  Cek Jarak Renggang Rotor dan Pressure Plate



Gambar 7. Pemeriksaan celah kopling magnet



Kerenggangan atau jarak yang diperbolehkan untuk magnetic clutch compresssor AC mobil adalah 0,5 mm.  Saluran Listrik Pemeriksaan rangkaian kelistrikan menuju magnetic clutch apakah terdapat kabel yang putus atau tidak.  Stator Coil / Spul Magnet Bagian stator coilnya terputus atau terbakar, sehingga harus mengganti dengan yang baru. 3. Kondensor AC Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan alat yang digunakan untuk merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperatur atmosfir. Jumlah panas yang dilepaskan refrigerant gas di dalam kondensor sama dengan panas yang diserap di dalam evaporator ditambah panas kerja yang diperlukan kompresor untuk menekan refrigerant. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%. 10



Gambar 8. Salah satu konstruksi kondensor AC



a. Jenis-jenis Kondensor Bentuk saluran bermacam-macam. Ada yang dibuat mengular, ada yang dibuat lurus, dan lain sebagainya. Berikut merupakan jenis kondensor AC: 



Kondensor AC Tipe Vane and Tube Salah satu jenis kondensor AC yang mana saluran dibuat multi S atau zig zag. Namun saluran atau tube berbentuk bulat.







Kondensor AC Tipe Serpentine Salah satu jenis kondensor AC yang mana saluran atau tube dibuat zig zag. Tipe ini memiliki bentuk tube yang pipih yang disusun dengan konstruksi multi S.







Kondensor AC Tipe Paralel Flow Salah satu jenis kondensor AC yang mana saluran refrigerant atau refrigerant dibuat sejajar. Artinya refrigerant akan mengalir dari satu sisi ke sisi yang lain secara bersamaan. Pada jenis paralel flow biasanya tube dibuat dengan bentuk pipih.



b. Cara Kerja  Refrigerant atau refrigerant bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi dari kompresor kemudian didinginkan didalam kondensor AC. Pendinginan



11



dibantu dengan extra fan. Refrigerant atau refrigerant yang semula bersuhu 80 derajat celcius akan diturunkan menjadi sekitar 57 derajat celcius.  Udara yang dihisap extra fan akan mengalir melalui sirip-sirip kondensor AC. Udara yang memiliki temperatur lebih rendah akan menghisap panas dari refrigerant dan refrigerant. Oleh karena itu, pada proses ini terjadi perpindahan kalor. Semakin banyak panas yang dilepas oleh refrigerant atau refrigerant maka proses pendinginan akan semakin maksimal.  Selain perpindahan energi panas, didalam kondensor AC juga terjadi proses kondensasi atau pengembunan. Kondensasi merupakan perubahan wujud dari gas menjadi cair. Saat memasuki kondensor, refrigerant atau refrigerant masih berbentuk gas. Kemudian didalam kondensor AC akan didinginkan dan dirubah wujudnya menjadi cair. Refrigerant akan mulai berubah wujud ketika sudah melalui setengah jalur kondensor AC. Kemudian refrigerant atau refrigerant berbentuk cair ini akan diteruskan ke receiver dryer untuk proses selanjutnya. c. Perawatan  Kotor Perawatan yg rutin seperti mencuci kondensor diperlukan, disamping membersihkan kisi kisi kondensor. Fungsi mencuci kondensor adalah merawat dari karat. Kalau kondensor anda masih orisinil berbahan alumunium berfungsi mengurangi pengeroposan dari luar. Perbersihan kisikisi berfungsi supaya aliran udara berjalan baik sehingga pendinginan bisa maksimal.  Buntu Penyebab buntu terjadi karena banyak kotoran yang menyumbat aliran refrigerant, kotoran dalam aliran refrigerant terjadi dari gesekan logam dalam kompresor, kerak selang ataupun pipa alumunium yg terbawa beserta refrigerant. Perawatan rutin diperlukan untuk antisipasi kebuntuan, perawatan berupa penggantian dryer yang otomatis akan mengganti refrigerant. Karena setiap membuka setiap part AC mobil, anda harus mengganti refrigerant juga.  Bocor Kebocoran terjadi karena ada bagian dari kondensor yg sudah lemah sehingga tidak mampu menahan refrigerant bertekanan tinggi. Bisa juga karena drier/saringan buntu sehingga tekanan dalam kondensor trus 12



bertambah (refrigerant trus di pompa oleh kompresor) dengan tekanan yg semakin membesar, bagian dari kondensor yg lemah akhirnya kalah sehingga terjadi kebocoran. 4. Filter (Receiver Dryer) Receiver dryer merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigerant. Filter / Reciever drie mempunyau 3 fungsi , yaitu : 



Menyimpan refrigrant







Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter agar tidak bersirkulasi pada sistem AC.







Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant sebelum dimasukkan ke katup ekspansi



Gambar 9. Konstruksi Receiver-dryer



a. Komponen-komponen receiver -dryer  Filter Filter, merupakan komponen receiver dryer yang memiliki fungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang ikut terbawa oleh refrigerant. Kotoran ini dapat berasal dari gram-gram pada kompresor atau kotoran dari luar saat proses pengisian.  Dessicant Dessicant atau silica gel, merupakan komponen receiver dryer yang memiliki fungsi untuk menyerap air yang ikut bersirkulasi bersama refrigerant. Air



13



dapat berasal dari proses pemvakuuman yang kurang sehingga meninggalkan udara didalam saluran sistem AC.  Sight Glass Sight glass, merupakan komponen receiver dryer yang memiliki fungsi untuk melihat aliran refrigerant yang terdapat pada sistem AC. Namun tidak semua receiver dryer mempunyai sight glass. Pada beberapa tipe sight glass diletakkan pada pipa sambungan. Selain untuk melihat aliran refrigerant, sight glass juga dapat berfungsi untuk melihat jumlah refrigerant yang terdapat pada sistem AC. Apabila jumlah refrigerant sedikit maka akan menimbulkan banyak gelembung udara yang dapat merusak berbagai komponen yang terdapat pada sistem AC. Sementara itu apabila jumlah refrigerant atau reefrigerant berlebihan atau kosong, maka sight glass tidak akan menimbulkan gelembung udara sama sekali. Pada kondisi refrigerant yang terlalu penuh maka dapat menyebabkan tekanan pada sistem AC meningkat. Hal ini dapat merusak berbagai komponen terutama sambungan pipa. Oleh karena itu, pada proses pengisian harus pass yaitu sedikit gelembung.  Saluran Masuk (IN) Saluran masuk, merupakan salah satu komponen receiver dryer yang memiliki fungsi sebagai saluran masuk refrigerant.  Saluran Keluar (OUT) Saluran keluar, merupakan salah satu komponen receiver dryer yang memiliki fungsi sebagai jalan keluar refrigerant yang sudah disaring dan diserap uap airnya. b. Cara Kerja  Refrigerant yang masuk kedalam receiver dryer akan mengalami proses penyerapan uap air yang dihasilkan oleh udara didalam sistem AC. Penyerapan uap air ini dilakukan oleh bagian receiver dryer yang bernama dessicant atau silica gell. Uap air harus diserap agar tidak menyumbat saluran pada katup ekspansi dan evaporator. Kita ketahui bahwasanya suhu atau temperatur didalam saluran katup ekspansi dan evaporator dapat mencapai 30 derajat celcius. Hal tersebut tentunya apabila ada air yang masuk ke saluran tersebut dapat membeku dan mengganggu sirkulasi refrigerant pada sistem AC. 14



 Setelah diserap uap airnya, maka refrigerant akan mengalami proses penyaringan. Bagian receiver dryer yang menyaring refrigerant adalah filter. Filter akan menyaring atau memfilter berbagai kotoran yang ikut terbawa oleh refrigerant agar tidak ikut bersirkulasi ke dalam sistem AC. Kotoran ini dapat berasal dari serpihan-serpihan yang dihasilkan oleh kompresor yang aus ataupun kotoran dari luar ketika proses pengisian dan pengosongan.  Refrigerant yang sudah dipastikan bersih sebagian akan disalurkan ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya. Sementara itu sebagian refrigerant akan disimpan untuk proses selanjutnya ketika katup ekspansi membutuhkan refrigerant untuk disalurkan ke evaporator. c. Perawatan  Dryer filter yang tersumbat kotoran merupakan permasalahan yang membuat kinerja sistem AC tidak maksimal.  Tak hanya kotoran, material lain juga bisa menjadi penyebab komponen yang satu ini menjadi tersumbat. Salah satunya adalah batu silika receiver yang terlepas dari tempatnya sehingga saluran freon akan menutup dan aliran freon menjadi terhambat. Batu silika pada komponen ini terbungkus dan memiliki fungsi untuk menyaring kotoran. Jika bungkus silika mengalami kebocoran maka bukan menjadi hal yang mustahil jika batu silika tersebut akan masuk ke berbagai komponen pada AC.  Jika masalah ini terjadi maka salah satu cara yang bisa dilakukan agar dryer filter bisa berfungsi dengan baik adalah dengan mengganti dryer filter.  Kalau untuk perawatannya sebaiknya diganti secara rutin. Untuk dryer, disarankan melakukan penggantian tiap setahun sekali. 5. Expansion Valve (Katup Ekspansi)



Gambar 10. Salah satu konstruksi expansion valve



15



Katup ekspansi atau expansion valve adalah salah satu komponen yang terdapat pada sistem AC. Komponen ini berada diantara receiver dryer dan evaporator, lebih tepatnya katup ekspansi terletak di saluran masuk ke evaporator. a. Fungsi Katup Ekspansi  Menurunkan Tekanan Refrigerant atau Refrigerant (Mengabutkan) Refrigerant yang semula bertekanan tinggi hasil kompresi dari kompresor perlu diturunkan tekanannya untuk mengefektifkan proses pendinginan di evaporator.  Mendinginkan Temperatur Refrigerant atau Refrigerant Akibat penurunan tekanan dari refrigerant atau refrigerant maka refrigerant akan menurun juga temperaturnya hingga -30 derajat celcius.  Mengatur Banyaknya Refrigerant atau Refrigerant Yang Disalurkan Ke Evaporator Sesuai dengan Beban Pendinginan AC Banyaknya refrigerant yang dikabutkan tergantung sensor panas pada heat sensing tube yang dipasang pada saluran outlet evaporator. Semakin panas, maka refrigerant yang disalurkan semakin banyak atau menandakan beban AC tinggi. Semakin rendah panas, maka refrigerant yang disalurkan semakin sedikit atau menandakan beban AC kecil. b. Jenis-jenis Katup Ekspansi 



Tipe Orrifice Katup Ekspansi Tipe Orrifice, merupakan salah satu jenis katup ekspansi yang menggunakan orrifice untuk mengatur refrigerant yang disalurkan dari katup ekspansi ke evaporator. Banyaknya refrigerant yang mengalir tetap sesuai dengan ukuran orrifice yang ada.







Tipe Pipa Kapiler Katup Ekspansi Tipe Pipa Kapiler, merupakan salah satu jenis katup ekspansi yang mana terdapat heat sensing tube untuk mengukur suhu atau temperatur refrigerant yang keluar dari evaporator. Panas yang diterima oleh heat sensing tube akan digunakan untuk mengatur banyak sedikitnya refrigerant yang disalurkan oleh katup ekspansi ke evaporator.







Tipe Box Katup Ekspansi Tipe Box, merupakan salah satu jenis katup ekspansi yang banyak digunakan saat ini. Katup ekspansi tipe box menggunakan sensor 16



suhu dan tekanan untuk mengatur banyak sedikitnya refrigerant yang mengalir dari katup ekspansi ke evaporator. c. Komponen-komponen Katup Ekspansi: 1) Saluran Inlet Saluran inlet berfungsi sebagai saluran masuknya refrigerant atau refrigerant yang mengalir dari receiver dryer. 2) Saluran Outlet Saluran outlet berfungsi sebagai saluran keluarnya refrigerant atau refrigerant dari katup ekspansi ke evaporator. 3) Diafragma atau Membran Diafragma atau membran berfungsi sebagai penerus panas yang dideteksi oleh heat sensing tube, untuk melawan pegas agar katup dapat membuka sesuai dengan kebutuhan. Diafragma atau membran akan melengkung dan mendorong pegas dan jarum agar membuka. Semakin besar beban AC maka diafragma akan melengkung lebih dalam sehingga katup akan membuka lebih lebar. 4) Pegas Pegas, merupakan salah satu komponen katup ekspansi yang memiliki fungsi sebagai pengembali posisi diafragma agar katup dapat tertutup sempurna ketika katup ekspansi tidak bekerja. 5) Jarum dan Katup Jarum dan katup, merupakan salah satu komponen katup ekspansi yang memiliki fungsi untuk mengatur banyak sedikitnya refrigerant atau refrigerant yang disalurkan ke evaporator. Semakin besar katup membuka maka refrigerant yang disalurkan juga semakin banyak. Sebaliknya seakin kecil katup membuka maka refrigerant yang disalurkan juga semakin sedikit. 6) Bodi Bodi, merupakan salah satu komponen katup ekspansi yang memiliki fungsi sebagai wadah dan pelindung berbagai komponen katup ekspansi yang lainnya. 7) Heat Sensing Tube Heat sensing tube, merupakan salah satu komponen katup ekspansi yang memiliki fungsi sebagai sensor temperatur pada saluran yang keluar dari evaporator. Semakin besar suhu maka heat sensing tube akan meneruskan 17



panas yang diterima untuk membuka membran semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil panas yang diterima maka semakin kecil pula membran untuk membuka katup. 8) Pipa Kapiler Pipa kapiler, merupakan salah satu komponen katup ekspansi yang memiliki fungsi untuk menyalurkan panas dari heat sensing tube ke membran. d. Cara Kerja Katup Ekspansi



Gambar 11. Bagian-bagian expansion valve



 Refrigerant atau refrigerant bertekanan akan mengalir dari receiver dryer ke katup ekspansi akibat penekanan dari kompresor. Namun refrigerant atau refrigerant belum diteruskan ke evaporator karena katup masih dalam kondisi tertutup.  Heat sensing tube akan mendeteksi panas yang dihasilkan oleh refrigerant yang keluar dari saluran outlet evaporator. Panas yang diterima akan diteruskan melalui pipa kapiler ke membrane (diaphragm) didalam katup ekspansi. Semakin banyak panas yang diterima maka membran akan semakin melengkung. Lengkungan pada membran akan mendorong jarum untuk melawan pegas. Jarum atau ball yang terdorong akan membuka katup ekspansi.



18



 Banyak sedikitnya pembukaan katup tergantung dari lengkungan membran. Semakin besar lengkungan maka gaya dorong terhadap jarum atau ball dan pegas semakin besar sehingga katup akan membuka semakin lebar. Semakin kecil lengkungan maka gaya dorong terhadap jarum atau ball dan pegas juga semakin kecil sehingga katup akan membuka sedikit.  Apabila katup membuka sedikit maka refrigerant atau refrigerant yang disalurkan juga sedikit. Hal ini dikarenakan beban AC yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak refrigerant. Sementara itu ketika katup membuka banyak maka refrigerant atau refrigerant yang disalurkan akan semakin banyak. Hal ini dikarenakan beban AC yang besar sehingga membutuhkan refrigerant yang banyak untuk mendinginkan udara yang diteruskan ke ruang kabin kendaraan. e. Perawatan Permasalahan yang biasa terjadi pada katup ekspansi adalah mampet/ tersumbat. Hal ini terjadi karena kurang perawatan terhadap dryer sehingga kotoran bisa sampai ke katup ekspansi. Langkah penyelesaiannya adalah dengan mengganti katup ekspansi setiap 2 tahun, agar fungsi sistem AC kembali normal. 6. Evaporator



Gambar 12. Salah satu konstruksi evaporator



Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan. Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan 19



membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air. a. Cara Kerja  Pada dasarnya fungsi dari evaporator adalah kebalikan dari fungsi kondensor AC. Apabila kondensor AC berfungsi untuk menyerap panas dari refrigerant kemudian dibuang ke udara, namun pada evaporator berfungsi untuk menyerap panas dari udara dan disalurkan ke refrigerant.  Secara mudahnya, evaporator akan menyerap panas yang dibawa oleh udara sehingga udara setelah melewati evaporator menjadi dingin. Agar udara dapat melewati evaporator ini maka blower memiliki peran yang penting untuk menghembuskan udara menuju ke evaporator.  Jumlah panas dari udara yang diserap oleh evaporator jumlahnya akan sama dengan jumlah panas yang dibuang ke udara pada kondensor AC. b. Perawatan  Konstruksi evaporator memang sederhana namun evaporator ini memiliki peran yang sangat penting pada sistem pendingin AC. Evaporator ini diletakkan pada sistem AC di operasi suhu rendah. Oleh sebab itu pembekuan atau terjadinya pembentukan es sering terjadi pada bagian evaporator ini, lebih tepatnya pada bagian sirip (fin).  Ketika udara hangat menyentuh sirip-sirip evaporator dan menjadi dingin sampai di bawah temperatur pengembunan maka uap air yang terbawa oleh udara akan mengembun dan menempel pada bagian sirip-sirip evaporator ini. Apabila bagian sirip telah dingin dan mencapai temperatur di bawah 0o C maka dapat menyebabkan embunan yang menempel pada sirip-sirip evaporator akan berubah menjadi es.  Apabila terjadi es pada sirip-sirip pendingin ini maka akan mengganggu proses pemindahan panas dari udara menuju evaporator sehingga efisiensi pemindahan panas akan menurun. Pada saat ini proses pendinginan akan terganggu atau menurun dan aliran udara yang melewati evaporator juga akan terganggu.  Gangguan yang sering terjadi pada evaporator lainnya adalah sirip-sirip evaporator kotor. Apabila sirip-sirip evaporator kotor maka aliran udara juga akan terganggu sehingga sistem pendingin menjadi tidakk dingin. Selain itu,



20



kotoran yang terdapat pada sirip-sirip evaporator juga dapat menyebabkan udara yang melewati evaporator menjadi berbau.  Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut maka evaporator harus sering dicek dari kemungkinan sirip-siripnya kotor. Pada kendaraan-kendaraan terbaru, untuk mencegah terjadinya kotoran yang menumpuk pada sirip-sirip evaporator yang disebabkan debu yang terbawa oleh udara maka pada sistem AC dilengkapi dengan filter udara (filter AC). Filter udara ini berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa udara sehingga udara yang akan melewati evaporator sudah dalam bentuk udara bersih. 7. Blower Blower AC dipasang tepat di belakang evaporator, yang semuanya terletak pada saluran udara (Air Duct) khusus AC. Pada umumnya, blower AC ini diparalel dengan magnetic clutch yang ada pada kompresor, sehingga ketika AC mobil digunakan maka kipas akan berputar.



Gambar 13. Salah satu konstruksi blower AC



a. Cara Kerja  Blower AC mobil berfungsi untuk menghembuskan udara kea rah evaporator AC yang sedang bekerja sehingga suhu udara menjadi lebih dingin setelah melewati evaporator. Udara dingin yang keluar dari evaporator ini, kemudian mengalir keluar menuju ruang kabin kendaraan melalui saluran udara dan kisi-kisi AC yang terdapat di dashboard mobil.  Disaat AC dalam kondisi normal, udara yang dihembuskan oleh blower AC ini akan berhembus dan melewati evaporator. Ketika udara mengair di antara 21



kisi-kisi evaporator, suhu panas yang dibawa oleh udara ini akan diserap oleh Freon di dalam evaporator AC sehingga suhunya menjadi dingin.  Dengan begitu, ketika udara dari evaporator AC mengalir menuju kabin mobil sudah dalam keadaan dingin. b. Perawatan  Untuk blower AC mobil itu seharusnya dibersihkan dalam jangka waktu tertentu. Bila mobil digunakan setiap hari, idealnya blower AC mobil dibersihkan setiap 6 bulan sekali atau maksimal 1 tahun sekali," tambahnya.  Karena bila tidak dibersihkan maka akan menimbulkan kerusakan seperti embusan udara yang tidak maksimal.  Walau terdapat filter kabin, namun kotoran masih bisa menempel di kipas blower AC mobil.  Hal ini karena debu yang menempel di kipas blower sudah terlalu tebal.  Bahkan bila kondisi motor blower enggak pernah di cek bisa saja terjadi kerusakan seperti motor blower AC mobil mati. C. Refrigerant Refrigerant biasanya disebut juga Refrigerant adalah zat yang mengalir pada mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini fungsinya yaitu untuk menyerap panas dari benda atau udara yang didinginkan, kemudian membawa panas tersebut dan membuangnya ke udara bebas. 1. R-12 (Dicloro Difluoro Methane)



Gambar 14. Tabung refrigerant R-12



22



R-12 masuk dalam refrigerant CFC ( chloro floro carbon). Bahan penyusun utama refrigerant jenis ini adalah ethane dan methane yang tersusun dari fluor, chlor, dan carbon pada komposisinya. Zat chlor akan berdampak pada penipisan ozon. Itulah mengapa refrigerant ini sudah tidak dipakai karena dapat membahayakan kehidupan di bumi. Karakteristik R-12 adalah : a. Titik didih 29,8o C pada tekanan 1 atm. b. Tekanan penguapan 11,8 psig pada 15o C c. Tekanan kondensasi 93,3 psig pada 30o C d. Tidak berwarna e. Tidak korosif, tidak terbakar dan tidak beracun. f. Stabil pada suhu rendah maupun tinggi. g. Mempunyai kemampuan dielektrik yang tingggi. Di tahun 80-an sampai awal 90-an R-12 banyak diaplikasikan sebagai refrigerant pada sistem ac mobil. Karena refrigant ini memiliki tekanan kerja dan suhu lebih rendah, selain itu harga juga relatif murah. Setelah diketahui bahwa chlor yang terkandung dalam R-12 berbahaya bagi lingkungan, Gas ini dilarang untuk digunakan sebagai refrigerant. 2. R-22 (Chloro Difluoro Methane)



Gambar 15. Taung refrigerant R-22



R-22 merupakan refrigerant yang dibuat pada pertengahan tahun 90-an untuk menggantikan R-12. R-22 atau chloro difluoro methane masuk dalam kategori 23



HCFC. Hidrochloro fluoro carbon atau disingkat HCFC masih menyebabkan kerusakan ozon, tapi pengaruhnya lebih sedikit dibandingkan R-12. R-22 merupakan refrigerant yang sangat populer, karena banyak digunakan untuk sistem pendingin ukuran kecil salah satunya sistem pendingin mobil. Karakteristik R-22 adalah : a. Titik didih 40,8o C pada 1 atm b. Tekanan kondensasi 158,2 psi pada suhu 30o C c. Tekanan penguapan 28,3 psi pada suhu 15o C d. Tidak korosif terhadap logam e. Mempunyai kemampuan dielektrik yang besar f. Mempunyai kemampuan menyerap air yang baik. HCFC masih mengandung unsur chloro yang dapat merusak ozon walaupun dalam jumlah kecil. Sehingga pemakaian R-22 secara berlebihan akan sangat berbahaya terhadap lingkungan. 3. R-134a (Tetrafluoro Ethane) R-134a merupakan refrigerant HFC (Hydrofluoro carbon) yang umum digunakan sebagai refrigerant pada sistem pendingin mobil. Refrigerant ini tidak mengandung unsur chloro sehingga R-134a aman tidak merusak lapisan ozon. Sehingga banyak perusahaan otomotif menjadikan R-134a sebagai refrigerant standar.



Gambar 16. Tabung refrigerant R-134a



24



Karakteristik R-134a adalah : a. Titik didih 26,1o C pada tekanan 1 atm b. Tekanan penguapan 668 Kpa pada suhu 25o C c. Suhu kritis 101o C d. Tekanan kritis 4060 Kpa e. Tidak menyebabkan korosi f. Memiliki struktur kimia yang stabil g. Memiliki kemampuan dielektrik yang tinggi Penggunaan R-134a tidak dapat digabungkan dengan R-12 ataupun R-22. Karena keduanya memiliki struktur serta karakter yang berbeda sehingga, komponen sistem AC R-134a dibuat dengan bahan yang berbeda dengan sistem AC CFC. Namun R134a masih memiliki GWP yang tinggi. Sehingga, R-134a bisa memicu pemanasan global. D. Cara Kerja Sistem AC Sistem kerja AC harus terdiri dari bagian bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung.



Gambar 17. Rangakaian komponen sistem AC



25



Urutan kerja dari sistem AC mobil adalah berikut : 1. Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas. 2. Kondensor akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair. 3. Saringan atau filter akan menghisap uap air dan menyaring kotoran dalam zat pendingin agar tidak beredar pada sistem. 4. Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup ekspansi berubah bentuk dari cair menjadi uap. 5. Evaporator akan mengambil panas disekeliling evaporator sehingga menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor. 6. Proses ini akan berlanjut seperti semula. E. Perawatan Sistem AC Menggunakan Alat Ukur 1. Tes Tekanan Pemeriksaan tekanan dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem AC dalam keadaan normal apa tidak. Alat yang digunakan adalah manifold gauge.



Gambar 18. Manifold Gauge



Cara mengukur tekanan refrigerant AC mobil (kondisi normal): a. Sebelum nipple coupler dipasang pada pipa AC, pastikan kran pada manifold gauge dalam kondisi tertutup. Caranya dengan memutar kran searah jarum jam, baik pada kran Low maupun High.



26



Gambar 19. Posisi kran Low dan High



b. Pasang nipple coupler biru pada service valve tekanan rendah (pipa AC yang besar) dan nipple coupler warna merah pada service valve pipa AC tekanan tinggi (pipa AC yang kecil). Service valve pada AC mobil tempatnya beragam, ada yang berada di kompresor ada juga yang berada di pipa seperti gambar dibawah ini:



Gambar 20. Pemasangan manifold gauge



27



Kalau sudah masuk dan terdengar bunyi KLIK, selanjutnya putar kran warna biru dan merah berlawanan arah jarum jam atau sesuai arah OPEN agar refrigerant mengalir ke alat ukur dan tekanannya dapat terbaca. c. Pastikan tekanan pada alat ukur sudah terbaca dengan benar dan menunjukkan angka yang hampir sama antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dikarenakan AC belum hidup. Jika AC normal akan terbaca sekitar 70 psi dan 90 psi saat mesin masih dingin atau sesuai spesifikasi pada buku manual service. d. Hidupkan mesin dan nyalakan AC mobil. Saat AC mobil hidup, pada tekanan rendah akan turun dan terbaca sekitar 21-28 psi sedangkan pada tekanan tinggiakan naik dan terbaca antara 206 -213 psi. Catatan Pembacaan tekanan akan berbeda ketika mesin dingin (stasioner) dengan saat mesin sudah panas. Contoh: ketika masih dingin tekanan terbaca 20 psi dan 180 psi, tetapi saat mesin panas atau saat mesin di gas tekanan bisa berubah menjadi 25 psi pada Low pressure dan 210 psi pada High pressure. LOW



1,5 – 2,0 kg/cm2 (21 – 28 psi)



(Tekanan rendah) HIGH



14,5 – 15,0 kg/cm2 (206 – 213 psi)



(Tekanan tinggi)



2. Tes Temperatur Pemeriksaan/tes temperatur yang dimaksud adalah mengukur temperatur udara di dalam saluran evaporator dan di ruang kabin. Alat yang digunakan adalah thermometer.



Gambar 21.Salah satu contoh thermometer digital



28



Spesifikasi temperatur kerja AC seperti tabel berikut: Temperatur udara luar evaporator/



Temperatur udara dalam saluran



ruang kabin (0C)



evaporator (0C)



15



4-6



20



4-6



26



4-7



32



5-8



37



7-10



Cara mengukur temperatur kerja AC : a. Hidupkan mobil dan nyalakan AC, tunggu sekitar 10 menit b. Tekan pedal gas di Rpm 2000



c. Blower Switch pada posisi 1 dan Temperatur Control Switch posisi max



29



d. Masukkan sensor suhu thermometer ke dalam lubang saluran evaporator



e. Hasil pengukuran dapat dibaca. Angka paling atas (IN) = suhu di ruang kabin Angka bawahnya (OUT) = suhu di saluran evaporator Angka pojok kanan bawah = kelembaban relative f. Langkah terakhir adalah membandingkan hasil pengukuran dengan tabel spesifikasi, untuk menyimpulkan kondisi temperatur kerja sistem AC. Contoh: pengukuran di atas IN (temperatur udara luar alat) = 25,4 0C OUT (temperatur di evaporator) = 5,9 0C Kelembaban relatif = 49 % Pada tabel, jika IN = 26 0C maka OUT = 4-7 0C. Kesimpulannya temperatur kerja sistem AC dalam keadaan normal karena sesuai spesifikasi. 3. Tes Kebocoran Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem AC dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan busa sabun seperti memeriksa kebocoran pada ban atau bisa juga menggunakan alat leak detector. Secara sederhana dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan – sambungan instalasi pipa memakai busa sabun dan bisa juga menggunakan alat leak detector.



30



Gambar di bawah memperlihatkan alat Leak Detector yang dapat mencari kebocoran refrigrant dari sistem AC.



Gambar 22. Gas Leak Detector



Cara memeriksa kebocoran sistem AC : a. Hidupkan mobil (tunggu sekitar 5 menit), kemudian hidupkan AC b. Tekan tombol ON pada alat Leak Detector yang berwarna merah c. Atur sensitivitasnya sesuai kebutuhan (1-7) d. Alat akan menyala dan berkedip-kedip stabil lampunya



31



e. Arahkan pada saluran/ sambungan-sambungan sistem AC pada mobil



f. Jika tidak ada kebocoran kedipan lampunya tetap stabil, tetapi jika ada kebocoran Refrigerant kedipannya cepat dan lampunya nyala full



Tidak Ada Kebocoran



Ada Kebocoran Refrigerant



g. Setelah selesai tekan tombol Reset yang biru untuk menghapus data pada alat leak detector. h. Tekan tombol OFF yang merah untuk mematikan alat dan simpan di tempat alat.



32



EVALUASI 1. Pada urutan cara kerja sistem AC, setelah melewati kondensor,refrigerant akan mengalir ke ... A. receiver/dryer B. kompresor C. expansion valve D. blower E. evaporator 2. Setelah melewati kompresor, zat refrigerant berwujud…. A. cair bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi B. cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah C. gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi D. gas bertekanan tinggi dan bersuhu rendah E. gas bertekanan rendah dan bersuhu rendah 3. Komponen pada receiver/dryer yang berfungsi menyerap uap air yang ikut bersirkulasi bersama refrigerant adalah…. A. filter B. desiccant C. sight glass D. saluran IN E. saluran OUT 4. Berikut komponen sistem AC yang memerlukan perawatan berkala adalah…. A. kompresor dan expansion valve B. expansion valve dan komdenser C. receiver/dryer dan blower D. kondensor dan blower E. receiver/dryer dan evaporator 5. Komponen sistem AC yang direkomendasikan untuk diganti setiap 2 tahun adalah…. A. kompresor B. kondensor C. receiver/dryer D. expansion valve E. evaporator



33



6. Alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan AC adalah…. A. hydrometer B. dial bore gauge C. thermometer D. leak detector E. manifold gauge 7. Spesifikasi tekanan rendah/Low pada sistem AC adalah…. A. 1,5-2,0 kg/cm2 B. 1,5-3,0 kg/cm2 C. 2,5-3,0 kg/cm2 D. 3,0-4,0 kg/cm2 E. 3,5-5,0 kg/cm2 8. Spesifikasi tekanan tinggi/High pada sistem AC adalah…. A. 10-12 kg/cm2 B. 11,5-13 kg/cm2 C. 13,5-14 kg/cm2 D. 14,5-15 kg/cm2 E. 15,5-17 kg/cm2 9. Perhatikan gambar berikut!



Alat digunakan dalam perawatan sistem AC, fungsinya untuk memeriksa…. A. tekanan B. kebocoran C. suhu kerja D. kekuatan E. ketahanan



34



10. Perhatikan gambar berikut!



Alat ini berfungsi untuk memeriksa ... sistem AC A. tekanan B. kebocoran C. suhu kerja D. kekuatan E. ketahanan 11. Refrigerant yang saat ini banyak digunakan karena tidak merusak lapisan ozon adalah…. A. R10 B. R12 C. R22 D. R134a E. R20b 12. Hal yang dapat dilakukan untuk merawat AC mobil adalah…. A. segera membersihkan kondensor setelah melewati jalan berlumpur B. ganti kompresor setiap 1 bulan sekali C. ganti kondensor jika kotor D. segera membeli AC baru E. mengganti oli kompresor 1 bulan sekali 13. Berikut ini kebiasaan yang membuat performa AC mobil berkurang adalah…. A. melakukan servis berkala B. mencuci mobil setelah terkena lumpur C. saat menghidupkan AC semua jendela ditutup D. membuka semua jendela sambil menghidupkan AC E. mengganti receiver/dryer 1 tahun sekali



35



14. Hasil pengukuran suhu pada sistem AC adalah sebagai berikut : IN (temperatur udara luar alat) = 25,4 0C OUT (temperatur di evaporator) = 5,9 0C Kelembaban relatif = 49 % Pada tabel, jika IN = 26 0C maka OUT = 4 -7 0C, maka sistem AC dalam keadaan ... A. kekurangan refrigerant B. normal C. kelebihan refrigerant D. kondensor bocor E. evaporator bocor 15. Kebiasaan berikut ini yang dapat membuat performa AC mobil menurun adalah…. A. merokok di luar mobil B. melakukan servis berkala C. saat menghidupkan AC semua jendela ditutup D. rajin membersihkan kondensor dari kotoran E. setelah cukup lama parkir ditempat panas, AC mobil langsung dihidupkan



36



DAFTAR PUSTAKA ----,1991. New Step 1 Toyota.Jakarta: Toyota Service Training ----, 1991. Pedoman Reparasi Chasis dan Bodi Kijang K. Jakarta: Toyota Service Training -----, 1991, Training Manual Vol 18 Heater dan Air Conditioning System. Jakarta: Toyota Service Training https://m-edukasi.kemdikbud.go.id https://kudusacmobil.wordpress.com



37