Module 5. Perjalanan Insentif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN



MICE Perjalanan Insentif Fakultas



Program Studi



Tatap Muka



Ekonomi dan Bisnis



Manajemen D3



05



Ringkasan 1. Menjelaskan definisi perjalanan insentif 2. Menjelaskan Potensi pasar perjalanan insentif 3. Menjelaskan faktor-faktor perjalanan insentif



Kode MK 04510005



Disusun Oleh Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dasar penyelenggaraan Perjalanan Insentif



PERJALANAN INSENTIF Perjalanan insentif adalah jenis perjalanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya atas prestasi yang diraih dan merupakan penghargaan yang tidak didapat oleh semua pegawai, tetapi hal ini akan memotivasi karyawan untuk bekerja sebaik mungkin yang pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai. Atau perjalanan insentif bisa dikatakan sebagai alat manajemen global yang menggunakan pengalaman wisata yang luar biasa untuk memotivasi dan mengenali peserta untuk peningkatan kadar kinerja dalam mendukung tujuan organisasi. Tidak seperti perjalanan biasa akan tetapi perjalanan wisata MICE ( Meetings, Incentive, Konferensi, Event ), Dimana perjalanan insentif difokuskan pada hal yang menyenangkan, makanan dan kegiatan pendidikan dan pekerjaan lain. Demikian juga, tergantung pada budaya dan faktor sosial, perjalanan insentif difokuskan pada hal yang menyenangkan, makanan, dan kegiatan pendidikan, dan pekerjaan lain. Demikian juga tergantung pada budaya dan faktor sosial, perjalanan insentif dapat berbeda dalam penerapannya dan pemahaman di negara negara tertentu. Menurut Jean Schult dalam Solichoel Soekami, bahwa kunci sukses sebuah insentif adalah terdiri dari : 1.Memahami regulasi lokal 2.Memahami gaya hidup serta tradisi budaya lokal 3.Dukungan dari pemerintah lokal 4.Dukungan dari otoritas bandara 5.Layanan professional dalam sebuah program insentif 6.Tim kerja handal dan tangguh 7.Hubungan yang baik dengan penyelenggara event 8.penguasaan informasi produk/supplier (schult,2013)



Tujuan perusahaan tersebut bermacam-macam, seperti peningkatan produksi atau peningkatan penjualan serta peningkatan daya beli konsumen atau lainnya. Tujuan dilakukannya perjalanan insentif oleh perusahaan adalah agar karyawan yang melakukan perjalanan insentif dapat melakukan Studi banding di lokasi yang menjadi tujuannya dengan melakukan diskusi atau pertemuan sehingga manfaat lain dapat dicapai oleh perusahaan. Saat ini, banyak perusahaan yang mulai melakukan perjalanan insentif untuk karyawannya, karena karyawan dipandang sebagai aset perusahaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya.



2



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Banyak model perjalanan insentif diberikan kepada karyawannya karena prestasi, misalnya dengan peraihan target penjualan yang dicapai, maka karyawan tersebut akan mendapatkan perjalanan insentif karyawan mampu menekan biaya produksi atau prestasi lainnya yang ditetapkan oleh perusahaan. Di Amerika pada tahun 1989 perusahaan telah mengeluarkan dana sebesar US$ 5,1 juta yang keseluruhannya digunakan untuk perjalanan insentif dan pengeluaran seluruh peserta perjalanan insentif di Amerika pada tahun 1999 adalah sebesar US$ 26 juta. Lebih luas lagi keseluruhan industri Meeting, Convention dan Incentive di Amerika bernilai US$ 41,8 billion Sebagai perbandingan, di Inggris pada tahun 1995 perjalanan insentif bernifai £ 1.025 miliar (termasuk biaya transpoitasi udara) dan sedikit menurun pada tahun 2000 menjadi £ 956 juta. Melihat jumlah dan perkembangan yang besar ini telah membawa perkembangan pada agen penyedia perjalanan insentif. Perjalanan insentif sebaiknya dibuat berdasarkan permintaan perusahaan karena pada dasarnya perjalanan insentif juga digambarkan sebagai "extraordinary reward for extraordinary performance" sehingga pegawai harus memperlihatkan kinerja yang melebihi standar untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Istilah Insentif diberikan oleh pemerintah Indonesia yang tercantum dalam Surat Keputusan Menparpostel Nomor KM.108/HM.703/MPPT-9l, Bab I Pasal 1 Ayat b: Perjalanan Insentif merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip Menjelaskan bahwa perjalanan incentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kesrul (2004), bahwa incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang paket wisata atau barang. Menurut Any Noor (2007) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel is a global management tool that uses an exceptional travel experience to motivate and/or recognize participants for increased levels of performance in support of the organizational goals.



3



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



5.1 Definisi Incentive menurut para ahli: Setiap karyawan di suatu perusahaan sangat mengharapkan penghargaan dari perusahaan atas prestasi yang sudah diperoleh, penghargaan yang diperoleh sering disebut sebagai insentif. Berikut ini akan disampaikan definisi insentif menurut para ahli: a. Menurut Nitisemito, Insentif adalah penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. b. Menurut Panggabean, Insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan. c. Menurut Andrew F.Sikula, Insentif merupakan sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan untuk merangsang suatu kegiatan, insentif ialah motifmotif dan imbalan-imbalan yang dibentuk untuk memperbaiki produksi. d. Menurut Heidjrachman, Insentif dimaksudkan untuk memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi kerja yang berbeda. e. Menurut Hasibuan, Insentif merupakan tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar. Insentif ini yaitu alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi. f.



Menurut Mangkunegara, Insentif merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi/perusahaan.



g. Menurut Handoko, Insentif merupakan perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang ditetapkan.



Dari beberapa definisi yang dikemukan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Insentif adalah sebuah program yang diberikan oleh perusahaan sebagai motivasi bagi karyawannya dengan tujuan agar karyawan tersebut menjadi lebih giat dalam bekerja dan memiliki keinginan untuk memperbaiki prestasinya di dalam perusahaan.



5.2 Definisi Motivasi Menurut Hasibuan (2016) motivasi bersal dari kata latin mover yang berarti dorongan atau mengerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditunjukan kepada sumber daya manusia umumnya dan bawahan pada khususnya. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai optimal.



4



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



5.3 Tujuan Pemberian Insentif Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan pada dasarnya adalah untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih baik dan dapat menunjukan prestasi yang baik. Cara seperti ini adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas maka secara lebih spesifik tujuan pemberian incentive dapat dibedakan dua golongan yaitu : a. Bagi Perusahaan Tujuan dari pelaksanaan incentive dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan : 1) Bekerja lebih semangat dan cepat. 2) Bekerja lebih disiplin 3) Bekerja lebih kreatif b. Bagi Karyawan Dengan adanya pemberian incentive karyawan akan mendapat keuntungan: 1) Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif. 2) Standar prestasi diatas dapat di gunakan sebagai dasar pemberian balas jasa yang diukur dalam bentuk uang. 3) Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar.



5.4 Jenis Insentif Menurut Manulang tipe insentif ada dua yaitu : a. Financial Incentive Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi gaji-gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan sperti : •



soal-soal kesejahteraan yang meliputi pemeliharaan jaminan hari tua, rekreasi, kesehatan dan lain-lain.







Bonus Uang yang diberikan sebagai balas jasa atas hasil kerja yang telah dilaksanakan, diberikan secara selektif dan khusus kepada pegawai yang berhak menerima, diberikan secara sekali terima tanpa suatu ikatan dimasa yang akan datang.







Komisi Merupakan jenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yangn menghasilkan penjualan yang baik.Lazimnya dibayarkan sebagai bagian daripada penjualan dan diterimakan pada pekerja bagian penjualan.







5



Profit Sharing



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal ini pembayaran dapat diikuti bermacam – macam pola, tetapi biasanya mencakup pembayaran sebagian besar dari laba bersih yang disetorkan sebuah dana dan kemudian dimasukkan ke dalam daftar pendapatan setiap peserta. •



Kompensasi yang Ditangguhkan Ada dua macam program balas jasa yang mencakup pembayaran dikemudian hari, yaitu pensiun dan pembayaran kontraktual.Pensiunan mempunyai nilai insentif karena memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu menyediakan jaminan ekonomi baginya setelah dia tidak bekerja



lagi.Sedangkan



pembayaran



kontraktual



adalah



pelaksanaan



perjanjian antara majikan dan pegawai dimana setelah selesai masa kerja dibayarkan sejumlah uang tertentu selama masa kerja tertentu.



b. Non financial Insentif Ada dua elemen utama dari nonfinansial incentive : 1) Keadan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi •



tempat kerja,







Jam kerja,







tugas dan rekan kerja.



2) Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan seperti : •



Jaminan pekerjaan,







Promosi,







Keluhan-keluhan,







Hiburan-hiburan







Hubungan dengan atasan







Pemberian gelar (title) secara resmi







Pemberian tanda jasa / medali







Pemberian piagam penghargaan







Pemberian pujian lisan maupun tulisan secara resmi (didepan umum) ataupun secara pribadi







Ucapan terima kasih secara formal maupun informal







Pemberian hak untuk menggunakan atribut jabatan







Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja







Pemberian hak apabila meninggal dunia dimakamkan ditaman makam pahlawan







6



Dan lain – lain.



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



5.5 Bentuk Insentif Menurut Wibowo (2011) adanya beberapa bentuk dalam pemberian insentif, yaitu sebagai berikut :



1) Piecework merupakan pembayaran diukur menurut banyaknya unit atau satuan barang atau jasa yang dihasilkan.



2) Production bonuse merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi yang melebihi target yang ditetapkan.



3) Commissions merupakan persentase harga jual atau jumlah tetap atas barang yang dijual.



4) Maturity curves merupakan pembayaran berdasarkan kinerja rangking menjadi :marginal, below average, average, good, outstanding.



5) Merit raises merupakan pembayaran kenaikan upah diberikan setelah evaluasi kinerja.



6) Pay-for-knowledge / Pay-for-skills merupakan kompensasi karena kemampuan menumbuhkan inovasi.



7) Non-monetary incentives merupakan penghargaan yang diberikan dalam bentuk plakat, sertifikat, liburan dan lain-lain.



8) Executive incentives merupakan insentif yang diberikan kepada eksekutif yang perlu dipertimbangkan keseimbangan hasil jangka pendek dengan kinerja jangkan panjang.



9) International incentives diberikan karena penempatan seseorang untuk penempatan diluar negeri. 5.6 Indikator – indikator Pemberian Insentif Beberapa cara perhitungan atau pertimbangan dasar penyusunan insentif antara lain sebagai berikut : 1. Kinerja Sistem insentif dengan cara ini langsung mengkaitkan besarnya insentif dengan kinerja yang telah ditujukkan oleh pegawai yang bersangkutan. Berarti besarnya insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja pegawai. Cara ini dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif, memang dapat dikatakan bahwa dengan cara ini dapat mendorong pegawai yang



7



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



kurang produktif menjadi lebih produktif dalam bekerjanya. Disamping itu juga sangat menguntungkan bagi pegawainya yang dapat bekerja cepat berkemampuan tinggi.Seballiknya sangat tidak favourable bagi pegawai yang bekerja lamban atau pegawai yang sudah berusia lanjut.



2. Lama Kerja Besarnya insentif ditentukan atas dasar lamanya pegawai melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.Cara perhitungannya dapat menggunakan per jam, per hari, per minggu ataupun per bulan. Umumnya cara yang diterapkan apabila ada kesulitan dalam menerapkan cara pemberian insentif berdasarkan kinerja. Memang ada kelemahan dan kelebihan dengan cara ini, antara lain sebagai berikut : a. Kelemahan Terlihat adanya kelemahan cara ini sebagai berikut : •



Mengakibatkan mengendornya semangat kerja karyawan yang sesungguhnya mampu berproduksi lebih dari rata–rata







Tidak membedakan usia, pengalaman dan kemampuan pegawai







Membutuhkan pengawasan yang ketat agar pegawai sungguh– sungguh bekerja







Kurangnya mengakui adanya kinerja pegawai



b. Kelebihan Disamping kelemahan diatas, dapat dikemukakan kelebihan – kelebihan cara ini sebagai berikut : •



Dapat mencegah hal – hal yang tidak atau kurang diinginkan seperti : pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat







Menjamin kepastian penerimaan insentif secara periodik







Tidak memandang rendah pegawai yang cukup lanjut usia



3. Senioritas Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang bersangkutan dalam suatu organisasi.Dasar pemikirannya adalah pegawai senior, menunjukan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada organnisasi dimana mereka bekerja.Semakin senior seorang pegawai semakin tinggi loyalitas pada organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam organisasi. Kelemahan yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka yang senior ini memiliki kemampuan yang tinggi dan menonjol, sehingga mungkin sekali pegawai muda (junior) yang menonjol kemampuannya akan dipimpin oleh pegawai senior,



8



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



tetapi tidak menonjol kemampuannya. Mereka menjadi pimpinan bukan karena kemampuannya tetapi karena masa kerjanya.Dalam situasi demikian dapat timbul di mana para pegawai junior yang energik dan mampu tersebut keluar dari perusahaan / instansi. 4. Kebutuhan Cara ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai. Ini berarti insentif yang diberikan adalah wajar apabila dapat dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok, tidak berlebihan namun tidak berkekurangan. Hal seperti ini memungkinkan pegawai untuk dapat bertahan dalam perusahaan/instansi.



5. Keadilan dan Kelayakan a. Keadilan Dalam sistem insentif keadilan bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait pada adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan (output), makin tinggi pengorbanan semakin tinggi insentif yang diharapkan,



sehingga



oleh



karenanya



yang



harus



dinilai



adalah



pengorbanannya yang diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan ditunjukkan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula output yang diharapkan. Output ini ditunjukkan oleh insentif yang diterima para pegawai yang bersangkutan, di mana di dalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan sekali oleh setiap pegawai penerima insentif tersebut. b. Kelayakan Disamping masalah keadilan dalam pemberian insentif tersebut perlu pula diperhatikan masalah kelayakan. Layak pengertiannya membandingkan besarnya insentif dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis. Apabila insentif didalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain, maka perusahaan/instansi akan mendapat kendala yakni berupa menurunnya kinerja pegawai yang dapat diketahui dari berbagai bentuk akibat ketidakpuasan pegawai mengenai insentif tersebut.



6. Evaluasi Jabatan Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatan – jabatan lain dalam suatu organisasi. Ini



9



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



berarti pula penentuan nilai relative atau harga dari suatu jabatan guna menyusun rangking dalam penentuan insentif.



5.7 Perjalanan Insentif Menurut SK Menteri Parpostel No. KM. 108/HM.703/MMPT-91 pasal 1, Perjalanan Insentif diartikan sebagai suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai suatu imbalan penghargaan atas perhatian



mereka



dalam



kegiatan



penyelenggaraan



konvensi



yang



membahas



perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.



5.8 Bentuk perjalanan Insentif Berdasarkan waktu ini ada 3 macam, yaitu sebagai berikut: a. Tour setengah hari Untuk tour setengah hari ini ditempuh dalam waktu 3-5 jam. Yang termasuk dalam kelompok tour ini adalah: 1) Tour Pagi Hari (Morning Tour). Tour hari



yang



dimulai



ini



dilaksanakan



pada



pagi



setelah makan pagi dan berakhir sebelum



makan siang. Obyek wisata yang dikunjungi adalah obyek wisata yang mempunyai kegiatan pada pagi hari. Misalnya Jakarta Morning Tour mengunjungi Museum Nasional dan pelabuhan Sunda Kelapa. 2) Tour Siang Hari (Afternoon tour). Tour ini dilaksanakan pada siang hari yang dimulai setelah makan siang dan berakhir sebelum senja. Obyek Wisata yang dikunjungi adalah obyek wisata yang mempunyai kegiatan



pada



siang



hari.



Misalnya



Jakarta Afternoon tour



mengunjungi TMII dan Keong Mas dengan Teater IMEX nya. 3) Tour Senja Hari (evening Tour). Tour ini dilaksanakan pada senja hari dengan obyek kunjungan daya tarik keremangan senja (siluet) dan gemerlapnya



lampu-lampu kota. Tour ini bisa atau dapat



berakhir dengan makan malam, misalnya Palembang evening tour, perjalanan berkeliling melihat matahari terbenam



dari jembatan



Ampera dilanjutlkan dengan bersampan di sungai Musi menikmati gemerlapnya lampu kota Palembang. 4) Tour Malam Hari (Night Tour). Tour ini dilaksanakan pada malam hari, setelah atau termasuk waktu makan malam dan berakhir di tempat kegiatan kehidupan malam (night life). Ada juga yang menyebut tour malam hari ini dengan sebutan After dark tour.



10



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Misalnya Yogyakarta Nite tour, perjalanan dimulai setelah malam tiba, makan malam lesehan di Malioboro dan berakhir di Karaoke Club. Spesifikasi tour ini tidak berakhir di hotel, tetapi para peserta bebas untuk menentukan waktu berakhirnya tour tersebut dan pulang sendirisendiri.



b. Tour Lebih dari/setengah hari. Lama perjalanan tour ini antara 6-7 jam termasuk waktu makan siang, biasanya tour ini dilakukan setelah makan pagi. Obyek wisata yang dikunjugi adalah obyek wisata yang mempunyai kegiatan pada pagi hari dan siang hari. Misalnya: Bandung, Tangkuban Perahu –Ciater tour, perjalanan yang diadakan umpamanya mengunjungi Kawah Tangkuban Perahu berikut Sumber air panas ciater dengan makan siang di Grand Hotel Lembang.



c. Tour Satu Hari (One day/full day tour) Lama perjalanan tour ini sekitar 8-10 jam, termasuk waktu untuk makan siang. Pada umumnya tour ini dilaksanakan setelah makan pagi dan berakhir sebelum hari gelap. Obyek wisata yang dikunjungi adalah obyek wisata dengan kegiatan yang dapat dilihat pada pagi dan siang hari. Misalnya Yogyakarta Full day Tour mengunjungi Museum Sono Budoyo, Keraton Yogyakarta dan dilanjutkan ke candi borobudur atau mendut, serta makan siang di Restoran Dagi Borobudur.



5.9 Bentuk Perjalanan Insentif berdasarkan wilayah Bentuk perjalanan wisata berdasarkan wilayah sebenarnya hanya mengenai wilayah dalam negeri dan wilayah di luar negeri sebagai tempat berlangsungnya perjalanan wisata itu berlangsung, akan tetapi dikaitkan dengan jenis wisatawannya, jenis perjalanan wisatanya sebagai berikut: a. Domestic Tour b. Inbound Tour c. Outbound tour/overseas tour



11



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



5.10 Potensi Pasar Perjalanan Insentif Potensi perjalanan insentif di Indonesia berkembang cukup pesat, diantaranya meliputi: •



Perusahaan Otomotif







Perusahaan IT/Komputer/ Elektronik







Perusahaan Manufaktur







Perusahaan Properti







Perusahaan Niaga, Medikal, Asuransi







Perusahaan Corporate







Asosiasi Conference & Exhibition



5.11



Faktor Faktor Perjalanan Insentif



Faktor-faktor



yang



perlu



diperhatikan



dalam



penyelenggaraan



perjalanan



insentif



diantaranya meliputi : •



Sensitifitas terhadap media/publikasi







Sensitifitas akan keselamatan







Antisipasi dalam dan sebelum pelaksanaan



Dalam penyelenggaraan perjalanan insentif dibutuhkan beberapa faktor yang dipergunakan untuk menilai suatu keberhasilan perjalanan insentif, dimana menurut Severt & Breiter (2010) terdiri: •



penentuan persyaratan peserta,







komunikasi program,







desain dan destinasi program,







laporan produktivitas,







rekognisi,







komitmen,







networking,







kollaborasi,







motivasi mengulang prestasi tinggi



Perjalanan insentif selain memiliki karakteristik wisata, harus juga memiliki karakteristik edukasi, misalnya dengan adanya program kunjungan ke perusahaan yang memiliki bisnis sama dengan perusahaan yang mengirimnya maka peserta yang ikut serta akan mendapatkan pengetahuan lain yang dapat dibawa keperusahaan yang mengirimnya.



12



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Bentuk lain dari insentif dapat berupa aktifitas tim building, sesi konferensi dengan upacara pemberian penghargaan, memperkenalkan rencana perusahaan, pola baru untuk mencapai target yang diharapkan. Bentuk lain perjalanan insentif berupa; a. Grup terdiri dari jumlah yang lebih kecil. b. Waktu penyelenggaraan lebih singkat. c. Tempat tujuannya lebih menarik. d. Program yang ditampilkan bersifat aktif (tidak hanya melihat presentasi). e. Banyak perjalanan insentif saat ini disertai dengan kegiatan meeting.



Dalam mengelola perjalanan insentif perlu diperhatikan beberapa hal berikut: 1. Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan/objek wisata. 2. Kualitas teknologi informasi yang dapat diandalkan dengan tingkat kesalahan yang kecil, misalnya kesalahan manusia. 3. Ketersediaan akomodasi yang bervariasi, karena tidak semua perusahaan akan memiliki anggaran yang sama untuk jenis akomodasi yang ditawarkan dan hal ini sudah banyak tersedia pada lokasi industri MICE. 4. Perlunya penyesuaian cuaca di daerah yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan MICE 5. Saat ini mulai berkembang daerah pantai sebagai daerah tujuan penyelenggaraan kegiatan MICE karena adanya permintaan perusahaan akan tempat yang jauh dari keramaian kota. Hal ini diantisipasi oleh beberapa negara dengan mulai mempersiapkan infrastruktur dan fasilitasnya, misalnya PEACH (Pattaya Exhibition and Convention Hall) di Thailand, Dubai International Convention Centre (DICC) di Dubai, Creta Maris Hotel di Yunani. Banyak negara melihat bahwa industri MICE diprediksi akan berkembang dengan cepat, sehingga dipandang perlu setiap negara mulai memperhatikan kesiapannya. 6. Tersedia cukup informasi yang diinginkan oleh peserta, misalnya tentang kebudayaan, tempattempat bersejarah, obyek wisata yang dikunjungi dan hal lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan MICE. 7. Kondisi keamanan sangat mendukung terselenggaranya kegiatan MICE, Hal ini menjadi penting karena berdasarkan peristiwa teroris yang pernah terjadi di Indonesia sepanjang tahun 20012003, kegiatan MICE mengalami penurunan yang drastis, hal ini pun membawa kerugian yang besar, seperti penurunan jumlah peserta sebesar 50% pada tahun 2002 (Pacto Convex, 2003) dan pembatalan kegiatan MICE dengan kerugian lebih dari $ 10 juta pada tahun 2003 (Noor.2007).



13



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Referensi



Andini, Dini Nyoman. 2014. Pengelolaan Wisata Konvensi. Yogyakarta: Graha Ilmu Ismayanti. 2011. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. Kesrul. 2004. Meeting, Incentive, Trip Conference, Exhibition. Yogyakarta: Graha Ilmu Noor, Any. 2007. Globalisasi Industri MICE. Bandung: Alfabeta. Noor, Any. 2009. Management Event. Bandung: Alfabeta Pendit, Nyoman. 2002, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita



14



MICE Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id