Morfologi Daun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MORFOLOGI DAUN (Laporan Praktikum Biologi Pertanian)



MUHAMMAD SYARIF FADHIL 1910512210010 Nephelium ramboutan-ake



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU



B



2019



DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI...........................................................................................



i



DAFTAR TABEL...................................................................................



ii



PENDAHULUAN...................................................................................



1



Latar Belakang............................................................................



1



Tujuan..........................................................................................



2



TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................



3



BAHAN DAN METODE.......................................................................



7



Alat dan Bahan............................................................................



7



Waktu dan Tempat......................................................................



7



Prosedur Kerja.............................................................................



8



HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................



9



Hasil............................................................................................



9



Pembahasan.................................................................................



16



KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................



20



Kesimpulan..................................................................................



20



Saran............................................................................................



20



DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR TABEL Nomor



Halaman



1. Hasil Identifikasi Morfologi Daun talas..............................................



9



2. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Mangga........................................



10



3. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Tebu.............................................



11



4. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Gamal .........................................



12



5. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Karet ...........................................



13



6. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Jeruk Purut ..................................



14



7. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Ubi Kayu ....................................



15



8. Hasil Identifikasi Morfologi Daun Tempuyung..................................



16



PENDAHULUAN Latar Belakang Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013). Daun termasuk organ pokok pada tumbuhan. Pada umumnya bentuknya pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya proses fotosintesis. Berkaitan dengan itu daun memiliki stuktur mulut daun yang berfungsi untuk pertukaran gas CO2, O2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya. Pada suku tumbuhan keladi, untuk mempertahankan siklus air diujung daun memiliki stuktur daun hidatoda cone, sebagai tempat meneteskan air (guatsi), bentuk pipih dorso ventral dan menghadap kearah datangnya sinar memiliki logika untuk penangkapan sinar (Kimball, 1994). Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan (Rosanti, 2013). Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas) (Rosanti, 2013).



2 Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur daun, dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi, dengan cara mengelompokkan tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut. Dengan mengenal stuktur daun, dapat ditelaah komponen-komponen setiap struktur secara lebih terperinci, mulai dari bangunnya, ujung, pangkal, tepi, daging, sistem pertulangan, warna, dan permukaannya, dan dapat membedakan struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yang ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari (Rosanti, 2013). Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Mengamati, mempelajari, serta menggambarkan daun sehingga dapat membedakan antara daun lengkap dan tidak lengkap. 2. Membedakan daun tunggal dan daun majemuk. 3. Mengetahui fungsi daun dalam bidang pertanian.



TINJAUAN PUSTAKA Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti yang terdapat pada batang. Perbedaannya, batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur (Tjitrosomo, 1983). Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun



yang



berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014). Daun umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau, tetapi beberapa daun ada yang berbentuk jarum seperti pada pinus dan berbentuk sisik atau duri seperti pada kaktus (Amintarti, 2014). Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang disusun oleh tulang daun. Tulang daun mengandung jaringan pembuluh (xilem dan floem) yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari daun. Sistem pertulangan daun ada tiga tipe: pertulangan sejajar pada tumbuhan monokotil, pertulangan bersisip pada tumbuhan dikotil, dan pertulangan dikotom pada paku-pakuan (Tjitrosomo, 1983). Berdasarkan susunan daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu daun pada setiap



4 tangkainya, sedangkan daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa (lebih dari satu) daun pada satu tangkainya (Amintarti, 2014). Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan anak daun dari daun majemuk, khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar. Di bawah ini adalah dua hal yang dapat dijadikan dasar perbedaan antara daun tunggal dengan anak daun dari daun majemuk, yaitu: (Hidayat, 1995) 1. Pada ketiak daun tunggal terdapat tunas aksilar, sedangkan pada ketiak anak daun dari daun majemuk tidak ada tunas aksilar. 2. Daun tunggal menempati bidang tiga dimensi pada batang atau dahan, sedangkan anak daun dari daun majemuk menempati satu bidang. Organ daun dapat memiliki bagian-bagian antara lain: (1) pangkal daun (leaf base) yaitu bagian yang berhubungan dengan bagian batang tumbuhan, (2) pelepah atau upih daun (vagina), yaitu bagian daun yang memeluk batang, (3) tangkai daun (petiole), yaitu bagian daun yang pada umumnya berbentuk silinder, dan (4) helaian daun (lamina), yaitu bagian daun yang berbentuk pipih dorsoventral serta berguna untuk fotosinthesa (Campbell, 2003). Daun tumbuhan dapat lengkap atau tidak lengkap, bagi daun yang lengkap dipersyaratkan memiliki bagian upih daun, tangkai daun, dan helaian daun. Daun yang tidak lengkap, adalah daun yang tidak memiliki salah satu atau dua bagian utama, dapat memiliki kenampakan sebagai: (1) .daun bertangkai; adalah daun yang hanya memiliki bagian tangkai dan helaian daun, (2) daun berupih; adalah daun yang hanya memiliki bagian upih dan helaian daun, (3) daun duduk (sessile);



5 adalah daun yang hanya memiliki helaian daun saja, dan daun duduk memiliki tipe yang duduk tatapi pangkal helaian memeluk batang disebut duduk memeluk batang (amplexicaulis), (4) daun semu (filodia); adalah daun yang berkembang dan tangkai daun yang melebar (Tjitrosoepomo, 1985). Daun majemuk berbeda dengan daun tunggal apabila dilihat dari beberapa aspek, antara lain; tata letak kuncup batang, jumlah helaian perdaun, percabangan tangkai daun, pertumbuhan, dan gugurnya daun (umur daun). Di bawah ini tabel tentang perbedaan daun tunggal dan majemuk (Tjitrosoepomo, 1985). Daun majemuk disusun oleh bagian-bagian yang terdiri atas: (1) tangkai induk (rachis) merupakan aksis pokok yang di ketiak pangkal daunnya dijumpai adanya kuncup, (2) ruas cabang (rachilla) merupakan percabangan lanjutan dari aksis pokok, yang dapat dibedakan berdasarkan urutannya, yaitu ruas cabang tingkat 1 (rachiolla), ruas cabang tingkat 2 (rachiololus), dan seterusnya. Pada bagian ini kemudian ditumbuhi oleh anak daun (foliole), (3) tangkai anak daun (petiolole) adalah tangkai pendukung helaian daun anak daun setara dengan daun tunggal, (4) helaian anak daun (foliolum) (Tjitrosoepomo, 1985). Berdasarkan susunan dari anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu: (1) daun majemuk menyirip (pinnatus); anak daun tersusun di kanan-kiri aksis dengan susunan seperti sirip ikan, (2) daun majemuk menjari (palmatus) anak daun tumbuh pada ujung aksis secara radial, membentuk susunan seperti jari, (3) daun majemuk bangun kaki (pedatus); anak daun anterior tersusun menjari, tetapi dua anak daun posterior tumbuh pada tangkai anak daun sebelumnya (Tjitrosoepomo, 1985).



6 Daun majemuk menyirip dibedakan berdasarkan pada jumlah anak daun, yaitu daun majemuk menyirip beranak daun: (1) dua (bifoliate), (2) tiga (trifoliate), (3) lima (quinquefoliate), (4) tujuh (septemfoliate), (5) banyak (polyfoliate). Kondisi ganda pada daun majemuk menjari terdapat pada jenis tumbuhan Aquilegia vulgaris, yang bersifat ganda dua (biternatus) (Tjitrosoepomo, 1985).



BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Alat tulis. 2. Pensil warna. 3. Lembar laporan sementara. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1. Daun Colocasia esculenta. 2. Daun Mangifera indica. 3. Daun Saccharum officinarum. 4. Daun Gliricidia maculatum. 5. Daun Hevea brasiliensis. 6. Daun Citrus hystrix. 7. Daun Manihot utilisima. 8. Daun Sonchus arvensis. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 September 2019 pukul 08.00 WITA sampai dengan selesai. Di Laboratorium Biologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.



8 Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan bahan yang akan diamati. 2. Mengidentifikasi bagian-bagian daun untuk membedakan antara daun lengkap, daun tidak lengkap, daun tunggal dan majemuk. 3. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas dan mencari klasifikasi masing-masing tanaman dan memberikan hasil identifikasi pada masing-masing daun.



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Talas (Colocasia esculenta) Gambar Sketsa Daun talas (Colocasia esculenta)



Identifikasi 1. Daun tunggal



Klasifikasi Kingdom : Plantae



2. Daun lengkap



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Liliopsida



Ordo



: Alismatales



Famili



: Araceae



Genus



: Colocasia



Species



: Colocasia esculenta L.



10 Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Mangga (Mangifera indica) Gambar Sketsa Daun Mangga (Mangifera indica)



Identifikasi 1. Daun tunggal



Klasifikasi Kingdom : Plantae



2. Daun tidak lengkap (daun



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Sapindales



Famili



: Anadardiacea



Genus



: Mangifera



Species



: Mangifera indica L.



bertangkai)



Tabel 3. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Tebu (Saccharum officinarum)



11 Gambar Daun tebu (Saccharum officinarum)



Sketsa



Identifikasi 1. Daun tunggal



Klasifikasi Kingdom : Plantae



2. Daun tidak lengkap (daun berupih)



Divisi



: Tracheophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Poales



Famili



: Poceae



Genus



: Saccharum



Species



: Saccharum officinarum L.



Tabel 4. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Gamal (Gliricidia maculatum) Gambar Sketsa



12 Daun gamal (Gliricidia maculatum)



Identifikasi 1. Daun majemuk (majemuk menyirip) 2. Daun tidak lengkap (daun bertangkai)



Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi



: Tracheophyta



Kelas



: Magnolipsida



Ordo



: Fabales



Famili



: Fabaceae



Genus



: Gliricidia



Species



: Gliricidia maculatum



Tabel 5. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Gambar Sketsa



13 Daun karet (Hevea brasiliensis)



Identifikasi 1. Daun majemuk (majemuk menjari) 2. Daun tidak lengkap (daun bertangkai)



Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi



: Tracheophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Malpighiales



Famili



: Euophorbiaceae



Genus



: Hevea



Species



: Hevea brasiliensis



Tabel 6. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Jeruk Purut (Citrus hystrix) Gambar Sketsa



14 Daun jeruk purut (Citrus hystrix)



Identifikasi 1. Daun majemuk (majemuk



Klasifikasi Kingdom : Plantae



menjari beranak satu)



Divisi



: Magnoliophyta



2. Daun tidak lengkap (daun



Kelas



: Magnolipsida



Ordo



: Sapindales



Famili



: Rutaceae



Genus



: Citrus



Species



: Citrus hystrix D. C.



bertangkai)



Tabel 7.



Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Ubi Kayu (Manihot utilisima) Gambar Sketsa



15 Daun ubi kayu (Manihot utilisima)



Identifikasi 1. Daun majemuk



Klasifikasi (majemuk Kingdom : Plantae



menjari beranak 5) 2. Daun



tidak



bertangkai)



Tabel 8.



lengkap



Divisi (daun Kelas



: Spermatophyta : Dicotyledoneae



Ordo



: Euphorbiales



Famili



: Euphorbiaceae



Genus



: Manihot



Species



: Manihot utilisima



Hasil Pengamatan Morfologi Daun Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) Gambar Sketsa Daun tempuyung (Sonchus arvensis)



16



Identifikasi 1. Daun tunggal



Klasifikasi Kingdom : Plantae



2. Daun tidak lengkap (daun



Divisi



: Tracheophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Asterales



Famili



: Asteraceae



Genus



: Sonchus



Species



: Sonchus arvensis L.



duduk)



Pembahasan Pada praktikum ini daun adalah bagian tumbuhan yang biasanya berwarna hijau, tipis dan permukaannya lebar. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis karena di daun terdapat zat hijau (klorofil) yang berfungsi sebagai pengolah makanan bagi tumbuhan. Daun adalah bagian tumbuhan yang sangat penting. Pada umumnya setiap tumbuhan memiliki daun lebar dan tipis. Namun ada



17 beberapa tumbuhan yang memiliki bentuk daun berbeda contohnya seperti daun kaktus yang berbentuk duri. Fungsi utama daun adalah sebagai menangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Sedangkan fungsi daun lainya bagi tumbuhan ada empat yakni: pengambilan zat makanan (resorbsi), pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi), dan pernafasan (respirasi). Berdasarkan bagian-bagian daun dibagi menjadi daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun dikatakan lengkap jika memiliki tiga bagian utama daun yakni upih atau pelepah daun (vagina), tangkai (petiole), dan helai daun (lamina). Sedangkan daun tidak lengkap adalah daun yang tidak memiliki salah satu bagian diatas. Dalam praktikum ini yang merupakan daun lengkap hanyalah Daun talas (Colocasia esculenta). Sedangkan sisa daun lainnya termasuk dalam Jajaran daun tidak lengkap. Berdasarkan jumlah daun pada tangkai daun dibagi menjadi dua yakni daun majemuk dan daun tunggal, dalam praktikum ini yang termasuk golongan daun tunggal hanya daun talas (Colocasia esculenta), daun tebu (Saccharum officinarum), daun mangga (Mangifera indica) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis). Berikut adalah morfologi talas (Colocasia esculenta). Pada pengamatan kami daun talas memiliki pelepah, tangkai dan helai daun. Ini berarti talas termasuk golongan daun lengkap karena memiliki tiga bagian utama daun. Daun talas juga digolongkan menjadi daun tunggal karena hanya terdapat satu helai daun pertangkai.



18 Morfologi daun mangga (Mangifera indica). Pada pengamatan kami daun mangga hanya memiliki tangkai daun dan helai daun. Ini berarti mangga termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian utama daun. Daun mangga juga termasuk daun tunggal karena hanya terdapat satu helai daun pertangkai. Morfologi daun tebu (Saccharum officinarum). Pada pengamatan kami daun tebu hanya memiliki pelepah daun dan helai daun. Ini berarti tebu termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian utama daun. Daun tebu juga termasuk daun tunggal karena hanya terdapat satu helai daun pertangkai. Morfologi daun gamal (Gliricidia maculata). Pada pengamatan kami daun gamal hanya memiliki tangkai daun dan helai daun. Ini berarti gamal termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian utama daun. Daun gamal juga termasuk kedalam golongan daun majemuk karena terdapat lebih dari satu helai daun pada satu tangkai. Morfologi daun karet (Hevea brasiliensis). Pada pengamatan kami daun karet hanya memiliki tangkai daun dan helai daun. Ini berarti karet termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian utama daun. Daun karet juga termasuk kedalam golongan daun majemuk karena terapat tiga helai daun pada satu tangkai. Morfologi daun jeruk purut (Citrus hystrix). Pada pengamatan kami daun jeruk purut hanya memiliki tangkai daun dan helai daun. Ini berarti jeruk purut 2termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya



19 memiliki dua bagian utama daun. Daun jeruk purut juga termasuk kedalam golongan daun majemuk karena Terapat dua helai daun pada satu tangkai. Morfologi daun ubi kayu (Manihot utilisima). Pada pengamatan kami daun ubi kayu hanya memiliki tangkai daun dan helai daun. Ini berarti daun ubi kayu termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian utama daun. Daun ubi kayu juga termasuk kedalam golongan daun majemuk karena terapat lebih dari satu helai daun pada tangkai. Morfologi daun tempuyung (Sonchus arvensis). Pada pengamatan kami daun tempuyung memiliki helaian daun. Ini berarti daun tempuyung termasuk golongan daun tidak lengkap karena hanya memiliki satu bagian utama daun. Daun tempuyung juga termasuk kedalam golongan daun tunggal karena hanya terdapat satu daun pertangkai.



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Daun akan disebut daun lengkap apabila memiliki upih daun/pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiole) dan helaian daun (lamina). 2. Daun akan disebut daun tidak lengkap apabila tidak memiliki salah satu bagian atau hanya memiliki satu bagian pokok daun lengkap. 3. Daun majemuk adalah daun yang tangkainya bercabang-cabang dan pada cabang tangkai terdapat helaian daun sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun. 4. Daun majemuk ada bermacam-macam yaitu daun majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus) dan daun majemuk campuran (digito pinnatus). Saran Saran untuk praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat tenang sehingga praktikan yang lain dapat mendengarkan penjelasan dari Asisiten Dosen dengan jelas.



DAFTAR PUSTAKA Amintarti, Sri. 2014. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. PT. Pradaya. Jakarta. Campbell. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta. Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Kimball, John W. 1994. Biologi. Erlangga.Jakarta. Papuangan, Nurmaya .2014. Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi: 3(1): 287. Ternate. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Tjitrosomo, Siti S. 1983. Botani Umum I. Penerbit Angkasa. Bandung.