MR - PROFESI KEPENDIDIKAN - KEL.6-dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MINI RISET



“PERANAN GURU BIDANG STUDI DALAM MEMBERHASILKAN MANAJEMENPENDIDIKAN DI SEKOLAH”



NAMA KELOMPOK



:



1. DESI APRIANI SITORUS 2. DEVIYANA SRY MARINI BR. SIAGIAN 3. EDITA KRISTIN SILALAHI



(3203121018) (3203321016) (3203321038)



DOSEN PENGAMPU



: LIDIA SIMANIHURUK S.Si.,M.Pd



MATA KULIAH



: PROFESI KEPENDIDIKAN



PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEI 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset (MR) tentang “Peranan Guru Bidang Studi Dalam Memberhasilkan Manajemen Pendidikan di Sekolah” dengan baik. Mini Riset (MR) ini disusun dalam rangka memenuhi tuga dalam mata kuliah Profesi Kependidikan. Atas bimbingan dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan dan saran dari teman-teman, maka disusunlah Mini Riset (MR) ini. Semoga dengan tersusunnya karya tulis ini, diharapkan dapat berguna bagi semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Mini Riset (MR) ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan. Dalam menyusun Mini Riset (MR) ini, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun Mini Riset (MR) ini juga kami telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam Mini Riset (MR) ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar karya tulis ini bisa menjadi lebih baik. Demikian pengantar Mini Riset (MR) ini dan kami berharap semoga karya tulis ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.



Medan, 08 Mei 2021



Kelompok 6



i



EXCECUTIVE SUMMARY Penelitian yang peneliti analisis berjudul “Peranan Guru Bidang Studi Dalam Memberhasilkan Manajemen Pendidikan di Sekolah”. Penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan evaluasi bagi dosen, mahasiswa, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar pihak terkait memperoleh pemahaman yang memadai terhadap pandangan profesi kependidikan terhadap keberhasilan manajemen pendidikan di Indonesia. Tujuan dalam mempelajari profesi kependidikan adalah untuk membina dan mengembangkan kemampuan mengenali dan memahami antara pendidik dan peserta didik dan proses pendidikan, yang mendukung pencapaian dan pengembangan kompetensi. Dalam penelitian ini ada beberapa kajian bahasan mulai dari konsep dasar manajemen pendidikan, fungsi manajemen pendidikan, bidang tugas manajemen pendidikan, pernanan guru pada manajemen pendidikan, sampai dengan implementasi peranan guru pada satuan pendidikan. Materi bahasan pada penelitian ini disusun sedemikian rupa agar bagus dan lengkap. Sehingga, diperoleh kesimpulan bahwa peranan guru bidang studi dalam manajemen pendidikan sebagai ruh dari sistem pendidikan di Indonesia harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis dibidang pendidikan di Indonesia. Peranan pendidik harus diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip- prinsip dasar dari nilai Pancasila yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaan, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan, yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidikan yang bermartabat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat dijadikan referensi evaluasi bagi caloncalon pendidik, baik itu mahasiswa yang sedang berproses membentuk diri menjadi calon penidik ataupun para pendidik yang sedang melangkah maju menuju jenjang karier. Termasuk juga yang sedang duduk di kursi pemerintahan khususnya dalam bidang pendidikan, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai rujukan dalam mengevaluasi fakta permasalahan yang terjadi tentang peranan guru bidang studi dalam memberhasilkan manajemen pendidikan di sekolah.



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i EXCECUTIVE SUMMARY.......................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 2 C. Batasan Masalah ................................................................................................... 2 D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3 E. Tujuan Survey ....................................................................................................... 4 F. Manfaat Survey ..................................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Manajemen Pendidikan .............................................................................. 5 B. Implementasi Peranan Guru Bidang Studi ......................................................... 10 C. Kerangka Berpikir.............................................................................................. 21 BAB III METODE SURVEY A. Tempat dan Waktu Survey .................................................................................. 22 B. Subjek Survey ..................................................................................................... 22 C. Teknik Pengambilan Data ................................................................................... 22 D. Instrumen Survey ................................................................................................ 22 E. Teknik Analisis Data........................................................................................... 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Hasil Survey ...................................................................................... 24 B. Pembahasan......................................................................................................... 25 C. Temuan Lapangan ............................................................................................... 25 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................................... 27 B. Saran ................................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 28 LAMPIRAN................................................................................................................... 29



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan esensi manusia. Jika manusia tidak memiliki pendidikan yang baik maka ia tidak akan dapat berkreasi, berinovasi dan melangsungkan kehidupannya dengan baik. Dalam proses pendidikan ada beberapa komponen yang harus menjadi prioritas agar berlangsungnya pendidikan dengan baik. Di antaranya pendidik, anak didik dan kurikulum. Pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh guru dan terbukti peserta didik belajar akan dijadikan fokus dalam usaha untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (Warsita, 2008, hal. 287). Pengajar yang efektif sangatlah penting bagi pembelajaran siswa. Faktor pengajar juga dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Kompetensi keilmuan dan pengalaman dalam kegiatan pengajaran kiranya akan berdampak pada keberhasilan proses belajar (Kristiyani, 2008, hal. 286). Salah satu cara untuk melihat efektif atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat proses dan hasil belajar itu sendiri. Dikarenakan, ketika dibicarakan upaya peningkatan proses pendidikan, secara langsung juga membicarakan tentang peningkatan hasil proses pendidikan. Hal ini karena proses dan hasilnya merupakan satu bagian tak terpisahkan. Kedua hal tersebut terkait pada sebuah kondisi yang sama. Kedua aspek tersebut mempunyai perbandingan lurus. Efektivitas proses pembelajaran berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung juga dengan keinginan dari peserta didik untuk belajar, atau dengan kata lain tanggung jawabnya sebagai peserta didik untuk belajar. Pembelajaran dikatakan efektif jika memberikan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Dengan menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya dengan baik.



1



B. Identifikasi Masalah Seorang guru dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Secara umum, manajer dipahami sebagai seseorang yang menduduki suatu jabatan di bagian atas ataupun menengah dalam suatu organisasi. Namun, seorang dosen, guru, ataupun pelatih yang bekerja dalam sebuah universitas atau lembaga pendidikan lainnya juga bisa disebut sebagai seorang manajer. Guru sebagai manajer pembelajaran artinya mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas. Guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan mendinamiskan seluruh



sumber-sumber



penunjang



pembelajaran



sebagai



seorang



manajer



pembelajaran. Dalam beberapa penelitian, guru dilihat sebagai teladan, pemimpin, manajer dan agen perubahan. Telah diobservasi bahwa guru adalah manajer administratif yang mengelola ruang kelas. C. Batasan Masalah Fungsi manajerial guru didalam kelas yang diantaranya berhubungan dengan administrasi, pengawasan dan pemantauan, serta pengelolaan informasi dan komunikasi (Malik & Murtaza, 2011, hal. 786-787). Administrasi dalam hal ini berhubungan dengan memberikan arahan, bimbingan, pengendalian dan pengelolaan terhadap sumber atau bahan ajar yang nantinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi manajerial guru di kelas adalah tidak hanya tentang pengelolaan kelas saja, melainkan juga sumber atau bahan ajar yang digunakan. Pengawasan berhubungan dengan pemantauan fasilitas yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran itu sendiri, termasuk metode dan mekanisme yang sesuai dengan usaha peningkatan kualitas pembelajaran. Pengelolaan informasi dan komunikasi dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana seorang guru mampu mengumpulkan informasi,



2



mengolahnya, hingga menyebarkan atau mengkomunikasikan informasi itu sendiri agar informasi tersebut menjadi bermanfaat. Sedangkan komunikasi itu sendiri berhubungan dengan proses perubahan informasi dan timbal balik. Pembahasan mengenai peran guru jika dihubungkan dengan tugas-tugasnya dalam proses belajar mengajar tentu memiliki cakupan yang luas. Dalam penelitian ini diungkapkan bahwa kelas sebagai tempat utama pembelajaran harus dikelola dengan baik oleh guru sehingga menjadi tempat yang menyenangkan menerima ilmu pengetahuan dan tempat menyalurkan segala bentuk kreasi peserta didik (Nurhalisah, 2010, hal. 193). Hal ini mengindikasikan bahwa peran guru memang diperlukan khususnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pembahasan mengenai peran guru sebagai manajer perlu diperhatikan dengan baik. Oleh karena itulah penulis melanjutkan penelitian mengenai peran guru dengan fokus yangberbeda, yaitu peran guru sebagai manajer. Proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran produktif yang belum efektif akan berpengaruh pada pencapaian kompetensi siswa sebagai lulusan nantinya. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada Mini Riset (MR) ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah



peran



guru



bidang



studi



sebagai



fasilitator



sehingga



pembelajaran efektif dan efisien? 2. Apakah guru bidang studi memberikan model pembelajaran yang bervariasi? 3. Apakah guru bidang studi tanggap dalam merespon siswa? 4. Apa sajakah



sarana



yang



digunakan



oleh



guru



bidang



studi



untuk



memotivasi dan menginspirasi proses pembelajaran siswa? 5. Seperti apakah bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru bidang studi pada proses pembelajaran? 6. Apakah guru bidang studi menciptakan suasana yang nyaman dan mencatat kehadiran peserta didik? 7. Apakah guru bidang studi sebagai sumber belajar siswa dan menguasai materi pembelajaran dengan baik?



3



E. Tujuan Survey Adapun tujuan dari Mini Riset (MR) ini sebagai berikut: 1. Untuk memahami bagaimanakah peran guru bidang studi sebagai fasilitator sehingga pembelajaran efektif dan efisien 2. Untuk



mengetahui



apakah



guru



bidang



studi



memberikan



model



pembelajaran yang bervariasi 3. Untuk mengetahui apakah guru bidang studi tanggap dalam merespon siswa 4. Untuk memperoleh informasi apa sajakah sarana yang digunakan oleh guru bidang studi untuk memotivasi dan menginspirasi proses pembelajaran siswa 5. Untuk mengetahui seperti apakah bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru bidang studi pada proses pembelajaran 6. Untuk mendapatkan



pendapat



dari siswa



apakah



guru



bidang



studi



menciptakan suasana yang nyaman dan mencatat kehadiran peserta didik 7. Untuk mengetahui apakah guru bidang studi sebagai sumber belajar siswa dan menguasai materi pembelajaran dengan baik F. Manfaat Survey Adapun manfaat survey dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Memperoleh fakta dari beberapa responden yaitu siswa dan Mahasiswa tentang permasalahan yang ada 2. Mendapat evaluasi serta perbandingan terhadap permasalahan yang terjadi 3. Mengetahui gambaran secara umum tentang permasalahan yang ada berdasarkan subject dan object penelitian 4. Dapat menganalisis keterangan pernyataan secara sistematis 5. Dilakukan terhadap sejumlah individu ataupun kelompok yang menimbulkan keterkaitan antara peneliti dan responden



4



BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Manajemen Pendidikan 1. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan eksternalnya. Beberapa ahli menggunakan istilah yang berbeda dalam pemakaian kata administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan, tetapi ketika ditinjau pengertiannya hampir mirip. Walaupun pada dasarnya kedua istilah tersebut tidak sama persis. Nanang Suhardan dan Nugraha Suharto dalam hal ini mereka memakai istilah administrasi pendidikan yaitu ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan menurut Made Pidarta yaitu aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. H.A.R. Tilaar, berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini, manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar lebih efektif dan efisien. Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak terlepas dari wadah melakukan kegiatan yang disebut organisasi (lembaga pendidikan baik formal, nonformal, maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada



5



manusianya. Manusia dalam organisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri (misal Sisdiknas). Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat mendefinisikan



Manajemen



Pendidikan



sebagai



suatu



Proses



perencanaan,



pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu : a. Man Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut. b. Money Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan. c. Materials Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa. d. Method Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar. e. Machines Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat mesin tersebut dengan baik.



6



f. Market Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka. g. Minutes Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien. 2. Fungsi Manajemen Pendidikan Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. 1) Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut. 2) Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.



7



3) Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja. 4) Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan. 3. Bidang Tugas Manajemen Pendidikan Bidang tugas manajemen pendidikan ialah bidang atau jenis tugas pokok yang harusdikelola oleh administrator atau manajer pendidikan.2.Bidang tugas yang harus dikelola oleh administrator atau manajer (dalam hal ini adalahkepala sekolah) bertujuan agar tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai secaraefektif dan efisien. Bidang tugas manajemen pendidikan di sekolah menyangkut beberapa aspek, yaitu: a. Pengelolaan Kurikulum: berkaitan dengan bagaimana mengorganisasikan sumbersumber sekolah yang dapat diberdayakan dan direalisasikan isi kurikulum oleh guru dan pengembangan kurikulum dengan mengelola penyusunan prorgam pengajaran sebagai dasar bagi guru dalam menyusun persiapan mengajar dalam bentuk prota dn prosem, SAP atau RPP. b. Pengelolaan Peserta Didik: berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan pengajaran dan bimbingan kepada peserta didik dan juga memberikan pertolongan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan/masalah dalam belajar. c. Pengelolaan Personalia Pendidikan: berkaitan dengan proses sekaligus sebagai seni untuk memilih dan mendayagunakan sumber daya manusia sejak penerimaan dan pemberhentiannya. Personalia pendidikan disini



8



maksudnya adalah mereka yang membidangi kegiatan edukatif, yaitu pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran di lembaga pendidikan, diantaranya yaitu guru, kepala sekolah, petugas dan bimbingan konseling dan ketatusahaan. d. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan: berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan peralatan yang digunakan untuk menunjang penyelenggaraan sistem pendidikan agar tujuan pendidikan yang ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. e. Pengelolaan Keuangan Pendidikan: berkaitan dengan pengelolaan keuangan pendidikan dapat me&ujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan keuangan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan dan penyusunan anggaran biaya, pencarian dan pengusahaan sumber-sumber biaya, penggunaan anggaran, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan. f.



Pengelolaan Layanan Khusus: berkaitan dengan suatu usaha yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses belajar-mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan kepada pesera didik oleh lembaga pendidikan agar mereka lebih optimal dalam melaksankan kegiatan belajarnya, seperti pusat sumber belajar, perpustakaan, laboratorium, UKS dan kantin sekolah.



g. Pengelolaan Ketatausahaan: menyangkut segenap rangkaian pengelolaan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, yang dapat beupa perencanaan, pencatatan, pengolahan,penggandaan, penyimpanan, dan pengiriman semua keterangan yang diperlukan dalam melakukan aktivitas-aktivitas dan atau fungsi-fungsi manajemen oleh manajer. 4. Peranan Guru Bidang Studi Pada Manajemen pendidikan Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan



proses



pembelajaran,



menilai



hasil



pembelajaran,



melakukan



pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik bertugas menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,



9



kreatif, dinamis, dan dialogis.Untuk itu, pendidik harus memiliki komitmen professional untuk menngkatkan mutu pendidikan. Sebagai pendidik ia harus member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan. Peranan guru dalam pengelolaan pembelajaran, antar lain: guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pelatih, guru sebagai penasehat, guru sebagai pembeharu, guru sebagai model dan teladan, guru sebagai pribadi, guru sebagai peneliti, guru sebagai pendorong kreativitas, guru sebagai pembangkit pandangan, guru sebagai rutin, guru sebagai pemindah kemah , guru sebagai pembawa cerita, guru sebagai aktor, guru sebagai emancipator, guru sebagai evaluator. Sementara Guru, seperti dikutip Hadari Namawi, merumuskan tugas guru dalam pengelolaan pengajaran sebgai berikut: a. Merumuskan tujuan instruksional. b. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. c. Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instrusional yang relevan dengan materi dan muid. d. Mampu melaksanakan program belajar mengajar yang dinamis. e. Mengenal dan memahami kemampuan anak didik. f. Mampu merencanakan dan melaksanakan program remedial (Hadari Namawi, 1982: 124) B. Implementasi Peranan Guru Bidang Studi Pada Manajemen Pendidikan Pada Satuan Pendidikan 1. Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-



hasil



pembelajaran,



tingkat



ketercapaian



direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.



10



program-program



yang



telah



a. Landasan Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang menentukan bagaimana kurikulum akan dapat dilaksanakan. Pengembangan kurikulum agar dapat berhasil sesuai dengan yang diinginkan, maka dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan-landasan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum menurut Dimyati dan Mudjiono mengacu pada tiga unsur, yaitu 1) nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya, 2) fakta empirik yang tercermin dari pelaksanaan kurikulum, baik berdasarkan penilaian kurikulum, studi, maupun survei lainnya, dan 3) landasan teori yang menjadi arahan pengembangan dan kerangka penyorotnya.



b. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Hernawan dalam Sudrajat mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu: a. Prinsip relevansi b. Prinsip fleksibilitas c. Prinsip kontinuitas d. Prinsip efisiensi e. Prinsip efektivitas



c. Inovasi dan Pengembangan Kurikulum Inovasi



dan



pengembangan



kurikulum



dilakukan



karena



melaksanakan



pengembangan kurikulum bersifat dinamis, selalu berubah,menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar (peserta didik). Karena masyarakat dan mereka yang belajar mengalami perubahan maka langkah awal dalam



11



perumusan kurikulum ialah penyelidikan mengenai situasi (situation analysis) yang dihadapi masyarakat, termasuk situasi lingkungan belajar dalam arti menyeluruh, situasi peserta didik, dan para calon pengajar yang diharapkan melaksanakan kegiatan. Aspek mendasar yang harus dijadikan pedoman, yakni: a. Kepekaan terhadap nilai budaya lokal (cultural appropirateness), b. Kepedulian terhadap pergumulan dan kebutuhan siswa, (attentiveness to the church) c. Merumuskan



strategi



yang



fleksibel,



peka



terhadap



kebutuhan



setempat (flexible strategizing), d. Menilai keberhasilan



dari hasil



belajar



peserta



didik (outcomes



assessment), e. Menekankan



pembentukan dan pertumbuhan iman (spiritual



formation), f. Mengembangkan kurikulum yang holistik mencakup sisi akademis, praktis, dan pelatihan spiritualitas (holistic curricularizing), g. Melengkapi peserta didik untuk melayani (service orientation), h. Mengembangkan kreativitas guru dalam mengajar, memilih metode yang tepat (creativity in teaching), i. Membentuk wawasan berpikir atas kehidupan (worldview), j. Mempertimbangkan



dimensi



perkembangan



peserta



didik(developmental focus), k. Memfasilitasi terbentuknya kerja sama (a cooperative spirit).



d. Model Pengembangan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Berbasis Sosiologi Kritis, Kreativitas, dan Mentalitas Nilai yang menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual dalam diri para pendidik dan anak didik. Nilai tersebut dikerahkan sebagai keseluruhan usaha dalam sistem pendidikan sekolah. Masalahnya dengan pendidikan tinggi akuntansi yang dituangkan dalam kurikulum selama ini merupakan sistem yang memiliki tata nilai sendiri yang telah berulang-ulang kali terjadi dalam sejarah, yaitu nilai-nilai sempit sistem yang menggantikan nilai luhur



12



pendidikan tinggi akuntansi sehingga tujuannya menjadi tujuan egois sistem itu sendiri yang mengarah pada materialitas. Kurikulum pendidikan sekolah yang merupakan turunan dari teori serta nilainilai dari suatu ilmu pengetahuan. Dalam perjalanannya, pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum telah tumbuh begitu kuatnya sehingga hegemoni telah mencakup segala sisi dari para guru, siswa, dan sekolah sebagai institusi pendidikan. Bahayanya terletak dari dogmatisasi nilai-nilai pendidikan yang diajarkan pada sekolah. Kurikulum pendidikan sekolah telah terstruktur sedemikian rupa sehingga telah mempunyai arogansi dan egoistis untuk menyatakan dirinya sebagai satu-satunya yang berhak dalam menyatakan kebenaran. Strategi pembelajaran yang bertumpu pada teori harus diimbangi dengan praktik yang ada. Banyak guru pada pendidikan sekolah hanya berpijak pada teori semata, sehingga setelah selesai teori tersebut diajarkan, maka perlahan-lahan pudar materi yang selama ini tertanam di benak siswa. Strategi pembelajaran yang inovatif adalah menciptakan aktivitas agar anak didik dapat terlibat langsung dalam proses pendidikan sekaligus terlibat dalam keseluruhan proses. Strategi pembelajaran tersebut tidak hanya bersifat ceramah semata saja, tetapi juga dengan adanya simulasi, studi kasus, tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok, penugasan, demonstrasi, peragaan, dan studi lapangan. Penggunaan media belajar yang bervariasi dan menggunakan hasil teknologi dapat meningkatkan siswa untuk ingin lebih mengetahui. Siswa yang memiliki rasa ingin lebih tahu mempunyai kecenderungan untuk bertanya tentang suatu materi pelajaran yang dipelajarinya. 2. Peserta Didik Peserta didik merupakan elemen utama dan terpenting dalam pendidikan, tanpa peserta didik tidak akan mungkin terjadi proses pembelajaran di kelas. Manejemen perkembangan peserta didik yang digunakan yaitu Perencanaan, mekanisme penerimaan peserta didik, proses seleksi dan kegiatan orientasi peserta didik baru, pembinaan dan pengembangan, monitoring dan evaluasi manajemen peserta didik. Di era berkembang sekarang ini pendidikan sangat



13



berperan aktif untuk perkembangan peserta didik, pendidikan diarahkan dengan berbagai kemudahan untuk mengasah pengetahuan setiap anak didik, artinya peningkatan mutu pendidikan itu sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, karena bagian dari tujuan pendidikan itu termasuk mengedepankan kualitas peserta didik. Kualitas peserta didik mengacu pada hasil kelulusan dari setiap peserta didik, agar menjadi lulusan yang baik untuk itu memerlukan manajemen yang baik pula untuk mengantar peserta didik lebih unggul dalam berbagai pengetahuan. Artinya kemajuan peserta didik harus dikabulkan melalui adanya pembelajaran bermutu dan berkualitas sehingga hasil lulusannya mempunyai wawasan yang luas, ungul, professional, danpandangan terus kedepan dengan merasa percaya diri. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sistem pelaksanaan pembelajaran harus diatur dengan maksimal. Dapat dimulai dari input hingga output peserta didik, dengan mengatur sistem dimulai dari berbagai macam elemen penting pendukung proses pendidikan, mulai dari perencanaan kualitas, pengendalian kualitas sampai pada tahap perbaikan kualitas. a. Manajemen Perkembangan Peserta Didik Manajemen peserta didik terdapat dua kata didalamnya yaitu manajemen dan peserta didik. Adapun kata manajemen dapat diartikan sebagai pengaturan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan peserta didik adalah unsur yang paling utama dalam pendidikan dan pembelajaran di madrasah, karena tanpa adanya peserta didik kegiatan belajar mengajar di madrasah tidak dapat dilaksanakan. Jadi peserta didik akan mengalami fase perkembangan dari masuknya peserta didik sampai lulusnya peserta didik dari madrasah. Adapun fase perkembangannya menjadi peserta didik yang bermutu atau berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. b. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik Baru Pembinaan kepada peserta didik merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan selama berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam memberikan bimbingan peserta didik harus dilakukan sejak peserta didik masuk sampai peserta didik lulus pendidikan. Adapun macam-macam pembinaan dan pengembangan peserta didik diantaranya:



14



a) Pembinaan disiplin peserta didik b) Program ekstrakurikuler



c. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Peserta Didik Secara umum yang bertugas memonitoring dan mengevaluasi adalah kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah, akan tetapi tidak semua kegiatan dalam memonitoring dilakukan oleh kepala sekolah melainkan juga pihak- pihak yang terlibat suatu kegiatan tersebut. Seperti proses penerimaan peserta didik, kegiatan ini yang bertindak adalah kepala sekolah karena sebagai pihak penanggung jawab. Dalam memonitoring dan mengevaluasi kegiatan peserta didik memang sudah menjadi tugas seorang kepala sekolah, akan tetapi petugas yang lain seperti ketua panitia dan wakil kepanitiaan dalam menerima peserta didik dengan langsung juga dapat ikut berperan. 3. Pendidik dan Tenaga Pendidik Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan



proses



pembelajaran,



menilai



hasil



pembelajaran,



melakukan



pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik bertugas menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.Untuk itu, pendidik harus memiliki komitmen professional untuk menngkatkan mutu pendidikan. Sebagai pendidik ia harus member teladan dan menjaga nama baik lembaga , profesi, dan kedudukan Peranan guru dalam pengelolaan pembelajaran, antar lain: guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pelatih, guru sebagai penasehat, guru sebagai pembeharu, guru sebagai model dan teladan, guru sebagai pribadi, guru sebagai peneliti, guru sebagai pendorong kreativitas, guru sebagai pembangkit pandangan, guru sebagai rutin, guru sebagai pemindah kemah , guru sebagai pembawa cerita, guru sebagai aktor, guru sebagai emancipator, guru sebagai evaluator. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan



15



penyesuaian



diri secara



maksimum



terhadap



sekolah,



keluarga



serta



masyarakat. 1. Mengumpulkan data tentang siswa 2. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari 3. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus 4. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak. 5. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa 6. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik. 7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu. 8. Bekerja



sama



dengan



petugas



bimbingan



lainnya



untuk



membantu



memecahkan masalah siswa. 9. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya. 10. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa peran guru baik sebagai pengajar maupun sebagai pembimbing pada hakekatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, kedua peran tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus merupakan keterpaduan. 4. Sarana dan Prasarana Suatu lembaga pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya sarana dan prsarana yang dapat digunakan peserta didik untuk melaksanakan pendidikan dengan baik. Sarana adalah salah satu bagian yang terpenting yang dibutuhkan peserta didik maupun pengajar untuk dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar. Mengingat peran sarana dan prasarana yang menjadi hal pokok dalam belajar. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, dan lain sebagainya.



16



Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi tidak dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikeleola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Substansi manajemen pendidikan atau administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untguk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah dityetapkan tercapai secara efektif dan efisien. 5. Keuangan Pendidikan dipandang sebagai sektor yang strategis serta memiliki peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. walaupun pendidikan bukan usaha profit namun dalam penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan sumber dana yang dialokasikan untuk kebutuhan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga sumber dana atau yang dikenal dengan istilah anggaran perlu dikelola dengan baik melalui manajemen keuangan sekolah. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011:256) manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu. Manajemen keuangan mengatur anggaran sekolah secara efektif dan efisien sekaligus transparan berkaitan dengan sumber dana diperoleh, alokasi anggaran untuk kegiatan sekolah, dan laporan tentang penggunaan anggaran sekolah. Tujuan manajemen keuangan pada intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien memelihara barang- barang (aset) milik lembaga pendidikan dan menjaga agar pengelolaan keuangan tersebut dengan peraturan yang berlaku (Tim Dosen AP UPI,



17



2011:274). Peran manajemen pendidikan mengatur agar anggaran dana yang ada disekolah benar-benar dialokasikan pada tiap-tiap kegiatan sekolah sesuai dengan kebutuhan. Anggaran sekolah yang sifatnya bantuan pemerintah juga harus disertai dengan pelaporan yang jelas agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran pada program sekolah. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011:274) kerangka manajemen keuangan ditingkat mikro (sekolah) meliputi buku catatan keuangan dan penerimaan dana sekolah untuk mengelola keuangan sekolah secara aman, kepala sekolah perlu memahami praktikpraktik perbankan dan memanfaatkannya. Lebih lanjut dia perlu memahami tujuan dan fungsi pembukuan dan ditindak lanjuti dengan pemeriksaan (auditing) secara berkala, sehingga terhindar penyimpangan dan kekeliruan yang tidak diinginkan untuk mempermudah manajemen keuangan kepala sekolah dapat dibantu oleh staf disekolah dengan prinsip jujur, transparansi, dan akuntabel. 6. Layanan Khusus Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional. Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di



18



sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien. 7. Ketatausahaan dan hubungan sekolah dengan masyarakat Pengertian Administrasi Dalam kamus Koenen’s Endepols: Administrasi (Belanda: administratie)



berasal



dari



bahasa



Latin



“administration”



dengan



kata



kerja“administrare” yang berarti mengemudikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya.Dalam arti sempit administrasi berarti pekerjaa tulis menulis (Inggris: clerical work). Sedangkan dalam arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip (menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan dari awal hingga mencapai hasil akhir. Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguhsungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. •



Prinsip-Prinsip dan Teknik Hubungan Sekolah-Masyarakat Dalam melaksanakan kegiatan hubungan sekolah-masyarakat perlu dianut beberapa prinsip. Prinsip ini memberikan pedoman dan arah kepada guru dan kepala sekolah, sehingga kegiatan hubungan sekolah-masyarakat itu dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip itu adalah: a) Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas, karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah. b) Prinsip



kesederhanaan,



yaitu



bahwa



program-program



sekolahmasyarakat harus sederhana dan jelas. c) Prinsip sensitivitas, yaitu dalam menangani masalah-masalah yang



19



hubungan



berhubungan dengan masyarakat, sekolah harus sensitive terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat. d) Prinsip kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu apa adanya dan disampaikan secara jujur. e) Prinsip ketetapan, yaitu bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat, baik baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai. •



Pentingnya hubungan Masyarakat dengan Sekolah Menurut pandangan ‘filosofis’ tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat masyarakat, diantaranya sebagai berikut: 1. Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat; ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat. 2. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota- anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. 3. Kemajuan sekolah dan masyarakat saling berkorelasi; keduanya saling membutuhkan.







Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat 1) Hubungan edukatif 2) Hubungan kultural



20



C. Kerangka Berpikir



Peranan Guru Bidang Studi Dalam Memberhasilkan Manajemen Pendidikan Di Sekolah



Teori Manajemen Pendidikan



Implementasi Peranan Guru Bidang Studi Pada Manajemen Pendidikan Pada Satuan Pendidikan



Konsep Dasar Mananejem Pendidikan Fungsi Mananejem Pendidikan Bidang Tugas Mananejem Pendidikan Peranan Guru Bidang Studi Pada Mananejem



21



BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Survey



SURVEY



Dalam penelitian ini, desain penelitian yang dilakukan adalah desain penelitian survey dengan penggunaan angket/kuesioner sebagai instrumen penelitian. Desain penelitian survey dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi dari responden yaitu Mahasiswa melalui sampel yang diteliti. Survey dalam penelitian ini dilakukan secara online melalui google formulir. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: 1. Menyebarkan angket



(03 Mei 2021)



2. Mengumpulkan angket



(04 Mei 2021)



3. Mengolah data



(05 Mei 2021)



4. Membuat laporan penelitian



(07 Mei 2021)



B. Subject Survey Dalam penelitian ini, populasinya adalah beberapa Mahasiswa dari berbagai Universitas yang berjumlah 20 Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan Random Sampling yaitu dengan cara undian, dimana setiap individu diberi kesempatan untuk menjadi anggota sampel. C. Teknik Pengumpulan Data Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menunjukan adanya deskripsi terhadap fenomena tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan Google Form sebagai alat evaluasi pembelajaran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan kajian implementasi, daya dukung lapangan, dan observasi proses pengembangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode penelitian ini berdasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan pada saat sekarang dan memusatkan pada masalah yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. D. Instrumen Survey 1. Guru bidang studi memberikan model pembelajaran yang bervariasi 2. Guru bidang studi memberikan motivasi dalam belajar



22



3. Guru bidang studi sebagai fasilitator sehingga pembelajaran efektif dan efisien 4. Guru bidang studi sebagai sumber belajar dan menguasai materi 5. Guru bidang studi tanggap dalam merespon siswa saat ada pertanyaan 6. Guru bidang studi menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif 7. Guru bidang studi menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar 8. Guru bidang studi mencatat kehadiran peserta didik 9. Guru bidang studi mengevaluasi setiap hasil dari proses pembelajaran siswa 10. Guru bidang studi menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang baik.



E. Teknik Analisis Data Alat evaluasi dalam penelitian ini adalah sebuah perantara untuk menyampaikan soal evaluasi kepada peserta didik yang berupa media visual yang memuat pertanyaan didalam aplikasi Google Form. Alat evaluasi ini berbentuk soal pilihan ganda (Multiple Choise) yang dimasukan kedalam Google Form. Metode analisis penelitian ini dilaksanakan dengan : 1) mengelompokan



rata-rata



skor



jawaban



mahasiswa



berdasarkan kategori skala likert, 2) mencari persentase hasil tanggapan siswa, 3) menginterpretasi jawaban mahasiswa berdasarkan hasil persentase.



23



pada



angket



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Hasil Survey Adapun gambaran hasil survey yang didapatkan dari jawaban para responden, yaitu 20 responden berdasarkan pertanyaan yang diberikan: No



Pertanyaan



Ya



Tidak



Mungkin



1



Guru bidang studi memberikan model pembelajaran yang bervariasi Guru bidang studi memberikan motivasi dalam belajar Guru bidang studi sebagai fasilitator sehingga pembelajaran efektif dan efisien Guru bidang studi tanggap dalam merespon siswa saat ada pertanyaan Guru bidang studi sebagai sumber belajar dan menguasai materi pembelajaran Guru bidang studi menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif Guru bidang studi menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar Guru bidang studi mencatat dan kehadiran peserta didik Guru bidang studi mengevaluasi setiap hasil dari proses pembelajaran siswa Guru bidang studi menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang baik



70%



5%



25%



70%



5%



25%



65%



5%



30%



85%



0%



15%



85%



0%



15%



60%



5%



35%



35%



10%



55%



95%



0%



5%



65%



5%



30%



85%



5%



10%



2



3



4



5



6



7



8 9



10



24



B. Pembahasan Berdasarkan hasil dari jawaban para responden mengenai peranan guru bidang studi dalam memberhasilkan manajemen pendidikan di sekolah, yang mana kami mengambil sampel (responden) berasal dari mahasiswa angkatan tahun 2020 diseluruh universitas yang ada di Indonesia, adapun beberapa hal – hal yang harus ditingkatkan lagi atau diperhatikan kembali oleh para pemimpin yang ada di sekolah. Pada hal ini yang pertama seharusnya lebih diperhatikan lagi oleh guru bidang studi, dimana berdasarkan hasil survey bahwasanya kurangnya “Guru bidang studi menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar” yang mana pada hasil survey, hanya sekitar 35% yang menjawab “Ya” dari 100% total jawaban. Terakhir, yang harus diperhatikan dalam memberhasilkan manajemen pendidikan di sekolah kurang memberikan motivasi kepada siswa serta kurang adanya evaluasi kembali oleh guru tersebut terhadap perkembangan belajar siswa, yang dari survey hanya sekitar 65% responden yang menjawab “Ya” C. Temuan Lapangan Berdasarkan hasil pembahasan, ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam memberhasilkan manajemen pendidikan di sekolah, yang mana pada temuan lapangan guru kurang menggunakan sarana dan lingkusangan sebagai sumber belajar, hal ini bisa saja dapat disebabkan, karena guru tersebut terlalu memiliki banyak kelas yang harus diajarkan, sehingga tidak bisa terlalu efektif dalam menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga guru tersebut hanya monoton menggunakan buku pelajaran yang diajarkannya. Hal tersebut juga dapat dikarenakan kurangnya sarana sekolah yang mendukung pembelajar dalam mata pelajaran tersebut, sehingga guru tersebut tidak dapat menggunakannya sebagai sumber belajar. Kedua, guru kurang memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan karena guru kurang bisa menempatkan dirinya sebagai pemberi motivasi kepada siswanya dan guru juga akan merasa, anak tersebut baik – baik saja (tidak bermasalah), sehingga tidak terlalu penting dalam hal tersebut.



25



Padahal Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga bisa disebabkan karena



gaya



dan



cara



penyampaian



materi oleh guru. Siswa pastinya



akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya melibatkan media belajar, dan lain-lain. Terakhir yaitu guru kurang mengevaluasi perkembangan belajar siswa, sehingga membuat siswa tidak tau sampai mana ia memahami pelajaran tersebut dan tidak tau kelemahan serta kekurangan dirinya. Hal ini juga mempersulit guru dalam memberikan penilaian kepada siswa tersebut. Hal ini disebabkan, karena banyaknya jam yang harus diisi oleh guru tersebut kepada kelas – kelas lain (guru tidak dapat mengatur waktunya) sehingga menganggap tidak penting dalam mengevaluasi siswa dalam perkembangan belajarnya dan orang tua siswa juga, tidak paham kemana minat dan bakat anak tersebut, karena tidak adanya laporan yang diberikan oleh guru tersebut.



26



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, didapat tiga permasalahan yang harus diperhatikan oleh seluruh warga yang ada di sekolah terkhususnya guru bidang studi, yaitu guru sebagai pemberi motivator, guru selalu mengevaluasi perkembangan belajar siswa, dan guru menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar. B. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, yaitu diperlukan kontribusi penuh oleh semua pihak yang ada di sekolah dalam meningkatkan manajemen di sekolah, terkhususnya guru bidang studi. Karena guru bidang studi yang tau bagaimana siswa tersebut dalam memahami pelajaran dan guru bidang studi juga yang nantinya melaporkan semua perkembangan siswa tersebut kepada guru wali kelas yang nantinya laporan tersebut diberitahukan kepada orang tua siswa dan siswa tersebut agar siswa juga bisa mengevaluasi serta memahami bakat dan minatnya.



27



DAFTAR PUSTAKA



Cahyani, Adhyta, Alfi, dkk. 2017. Peran Guru Bidang Studi Pada Setiap Substansi Manajemen Pendidikan. https://123dok.com/document/y62x8x5z-makalah- peranguru-bidang-studi-substansi-manajemen-pendidikan.html (diakses 5 Mei 2021) Ermin,



Putri.



2020.



Bidang



Tugas



Manajemen



Pendidikan.



https://www.academia.edu/31070101/Bidang_Tugas_Manajemen_Pendidikan (diakses 5 Mei 2021) Imaniyati, Nani. (2016). Peran Guru Sebagai Manajer Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1, 99-108 (diakses 4 Mei 2021) Mursalin, dkk. (2017). Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2, 105-114 (diakses 4 Mei 2021) Sulkifly.



2020.



Konsep



Dasar



Manajemen



Pendidikan.



https://dosen.ung.ac.id/Sulkifly/home/2020/10/14/konsep-dasar-manajemenpendidikan.html#:~:text=Menurut%20Sulistyorini%2C%20manajemen%20pen didikan%20adalah,agar%20lebih%20efektif%20dan%20efisien (diakses 5 Mei 2021)



28



LAMPIRAN



29