Muhammadiyah Sebagai Gerakan Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI



Oleh :



1. Nelly Noavitasari



(022013025)



2. Nia Husniah



(022013026)



3. Nisa Nur’aeny



(022013027)



4. Nova Handayani



(022013028)



5. Novia Apriyanti



(022013029)



6. Nurmalasari



(022013030)



7. Puspa Pemila



(022013031)



PRODI D III KEBIDANAN STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG TAHUN 2015



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikat rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “Muhammadiyah Seabagai Gerakan Ekonomi” ini, bertujuan



untuk



mengetahui gerak



muhammadiyah



dalam



bidang ekonomi. Penulis



menyadari



bahwa



banyak



kekurangan



dalam



penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.



Bandung, Mei 2015



1



Penulis



2



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii BAB I...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 1 A.



Latar belakang.................................................................................................. 1



B.



Rumusan Masalah.............................................................................................. 2



C.



Tujuan............................................................................................................ 2



BAB II..................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN......................................................................................................... 3 A.



Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah.............................................................3



B.



Muhammadiyah dan Kelas Menengah.....................................................................4



C.



Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah.......................................................5



D.



Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah...............................................6



BAB III.................................................................................................................... 9 PENUTUP................................................................................................................ 9 A. Kesimpulan........................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14



2



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masyarakat utama, dalam perspektif sekuler difahami sebagai sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang mencapai kemakmuran secara ekonomi, seperti tergambar dalam karyanya Adams Smith “the wealth of nations”. Ia membahas bagaimana suatu masyarakat bisa



mencapai



kemakmuran,



yakni



jika



setiap



orang



diberi



kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri sehingga seluruh kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang menerapkan aturan pasar bebas dan pengakuan atas hak pribadi. Itulah cita-cita masyarakat ekonomi dari perspektif liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya dengan pandangan sosialis, yang dianggap masyarakat utama menurut Karl Marx, adalah masyarakat tanpa kelas (classless society). Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus merumuskan masyarakat



dan



merivitalisasi



Indonesia



yang



perannya



berperadaban,



untuk



menerus



mewujudkan



berkeadilan,



serta



berdaya secara ekonomi. Tekad tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah yang telah dikembangkan, walau dalam perjalanan berikutnya mengalami kendala dalam pelaksanaannya dan belum sepenuhnya terealisasikan dengan baikan. Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu membuat



muhammadiyah



untuk



terus



mengembangkan



dan



memperbaiki ekonomi anggota dan umat. Dimana pada era 1



globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalis yang telah berkembang



sehingga



tertekan.Sehingga



pada



membuat saat



ini



masyarakat bagi



kita



masyarakat



merasa



kita



yang



kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada saat



inilah



peran



muhammadiyah



sangat



diperlukan



sebagai



organisasi besar di Indonesia untuk ikut serta dalam perekonomian yang



memberatkan umatnya. Dengan fasilitas dan media yang



dimiliki



oleh



muhammadiyah,



maka



dapat



digunakan



untuk



bergerak dalam bidang ekonomi demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya. B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ? Bagaimana Muhammadiyah dan kelas menengah? Bagiamana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah? Apa saja model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah?



C. Tujuan 1. 2. 3. 4.



Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah. Muhammadiyah dan kelas menengah. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah. Mengetahui model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkarnya selalu berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada Allah, sehingga setiap orang Muhammadiyah dapat



menjadi



contoh



dalam



kancah



pembangunan



dan



pengembangan masyarakat. Dalam menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki beberapa amal usaha. Di antara amal usaha Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan yang salah satu tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang telah menjadi rumusan cita-cita perjuangan Muhammadiyah mengenai "masyarakat utama". Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah : a. Ayat 1 menyebutkan: “ Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan” b. Ayat 2 menyebutkan : “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”



3



Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi persyarikatan



Muhammadiyah



juga



akan



berdampak



pada



pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan



kerja



dan



mengatasi



problem



pengangguran



yang



semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak yang dapat mengancam eksitensi iman. Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena memang konsisten Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada konsep misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu: a. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang mempresentasikan Muhammadiyah. b. Mengembangkan



kekuatan wadah



ekonomi



koperasi



bagi



organisasi anggota



Muhammadiyah. c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan



mengembangkan



usaha-usaha



milik



anggota



Muhammadiyah. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya yang bisa dijadikan modal. Aset 4



pertama



adalah



Muhammadiyah



sumber sendiri,



daya baik



manusia, sebagai



yaitu



anggota



produsen,



Kedua,



kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting.



B. Muhammadiyah dan Kelas Menengah Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang amat



penting



mencapai



untuk



memperlancar



tujuannya.



Di



samping



gerakan itu,



Muhammadiyah



gerakan



ekonomi



Muhammadiyah akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya,



dengan



upaya



menciptakan



lapangan



kerja



dan



mengatasi problem pengangguran yang semakin besar. Kegiatan amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di bidang pendidikan dan kesehatan yang pada dasarnya telah berkembang menjadi pusat bisnis, karena dalam pengembangan badan amal usaha itu terjadi transaksi jual beli barang dan jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut. Oleh sebab itu, Muhammadiyah perlu memikirkan secara profesional gerakan ekonominya sehingga menjadi pusat gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.[22] Setidaknya



ada



Muhammadiyah



tiga



pendekatan yang



dalam



upaya



dapat ditempuh oleh



memberdayakan



ekonomi



masyarakat.[23] Pertama, pendekatan struktural yang bertujuan mempengaruhi kebijaksanaan publik agar terbuka akses rakyat 5



terhadap sumber-sumber ekonomi. Kedua, pendekatan fungsional dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan mengalokasikan secara efisien dan produktif sumber daya yang dapat



dihimpun.



Ketiga,



pendekatan



kultural



dengan



mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja dan etika bisnis. C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Sejajar



dengan



perkembangan



muhammadiyah



yang



berkembang pesat, dibalik itu semua juga menghadapi tantangan dalam



diri



introspeksi



muhammadiyah bagi



seluruh



itu



jajaran



sendiri



sehingga



diperlukan



Muhammadiyah.



Kelemahan



tersebut berkisar antara lain : a. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan secara lebih baik b. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri c. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan kurang pembinaan d. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah e. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah f. Kurang solid dan konsolidasi gerakan g. Kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta kepentingan Persyarikatan.



6



D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, antara lain: a. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha Muhammadiyah ini tentulah sudah amat besar. Sebagai indikatornya, antara lain adalah pengadaan obat untuk Rumah sakit milik Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula



pemasukan



uang



SPP



salah



satu



Universitas



Muhammadiyah. Di mana lembaga keuangan ini diharapkan bisa mengambil bentuk perbankan pada umumnya atau lembaga keuangan lebih khusus untuk keperluan internal dan pembiayaan serta pengembangan usaha. b. Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah



industri



yang



menunjang



pengadaan



barang



atau



perlengkapan yang diperlukan secara rutin oleh badan amal usaha Muhammadiyah, seperti industri obat-obatan, industri kertas, dan lain-lain. c. Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, di mana basis penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha kecil,



kemudian



dikelola



secara



modern



menggunakan



teknologi canggih. Trading ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Model



Pemberdayaan



Muhammadiyah



dalam



Ekonomi



pemberdayaan



7



Muhammadiyah



ekonominya,



memiliki



sejumlah paket program aksi pemberdayaan di antaranya sebagai berikut: a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat



Ranting dan cabang, yaitu dengan cara memberdayakan jama’ah yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah Swadaya Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 1025



anggota



yang



merupakan



kerjasama



warga



Muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong-menolong (ta'awun) di bidang ekonomi dengan membentuk kelompok usaha



bersama,



konsumen.



Pada



kelompok tingkat



koperasi cabang,



atau Jama’ah



kelompok Swadaya



Muhammadiyah yang telah ditumbuhkan, diorganisasikan untuk membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai wadah



kerjasama



Muhammadiyah



dalam



memecahkan



masalah permodalan dan pembiayaan pada potensi swadaya yang mereka miliki. LKM yang dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan Koperasi Simpan Pinjam. Selain membentuk LKM di tingkat cabang, JSM secara bersama juga didorong untuk mendirikan suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ) sebagai kegiatan usaha bersama pada sektor riil dalam bidang produksi atau distribusi dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya lokal untuk memanfaatkan peluang yang terbuka. Wujud dari UUJ dapat berupa Perseroan Terbatas, CV, dan lainnya. 8



b. Mengembangkan



usaha



organisasi



pendukung



tingkat



sekunder daerah



dan



dan



badan-badan



wilayah.



Untuk



memperkuat amal usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang, maka pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan



dan



dikembangkan



badan-badan



usaha



sekunder yang dapat berwujud organisasi sekunder koperasi, Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM). c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga,



dan



instrumen pendukung di tingkat pusat. Majelis ekonomi di tingkat pusat bertugas menumbuhkan infrastruktur ekonomi Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang dilancarkan sejak dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah.



9



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya lembagalembaga yang berada dibawah Bidang Ekonomi yang berguna untuk membantu



kesejahteraan



umat. Dengan



kehidupan



mengembangkan



anggota



ekonomi



itu,



muhammadiyah Muhammadiyah



dan telah



memiliki aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan pendanaan dalam menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi dan misi dari muhammadiyah tersebut.



10



DAFTAR PUSTAKA http://www.slideshare.net/nununkfharm/implementasi-nilai-ekonomi-dalam-programmuhammadiyah?related=1 diunduh pada 16 Mei 2015



14