Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN OLEH



:



GILANG TIAR PRAKOSO (201410340311140)



KELAHIRAN MUHAMMADIYAH  SALAH SATU FAKTOR INTERNAL UMAT ISLAM YANG MENJADI SEBAB DIDIRIKANNYA MUHAMMADIYAH KONDISI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERBELAKANG  ADANYA SINDIRAN DARI KAUM INTELEGENSI TERHADAP UMAT ISLAM SEBAGAI UMAT YANG “KUMUH” DAN TERBELAKANG



KELAHIRAN MUHAMMADIYAH



 KONDISI INI MENDORONG K.H. AHMAD DAHLAN UNTUK MENDIRIKAN SEKOLAH AGAMA, DI MANA PELAJARANNYA MERUJUK KITAB PESANTREN ISLAM, SEDANGKAN METODENYA DAN FASILITASNYA MENGGUNAKAN CARA YANG DIKEMBANGKAN OLEH BELANDA, YAITU DENGAN MENGGUNAKAN BANGKU/MEJA , DLL



KELAHIRAN MUHAMMADIYAH  MELALUI PENDIDIKAN YANG MODERN K.H. AHMAD DAHLAN YAKIN AKAN MAMPU MENCIPTAKAN MANUSIA YANG BAIK BUDI, LUAS PANDANGAN, DAN BERSEDIA BERJUANG UNTUK KEMAJUAN MASYARAKAT  MUNCULNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MUHAMMADIYAH MERUPAKAN WUJUD NYATA DARI GERAKAN DAKWAH PRAKSIS MUHAMMADIYAH, SEHINGGA KEGIATAN PENDIDIKAN TIDAK BISA DILEPASKAN DARI KEGIATAN DAKWAH



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH  INTEGRALISTIK (MENYATU) Cita-cita pendidikan yang digagas Beliau adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulamaintelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH  Mengadopsi Substansi dan Metodologi Pendidikan Modern Belanda dalam Madrasahmadrasah Pendidikan Agama Yaitu mengambil beberapa komponen pendidikan yang dipakai oleh lembaga pendidikan Belanda. Dari ide ini, K.H. Ahmad Dahlan dapat menyerap



dan



pendidikannya



kemudian dapat



dengan



menerapkan



gagasan metode



dan



praktek



pendidikan



yang



dianggap baru saat itu ke dalam sekolah yang didirikannya dan madrasah-madrasah tradisional.



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH Metode



yang ditawarkan



adalah



sintesis



antara metode



pendidikan modern Barat dengan tradisional. Dari sini tampak bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan berbeda dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh masyarakat pribumi saat itu



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH Memberi Muatan Pengajaran Islam pada Sekolah-sekolah Umum Modern Belanda Muhammadiyah



baru



memutuskan



meminta



kepada



pemerintah agar memberi izin bagi orang Islam untuk mengajarkan



agama



Goebernemen



pada



Islam



bulan



April



di



sekolah-sekolah 1922.



Sebenarnya



sebelum Muhammadiyah didirikan ini sudah diusahakan namun baru mendapat izin saat itu



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH



Menerapkan Sistem Kooperatif dalam Bidang Pendidikan Kita dapat melihat adanya kerjasama yang harmonis antara pemerintahan Belanda dengan Muhammadiyah. Keduanya sama-sama memperoleh keuntungan. Pertama, dari sikap non oposisional. Kedua, mendukung program pembaharuan keagamaan termasuk di dalam bidang pendidikan.



MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMADIYAH



Sikapnya yang akomodatif dan kooperatif memberikan ketentuan mutlak untuk ber tahan hidup di tengah iklim yang sangat tidak ramah terhadap gerakan nasionalis pribumi dan disaat tidak



satupun gerakan yang sebanding dengannya dapat ber tahan saat itu. Sehingga K.H. Ahmad Dahlan dapat masuk lebih dalam pada lingkungan pendidikan kaum misionaris yang diciptakan oleh pemerintah Belanda, yang saat itu lebih maju kedepan dari pada



sistem penddikan pribumi yang tradisional



PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN



A. SISTEM LAMA TRADISIONAL 1) System belajar mengajar Weton dan Sorogan. 2) Bahan pelajaran semata-mata agama, kitab-kitab karangan ulama pembaharuan yang tidak dipergunakan. 3) Belum ada Rancangan Pembelajaran yang teratur dan integral. 4) Hubungan guru dan murid lebih bersifat otoriter dan kurang demokratis.



PERBEDAAN PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN B. SISTEM BARU (MODERN)



1. Sistem klasikal dengan cara-cara Barat. 2. Bahan pelajaran tetap, ditambah dengan ilmu pengetahuan umum. 3. Kitab-kitab agama dipergunakan secara luas, baik klasik maupun kontemporer. 4. Sudah diatur Rencana Pembelajaran. 5. Diusahakan suasana hubungan guru dan murid lebih akrab bebas dan demokratis.



PENGARUH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH



1. Membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan, yang semula seistem pesantren menjadi system sekolah. 2. Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah keagamaan atau madrasah. 3. Mengadakan perubahan dalam metode pengajaran, dari yang semula menggunakan metode weton dan sorogan menjadi lebih bervariasi.



PENGARUH PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH



4. Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam pendidikan. 5. Mengembangkan lembaga pendidikan yang beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari yang berbentuk sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah umum. 6. Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan modern ke dalam system pendidikan yang terencana.



KONDISI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SAAT INI Jenis Amal Usaha Pendidikan



Jumlah



TK/TPQ



4.623



Sekolah Dasar (SD)/MI



2.604



Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs



1.772



Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA



1.143



Pondok Pesantren



67



Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)



172



Sekolah Luar Biasa (SLB)



71



PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN JENIS



PENANGGUNG JAWAB



TK ABA



PIMPINAN RANTING AISYIYAH



SD/MI



PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKASMEN



SMP/MTs



PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN



SMA/SMK/MA



PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN



PONDOK PESANTREN



PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN



SLB



PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH, MAJELIS DIKDASMEN



PERGURUAN TINGGI (PT)



PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH, MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI (DIKTI)



MUKTAMAR KE-45 TAHUN 2005 MALANG JAWA TIMUR, LPM, 2005



No



Tingkat Pendidikan



Jumlah



1



Taman Kanak-Kanak



4.218



2



Taman Kanak-Kanak Al-qur’an



933



3



Sekolah Dasar



1.132



4



Madrasah Ibtidaiyah/Diniyah



1.769



5



Sekolah Menengah Pertama



1.184



6



Sekolah Menengah Atas



511



7



Sekolah Menengah Kejuruan



263



8



Madrasah Tsanawiyah



534



9



Madrasan Aliyah



172



10



Pondok Pesantren



59



11



Universitas / Sekolah Tinggi



106



12



Akademi Politeknik



59



Jumlah



10.940



PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN 1. Pimpinan Muhammadiyah Berhak Mengatur Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan, Sehingga Setiap Pengelola (Kepsek/Rektor) Harus Tunduk Pada Aturan Organisasi 2. Model Pengelolaan Keuangan Dilakukan Dengan Sistem Subsidi Silang, Sehingga Sekolah/Ptm Yang Kaya (Dana Cukup) Membantu Sekolah Yang Miskin (Kurang) Dengan Diatur Oleh Pimpinan Muhammadiyah



PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN



3. Semua Aset Yang Dimiliki Oleh Lembaga Pendidikan Adalah Milik Persyarikatan, Sehingga Apabila Terjadi Perselisihan Yang Mengakibatkan Penutupan Maka Semuanya Kembali Menjadi Milik Muhammadiyah 4. Pengelola Amal Usaha, Termasuk Lembaga Pendidikan Bertanggungjawab Kepada Pimpinan Muhammadiyah



NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH  Nilai Dasar Pendidikan yang harus dipertegas menurut KH. Dahlan Sbb:



1. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah. 2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh, yang berkeseimbangan antara perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal, dunia dan akhirat. 3. Pendidikan sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.



MUKTAMAR KE-44 2000 DI JAKARTA, PROGRAM UMUM BID. PENDIDIKAN  Dalam Muktamar ke-44 di jakarta tahun 2000, program umum bidang pendidikan meliputi enam item, sebagai berikut : 1.



2.



Memprioritaskan pengembangan kualitas dan misi pendidikan muhammadiyah diseluruh jenjang melalui perencanaan strategis yang dapat mencapai tujuan pendidikan sebagaimana cita-cita pendiri muhammadiyah dan sekaligus menjadi ciri khas pendidikan muhammadiyah sebagai institusi pendidikan dan kebudayaan islam. Memasukkan fungsi kaderisasi (pengkaderan) dalam perencanaan strategis dan penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan muhammadiyah, yaitu manusia muslim yang berakhlaq mulia, cerdas dan berguna bagi umat dan bangsa.



MUKTAMAR KE-44 2000 DI JAKARTA, PROGRAM UMUM BID. PENDIDIKAN 3. Menyiapkan pendidikan muhammadiyah di seluruh jenjang dalam memasuki persaingan yang keras dan kulitatif pada era globalisasi dengan kemampuan mengembangkan ciri khas pendidikan islam yang dapat menjadi model keunggulan dimasa depan. 4. Pengembangan skolah sekolah unggulan hendaknya tidak mengarah pada eksklusifisme dan semata mata mengembangkan kualitas kognisi dan skill dari subjek didik, dan 5. Khususnya mengenai taman kanak kanak Bastanul Athfal, Playgroup, taman pendidikan Al-Quran dan pendidikan informal serta nonformal lainnya hendaknya dijadikan wahana persemaian penanaman iman, akhlaq/kepribadian dan kreativitas yang sesuai dan tidak mematikan perkembangan jiwa anak-anak .



KESIMPULAN







Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah adalah salah satu gerakan dakwah Islam yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satu buktinya Muhammadiyah membangun pondok pesantren dengan sistem pembelajaran yang modern. Muhammadiyah sampai saat ini tetap konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik lewat jalur pendidikan.