Multihadi Petrel PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KURSUS SOFTWARE PETREL



MULTIHADI (Geologist – UPN ’07)



Jl. Jangkar Bumi No. 377 C, Puluhdadi, Condongcatur Kab. Sleman - DI. Yogyakarta, 55283, Indonesia Mobile : (+62) 812 768 6022 E-mail : [email protected]



Introduction



1.



Data yang ditampilkan pada kursus ini sudah di manipulasi Koordinat X, Y, maupun kedalamannya. Mohon maaf jika menemukan adanya Sensor data baik koordinat maupun nama formasi demi confidential data.



2.



Semua file yang ditampilkan pada Kursus Petrel ini merupakan gabungan dari beberapa data. Jadi jika menemukan adanya kesalahan hasil maupun perhitungan, itu merupakan suatu faktor kesengajaan, karena semua yang ditampilkan merupakan contoh saja.



3.



Jika ada saran, kritik, maupun keluhan tentang Kursus Petrel ini, silahkan contact langsung yang ada di cover ini.



OUTLINE



1.



Pengenalan Software Petrel



9.



Synthetic Seismogram



2.



Navigasi dan Loading SEGY / SGY



10.



Interpretasi Horison dan Fault



3.



Shifting Seismik



11.



Pembuatan Peta (Time Map)



4.



Memasukkan Blok Area



12.



Time – Depth Convertion



5.



Memasukkan Data Sumur



13.



Edit Kontur Peta



6.



Checkshot Time vs Depth



14.



Fault Modeling



7.



Memasukkan Data LAS



15.



Pillar Gridding



8.



Pengaturan Track Log



16.



Pembuatan Time Structure Map



1. PENGENALAN SOFTWARE PETREL



MAIN MENU



Fasilitas Petrel



menu bar skala warna input dan analisa



fasilitas Kerja navigasi



MAIN MENU



2. NAVIGASI DAN LOADING SEGY / SGY



MAIN MENU



NAVIGASI SEGY / SGY



UKOOA Navigation File  Select File (Masukkan data Navigation dgn Format TXT)  Open List  Untuk melihat kebenaran data yang dimasukkan



UKOOA File Format  User Defined



Format Specification  Klik View File untuk melihat header seismik



File Header



Format Specification  Klik View File untuk melihat header seismik File Header  Hitung jumlah baris header dari awal hingga akhir, kemudian isi jumlahnya di kotak file Header paling kanan.



Line Name



Shotpoint Koordinat Degree Minute



Koor. X



Koor. Y



Line Name  Blok line name yang paling panjang karakternya, kemudian klik Line Name. Shotpoint Number  Blok shotpoint yang paling panjang karakternya, kemudian klik Shotpoint Number. X dan Y  Blok X yang paling panjang karakternya, kemudian klik X. Begitu juga Y.



Line Selection  Directory  Cari folder tempat penyimpanan data SGY / SEGY



Kemudian Klik Filter (*.sgy). Jika ada data dengan format SEGY, maka ganti (*.segy) Line Selection  Directory  Cari folder tempat penyimpanan data SGY / SEGY



Sebelum itu tampilkan data List .



Cocokkan line name yang ada pada List dengan filter. Kemudian copy line name  paste ke Lines



Kemudian SEG-Y files yang tidak ditemukan di List  Delete OK



Trace Location  Ganti Shotpoint No.



SEG-Y Output  Ganti New directory



Klik Directory  Buat New folder tempat penyimpanan data  Beri nama Navigated  OK



Jika telah selesai, klik START  setelah selesai, klik CLOSE



Cek data hasil Navigasi



Format data setelah di Navigasi  Buka menggunakan Notepad/wordpad



LOADING SEGY / SGY File  Import file



Buka folder Navigated



File of type  Ganti SEG-Y import with preset parameters Blok semua data SGY  Kemudian OPEN



Line detection method  Ganti EBCDIC and/or binary header



Kemudian klik SCAN  PERHATIKAN grafik Line dan Trace, grafiknya harus FLAT Jika tidak FLAT  ubah Line number dan Trace number hingga grafik menunjukkan FLAT Biasanya line number 25 dan trace number 29



NB : Selalu perhatikan coordinate scale harus 1 Kemudian OK



Template  Untuk mengubah tampilan seismik Domain  Elevation Time



Untuk menambah penampang seismik yang belum di input  pada toolbar input  Klik kanan Survey  Import  File of type : SGY import with preset parameters



Menambah tampilan window  menubar Window  Pilih yang mau ditampilkan



Cursor Tracking  Untuk menampilkan kursor antara interpretasi window & 2D window



Cara cepat menampilkan penampang seismik dengan klik di 2D window



Toolbar Processes  Geophysics  klik Seismic interpretation Pada 2D window, klik huruf K pada keyboard  klik line seismik yang dituju



MAIN MENU



3. SHIFTING SEISMIK



MAIN MENU



Aktifkan 2D window  aktifkan Processes, Seismic interpretation  Kemudian klik toolbar paling kanan Select composite section  Kemudian klik line seismik yang di composite Kemudian tentukan line seismik mana yang mau di shifting.



Pada toolbar input  Klik kanan survey seismik , line seismik  Survey manager



Kemudian blok baris line seismik yang mau di shifting  Vertically shift selected seismic (Z=)



Klik Relative  Kemudian masukkan nilai perkiraan shifting  OK NB : Jika setelah di OK, ternyata penampang seismik belum tie, lakukan lagi langkah di atas hingga tie.



MAIN MENU



4. Memasukkan Blok Area



MAIN MENU



Pertama buat masukkan data koordinat X dan Y di MO Excell  Kemudian save format TXT



File  Import File



File of type  Ganti General lines/ points (ASCII) Kemudian klik file TXT blok area  Open



Number of header lines  Selalu sesuaikand engan header info (Jika ada keterangan koordinat X dan Y, tulis 1. Jika tidak ada, tulis 0). Klik Read as lines Kemudian Klik None, untuk tidak mengaktifkan Z-value column  OK



Kemudian klik OK



Jika blok polygon tidak menyambung  pada toolbar input Klik 2x blok Area  Operations  Polygons operations



Kemudian klik Close all polygons  Run  OK



Buat polygon baru/ langsung di Petrel  aktifkan Processes  Utilities  Make/edit polygons Buka 2D window Kemudian toolbar kanan, klik Start new set of polygons (*) baru buat polygon di 2D window



MAIN MENU



5. Memasukkan Data Sumur



MAIN MENU



Pertama buat Wellhead dari tiap sumur dulu di Excel (Well_name, koord. X, koord. Y, TD, dan KB)



Kemudian Save dengan format TXT.



Cara Pertama Import File Sumur : File  Import File



File of type  Ganti Well heads  Pilih file Wellhead tadi yang sudah format TXT  OPEN



Samakan format Column # dengan header info. Jumlah column di keduanya harus sama. Perhatikan Number of header lines  Jika header info terdapat keterangan (well,X,Y), tulis 1. Jika tidak ditemukan, tulis 0 Kemudian klik OK



Cara Kedua Import File Sumur : Menubar Insert  New well folder



Pada toolbar input  Klik kanan Wells  New Well



Isi Name, Well head X, Well head Y, dan KB value sesuaikan dengan well report Centang Specify vertical trace  Isi Top MD dan Bottom MD Centang Convert dialog input to project units  Samakan satuan XY unit dan Z unit Kemudian klik OK



Setelah masuk data sumur, terlebih dahulu cek nilai TVD untuk TD harus sama dengan report. Pada toolbar input  nama well  Klik kanan Spreadsheet



Kemudian cek nilai X, Y, dan seterusnya. Sama nilainya dengan well report Jika sudah sesuai dengan well report  Klik OK



Kasus : Jika tampilan sumur/titik sumur tidak muncul di 2D window Pada toolbar wells klik 2x (atau klik kanan settings)  Style  Symbols  Centang 2D Kemudian atur size label dan symbol  klik OK



Kasus : Jika keberadaan titik sumur tidak pas dengan penampang seismik, titik sumur dapat digeser. Klik 2x nama well yang mau digeser  settings  ubah well head X dan Y hingga pas dengan penampang seismik terdekat  kemudian klik OK



MAIN MENU



6. Checkshot Time vs Depth



MAIN MENU



Pertama buka Well Report. Cari data checkshot. Jika checkshot belum di digit (ditampilkan dalam bentuk grafik), baca digit sendiri. INGAT : Harus TWT. Jika data checkshot OWT, harus dikali dua. Atau bisa juga menggunakan OWT, tapi format di Petrel harus di ganti OWT.



Masukkan data digit ke Excel  Blok Data Depth dan Time  Buat grafik (Scatter) Kemudian klik kanan pada salah satu point yang ada di grafik  Add trendlines  Klik Polynomial  Klik Display Equation on chart (untuk menampilkan rumus)



Y = Depth X = Time



Convert depth setiap formasi ke Time : Masukkan rumus tersebut ke kolom D  Kemudian coba masukkan nilai Time hingga Depth formasi = Rumus atau mendekati. Kemudian save dalam format TXT



Untuk menampilkan titik well pada penampang seismik : Tampilkan penampang seismik yang berpotongan dengan well  Kemudian klik kanan nama well yang berpotongan dengan seismik  Import (on selection) Atau menubar File  Import file



File of type  Checkshot format (ASCII)  Kemudian pilih file TXT sumur yang telah di convert depth to time  OPEN



Samakan format Column # dengan Header info. Perhatikan Number of header lines  Jika header info terdapat keterangan (formasi,depth, time), tulis 1. Jika tidak ditemukan, tulis 0 Connect to trace  Pilih nama well yang mau ditampilkan ke seismik  Kemudian OK



Cara menampilkan checkshot well di seismik :



Pada toolbar input  Klik 2x nama well yang dituju  Time  Centang Override global settings  Centang nama checkshot well  Run  Kemudian OK



Cara tampilkan Top Formasi sumur di seismik : Pada toolbar Input  Wells  Global well logs  Centang nama checkshot  Attributes  Centang Top Formasi. Kasus : Jika top formasi belum muncul di seismik  pada toolbar Input  Wells  Well attributes  Attributes  Kemudian centang Name / UWI



MAIN MENU



7. Memasukkan Data LAS



MAIN MENU



Pada toolbar Input  Klik kanan nama well  Import (on selection) Atau menubar File  Import File



File of type  Ganti Well logs (ASCII) Pilih data LAS dengan size paling besar  Kemudian OPEN



Units  Samakan satuan dengan header info (Z = ft)



Settings  Centang Skip Underfined (=-999), maksudnya agar data yang tidak dibaca / langsung dibuang.



Kemudian klik OK



Cara tampilkan GR  Pada toolbar Input  Pilih nama well yang ada pada penampang seismik  Well logs  Klik 2 x GR  Style  Centang Override global style 2D log  Log curve  Color (Spesified  diatur pada global wells log GR colors, As property  diatur pada global wells log GR info)  Log curve filling  Untuk menampilkan warna dalam log GR (atur di global wells log) General Settings  Max width (Mengatur lebar kurva GR  Kemudian Klik OK



MAIN MENU



8. Pengaturan Track Log



MAIN MENU



Pada menubar Window  Klik New well section window



Kelompokkan setiap kurva log sesuai dengan Track 1, Track 2, dan Track 3. Pada toolbar window kiri bawah  Well Section  Well yang di amati  Kemudian traik tiap kurva log ke satu tempat Track. Ex: Tarik log SP ke GR



Tampilan setelah di kelompokkkan menjadi satu Track log. Perhatikan pada toolbar Window!



Pengaturan skala kurva log  Tarik Garis yang ada di Depth ke atas atau bawah Pengaturan nilai min. dan max. suatu kurva log  Pada toolbar Input  Wells  Global well logs  Kemudian klik 2x pada kurva log yang mau di ubah  Style  General Settings  Atur Min. value dan Max. value



Ubah warna kurva log : 2D log  Log curve  Color (Spesified  diatur di Info, As property  diatur di Colors



Cara beri warna separasi RHOB dengan NPHI : Pada toolbar window  Well section  Nama well  Klik 2x Track 3  Curve filling  Add new curve filling



Kemudian centang Color fill  Depth interval (From: Top of well, To: Bottom of well)  Fill edge (From: Curve RHOB, To: Curve NPHI  Fill style  Fill color: Spesified  Pilih warna Kemudian klik OK



Cara buat litologi dari kurva log GR :



Buka Well section  Klik toolbar paling kanan paint discrete log class  Klik Create new discrete log  Ganti pilihannya menjadi Lithologies  kemudian klik OK



Pada toolbar Input  Wells  Global well logs  Centang Lithologies Kemudian pada Track Lithologies  Klik kanan, kemudian pilih litologi yang dikehendaki



Kemudian interpretasi litologi dengan sesuaikan terhadap kurva log GR



Cara masukkan warna litologi ke warna kurva log GR : Pada toolbar windows  Well section Pilih nama well  Klik 2x Track 1  Curve filling  Add new curve filling  Centang Color fill Depth Interval  (From: Top of well, To: Bottom of well), Fill edge  (From: Curve GR, To: Panel edge), Fill Style  Centang Pattern (Automatic), Fill color (As property, Lithologies)



MAIN MENU



9. Synthetic Seismogram



MAIN MENU



Synthetic harus ada DT, sumur lewat seismic, dan ada checkshot Pada toolbar Processes  Stratigraphic modelling  Klik 2x Synthetic Kemudian klik Create new folder  Masukkan nama well yang diamati Sonic and Time  Original Sonic (DT), Centang Calibration (Checkshots  Pilih nama checkshotnya), Sonic correction  Original Sonic & Checkshots) Time  Centang Overwrite global time log Global time (Sonic correction)



Seismogram  Centang Create synthetic seismogram



Well seismic  Centang Create well seismic  Well seismic  Create new well seismic Seismic volume  Blok nama seismik yang berpotongan dengan well pada toolbar input  Klik tanda panah pada seismic volume Kemudian klik OK



Cara tampilkan Synthetic seismic : Pada toolbar Input  Wells  Global well logs  Synthetic  Centang nama Synthetic dan nama Seismic Kemudian Klik 2x nama Synthetic  Style  Bitmap (Show dimatikan), Wiggles (Centang Show dan Fill Positive  Kemudian klik OK



Cara menampilkan batas formasi : Pada toolbar kanan , klik Create/edit well tops  Kemudian klik di log track-nya



Pada toolbar Input  Well tops Centang Stratigrafi  Centang nama batas formasi



Cara nambah batas formasi  Pada toolbar Input, Well tops  Klik kanan Stratigrafi  Insert zone/ horizon info  Kemudian klik batas formasi di log tract



Cara mengubah depth top formasi manual  Klik kanan pada batas formasi yang mau diubah  kemudian masukkan New Depth  Kemudian klik OK



MAIN MENU



10. Interpretasi Horison dan Fault



MAIN MENU



Pertama buat folder baru untuk Intepretasi horison dan fault, Caranya : Pada menubar klik Insert  New interpretation folder



Rename nama Interpretation folder menjadi Interpretation Horizon Pada toolbar Input  Klik 2x Interpretation folder  Info  Ganti Name menjadi Int. Horizon Kemudian klik OK



Rename nama Interpretation folder menjadi Interpretation Fault Pada toolbar Input  Klik 2x Interpretation folder  Info  Ganti Name menjadi Int. Fault Kemudian klik OK



Kemudian pada toolbar Input, klik kanan pada Interpretation Horizon  Klik Insert seismic horizon



Untuk memulai picking horizon, nama horizon yang mau di picking HARUS DIAKTIFKAN dulu ! Pada toolbar Input  Interpretation Horizon  Klik nama horizon yang mau diaktifkan Kemudian pada toolbar Processes  Geophysics  aktifkan Seismic Interpretation (Otomatis akan keluar toolbar pilihannya di sebelah kanan)



Untuk memulai picking horizon  Toolbar yang di kanan klik Interpret grid horizons (H) Kemudian pilih jenis picking yang dikehendaki (Autotracking atau Manual) Setelah itu, baru mulai picking horizon pada penampang seismik di Interpretation window



Untuk interpretasi fault  Pada toolbar Input, klik kanan Interpretation Fault  Insert Fault



Untuk memulai picking fault, nama fault yang mau di picking HARUS DIAKTIFKAN dulu ! Pada toolbar Input  Interpretation Fault  Klik nama fault yang mau diaktifkan Untuk memulai picking fault  Toolbar yang di kanan klik Interpret Faults (F) Setelah itu, baru mulai picking fault pada penampang seismik di Interpretation window



Untuk mempermudah ketika pemodelan, jika sudah pasti jalur sesar A di penampang seismik A sama dengan penampang seismik B, alangkah baiknya dibuat dengan nama Fault yang sama agar polygon sesar langsung dibuat secara otomatis. Jika tidak mau juga bisa dengan nama Fault yang berbeda. Ketika pemodelan, harus dicari kemana arah sesar berkembang.



MAIN MENU



11. Pembuatan Peta (Time Map)



MAIN MENU



Cara mengaktifkan kotak koordinat X dan Y di 2D window  Toolbar yang di atas, klik Show/ hide axis



Mengingatkan kembali cara pembuatan Polygon secara Manual : Pada toolbar Processes  Utilities  klik 2x Make/edit polygons Kemudian pada toolbar di kanan, klik Start new set of polygons (deactivate old *) Kemudian baru buat polygon di 2D window  Setelah selesai klik 2x, kemudian klik Yes



Cara pembuatan peta (Time Map) tanpa polygon sesar : Pada toolbar Processes  Utilities  klik 2x Make/ edit surface - Main input  Blok nama horison yang mau dibuat peta  Kemudian klik tanda panah biru - Boundary  Blok nama polygon yang mau dibatasi  Kemudian klik tanda panah biru



Pada Make/ edit surface  Toolbar Geometry  Grid size and position  Centang Automatic (From input data boundary) Kemudian Grid Increment  Masukkan X increment dan Y increment sesuai keinginan (Membuat cell dalam pembuatan peta. Semakin kecil, semakin detail) Kemudian pada toolbar Algorithm  Method : Convergent interpolation  Kemudian klik OK



Setting Peta yang telah dibuat : Pada toolbar Input  Klik 2x nama peta yang diamati - Style  Contour lines  Centang Show  Inc. : Untuk interval kontur yang digunakan  Annotation  Centang Show  Font : Untuk mengatur ukuran tulisan kontur Interval : Untuk mengatur jarak tulisan kontur



Kemudian toolbar Info  Untuk mengatur nama peta dan template (Elevation time  Untuk time structure & Isochrone, Elevation depth  Untuk depth structure & Isopach) Toolbar colors  Klik Max dan Min untuk mengatur warna peta Kemudian klik Apply / OK



Kemudian Toolbar Operations  Toolbar ini sangat penting dalam pembuatan Isopach, menghapus peta dengan bantuan polygon, menghapus kontur tertentu, dll) : - Eliminate where : Z > Constant  Menghapus kontur peta sesuai dgn index kontur yg dituju Kemudian isi constant sesuai keinginan  Kemudian klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  kemudian klik Apply/ OK



Eliminate inside dan outside, bagus digunakan untuk menghapus peta yang onlap. Sebelumnya harus buat polygon baru onlap suatu peta atau polygon hapus peta yang dituju. - Eliminate inside  Pada toolbar Input, blok nama polygon yang dituju  Klik tanda panah The closed polygon  Kemudian klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  Kemudian klik Apply / OK



- Surface-surface operations  Untuk menggabungkan 2 peta yang berbeda - Common operations  Normalize  Untuk buat peta baru dengan nilai Min. dan Max kontur disesuaikan dengan kemauan sendiri, dimana bentukan peta mengikuti yang lama. Kemudian isi nilai Min. dan Max sesuai kemauan  Kemudian klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  Kemudian klik Apply / OK



NORMALIZE : BIASANYA DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT TEBAL BATUBARA PADA CBM DENGAN MEMASANG NILAI MIN DAN MAX.



- Surface operations  Smooth  Untuk menghaluskan bentuk kontur. Kemudian isi nilai iterations dan filter width sesuai kemauan  Kemudian klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  Kemudian klik Apply / OK



Klik (*) If toggled, execution will create new objects …  Gunanya untuk membuat peta baru tanpa me-replace yang lama.



Cara buat peta Isochrone / Isopach : Pada toolbar Operations  Calculations  klik Make thickness map  Kemudian blok nama Base Top Formasi pada toolbar Input  Kemudian klik tanda panah Base surface  klik RUN  kemudian klik OK NB : Untuk buat peta Isochrone, peta yang di-setting adalah peta yang berada di Top Formasi, kemudian isian Base surface merupakan peta yang ada dibawah peta Top Formasi.



Cara menggabungkan beberapa polygon menjadi 1 nama polygon : Pertama aktifkan semua polygon  Kemudian klik 2x pada 1 polygon utama pada toolbar Input  Operations  Polygon operations  Append polygons  Blok nama polygon yang mau digabungkan pada toolbar input  kemudian klik tanda panah polygon to append  klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  klik OK



Kemudian klik 2x pada toolbar input, nama polygon:Append polygons  Operations  Polygon operations  Append polygons  Blok nama polygon kedua yang mau digabungkan pada toolbar input  kemudian klik tanda panah polygon to append  klik (*) If toggled, execution will create new objects …  klik RUN  klik OK



Menghitung luas polygon : Pada toolbar input  Klik 2x nama polygon yang mau dihitung luasnya  Operations  Calculations  Area and length  klik RUN  akan tampil berapa luas polygon tersebut.



Cara ubah satuan luas polygon atau satuan koordinat X, Y, maupun kedalaman Z : Pada menubar, klik Project  Klik Project Settings  Units and coordinates  Centang Customize  Ubah satuan XY unit atau Z unit atau Area unit sesuai kemauan  klik OK



MAIN MENU



12. Time – Depth Convertion



MAIN MENU



CARA 1 : Pada toolbar Input  Klik kanan pada Time map top Formasi yang dituju  Calculator



Masukkan rumus Checkshot yang kita buat sebelumnya untuk konversi Time ke Depth Ex: Telisa_depth=(0.002*Telisa*Telisa)+(1.773*Telisa)+47.676) Untuk masukkan nama time map top formasi  blok nama time map pada toolbar input  kemudian klik tanda panah pada rumus Kemudian klik ENTER



Setelah selesai, pada toolbar Input  Klik 2x nama peta depth yang baru dibuat  Info  Template: Ubah menjadi Elevation depth  Kemudian klik OK



CARA 2 : Pada toolbar Input  klik kanan pada Time map yang dituju  Convert to points



Setelah itu, pada toolbar Input  Cari hasil Point Time map yang telah di-convert tadi Kemudian klik kanan pada Point time map  klik Export  Isi File name dan File of type : Irap classic point  klik Save



Kemudian cari file hasil Export tadi di tempat penyimpanan  Klik kanan pada File tersebut  Open with Microsoft Office Excel  klik OK



Terlihat bahwa semua data koordinat X, Y, dan Z-time berada pada satu kolom. Cara memisahkan menjadi per kolom  Blok kolom A  Kemudian klik menubar Data  Klik Text to columns Kemudian Pilih Deliminated  klik NEXT



Kemudian centang Space  Klik NEXT  kemudian klik Finish



Tampilsan setelah pemisahan per kolom  Kemudian isi nama format per kolom (Ex: X, Y dan Z)



Kemudian buat kolom lain Z-Depth  Masukkan rumus checkshot yang telah kita buat untuk konversi time ke depth  Pertama masukkan rumus tersebut pada baris pertama : Ex : =(0.0021*C3*C3)+(1.773*C3)+47.676 Cara cepat untuk keseluruhan  Klik 2x pada titik + yang ada pada bawah kanan kotak di kotak baris pertama  Otomatis akan terhitung semua



Kemudian Save dengan Save as type : Text (Tab delimited)  klik Save



Kemudian buka Petrelnya kembali  Pada menubar File  Klik Import File



Kemudian ganti Files of type  General lines/points (ASCII)  Klik nama File  klik Open



Perhatikan Number of header lines  Jika header info terdapat keterangan (X, Y, Z-time, dan Z-depth), tulis 1. Jika tidak ditemukan, tulis 0 Kemudian centang Read as points  pada Z-value column tulis 4, karena Z-depth berada pada kolom ke-4  Kemudian klik OK



Kemudian ganti template  Elevation depth  kemudian klik OK



Kemudian buat peta depth : Caranya sama dengan time map  Pada toolbar Processes  Utilities  klik 2x Make/edit surface Jika dibuka masih ada file lama  Klik Result surface  Kemudian Delete pada keyboard



Kemudian buat peta depth : - Main input  Blok nama horison yang mau dibuat peta  Kemudian klik tanda panah biru - Boundary  Blok nama polygon yang mau dibatasi  Kemudian klik tanda panah biru - Toolbar Geometry  Grid size and position  Centang Automatic (From input data boundary) Kemudian Grid Increment  Masukkan X increment dan Y increment sesuai keinginan (Membuat cell dalam pembuatan peta. Semakin kecil, semakin detail) Kemudian pada toolbar Algorithm  Method : Convergent interpolation  Kemudian klik OK



Cara menampilkan Peta  pada toolbar Input  Centang Peta Depth yang baru dibuat



MAIN MENU



13. Edit Kontur Peta



MAIN MENU



Pada toolbar Processes  Utilities  Aktifkan Make/edit Surface Kemudian klik toolbar Smooth Area yang ada di kanan  Kemudian ubah kontur yang ada 2D window dengan cara menahan mouse kiri Kemudian klik toolbar Smooth Area yang ada di kanan  Kemudian ubah kontur yang ada di 2D window dengan cara menahan mouse kiri



KASUS: Jika kontur peta hilang, munculkan kembali kontur peta. Caranya: Toolbar Input  klik 2x nama Peta yang diamati  Style  Contour lines  Centang Show  kemudian klik OK Pick and drag Kemudian baru edit peta  pada toolbar di kanan, klik Pick and drag the Z-value  kemudian gosok/poles kontur yang mau di edit dengan cara tahan mouse kiri



Tampilan setelah di edit kontur. Edit kontur sesuai kemauan.



MAIN MENU



14. Fault Modeling



MAIN MENU



Sebelum melakukan pemodelan Fault, pastikan dahulu/ perhatikan kemana arah trend sesar berkembang. Ini sangat penting dalam pembuatan polygon sesar. Pada toolbar Processes  Structural modeling  Klik 2x Define model  Kemudian isi Name of the model  klik OK



Nama model yang dibuat tadi  Otomatis akan masuk ke dalam toolbar Models



CARA 1 : Jika nama sesar antar penampang seismik sudah dalam 1 nama dgn trend yang sama. Pada toolbar Input  Interpretation fault  klik kanan pada nama fault  klik Convert to faults in fault model



Kemudian klik OK



CARA 2 : Pembuatan fault polygon secara manual. Pada toolbar Input  Interpretation fault  Centang semua nama fault untuk ditampilkan pada 2D window  Pada toolbar di kanan, klik Add new pillar by one point  Baru buat arah polygon sesar pada 2D window Pada toolbar Processes  Structural modeling  Aktifkan Fault modeling



Jika mau tambah fault model baru  Pada toolbar Models  Nama model  Fault model  Faults  Fault model lama Harus di-non aktifkan, caranya klik 1x fault model lama. Kemudian toolbar di kanan, klik Add new pillar by one point  baru buat arah polygon sesar di 2D window.



Cara buat percabangan fault Pada toolbar models  Nama model  Fault model  Faults  Aktifkan nama fault yang mau dicabangkan  pada toolbar di kanan, klik New branched fault  Klik 1 point di 2D window pada fault yang mau di cabang  Kemudian klik lagi New branched fault  Baru buat trend sesar yang dituju pada 2D window



Kemudian, pada toolbar window  Aktifkan 3D window/ menubar Window  New 3D window Pada toolbar Models  Nama model  Fault model  Faults  Centang semua nama fault Kemudian pada 3D window  klik salah satu point  Untuk mengubah bentukan fault polygon



Cara geser turun/ naik point  Tahan pipa menggunakan mouse kiri, kemudian gerakkan mousenya hingga bentukan sesar sesuai dengan hasil interpretasi.



Cara geser kanan/kiri point  Tahan lempeng persegi menggunakan mouse kiri, kemudian gerakkan mousenya hingga bentukan sesar sesuai dengan hasil interpretasi.



Tampilan setelah di fault modeling.



MAIN MENU



15. Pillar Gridding



MAIN MENU



Pertama aktifkan 2D window  Kemudian pada toolbar Processes  Structural modeling  Aktifkan Pillar gridding Setelah itu, pada toolbar Input  centang nama blok Area dan klik kanan  pilih Convert to boundary on the active fault model



Kemudian buka toolbar Models  Nama model  Secara otomatis akan tampil boundary yang telah dimasukkan Kemudian aktifkan semua Fault model sebelum melakukan gridding  Pada toolbar Models  Nama model  Fault model  Faults  Centang semua fault



Kemudian pada toolbar Processes  Structural modeling  klik 2x Pillar gridding - Settings  Isi create New  Masukkan I increment dan J Increment (Semakin kecil, semakin detail dan running sangat lama).



- Faults  Centang Visible faults/trends in the 2D viewer  Kemudian klik Update lists from visible (Maka akan tampil semua fault model yang telah aktif)  kemudian klik Apply  Setelah running selesai, klik OK



Cara menampilkan hasil gridding Pada toolbar models  Nama model  3D grid  Centang skeleton



NB : Satu Pillar Gridding untuk Satu Horizon (Ex: Top A 1 Grid, Top B 1 grid).



MAIN MENU



16. Pembuatan Time Structure Map



MAIN MENU



Pada toolbar Processes  Structural modeling  klik 2x Make horizons - Horizons  klik Append item in the table Kemudian pada toolbar Input  blok nama Peta time/depth yang mau dituju  kemudian klik tanda panah pada Input #1



- Faults  Atur distance (Gunanya untuk mengatur jarak Footwall dan Hangingwall fault. Semakin besar turunnya sesar, semakin tinggi ditulis nilai distance-nya) Kemudian klik OK



Cara menampilkan peta struktur : Pertama buka 2D window Pada toolbar models  Nama model  3D grid  Centang Faults  Kemudian klik 2x Faults  Style  Lines  Horizon-fault lines  Centang Show  Horizons  Centang nama Peta Struktur yang telah di buat



Cara menampilkan hasil peta : Pada menubar window  New map window  Kemudian pada toolbar window  Aktifkan Map window Pada toolbar Models  Nama model  3D grid  Centang Faults dann Horizons  Kemudian atur posisi map window yang diinginkan



MAIN MENU



COBA LAGI SAMPAI BISA … !



MAIN MENU