Mutu Benih Dan Bibit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mutu Benih dan Bibit



Dipersiapkan oleh : Sukirno Dwiasmoro Prianto



Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM 19 Nov 2015



KONSEP KLEBS Faktor lingkungan



Faktor genetik



Proses fisiologis



PERTUMBUHAN



Konsep pemahaman silvikultur intensip



Perlindungan Hutan Manipulasi Silvikultur Intensif : lingkungan Genetik: Jenis Target Produktivitas Hutan Tinggi unggul / Pemuliaan



Contoh pohon induk (plus) yang diuji sebagai penyusun kebun benih



Pinus Jati (Tectona merkusii grandis LINN) Pohon-pohon seperti dalam gambar adalah sebagai materi genetik dalam rangka pemuliaan pohon hutan (meteri genetik/benih unggul) Shorea leprosula di Kalimantan



Teknik Pengunduhan Benih



Perlengkapan Pemanjatan Pohon Biji Pemanjatan dengan Sepatu



Pemanjatan Pohon Biji dengan Tangga Portable



Proses Pemanjatan Pohon Biji



Kondisi buah meranti



Contoh buah meranti yang masak



Contoh benih Benih dari generatif



Benih dari vegatatif dan generatif



Kecambah jati (Tectona grandis), 1 buah bisa menjadi 1 s/d 4 kecambah



POPULASI BENIH DIKATAKAN BERMUTU, BILA SIFATNYA: genetik baik tulen murni/bersih viabilitas benih baik Keuletan



tinggi



benih (seed vigornya)



Kualitas benih ditentukan oleh banyak faktor :  Asal benih  Ukuran



dan berat benih  Masaknya benih dan lama benih disimpan  Cara pengumpulan benih  Cara ekstraksi benih



Cara perlakuan dan pengeringan



benih Cara penyimpanan benih Cara pengepakan benih Cara pengiriman benih



Benih mempunyai vigoritas tinggi, bila :  Perkecambahan cepat dan serempak  Perkembangan



dan pertumbuhannya



seragam  Kekuatan akar menembus tanah bagus  Mampu berkecambah dalam kondisi tanah/media tumbuh pada suhu yang rendah dan terserang penyakit.



Model Kebun Pangkas meranti sebagai sumber bahan stek pucuk



Kebun pangkas untuk memproduksi stek pucuk Jati



Hedge orhard



Plus trees



Contoh bibit



Bibit dalam continer



Bibit cabutan (wildlings)



   



  







Hal-hal penting dalam penilaian mutu bibit



Evaluasi mutu bibit di persemaian Type persemaian yang akan dievaluasi : permanen, sementara, persemaian rakyat. Metoda pengambilan sampel Apa yang akan dinilai (= fisik semai seperti tinggi, diameter batang semai, kondisi semai seperti batang ganda, kesehatan semai, batang berkayu atau belum), umur, jumlah daun dan atau LCR (Life Crown Ratio = % perbandingan tajuk dan tinggi semai). Nilai standar yang disyaratkan Formulir/blangko pencatatan data Informasi berkait dengan bahan, alat, perlakuan dan tindakan yang dilakukan pada persemaian tersebut, organisasi, sdm, pembiayaan dan lain sebagainya. Kegunaan dari informasi yang dicatat adalah dalam membuat bahasan dan pegambilan kesimpulan serta untuk memberikan syaran bila harus ada hal-hal yang berkait dengan upaya peningkatan produksi samai



Dasar Hukum .  Dalam



hal penatapan nilai standar mutu bibit (yaitu nilai kepantasan dan kelayakan bagi bibit yang dinilai bila akan ditanam di lapangan), maka standar nilai mutu adalah seperti tertuang pada Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor : P.05/VSet/2009, tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mutu Bibit Tanaman Hutan.  Penilaian kondisi bibit bisa dilakukan dengan cara sampling, yaitu mengambil contoh (unit sampling)



Pengambilan sampel No 1 2 3 4 5 6



Σ Bibit yang diperiksa (batang) < 1000 1.000 10.000 10.000 50.000 50.000 - 100.000 100.000 - < 1.000.000 > 1.000.000



Σ sampel (btg) 10 (sepuluh) 100 (seratus) 200 (dua ratus) 500 (lima ratus) 1.000 (seribu) 2.000 (duaribu)



Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor : P.05/V-Set/2009, tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mutu Bibit Tanaman Hutan.



Anonim (2010) menyebutkan bahwa Metoda pemeriksaan kuailitas bibit persemaian terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5.



6.



Menghitung jumlah keseluruhan lot bibit, yang diajukan untuk disertifikasi Menghitung jumah bedeng dari lot bibit yang dipergunakan untuk diajukan sertifikasi Menghitung jumlah keseluruhan lot bibit yang disusun setiap bedengnya Menghitung jumlah contoh bibit yang akan diperiksa berdasarkan Tabel 1. Mengambil contoh bibit tersebut secara sistimatik dengan awal random, yang tersebar di seluruh bedeng lot bibit yang diajukan untuk diidentifikasi. Memisahkan contoh bibit yang terpilih tersebut di suatu tempat pemeriksaan untuk memudahkan melakukan pengukuran dan pengamatan.



Pemeriksaan Mutu Fisik dan Fisiologis Bibit. Menurut Anonim (2009), yang dinilai meliputi : 1. 2. 3. 4.



5. 6. 7. 8. 9.



10.



Kekompakan media, yaitu kemampuan akar untuk mengikat media sehingga menjadi utuh. Media utuh apabila media dan akar membentuk gumpalan yang kompak. Media retak apabila media dan akar membentuk gumpalan yang kompak tetapi ada cacat retak. Media patah apabila media dan akar membentuk gumpalan yang kompak tetapi ada cacat retak mengelilingi media sehingga terbelah. Media lepas adalah apabila tinggal sedikit pada akar tinggal sedikit atau lepas sama sekali Tinggi diukur dari mulai pangkal batang di permukaan tanah ke ujung. Diameter, diukur pada pangkal batang. Warna daun, dilihat pada daun yang sudah dewasa, hijau dan kuning. Bibit kokoh tegar adalah bibit yang batangnya tegak, dan lupus, dengan diukur tinggi (cm) dan diameter (mm), serta pangkal batangnya berkayu Umur bibit dihitung Sejak mulai penyapihan sampai saat pengukuran.



KRITERIA PENILAIAN MUTU BIBIT I. Bentuk luar (morphologi semai) 1. 2. 3. 4.



Nilai T/R ratio( 2 – 5, optimal 4 - 5) Berat Kering semai Kekokohan/Ketegaran Semai( 1 – 5, optimal 4 – 5) Indeks Kualitas Semai (nilai di atas 0.09 atau > 0.09) BK Indeks kualitas semai : ------------------------



II. Fisiologis 1. Kadar hara 2. Kadar pati 3. Kadar Air Relatif a. Nilai KAR < 140 % semai dalam keadaan bahaya b. Nilai KAR 120 % penyiraman terhadap semai harus segera dilakukan c. Nilai KAR 110 % keadaan kritis yang menunjukkan akan terjadi kerusakan fisik yang berlanjut dengan kematian semai.



4.



PPA (Potensi Pertumbuhan Akar) /RGP (Root Growth Potential) (Burdat, 1979). Kapan akar baru mulai tumbuh setelah semai ditanam di lapangan pada kondisi yang optimal/sesuai dengan lingkungan yang diinginkan.



Nilai PPA antara 0 – 5 0 Bila akar belum tumbuh 1 Bila akar mulai tumbuh 0 – 2 cm, ada beberapa akar baru 2 Bila akar telah tumbuh 2 – 3 cm, 1 – 3 akar baru > 1 cm 3 Bila akar telah tumbuh 3 – 4 cm, 4 – 10 akar baru >1 cm 4 Bila akar telah tumbuh 4 – 5 cm, 10– 30 akar baru >1 cm 5 Bila akar telah tumbuh > 5 cm, > 30 akar baru > 1 cm



Contoh : Tabel Standart Mutu Bibit No



Jenis



Kriteria Diamete r (mm)



Tinggi (cm)



Kkmpkn Media



J. Daun / LCR



Umur (bln)



1



Acacia mangium



>7



> 20



Utuh



> 3 psng



3–6



2



Eucalyptus pellita



>2



> 20



Utuh



> 3 psng



3–6



3



Gmelina arborea



>6



> 30



Utuh



> 3 psng



3–4



4



Paraserianthes falcataria



>4



> 30



Utuh



LCR>30 %



4–6



5



Pinus merkusii



>4



> 30



Utuh



LCR>30 %



10 – 12



6



Tectona grandis



>3



> 20



Utuh



> 3 psng



3–6



Acuan Penilaian Evaluasi Bibit



1. Syarat Umum: a.



Persen bibit normal Σ bibit normal % bibit normal : ------------------------------------------- x 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



b.



Persen bibit tidak berbatang ganda Σ bbit tidak berbatang ganda % bibit tidak btng ganda :-------------------------------------------- X 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



c.



Persen bibit sehat Σ bbit sehat % bibit sehat : ------------------------------------------- X 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa Persen bibit berkayu Σ Bbit berkayu % bibit berkayu :------------------------------------------ X 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



d.



Rerata % Syarat umum: titik a + titik b + titik c + titik d dibagi 4



2. Syarat Khusus a.



% bibit dengan tinggi penuhi standar Σ bibit tinggi penuhi standar % bibit tinggi penuhi standar : --------------------------------------- x 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



b.



% bibit dengan diameter penuhi standar Σ bibit diameter penuhi standar % bibit diameter penuhi standar : ------------------------------------------ x 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



c.



% bibit dengan media penuhi standar Σ bibit media penuhi standar % bibit media penuhi standar : --------------------------------------- x 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



d.



% bibit dengan LCR penuhi standar Σ bibit LCR penuhi standar % bibit LCR penuhi standar : --------------------------------------- x 100 % Σ contoh bibit yang diperiksa



a.



Rerata % Syarat khusus : titik a + titik b + titik c + titik b dibagi 4



Penetapan Standar Mutu Bibit  Mutu



Pertama: Rerata % syarat umum ≥ 95 % dan Rerata syarat khusus ≥ 90 %



 Mutu



Kedua Rerata % syarat umum ≥ 75 % s-d 95 % dan Rerata syarat khusus ≥ 70 % s-d 90 %



 Mutu



afkir Bila nilai rerata % syarat umum < 75 % dan syarat khusus < 70 %



Kondisi Media Semai di Persemaian



Kondisi Semai di Persemaian



Mengapa Itu Terjadi Dan Bagaimana Cara Mengatasi Hal tersebut?



Kenapa Harus ada Rak?



Pengujian media



Pengujian Semai



Quality control pada bibit siap tanam