Nada Nusaibah (1714301001) LP Ibu Hamil Normal Trimester Iii [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL NORMAL TRIMESTER III



Disusun Oleh : Nada Nusaibah 1714301001 Sarjana Terapan Keperawatan Tanjungkarang



POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN 2020



LAPORAN PENDAHULUAN



A. Definisi Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature. Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010:79). Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).



B. Etiologi Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu : a. Ovum Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. b. Spermatozoa Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat. c. Konsepsi Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii. d. Nidasi Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. e. Plasentasi



Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan : a. Triwulan I antara 0-12 minggu. b. Triwulan II antara 12-28 minggu. c. Triwulan III antara 28-40 minggu. (Mochtar, 2010 : 17 )



C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala kehamilan trimester 3, yaitu: 1. Tanda subjektif a. 29-33 minggu:  Fatigue  Ansietas tentang masa depan  Mimpi buruk  Perubahan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik b. 34-28 minggu:  Sakit punggung, perubahan gaya berjalan  Ketidaksabaran mengakhiri kehmailan  Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen c. Sebelum kelahiran:  Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan  Sakit perut bagian bawah



2. Tanda objektif a. 29-33 minggu:  Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus hernia dan muntahan asa mperut kedalam esophagus.  Kontraksi Braxton-Hick (kontaksi tidak teratur dalam rahim dan tanpa nyeri sepanjang kehamilan sehingga dapat membantusirkulasi darah dalam plasenta) mungkin terjadi.  Fundus terletak diantara umbilicus dan xipoid b. 34-28 minggu:



Peningkatan sesak napas dan tanda tekanan lain (heartburn, merasa penuh setelah makan, konstipasi, varicose veins, edema, hemoroid).  Heartburn (pirosis, nyeri dada) Merupakan perasaan nyeri di dada, karena masuknya isi lambung kedalam esophagus bagian bawah. Keluhan sering ditemukan dalam kehamilan, terutama dalam posisi tengkurap atau menelan suatu makanan atau obat.  Konstipasi Konstipasi sering terjadi dan disebabkan oleh penurunan motilitas usus sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap cairan. Demikian pula usus saling berdesakan akibat tekanan dari uterus yang membesar.  Vena varikosa (varicose veins) Vena varikosa (varicose veins) mengakibatkan lemahnya dinding vena atau cacatnya fungsi katup. Sirkulasi yang ekstremitas bawah merupakan predisposisi warnita terkena varicose veins dikaki dan paha juga lama berdiri atau duduk. Penatalaksanaan dengan metode pembedahan dan injeksi tidak dianjurkan selama kehamilan.  Edema kaki Sebagian besar wanita menunjukkan edema pada kaki diakhir kehamilan, karena peningkatan kesulitan pengambilan darah vena dari ekstremitas bawah. Lamanya duduk dan udara yang panas meningkatkan terjadinya edema. Edema kaki menjadi perhatian ketika hipertensi atau proteinuria.  Hemoroid (wasir) Hemoroid dapat menonjol keluar anus. Wasir yang kecil kadang tidak menimbulkan keluhan, sedangkan wasir yang besar sering menimbulkan keluhan dan dapat menimbulkan komplikasi hebat, yaitu rasa nyeri, serta perdarahan pada saat buang air dan sesuatu yang keluar dari anus. c. Sebelum kelahiran: Fundus ada dibawah diafragma sampai keplas janin masuk kedalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju kedepan. (Dickason, 1997)



D. Klasifikasi Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT). 1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan: a. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu b. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu c. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42 minggu. 2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian: a. Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu. b. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu. c. Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu. (Wiknjosastro, 2009)



E. Patofisiologi Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009) Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopi mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.



Pathway



F. Pemeriksaan Penunjang 1. Tes golongan darah, bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus ibu hamil guna mengantisipasi adanya perbedaan rhesus antara ibu hamil dengan janin. 2. Hemoglobin (Hb), untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit anemia atau kurang darah. 3. Tes gula darah, untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami diabetes kehamilan (diabetes gestasional). 4. Pemeriksaan genetic, untuk menentukan apakah ibun hamil memiliki kelainan genetic seperti thalasemia, yang beresiko diturunkan kepada janin. 5. Tes urine antenatal, untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih atau diabetes. 6. Ultrasonografi (USG), untuk mengetahui berat badan bayi, jenis kelamin, posisi bayi, dan menilai jumlah air ketuban.



G. Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal Care (ANC) 1. Pengertian ANC  Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010; 110)  Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2011 : 1)  Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)



2. Tujuan ANC a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas. b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.



c) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, 2010 : 111)



3. Pelayanan ANC Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu : a. Timbang berat badan b. Tekanan darah c. Tinggi fundus uteri d. Tetanus toxoid lengkap e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan. f. Tes penyakit menular seksual (PMS) g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan h. Terapi kebugaran. i. Tes VDRL j. Tes reduksi urine. k. Tes protein urine l. Tes Hb m. Terapi iodium n. Terapi malaria



H. Masalah Keperawatan dan Data Pendukung 1. Nyeri akut Tanda mayor:  Subjektif: Mengeluh nyeri



Tanda minor:  Subjektif: (tidak tersedia)



 Objektif:  Objektif: a. Tampak meringis a. Tekanan darah meningkat b. Bersikap protektif (mis. Waspada, b. Pola napas berubah posisi menghindari nyeri) c. Nafsu makan berubah c. Gelisah d. Proses berfikir terganggu d. Frekuensi nadi meningkat e. Menarik diri e. Sulit tidur f. Berfokus pada diri sendiri g. Diaphoresis



2. Konstipasi Tanda mayor:  Subjektif: a. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu b. Pengeluaran feses lama dan sulit



Tanda minor:  Subjektif: a. Mengejan saat defekasi



 Objektif: a. Feses keras b. Peristaltik usus menurun



 Objektif: a. Distensi abdomen b. Kelemahan umum c. Teraba massa pada rektal



3. Ansietas Tanda mayor: Tanda minor:  Subjektif:  Subjektif: a. Merasa bingung a. Mengeluh pusing b. Merasa khawatir dengan akibat b. Anoreksia dari kondisi yang dihadapi c. Palpitasi c. Sulit berkonsentrasi d. Merasa tidak berdaya  Objektif: a. Tampak gelisah b. Tampak tegang c. Sulit tidur



I.



 Objektif: a. Frekuensi napas meningkat b. Frekuensi nadi meningkat c. Tekanan darah meningkat d. Diaphoresis e. Tremor f. Muka tampak pucat g. Suara bergetar h. Kontak mata buruk i. Sering berkemih j. Berorientasi pada masa lalu



Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (penekanan pada sfingter Kodiak akibat pembesaran uterus) 2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat dan peningkatan produksi hormone progesteron 3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (tentang proses persalinan)



J.



Tujuan Rencana Keperawatan dan Kriteria Hasil 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (penekanan pada sfingter Kodiak akibat pembesaran uterus) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan, pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan. Kriteria hasil : a. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat b. Kemampuan mengenali onset nyeri meningkat c. Keluhan nyeri menurun d. Skala nyeri menurun



2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat dan peningkatan produksi hormone progesteron Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan pasien dapat buang air besar 1x sehari. Kriteria hasil : a. Pasien dapat buang air besar 1x sehari dengan konsistensi feses lunak b. Eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan c. Peristaltik usus meningkat d. Mampu memilih makanan untuk mencegah konstipasi



3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (tentang proses persalinan) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan cemas berkurang atau hilang. Kriteria hasil : a. Perilaku tegang menurun b. Perilaku gelisah menurun c. Pola tidur membaik d. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun e. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun



K. Intervensi dan Rasional 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (penekanan pada sfingter Kodiak akibat pembesaran uterus) No. 1.



Intervensi Identifikasi



lokasi,



Rasional karakteristik, Untuk mengetahui frekuensi, tipe



durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri secara keseluruhan yang akan nyeri.



digunakan untuk acuam memilih tindakan.



2.



Identifikasi skala nyeri.



Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan pasien.



3.



Identifikasi respon nyeri non verbal.



4.



Monitor keberhasilan terapi Melihat keberhasilan terapi komplementer yang telah diberikan. komplementer yang telah diberikan.



5.



Berikan teknik nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologi terutama untuk mengurangi rasa nyeri mis. distraksi dapat memecahkan focus Latihan teknik napas dalam. pasien terhadap nyeri.



6.



Ajarkan teknik nonfarmakologis Pasien dapat melaksanakan terapi untuk mengurangi rasa nyeri mis. nonfarmakologis secara mandiri. Latihan teknik napas dalam Kolaborasi pemberian analgetik, jika Terapi farmakologi analgesik diperlukan efektif untuk mengurangi nyeri.



7.



Sebagai realisasi dari nyeri pasien.



2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat dan peningkatan produksi hormone progesterone No. 1.



Intervensi



Rasional



Kaji pola eliminasi alvi yang normal Pola defekasi pada setiap individu atau biasa pada pasien.



beragam dan berkisar dari defekasi satu kali setiap hari hingga setiap 2 atau 3 hari.



2.



Kaji asupan serat dalam diet.



Memperbanyak



mengonsumsi



makanan mengandung serat sebanyak 20-35



gr/hr



dapat



mengurangi



konstipasi sebanyak 30% atau 0,18



kali dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi serat. 3.



Kaji asupan cairan.



Bila asupan cairan tidak adekuat, feses akan kekurangan kandungan cairan



yang



cukup



memudahkan pengeluaran



untuk melalui



saluran usus bawah. 4.



Periksa pergerakan usus, dan monitor Menurunnya peristaltic usus dapat buang air besar (mis. konsistensi, menjadi bentuk, volume, dan warna feses).



tanda



pergerakan



konstipasi



usus



karena



meningkatkan



absorpsi air di usus besar yang menyebabkan feses menjadi keras. Karakteristik feses yang keras dan padat dapat menyulitkan feses untuk dikeluarkan. 5.



Anjurkan



meningkatkan



asupan Memperbanyak



serat.



mengonsumsi



makanan mengandung serat sebanyak 20-35



gr/hr



dapat



mengurangi



konstipasi sebanyak 30% atau 0,18 kali dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi serat. 6.



Berikan



pendidikan



kesehatan Untuk



meningkatkan



pemahaman



tentang cara mengatasi konstipasi pasien tentang cara-cara mengatasi pada ibu hamil trimester ketiga. 7.



konstipasi.



Konsultasi dengan tim medis tentang Menurunnya peristaltic usus dapat penurunan/peningkatan suara usus



frekuensi menyebabkan absorpsi air di usus besar



meningkat



menjadi keras.



sehingga



feses



3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (tentang proses persalinan) No. 1.



Intervensi



Rasional



Identifikasi tingkat kecemasan : Dapat dilakukan penanganan secara ringan, sedang, berat, panik.



2.



Monitor



tanda-tanda



cepat dan tepat.



ansietas Mengawasi tingkat ansietas pasien.



(verbal dan non verbal) 3.



Ciptakan suasana terapeutik untuk Meyakinkan pasien bahwa ia pasti menumbuhkan kepercayaan.



4.



Identifikasi tingkat pemahaman ibu Mengetahui tentang persalinan.



5.



mendapatkan pertolongan.



Sediakan



materi



pengetahuan



pasien



mengenai persalinan. dan



pendidikan kesehatan.



media Sebagai persiapan informasi yang akan disampaikan.



6.



Jadwalkan pendidikan kesehatan Kontrak untuk mengetahui waktu yang tepat menyampaikan edukasi. sesuai dengan kesepakatan.



7.



Berikan



8.



kesempatan



untuk Mengetahui apakah pasien dapat menerima dan memahami informasi bertanya. yang diberikan. Berikan reinforcement positif Bentuk apresiasi supaya ibu dapat terus termotivasi dan semangat. terhadap perubahan perilaku ibu.



9.



Jelaskan metode persalinan yang Pasien paham metode persalinan yang akan dipilih. ibu inginkan.



10.



Anjurkan ibu menggunakan teknik Belajar manajemen nyeri membuat pasien dapat mengontrol nyeri yang manajemen nyeri persalinan pada dirasakan. tiap kala.



11.



Ajarkan teknik relaksasi untuk Teknik relaksasi dapat membantu pasien untuk mengontrol kecemasan meredakan kecemasan dan yang dirasakan. ketidaknyamanan persalinan.



12.



Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda Ibu paham ketika akan menjelang persalinan dan cepat mendapat persalinan. pertolongan. Ajarkan ibu mengenali tanda Ibu paham terhadap kemungkinan bahaya yang akan terjadi ketika bahaya persalinan. persalinan.



13.



L. Daftar Pustaka PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI Yunda Tanaya. 2014. Askep Kehamilan Normal di https://www.academia.edu (diakses 25 April 2020) Yunita Dwi S. 2016. Upaya Penanganan Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.